MENCERDASKAN
ATAU HANYA
BUAIAN SEMATA
??? EDISI NOVEMBER
DAFTAR ISI FOKUS UTAMA.....................................2 TAU GAK SIH......................................6 SOSOK................................................7 SAPA REDAKSI Assalamualaikum wr.wb Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Tuhan Seru Sekalian Alam. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Baginda Nabi Rasulullah SAW. Semoga sholawat serta salam kita mendapatkan rahmat dari Nya di akhirat kelak. Alhamdulillahirobilalamin atas ijinnya buletin edisi november dapat kami hadirkan kepada pembaca. Ucapkan terima kasih pada segenap pihak yang ikut andil dalam proses pembuatan buletin. Muhammadiyah hadir dalam memerangi sikap hukum yang ekstrim dan ketat dalam lingkup agama bagi kaum muslimin. Muhammadiyah juga berperan penting dalam membantu pengentasan sisi konotasi negaatif “radikalis” baik yang longgar dalam beragama maupun dotrin kultur dalam maupun luar negeri. Pada edisi kali ini, tim redaksi mengangkat tema muhammadiyah dengan bertajuk "mencerdaskan atau hanya buaian belaka" yang membahas bagaimana cara pandang Muhammadiyah dalam menyikapi penyimpangan yang ada, apakah mencerdaskan atau hanya buaian belaka ?
TIM REDAKSI -PENASEHATDPI DAN BPH IMEFEFM FEB UMY
-PIMPINAN UMUMBIDANG MEDIA DAN KOMUNIKASI IMM FEB UMY -PIMPINAN REDAKSI AMRI ZAKIAN -SEKRETARISDEWI MASYITHOH -TIM JURNALISVIQI NURSYAHBANI RIZKA PUSPITA DEWI YOGA HADI ANNISA FITRIANI KHAIRUNNISA NURAINI MAKARIM RAHMA ALVISYAHRI WIDODO DIANSETA DILLA TITANIA DEWI MASYITHOH INSAN TRINAWAN MUH. RAFLI MUAZ AMRI ZAKIAN TIARA DITTA FERRY FERDIANSYAH KHAZANAH AGUS RIFQI YULIAN M -TIM EDITORYOGA HADI INSAN TRINAWAN DEWI MASYITHOH ALVISYAHRI WIDODO
dekombat.com
Y
FOKUS UTAMA MUHAMMADIYAH DALAM MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA Pendidikan merupakan jantung kehidupan, itulah sebabnya Muhammadiyah sedari awal hingga saat ini terus fokus dalam bagaimana meningkatkan kualitas mutu pendidikan Muhammadiyah. Disisi lain, Muhammadiyah merupakan organisasi islam terbesar yang memiliki lembaga pendidikan terbesar. Jumlah amal usaha pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah tidak kalah oleh organisasi manapun, kecuali pemerintah. Hal ini membuktikan bahwa peran Muhammadiyah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa takkan pernah 'selesai'. Dalam perkembangan pendidikan Muhammadiyah, idealisme pendidikan Muhammadiyah menghadapi berbagai ancaman dan tantangan. Berbagai ancaman dan tantangan yang dihadapi Muhammadiyah muncul karena bergesernya orientasi pendidikan. Bahwa kemudian pendidikan Muhammadiyah berada ditengah orientasi pendidikan 'sekulerisme-materialisme' yang kemudian dapat menggeser orientasi pendidikan yang baik. Disisi lain, pendidikan Muhammadiyah juga dihadapkan pada persoalan mendasar. Sebab, pendiri Muhammadiyah KHA Dahlan tidak sama sekali meninggalkan kerangka teoritis dalam bentuk karya ilmiah. Beliau mewariskan Muhammadiyah dalam bentuk karya amaliah. Walau kemudian hal tersebut bisa dikontekstualisasikan dalam bentuk teori. Idealisme pendidikan Muhammadiyah memiliki ciri khas tersendiri dalam menjawab berbagai tantangan. Hal tersebut tercermin bagaimana Muhammadiyah mengembangkan ilmu dalam bentuk integrasi antara Ilmu agama islam dan Ilmu pengetahuan umum. Integrasi ini dimaksudkan agar Muhammadiyah mampu mengimbangangi antara dunia dan akhirat, serta dinamis dalam mengikuti perkembangan zaman. Persoalan akhlak dan etika juga merupakan inti dari pendidikan Muhammadiyah. Hal ini sejalan dengan salah satu misi diutusnya Rasulullah SAW untuk menyempurnakan akhlak. Tetapi kemudian ada yang salah dalam bagaimana mengajarkan pendidikan Akhlak. Pendidikan tersebut hanya sampai pada persoalan teori, namun tidak mampu menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Disisi lain, pendidikan akhlak juga terintegrasi dengan pendidikan islam yang kemudian mampu membentuk pribadi sebagai muslim yang baik. Maka wajar, perilaku dalam memberi contoh sangat berefek terhadap tumbuh kembangnya kepribadian seseorang.
IMMAWAN
ZULFIKAR YUSUF
2
Bahwa mencerdasakan kehidupan bangsa menjadi pokok tujuan untuk menigkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat. Mencerdaskan kehidupan bangsa juga menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang terkandung dalam UUD 1945 alinea 4 “ kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara indonesai yang menlindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesai untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosialâ€?. Bahwa Negara Indonesia bercita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satu bentuk usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Pendidikan juga merupakann suatu proses untuk merubah tingkah laku, sikap, dan moral terhadap diri seseorang. kata mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki makna yang sangat mendasar. Cerdas yang artinya memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaiakn suatu persoalan nyata, bukan hanya dalam menyelesaiakn suatu persoalan nyata. tapi, cerdas dalam perkembangan akal budinya untuk berďŹ kir, mengerti dan tajam pikirannya. Pendidikan berkarakter Pendidikan berkarakter merupakan menjadi tujuan utama bagi generasi penerus bangsa. Tidak hanya dibekali dengan pembelajaran untuk bekal kapasitas intelektualnya tetapi juga diberi hal dalam segi moralnya dan spiritualnya. Pendidikan berkarakter dimuali dengan memberi contoh yang menjadikan teladan suatu individu dengan diiringi pemberian pemebelajaran seperti keagaaman dan kewarganegaraan sehingga dapat membutuk jiwa individu yang bersifat sosial, berďŹ kir kritis, memiliki dan mengembangkan cita-cita luhur, menghargai dan menghormati orang lain, serta hadil dalam melakukan segala hal. Lahirnya pendidikan berkarakter juga menjadi suatu usaha dalam menghidupkan spiritual yang ideal. Dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sejarah telah mencatat bahwa kontribusi ormas islam juga ikut serta dalam membangun Indonesia dalam mencerdaskan kehiduapn bangsa, salah satunya muhammadiyah, muhammadiyah tetap konsisten dalam menjalankan perjuangan memajukan dan membangun bangsa indoenesia dari beberapa bidang seperti, pendidikan, sosial, dan keagamaan. Fokus dalam mencerdaskan kehiduapn bangsa di bidang pendidikan dalam proses penyelengaraannya muhammadiyah berkomitmen memberikan pelayanan pendidikan kepada masayarakat tanpa memandang status sosial kelas, ras, ataupun suku. pendidikan dalam muhammadiyah ingin membangun pribadi yang meliputi kompetensi akademisi dan intelektual, kompentensi keberagaman, dan kompetensi sosial kemanusiaan.
3
CERDAS DENGAN AKHLAK
Cerdas, sebuah kata sederhana namun mengandung makna seperti sebuah rubrik kehidupan. Tampaknya sederhana ketika kita melihat disatu sisi yang telah tersusun rapi. Tetapi setelah diacak, kita menyadari bahwa ia tersusun dengan sinkronisasi balok-balok warna yang berbeda. Ketika kita sudah melewati segala kerumitannya, semuanya menjadi mudah bukan karena cerdas tapi ada bongkahan warna yang sudah kita pahami. Berdasarkan pada penelitian yang ditemukan, Al-Quran dan Hadits telah berbicara tentang kecerdasan jauh sebelum teori kecerdasan psikologi barat itu muncul. Kecerdasan intelektual Nabi Muhammad ﷺsebagai pendidik umat yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits yaitu cerdas bahasa, cerdas berhitung, cerdas gambar, cerdas ingatan, cerdas menyelesaikan masalah, dan cerdas visi Salah satu kisah yang sering kita dengar tentang seorang arab badui pada zaman Rasulullah ﷺ. Dari Abu Hurairah r a ia berkata Suatu hari ada seorang suku Badui kencing di dalam masjid para sahabat pun sepontan naik pitam akan menghentikannya mengusirnya lalu Rasulullah saw pun bersabda kepada mereka Biarkanlah ia dan siramkanlah di atas air kencingnya satu timba air atau seember air karena sungguh kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus memberikan kesulitan ” HR Bukhari Kisah ini memberikan gambaran tentang bagaimana cerdasnya Rasulullah ﷺ. Ada tiga aspek kecerdasan yang bisa kita ambil dari kisah ini, yaitu Rasulullah ﷺmerupakan sosok orang yang cerdas diri cerdas sikap dan cerdas sosial. Intelektual Rasulullah ﷺcerdas, tapi dibarengi cerdas diri, cerdas sikap dan cerdas sosialnya. Bisa kita bayangkan ketika Rasullullah ﷺmengkonfirmasi kepada para sahabat untuk melakukan tindakan disaat itu juga. Apa yang akan terjadi ?. Sebuah hikmah besar sebagai bukti cerdasnya Rasulullah ﷺsebagai seorang genius man” adalah bagaimana beliau mengontrol akalnya agar memiliki frekuensi sama dengan emosinya. Kecerdasan bukan hanya tentang intelektual, tapi lebih kepada emosional. Banyak orang-orang cerdas akalnya, tapi masih terjadi ketidakseimbangan dalam emosinya. Didalam Islam kita bisa memahami konsep kecerdasan emosional sebagai bentuk dari sebuah akhlak. Ketika kita terkejut, hal yang pertama yang kita ucapkan adalah akhlak, ketika azan datang kita segera menuju ke masjid adalah akhlak, ketika kita marah dengan memberikan senyum adalah akhlak. Sebelum kita memahami bagaimana mencerdaskan bangsa, maka pahami dulu bagaimana mencerdaskan diri kita sendiri ? Apakah kita sudah merasa cerdas secara intelektual dan akhlak? Pantas saja kita lihat kondisi bangsa ini kaya akan orang cerdas intelektual, tapi masih miskin orang cerdas akhlaknya. Suatu hari ada sebuah pohon yang akarnya kuat, batangnya berdiri tegap dan kokoh, sehingga buahnya memanjakan mata orang yang melihatnya. Pohon itu menjadikan orang bahagia dan ingin selalu didekatnya, bukan hanya karena bentuk fisik yang bagus tapi ia sangat bermanfaat untuk orang
4
disekililingnya. Yap betul, itulah seorang manusia yang kuat aqidahnya, ibadahnya kokoh dan melihatkan akhlak yang sempurna. Orang yang disekelilingnya merasakan sensasi yang berbeda, hati menjadi tenang dan semakin mengingatkan tentang hakikat kehidupan. Orang yang cerdas tak cukup memproduksi suara untuk mengajak orang lain kepada kebaikan. Ia juga butuh akhlak, sikap emosional, dan cara yang terbaik untuk melakukannya. Ketika kita menegur seseorang untuk berhenti minum minuman keras , cara terbaik adalah dengan hikmah. Menceramainya tak akan membuat dia berhenti disaat itu juga, tapi ajaklah dia mengambil pelajaran dari seseorang yang telah meninggal dunia. Yakinlah emosionalnya lebih tersentuh ketimbang kita hanya berbicara kepadanya. Ketika setiap kita sadar bahwa intelektual harus dibangun diatas akhlak dan emosional yang baik, saya yakin bangsa ini akan cerdas dan dipimpin oleh orang yang cerdas. Orang jepang tak butuh orang yang berintelektual, tapi membutuhkan orang yang komitmen dan integritas yang baik. Membangun bangsa yang maju harus dimulai dengan membangun partikel-partikel yang membentuk sebuah bangsa itu sendiri. Kerja sama antar partikel tersebut membangun sebuah kepentingan bersama bukan kepentingan pribadi atau golongan. Bangsa kita sangat sedikit orang yang benar-benar mencerdaskan bangsanya sendiri. Pada awalnya niatnya begitu, ditengah jalan tergoda dengan duniawi yang menggiurkan dan melupakan untuk apa mereka hadir. Masyarakat menjadi tidak percaya terhadap orang yang mengelola bangsa ini, disebabkan diri mereka yang jauh dari akhlak yang kita harapkan. Ketidakpercayaan ini harus kita hapuskan dengan membangun para pemuda hari ini yang cerdas intelektual dan cerdas akhlaknya. Semangat ini tidak hanya akan membangkitkan bangsa, tapi juga umat islam. Ketika umat islam menunjukkan apa yang menjadi identitasnya, bangsa ini juga akan melihatkan identitasnya sebagai bangsa yang cerdas dan disegani bangsa lain
5
??
6
TAU GAK SIH
MUHAMMADIYAH MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA Muhammadiyah kini memasuki 107 tahun yang mengangkat tema 'Muhammadiyah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa' dimana sebuah harapan yang tentunya upaya dalam aktualisasi gerakan dakwah dan tajdid mewujudkan suatu gerakan mencerahkan serta sebuah ladang kontribusi dalam kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan. Pendidikan merupakan salah satu dari beberapa program yaitu kesehatan, pelayanan sosial, publikasi, serta pembaharuan paham dan pengalaman keagamaan yang mencerahkan kehidupa sebagai gerakan berkelanjutan yang terus dihadapkan dengan realitas fenomena peradaban. Mengutip dari pidato Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, bahwasanya mencerdaskan memiliki makna bukan hanya menjadikan cerdas manusianya tetapi juga keseluruhan hidup yang menyangkut akal budi dan perilaku manusia itu sendiri, sistem, dan lingkungan. Sehingga 'menjadikan cerdas dan mengusahakan supaya sempurna akal budi dalam kehidupannya'. Menjadi sebuah tantangan hari ini, terkait bagaimana mencerdaskan dan upaya dalam hal tersebut. Budi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna alat batin yang merupakan panduan akal dan perasaan untuk menimbang baik atau buruk. Sehingga ditemukan sebuah garis besar bahwasanya pendidikan sejatinya bukan hanya untuk melahirkan manusia yang cerdas melainkan juga memiliki kemampuan untuk menjadi seimbang antara akal dan perasaannya untuk dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan suatu hal. Belajar dari KH Ahmad Dahlan selain pendiri dari Muhammadiyah itu sendiri juga seorang revolusioner dalam memberikan pendidikan. Bukan hanya memberikan ilmu agama kepada murid-muridnya, merubah pola belajar agama berbasis pondok mejadi ruang-ruang kelas. Tidak hanya terbatas pemahaman agama saja yang diajarkan, pelajaran umum pun diberikannya juga. Menjadi menarik sebab literasi terkait bagaimana pendidikan menurut KH Ahmad Dahlan belum sebanyak seperti menjelaskan biograďŹ nya. Namun, beberapa penilitian sudah mengkaji bagaimana pendidikan menurut beliau seperti dalam penelitian Nandria Yusni pada tahun 2010 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan judul “Metode Pendidikan Menurut K.H Ahmad Dahlanâ€?. Diperoleh tiga metode yang digunakan yakni metode ceramah, metode diskusi, dan metode karyawisata. Muhammadiyah sendiri telah memiliki 4,623 Taman Kanak-Kanak; 2,604 Sekolah Dasar/MI; 1,772 Sekolah Menengah Pertama/MTs; 1,143 Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/MA; 67 Pondok Pesantren; 172 Perguruan Tinggi. Melihat jumlah tersebut, Sang Revolusioner ini mampu menyebarkan virus pentingnya pendidikan kepada umat islam dan juga kepada lingkungan muhammadiyah itu sendiri. Konsep gagasan pendidikan K.H Ahmad Dahlan kepada kesempurnaan budi yang lahir karena mengerti baik atau buruk, benar atau salah, kebahagiaan atau penderitaan. Kondisi tersebut mampu dicapai jika akal manusia sempurna, yakni belajar mampu menumbuhkan pemikiran yang kritis, kreatif, dan juga bebas. Dasar dari pemikiran beliau langsung kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Semangat mencerdaskan bangsa dirasa perlu untuk ditingkatkan, kembali mempertegas tema 107 Muhammadiyah itu sendiri. Bahkan, penegasan bagaimana terkait pendidikan bermuara pada budi itu sendiri sudah jauh digagas oleh K H Ahmad Dahlan sendiri. Reeksi terhadap pendidikan dan juga 107 tahun menitikberatkan kepada pendidikan sehingga terbentuk manusia yang cerdas dengan sempurna. Menjadikan seimbang antara akal dan perasaannya, sehingga tidak ada lagi pengetahuan di dewakan dan dijadikan alasan serta pertimbangan sebagai arah bertindak tanpa rasa humanitas itu sendiri. Selain itu, dasar Al-Qur'an dan As-Sunnah menjadi tanggungjawab atas pengetahuan dan pupuk perasaan peka sesuai dengan keduanya. - Hikmah Nur Sholihah
K.H. AHMAD DAHLAN
SOSOK
GERAKAN PEREMPUAN DI MUHAMMADIYAH Gerakan perempuan muncul di Indonesia sejak awal abad 20 pada saat mulainya didirikan sekolah modern yang oleh pemerintah kolonial Belanda, dan organisasi modern didirikan oleh “kaoem bumiputera”. Hingga saat ini, sudah hampir satu abad lamanya, perjuangan gerakan perempuan ini mengalami pasang surut. Bahkan apa yang disebut capaian tentang “Hak Perempuan” saat ini, pada prinsipnya belum dapat menjawab problem penindasan yang dialami kaum perempuan itu sendiri. Terdapat banyak sekali pejuang perempuan di Indonesia diantaranya yaitu RA. Kartini, Cut Nyak Dien, Cut Mutia, terdapat juga pejuang perempuan dari Muhammadiyah yaitu Aisyiah dan memiliki sebuah gerakan yang bernama Nasyatul Aisyiah. Nasyatul Aisyiah ini berdiri pada tahun 1919 di kota Yogyakarta. Pada masa sebelum Nasyatul Aisyiah ini terbentuk, Sebelum berdirinya Nasyiatul Aisyiah gerakan perempuan ini bernama Siswa Praja (SP) Wanita yaitu gerakan perempuan yang memiliki kegiatan pengajian, berpidato, jama'ah subuh, membunyikan kentongan untuk membangunkan umat Islam Kauman agar menjalankan kewajibannya yaitu salat subuh, mengadakan peringatan hari-hari besar Islam, dan kegiatan keputrian. Aisyiah ini merupakan sosok perempuan yang tangguh, cerdas, memiliki kepribadian yang baik, tegas dan sering kali mengajarkan anak anak yang tidak mendapatkan fasilitas belajar disekitarnya pada masa itu. SP wanita ini merupakan sebuah terobosan dalam emansipasi wanita di tengah tengah budaya masyarakat pada saat itu yang dimana perempuan yang seolah-olah ditakdirkan hanya untuk melakukan hal hal yang berkaitan dengan kegiatan rumah tangga. Bahkan pada saat itu orang tua sering kali melarang anak perempuannnya untuk keluar rumah dan melakukan aktivitas aktivitas. Akan tetapi dengan adanya SP wanita hal tersebut dapat didobrak, karena perempuan perempuan tersebut dibekali ilmu dan keterampilan. Sehingga pada tahun 1929, Konggres Muhammadiyah yang ke-18 SP wanita ini disebut dengan Aisyiyah Urusan Siswa Praja. Akan tetapi pada tahun 1931 dalam Konggres Muhammadiyah ke20 di Yogyakarta diputuskan Nasyi'atul Aisyiyah (NA) yang masih di bawah koordinasi Aisyiyah. Gerakan perempuan ini memberikan manfaat kepada perempuan perempuan untuk mendapatkan ilmu dan keterampilan, karena dengan adanya hal tersebut kita dapat memperjuangkan hak hak kita sebagai perempuan untuk mendapatkan ilmu. Karna perempuan merupakan madrasah utama untuk anak-anaknya, sehingga untuk melahirkan anak-anak yang cerdas maka kita sebagai perempuan harus menjadi ibu yang cerdas juga.
NYAI AHMAD DAHLAN
7