Check at http://jongarsitek.com/2010/03/25/ca
jongArsitek!
jongarsitek@gmail.com
Selamat menikmati.. Desain menginspirasi
Except where otherwise noted, content on this magazine is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License
alling-for-submissions-pameran-nasional-arsitek-muda-2010/
3
JongEDITORIAL! oleh : Danny Wicaksono
Kita tidak hidup dalam kota yang baik. Kita bergerak tersendat dalam lalu lintas yang terlalu padat. Kita bernafas dalam udara yang semakin buruk setiap harinya. Keseharian kita adalah ketidakpastian, dan berita-berita buruk tentang hal-hal yang tidak semestinya terjadi. Keseharian kita adalah ketidaktepatan. Keseharian kita penuh dengan mimpi, dan harap tentang bangsa yang menjadi lebih baik dari yang kita hidupi kini.
Setiap perjalanan akan membawa kita melihat banyak hal. Beberapa mungkin hal-hal berulang, yang sudah pernah kita lihat, beberapa lainnya mungkin halhal baru yang sama sekali belum pernah kita lihat. Namun, dalam sebuah perjalanan, hal apapun yang kemudian melewati kita, seakan selalu dapat memberikan inspirasi. Dalalm sebuah perjalanan, kita mungkin akan menemui hal-hal yang hanya ada di khayal kita tentang segala sesuatu yang selalu kita anggap ideal. Mimpi kita tentang kelebihbaikan, kesempurnaan, keindahan, kebenaran, dan hal-hal lain yang kita selalu coba untuk capai. Perjalanan memberikan kita banyak sekali masukan. Pengalaman tentang kehidupan yang berbeda dari yang kita lihat. Kebiasaan-kebiasaan yang tidak kita kenal, maupun keseharian yang tidak biasa bagi kita. Sebuah perjalanan membuat kita menjadi asing, namun dari keasingan inilah kita kemudian dapat belajar kepada hal-hal baru, yang akan membawa kita ke tingkat yang lebih tinggi.
Semua mimpi ini butuh konfirmasi. Bukti nyata bahwa, apa yang kita lihat dalam keseharian kita di bangsa ini, bukanlah ujung segalanya. Bahwa ada keseharian yang jauh lebih baik. Gerak hidup yang lebih pasti, lebih tenang dan lebih teratur. Konfirmasi bahwa ketepatan dan kepresisian, bukanlah sesuatu yang mustahil. Konfirmasi bahwa kota-kota kita bisa menjadi ruang hidup, dan bukan hanya sekedar wahana untuk mencari uang saja. konfirmasi bahwa mimpi2 kita bisa mewujud nyata. Kita pemuda, pemilik masa depan bangsa ini. Kita harus banyak melihat hal-hal yang jauh lebih baik dari yang kita lihat dalam keseharian kita. Lalu dengan sadar mempelajarinya untuk kemudian kita bawa kembali ke tanah air kita. Kita masih muda, maka niatkanlah untuk melihat dunia. Lihat dan pelajari semua hal yang lebih baik dari yang ada di bangsa ini. Pahami, lalu kembali, dan bangun tanah air ini.
Selamat membaca jongArsitek! edisi 3.2 ini. Semoga sama menginspirasi.
Datang dari Indonesia setiap dari kita tidak terbiaDanny Wicaksono sa melihat dan tidak terbiasa hidup dengan segala hal yang memiliki kualitas terbaik.
Kontributor
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 , 2 0 1 0 | d e s a i n m e n g i n s p i r a s i
tanpa basa basi, anda bisa mengecek profil mereka langsung ke Facebook dan media sosialweb lainnya.
lindung soemarhadi Danny Wicaksono http://www.flickr.com/photos/ http://www.facebook.com/prolindung_soemarhadi/ file.php?id=537977711
Indonesia Dream Erwin Setiawan . Ayu Diah Shanti . Rezza Rahdian . Leonardus Chrisnantyo
SUB/Studio for Visionary Designv Dickie Padmawidjaya, Muhammad Sagitha Purwaganda, Wiyoga Nurdiansyah, http://www.subvisionary.com
Paskalis Khrisno Ayodyantoro http://www.facebook.com/p. khrisno.a
Christel Hadiwibawa www.christelh.com
daftar isi
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 , 2 0 1 0 | d e s a i n m e n g i n s p i r a s i
p4
j o n g E d i t o r i a l sambutan dari redaksi kita
p8
j o n g F o t o
p10
j o n g T u l i s a n Apa salahnya dengan Diam?
p16
j o n g K a r y a Cilliwung Recovery Program
p26
j o n g K a r y a Touching Base
p30
j o n g K a r y a Mesh Media Flower Shop
p34
j o n g R e p o r t a s e
jongArsitek! : Perayaan hari jadi ke 2 dan Peluncuran agenda 2010
8
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 , 2 0 1 0 | d e s a i n m e n g i n s p i r a s i
9
Misty Morning at Borobudur
Borobudur is a ninth-century Mahayana Buddhist monument in Magelang , Central Java, Indonesia. The monument comprises six square platforms topped by three circular platforms, and is decorated with 2,672 relief panels and 504 Buddha statues. A main dome, located at the center of the top platform, is surrounded by 72 Buddha statues seated inside perforated stupa (Wikipedia) Some places are all about the big views, but for me, the essence of Central Java can be found in its temples. I’m quite literally gasping, I could never hoped for such perfect moments. This is one of the moments you spend all your life as a photographer. But the mist could fill in at any moment, obscuring the view, I need to make the most of this now. All is calm, tranquil and ethereal. I live for the moment like this. Indeed, some sight stay with you forever, and this is one! --
Lindung Soemarhadi
10
Apa Salahnya Dengan Diam?
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 , 2 0 1 0 | d e s a i n m e n g i n s p i r a s i
11
(1) Riuh! tepuk tangan membahana, setiap orang tertegun sesaat dan bersorak ketika bangunan museum fatahillah, Jakarta tampak bergetar seperti terkena gempa dan runtuh menjadi bongkahan kubus kubus kecil. Wooo hoooooo!!!! Keren!!! Pengunjung saat itu bersahutan tetap tak melepas pandangannya ke tampak depan Museum fatahillah. Saat itu plaza Museum Fatahillah sesak oleh penduduk, manusia manusia yang datang untuk melihat pertunjukkan proyeksi ke bangunan di area kota tua jakarta. Setiap orang
mencari tempatnya, berusaha mencari kebebasan pandangan visual, baik itu duduk, berdiri, berjongkok untuk mendapatkan momen terbaiknya. Benar saja, sejak diputar seluruh pengunjung terdiam, beberapa menit dengan cermat melihat proyeksi, yang berisikan video dan permainan cahaya di tampak bangunan fatahillah. Mendadak, para pengunjung bersorak ketika bangunan itu terlihat rubuh berkeping keping, yang kemudian berlanjut ke video sejarah kota Jakarta.
12
Menyenangkan rasanya merasakan ruang publik jakarta bersamaan dengan warga lainnya dalam suasana kreatif.
tarnya memberikan sumbangsih ruang bagi siapa saja untuk belajar memahami sejarah kota Jakarta yang lebih menyenangkan, dan menjadikan pelajaran Seluruh areal kota tua yang berharga untuk mendekatdahulunya masih dilalui oleh kan warga Jakarta dengan kendaraan bermotor, seka- kotanya. rang di dedikasikan fungsinya untuk pejalan kaki, seh- (2) ingga kawasan ini otomatis menjadi ruang publik yang Warga senior yang mengabisa di akses oleh banyak lami sejarah, tahu bahwa sepihak. Warga Jakarta kini be- suatu yang didirikan diatas bas menikmati plaza, pedes- sebuah tempat tidak hanya trian, dan hubungan ruang sebatas volume dalam rubangunan bangunan sejarah ang, tetapi juga sebagai tanpa takut bersinggungan tanda dalam waktu. Bentuk dengan kendaraan bermotor yang menjadi sejarah karena yang semakin mendominasi berdiri dalam runutan waktu kota kita. yang serta mengubah gamKeputusan pemerintah kota Jakarta untuk mempertahankan arsitektur di kota tua serta menciptakan ruang publik yang kreatif diseki-
baran dirinya dari pengamatnya seiring jaman yang berganti. Setiap jaman pasti berkembang, disini arsitekur sebagai
produk budaya sebaiknya menelurkan kesuaian terhadap waktu yang didasarkan pada budaya yang melekat di tiap tempat. Dengan memberikan tempat pada bangunan bersejarah ini berdiri, ia mencerminkan kisah, hidup, budaya, dan peradaban pada jamannya sehingga memberikan ruang kekinian untuk berinteraksi, bersinggungan dan menghayati masa lampau untuk melanjutkan peradaban yang lebih baik. Solo sebagai kota budaya menjadikan satu tempat dengan identitas yang melekat kuat, sebagai tanah Kasunan dan Mangkunegaraan yang menjadikannya sebagai ciri khas dan budaya yang tidak mungkin kita temukan di daerah lain di dunia.
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 , 2 0 1 0 | d e s a i n m e n g i n s p i r a s i
Pada masa tertentu ternyata Solo pernah kehilangan dua gedung kuno di kompleks Bale Agung Keraton Solo, bahkan beberapa bangunan bersejarah mulai menghilang karena tidak terawat dengan baik. Dengan adanya pembongkaran bangunanbangunan ini, maka hilanglah identitas tempat itu. Bangunan Kantor Bank Indonesia cabang Solo, dalam sejarahnya merupakan bekas bangunan De Javasche Bank, sebuah bank sirkulasi untuk Hindia Belanda. Pertama kali De Javasche Bank dibangun di Batavia (sekarang Jakarta). Selanjutnya, De Javasche Bank mulai membuka kantor cabang di luar Batavia. Presiden De Javasche Bank , CFW Wiggers van Kerchem, lalu
menyatakan pendirian Kantor Cabang Solo, melalui prosedur rapat umum pemegang saham luar biasa, dengan Surat Keputusan No 15 tanggal 23 Oktober 1867, maka disetujuilah pendirian Kantor Cabang Solo dan diresmikan pada 25 November 1867. (http://kabutinstitut. blogspot.com/2008/08/konservasi-kantor-bi-solo.html) Dijelaskan juga bahwa perkembangannya menurut sejarahwan lokal, konsep bangunan Belanda ini tidak cocok dengan konsep tradisional setempat. Konsep Urban Eropa bangunan tersebut dianggap tidak cocok dengan konsep kosmologi dalam tata ruang ibukota kerajaan Jawa (Kuthorojo). Konsep Urban yang menunjukkan perkembangan heterogenitas sejarah Kota Solo ini masih bisa
kita lihat konfliknya hingga sekarang antara lain Gedung De Javasche Bank dengan Bandha Lumakso, Masjid Agung dengan Gereja Gereformeerde, dan Benteng Vastenburg dengan Keraton Kasunanan. (3) �Bagaimanapun, sentimental budaya kolonial (bangunan atau seni) harus dihilangkan. Sebab, produk dari masa lalu bukan saja memori sejarah, melainkan untuk dijadikan pertimbangan bagi keunikan kota.� Ungkap Heri Priyatnoko dari Kabut Institut, mempertajam tentang perlunya konservasi bangunan KBI Solo. Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang dikandungnya tetap
13
14
terpelihara dengan baik (The Burra Charter for the Conservation of Place of Cultural Significance, 1981). Di dalam proses pengelolaan bangunan bersejarah, dan penyelipan program baru dikawasan bersejarah, perlu diperhatikan untuk tetap menghargai lingkungan budaya sekitar dengan baik.
rang menurutnya, terkesan dicari cari bentuknya agar terlihat monumental, ada kecenderungan untuk membuat lebih genit agar terlihat berbeda. Padahal dalam satu konsep perkotaan menurut Kevin lynch dalam bukunya image of the city, tidak bisa seluruh bangunan menjadi kontras dan menjadi penanda, karena bila masing masing bangunan melakukan hal ini akan menjadikan kota tidak beraturan dan menjadi chaos, karena tidak ada keharmonisan yang terjadi dalam gambaran makro kota yang lebih besar.
“bagi saya arsitektur yang baik adalah arsitektur yang sesederhana, seringkas mungkin dan sejelas mungkin, ‌ pada dewasa ini seolah olah terjadi perlombaan bentuk yang serba aneh, agar lain daripada yang lainâ€? menurut F. Silaban dalam Dalam usaha konservasi satu tulisan di Konggres Na- Kantor Bank Indonesia casional ke II, IAI. bang Solo, fungsi terkait yang rentan merusak banguBangunan bangunan seka- nan lama, di relokasi dengan
gentrifikasi (urban infill) demi peningkatan vitalitas suatu kawasan kota tanpa menimbulkan perubahan yang berarti dari struktur fisik kawasan tersebut tanpa membuatnya seolah olah harus berbeda. (4) Dalam konservasi Kantor Bank Indonesia cabang Solo, sense of place, keharmonisan dengan lingkungan, dan pengalaman ruang kota yang baik justru menjadi tolok ukur desain yang berhasil menurut kami. Ketakutan-ketakutan psikis atas sejarah kekerasan seperti peristiwa mei 1998, menghasilkan pagar pagar yang memutuskan interaksi bangunan dengan kota, se-
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 , 2 0 1 0 | d e s a i n m e n g i n s p i r a s i
hingga perlu di tata kembali sehingga kota termasuk arsitektur dapat dinikmati kembali oleh warganya, sebuah cara untuk memanusiakan kota lewat desain sederhana menghilangkan pagar, memberikan ruang publik yang nyaman termasuk dengan ruang hijaunya.
hanya karena menerapkan bentuk yang terjadi di luar negeri sana, bukan pula hanya menerapkan bentuk dari arsitektur yang lampau, tetapi justru bagaimana berinteraksi dengan program ruang, lingkungan, dan budaya yang ada. Tiap jaman seharusnya menciptakan budaya dan bentuknya sendiri, sesMasalah utama arsitektur uai dengan kecenderungan yang berdampingan den- budaya masyarakat saat itu gan bangunan bersejarah, dan prediksi kedepannya. adalah bagaimana bersikap, bukan bertumpu pada per- Inilah tantangan tersulit mainan bentuk secara visual dalam sayembara ini. Meyang rumit dan genit untuk mecahkan arsitektur secara mencapai kemonumentalan, modern, tanpa melupakan namun bagaimana menyele- karakter lokal dan lingkungan saikan keberlanjutan tekstur dengan tetangganya. Dalam urban dalam kebersamaan skala yang cukup besar otoruang yang berdampingan. matis menjadikan bangunan Bangunan baru ini nanti di- ini sorotan publik dan monuharapkan didirikan bukan mental dalam ruang kota
Solo saat ini. Namun untuk menciptakan sikap, dan bahasa penampilan, bangunan baru ini di harapkan tidak mengecilkan. Mengerdilkan bahkan mendominasi bangunan konservasi di sampingnya, sehingga pilihan desain dengan dominasi kaca berbentuk sederhana namun elegan, kemudian dipilih sebagai latar dari bangunan konservasi di sebelahnya. Panas dan cahaya matahari ekuator yang masif kemudian di tanggulangi dengan sirip sirip vertikal dan penggunaan double glazing. “Here I am!� Yang merujuk pada bangunan eks De Javasche Bank ini menurut Han Awal, Project Leader dalam perancangan sayembara ini harus disikapi dengan “Yes, I
15
16
know�, oleh bangunan baru disebelahnya dengan lebih Bangunan yang mengelilingi bijak. bangunan bersejarah ini, kemudian dirubah fungsinya Cara menyatukan keharmon- menjadi area hijau dan ruang isan bangunan yang kontras publik yang tertata rapi, serta ini dipilih dengan menggu- sebagai tempat penjaja jagnakan pola lansekap yang ung bakar yang sudah mensama, penggunaan mate- jadi identitas jalan ini, yang rial yang dapat meresapkan ditempatkan secara teratur, (permeable) air seperti grass di area belakang bangunan blok di kedua tapak, men- tua. Dengan pendekatan ghubungkan dua site yang ini, identitas komunitas yang terpisah sebagai pedestrian. telah ada tidak serta merta serta penggunaan garis garis hilang, namun memperkuat horizontal yang seirama di dan mendukung kehidupan tampak bangunan. kota yang riuh berdampingan dengan bangunan yang Untuk menciptakan suasana ada. pedestrian dan detail yang lebih manusiawi, jalan yang Salah satu usaha memisahmemisahkan dua site ter- kan ruang publik dan fungsi pisah ini diganti materialnya bangunan sebagai bangudengan paving sehingga se- nan Bank, adalah dengan cara psikis, kendaraan ber- dibuatnya satu bangunan motor yang melewati jalan transisi sebagai area masuk ini akan melambatkan kend- ke bangunan utama, yang araannya. pada filosofinya hampir sama
dengan bangunan tradisional setempat, yaitu pendopo. Bangunan Pendopo ini di buat dengan material kaca modern, yang menyaratkan sisi modernitas sekaligus menjaga agar visual pandangan warga dari jalan raya dari arah Kantor Pos tidak terhalangi untuk menikmati bangunan eks De Javasche Bank. Pada akhirnya untuk melengkapi seluruh konsep urban bangunan Kantor Bank Indonesia baru ini, pohon beringin besar yang ada di lokasi tetap dipertahankan karena kota solo sendiri memiliki ikatan batin dengan jenis pohon ini, dan tidak lupa ditambahkan satu pohon beringin baru di bangunan lama, untuk mengimbangi kedudukan jalan antara kedua site ini yang memperkuat poros sejarah Keraton Kesultanan
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 , 2 0 1 0 | d e s a i n m e n g i n s p i r a s i
dengan Benteng Vastenburg kita sebagai landasan untuk serta mewujudkan Kota Solo maju, mewujudkan pembansebagai City Of Trees. gunan Harmony by Contrast, bersama menciptakan perSebelumnya, Kota tua Ja- adaban yang lebih baik. karta sempat menjadi daerah kumuh yang terbengkalai, namun dengan sentuhan dan kolaborasi berbagai pihak, Paskalis Khrisno Ayodyankini kota tua Jakarta menjadi toro salah satu contoh menciptakan ruang publik kreatif den- Peringkat 1, Sayembara degan muatan sejarah tinggi sain Kantor Bank Indonesia yang cukup berhasil di kota Solo, kita. Solo pun pasti bisa! tim desain :Han Awal, “Apa salahnya dengan Djuaini, Dona Paramita, Mira diam?� begitu kandas Han Agusnani, Monica Renata, Awal memimpin seluruh Paskalis Khrisno Ayodyanproses sayembara ini untuk toro, Varani Kosasih Gedung Kantor Bank Indonesia Solo yang baru. Demi generasi kita, penerus kita, setidaknya anak cucu kita, Mari hargai bangunan bersejarah kita, menghargai jerih payah pendahulu
17
CRP Ciliwung Recovery Program ACTIVATE
Indonesian Dream_0357 Rezza Rahdian . Erwin Setiawan . Ayu Diah Shanti . Leonardus Chrisnantyo
18
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 , 2 0 1 0 | d e s a i n m e n g i n s p i r a s i
19
20
Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, pada awalnya didesain sebagai kota air, dimana tiga belas sungai yang melintasinya dimanfaatkan sepenuhnya sebagai sumber penghidupan warga kota. Sungai Ciliwung sebagai sungai terbesar yang memotong tepat di pusat kota Jakarta, merupakan sungai utama yang menunjang kehidupan warga kota, sayangnya saat ini sungai tersebut menjadi musibah besar bagi warga kota, karena luapan airnya membanjiri kota. Banyaknya permukiman kumuh disepanjang tepian sungai menambah masalah baru, yaitu pencemaran di sekitar daerah aliran sungai. Ciliwung Recovery Program (CRP), merupakan proyek yang bertujuan memurnikan sungai Ciliwung ke bentuk asalnya. Melalui sistem baru di dalam bangunan dan memanfaatkan limbah sungai sebagai bahan bakunya, CRP diharapkan mampu menjadi generator perbaikan lingkungan bagi kota Jakarta.
Dalam CRP terdapat tiga garis utama proses memurnikan sungai Ciliwung, garis pertama adalah mengalirkan aliran sungai Ciliwung yang tercemar ke dalam bangunan melalui pipa-pipa kapiler dengan memanfaatkan sistem bejana berhubungan untuk mengangkatnya menuju ke bagian pengolahan limbah. Pada tahap ini, air sungai dipisahkan dari sampah, sampah ini yang akan dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanah di sekitar aliran sungai, sedangkan air sungai yang bebas sampah diolah ke tahap selanjutnya atau dialirkan kembali ke aliran sungai. Garis kedua merupakan tahap pemurnian air sungai melalui penambahan berbagai mineral agar air dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan seharihari bagi penghuni bangunan, yang tak lain adalah penghuni permukiman kumuh di sepanjang Sungai Ciliwung. Pemindahan penghuni bantaran sungai ke dalam bangunan CRP bertujuan untuk membuka dan memperluas daerah aliran sungai Ciliwung yang akan dipersiapkan menjadi ruang-
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 , 2 0 1 0 | d e s a i n m e n g i n s p i r a s i
pu memberi kontribusi besar bagi terciptanya sebuah ekosistem baru yang dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Berbagai ekosistem ini yang nantinya akan menciptakan iklim mikro yang baik bagi kota Jakarta, sekaligus sebagai jawaban atas berkurangnya banyak ruang terbuka hijau di seluruh dunia yang menimbulkan pemanasan global.
ruang terbuka hijau baru bagi kota Jakarta. Garis ketiga merupakan pengolahan kembali produk limbah rumah tangga tersebut menjadi air yang layak untuk dikembalikan ke aliran sungai Ciliwung. Sebagian air sungai olahan tersebut didistribusikan ke tanah-tanah di sekitar aliran sungai Ciliwung melalui dua cara. Cara pertama melalui pipa-pipa kapiler di bawah tanah yang tidak hanya membawa air, tetapi juga pupuk yang dihasilkan pada garis pertama. Pipa-pipa kapiler ini terhubung dengan menara generator yang berada di sekitar tanah-tanah yang mengalami kerusakan, dan menciptakan sebuah lingkungan baru yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Cara kedua distribusi air memanfaatkan ketinggian bangunan CRP, dengan cara menyemprotkan air olahan melalui kulit bangunan. Semprotan air dari ketinggian ini menimbulkan kelembaban di bagian bawah bangunan yang memicu tumbuhnya tanaman perintis yang nantinya mam-
Bangunan CRP ini memanfaatkan ketinggiannya untuk menghasilkan energi bagi dirinya sendiri, termasuk penggunaan sistem teknologi pasif di dalam bangunannya. Kulit bangunan dirancang dengan banyak lapisan, dimana lapisan terluar yang banyak memperoleh angin, dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga angin. Untuk pembangkit listrik tenaga surya, di pucak gedung terdapat solar reactor raksasa. Untuk transportasi vertikal, bangunan CRP menggunakan Archimedes Lift yang memanfaatkan prinsip Archimedes. Lift akan bergerak naik dan turun sesuai dengan hukum dengan mengakomodasi berat jenisnya. Sisa energi yang dihasilkan dari bangunan CRP ini juga akan didistribusikan ke bangunan-bangunan di sekitar sungai Ciliwung.
21
22
23
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 , 2 0 1 0 | d e s a i n m e n g i n s p i r a s i
Touching Base 26
Christel Hadiwibawa
27
28
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 , 2 0 1 0 | d e s a i n m e n g i n s p i r a s i
“The P1 and P2 chair was a part of Christel’s Honours research focusing on sustainable design. The chairs are inspired by buildings across Asia that use bamboo scaffolding for its properties of strength, flexibility and durability. It identifies ways of using everyday materials to produce a chair that is accessible, comfortable and considers the needs of the environment. Made from bamboo, concrete and plantation timber, the strength of each chair is provided through layering thin bamboo strips together to make the most of the material’s flexible properties. This process creates a backrest and seat that customises to the unique ergonomics of each body shape. The choice of using concrete addressed the functional need for a heavy base to counter balance the weight of the body. Other material options for the base were considered to reduce the weight, but were unaccessible with the time constraints Christel had as a student. The embodied energy involved with the production of cement is high, however the material has legitimate claims to sustainability in terms of local availability, ease of use and shaping, longevity, and financial affordability. The base also helps extend the life of the chair as concrete gets stronger in time and any damaged bamboo can be replaced. Considering the end of the chair’s life, the bamboo and wood can be composted whilst the concrete form can be reused to make another chair. Both bamboo and concrete are durable materials suited to both the domestic and protected outdoor environment. This casual seating can belong in both public and private spaces that encourage ‘relaxation’, from social interaction at a café or resort, reflection time in a park or gallery, to the privacy of one’s own backyard. The chairs are an accessible way of achieving universal outcomes using everyday low-tech materials. Each chair can hold the weight of an adult male (90-100kg/220lbs).”
29
30
MESH-MEDIA FLOWER SHOP
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 1, 2010 | desain menginspirasi
31
PROJECT TYPE SIZE CLIENT COLLABORATOR LOCATION STATUS Architect Location
: : : : : : : : :
Mesh-Media Flower Shop Commision 350 sqm Darwin Senjaya Jakarta, Indonesia Construction SUB. Studio for visionary design Jakarta, Indonesia
Re-function of the existing building as a single-storey house to be a flower shop enables us to create one single building standing alone and free in the corner of the site. With the addition of a single mass on top of existing building to accommodate the function, it makes a new scale in the surroundings provide a two-storey building which becomes stand out and iconic. The Facade wrapped with mesh to give a new look to represent the function as a Flower Shop, causing mesh itself becomes a medium for the planter. That’s why we call the Mesh Media Flower Shop. With a simple shape that comes from a box that substracted based on privacy zone, The mesh itself has already shaped the building. Even though, the plants have not grown, mesh is already looking good. The plaza in front of the showroom can be used as space expanded, open the window of the plaza into an outdoor exhibition place connected with an indoor showroom. 32
The ramps are for direct access to the roof garden and also for noise buffering from the road. Conclusion : Expandable space, Iconic one single building, Mesh-Media represents the function.
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 1, 2010 | desain menginspirasi
33
jongArsitek! Perayaan hari jadi ke 2 dan Peluncuran agenda 2010 Oleh : Danny Wicaksono
34
jongArsitek! adalah sebuah majalah arsitektur online gratis yang dibuat sebagai reaksi atas situasi wacana arsitektur, yang sempat mengalami ancaman vakum karena banyak arsitek muda indonesia yang pergi keluar negeri, di tahun 2008.
35
36
Lewat majalah, yang kini telah memiliki lebih dari 60 kontributor dari beberapa negara, kami ingin membagi pemikiranpemikiran muda arsitek Indonesia yang tersebar tidak hanya di dalam negeri, namun juga yang ada di luar negeri. Juga, kami ingin menginformasikan pemikiranpemikiran yang sedang berkembang di mancanegara, kepada rekan-rekan di tanah air. Dengan penyebarannya yang cumacuma, kami berharap dapat memberikan akses informasi arsitektur alternatif yang berkualitas, bagi para arsitek muda dan mahasiswa arsitektur di Indonesia. Kini, setelah 2 tahun, 16 edisi, dan dilihat oleh lebih dari 32000 kali dengan rata-rata 2000 kali dilihat perbulannya, jongArsitek! memutuskan untuk memulai tahun ketiga dengan menjadi sebuah komunitas pemuda arsitek Indonesia. Sebuah komunitas yang berusaha untuk menggerakan roda wacana arsitektur Indonesia, melalui pengorganisasian bengkel-bengkel kerja, serial-serial diskusi, presentasipresentasi karya, dan pameran-pameran yang dikurasikan oleh kurator-kurator yang memiliki integritas tinggi. Pada tanggal 6 maret kemarin, bertempat di toko buku Aksara kemang, jongArsitek! mengadakan syukuran 2 tahun terbitnya jongArsitek! sekaligus menandai lahirnya komunitas jongArsitek! dan juga sosialisasi program untuk tahun 2010. Beberapa bengkel kerja, seminar dan satu pameran nasional, akan mengisi tahun 2010. 2 Bengkel kerja yang menjadikan jakarta sebagai obyek studi akan di adakan di awal dan akhir tahun. Sebuah pameran nasional yang dikurasikan oleh Marco Kusumawijaya, Avianti Armand,
dan Suryono Herlambang, akan diadakan pada sekitar bulan juni. Selain untuk memetakan pemikiran-pemikiran muda arsitek Indonesia, pameran ini juga bertujuan sebagai media refleksi, dan introspeksi, serta sebaga bahan pembelajaran bagi generasi yang lebih muda. Serial-serial diskusi direncanakan untuk diadakan pada sekitar bulan juli-agustus. Kami akan mengangkat topik-topik bahasan yang aktual bagi para arsitek muda, baik dari segi praktis maupun akademis, dengan nara sumber yang memiliki integritas tinggi. Demi mensukseskan seluruh rangkaian program ini, jongArsitek! sangat terbuka terhadap berbagai saran, kritik dan juga masukan yang dapat mempertajam kualitas wacana yang mungkin akan terjadi. 37
Seluas-luasnya, kami juga membuka kemungkinan bekerja sama dengan berbagai pihak yang ingin mendukung atau berkolaborasi dalam semua kegiatan kami. Jika anda ingin memiliki pertanyaan atau ingin mengetahui lebih lanjut mengenai jongArsitek! dan program-programnya kedepan, dapat menghubungi kami di jongarsitek@gmail.com Jika anda ingin membaca, atau mendownload seluruh edisi jongArsitek!, dapat berkunjung ke website kami: http://jongarsitek.com Terima Kasih.
Gabung Bersama Kami Untuk Jakarta 2030 yang Lebih Baik!
38
Workshop jongArsitek! Jakarta 203 Kelompok Winny | Carissa | Samantha | Riska | Edwin nugraha | Susilowati
jongArsitek! E d i s i 3 . 2 , 2 0 1 0 | d e s a i n m e n g i n s p i r a s i
!
39
30 photo : tim