DEKOMBAT Meretas Empati di Tengah Apati
SAPA REDAKSI TIM REDAKSI
! ℓℓĂ▄Ă▓ ĵ Ă▄Ă╜╫ĵ ▓ Wr, í ʼn í Ľ Assalamualaikum Wb Segala puji bagi Allah SWT Rabb Semesta Alam. Shalawat serta salma tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat. Alhamdulillah Bulletin edisi
PENASIHAT: DPI dan BPH IMM FEB UMY
XXXII dapat kembali hadir di hadapan De’Kombaters.
PEMIMPIN UMUM:
Selamat memasuki bangku kuliah kembali pada semester
Bidang Media Dan Komunikasi IMM FEB UMY
ganjil tahun ajaran 2018/2019 para mahasiswa yang tak mengenal lelah untuk menimba ilmu dimana saja utamanya di
PIMPINAN REDAKSI
kampus muda mendunia. Edisi kali ini tim redaksi mengangkat
Lia Septiani S.
tema “Gender, Feminisme dan Wanita” yang menelisik
SEKRETARIS REDAKSI
mengenai apa yang harus dilakukan wanita dihadapan dunia, dan
Nurul Miftakhul N.
sebagainya. Semoga apa yang kami sajikan dapat memberi manfaat
TIM JURNALIS
TIM EDITOR
Ririn Rahmah (K) Zainur Litha Annisa Fitriyani Widaya Sawiji Husna
Maya Widyasari (K) Vernanda Nafisa Wahyu Eko P.
TIM LAY OUT
TIM SPONSORSHIP
untuk kita semua ya, guys!! Aamiin. Billahi fii sabilil haq fastabiqul khairat Wassalamualaikum Wr. Wb.
Kabar Kampus
Salma Dalila (K) Yoga Hadi S. Azzahra Zanzabilla Fadhilah R. S. M. Annas Makhruf
Whats Up Open Mind Fokus Utama
M. Rizky (K) Rizka Puspita D. Cindra Dwi H. Rahma Aprilia Nabila Sausan Eliza D,
Opini Hikmah Suara Kader Sosok
immfe @ooi2894k
dekombat_immfeb pkimmfeb.pcimmarfakhruddin.org
KABAR KAMPUS
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
KABAR KAMPUS
Muslim, karena al-Qur'an cukup jelas memberikan peran dan status yang sama antara laki-laki dan perempuan.
Wanita, Gender dan Feminisme Oleh : IMMawan Affan Ghaffar
Kata gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (sex). Pada awalnya kedua kata tersebut (gender dan sex) digunakan secara rancu. Sejak dasawarsa terakhir di tengah maraknya gerakan feminis, kedua kata tersebut didefinisikan secara berbeda. Perbedaan konseptual antara gender dan sex mulamula diperkenalkan oleh Ann Oakley. Oleh karena itu, penulis akan mengemukakan perbedaan definisi tersebut guna menghindari pemahaman yang keliru. Sex adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, jenis lelaki adalah manusia yang memiliki penis, memiliki jekala (kala menjing), memproduksi sperma dan sebagainya. Sedangkan perempuan adalah manusia yang memiliki alat reproduksi telur, vagina, alat menyusui dan sebagainya. Alat-alat tersebut secara biologis melekat baik pada perempuan maupun laki-laki. Fungsinya tidak bisa dipertukarkan dan secara permanen tidak berubah serta merupakan ketentuan biologis atau ketentuan Tuhan (kodrat). Sementara konsep gender adalah pembagian lelaki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya perempuan dianggap lemah lembut, emosional, keibuan dan sebagainya. Sedangkan laki-laki dianggap kuat, rasional, perkasa dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut tidaklah kodrati, karena tidak abadi dan dapat dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan dan sebagainya. Sementara ada juga perempuan yang kuat, rasional, perkasa dan sebagainya. Oleh karena itu, gender dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat dapat berubah. Singkatnya, gender membicarakan laki-laki dan perempuan dari sudut pandang yang non biologis.
Di sebagian besar belahan dunia, termasuk di negara-negara Muslim, perempuan secara umum mengalami keterasingan. Di banyak negara dewasa ini, tidak ada jaminan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan hukum. Disejumlah negara, perempuan dibatasi haknya atas kepemilikan tanah, mengelola properti, dan bisnis. Bahkan dalam melakukan perjalanan pun, perempuan harus mendapat persetujuan suami. Di banyak kawasan sub Sahara Afrika, sebagian besar perempuan memperoleh hak atas tanah melalui suami mereka atas dasar perkawinan, dimana hak-hak itu seringkali hilang saat terjadi perceraian atau kematian sang suami. Di Asia Selatan yang mayoritas Muslim, rata-rata jumlah jam yang digunakan perempuan bersekolah hanya separuh dari yang digunakan laki-laki. Jumlah anak perempuan yang mendaftar ke sekolah menengah di Asia Selatan juga hanya 2/3 dari jumlah anak laki-laki. Di banyak negara berkembang, termasuk di negara-negara Muslim, wirausaha yang dikelola perempuan cenderung kekurangan modal, kurang memiliki akses terhadap mesin, pupuk, informasi tambahan, dan kredit dibandingkan wirausaha yang dikelola laki-laki. Di Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, potret perempuan tidak jauh berbeda. Untuk membebaskan perempuan dari keterbelakangan, pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mencanangkan banyak program pemberdayaan perempuan semisal kuota perempuan di parlemen, pendidikan dan pelatihan kesetaraan gender, peningkatan kesehatan reproduksi, serta program wajib belajar. Sesungguhnya problem peminggiran perempuan tidak hanya dikarenakan masalah struktural, tetapi juga karena persoalan kultural, seperti pengaruh sistem kepercayaan dan pemahaman keagamaan. Pemahaman parsial dan literal terhadap teks-teks alQur'an dan hadits tampaknya ikut berpengaruh terhadap konfigurasi sosial yang meminggirkan perempuan di negara-negara Muslim. Wacana Islam dalam sejumlah kitab fiqih (syarî'ah) misalnya, tidak banyak menguntungkan perempuan. Bahkan, pada bagian-bagian tertentu cenderung mendiskreditkan perempuan. Berangkat dari kenyataan ini, telaah terhadap dalil-dalil normatif yang selama ini menjadi dasar ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan menjadi penting. Lebih dari itu, tulisan ini berupaya untuk mendekonstruksi anggapan yang meyakini laki-laki sebagai komunitas dominan yang melanggengkan model kehidupan patriarkhi di masyarakat, terutama dalam lingkungan masyarakat Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
Mayoritas intelektual dan sejarahwan, terutama dari kalangan Islam, memandang posisi perempuan pada masa pra-Islam, sebagai sebuah gambaran kehidupan yang sangat buram dan memprihatinkan. Perempuan dipandang sebagai makhluk tidak berharga menjadi bagian dari laki-laki (subordinatif). Keberadaannya sering menimbulkan masalah, tidak memiliki independensi diri, hak-haknya ditindas dan dirampas, tubuhnya dapat diperjualbelikan atau diwariskan, dan diletakkan dalam posisi marginal serta pandangan-pandangan yang menyedihkan lainnya. Setelah Islâm datang, secara bertahap Islam mengembalikan hak-hak perempuan sebagai manusia merdeka. Perempuan boleh menjadi saksi dan berhak atas sejumlah warisan, meskipun keduanya hanya bernilai setengah dari kesaksian atau jumlah warisan yang berhak diterima laki-laki, dan boleh jadi dianggap tidak adil dalam konteks sekarang. Namun pada prinsipnya jika dilihat pada konteks ketika perintah tersebut diturunkan, ini mencerminkan semangat keadilan.
1
2
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
OPEN MIND
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
OPEN MIND
Peran Wanita Pada Era Millineal Oleh : IMMawati Faradillah Hasan Peran wanita pada era milenieal merupakan peran wanita yang sangat penting, karena memiliki satu tema atau satu statement bahwa harus diketahui seluruh dunia bahwa, ketika telah terdidik seorang wanita berarti telah terdidiklah suatu bangsa. Rusaknya seorang perempuan maka berarti rusak pula sebuah bangsa, karena anak tunas bangsa dilahirkan oleh seorang wanita atau seorang ibu sehingga terdidiknya anak tunas bangsa diawali dengan wanita atau seorang ibu yang hebat pula. Apabila seorang ibu-ibu jaman now yang melahirkan generasi penerus tidak terdidik atau bukan orang yang berpendidikan atau bahkan tidak dalam standar mendidik, maka akan jadi apa generasi penerus yang diharapkan bangsa dan negara kedepannya. Kodrat wanita itu mendidik, harus terdidik dan berpendidikan. Pendidikan tidak harus sekolah atau title dan lainnya, namun berpendidikan disini memiliki ilmu kesopanan, ilmu integritas dan ilmu lainnya sehingga mampu mendidik dengan benar, Ibu-ibu jaman sekarang semoga bisa memperluas lagi pendidikannya sehingga mampu melahirkan penerus bangsa yang sukses. Karena ketika seorang laki-laki dididik, belum tentu nantinya akan terdidik semua bangsa. Pastinya, wanita itu harus terdidik, mendidik dan berpendidikan. Pada era milinieal ini, tantangan dari seorang perempuan adalah konsisten, tau batasan, tau peran dan fungsinya. Hal tersebutlah yang menjadikan kendala, kadang disalah artikan pada era mileneal saat ini seperti perempuan harus di sama ratakan gendernya, disama ratakan hak dan kewajibannya, dan lain sebagainya. Lalu sebenarnya, peran perempuan atau sikap perempuan itu harus dibedakan sikap serta perilakunya, tidak bisa disamakan oleh laki-laki. Kalo diri saya pribadi, saya kurang setuju dengan kesetaraan gender karena dalam islam sendiri perempuan mempunyai batasan jangan sampai karena adanya statement kesetaraan gender di era milenial karena harus adanya kesetaraan, atau pengakuan, jangan sampai ini menjadikan alasan bagi perempuan untuk melewati batasanbatasan yang sesungguhnya tidak perlu mereka lampaui karena perempuan punya batasan. Terkait peran kemudian fungsi tugas seperti apa itu seharusnya sudah diketahui oleh perempuan-perempuan yang sekarang karena perempuanperempuan yang berpendidikan pasti akan paham akan konteks itu. Hanya saja dari pengertian kebebasan perempuan itu disalah artikan dari kesetaraan gender dan lain sebagainya.Kalau untuk memberikan beberapa hak kepada perempuan itu saya setuju, tapi jika untuk kesetaraan gender itu saya salah satu orang yang menolak untuk kesetaraan gender itu karena pada hakikatnya perempuan dan laki laki itu adalah 2 hal yang berbeda, dimana hak dan kewajibannya juga harus berbeda, perlakuannya juga berbeda. Perempuan disni lebih mempunyai batasan bukan berarti mengekang atau menutup atau tidak mengekspos perempuan itu tapi bagaimana kemudian perempuan itu tetap berkarya tetap tampil didepan umum dengan beberapa batasan yang sudah ditetapkan dari ajaran agama itu sendiri. Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
5
Karena islam pun mengajarkan tentang batasan-batasan perempuan. Seperti halnya ketika adanya laki-laki untuk menjadi seorang pemimpin, bukan berarti kita mengizinkan perempuan untuk menjadi seorang pemimpin, tapi alangkah baiknya kodratnya dipertahankan dan jangan sampai keluar dari jalurnya. Dan untuk perempuan di era milenial itu sendiri harus mempunyai satu pegangan, mereka itu mau apa, fokusnya kemana, tujuannya apa, itu bagian penting dari era milenial perempuan berpindidikan. Ketika dia berpendidikan dia akan tau sikapsikap dan batasan-batasan perempuan itu seperti apa dia akan tau dan akan paham dengan sendirinya, karena perempuan itu memiliki ďŹ rasat bahwa mereka punya batasan batasan tersendiri, ini mungkin salah satu bedanya perempuan dengan laki-laki. Untuk kesetaraan gender terkait pendidikan itu mungkin perlu, bahwa perempuan juga harus memiliki hak yang sama dengan laki- laki dalam mengemban atau mendqpat pendidikan. Menuntut ilmu kan dianjurkan oleh Allah untuk mencari sebanyak-banyaknya untuk ladang pahala. Jadi, alangkah baiknya perempuan itu berpendidi-kan dan berkarakter untuk mengahadapi jaman now jaman yang banyak salah kaprah terkait bentuk perempuan itu sendiri. Hal yang menjadi catatan perempuan itu semakin tahun semakin tidak karuan. Dalam artian perempuan itu melegalkan segala bentuk kegiatan sekiranya yang agak sedikit liar, seperti melegal-kan untuk perempuan menjadi pemimpin, Sebenarnya, tidak ada keseharusan dari seorang perempuan tetapi kita lihat lagi kebutuhannya seperti apa, karena pada dasarnya perempuan memiiki batasan kenapa tidak laki-laki saja. Hal- hal ini yang menjadikan dilematis tersendiri ketika perempuan mau berkreasi berkarya tetapi mereka punya batasan tapi mereka harus tau juga bahwa mereka punya batasan itu. Perempuan memang harus berkarya sebebas-bebasnya tetapi mereka punya batasan dan hanya perempuan yang berkarakter dan bersekolah saja yang tau yang bisa paham batasan mereka sampai mana karena balik lagi keďŹ rasat perempuan apa sih yang mereka buthkan apa yang mereka ingin capai, contohnya sekolah untuk menjadi pejabat Negara ya lakukan saja, yang salah adalah berambisi tanpa memperhatikan lingkungannya. Jika ada laki-laki yang lebih baik kenapa tidak. Intinya aku memegang statement mendidik perempuan sesungguhnya kita telah mendidik sebuah Negara maka perempuan harus terdidik karena nantinya mereka yang akan mendidik. Kalo kesetaraan gender itu sendiri seharusnya perempuan itu sadar peran mereka cukup luas dan peran mereka itu memiliki banyak batasan-batasan yang tidak boleh mereka lampaui karena tantangannya perempuan jaman now makin kesini makin ingin diakui nah pengakuan itu yang membuat beberapa individual melakukan perempuan membuat kegiatan yang diluar batasan sehingga menimbulkan pro dan kontra. Boleh berkreasi tapi ingat bahwa semodern jaman, kita semilenieal apapun jaman saat ini ingat perempuan mempunyai batasan.
6
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
WHAT’S UP?
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
Tidak Ada Alasan Bagimu Untuk Sejajar Dengan Mereka Oleh : IMMawati Yonanda Mulya I. Dewasa ini banyak hal yang mengangkat tentang HAM dan gender. Menurut saya, hari ini ketika kita mau membahas tentang gender, maka pembicaraan yang kita bahas tidak akan berbicara jauh tentang feminisme karna feminisme muncul dari adanya ketidaksetaraan gender. Disini saya akan membahas sedikit yang saya ketahui tentang apa dan kenapa feminisme itu bisa hadir hari ini dan bagaimana perkembangan pemahaman masyarakat hari ini terkait feminisme dan sudah mampukah kita menerapkan feminisme hari ini sebagaimana mestinya. Menilik sejarah yang ada pada abad ke- 18 ketika munculnya revolusi Perancis yang mana di dalamnya berisi kritik tentang bagaimana hari ini revolusi itu ada hanya untuk laki-laki bukan untuk perempuan. Kemudian kurang lebih satu abad setelah adanya kritik terhadap revolusi Perancis di Indonesia sendiri muncul satu orang sosok yang menjadi seorang revolusioner wanita yang ada di Indonesia pada masa itu. Menurut saya, karena di antara banyaknya kaum wanita pada masa itu, hanya beliau yang berani dengan lantang menyuarakan pendapatnya tentang bagaimana posisi wanita pada saat itu walau pendapat yang beliau utarakan berawal dari keresahannya melihat kondisi wanita-wanita di pulau Jawa yang hanya bertugas di dapur dan tidak boleh mengenyam pendidikan pada masa itu. Setelah sekilas ulasan tentang sejarah di atas, hari ini kita perlu mengetahui bagaimana feminisme itu mulai berkembang dan akhirnya sampai hari ini menjadi pembahasan yang cukup menarik untuk dibahas. Awal mula perkembangan teori-teori tentang feminisme itu ada di Amerika Serikat yang mana di sana berangkat dari buku dan dari orgnisasiorganisasi wanita yang didirikan pertama disana membahas tentang bagaimana porsi wanita dalam kalangan masyarakat kapitalis yang ada di Amerika Serikat.
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
3
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
WHAT’S UP?
Dewasa ini, di Indonesia sudah banyak yang menganut paham feminisme dan menuntut kesetaraan gender dimana feinisme hari ini sudah dibuktikan dengan bagaimana pemimpin-pemimpin negeri kita yang dipimpin oleh menteri-menteri wanita dan pada hari ini pembahasannya mungkin akan saya kerucutkan dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dimana saat ini, banyak hal yang mengkaji tentang wanita yang diturunkan dalam suatu bidang yaitu bidang Immawati yang ada di dalamnya. Dan hari ini terkhusus untuk IMM FEB sudah mengejewantahkan faham feminisme yang ada di dalam bagaimana hari ini memimpin komisariat karna saat ini PK IMM FEB sudah kedua kalinya untuk dipimpin oleh ketua umum wanita, dan kita tidak dibatasi dengan gender tapi dilandaskan dengan gagasan siapa yang paling baik untuk membawa tampuk kepemimpinan selanjutnya. Pada hal ini, sudah dibuktikan bahwa memang kesetaraan gender dan feminisme telah berkembang dengan baik dan cepat.
4
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
FOKUS UTAMA
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
FOKUS UTAMA
Peran Perempuan Dalam Membangun Perekonomian Menelusuri produk luar yang banyak dilirik masyarakat lokal kita maka belajar dari UU Perlindungan Konsumen nomer 8 tahun 1999 adanya kecermatan yang perlu diperhatikan dari segi kesehatan-keamanan konsumsi dan segi lainnya. Peran perempuan sebagai ibu dimulai dari sikap hidup yang sehat, mandiri dan berperan secara aktif bagaimana baiknya mengkonsumsi produk lokal sebagai upaya kebutuhan dan bukan keinginan. Kekuatan dari domestik inilah yang menjadi starting point dalam perempuan mengawal lingkup domestiknya supaya lebih menguatkan. Selain dalam pengurusan manajemen keuangan rumah tangga, Perempuan memiliki andil yang besar dalam menjadikan ekonomi keluarga yang kreatif. Kalau kita melihat potensi besar diluar sana, masyarakat Indonesia terdiri dari banyak keanekaragaman potensi daerah dan pastinya yang tinggal di pegunungan akan berbeda lahan garap atau ekonominya dengan masyarakat yang tinggal di pesisir atau daerah pantai. Gerakan Perempuan Nelayan atau Gerakan Perempuan Petani serta gerakan perempuan lainnya akan semakin bertumbuh dan berkembang di negeri tercinta ini asalkan dengan syarat terbukanya akses dan kebijakan yang berpihak pada komunitas-komunitas perempuan yang berbasis wirausaha ditingkatkan. Melalui pemberdayaan dari ranah domestik menuju pemberdayaan wirausaha perempuan melalui Industri Rumah Tangga (UKM) yang dikuatkan dengan jaringan melalui organisasi maka diyakini mampu meningkatkan kepercayaan diri ibu-ibu rumah tangga dan ibu-ibu yang bekerja sebagai penggerak dalam berkreasi dan berkarya. Gerakan UKM ini diharapkan mampu membangkitkan semangat berdikari (kemandirian) ekonomi dengan wujud nyata membuka lapangan pekerjaan dan menghidupkan sektor ekonomi lokal atau daerah. Sebagai reeksi anak bangsa, bagaimana fenomena penciptaan lapangan pekerjaan muncul tanpa alasan, karena sebagaimana kita ketahui bahwa banyaknya fenomena pengangguran khususnya yang dialami perempuan angkatan produktif semakin meluas dan akibatnya mencari pekerjaan ke luar negeri tanpa bekal keahlian atau kompetensi sebagai daya tawar perempuan kerja di luar sana. Dan tidak bisa dipungkiri aset bangsa memang sebagian dari hasil pekerjaan perempuan yang bekerja diluar negeri yang menjadi pemasukan bagi negara.
Dyah Pikanthi Diwanti, SE., MM Dosen Fakultas Agama Islam UMY Ketua Departemen Ekonomi Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Mengkritisi fenomena perempuan dari masa ke masa maka akan ada banyak alur yang menyoroti perempuan sebagai makhluk multi talent dimanapun keberadaannya. Ini ditunjukkan dengan sebagian torehan sejarah perempuan baik bagi perjuangan anak negeri maupun sejarah perempuan di luar sana dalam aneka dinamika pergerakannya. Catatlah bagaimana perempuan dapat mengisi ruang pekerjaan yang notabene adalah peran laki-laki seperti menjadi penguat ekonomi keluarga. Selain ranah domestik perempuan juga ikut aktif berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan di masyarakat melalui kewirausahaan dengan geliat ekonomi kreatif. Perempuan juga memiliki andil yang besar sebagai potensi pemilik kebijakan publik terkait kesejahteraan baik di lingkungan pemerintahan maupun geliat aktivitasnya dalam organisasi. Fenomena masyarakat terfokus pada gencarnya produk luar negeri yang masuk ke negeri tercinta ini melalui MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) yang sudah berlangsung dari tahun 2015. Secara lugas apakah ini masuk dalam kategori penjajahan ekonomi jilid baru seperti yang pernah terjadi sebelumnya pada masa Orba dengan maraknya kapitalis luar yang menyokong perniagaan bangsa. Konsumtif produk luar yang wah kiranya menjadi PR bersama anak bangsa. Disinilah kembali peran perempuan menggeliat. Perempuan dari masa ke masa memiliki rekam jejak yang luar biasa. Kalau peran perempuan di lingkup domestik dari dulu dikategorikan hanya bersifat membantu dalam mencari rejeki, namun kiranya pergeseran penilaian mulai dirasakan sejak adanya ketrampilan / kompetensi perempuan dalam ranah publik. Bagaimana tidak, perempuan mampu berperan ganda sebagai ibu juga sebagai pencari nafkah keluarga. Sehingga ketahanan ekonomi ditentukan bagaimana peran perempuannya di dalam keluarga. Selain menjadi manajer, perempuan memiliki kekuatan atau magnet sendiri dalam membantu mencari rejeki keluarga. Pola konsumtif yang berlebihan akan menyebabkan membengkaknya nilai ekonomis kebutuhan keluarga. Screening terhadap konsumsi sebagai bagian dari aktivitas ekonomi domestik tak terlepas dari peran perempuan sebagai ibu yang menjadi model bagi generasinya di saat cerdas dalam penguatan produk apa yang selayaknya dikonsumsi di rumah.
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
7
8
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
FOKUS UTAMA
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
OPINI
Wanita dan Karya
Berikut ini merupakan upaya pendampingan yang bisa dilakukan oleh perempuan dalam geliat UKM dari industri rumahan sampai komunitas dimasyarakat yang menjadi rintisan pembangunan ekonomi nasional yaitu pertama mendapatkan izin IUMK yaitu Ijin Usaha Mikro Kecil, kedua peningkatan daya saing UMKM di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, peternakan, industri kerajinan & rumah tangga, pertambangan, kuliner, retail dan aneka, ketiga meningkatkan usaha Jasa Kreasi (Industri Kreatif), keempat peningkatan akses, sumber serta realisasi pembiayaan (KUR, PKBL, dll), kelima peningkatan sumber daya manusia (SDM), penerapan teknologi tepat guna, sertifikasi dan pola inkubator bisnis, peningkatan nilai tambah produk, jangkauan pemasaran, inovasi, standarisasi dan infrastruktur, keenam pemasaran dan produk unggulan UKM, pengkajian kerjasama instansi dan internasional serta ketujuh memperkuat kelembagaan dengan membentuk koperasi yang meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya. Dari aktivitas pendampingan tersebut, perempuan bisa menjadi motivator dan juga fasilitator. UKM menjadi salah satu fondasi ekonomi nasional. Bersanding dengan kegiatan ekonomi kreatif maka kegiatan ini sudah menjadi bukti peran perempuan sebesar 60% dari jumlah masyarakat Indonesia berperan aktif dalam mewujudkan kemandirian ekonomi (Sumber: INDEF 2016 dalam Pelatihan Kewirausahaan Kementerian UKM dan Koperasi) Oleh karenanya, menciptakan sinergisitas penguatan peran perempuan baik dimulai dari sektor domestik-masyarakat dan negara dalam program pemberdayaan perempuan, gerakan UKM dan program lain sangat dibutuhkan. Selain itu, isu kewirausahaan ini juga sudah diusung dalam forum APEC bulan september 2014 yang dihadiri oleh beberapa negara seperti Brunei, Cina, Hongkong, Jepang, Korea, Malaysia, Meksiko, Singapura, Taiwan, Filipina, dan Amerika Serikat. Catatan besar disini yang dijadikan sebagai refleksi bersama adalah pemberdayaan ekonomi perempuan dimulai dari bagaimana akses perempuan terhadap sumber permodalan, baik dalam bentuk tabungan maupun pinjaman, memberikan peluang lebih besar bagi perempuan untuk turut mengkontrol proses pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya keluarga. Berikutnya adalah adanya peningkatan aktifitas ekonomi dan penghasilan perempuan akan meningkatkan ketrampilan, akses terhadap pengetahuan dan jaringan pendukung dalam perempuan berkarya.
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
: Hikmah Nur Sholihah Oleholeh : IMMawati Hikmah Nur Sholihah Wanita, apabila mengutip dari falsafah jawa adalah “wani ditata” yang mempunyai arti berani ditata ataupun berani diatur. Dimana seorang wanita diatur oleh kaum pria. Menjadi sedikit mengusik bahwasanya melihat realita saat ini yang mana seorang wanita harus diatur dan terus menjadi pengikut. Timbul sebuah perbedaan antara wanita dan pria, dimana pria mampu memiliki kekuatan dan memengaruhi kehidupan seorang wanita. Sebagai seorang wanita tidaklah ingin kebebasannya berada dibawah belenggu seorang pria. Pada dasarnya timbul sebuah perbedaan antara wanita dan pria merupakan hal yang lumrah. Sebab secara kodrati pria dan wanita sejatinya berbeda. Namun, memandang pria dan wanita bukan hanya sekedar kodrati saja melainkan secara non kodrati juga penting. Selain menerima akan kodrat yang diberikan, maka secara non kodrati juga muncul perbedaan. Hal tersebut sering kita dengar sebagai gender, yakni perbedaan pria dan wanita secara non kodrati yang meliputi perbedaan peran, fungsi, status, dan tanggungjawab. Gender merupakan salah satu hasil bentukan (konstruksi sosial) dimana menyesuaikan dengan tata, nilai, sosial, budaya, adat, dan istiadat sekelompok masyarakat yang menghasilkan persepsi pantas dan tidak pantas. Sehingga tidak ada sebuah aturan pasti tentang perbedaan mendasar mengenai gender. Adanya gender sendiri merupakan kesadaran bahwa sesungguhnya wanita dan pria dianggap berbeda. Pada tahun 1960-an terjadinya konflik sosial yang memberontak pada patriakhi (aturan lama) dan hasil kesadaran akan golongan tertindas. Kemudian lahir gerakan feminisme, yang dahulunya menitikberatkan pada permasalahan institusi pada keluarga. Dimana wanita dalam keluarga dianggap rendah dibandingkan dengan pria sehingga hanya dijadikan budak dalam keluarga. Gerakan ini muncul untuk menghilangkan peran institusi keluarga dimana pria dianggap lebih tinggi dari wanita, sebab pria mencari nafkah dan wanita mengurus semua keperluan rumah saja. Karenanya tuntutan akan kesetaraan gender sangat diperlukan. Sebagai bentuk penyetaraan status antara wanita dan pria yang sejatinya memiliki hak dan potensi sama di dalam keluarga. Melalui penyetaraan hak dan potensi maka roda keluarga tidak hanya di dominasi oleh pria saja, melainkan melibatkan wanita dalam segala hal yang berkaitan dengan urusan keluarga sebagai contoh pengambilan keputusan untuk perekonomian keluarga, dan lain sebagainya. Jika keadilan merupakan cara maka kesetaraan adalah hasilnya. Setelah gerakan feminisme muncul dan sampai sekarang terus diteriakkan. Beruntung di masa ini sudah tidak terjadi. Penindasan terhadap wanita, pandangan bahwa wanita lebih rendah dari pria, tugas wanita hanya di rumah, dan lain sebagainya. Dewasa ini dunia dimudahkan oleh canggihnya teknologi. Informasi diperoleh sana-sini, bertukar kabar tak lagi dengan cipika-cipiki, cukup dengan ketik dan kirim dengan jempol kiri. Para wanita memiliki hak yang sama untuk berpendidikan tinggi, tidak ada belenggu menjadikan wanita untuk menjadi pemimpin di negeri ini. Bahkan bukan menjadi hal yang diragukan ketika seorang wanita menjabat menjadi menteri. Tak melulu pria mencari nafkah dan wanita hanya sekedar di rumah. Jika kedilan merupakan cara mencapai kesetaraan maka adil bukan berarti sesuatu harus sama, melainkan semua sesuai dengan porsinya. 9
10
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
OPINI
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
OPINI
Amalan Yang Dapat Dilakukan Wanita Haid Ketika Bulan Ramadhan
Menjadi seorang wanita yang telah menuntut kesetaraan maka dalam segala aspek juga mampu menunjukkan bahwa dirinya layak untuk setara. Hari ini dimana kualitas menjadi hal yang dipertimbangkan, maka perlunya menjadi seorang wanita yang berkualitas. Mampu menyumbang karya baik secara pikiran, tenaga, hobi, kebiasaan, dan hal lainnya. Sebab kesetaraan yang diusung mengenai peran, fungsi, status, dan tanggungjawab. Hari ini sudah tidak ada lagi sekat bagi seorang untuk berkarya dan menyalurkan ide serta gagasannya. Kursi pendidikan tinggi, parlemen, jenjang karir sudah tidak lagi memberikan batasan untuk wanita. Apabila kita melihat tokoh-tokoh besar wanita di negeri ini seperti Tri Risma Harini, Najwa Shihab, Susi Pujiastuti, Sri Mulyani, Megawati Soekarnoputri, Miranda Gultom, mereka adalah wanita yang membuktikan bahwa berkarya membuktikan mereka mampu setara dengan pria. Tokoh pahwalan wanita yang mencatat sejarah melalui karyanya antara lain RA Kartini, Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Raden Dewi Sartika, Marha Cristina Tiahahu. Sebab melalui karya wanita ada. Menghadapi tantangan zaman dan memertahankan kesetaraan meningkatkan kualitas diri dengan menuntut ilmu, mengenali potensi diri, mengasah hobi, sedikit banyak akan berdampak pada peningkatan kualitas diri. Jadilah apa pun selagi mampu, sebab sekarang dunia membutuhkan peran wanita berkualitas untuk terus berkaya. Menjadi seorang wanita yang kelak melahirkan generasi penerus, seharusnya terus berusaha menjadi yang terbaik dan tidak cepat puas diri.
Oleh : IMMawan Muh Nur Qadri Bulan Ramadhan wajib hukumnya bagi setiap umat muslim dan muslimah yang telah baligh dan berakal sehat untuk berpuasa. Hanya saja, bagi muslimah yang sedang haid ada ketentuan khusus yaitu dilarang melaksanakan puasa dan diwajibkan menggantinya pada hari-hari lain. Ada banyak ibadah sunnah yang dapat dilakukan oleh wanita yang sedang haid di bulan Ramadan. Amalan-amalan tersebut insyaallah akan membantu kita untuk mendekatkan diri kepada Allah meskipun dalam keadaan haid. Beberapa amalan tersebut diantaranya: 1.
Banyak Berdzikir.
Allah SWT berfirman dalam Quran surat Al-Ahzab : 41-42 “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, berdzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” Dengan berdzikir Allah akan memberikan kedamaian dihati kita, menghidupkan ruh yang tertidur dan mempermudah kita untuk meninggalkan segala larangan-Nya. 2.
Menyiapkan Buka Puasa
Wanita haid juga bisa mendapatkan pahala dengan menyediakan hidangan berbuka puasa kepada mereka yang berpuasa baik bagi kepada keluarga maupun kepada orang lain. Bahkan, pahalanya pun dikatakan sama seperti mereka yang berpuasa satu hari penuh. 3.
Membantu Orang Lain
Dari Anas radliallahu 'anhu, ia berkata; Dulu kami pernah bepergian bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan di antara kami ada yang melaksanakan puasa dan ada pula yang tidak berpuasa. Kemudian di hari yang sangat terik itu kami berhenti di suatu tempat dan orang yang bisa berteduh hanyalah orang yang mempunyai pakaian, bahkan di antara kami ada orang berlindung dari sinar matahari hanya dengan tangannya saja. Maka orang-orang yang berpuasa pun berjatuhan. Maka orang yang tidak berpuasa bangkit, kemudian mendirikan tenda dan memberi minum hewan tunggangan mereka. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: “Hari ini mereka yang berbuka telah menuai pahala.” (H.R. Muslim) 4.
Memperbanyak Sodaqoh
Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: “Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni Neraka.” (H.R. Muslim) Bersodaqoh dibulan puasa pahalanya dilipatgandakan sampai 700 kali lipat bahkan lebih. Sodaqoh yang kita berikan bisa berupa makanan, uang, pakaian, tanaga, dan yang paling ringan yaitu dengan senyuman. Sungguh beruntung orang yang rajin bersodaqoh pada bulan ramadhan. 5. Mencari Ilmu Selama bulan Ramadan, kajian mengenai ilmu-ilmu keislaman semakin banyak dilaksanakan di masjid dan mushola, menunggu kita untuk mendatanginya. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut Ilmu, niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala menunjukkan jalan menuju surga baginya”. (H.R. Muslim) Semoga Allah senantiasa memudahkan kita untuk senantiasa istiqomah melakukan ibadah dan kebaikan di bulan yang penuh barokah ini. Aamiin.
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
11
12
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
SUARA KADER
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
Immawati Yonanda Mulya Isabhandia Setiap detik waktu yang mengalir memiliki iramanya sendiri, setiap air yang mengalir pun memiliki muaranya sendiri, setiap apa yang terucap punya akibatnya sendiri, tapi wanita hanya tahu satu hal; menjadi yang terbaik untuk menjadi madrasah terbaik di kemudian hari. Immawati Fathin Ulfatul Ashma' Kebahagiaan sejati itu ketika bisa menjadi diri sendiri, berusaha perbaiki diri, dan terus menjadi lebih baik. Karena kecantikan sesungguhnya bukan berawal dari cermin tetapi dari hati. Immawati Asniyati Kecantikan perempuan ada dalam iman dan taqwanya yang dapat menyejukkan mata kaum laki-laki. Seorang perempuan yang menghias jasmaninya dengan iman dan taqwa akan memancarkan cahaya surga. Immawan AlďŹ kri Fadhlika Pratama Allah memandang kontribusi, bukan gender. Jadi, setiap insan manusia, baik wanita maupun pria, berdaya dan merdeka untuk mengkontribusikan dirinya bagi bangsa dan negaranya. Immawan Ade Ahmad Wijaya Perempuan zaman now harus bisa melampaui suatu masa yang lebih now lagi untuk menjadi generasi kreatif berjiwa besar, siap mengantarkan peradaban baru, meraih keadilan di atas kemakmuran dan kemakmuran di atas keadilan dengan kekaryaan. Immawan Dwiky Median Bahri Ketika perempuan sekarang lebih dari sekedar berlindung, ia pekerja keras meski terkadang tak semua golongan sekitarnya mendukung. Namun, itulah permpuan melawan dengan bersenjatakan ilmu yang kerap diterapkan di kehidupan sosialnya. Dan kelak, apa yang ia dapat dan raih tak luput untuk kecerdasan buah hatinya.
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
13
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
SOSOK
Siti Walidah atau lebih dikenal sebagai Nyai Ahmad Dahlan, lahir pada tahun 1872 di Kampung Kauman, Yogyakarta. Anak keempat dari tujuh bersaudara ini adalah keturunan dari Muhammad Fadil, pemuka Agama Islam dan Penghulu resmi Keraton. Karena alasan adat yang ketat yang berlaku di lingkungan keratin, ia menjadi puteri 'pingitan' hingga datang saatnya untuk menikah. Karena pingitan ini, pergaulannya pun sangat terbatas. Ia tidak menempuh pendidikan di sekolah formal. Melalui bimbingan orang tuanya, Siti Walidah belajar Al-quran dan kitab-kitab agama berbahasa Arab Jawa (pegon). Ia adalah sosok yang sangat giat menuntut ilmu, terutama ilmu-ilmu keislaman. Pada 1889, Siti Walidah menikah dengan sepupunya, Muhammad Darwis, nama kecil KH Ahmad Dahlan.. Setelah menikah, ia mengikuti segala hal yang diajarkan oleh suaminya. Bahkan, ia kemudian mengikuti jejak KH Ahmad Dahlan menggerakkan Muhammadiyah, yang didirikan KH A Dahlan pada tahun 1912. Saat Ahmad Dahlan sedang sibuk-sibuknya mengembangkan Muhammadiyah saat itu, Nyai Ahmad Dahlan mengikuti suaminya dalam perjalanannya. Namun, karena beberapa dari pandangan Ahmad Dahlan tentang Islam dianggap radikal, pasangan ini kerap kali menerima ancaman. Misalnya, sebelum perjalanan yang dijadwalkan ke Banyuwangi, Jawa Timur mereka menerima ancaman pembunuhan dari kaum konservatif di sana. Meskipun tak pernah mengenyam pendidikan umum, Nyai Ahmad Dahlan mempunyai pandangan yang luas. Hal itu disebabkan karena kedekatannya dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah dan tokoh pemimpin bangsa lainnya. . Mereka antara lain adalah Jenderal Sudirman, Bung Tomo, Bung Karno, KH Mas Mansyur, dan lainnya. Dia tidak merasa rendah diri terhadap mereka, bahkan pada berbagai kesempatan, ia selalu menyampaikan nasihat-nasihat yang sangat bernilai. Keterlibatannya dengan Muhammadiyah dimulai saat ia turut merintis kelompok pengajian wanita Sopo Tresno, yang artinya 'siapa cinta' tahun 1914. Kegiatan Sopo Tresno berupa pengkajian agama. Dia dan suaminya bergantian memimpin kelompok tersebut dalam membaca Al-Qur'an dan mendiskusikan maknanya. Segera ia mulai berfokus pada ayat-ayat Al-Qur'an yang membahas isu-isu perempuan. Melalui kegiatan tersebut diharapkan akan timbul suatu kesadaran bagi kaum wanita tentang kewajibannya sebagai manusia, isteri, hamba Allah, serta sebagai warga negara. Kegiatan ini juga memperlambat Kristenisasi di Jawa melalui sekolah yang disponsori oleh pemerintah kolonial.
14
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
SOSOK
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
Kelompok pengajian ini berjalan lancar dan anggotanya terus menerus bertambah. Nyai Ahmad Dahlan kemudian berpikir untuk mengembangkan Sopo Tresno menjadi sebuah organisasi kewanitaan berbasis Agama Islam yang mapan. Akhirnya diadakan pertemuan di rumah rumah Nyai Ahmad Dahlan, yang dihadiri oleh Kyai Muhtar, KH Ahmad Dahlan, Ki Bagus Hadikusumo, KH Fakhruddin, dan pengurus Muhammadiyah lainnya. Nama pertama sekali diusulkan adalah 'Fatimah' tetapi tidak disetujui oleh para tokoh yang hadir. Kemudian oleh almarhum Haji Fakhrudin dicetuskan nama "Aisyiyah", diambil dari nama isteri Nabi Muhammad, yakni Aisyah. Kemudian, usul tersebut disetujui dan diterima oleh para tokoh yang hadir. Akhirnya, dipilihlah nama Aisyiyah sebagai organisasi Islam bagi kaum wanita. Tepat pada malam peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW pada 22 April 1917, organisasi tersebut resmi didirikan dan Nyai Ahmad Dahlan kemudian tampil sebagai ketuanya. Pada tahun 1922, Aisyiyah resmi menjadi bagian dari Muhammadiyah. Melalui Aisyiyah, Nyai Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah putri dan asrama, serta keaksaraan dan program pendidikan Islam bagi perempuan. Kelompok ini menyebar sampai ke pelosok Indonesia yang kemudian mendorong berdirinya perwakilan organisasi 'Aisyiyah. Ia bersama-sama dengan pengurus Aisyiyah, sering mengadakan perjalanan ke luar daerah sampai ke pelosok desa untuk menyebarluaskan ide-idenya. Ia pun kerap mendatangi cabang-cabang Aisyiyah seperti Boyolali, Purwokerto, Pasuruan, Malang, Kepanjen, Ponorogo, Madiun, dan sebagainya. Karenanya, meskipun sudah tidak duduk dalam kepengurusan Aisyiyah, organisasi itu menganggap Nyai Ahmad Dahlan adalah Ibu Aisiyah dan juga Ibu Muhammadiyah. Nyai Ahmad Dahlan terus aktif di Muhammadiyah dan Aisyiyah, walaupun suaminya sudah meninggal (1923). Pada tahun 1926, ia memimpin Kongres Muhammadiyah ke-15 di Surabaya. Saat itu, dalam sidang 'Aisyiyah yang dipandunya, duduk puluhan pria di samping mimbar. Mereka adalah wakil pemerintah, perwakilan organisasi yang belum mempunyai bagian kewanitaan, dan wartawan. Seluruh pembicara dalam sidang itu adalah kaum perempuan, hal yang tidak 'lumrah' pada masa itu. Nyai Ahmad Dahlan meninggal pada tanggal 31 Mei 1946 dan dimakamkan di belakang Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta. Hadir pada saat pemakaman, sebagai wakil pemerintah, Sekretaris Negara, Abdoel Gaffar Pringgodigdo dan Menteri Agama, Rasjidi. Untuk menghormati jasa-jasanya dalam menyebarluaskan Agama Islam dan mendidik kaum perempuan, pada Hari Pahlawan 10 November 1971 di Istana Presiden Negara Jakarta, presiden menyerahkan secara resmi SK pengukuhannya sebagai
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
15
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
LIFE STYLE
Silaturahmi PK IMM FEB UMY dengan PCIM & PCIA Malaysia (7/06) 3 kader PK IMM FEB UMY bersilaturahmi dengan PCIM & PCIA Malaysia. Mas zaki, selaku ketua PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) yang belum memiliki ranting maka membawahi keseluruhan. Selain itu, Sekre juga dijadikan sebagai rumah dakwah. Ketua yang baru saja dilantik bulan lalu ini mempunyai 5 orang pengurus dari berbagai universitas di Malaysia. Muhammadiyah mulai berdiri di Malaysia pada tahun 7080 an, dikarenakan membeludaknya TKI di Malaysia mulailah mereka membetuk komunitaskomunitas dan himpunan-himpunan Muhammadiyah di Kuala lumpur. Rata-rata dari komunitas Muhammadyah ini adalah TKI, belum ada akademisi seperti mahasiswa atau dosen. Walaupun demikian, inilah embrio awal dari PCIM Malaysia dan membuktikan bahwa Muhammadiyah telah ada di Malaysia sejak 50 tahun yang lalu. Kemudian pada tahun 2007 dengan 5 pengurus yang rata-rata akademisi, PCIM Malaysia dibinapadabulan Mei 2007 dantelah diresmikan pembinaannya oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Haji Din Syamsuddin di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK) pada 31 Agustus 2007 dengan diketuaioleh Prof. Dr. M. Akhyar Adnan. Setelah PCIM didirikan, kemudian muncul PCIA Malaysia yang dibina pada 16 Februari 2009 dan diresmikan oleh Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Prof Dr. Siti Chamamah Soeratno. Juni 2016 rumah dakwah diresmikan dan sekaligus digunakan untuk kantor sekretariat kepengurusan PCIM & PCIA Malaysia. Dengan adanya rumah dakwah, tempat ini menjadi pusat aktiďŹ tas PCIM dan tempat berdakwah seperti tabligh akbar dan acara rutin lain. Adapun acara lain yaitu seperti kegiatan Qurban yang diadakan 1 tahun silam dengan menyembelih 9 ekor sapi dan 14 ekor kambing. Selain itu terdapat juga khitanan masal dan pengobatan gratis. Bagi para ibu-ibu Aisyiyah ada juga pemberdayaan perempuan dengan kajian kajian ďŹ qih muslimah dan pelatihan-pelatihan penobatan seperti akupuntur dan bekam.
16
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
POSTER
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
10 | Juli 2018 | IMM FEB UMY
SASTRA
Wanita racun dunia (?) Oleh : IMMawati Cindra Dwi Khairunisa
Keberadaannya sering disebut sebagai perhiasan dunia Sebab parasnya yang indah mampu mengalihkan berjuta mata Mampu menggoyahkan jagat raya Bahkan tak jarang dianggap sebagai malapetaka Sebab banyak wanita enggan menggunakan hijab sebagai kain penutup kepala Sebagaimana yang telah diserukan olehnya Lekukan tubuhnya berlenggak lenggok melangkah diatas dunia yang fana ini tanpa memikirkan konsekuensi Semua ini bukanlah prihal siapa yang paling baik akhlaknya Bukan pula siapa yang paling dalam ilmu agamanya Melainkan ini tentang kewajiban yang telah ditentukan oleh sang maha pencipta Wahai wanitan jangan pernah menjadikan akhlak sebagai alasan sehingga kau enggan menutup aurat Sebab itu adalah dua hal kewajiban yang berbada Jika kau tahu setiap wanita harus memiliki akhlak yang baik Dan dengan berhijab saja belum cukup bahkan belum tentu bisa membawamu kesurga Maka renungkanlah Lantas bagaimana jadinya bila kau tak menaati keduanya??
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
17
18
Wanita Racun Dunia | Feminisme, Gender dan Wanita
BUL LETIN DIGITAL
Visit us! https://issuu.com/immfe