JURNAL PKK MAHASISWA BARU UB
Kavling 10 Tulis dan Kabarkan!
Selasa 1 Sept 2015
EDISI 1
www.kavling10.com Panglima TNI : Strategi Negara Ekuator Mengahadapi Pertikaian Energi MALANG-KAV.10. Konflik dunia yang terjadi saat ini mayoritas diawali oleh konflik perebutan energi , kira-kira konflik seperti ini telah mencapai 70% dari total jumlah konflik dunia. Arab spring sebagai pusat tambang minyak menjadi sarang pertikaian seperti yaman, Libya, suriah, kongo, irak, dan lainnya. Minimal Negara-negara ini memiliki jumlah 200 ribu barrel per hari. Konflik yang terjadi di Ukraina juga dipicu karena energi. Diperkirakan sekitar 10 juta barrel dihasilkan di Ukraina sehingga memancing pertikaian yang ada. Ini semua merupakan pembukaan dari materi Panglima Gatot Nurmantyo di Gedung Samanta Krida Universitas Brawijaya (1/9). Kelak pada tahun 2043, diramalkan energi fosil di dunia akan habis sehingga beralih dengan energi nabati. Pada tahun 2007-2008 sudah menunjukkan kenaikan yang menginteprestasikan mulai berkurangnya energy fosil. Sehingga potensi konflik akan beralih dari Negara penghasil minyak ke Negara ekuator
(Negara Garis Khatulistiwa –red). Hal ini disebabkan oleh potensi energy nabatinya. Belum lagi negeri ekuator juga penyokong pangan dunia karena dapat panen sepanjang tahun dibagi dengan produksi energy nabati juga. Maka negeri ekuator menjadi daerah paling rawan konflik atas potensi pangan sekaligus energinya. “perang saat ini adalah perang energy dan perang masa depan adalah perang pangan, energy, dan air di satu tempat,” jelas Gatot dalam materinya. Pada sesi penutup Panglima berbintang 4 ini memberi kesempatan bagi mahasiswa baru untuk menjawab persoalan ini pada posisi presiden Negara non equator. Ade Arfa salah satu Maba menjawab, “Saya akan melakukan kerjasama dengan Negara Indonesia dan Negara ekuator lainnya. Lalu akan menghentikan peperangan”. Dalam penutupannya, Gatot mengapresiasi jawaban Maba atas jawaban tersebut. (krd/gum)
Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa Universitas Brawijaya
1
EDITORIAL
UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB
Banyak mahasiswa baru ini sudah memiliki, meminjam istilah Gie, apa yang disebut mental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Sekarang, mereka ada di antara kita mahasiswa, seolah telah lulus masa orientasi dan unggul dari kawan mahasiswa lainnya. Mahasiswa yang berjuang mendapat kebebasan mimbarnya telah tertidur dan memilih untuk lebih realistis. Kebebasan mimbar tinggal mimpi. Lihatlah, gaya feodal masih ditunjukkan sekarang, siapa senior dan junior itu tetap ada. Entah apa pentingnya sepanjang tahun label ‘baru’ kepada mahasiswa. Barangkali yang ‘lama’ takut kepada yang ‘baru’. Perintah itu tetap bernada tinggi. Masuk ke dalam, mahasiswa dapat suguhan yang lain lagi. Nada malah lebih manis. Memang, lain di luar, lain di dalam. Inilah kampus dengan cita rasa berbeda. Cogito ergo sum. Karena itu, mahasiswa boleh untuk meragukan atas apa yang terjadi pada orientasi pendidikan hari ini. Salam satu jiwa.
2
Diterbitkan Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa Universitas Brawijaya PELINDUNG : Rektor Universitas Brawijaya PEMBIMBING : Asvi Manzilati PENANGGUNG JAWAB : M. Iqbal Yunazwardi PEMIMPIN REDAKSI : Efrem Siregar REDAKTUR PELAKSANA : Bunga Astana REPORTER : Ika Kurniawati, Ajeng Gradianti, Fardha Amalia, Agil Adi Darma, Ilham Ramadhi, Nur Qowim, Sri Kisarah, Khoyruddin. EDITOR : Arditha Mauluddin, Efrem Siregar, Akhtur Gumilang, Elyvia Inayah. KARIKATUR : Rizqi NR. LAYOUTER : Rizqi NR. SIRKULASI DAN PEMASARAN: Ach. Ridlo Zamzami
Kritik dan saran bisa disampaikan langsung ke alamat email kami di Sekertariat Bersama Unitas Kavling 10 Jl. MT Haryono 169 Malang atau bisa menghubungi nomor di bawah ini: Efrem (082218840691)
JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015
EDISI 1
Selasa, 1 September 2015
BERITA PKK-MU
Pendamping Mahasiswa Difabel Bingung secara langsung. Seperti yang diutarakan oleh Sebastian Nugraha, Relawan PSLD dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB). “Panitianya nggak ada yang ngurus langsung. Kita jadi agak bingung,” sesalnya. Terkait tidak adanya panitia RAJA Brawijaya 2015 yang mengatur Maba difabel ketika kegiatan berlangsung, pihak panitia pun juga membenarkan hal tersebut. “Tidak ada koordinator khusus yang mengurusi Maba difabel. Mereka langsung diurus oleh pendamping,” ujar Cotimah Eka, salah satu panitia dari divisi Kestari. Selain itu, Djairan, Ketua Pelaksana RAJA Brawijaya 2015 saat konferensi pers berlangsung mengatakan bahwa, antisipasi dari kurangnya koordinasi ini telah diupayakan dengan melakukan komunikasi berkala dengan PSLD. Namun, apa yang terjadi di lapangan tentu di luar dari prediksi dari panitia, dan menjadi salah satu bahan koreksi untuk ke depannya. “Kurangnya koordinasi ini, menjadi bahan evaluasi kami,” tukasnya. (hun/aad)
Dok : Panitia dan Perwakilan Mahasiswa Difabel foto bersama.
Malang-Kav.10 Upacara pembukaan Rangkaian Acara Jelajah Almamater Brawijaya 2015 (RAJA Brawijaya 2015), Selasa (01/09) diikuti oleh 14 orang mahasiswa baru (Maba) penyandang disabilitas. Selama upacara berlangsung mereka ditemani oleh pendamping dari Pusat Studi Layanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya mulai dari kedatangan hingga upacara selesai dan ketika mobilisasi ke Gedung Olahraga (GOR) Pertamina . Maba difabel ini mengikuti semua rangkaian acara sama seperti Maba-Maba lainnya, termasuk paper mob. Namun, di akhir upacara para Maba difabel ini mengalami kebingungan sebelum mereka dimobilisasi. Hal ini berawal ketika peserta upacara diinstruksikan untuk meninggalkan lapangan upacara. Para Maba difabel yang sudah diberitahukan terlebih dahulu untuk dipindahkan ke GOR Pertamina menggunakan mobil, mengalami ketidakjelasan tentang mobil mana yang akan mereka naiki. Relawan pun menjadi bingung karena tidak adanya panitia yang mengkoordinasi
www.kavling10.com
@uapkm_ub
3
BERITA PKK-MU
UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB
Maba Tidak Jelas Terima Infromasi Dari Panggung
Malang-Kav.10 Ada yang berbeda dalam upacara penyambutan mahasiswa baru tahun ini. Menindaklanjuti evaluasi upacara maba tahun lalu, Bundaran UB dipilih sebagai lokasi panggung. Pemilihan bundaran ini sebagai strategi panitia, sebab lapangan rektorat belum mampu menampung sekitar 13.000 maba. PKKMABA yang berlangsung sehari membuat barisan dan kloter maba membludak sampai ke area Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB). “Tahun lalu, kloter maba yang berada di depan Fakultas Ilmu Komputer (Filkom), Kedokteran dan Ekonomi Bisnis tidak bisa melihat apa yang terjadi di panggung,” ujar Didin, Koordinator Divisi Acara Raja Brawijaya ke 53. Masalah tersebut menjadi alasan panitia memilih bundaran UB sebagai lokasi panggung. Panitia pun mesti berpikir keras agar seluruh maba mampu melihat setiap kegiatan yang berlangsung di panggung. Meski telah dipindahkan, ternyata maba tetap tidak bisa melihat dengan jelas kegiatan yang berlangsung di atas panggung. Posisi panggung utama yang menghadap gedung rektorat ini hanya mampu dijangkau maba di
sekitar lapangan rektorat saja. Belum lagi pada maba yang berada pada bagian selatan dan utara panggung. Panjang barisan bisa mencapai sekitar 200 meter dari panggung. Dan maba pun terkendala menerima informasi yang disampaikan dari atas panggung. Kegiatan ospek universitas yang dilaksanakan hanya satu hari mengakibatkan area lokasi kegiatan upacara meluas dari dua tahun sebelumnya. Sebelumnya pelaksanaan dipusatkan di area lapangan rektorat. Di atas panggung, kegiatan diisi rektor M. Bisri, presiden EM, penampilan UKM Impala, pelepasan balon dan penyematan almamater kepada sepasang maba. Lapangan rektorat juga diramaikan penampilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Marching Band dan Paduan Suara mahasiswa. Dalam sambutannya, Rektor M. Bisri menyebutkan mahasiswa harus memiliki karakter yang objektif, analistik, observatif dan religius. Sementara, Presiden EM mengklaim UB menempati urutan tiga nasional bidang kemahasiswaan. (irp/eff)
Sambut Maba Tanpa Pesawat Malang-Kav.10 Atraksi pesawat dalam upacara penyambutan maba ternyata tidak ada tahun ini. Pendanaan yang cukup besar menjadi alasan EM meniadakan atraksi. “Ini adalah inisiatif dari panitia dan EM untuk meniadakan pesawat pada upacara pembukaan tahun ini dan itu disetujui oleh pihak rektorat,” ujar Reza Adi Pratama selaku Presiden Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya (EM-UB) saat konferensi pers setelah upacara. Padahal pada penyambutan tahun 2013 dan 2014 atraksi pesawat TNI AU menjadi tontonan menarik bagi maba di akhir upacara. Kalaupun atraksi tetap dilaksanakan, pihak EM dan panitia menyayangkan besaran dana yang harus dianggarkan.
4
Tahun 2013 atraksi pesawat terbang bisa terlaksana karena tidak mengeluarkan biaya sama sekali dan sebagai ajang promosi. Sedangkan untuk tahun 2014 sudah berbayar. Tidak disebutkan berapa dana yang dibutuhkan untuk pengadaan atraksi pesawat tahun lalu. “Untuk mengisi kekosongan acara itu (atraksi pesawat terbang, red), kami menggantinya dengan konsep paper mob,” kata Reza Pratama. Paper mob merupakan kreatifitas panitia membentuk huruf UB menggunakan kertas yang diserahkan kepada para maba. Rangkaian kertas biru dan kuning kemudian membentuk ‘UB’ meluas di lapangan rektorat.(hun/aad)
JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015
EDISI 1
Selasa, 1 September 2015
BERITA PKK MU
Jumlah Maba Membludak, GOR Pertamina Overload gara PKK-MU dalam memperhitungkan jumlah Maba yang hadir. Menurut Didin, Koordinator bagian Acara Raja Brawijaya 2015 mengungkapkan, Maba yang didata berjumlah setidaknya 12000. Sedangkan Maba yang hadir terhitung lebih dari 13000. Alhasil, pihak penyelenggara harus mengantisipasi kelebihan jumlah itu dengan distribusi Maba yang cermat. Berdasarkan hasil simulasi, Didin menambahkan bahwa pihaknya telah mengalokasi tempat berdasarkan jumlah Maba. “Untuk yang di Sakri (Sasana Krida-red) memuat 5500 orang, yang di GOR 3500 orang, dan di SC (Sport Center-red) juga 3500 orang,� jelasnya. Sedangkan, proses pendataan dari mahasiswa baru ini kebijakannya selalu berubah-ubah. Sampai akhirnya, tanggal 31/8 proses pendaftaran itu ditutup. Namun, data Maba yang masuk semakin banyak. Didin berujar bahwa, kejadian tersebut Tidak sesuai dengan perkiraan awalnya. (agm)
Dok : Mahasiswa Baru Menuju GOR Pertamina
Malang-KAV.10 Pembludakan jumlah mahasiswa baru yang terjadi di Gelanggang Olahraga Pertamina Universitas Brawijaya (GOR UB) mengakibatkan kurangnya tempat bagi Maba. Tidak adanya tempat duduk menyebabkan sejumlah Maba yang dimobilisasi belakangan dari lokasi apel di seputaran Tugu UB harus menunggu sambil berbaris di depan GOR Pertamina, untuk mendapatkan tempat duduk di dalam. Beberapa Maba yang datang belakangan pun terpaksa berjejalan di dekat pintu GOR. Selain itu, udara di dalam gedung terasa pengap meski beberapa kipas angin dan AC ditempatkan di dalamnya. Selanjutnya, lebih dari 200 Maba putra maupun putri dialihkan menuju Gedung Sasana Krida yang memiliki kuota duduk yang lebih besar dari Gor Pertamina. Mobilisasi pengalihan ini dilakukan oleh kerja keras panitia yang ada agar acara tetap berlangsung lancar tanpa penundaan. Hal ini terjadi dikarenakan melesetnya perkiraan pihak penyeleng-
www.kavling10.com
@uapkm_ub
5
OPINI
UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB
Pengendara Harley Davidson Tolong Patuhi Rambu Lalulintas oleh Rahmawati Nur Azizah Pada pertengahan Agustus, saya mendapat panggilan mendadak dari orang rumah dan secepatnya harus pulang ke Solo. Tak sempat memesan tiket kereta, moda transportasi andalan saya, pun saya memilih naik bus umum meski akan memakan waktu yang lama dan melelahkan. Bus yang saya tumpangi berjalan perlahan, sampai di Batu tiba tiba kebisingan itu mulai muncul. Segerombolan pengendara Motor Gede Harley Davidson tiba-tiba melintas dengan kecepatan yang tidak masuk akal. Mereka dikawal oleh mobil-mobil polisi, menyalakan sirine, dan deru motor mereka meraung dengan keras. Menyerobot sesama pengguna jalan dan meminta pengendara lain untuk berhenti. Mereka tidak mengindahkan tata tertib yang ada. Hal ini mengingatkan saya pada sikap Minke, seorang pribumi terpejalar yang hidup dalam kisah Bumi Manusia1 milik Pram. Minke selalu mengagungkan perkataan Jean Marais, temannya yang berkebangsaan Perancis itu. Jean berkata; Seorang terpelajar harus sudah adil sejak dalam pikiran. Dan apa yang membuat pengendara Moge itu begitu ingin menguasai jalanan hingga mengambil hak orang lain sesama pemakai jalan? Mungkin mereka belum cukup terpelajar, atau sebaliknya, terlalu terpelajar hingga melupakan hal hal mengenai kesetaraan. Alat transportasi adalah wujud dari kebudayaan. Seiring berjalannya waktu tentu alat-alat ini senantiasa berkembang. Sebelum kemunculan alat transportasi modern, kaki yang melekat pada tubuh manusia menjadi alat transportasi paling purba. Pada
6
tahap ini, manusia dan dunia masih berkawan2. Kini transportasi bukan hanya menjadi moda yang digunakan untuk berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain. Namun juga sebagai identitas kelas kelas sosial. Orang dengan tingkat ekonomi atas tentu akan merasa bangga dengan segala yang mahal yang mereka miliki. Mobil, motor, bahkan pesawat pribadi tak lagi menjadi khayalan bagi mereka yang punya uang. Pengendara Moge tentu juga orang-orang dengan kelas ekonomi atas. Motor seharga ratusan juta tentu siapa lagi kalau bukan orang berduit yang membelinya? Orang miskin seperti saya harus diam, menyaksikan sekat-sekat eksklusifitas itu mereka pajang dan pamerkan di jalanan. Mereka seperti lupa, bahwa jalanan yang mereka lewati adalah buah penjajahan atas pembangunan sarana dan prasarana yang menghabiskan keringat dan nyawa ribuan rakyat Indonesia. Mereka seperti terlalu senang merayakan modernisme, hingga lupa hal itu. Saya yang hanya bisa melihat mereka konvoi dari dalam jendela kaca bus yang telah berubah buram saking berdebu dan lama tak dibersi-
JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015
EDISI 1
Selasa, 1 September 2015
hkan ini, harus mau menerima. Tapi apa betul demikian ? Sepertinya saya salah. Beberapa hari kemudian saya melihat seseorang mempetisi pengendara Moge di laman change.org3. Pembuat petisi ini bernama Hendra Subiyanto. Dirinya membuat petisi karena sebelumnya seorang pria pengendara sepeda berani menghadang segerombolan pengendara Moge saat melintas perempatan Jalan Condong Catur, Yogyakarta. Pria pemberani itu bernama Elanto Wijoyo. Aksi ini membuat banyak orang bersimpati dan memberikan dukungan untuk petisi tersebut, hingga hari ini sudah 37ribu orang menandatangani petisi tersebut. Namun angka itu masih belum cukup untuk memenangkan petisi ini, setidaknya masih dibutuhkan 13ribu penandatangan untuk menggenapkannya menjadi 50 ribu. Petisi tersebut
menuntut pengendara motor gede untuk berlaku adil. Semua pengguna jalan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam penggunaan jalan. Mereka berhak memakai jalan namun tetap pada aturan. Tetap mematuhi rambu-rambu lalu lintas, kecuali ka-
www.kavling10.com
OPINI
lau mereka sedang mengendarai mobil ambulance itu beda lagi. Pemotor Harley Davidson bukanlah pengguna jalan yang harus diistimewakan, apalagi harus dikawal pihak kepolisian. Dengan pengawalan tersebut, sekat-sekat itu terlihat nyata. Polisi yang notabene adalah aparat penegak hukum, kini malah menciderainya dengan menyerobot hak pengendara lain untuk menggunakan jalan. Bukankah itu ketidakadilan yang dilakukan penegak keadilan. Ah hal ini seperti oxymoron belaka. Dalam petisi tersebut juga dikeluhkan, pengendara motor gede yang berkelompok atau membentuk gerombolan dinilai sangat mengganggu dan menyebabkan polusi suara. Jadi, untuk masyarakat dimanapun kalian berada, tidak hanya di Jogjakarta, juga di Malang, dan seluruh Nusantara untuk selalu menjaga ketertiban dan keamanan, saling menghargai dan bukan merendahkan apalagi bersikap saling memamerkan arogansi kepada orang lain. 1. Bumi manusia adalah salah satu dari Karya tetralogi buru milik Pramoedya Ananta Toer. Karya ini dibuat ketika Pram dipenjara di pulau buru tanpa sama sekali ada proses hukum yang jelas. Sebelum menuliskannya, pram membuat karya tersebut dengan metode lisan, lalu diceritakan ke kawan kawan tahanannya. 2. Hal ini merupakan pandangan Peursenian. Peursen membagi tiga kebudayaan manusia. salah satunya adalah pandangan mistis, dimana manusia merasa selalu bertaut kepada kekuasaan alam raya. 3. Petisi tersebut berjudul Kelompok Pemotor Harley Davidson Patuhi Rambu-rambu lalulintas, dikeluarkan pertamakali pada 15 agustus 2015. https://www.change.org/p/kelompokpemotor-harley-davidson-patuhi-rambu-lalu-lintas-jogjabikerendezvouz
@uapkm_ub
7
GALERI
UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB
Ket: Panitia memobilisasi Maba menuju Sakri
Ket : TNI ikut andil mensukseskan PKKMU
Ket : Rektor Universitas Brawijaya M Bisri bersama Panglima TNI Gatot Nurmantyo
8
JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015
EDISI 1
Selasa, 1 September 2015
NAMA RUBRIK
www.kavling10.com
www.kavling10.com
@uapkm_ub
9
BERITA PKK MU
UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB
Takut di Plonco, orang tua Maba pantau PKK-MU MALANG-KAV.10 Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Universitas (PKK-MU) di Universitas Brawijaya (UB) berlangsung hari ini (01/09). Mahasiswa Baru (Maba) berkumpul di gerbang Veteran dan Panjaitan sebelum dimobilisasi menuju sekitar lapangan rektorat untuk mengikuti upacara pembukaan PKK-MU. Sejumlah Maba terlihat didampingi oleh orang tuanya. Namun panitia melarang orang tua Maba untuk masuk ke dalam kampus karena ditakutkan akan menganggu jalannya mobilisasi Maba. Akan tetapi panitia kecolongan karena beberapa orang tua berhasil masuk kampus melalui gerbang Fapet yang tidak di jaga, salah satunya Erni orang tua Maba UB 2015 dari Padang Sumatra Barat. Erni mengatakan ingin melihat anaknya mengikuti PKK-MU di lapangan rektorat Universitas Brawijaya dan memantau jalannya kegiatan peneri-
maan mahasiswa baru. Karena saat ini, menurutnya penerimaan masiswa baru dianggap identik dengan kekerasan dan perploncoan sehingga masih banyak orang tua yang masuk ke kawasan kampus karena khawatir terhadap anaknya yang saat ini mengikuti PKK-MU, “Saya ingin memantau anak saya, takutnya ada perploncoan dan kekerasan fisik,” imbuhnya. Didin, Koordinator Divisi Acara PKK-MU 2015 mengatakan beberapa orang tua yang terlanjur masuk ke dalam kawasan kampus diperbolehkan asal tidak menganggu alur mobilisasi Maba, jadi orang tua maba tetap dibiarkan memantau jalannya kegiatan PKK-MU di kawasan kampus. “Kami merasa kecolongan atas masuknya orang tua di kawasan kampus, karena sisi pengamanan masih terfokuskan pada gedung yang di gunakan oleh maba,” tuturnya. (fam/ard)
Panitia Kurang Komunikasi, Media Sulit Dapatkan Klarifikasi MALANG-KAV.10 Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Universitas (PKKMU) Brawijaya, yang semestinya menjadi ajang memperkenalkan Universitas Brawijaya pada mahasiswa baru malah membuat Maba yang terlambat tidak dapat mengikuti upacara pembukaan. Ratusan Maba yang terlambat hanya ditempatkan di depan Rumah Pintar. Media yang ingin meminta klarifikasi kesulitan karenakan minimnya narasumber yang boleh ditemui. Kegiatan PKKMU yang diadakan pada Selasa (01/09) hanya memberi izin pada media untuk mewawancarai tiga narasumber. Setiap narasumber telah disebar pada setiap gedung yang digunakan. Menurut panitia, narasumber tersebut adalah Ketua Pelaksana yang akan stand by di Samantha Krida, Wakil Ketua Pelaksana (Wakapel) di Sport Center dan Koordinator Acara di GOR Pertamina. Kurangnya komunikasi antar divisi humas PKKMU membuat media yang ingin meliput, kebingungan mengenai narasumber yang dapat diwawancarai di Sport Center. Sesuai informasi yang diterima, Wakapel
10
akan menjadi narasumber, namun salah satu anggota humas mengatakan bahwa Wakapel digantikan oleh Koordinator Acara. Tak lama berselang, salah satu anggota humas kembali mengatakan bahwa yang dapat diwawancarai di Sport Center adalah Wakapel. “Iya, disini kita merasa dipersulit, apalagi cuma ada satu narasumber yang bisa kita wawancarai disini,” ujar Cerin, salah satu anggota pers dari FPIK yang bertugas di Sport Center. Selain sulit menemui Wakapel, kendala area steril yang tidak dapat dimasuki media menambah sulit pencarian berita pada kegiatan PKKMU ini. Media yang ingin mendapatkan klarifikasi mengenai beberapa hal terus menerus menanyakan keberadaan Wakapel, narasumber utama Sport Center. Divisi humas yang bertanggung jawab pada media mencoba menghubungi Wakapel namun tidak ada jawaban. Hingga berita ini diterbitkan, salah satu anggota divisi humas yang bertugas di Samantha Krida mengatakan bahwa ketiga narasumber masih belum bisa ditemui. (ika/qwm/ely)
JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015
EDISI 1
Selasa, 1 September 2015 Menakar Idealisme Lewat Pers Mahasiswa
CATATAN PU
“Belajar menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling mungkin dilakukan manusia – Seno Gumira Ajidarma “
Aktivitas tulis menulis di Indonesia dapat diliat apabila kita memahami sejarah awal yang di gerakan tokoh nasional bernama Raden Mas Tirtosuryo. Pergerakan tersebut menjadi awal aktivitas tulis menulis yang tidak hanya sekedar mengabadikan karyanya, tetapi juga memberikan pengaruh bagi lingkungan disekitarnya. Lebih jauh dari kekuatan kekuatan media massa yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Aktivitas Jurnalistik makin masif pada zaman pasca kemerdekaan. Dimana Koran-koran seperti harian rakyat, bintang merah,kompas, tempo dan lain lain memenuhi dunia jurnalistik Indonesia. Semua keadaan tersebut menciptakan fenomena bahwa Jurnalistik dan koorperasi nya saat itu membentuk suatu manusia menjadi manusia yang berpikir kritis dan merdeka, pada saat itu. Untuk membentuk sebuah karakter manusia yang dapat berpikir kritis memandang segala persoalan, budaya literasi atau lebih dikenal dengan budaya menulis adalah salah satu jawaban. Banyak dari mahasiswa yang berani untuk berbicara lantang terhadap segala sesuatu yang menindas. Tetapi dengan hanya mengadalkan suara maupun celotehan menggunakan “mini toa”. Tentu hal tersebut akan seperti asap yang membumbung tinggi dan hilang entah kemana. Pers Mahasiswa adalah sebuah organisasi jurnalistik dalam lingkup kampus yang mengandalkan mahasiswa itu sendiri menjadi otak dari idealisme organisasi tersebut. Dengan pengertian tersebut tentu dengan masuk persma, kita akan menakar diri tentang bagaimana untuk menjadi seseorang yang berpikir kritis. Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk organisasi dan lingkungan sekitar. Menjadi seorang pers mahasiswa adalah sebuah langkah untuk menumbuhkan idealisme mahasiswa sebagai intelektual muda. Kita mengetahui fase dimana saat orang-orang membanggakan gagasan Soe
www.kavling10.com
Hok Gie tentang pesta, buku, dan cinta. Hal tersebutlah yang menjadi paradoks dimana sikap sikap hedon dan konsumtif menjadi hal yang dianggap biasa bagi mahasiswa saat ini. Saya meyakini bahwa mereka salah mengartikannya. Menulis adalah membebaskan diri kalian dari deideologisasi para fans “ sek penak jamanku to” atau manusia manusia berciri fasis lainnya. Menulis ada sebuah refleksi kritis terhadap pemaha-
man kita melihat dunia dengan segala problematika dan permasalahannya. Jangan takut untuk menyatakan kebenaran lewat menulis. Menjadi seorang jurnalis kampus adalah pilihan tepat bagi siapapun yang menganggap idealism, literasi, tidak berpikir pragmatis dan individualis adalah pilihan mereka. Mereka yang rela untuk tidak populis demi menyatakan sebuah kebenaran yang ada. Mereka yang siap memberitakan apapun secara independen dan objektif. Kita bukanlah sebuah organisasi event organizer, bukan juga legislatif abal-abal, bukan juga sebuah organisasi dengan kultur senioritas yang mengakar. Kita adalah Pers Mahasiswa. Selamat menjadi mahasiswa, saya tunggu anda menjadi seorang pers mahasiswa !
@uapkm_ub
11
NAMA RUBRIK
12
UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB
JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015