“
Polinting
“ Ekonomi
“
P O L IT IN G E K O N O M I
EDISI OKTOBER
IMM FEB UMY
SAPA REDAKSI Assalamualaikum wr.wb Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Tuhan Seru Sekalian Alam. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Baginda Nabi Rasulullah SAW. Semoga sholawat serta salam kita mendapatkan rahmat dari Nya di akhirat kelak. Alhamdulillahirobilalamin atas ijinnya buletin edisi oktober dapat kami hadirkan kepada pembaca. Ucapkan terimakasih pada segenap pihak yang ikut andil dalam proses pembuatan buletin.Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Pada edisi kali ini, tim redaksi mengangkat tema ekonomi politik dengan bertajuk "ekonomi politik" yang membahas bagaimana kedua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan karena berekonomi dan berpolitik itu sangat berpengaruh dalam kehidupan. Untuk kolaborasi, sebab sendiri kita mati, salam kolaborasi! BillahiďŹ sabililhaq fastabiqul khairat! Untuk Kolaborasi, Sebab Sendiri Kita Mati, Salam Kolabirasi
DAFTAR ISI KABAR FEB .................................................. 1
SUARA KADER ............................................
6
TAU GAK SIH ..............................................
7
TIM REDAKSI -PENA SEH AT D PI D AN BPH IM M FEB UM Y
-PIM PINAN U M U -M BID ANG M ED IA D AN KOM U NIKASI IM M FEB UM -PIM PINAN RED AKSI AM RI ZAKIAN -SEKRETARIS D EW I M ASYITHOH -TIM JU RNALIS VIQ I NURSYAHBANI RIZKA PUSPITA D EW I YOG A HAD I ANNISA FITRIANI KHAIRUN NISA NURAINI M AKARIM RAHM A ALVISYAHRI W ID OD O D IANSETA D ILLA TITA NIA D EW I M ASYITHOH INSAN TRINAW AN M UH. RAFLI M UAZ AM RI ZAKIAN TIARA D ITTA FERRY FERD IANSYAH KHAZANAH AG US RIFQ I YULIAN M
dekombat.com
-TIM ED ITO -R YOG A HAD I INSAN TRINAW AN D EW I M ASYITHOH ALVISYAHRI W ID OD O
MY
Kabar FEB
P
Pesta Demokrasi Tugas Siapa??
emilihan Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan PEMILWA adalah salah satu kontes demokrasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pesta demokrasi ini berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang di dalamnya terdapat beberapa partai yang mejadi peserta. Hadirnya PEMILWA tidak luput dari jasa BEM FEB periode 2016/2017 yang memasukan pesta demokrasi ini dalam program kerja, PEMILWA ini hadir agar terciptanya pesta demokrasi yang sebenar benarnya di ruang lingkup FEB. Akhirnya PEMILWA ini dapat terlaksana pada tahun 2017 bertepatan setelah lengsernya BEM dan DPM FEB periode 2016/2017 kemudian pelaksanaannya di pegang oleh tim transisi yang bertugas untuk membentuk KPU dan BAWASLU untuk pertama kalinya dalam sejarah demokrasi FEB. Pada pesta demokrasi untuk kali pertamanya terdapat dua partai yang ikut serta dalam pesta ini yaitu Partai Kampus Matahari (PKM) dan Partai Amanat Nasional (PAM), partai tersebut mendaftarkan calon CAGUB CAWAGUB serta DPM. Kemeriahan pesta ini akhirnya dapat terlaksana untuk pertama kalinya dan kemudian di menangkan oleh PKM dengan perolehan suara selisih 153 dari PAM. Antusias pesta demokrasi pada waktu itu masih belum terlihat meggembirakan dibuktikan dengan jumlah mahasiswa yang ikut menggunakan haknya untuk memilih tidak sampai 50% dari jumlah mahasiswa FEB keseluruhannya. Sampai hingga tulisan ini di curahkan PEMILWA baru terlaksana 3 kali, masih sangat muda umurnya dan sangat jauh dikatakan untuk mencapai pesta demokrasi yang sangat meriah. Dapat dilihat di umur yang ke 3 ini PEMILWA mengalami posisi berlari ditempat dimana hanya terdapat 2 partai yang ikut serta sampai sekarang yaitu PKM dan PAM, dan bahkan mengalami kemunduran di tahun ke 3 ini yaitu di jumlah peserta pemilih yang menggunakan haknya berkurang dari tahun sebelumnya yang mengalami kemajuan dari tahun pertama. Lantas hal apa yang menyebabkan hal ini terjadi ? Pada kontes demokrasi partai politik seharusnya memang ikut andil dalam permasalahan peserta pemilih, dimana partai menjadi korek yang membakar semangat pesta demokrasi ini. Membangun kesadaran demokrasi kepada mahasiswa umum, menciptakan euforia demokrasi yang sebenarnya, sehingga pendidikan politik ini pun masuk kepada mahasiswa itu sendiri agar tertanam di alam bawah sadar mereka, yang pada akhirnya meningkatkan kemeriahan pesta demokrasi ini. Terlepas dari itu bagaimana peran organisasi ekstra? Tak ubahnya seperti peran partai politik peran organisasi ekstra pun sangat dibutuhkan dengan massa yang sangat banyak mereka dapat membuat anggotanya dengan mudah mengerti bahwa pentingnya untuk ikut andil bagian dalam memeriahkan pesta demokrasi ini, akan tetapi fakta lapangan mengatakan hal yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembentukan KPU dan BAWASLU yang tidak matang dan tergesas-gesa pun menjadi salah satu faktor penghambat sehingga mereka hanya mendapatkan waktu yang sangat singkat untuk mempersiapkan panggung demokrasi ini padahal mereka adalah gerbang pertama untuk menciptakan pesta tersebut, sosialisasi yang diberikan ke mahasiswa umum pun tidak dapat dilakukan dengan maksimal, jadwal yang kadang kala mendadak berubah seperti bom yang meledak tanpa aba-aba. Bagaimana masa depan PEMILWA nanti apa bila tak ada perubahan yang membangun, hanya ada masa depan suram yang menanti. Seperti kata Michael Moore “demokrasi bukan penonton olahraga, ini adalah acara partisipatif. Jika kita tidak berpatisipasi di dalamnya, demokrasi terhenti�. (Tim Redaksi , 2019)
mahasiswa, apakah ini semua sudah berakhir, turunnya sang tirani apakah tonggak awal bagi indonesia baru, jawabannya adalah tidak, turunnya tirani yang berkuasa selama 32 tahun hanya sebatas ceremonial secara politik, akan tetapi tidak secara ekonomi, IMF dengan 10 bulir perjanjiannya menghambat gerak Indonesia agar tidak berdikari, dampaknya, mari kita lihat kenapa pesawat yang dirancang Bapak Habibi tak kunjung mengudara di langit Indonesia. Menarik bila kita bedah sejarah NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan)
DINAMIKA, KINI DAN NANTI
yang merupakan warisan menyebalkan Daud
SEBUAH KAJIAN SOSIO-HISTORIS
Yusuf, selaku Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui SK No.0156/U/1978,
Sejarah mencatat, dinamika atau
tertanggal 19 April 1978 yang bertujuan untuk
pergerakan mahasiswa masif pertama kali
menormalkan kembali kampus sebagai
terjadi pada tahun 66, dimana mahasiswa mulai
lembaga ilmiah. Inilah awal dari depolitisasi
menyerukan aspirasinya, dengan berbekal
kampus di Indonesia, NKK/BKK tidak
analisis ala parlemen jalanan Tritura atau
memberikan celah pengembangan/aktif bagi
tiga/Tri tuntutan rakyat hadir, ketika
mahasiswa diluar kegiatan akademik.
gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI semakin keras, pemerintah tidak segera
Perpolitikan kampus pun dikebiri,
mengambil tindakan. Sekilas nostalgia
Sebelumnya ada DEMA (Dewan Mahasiswa),
mahasiswa tahun 66, mereka memaksimalkan
lalu muncul BEM (Badan Eksekutif
fungsi sebagai Agent of Change, Social
Mahasiswa), UKM, dan HMJ yang
Control, dan Iron Stock.
kesemuanya di bentuk untuk menyibukkan mahasiswa agar lupa bagaimana caranya
1998 merupakan titk balik sekaligus
mengkritisi pemerintah, atau dengan bahasa
awal bagi perlawanan para mahasiswa, gedung
halus, membungkam mahasiswa. Kampus
parlemen berhasil di duduki selama 1 minggu,
menjadi kawasan steril dari aktivitas politik.
alhasil Soeharto pun turun setelah 32 tahun berkuasa. Babak baru dan PR baru bagi
caranya menyelenggarakan politik kampus, hari
terbentuk secara tak sengaja dari jurusan tempat
ini kita terlalu asyik bermain hingga lupa banyak
dia belajar, sudah menjadi tugas dari DPM
Akhir akhir ini banyak yang
isu yang perlu dikaji secara komperhensif.
melakukan riset tentang kultur yang dibentuk
mempertanyakan peran mahasiswa dalam
Semua organisasi mahasiwa tengah bingung
dari setiap jurusan karena nantinya akan
memaksimalkan demokrasi kampus atau
untuk melangkah, mengorganisir gerakan,
mempermudah dalam pembuatan kebijakan,
demokrasi Indonesia, terkhusus di UMY, banyak
membuat studi pojok, atau membawa ke ranah
sehingga publik dapat menrimanya. Berbicara
opini yang beredar, apakah demokrasi kampus
progresifitas dan pengetahuan, sangat jarang
tentang Goverment tak terlepas dari teori Trias
cacat, atau dicacati. Fenomena kotak kosong
mahasiswa yang habitus membaca, menulis, dan
Politica ala montesque, salah satunya lembaga
yang berlanjut kepada aklamasi pada PEMILWA
diskusi, endingnya, banyak politikus, miskin
legislatif, di Fakultas lembaga legislatif kita
(Pemilihan Mahasiswa) menggemparkan
negarawan, tak kunjung belajar.
kenal sebagai DPM (Dewan Perwakilan
Sebuah Refleksi Pincang
mahasiswa apatis, sampai senior beristri
Mahasiswa) yang memiliki 4 komisi dengan
menanggapi sinis. Belum lagi nasihat dari DKKP
tugas yang pastinya berbeda akan tetapi saling
yang seolah mutlak membuat sirkus primata ini
DPM Fakultas, Kiprahmu Hari Ini, dan Esok
berkaitan, dengan pembagian tugas yang jelas dan perencananaan yang
semakin meriah, alhasil victim blaming pun tak
bisa terhindari, KPU selain sebagai lembaga
Sekarang
independent menjelma juga sebagai lembaga
sedang terjadi pemutar balikan
kambing hitam. Kehadiran Partai yang bersifat
identitas, secara simbolik
musiman yang belum mampu memberikan
.eunomena, dimana
pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat
minoritas
UMY patut melakukan refleksi, karena
...........
matang maka DPM KM FEB dapat mengupayakan terbentuknya Good Goverment ......
Governance melalui regulasi hukum yang
simbol
bersifat progresif dengan analisis matang yang
a d a l a h
dtunjang oleh riset sehingga jelas aturan itu
mahasiswa yang aktif
berpihak kepada siapa dan tepat sasaran, Pun
org anisasi, mahasiswa
jangan melupak lembaga eksekutif atau BEM,
tis,
suka
terlebih jika anak STM bilang “Mahasiswa orasi,
instrumen dari demokrasi. Tanpa
berdiskusi,
STM eksekusi, DPM membuat regulasi, BEM
Oposisi hanya akan melahirkan Oligarki.
membaca, dan
membersamai, begitu kira kira.
partai adalah komponen inti kualitas dari petahana dan oposisi, serta
kri
Konkritnya, semua hal di atas terjadi karena
..................
...menulis.
Asumsi yang sedang marak hari ini
pembuatan aturan yang belum matang secara
Sedangkan simbol
mayoritasnya,
adalah kinerja dari DPM itu sendiri yang sering
sudut pandang, terutama dari sudut pandang
mahasiswa yang hanya pulang ke kos,
dipertanyakan, mungkin perkataan Jean Paul
KPU yang memang perlu dikuatkan,
mahasiswa pragmatis, mahasiswa hore hore dan
Sarte “eksistensi sebelum esensi”adalah hal yang
independent juga perlu kuat secara struktur
lamban menanggapi isu sosial-politik, hrus
cocok untuk di coba oleh DPM, logikanya,
hukum, agar KPU mampu mengutlimatum partai
menunggu jadi meme baru tergerak, ini yang
aspirasi mahasiswa sudah banyak terkumpul,
yang hanya mengacau.
dinamakan perbedaan generasi. Grass root (akar
kurang bagaimana eksekusi atau aksi nyata untuk
rumput) dalam merancang regulasi adalah
menjawab itu semua, terlebih generasi hari ini
Kita hari ini seperti bermain peran
Fakultas, yang setiap fakultas berdiri di atas
masif dengan teknologi, jadi kita juga harus bisa
terbalik dengan mahasiswa 66 dan 98, jika
jurusan, uniknya setelah diamati, setiap
bermain lewat media sosial. .........................................M.
dahulu kita sibuk mengkritisi sampai lupa
mahasiswa jurusan memiliki karakter yang
xxtd(Muh. Ramadhani Al Rasyid )
suara kader Syahril anwar manajemen 18
Cara Menang KIK
Memenangkan lomba
Kalau
1. SYAHRIL ANWAR. Kader tengah "tabliq"
memenangkan KIK
ntuk
itu yang pertama
2. HABIB ABDA F
karena tuntutan dari Memenangkan "BEST PAPER" dalam acara ASEAN YOUTH CONFERENCE 2019.
dosen
yang
memang
Di ASIA PACIFIC UNIVERSITY,13 oktober
menugaskan untuk
2019
ikut dari situlah kita mengikuti KIK. Kalau
"Jangan menunda suatu hal apapun, jika bisa di lakukan sekarang kenapa
ditanya cara cara yang lebih spesifik untuk memenangkan KIK itu tidak ada, jadi hanya mengikuti sesuai apa yang dosen perintahkan,
harus besok."
seperti format dan proposal. Dari awal memang Fokus, jangan menunda
hanya mengikuti yang ada dan terus berdoa dan
perkerjaan
tetap
bismillah karena prinsip yang terus digunakan
belajar. Karena notaben
adalah selesaikan apa yang aku mulai jadi dalam
nya kita sebagai manusia
melakukan dan bertindak ti u tidak setengah
biasa hanya bisa berusaha
karena kita sudah masuk dan daftar jadi harus
dan berdoa dan semua kita serahkan kepada yang
diselesaikan. Pengumuman lolos proposal itu
maha kuasa atas semua hasil yang telah kita
malam jumat. Pada hari Jumat jam 1 ada TM,
usahakan dan jangan mudah putus asa ketika
pengumuman di TM itu harus membuat Ppt dan
kekecewaan datang, setidak nya kita pernah
di kumpul jam 6 pagi. Kita membuat Ppt itu jam
mencoba dan tahu rasa nya, dari situ kita belajar
11 malam padahal deadline dikumpulin hari
lagi untuk memperbaiki dan mengusahakan lagi
sabtu jam 6 pagi . Dari situ kita memang tidak
apa yang kita cita citakan yang kita ingin kan agar
tidur sama sekali. Ppt itu pun di kumpulin hari
apa yang kita ingin kan tercapai.
sabtu jam 5.59 pagi. Alhamdulillah dapat giliran
dan
Pesan =Tetap jadi diri sendiri dan rendah hati
presentasi hari sabtu jam 1 siang jadi ada waktu untuk istirahat.
tau gak sih
3 cara melestarikan batik pertama, pelajari batik dan sejarahnya Batik menjadi salah satu icon Indonesia. sekitar abad kedua, 12, batik mulai dikenal di Indonesia. Abad ini juga pelajari cara membuat batik dikenalkan cara batik dengan teknik nyanting. Dahulu batik
ketiga, gunakan batik disetiap Majapahit pembuatan batik mulai berkembang hingga batik kesempatan di buat dengan media kulit sebagai medianya. Pada zaman
tersebar kepenjuru kerajaan lain. Saat itu motif batik kebanyakan menggunakan corak binatang, namun saat kerajaan islam datang corak tersebut diganti menjadi corak tumbuhan dan unga bunga. Hingga kini batik telah mendunia dan setiap tanggal 2 oktober selalu diperingati sebagai hari batik Nasional. harapannya adalah untuk kelestarian budaya Indonesia. Demi kelestariannya, pemerintah Yogyakarta menetapkan pada setiap hari Kamis pahing, para pelajar dan guru di sekolah sekolah di wajibkan memakai batik sebagai seragam sekolahnya. Dan pelajaran batik telah masuk kedalam kurikulum sebagai mata pelajatan kesenian dan muatan lokal.
BUDAYA KEMAPANAN KAUM MUDA DAN REALITAS SOSIAL erkembangan serta perubahan ilmu dan teknologi digital di berbagai bidang merupakan
P
bukti eksistensi dari kemajuan masyarakat, karena semua urusan dan akses lebih mudah serta cepat. Namun dilain sisi kemajuan tersebut juga berdampak pada munculnya berbagai problem budaya, ekonomi sampai gaya hidup. Budaya dan gaya hidup
masyarakat mengalami perubahan, bahkan kemajuan teknologi tersebut menuntut individu dari masyarakat melakukan adaptasi terhadap berba gai perubahan tersebut Kebiasaan sehari -hari generasi millennials hari ini masih banyak yang mengandalkan alat teknologi digital seperti gadget, komputer, tv, dll dalam meraih suatu kemapanan yang membahagiakan. Bayangkan saja, aktivitas anak muda dalam m enggunakan gadget, sebelum tidur nge -chack hp, bangun tidur yang pertama dicari hp, sampai untuk membangunkan harus pakai alarm hp. Rutinitas dikala tidak ada kerjaanpun lebih banyak mengoperasikan applikasi facebok, instagram, twitter, youtube, dan lainny a yang dalam prosesnya telah terekspos dengan maraknya brand, iklan, logo barang, hingga hastag promosi. Hal itulah yang kemudian mendorong munculnya budaya konsumtif, sebagai akibat langsung dari media massa. Perkembangan media massa dari teknologi info rmasi, elektronik, media cetak, iklan serta advertising secara terus menerus menampilkan bujukan dan rayuan guna menstimuluskan budaya konsumsi masyarakat. Dalam hal ini, budaya massa dapat disejajarkan dengan budaya popular atau sering disebut dengan isti lah budaya pop. Menurut Antonio Gramsci, budaya pop juga berkaitan dengan konsep hegemoninya jika budaya pop mengacu pada cara kelompok dominan dalam suatu masyarakat untuk mendapat dukungan dari kelompok subordinasi melalui proses moral, kepemimpinan, dan intelektual. Adorno dan Hokheirmer pada tahun 1993 melakukan penelian terkait pemaknaan budaya pop pada ranah akademis yang menimbulkan perdebatan sengit bahkan tuduhan Bagi pengikut mazhab fankrurt budaya pop seringkali disejajarkan deng
-tuduhan negatif.
an budaya massa hasil dari
produk-produk kultural yang diciptakan industri media untuk melakukan penipuan massal.
Budaya pop disuguhkan dengan menjanjikan suatu kebebasan dan rasionalitas. Sedangkan rasionalitasnya han ya menyuguhkan konstruksi wacana kultural yang telah diatur dalam prinsip komodifikasi, standarisasi, dan massifikasi agar terbentuk tatanan masyarakat konsumtif. Cara pandang tersebut dalam pan dangan Marxian berpendapat aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi produk-produk industri hanya menjadikan masyarakat tunduk dan patu h dalam kekuasaan kapitalisme sehingga akan terjerumus pada perubahan orientasi ideologis maupun kultural. Dalam ranah moralitas m emberikan tuduhan -tuduhan akan eksistensi budaya pop, salah satunya me mbahayakan eksistensi budaya lok al dan terbentuknya intelektual yang bersifat destruktif karena menawarkan isi dan tampilan yang eskampis sehingga menjauhkan penikmatnya terhadap realitas kehidupan sosial. Diakui atau tidak, saat ini pe radaban pemuda Indonesia sedang nyaman diselimuti oleh kepungan budaya populer dalam kehidupan sehari -hari. Kondisi tersebut bukan hanya terjadi di kota -kota metropolitan. Proses dinamis budaya pop juga telah memasuki wilayah-wilayah lokal yang dianggap ma sih memiliki dan menj alankan tradisi serta budaya lok al mulai menjadi sasaran wacana, bentu k, daan praktik kultural tersebut. Pengaruh besarnya diperankan ole h keberadaan teknologi digital yang telah memberikan akses kemudahan dalam melakukan transformasi kultural masyarakat lokal. Kehidupan sehari -hari pemuda kini sibuk melakukan pembaharuan tampilan dan perilaku dari mengenakan pakaian modern, menikmati lagu -lagu pop, film -film, hingga menjadi gamers yang terus menjauhkan mereka dari realitas sosial. Saatnya Kaum Muda Kembali Menyapa Realitas Kehidupan Dalam setiap transformasi sosial, peran pemuda tak bisa disepelekan. Mereka ialah elite masyarakat yang diharapkan mampu menjadi sinar bagi beragam persoalan. Syekh Musthofa Al -Ghalayaini seorang pujangga Mesir mengatakan sesungguhnya pada tangan tangan pemuda-
Hanya pemuda pilihan yang dapat mengguncang dunia seperti yang dikatakan oleh Soekarno
dengan
kapasitas intelektualitas menjadi faktor penting yang harus dimiliki pemuda sebagai agen perubahan bangsa dan negara. Pada masa merebut kemerdekaan bangsa Indonesia, kaum muda memiliki peranan yang tercatat didalam sejarah perjuangan bangsa ini. Te rlebih ketika momen tum sumpah pemuda,
dimana
para
pemuda
bersatu
dengan
keberaniannya melawan penjajahan kolonial. Namun diera sekarang, perjuangan bangsa ini bukan
lagi melawan
kolonialisme, sekarang penjajahan dengan bentuk yang berbeda dibawa oleh arus globalisasi dan kapitalisme yang membentuk budaya popular salah satunya melalui teknologi media massa. Memang teknologi digital yang merambah tak selamanya berdampak negatif, namun jika kaum muda tidak bersikap yang mendewasakan dalam penggunaannya hanya a kan membawa kemunduran zaman bangsa ini. Kondisi generasi muda sekarang yang semakin bersikap apatis
dan kurang peka terhad ap kondisi
politik,sosial, ekonomi, maupun budaya adiluhung bangsa Indonesia . Mereka telah terjerumus dalam budaya hedonisme (hura -hura, dan foya-foya). Walaupun tidak seluruhnya, mayoritas pemuda Indonesia saat ini sedang mengalami degradasi moral, terlena dan terlalu nyaman dengan kemapanan sehingga lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial dan budaya, p emuda tidak lagi memberi peran aktif kepada masyarakat sebagai petarung zaman. Mereka leb ih banyak menjalankan kehidupan yang berorientasi dalam budaya konsumtif. Padahal dengan kapasitas intelektual yang ada didalam diri seorang pemuda, mereka dapat memil ih serta memilah kebutuhan hidup yang minimalis dan rasional. Di dalam buku "BOB OS IN PARADISE" mengutarakan golongan intelektual merupakan orang -orang yang selalu memberontak dan menentang mainstreem y ang ada. Hal itu terdapat dalam keberanian mereka untuk menentang yang namanya kemapanan dan budaya pop yang selama ini mereka anggap sebagai biang kerok matinya kreatifitas dan menyebabkan apatisme masyarakat terhadap realitas sosialnya melalui gaya hidup glamour dan kenyamanan mereka dalam kemewahan.
Budaya pop yang menyerang masyarakat saat ini khususnya bagi kaum muda sekarang sudah mencapai level yang sangat mengkhawatirkan, artinya dengan kenyamanan yang diciptakan oleh kondisi seperti ini menyebabkan mulai ter degradasinya kesadaran dalam mengkritisi re alitas masyarakat yang ada di sekelilingnya. Instumen massifikasi budaya ini juga banyak didukung oleh media -media cetak dan elektronik yang memang sangat gencar menghembusk an pengaruh budaya pop tersebut. M otifnya jelas, selain untuk melenggangkan jalan d alam meraih keuntungan melal ui budaya konsumtif yang di ciptakan, hegemoni pengaruh juga sedang dilakukan melalui budaya -budaya yang diciptakan ini . Sehingga bisa jadi budaya lokal semakin luntur oleh hegemoni tersebut, tidak hanya dalam bentuk fisik (pakaian, makanan, trend, dsb), penurunan itu juga terlihat dalam bentuk kultur masyarakat. Dunia modern menuntut kaum muda untuk berpikir lebih produktif, kreatif, inovatif dan rasiona l, bukan dengan rasa ketakutan, pesimistis , atau skeptisme yang menyura mkan. Sebagai makhluk memiliki kapasitas intelektual lebih, kaum muda harus memahami keterkaitan antara teori dan aksi yang mereka lakukan. Namun yan g terlihat di kalangan kaum muda sekarang seakan berpikir seperti orang aneh yang tersesat dalam kegelapan zaman. Dimana kaum muda
yang penuh dengan jiwa revolusional perjuangan
kekritisan yang berani dengan semangat pergerakan demi sebuah jalan kebenaran rasanya perlahan seakan akan terleny apkan. Kaum muda harus membuka kesadaran
kembali bahwa hakikat
manusia bukan hanya mengurus fisiknya saja, namun yang terpenting harus berfikir kritis dengan kesadaran r ealitas sosial yang berjiwa revolusioner . Kapabilitas menengah ke atas yang dimilikinya , apalagi pemuda yang sud ah merasakan meja pendidikan saatnya memiliki tanggung jawab sosial untuk bersentuhan dalam persoalan masyarakat. . Naluri sosial-intelektual diharapkan peka dalam menyapa problematika sosial yang hingga kini ada dalam masyarakat lu as dan menguraikan persoalan sekaligus mengubah keadaan.
-