Juros pkk maba 2016 h3

Page 1

JURNAL PKK MAHASISWA BARU UB

Kavling 10

Tulis dan Kabarkan!

EDISI 3

KAMIS

1 September 2016

Maba sedang berorasi dalam An Election for Nation. Dok: Khoyrudin

PKK MABA FEB, Ciptakan Miniatur Pembuat Kebijakan Pemerintah MALANG-KAV.10 Hari kedua PKK MABA Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB cukup meriah karena ada acara An Election for Nation, dimana maba dituntut untuk memikirkan permasalahan ekonomi yang sedang terjadi di Indonesia dalam bentuk diskusi kelompok. Diskusi ini mengusung tema tax amnesty yang beberapa bulan ini menjadi pembicaraan media nasional. Maba dibagi menjadi tiga kelompok. Dua maba dari perwakilan tiap kelompok diibaratkan sebagai calon presiden dan wakil presiden yang sedang kampanye untuk mewujudkan solusi-solusi yang mereka temukan.

Enam perwakilan berorasi dengan baik, dengan suara membara telah membuat peserta lain bersorak-sorak seperti kampanye sebenarnya. Mereka menjelaskan satu persatu solusi yang dibawa, ada yang ingin menunda tax amnesty sampai Indonesia siap terlebih dahulu dan ada juga yang tegas agar perusahaan yang melanggar dicabut izinnya saja. Kapel PKK MABA FEB Irfan Iffat mengatakan acara ini ditujukan untuk maba agar dapat mendiskusikan pro dan kontra isu-isu terbaru di bidang ekonomi. Acara ini rutin diadakan setiap tahun dengan nama berbeda. Gregorius Edwardo Ferari, maba Jurusan Ilmu Ekonomi menjelaskan acara tersebut membuatnya mampu mengetahui inti permasalahan kebijakan tax amnesty. Gregorius menilai hal ini juga berguna bagi kuliahnya. ”Apalagi kalau saya mengambil minat Perencanaan Pembangunan, saya bisa tahu bagaimana perencanaan pembangunan Indonesia beserta tujuannya,” paparnya. Saat diledek untuk menjadi presiden, ternyata Greogorius menolak. “Saya ingin jadi wirausahawan saja dan bisa mebuat lapangan kerja, karena di rumah masih banyak yang menganggur. Kalau kerja banyak yang jadi tukang parkir dan bengkel kecil,” ungkapnya. (krd/bun)

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UNIVERSITAS BRAWIJAYA


UAPKM

SUSUNAN REPORTER

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Diterbitkan Oleh: Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa Universitas Brawijaya PELINDUNG:

REPORTER: Asry Prisda Putri Sihombing, Khoyrudin, Andika Prasada Yanuar Sitorus, Zakia Nur Rasyidah, M. Nuris Hisyam Ramadhani, Maya Ulfa, Sinta Isti Fitriani, Nadirah Ali

Rektor Universitas Brawijaya

EDITOR: Aulia Nabila, Ainun Syahida, Fitri Hayulinda Putri, Efrem Siregar

PEMBIMBING:

DESAIN: Rizqi Nurhuda Ramadhani

Asfi Manzilati PENANGGUNG JAWAB: Bunga Astana PEMIMPIN REDAKSI: Ainun Syahida REDAKTUR PELAKSANA: M. Nuris Hisyam Ramadhani

Kritik dan saran bisa disampaikanlangsung ke alamat kami di sekretariat bersama Gedung UKM ruang 2.4 UAPKM UB atau bisa menghubungi 085784806763 (Bunga) atau 085334197043 (ainun)

www.kavling10.com 2

www.kavling10.com

JURNA MAHASISWA


KAMIS

EDITORIAL

1 September 2016

Hari Terakhir?

AL PKK A BARU 2016

Tiga hari sudah berlalu, tuntas sudah penyambutan mahasiswa baru (maba), Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKK MABA) Fakultas tahun 2016. Meski telah selesai dan maba bisa bernafas sedikit lega, setahun kedepan adalah proses penyesuaian kehidupan kampus. Tidak menutup kemungkinan masing-masing fakultas masih melakukan kegiatan lanjutan tiap minggu. Tersaji sudah kemegahan, kemeriahan, dan kebanggaan dalam gelaran tahunan ini. Keterbukaan informasi kegiatan menjadi catatan yang harus diperbaiki di kepanitiaan fakultas. Masih banyak fakultas yang tertutup dan membatasi akses pencarian informasi. Padahal informasi tersebut merupakan salah satu bentuk dari pengawasan. Lebih parah lagi adalah pembatasan untuk menerima informasi. Padahal salah satu tujuan PKK MABA 2016 menurut panduan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) adalah memberikan kemampuan berpikir kritis, membaca, menulis, berkomunikasi secara efektif, mendengar, dan mengungkapkan pendapat. Apa tujuan dari pembatasan penerimaan informasi tersebut sejalan dengan tujuan PKK MABA dari Kemenristekdikti? Maba berhak menyeleksi sendiri informasi yang ingin dan tidak ingin diterimanya. Dengan begitu maba belajar berfikir kritis. Jika panitia melaksanakan kegiatan PKK MABA sesuai panduan Kemenristek, ditambah dengan kegiatan menarik dan menyenangkan maka untuk apa semua pembatasan itu? Kejadian-kejadian ini sungguh mengecewakan. Jika ini telah berlangsung bertahun-tahun maka sudah waktunya berubah. Apresiasi untuk setiap fakultas yang terbuka dalam memberikan informasi selama PKK MABA Fakultas. Meski tidak semua fakultas melakukannya. Larangan menerima informasi tidak bisa diterima. Setiap fakultas harus berbenah dan siap untuk dikabarkan serta mencegah kejadian yang sama terulang. Kedepan perlu dipertimbangkan untuk merancang pengenalan kehidupan kampus yang lebih menyenangkan, menumbuhkan simpati, toleransi, dan rasa persaudaraan. Perlu dipikirkan kembali agar tiap maba fakultas mau mengenal fakultas lainnya. Bukan ketakutan dan merasa asing dengan fakultas tetangga yang sebenarnya kawan juga. Jadi hari terakhir atau bukan, besok kita sama-sama mahasiswa. Harapannya yang lama mau tersenyum dan bersahabat dengan yang baru. Sementara yang baru mau menyesuaikan diri dan belajar pada yang lama. Selamat berproses!

@uapkm_ub

3


UAPKM

BERITA PKK MABA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Maba FKG Dilatih Jujur dengan Kartu Pelanggaran Safira selaku koordinator acara panitia PKK MABA FKG 2016. Supaya selaras, panitia juga mencatat pelanggaran yang dilakukan maba. Kemudian data dicocokkan antara kartu pelanggaran maba dengan catatan panita. Hal ini dilakukan panitia untuk menjaga keabsahan penulisan pelanggaran itu. “Kakak pendamping juga mencatat kesalahan yang dilakukan oleh maba,” tambah Dena.

Pemeriksaan barang bawaan oleh panitia. Dok: Andika MALANG-KAV.10 Melatih kejujuran pada mahasiswa baru (maba) menjadi salah satu unsur dalam kegiatan PKK MABA Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) 2016. Maba menulis sendiri pelanggaran mereka pada kartu pelanggaran. Pelanggaran yang dimaksud adalah ketika maba tidak membawa peralatan yang sudah ditentukan atau tidak mengerjakan tugas. “Mereka menulis sendiri kesalahan pada kartu pelanggaran untuk melatih kejujuran dan refleksi diri ,” ungkap Dena

PKK MABA FMIPA dan Fapet, Suasana Pagi yang Berbeda MALANG-KAV.10 Kondisi yang berbeda terlihat saat pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKK MABA) di hari kedua ini. Fakultas Peternakan (Fapet) sejak pukul 05.30 WIB sudah mengumpulkan mahasiswa baru (maba) didepan gedung II Fapet. Di depannya, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) juga mengumpulkan maba di hutan MIPA sejak pukul 06.00 WIB. Dari pengamatan Kavling 10, perbedaan yang mencolok tampak ketika FMIPA mulai mengadakan senam sejak pukul 06.30 WIB. Senam yang merupakan kegiatan rutin setiap tahun di Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Fakultas (PKKMF) MIPA ini menggunakan pengeras suara dan mengundang instruktur senam profesional, serta diikuti gelak tawa dari maba. Di depannya, Fapet sedang melakukan kontrol disiplin (kondis) maba.

4

Pada kegiatan PKK MABA FKG hari ini, tampak pula dilakukan mobilisasi maba FKG dari lapangan apel menuju ke ruangan yang diinstruksikan oleh koordinator lapangan (korlap) dengan suara tegas. “Suara tegas dari korlap ini untuk mobilisasi dengan cepat agar jadwal acara tidak molor,” jelas Dena. Hari ini maba FKG mendapatkan materi tentang orientasi mahasiswa (ormawa) yang disampaikan oleh Wakil Dekan III FKG, Prasetyo Adi. Materi ormawa tersebut salah satunya terdiri dari pengenalan organisasi di FKG seperti BEM, DPM dan klub-klub. Selain itu PKK MABA FKG hari ini juga dihadiri tamu dari Persatuan Senat Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia (PSMKGI). (dik/aya)

Kegiatan senam yang dilaksanakan di PKKMF MIPA ini dianggap sesuai dengan tema tahun 2016 yaitu “Green, Smart, and Happy”. Dengan kegiatan senam ini maba diajarkan untuk menjaga dan peduli kesehatan. “Ini juga adalah program dekan, dekannya senang dengan hal kesehatan,” ujar Suhadi selaku koordinator mahasiswa FMIPA. Sedangkan untuk kondis yang dilaksanakan di Fapet, panitia mengakui kegiatan ini hanya sebatas pengecekan barang bawaan, instruksi umum, dan sarapan. Firmansyah, panitia dosen dari Fapet, mengatakan bahwa keadaan tegang itu bukan karena marah-marah dari panitia atau kegiatan yang tidak memiliki esensi. “Acara kita ‘kan berkaitan dengan narasumber luar, harus jaga sikap. Jadi tadi pagi itu adalah apel untuk himbauan dan cek perlengkapan,” jelas Firmansyah. Meski perbedaan kondisi ini terlihat kontras, keadaan ini ternyata telah lebih dulu disepakati. Fajar WIrasandjaya selaku ketua pelaksana PKK MABA Fapet dan juga Suhadi selaku koordinator mahasiswa FMIPA mengakui telah lebih dulu melakukan koordinasi. “Kita sudah koordinasi dari eksternal dengan fakultas terdekat, sudah ada kesepakatan jam berapa mulai dan selesainya. Dan tadi tepat waktu,” jelas Suhardi. Menanggapi suara musik senam dari FMIPA, Firmansyah juga mengaku tidak masalah dengan keadaan tersebut. “Secara teknis tidak

www.kavling10.com

JURNA MAHASISWA


KAMIS

BERITA PKK MABA

1 September 2016 Rawan, Petugas Keamanan Diturunkan MALANG-KAV.10 Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan PKK MABA adalah petugas keamanan. Diturunkannya petugas keamanan ini bertujuan untuk menjaga keamanan lingkungan UB selama kegiatan PKK MABA berlangsung. Masing-masing fakultas dijaga ketat oleh sejumlah petugas keamanan yang diturunkan langsung oleh Mako (Markas Komando).

situ, tentu pengamanan kita lebih ketat. Mengantisipasi terjadinya bentrok jika ada kesalahpahaman atau hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar seorang petugas keamanan yang namanya tidak ingin disebut.

Widodo Yuwono selaku Wakil Kepala Keamanan Mako mengungkapkan bahwa petugas keamanan yang diturunkan saat PKK MABA berjumlah 67 petugas saat siang hingga sore dan 20 petugas saat malam. “Petugas lebih banyak saat siang hingga sore hari sebab biasanya saat mobilisasi pulang banyak terjadi gesekan dan cukup rawan untuk maba,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut Muhammad Akbar Nur Sasmita, Ketua Pelaksana (Kapel) PKK MABA FH mengaku sangat terbantu dengan peran petugas keamanan yang turut bertugas memobilisasi dan mengkondusifkan maba bersama dengan Koordinator Lapangan (Korlap) di FH. “Dengan adanya petugas keamanan ini, maba akan merasa bahwa ini (ospek) bukan hanya soal perpeloncoan tapi ini memang profesional karena ada jaminan keamanan dari petugas,” ujarnya.

Widodo menambahkan bahwa petugas keamanan paling banyak ditugaskan untuk berjaga di Fakultas Hukum (FH), sebab di FH biasanya rawan terjadi gesekan antar panitia dengan Fakultas Teknik (FT). Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi gesekan lagi.

Tak jauh berbeda dengan FH, Kapel PKK MABA Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Adif Dja’far Maulana menegaskan bahwa keamanan adalah hal yang penting untuk maba, selain ada petugas keamanan, maka diadakan mobilisasi untuk menjaga keamanan maba..

Menurut salah satu petugas keamanan yang berjaga di depan pos FH, saat bertugas pada musim maba seperti ini dibutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Pasalnya, mereka harus berjaga ketat mulai dari memobilisasi maba hingga menangani masalah ekternal dan internal dari pihak panitia.

Karisma Yanti salah satu maba FH 2016 mengungkapnya bahwa ia merasa aman dikawal saat mobilisasi pulang, terlebih ia tidak perlu merasa penuh sesak saat berjalan pulang karena sudah ada yang mengatur. Namun alangkah lebih baik jika panitia tidak usah berteriak-teriak. (sin/fhp)

“Tidak jarang ada panitia antar fakultas yang berselisih. Di

FP Tanamkan Pondasi Toleransi Beragama

lain, tidak hanya saling menyapa tapi juga jangan ragu untuk mendatangi undangan seremonial meskipun datang dari komunitas agama lain. “Pondasi toleransi ini memang perlu ditanamkan pada mahasiswa, apalagi akan lebih baik jika ada tindak lanjut akan hal itu,” terang Taufiq. Ia menambahkan fakultas harus jeli dalam mentransfer nilai-nilai budi pekerti dan agama kepada mahasiswa; bukan hanya dosen agama yang melakukan, tapi juga dosen-dosen keilmuan lainnya agar nilai-nilai itu bisa bertahan lama.

MALANG-KAV.10 Dalam sesi materi yang bertema “Urgensi Agama dan Bernegara,” Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Malang, H. Ahmad Taufiq Kusuma menyampaikan betapa pentingnya pondasi agama dalam menjalani kehidupan bernegara. “Beragama dan bernegara itu ibarat ikan dan air, tidak dapat terpisahkan,” ujarnya.

Sehubungan dengan hal ini, Syafrial WD III FP mengatakan bahwa memang sudah dicanangkan program lanjutan penanaman budi pekerti bagi Maba. Nantinya dalam kegiatan lanjutan PKK MABA POSTER FP mingguan, dalam sesi mentoring akan melibatkan organisasi kerohanian untuk bekerja sama dengan panitia dan pihak fakultas dalam program Penanaman Karakter Berbasis Religi (PKBR).

Taufiq mengungkapkan bahwa dalam bernegara perlu untuk bertoleransi terhadap masing-masing pihak. Menjalin kerukunan beragama tidak akan mengganggu akidah selama tahu batas masing-masing. Maba FP mempertanyakan seperti apa batas toleransi beragama, Taufiq mencontohkan bahwa dalam membangun komunikasi dengan komunitas

Menurut Dennis Ardiansya Ketua panitia POSTER, PKBR adalah salah satu hal yang baru dari pelaksanaan PKK MABA FP tahun ini. Sebab meski tahun sebelumnya PKBR sudah diatur dalam UU Prombinmaba, namun tidak berjalan lancar karena pengawasan kurang maksimal serta tidak dijadikan poin penilaian kelulusan PKK MABA. (nur/bun)

AL PKK A BARU 2016

@uapkm_ub

5


UAPKM

OPINI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Pilihanmu Tanggung jawabmu, Pilihan Mereka Tanggung jawab Mereka Ainun Syahida Atsari* “Kitalah yang menentukan diri kita dalam menentukan pilihan-pilihan. Kalaupun saya jujur terhadap diri saya, saya yakin akhirnya saya akan menemukan arah yang tepat. Kebenaran tidaklah datang dalam bentuk instruksi dari siapa pun juga, tetapi harus dihayati secara kreatif.� –Soe Hok-gie

Teman-teman sekarang resmi menyandang status mahasiswa. Meski demikian sebaiknya jangan merasa puas dengan berhasil menembus masuk gerbang pendidikan yang baru ini. Kemegahan yang sekarang tampak tidak akan merubah apapun pribadi teman-teman tiga tahun mendatang, seandainya rasa puas itu mengalahkan keinginan untuk bergerak dan berpikir bebas. Meskipun bukan rumus, seringkali dikatakan jika pengalaman yang akan memberikan pemahaman. Menjadi mahasiswa adalah memilih untuk kebebasan dan belenggu sekaligus. Inilah sistem yang dipatenkan untuk menjadi mahasiswa era globalisasi, untuk memahami dan mendapatkan kebebasan dari tempat yang memenjarakan. Tanda-tanda mahasiswa terpenjara sebenarnya marak, hanya saja tidak disadari dan terus diabaikan. Mahasiswa nyaris serupa pahlawan masyarakat jika kita berkaca dari masa lalu. Kini mahasiswa tetap pahlawan masyarakat, penyelamat ekonomi warga. Di masyarakat perubahan ini diterima dengan menjadikan mahasiswa sebagai objek meraup keuntungan, mengisi pundi-pundi rupiah. Antara demi memenuhi kebutuhan dan tuntutan gaya hidup, mahasiswa adalah pasar yang menjanjikan bagi masyarakat. Satu contoh, menjamurnya pedagang perlengkapan ospek musiman yang mudah dijumpai menjelang masuknya mahasiswa baru. Belum lagi fenomena mahasiswa yang mendewakan ruang kuliah, lulus cepat, dan merasa cukup dengan duduk nyaman di kursi kelas menjadi gambaran nyata yang entah sejak kapan mulai dibiasakan kalangan mahasiswa. Sejalan itu, hilang sudah anggapan mahasiswa sebagai penyuara kebebasan bagi masyarakat. Luntur pula rasa bangga masyarakat pada mahasiswa yang bisa diandalkan, memberi solusi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.

6

Jadilah paradigma mahasiswa di masyarakat bergeser sebagai anak manusia yang beruntung dapat mengakses pendidikan tinggi dengan biaya selangit. Tidak heran karena biaya yang tinggi itu pula akhirnya mahasiswa cenderung berfikir individualis dan pragmatis, mentalnya terbentuk demi menyelamatkan diri sendiri. Parahnya mahasiswa yang gagal melepaskan rasa nyaman tugas akademik terbelenggu, sampai terjerumus sikap apatis. Entah secara sengaja atau tidak, konsep kegiatan pengenalan kehidupan kampus turut mendukung membentuk pola pikir praktis dan sikap konsumtif semakin menghagemoni di mahasiswa. Mengingat seringkali daftar tugas dan barang-barang bawaan prasyarat yang harus dibawa mahasiswa baru begitu banyak. Justru membuka peluang usaha pengerjaan tugas pengenalan kehidupan kampus oleh penjual bahkan mahasiswa senior. Jika dipikir lagi pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru justru menunjukkan kesan serba diatur. Bahkan akhirnya sistem yang tidak jauh berbeda tiap tahunnya tersebut, ikut membentuk mental mahasiswa minim inisiatif. Lebih parahnya muncul kecenderungan di mahasiswa untuk mengikuti aturan atas dasar ketakutan, bukan kesadaran. Akhirnya niat yang muncul bukan karena ingin belajar mengenal kampus dan kehidupan mahasiswa, tetapi terpaksa ikut demi selembar sertifikat kelulusan. Kita tidak selamanya menjadi mahasiswa. Sementara sekarang menjadi mahasiswa, maka maksimalkan kemauan dan kemampuan kita. Bagaimanapun kita mempunyai potensi-potensi yang berbeda dan patut di apresiasi. Paling penting adalah memberanikan diri mengambil inisiatif untuk berbuat dan bertanggung jawab. Sesuai tulisan dari Soe Hok-gie, lebih baik bertindak keliru daripada tidak bertindak karena takut salah. Inilah kesempatan kita sebagai mahasiswa

www.kavling10.com

JURNA MAHASISWA


KAMIS

OPINI

1 September 2016

AL PKK A BARU 2016

untuk belajar berani. Kesempatan kita untuk bertindak lebih dari saat kita menjadi siswa dulu. Disisi lain selama proses di kehidupan kampus ini kita melatih diri untuk menjadi lebih bijak dengan tanggung jawab. Pengenalan kehidupan kampus selama tiga hari ini belum akan selesai. Proses pengenalan akan terus berjalan seiring kita belajar di universitas ini. Selama itu, hak kita untuk mengembangkan diri lewat kebebasan mimbar akademik. Mengembangkan diri dan terus berproses melalui unit kegiatan mahasiswa atau organisasi mahasiswa lainnya. Juga menjadi kewajiban kita, mengamalkan keilmuan sesuai Tridharma Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Apa yang terjadi tiga hari kebelakang, hanya sebagian kecil dari kehidupan kampus. Sebagian besarnya justru membuyarkan gambaran kehidupan kampus. Tekanan dalam kehidupan kampus di keseharian mahasiswa secara nyata tidak didapatkan melalui instruksi dalam bentakan. Hal tersebut tidak relevan dengan kehidupan kampus. Sah jika kita menuntut perubahan. Akan lebih mendidik jika kita diperlakukan selayaknya sesama orang dewasa. Diberikan pilihan untuk kebebasan dan berani bertanggung jawab. Semestinya mahasiswa baru bisa diperlakukan sewajarnya orang dewasa. Pola komunikasi untuk setiap instruksi yang dibangun untuk mendisiplinkan, semestinya dibangun secara elegan dan bersemangat. Pada akhirnya mahasiswa seperti kita harus mencari jalan sendiri menentukan target, memilih pilihan-pilihan. Terus memperluas pengalaman dan memperbanyak kemampuan, atau membatasi diri pada pencapaian tertentu. Mencoba menghayati hidup dengan melihat pada kepentingan pribadi atau memilih memahami dan menyelesaikan masalah masyarakat. Semua pilihan mengandung konsekuensi dan kompromi masing-masing. Sekali lagi masih sepakat dengan Soe Hok-gie, kita sendirilah yang menentukan pilihan-pilihan kita. Termasuk pilihan kita untuk menjadi mahasiswa. Melihat fenomena mahasiswa dan kehidupan kampus, kini banyak mahasiswa memilih untuk mengukur diri dengan medali, sertifikat, popularitas atau uang. Jika semua memilih seperti itu, kemudian siapa mahasiswa yang akan menjadi jujur melihat keadaan dan bergerak mengubah tatanan yang membelenggu kita berfikir bebas? Kita tidak layak dikerdilkan dengan imingiming hingga ancaman-ancaman. *Mahasiswa Universitas Brawijaya 2013

@uapkm_ub

7


UAPKM

BERITA PKK MABA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Filkom dan FTP Yakin Tidak ada Perpeloncoan

Simulasi tugas selfie oleh panitia PKK-MABA Filkom. Dok: Maya MALANG-KAV.10 PKK-MABA hari kedua Filkom masih terlihat sama seperti hari pertama. Upacara persiapan terlihat meriah seperti hari pertama dengan pelepasan balon dan lagi-lagi panitia memberikan tugas wajib yang unik yaitu selfie. Menurut Wayan Firdaus Mahmudi, Dekan Filkom, mahasiswa baru (maba) bukan seseorang yang harus ditindas. Tujuan dari PKK-MABA adalah agar maba beradaptasi dengan lingkungan perguruan tinggi dan dapat menjalin hubungan baik dengan senior, sehingga materi tersampaikan dengan baik dengan cara yang baik pula. “Ketertiban adalah hasil pendidikan dalam jangka waktu lama, saya tidak yakin dengan waktu singkat disiplin itu bisa terbentuk,” ungkap Wayan. Menurut Tami Nadia, Koordinator Acara PKKMABA Filkom, mendisiplinkan maba tidak perlu dengan kekerasan. “Penugasan tidak berat dan tidak konyol, kita tidak pakai sistem perpeloncoan, mereka bawa tugas karena ada esensinya. Roti, susu, air mineral, untuk sarapan karena berangkat dari pagi,” paparnya. Afridha Berliani, Maba Filkom, mengatakan PKKMABA di Filkom lebih ringan dibanding fakultas lain. Pasalnya, teman-temannya di fakultas lain mengeluhkan tugas yang banyak dan rumit. “Aku tugasnya banyak banget terus aku disuruh buat name tag, bawa nasi, ini, itu,” katanya sambil

8

menirukan perkataan temannya. Hal yang sama juga terlihat di FTP, tidak ada atribut maupun tugas mencolok yang diwajibkan kepada maba. Teriakan hanya sesekali terdengar saat pendataan penugasan dan ketika ada maba yang terlambat. “Penugasan sangat ringan, seperti buku tugas hand made, papan kelompok, buku angkatan, dan catatan kesehatan,” ungkap M. Fahrurrozi, Ketua Pelaksana PKK-MABA jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP) FTP. Fahrurrozi juga menambahkan bahwa tujuan pemberian tugas adalah agar maba lebih aktif dan kreatif. “Ospek untuk memperkenalkan dan membekali siswa baru tentang kehidupan kampus FTP, kami mengurangi tingkat perpeloncoan untuk kesolidan angkatan dan untuk mengenalkan TIP,” paparnya. Namun Kapel PKK-MABA Filkom Mochammad Ali menyatakan kurang setuju dengan kegiatan PKK-MABA yang terlalu santai dan bebas seperti di Filkom, karena pembentukan mental pada maba nantinya kurang mengena. “Sebenarnya kurang setuju, tapi intruksi dari dosen memang seperti itu, kalo ospek seperti fakultas lain udah ketinggalan jaman. Mereka ke kampus untuk belajar sehingga tidak perlu ada ketakutan ketika masuk kuliah,” ujarnya. (jon/aya)

www.kavling10.com

JURNA MAHASISWA


KAMIS

BERITA PKK MABA

1 September 2016

Maba vokasi mengenakan pakaian batik. Dok: Andika

Batik Penuhi GOR Pertamina MALANG-KAV.10 Batik Indonesia telah diakui keberadaanya oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Bukan hanya suatu kebanggaan saja tapi harus dengan tindakan nyata untuk menjaga dan melestarikan. Maka dalam kegiatan PKK MABA Vokasi 2016 hari ini dilakukan inovasi baru, yakni mengenakan pakaian batik. Alhasil, Gelanggang Olah Raga (GOR) Pertamina yang menjadi lokasi PKK MABA Vokasi hari

AL PKK A BARU 2016

ini pun dipenuhi dengan maba Vokasi yang mengenakan pakaian batik. Generasi muda Program Pendidikan Vokasi diharapkan menjadi pelopor dalam melestarikan batik karena minat generasi muda terhadap batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia mulai menurun. “Tujuan maba menggunakan batik agar lebih mencintai Indonesia, selain itu baju hitam putih sudah digunakan dua hari di PKK MABA universitas dan fakultas dan ada kegiatan-kegiatan lain yang menggunakan baju hitam putih,” ungkap Faktur, ketua pelaksana PKK MABA Vokasi 2016. Dalam pelaksanaan PKK MABA Vokasi 2016 hari ini maba membentuk paper mob yang desainnya telah disiapkan oleh panitia. Selain itu terdapat materi orientasi mahasiswa (ormawa) yang diberikan oleh badan eksekutif mahasiswa (BEM), dewan perwakilan mahasiswa (DPM), himpunan, serta lembaga semi otonom (LSO). Selain itu, terdapat pula beberapa penampilan dari LSO yang bersifat memberikan hiburan bagi maba dalam rangkaian PKK MABA Vokasi 2016. “Panitia 2016 memberikan backsound dan lighting yang bagus untuk membuat acara tidak membosankan. Selain itu terdapat kolaborasi dari LSO Vokasi yaitu homeband dan vocal grup,” ungkapnya. (dik/aya)

@uapkm_ub

9


BERITA PKK MABA

10

UAPKM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

www.kavling10.com

JURNA MAHASISWA


KAMIS

BERITA PKK MABA

1 September 2016

AL PKK A BARU 2016

@uapkm_ub

11


BERITA PKK MABA

UAPKM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Salahkah bila kita menghargai pikiran yang merdeka, yang tidak dikejar-kejar, yang tak diusut dan diancam, sebuah pikiran yang tak ditakut-takuti oleh cap ‘berdosa’ atas nama Tuhan ataupun kewaspadaan?

12

-Goenawan Mohamadwww.kavling10.com

JURNA MAHASISWA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.