Kajian 1 - Vaksin COVID-19 untuk Ibu Hamil

Page 1

il Ham

Vaksi n

1 D 9 I V I b O u C

Amankah? 20 JULI 2021

Kajian Strategi dan Advokasi IKAMABI Nasional 2021/2022


PENDAHULUAN COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus. Virus yang menyebabkan COVID-19 terutama ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau menghembuskan nafas. Droplet ini terlalu berat dan tidak bisa bertahan di udara, sehingga dengan cepat jatuh dan menempel pada lantai atau permukaan lainnya. Seseorang dapat tertular saat menghirup udara yang mengandung virus jika berada terlalu dekat dengan orang yang sudah terinfeksi COVID-19. Selain itu, menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut juga dapat menularkan virus tersebut. Vaksin merupakan suatu antigen atau benda asing yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk menghasilkan reaksi kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Vaksin biasanya berisi mikroorganisme, misalnya virus atau bakteri, yang sudah mati atau masih hidup tetapi dilemahkan. Vaksin juga bisa berisi bagian dari mikroorganisme yang bisa merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali mikroorganisme tersebut. Bila diberikan kepada seseorang, vaksin akan menimbulkan reaksi sistem imun yang spesifik dan aktif terhadap penyakit tertentu, misalnya vaksin flu untuk mencegah penyakit flu dan vaksin COVID-19 untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2. Biasanya, vaksin dimasukkan ke dalam tubuh manusia dengan cara disuntik. Efektivitas dan keamanan vaksinasi COVID-19 pada wanita hamil dan menyusui masih menjadi topik yang sering ditanyakan. Saat ini Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) telah merekomendasikan wanita hamil untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Selain itu, CDC juga telah menyatakan bahwa ibu hamil dan ibu menyusui dapat menerima vaksinasi COVID-19. Akan tetapi, rekomendasi KEMENKES RI hanya memperbolehkan ibu menyusui untuk divaksin.

1


DISKUSI 1. Apakah vaksinasi Covid-19 aman diberikan untuk ibu hamil? Coronavac atau Sinovac adalah vaksin inactivated, basis RNA virus, subunit protein atau vektor virus, tidak dapat bereplikasi, dibandingkan vaksin lain dengan jenis yang sama (contoh: vaksin tetanus, difteri, influenza). Secara umum, vaksin jenis ini aman, dapat memberikan proteksi pasif bagi neonatus, dan tidak berhubungan dengan keguguran dan atau kelainan kongenital. Studi keamanan vaksin di Indonesia dan Turki tidak melibatkan ibu hamil sehingga belum ada data mengenai efek teratogenik. Hingga saat ini, belum diketahui apakah respons imun maternal terhadap COVID-19 dapat ikut melindungi janin. Namun, IgG SARS-CoV-2 dilaporkan dapat ditemukan pada neonatus yang memiliki hasil IgM SARS-CoV-2 negatif dan hasil polymerase chain reaction (PCR) negatif. Antibodi spesifik SARSCoV-2 terlihat dapat melewati plasenta meskipun secara kurang efisien bila dibandingkan antibodi influenza dan pertusis.

2. Apakah Vaksin COVID-19 sangat penting diberikan kepada ibu hamil dalam situasi saat ini? Angka peningkatan kasus COVID-19 semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data klaim biaya covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, jumlah kasus ibu hamil terkonfirmasi COVID-19 mencapai 35.099 sedangkan bayi baru lahir usia 0-12 bulan yang terkena COVID-19 sebanyak 24.591. Data Covid-19 pada kasus ibu hamil yang terkumpul dari Pokja Infeksi Saluran Reproduksi POGI dan POGI Cabang selama bulan April 2020 sampai April 2021 (536 kasus) terdapat 51,9% ibu hamil tanpa gejala dan tanpa bantuan nafas (OTG). Ibu hamil dengan kasus OTG di usia kehamilan diatas 37 minggu sebanyak 72%, perawatan intensif ibu masuk ICU sebanyak 4,5%, dan kematian komplikasi COVID-19 sebanyak 3%.

2


KASUS COVID-19 PADA IBU HAMIL DI INDONESIA

Sumber https://www.antaranews.com/infografik/2307390/vaksinasi-covid-19-untuk-ibuhamil

Wanita hamil dilaporkan memiliki risiko lebih tinggi daripada wanita yang tidak hamil untuk mengalami COVID-19 yang parah sehingga diperlukan suatu metode pencegahan COVID-19 yang efektif pada wanita hamil karena COVID-19 yang parah pada populasi ini dapat meningkatkan risiko persalinan preterm, keguguran, hingga kematian. Vaksinasi dalam kehamilan akan mencegah ibu hamil bergejala berat bila terpapar COVID-19. Pemerintah akan mempercepat program vaksinasi ibu hamil, balita, dan anak-anak untuk menyikapi fakta tersebut. Hal itu menjadi upaya untuk mencegah penularan sekaligus menekan laju peningkatan kasus terkonfirmasi dan meninggal akibat COVID-19. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan bahwa percepatan vaksinasi sangat diperlukan. Namun untuk pengadaan vaksin, sebaiknya difokuskan pada produksi vaksin nasional.

3


3. Apa saja jenis Vaksin COVID-19 yang direkomendasikan untuk ibu hamil? Di Indonesia, vaksin Coronavac produksi Sinovac Biotech adalah vaksin inactivated COVID-19 pertama yang telah mendapat Emergency Use Authorization (EUA) setelah menjalani uji klinis fase 3. Vaksin inactivated dibuat dari mikroorganisme yang telah dimatikan, sehingga diharapkan lebih aman daripada vaksin hidup yang dilemahkan. Pada populasi umum, efek samping vaksin inactivated COVID-19 berdasarkan studi adalah demam, mialgia, nyeri kepala, mual, fatigue, dan kemerahan atau nyeri pada area suntikan. Oleh karena itu, secara umum, vaksin inactivated COVID-19 sebenarnya memiliki profil keamanan yang baik. Namun, data untuk ibu hamil masih terbatas. Selain vaksin inactivated, terdapat pula vaksin COVID-19 jenis mRNA yang diduga bersifat lebih aman untuk wanita hamil dan menyusui. Hal ini dikarenakan vaksin mRNA tidak mengandung virus tetapi hanya mengandung komponen genetik yang dirancang untuk menyerupai materi genetik virus. Setelah vaksin mRNA berhasil membentuk antibodi, komponen genetik mRNA tersebut akan musnah. Vaksin mRNA diperkirakan tidak menembus plasenta meskipun antibodi yang terbentuk dapat menembus plasenta dan memberikan janin kekebalan. Selain itu, saat menyusui, lipid vaksin mRNA diduga tidak mencapai jaringan payudara meskipun antibodi dan sel-T yang distimulasi oleh vaksin dapat mencapai ASI. Efek samping vaksin ini juga dilaporkan ringan, yakni nyeri ringansedang pada area suntikan, fatigue, dan sakit kepala. Namun, studi langsung terhadap populasi ibu hamil dan menyusui juga belum dilakukan. Selain itu, vaksin mRNA merupakan teknologi yang lebih baru daripada vaksin inactivated, sehingga riset jangka panjang tentang profil keamanannya pada wanita hamil belum tersedia.

4


Rekomendasi World Health Organization (WHO) Awalnya WHO tidak menganjurkan vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil. Namun, WHO kemudian merevisi pernyataannya dan memperbolehkan wanita hamil untuk menerima vaksin COVID-19, terutama bila wanita tersebut termasuk dalam kelompok yang rentan seperti tenaga kesehatan. WHO telah menganjurkan pemberian vaksin Coronavac Sinovac, Oxford/AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer BioNTech untuk ibu hamil dan ibu menyusui apabila manfaat dinilai lebih besar dari risiko, misalnya pada kelompok yang rentan. WHO juga menyatakan bahwa meskipun data tentang penggunaan vaksin COVID-19 pada ibu hamil masih terbatas, vaksin tipe inactivated untuk penyakit lain seperti hepatitis B dan tetanus selama ini dapat digunakan dengan aman pada ibu hamil. Rekomendasi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Berdasarkan rekomendasi CDC, wanita hamil dan menyusui dapat menerima vaksin COVID-19, terutama bila wanita tersebut termasuk dalam kelompok rentan. Namun, hal ini perlu disertai konseling yang memadai terkait manfaat dan risiko vaksin. Anamnesis menyeluruh diperlukan untuk memastikan pasien tidak memiliki komorbiditas lain. Menurut CDC, meskipun data tentang penggunaan vaksin COVID-19 pada ibu hamil dan menyusui masih terbatas, data preliminary yang ada saat ini tidak menemukan efek berbahaya bagi ibu maupun janin. Rekomendasi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Pedoman terbaru POGI yang dipublikasikan di bulan Juli 2021 merekomendasikan agar vaksinasi COVID-19 dilakukan pada ibu hamil dengan usia kehamilan >12 minggu dan paling lambat pada usia kehamilan 33 minggu. Vaksin COVID-19 yang diperbolehkan oleh POGI adalah vaksin dari Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Sinovac, dan Sinopharm. Kelompok ibu hamil yang disarankan untuk divaksin adalah sebagai berikut:

5


Risiko tinggi: ibu hamil yang berusia >35 tahun, yang mengalami obesitas, dan yang memiliki komorbid seperti diabetes dan hipertensi Risiko rendah: ibu hamil yang berisiko rendah tetapi memilih untuk divaksin setelah konseling dengan tenaga medis Rekomendasi Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Rekomendasi PAPDI yang dirilis bulan Januari 2021 dan infografis yang dirilis bulan Maret 2021 belum menganjurkan vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil dan menyusui karena data yang ada mengenai penggunaan pada populasi ini masih terbatas. PAPDI menyatakan bahwa untuk sementara ini data lebih lanjut masih ditunggu. Rekomendasi Kementerian Kesehatan Indonesia (KEMENKES)

Berdasarkan Surat Edaran KEMENKES RI nomor HK.02.02/I/368/2021, ibu menyusui bisa diberikan vaksinasi COVID-19 tetapi ibu hamil belum disarankan untuk diberikan vaksinasi ini. Surat Penyesuaian Teknis Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 yang dirilis bulan April 2021 juga masih masih menyebutkan kehamilan sebagai salah satu alasan penundaan vaksin. Peraturan ini masih mungkin berubah mengingat rekomendasi POGI yang terbaru telah menyarankan vaksinasi pada ibu hamil. Rekomendasi Umum untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Hendak Vaksinasi COVID-19

Pasien harus membuat informed decision setelah mendapatkan informasi yang adekuat tentang vaksin, termasuk bukti efikasi dan risiko vaksin mikroorganisme lain yang sudah pernah diuji pada ibu hamil atau menyusui. Selain itu, pasien dianjurkan tetap menjalani protokol kesehatan, seperti physical distancing, mengenakan masker, dan mencuci tangan. Wanita menyusui dapat didukung untuk melanjutkan pemberian ASI.

6


PENUTUP Wanita hamil rentan memiliki risiko yang lebih tinggi daripada wanita yang tidak hamil untuk mengalami COVID-19 yang parah sehingga diperlukan suatu metode pencegahan COVID-19 yang efektif pada wanita hamil karena COVID-19 dapat meningkatkan risiko persalinan preterm, keguguran, hingga kematian. Vaksinasi dalam kehamilan akan mencegah ibu hamil bergejala berat bila terpapar COVID-19. Saat ini Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) telah merekomendasikan wanita hamil untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Selain itu, CDC juga telah menyatakan bahwa ibu hamil dan ibu menyusui dapat menerima vaksinasi COVID-19. Kastrad IKAMABI Nasional setuju dengan gerakan dari pemerintah untuk memperkuat bidan dalam mempercepat gerakan vaksin untuk ibu hamil yang diharapkan dapat mengurangi risiko COVID-19 pada ibu hamil.

7


REFERENSI https://www.alodokter.com/mengenal-vaksin-covid-19-daripemerintah https://www.alomedika.com/vaksinasi-covid-19-pada-wanita-hamildan-menyusui https://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/artikel/202107/Pemerintah%20Percepat%20Vaksinasi%20Ibu%20Hamil%20dan%20 Anak.pdf https://pogi.or.id/publish/wp-content/uploads/2021/06/RevisiRekomendasi-POGI-utk-Bumil-dengan-Covid-19-.pdf

8


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.