EDISI :
AGUSTUS 2019
BERITA UTAMA
Pelatihan Menulis Serantau bersama Infest Yogyakarta
Suasana pelatihan menulis Komunitas Serantau bersama Infest Yogyakarta, Minggu (7/07/2019).
oleh Ulinuha Dalam era keterbukaan, kemampuan menulis menjadi kebutuhan yang harus dimiliki oleh semua warga, tak terkecuali kelompok pekerja migran. Kemampuan dalam tulis-menulis Pekerja Migran Indonesia (PMI) berfungsi untuk mewartakan berbagai informasi serta pendokumentasian berbagai kasus yang terjadi di negara penempatan migran. Untuk itulah Serantau mengadakan pelatihan menulis bersama Infest Yogyakarta yang dilaksanakan di Tune Hotel, Chowkit, Kuala Lumpur pada Minggu (7/07/2019).
Acara dihadiri oleh pengurus Serantau serta beberapa peserta yang berasal dari perwakilan pekerja pabrik dan Pekerja Rumah Tangga (PRT). Meski diiringi dengan cuaca kurang bersahabat di area Kuala Lumpur, hujan lebat disertai petir, tetapi tak menyurutkan semangat para peserta untuk mengikuti pelatihan menulis. Acara pelatihan menulis dipandu oleh Yudi Setiyadi dan Nisrina Muthahari dari Infest Yogyakarta. â–ş Bersambung ... hlm. 3 EDISI AGUSTUS 2019 BULETIN SERANTAU | 1
salam redaksi
Selamat bersua kembali pembaca Buletin Serantau, Pertama-tama, Redaksi Buletin Serantau mengucapkan puji dan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, karena meskipun banyak terbitan online, kami tetap mendapat tempat di hati teman teman pekerja migran yang membacanya. Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan buletin ini yang tentu tak luput dari beberapa kekurangan. Kami berharap pembaca Buletin Serantau dapat memberikan kritik yang membangun demi kemajuan Buletin Serantau selanjutnya. Buletin Serantau edisi Agustus 2019 ini menyajikan berita mengenai pelatihan menulis yang diselenggarakan Serantau bersama dengan Infest Yogyakarta. Berita utama juga menyoroti mengenai keterlibatan Serantau dalam Koalisi ke Arah 189 dan pentingnya pendokumentasian kasus pekerja migraan. Di rubrik jejak kasus, ada kisah Sariadi, PMI asal Nganjuk yang hilang kontak selama 20 tahun di Malaysia.
daftar isi 4 5 6 7 8 9 11
Pelatihan Menulis Serantau bersama Infest Yogyakarta BERITA UTAMA
Serantau Terlibat dalam Koalisi Ke Arah Konvensi ILO 189
Catatan Redaksi: Sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, nomenklatur atau tata nama penyebutan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) secara otomatis berubah menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Untuk itu, mulai dari sekarang dan seterusnya, buletin KOMI menggunakan istilah Pekerja Migran Indonesia (PMI).
BERITA UTAMA
Pentingnya Pendokumentasian Kasus Pekerja Migran JEJAK KASUS
Sariadi, PMI Asal Nganjuk Hilang Kontak Selama 20 Tahun di Malaysia PANDUAN
tim redaksi
1
BERITA UTAMA
Di rubrik panduan, ada artikel mengenai panduan bagi calon PMI yang akan berangkat ke Malaysia. Sastra dan budaya menampilkan cerpen berjudul Kasih yang Memudar. Rubrik hiburan berisi artikel mengenai air terjun Lata Kinjang yang berada di Perak, Malaysia. Selain itu, ada juga informasi mengenai program pulang ke negara asal (Back for Good) dari KBRI Kuala Lumpur sebagai penutup bacaan. Selamat membaca!
PENANGGUNG JAWAB Muhammad Irsyadul Ibad PIMPINAN REDAKSI Ilmiah Mia REDAKTUR PELAKSANA Ulinuha TIM REDAKSI Suherman, Imas Masriah, Mohamad Sucipto, Nasrikah, Rahma Yeni, Irma Ayunda, Meria, Pini, Lestari, Ulinuha, Umrohatun, Melati | TATA LETAK @dazdsgn ALAMAT REDAKSI | Infest Yogyakarta Jl. Veteran UH IV/734 Warungboto, Umbulharjo 55164 Telepon/fax: 0274-417004 | Email: serantau@buruhmigran.or.id
Panduan Bagi Calon Pekerja Migran Indonesia HIBURAN
Air Terjun Lata Kinjang CERPEN
Kasih yang Memudar
BULETIN SERANTAU diterbitkan oleh Komunitas Serantau dan Pusat Sumber Daya Buruh Migran, INFEST Yogyakarta dengan dukungan AWO International melalui pendanaan dari Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) Pemerintah Jerman. Isi, pandangan, dan pernyataan dari terbitan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Komunitas Serantau dan INFEST Yogyakarta sebagai patner lokal dan tidak mencerminkan pandangan AWO international dan/atau BMZ.
INFO KBRI
Back for Good Program Pulang ke Negara Asal Bagi PATI di Malaysia
Siapapun bisa mengutip, menyalin dan menyebarluaskan sebagian atau keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil.
“
Jangan pernah pengen punya tulisan yang bagus jika tidak pernah menulis,” ungkap Yudi Setiadi.
BERITA UTAMA Jenis-jenis Berita Dalam proses pelatihan menulis, Yudi juga memaparkan tentang beragam jenis berita, di antaranya : Straight News, berupa berita yang ditulis secara ringkas, lugas, berisi berita yang sedang hangat dibicarakan. Berita ini seringkali ditempatkan di halaman depan surat kabar. Hard News, jenis berita ini masih dalam kategori Straight news, dengan menerapkan 5W+1H, biasanya berisi berita atau peristiwa yang tidak disangka-sangka akan terjadi (tiba-tiba). Soft News juga masih dalam kategori straight news, hanya saja penyajiannya lebih ringan, biasanya berupa berita pendukung dari berita utama. Depth News merupakan jenis berita yang menyajikan ulasan mendalam mengenai sebuah peristiwa, biasanya disajikan dalam sebuah liputan khusus. Sementara Features, umumnya penyajian berita jenis features dikemas dengan isi berita yang mengungkapkan realitas sosial yang tersembunyi. Peningkatan Kapasitas Anggota Serantau
Dalam pembahasan yang disampaikan oleh Yudi Setiyadi, belajar menulis diibaratkan seperti belajar naik sepeda. Pada kayuhan pertama terasa berat, tetapi pada kayuhan berikutnya terasa ringan. Sedangkan dalam menyusun sebuah tulisan ibarat seseorang yang sedang belajar memasak. Dalam proses memasak dibutuhkan bahanbahan yang pas dan serta alur yang sesuai.
Pekerja Migran Indonesia (PMI) tidak selamanya akan berada di negara penempatan. Jika kontrak kerja selesai, maka pekerja migran akan pulang ke kampung halamannya sendiri. Sebagaimana disampaikan oleh Suherman, Ketua Komunitas Serantau, mengenai pentingnya regenerasi dalam bidang apapun, khususnya yang terkait dengan media buletin yang diterbitkan oleh Komunitas Serantau.
“Jangan pernah pengen punya tulisan yang bagus jika tidak pernah menulis,” ungkapnya.
“Mengingat banyak anggota Serantau yang sudah pulang, saya rasa bahwa pelatihan menulis sangat penting dilakukan untuk memunculkan penulispenulis baru dan terus meningkatkan kapasitas anggota Serantau dalam bidang penulisan sesuai pasal 8 poin ke 6 dalam AD/ART,” ungkap Herman.
Tips lain yang disampaikan oleh Nisrina Muthahari dari Infest adalah dalam proses menulis, hindari menggunakan kata-kata multitafsir. “Kita tidak bisa hanya mendeskripsikan kata cantik saja, karena cantik menurut saya berbeda dengan cantik menurut Anda. Kita bisa mendeskripsikan lebih detail mengenai cantik, misal postur tubuhnya tinggi, matanya seperti apa, rambutnya dan sebagainya,” jelasnya.
Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/07/09/ pelatihan-menulisserantau-bersama-infestyogyakarta/
EDISI AGUSTUS 2019 BULETIN SERANTAU | 3
BERITA UTAMA Ilmiah dari Komunitas Serantau Bersama dengan organisasiorganisasi yang peduli pada Pekerja Migran di Malaysia, Rabu, (3/7/2019).
Serantau Terlibat dalam Koalisi Ke Arah Konvensi ILO 189 Oleh Desi Lastati
K
omunitas Serantau turut terlibat dalam koalisi ke arah Konvensi ILO 189 untuk mendesak pemerintah Malaysia agar segera menerbitkan Undang-undang pelindungan pekerja rumah tangga (PRT). Koalisi ke arah Konvensi ILO 189 adalah sebuah koalisi yang berisi organisasi-organisasi yang fokus pada hak-hak pekerja di Malaysia, tidak terkecuali pekerja migran. Koalisi meliputi Non-Government Organization (NGO) dan grup pekerja migran, di antaranya Tenaganita, North South Initiative (NSI), Persatuan Sahabat Wanita Selangor, Serantau dan AMMPO. Serantau yang diwakili oleh Ilmiah, turut menjadi salah satu perwakilan pekerja sektor rumah tangga untuk menyuarakan kepentingan yang berpihak pada PRT bersama koalisi dari 23 organisasi di Petaling Jaya. Menurut Ilmiah, ratifikasi Konvensi ILO 189 dan Konvensi ILO 190 berikut penyelarasan UndangUndang adalah langkah penting sebagai upaya perlindungan PRT secara komprehensif. Dalam pernyataan media, Ilmiah menyoroti beberapa hal terkait tuntutan yang diajukan kepada perwakilan pemerintah Malaysia. Ilmiah juga mengemukakan kerja-kerja yang telah dilakukan Komunitas Serantau yang menerima banyak aduan mengenai pelanggaran hak pekerja di Malaysia. Aduan yang masuk pada Komunitas Serantau dilaporkan secara langsung oleh pekerja migran maupun melalui keluarga pekerja migran di Indonesia. “Perlu kita pahami bahwa sebagian besar kasus pekerja terutama PRT adalah kendala mengenai 4 | BULETIN SERANTAU EDISI AGUSTUS 2019
komunikasi, antara lain disebabkan karena majikan tidak mengizinkan komunikasi dengan dunia luar,� ungkap Ilmiah dalam pernyataan pers yang dibacakan pada Rabu, (3/7/2019). Disebutkan oleh Ilmiah, ada berbagai jenis aduan kasus yang diterima oleh Serantau, di antaranya; gaji tidak dibayar, kerja melebih waktu yang ditetapkan, tidak mendapatkan hari libur, gaji di bawah minimum, tidak diberi akses berkomunikasi dengan keluarga, tidak mendapatkan makanan yang layak, mengalami penganiayaan fisik, psikologi hingga pelecehan seksual. Beberapa di antara pekerja rumah tangga juga harus berhadapan dengan kasus hukum di Malaysia. Beberapa kasus lainnya adalah perdagangan orang dengan modus iming-iming bekerja sebagai PRT di Malaysia dan sisanya adalah PRT yang meninggal dunia. Dalam konferensi pers tersebut, pengarah eksekutif Tenaganita, Glorene Dass, mengungkapkan bahwa pihaknya telah meminta untuk mengadakan pertemuan dengan pihak kementerian untuk membicarakan hak-hak pekerja. Meskipun demikian, ajakan pertemuan tersebut sampai saat ini belum mendapat respon. “Kita minta jumpa dengannya (Kulasegaran. red) pada April, tapi belum ada balasan. Penting untuk mengadakan proses rundingan, bukan saja dengan Badan Bukan Kerajaan (NGO) dan Badan Kemasyarakatan Civil (CSO), tapi juga dengan kumpulan pekerja. Dengan itu baru kita boleh memasukkan rangka hak asasi pekerja dalam peraturan ini,� ungkapnya. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/07/04/ serantau-terlibatdalam-koalisi-ke-arahkonvensi-ilo-189/
BERITA UTAMA
Pentingnya Pendokumentasian
Kasus Pekerja Migran Oleh Imas Masriah
K
omunitas Serantau bersama Infest Yogyakarta mengadakan pelatihan pendokumentasian kasus dan pengelolaan media di Tune Hotel, Kuala Lumpur, Minggu, (7/7/2019). Acara yang dihadiri delapan belas peserta tersebut dimulai pada pukul 9.30 waktu Malaysia. Acara dibuka oleh Yeni Rahmawati sebagai pembawa acara dan dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Serantau, Suherman. Kegiatan pelatihan pendokumentasian kasus dan pengelolaan media tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas anggota Serantau, agar bisa menyajikan berita secara faktual untuk membantu penanganan kasus serta penyebaran berita yang erat kaitannya dengan pekerja migran di Malaysia. “Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas PMI dalam dunia tulis menulis serta pendokumentasikan kasus secara faktual. Pendokumentasian kasus secara faktual dapat dijadikan bukti penangan kasus yang menimpa pekerja-pekerja migran yang tersandung kasus selama di Negara penempatan,” ungkap Suherman dalam sambutannya. Yudi Setiyadi selaku pemateri menjelaskan tentang proses pendokumentasian kasus. Dokumentasi menurut Yudi berasal dari kata dokumen yang menurut KBBI adalah surat tertulis, tercetak, foto, gambar, rekaman audio, video dan lain-lain yang dijadikan sebagai bukti keterangan. Sedangkan dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan data informasi yang mana data tersebut bisa dijadikan sebagai bukti. Dokumentasi memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai alat bukti yang sah, sebagai pendukung kegiatan pembelajaran, sebagai penyedia data untuk keperluan penelitian dan sebagai catatan yang lengkap untuk pelapor. Data yang dihimpun dari proses dokumentasi juga dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Diskusi sesi kedua disampaikan oleh Nisrina Muthahari dari Infest Yogyakarta mengenai pendokumentasian kasus menggunakan Case Management System (CMS). CMS merupakan
Anggota Komunitas Serantau Berlatih Menyusun Kronologi Kasus, Minggu, (7/7/2019)
alat kerja bersama yang diinisiasi oleh organisasiorganisasi pekerja migran baik di Indonesia maupun di luar negeri. CMS diwujudkan dalam sebuah platform ‘Rumah Pengaduan Buruh Migran’ yang beralamat di https://www.rumahpengaduan. buruhmigran.or.id. “Dengan adanya rumah pengaduan buruh migran ini, organisasi pemegang kuasa dapat mendokumentasikan dan memperbaharui status kasus yang telah tercatat dalam sistem. Lewat Rumah Pengaduan ini diharapkan tidak ada lagi dokumendokumen kasus yang tercecer,” ungkap Nisrina. [] Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/07/12/ pentingnyapendokumentasiankasus-pekerja-migran/
EDISI AGUSTUS 2019 BULETIN SERANTAU | 5
JEJAK KASUS
Sariadi,
PMI Asal Nganjuk Hilang Kontak Selama 20 Tahun di Malaysia Oleh Ilmiah
Sariadi (nampak di foto) Sebelum Hilang 20 tahun Lalu. Sumber Foto: Keluarga Sariadi.
S
ariadi (58), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Bodor, Pace, Nganjuk, Jawa Timur, dikabarkan hilang kontak dengan keluarganya selama kurang lebih 20 tahun di Malaysia. Menurut penuturan keluarga, Sariadi saat itu berangkat ke Malaysia dengan prosedur yang benar dan memiliki dokumen lengkap. Pihak keluarga tidak mengetahui Pelaksana Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI/PT/ PJTKI) yang memberangkatkan Sariadi. Keluarga juga lupa nama calo yang merekrut Sariadi saat itu. Namun, keluarga tetap meyakini bahwa Sariadi bekerja dengan dokumen lengkap. Hal ini dibuktikan dengan kepulangan Sariadi ke tanah air beberapa waktu sebelum menghilang. “Sebelum hilang kontak, Sariadi sering mengirimkan uang dan berbagi kabar. Bahkan sesekali pulang ke kampung halaman untuk menjenguk keluarga,” tutur Binti Rosidah, keponakan Sariadi yang bekerja di Kuala Lumpur pada Redaksi Serantau, Kamis, (18/7/2019). Sariadi memiliki dua orang buah hati dari hasil pernikahan dengan istrinya. Kedua anak Sariadi saat ini sudah menikah tanpa kehadiran sang bapak. Keluarga merindukan Sariadi, mereka telah berusaha mencari dengan segala cara, namun usahanya belum mendapat hasil. Binti
6 | BULETIN SERANTAU EDISI AGUSTUS 2019
Rosidah bahkan sudah melakuan pencarian ke wilayah Kelantan, namun hasilnya masih nihil. “Kami masih menunggu kabar, berharap dia bisa kembali ke tanah air dan berkumpul kembali bersama keluarganya. Jika saya dapat info mengenai keberadaan Sariadi, saya langsung ke sana Mbak,” ujar Binti Rosidah. Binti juga berharap, melalui penyebaran berita ini, keberadaan Sariadi bisa segera ditemukan dan mengimbau kepada siapapun yang pernah bertemu dengan Sariadi agar segera menghubunginya. [] Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/07/22/ sariadi-pmi-asalnganjuk-hilang-kontakselama-20-tahun-dimalaysia/
Bagi pembaca yang mengenali dan mengetahui keberadaan Sariadi, dapat menghubungi nomor kontak: +601112297868
Binti Rosidah
+62895356707858
Sugik
Ilustrasi pekerja migran yang bekerja di sektor welding atau pengelasan. Sumber foto: Pixabay.com
PANDUAN BAGI
CALON PEKERJA MIGRAN INDONESIA Oleh Irma Ayunda
B
ekerja menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri tidak melulu hanya menempati posisi sebagai pekerja informal. Ada juga lowongan-lowongan pekerjaan untuk pekerjaan formal di sektor manufaktur atau pabrik di Malaysia. Hal yang perlu diperhatikan, dalam bekerja di sektor formal maupun sektor informal, calon pekerja migran perlu mempersiapkan diri sebelum berangkat ke negara penempatan. Bagaimana calon pekerja migran mempersiapkan diri untuk migrasi ke negara penempatan? Pertama, mencari informasi peluang kerja di luar negeri dari sumber yang tepat. Calon PMI bisa mendapatkan informasi terkait penempatan ke luar negeri dari sumber-sumber yang dapat dipercaya. Sumber informasi bisa didapat dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans/Disnaker) terdekat atau melalui Balai Pelayanan, Penempatan, dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI/P4TKI) di daerah asal calon PMI. Calon pekerja migran juga dapat memeriksa lowongan pekerja pada website http://jobsinfo.bnp2tki.go.id/. Kedua, meningkatkan kualitas dan keterampilan diri. Peningkatan keterampilan ini berfungsi untuk menambah nilai tawar saat akan memasukkan lowongan pekerjaan. Ketiga, mempersiapkan mental calon pekerja migran. Bekerja di luar negara sendiri dengan
budaya yang berbeda sering membuat pekerja migran mengalami culture shock atau gegar budaya. Belum lagi jika harus berhadapan dengan majikan atau supervisor yang cerewet, Maka perlu kecakapan adaptasi untuk berhadapan dengan orang-orang baru yang memiliki latar belakang berbeda. Keempat, bekali diri dengan pengetahuan tentang negara yang akan dituju, meliputi nilai tukar mata uang, nomor telepon darurat, budaya, bahasa di negara tujuan. Penting juga untuk mengenal berbagai komunitas untuk mendapatkan informasi-informasi yang terjadi di negara penempatan. Kelima, waspadai calo atau tekong yang beredar. Desakan ekonomi serta kurangnya pengetahuan mengenai migrasi membuat calon PMI mudah tergiur dengan tawaran yang ditawarkan oleh calo atau tekong. Alih-alih mendapatkan pekerjaan yang bagus dan semua haknya terpenuhi, ia justru terbelenggu dalam lilitan hutang atas tingkah laku kotor perekrut PMI. [] Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/08/16/ panduan-bagi-calonpekerja-migranindonesia/
EDISI AGUSTUS 2019 BULETIN SERANTAU | 7
HIBURAN
AIR TERJUN LATA KINJANG Oleh Meria
perempuan cantik tersebut menyebabkan seorang hartawan Inggris ingin menikahinya. Hartawan Inggris tersebut membangun sebuah istana di tingkat pertama air terjun dan membangun tangga batu, sehingga ke puncak air terjun untuk melihat sendiri perempuan tersebut. Tangga tersebut masih ada sampai sekarang dan digunakan untuk wisatawan yang ingin melihat keindahan air terjun dari puncak.
Air Terjun Lata Kinjang di Perak, Malaysia. Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi Meria
A
ir terjun Lata Kinjang terletak di Chenderiang, kurang lebih 18 km dari Tapah, Perak, Malaysia. Ia dikategorikan sebagai air terjun tertinggi di Asia Tenggara dengan ketinggian 850 meter. Kawasan wisata ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan saat musim liburan, umumnya saat libur sekolah. Suasana sejuk serta pemandangan yang dikelilingi oleh bukitbukit rimbun menarik banyak wisatawan mancanegara untuk turut serta menikmati keindahan alamnya. Sebagaimana tempat-tempat menarik yang menyimpan banyak cerita, Lata Kinjang juga mempunyai cerita tersendiri. Konon ceritanya, penamaan air terjun ini disebabkan karena di kawasan tersebut terdapat banyak hewan Kijang. Orang Inggris, yang dahulu menjajah Malaysia menyebut Kijang dengan sebutan Kinjang. Akhirnya nama Kinjang pun masih digunakan sampai saat ini.
Pengunjung yang datang bisa mandi di kawasan tersebut. Selain karena pemandangannya yang indah, bunyi-bunyian dari serangga penghuni hutan menjadi suara yang sangat merdu untuk didengar. Tidak perlu khawatir untuk makanan, karena di kawasan tersebut juga dilengkapi dengan warung-warung penjual makanan, toilet, mushola dan toko cinderamata. Tarif masuk ke kawasan air terjun cukup murah, untuk warga lokal dewasa tiket masuknya seharga RM2.00, sementara untuk warga lanjut usia dan kanak-kanak dikenai tarif sebesar RM1.00. Wisatawan mancanegara yang datang ke kawasan air terjun dikenai biaya senilai RM5.00. Jika pekerja migran berangkat dari Shah Alam, untuk menuju air terjun Lata Kinjang dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam lebih. Menikmati keindahan alam Lata Kinjang mengingatkan pada suasana tempat wisata alam di Indonesia yang tak kalah menarik. Bermain di Lata Kinjang menjadi pengobat rindu akan tanah air. Sumber:
Legenda di Balik Lata Kinjang Terdapat legenda menarik mengenai air terjun Lata Kinjang. Dahulu terdapat seorang perempuan cantik yang dipercayai sebagai puteri kahyangan pernah menjelma di kawasan tersebut. Penampakan 8 | BULETIN SERANTAU EDISI AGUSTUS 2019
https://buruhmigran. or.id/2019/08/26/air-terjun-lata-kinjang/
CERPEN
Kasih yang Memudar Oleh Umi Umrohatun
S
ore itu, Iyam duduk melamun di teras rumahnya. Gumpalan awan hitam menutupi langit sejak siang dan tak kunjung menjadi hujan. Awan hitam itu penuh dengan ketidakpastian, seperti kegundahan hati Iyam yang memikirkan suaminya di tanah rantau, Malaysia. Beberapa bulan ini, suaminya tak pernah memberi kabar.
“Emak belum ada duit, dek. Apa bisa Emak bayar pekan depan? Emak usahakan nanti minta ke ayahmu,”jawab Iyam lirih sambil tangannya meraih kepala anaknya, mengelus dan membenahi jilbabnya.
Hatinya berkecamuk, beragam pertanyaan terus menggelayut di benaknya. Bagaimana keadaan suaminya di sana? Kenapa setiap kali Iyam telepon selalu masuk ke mailbox? Semua pertanyaan itu dia simpan dalam hati, Iyam hanya bisa berdoa semoga suaminya baik-baik saja.
“Wa’alaikumsalam,” jawab Iyam.
“Mak…,” tiba-tiba panggilan itu menyadarkan Iyam dari lamunannya. Dengan suara tergagap, Iyam segera menyahut panggilan anaknya. “Adek kenapa?” tanya Iyam kepada anak perempuan semata wayangnya. “Kata Pak Guru, adek mesti melunasi uang SPP yang sudah menunggak tiga bulan,” kata anaknya.
“Iya Mak. Nanti adek coba bilang sama pak guru. Adek pergi ngaji dulu ya. Assalamu’alaikum,” kata si Anak.
Percakapan singkat dengan anaknya, membuat Iyam semakin gundah. Dicarinya handphone merk Nokia lawas pemberian suaminya waktu cuti tahun lalu. Iyam mencoba menghubungi suaminya, kali ini tersambung, namun tidak ada jawaban. Dicobanya berulang kali, namun tetap tidak ada jawaban. Pikiran Iyam menelusur entah kemana. Janji kepada anaknya untuk membayar tunggakan uang SPP, kini menambah beban pikirannya. Tabungannya dari hasil berjualan kue, tidak akan cukup untuk melunasinya. Sementara laki-laki di seberang sana yang menjadi tumpuan nasibnya tidak juga memberi kabar.
EDISI AGUSTUS 2019 BULETIN SERANTAU | 9
Sum
CERPEN
“
Pikiran Iyam menelusur entah kemana. Janji kepada anaknya untuk membayar tunggakan uang SPP, kini menambah beban pikirannya. Tabungannya dari hasil berjualan kue, tidak akan cukup untuk melunasinya. Sementara laki-laki di seberang sana yang menjadi tumpuan nasibnya tidak juga memberi kabar.
Pur?” “Sudah malam, Mas Pur sudah tidur. Besok saja,” jawab perempuan itu dengan nada ketus. “Kalau boleh tahu, mbak ini siapanya Mas Pur?” tanya Iyam dengan nada penasaran Tuuut...tuuuuut....tuuuuttt…. Sambungan telepon terputus. Air mata Iyam menetes, tanpa sadar pipinya basah. Terasa sesak dadanya, tak kuasa menahan, Iyam pun menangis sejadinya, seolah hati yang retak remuk sudah. “Mak… Kenapa Emak menangis?” Anaknya terbangun, lalu bertanya sambil memeluk Iyam. Kain sarung yang menjadi selimut anaknya setiap tidur, diusapkannya ke wajah Iyam, mencoba menyapu air mata yang penuh dengan tanda tanya. “Maaf, emak sudah membuat adek bangun,” jawab Iyam dengan isaknya.
Azan Maghrib berkumandang menyadarkan lamunannya, cepat-cepat dia berwudhu dan melaksanakan salat Maghrib. Iyam hanya bisa berdoa agar dimudahkan rezekinya dan tak lupa mendoakan semoga sang suami di sana ingat akan diri dan keluarganya.
“Emak kenapa? Jangan sedih ya mak? Ada adek di sini?” kata si anak.
Malam semakin kelam, awan hitam semakin pekat, rintik-rintik hujan mulai membasahi tanah, angin dingin menusuk kulit sampai menusuk-nusuk jiwa. Ingin rasanya ditemani suami untuk meluapkan segala rindu dan kegundahan hati, sulit sekali mata terpejam dan terlelap menjemput mimpi. Iyam semakin terlena dengan kesunyiannya sambil memandangi gadis mungil berwajah lugu yang tidur lelap di sampingnya.
“Iya mak,” jawab si anak.
“Emak nggak kenapa-kenapa, emak cuma terharu dan bangga punya adek yang penurut dan sayang emak. Adek tidur lagi ya,” kata Iyam.
Sesaat kemudian anaknya sudah kembali terlelap dalam tidur. Sementara Iyam, hatinya masih terus berkecamuk. Matanya nyalang, otot tangannya mengencang, dia cekam kasur yang sudah hampir satu tahun tidak pernah dihangatkan oleh suaminya. “Sialan! Kenapa dulu aku izinkan dia pergi.”
Iyam mencoba mencari kekuatannya agar tegar menjalani hidup. Diambilnya telepon lawasnya, mencoba menghubungi suaminya lagi. Talian berbunyi, sayup-sayup terdengar suara perempuan di ujung sana. “Halo” Dengan berat hati, Iyam pun menjawab, “Assalamualaikum mbak, bisa berbicara dengan Mas
10 | BULETIN SERANTAU EDISI AGUSTUS 2019
Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/08/26/kasihyang-memudar/
INFO KBRI 1 AGUSTUS 2019 SAMPAI 31 DESEMBER 2019
Back for Good
Program Pulang ke Negara Asal Bagi PATI di Malaysia
J
abatan Imigresen Malaysia akan melaksanakan Program Back For Good (B4G) yang diperuntukkan bagi Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI) untuk Pulang ke Negara Asal secara sukarela mulai tanggal 1 Agustus 2019 sampai 31 Desember 2019. Pelaksanaan program ini telah disampaikan secara resmi oleh Menteri Dalam Negeri Kerajaan Malaysia pada Kamis, (18/7/2019). Program B4G hanya berlaku di wilayah Semenanjung Malaysia dan ditujukan bagi warga negara asing yang melanggar Akta Imigresen 1959/63 (Akta 155) karena tidak memiliki dokumen perjalanan (paspor/SPLP), visa, dan izin tinggal/permit yang sah {Pasal 6.1(c)}; dan warga negara asing yang melebihi masa tinggalnya {Pasal 15(1)(c)}. Program akan dilaksanakan secara langsung oleh Jabatan Imigresen Malaysia, tanpa melalui pihak ketiga/vendor dengan biaya RM700. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur mengimbau kepada WNI yang telah melanggar Akta Imigresen Malaysia untuk dapat mengikuti Program B4G, sehingga dapat kembali ke Tanah Air dengan aman dan bermartabat. Adapun syarat-syarat yang wajib dilengkapi oleh WNI adalah sebagai berikut: Memiliki Dokumen Perjalanan (Paspor/ SPLP) dengan masa berlaku minimum 3 bulan; Memiliki tiket kepulangan dengan tanggal keberangkatan tidak lebih dari 7 hari sejak tanggal pengajuan ke Konter Imigresen Malaysia;
Biaya untuk mengikuti Program B4G adalah sebesar RM700 berupa denda (compound) yang dibayarkan langsung di Konter Imigresen Malaysia. Pendaftaran dan pembayaran compound dapat dilakukan di Kantor Imigresen Kuala Lumpur, Johor Bahru, Penang, Melaka, Negeri Sembilan, Selangor, Pahang, Perak, Kedah, Kelantan, Terengganu, Perlis, dan Putrajaya. Apabila WNI telah memiliki kelengkapan syarat di atas, diharapkan agar mengikuti langkah-langkah pengajuan di Kantor Imigresen yaitu: Menunjukkan dokumen perjalanan dan tiket kepulangan ke konter pendaftaran (Kaunter Pertanyaan) untuk pemeriksaan kelengkapan syarat dan pastikan mendapat nomor antrian; Antri/Beratur secara tertib di tempat yang diperuntukan; Serahkan dokumen perjalanan dan tiket kepulangan untuk diperiksa petugas Imigresen; Lakukan biometrik sidik jari dan diambil foto wajah secara langsung sesuai petunjuk petugas Imigresen untuk diinput data dalam sistem beserta kelengkapan dokumennya; Antri/Beratur di konter pembayaran untuk membayar denda RM700 dan pastikan mengambil resit pengambilan untuk mendapatkan Memo Periksa Keluar (Check Out Memo/COM) dan Special Pass pada hari yang sama atau esoknya.
EDISI AGUSTUS 2019 BULETIN SERANTAU | 11
INFO KBRI
Alur Program Back For Good (B4G) yang Dirilis oleh Jabatan Imigrasi Malaysia (JIM)
Bagi WNI yang belum memiliki dokumen perjalanan (paspor/SPLP) dipersilahkan untuk dapat mengajukan permohonan secara langsung ke KBRI Kuala Lumpur, KJRI Johor Bahru, dan atau KJRI Penang. KBRI Kuala Lumpur mengimbau dengan sangat agar seluruh WNI tetap menghormati hukum setempat yang berlaku dan selalu berhatihati menjaga kelengkapan dokumen serta tidak terbujuk tawaran jasa calo, pendamping atau pihakpihak yang tidak berwenang yang akan mengambil keuntungan secara tidak sah. KBRI juga mengimbau agar Agar WNI dapat melaporkan jika terdapat praktik-praktik percaloan kepada polisi terdekat dengan melampirkan identitas calo/pihak dan kerugian WNI guna
12 | BULETIN SERANTAU EDISI AGUSTUS 2019
penindakan hukum lebih lanjut oleh otoritas berwenang setempat. Informasi terkait dengan Program B4G, WNI dapat langsung menghubungi pihak Jabatan Imigresen Malaysia di nomor telpon. 03-88801555. Selanjutnya, guna mendukung upaya KBRI Kuala Lumpur dalam pemantauan dan pelindungan yang diperlukan dalam masa ini, WNI dapat menghubungi KBRI di nomor telpon 03-21164016. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/08/26/ program-pulang-kenegara-asal-back-forgood-bagi-pati-dimalaysia/