3 minute read

Sembunyikan BB di Pangkal Paha

Pasuruan, Memorandum

Aksi dua emak-emak ini tergolong nekat. Ummah atau Sumiati dan Misri, keduanya diduga berkomplot untuk ngutil kue di toko grosir Jalan Raya Mendalan-Winongan, Senin (1/5) siang.

Advertisement

Keduanya tertangkap basah oleh pegawai toko dengan bantuan kamera CCTV. Setelah melalui interogasi cukup lama karena terus berkelit, akhirnya dua emak-emak dibawa ke Polsek Winongan. Semula sang pemilik toko makanan ringan ini sudah mulai curiga dengan kedatangan dua perempuan ini. Keduanya seperti sudah lama berkomplot untuk mengincar buruannya. Setelah diketahui mengutil dari kamera CCTV, sang pemilik dibantu pegawainya langsung berusaha memintai keterangan salah satu dari mereka. Namun mereka sempat mengelak kalau berkomplot. Ummah alias Sumiati tercatat sebagai warga Surabaya. Namun saat ini tinggal di kontrakan Desa Gejugjati, Kecamatan Lekok. Sementara Misri adalah warga Desa Branang, Kecamatan Lekok. Namun setelah lama diinte- rogasi, salah satu dari mereka tidak berkutik selepas ditanya pemilik toko grosir, Luluk Mukarromah dan suaminya disertai bukti kamera pengawas.

Mahasiswi UIA-Sudan Tiba di Tanah Air

Luluk Mukarromah, warga KelurahanTapaan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan menyatakan sudah menaruh curiga terhadap salah seorang perempuan yang berbadan gemuk. Pasalnya beberapa bulan yang lalu, ia terlihat dalam rekaman kamera pengawas CCTV yang terpasang di sudut toko grosir tersebut.

“Saya sudah yakin kalau mereka berkomplot mencuri kue, soalnya yang gendut itu pernah mencuri kue di toko saya yang ada di Gondangwetan. Saya ada rekaman CCTV-nya,” terang Luluk Mukarromah, Rabu (3/5). Luluk juga mengatakan

Suara Tembakan Dikira Latihan

Pasuruan, Memorandum

Konflik Sudan juga sempat dirasakan Ummu Fatimah Qomariyah (20). Salah satu mahasiswa Indonesia yang sempat studi di kampus

Universitas Internasional Afrika (UIA) di Kota Khartoum, Ibu kota Sudan.

Konflik yang berkepanjangan itu mengharuskan Ummu Fatimah pulang ke Pasuruan. Mahasiswi ini tercatat sebagai warga asal Jalan Jambangan Gang II Kelurahan Purworejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan. Ia memilih pulang untuk sementara waktu setelah ada misi penjemputan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Ummu Fatimah merupakan putri pasangan, Abdul Kadir (52) dan Nurul Qomariyah (50 ). Ia tercatat sebagai mahasiswi UIA sejak 2020 lalu. Ia belum tuntas menyelesaikan studinya pada jurusan Syariah dan Hukum Studi Islam. Hingga akhirnya muncul konflik perang saudara di Kota Khartoum, Sudan.

Ia pulang bersama dengan WNI lainnya. Yakni, sebanyak 273 orang perem- puan, 240 laki-laki, dan 25 balita. Ummu sendiri masuk dalam misi penjemputan tahap pertama bersama 37 orang asal Jawa Timur. Saat ditemui di rumahnya, ia terlihat bahagia karena berhasil keluar dari zona berbahaya di Sudan. Ummu sempat bercerita tentang perang saudara yang ia lihat sendiri dari lantai III gedung asrama putri. Tembak menembak para tentara serta suara ledakan bom ia dengar terakhir pada sehari menjelang lebaran.

“Awalnya kita yang di asrama mengira bahwa suara tembak menembak itu adalah latihan. Karena di samping kiri dan kanan serta belakang asrama itu adalah markas tentara,” jelas Ummu Fatimah Qomariyah pada awak media, Selasa (2/5). Nurul Qomariyah (50), sang ibu juga menyatakan bersyukur ketika mendengar anaknya bisa kembali ke Indonesia. Ia berterima kasih berkat bantuan pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri yang memulangkan anaknya dari wilayah konflik perang saudara di Sudan.

“Sebelumnya saya khawatir kerena pada bulan puasa kemarin anak saya kasih kabar bahwa di kota yang ia tinggali terjadi perang saudara,” ujar Nurul Qomariyah. Senin (1/5) malam, Ummu Fatimah Qomariyah, sampai di rumahnya di Jalan Jambangan Gang II Kelurahan Purworejo. Sebelumnya ia setelah mendarat di Jakarta lalu menuju ke sekolah asalnya di SMA Muhammadiyah Boarding School. Keluarga berharap agar konflik perang saudara di negara Sudan segera berakhir dan tidak berkepan- jika dua perempuan tersebut masuk toko yang ada di Desa Mendalan. Keduanya terlihat berputar-putar memilih barang yang akan diambilnya. Keduanya juga terlihat berbaur dengan para pembeli lainnya. Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Farouk Ashadi Haiti mengatakan bahwa kasus pencurian di toko grosir makanan ringan yang terjadi di Winongan tersebut sudah dalam penanganan pihaknya. “Sudah kita tangani, mereka kedapatan mencuri sekotak kue cookies yang disembunyikan di pangkal pahanya,” pungkas AKP Farouk. (kd/mh/yok)

Ponsel Pengasuh Ponpes Diembat Maling Manfaatkan Keramaian Halalbihalal

Pasuruan, Memorandum Nasib nahas menimpa Gus Huda Kholili. Pengasuh Ponpes Cangaan Bangil ini sedang apes. IPhone miliknya diembat pencuri saat mengadakan halalbihalal di pondoknya, Selasa (2/5).

Halalbihalal dengan wali santri itu digelar pagi sekira pukul 07.30. Berdasar rekaman CCTV yang dipasang di sudut arah pintu, terlihat seorang laki-laki dengan gerak gerik mencurigakan. Dari hasil rekaman kamera pengawas menyatakan laki-laki tersebut masuk saat situasi sepi. Pengasuh ponpes di Jalan Rambutan, Kelurahan Gempeng, Bangil, KH Huda Kholili merasa kehilangan sebuah iPhone 11 Pro Max yang diletakkan di meja makan. Suasana pagi itu di lingkungan pesantrennya sedang menggelar acara halalbihalal dengan wali santri. Semula handphone yang dibawanya diletakkan di meja makan, karena sedang menerima tamu wali santri.

Sekitar 1 jam kemudian, sekitar pukul 08.30, KH Huda Kholili, kembali ke meja makan hendak mengambil handphone-nya. Namun tidak ia temukan. Merasa curiga, ia melihat rekaman kamera pengawas CCTV.

jangan. Hal ini agar sang anak, Ummu Fatimah Qomariyah yang sudah masuk semester V segera bisa menyelesaikan studinya. (kd/mh/yok)

This article is from: