Juros 2015 #2

Page 1

JURNAL PKK MAHASISWA BARU UB

Kavling 10 Tulis dan Kabarkan!

Rabu 2 Sept 2015

EDISI 2

www.kavling10.com

PITA HITAM UNTUK FIB MALANG KAV. 10 - PKK-MABA FIB tahun ini mahasiswa lama tidak terlibat langsung dalam susunan kepanitiaan. Penyebab absennya para mahasiswa lama tersebut lantaran dugaan pihak dosen yang menilai PKK-MABA tahun lalu berpotensi diwarnai kekerasan. “Masih terdapat kekerasan pada maba melalui bentak-membentak yang dilakukan panitia. Padahall banyak maba yang memiliki riwayat sakit,” kata Sony Sukmawan selaku dosen yang menjabat sebagai ketua pelaksana. Sepanjang upacara pembukaan PKK-MABA, suasana terlihat hening dan khidmat. Dari pengamatan wartawan Kavling 10 di lapangan, tidak terdengar bentakan yang biasa diteriakkan dalam setiap PKK-MABA. Seharusnya kegiatan pengenalan kampus dilakukan dengan cara yang halus. Tidak perlu terlalu dramatis. Dua hari PKK-MABA sangat penting sebagai bekal maba selama belajar di FIB. “Jika di awal sudah dibentak-bentak maka mental yang baik, rasa percaya diri, dan kreatifitas akan sulit untuk dibentuk,” lanjut Sony. Namun dibalik itu semua, pihak kemahasiswaan tetap memberikan peluang kepada para mahasiswa lama menjadi panitia PKK-MABA dengan porsi 50:50.

“Kita tetap menghargai idealisme mahasiswa dengan memberikan ruang untuk berpartisipasi dalam kegiatan PKK-MABA, namun sebelum SK dibuat 100 mahasiswa telah mundur dari kepanitiaan.” Sehari sebelumnya saat pelaksanaan konferensi pers PKK-MU, Presidem EM dan seluruh Presiden BEM seluruh fakultas memakai pita hitam di tangan kiri sebagai bentuk solidaritas kepada mahasiswa FIB yang belum bisa menyambut maba tahun ini. “Pita hitam tersebut sebagai bentuk solidaritas kami sebab mahasiswa FIB belum bisa menyambut maba secara langsung. Harapan saya semoga tahun depan dosen bisa besinergi bersama mahasiswa menyambut maba,” jelas M. Aang Khunaefi selaku presiden BEM FIB. Pemandangan menarik juga muncul pada saat upacara pembukaan PKK-MABA FIB. Panitia yang berasal dari mahasiswa FIB duduk santai di gazebo perpustakaan UB mengamati jalannya upacara. Oktalina panitia perlengkapan berkata, dia merasa dibatasi dalam kepanitiaan. “kita hanya bisa menunggu serta mengamati, padahal kita tidak melangkah jauh dari SK rektor,” ucapnya. (fhp/eff)

Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa Universitas Brawijaya

1


DAFTAR ISI

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

Diterbitkan oleh:

Pita Hitam Untuk FIB

1

Susunan Redaksi

2

Editorial

3

FPIK Naikkan Tarif UKT 2015

4

WDIII FMIPA: Ospek Tidak Harus Dengan Intimidasi dan Kekerasan

4

Makan Siang dengan Nata De Coco

5

Opini : Hedonisme Mahasiswa

6

FISIP Coba Kurangi Kultur Senioritas 8 Mahasiswa Lama FIA Masih Ikut PKK Maba

8

Maba Filkom: Selfie

9

Sangar dari Luar, Erat di Dalam

10

FKG Masih Ikuti PKK-Maba di FK

10

Status FKH, Hadiah untuk Maba

11

Kedokteran Hewan

Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa Universitas Brawijaya PELINDUNG: Rektor Universitas Brawijaya PEMBIMBING: Asvi Manzilati PENANGGUNG JAWAB: M. Iqbal Yunazwardi PEMIMPIN REDAKSI: Efrem Siregar REDAKTUR PELAKSANA: Bunga Astana REPORTER: Ajeng Gradianti, Fardha Amalia, Ilham Ramadhi, Sri Kisarah, Khoyruddin, Fitria Hayulinda Putri, Rahmawati Nur Azizah, Ainun Syahida, Raditya Sumardani, Riko Wiratama. EDITOR: Arditha Mauluddin, Aulia Nabila, Efrem Siregar, Akhtur Gumilang, Iqbal Yunazwardi, Lilik Arti Wahyuni. KARIKATUR: Rizqi Nurhuda. LAYOUTER: Rizqi Nurhuda. SIRKULASI DAN PEMASARAN: Ach. Ridlo Zamzami

Moral, Nilai Utama dalam Pendidikan 12 PKK Maba FP Sebagai Syarat Wisuda 12 Catatan PU : Karena Kamu Memilih Pilihan yang Tepat

13

Karikatur

14

Open Reqruitment

16

Kritik dan saran bisa disampaikan langsung ke alamat email kami onlinekavling10@gmail.com atau langsung di Sekertariat Bersama UKM Jl. MT Haryono 169 Malang Untuk Hak Jawab Hubungi Efrem (082218840691) Setiap Wartawan Jurnal PKK Maba dibekali kartu pers dan seragam

2

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 1

Rabu, 2 September 2015

EDITORIAL

Aku Belum Selesai Beberapa waktu lalu, media tanah air secara besar-besara menampilkan praktik permainan berbagai perguruan tinggi kita yang menerbitkan ijazah bodong kepada mahasiswanya. Simbolik tanda kelulusan para calon sarjana yang bertahun-tahun merintis dan mengabdikan diri pada tri dharma perguruan tinggi memberi peluang bisnis besar kepada siapa yang mendambakan uang dari lembar kertas ini. Praktik memalukan dalam dunia akademis semacam ini sudah mengoyak keniscayaan masyarakat terhadap kapasitas. Hanya bermodalkan Rp 50.000, bim salabim, ijazah bisa diterbitkan. Ini satu contoh betapa dangkal manusia memanfaatkan institusi perguruan tinggi untuk sekedar memenuhi syarat adminisrtatif pada dirinya. Di kampus lainnya, Menteri Ristek dan Dikti Muhammad Nasir pun mengambil tindakan untuk menutup kampus tersebut sebab, katanya, mahasiswa kampus tersebut tidak layak wisuda. Teka-teki siapa mahasiswa tidak layak wisuda ini memiliki jawaban luas dan bisa siapa saja. Syarat Satuan Kredit Semester (SKS) yang belum tercukupi seperti dijelaskan Nasir, hanya jawaban dalam konteks kekinian semata di saat tuntutan kompetensi semakin nyata pada era globalisasi ini. Jik ditarik lebih jauh, dari sekian banyak masalah pendidikan tinggi, yang patut dipertanyakan adalah identitas mahasiswa itu. Ini kurang lebih menggambarkan situasi perguruan tinggi saat ini. Bukan lagi soal ijazah di akhir semester, ketidaklayakkan itu sebenarnya telah berwujud dengan lebih elit dibandingkan tanda tangan dan stempel palsu di atas kertas. Perdebatan atas fenomena ini semetinya sudah tidak berbicara lagi tentang apa yang benar atau salah., apalagi mencari siapa pihak yang harus bertanggungjawab. Pendidikan berbicara proses, dimana budaya itu tetap melekat sampai manusia itu mati. Mochtar Lubis pada 1977 di Taman Ismail Marzuki menyebut 15 ciri-ciri atau watak masyarakat Indonesia: munafik, segan dan enggan, bertanggungjawab, berjiwa feodal, masih percaya takhayul, artistik bernilai tinggi, karakter yang kurang kuat, tidak hemat, tidak suka bekerja keras, kurang sabar, cepat cemburu dan dengki, manusia sok, tukang tiru, malas-malasan, kurang peduli nasib orang lain, dan berhati lembut. Mochtar memang sudah menyempitkan eskistensi manusia itu sendiri. Meski begitu penggambaran dalam manusia yang disebutkan barangkali boleh menjadi refleksi bersama. Titik berat sebagai mahasiswa Indonesia tak lain lagi adalah mahasiswa (aku) itu sendiri. ‘Aku’ yang belum purna sama sekali. Segala kesalahan itu seakan da-

www.kavling10.com

tang dari luar ‘aku’. Itulah ‘Aku’ yang benar sudah munafik. Itulah cerminan yang bisa ditangkap dalam menilai dunia akademis kita dewasa ini. Kepuasan bagi mahasiswa habis setelah bisa mendapat pengakuan sebanyak mungkin. Mahasiswa yang memiliki idealis pun masing-masing terjebak dalam situasi dengan corak lebih realistis. Mereka mampu melanggengkan para penindas tetap berada pada jalur benar. Yang lain lagi ada gemar mengukur diri dalam simbolik yang rupa bentuk. Dan itu sudah menular pada intelektualitas kemahasiswaan. Kalau tidak berbentuk model sertifikat, medali, piagam, harga sebuah petualangan adalah omong kosong. ‘Aku’ sebenarnya sudah melecehkan kemampuan dan kapasitas diri sendiri yang berhala kepada materi semata. Kemampuan mengukur diri sebagai mahasiswa memang butuh proses yang tidak singkat. Rasa tidak puas terhadap para pejabat, yang mana mereka mendapat ijazah kelulusan, beriringan sejalan dinamika dan perputaran kehidupan. Empat tahun yang dijalani dengan ijazah sebagai tanda ketamatan, bukan riwayat akhir seorang mahasiswa. Bagi yang mendalami keilmuan dan mencintainya, empat tahun sungguh terasa singkat. Ada perasaan rindu ingin kembali lagi ke dalam bangku perkuliahan saat memasuki masa semester akhir. Inilah mahasiswa yang benar-benar meletakkan ilmu dan pengetahuan bagai petualangan hidup sejatinya. Di kampus ini, mahasiswa mendapat tempatnya. Penindasan dan pengekangan, atau hambatan semacam lainnya meski jamak, itu yang bersama-sama diadili mahasiswa. Dari sini pula, muncul sebuah pertanyaaan untuk mahasiswa yang menginginkan agar lekas tamat dan berjuang penuh untuk kuliah 3,5 tahun. Apa yang sebenarnya mereka inginkan dari kampus ini? Mereka pulang dengan cita-cita memuaskan diri. Maka sebaiknya mahasiswa menyelami lebih dalam kehidupan kampus. Mereka yang semakin dalam itu akan menyadari arti sebuah kecukupan untuk ‘Aku’. Rambu hati-hati itu akan masuk mendalam dan ‘aku’ sudah meyakini konsekuensi yang pantas diterimanya. Kemana pun mahasiswa itu pergi, ijazah, piagam dan sebagainya hanya kenangan nostalgia. Dan akan tetap ada peringatan kepada mahasiswa berhala materi dan kebenaran yang satu-satunya. Apapun itu, mahasiswa yang tetap bertopeng dengan segala identitas dari luarnya, boleh masuk ke keranjang sampah. Nosce te ipsum, kenalilah dirimu sendiri.

@uapkm_ub

3


BERITA PKK-MABA

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

FPIK Naikkan Tarif UKT 2015 MALANG-KAV.10 – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya naikkan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk tahun ajaran 2015/2016. Jumlah UKT yang dinaikkan untuk setiap golongan adalah Rp.1000.000 . Hal ini seperti yang dijelaskan Wakil Dekan II Bidang Keuangan Guntur, golongan 4 sampai 5 mendapat kenaikkan Rp.500.000. Dirinya menambahkan alasan dinaikkannya UKT tahun ini sebab banyak kebutuhan fakultas yang belum tercukupi. Salah satunya adalah banyak mahasiswa baru yang mendapatkan beasiswa Bidikmisi. ”FPIK adalah penerima bidikmisi terbanyak diantara fakultas lain. Tahun ini sekitar 100 mahasiswa baru,” kata Guntur. Ia menambahkan, kenaikkan tersebut akan mensubsidi maba bidikmisi yang dinilai terlalu banyak. Selain itu Guntur juga beralasan bahwa biaya UKT itu sendiri sudah lama tidak dinaikkan. Sejak pertamakali dikeluarkan pada

tahun 2013, FPIK belum pernah merubah biaya tersebut. ”Sekarang kita sudah mulai keteteran,” katanya. Pihak FPIK berusaha membandingkan biaya UKT di Intitut Pertanian Bogor dan Universitas Airlangga. ”Di Unair saja UKT golongan kelima 15 juta.” Tahun ini Maba FPIK berjumlah 1117 namun yang melakukan daftar ulang dan membayar biaya sebanyak 1100 mahasiswa yang tersebar ke dalam 6 program studi dan 3 jurusan. Tidak ada atribut mencolok yang dikenakan Maba. Ketua Pelaksana PKK Maba FPIK Amita Sofia Farahany menyatakan bahwa tugas untuk tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Ia menambahkan nantinya Maba akan melakukan kegiatan penanaman pohon bersama. Ada 40 kelompok dan setiap kelompok nanti akan menanam satu bibit pohon di areal FPIK. (ziz/eff)

WD III FMIPA : Ospek Tidak Harus dengan Intimidasi dan Kekerasan MALANG-KAV.10 Kesalahan paradigma ospek kebanyakan negatif. jika kita ambil dari kaca mata umum, tugas yang menyulitkan, Intimidasi dan kekerasan adalah hal-hal yang ditakutkan dalam kegiatan ospek. Harusnya perlu adanya penglurusan paradigma tersebut, karena pada dasarnya adalah hal yang penting. Darjito, Wakil Dekan (WD) III Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) mengatakan bahwa ospek merupakan suatu kegiatan mutlak karena selain dari keputusan Dikti, ospek memiliki dua aspek penting, Ordik (Orientasi Pendidikan) dan Ormawa (Orientasi Mahasiswa). Ordik bermanfaat sebagai pengenalan kegiatan akademik kampus yang tentunya diperlukan oleh mahasiswa dan Ormawa berhubungan dengan pengenalan kegiatan non akademik. “Ospek ini sangat penting karena di dalam ospek terdapat dua aspek penting yaitu Ordik dan Ormawa,” jelas WD III. Menurut Darjito, kekerasan dan intimidasi sudah tidak sejalan dengan prinsip masyarakat ilmiah. Mahasiswa adalah insan ilmiah jadi jangan sampai terjadi intimidasi

4

dalam pelaksanaan ospek.Beliau menegaskan apabila tidak memakai metode yang bukan ilmiah rasanya predikat mahasiwa sebagai masyarakat ilmiah sudah gugur. “Seharusnya ada penyesuaian metode dalam pembelajaran kalau instansi militer jelas berbeda, salah besar apabila tidak menggunakan metode militer pada pendidikannya dan akan menimbulkan bermacam kendala,”ujarnya. Menurut pengamatan awak Kavling 10, kegiatan ospek di FMIPA selama ini belum terlihat adanya kegiatan intimidasi dari panitia saat kegiatan PKK MABA, banyak mahasiwa yang tersenyum saat mobilisasi ke gedung Graha Sainta, walaupun sebagian masih bermuka tegang sejauh penglihatan. Hal ini sesuai dengan perkatan WD III FMIPA yang mengatakan bahwa FMIPA menghapuskan seluruh kegiatan kekerasan pada kegiatan ospeknya. “Kegiatan kekerasan dan perpeloncoan dalam ospek sebenarnya tidak menghargai hak asasi manusia” tegasnya. PKK Maba FMIPA pada hari ini juga diisi oleh penyamapaian kegiatan akademik di ranah lingkup FMIPA itu sendiri. (krd/miy)

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 1

Rabu, 2 September 2015

BERITA PKK MABA

Makan Siang dengan Soun dan Nata de Coco

MALANG-KAV.10 Panitia beserta pihak dekanat dan kemahasiswaan berkoordinasi untuk menyediakan soun kepada maba yang menghadiri pelaksanaan PKK MABA Fakultas Teknologi Pertanian (FTP). Selain menyajiakn soun, maba juga disuguhkan nata de coco. Pembuatannya bentuk kerjasama dengan salah satu katering makanan. Maba dapat menikmati dua panganan tersebut saat jamuan makan siang. Panganan tersebut mengganti nasi yang biasa menjadi makanan utama. Penyajian soun dan nata de coco ini merupakan wujud pihak FTP mengangkat kembali eksistensi panganan lokal. Bukan rahasia lagi jika saat ini produk panganan lokal lebih banyak diimpor untuk dinikmati masyarakat. “Soun dari segi energi lebih banyak dari karbohirat di beras. Kalau minuman nata de coco dari air kelapa fermentasi tertentu, mineralnya lebih cepat

www.kavling10.com

diserap tubuh sehingga mempermudah pencernaan,” ujar Dwiki Muhammad Angkasawanmahasiswa angkatan 2013 ini. Kadar beras dari soun ini tidak lebih dari 10%. Komposisi utama makanan ini adalah ketela dan jagung. PKK MABA hari ini mengangkat memilih produk panganan lokal sebagai tema besar. Walau beberapa maba merasa aneh dengan konsep panganan lokal ini, pihak panitia tetap optimis dengan membiasakan ini di PKK MABA FTP selanjutnya. Wakil Dekan III Yusuf Hendrawan pun memahami kebiasaan masyarakat yang belum menyukai panganan lokal. “Padahal, panganan pengganti makanan berlimpah di negara kita,” uajrnya. Bila mahasiswa mulai menyukai panganan lokal, maka penelitian atau karya tulis nanti bisa berorientasi menuju panganan lokal. (bun/eff)

@uapkm_ub

5


OPINI

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB HEDONISME MAHASISWA oleh Ach. Ridlo Zamzami

Agent Of Change, begitulah sebutan bagi para mahasiswa. Masa kini, peran mahasiswa yang berdiri pada barisan terdepan menyatakan sikap atas nama bangsa. Nama dipilih agar lebih indah didengar telinga elit politik dan masyarakat pada umumnya. Sejak dulu, mahasiswa mengedepankan urusan bangsa sebagai sebuah tujuan utama demi tercapainya bangsa yang benar-benar merdeka. Tempat para mahasiswa adalah di kampus dimana mereka dituntut kritis, kreatif dan belajar kepemimpinan. Banyak orang menyakini bahwa kehidupan kampus inilah fase kehidupan paling indah dan fase ditemukannya jalan hidup atawa pencarian jati diri para mahasiswa sebagai agent of change. Dalam fase inilah mahasiswa berada pada posisi yang sangat lemah karena berbagai macam pengaruh baru yang datang dari luar maupun dari dalam yang kemudian memeunculkan ketidakkestabilan pada diri mahasiswa: emosi yang sangat labil. Inkonsistensi dalam bertindak, bahkan ada yang sampai pada lupa akan tujuan hidup dalam kehidupan kampus, dan banyak lainnya. Pengaruh-pengaruh itu dengan mudah diterima, pengaruh yang bersifat baik maupun yang buruk. Jika pengaruh yang baik, maka itu adalah sesuatu hal yang sangat mendukung, namun bila pengaruh yang bersifat buruk seperti berfoya-foya, pergaulan bebas dan lain-lain, pengaruh seperti itu akan menjadi ‘virus’ kuat yang memunculkan berbagai permasalahan yang menumpulkan bahkan membunuh si-

6

fat kritis dan kreativitas yang seharusnya mahasiswa dapat dalam fase ini. Hedon vs Kritis Hidup bermewah-mewahan. Di kampus tidak banyak lagi mahasiswa lantang dan ramai dalam berdiskusi ilmiah atau permasalahan kritis bangsa ini. Hanya sebagian kecil mahasiswa yang masih tanggap ilmu dan memiliki jiwa kritis terhadap ketidakadilan yang ada di negeri ini. Hedonisme adalah salah satu pengaruh buruk yang mematikan daya kritis mahasiswa. Meledaknya pusat perbelanjaan di kawasan pendidikan salah satu penyebab mahasiswa terlena, dan lagi suguhan fashion serta gadget terbaru, program infotainment, belum lagi acara-acara televisi yang dibungkus sedemikian apik tapi tidak memiliki nilai edukasi. Kafe dan mall lebih dianggap sebagai tempat tongkrongan yang lebih asik. Hedonisme telah menjalar dalam setiap urat nadi kritis dan kreatifitas mahasiswa. Jika hal-hal tersebut tidak mereka perangi, maka idealisme mahasiswa sudah terbeli oleh madu kehidupan fana Hedonisme. Kini mahasiswa banyak yang sudah terjangkit wabah hedonisme. Berpikir demi kesenangan bukan keprihatinan, serta hidup serba berkecukupan dan menikmatinya tanpa memikirkan nasib orang lain, sangatlah mengerikan jika hal tersebut terjadi secara mutlak. Gadget dengan teknologi tercanggih dari brand paling ternama, kendaraan roda empat atau roda dua yang mewah agar yang lain terpesona, tampilan baju dengan mode yang terbaru. Hal-hal

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 1

Rabu, 2 September 2015

demikian sangatlah tidak relevan bagi seorang mahasiswa bahkan jika orang tuanya kaya raya. Sangat memprihatinkan, di mana para mahasiswa yang latar belakang keluarganya saja sangat memprihatinkan, namun mereka tak mau kalah dengan budaya hedonisme dari mereka yang serba berkecukupan. Mereka tidak pernah menyadari latar belakang sosial ekonominya, namun tetap menuntut kehidupan yang serba enak dari orang tuanya. Hedonisme adalah sebuah wabah yang menyerang visi hidup seorang mahasiswa, sehingga pemantapan tu-

www.kavling10.com

OPINI

juan hidup ke depan adalah suatu hal yang sangat perlu dilakukan. Lalu pemilihan lingkungan dan pergaulan juga salah satu hal yang penting untuk mencegah mahasiswa dari terpengaruh hedonisme. Karena karakteristik seseorang itu terbentuk dari bagaimana sikap mereka di lingkungannya. Sifat empati akan tumbuh seiring berlangsungnya aktivitas-aktivitas sosial, sehingga menghilangkan keegoisan dalam diri dan juga akan menjadi tameng terhadap hedonisme. Masih banyak hal-hal lain yang berupa bentuk penolakan terhadap hedonisme. Perbedaan umur masyarakat dan kebudayaan suatu daerah juga memungkinkan terjadi perbedaan cara penolakan. Jika individu bisa melepaskan dirinya dari hedonisme dan memiliki kekuatan, maka di sini seruan untuk sebuah perubahan mulai dilaksanakan, tidak hanya bagi seorang individu tapi juga bagi semua orang di sekitarnya. Prinsip dan kesadaran yang diambil untuk menghentikan hedonisme adalah saling tolong menolong dan mengingatkan dalam kebaikan. Ketika seorang individu bisa memurnikan kembali seseorang dari hedonisme, diharapkan juga orang tersebut dapat membantu untuk melakukan penolakan dan perubahan terhadap hedonisme itu sendiri. Sehingga ketika proses ini dilakukan, penolakan dan perubahan yang dulunya hanya sebuah wacana dan keinginan, diharapakan menjadi sebuah kenyataan dan seluruh mahasiswa tetap berpikir bahagia untuk semua.

@uapkm_ub

7


BERITA PKK MABA

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

FISIP COBA KURANGI KULTUR SENIORITAS MALANG-KAV.10 Ada keunikan dari PKK-MABA Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Maba memanggil panitia dengan panggilan mbak dan sam. Kata sam merupakan sapaan akrab yang biasa digunakan arek malang untuk memanggil kakak laki-laki. Ini merupakan kata walikan khas Malang. Saat reporter kami mewawancarai koordinator acara PKK-MABA, Riri mengatakan bahwa tema Satu FISIP, Satu Malang tahun ini mengambil tema tentang kemalangan. “Ya jadi untuk memperkenalkan malang kepada mereka yang datang dari berbagai daerah dari luar malang yakni dengan menunjukkan identitas kemalangan itu”, tuturnya. Dia menambahkan, panitia juga menyediakan fasilitator untuk membimbing menjelaskan bahasa malangan tersebut bagi Maba. Penilaian PKK-MABA tahun ini juga berbeda dari tahun sebelumnya.

Panitia menambahkan etika dalam penilaian kelulusan ospek. Riri mengatakan penilaian ospek tahun ini hanya pada kehadiran dan tugas saja. “Jadi penilaian dibagi 60% untuk kehadiran, 20% tugas, dan 20% etika”, jelasnya. Selain itu juga tidak terdengar teguran dengan nada tinggi dari panitia. Panitia PKK-MABA FISIP tahun ini terlihat tenang saat menegur maba. “Kita mencoba mengurangi kultur senioritas seperti ospek pada umumnya, kita cukup menggunakan mohon dimengerti dengan tanpa nada bentakan,” jelasnya. “Asalkan mereka bisa menghormati kita, kita juga menghormati.” Satu FISIP, Satu Malang sebuah tema besar yang diangkat oleh panitia pelaksana PKK-MABA FISIP tahun 2015 ini. Pukul 07.00 WIB maba dikumpulkan di lapangan sebelah gedung B FISIP untuk mengikuti rangkaian upacara sambut Maba. (rad/eff)

Mahasiswa Lama FIA Masih Ikut PKK-MABA MALANG-KAV.10 Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKK Maba) FIA tahun ajaran 2015/2016 ini masih diikuti oleh mahasiswa lama sebanyak 35 orang. Pemaparan ini disampaikan oleh Pembantu Dekan III FIA, Sri Mangesti, pada saat rangkaian upacara pembukaan hari pertama. Beliau menjelaskan alasan mahasiswa lama yang mengikuti PKK Maba FIA tahun ini karena mereka belum mengikuti rangkaian kegiatan, dan belum dinyatakan lulus. Sri Mangesti juga menjelaskan saat diwawancara, bahwa hal ini mengacu pada SK Rektor tahun 2015/2016 tentang PKK Maba. Disebutkan pengertian peserta PKK Maba adalah mahasiswa baru tahun 2015 dan mahasiswa lama yang belum mengikuti dan belum lulus PKK Maba tahun sebelumnya. Bukti kelulusan mahasiswa dalam

8

mengikuti PKK Maba adalah sertifikat dari fakultas masing-masing. Sejak tahun 2011, dekanat FIA mewajibkan sertifikat PKK Maba digunakan untuk syarat ujian skripsi. Maka dari itu bagi mahasiswa lama yang belum mendapatkan sertifikat wajib mengikuti PKK Maba ulang. Mengatasinya pihak fakultas mengupayakan mahasiswa lama yang belum mempunyai sertifikat mendaftar kegiatan PKK Maba pada tahun berikutnya pada panitia pelaksana kegiatan. Nanda Syah Pradana, selaku ketua pelaksana PKK Maba FIA tahun ini menjelaskan kelulusan dalam PKK Maba FIA dinilai dari poin dan absensi selama kegiatan berlangsung. Tahun ini panitia menetapkan point 70 persen kehadiran, 15 persen penugasan, dan 15 persen pelanggaran (rco)

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 1

Rabu, 2 September 2015

BERITA PKK MABA

Maba Filkom: Selfie

MALANG-KAV.10 Selfie, gaya foto diri sendiri yang kini digandrungi masyarakat dimanfaatkan panitia PKK-MABA Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) untuk ditugaskan kepada para maba. Untuk memperkaya nuansa gambar, para maba menggunakan seluruh area kampus Filkom dalam pemotretan. Di Filkom sendiri banyak lorong yang tampaknya akan memberikan nilai tambah pada foto. Ketua Pelaksana PKK-Maba Filkom, Ahmad Baihaqy mengungkapkan esensi selfie yang dilakukan maba adalah upaya pengenalan kehidupan kampus kepada mereka. “Tidak dipilih yang terbaik. Ini hanya untuk meramaikan kegiatan,” katanya. Pengambilan gambar sendiri hanya bisa dilakukan pada waktu istirahat atau menjelang perjalanan pulang. Set-

www.kavling10.com

elah melakukan selfie, maba mengunggah gambarnya ke media sosial twitter dengan mencatutkan #helloworld2015. Pemilihan #helloworld2015 sendiri merupakan ide dari panitia dosen. Dengan #helloworld2015 ini juga, panitia menginginkan para maba ini dikenal oleh dunia luar. Salah satu maba Teknik Informatika, Yayank putra setiawan, mengaku senang dapat groofe bersama temantemannya dikelas. “Soalnya kan capek, materi terlalu lama bikin capek, ada selingannya kayak gitu jadi nggak capek,” ungkapnya. PKK MABA Filkom mengusung tema The Spirit Wind Of Change, yang berarti perubahan angin. Panitia sendiri berharap maba nantinya bisa membuat karya nyata dan merealisasikan apa yang diinginkan. (bun/eff)

@uapkm_ub

9


BERITA PKK MABA

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

FKG Masih Ikuti PKK-Maba di FK

Malang-KAV.10 Acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMaba) berlangsung hikmat di Fakultas Kedokteran (FK) UB. Meskipun apel pagi yang mengawali rangkaian acara ini dimulai pukul 06.00 WIB, mulai dari pukul 05.30 WIB Maba FK dari yang terdiri dari enam jurusan, yang meliputi Pendidikan Dokter, Farmasi, Keperawatan, Kebidanan, Gizi, dan Kedokteran Gigi nampak sudah memadati lokasi apel yang terletak di lapangan samping gerbang Veteran UB. Lokasi apel tersebut terpisah dari lokasi acara inti yang terletak di Gedung Graha Medika lantai 2. Maba Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) yang terdiri dari 150 orang tahun ini masih mengikuti acara PKK-Maba bersamaan dengan jurusan FK UB lainnya. “Tapi tahun depan belum tahu apa dipisah atau tidak,” jelas Eka Lolita selaku Koordinator Staf Humas PKK Maba FK UB 2015. Selain itu, oleh dr. Loeki Enggar Putri, salah satu

pemateri PKK-Maba, disampaikan bahwa FKG juga masih dalam proses reakreditasi, mengingat FKG masih mendapat akreditasi C. “Semoga tahun 2015 ini Kedokteran Gigi sudah menyandang akreditasi B, atau bahkan A,” ujar Loeki. Tahun ini, FK UB memilih tema “Bersama-sama Menjadi Calon Tenaga Kesehatan yang Beriman dan Cerdas demi Memajukan Bangsa”. Tema ini berhubungan dengan visi dari FK itu sendiri, yakni menjadi “institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan yang terkemuka, bertaraf internasional dan berjiwa enterpreneur”. Rangkaian acara PKK Maba FK UB ini juga diwarnai dengan video sambutan beberapa petinggi FK UB, seperti Bambang Prijadi selaku Wakil Dekan III FK, Risky Fadli selaku ketua Badan Eksekutif Mahasiswa FK, juga Raymond Pangestu Halim selaku Ketua Pelaksana Operasional PKK-Maba FK 2015. (agm/aya)

Sangar dari Luar, Erat di Dalam MALANG-KAV.10 Setelah selesai mengikuti kegiatan Rangkaian Acara Jelajah Almamater (RAJA Brawijaya 2015) kemarin. Hari ini (02/09) para Maba kembali mengikuti kegiatan PKK Maba di fakultas masing-masing. Salah satunya yakni PKK Maba di Fakultas Teknik (FT). Fakultas yang selalu diidentikkan dengan keeratan dan kekompakannya ini, punya alasan atas budaya yang dibentukya tersebut. Seperti yang dinyatakan oleh Rizqi Gumilang, Ketua Pelaksana Mahasiswa dari acara PKK Maba di FT. Rizqi mengatakan bahwa mereka selalu menekankan kepada Maba kalau memang di Fakultas Teknik itu tidak bisa kerja sendiri, semua harus dikerjakan secara bersama-sama. “Dari semua tugas, harus dikerjakan berkelompok. Dari dosen sendiri juga bilang kalo sudah keluar nanti, kerja pun gak bisa sendiri-sendiri.” Jelasnya. Alasan ini dibenarkan pula oleh Slamet Wahyudi, Pembantu Dekan 3 FT sekaligus Ketua Pelaksana di PKK Maba 2015. “Yang pertama itu kekompakkan. Together be the best.

10

Prestasi tanpa kekompakkan, percuma saja.” Tuturnya bersemangat. Untuk membangun budaya tersebut, Fakultas Teknik selalu melibatkan seluruh warga Fakultas Teknik pada setiap kegiatan, termasuk di serangkaian acara PKK Maba ini, yang salah satu kegiatannya adalah Kemah Kerja Mahasiswa (KKM), atau semacam pengabdian masyarakat Mahasiswa Teknik yang dilaksanakan sebagai acara penutup dari rangkaian acara PKK Maba FT. Selanjutnya Slamet mengatakan bahwa kegiatan KKM ini dilaksanakan selama 3 hari 2 malam. “Dosen, maba, panitia, tidur di camp semua. Untuk tanggal tepatnya, nanti panitia rapatkan lagi setelah ini.” Tukasnya. Pembantu Dekan 3 Fakultas Teknik ini juga menanggapi tentang penilaian orangorang mengenai ciri khas yang melekat di Fakultas Teknik. “Dari luar memang Teknik terlihat sangar, padahal ya ini, yang terpenting kebersamaannya ini aja.” (hun/ard)

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 1

Rabu, 2 September 2015

BERITA PKK MABA

Status FKH, Hadiah untuk Maba Kedokteran Hewan MALANG-KAV.10 Tahun 2015 menjadi tahun pertama bagi Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (UB) menyandang status fakultas. Sebuah hadiah untuk mahasiswa baru 2015 Kedokteran Hewan, pihak Dekanat mulai menggunakan penyebutan status fakultas dalam Rangkaian PKK-Maba di Kedokteran Hewan UB. Sebelumnya Kedokteran Hewan berdiri sebagai salah satu program di UB sejak 2008. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Agung Pramono dalam pidato sambutannya mengatakan bahwa tahun ini Program Kedokteran Hewan (PKH) telah resmi menjadi FKH. Ia mengatakan bulan lalu, FKH telah berhasil mengatongi izin dari Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebagai fakultas. “Hanya kurang pengesahan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara,” Selain itu, Agung mengakui bahwa sejauh ini plang-plang tanda pengenal di FKH memang masih bertuliskan Program Kedokteran Hewan. “Insyaallah bulan ini akan diubah segera kalau surat pengesahannya sudah turun,” janji Agung di depan 192 mahasiswa baru FKH.

www.kavling10.com

Mengutamakan kehangatan dan kebersamaan, Agung menginginkan mahasiswa baru FKH merasa bahagia mengikuti PKK-Maba Fakultas. Agung juga berpesan pada mahasiswa baru FKH agar mampu berkompetisi dan berkontribusi memajukan Indonesia dalam bidang kesehatan hewan. Namun Ia mendorong agar mahasiswa baru FKH terus meningkatkan kemampuan dan minat diluar bidang kedokteran hewan. “Yang suka menari, tetap menari. Yang suka menyanyi, tetap menyanyi. Kembangkan terus dengan tetap berkegiatan,” tutur Agung menambahkan. Ditengah semangat status baru FKH, pelaksanaan PKK-Maba FKH tidak mengalami perubahan. Ketua pelaksana PKK-Maba FKH, Brian Widagdo tidak ingin merubah tradisi yang telah ada di tahun-tahun sebelumnya. Mahasiswa baru FKH akan lebih banyak mendalami kegiatan terkait karya ilmiah dan mempresentasikannya dalam PKK-Maba Fakultas. “Prinsipnya kita tetap berbasis vateriner. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Brian. (ain/ard)

@uapkm_ub

11


BERITA PKK MABA

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

Moral, Nilai Utama dalam Pendidikan MALANG-KAV.10 Hari pertama kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKK-Maba) Fakultas Hukum, Rabu (2/9) dilaksanakan dalam ruangan. Restoratif berbasis moralitas , organisatoris , intelektual dan solutif merupakan tema dari kegiatan PKK-MABA tahun ini. Kegiatan diisi dengan penyampaian materi yang berhubungan dengan tema tersebut. “Restoratif merupakan suatu istilah hukum, yang maksudnya pengembalian keadaan seperti semula ke dalam masyarakat. Sehingga mahasiswa perlu memiliki moralitas, organisasi, intelektual dan solutif sebelum diterjunkan kembali ke masyarakat,” jelas Markus Harfian selaku Ketua Panitia PKK-Maba Fakultas Hukum. Luky Endrawati selaku Ketua Pelaksana PKK-Maba Fakultas Hukum, menyampaikan bahwa nilai moral perlu dikedepankan, karena kualitas moral adalah kunci dari kesuksesan pendidikan. “Apalagi kami sebagai lembaga yang berkaitan dengan masalah hukum sangat perlu penanaman nilai moral di dalamnya,” tambahnya.

Luky menyebutkan bahwa akhirakhir ini kualitas moral mahasiswa menurun, indikatornya dapat dilihat dari kualitas akademik yang semakin menurun. “Hal ini dapat dilihat dari catatan kami untuk semester ini (semester genap tahun ajaran 2014/2015, red) saja menunjukkan sekitar 67 mahasiswa diblokir SPP nya dan hanya 35 mahasiswa saja yang beritikad baik untuk menghubungi kami,” lanjut Luky. Selain menekankan pada nilai moral, organisasi juga perlu dikembangkan dalam kehidupan kampus. Karena dari kegiatan organisasi akan membentuk mahasiswa yang mampu berkoordinasi dengan baik dan juga melatih nilai tanggung jawab agar siap dikembalikan ke masyarakat. “Dalam kegiatan PKK-Maba nantinya juga akan diberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan masalah observasi. Dengan memberikan persoalan seputar isu-isu yang berkembang saat ini, nantinya kami harapkan mahasiswa mampu mencari solusi dan saran terkait persoalan tersebut,” tukas Markus. (irp/lil)

PKK Maba FP Sebagai Syarat Wisuda MALANG-KAV10. Dwi Retnoningsih, staf WD III menjelasakan PKK-MABA Fakultas Pertanian (FP) kali ini menjadi syarat mahasiswa untuk menerima beasiswa, mengikuti organisasi, dan pengajuan wisuda. Jika tidak bisa mengikuti PKK Maba tahun ini, tambahnya, mahasiswa baru dapat mengulang PKK Maba tahun depan. ”Kalau memang benar benar sedang berhalangan karena ada kegiatan yang sangat penting, kami akan memberikan surat dispensasi untuk mengulang tahun depan,” katanya. Namun begitu, aturan ini tak berlaku bagi mahasiswa Seleksi Alih Program (SAP). Saat ini ada sembilan mahasiswa SAP yang mengikuti PKK-MABA. Mahasiswa tersebut berasal dari Innstitut Pertanian Bogor (IPB). Dwi juga memperjelas lagi aturan

12

aturan dari Surat Keputusan (SK) Rektor yang harus dipatuhi seluruh mahasiswa baru. Aturan itu berisi larangan kepada maba membawa kendaraan pribadi selama satu semester. Sanksi pun sudah disiapkan. Dwi menyebutkan, pihak fakultas akan bekerjasama dengan kordinator lapangan eksternal untuk memantau maba yang kedapatan membawa kendaraan. Maba yang diterima fakultas pertanian berjumlah 1214, namun hanya 1068 maba yang mendaftar ulang. Kurang lebih seratus mahasiswa masuk lewat jalur undangan namun tidak mendaftar ulang. PKK Maba FP tahun ini mengangkat tema Memahasiswakan Mahasiswa. Seperti yang diutarakan Kapel Akhmad Khoirudin, soal tas dan nametag tidak aneh aneh lagi. (ziz)

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 1

Rabu, 2 September 2015

CATATAN PU

Karena Kamu Memilih Pilihan yang Tepat

Perayaan kehidupan setelah menjalani serangakaian pendidikan wajib adalah euphoria. Euphoria yang menjadi tonggak sejarah manusia. Terutama untuk kalian para mahasiswa baru yang mengalami selebrasi hidup dan masuk lingkungan baru kamu di sebuah universitas negeri di Kota Malang. Universitas tersebut adalah Universitas Brawijaya, dan apakah UB adalah pilihan anda? Oke kita masuk ke ranah UB itu sendiri. Universitas Brawijaya adalah sebuah universitas (dipaksakan) besar dengan total 15 fakultas. Pertanyaannya adalah apakah anda yakin untuk memilih fakultas yang anda tetapkan dari banyaknya pilihan fakultas yang ada? Hingga masuk ke dalam jurusan tempat anda menuntut ilmu, apakah Anda yakin bahwa jurusan yang anda pilih adalah jurusan yang menjamin bahwa apa yang kamu lakukan di jurusan itu nantinya diikuti perasaan minat yang besar atau hanya sekedar formalitas saja? Saat saya merangkum tiga pertanyaan tersebut, ada beberapa poin yang anda harus jawab setibanya kuliah sudah dimulai hingga nanti, saat kalian mulai menyesal dengan pilihan yang ada. Pemaparan tersebut akan saya bahas berkesinambungan antara pertanyaan dengan kesimpulan nanti,karena saya berpikir bahwa hal itu adalah keadaan cukup yang menyesakkan, dimana tidak sedikit mahasiwa yang menyesal telah memilih pilihannya. Mungkin akan rasa sedikit penasaran, dimana saat kita ingin hidup dengan segala kebaikan yang ada, namun alam menganggap pilihan kita adalah sebuah perjudian besar dalam hidup kita hari ini dan untuk kedepannya. Defenisi Pilihan menurut seorang sosiolog Prancis, Jean Paul Sartre adalah sebuah keputusan dimana individu mencoba mengambil keputusan dalam hidupnya dengan faktor faktor seperti kondisi bawaan individu hingga melihat pengalaman dari berbagai keputusan yang pernah ia tentukan dalam hidupnya. Pilihan tersebut juga terkait bagaiman seorang individu dituntut untuk “berada dalam dirinya sendiri� yang sebelumnya tak bermakna hingga memberikan makna akan hidupnya tersebut. Lahirnya sebuah pilihan juga ditandai dengan adanya sebuah tantangan yang bertahap dari seorang individu. Tantangan tersebut pada akhirnya akan menciptakan lima tipe manusia melihatnya Dimulai dari tahap pertama tentang bagaimana manusia melihat tantangan adalah sebuah petaka dalam dirinya, hingga pada akhirnya manusia melihat tantangan adalah sebuah sesuatu yang harus Ia lewati untuk terus melanjutkan hidupnya.

www.kavling10.com

Menjadi Mahasiswa adalah sebuah tahap yang berat dalam melewati tonggak-tonggak sejarah dalam hidupnya, menjadi mahasiswa berarti harus memahami bahwa tanggung jawab yang dipikul seorang manusia jauh lebih besar daripada apa yang Ia pikirkan. Sartre sendiri dengan tegas merumuskan keadaan ini dalam sebuah kalimat tegas “ Ketika anda memilih, berarti anda memilih untuk seluruh umat manusia!� Memilih merupakan suatu permulaan tegas bahwa masa depan memiliki esensi yang besar bagi kalian mahasiswa daripada keadaan dimana kalian terhenti pada pemahaman masa lalu. Pemahaman tersebut pada akhirnya terus masuk pada keadaan dimana mahasisa harus berani mengambil keputusan-keputusan besar dalam hidup. Dimulai dari kalian memilih Universitas Brawijaya sebagai universitas pilihan, memilih fakultas dan jurusan yang kalian pilih bagaimanapun motif pemilihan tersebut, hidup menjadi orang bebas di perantauan, kawalan dari orang tua yang makin berkurang, memilih untuk fokus kuliah atau mencari kesibukan lainnya, hingga menentukan kapan kalian harus lulus. Semua pilihan itu membutuhkan individu-indivudu untuk bertangung jawab terhadap pilihannya. Karena selain bertangung jawab kepada diri sendiri, Mahasiswa juga harus bertangung jawab kepada lingkungan sekitar, almamater hingga negara tercinta. Pilihan apapun yang akan jalani kedepannya, khususnya saat menjadi mahasiswa akan selalu tepat dan berhasil dengan satu keadaan wajib. Mahasiswa harus bertangung jawab terhadap pilihannya. Selamat Ber-euphoria !

@uapkm_ub

13


NAMA RUBRIK

14

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 1

Rabu, 2 September 2015

www.kavling10.com

@uapkm_ub

NAMA RUBRIK

15


NAMA RUBRIK

16

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.