MENINGKATNYA PERMOHONAN DISPENSASI MENIKAH DINI DI MASA PANDEMI COVID-19 Ketik sesuatu di sini...
Agustus 2021
1. Pendahuluan Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan
oleh
dua
orang
dengan
maksud
meresmikan
ikatan
perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Adapun Pengertian pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh
salah
satu
pasangan
yang
memiliki
usia
di
bawah
umur
yang
biasanya di bawah 17 tahun. Baik pria atau wanita jika belum cukup umur
(17
sebagai
Tahun)
jika
pernikahan
melangsungkan
usia
dini.
Di
pernikahan
Indonesia
sendiri
dapat
dikatakan
pernikahan
belum
cukup umur ini marak terjadi, tidak hanya di desa melainkan juga di kota Lahirnya UU yang berlaku bagi semua warga negara Indonesia pada 2 Januari 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya disebut PP Pelaksanaan Perkawinan)
yang
dikatakan
pada
pasal
tersebut,
suatu
perkawinan
hanya dapat diizinkan apabila pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Adapun bunyi pasal selengkapnya adalah sebagai berikut : “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun”.
1
Polemik yang terus terjadi dikalangan masyarakat perihal batasan usia minimum
melangsungkan
mendorong judicial
sejumlah
review
terhadap
untuk
perempuan
Perkawinan
kelompok
bagi
perempuan
akhirnya
masyarakat
mengajukan
gugatan
meningkatkan dengan
batas
dilatar
usia
belakangi
minimal terkait
perkawinan dengan
hak
kesetaraan di depan hukun dan pada tanggal 14 Oktober 2019, Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, mensahkan adanya perubahan tersebut, dan kemudian diundangkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Hukum
dan
Hak
Asasi
Manusia
(Menkumham),
Tjahjo
Kumolo,
pada
tanggal 15 Oktober 2019. Berikut ialah bunyi Pasal 7 ayat (1) UndangUndang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor
1
Tahun
Perubahan
Umur
1974
tentang
Perkawinan)
Perkawinan
(selanjutnya
selengkapnya
:
disebut
“Perkawinan
UU
hanya
diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun”
2
Peningkatan usia perkawinan bagi perempuan setelah disahkannya UU Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perkawinan, memberikan dampak bagi pengadilan agama yaitu meningkatnya pengajuan dispensasi kawin di pengadilan. Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Kota Semarang menyebutkan bahwa hingga 13 November 2019 tercatat sudah ada 85 (delapan
puluh
memperkirakan
lima)
pengajuan
bahwa
akan
dispensasi
terus
kawin
mengalami
dan
kedepannya
peningkatan.9
Tidak
hanya berdampak di Kota Semarang saja, Humas Pengadilan Agama Purwakarta
Ahmad
Saprudin
mengatakan
setelah
ada
perubahan
Undang-undang Perkawinan permintaan dispensasi perkawinan cukup tinggi selama
terhitung 2019
dari
tercatat
Bulan
November
dispensasi
hingga
perkawinan
puluh dua) kasus.
3
Desember,
sebanyak
92
sehingga (sembilan
Dari hasil survei pada tahun 2015 yang dilakukan oleh Plan Internasional, di
Indonesia
masih
banyak
terjadi
pernikahan
dini
pada
anak
dan
remaja. Sebanyak 38% anak perempuan di bawah usia 18 tahun sudah menikah. Sementara persentase laki-laki yang menikah di bawah umur hanya 3,7 % (persen). Tidak salah apabila Indonesia disebut sebagai salah
satu
dari
sepuluh
negara
dengan
perkawinan
bawah
umur
tertinggi di dunia yang ada di urutan ketujuh dengan angka absolut dan tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja dan dengan melihat data kondisi saat ini menjadikan Indonesia menuju darurat perkawinan bawah umur.
4
2. Diskusi a. Alasan Meningkatnya Dispensasi Menikah Dini di Masa Pandemi COVID-19 Peningkatan angka pernikahan dini di masa pandemi Covid-19 salah satunya
ditengarai
akibat
masalah
ekonomi.
Kehilangan
mata
pencaharian berdampak pada sulitnya kondisi ekonomi keluarga. Para pekerja yang juga orang tua tersebut seringkali mengambil alternatif jalan
pintas
dengan
menikahkan
anaknya
pada
usia
dini
karena
dianggap dapat meringankan beban keluarga. Selain karena faktor ekonomi saat pandemi, trend nikah muda yang dipertontonkan terkenal,
di
maupun
media
sosial,
tontonan
film
TV,
berita-berita
layar
lebar
mengambil keputusan untuk menikah usia muda.
5
artis
atau
menginsipirasi
tokoh remaja
Kurangnya pengawasan orangtua terkait kebijakan penutupan sekolah dan pemberlakuan belajar di rumah juga menjadi salah satu pemicu maraknya pernikahan dini. Aktivitas belajar di rumah mengakibatkan remaja memiliki keleluasaan dalam bergaul di lingkungan sekitar. Ini terjadi bila pengawasan orangtua terhadap anaknya sangat lemah. Faktor kurangnya pengetahuan akan kesehatan reproduksi yang benar juga menjadi faktor sehingga anak dalam kondisi tidak terawasi akan bebas
melakukan
peningkatan
“pacaran
permintaan
berisiko”,
dispensasi
karena
nikah
banyak
karena
juga
pihak
kasus
pengaju
beralasan calon pengantin perempuan sudah dalam keadaan hamil.
6
sumber: https://lokadata.id/artikel/perkawinan-usia-dini-masih-tinggi
7
b. Dampak Negatif Pernikahan Dini Dampak bagi remaja yang melakukan pernikahan dini yaitu: 1. Remaja
yang
hamil
akan
lebih
mudah
menderita
anemia
selagi
hamil dan melahirkan, salah satu penyebab tingginya kematian ibu dan bayi. 2. Kehilangan Pada
kesempatan
kondisi
cenderung menikah
tertentu,
tidak
anak
menghambatnya
anak
memperoleh dan
untuk
pendidikan
yang
memperhatikan
langsung
mengurus
mengecap
yang
melakukan
keluarganya, melanjutkan
ia
apalagi akan
sehingga studi
ke
tinggi.
pernikahan
pendidikannya, keturunan,
lebih
hal
jenjang
dini
ketika
disibukkan ini yang
dapat lebih
tinggi. Namun hal ini dapat diminimalisir dengan dukungan keluarga penuh, serta ada bantuan dalam kepengasuhan anak, akan dapat meminimalisir
pasangan
pernikahan
dini
untuk
dapat
terus
malanjutkan studinya. 3. Interaksi dengan lingkungan teman sebaya berkurang. 4. Sempitnya
peluang
mendapat
kesempatan
kerja
yang
otomatis
mengekalkan kemiskinan (status ekonomi keluarga rendah karena pendidikan yang minim).
8
Dampak bagi anak 1. Lahir
dengan
berat
rendah,
sebagai
penyebab
utama
tingginya
angka kematian ibu dan bayi. 2. Cedera saat lahir. 3. Komplikasi
persalinan
yang
berdampak
pada
tingginya
angka
kematian Dampak bagi keluarga yang akan dibina 1. Kekerasan terhadap istri yang timbul karena tingkat berpikir yang belum matang bagi pasangan muda tersebut. 2. Kesulitan ekonomi dalam rumah tangga. 3. Pengetahuan yang kurang mengenai pernikahan.
9
c. Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Mengatasi Pernikahan Dini di Masa Pandemi COVID-19 Strategi yang dapat dilakukan untuk mendorong penurunan perkawinan anak berfokus pada komunikasi, informasi, dan edukasi dilakukan oleh berbagai
instansi,
Pembangunan
antara
Daerah
lain
Kementerian
Tertinggal,
dan
PPPA,
Kementerian
Transmigrasi
(Kemendes
Desa, PDTT)
bekerja sama dengan Badan Pengembangan Hukum Nasional (BPHN) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) baik
melalui
advokasi
hukum,
promosi
kesehatan
reproduksi
maupun
sosialisasi pencegahan perkawinan anak kepada masyarakat. Upaya afirmasi yang harus disegerakan secara khusus adalah meningkatkan pendidikan seks khususnya pada reproduksi sehat. Orang tua, tokoh masyarakat, juga wajib untuk mendengarkan suara anak-anak, marwah
mencegah
pendidikan
pacaran agama
dengan
sebagai
kekerasan, basis
mengembalikan
dalam
pencegahan
perkawinan anak, Menggunakan ajaran kebaikan, ketulusan dan saling menolong antara sesama mencegah kekerasan berbasis seksual yang terjadi pada remaja dengan pacaran yang vulgar.
10
3. Penutup Pernikahan
dini
adalah
pernikahan
yang
dilakukan
oleh
salah
satu
pasangan yang memiliki usia di bawah umur yang biasanya di bawah 17 tahun. Baik pria atau wanita jika belum cukup umur (17 Tahun) jika melangsungkan pernikahan dapat dikatakan sebagai pernikahan usia dini. Di Indonesia sendiri pernikahan belum cukup umur ini marak terjadi, tidak hanya di desa melainkan juga di kota.
Pernikahan dini pada remaja pada dasarnya berdampak pada segi fisik maupun
biologis
remaja,
remaja
yang
hamil
akan
lebih
mudah
menderita anemia selagi hamil dan melahirkan, salah satu penyebab tingginya kematian ibu dan bayi. Kehilangan kesempatan mengecap pendidikan yang lebih tinggi.
11
Daftar Pustaka http://ykp.or.id/pandemi-berkepanjangan-perkawinan-anakmakin-meningkat https://www.bkkbn.go.id/detailpost/perkawinan-usia-anakbencana-nasional-yang-gerogoti-ekonomi-indonesia Andina,
E.
(2021).
Meningkatnya
Angka
Perkawinan
Anak
Saat
Pandemi Covid-19. Bidang Kesejahteraan Sosial, 13(4), 13–18. Judiasih, S. D., Dajaan, S. S., & Nugroho, B. D. (2020). Kontradiksi Antara Dispensasi Kawin dengan Upaya Meminimalisir Perkawinan Bawah
Umur
di
Indonesia.
Acta
Diurnal :
Jurnal
Ilmu
Hukum
Kenotariatan, 3(2), 203–222. Mubasyaroh. (2016). Analisis Faktor Penyebab Pernikahan dini dan Dampaknya bagi Pelakunya. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosial Keagamaan, 7(2), 385–411. Nusabahari,
T.
(2021).
Analisis
Dispensasi
Perkawinan
terhadap
Anak di Bawah Umur : Studi Kasus Penetapan Pengadilan Agama Serang Nomor : 1968 / Pdt . P / 2020 / PA . Srg. Jurnal Tugas Akhir, 1(1), 22–57.
12