identitas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
Enam Dekade Layar Terkembang Sekali layar terkembang pantang biduk surut ke pantai. Unhas terus berlayar! Lanjut halaman 8
2
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
tajuk
Unhas target setiap tahun 1000 PKM, tahun ini hanya 51 yg lolos dan hanya 2 yg ikut di PIMNAS. Bagaimana pendapat Anda?
karikatur
Peringkat Delapan, Unhas Patut Bangga? BERTEPATAN dengan Dirgahayu RI Ke-71, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali merilis Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia. Kampus Merah ini tetap memperlihatkan taringnya sebagai kampus terbaik Indonesia Timur dengan berada di peringkat ke-8 dari 12 Perguruan Tinggi terbaik yang dirilis Kemenristekdikti tersebut. Tahun sebelumnnya Unhas berada di peringkat sebelas, naik tiga peringkat di tahun ini. Menggeser Universitas Diponegoro dan Universitas Padjadjaran. Prestasi yang baik di tengah adanya pemberitaan prestasi Unhas di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang kian memburuk. Tahun ini Unhas hanya mengirim dua tim dari 51 tim yang dinyatakan lolos ditingkat universitas. Dua tim tersebut yang berhasil mendapat juara hanya satu tim. Semoga peringkat delapan ini tak membuat para birokrasi kampus lantas berbangga diri. Banyak hal yang sebenarnya belum mampu diatasi kampus semegah ini. Salah satunya masalah PIMNAS di atas. Bukan hal baru bagi Unhas, di tahun 2011 Unhas menjadi tuan rumah ajang bergengsi ini. Iklim ilmiah memang tak dapat tercipta begitu saja, tak semua mahasiswa senang bereksperimen dan membuat inovasi baru. Meski demikian, dorongan dari pihak kampus tentu sangat berpengaruh. Namun, sayangnya kampus ini seakan pura-pura tak mengerti bahkan tak melihat banyak kendala yabng sebenar nya dihadapi oleh mereka yang telah berusaha mengharumkan nama Unhas. Misalnya saja kendala dana yang menjadi kendala utama. Tak dapat dipungkiri jika dana adalah hal yang paling dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah karya dan membuat mahasiswa semangat merealisasikan idenya. Selain itu apresiasi yang selama ini diberikan masih minim. Beruntung saat ini Unhas telah memberikan apresiasi dalam bentuk ucapan. Tapi apakah cara ini sudah efektif? Kampus ini bisa saja memberikan keringanan biaya Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) misalnya. Mungkin lebih efektif dibanding uang tersebut digunakan mencetak spanduk. Selain prestasi mahasiswa yang mesti ditingkatkan lagi, kampus ini perlu memperhatikan beberapa hal lagi sebelum bermimpi berada di peringkat lima besar. Pertama, sistem administrasi yang ribet. Proses administrasi di kampus ini sangat lambat dan menyulitkan mahasiswa. Misalnya saja dalam pengurusan dana yang bisa cair setelah ke giatan, itupun masih menunggu lama setelah laporan pertanggungjawaban dimasukkan. Mungkin kampus ini perlu mendesain sistem administrasi yang lebih mudah. Kedua tenaga pengajar yang seharusnya berkualitas dan mengukuti sistem pembelajaran yang ada. Banyak dosen yang belum memahami bagaimana metode pembelajaran yang kini diterapkan di Unhas. Adapun yang menge tahui tak menjalankannya secara keseluruhan. Belum lagi pengajar yabng lebih mementingkan proyek di luar kampus ketimbang mengajar. Hanya memberikan tugas kemudian nilai keluar. Tak perlu heran jika dosen kita minim karya. Ketiga, kampus harus memberikan kebebasan berlembaga kepada mahasiswa. Jangan menganggap mahasiswa berprestasi hanya karena memenangkan lomba nasional bahkan internasional. Jangan hanya beranggapan orang berorganisasi hanya membuang waktu dan membuat kampus ini semakin kumuh. Masih banyak lagi yang perlu dibenahi tak hanya soal infrastruktur saja. Kita tunggu saja! n
Muh. Thamrin Tamtam @tamtam_tham @identitasonline kurang fokus membenanahi karya tulis ilmiah para mahasiswa... padahal PTN terbaik ke 8 seindonesia... Wahyudin Opu @whyopu Birokratnya terlalu elitis, kurang gaul dgn mahasiswa. Ukm univ/fak tidak diberdayakan. Padahal efektif dgn cara itu
KARIKATUR/MUHAMMAD ABDUL
dari redaksi
Bila Anda mempunyai pertanyaan yang membutuhkan jawaban terkait Universitas Hasanuddin, silahkan ke sekretariat identitas di Gedung Lantai I Perpustakaan Unhas atau hubungi 082346713316 atau lewat email: bukuidentitas@gmail.com Bila anda memiliki informasi, harapan, dan saran mengenai kondisi Unhas silahkan hubungi dan kunjungi kami di
identitasonline IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Kunjungan KKN: Keluarga kecil identitas mengunjungi kru yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Kabupaten Sidenreng Rappang, Rabu (17/8). Ini sebagai bentuk solidaritas dan menjaga silaturahmi antara kru dan senior identitas.
Ada yang Baru Nih
BARU. Banyak orang yang mengi nginkan sesuatu yang baru. Kata baru lebih menggambarkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Meski tak selalu demikian. Seperti halnya di identitas kali ini. Ada sesuatu yang baru meski bisa dikatakan pemain lama. Sabtu 3 Sep tember lalu tujuh orang yang telah melalui proses pemagangan resmi menjadi reporter identitas. Menjadi reporter memang gam pang gampang susah. Harus tahan mental dan tangguh. Harus bisa membagi waktu sebaik mungkin di tengah padatnya kuliah dan lab. Se lamat datang mahasiswa tangguh, Muhammad Abdul, Ayu Lestari, Andi
Ningsi, Sri Hadriana, Vega Jessica, Rahima Rahman dan Musthain Ak bar. September menjadi bulan yang pe nuh kebahagiaan sepertinya. Salah satu kru identitas telah berhasil me raih gelar sarjananya, Asmaul Husna Yasin, SP juga Redaktur Pelaksana 2015 Akhmad Dani. Ada yang baru lagi, ini kebahagiaan bagi seluruh sivitas akademika Un has. Kini genap berusia enam dekade. Tapi bagaimana sejarah Unhas sebe lumnya? Apa yang sebenarnya dici ta-citakan Unhas? Bagaimana Unhas kini di tangan rektor perem puan? Simak dalam liputan khusus 60 ta hun Unhas. Selamat membaca. n
@identitasonline bukuidentitas@gmail. com
identitasunhas.com 082343555654 089630868669
sms inbox tubel 2014 (jalur kerjasama tugas belajar) FKM UH mengapa sudah bayar UKT (uang kuliah tunggal) tapi yudicium masih harus membayar 08218747xxxx
identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:0851-8136. Beredar di lingkungan sendiri (non komersial) nKetua Pengarah: Dwia Aries Tina Pulubuhu nAnggota Pengarah: Junaedi Muhidong, Muhammad Ali, Abdul Rasyid Jalil, Budu n Penasehat Ahli : Anwar Arifin, Hamid Awaluddin, M. Akib Halide, Ishak Ngeljaratan, Razak Thaha, S.M. Noor, Aidir Amin Daud, M. Darwis, Nasaruddin Azis, Husain Abdullah, Sukriansyah S. Latif nKetua Penyunting: M. Dahlan Abubakar nKetua Penerbitan:Fajar S.Juanda nPenyunting Pelaksana: Ramdha MawaddhanKoordinator Liputan: Devika Saputri. nLitbang: Fransiska Sabu wolor, Asmaul Husna Yasin nStaf Bagian Umum: Akhmad Dani nStaf Penyunting: Riyami, Khusnul FadilahnReporter: Rasmilawanti Rustam, Nur Amri (non aktif), Wadi Opsima.nFotografer: Nursari Syamsir (Koordinator), Sri Widya Rosalina Bst. nArtistik dan Tata Letak: IrmayananIklan/Promosi: Nursari Syamsir nTim Supervisor: Amran Razak, Maqbul Halim, Ibrahim Halim, Ahmad Bahar, Nasrullah Nara, Jupriadi, Nasrul Alam Azis, Tomi Lebang, Ikbal Latief, Abdul Haerah, Amiruddin PR, Muchlis Amans Hadi, Muh Ishak Zaenal, Zaenal Dalle, Sayid Alwi Fauzy, Arif Fuddin Usman, Gunawan Mashar, Rasyid Al Farizi, Ahmad Khatib Syamsuddin, Munandar Kasim, Supa Atha’na, Irmawati Puan Mawar n Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Telp (0411) 589899, Fax 510088-Telex 71179, Makassar 90245. Website: www.identitasonline.net, E-mail: bukuidentitas@gmail.com nTarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 500 mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,- mm/kolom (Umum), (Warna) Rp 1000,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 2000,- mm/kolom (Umum).
Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi,/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjang tak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).
Sampul Edisi Akhir Agustus 2016 Foto: Sriwidiah Rosalina Bst Layouter: Irmayana
surat dari pembaca
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
3
wall facebook Angka mahasiswa Drop Out (DO) setiap tahunnya meningkat. Peran Penasehat Akademik (PA) sangat diperlukan Bagaimana pendapat Anda tentang fungsi PA selama ini? Apakah mempunyai pengaruh terhadap peningkatan akademik mahasiswa? Alam Saputra Rahmat Iya berpengaruh, terlepas dari signifikan atau tidaknya tergantung dari mahasiswa dan PA. Tidak sedikit kita temui mahasiswa yg engkan untuk menemui PA nya sebelum melakukan pengisian krs. Tdk sedikit pula kita temui PA yg menyetujui krs anak bimbingannya sebelum mahasiswa tersebut melakukan konsultasi hal ini karena dosen tersebut selalu sibuk meskipun mahasiswa bimbingannya ingin sekali me lakukan konsultasi. Untuk regulasi sy rasa sdh cukup baik, hanya saja pengawasannya msh jauh dari kata baik
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Kebakaran: Dua mobil pemadam kebakaran diturunkan untuk memadamkan api dari pembakaran sampah tempat pembuangan sampah sementara Unhas yang berada di pinggir danau, Kamis (8/9). Pada 22 September 2014 lalu, telah diterbitkan larangan pembakaran sampah untuk menghindari terjadinya kebakaran.
Tidak Terima Beasiswa Pemprov Lagi
ASSALAMU’ALAIKUM dan terima kasih telah memuat pertanyaan saya. Saya penerima Beasiswa Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) Pemprov di semester sebelumnya senilai satu juta rupiah. Uang Kuliah Tunggal (UKT) saya 500 ribu rupiah. Di tahap kedua tertera pengumuman di website, nama saya ada namun jumlah yang saya terima sebesar nol rupiah. Mohon penjelasannya. Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Angkatan 2015 Tanggapan: TERIMA KASIH. Mahasiswa yang UKT nya 500 ribu dan di tahap pertama sudah menerima satu juta, maka di tahap kedua nantinya tidak akan terima lagi. Hal ini dikarenakan mereka sudah
terima semua pengganti SPP nya di dua semester. Sebenarnya, di tahap pertama ada beberapa fakultas yang bertugas mengumpulkan berkas mahasiswa calon penerima beasiswa Pemprov tidak menyertakan slip pembayaran di kemahasiswaan pusat. Sehingga, ketika pihak pusat sudah meminta berkas, maka kami langsung saja memberikan mahasiswa UKT satu ini sebanyak satu juta. Dengan pertimbangan, di tahap kedua mereka tidak akan menerima lagi. Esan Lamban SSos MSi Kepala Bagian Kemahasiswaan
Beasiswa Djarum di Kampus
ASSALAMUALAIKUM. Salam hangat kepada kru identitas yang telah memuat pertanyaan saya. Saya pernah dengar bahwa kampus Unhas bebas dari rokok. Tapi, ketika saya melintas
derah kampus, terdapat beberapa spanduk Beasiswa Djarum. Padahal Djarum itu kan perusahaan rokok. Bagaimana pihak kampus melihat hal tersebut ? Terima kasih. Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Angkatan 2014 Tanggapan: SALAM. Terlebih dahulu saya perjelas bahwa Beasiswa Djarum tidak dibawahi oleh pihak kampus. Mereka pernah menghadap ke kemahasiswaan, tapi kami menolak. Selain karena perusahaan rokok, sumbangan yang mereka sediakan sedikit daripada beasiswa lain yaitu 200 ribu rupiah per mahasiswa. Adapun, promosi mereka selama ini, kemungkinan ada mahsiswa yang terlibat. Esan Lamban SSos MSi Kepala Bagian Kemahasiswaan
Nhana Misscalmnessinsheheart Melihat selama ini, ada beberapa PA yang sdh menjalankan fungsinya sebagai penasehat akademik dan itu sangat baik bagi mahasiswa. namun, ada juga beberapa yang hanya seke dar formalitas ttd KRS. sejauh ini sdh cukup baik, sisa lebih dipermantap pengawasan dari bagian akademik. Husaipah Muawiah Rolles Selama ini fungsi PA sdh berjalan dgn baik, namun hanya sebatas menanyakan peningkatan IPK. Tidak menyarankan mata kuliah yang sharusnya diambil saat semester baru. Padahal itu pen ting.
agenda Road Show UKM Pantun dan Seni Kreatif Unhas Hari/Tanggal: Selasa-Sabtu, 20-24 September 2016. Tempat: Toraja, Enrekang, Malili, Masamba, Palopo, dan Pinrang Pertemuan Tahunan VIII Ilmu Kesehatan Anak Hari/Tanggal: Sabtu-Rabu, 17-21 September 2016 Tempat: Grand Clarion Hotel dan Convention Makassar Tema: Improving Professional Competence For Pediatric Best Practice International Seminar on Infrastructure Development (ISID) 2016 Fakultas Teknik Unhas Hari/Tanggal: Kamis, 22 September 2016 Tempat: Fakultas Teknik Gowa Tema: The Role of Infrastructure in MEA Implementation Paduan Suara Mahasiswa Unhas Hari/Tanggal: Sabtu, 24 September 2016 Tempat: Baruga A Pangeran Pettarani Tema: The 8th Annual Concert Goes To 2nd Concert in Okyama Japan 2016, Sing “N” Joy Princepon USA 2017 Pendaftaran Kelas Bahasa Perancis Deadline Pendaftaran : Senin, 12 September 2016 Tempat: Warung Prancis Unhas Gedung Perpustakaan Pusat Unhas Lantai 2 Pendaftaran Kelas Bahasa Mandarin Pusat Bahasa Mandarin Fakultas Ilmu Budaya Unhas Deadline Pendaftaran : Sabtu, 10 September 2016 Tempat: Chinese Cultural Activity Corner Lantai 3 Perpustakaan Pusat Unhas
4
opini
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
Pedoman Indonesia dalam Percaturan Dunia Internasional Oleh: Musthakim Algozaly DEWASA ini selalu terjadi perdebatan kencang terkait eksistensi ideologi Indonesia di era globalisasi. Mengapa hal ini penting? Sebab bahwa pertentangan antara ideologi konservatif dengan ideologi kontemporer yang menjadi pijakan dalam pembangunan sistem regulasi dan hukum nasional. Sejauh mana ideologi globalisasi mampu bersemayam dalam raga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sekuat apa ideologi Pancasila bertoleransi dengan modernisasi di abad ke-21 saat ini. Kemauan akan keinginan agar eksistensi Pancasila tidak tergerus oleh pengaruh kapitalisme dan liberalisme, tetap membara dalam sanubari cendekiawan nasionalis. Sedangkan di sisi lain, tindak-tanduk pembangunan ekonomi kian tidak berkembang tanpa keikutsertaan dan ikut berbaur di kancah internasional guna membuahkan pemahaman kondisi perekonomian dunia yang berimplikasi pada mengalirnya bantuan asing dan guyuran modal dari pihakpihak investor. Kehendak dan hukum dasar secara de jure menitahkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan basis kolektivitas, sedangkan tinjauan faktual (de facto) mengatakan piranti-piranti terhadap perlindungan hak-hak individual selalu digencarkan berkat percaturan dunia internasional bermotif ideologi globalisasi. Pandangan Jacques Gelinas (2003), ideo logi globalisasi berkomposisi keunggulan dan ketahanan pasar, keluasan kepemilikan harta dan kekayaan, kepentingan swasta melebihi kepentingan publik, persaingan dengan segala resikonya, fleksibilitas tenga kerja, segala sesuatu adalah komoditas, dan pertumbuhan yang tidak terbatas. Terjadi, terimplementasi, target ideologi globalisai telah berjejaring dari belahan Timur pada domain Merauke hingga sisi Barat Nusantara, ialah Sabang. Namun, secara implisit, globalisasi “mer-
ayap” memasuki sendi-sendi dan secara laten “mengajak” tatanan masyarakat untuk melupakan nilai-nilai kebangsaan. Penipuan (fraud) oleh globalisasi secara besar-besaran telah merambah di tanah air Indonesia dengan rel-rel investasi dan kekuatan pasar. Berangkat dari uraian Jacques Gelinas, cendekia nasionalis perlu menyumbangkan pemikiran yang kritis dan komprehensif untuk menimbang dan mengukur dampak percaturan dunia internasional dalam hal pembangunan nasional terhadap keberadaan junjungan Negara Republik Indonesia, yaitu Pancasila. Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat bahwa, secara tegas, tujuan bernegara secara konstitusional adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Berdasarkan pembukaan UUD 1945, amanat untuk mensejahterakan dan ikut dalam pergulatan internasional menjadi tujuan yang mendasar. Maka dari itu, sedapat mungkin resistensi akan dua amanat itu tidak terjadi. Kembali pada UUD 1945, khususnya pada halaman Batang Tubuh. Bahwa jenis negara kita adalah negara hukum (Pasal 1 ayat 3) yang kemudian bertujuan memberikan saluran pelaksanaan pemba ngunan ekonomi pada Bab XIV Tentang Perekonomian Nasional dan Kesejahte raan Sosial. Secara filosofis, negara wajib melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia, bukan hanya dalam tataran keamanan dan ketertiban berkehidupan, melainkan lebih luas lagi sehingga masuk juga dalam domain perlindungan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan instrumen-instrumen yuridis. Instrumen yuridis inilah yang menjadi pilar, petunjuk, dan pedoman dalam melin dungi dan meningkatkan kesejateraan sosial dalam masyarakat. Sehingga dalam pembentukan dan pelaksanaannya, seluruh instrumen yuridis, walaupun materinya konfigurasi tentang perekonomian makro berbasis perusahaan besar, tetapi tertuang pula klausul tentang tanggung jawab tiap korporasi, baik asing maupun lokal, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, pembentukan undang-undang
ILUSTRASI/IRMAYANA
dalam perspektif penguatan terhadap pe ningkatan ekonomi masyarakat seyogyanya menargetkan pada masyarakat yang notabene adalah produsen pertama dalam ekosistem perekonomian. Urgensi pembuatan undang-undang pada tataran masyarakat produsen pertama bahwa fakta yang harus diterima saat ini ialah Indonesia bukanlah negara industri penghasil teknologi termutakhir. Tetapi Indonesia adalah negara penghasil sumber daya alam yang tidak dikelola menjadi barang yang bernilai tinggi. Tautan dari realita itu, meskipun kita tidak mampu mengelola secara optimal, terutama sumber daya mineral, tetapi kita mempunyai sumber daya biotik dan botani yang sangat melimpah. Hal ini tidak terlepas dari kondisi geografis dan geologi Indonesia bahwa kita mempunyai dua keunggulan, yakni dari relief geografis menggambarkan Indonesia adalah negara maritim dan dari segi kandungan geologi menjelaskan Indonesia adalah negara agraria. Optimalisasi keunggulan ini menjadi sangat penting disebabkan oleh mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah pesisir dan pedesaan yang berimplikasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Yang pada akhirnya, semboyan “Berdikari” oleh Bung Karno dapat diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya sektor ekonomi, di era globalisasi. Optimalisasi ini merupakan wujud komitmen pemerintah sebagai pemangku kekuasaan perundang-perundangan dalam konteks pelaksana. Hal yang fundamental ialah bagaimana cara mengoptimalisasi potensi tersebut dengan menitikberatkan pada prinsip-prinsip akuntabilitas, profesionalitas, dan kredibilitas. Maka dari itu, kebijakan dan arah politik hukum Indonesia pada saat pembentukan harus mampu merespon dan mengelaborasi isu-isu yang berkembang dalam masyarakat agar terjadi harmonisasi dan integrasi suatu peraturan yang bersifat bottom up dan top down. Elaborasi dan harmonisasi ini penting melalui cara-cara interkasi intensif antara populis dan elitis demi terwujudnya hukum yang komunikatif, yang mampu memanifestasikan keberadaan manusia untuk mencapai ke sejahteraan yang progresif. Tinjaun terhadap peraturan perundangundangan sesegara mungkin dilakukan jikalau Indonesia ingin bersama mengarungi aliran zaman dengan “arus” globalisasi yang begitu kuat. Penolakan terhadap zaman tidak mungkin diaplikasikan namun tuntutan zaman yang mendesain agar makin berkembangnya suatu peradaban. Oleh karena itu, “kapal” kita (Indonesia) harus dinahkodai dengan memegang prinsip-prinsip Pancasila yang bertujuan mencapai “pulau keselamatan” (alinea keempat UUD 1945). n Billahi fii sabili haq, fastabul khairat. Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Angkatan 2014
bundel mEdisi Awal September 2003
Tak Ada Mitra, Program D3 Berhenti NASIB program Diploma tiga (D3) diputus kan dalam rapat senat 21 Juli lalu. Seluruh program D3 reguler tiap fakultas tidak lagi menerima mahasiswa baru. Kebijakan ini diambil untuk mengevaluasi lebih lanjut prog ram tersebut. Menurut Pembantu Rektor I Dr Djabir Hamzah MA, universitas tetap bisa melanjutkan program D3 tetapi diharuskan bermitra dengan pemerintah atau instansi. “Untuk menutupi semua anggaran pendidikan program D3 tepatnya bermitra” ujar Djabir. Saat ini, beberapa program D3 sudah bermitra dengan instansi ternama. Se perti Diploma Agraria kerjasama dengan Badan Pertahanan Nasional, Diploma Teknik Elektro dan Diplom Ekonomi ker jasama dengan PT Telkom. Sebenarnya pembentukan program D3 bertujuan menghasilkan praktisi lapangan atau profesional yang dibutuhkan pasar. Menurut Sekretaris Senat Unversitas Prof dr H Halide program ini sudah melenceng jauh. “Buat apa menyelenggarakan proses pendidikan jika menghasilkan sarjana mi nus,” ujarnya. Selain itu, perbandingan dosen dan mahasiswa sangat tidak ideal. Belum lagi ditambah mahasiswa program D3. Hal ini tentu memberatkan dosen. “Su dah saatnya rasionalisasi dilakukan,” ujar Halide. n
mEdisi Agustus 1993
Maba, Sasaran Pungutan Liar UJIAN Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) telah menetapkan mahasiswa yang berhasil mendapat kursi. Selanjutnya Penataran Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dan kegiatan penyambutan oleh senior telah menunggu. Berbagai permasalahan sebelum kegiatankegiatan tersebut mulai dirasa para maha siswa baru. Terutama masalah finansial yang dibebankan kepada mereka. Boneng (bukan nama aslinya) menge luh karena seniornya yang juga panitia P4 menyuruh ia membayar 20 ribu. “Bukankah dalam pendaftaran P4 kami telah membayar biaya tersebut?” ujarnya. Hal berbeda dira sakan Nining (bukan nama aslinya) saat ia mendaftar P4. Seorang senior mendatangi nya lalu menyuruh mengisi biodata di kantor senat. Disana ia disuruh sana sini. Hingga uang pribadinya ia keluarkan untuk beli rokok seniornya. “Seandainya saya hanya bawa uang pete-pete, mungkin saya jalan kaki untuk pulang,” ucapnya. Menanggapi hal ini Ketua Senat Fakultas Sastra, A Suriadi mempertanyakan idea lisme mahasiswa. Sebab berbicara ten tang pungutan liar (pungli) ala mahasiswa ini berarti dekadensi moral telah terjadi. “Memang kampus tempat potensial untuk terjadi hal seperti itu, karena kemajemukan mahasiswa yang ada. Dan sesungguhnya dekadensi yang terjadi itu sifatnya temporal dan sporadis” ujar Ady. n
wansus
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
Kerjasama, Demi Kemajuan Bersama Sudah dua tahun, Unhas dinahkodai oleh Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. Di pertengahan jalan kepemimpinannya ini, gagasan dan gebrakan saat mencalonkan diri pun mulai ditagih. Lantas, apa sajakah capaian yang telah diraih? Berikut petikan wawancara Reporter identitas, Khusnul Fadilah dan Riyami bersama orang nomor satu di Kampus Merah ini. Apa saja pencapaian selama dua tahun kepemimpinan Anda di Unhas? Bisa dijelaskan hal-hal yang telah terwujud terkait bidang akademik? Pencapaian selama dua tahun kepemimpinan, yang paling nyata ada lah Unhas naik ke peringkat delapan menurut Kemenristek Dikti. Prestasi itu adalah akumulasi penilaian yang be rasal dari indikator jumlah dan kuali tas dosen, akreditasi, kualitas kegiatan kemahasiswaan, dan kualitas kegiatan penelitian kita. Akreditasi kita sekarang, sudah seki tar 60 persen A untuk jenjang S1. Target dari Kemenristek Dikti 80 persen untuk akreditasi A dan B. Itu akan kita penuhi. Kualitas kegiatan penelitian kita pun menjadi indikator yang paling menonjol dalam penilaian. Sejauh ini, setelah sistem remunerasi diterapkan, ada peningkatan jumlah paten. Dari 45 menjadi 75 paten. Di sisi lain, prestasi kita ini me ningkat karena kualitas kegia tan mahasiswa. Lewat prestasiprestasi mereka, baik di tingkat nasional maupun internasional di berbagai bidang yang cukup signifikan.
empat semester kemarin sejumlah 920 mahasiswa Unhas kena Drop Out (DO). Lantas, bagaimana upaya Anda untuk mengurangi angka DO tersebut? Sekarang, kita sudah bentuk Lem baga Penjaminan Mutu Internal di tiap fakultas. Tugasnya, sebagai garda terdepan dalam hal pengawasan dan evaluasi mutu manajemen dan akade mik fakultas. Sehingga monitoring ter hadap mahasiswa yang terancam DO bisa ditingkatkan. Selain itu, baru-baru ini kita juga luncurkan aplikasi e-Wali untuk mahasiswa baru angkatan 2016. Tujuannya agar orang tua bisa turut mengawasi kondisi akademik anaknya. Agar angka DO bisa ditekan. Salah satu perubahan yang terjadi di kepemimpinan Anda, alih status Unhas dari Badan Layanan Umum (BLU) menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTNBH). Kebijakan tersebut masih menuai pro dan kontra
IDENTITAS/NURSARI SYAMSIR
Masih berkaitan de ngan bidang akademik Unhas, evaluasi
di kalangan mahasiswa, bagaimana Anda menanggapinya? Menurut saya, itu hanya pemahaman yang belum jelas. Yang diuntungkan oleh kebijakan ini justru mahasiswa. Kita kan sudah PTNBH. Jadi, diharap kan potensi sumber keuangan terbesar bukan berasal dari Uang Kuliah Tung gal (UKT), melainkan kerjasama. Ma kanya, di bidang kemitraan itu kami angkat dua direktur. Tujuannya untuk mempercepat program kerjasama kita. Direktur inovasi riset, punya tugas un tuk mengembangkan unit-unit bisnis dari hasil riset. Sehingga menghasilkan unit-unit produk riset yang bisa dipasar kan untuk menambah penghasilan Un has. Sedangkan, direktur kemitraan internasional bertugas mempercepat kerjasama kita di tingkat internasional. Kita sekarang ditekankan untuk tidak terlalu mengandalkan APBN atau dari SPP mahasiswa. Untuk bisa menjalin kerja sama internasional, tentu Unhas harus lebih berbenah dari segi tampilan fisik maupun internal kampus. Lantas, bagaimana Anda melihat hal itu? Saya banyak melakukan pemeli haraan dan pembenahan kebutuhan utama. Selain masih menyelesaikan pembangunan rumah sakit dan fakultas teknik, kita pun membangun infrastruk tur beberapa fakultas. Saya mengang gap lingkungan fisik itu penting. Kinerja dosen tidak bisa efektif jika ruangannya sempit. Selain itu, kita juga tidak bisa anggap sepele keadaan WC di Unhas. Perlu adanya perbaikan dan perawatan. Demi menjaga keamanan dan kenya manan lingkungan kampus, kita pun dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum Makassar, dalam pembuatan jalan ling kar Unhas. Supaya kita bisa menutup jalan-jalan kecil yang memicu rawan terjadinya tindak kejahatan. Di acara Dies Natalis Unhas yang ke60 nanti akan diadakan Temu Alumni Nasional (TAN), bagaimana tanggapan Anda? Kita mengangap alumni bagian dari kita. Alumni adalah modal sosial bagi pembangunan. Kita berharap dapat be kerjasama dengan alumni, untuk mem buat perusahaan yang sahamnya dari Unhas dan alumni.
Data Diri wNama: Dwia Aries Tina Pulubuhu wTempat, Tanggal Lahir : Tanjung Karang, 19 April 1964 wSuami: Natsir Kalla wPendidikan: S1 Sosiologi Universitas Airlangga (1982-1985) nS1 Sosiologi Universitas Hasanuddin (1985-1986) nMaster of Art bidang Sosiologi, di Departemen sosiologi dan Antropologi Universitas Ateneo de Manila, F ilipina (1991-1993)nS3 Sosiologi Universitas Hasanuddin (2001-2005) wJabatan: Rektor Unhas (2014-2018)n Wakil Ketua Koordinasi Hubungan Luar Negeri dan Hankam, ICMI (2011 – 2016) n Koordinator Advisory Program”BANGUN MANDAR” (Gerakan Pembangunan Desa Berbasis Mandiri) Provinsi Sulawesi Barat (2009 – sekarang)
Bagaimana rencana ke depan untuk membangun Unhas? Targetnya tetap mengacu pada Rens tra. Mandat sebagai PTNBH harus 80 persen program studi dan jurusan be rakreditasi A. Saya ingin Unhas dipan dang. Swasta dan industri bisa melihat wibawa kita, supaya bisa bekerjasama. Sebenarnya kita punya modal besar. Melihat kehebatan, orang mencari kita karena dia perlu. Dalam waktu dekat ini, kita akan menyusun kekuatan su paya masuk peringkat kelima. Naiknya pe ringkat Unhas, bukan hanya karena Rek tor. Tetapi adanya dukungan ker jasama dari semua sivitas akademika. Selain itu, yang perlu kita jaga, Unhas PTNBH jangan sampai komersil. n
5
kronik Pencuri Uang di Pusat Bahasa Berhasil Dibekuk AKSI pencurian kembali terjadi di Kantor Pusat Bahasa, Kamis (11/8). Pembobolan sudah terjadi beberapa kali. Untungnya terekam CCTV, sehingga satpam dapat membekuk pelaku ketika kembali ingin melancarkan aksinya. Sekitar pukul 22.06 Wita penangkapan “Si panjang tangan” ini di area sekitar Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP). Menurut keterangan Satpam, pelaku sudah tiga kali melakukan aksinya di Pusat Bahasa. “Total uang hasil curian itu mencapai 16 juta rupiah,” ujar Mansyur, salah satu Satpam ketika diwawancara. Dari data yang ada, pelaku berinisial MSB dan mengejutkan ternyata pelaku merupakan mahasiswa angkatan 2011. Tidak hanya itu, pelaku pencurian ini juga menjabat sebagai salah satu ketua lembaga di Unhas. Saat diinterogasi, pelaku mengaku sudah memasukkan seluruh uang hasil curian itu ke dalam rekening. “Uang hasil curian itu ia gunakan untuk bermain judi online,” tutur Mansyur salah satu satpam (12/8). n
Dana KKN Poso Macet, Proker Terlantar KULIAH Kerja Nyata Negara Kesatuan Republik Indonesia (KKN NKRI) Poso terlaksana berdasarkan kerjasama Kementerian Sosial (Kemensos) dan Komando Militer VII Wirabuana. Program kerja serta dana KKN Poso pun dari Kementrian Sosial. Rencananya ada empat program kerja yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa KKN yakni, pembuatan jamban, bedah rumah, pos keamanan lingkungan dan perbaikan sarana olahraga. Sayangnya hanya sekedar rencana, dana yang ditunggu dari Kemensos tak kunjung cair. Akhirnya tak satu pun program kerja terealisasi. “Kami taunya KKN untuk jalankan proker dari Kementrian Sosial dananya dari kementrian, tapi sampai sekarang tidak cair-cair,” kata Jabal Noor via telepon saat masih di lokasi KKN, Kamis (11/8). Untuk menyiasati Jabal dan bersama sembilan teman poskonya membuat program kerja sendiri dengan meminta sumbangan ke setiap kepala kelurahan. Se perti mengajar membaca Al-quran di Mesjid Desa Pasir Putih, Kecamatan Pamona Selatan dan melengkapi sarana dan prasarana di Mesjid tersebut. Setelah dikonfirmasi dengan Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) KKN, Dr Hasrullah membenarkan adanya tanggungan dana dari Kemensos akan tetapi masih dalam proses administrasi. Hingga saat ini belum ada kepastian cairnya dana tersebut untuk disalurkan ke mahasiswa. “Kita mau diberikan dana. Sudah dijanji sama Dirjen Kemensos pasti dapat. Saya belum bisa jawab kapan cair sementara kita menunggu. Ada masalah administrasi mungkin,” jelas Hasrullah, Senin (15/8). n
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Ban Mobil Rusak: Ban mobil kontainer yang rusak tutup jalan pintu II Unhas, Minggu (28/8). Akibatnya lalu lintas di depan Rumah Sakit Pendidikan Unhas macet. Ini terjadi saat mobil tengah membawa 25 ton semen sebagai bahan bangunan Rumah Sakit Private Care Center (PCC).
6
potret
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
Memoles Wajah Jelang Dies Natalis Foto-foto dan Naskah identitas: Sriwidiah Rosalina Bst ADA yang berbeda dari perayaan hari jadi yang ke-60 Universitas Hasanuddin tahun ini. Menjelang puncak perayaan Dies Natalis yang berlangsung selama tiga hari yang dimulai dari Jumat-Minggu, (911/9). Beberapa tempat direnovasi agar tampak indah dipandang mata. Tempat itu diantaranya, taman depan Gedung Rektorat Unhas dan Tugu 50 Tahun Unhas. Bukan ha nya renovasi, penghijauan di sepanjang jalan pun dilakukan. Penanaman bunga pada trotoar jalan juga dilakukan. Lantai dasar Gedung Rektorat kini juga dipenuhi dengan pot-pot bunga. Nuansa puncak perayaan Dies Natalis Unhas pun semakin terasa dengan banyaknya baliho yang terpasang di halaman-halaman fakultas serta di berbagai spanduk centre. Ini sebagai bentuk apresiasi atas usia Unhas yang kini menginjak usia enam dekade. Perayaan dies natalis ini juga dirangkaikan dengan Temu Alumni Nasional (TAN). n TAMAN REKTORAT
PEMASANGAN TIRAI MERAH PUTIH
RENOVASI TAMAN
TUGU 50 TAHUN
PENGECATAN ATAP
civitas
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
Stimulan Setelah Introspeksi Diri
“Target Unhas 1000 proposal per tahunnya belum tercapai. Angka propo sal yang masuk dan lulus Pimnas juga pasang surut”
koridor Apa Kabar Sumber Daya Alam Indonesia? Catatan Simposium Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) dalam rangka ulang tahun yang Ke-45 tahun, LP3ES bekerjasama de ngan Yayasan Masagena Center mengadakan Simposium Regional Indonesia Timur yang bertemakan “Mewujudkan Indonesia Sejahtera: Merefleksikan Keadilan Sosial Ekonomi dan Kebangsaan di Indonesia Timur” bertempat di Aula Prof Amiruddin Unhas (11/8).
P
ekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) merupakan ajang bergengsi yang di selenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Tujuannya tak lain untuk menyalurkan ide-ide kreatif dari mahasiswa. Sayangnya perwakilan dari Unhas tiap tahunnya mengalami pasang surut. Padahal Unhas menargetkan 1000 proposal per tahunnya dari mahasiswa. Jauh panggang dari api, hingga detik ini impian seribu tersebut belum juga tercapai. Di tahun 2013, untuk mencapai terget demikian, Wakil Rektor III yang menjabat saat itu Ir Nasruddin Salam MT, hanya mewajibkan seluruh penerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) ikut dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), tidak untuk penerima beasiswa lainnya. Tahun 2014, mahasiswa yang memiliki ide malah kurang perhatian dan pembinaan dari pembimbing, sehingga yang lolos Pimnas hanya satu tim saja. Ditahun selanjutnya, Unhas malah tak tembus ke tingkat nasional. Minat mahasiswa mengikuti PKM tahun ini cukup banyak, dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini, proposal yang terunggah sebanyak 628, sedangkan yang lulus di danai oleh DIKTI hanya 51 tim. Sementara yang tembus Pimnas hanya dua tim saja. Dua tim yang lolos tersebut diwa kili oleh empat mahasiswa Fakultas Teknik, empat mahasiswa Fakultas Farmasi, dan satu orang dari Fakultas Kedokteran. Tim dari Fakultas Teknik melahirkan karya Pegasus-mesin pengasin sekaligus pemasak telur otomatis berbasis energi surya. Sedangkan tim dari Fakultas Farmasi dan Fakultas Kedokteran melahirkan karya pengembangan formula microsphere dengan polimer kitosan dan limbah kulit udang Penaueus monodon dalam meningkatkan efisiensi pengobatan hipertensi. Dalam mewujudkan target 1000 proposal pertahunnya, dosen juga perlu memotivasi mahasiswa. Ahmad Sahwawi misalnya, mahasiswa Teknik Mesin ini mengaku termotivasi dari dosen pembimbingnya. Awalnya ia hanya ditawarkan nilai tambahan oleh dosen, dengan persyaratan harus membuat PKM. Namun hal pertama yang membuatnya ikut PKM, karna ia sering membantu temannya menulis proposal penelitian. “Saya juga dimotivasi oleh dosen saya untuk membuat PKM dengan hadiah penambahan nilai mata kuliah, ” ujarnya, Kamis (11/8). Emilia Utomo ketua tim dari Fakultas Farmasi dan kedokteran tertarik ikut PKM juga karna motivasi dari dosen pembimbimbing. Dosen pembimbingnya juga dekat dengan mahasiswa. “Awalnya saya ikut PKM karena
7
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Presentasi Karya Tulis: 51 karya tulis mahasiswa dipresentasikan berlangsung di lantai 1 Gedung Rektorat Unhas, Jumat (3/6). Presentasi ini sebagai tahap seleksi oleh pihak universitas untuk perwakilan Unhas ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas).
diperkenalkan oleh dosen pembim bing saya, pembimbing saya juga dekat dengan mahasiswanya,” ujar nya, Senin (8/8) . Beberapa mahasiswa yang ikut PKM, biasanya kesulitan pada bagian dana. Sebab aturan mainnya, ketika proposal telah lulus dibiayai oleh Dikti, maka tim tersebut harus sesegera mungkin melakukan penelitian de ngan menggunakan modal sendiri. Kali ini, Unhas memberikan tunjangan dana sebesar dua juta untuk membantu mahasiswa. Adapun sisa dana penelitian harus ditanggung oleh masing-masing anggota tim. Setelah semua tim melakukan penelitan, maka Dikti melakukan tahap Monitoring dan Evaluasi (Monev) kemudian mencairkan dana yang diusulkan setiap tim. “Sebenarnya kendala selama PKM hanyalah masalah dana, ketika mahasiswa mengerti aturan mainnya, maka bisa lebih banyak lagi yang lulus Pimnas,” ujar Ahmad. Namun, beberapa mahasiswa juga memanfaatkan fasilitas yang diberikan olehUnhas. Seperti Ruli, mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2012 ini mengaku tertarik ikut PKM karna bantuan dananya. Ia juga lulus PKM didanai oleh dikti. Dana yang diberikan menurutnya bisa digunakan untuk membeli alat yang lebih canggih untuk digunakan meneliti. Ia juga menambahkan bahwa sisanya juga merupakan bentuk honor, “Setidaknya ada bisa dipake makan,” ujarnya, Kamis (11/8). Ditahun ini, Unhas mengupayakan meningkatkan pelatihan-pelatihan
PKM baik di seluruh fakultas, maupun tingkat universitas, yang akan dilaksanakan setiap tahunnya. Tak hanya itu, pelatihan dosen pendamping juga diadakan lebih awal. Mahasiswa baru juga diperkenalkan lebih awal tentang PKM, dengan cara disosialisasikan. “Tahun ini, kami memprogramkan 95 orang per fakultas untuk ikut PKM. Dimulai pada tanggal 29 Agustus hingga tanggal 5 September,” ujar Kepala Sub Bagian Minat dan Bakat, Awaluddin DM SP MM, Jumat (12/8). Ia juga berharap minat mahasiswa untuk ikut PKM bisa lebih meningkat dengan upaya yang akan dilakukan Unhas. Yaitu pelatihan dan bantuan dari Pembimbing Akademik harusnya bisa lebih memperhatikan mahasiswa dalam mengasah minat kepenulisannya. “Bagusnya kalau PA mengarahkan mahasiswa ikut dalam ajang PKM” ujar Awal. Persoalan dana yang terlambat akan berusaha diatasi universitas kedepannya. Seperti yang dijelaskan Wakil Rektor III, Dr Ir Abdul Rasyid Jalil, MSi. Pihaknya memberikan tunjangan dana dua juta untuk meneliti sebelum dana dari Dikti cair, Selasa (23/8). Selain tunjangan dana, ia juga menyarankan mahasiswa untuk ikut pelatihan Pembuatan PKM yang akan diadakan tanggal 30 Agustus mendatang, bertempat di Lembanga Kajian dan Pengembanngan Pendidikan (LKPP). Dengan harapan mahasiswa bisa meningkatkan tim dari Unhas bisa sampai ke tahap Pimnas. n Yus/Rdh
PENGELOLAAN sumberdaya alam tak pernah lepas dari pe ngawasan pemerintah. Campur tangan pemerintah dalam pe ngelolaannya dalam bentuk kebijakan publik yang dikeluarkan. Dalam pengambilan kebijakan, pemerintah harus me ngarahkan kekuasaannya untuk memastikan setiap warga negara memperoleh pendapatan sesuai dengan standar kelayakan, memberikan layanan sosial bagi setiap per masalahan yang dialami warga negara, dan memastikan setiap warga negara mendapatkan hak-haknya. Selain itu, kesejahteraan masyarakat dapat terwujud dengan adanya demokrasi, penegakan hukum , perlindungan hak asasi ma nusia, keadilan sosial, dan anti diskriminasi. Pemerintah juga harus tetap mengawal beberapa tanta ngan pembangunan yang perlu diselesaikan antara lain sta bilitas politik dan keamanan, tata kelola, birokrasi efektif dan efisien, pemberantasan korupsi, pertumbuhan ekonomi, per cepatan pemerataan dan keadilan, keberlanjutan pembangu nan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesenja ngan antar wilayah dan percepatan pembangunan kelautan. Dengan sumberdaya alam yang sangat terkenal, jelas tercantum dalam Pasal 33 ayat (3) dan ditegaskan pada Pasal 33 ayat (4) bahwa pembangunan ekonomi dilakukan secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan’’. Selain itu terdapat pula pasal 28 ayat H yang menjelaskan bahwa sumberdaya alam itu dibutuhkan oleh negara untuk memak murkan rakyatnya. Namun harus dikelola secara berkelan jutan dan berwawasan lingkungan dengan memperhatikan bahwa lingkungan hidup merupakan hak asasi manusia. Yale University juga menjelaskan posisi Indonesia di Du nia. Ternyata Indonesia masih jauh di bawah Thailand dan diatas Philipina. Disebabkan karena banyaknya permasala han yang terjadi di Indonesia seperti kebakaran hutan dan lahan, konflik tenurial (lahan), gradasi hutan, persampahan, limbah berbahaya dan beracun, pencemaran lingkungan di perairan ataupun pencemaran udara di perkotaan bahkan juga fenomena perubahan iklim terus juga mengancam. Sehingga untuk mencegah masalah tersebut, pembangu nan yang dilakukan harus dipertimbangkan kelanjutannya. Pemanfaatan sumberdaya alam tidak hanya ditujukan untuk ekonomi tetapi aspek sosial dan lingkungannya wajib diper hatikan. Berbagai alat yang dikembangkan untuk itu seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), Kajian Ling kungan Hidup Strategis (KLHS), Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), izin lingkungan terus dikembangkan. Berbagai cara pun muncul dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, seperti menjaga kuali tas lingkungan hidup. Menjaga jumlah hutan (lindung dan konservasi), serta menjaga keseimbangan ekosistem dan keberadaan SDA untuk kelangsungan kehidupan. Membahas tentang Indonesia Timur, maka yang nampak berbagai keunggulan komparatif, seperti SDA melimpah, posisi geografis yang strategis, potensi lahan pertanian namun infrastruktur yang terbatas. Tetapi industri misalnya menumpuk di Jawa Barat, Banten dan Jawa Timur, jawa bannya adalah infrastruktur yang mendukung. Pemerintah saat ini melihat itu secara baik, dan melakukan berbagai upaya pembangunan di Indonesia Timur. Infrastruktur yang menjadi masalah utama di daerah ini di pacu, untuk itu kita semua perlu dan wajib memastikan bahwa seluruh pembangu nan dimaksud wajib memperhatikan lingkungan. n Rahima Rahman
8
8
identitas NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016 identitas NO. 864| TAHUN XLII| EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
liputan khusus
Kampus Merah dari Masa ke Masa Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Semboyan tersebut tepat untuk Unhas di usia 60 tahun
H
asanuddin telah meninggal se jak ratusan tahun yang lalu. Jasadnya telah tertimbun de ngan tanah, tetapi semangatnya masih terus bergelora ditubuh puteraputerinya yang bernaung di bawah panji “Ayam Jantan dari Timur”. Ayam jantan masih menegakkan lehernya dan beru saha melakukan perubahan menuju arah perbaikan melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dilihat dari sejarahnya, cikal bakal Un has adalah Fakultas Ekonomi (FE) yang merupakan cabang dari Universitas Indo nesia (UI) di Makassar. Namun FE hanya mampu memperlihatkan kegiatan sam pai Maret 1950, kemudian mengalami kemunduran hingga akhirnya dibekukan oleh pemerintah RI pada Oktober 1950. Sebab dosennya yang kebanyakan orang Belanda meninggalkan Makassar akibat situasi politik. Dalam keadaan itu, beberapa tokoh pen didikan dan masyarakat berjuang untuk mendirikan perguruan tinggi di Makassar. Perjuangan itu berhasil dengan didirikan nya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat tahun 1952 yang merupakan cabang dari Fakultas Hukum UI dan dibu kanya kembali Fakultas Ekonomi tahun 1955. Dalam kurun waktu empat tahun mam pu memisahkan diri dari UI dengan ke luarnya Peraturan Pemerintah Nomor 23 tanggal 1 September Tahun 1956. Sedang kan upacara peresmiannya pada 10 Sep tember 1956 oleh Wakil Presiden RI Drs Muhammad Hatta. Jika dibandingkan dulu, perkembangan fakultas di Unhas sangat pesat. Terbukti saat ini tercatat telah ada 14 fakultas. Dan kini pada 10 September, Unhas tepat beru sia 60 tahun. Diusianya yang telah lebih dari setengah abad ini, tentu saja Unhas telah mengalami pasang surut. Telah ba
nyak sejarah yang tercipta selama perjala nannya. Salah satu yang tak terlupakan yak ni perpindahan kampus Baraya yang awalnya fakultas terpisah-pisah ke Ta malanrea menjadi satu tempat yang di lakukan oleh Prof Dr A Amiruddin. Ia juga melakukan pembangunan Lecture Theatre (LT) yang merupakan desain un tuk membangun semangat kebersamaan antar dosen dan mahasiswa Unhas. Dan salah satu idenya yang sangat visio ner adalah menggagas Kuliah Kerja Nyata. Pada awalnya hanya dilaksanakan di Un has dan beberapa perguruan tinggi. Ke mudian dijadikan mata kuliah wajib na sional oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dirjen Dikti). Menurut Guru besar Fakultas Hukum Prof Dr SM Noor SH MH, mantan rektor yang namanya diabadikan pada salah satu aula di Unhas tersebut adalah rektor yang paling banyak melakukan peruba han besar dan sangat melegenda. “Dia mempunyai misi yang jauh kede pan, caranya memikirkan kampus sudah world class, bahkan gencar melakukan studi banding ke kampus-kampus terbaik di dunia demi mengembangkan Unhas,“ ujar Noor yang masuk Unhas pada masa kepemimpinan Amiruddin, Jumat (02/08). Perkembangan lainnya yang terjadi di Unhas yakni pada tahun 1982 dibentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Serta Unit Non Struktural seperti Pusat Bahasa. Kemudian, perkembangan fisik Unhas pun kian nampak ketika Prof Dr Basri Hasanuddin MA menjabat. Dua hari sete lah Unhas genap 35 tahun yakni pada 12 September 1991, ditandai dengan pe resmian tambahan fasilitas Unhas yakni Baruga Andi Pangerang Pettarani yang menampung sekitar 2500 orang, Gedung Rektorat dan Laboratorium Pascasarjana Unhas. Gedung baru tersebut diresmikan oleh Wakil Presiden H Su dharmono. Pada masa nya pula dibangun kolam re
nang dan gedung pusat penelitian. Ia juga mengirim ratusan orang belajar ke luar negeri, seperti di Filipina dan Jepang. “Itu yang menjadi suatu kekuatan di Unhas. Saya terlibat dalam melaksana kan itu dan sangat membahagiakan ke tika mereka kembali dan berkarya demi almamater,” ucap mantan rektor Unhas yang ke-11 tersebut, Senin (29/08). Pada masa kepemimpinan Prof Dr Ir Radi Abdullah Gany, Pascasarjana per tama di Kawasan Indonesia Timur, Ru sunawa dan Fakultas Teknik di Gowa dibangun. Pada periode kedua Prof Dr Basri Hasanuddin marak terjadi tawuran sehingga memunculkan ide pembentu kan Komisi Disiplin (Komdis). Komdis yang dibentuk pada Juni tahun 1994 ini diharapkan mampu meredam tawuran dan pelanggaran ketertiban kampus, seperti kasus perkelahian, penganiayaan, menyim pan atau membawa narkotika, minuman keras dan senjata tajam Akreditasi “A” adalah salah satu penca paian besar Unhas yang diperoleh ketika Prof Dr Idrus Paturusi, SpBo menjadi rek tor. Selain itu, banyak kerjasama interna sional yang terjalin. Pada masanya pula dimulai pembangunan Rumah Sakit Pen didikan Unhas Dwia Aries. Status Unhas yang dulunya Badan Layanan Umum, kini berubah menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum pada kepemimpinan Prof Dr Tina Pulubuhu MA. Yang telah disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil dari banyaknya perubahan dan peristiwa yang terjadi di kampus me rah ini. Diatas semuanya, di usia 60 ta hun ini, Unhas telah banyak melahirkan alumni-alumni yang hebat, berprestasi, menjadi pemimpin diberbagai institusi dan berkiprah secara nasional. Terlahirnya alumni yang hebat tersebut pastinya tak lepas dari proses yang mere ka alami selama menjalani proses men jadi mahasiswa. Tentu saja beda zaman beda situasinya. Kepala Hubungan Masyarakat, Drs Dahlan Abubakar MHum menceritakan
bahwa pada tahun 1981-1982 silam te kanan politik sangat terasa. Masa itu sa ngat penuh tekanan. Mahasiswa melaku kan demonstrasi karena menolak adanya kampanye dalam kampus dan sering ter jadi kerusuhan. Tentara pun masuk kam pus. “Namun rektor saat itu sangat melin dungi mahasiswanya, dimana tidak boleh ada aparat keamanan yang menangkap, atau mencari mahasiswa Unhas tan pa sepengetahuan rektor,” ujar Kepala Hubungan Masyarakat Unhas tersebut, Jumat (02/08). Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang dulunya juga seorang aktivis mahasiswa Prof Dr H Anwar Arifin berharap kemahasiswaan lebih semarak lagi. “Perlu adanya “kejutan-kejutan” dari aktivitas kemahasiswaan, sehingga mam pu melahirkan pemimpin yang berinteg ritas. Kampus yang terasa “stabil” rasanya kurang relevan dengan usia muda yang chshswhserdas. Kampus hendaknya pe nuh gairah, inovasi, dan kreativitas, se perti masa lalu, ketika kami mahasiswa,” ujar alumni Unhas yang 51 judul buku nya telah beredar secara nasional terse but, Selasa (30/08).n
Tim Lipsus: Koord. Lipsus: Riyami Khusnul Fadilah Anggota: Sriwidiah Rosalina Bst Irmayana Ayu Lestari Sri Hadriana Andi Ningsi Muhammad Abdul Musthain Asbar Hamsah
liputan liputan khusus khusus
NO. 842| TAHUN XLI| EDISI AKHIR AGUSTUS 2015 NO. 864| TAHUN XLI| EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
Melihat Unhas dari Kacamata Pendahulu Seorang pemimpin adalah penjual harapan—Napoleon Bonaparte. Apakah kalimat itu berlaku untuk Rektor Unhas saat ini?
S
ejak awal berdiri pada 1956 hingga kini, Unhas telah dipimpin 12 rektor. Beda pemimpinnya, tentu beda pula pencapaiannya. Di bawah kepemimpinan rektor perem puan pertamanya, tepat di hari ke merdekaan Indonesia ke-71 Unhas mendapat peringkat ke delapan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenris tek Dikti). Terkait program kerja pem belajaran berstandar internasio nal, telah terealisasi dengan ada nya program pertukaran ma hasiswa dalam dan luar negeri, serta pembukaan kelas interna sional pada beberapa prodi. Tak hanya itu, tahun lalu Unhas berada pada peringkat ke enam nasional dalam hal kinerja bidang riset dan publikasi menurut evaluasi Ke menristek Dikti. Melihat kinerja Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA selama dua tahun kepemimpinannya. Prof Dr Basri Hasanuddin, MA rektor periode 1989-1997 pun memberi kan tanggapannya. Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) memandang
apa yang dikerjakan Dwia, sudah dalam arah yang benar dan capai an-capaiannya sudah terukur. “Saya lihat dari peringkat sebelas menjadi delapan itu sudah luar biasa. Ini membuktikan luasnya interaksi yang terjadi untuk meng hasilkan indikator penilaian yang baik,” tuturnya, Senin (28/8). Di sisi lain, mantan Duta Be sar Indonesia untuk Iran ini juga memberikan beberapa masukan. Ia menuturkan bahwa seorang pemimpin harus punya modal maya terdiri dari Konsep, Kom petensi, dan Koneksi (3K). Menu rutnya, jika prinsip 3K ini diterap kan, maka kita akan menaksikan kemajuan Unhas di masa yang akan datang. Namun, harus tetap disesuaikan dengan pembangunan jangka panjang, rencana strategis, dan tuntunan keadaan kita seka rang ini. “Saya pikir 3K itu sudah ada pada ibu Dwia. Hanya saja modal maya itu harus diusaha kan untuk jadi nyata,” ujarnya saat ditemui di sekretariat MWA. Senada dengan Prof Basri, Rek tor Unhas periode 2006-2014 Prof Dr dr Idrus Andi Paturusi SpBO
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
identitas identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
berpendapat bahwa pencapaian Dwia sudah lumayan. Selain naik nya peringkat Unhas, ia juga me ngacungi jempol untuk pembagian ijazah dan transkrip nilai secara langsung saat wisuda. “Itukan sudah luar biasa, karena Prof Dwia bisa mewujudkannya. Tidak sedikit kinerja dan energi yang dibutuhkan untuk menyele saikan tanda tangan pada semua ijazah dan transkrip nilai sebelum wisuda,” kata Idrus, Kamis (1/9). Menurutnya, Guru Besar Sosio logi itu dulu menjadi bagian dari kepemimpinannya. Jadi, terdapat kesinambungan program kerja. Program kerja yang dilaksanakan perempuan kelahiran Tanjung Ka rang itu, sebagian masih berasal dari program saat ia masih men jabat. “Karena dulu ia Wakil Rek tor IV bidang perencanaan dan pengembangan kerjasama, maka sudah jelas tahu betul ke arah mana Unhas akan dibawa,” jelas Dokter SpesialisBedah Ortopedi. Tak sekadar memberikan ko mentar. Guru Besar Fakultas Ke dokteran Unhas ini, turut memberi catatan di dua tahun kepemimpi nan Dwia. Ia menyarakan agar pencapaian ini harus lebih diting katkan lagi, jangan hanya berbuat setelah ada dana. Salah satu tugas sebagai pe megang kursi 01 Unhas, untuk memikirkan solusi jika jumlah dana yang dimiliki sedikit harus diefisienkan ke mana dan bila kurang harus berbuat apa. Mung kin dengan membuat perusahaan maupun kerjasama dengan indus tri terkait paten-paten yang telah ada. Maka filosofi Perguruan Tinggi Badan Hukum yang mandiri, betulbetul bisa mengelola universitas untuk tidak bergantung pada dana dari pemerintah. “Itu pesan dari saya, kita harus berpikir seperti itu kalau kita me mang tidak ingin program kerja terlambat realisasinya,” tuturnya mengakhiri wawancara. Secara fisik dan tampilan, kita bisa katakan kampus ini telah berkembang pesat. Namun, kita belum tahu pasti apakah hal itu sejalan dengan kualitas pemikiran para penghuninya. Pada akhirnya, sebaik apa pun prestasi yang telah dicapai. Jika implementasi nilainilai dasar peran institusi pendidi kan tinggi tidak berjalan. Maka semuanya dikalikan dengan nol. Nihil. Kini, sudah saatnya Unhas terus berkembang melalui masu kan dari semua sudut pandang. n Tim Lipsus
9
9
Parade Pendapat
Jika dianalogikan seperti manusia, Unhas tentu telah lanjut usia. Telah banyak lika-liku yang dihadapi. Sudah banyak cerita yang tercipta. Bagaimana tanggapan dan harapan sivitas akademika terhadap Unhas yang telah memasuki umur enam dekade? Hj. Sunggu Mace Kantin Jasa MIPA (Jasmip) Dulu di Unhas tidak banyak ji yang dibangun dan diper baiki. Beda dengan sekarang. Hanya saja Jasmip tidak banyak yang direnovasi. Pernah suatu ketika lampu di kantin ini dicuri. Tapi Unhas cepat ji menanggapi de ngan mengganti yang baru. Secara keseluruhan, Unhas mengalami peru bahan yang bagus karena banyak mi bangunan barunya. Harapan untuk Unhas yang sudah masuk usia 60 tahun, bisa terus membangun, namun jangan lupakan penjual kecil macam kami ini. Ishak Ngeljaratan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unhas (1975-2015) Unhas yang sekarang telah dipimpin oleh rektor yang ke- 12. Saat ini memang rektor cukup cerdas, tetapi kalau sendirian itu akan lebih banyak menguras tenaga dan pikiran. Sehingga guru besar seharusnya banyak memberikan konstribusi dan inovasi kepada universitas. Cita-cita menjadi research university belum dicapai oleh Unhas. Jika memang suatu saat terwujud, tentu tercipta suatu hasil penelitian dapat dipatenkan ataupun dijual, dan digunakan untuk membiayai Unhas. Semoga apa yang telah dijanjikan sebelumnya oleh rektor, dapat terpenuhi. Aliming Wakil Ketua Satpam Jika dibandingkan dengan tahun pertama kali saya berada di Unhas, 1981. Keamanan di kampus ini seka rang, berdasarkan data Polsek Tamalanrea berada di kelas tiga. Artinya banyak terjadi kasus pencurian. Ini karena Unhas dilalui jalanan umum, tidak ada pagar khusus dan ada 27 jalan tikus di Unhas. Jadi kalau ada kasus, kita kejar mereka bisa lolos ke mana saja karena banyaknya jalan tikus ini. Sekarang kampus harus lebih ketat pengamanannya. Harapan nomor satu di umur enam dekade Unhas, semoga pagar kampus diperbaiki. Selanjutnya, ada penyatuan sekretariat lembaga dalam satu gedung, tanpa maksud untuk melemahkan lembaga. Yang terakhir, Unhas jangan hanya terus memperbaiki dan membangun gedung, tapi perbaikilah juga kesejahteraan pegawai. Andi Rewo Batari Wanti Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (Ketua BEM FISIP) Menurut saya, sebaik apapun citra Unhas di masyarakat, jika hanya pada wilayah permukaan dan tidak menyentuh persoalan kedalaman, menyangkut peran pendidikan tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka perubahan yang terjadi selama enam dekade hanya menjadi kebanggaan sesaat, yang tidak sampai pada kesadaran fungsi secara konstitusional oleh seluruh elemen kampus. Unhas secara fisik berkembang pesat, namun saya masih mempertanyakan bagaimana Unhas dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan implementasi nilainilai pendidikannya? Apakah gedung-gedung baru sebaru dan seelok pemikiran orang-orang yang berkecimpung di dalamnya? Harapan saya, Unhas menjadi kampus yang pro-rakyat. Berkembang atas kritik-kritik membangun dari berbagai lini perspektif. Menjadi kampus yang men dorong terbentuknya tatanan masyarakat terdidik. Prof Dr Ir Radi A Gany Rektor Unhas Periode 1998-2006 Dirgahayu almamater tercinta. Semoga di usia 60 ini, kepak sayapmu tetap dapat membelah cakrawala masa depan bangsa. Kokokmu tetap membahana ke pelosok negeri. Di tangan nahkoda ulung Dwia Pu lubuhu, Unhasku akan kokoh menjadi lembaga pendidikan dan penelitian yang berkeadaban. Mampu menyiapkan alumni yang cerdas, terdidik dan berkeadaban. Menjadi lembaga berkelas yang selalu sadar bumi tem patnya berpijak. Rumah anak bangsa yg diasuh oleh insan-insan yang berintegritas, mengutamakan kebermanfaatan dibanding keluaran, ber taqwa dan sadar bahwa perbedaan adalah kekuatan besar untuk saling menguatkan. Semoga para pengasuh dan perawat rumah kita semua ini mampu mewujudkan Unhas menjadi karunia ilahi. n
10
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
Tantangan Perguruan Tinggi Oleh: Anwar Arifin Andi Pate INDEKS Negara Baik (Good State Index) 2015 yang digagas oleh Prof Simon Anholt di Universitas Anglia Timur Inggris bekerjasama dengan lebih 50 kepala negara dan peme rintahan selama 20 tahun terakhir. Menempatkan Indonesia pada pe ringkat ke-160 dari 163 negara, dalam hal sumbangsih disektor IPTEK untuk umat manusia. Indonesia hanya ung gul dari Angola, Guinea Ekuator, dan Irak. Berarti Indonesia kalah dari Ti mor Timur, Papua Neugini, Vietnam, dan banyak lagi. Sedangkan di bidang budaya Indonesia berada di posisi ke131 dari 163 negara. Potret “buram” itu perlu mendapat banyak perhatian. Apalagi hingga saat ini belum ada satu pun per guruan tinggi (PT) kita yang dapat menembus jajaran 50 PT paling ber gengsi di Asia. Berdasarkan penilai an Quacquarelli Symonds (QS) Uni versity Rankings 2014/2015, hanya UI (Universitas Indonesia) menem pati peringkat ke-71 yang masuk top seratus. UI disusul: ITB (ke-125), Un air (ke-127), dan UGM (ke-145). IPB, Undip, dan Unpad diposisi 201-205. Mungkin Unhas baru muncul di atas angka 300 perguruan tinggi. Padahal sejak sepuluh tahun lebih yang lalu Unhas sudah mencangakan diri un tuk menjadi “universitas kelas dunia”. UI pernah berada di 50 top Asia (2008-2011). Namun sejak 2012 po sisi UI menurun terutama karena dukungan dana pemerintah hanya 40% dari kebutuhan. Sedangkan Ma laysia, mampu memempatkan lima universitasnya dalam 50 PT paling bergensi di Asia. Pemerintah Kera jaan Malaysia memang memberikan dukungan dana 80% dari kebutuhan, sehingga Perguruan Tinggi fokus pada tugas pokoknya.
Kualitas Rendah
Kompas (Maret 2016) me nyebut bahwa jumlah PT kita adalah 4.422, yang terdiri atas: 1.105
akademi, 241 politeknik, 2.418 se kolah tinggi, 127 institut, dan 533 universitas. Sedangkan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT) ak hir 2015 mencatat jumlah PT adalah 4.306, terdiri atas: 5 (lima) akademikomunitas, 1.086 akademi, 228 po liteknik, 2.340 sekolah tinggi, 134 institut, dan 513 universitas. Keselu ruhan PT dan prodi itu menampung 5.228.561 orang mahasiswa. Dari jumlah itu hanya 1.593.882 (30,5%) mahasiswa yang menekuni bidang sains dan keteknikan. Sedangkan yang menekuni bidang ilmu sosial dan humaniora terdapat 3.634.679 (69,5%) mahasiswa. Sebagian besar (68,78%) dari 4,422 PT itu masih terakreditasi C (teburuk), padahal banyak lembaga mensyaratkan lulusan PT terakredi tasi minimal B (sedang) yang bisa diterima menjadi pegawai atau kar yawan. Sedangkan akreditasi pro gram studi (prodi) yang jumlahnya lebih dari 20.373 prodi, hanya 18.848 prodi yang telah terakreditasi BANPT (Badan Akreditasi Nasional Per guruan Tinggi). Dari jumlah itu hanya sekitar 10% yang mendapat A (terbaik), dan mayoritas (71%) terakreditasi C. De mikian juga dari 852 institusi yang diakreditasi BAN-PT hanya sekitar 3% atau 26 PT yang terakreditas A (terbaik). PT yang terakreditasi A dan B didominasi oleh PTN (pergu ruan tinggi negeri) dan mayoritas berada di Jawa. PTN diluar Jawa yang terakreditasi A, hanya Un syiah, Unand, dan Unhas, meskipun ketiganya belum muncul dalam sepuluh besar PT kita. Namun Un has, Unand, dan Unri, muncul pada 20 besar. Pergurun Tinggi kita juga kekura ngan dosen yang memenuhi kuali fikasi. Dari 230.633 dosen, hanya 26.199 bergelar doktor, 134.522 bergelar master, dan sisanya masih bergelar sarjana/D-4. Untuk meme nuhi rasio ideal dosen-mahasiswa 1:15 atau 1:20, diperlukan 300 ribu dosen bergelar magister dan dok tor. Perlu juga tambahan profesor dan peneliti. Kini kita hanya punya 5.133 orang profesor untuk 20.373 prodi dan punya 9.200 peneliti yaitu 40 peneliti untuk sejuta penduduk (Malaysia miliki 1.600 pene liti persejuta penduduk). Segala kekurangan itu berimplikasi
ILUSTRASI/IRMAYANA
kurangnya juga publikasi ilmiah. Scimago Institution Rangking (2014) menempatkan Indonesia pada po sisi ke-52 dibawah Malaysia (23), Si ngapura (33), dan Thailand (40). Paparan dan data (2014/2015) tersebut menunjukkan bahwa PT kita yang “buram”, menghadapi banyak tantangan untuk maju, dan untuk memberi sumbangsih bagi kemanusiaan. Apalagi lulusan PT kita juga masih banyak yang belum relevan dengan kebutuhan pem bangunan, yang memerlukan ba nyak dari prodi pertanian, sains, dan keteknikan. Banyak lulusan “terpaksa” bekerja tidak sesuai ilmu dan kompetensi nya. Hal itu merupakan bentuk pem borosan dana, karena lulusan prodi pertanian, sains, dan keteknikan misalnya, yang menelan biaya cukup besar dari prodi ilmu sosial, hanya menjadi karyawan atau PNS, padahal ia diharapkan bekerja pada sektor produktif.
Kekurangan Insinyur
Kondisi tersebut merupakan salah satu penyebab Indonesia harus men jadi impotir berbagai komuditas un tuk memenuhi kebutuhannya. Ka rena produksi pertanian, peternakan, dan perikanan serta produk teknolo gi sangat jauh dari harapan. Indonesia memerlukan sekitar 15.000 insinyur per-tahun, sehingga kita kekurangan banyak insinyur yang akan menangani industri dan pembangunan infrastuktur yang sedang digalakkan pemerintah. Kekurangan itu berpeluang diisi in sinyur dari negara-negara ASEAN dalam MEA (Pasar Ekonomi Asean) yang sedang berjalan. Sebaliknya lulusan prodi ilmu sosial dan humaniora, justru berle bihan, sehingga dari 7 (tujuh) orang lulusan PT, terdapat seorang “pe nganggur”. Ada kelebihan pasokan lulusan, seperti prodi penyedia ratu san ribu calon guru (4.812 prodi de ngan 1.230.893 mahasiswa). Padahal kebutuhan guru, hanya puluhan ribu per-tahun dan juga sangat tergan tung kuota dari pemerintah. Tantangan PT kita terlihat juga pada pertambahan penduduk dan banyaknya orang muda yang sadar mengenai pentingnya pendidikan tinggi. Mereka memerlukan tamba han daya tampung PT. Pemerintah membolehkan PT menerima temba han mahasiswa tanpa menambah fasilitasnya, sehingga terjadilah pen didikan massal. Sarana, prasarana, dosen, dan fasilitas yang tidak seim bang dengan jumlah mahasiswa, membuat rendahnya kualitas lulu san. Hal itu didorong juga keharusan keseimbangan antara jumlah “maha siswa baru” dengan jumlah “lulusan” setiap tahun, sehinga timbul juga lu lusan massal yang tercermin setiap wisuda. n Jakarta,-2 September-2016 Penulis adalah Ketua Majelis Pakar PP-IKA Unhas
kolom akademika Berkirim Surat Kian Praktis SEBAGIAN besar kita pasti tahu bagaimana orang terdahulu saling mengirim kabar. Sebelum surat elektronik (e-mail) ditemukan, berkirim kabar dengan surat-menyurat dilakukan lewat pos. Meski cara tersebut masih dipakai saat ini, namun sudah jarang dilakukan. Banyak orang lebih memilih menggunakan e-mail yang lebih cepat, efisien, dan hemat biaya. Ya, hanya dengan dengan beberapa klik saja surat kita akan sampai pada orang yang ditujukan. Selain itu, cara ini pun tak membutuhkan waktu lama. Tak perlu susah-susah ke kantor pos, duduk santai di rumah pun kita sudah bisa mengirim saat itu juga. Hanya dalam hitungan menit bahkan detik, surat yang kita kirim akan sampai ke tujuan. Dalam perkembangannya, e-mail dapat digunakan untuk keperluan lain seperti mengirim berkas baik dalam bentuk suara maupun gambar. Selain itu, bagi pengguna sosial media tak asing dengan e-mail karena banyak digunakan untuk membuat akun. Semua kemudahan ini berkat penemuan Raymond Samuel Tomlinson. Lelaki yang lahir di kota Amsterdam, New York pada tahun 1941. Memiliki minat besar dengan teknologi sejak ia menempuh pendidikan di Broadalbin Central School. Di sana, ia belajar banyak tentang jaringan dan program komputer dan sangat suka hal-hal yang berkaitan dengan internet. Setelah lulus di sekolah tersebut, Ray kemudian melanjutkan pendidikannya di sebuah universitas di Kota Troy, New York, Rensselaer Polytechnic Institute. Ia pun kemudian mendapat gelar pendidikan sebagai Bachelor of Science tahun 1963 di bidang Teknik Listrik. Setelah lulus dari Rensselaer Polytechnic Institute, Ray Tomlinson kemudian melanjutkan studi ke jenjang magister di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dalam bidang Teknik Elektro. Sambil belajar, ia juga bekerja di Speech Communication Group. Di tempat ini pula Ray mengembangkan teknologi analog-digital hybrid speech synthesizer yang dijadikan sebagai subjek untuk tesis masternya yang kemudian ia terima pada tahun 1965. Tahun 1967, Ray Tomlinson kemudian bergabung dengan perusahaan Bolt, Beranek and Newman (sekarang BBN Technologies), dia membantu mengembangkan sistem operasi Tenex termasuk program The Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET), sebuah teknologi pengiriman file digital antar komputer. Pengembangan program tersebut kemudian dinamakan CPYNET. Setelah itu, ia kemudian diminta oleh pihak BNN Technologies untuk mengubah program SNDMSG, sebuah aplikasi yang mampu mengirimkan pesan kepada orang lain melalui jaringan agar dapat diimplementasikan pada proyek ARPANET. Dia menambahkan kode yang ia ambil dari CPYNET ke SNDMSG. Hasilnya pun telah bisa digunakan untuk bisa mengirim file dari satu komputer ke komputer lain yang ada di lain tempat. Itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya konsep email atau surat elektronik. Program aplikasi ini kemudian disempurnakan pada tahun 1971. Meski awalnya sistem ini tidak begitu dianggap penting, perkembangannya pun tidak terlalu mendapat dukungan. Namun pada akhirnya dapat diterima dan diakui seluruh dunia. Berkat temuan Ray yaitu email, ia masuk dalam daftar 50 orang paling berpengaruh di dunia informatika. Selama karir nya, Ray sudah banyak menyabet penghargaan diantaranya, George R. Stibitz Computer Pioneer Award pada tahun 2000, International Academy of Digital Arts and Sciences pada tahun 2001, penghargaan Internet IEEE bersama dengan Dave Crocker pada tahun 2004. Pada tahun 2009, ia bersama dengan Martin Cooper dianugerahi Prince of Asturias, penghargaan untuk penelitian ilmiah dan teknis. Dua tahun kemudian, ia berada di peringkat ke empat dari 150 inovator teratas dari MIT. Penghargaan terakhir semasa hidupnya ia terima pada tahun 2012 dengan dilantiknya ke dalam Internet Hall of Fame oleh Internet Society. Empat tahun setelah penghargaan ini, ia meninggal dunia di usia ke-74, tepatnya pada 5 Maret 2016, di rumahnya, Lincoln, Massachusetts. n Andi Ningsi
iklan
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
11
12
resensi
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
Mengulik Kisah Kelam Perempuan Indonesia Perawan remaja, korban penjajah yang tak pernah merdeka. PENDERITAAN zaman penjajahan, tidak hanya dirasakan oleh laskar pejuang yang angkat senjata. Maupun kaum terdidik yang berani buka suara. Penderitaan yang tak kalah hebat, pun dirasakan para gadis pe rawan Indonesia yang masih remaja. Bah kan saat Indonesia telah merdeka, sebagian dari mereka masih ada yang menderita. Pramoedya Ananta Toer, dalam salah satu karyanya “Catatan Pulau Buru: Pe rawan Remaja dalam Cengkraman Mi liter.” Mengulas penderitaan para perawan remaja ini. Lewat catatan kawan se-pem buangan, desas-desus yang ia dengar, dan kisah yang disaksikannya langsung di Pu lau Buru. Pram menyusun semua data itu untuk dibagi kepada pembaca, agar tidak lupa terhadap nasib perawan remaja di masa penjajahan. Sehari sebelum Pram berangkat ke ne geri matahari terbit, 11 September tahun 2000. Dalam rangka menerima peng hargaan utama “The Fukuoka Asian Cul ture Prize.” Ia pun teringat naskah kisah pe rawan remaja yang pernah ia susun. Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) akhirnya mendapat naskah buku itu, dalam bentuk fotokopi mesin ketik. Seba gian hurufnya sudah kabur dan beberapa bab ditulis berulang-ulang. Dalam karya ini, Pram memulai kisah dengan menggambarkan betapa besarnya kekuatan impian. Ditengah kondisi yang serba kesusahan, impian datang, disim pan dalam benak lalu dipendam. Di masa
pendudukan Jepang (1942-1945) para pelajar tidak sempat belajar di sekolah. Kerja paksa (romhusha), latihan barisberbaris (kyoren) dan kerja bakti (kinro hooshi) menyita seluruh waktu pelajar. Tahun 1943, janji manis dari pemilik kekuasaan mulai terdengar sayup. Sebuah janji palsu yang menerbangkan impian para perawan remaja saat itu. Namun, aneh nya, janji yang dibuat Jepang ini, tidak pernah diumukan secara resmi oleh lembaga negara (osamu serei). Saat itu, anak gadis usia 15-17 tahun di janjikan untuk bersekolah di Tokyo atau shonanto (Singapura). Rumah-rumah rakyat yang dihuni anak gadis didatangi. Para orangtua diperintahkan mendaftar kan anak perawannya. Ada yang sukarela, ada pula yang berlinang air mata. Setelah ditampung di sebuah tempat penampungan. Para perawan remaja ini sudah mulai curiga akan janji manis dai Nippon. Ditempat penampungan, bebera pa dari mereka sudah mulai mendapati perlecehan demi pelecehan. Sebagian lagi mulai diberangkatkan dengan kapal laut. Mereka berharap sampai di Tokyo atau Singapura. Namun, kapal-kapal berubah haluan, menyebar ke wilayah-wilayah Indonesia dan ada juga yang mendarat di luar negeri. Mimpi untuk sekolah buyar sudah, mere ka hanya jadi wanita penghibur semata. Diseluruh kamp-kamp tentara Jepang di Asia tempat mereka akhirnya berlabuh, tubuh mereka digerayangi hari demi hari. Wajah para remaja malang ini rata-rata memang rupawan. Bagaimana tidak? Be
berapa remaja itu dari keluarga terdidik. Dari anak lurah hingga bupati pun ada yang jadi korban. Hal ini tidak lepas dari propaganda Jepang, agar rakyat biasa ikut termakan janji palsu Dai Nippon. Tahun 1945, bom atom jatuh di Hiro shima dan Nagasaki. Dua pulau utama Jepang hancur lebur ditangan Amerika Serikat. Seketika Jepang menyerah dalam perang. Tak lama, Indonesia merdeka. Se luruh tentara Jepang pun meninggalkan daerah yang dikuasainya. Pada tahun ini, para gadis remaja memasuki masa pen deritaan selanjutnya, luntang-lantung tak tahu hendak kemana. Para gadis ini ditinggalkan begitu saja di daerah yang tak mereka tahu. Mereka ditinggalkan tanpa tanggung jawab, pesa ngon, dan fasilitas. Hanya berbekal naluri hidup yang menjadi tumpuan. Keluarga yang di kampung halaman sama sekali tak tahu nasib mereka. Dan Negara Indonesia yang telah merdeka juga tidak memperha tikan nasib mereka. Maka jadilah mereka korban perang yang terlupakan. Selain bercerita tentang korban perang, buku ini juga memuat kisah menarik dari para Tahanan Politik (Tapol) yang di buang di pulau Buru, serta gambaran ke hidupan suku-suku yang mendiaminya. Walau disusun dari data-data yang cukup banyak, Pram berhasil menyusun karyanya dengan gaya bercerita yang mengalir. Penggambaran situasinya pun sangat detail dan terasa. Pram telah ber hasil menambah literatur sejarah bangsa ini. Tak hanya itu, buku ini pun seakan jadi surat untuk para remaja peremp
uan Indonesia. Agar mereka tahu nasib buruk yang biasa menimpa para gadis se umurnya. Pram ingin kita punya per hatian, terhadap nasib perempuan yang tertimpa kisah lama yang terus berulang itu. Selamat membaca! n Musthain Asbar H
Judul Buku : Catatan Pulau Buru : Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer Penulis : Pramoedya Ananta Toer Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia Tebal : 228 Halaman Cetakan : Pertama, 2001
ragam
Rayakan Kemerdekaan, Tumbuhkan Nasionalisme AGUSTUS adalah bulan penuh sejarah bagi rakyat Indonesia. Perjuangan para pahlawan selama beratus tahun untuk merebut kemerdekaan membuahkan hasil. Kemerdekaan Indonesia akhirnya bisa diproklamirkan, 17 Agustus 1945. Se hingga bendera merah putih untuk per tama kalinya bisa dikibarkan. Olehnya itu, dalam rangka menyambut hari kemerdekaan ini selalu berlangsung meriah. Bendera merah putih dan umbulumbul terpasang dimana-mana. Maha siswa sebagai generasi intelektual pun turut serta memeriahkan dengan caranya sendiri. Meskipun sederhana tapi sarat akan makna. Tamsil, Komandan Resimen Mahasiswa Satuan 701 Unhas menyambut hari ke merdekaan Indonesia dengan beragam kegiatan. Seperti mengadakan seminar untuk siswa Sekolah Menengah Atas de ngan tujuan untuk menguatkan rasa ke bangsaan dan bakti sosial bekerjasama dengan tentara Komando Daerah Militer VII Wirabuana. “Penghayatan nilai-nilai kemerdekaan, kedisiplinan dan me ngenang para pahlawan bisa di dapat lewat upacara,” ujar mahasiswa Jurusan Sosiologi ini Kamis, (11/8). Setali tiga uang, Munawwir maha
siswa Agroteknologi juga menyambut kemerdekaan dengan mengikuti upacara di lapangan Pusat Kegiatan Mahasiswa Unhas. Selain itu Bendahara Unit Kegi atan Mahasiswa Pramuka Unhas ini juga turut memeriahkan lomba-lomba yang diadakan. “Kegiatan-kegiatan itu sebagai bentuk penghargaan atas jasa pahlawan yang dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme” ujarnya, Kamis, (11/8). Upacara peringatan hari ke merdekaan memang dianggap simbol untuk membangkitkan nasionalisme bangsa Indonesia. Pada umumnya upacara tersebut diadakan di lapangan terbuka yang diikuti oleh mereka yang berstatus Pegawai Negeri Sipil, siswasiswi sekolah, dan anggota komunitas tertentu. Namun, beberapa mahasiswa melakukan perayaan kemerdekaan dengan cara yang unik. Seperti yang dilakukan Marine Science Diving Club (MSDC) bekerjasama dengan Destrucktive Fishing Watch menyelengga rakan aksi menyambut hari kemerdekaan bertajuk “Aksi Tepian Negeri” di Pulau Kodingareng yang berada di gugusan pu lau Spermonde. Beberapa aksi nyata dilakukan, se
perti bersih-bersih pulau, membersihkan sampah di dasar laut, dan upacara pe ngibaran bendera di bawah laut. Menurut Ahmad, Mahasiswa Ilmu Kelautan, visi Indonesia menjadi poros maritim sejalan dengan upacara dibawah laut yang di lakukan MSDC Unhas. “Upacara pengibaran bendera dibawah laut ini untuk mengingatkan pentingnya laut yang masih terbelakang. Visi Indo nesia tersebut bisa tercapai jika laut yang terbelakang juga mendapatkan perhatian yang serius” ujarnya, Jumat, (12/8). Perut bumi pun tidak luput menjadi tempat perayaan hari kemerdekaan. Gua terdalam Indonesia, Leang Pute Kabupa ten Maros, turut menjadi tem pat perayaan hari jadi Indonesia ke 70 lalu. Sepuluh atlet gabungan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) dari Pandu Alam Lingkungan (PAL) Kehutanan dan Pencin ta Alam Edelweis Sastra Unhas dan Uni versitas lainnya. “Lantunan lagu Indonesia Raya menggema di dasar gua, ada perasaan haru seirama nada lagu kebangsaan ini” ujar Fransiska salah satu peserta upacara dalam tulisannya di identitas (9/2015). Upacara di lembah, bukit dan gunung pun sangat marak dilakukan. Ratusan
hingga ribuan pemuda tumpah ruah di gunung-gunung. Bukan hanya momen kemerdekaan, peringatan hari berseja rah lainnya juga kadang dilakukan di tiga tempat itu. Ramainya orang-orang memperingati hari kemerdekaan membuat kerusakan lingkungan tempat itu makin parah. Me nanggapi hal itu, Ketua Korps Pecinta Alam (Korpala) Unhas, Arman Bungu ran mengatakan ketidaksetujuannya ter hadap peringatan Hari kemerdekaan di puncak-puncak gunung. “Mereka hanya memperingati saja tanpa peduli kelesetarian lingkuangan” ujarnya Senin, (29/8). Lain halnya dengan Muhammad Muhtar mahasiswa Fakultas Ilmu Kelau tan Dan Perikanan (FIKP) beranggapan mahasiswa sebaiknya memaknai hari ke merdekaan dengan mengadakan diskusi, Kamis (11/8). Sebab lewat momen se perti ini mestinya mahasiswa lebih aktif membicarakan sejarah dan masa depan bangsa ini. Beragam bentuk perayaan hari ke merdekaan semoga bukan hanya simbolis semata. Semoga tak kehilangan makna dan memperkuat jiwa nasionalisme. n Musthain Asbar Hamsah
cerpen
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
Chocolate
13
puisi Cerobong Cinta Oleh : Rezki Mandasari
ILUSTRASI/IRMAYANA
Oleh : Fathul Khair Tabri SEKALI lagi aku menatap langit. Menutup mata dan mecoba merasakan menjadi awan putih yang hinggap dalam pelukannya. Aku masih terdiam di tempat ini. Menunggu sebuah harapan yang tak pasti. Ujung mata ini kembali meneteskan air mata secara perlahan. Aku menangis sendiri di taman ini. “Tuhan, tak bisakah kah kau kembali melahirkanku dengan fisik seperti wanita-wanita lain? Aku ingin putih seperti mereka, bukan cokelat seperti ini. Dasar semua lakilaki sama!” ketusku memecah keheningan di sekeli lingku. Aku ingin seperti awan! Putih, dan terbang bebas kemanapun ia sukai, dikagumi oleh banyak orang, bukan seperti ini, cokelat. “Bukan tentang bagaimana kita dicintai, tapi bagaimana kita bisa mencintai.” Terdengar suara samar di balik tubuhku. Aku terdiam. Mencoba menebak sosok itu. Perlahan diri ini menoleh tuk memastikan bahwa itu bukanlah candaan dari orang-orang yang jahil. Dan kau tahu? Aku terteguh menatapnya, menatap senyuman yang tertangkap oleh pandanganku. “Bukan kah tak semua laki-laki di dunia ini sama se perti yang kau bayangkan? Lihatlah Qois, bagaimana ia mampu mencintai Layla dengan kesederhanaan. Ataukah seorang Romeo misalnya? Mampu memperjuangkan kisahnya dalam keabadian” ujarnya sambil memecah sunyi yang mulai menghinggapi kami berdua. Sedikit batin ini membenarkan apa yang ia ucapkan. Aku kembali mencuri senyumnya. Senyum yang sangat renyah yang kulihat. “Kau siapa?” balasku sambil mengusap air mata yang tersisa. “Hmm.. oh iya, aku Randy. Aku tadi cuman lewat disni dan nggak sengaja dengar pembicaraan kamu!”timpalnya sambil memamerkan gingsulnya sekali lagi. Senja telah masuk. Jam pun sudah menunjukkan pukul lima sore. Aku bergegas, mengambil seluruh barang yang tercecer di sekelilingku akibat peristiwa yang tadi. “Oh aku Riana. Maaf aku tak bisa bicara banyak sama kamu hari ini. Aku buru-buru nih!”sambarku tersenyum padanya. “Hey! Ini untukmu. Kau percaya dengan keajaiban kan? Semoga ini bisa mengihiburmu.” Tandasnya padaku. Aku mengambilnya. Perlahan kutinggalkan taman bersama sosok itu. Sedikit demi sedikit bayangannya terpendam oleh kegelapan yang mulai menyergap. Dan akhirnya aku pun tak melihatnya. *** ‘Dua bulan kemudian. Aku masih mengingat dengan jelas peristiwa itu. Peristiwa yang tak akan luput dari ingatanku. Aku tersenyum menatap pemberian Randi waktu itu. Ini adalah sebuah cokelat yang berbingkis-
kan kertas berwarna keemasan. Tak ada kertas ataupun kartu ucapan selain cokelat itu. Aku tak ingin memakannya, atau pun membuangnya, karena kau tahu? Aku masih percaya dengan keajaiban yang ia katakan. Tapi, sampai kapan aku harus menantinya? Bukankah sepotong cokelat juga butuh tuan untuk dimakan? Dan begitupun dengan hati ini, butuh seseorang dalam mendampinginya. Purnama di bawah sini jauh lebih indah terlihat. Begitupun dengan gugusan bintang, indah dalam kilaunya. Udara di taman ini sangat dingin, sangat dingin. Entah sudah berapa kali aku berkunjung ke taman ini tuk berharap dapat berjumpa dengannya sekali lagi. Namun sayang, hanya guguran daun yang jatuh kutemukan berserakan di tempat ini. Sepertinya ia tak akan datang ke taman ini. Aku pulang bersama harapan yang terus aku bawa. “Mungkin esok ia akan kesini, atau esoknya. Dan yang terpenting pasti ia akan datang kembali menemuiku.” Bisikku penuh yakin. Pagi ini terasa sangat menyejukkan. Tergambar jelas embun yang melekat mesra pada dahan-dahan tumbuhan. Aku kembali mengambil cokelat pemberian itu. Menatapnya penuh harap. “Kapan sih tuan kamu datang? Aku bosan tau, menunggunya terus.” kataku. Waktu begitu cepat. Bergulir dengan rasa yang kualami. Tepat pukul empat sore. Aku kembali termenung di taman ini. Mencoba membayangkan sosok itu akan datang bersama senyum manisnya. “Ya, tuhan! Ada apa ini? Benarkah keajaiban itu ada? Aku lelah dalam menantinya.” Isakku penuh harap. Terasa air mata ini kembali membasahi pipiku. “Tapi aku rasa dalam hatimu masih mempercai keajaiban, bukan?” terdengar suara di balik tubuhku. Aku menoleh kebelakang, dan ya Tuhan! dia kembali, Aku kembali menangkap senyumnya yang begitu manis. Aku menatap matanya lekat-lekat. “Yah dan kau tahu kenapa aku memberikanmu sebuah cokelat?” Aku menggeleng sambil menatapnya. “Kau sama seperti cokelat itu.” Ma...maksudnya? “Yah.. aku tak melihatmu dari fisikmu, Kau pernah berkata bahwa semua laki-laki hanya memandang fisik wanita saja. Tapi itu tidak benar Riana! Aku melihatmu jauh dari fisikmu. Aku kembali kesini karena cinta, cinta yang tulus.” Kuharap kita dapat seperti sepotong cokelat. Mampu saling memberikan ketenangan, baik itu dalam suka mauapun duka, Riana! n Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sastra Asia Barat Angkatan 2014
Kau bilang ingin hidup enam ribu tahun lagi Kau bilang ingin menjelajahi dunia Kau bilang ingin mendaki gunung yang tinggi Kau bilang ingin menyelami indahnya lautan Kau bilang mencintai alam Aku tersentak saat kau menggenggam cerobong-cerobong itu Kau mengikuti kebiasaan Bangsa Indian Mengepulkan sang cerobong Memuja dewa, memuja roh Kau membuatnya sebagai kesenangan belaka Klobot, kawung, sigaret atau cerutu Rokok putih, kretek, klembak Bidis, cigar, shisa atau hubbly bubbly Entah apa nama sang cerobong itu Yang aku tahu, cerobong-cerobong asap itu Membuat oksigen menguap Membuat pulmo tak mampu tertawa Membuat dunia hepar menjadi gelap Membuat cor menjadi galau merana Katamu tanpa sang cerobong kau akan mati Kau bilang lebih baik mati bersamanya Apakah sang cerobong itu cinta sejatimu? Nyatanya saat rumah sakit menjadi kediaman Ternyata sang cerobong tetap mengepul... mengepul Mengepul... TANPAMU... Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Biologi Unhas Angkatan 2012
Kancil Tolak Tunduk Oleh: Farid Indrastata
Keutuhan bisa dicapai. Jika perang berbuah nilai mampu disaring kristalnya. Kebulatan bisa digapai. Jika setiap orang dijamin kemerdekaannya. Daya dan cahaya bisa muncul. Jika ada peluang bagi kebenaran untuk mengolahnya. Rasa cinta bisa tumbuh bagi semuanya. Jika gerak tak lagi menyalahi irama. Tapi kini sila keadilan sudah terurai. Telah datang raksasa penuh nyali. Seakan disuguhkan makanan oleh bidadari. Telah datang cahaya baru sekuat matahari. Kancil berkata: Kapankah kami bisa menguasai diri sendiri ? Sedang melihat singa merajai panggung. Menjadi jaya dan beruntung. Dan rajin meremas tulang sumsum. Sang kancil bingung dan resah. Ketika kancil marah. Segeralah singa menggebrakan sepatunya. Ketika kancil berteriak. Sang singa langsung marah melahap tengkuk yang menghalanginya. Terdengar pekik ketegasan dari si kancil : “Maaf singa, ingin aku mengubur Engkau yang semakin ngawur !!” Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Kelautan Angkatan 2015
Bagi pembaca identitas yang ingin memasukkan Cerpen dapat memenuhi syarat penulisan: Panjang Naskah 2 Halaman Spasi satu, Font tipe: Times New Roman 12 Tulisan anda boleh dikirim melalui e-mail resmi identitas di bukuidentitas@gmail.com Dengan syarat : Melampirkan foto diri dan kartu identitas Alamat: LT1 Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin.
14
ipteks
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
Serat Jerami Lapuk, Ternak pun Gemuk Makanan ikut andil dalam mempengaruhi kesehatan. Baik itu pada manusia, maupun ternak. KETIKA musim panen Padi usai, terciptalah tumpukan jerami di area persawahan. Sisa tanaman itu, biasanya dimanfaatkan lagi oleh sebagian petani sebagai pakan bagi ternak mereka. Meski disukai ternak, namun ternyata kandungan nutrisi pada jerami tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan zat lignin atau serat kasar pada batang padi. Lignin pada jerami yang dikonsumsi langsung oleh ternak seperti sapi, kambing atau kerbau hanya akan menjadi kotoran. Tidak dapat meningkatkan pertumbuhan ternak. Serat kasar itu sulit dicerna oleh sistem pencernaan hewan pemamah biak. Menurut Dr Jamila SPt MSi, limbahlimbah pertanian rata-rata memiliki kandungan zat lignin tinggi. Namun rendah akan nutrisi. Selain itu, pemanfaatan limbah pertanian untuk agroindustri masih belum maksimal. Sebab itu, ia akhirnya meneliti pemanfaatan jamur pelapuk putih untuk mendegradasi atau mengurai zat lignin pada jerami. Melalu risetnya ini, diharapkan dapat memperkaya bahan pakan ternak dari sumber daya lokal. “Lignin sangat sulit diolah baik secara fisik maupun bilogis. Untuk itu, perlu memanfaatkan jamur pelapuk putih sebagai
ILUSTRASI/IRMAYANA
penghasil enzim ligninase untuk mengurainya menjadi selulosa dan hemiselulosa. Agar bisa bermanfaat sebagai pakan bagi hewan ternak, ” tutur dosen Fakultas Peternakan Unhas ini. Penelitian yang dilakukan sejak akhir 2011 ini, dimulai dari tahap penyeleksian jamur. Hal ini dikarenakan tidak semua jamur pelapuk putih bisa mendegradasikan lignin. Untuk itu, dibutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk menyeleksi 30 jenis jamur. Hingga akhirnya didapatkan spesies jamur yang tepat untuk mengurai
lignin, Coprinus comatus. “Spesies jamur itu, dipilih untuk digunakan pada fermentasi jerami padi karena mampu mengurai lignin dan punya daya mengurai yang rendah terhadap selulosa dan hemiselulosa,” ujar ahli industri pakan ini. Selanjutnya, jamur tersebut kemudian diperbanyak. “Butuh ketelitian dalam proses pengerjaan menumbuhkan jamur pelapuk putih ini. Sebab, jamur tersebut sensitif untuk terkontaminasi dengan lingkungan sekitar,” jelas penerima peng-
hargaan Satya Lencana Karya Satya 10 tahun ini. Setelah perbanyakan jamur dilakukan, maka penelitian dilanjutkan melalui dua tahap percobaan. Tahap pertama, fermentasi menggunakan isolat jamur pelapuk putih pada media jerami padi. Tahap ke dua, Jamila melakukan analisis terhadap kandungan lignin, selulosa dan hemiselulosa pada jerami padi hasil fermentasi. Jerami padi hasil fermentasi itu, kemudian diolah lagi menjadi pakan komplit. Kandungan nutrisinya yang cukup lengkap, terbukti dapat meningkatkan berat badan hewan ternak, sampai 0,6 kilo gram per hari. Penelitian yang dilakukan oleh alumnus Griffith University, Australia ini masih berlanjut hingga tahap penyempurnaan, saat ini. Pakan hasil fermentasi jerami padi itu, kembali diujicobakan pada sapi dalam bentuk pakan yang diawetkan. “Penelitian ini telah memiliki hak paten. Khusus untuk jerami padi sudah ditemukan isolat yang paling tepat untuk mendegradasikan lignin. Kedepannya, saya akan terus berinovasi, misalnya dengan membuat jerami hasil fermentasi dalm bentuk tepung yang punya nilai ekonomis. Intinya akan terus dilanjutkan sampai bisa menciptakan agroindustri dari hulu ke hilir,” harap Jamila meng akhiri wawancara, Jumat (3/9). n Sriwidiah Rosalina Bst
kampusiana
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
KKN Desa Ugi Kabupaten Wajo Adakan Penyuluhan
PESERTA Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Gelombang 93 Kabupaten Wajo adakan Penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan ini dirangkaikan dengan Matematika Ceria (Macca) dan pembagian stiker desa sehat yang berlangsung di sekolah MTS As’adiyah No 281 Desa Ugi, Kecamatan Sabbang Paru, Kabupaten Wajo, Senin (1/8). Kegiatan PHBS dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesehatan, sedangkan matematika ceria dilaksanakan dalam meningkatkan minat belajar matematika siswa di sekolah MTS As’adiyah. Kegiatan itu berlagsung selama enam hari di tiga tempat yakni MTS As’adiyah, SDN NO 241 Kaung, dan SDN NO 80 Ugi. “Harapan saya, semoga desa yang kami tempati KKN bisa menjadi desa yang berkembang dan maju, serta menjadi desa sehat dan pintar,” kata Koordinator Desa, Muhammad Yusrizal Rahman. (M29)
Wujudkan Kepedulian, Kemafar Adakan Bakti Sosial
KELUARGA Mahasiswa Farmasi (Kemafar) mengadakan Bakti Sosial dan Ramah Tamah dengan tema “Aktualisasi Kepedulian Sosial dan Semangat Kekaryaan dalam Mempererat Simpul Solidaritas Kemafar UH”. Kegiatan ini diselenggarakan di Desa Bonto Masunggu’, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sabtu (30/7). Kurangnya antusias dan perhatian mahasiswa terhadap warga yang tinggal ditempat terpencil, sehingga Kemafar ingin membangun rasa kepedulian tersebut melalui kegiatan bakti sosial. Kegiatan ini juga merupakan kelanjutan dari tahap pengaderan dan membangun keakraban antara senior dan junior dalam keluarga mahasiswa Farmasi. Baksos ini dibuka langsung oleh Dr Sartini, MSi Apt selaku Wakil Dekan III Fakultas Farmasi. Ada juga penyuluhan Tanaman Obat Keluarga (Toga) oleh Dr dr Sartini MSi Apt dan penyuluhan Dapat, Gunakan, Simpan dan Buang Obat (Dagusibu) oleh Nur Amir, SSi MSi Apt. Selain itu, ada juga pembagian aromaterapi “farm fresh”, sirkumsisi dan pemeriksaaan kesehatan. Turut serta membantu dalam kegiatan ini adalah tim dokter alumni Unhas, Siaga Ners unhas dan Pharmacy Rescue Commite. Kedepannya kegiatan ini bisa terselenggara kembali dan angkatan 2015 bisa be kerjasama di kepanitiaan lain. “Saya harap lewat kegiatan ini, teman-teman angkatan 2015 bisa bekerjasama lagi de ngan baik kedepannya, dan dapat me ningkatkan rasa kepedulian kami dengan warga,” katanya. (M29)
Pelantikan Pengurus KSEI FOSEI Unhas
MAHASISWA yang tergabung dalam Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) yang membawahi Forum Studi Ekonomi Islam (Fosei) Unhas mengadakan pelantikan pengurus harian periode 2016/2017, Senin (1/8). Kegiatan yang bertempat di Aula FIS B 201 lantai dua Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas dihadiri oleh Wakil Dekan III FEB, Prof Dr Rahmatiah MA, perwakilan regional KSEI, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FEB dan Sahabat Asrama Unhas. Jumlah pengurus harian yang dilantik 13 dari 50 pengurus harian, hal ini di sebabkan karena masih banyak pengurus
15
gundang satu sama lain untuk berpartisipasi dalam seminar dan konferensi. KEIO University diwakili oleh Prof Tomoyuki Furutani dan Prof Yasushi Ikeda dan keempat fakultas Unhas masing-masing diwakili oleh Prof Dr Andi Alimuddin Unde MSi mewakili FISIP, Prof Dr Gagaring Pagalung SE MS Ak CA mewakili FEB, serta masing masing perwakilan dekan FIKP dan FT. Guru besar dari Jepang tersebut berharap selain pertukaran pelajar, kerjasama antara Unhas dan KEIO University juga mampu melakukan langkah konkrit dalam riset skala global. “Saya berharap selain pertukaran pelajar, Unhas dan KEIO University bekerjasama dalam riset global, juga ada pertukaran staf, dosen dan guru besar masing-masing universitas,” harap Yasushi. (M21)
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Pelepasan Pekan Olahraga: Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA lepas balon sebagai simbol pembukaan pekan olahraga di lapangan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), Rabu (17/8). Ini merupakan bagian dari perayaan ulang tahun Unhas ke-60.
yang berada di daerah masing-masing dan ada pula yang akan berangkat hari ini (1/8) seperti yang dijelaskan oleh ketua terpilih, Ali Muhasan. Dalam sambutan pidato pertamanya sebagai ketua KSEI Fosei Unhas, Hasan berharap program kerja dapat terlaksana. “Mari saling membimbing, karena kedepannya Insha Allah akan banyak program kerja yang akan dilaksanakan,” katanya. (M21)
Bimbingan Teknis PWMP Unhas
KEMENTERIAN Pertanian bekerjasama dengan Unhas menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) di Aula Pascasarjana lantai tiga Unhas, Selasa-Sabtu (2-6/8). Peserta yang mendaftar sebanyak 123 mahasiswa, sementara yang hadir hin gga pukul sepuluh pagi baru 90 mahasiswa dan akan terus bertambah. Wakil Dekan III Pertanian, Prof Dr Ir Kaimuddin MSi menjelaskan, ada 30 kuota kelompok yang masing-masing beranggotakan tiga hingga lima mahasiswa dari Fakultas Pertanian dan sepuluh kelompok dari Fakultas Peternakan, namun dari mahasiswa Peternakan belum sempat hadir. Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk memberikan pembelajaran dan bimbingan teknis kepada calon wirausahawan muda khususnya di sektor pertanian. Pendamping mahasiswa adalah dosen selingkup pertanian yang telah mengikuti Training of Trainer (TOT). Mahasiswa di siapkan modal atas mitra dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk dapat membuka usaha nantinya. Mahasiswa yang diseleksi akan dibim bing hingga tiga tahun, tahun pertama untuk menumbuhkan minat berwirausaha mahasiswa, tahun kedua untuk mengembangkan bisnis plan mahasiswa dan tahun ketiga mahasiswa dapat mandiri serta dapat bersaing kedepannya. “Semoga setelah mengikuti bimbingan Teknis ini, para alumninya dapat berwirausaha secara mandiri,” tutur Kaimuddin. (M21)
Tiga Guru Besar Toyoma University Berikan Kuliah Umum di Unhas
Tiga Guru Besar Toyama of University Jepang mengunjungi Unhas untuk memberikan kuliah umum, Selasa (2/8). Keg-
iatan yang berlangsung di Ruang Senat Rektorat Lantai Dua dan diikuti 219 peserta oleh sejumlah dosen dan mahasiswa yang umumnya berasal dari Fakultas Farmasi Unhas. Ketiga guru besar adalah Prof Ken-Ichi Hosoya PhD dari Medicine and Pharmaceutical Sciences University of Toyama, Prof Makoto Kadowaki selaku Director of Institut of Natural Medicine University of Toyama dan Prof Tsuneo Imanaka dari Department of Biological Chemistry, Medicine and Pharmaceutical Sciences University of Toyama. Kadowaki dalam kuliahnya memper kenalkan pengobatan tradisional Kampo, sebuah pengobatan asli tradisional dari Jepang. Seperti halnya dengan Jamu di Indonesia, pengobatan Kampo menggunakan kombinasi beberapa jenis ekstrak tanaman tradisional. Ada kurang lebih 120 jenis obat Kampo yang tersedia di apotek di Jepang, Kadowaki menjelaskan bahwa pengobatan Kampo adalah alternatif bagi pasien yang mengalami kesulitan menggunakan obat modern dan pasien yang sudah resisten terhadap antibiotik. Wakil Rektor IV Unhas, Prof dr Budu PhD dalam sambutannya berharap peserta dapat mengambil ilmu dari pemateri. “Saya harap para peserta dapat bersungguh-sungguh mengikuti perkuliahan ini dan berdiskusi dengan para pemateri,” tutur Budu. (M21)
Unhas dan KEIO University Tandatangani MoU Kerjasama
UNHAS dan KEIO University menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Ruang Rapat A Lantai Empat Rektorat Unhas, Kamis (4/8). Kerjasama antara empat fakultas Unhas yaitu Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Fakultas Perikanan dan Kelautan (FIKP). Sementara dari KEIO University, diantaranya Faculty of Policy Management dan Faculty of Environment and Information Studies. Isi dari nota kesepahaman adalah pertukaran informasi dalam bentuk publikasi, materi pengenalan dan hasil lainnya dari pengajaran dan penelitian, pertukaran mahasiswa fakultas maupun mahasiswa pascasarjana, mengembangkan kegiatan penelitian bersama, saling men-
Mahasiswa KKN Sebatik Adakan Pemeriksaan Kesehatan
MAHASISWA Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sebatik Gelombang ke-93 mengadakan kegiatan pemeriksaan kesehatan di Kantor Camat Sebatik Barat, Sabtu (6/8). Kegiatan ini bekerjasama dengan Puskesmas Sebatik Barat. Kegiatan ini diadakan sebagai bentuk kepedulian peserta KKN, dalam melihat kondisi masyarakat perbatasan yang kesulitan mengakses puskesmas. Pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat. “Semoga kegiatan pemeriksaan kesehatan, dapat membantu masyarakat dalam mengetahui status kesehatannya,” ujar Muhammad Chaidir, Koordinator Desa KKN Sebatik. (M29)
SAR Unhas Bantu Pencarian Nelayan Tenggelam di Jeneponto
UNIT Kegiatan Search and Rescue (UKM SAR) melakukan proses pencarian terhadap nelayan yang dinyatakan tenggelam saat melaut, di Desa Palajau, Kecamatan Arung Keke, Kabupaten Jeneponto, Rabu (27/7). Proses pencarian ini dipimpin oleh Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), Tim SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jeneponto, dan beberapa anggota SAR asal Unhas, Universitas Negeri Makassar dan Universitas Bosowa 45 Makassar serta Tim SAR gabungan. Nelayan yang hilang beridentitas Sulan dan Hendri. Saat terakhir, Sulan mengenakan jaket putih, topi hitam dan Hendri mengenakai pakaian hitam merah. Kedua korban tidak berhasil ditemukan setelah dilakukan pencarian dengan menggunakan tiga unit perahu karet dan dibantu oleh para nelayan. Tidak ada tanda-tanda keberadaan korban setelah dua hari Tim SAR dan masyarakat melakukan pencarian. Akhirnya pencarian oleh tim SAR dihentikan, dan korbanpun statusnya dinyatakan hilang. Tim Basarnas sebelum menghentikan proses pencarian, menghimbau kepada masyarakat setempat agar sekiranya saat korban ditemukan, diharapkan melaporkannya ke BPBD setempat untuk membantu proses evakuasi. “Saya harap nelayan setempat selalu mengutamakan keselamatan mereka dan tidak melaut saat cuaca buruk, karena akan beresiko seperti peristiwa yang dialami oleh kedua korban,” ujar Muhammad Yusran selaku anggota SAR Unhas (1/8). (M26)
16
lintas
identitas
NO. 864 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR AGUSTUS 2016
Menyingkap Tirai Poso Oleh: Erma Rosdiana
BERBICARA tentang Poso, ada satu hal yang terlintas di pikiran masyarakat yaitu terorisme. Poso jadi pusat teroris dan Poso kotanya Santoso. Hanya sedikit orang yang tau betul kondisi daerah ini. Pemberitaan media mengenai Poso se bagai daerah konflik yang begitu pesat, membuat masyarakat mengeneralkan kondisi daerah penghasil kakao ini. Terkadang di kampus, ketika bertemu mahasiswa asal Poso terbersit kecurigaan mengenai identitasnya. Dia mahasiswa dari daerah konflik. Untuk mematahkan sterotip masyarakat awam, maka Unhas bekerjasama dengan Kodam VII Wirabuana mengadakan Kuli ah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Poso. Hal ini baru pertama kali diadakan de ngan harapan mahasiswa mampu men citrakan kepada masyarakat kondisi Poso yang sebenarnya. Poso adalah da erah aman, indah dan saling menghargai. Sebelum diberangkatkan ke tempat pengabdian, sebanyak 52 mahasiswa dii kutkan Pelatihan Bela Negara di Rindam VII Wirabuana selama dua hari. Pelati han ini agar mahasiswa memiliki metal dan fisik yang mumpuni ketika sampai di lokasi KKN serta siap mengabdi \\ kepada masyarakat. Pelatihan yang diberikan meliputi, Per aturan baris-berbaris, outbound militer, malam renungan dan materi seputar bela negara. Di sini, kami diajarkan cara hidup ala militer. Harus disiplin. Tepat tanggal 15 Juli 2016 pukul 20:00 Wita, kami yang terdiri dari 50 maha siswa Unhas, 2 mahasiswa UNM, 4 orang supervisor dan 2 orang dari TNI siap un tuk menuju lokasi dengan menggunakan bus pariwisata. Rute perjalanan melalui Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur hingga memasuki gerbang Kabupaten Poso melalui jalur darat. Setelah 22 jam di dalam bus, akhirnya kami diterima di
Kompi 1703 untuk mendapat pembekalan dari Bupati Poso. Keesokan harinya, 17 Juli 2016 kami di sambut oleh Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu. Bupati Poso menjelaskan menge nai potensi yang dimiliki oleh daerah Poso. Setelah kegiatan, setiap mahasiswa diantar ke lokasi KKN masing-masing. Terdapat dua kecamatan dan lima desa yang menjadi sasaran KKN Tematik NKRI Poso. Kecamatan Pamona Puselemba, ada Desa Dulumai dan Desa Peura. Sementa ra Kecamatan Pamona Selatan ada Desa, Desa Pasir Putih dan Desa Bangun Jaya. Kami ditempatkan di Desa Bangun Jaya. Hari pertama, kami berada di rumah sekre taris desa. Kami semua berkenalan, istira hat sejenak dan makan siang. Setelahnya tanpa dikomando, kami langsung meninjau posko KKN yang terletak 200 meter dari ru mah sekdes. Ternyata kami diberikan pos polisi kosong dan perabot rumah tangga akan dipinjamkan oleh ibu sekdes. Ternyata keadaan di lapangan jauh dari ekspektasi. Hal pertama yang membuat kami shock saat ditempatkan di pos Pol mas yang tidak dihuni. Keadaan pos yang mengenaskan, kotor, banyak sarang labalaba dan tidak ada fasilitas penunjang un tuk hidup layak. Satu-satunya solusi ialah mari membersihkan. Hal mengejutkan lainnya, di desa kami sangat dingin. Poso yang terkenal panas malah kebalikannya di desa. Setiap pag inya, sekitar pukul 09.00 Wita matahari baru mengintip dari ufuk timur. Hal terse but membuat pakaian butuh 2-3 hari agar kering. Tak kalah mengejutkan ialah masyarakat yang berada di Desa Bangun Jaya bukan orang Pamona. Rencana untuk belajar Dero pun harus dikubur dalam-dalam. Sepekan kami melakukan observasi. Hasil observasi kami, menunjukkan bah wa penduduk Desa Bangun Jaya mayori tas suku Jawa yang menempati wilayah
utara desa, suku Bugis yang menempati wilayah selatan desa dan tidak satu pun suku Pamona yang mendiami desa Ba ngun Jaya. Masyarakat desa ini semuan ya beragama Islam. Mereka bertani padi, sayur, durian otong, kakao dan ubi jalar serta singkong. Seperti kebanyakan suku Jawa dan suku Bugis yang dikenal, masyarakat di sini bersikap ramah terhadap kedatangan kami. Mereka menawarkan sayur, ubi, singkong, pisang dan memancing bersa ma bahkan keliling untuk melihat kein dahan Kabupaten Poso. Selama berada di lokasi KKN, kami me lakukan beberapa program kerja. Dian taranya mengajar di SD 8 Mayoa, senam sehat, penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, pembenahan masjid, pembuatan marka jalan, konseling perikanan, pem
buatan denah desa, membuat tanaman obat keluarga dan pembuatan jamban Sekian lama bersama masyarakat desa Bangun Jaya membuat kami merasa ting gal di rumah sendiri. Hajat hidup terpe nuhi dengan baik. Tidak ada perteng karan antara penghuni posko dengan masyarakat dan program kerja terlak sana dengan baik. Hal yang awalnya membuat shock, kini sudah bersahabat. Kami merasa nyaman dengan yang dimiliki. Rasanya sangat be rat meninggalkan lokasi KKN. Sayangnya, kampus merah sudah menanti dan ak tivitas kuliah harus terus dilanjutkan. Damailah Poso, Sintuwu Maroso. n Penulis adalah mahasiswa Jurusan Antropologi, FISIP, Angkatan 2013 Mahasiswa KKN tematik NKRI Poso Gelombang 93 Unhas
FOTO-FOTO/DOKUMEN PRIBADI