Edisi ke Dua News Camp
Edisi ke Dua News Camp Berharap Pada Maba
Keluh Kesah Mahasiswa
Sore hari menjelang. Kang NC terlihat berjalan santai menyusuri tiap jalanan kampus. Dari jarak dua ratus meter dia melihat seseorang yang dikenalnya. Dalam hatinya dia bilang, “kayak Sudru”. Dia lalu menyamperi dia. Dan benar memang Sudrun. Kang NC lalu duduk dan melemparkan salam khasnya… Kang NC : Assalamualaikum Sudrun
: hallo kang,,
tentang isi dan materinya. Tapi masalahnya banyak peserta seolah sudah tahu. Setiap
eN Ch e
Kang
KANG NC : hallo, hallo. Kamu islam gak, koq gak salam. Sudrun
“Untuk kegiatan OPAK itu sendiri baik sekali
tahun tetap aja seperti itu, sistem dan metode, dan bahkan mungkin apa-apa lainnya didalamnya. Jadi sebaiknya mohon kakak
: Waalaikumussalam. Gak bermaksud gitu kang.
sebagai mahasiswa mampu menyikapi itu dengan melakukan inovasi pembaruan”
KANG NC : kamu tak perhatikan tiap hari di kampus ajha. Ngreget-ngregeti kampus aja kamu itu. Sudrun
: Kang NC harusnya bangga kepada saya, yang tiap hari di kampus. Kalau gak ada saya kampus ini jadi sunyi sepi. Siapa yang meramaikan selain saya coba.
N
ews Camp (27/08), Rabu 27 Agustus
menjadi hari terakhir kegiatan OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan; red) Institut. Para Maba (Mahasiswa Baru; red) masih terlihat semangat mengikuti kegiatan. Kegiatan seperti ini sangat memerlukan stamina yang tinggi.Mereka yang tidak kuat akan
KANG NC : maksud kamu meramaikan itu gimana?? Kamu buat onar di kampus?? Sudrun
: masak bikin onar tha kang. Namanya mahasiswa kegiatannya ya harus mencerminkan diri seorang mahasiswa tha. Entah itu diskusi, seminar, bedah buku, atau yang lainnya.
KANG NC : oooooo, begitu tha. Tapi setahuku gak ada mahasiswa di kampus yang melakukan diskusi. Sudrun
: kalau begitu kemahasiswaannya diragukan kang. Mahasiswa yang gak mahasiswa. Sekarang itu gak kayak dulu lagi kang. Kampus sekarang sepi dari kegiatan kemahasiswaan. Lingkungan kampus udah kayak tempat nongkrong, tempat ngumpul, tempat tidur saja.
DITERBITKAN OLEH: LPM DIMëNSI IAIN TULUNGAGUNG Penanggung jawab Umum: Imam Basri
KANG NC : wahh, kalau kayak gitu ya sulit juga. Sudrun
Pimpinan Redaksi: Arif Riza Azizi Kru News Camp 2014: Fata, Tatik, Faqih, Habibi, Muslim Al Fatih, Jazil, Eka, and all News Camp’s Crew
: makanya kang, sebentar lagi kan banyak mahasiswa baru. Harapannya mereka bisa mengembalikan atmosfer kampus yang kayak dulu lagi. Kegiatan diskusi digiatkan lagi.
KANG NC : wah sedelapan kalau itu,, Sudrun
Fotografer: Bibi Pemasaran: All News Camp’s Crew
:setuju ajha gak usah banyak-banyak. Ya semoga aja kang. Kang udah jam segini, aku pergi dulu ya. Assalamualaikum
Alamat Redaksi:
KANG NC : Waalaikumussalam….. wah dia contoh mahasiswa teladan ya rekkk,,,salut. salut..contoh itu!!
Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung E-mail dimensita@yahoo.co.id
by. JG 8
NC Edisi Khusus Ospek
NC Edisi Khusus Ospek
1
Edisi ke Dua News Camp
Edisi ke Dua News Camp
muncul saja. Harapan saya yang besar, agar dengan ribuan mahasiswa yang hadir di IAIN Tulungagung ini, selepas OSPEK harus mampu, terutama kita harus melihat kalau memang BBM harus dinaikkan, maka mana gerakan mahasiswa yang akan dimunculkan. Apakah mereka berani untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah menolak kenaikan BBM ataukah mereka lebih mementingkan kegiatan-kegiatan perkuliahan.
Tatik, Fata, Jzl, Bibi
Para Maba melakukan aksi
jatuh sakit. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya Maba yang jatuh sakit dihari pertama dank e dua pelaksanaan OPAK.
mereka dapatkan, meski disisi lain ada hal-hal negatif yang membarenginya. Berdasarkan pengakuan Imas, Maba dari jurusan PGRA, kegiatan OPAK bisa melatih mereka untuk disiplin. “(Makna yang didapat dari OPAK; red) disiplin terus ya “, ujar dia. Kemanfaatan juga dirasakan oleh Taryono, Maba dari jurusan HK (Hukum Keluarga; red). Menurut pengakuannya saat diwawancarai oleh Crew Newscamp perihal kesan OPAK, Taryono berujar, “tiada hal-hal negatif karena baru pertama kali mengikuti OPAK. Dengan mengikuti OPAK saya juga memperoleh wawasan baru serta pengalaman baru”.
Banyaknya Maba yang jatuh sakit dianggap wajar. Kegiatan OPAK mengharuskan Mahasiswa berpeluh keringat, seperti halnya lari. Kegiatan OPAK juga menyita waktu yang lama. Mulai dari apel tiap pagi, mengikuti materi, mengikuti DSG (Discussion Small Group; red), dan lain sebagainya. Waktu mereka dari pukul setengah lima pagi sampai pukul sepuluh malam harus dihabiskan untuk mengikuti OPAK. Tentu waktu yang mereka korbankan untuk itu semua tidak akan tersia-siakan. Banyak kemanfaatan yang
“Orang kafir bukan mereka yang keluar dari agama islam, tapi mereka yang acuh terhadap penindasan” Farid Esack
Taryono memberi tambahan saat ditanya perihal perlakuan panitia, dia bilang, “itu semua hanya akting, untuk
2
NC Edisi Khusus Ospek
NC Edisi Khusus Ospek
7
Edisi ke Dua News Camp
Edisi ke Dua News Camp Zainul : sangat bisa. Tergantung situasi dan kondisi. Maka ini tugas para senior, para panitia, serta para mahasiswa yang sudah lama di IAIN terutama, yang duduk di BEM atau DEMA dan UKM-UKM ini yang memberikan pendidikan gerakan. Jadi jangan sampai mahasiswa itu terninabobokkan, terhegemoni. Intinya jangan sampai mereka terhegemoni hingga mereka lupa. Saya yakin semua mahasiswa punya etikat yang baik untuk menjadi agen-agen perubahan. Tinggal bagaimana kita merubah atau medekontruksi, merekontruksi malar pikir mereka Crew
: kalau bedanya mahasiswa dulu dan mahasiswa sekarang itu apa mas?
Zainul : sebenarnya tidak ada perbedaan yang jauh ya. Sama saja. Namanya mahasiswa. Malah seharusnya hari ini mahasiswa harus menjadi kekuatan yang ampuh dari[ada dulu. Kalau hari ini komunikasi lewat SMS, lewat HP, itu mengakomodir sekian juta mahasiswa-mahasiswa di perguruan tinggi seluruh Indonesia dan akan bersatu meruntuhkan rezim yang kita rasa tidak baik atau timpang, itu akan menjadi gerakan massif. Tidak ada perbedaan saya kira. Cuma perbedaannya semangatnya saja. Crew
: apakah anda setuju apabila mahasiswa sekarang ini krisis identitas?
Zainul : ya itu yang harus kita pertanyakan. Ge;ar “mahasiswa”apakah layak kita sematkan pada calon mahasiswa IAIN saat ini. Artinya kalau memang layak, tugas besar mahasiswa yang sekarang ini harus tahu kondisi bangsa dan mau memperjuangkan kepentingan rakyat secara umum, tidak hanya memenuhi kebutuhannya sendiri sebagai mahasiswa yang enjoi dengan perkuliahannya saja. Karna pangkat mahasiswa itu kan dari dulu mulai dari masa Budi Utomo sudah tersemat pada pundak mahasiswa bahawa punya tugas pokok selain tugas akademik yang cerdas, juga menjadi aktifis yang ideologis. Ini dua hal yang tidak bisa dipisahkan Crew
menggugah emosi. Secara orientasi penyampaiannya lumayan menggugah”. Sedangkan Andre, salah satu Maba, berkata, “panitia adalah kakak kami. Sepatutnya bisa kita contoh”. Masih suara untuk panitia, Andre memberikan dua jawaban bernada mengkritik, “tentang
Andre juga memberikan jawabannya saat ditanya masalah kesan dia selama mengikuti OPAK, dia memberikan kritikannya. “Untuk kegiatan OPAK itu sendiri baik sekali tentang isi dan materinya. Tapi masalahnya banyak peserta seolah sudah tahu. Setiap tahun tetap aja seperti itu,
keislaman yang digembor-gemborkan oleh para orator, bagaimana kita, islam, harusnya melaksanakan kewajiban. Tapi kenapa dalam kegiatan sebesar ini tidak ada
sistem dan metode, dan bahkan mungkin apa-apa lainnya didalamnya. Setelah memberikan kritikan perihal kegiatan OPAK, dia juga memberikan harapannya
kegiatan yang memprioritaskan keagamaan. Panitia terlalu kolot dengan pemikirannya. Tidak mau menjawab pertanyaan malah mengajukan pertanyaan lain”.
demi kesuksesan OPAK ditahun mendatang. “Jadi sebaiknya mohon kakak sebagai mahasiswa mampu menyikapi itu dengan melakukan inovasi pembaruan”.
Sisi negatif lain, beberapa Maba menyampaikan keluh kesahnya perihal kegiatan ini. Yufida, Maba dari jurusan HES (Hukum Ekonomi Syariah; red) saat ditanya perihal kesan selama mengikuti OPAK, dia menuturkan, “menyebalkan kak, nggarai emosi (menyebabkan emosi; red). Soalnya mereka ndak (tidak; red) mau mendengarkan aspirasi kami”. Sedangkan Taryono juga menyampaikan kekecewaannya perihal kalung rempah-rempah yang disyaratkan panitia kepada Maba. “
Setidaknya apa yang para Maba sampaikan tadi adalah murni dari hati mereka sendiri. Tentu tidak ada niatan untuk menghakimi pihak panitia. Dengan mengajukan kritikannya, diharapkan bisa menjadikan panitia intropeksi kekurangannya. OPAK tidak hanya cukup sampai disini. OPAK adalah agenda rutin tiap tahunnya. Kritikan Mahasiswa harus disikapi dengan dewasa, diolah dan dijadikan sebagai perbaikan untuk OPAK-OPAK yang akan datang. [] /Jzl/ Mumu/ Fata/ Arf/
: yang terakhir dan yang terpenting, harapan untuk Maba kali ini apa, mas?
Zainul : ya, sete;ah OSPEK ini harus ada gerakan. Artinya gerakan. Gerakan itu ya macam-macam. harus ada aksi. Aksi itu ya macam-macam. bisa tetrikal, bisa demo, bisa turun jalan, bisa kegiatan ekstra perlementer gitu ya, tinggal disesuakan dengan konteksnya saja, dengan kondisi dan permasalahan yang
6
NC Edisi Khusus Ospek
NC Edisi Khusus Ospek
3
Edisi ke Dua News Camp
Edisi ke Dua News Camp
Wawancara Ekslusif bersama Pemateri
masa orde lama Sukarno sempat terlibat paham nasakom itu menjadi momen penting bagi Suharto untuk menjatuhkan Sukarno. Sehingga runtuhlah rezim orde
Kemahasiswaan
lama waktu itu. Masuk pada Orde Baru mulai menetapkan kebijakan-kebujakan yang timpang sebenarnya. Eman pergarakan mahasiswa waktu itu dibatasi hanya yang mengkritisi kebijakan Suharto tapi semua itu berakibat fatal ada yang dibunuh kemudian diculik sampai itu ada kasus MALARY. Itu efek ketidak puasan dan protes besar-besaran terhadap kebijakan Suharto. Yang menolak masuknya investor-investor asing karena kalau itu dibiarkan pasti sumber daya alam di Indonesia kan habis. Tapi gerakan itu belum mampu meruntuhkan rezim Orde Baru sampai akhirnya muncul gerakan Suharto yang memberikan ruang yang sangat sempit NKKBN di kampus jadi semua mahasiswa tidak boleh masuk pada politik praktis. Semuanya hanya wajib kuliah-kuliah saja. Jadi, tidak boleh ada pergerakan yang mengkritisi kebijakan pemerintah sampai 1928. Itukan harus menjadi puncak momentum bersejarah pergerakan mahasiswa. Tapi meski terjadi perubahan pemimpin dari Soeharto ke Habibi, Habibi ke Gus Dur, Gus Dur ke Mega, Mega ke SBY, SBY jilid dua tetap tidak memberikan perubahan yang signifikan. Nah, ini yang harus kita garis bawahi sebagai mahasiswa sejarah itu harus menjadi spirit untuk melakukan perubahan. Sejarah tidak boleh ditinggalkan, kata-kata Soekarno yang pasti kita ingat jangan lupa Jasmerahnya. Jangan sekalikali melupakan sejarah dan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Mengaca dari itulah, kalau bicara pergerakan mahasiswa itu mati tapi ada, tapi kalau kita katakana ada ternyata tidak ada, ya yang tepat sebutan mati suri. Maka, ini momentum yang tepat saat ini mahasiswa IAIN Tulungagung harus menjadi pijakan awal mahasiswa melawan kebijakan kampus yang timpang atau kebijakan-kebijakan daerah yang mengawal perubahan ketidakadilan menjadi keadilan. Jadi kata kuncinya bagaimana pemerintah Joko Widodo akan berlangsung mulai Nopember yang akan dating lebih terkawal bahwa pemuda adalah yang paling tepat menjadi pengawal pemerintahan. Kalau ada kebijakan yang dirasa timpang harus dilawan. Kalau ada yang tidak sesuai harus juga dikritisi karena kalau sekarang saya lihat mahasiswa itu terlalu asyik kuliah. Apalagi di daerah modern ini dihadirkan IT yang memalukan memabukkan yang dalam arti melupakan tugas kita sebagai agent of change.
Muhammad Zainul saat diwawancarai Crew DIMeNSI
Crew
: bisakah anda jelaskan garis besar materi kemahasiswaan?
Zainul : Jadi yang harus digaris bawahi adalah sejarah itu jangan sampai dilupakan haru dijadikan spirit bagi pemuda mahasiswa untuk menciptakan perubahan. Terbukti dengan adanya generasi cerdas bentukan politik etis kolonial Belanda nejadi titik awala pergerakan mahawsiswa tahun 1908 yang dikomandoi Sutomo dan kawankawan. Waktu itu lahirnya SP tahun 1928 sebgai bentuk sumpah senasib sebnayak itu sebenranya sudah mulai dirasakan oleh para pemuda untuk keluar dari segala penindasan saat itu. Pada masa colonial Jepang mulai dari 1908-1928 kejayaan dan pergerakan mahasiswa mulai dibatasi dim as Jepang kemudian dimasukkan dalam KEIKO yang kita sebut PETA itu yang arah tujuannya untuk mengakomodir dan membubarkan pergerakan mahasiswa. Itu dipersiapkan mahasiswa untuk perang ASIA Timur Raya. Tapi akhirnya waktu Herosima dan Nagasaki dibom pada waktu itu muncul momentum yang tepat yang bisa dibaca oleh pemuda yang kemudian mendesak kaum tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Dari situlah titik awal bangsa Indonesia mulai bisa bernafas lega. Walaupun pada
4
NC Edisi Khusus Ospek
Crew
: seperti yang anda katakana tadi, apakah mahasiswa sekarang masih bisa menjadi agent of change, agent of control, dan agen perubahan.
NC Edisi Khusus Ospek
5