Newscamp edisi II

Page 1

NOSTALGIA ZAMAN ROSUL

g n ka

EN-CHE

Segerombolan mahasiswa datang berduyun menuju masjid. Arak-arakannya serupa massa kampanye berseragam. Di tengah puluhan kepala, Sudrun terlihat sangat mencolok; kecil, hitam, keriting. Dia ada di barisan terdepan. Sudrun

: Assalamualaikum, Kang Ce…

Kang NC

: Waalaikumsalam, Drun. Mau apa kamu ke masjid bawa massa segala? Mau shalat dhuha berjama‛ah?

Sudrun

: Nggak, Kang. Aku pinjam masjidnya bentar, ya?

Kang NC

: Buat apa, Drun?

Sudrun

: Mau tak pake kuliah, hehe..

Jurusan Baru

DITERBITKAN OLEH:

dan Konsekuensinya

LPM DIMëNSI IAIN TULUNGAGUNG Pimpinan Umum:

Kang NC

Nur Indah Wati

: Wah… kamu malu-maluin, Drun. Kuliah kok di masjid.

Tri Hariyanto

Sudrun cengar-cengir. Kang NC Sudrun

Pimpinan Redaksi:

:Kenapa nggak di gedung kampus? Di sana kan banyak lokal kosong. Masjid itu buat ibadah, Drun. : Pinginnya begitu, Kang, namun ya beginilah nasib nggak kebagian lokal. Jadi masjidpun jadi tempat buat kuliah. Serasa kembali ke zaman Rasulullah dulu, Kang, tempat belajarnya di masjid.

Kang NC

: Setuju deh sama kamu. Nyaman ngga, Drun kuliah di masjid?

Sudrun

: Nyaman, Kang. Semilir angin dan ngga panas seperti di dalam kelas. Lha wong nggak ada ACnya, hehehe... Tapi, ya agak sulit konsentrasi, Kang.

Kang NC

Latar belakang penambahan jurusan

Penanggungjawab Redaksional:

Nurul Istiqomah Kru News Camp 2014: Amir, Fata, Ardiyan, Tatik, Dewi, Husna, Uswatun, Arif, Juhan, Rizal, Atifah, Alfi, Ainun, Lina, Atik, Faqih, Haqi, Habibi, Muslim, Mahmud, Futiha, Gardina, Anggun, Dian, Rofi’ah, Jazil, Nisa’, Eka, Alwi, Binti, Nurul, Niken, Zahro, Ayu, Husin, Zulia, and all News Camp’s Crew Fotografer: Faqih, Arif Pemasaran:

: Kenapa, Drun?

All News Camp’s Crew

Sudrun

: Soalnya di masjid selalu ramai anak wira-wiri, shalat, dan nongkrong.

Kang NC

: Sing sabar, ya Drun. Ente segera gabung sama temen-temenmu sana. Sukses terus.!

Sudrun

: Oyi kang terima kasih. Assalamualaikum.

Kang NC

: Waalaikumsalam

Edisi kedua Mei 2014

Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung E-mail dimensita@yahoo.co.id

CP: 081939891667 (Nurul/ pimred)

By: Mutingo

16

Alamat Redaksi:

baru yakni memberi wadah bagi mahasiswa baru yang direncanakan akan ditambah jumlahnya tahun ini. “Persiapan sudah sejak lama, sejak kita mengajukan alih status dari STAIN ke IAIN sudah mempersiapkan penambahan jurusan,” ungkap Saifudin Zuhri.

T

ahun ajaran baru sudah di depan mata. IAIN tulungagung akan disibukkan dengan calon mahasiswa baru pada tahun ajaran 2014/2015. Beberapa persiapan telah dilakukan, diantaranya penambahan jurusan baru. Kampus yang tengah berada pada fase berkembang ini t e l a h melakukan antisipasi pembengkakan j u m l a h mahasiswa. Fakultas yang melakukan penambahan jurusan adalah Fakultas Syariah & Ilmu Hukum (FASIH) yang menambah jurusan ZAWA (Zakat dan Wakaf), disusul jurusan PGRA (Pendidikan Guru Raudlatul Athral, Red.) dari Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK).

Edisi kedua Mei 2014

1


perkuliahan setelah libur semester, diadakan rapat dosen yang salah satunya membahas pelarangan memindah jam perkuliahan. Pemindahan jam perkuliahan akan berimbas pada ketidaktersediaan Menurut Syaifuddin Zuhri, Wakil lokal. Rektor II, latar belakang penambahan Pihak birokrasi kampus mengaku jurusan baru yakni memberi wadah bagi tengah menyiapkan lokal perkuliahan dan mahasiswa baru yang direncanakan akan menambah jam perkuliahan hingga jam ditambah jumlahnya tahun ini. “Persiapan ke delapan (berakhir pukul 21.20, Red.). sudah sejak lama, sejak kita mengajukan “Kemarin sudah dibicarakan di forum alih status dari STAIN ke IAIN sudah pimpinan, kalo ruang samping ma’had mempersiapkan penambahan jurusan,” lantai 2 dan lantai 3 gedung pasca sarjana, tuturnya. tinggal nyekat. Dalam waktu satu bulan sudah bisa ditempati, tahun ajaran baru,” tutur Saifudin. Rektor IAIN Tulungagung menyampaikan bahwa salah satu fakultas akan dipindahkan kesana, bersama dengan kantor dan perpustakaan. Ia menyampaikan rencananya untuk memindahkan 1 fakultas di lantai 3, sedangkan pasca cukup 1 lantai. “Ada 10 ruang dipakai local. Paling kantor dan perpustakan 3. Misalkan Persolan yang kemudian dirisaukan oleh mahasiswa adalah penambahan masih ada 7 lokal, untuk perkuliahan kuota mahasiswa baru dan pembentukan sudah cukup,” tambahnya. Fakultas yang dua jurusan baru akan menambah sesak kemungkinan akan dipindah yakni antara lokal perkuliahan. “Sebetulnya mengenai FEBI (Fakultas Ekonomi dan BIsnis, Red.) pembagian lokal itu sudah ditentukan sejak dan FASIH (Fakultas Syariah dan Ilmu awal. Hanya saja, terkadang ada dosen Hukum, Red.). Apabila hal itu benaryang tidak mau kebagian jadwal sore benar terealisasi, akan mengurangi beban sehingga seringkali melakukan pindah jam,” permintaan kelas. Tahun ajaran 2014/2015 ini merupakan tahun pertama bagi IAIN Tulungagung menerima mahasiswa baru. Untuk itu, kampus sedang membangun citra positif di mata khalayak.

ungkap Saifudin Zuhri. Setiap menjelang

2

Berikutnya, terkait dengan kemunculan ZAWA serta PGRA, maka hal yang tidak

Edisi kedua Mei 2014

ini diselenggarakan dalam rangka membuat model pelatihan yang menyampaikan materi-materi mengenai HAM dan Islam. Ini adalah yang ketiga kalinya dilaksanakan CMARS, dan untuk kali ini merangkul PUSDIKHAMI untuk berpartisipasi di dalamnya. Nantinya akan ada 15 orang delegasi yang dikirim oleh pusdikhami, dengan rincian 10 orang mahasiswa IAIN Tulungagung, 3 orang dari pesantren Lirboyo Kediri, dan 2 orang dari pesantren Tebuireng Jombang. Kriteria peserta yang dikirim untuk mengikuti sekolah HAM dan Islam ini adalah orang-orang yang memiliki basis pesantren, dan setidaknya bisa membaca kitab kuning, karena nantinya yang akan dikaji dalam sekolah tersebut adalah mengenai maqashidus syariah untuk melihat titik temu yang menyatakan bahwa HAM kompetebel terhadap Islam. Selain itu, Pusdikhami sendiri kedepannya merencanakan membuat sebuah grup diskusi, yaitu Focus Group Discussion (FGD). Group tersebut menjadi sebuah pendiskusian diantara civitas IAIN tulungagung yang mencoba mengungkap kesesuaian antar HAM dan Islam. Progam yang dicanangkan oleh pusdikhami ini juga diharapkan bisa memberikan hasil produk pengetahuan dalam bentuk tulisan ilmiah atau buku, dan nantinya

diharapkan pula dapat menjadi rujukan bagi perguruan tinggi lain yang ingin mengkaji kesesuaian antara HAM dan Islam. Ngainun Naim selaku ketua pusat penelitian LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat, Red.) berujar, “Sebagai sebuah lembaga baru, PUSDIKHAMI ini patut diberi apresiasi. Pertama, lahirnya PUSDIKHAMI adalah sebuah kemajuan yang dibingkai dalam bentuk kreativitas. Sebuah gebrakan baru yang tidak ada sebelumnya. Kedua, PUSDIKHAMI diharapkan mampu mengisi ruang-ruang pengetahuan yang selama ini belum ada dalam lingkup kampus. Ketiga, mampu bergerak dalam ranah pendidikan dan penyadaran tentang HAM dan Islam, yang selama ini masih terjadi sekat yang memisahkan keduanya.” Ngainun Naim menambahkan, dengan lahirnya PUSDIKHAMI, mahasiswa penting untuk terlibat dan dilibatkan pula. Keterlibatan mahasiswa sendiri sudah terlihat pada saat proses launching lembaga PUSDIKHAMI. Diharapkan kedepannya mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam setiap program yang ada dalam PUSDIKHAMI ini. (ard/amr/mkf)

Stop pembodohan struktural! Berhenti hanya sekedar bermain teori dan konsep!

Edisi kedua Mei 2014

15


selaku direktur PUSDIKHAMI, “Data historis menjelaskan bahwa adanya HAM itu karena respon dari gerakan dekolonialisasi, respon fasisme yang berkembang di beberapa Negara eropa, dan efek tidak langsung dari kacaunya dunia akibat perang dunia HAM. Itulah yang melatarbelakangi lahirnya HAM.” Islam dan HAM sejatinya memiliki relasi. Relasi tersebut terlihat manakala keduanya sama-sama menerapkan konsep keadilan. Islam juga mengedepankan konsep keadilan, begitupun HAM, Mengangkat harkat martabat manusia sebagai mahluk yang memiliki hak. Dari sinilah, kesalahpahaman antara HAM dan Islam akan ditemukan. Konsep-konsep ham dengan islam harus dikaji secara mendalam agar tidak menjadi polemik sebagaimana telah terjadi pada saat ini. Sementara untuk relasi HAM terhadap kebangsaan sering terjadi masalah karena HAM merupakan Hukum Perdata Internasional (selanjutnya sebut HPI,

14

Red.) yang mengikat melalui mekanisme ratifikasi. Dan sebagai HPI, satu-satunya subjek hukum adalah Negara. Mekanisme ratifikasi tersebut dengan sendirinya memiliki konsekuensi kewajiban-kewajiban generik bagi Negara untuk menjalankan penegakan HAM. Terdapat tiga kewajiban generik, yakni menghormati, melindungi, dan memenuhi. Pelanggaran HAM terjadi ketika Negara gagal melaksanakan kewajibannya, maka yang selalu menjadi sasaran analisis HAM adalah Negara, karena itu Negara bersikap resisten tehadap isu-isu. Padahal seyogyanya diantara ketiganya itu terdapat kesamaan dalam sisi keadilan. Di titik itulah nilai universal HAM, Islam, dan Kebangsaan bertemu. Mengenai program kerja dari pusdikhami, dalam waktu dekat ini akan bekerja sama dengan CMARS (Centre of Marginilize Community Study, Red.) Surabaya dalam kegiatan pelatihan berbentuk sekolah HAM dan Islam. Sekolah

Edisi kedua Mei 2014

boleh luput dari pertimbangan adalah mengenai UKT (Uang Kuliah Tunggal, Red.). Ketika ditanya pemberlakuan UKT nol (UKT tak berbayar, Red.) pada jurusan baru, Maftukin, Rektor IAIN Tulungagung melalui Saifudin Zuhri pun belum bisa memberikan kepastian. Menurutnya, masih perlu melihat hasil ke depannya lewat persiapan ujian tulis. “Kalau sampai itu nanti prodi baru tidak memenuhi jumlah 1 lokal, maka langkah pertama diperbolehkan untuk membuka gelombang 2, kemudian ditambah dengan diberi UKT nol. Kisaran 0-400, yg sudah mengajukan ZAWA dan muamalah,” ungkapnya. Para mahasiswa pun turut angkat bicara mengenai fenomena penambahan jurusan yang gencar diperbincangkan kini, salah satunya adalah Dian, mahasiswi

Akhlak Filsafat semester 2. ”Menurut saya, dengan adanya jurusan baru yangg ada pada 2 fakultas di Iain Tulungagung ini, memang bagus. Itu menandakan bahwa IAIN sudah diberikan kesempatan untuk melebarkan jurusan dalam fakultasnya,” ungkapnya. Target penambahan mahasiswa dan jurusan yang saat ini tengah ramai diperbincangkan sudah sebaiknya dibarengi dengan pertimbangan yang matang dan antisipasi kemungkinan buruk yang akan terjadi. Hal ini demi menjawab kekhawatiran mahasiswa. “Berhubungan dengan sarana dan prasarana yang ada saya rasa kurang mencukupi untuk menunjang kebutuhan para mahasiswa,” ungkap Dian sebagai harapan. (dyn/bie/mus/nis/ang)

Tak apalah aku berjalan dengan kaki telanjang. Tak apalah jika aku tak mampu melihat dengan terang. Tak apalah aku bicara tak jelas. Asal kau tak bungkam mulutku (DIMeNSI)

Edisi kedua Mei 2014

3


Sebuah Wadah Pertalian HAM dan Islam

Menuju Perkemahan Wirakarya 2014 Perkamahan Wirakarya adalah perkemahan yang bersifat pengabdian kepada masyarakat. “PW adalah kegiatan yang banyak pengabdiannya, karena wirakarya sendiri berarti pengabdian,” tutur Karis.

U

nit Kegiatan Mahasiswa Pramuka IAIN Tulungagung sedang menyiapkan diri menghadapi perkemahan akbar tingkat nasional, yaitu Perkemahan Wirakarya (selanjutnya disingkat PW, Red.). Perkemahan Wirakarya adalah salah satu agenda perkemahan rutin yang diperuntukkan bagi perguruan Tinggi Islam. Perkemahan ini diagendakan tiap 2 tahun sekali yang merupakan agenda wajib bagi Perguruan Tinggi yang berada di bawah naungan Kementrian Agama. Sebagaimana diungkapkan Karis selaku Pembina UKM pramuka ”PW itu kegiatan tersendiri dari kemenag. Jadi PW programnya kemenag. Program kemenag yg sudah diagendakan oleh masing-masing perguruan tinggi di bawah PTAIN.” Kegiatan ini juga membawa nama instansi yang bersangkutan. Perkamahan Wirakarya adalah perkemahan yang bersifat pengabdian kepada masyarakat. “PW adalah kegiatan yang banyak pengabdiannya, karena wirakarya sendiri berarti pengabdian,” tutur Karis. Pengabdian yang dimaksud di sini antara lain seperti yang diungkapkan oleh

4

Khusna, salah satu peserta PW 2014, “Untuk kegiatan bakti sosial langsung terjun ke rumah-rumah warga, mengajar di TPQ, mengikuti kegiatan warga, dan membangun tempat ibadah.” Dan lebih jauh lagi, setelah kegiatan ini, peserta nantinya bisa menularkan hal positif ini di manapun mereka berada. Selain karena untuk menunaikan kewajiban, keikutsertaan kampus IAIN Tulungangagung dalam kegiatan Perkemahan Wirakarya juga karena mempertimbangkan manfaat yang dapat diperoleh. Kegiatan yang bertaraf Nasional ini dapat dimanfaatkan untuk menjalin komunikasi dengan PTAIN seluruh Indonesia. Sama seperti yang diungkapkan oleh Karis, “Manfaat PW, kita bisa memperluas jaringan PTAIN Nasional. Selain punya link, sahabat, kita juga bisa melaksanakan kegiatan bersama se Nasional.” Persiapan Para peserta yang nantinya berangkat adalah mereka yang telah

Edisi kedua Mei 2014

Pusdikhami merupakan wadah untuk meneliti persoalan HAM dan Islam. Selama ini relasi antara ham dan islam sendiri terjadi kerenggangan, sehingga banyak persoalan yang mengakar kuat sebagai kebenaran agama menyalahi konsep HAM.

P

usat Pendidikan HAM dan Islam disingkat PUSDIKHAMI adalah sebuah lembaga baru yang berada di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M, Red.) IAIN Tulungagung. Lembaga ini diresmikan pada selasa, 29 april 2014. Hadirnya PUSDIKHAMI juga menguatkan integritas dan kapabilitas dalam melaksanakan tugas pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. H a l tersebut menjadi satu langkah untuk tranformasi IAIN Tulungaggung yang baru saja beralih status. Sehingga pusdikhami sebagai lembaga yang mengkaji ham dan relasinya dengan Islam, diharapkan dapat berkontribusi dalam isu-isu pengarusutamaan HAM, serta penguatan negara dalam menjalankan kewajibannya. PUSDIKHAMI merupakan wadah untuk meneliti persoalan HAM dan Islam. Selama ini, relasi antara ham dan islam sendiri terjadi kerenggangan, sehingga banyak

persoalan yang mengakar kuat sebagai kebenaran agama menyalahi konsep HAM. Berdasarkan data dari jejaring sosial resmi milik PUSDIKHAMI, isu ham selalu dianggap sebagai produk barat. Kuatnya arus fundamentalisme Islam dalam mempertentangkan HAM membuat Islam bersikap antipati terhadap HAM. Hal ini menjadi sebuah problem serius. Pertentangan yang terjadi bukan hanya terjadi di dalam fundamentalisme saja, Namun juga terdapat di dalam penyelenggaraan negara. Situasi tersebut mewarnai proses demokrasi di indonesia. Demokrasi yang menghendaki keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat tersandung batu terjal atas adanya pertentangan HAM. Pusdikhami ini hadir karena adanya kesalahpahaman dalam memahami HAM, Islam dan kebangsaan. Kesalahpahaman itu terletak pada golongan Islam fundamen yang beranggapan bahwa ideologi HAM itu identik dengan kepentingan barat. Hal ini tidak dibenarkan. Menurut Akhol Firdaus,

Edisi kedua Mei 2014

13


serbaguna, bisa untuk hallroom dan sport center, ya harus memikirkan standardnya. Kalo seperti keadaan sekarang ya pantesnya hallroom saja, kalo dipaksa ya tidak sesuai target. Juni besok kan mau ada porseni se Jatim, nah kalo kondisi ruang latihan seperti ini ya prestasi yang diharapkan butuh usaha super maksimal. Dari pihak kampus sebenarnya ada fasilitas kita latihan di Dangsewu. Kita ada latihan di Dangsewu itu hanya dua kali seminggu itu pun teman-teman jarang hadir karena hari libur dan pulang. Kalau harapannya, ya tadi itu, lebih dipertimbangkan standardnya. Ya walaupun kita mengerti kemampuan dari kampus kita hanya segini, untuk perbaikan ya mohon dipertimbangkan,” ungkap Dimas di akhir sesi wawancara. Selain aula utama, di kampus kita juga ada aula UKM yang bertempat di gedung UKM lantai III yang ditawarkan untuk dilakukan penyekatan sebagai alternatif kantor HMJ. Hal ini sebagai jawaban atas protes HMJ yang belum memiliki kantor sendiri. “Kami menawarkan kepada mahasiswa sebagai alternatif

12

kantor HMJ akan disekat aula UKM menjadi dua kantor. Kalau mahasiswa menjawab iya, akan direalisasikan dengan dana perawatan gedung,” papar Saifudin Zuhri. Jika tawaran ini disetujui, maka aula utama akan menjadi satu-satunya pusat kegiatan mahasiswa. “Kami berharap adanya tindak lanjut yang nyata terhadap aula kita, dan fasilitas-fasilitasnya lebih diperhatikan lagi. Demi kebaikan bersama,” ungkap Mundzir sebagai harapannya. Masa transisi adalah masa melatih kesabaran. Di tengah ambisi untuk menjadi lebih baik, kampus musti mampu menentukan prioritas. Pun bagi mahasiswa serta semua pengguna pelayanan dan fasilitas kampus, harus mau bersabar dan turut memberi kontribusi. Bukan berdiri berkacak pinggang seraya menohok sanasini. Terkait perawatan, bukan merupakan kewajiban satu pihak untuk melapor, namun pihak yang berwenang juga seyogyanya turut berperan dalam mengecek kelayakan fasilitas. Segalanya butuh kerjasama. (zie/ faq/haq/ek)

Edisi kedua Mei 2014

melewati proses penyeleksian. Peserta yang terpilih berjumlah 16 orang, delapan putra dan delapan putri. Kewenangan penyeleksian, langsung diserahkan kepada PTAIN masing-masing. Ketua Dewan racana, Ahmad Afifta Rahman mengungkapkan, ”Untuk standardisasi peserta yang mengikuti perkemahan, dia termasuk anggota Pramuka yang sudah lulus Pandega, selain nantinya harus lulus dari proses penyeleksian,” kegiatan Pandega adalah tanda kecakapan khusus yang telah dicapai setelah melewati ujian SKU (Syarat Kecakapan Umum, Red.). “Jadi sudah dinamakan Pandega jika Syarat Kecakapan Umum sudah lengkap,” lanjutnya. Peserta yang akan diberangkatkan ke Bengkulu sebagai wakil IAIN Tulungagung harus melalui tahapan-tahapan penyeleksian. Terkait teknis penyeleksian Khusna menjelaskan, ”Sebelumnya calon perwakilan diseleksi pada bulan Februari oleh alumni perkemahan wirakarya 2012. Seleksinya dalam bentuk interview, tes mengenai yang akan dilombakan seperti membuat kaligrafi, KTI, dan lain-lain.” Perkemahan Wirakarya adalah acara akbar yang ditunggu-tunggu. Untuk itu, UKM pramuka didukung pihak birokrasi kampus tidak main-main dalam mempersiapkan keikutsertaannya. Seperti dituturkan Karis, “Persiapan 100% oke, sudah siap berangkat. Tiket dan segalanya sudah disiapkan.” Akan tetapi, keterangan berbeda tentang kesiapan UKM Pramuka

mengikuti acara PW disampaikan Afif, ”Untuk kualifikasi peserta yang diberangkatkan ada yang sudah lulus dan ada yang masih proses.” Khusna menambahkan, “Pembina Putra oleh Ketua Jurusan PAI, kemudian untuk pembina Putri belum ada.” Perbedaan persepsi perlu disikapi dengan konfirmasi ulang demi memaksimalkan persiapan. Secara teknis, UKM pramuka telah getol melakukan persiapan. Sejak awal proses penyeleksian, para peserta diarahkan pada persiapan kegiatan yang akan diikuti. Sebelumnya, mereka telah dibagi ke dalam kelompok. “Perlombaannya juga kita siapkan, juga sudah dibagi-bagi tugasnya. Disana kan juga ada perlombaan, jadi kita latihan untuk lomba juga,” tutur Khusna. Selain terfokus pada agenda bakti sosial, banyak lagi agenda yang akan diselenggarakan pada PW, seperti yang diungkapkan oleh Afifta, “Sebagai gambaran acara disana, yang pertama sudah pasti perkemahan, lomba-lomba, sarasehan KDR se-Nasional.” Jenis perlombannya pun beragam. “Beberapa lombanya yaitu Kaligrafi, KTI (Karya Tulis Ilmiah-red), Pidato, Syamil Qur’an, masakan nusantara, dan pentas seni kebudayaa,” Khusna menambahkan. Untuk menghadapi berbagai macam perlombaan tersebut, para peserta yang sudah lolos seleksi akan digembleng secara khusus untuk mempersiapkan diri. Terbukti dengan latihan yang diadakan setiap hari Senin hingga Kamis malam.

Edisi kedua Mei 2014

5


Pemberangkatan

Pendanaan

Acara Perkemahan Wirakarya dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2014 dan berakhir pada tanggal 20 Mei 2014. Pemberangkatannya peserta dari IAIN Tulungagung pada tanggal 13 Mei, mengingat jarak tempuh TulungagungBengkulu yang cukup jauh antara. “Acaranya 14 Mei. Kegiatan selama 7 hari. Berangkat H-1 dan pulang H+1,” tambah Afif.

Pihak kampus menanggung pendanaan acara tahunan ini. Biaya administrasi yang musti dikeluarkan mulai dari biaya transportasi, peralatan perkemahan, sampai registrasi. Hal itu sama seperti yang dituturkan oleh Pendik, “Untuk transport ke Bengkulu sama beli peralatan pakai uang kampus. Untuk peserta, gak ada bayarnya. Memang semula ada ketentuan harus bayar tapi diralat. Jadi tidak ada harus bayar. Tenda dibelikan, transport ke Surabaya kita anggarkan.” Hal ini semakin diperkuat oleh pernyataan Afif, “Registrasi kegiatan dihandle langsung oleh kampus, jadi kita (pramuka) hanya menyiapkan perlengkapannya, menyiapkan apa saja yang diperlukan.” Tapi, tidak semua biaya yang menanggung kampus, para peserta PW masih mendapat jatah memberikan kontribusinya. Perihal kontribusinya dalam bentuk apa, narasumber enggan membeberkannya. Dari petikan wawancara dengan Khusna, dia bilang, “Peserta mendapatkan dana pemberangkatan dari kampus, namun juga tetap ada kontribusi dari peserta yang mengikuti PW.” Fakta ini berlawanan dengan apa yang dirasakan peserta PPL Thailand yang akan berangkat tanggal 20 Mei 2014. Mereka dibebani ongkos administrasi di awal keberangkatan yang semula dijanjikan menjadi tanggung jawab kampus.

Menurut rencana, Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin akan berangkat tanggal 13 Mei bersama dengan rombongan. Hal itulah yang diungkapkan Pendik, “Pak Rektor berangkat tanggal 13 bersama dengan rombongan, tapi pak rektor pulang duluan.” Lebih lanjut ia menambahkan, “Saya yang nunggoni sampek pulang (yang menunggui sampai pulang, Red.). Pembantu ketua (Pembantu Rektor, Red.) harus ada di sana, termasuk pendamping laki-laki dan perempuan ada disana.” Untuk jam pemberangkatan dari Tulungagung disesuaikan dengan jadwal pemberangkatan pesawat. Rombongan akan berangkat tanggal 13, Selasa dini hari, mengingat pukul Sepuluh pagi pesawat akan lepas landas. Perjalanan menuju bandara akan memanfaatkan bus kampus. “Sini (Tulungangung, Red.) Surabaya dianter bus. Sampai Bengkulu secara teori tiba pukul setengah lima.”

6

Untuk anggaran konsumsi, kampus hanya menyediakan konsumsi satu kali, yakni konsumsi selama perjalanan

Edisi kedua Mei 2014

oleh tamu narasumber dalam seminar. Menanggapi hal ini, Mad mengungkapkan, “Untuk AC itu, bukannya mati lo mas tapi kalau untuk hari aktif memang tidak bisa maksimal kan harus berbagi listriknya dengan kegiatan perkuliahan.” Protes lain mengenai aula ini juga mendapat tanggapan dari Saifudin Zuhri, wakil rektor II IAIN Tulungagung. Mengenai kurang luasnya aula, ia menjelaskan, “Dulu tahun 1996, aula ini dibangun. Untuk satu fakultas itu masih sangat memadai, baru setelah menjadi IAIN tidak memadai, pernah ada inisiatif buat modifikasi btapi liat atapnya yang rusak parah, dibatalkan. Ini harus direnofasi, tapi untuk tahun ini anggaran untuk aula belum ada, yang ada untuk pembangunan ruang kelas, setidaknya sampai akhir 2014. Seandainya tahun 2015 itu bisa ditindak lanjuti asal dengan seizin kemenag. Karena oleh Kemenag pusat dana dialokasikan berfokus pada penambahan ruang kelas dan dosen.” Begitupun mengenai fasilitas dan perawatan aula, Saifudin Zuhri, saat kami temui di kantornya pada Rabu, 07 Mei 2014 juga menegaskan bahwa dana untuk perawatan gedung aula dan fasilitasnya itu ada, tinggal pihak mahasiswa yang membuat laporan pada pihak yang bersangkutan. “AC itu sudah dirancang dengan kapasitas sekian orang, kalo aula diisi banyak orang jadinya panas, bukan mati. Nah kalo ada fasilitas aula yang lain yang rusak itu ya bisa di laporkan ke Pak Isno. Kalo Pak Isno tidak tahu, itu berarti

memang tidak ada laporan yang masuk pada beliaunya. Dana untuk perawatan itu ada, ya prosedurnya laporan ke Pak Isno itu,” paparnya saat di sela aktivitas. Selanjutnya, perhatian mahasiswa tertuju pada dwifungsi aula sebagai gelanggagang olahraga. Selain sebagai ruang pertemuan dan kegiatan seminar, aula juga difungsikan sebagai tempat berlatih dan bertanding olahraga bulutangkis. Banyak respon yang hadir berkaitan hal ini. “Kalo ditanya tanggapan, ya.. sebenarnya aula dibuat latihan bulutangkis jelas dibawah standart. Pertama dari point ketinggian bangunan, aula ini jelas dibawah standart. Hal ini menyulitkan untuk menambah kualitas permainan. Yang kedua, ya waktu latihan, kalo ada kegiatan ynag sampai sore di aula kami harus mengalah. Waktu latihan kami juga cuma jam 16.00- maghrib. Itu kurang banget. Pernah kami bikin surat ijin untuk menggunakan aula waktu malam untuk latihan, tapi ya ternyata keadaan aulanya semakin tidak memungkinkan untuk latihan malam,” ungkap Dimas, salah satu atlet bulutangkis IAIN Tulungagung. “Kalau aula dijadikan dua fungsi, itu supaya kalau tidak ada kegiatan di sana, ya bisa difungsikan untuk olahraga. Kalau takut tabrakan kegiatan, biar nggak tabrakan ya harus membuat surat pada Rektor dan Kabag Umum,” Ungkap Wakil Rektor II menanggapi dwifungsi aula. “Sebenarnya, kalau memang aula diharapkan menjadi gedung yang

Edisi kedua Mei 2014

11


Aula STAIN bukan IAIN “Dulu, tahun 1996, aula ini dibangun. Untuk satu fakultas itu masih sangat memadai, baru setelah menjadi IAIN tidak memadai, pernah ada inisiatif buat modifikasi tapi lihat atapnya yang rusak parah, dibatalkan. Ini harus direnofasi, tapi untuk tahun ini anggaran untuk aula belum ada, yang ada untuk pembangunan ruang kelas,” tutur Saifudin Zuhri.

P

asca alih status kampus dari STAIN ke IAIN, jumlah mahasiswa pun membludak. Tapi perubahan ini tidak sebanding dengan bangunan kampus yang perubahannya belum begitu kentara. Salah satunya adalah aula. Gedung yang menjadi pusat kegiatan kampus ini memerlukan perhatian lebih. Ukurannya sudah tidak lagi sebanding dengan jumlah mahasiswa. “Aula ini kurang nyaman. Masih terlalu kecil untuk sekelas IAIN, sering acara yang bertempat di gedung ini tidak muat. Seperti seminar nasional HAM kemaren, banyak yang pengen iklut, jadi ndak bisa. Alasannya ya kursinya ndak cukup,” ungkap Mundzir salah satu mahasiswa IAIN Tulungagung. Permasalahan tentang aula tidak berhenti pada ukurannya saja, kelayakan bangunan dan fasilitas juga banyak diprotes mahasiswa. Plavon yang mulai rapuh dan runtuh, serta AC yang tidak berfungssi dengan baik adalah beberapa keluhan. “Perawatan aula itu harusnya juga

10

menjadi tanggung jawab bersama mas, saya kalo Cuma dibebani sendiri tanpa ada kesadaran dari teman-teman mahasiswa juga akan kewalahan. Tenaga kami sangat kurang, yang diurusi juga ndak cuma satu jadi ya harus kerja sama,” ungkap Mad, penanggungjawab peminjaman fasilitas kampus. Ia juga menambahkan bahwa kesadaran mahasiswa akan kebersihan dan tanggung jawab terhadap penggunaan fasilitas aula sangat rendah. “Kalo ada acara itu kan ada anggarannya to, seandainya teman-teman itu mau setelah kegiatan menganggarkan untuk kebersihan, kan sampahe nggak numpuk. Lagi, kalo ada kursi yang rusak atau apa, itu segera dilaporkan jadi ndak tambah rusak dan berlarut-larut,” tambahnya. Protes yang banyak hadir dari kalangan mahasiswa adalah terkait AC. Ketika pelaksanaan kegiatan di aula, seringkali AC tidak berfungsi dengan baik. Bahkan hal ini, sempat disinggung langsung

Edisi kedua Mei 2014

Tulungagung-Surabaya. “Jadi, butuhnya kita makan ya sudah dianggarkan. Cuma, sini (Tulungagung, Red.) Surabaya satu kali makan. Kalau butuh makan lagi dimana, nanti kita wol (iuran, Red.), termasuk saya dan pendamping.” Sedangkan konsumsi selama di Bengkulu, dari kampus tidak menyediakan, karena konsumsi sudah ditanggung oleh panitia penyelenggara. Hal itu dibenarkan oleh Pendik, “Konsumsi selama di sana ditanggung oleh panitia.” Karena hal itu pula, panitia hanya menyediakan kuota dua puluh orang dari masing-masing Perguruan Tinggi. Seperti keterangan yang diberikan oleh Nur Effendi, “Jadi peserta laki-laki dan perempuan masing-masing dibatasi jumlahnya, laki-laki

delapan orang, perempuan delapan orang, pendampingnya satu-satu, pimkon satu plus pak rektor sebagai tamu undangan. Kalau lebih dari itu panitia tidak mau menanggung.” Kegiatan mahasiswa, apapun bentuknya sudah selayaknya mendapat dukungan penuh dari pihak birokrasi kampus. Hal semacam ini tidak lain untuk mewadahi kehendak dan kemampuan mahasiswa yang beragam tanpa memandang apakah ia akan mengusung dampak signifikan terhadap sebuah kampus. Kampus adalah milik bersama, melakukan kerja tanpa tendensi. (Arf,Lia,Rjl,Zul)

Bertindaklah seolah apa yang kau lakukan membuat perbedaan, karena kenyataannya memang begitu. Hutan akan sunyi jika yang berkicau hanyalah burung-burung yang paling merdu kicaunya. Kita cemas akan jadi apa anak kita nantinya. Namun kita lupa bahwa ia sudah jadi seseorang sekarang. (Stacia Thuser)

Edisi kedua Mei 2014

7


PERLAWANAN

NEWS CAMP, BERITA SEPUTAR KAMPUS mengundang segenap pembaca budiman dalam “PELATIHAN DESIGN” setiap Rabu sore. Bertempat di lokal Fakultas FUAD (depan aula utama) MARI MERAPAT!!

Kaum penjajah telah ditendang oleh pahlawan jauh kesana Katanya enggan kembali Tapi nyatanya bau keringat mereka masih ada Ini pertanda…! Penjajahan masih ada Mungkin bukan dengan fisik Melainkan dengan ideologi

Ideologi mereka jadikan kita bahagia Menari-menari di panggung kemalasan Berpesta dalam gemerlap ketidaktahuan

Supported by:

Sayangnya, hingga kini Kita tak mampu mengendus bau mereka Tetap terlelap dalam buaian pembodohan Mengendap, semakin akut dan semakin kronis Akankah kita tetap terdiam…? Ataukah bangkit untuk melawan…?

Ku angkat kesadaranku dengan belajar… Kan ku lawan belenggu itu dengan belajar Tak lagi dengan senjata Kan ku akhiri dengan sebuah pena… By: F2J

8

Edisi kedua Mei 2014

Edisi kedua Mei 2014

9


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.