Newscamp edisi I th. 2015

Page 1

Shalat kok di Langgar Kang Enche : Ron, elu mau kemana siang-siang gini? Elu kan tahu dosen kita satu ini galak minta ampun? (Lari mendeka Baron) Baron

: Ih apaan sih kang, saya cuma mau nyetor uang infaq aja mumpung hari jum’at.

IAIN Tulungagung Berbenah Diri

Kang Enche : hah?? Tumben elu begitu dermawan sama

DITERBITKAN OLEH:

kampus, emang elu berharap apa dari infaq itu?

Baron

: Itu kang, lihat aja. Temen-temen kita pada apdet status yang katanya shalatnya dilanggar.

Kang Enche

: Dilanggar apanya?? Shalat kan ndak boleh dilanggar, dosa tahu.

Baron

: Maksud saya teh dilanggar kang Enche sanes dak boleh. Ini kang Enche lihat atuh, kampus kita teh lagi butuh dana buat bangun masjid.

Kang Enche

: Heladalah, maksud kamu langgar itu masjid ya, hmmm (sambil cengingisan)

Baron

: iya atu kang, kasihan banget. Kampus gedhe kok shalatnya masih antri panjang

LPM DIMëNSI IAIN TULUNGAGUNG Pimpinan Umum: Imam Basri Penanggungjawab Redaksional: Nurul Istiqomah Pimpinan Redaksi: Arif Azizi

pisan.

Kang Enche Baron

News Camp’s Crew 2015:

: (Sambil nunjuk tulisan) Tapi kamu lihat dulu dong, itu kan tulisannya masjid bukan langgar Ron?

Naharin, Saiful, Safii, Thoyib, Riqoh, Jordan, Vima, Apin, Zaki, Agus, Jijah,Umami, Audi, Eka, Dodot, Epo, and all News Camp’s Crew

: Memang benar kang tulisannya, tapi ya tetep saja atuh masjid berasa langgar di kampus. (hehehehe sambil memasukkan uang infaq).

Kang Enche

: Nah Ron, kalo cuma elu yang infaq ap jum’at, kapan masjid mau dibangun ya??(sambil garuk-garuk kepala yang nggak gatal)

Baron

: Saya juga bingung kang, ya....barangkali 20.an tahun pas jadi itu masjid kalo cuma saya yang infaq. (dengan muka serius menahan tawa).

Kang Enche

: Wah ternyata meski udah infaq, otakmu tetep miring Ron, dasar Edan.... (sambil jitak Baron) Keburu kita punya cucu Ron-Ron.

Fotografer: All News Camp’s Crew

Baron

: ??????..........................hahahaha.

Pemasaran: All News Camp’s Crew Alamat Redaksi: Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung E-mail dimensitulungagung@gmail.com

News Camp edisi I tahun 2015 8

1

News Camp edisi I tahun 2015

“Kita ngusulkan itu berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kita punya prodi itu di S2-nya. Dan berencana mau membuka S3 juga, kan lucu jika di S3 ada prodi Manejemen Pendidikan Islam tapi di S1-nya dak ada,” ujar Abdul Aziz selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

S

atu tahun lebih STAIN Tulungagung resmi alih status menjadi IAIN Tulungagung. Dan kini IAIN mulai bergerak untuk menambah jurusan baru di beberapa fakultasnya. Se daknya ada dua fakultas yang akan menambah jurusan, FTIK (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan) dan FUAD (Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah). Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah sendiri berencana menambah dua jurusan sekaligus, yakni KPI (Komunikasi Penyiaran Islam) serta Bahasa dan Sastra Arab. Sementara pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan mengajukan satu jurusan yaitu MPI (Manajemen Pendidikan Islam). Dalam membuka jurusan baru, perlu kiranya alasan yang patut sebagai landasan. Pihak Fakultas mes nya dak gegabah membuka


jurusan baru begitu saja apalagi menentukan begitu saja jurusan yang akan dibuka. Terkait alasan penambahan jurusan MPI Abdul Aziz bilang, “Kita ngusulkan itu berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kita punya prodi itu di S2-nya. Dan berencana mau membuka S3 juga, kan lucu jika di S3 ada prodi Manajemen Pendidikan Islam tapi di S1-nya dak ada.” Lain hal dengan FUAD, jika FTIK membuka jurusan MPI karena permintaan masyarakat, FUAD membuka jurusan KPI karena belum ada jurusan KPI di berbagai kampus yang ada di Tulungagung. Hal itu senada dengan alasan yang dinyatakan Abad Badruzzaman, Dekan FUAD. Sembari menunjukkan op!mismenya secara singkat dia berujar, “ Saya lebih op mis dengan KPI karena masih baru di Tulungagung ini.” Persiapan membuka jurusan baru Berbagai persiapan untuk menambah jurusan baru sudah dilakukan sejak awal pengajuan ke Dik!. Mulai dari pembentukan kurikulum, adanya penambahan dosen, sampai akan ada dosen doktoral yang menjadi tenaga pengajar. Untuk jumlah dosen sendiri, penambahan jurusan menuntut terpenuhinya syarat bahwa !ap jurusan harus mempunyai enam dosen tetap yang kompeten pada bidangnya. Khusus untuk jurusan KPI nan!nya akan ada kerja sama dengan radio kampus atau media lain diluar kampus. Hal ini merupakan sarana untuk mempraktekkan keahlian mereka.

“…dan apabila radio kampus mau bekerjasama dengan kami itu akan sangat bagus. Akan tetapi ke ka mereka keberatan bekerjasama dengan kami, kami sudah mengan sipasinya seper mengadakan kerjasama dengan media luar kampus,” Ujar Abad Badruzaman. Menanggapi hal ini kami meminta pendapat crew Radio Genius FM perihal kerjasama ini dan ternyata mereka menanggapi posi!f, namun semua kembali pada kebijakan pimpinan radio kampus. “Kalau dari kami memang sudah pernah ada instruksi dari pimpinan jika suatu saat akan bekerja sama dengan Ushuludin terkait media pembelajaran ini. Kami sangat terbuka tentunya dengan adanya peran KPI nan , kan bisa saling share pengalaman dan wawasan. Lagian tempat ini (radio Genius FM; red) kan memang tempat belajar, jadi akan sangat bagus jika kita saling berbagi ilmu,” ujar Muna salah satu crew Radio Genius FM. Kendala membuka jurusan baru Tentunya kita tahu kendala utama dari adanya pertambahan jurusan adalah masalah lokal yang masih minim. Namun Dekan Ushuludin op!mis kendala ini akan bisa diuraikan. Sebab menurut beliau tahun depan akan dibangun lokal baru dibagian !mur dan tentunya !dak menutup kemungkinan semua kekhawa!ran perihal lokal akan teratasi. Bahkan jika lokal baru belum ada fakultas Ushuludin siap memberlakukan jam kuliah malam sebagaimana sudah terlaksana pada

News Camp edisi I tahun 2015 2

Muniri yang ikut mengurusi foto bersama.

Pro kontra melepas kerudung

Banyak mahasiswi yang kontra terhadap Keharusan mengiku! foto bersama saya kebijakan foto ijazah. Salah satu keberatan sedikit mendapat pro dan kontra. namun itu perihal pencopotan kerudung. pihak kampus !dak mau ambil pusing sebenarnya Salah satu mahasiswi HES (Hukum dengan hal itu. In!nya mereka ingin sangat rispek mengan!sipasi jika nan! ada foto terhadap anak-anak yang Ekonomi Syariah) yang tak mau disebutkan namanya bilang, ijazah yang menggunakan kertas berjilbab dan !dak melepas “Padahal kita kan IAIN, yang dibawah standar. “Mengenai hijab dalam perilaku seharinotabennya Universitas berbasis kertas dan lain lain itu ada hari. Tetapi aku akan sangat Agama Islam, tetapi kenapa ketentuan dari, kalau gak salah kecewa jika dikemudian hari kok dalam foto ijazahnya dari perusahaan kertas PERUI auratmu akan dibuka untuk dak memakai kerudung, jadi memang dak mudah untuk sesuatu yang !dak ada bukankah lebih baik memakai ketentuan itu, makannya anak kerudung agar lebih pantas anak dak boleh foto diluar untuk kepen!ngannya buat dengan iden tas kita sebagai mengamankan kebagusan itu. Dulu masa depan,” ujar mahasiswa IAIN dan dengan adanya Muniri pernah, ke ka foto ijazah itu rusak peraturan tersebut akan merepotkan kemudian digan itu dak laku. Sekarang mahasiswi yang ingin memakai kerudung”. ijazah yang akan diterbitkan dak distempel, tetapi ada hologram atau apa yang berwarna Menanggapi aturan itu Muniri kayak emas. Jadi kalau difoto copy itu hitam seper memberikan alasan, “Foto ijazah dak stempel. Karena banyaknya prin ng ilegal yang boleh memakai kerudung karena hasil dari bisa membuat ijazah sembarangan. Standarisasi foto ijazah haruslah terlihat telinganya”. foto dari dik , ijazah itu diatur berdasarkan Ke!ka ada mahasiswi ingin peraturan bersama antara menteri dalam mempertahankan kerudungnya karena mo! f negeri, pendidikan dan agama”, ujar Muniri. menutup aurat atau sekedar mematuhi KEM. Untuk syarat dan sistema!ka foto Namun pada akhirnya keharusan melepas bersama salah satu mahasiswi PGMI yang !dak mau kerudung mengalahkan keinginan itu. Mereka disebutkan namanya menjelaskan, “Sistema ka bisa mengenakan kerudung dengan syarat harus foto ijazah dikampus dengan membayar 100rb, membuat surat pernyataan. Aturan ini sangat maku up dari kampus, baju (kebaya) juga dari irois jika dibenturkan dengan KEM. Belum lagi kampus, foto ijazah dak memakai kerudung, jika kebijakan ini dibenturkan dengan kebebasan namun diperbolehkan untuk memakai kerudung berekspresi. Hak manusia mengekspresikan dirinya dengan syarat membuat surat pernyataan.” harus rela dipinggirkan. /ful/aud/eka/epo/dot/

7

News Camp edisi I tahun 2015


“Ada terobosan memang selain itu,pak rektor mulai mencari trobosan keluar melalui alumni, alumni yang sukses itu alumni kita yang sukses itu sudah mulai dihubungi dan juga dari pengusaha dan juga dari pemerintah,” tutur Saifudin Zuhri.

Kepas!an Pembangunan Pihak kampus sudah memutuskan untuk memilih membangun masjid baru daripada merenovasi masjid lama. Rencana pembangunan masjid baru itu sudah mendapat restu dari Irjen Kemenag RI (Insyinyur Rektorat

“oleh pak rektor udah dilaporkan ke IRJEN KEMENAG RI, pak YASIN, dan itu sudah direstui”. Namun untuk pelaksanaan pembangunan sendiri masih belum bisa dipas kan. Saifudin bilang, “Ya belum tau, karena belum mencukupi dana itu, daripada dimulai terus mangkrak gitu, sebenarnya kan untuk masjid dak ada is lah mangkrak itu, masjid itu apabila dimulai pembangunan itu pas ada saja yang infaq atau yang jariyah untuk masjid, itu pas ada aja, tapi ini masih masih menunggu waktu yang tepat entah kapan”. /jo/zah/thoy/riq/

Jenderal Kementrian Agama Republik Indonesia).

Mengalah pada Kebijakan

B

erpakaian rapi bagi mahasiswi berar harus sesuai dengan KEM (Kode E k Mahasiswa) BAB IX tentang ketentuan busana kuliah Mahasiswi. Dalam pasal 12a poin pertama dijelaskan busana mahasiswi harus menutup aurat, yakni; menutup seluruh tubuh mulai dari kepala sampai dengan mata kaki dan pergelangan tangan, kecuali muka. Berbeda dengan yang terjadi saat sesi pemotretan untuk foto ijazah beberapa waktu lalu. KEM dak lagi menjadi acuan. Maka dari itu banyak dari kalangan mahasiswi yang berkeberatan apabila harus melepas kerudung saat pemotretan foto ijazah. Foto Ijazah selalu dilakukan oleh mahasiswa semester akhir yang akan menyelesaikan pendidikan S1. Dalam

pelaksanaanya pun terdapat aturan-aturan tertentu. Menurut Muniri, Ketua Jurusan Tadris Matema ka bilang, “…bahwa fotonya itu kalau gak salah kertasnya itu glosi … yang kedua fotonya dak boleh berjilbab, tapi kalau anak-anak beljilbab boleh, tapi jika dikemudian hari bermasalah dengan fotonya, kampus dak bertanggung jawab. Maka anak-anak harus membuat surat pernyataan. Karena ketentuan foto ijazah seluruh indonesia itu telinganya harus terlihat.” Tahun ini, pertama kalinya kampus membuat kebijakan mengharuskan foto bersama yang dikelola oleh ap fakultas. “Dan foto bersama itu kebijakan dari fakultas. Dulu maunya pihak ins tut mau dikoordinir oleh rektor. Tetapi karena banyaknya tugas rektorat itu ngapain ngurusin gitu gitu,” ujar

News Camp edisi I tahun 2015 6

FEBI (fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam). “Tidak masalah dengan lokal kita bisa mengadakan jam kuliah malam seper FEBI, bahkan biasa anak Ushuludin mengadakan perkuliahan di masjid, gazebo, depan auditorium bahkan dibawah pohon rindang pun jadi. Jadi saya rasa lokal bukan kendala utama,” ujar Abad Badruzaman. Dan lagi-lagi terkait kekurangan lokal juga menjadi polemik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Namun rencana akan dibangunnya enam puluh lokal dibagian mur yang akan selesai tahun depan bisa menjadi solusi. “Kalo sekarang lokal memang masih jadi kendala utama untuk semester satu, tapi tahun depan Insyaallah sudah bukan masalah lagi. Kan sudah disetujui Menteri Keuangan juga, nan jika 60 lokal itu sudah jadi semua akan pindah ke mur”, ujar Abdul Aziz selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Menilik tuturan Dekan FTIK, bahwasanya mereka sangat bergantung pada pembangunan lokal baru bisa menjadi boomerang tersendiri. Melihat dari proyek pembangunan sebelumnya, di Pasca misalnya, pembangunan yang memakan waktu begitu lama bisa membuyarkan op misme tersebut. Namun hal itu seper nya dak akan terulangi jika mencerma perkataan Abdul Aziz, dia bilang, “Dan lagi kalau ini langsung lima lantai mas, beda dengan pasca yang satu tahun dijatah satu lantai dengan empat lantai maksimal”.

3 News Camp edisi I tahun 2015

Menarik kita tunggu realisasi ucapan beliau. Merin!s jadi UIN IAIN yang ingin terus berkembang ternyata telah menyiapkan langkah awal untuk menjadi UIN. Hal itu terwakili oleh FTIK. FTIK mengambil start awal dari fakultas lain. Dimana mereka akan kembali mengajukan beberapa jurusan baru untuk tahun depan, yakni jurusan Bahasa Indonesia, Biologi, IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). “Kita juga akan mengajukan prodi umum seper Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Biologi dan Pendidikan IPS, oh iya tentu saja siap-siap ke UIN mulai dari sekarang. Kan syaratnya itu selain prodi agama juga harus ada prodi umumnya. Sudah tak usulkan, April ini akan ada sidang dan visitasi disini setelah itu baru turun SK (Surat Keputusan),” ujar Abdul Aziz. Memang sah-sah saja jika IAIN mempersiapkan diri menjadi UIN. Namun hal ini menuntut banyak perubahan yang dilakukan seper menambah fasilitas kampus, lokal, jumlah dosen dan lain-lain. “Sebenarnya bagus adanya penjurusan baru ini yang juga merupakan tuntutan, tapi kalau melihat kenyataan (fasilitas) sekarang ini saya rasa belum siap. Kalau kuliah diluar ruangan itu kurang efek f, IAIN berasa STAIN,” ujar mahasiswi FUAD yang dak mau disebutkan namanya./naha/uma/saf/vim/mel/


Menanti Masjid yang Layak “Pembangunan masjid baru menjadikan dak adanya renovasi untuk masjid lama, namun kepas an pembangunan masjid baru sendiri masih belum ada kejelasan” ”

Sejarah masjid

e cilik, reget, kurang terawat, dan kamar mandine reget pol. Kita kan butuh masjid yang nyaman.

M

Kok malah mbangun kolam?” (masjidnya kecil, kotor dan kurang terawat dan kamar mandinya kotor sekali. Kita kan butuh masjid yang nyaman, kenapa kolam yang dibangun?;

asjid IAIN Tulungagung atau lebih dikenal dengan nama masjid Baitul

Hakim. Bangunan yang didirikan lebih dari 23 tahun yang lalu, dan diresmikan tahun 1992. hal itu bisa dirunut dari perkataan Saifudin Zuhri, dia berkata, “Saya masuk sini 92, masjid itu sudah ada tapi masih baru, baru diresmikan oleh bupa waktu itu,” tutur dia.

red), ujar salah satu mahasiswi jurusan Ekonomi Syariah yang !dak mau disebutkan namanya.

Tidak ada renovasi

Pihak takmir masjid sendiri sudah mengajukan permohonan dana untuk bisa merenovasi masjid. Salah satunya dengan mengajukan dana kepada rektor IAIN Tulungagung. Hal itu dibenarkan oleh perkataan Saifudin Zuhri. Dia berkata, “ya takmir masjid, pak Khutbudin aibak sudah pernah mengirimkan surat kepada pak rektor untuk renovasi semi permanen untuk masjid tapi sampek hari ini belum ada tanggapan”.

Dengan semakin bertambahnya jumlah mahasiswa kapasitas masjid menjadi tak mencukupi untuk menampung jumlah mahasiswa. “ya memang kalo dilihat

Namun pengajuan dana sulit untuk bisa menapaki hasil. Mengingat !dak adanya dana khusus yang ditujukan untuk pembangunan masjid. “Untuk masjid

dari jumlah mahasiswa dosen dan karyawan yang ada disini ya memang sangat-sangat kurang memang”, ujar Saifudin kembali.

karena negara kan dak memberi dana untuk pembangunan masjid, dana anggaran IAIN ini dak boleh membangun masjid”, ungkap Saifudin Zuhri.

Perluasan masjid sangat diperlukan, banyak komplain bermunculan oleh berbagai pihak supaya perluasan segera dilakukan. “Masjid

Permasalahan nihilnya dana juga disadari oleh Khutbuddin Aibak. Sembari masih sangat mengharap adanya renovasi dia berkata,

Masjid Baitul Hakim merupakan warisan semasa kampus ini masih menjadi cabang dari IAIN Sunan Ampel Surabaya. “Masjid ini di bangun pada waktu masih 1 fakultas Iain sunan ampel, waktu itu ada 2 jurusan jadi mahasiswa dak banyak,” tutur Saifudin Zuhri.

News Camp edisi I tahun 2015 4

potret masjid mungil IAIN Tulungagung

“ya

harus direnovasi, akan tetapiada beberapa hal yang menghambatnya seper janji-janji dari atasan yang hanya menjadi bahan perbincangan dan dak ada realisasinya. Selain itu juga dak adanya anggaran dari pusat untuk pembangunan masjid di dalam kampus”. Selain terkendala dana, rencana renovasi tak kunjung menuai hasil juga karena pihak kampus lebih memilih membangun masjid baru. “Dengan dicanangkannya masjid dibarat jalan itu maka masjid yang sini belum atau memang gak ada program, gak da program renovasi dan sebagainya walaupun sifatnya dak permanen atau semi permanen misalkan itu belum, belum ada arah kesana”, ujar Saifudin Zuhri. Menghimpun dana untuk masjid baru Penghimpunan dana dari berbagai pihak dilakukan. Salah satunya dengan memasang kotak amal di dalam kampus. “…dicanangkan oleh pak rektor, termasuk membuat kotak itu,

5

News Camp edisi I tahun 2015

1 kotak ada 3 maacam itu, sodakoh, infaq dan zakat, zakat dan sodaqoh dikelola oleh BAZ (badan amil zakat), BAZIS (badan amil zakat infaq shodaqoh), sedangkan infaq itu yang akan digunakan untuk masjid,” ujar Saifudin Zuhri.

Penghimpunan dana juga dilakukan saat ada forum wali mahasiswa. Hal itu dibenarkan oleh Khutbuddin Aibak saat crew dimensi menanyakan penghimpunan dana waktu pertemuan wali mahasiswa semester dua. Secara singkat dia berkata, “oh iya itu memang diadakan…”. Penghimpunan dana juga dilakukan saat momen wisuda. “Dari wali mahasiswa dulu waktu wisuda juga ada yang dikoordinir itu, (wali; red) mahasiswa yang dikoordinir itu kemudian juga dari kotak infaq, itu ada dilaporkan, dilaporkan oleh, ar nya tercatat, pemasukan itu tercatat lengkap dan belum ada penggunaan”, ujar Saifudin Zuhri. Tidak hanya itu, terobosan-terobosan lain juga dilakukan oleh pihak kampus demi mencukupkan dana untuk pembangunan masjid.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.