Majalah volume 1

Page 1

Edisi Maret 2012

MAJALAH UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KAVLING 10 Tegur Sanubari Mahasiswa

EKONOMI MILIK RAKYAT Pertahanan Ekonomi Ala Masyarakat Menengah

www.kavlingsepuluh.blogspot.com


Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa

TULIS DAN KABARKAN!

ali.kav


SALAM REDAKSI SUSUNAN REDAKSI SALAM REDAKSI PELINDUNG

E

konomi Kerakyatan, didefinisikan sebagai suatu sistem ekonomi yang berdasarkan pada kekuatan ekonomi rakyat, dimana kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar rakyat adalah mengelola segala macam sumber daya ekonomi yang dapat diusahakan dan dikuasainya. Ekonomi Kerakyatan ini dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal dalam mengelola lingkungan dan tanah mereka secara turun temurun. Dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis masyarakat, artinya hanya ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup, Ekonomi Kerakyatan ternyata mampu bertahan di tengah persaingan ekonomi global. Konsep Ekonomi Kerakyatan yang sederhana tapi dapat dirasakan hingga lapisan masyarakat paling bawah dinilai sebagai strategi yang ampuh untuk membangun kesejahteraan bangsa. Realitanya, perekonomian Indonesia yang sempat diselamatkan oleh keberadaan Ekonomi Kerakyatan ketika terjadi krisis ini justru saat ini cenderung kapitalis. Tidak sedikit keberadaan pasar tradisional, koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) diabaikan, bahkan digantikan dengan pasar modern. Sebagian besar masyarakat pun juga mendukung berdirinya pasar modern, bahkan menganggapnya sebagai lifestyle mereka. Majalah Kavling 10 yang diterbitkan perdana oleh UAPKM UB ini akan mencoba mengulas lebih lanjut mengenai eksistensi Ekonomi Milik Rakyat di Indonesia dan memberikan wacana penting bagi pembaca, khususnya mahasiswa, untuk berpikir kritis terhadap fenomena ekonomi Indonesia saat ini. Selamat membaca para generasi bangsa, kemajuan Indonesia di tangan kalian. Salam Persma !

Rektor Universitas Brawijaya

PENANGGUNG JAWAB Faiz Nashrilllah

KORDINATOR MEDIA Dhea Candra Dewi

PEMIMPIN REDAKSI Elyvia Inayah

REDAKTUR PELAKSANA Fitrotul A’ini

EDITOR

Faiz Nasrillah, Dedy Siswanto, Wendy I Hakim

REPORTER

Fadrin Fadhlan B, Nadhila S, Muchid Abd Aziz, Noor alifa, Bagus N, Karina Trihapsari, Sany Eka

FOTOGRAFER

Bayu Yoga Dinata

KREATIF DESIGN & LAYOUTER Ahmad Yani Ali R

KARIKATUR

Ahmad Yani Ali R

TIM SPONSOR

Herda Prabadipta, Dedy Christiyanto

ALAMAT REDAKSI, SIRKULASI, IKLAN, DAN PROMOSI Sekber Unit Aktivitas Mahasiswa, Kav.10 Jl. MT Haryono 169 Malang 65145 Website : www.kavlingsepuluh.blogspot.com Twitter : @uapkm_ub Kontak : Herda P (085781299492) Redaksi menerima tanggapan, tulisan, kritik, maupun saran pembaca sekalian yang berkaitan dengan lingkungan Universitas Brawijaya, bisa melalui sms ke 085751145207 atau bisa juga langsung disampaikan ke Redaksi Kavling 10

Diterbitkan oleh LPM Kavling 10


Table of Content

5

26

Mengintip Sudut Pembangunan Jawa Timur

29

Ruang Utama

Survei : Relevansi dan Tumbuh Kembang Koperasi Gazebo : Bisnis dengan Limbah

33

Dibalik Lensa

39

Profil : Muhamad Yunus, Pahlawan Bagi Kaum Papa

11

41

Ruang Khusus

UKM : Si Kecil yang Bertahan Meski Krisis

Balkon : Xpress 2 Exist : Tak Kalah Pemira UB

43

Sastra : Simfoni Hitam, Menadah Hujan, Kumpulan Puisi

49

16

Ruang Khusus

Retail Tradisional Tergilas Kemodernisasian

Resensi Film : The Pirates of Silicon Valley

50

Resensi Buku : A Development Alternative for Indonesia

51

Opini

67

Komik Si Kasep : Kreatif, Solusi Masalah Ekonomi

22

Ruang Utama

Koperasi, Nasibmu Kini

5 | Kavling 10

M


KEDIRI MALANG

herda.kav

BLITAR

RUANG UTAMA

Mengintip Sudut Pembangunan Jawa Timur Kavling 10 | 5


RUANG UTAMA RUANG UTAMA

Persaingan antar para pemerintah kota untuk menciptakan kotanya menjadi sebuah kota yang terpandang di kancah nasional maupun internasional, menjadi salah satu fenomena yang menarik. Kota kita sendiri, Kota Malang seolah tidak mau kalah dalam persaingan tersebut. Sebagai contoh, sudut-sudut lahan kota yang masih kosong dengan gencarnya dibangun. Bercermin dari 2 (dua) kota tetangga, yaitu Kediri dan Blitar, artikel ini akan mengupas soal pembangunan di beberapa sektor yang terkait dengan bidang ekonomi. Kota Blitar dan Kediri dipilih sebagai kota pembanding karena kedua kota tersebut memiliki karakteristik dan isu strategis yang hampir sama dengan Kota Malang. Secara umum, permasalahan yang diangkat dalam paparan ini adalah pendapatan daerah, pembangunan di sektor perniagaan, kesinergisan kebijakan pembangunan dengan kebutuhan warga kota, dan seputar permasalahan usaha mikro. Malang, Pembangunan dalam Kesempitan

M

alang adalah kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur, merupakan kota dengan daerah perbukitan di Jawa yang sangat menarik, terletak di aliran sungai Brantas. Malang merupakan daerah yang memiliki potensi tinggi dalam pembangunan ekonomi. Kota ini memiliki daerah persawahan, perkebunan, pantai hingga daerah industri. Kota yang memiliki julukan “Paris Van East Java” ini pun tengah giat mengadakan pembangunan untuk menjadi salah satu kota yang patut diperhitungkan di Indonesia. Kota Malang memang tidak hanya melakukan perencanaan pembangunan di tingkat kota, tetapi juga tingkat regional, bahkan nasional. Hal tersebut diperkuat dengan argumen pihak Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kota Malang. “Daerah-daerah seperti Blitar, Trenggalek, Probolinggo itu kan susah untuk mencapai Surabaya karena terhalang lumpur Lapindo. Kalau di Malang kan belanjanya lebih enak. Apalagi sebentar lagi Bandara Abdurrahman Saleh itu menjadi bandara besar. Sebentar lagi pesawatpesawat besar itu masuk ke sana,” jelas Erik S. Santoso, Kepala Bidang Tata Kota

6 | Kavling 10

Bappeda Kota Malang. Namun, terjadi ketidak-sinergisan antara tujuan pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah, dengan pihak rakyat. Salah satu bentuk ketidak-sinergisan itu, timbul pada kasus revitalisasi beberapa pasar di Malang kota. “Pedagang itu tidak mau tahu soal perencanaan makro seperti ini, mereka tidak mempunyai kepentingan, kepentingan mereka adalah bagaimana mereka dapat berjualan setiap hari dan tetap dengan rutinitasnya. Mereka tidak setuju karena zona nyaman mereka diganggu oleh adanya pemindahan pasar ke TPS (Tempat Penampungan Sementara,red),” tambah Erik kemudian. Terlepas masalah pembangunan kota, pertumbuhan ekonomi Kota Malang setiap tahunnya terus meningkat ke arah nominal yang lebih tinggi. Pendapatan daerah terbesar kota Malang didapat dari hasil pajak daerah, yang terdiri dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, dan pajak parkir. Terlihat dalam struktur dan realisasi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Kota Malang pada tahun 2008, ruang sebesar 51,97% dalam total PAD keseluruhan didapat dari sektor hasil pajak daerah. Sisanya didapat dari hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan asli daerah lain


RUANG UTAMA RUANG UTAMA

yang sah. Selain dari pendapatan pajak, ternyata mahasiswa juga menjadi salah satu penyumbang PAD terbesar di Kota Malang. Memang ada banyak sekali universitas di Kota Malang dan kebanyakan mahasiswa berasal dari luar Kota Malang atau dapat dikatakan pendatang. Setiap tahunnya diperkirakan tidak kurang dari 300 miliar bergulir di kota pendidikan ini hanya dari kantong mahasiswa. “Ini menjadi salah satu penyebab tingginya pertumbuhan ekonomi di Kota Malang setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi Kota Malang berkisar 6,68 persen setahun, sementara pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur hanya 6,67 persen,” ujar Wali Kota Malang Peni Suparto, Rabu (2/3/2011), dalam pekan panutan pajak penyampaian SPT tahunan Kota Malang, sebagaimana dikutip dari regional kompas. com. “Jika dari 300.000 mahasiswa itu setiap bulannya mendapat kiriman uang 2 juta, maka bisa diperkirakan uang yang dibelanjakan di Kota Malang bisa mencapai 300 miliar sebulannya. Hal itulah yang menghidupkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Malang selama ini, mulai dari usaha indekos, makanan, laundry, dan sebagainya,” ujar Peni. Menurutnya, potensi pendapatan dari mahasiswa ini menyokong pertumbuhan pendapatan per kapita warga Malang saat ini, yaitu 38,9 juta. Jumlah tersebut dua kali lipat dari pertumbuhan pendapatan per kapita Jawa Timur (Jatim) senilai 18,6 juta. Kediri, Kota Kecil yang Serba Ada Kota yang akrab disapa dengan “Kota Tahu” ini seakan memiliki ambisi

yang sama besarnya dengan Kota Malang dalam hal pembangunan. Walaupun tergolong kota kecil, Kediri mampu memenuhi berbagai macam kebutuhan masyarakatnya. Tak hanya kebutuhan primer, disinipun juga menyuguhkan kebutuhan sekunder dan tersier. Mempunyai letak yang strategis, membuat Kota Kediri menjadi kota persinggahan para pelancong dari arah timur Provinsi Jawa Timur yang hendak menuju ke arah Kota Malang dan Kota Surabaya. “Kediri itu menjadi pusat alur transportasi dan pertemuan kabupaten tetangga. Jalan ke arah Nganjuk, Blitar, Jombang, dan Malang semuanya lewat Kediri,” tutur Bapak Heri S.P. Putro, selaku Kepala Bidang Pendataan DPPKA (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset) dengan bangga. Oleh karena hal itulah, pemerintah Kota Kediri memandang hal tersebut sebagai peluang bisnis yang menguntungkan. Tak beda jauh dengan Kota Malang, Kota Kediri tak sungkan melakukan berbagai gebrakan besar di sektor perdagangan pusat bisnis. Dimulai dengan pembangunan di berbagai sudut, misalnya : pendirian pusat perbelanjaan besar, meratanya persebaran ruko-ruko di berbagai wilayah, pendirian tempat-tempat hiburan selevel kota besar, sampai perbaikan pasar-pasar tradisional-pun dilakukan. Dengan demikian, kota yang berslogan “Kediri Bersemi” ini telah terbukti bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) kotanya sendiri. Menurut Pak Heri, selain menjadi kota transit dari berbagai wilayah di sekitarnya. PAD Kediri telah masuk empat besar daerah yang berkontribusi cukup besar terhadap APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). “PAD Kota Kediri dinilai cukup tinggi di wilayah Jawa Timur yaitu mencapai 10% lebih, un-

Kavling 10 | 7


RUANG UTAMA RUANG UTAMA tuk itulah Kediri masuk dalam empat besar wilayah penyumbang APBD setelah Kota Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo,” tutur lelaki berkacamata tersebut. Kediri menyimpan begitu banyak potensi yang diyakini dapat menjadi salah satu kota besar di Indonesia nantinya. Selain melakukan pembangunan tata kotanya, pemerintah juga tetap memperhatikan keberadaan dari perekonomian kerakyatan. “Kami tetap akan mengawasi dan menjaga perekonomian kerakyatan, agar dapat tetap bersaing seiring dengan adanya pembangunan-pembangunan pusat perbelanjaan besar” ujar pria berkumis tebal ini. Telah dibuktikan oleh pemerintah Kota Kediri dengan perbaikan Pasar Pahing yang dulunya becek sekarang menjadi rapi dan nyaman. Dilihat dari perekonomiannya sendiri, sektor yang berperan sebagai penyumbang prosentase tertinggi di Kediri berasal dari pajak daerah dan lain-lain PAD yang sah. Untuk pajak daerah Kota Kediri mencapai Rp 15.239.466.464,00 dan Rp 35.624.289.474,00 dari lain-lain PAD yang sah. Dalam urusan pembayaran, Heri mengungkapkan bahwa masyarakat Kediri tergolong tertib membayar pajak. “Belum ada pemasalahan yang cukup serius untuk urusan pembayaran pajak. Atau mungkin semuanya menghindari adanya denda,” ungkap beliau sembari tersenyum. Pasalnya apabila para pelaku bisnis mengalami keterlambatan dalam pembayaran, maka akan dikenakan sanksi denda 2% dari omset pendapatan per bulan. Dan pelaksanaan pembayaran pajak itu sendiri dipungut setiap bulannya. Tentu saja mereka memilih membayar tepat sesuai waktu jatuh temponya daripada harus membayar denda. Untuk rencana dan harapan ke de-

8 | Kavling 10

pannya bagi Kota Kediri, Heri berkeinginan agar Kediri terus melakukan pembangunan yang setara dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia agar PAD kota “tahu” ini bisa terus meningkat. “Semoga banyak investor yang masuk Kediri sehingga bisa mengembangkan potensi Kediri dari tahun ke tahun,” ungkapnya. Blitar, Kota Bersih dari Ritel Berbeda dengan kebanyakan kota lain yang seakan saling bersaing dalam membangun pusat berbelanjaan besar, hal tersebut ternyata tidak menjadikan pemerintah Kota Blitar menjadi latah. Kota tempat lahir proklamator tersebut tetap berpegang kepada kebijakan-kebijakan daerah yang bersifat pro rakyat. “Di sini pembangunan pusat perbelanjaan besar memang dibatasi, supaya usaha-usaha kecil menengah (ekonomi milik rakyat) tetap dapat tumbuh berkembang”ujar Toto Probandiyo, selaku Kabid Litbang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Blitar. Lelaki kelahiran Yogyakarta itu juga mengungkapkan, fokus pembangunan di Kota Blitar sendiri lebih ke arah sektor sosial. “Di kota Blitar sendiri, pembangunan lebih di fokuskan di sektor sosial, sebagai contohnya seperti pembangunan fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan” jelas Toto. Menurutnya, melalui pembangunan di sektor sosial yang baik, dapat menjadi salah satu faktor penilai keberhasilan sebuah kota, karena jika pembangunan di sebuah kota mengesampingkan sektor sosial, kota tersebut lama kelamaan akan menjadi rapuh. Penjelasan dari Toto terkait tentang pembatasan pusat perbelanjaan besar, dipertegas oleh Elly Tartati Ratini, selaku


RUANG UTAMA RUANG UTAMA

Kasubbid Litbang sumber daya pembangunan, Bappeda Kota Blitar. Elly mengungkapkan, untuk kebijakan terhadap pembatasan-pembatasan pusat perbelanjaan besar dalam bentuk khusus tidak ada. Namun menurut wanita berjilbab tersebut, secara umum kebijakan tentang pembatasan pusat perbelanjaan besar telah ter-cover di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar tahun 20112015, dalam Peraturan Daerah (Perda) nomor 09 tahun 2010. Salah satu misinya adalah menetapkan pelaksanaan perekonomian kearah yang berbasis kerakyatan dengan arah kebijakan perluasan akses ekonomi dan fasilitasi permodalan untuk pengembangan sektor koperasi, UKM serta pelaku usaha informal. “ Pembatasan mall dan minimarket merupakan salah satu bentuk perluasan akses ekonomi Pelaku Ekonomi Lokal (PEL), bentuknya dengan tidak meloloskan permohonan ijin lokasi dan ijin prinsip untuk mall dan minimarket baru� tambah Elly. Terlepas dari kebijakan-kebijakan tentang pembangunan pusat perbelanjaan, kota Blitar mungkin dapat menjadi panutan di dalam hal penataan kota. Hal tersebut dipertegas dengan dua penghargaan tata ruang terbaik tingkat nasional yang diraih oleh Kota Blitar secara berturut-turut pada tahun 2008 dan 2010. Kota Blitar dianggap sebagai kota yang memiliki penataan ruang yang dapat dikatakan baik dan berkelanjutan . Penghargaan tersebut dapat dikatakan layak diperoleh Kota Blitar, dimana selain memerhatikan pembangunan fisik kota, Pemerintah Kota Blitar juga mempertimbangkan presentase keberadaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) di kota tersebut, yang bagi kota-kota lain masalah RTH sudah mulai dikesampingkan. “RTH

itu amanat undang-undang, dimana idealnya setiap kota harus menyisihkan sekitar 30% luas wilayahnya untuk RTH, dengan perincian 20% untuk publik dan 10% untuk privat� tambah Toto. Beliau juga mengatakan, dengan adanya RTH yang ideal, selain menyuguhkan keadaan kota yang asri, juga menjadi alternatif rekreasi gratis bagi para penduduk/para pendatang di Kota Blitar. Jika dilihat dari segi pertumbuhan perekonomiannya, Kota Blitar sudah dapat dikatakan memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang cukup besar, dimana mencapai nominal berkisar 6% setiap tahunnya. Dengan didukung oleh RPJMD Kota Blitar 2011-2015 Perda nomor 09 tahun 2010, yang menekankan perekonomian berbasis kerakyatan, diharapkan perekonomian Kota Blitar akan terus mengalami pertumbuhan dengan kenaikan yang signifikan untuk kedepannya. Membahas masalah perekonomian suatu kota, alangkah baiknya jika ditinjau dari sisi PAD di kota tersebut. Pemerintah Kota Blitar setidaknya bisa cukup berbangga, dengan hampir terpenuhinya target PAD pada tahun 2011. Seperti yang di katakan oleh Wahyudi, selaku Kabid Pendapatan Dinas Pengelola Keuangan Daerah (DPKD) Kota Blitar, di sebuah artikel yang tertera pada website resmi Kota Blitar. Di dalam kutipannya Wahyudi mengatakan bahwa total target PAD sekitar Rp49 miliar berasal dari pajak daerah Rp 4,9 miliar, saat ini sudah tercapai hingga 152,20%, retribusi 7 miliar tercapai 63,27%, hasil pengolahan daerah yang dipisahkan 36,3 miliar tercapai 66,13%, dan pendapatan lain-lain yang sah ditargetkan 4,66 miliar dan tercapai 172,54%. [fdc/her/krn]

Kavling 10 | 9


v ali .ka

Akankah Nasib Petani di Negeri Ini akan Terus Ditikam oleh Para Predator? Iklan Layanan Masyarakat ini dipersembahkan oleh LPM Kavling 10


UKM : Si Kecil yang Bertahan Meski Krisis UKM menggeliat bagai biji mangga. Awalnya kecil, namun lama-lama berakar, semakin kuat, tumbuh pohon, dan buahnya yang ranum bisa dirasakan oleh semua orang.

U

KM (Usaha Kecil Menengah) merupakan sebuah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak hanya 200 juta rupiah, itupun tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, pengertian UKM adalah “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.� Kegiatan UKM meliputi kegiatan ekonomi yang sebagian besar berbentuk usaha kecil yang bergerak di sektor pertanian. UKM memiliki peran penting dalam per-

ekonomian nasional. Sebab, selain membuka peluang usaha, UKM juga mampu menyerap tenaga kerja, sehingga dapat meminimalisir pengangguran. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu, UKM ternyata mampu bertahan dibandingkan perusahaan-perusahaan lain yang memiliki skala besar. UKM dan Pengaruhnya terhadap Masyarakat Sanan, begitu daerah itu disebut. Sanan merupakan salah satu daerah di kota Malang yang perekonomiannya berkembang pesat karena usaha keripik tempe-

Kavling 10 | 11

ely.kav

RUANG KHUSUS


RUANG KHUSUS RUANG KHUSUS nya. Lokasi UKM ini terletak di Jl. Sentra Industri Tempe Sanan. Di sana terdapat banyak sekali home industry tempe yang masih tradisional. Hampir 80% penduduk Kampung Sanan menyulap rumah mereka menjadi sebuah toko keripik tempe. Sanan telah lama dikenal sebagai sentra usaha keripik tempe di Malang dan usahanya pun dijalankan secara turun-temurun. Tidak diketahui pasti sejak kapan dan siapa yang mencetuskan pertama kali ide membuat usaha keripik tempe ini. “Usaha tempe sudah menjadi usaha turun-temurun di kampung ini,” ujar Surip Ismail, salah satu pengrajin sekaligus penjual keripik tempe di sentra tersebut. Menurut Surip yang merintis usahanya sejak 10 tahun lalu, dulunya usaha keripik tempe hanya dijalankan oleh dua sampai tiga orang, namun selang beberapa waktu akhirnya pengrajin tempe terus bertambah. Surip mengaku senang dengan usaha keripik tempenya, sebab selain meraup banyak keuntungan di tokonya, Surip juga mendapat keuntungan dari distribusi keripik tempenya ke luar kota. “Distribusi keripik tempe saya sampai ke Denpasar, Lombok, dan kota-kota lain,” ungkapnya. Mengenai pengaruh yang dirasakan oleh masyarakat sekitar pengusaha keripik tempe Sanan, Surip menyatakan bahwa masyarakat merasa diuntungkan oleh home industry tempe yang pesat di kampung mereka. Selain menopang ekonomi, masyarakat juga terbantu untuk mendapat pekerjaan dari adanya sentra UKM ini. “Pemuda yang sudah lulus sekolah namun belum memiliki pekerjaan, kami berdayakan untuk menjadi pengrajin tempe, jadi di sini tidak ada istilah orang nganggur,” jelas Surip. Selain home industry tempe Sanan, terdapat home industry lain di luar Malang yang

12 | Kavling 10

tak kalah suksesnya. Tanggulangin misalnya, merupakan salah satu daerah pemasok tas dan koper terbesar di Indonesia. Intako (Industri Tas dan Koper) di Tanggulangin mulai berdiri sekitar tahun 19701976 yang d i awali dengan pembuatan koper, d i lanjut dengan pembuatan tas dan lainl a i n Sanan : Para pekerja sedang mengem dengan berbagai macam variasi. Sebelum adanya Intako yang saat ini menjadi buruan masyarakat, keadaan ekonomi masyarakat sekitar Tanggulangin masih merangkak. “Sekitar perkembangan bagus itu tahun 90an, lalu tahun 80-an toko-toko kecil di sini gak ada hanya Intako membuat show room kecil gitu aja,” jelas Sulhan selaku ketua RT setempat. Seiring berjalannya waktu, Intako yang semula penjualan dan pembuatannya hanya berada di satu pusat desa saja memindahkan tempat berdagang dekat dengan jalan raya, karena adanya krisis moneter. Keadaan itu pula yang membuat perkembangan sekarang menjadi menurun, karena masyarakat lebih memudahkan pembeli dari luar kota dan mencari lahan yang luas. Pegawai yang


RUANG KHUSUS RUANG KHUSUS

diangkat tidak jauh adalah kerabat keluarga, kalaupun bukan dari kerabat keluarga dari tetangga sekitar sehingga di Desa Tanggulangin tidak ada orang yang menganggur. Seperti yang dijelask a n Yo n o , p e milik salah s a t u toko di Ta n g gulangin, “di sini tidak ada orang ngangg u r , anak k e mas kripik tempe di tempat produksi cil kelas satu SD saja sudah belajar membantu membuat tas. Membantu juga untuk perekonomian masyarakat disini.” Namun, ada juga warga sekitar Intako yang sengaja tidak memanfaatkan keberadaan home industry tersebut. Leni misalnya. Ia adalah salah satu warga yang tinggal di sekitar lingkungan Intako, namun ia mengaku tidak pernah berbelanja di sana. “Yang belanja di situ (INTAKO, red) kebanyakan dari luar kota. Saya sendiri kalau belanja tas di tempat lain, belanja di situ harganya mahal,” ungkapnya. UKM Masih “Kecil” UKM tidak lagi dipandang sebagai usaha kecil yang hanya memiliki modal

dan produksi yang relatif sedikit. Namun, kendala yang dihadapi UKM pun ternyata cukup besar dan membuat pertumbuhan UKM di Indonesia seringkali tersendat. Kendala ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal bisa terjadi karena kurangnya modal yang dimiliki UKM, kualitas sumber daya manusia yang relatif rendah, lemahnya jaringan usaha dengan pasar, dan lain sebagainya. Faktor eksternal meliputi terbatasnya sarana dan prasarana usaha, terbatasnya akses informasi serta sifat ketahanan produk yang relatif pendek. Kebanyakan pengrajin keripik tempe di Sanan hanya mampu meraih pasar domestik, sebab masa kadaluarsa produk keripik tempe hanya bertahan sampai tiga bulan. Hal ini disampaikan oleh Surip, pengrajin tempe yang mengawaliusahanya sejak tahun 2000. “Sebenarnya saya ingin memasarkan produk saya hingga pasar luar negeri, tapi ketahanan keripik tempe ini pendek, jadi ya hanya bisa sampai luar kota di Indonesia saja,” jelas Surip. Selain itu, kualitas sumber daya manusia di Sanan relatif rendah, sebab home industry ini berkembang secara turun-temurun. Keterbatasan kualitas SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Permodalan pihak perbankan selama ini lebih mencurahkan perhatian pada perusahaan besar. Baru beberapa tahun belakangan ini pemerintah melalui sejumlah perbankan yang ditunjuk meluncurkan program KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk usaha-usaha ekonomi kerakyatan. UKM masih sulit memperoleh fasilitas kredit meski pemerintah telah menerbit-

Kavling 10 | 13


RUANG KHUSUS RUANG KHUSUS kan kebijakan KUR. Bank penyalur KUR masih meminta agunan tambahan padahal kebanyakan UKM tidak mempunyai aset yang memadai. Biasanya bank mengajukan persyaratan tambahan agunan sebesar 30% dari total kredit, karena kredit yang dijamin perusahaan asuransi cuma 70% dari kredit, sehingga sisanya dibebankan pada UKM. UKM yang tersebar di Indonesia sangat banyak, namun ternyata jumlah yang sekian banyak tersebut belum sesuai dengan penduduk Indonesia yang juga relatif banyak. Situs Media Indonesia sekitar awal Februari 2011 lalu menyebutkan jika dari 231,83 juta penduduk, hanya terdapat 564.240 unit usaha berskala kecil menengah dan besar atau 0,24% dari total penduduk. Padahal menurut para ahli, suatu negara hanya bisa maju jika jumlah wirausahanya sebesar 2% dari total penduduk. “Untuk memenuhi itu, Indonesia membutuhkan sebanyak 4,07 juta wirausaha baru,� demikian yang diungkapkan Syarief Hasan, Menteri Koperasi dan UKM yang diberitakan Media Indonesia, 30 Oktober 2010. Dari realita yang tersebut diatas, UKM yang berhasil menyumbang secara signifikan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di negara ini lebih setengah atau tepatnya 53,6% dari total PDB di Indonesia pada tahun 2008 ternyata masih menjalankan usahanya dengan kendala-kendala yang belum terselesaikan hingga kini. Kendala-kendala ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan melibatkan peran banyak pihak, salah satunya peran pemerintah dalam mengatasinya. Pentingnya Peran Negara Manfaat UKM yang dirasakan oleh berbagai pihak baik pelaku ekonomi, masyarakat, khususnya pemerintah cukup be-

14 | Kavling 10

sar. UKM memiliki peranan penting dalam laju perekonomian masyarakat. UKM membantu negara dalam menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. UKM memerlukan perhatian khusus dan dukungan melalui informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. Saat ini, jumlah UKM di Malang tercatat sekitar 500 unit, 120 di antaranya tergabung dalam asosiasi UKM. Dari jumlah itu, 20% UKM tergolong pemula. Situs kementerian koperasi dan usaha kecil menengah Republik Indonesia menginformasikan sekitar pertengahan November lalu. Isi dalam situs tersebut menginformasikan bahwa dinas koperasi dan usaha kecil menengah Kota Malang memacu koneksi bisnis dan pemasaran pengrajin tempe melalui pendampingan dan pameran di berbagai tempat. Selain itu, pemerintah mengupayakan pengembangan UKM di Kota Malang untuk bergabung dalam koperasi, agar pembinaan bisa dilaksanakan secara fokus dan berkeadilan. Namun, pemerintah juga mengaku jika anggaran negara untuk UKM terbatas, hanya Rp 2,5 miliar pada tahun 2012. Maka dari itu, pemerintah melobi Kementerian Koperasi (kemenkop) dan UKM agar mengucurkan program bantuan di Kota Malang. Bukan hanya pemerintah saja yang berperan untuk menyelesaikan kendala yang dihadapi UKM, masyarakat pun memiliki peran penting dalam penyelesaiannya. Dengan memulai dari menanamkan kecintaan pada produk dalam negeri, masyarakat setidaknya turut mengembangkan dan mendukung keberadaan UKM di Indonesia. [ely/san]


KARIKATUR


RUANG KHUSUS RUANG KHUSUS Retail Tradisional Tergilas Kemodernisasian

v3.kav

16 | Kavling 10


RUANG KHUSUS RUANG KHUSUS

Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia akhir-akhir ini memunculkan berbagai fenomena pada sektor ekonomi. Salah satunya adalah menjamurnya pasarpasar modern di berbagai tempat. Bahkan hingga di kampung-kampung kecil pun sudah banyak berdiri berbagai pasar modern. Menjamurnya berbagai pasar modern ini mau tak mau berdampak bagi warga yang memiliki usaha kecil.

S

iapa yang tak kenal dengan pasar modern seperti Indomaret dan Alfamart yang menjamur di sekitar kita. Pasar modern yang lebih lazim disebut dengan minimarket ini memang mudah sekali ditemui. Di wilayah Pemerintah Kota Malang (Pemkot) Malang sendiri jumlah minimarket dan pasar modern pada tahun 2011 mencapai 100 gerai yang tersebar di 5 kecamatan (dilansir dari wartabuana.com pada 26 Mei 2011). Menjamurnya pasar modern dan minimarket ini semakin menggeser eksistensi pasar-pasar dan toko retail tradisional. Hal ini disampaikan oleh Muhammad Mulyono (52). Pemilik toko tradisional di Jalan Bendungan Sigura-gura ini mengaku bahwa kehadiran minimarket telah mematikan toko-toko tradisional yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Ia mengaku bahwa kini hanya tinggal 3 atau 4 toko dari 10 toko yang masih sanggup bertahan setelah adanya minimarket di wilayah tempat tinggalnya. “Dulu ada sekitar sepuluh toko di daerah ini tapi sekarang hanya tinggal 3-4 toko saja yang masih tetap berdiri termasuk toko saya ini,” kata Mulyono. Tak hanya berkurangnya jumlah toko tradisional, jumlah pembeli di toko tradisional pun ikut menurun sejak hadirnya minimarket. Sebelum berdirinya Indomaret pada sekitar tahun 2009, pembeli di toko Mulyono dapat mencapai 100-200 orang per hari. Tetapi sejak Indomaret berdiri pembeli di tokonya turun mencapai kurang dari 100 orang per hari. “Jumlah pembeli jelas berkurang. Dulu bisa 100-

200 orang per hari, kalau sekarang kurang dari 100 per harinya.” ucap bapak 3 orang anak ini. Penurunan jumlah pembeli ini dikarenakan ada sebagian warga yang lebih memilih berbelanja di minimarket karena tempatnya yang nyaman. Selain itu mereka juga merasa lebih bergengsi dan keren saat berbelanja di minimarket. “Kalau belanja di minimarket itu enak, adem karena ada AC-nya, dan suasananya yang nyaman. Selain itu juga lebih keren aja.. He.. he.. he..” ujar Bernadette salah satu mahasiswa saat ditanya pendapatnya tentang pilihannya berbelanja di toko tradisional atau minimarket. Berbeda dengan Bernadette, Maryam seorang ibu rumah tangga mengaku ia lebih suka berbelanja di toko tradisional daripada di minimarket karena harga di toko tradisional lebih murah daripada di minimarket. “Kalau di minimarket kadang harganya lebih mahal. Meskipun cuma beda satu atau dua ribu rupiah, tetap saja lebih mahal. Selain itu kalau di toko tradisional kadang harganya bisa ditawar, apalagi kalau sudah kenal dan dekat sama penjualnya.” ucapnya sambil tersenyum. Jika berbicara mengenai barang-barang yang dijual di toko tradisional atau di minimarket sebenarnya tak jauh berbeda, yang membedakan hanya harga. Mulyono menuturkan bahwa tokonya sulit untuk menyaingi penjualan produk susu dan minyak merk terkenal. Hal ini karena toko Mulyono membeli produk tersebut dari distributor sedangkan Indomaret membeli produk dari

Kavling 10 | 17


RUANG KHUSUS RUANG KHUSUS pabriknya langsung dan tentu saja harganya relatif lebih murah. “Kalau Indomaret kan ambil barangnya langsung dari pabriknya jadi ya bisa relatif lebih murah, selain itu mereka juga sering dapat harga promosi dari merk-merk tertentu jadinya harganya bisa lebih murah lagi. Kalau kita kan ambilnya dari distributor, jadi harganya nggak bisa dimurahin lagi. Kita juga kan harus ambil untung juga.� ucap Mulyono sambil membetulkan kacamatanya. Mulyono mengharapkan agar pemerintah memberikan pembatasan perijinan untuk mendirikan pasar-pasar modern seperti Indomaret agar ekonomi rakyat kecil tidak dimakan oleh segelintir orang saja. Selain itu, jarak antara pasar modern dan toko kecil pun dibuat cukup jauh agar toko-toko kecil tidak mati. Diharapkan juga pemerintah memberikan solusi untuk mencarikan lokasi-lokasi tertentu bagi berdirinya pasar-pasar modern tersebut agar tidak berdiri di daerah-daerah pinggir sehingga mematikan toko-toko kecil. Berbeda dengan Heri, menjamurnya minimarket seperti Indomaret tidak berefek pada penjualan di tokonya. Menurut wanita berjilbab ini selama Indomaret berdiri cukup jauh dari tokonya maka penjualan di tokonya tetap lancar-lancar saja. Dulu pernah ada pemberitahuan bahwa Indomaret akan berdiri tidak jauh dari tokonya. Tetapi dia sempat meminta surat ke Dinas Perijinan lalu ke walikota hingga DPRD untuk mengajukan protes terkait dengan berdirinya Indomaret di daerahnya. “Saya sampai ke walikota bahkan DPRD untuk protes berdirinya Indomaret tersebut. Alhamdulillah keinginan saya dikabulkan dan Indomaret tidak berdiri di daerah saya,� tuturnya. Dia juga menuturkan bahwa pedagang-pedagang kecil sebenarnya berhak mengajukan keberatan

18 | Kavling 10

v3.kav

Indomart : Salah satu tempat perbelanjaan bahan-b kepada pemerintah terkait berdirinya Indomaret di daerahnya seperti yang sudah dia lakukan. Menurutnya daya tarik Indomaret itu terletak pada fasilitas kenyamanan yang pengunjung dapatkan saat berbelanja seperti ruangan ber-AC, tata letak yang lebih rapi, dan tentu saja rasa gengsi dari pengunjung itu sendiri. Dia juga menuturkan bahwa harga produk di Indomaret sebenarnya lebih tinggi dari harga produk di tokonya, misalnya saja harga abon di tokonya hanya tujuh ribu rupiah di Indomaret bisa sepuluh ribu rupiah atau harga susu di tokonya dua belas ribu rupiah di Indomaret bisa tiga belas ribu rupiah. Selain dari fasilitas kenyamanan, daya tarik Indomaret juga ada pada promo-promo produk dengan harga spesial misalnya promo produk susu dan minyak yang sangat menarik bagi konsumen. Hal itulah yang dapat menarik konsumen untuk berbelanja di Indomaret dan mematikan toko-toko kecil di sekitarnya. Saat ditanya mengenai harapan ten-


RUANG KHUSUS RUANG KHUSUS

bahan pokok yang menggunakan konsep waralaba tang berdirinya Indomaret, wanita paruh baya ini menuturkan agar ada batasanbatasan untuk berdirinya Indomaret. “Seharusnya Indomaret berdiri di jalan-jalan besar bukan di daerah kecil. Walaupun ada di jalan besar tetapi jika banyak pedagang kecil yang berdiri terlebih di jalan itu maka Indomaret juga tidak layak berdiri disitu. Masalahnya Indomaret itu milik pemodal besar yang usahanya sudah ada dimanamana sedangkan toko kecil itu usaha warga untuk kehidupan mereka sehari-hari.� Ujar Heri sambil membetulkan letak barang dagangannya. Dilema antara Regulasi dan Realisasi Sebenarnya jika ditelisik pemerintah telah memiliki perundang-undangan yang jelas mengatur tentang pasar tradisional dan pasar modern, seperti di tingkat nasional pemerintah memiliki Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 420/MPP/Kep/10/1997 tentang Pe-

doman Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan; Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Perindustrian dan Perdagangan dan Menteri Dalam Negeri No.57 dan 145/MPP/Kep/1997 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan; serta Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2007 tentang Perpasaran. Perpres Nomor 112 Tahun 2007 salah satunya menyebutkan bahwa minimarket boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem jaringan jalan lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota/ perkotaan. Peraturan tersebut memang menguntungkan bagi pihak pengelola minimarket karena mereka dapat menarik pangsa pasar di wilayah pemukiman, di sisi lain peraturan tersebut merugikan bagi pihak pemilik retail tradisional, sebab dinilai akan perlahan mematikan usaha mereka. Mereka mengkhawatirkan keberadaan toko tradisional di pemukiman makin terpuruk karena tidak adanya peraturan yang jelas dan melindungi retail kecil atau tradisional. Perpres 112/2007 menyebutkan lokasi retail modern diatur agar tidak berbenturan dengan retail tradisional. Namun aturan tersebut masih terlalu umum karena aturan yang lebih detail mengenai lokasi tersebut diatur oleh pemerintah daerah. Pemerintah Kota Malang memiliki produk hukum tentang perindustrian yaitu Perda No 8/2010 tentang penyelenggaraan usaha perindustrian dan perdagangan. Dalam Bab V tentang toko modern dijelaskan aturan pendirian toko modern. Pada pasal 23 ayat (2) Terhadap pendirian toko modern yang dilakukan oleh pengelola jaringan minimarket hanya dapat dilakukan pada jarak 500 meter antar minimarket, toko, pasar tradisional, usaha perdagangan mikro. [v3/may/al]

Kavling 10 | 19


Sekber Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa Kav. 10. Jl. MT Haryono 169 Malang 65145 Kavlingsepuluh.blogspot.com LPM Kavling Sepuluh @uapkm_ub

ali.kav

“SI KASEP”


ali.kav

MARI BANGUN JAWA TIMUR MELALUI KOPERASI Iklan Layanan Masyarakat ini dipersembahkan oleh LPM Kavling 10


RUANG KHUSUS Koperasi, Nasibmu Kini!

Sejak awal didirikannya, Koperasi di gadang-gadang sebagai salah satu sokoguru perekonomian Indonesia. Sempat menjadi salah satu unsur vital perekonomian rakyat pada era orde baru, kini koperasi justru semakin ditinggalkan. Hal tersebut semakin diperparah dengan kebijakan pemerintah yang nampaknya lebih percaya kepada para pemodal ketimbang kepada koperasi dalam menjalankankan fungsi perekonomian rakyat.

ari.kav

K

operasi memiliki prinsip-prinsip usaha yang berbeda dengan badan usaha lainya, sebagaimana tercantum dalam UU No.12 tahun 1967, dan UU No.25 tahun 1992, prinsip koperasi terdiri dari: 1) Sifat keanggotaanya terbuka dan sukarela; 2) Kekuasaan tertinggi berada pada rapat anggota; 3) Pembagian SHU diatur menurut jasa anggota; 4) Pengembangan kesejahtraaan;5) Swadaya, Swakerta, dan Swasembada; 5) Kemandirian; 6) Adanya pembaasan bunga atas modal. Dari rincian penjelasan diatas, terlihat bahwasanya koperasi memiliki karakteristik berbeda dengan badan usaha lainya, dimana koperasi menggambarkan suatu pendirian badan usaha secara mandiri, dengan usaha sendiri, modal sendiri, dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dalam rangka mencapai kesejahteraan anggota secara khusus, dan masyarakat secara umum.

22 | Kavling 10

Satu hal yang menjadi pertanyaan saat ini kemanakah sekarang koperasi. Padahal dulu para pendiri bangsa ini bercita-cita mewujudkan koperasi menjadi sokoguru perekonomian Indonesia. Koperasi diharapkan bisa menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan ditengah carut marutnya kondisi perekonomian dunia saat ini. Namun, kenyataan di lapangan berbeda, banyak Koperasi sekarang yang hanya tinggal papan nama saja, Padahal sejatinya Koperasi dibentuk untuk menyejahterakan anggotanya. Hidup segan mati tak mau, itulah keadaan kebanyakan koperasi di Indonesia sekarang. Koperasi sekarang dipandang sebelah mata dan diidentikkan hanya sebagai tempat orang-orang miskin meminjam kredit murah. Koperasi yang pada awalnya memang diciptakan untuk membangkitkan gairah ekonomi kerakyatan kini justru seolah kehilangan tajinya. Salah satu koperasi


RUANG KHUSUS RUANG KHUSUS

yang bernasib demikian adalah Koperasi Unit Desa (KUD) Baik di kecamatan Pujon Kabupaten Malang. KUD Baik sendiri membawahi beberapa usaha seperti Unit Simpan Pinjam, pakan ternak, obatan-obatan pertanian, dan pembayaran listrik. KUD Baik ini melayani 10 kelurahan yang ada di Kecamatan Pujon. Dwi, Ketua KUD Baik mengatakan bahwa KUD ini pada awal berdirinya mampu mengelola para petani sayur yang ada di Kecamatan Pujon. Tetapi sejalan dengan perkembangan waktu, petani di Pujon sanagat sulit dikelola Koperasi. Menurut Dwi, ada tiga alasan utama mengapa petani tersebut sulit dikelola. Salah satunya adalah kualitas Sumber Daya Manusia yang relatif rendah, belum lagi komoditas yang dikelola di kecamatan Pujon adalah komoditas sayur yang tidak tahan lama. Kendala utama yang paling membuat koperasi kian terkesan mati suri adalah banyaknya tengkulak sayur. “Ya, masalah paling besar pastinya dari tengkulak,”paparnya saat ditemui di kantor KUD Baik. Ulah tengkulak dalam perekonomian masyarakat Indonesia memang sudah menjadi cerita lama, hampir disetiap perdagangan komoditas bahan pokok pasti terdapat tengkulak. Keberadaan tengkulak tentu saja sangat merugikan petani, sebab dengan kekeuatan modal yang mereka miliki mereka mampu mengusai pasar dengan membeli komoditas pertanian dalam harga murah kemudian menjual dengan harga jauh diatas harga beli dengan motivasi meraup keuntungan sebesar-besarnya. Mengenai penentuan harga sayur di pasar, Dwi menjawab bahwa pemerintah belum memiliki proteksi dan belum ada peraturan yang jelas. Belum adanya pembatasan terhadap pedagang sehingga peda-

gang dengan seenaknya saja menetapkan harga sayur. “KUD sebenarnya bisa (menentukan harga sayur), tapi belum ada peraturan jelas, tidak ada patokan resmi terhadap harga-harga produk pertanian,” jelas Dwi. Namun untuk mengurangi dampak kerugian yang disebabkan oleh banyaknya tengkulak, para petani di Pujon kini mencoba membuat suatu terobosan dengan menggelar pasar Tugu(Sabtu-Minggu). Pasar ini bertujuan memperpendek rantai pemasaran sayur, jadi sayur atau komoditas pertanian lainnya dari petani bisa langsung dijual kepada konsumen tanpa perantara tengkulak, “pasar ini memang baru di buka sekali, rencananya setiap Minggu akan kami gelar. Mudah-mudahan mampu membantu nasib para petani,”harap Dwi. Pemerintah sebagai regulator dirasa belum mampu berbuat banyak terhadap penentuan harga sayur di pasar, “Saat ini berbeda dengan zaman Soeharto dulu, sekarang hanya sebatas mengoordinir, tapi tindak lanjutnya tidak ada,” keluh Dwi. Bahkan Koperasi Baik sendiri pada zaman Orde Baru sempat memiliki saham di pabrik rokok Gudang Garam Kediri. Senada dengan Dwi, Zainuddin salah satu pengurus KUD Baik juga mengeluhkan hal yang sama. Selain dalam penentuan harga, menurut pria yang sudah puluhan tahun bekerja di KUD baik ini para tengkulak juga menguasai rantai distribusi pupuk. “Dulu ketika zaman Orde Baru, distribusi pupuk dari pemerintah disalurkan lewat koperasi, namun saat ini pemerintah lebih percaya kepada distributor tunggal,”papar pria yang juga bekerja sebagai petani tesebut. Menurutnya hal tersebut sangat disayangkan sebab akan mematikan koperasi secara perlahan dan hanya menguntungkan pihak distributor tunggal yang memang lebih bermodal besar. KUD

Kavling 10 | 23


RUANG KHUSUS RUANG KHUSUS Baik sendiri dulu sempat menjadi distributor pupuk di Pujon, tetapi sejak tahun 2007 kewenangan tersebut dicabut tanpa alasan yang jelas, KUD Baik pun kini hanya menjadi pengecer saja. KUD tidak tinggal diam walau bantuan dari pemerintah bisa dibilang minim dalam penentuan harga sayur. KUD Baik bersama GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) yang membawahi 43 kelompok tani yang ada di kecamatan Pujon, telah membuat program Pasar Tugu yang berada di STA (Sub Terminal Agribisnis). “Rancangan Pasarnya sudah dibuat sejak setahun lalu, dan baru saja diadakan kemarin (kapan?),” jelas Dwi. Pasar Tugu diadakan setiap Sabtu dan Minggu di STA. Harga sayuran yang dijual di pasar tersebut ditentukan sendiri oleh petani dan tidak ada perantara tengkulak sehingga para petani tidak dirugikan. Ditengah cengkraman para tengkulak dan pemilik modal, ada satu hal yang membuat KUD Baik sampai saat ini tetap bertahan yaitu Unit Simpan Pinjam. Prinsip simpan pinjam di KUD Baik tidak seperti bank, jika di bank untuk meminjam uang harus ada jaminan pasti, di KUD untuk meminjam uang, jaminannya hanya berupa modal kekeluargaan atau kepercayaan. “ Inilah asas yang banyak dilupakan KSP (Koperasi Simpan Pinjam), banyak KSP sekarang yang bertindak seperti BPR (Bank Pekreditan Rakyat),” Jelas Dwi. Koperasi SAE, Tetap Eksis ditengah Gempuran Kapitalis Selain kisah suram koperasi di Indonesia, terdapat juga beberapa koperasi yang masih tetap berkembang ditengah gempuran para pemilik modal. Koperasi tersebut biasanya hanya mengelola single com-

24 | Kavling 10

modity atau hanya menangani satu macam komoditas, misalnya Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) ataupun Koperasi Susu. Salah satu Koperasi yang masih mampu bertahan hidup dan bahkan kian tahun kian berkembang adalah Koperasi Susu SAE Pujon. Koperasi ini merupakan koperasi single commodity yang fokus pada pengolahan susu. Susu memang sudah menjadi komoditas utama di kecamatan Pujon. Hal ini dikarenakan memang keadaan geografisnya yang mendukung. Suyono, Kabag Humas Koperasi SAE menerangkan, bahwa Koperasi SAE telah berdiri sejak tahun 1962. Pada saat itu peternak baru ada sekitar 22 orang, dengan sapi berjumlah 8 ekor dan prooduksi susu 50 liter per hari. “Pasar susu baru hanya sebatas Kabupaten Malang,” jelas alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijya ini. Saat ini jumlah anggota Koperasi SAE yang terdaftar 8306 anggota, yang terdiri dari anggota pasif dan anggota aktif. “Untuk menjadi anggota, syaratnya harus menyetor susu ke koperasi selama 7 bulan baru diterima jadi anggota,” jelas Suyono. Hasil susu sebagian besar dijual kepada PT. Nestle. Kemitraan ini sudah berlngsung sejak 1975. Sebenarnya Koperasi SAE juga bermitra dengan industri pengolah susu lainnya seperti Sari Husadha, Danone, dan Ultra tapi tidak sebanyak Nestle. Saat ditanya alasannya,


RUANG KHUSUS RUANG KHUSUS

Suyono menjawab bahwa ada beberapa alasan mengapa Nestle mendapat pasokan susu terbanyak. Jarak tempuhnya yang dekat, tak pernah ada hari libur, memiliki kontrol kualitas yang baik, dan pembayaran selalu tepat waktu. Menurut Suyono peran pemerintah terhadap koperasi hanya sebatas pembinaan. “Koperasi sekarang tak lagi dimanjakan seperti dulu, sekarang sudah tak ada lagi kurikulum tentang ekonomi koperasi di sekolah-sekolah,� keluh Suyono, Suyono juga berharap agar kedepannya agar ada koordinasi pemerintah dengan Koperasi SAE terutama dari dinas peternakan. Pada awal dari berdirinya, Koperasi SAE berdiri dari sekumpulan pemerah susu sapi yang mendirikan koperasi, hal ini tentu saja sejalan dengan upaya pengembangan masyarakat melalui ekonomi kerakyatan.

Pemerintah sekarang nampaknya harus berkaca pada kebijakan pemerintahan sebelum reformasi, khususnya mengenai kebijakan tentang mengelola ekonomi kerakyatan. Hal ini cukup beralasan pasalnya hampir semua komoditas ekonomi yang diperlukan oleh khalayak banyak hanya dikuasai oleh para pedagang besar atau pemilik modal. Upaya untuk membangkitkan gairah perekonomian negara sudah seharusnya memang memerlukan peran aktif masyarakat, sebab pada dasarnya sejahteranya perekonomian memang diciptakan dari, oleh dan untuk rakyat. [iez/ffb] ari.kav


SURVEI SURVEI

Pengumpulan data dilakukan oleh Litbang kavling 10 yang diambil dari sejumlah 136 responden secara acak dari masing-masing fakultas yang ada di Universitas Brawijaya. Metode pengumpulan data secara sampling ini mempunyai tingkat kepercayaan yang baik. Namun, hasil Jajak pendapat tidak dimaksudkan untuk mewakili pendapat seluruh masyarakat negeri ini.

Masih Relevankah Koperasi pada kondisi saat ini? 54% Masih 37% Ragu-Ragu 9% Tidak

Tanggapan Responden Mengenai Kebermanfaatan Koperasi Saat Ini?

Langkah Utama yang harus Dilakukan Pemerintah dalam Mengembangkan Koperasi? 37%

Pemberdayaan Koperasi tiap-tiap Daerah

34%

Sosialisasi Koperasi pada Masyarakat

26%

Memperbaiki Sistem Koperasi

3%

Lain-lain

65% Manfaat 35% Tidak Manfaat

Relevansi dan Tumbuh Kembang Koperasi Dahulu koperasi pernah dianggap sebagai Soko Guru Perekonomin Indonesia dan mengantarkan negeri ini berswasembada pangan. Namun bagaimanakah saat ini ?

K

operasi merupakan suatu lembaga atau organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-orang demi kepentingan bersama. Koperasi ini melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992. Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga

26 | Kavling 10

mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen) Kecenderungan untuk meningkatnya jumlah koperasi di Indonesia diantaranya berkaitan dengan kebermanfaatan koperasi. Dari hasil jajak pendapat Kavling 10, terungkap bahwa koperasi masih dinilai cukup besar manfaatnya. Penilaian ini diakui oleh 65 persen responden yang menganggap koperasi sangat bermanfaat. Penilaian tersebut cukup beralasan terkait dengan prinsip prinsip yang dipeganggnya. Relevansi Koperasi Koperasi pada zaman orde baru di sebut sebgai “Soko Guru Perekonomian,� hal tersebut di karenakan koperasi dianggap sebagi sebuah solusi untuk menstabilkan perekonomian dan mensejahterakan masyarakat. Langkah pemerintah tersebut contohnya dibidang pertanian, yaitu dengan


dibangunnya KUD disetiap desa. Langkah tersebut sangat mendukung program kerja pemerintah untuk menjadi swasembada pangan. Sistem yang tetapkan pemerintah dibakukan dan diberkakukan pada seluruh KUD, padahal masih terdapat banyak celah kelemahan didalamnya. Hal tersebut membuka peluang ketidakadilan dimana pengurus mempunyai akses lebih dibandingkan anggota yang lain. Kepercayaan masyarakat pada koperasi khususnya KUD menurun, puncaknya pada masa akhir orde baru. Kemudian pada era reformasi dilakukan dengan pencabutan Inpres 4/1984 tentang KUD telah melahirkan gairah masyarakat untuk mengorganisasikan kembali kegiatan ekonomi melalui koperasi. Era tahun 2000 an adalah memasuki era perdagangan bebas, namun jumlah koperasi meningkat hingga dua kali lipat. Hal tersebut menunjukkan bahwa koperasi masih dianggap relevan. . Hal tersebut didukung dengan data yang menunjukkan bahwa 54 persen responden menganggap bahwa keberadaan kopersi masih sangat relevan dan penting pada kondisi saat ini. Upaya Pemerintah Saat ini perdagangan bebas sedang pada puncaknya, di Indonesia mulai di berlakukan area perdagangan bebas ASEAN dan ACFTA. Produk local Indonesia mendapatkan persaingan langsung dari produk asing. Beberapa produk Indonesia satu persatu mulai kewalahan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya fasilitas, sokongan dana dan tidak adanya standarisasi produk. Hal tersebut dapat ditanggulangi dengan adanya koperasi yang menaunginya. Koperasi juga dapat menjadi solusi dari kondisi dimana di Indonesia hanya pemodal besar yang dapat

SURVEI SURVEI

mengembangkan usahanya dengan pesat. Sistem koperasi memungkinkan mengatur dana yang terkumpul dari anggota secara kolektif digunakan untuk membangun koperasinya. Pemerintah perlu mengembangkan koperasi karena mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan perekonomian. Program pemerintah cukup gencar dan menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya masih besar elemen yang diperlukan untuk tumbuhnya koperasi. Pengembangan koperasipun perlu dilakukan pada prioritas tertentu. Sebanyak 37 persen responden menganggap bahwa hal utama yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk membangkitkan geliat koperasi adalah melakukan pemberdayaan koperasi di setiap daerah. Pemberdayaan koperasi ditingkat daerah dapat dilakukan dengan adanya bantuan pembenahan fasilitas , kemudahan akses produksi dan pemasaran produknya serta penyuluhan. Sedangkan 34 persen respoden menganggap hal utama yang perlu dilakukan adalah sosialiasi koperasi untuk menggairahkan kembali masyarakat untuk mengembangkan koperasi. Hal tersebut karena saat ini koperasi hanya berada pada kelompok masyarakat tertentu. Sementara 26 persen responden meyakini langkah utama dalam mengembangkan koperasi di Indonesia adalah melakukan perbaikan dengan memperbaiki sistem koperasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dibentuknya peraturan mengenai koperasi yang dapat mendorong kemajuan koperasi dan menutup celah yang memungkinkan ketidakadilan terjadi di koperasi. [mcd/bgs]

Kavling 10 | 27


kav ali.

Iklan Layanan Masyarakat ini dipersembahkan oleh LPM Kavling 10

WATCH OUT!


GAZEBO GAZEBO

bisnisukm.com

U

Bisnis dengan Limbah

KM (Usaha Kecil Menengah) yang akan dibahas berikut ini sayang bila anda lewatkan. Melalui sampah dan barang tak berharga lainnya, mereka dapat menghidupi keluarga bahkan kampung mereka sendiri. Peralatan Rumah Tangga dari Tempurung Kelapa Bagi kebanyakan orang, tempurung kelapa mungkin tidak berguna. Padahal sebenarnya tempurung kelapa justru sangat berguna untuk dijadikan souvenir. Hanya

dengan bermodalkan limbah tempurung kelapa terciptalah suatu buah tangan yang cantik dan memiliki manfaat. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kerajinan dari tempurung kelapa cukup mudah untuk didapatkan. Selain tempurung kelapa, diperlukan juga lem kayu, dempul, melamin, amplas, cat, dan texwood. Tempurung-tempurung kelapa tersebut kemudian diolah dan dibentuk bermacam-macam. Agar terlihat cantik, serat dari tempurung kelapa diukir dengan baik dan artistik. Kerajinan tempurung kelapa ban-

Kavling 10 | 29


GAZEBO GAZEBO

yak dijadikan buah tangan dengan berbagai macam bentuk. Mulai dari jepitan, bingkai foto, hingga perabotan rumah tangga layaknya mangkok, gelas minum, nampan, penutup lampu, sendok, garpu, atau sendok sayur. Produk tempurung kelapa juga bisa berbentuk tas, rel gorden, manik-manik, kancing, dan lain-lain. Tidak mengherankan jika aneka barang kerajinan berbahan baku tempurung kelapa muda ini banyak diminati. Kerajinan ini bisa ditemui di setiap pusat perbelanjaan di daerah kota wisata seperti Jogja, Bali, dan Lombok. Ban Bekas untuk Perabot Rumah Pernahkah terbayangkan bahwa ban rusak yang tidak terpakai bisa didaur ulang menjadi kursi, ember, pot bunga, dan lain sebagainya? Bapak Sukamto (58) berhasil mengolah ban bekas berbagai ukuran menjadi produk seperti ember, kursi. kerek timba, sandal, ban andong, dan pot tanaman. Ban yang digunakan dalam produksi barang-barang tersebut antara lain dari ban sepeda, ban motor, ban mobil, dan ban truk. Bapak Sukamto dibantu oleh tenaga produksinya yang berasal dari daerah sekitar rumahnya. Industri ini rutin melayani pesanan dari beberapa toko, galeri, dan mebel yang ada di Yogyakarta. Produkproduk tersebut biasa dikirimkan dalam bentuk bahan mentah dan barang jadi. Beragam produk kerajinan ban bekas dijual Pak Sukamto dengan harga yang bervariasi. Untuk produk seperti sandal dan ember harganya Rp.10.000,00/ buah, sementara untuk furnitur harganya Rp.600.000,00/set (3 buah kursi dan 1 buah meja). Harga tersebut akan berbeda lagi jika sistem pembelian dilakukan secara eceran.

30 | Kavling 10

Dengan harga yang variatif tersebut, Pak Kamto mengaku bisa menghasilkan omzet puluhan juta rupiah perbulannya. Souvenir dari Limbah Kaca Terinspirasi dari sampah kaca yang melimpah namun tidak dimamfaatkan, Supardi, warga Desa Sidodadi, Kecamatan Tempurejo, Jember, Jawa Timur memanfaatkan limbah kaca menjadi aneka souvenir dan hiasan rumah tangga yang artistik. Membuat kerajinan limbah kaca tidaklah sulit, namun membutuhkan ketelatenan, serta sentuhan seni. Limbah kaca yang dibeli dari toko kaca maupun sampah keluarga ini dipotong kecil sesuai kebutuhan. Setelah melalui proses pemilihan warna yang serasi, potongan kaca ditempel dengan lem ke media yang ingin dibentuk, seperti gerabah vas bunga, tempat buah, hiasan dinding, serta asbak. Dalam sehari Supardi bisa menghasilkan sedikitnya 3 hingga 5 buah kerajinan yang dijualnya dengan harga berkisar Rp. 15.000 - Rp. 300.000, tergantung ukuran. Selain murah dan ramah lingkungan, kerajinan hasil karyanya banyak diminati pembeli. Pesanan berasal dari sejumlah kota di Jawa Timur seperti Surabaya, Malang serta sejumlah kota di Bali. Kreatifitas dan usaha orang – orang di atas sangat bermanfaat, baik untuk mengurangi jumlah barang tak berguna maupun untuk memberdayakan kemandirian warga. Tidakkah anda tertarik untuk memulai usaha serupa yang akan membantu diri anda sendiri dan lingkungan tempat tinggal anda? Mari budayakan UKM. [nad]




Di Balik Lensa

Foto : Bayu Yoga | Teks : Ahmad Yani Ali Kamera : Canon EOS 550D

Lokasi : Malang

Pantaskah aku bila disandingkan dengan Sang Proklamator? Lagipula aku bukan seorang pejuang sejati, aku hanya sedang mencoba berjuang untuk bertahan hidup.

MENGAYUH HIDUP

SOEKARNO DAN PEJUANG LAINNYA

Untuk itu, kayuh demi kayuh ku jalani hidup ini, hanya karena takut tergilas arus globalisasi yang berputar lebih cepat dari putaran rodaku.


TANGGUH Hidup memang beban yang tidak sengaja hinggap diatas kepala yang perlu dipikirkan dan dicari penyelesaiannya. Maka dari itu, aku harus tetap tangguh menjalani perjuangan ini.


“NUNGGING”

Walau terkadang aku harus merasakan jatuh dan terguling hingga “nungging” dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan hidup.

HADAPI DENGAN SENYUMAN Tapi aku percaya bahwa senyuman adalah obat pelipur lara di kala aku ingat akan keras nya perjuangan hidup.


Aku harus bekerja dan berjuang lebih keras, tidak perduli walau senja harus menjemput ku sekalipun.

BEKERJA HINGGA SENJA

SETUMPUK UANG Hanya demi setumpuk kertas dan logam! Tumpukan uang ini yang aku butuhkan, hanya ini yang bisa membuatku hidup lebih lama.



Space for Rent


PROFIL PROFIL Isandri.blogspot.com

Muhamad Yunus,

Pahlawan bagi Kaum Papa M

asalah ekonomi memang menjadi masalah krusial bagi kalangan menengah ke bawah khususnya, maka dari itu pria bernama M Yunus muncul dengan ide mencoba membangun masyarakat yang bebas dari kemiskinan. Muhamad Yunus adalah seorang peraih Nobel perdamaian pada tahun 2006. Pria kelahiran Chitanggong 28 Juni 1940 ini memiliki komitmen dalam resistensi terhadap pemberantasan kemiskinan melalui sebuah sistem ekonomi untuk tataran paling bawah, karena Yunus beranggapan bahwa ekonomi ditingkat paling bawah adalah hal yang paling fundamental yang harus diperangi guna keadilan dan perdamaian. Maka dari itu, Komite Nobel Norwegia menganugerahi Muhamad Yunus sebagai penerima nobel perdamaian. Menurut Ole Danbolt Mjoes, ketua Komite Nobel Norwegia, Yunus berhak dianugerahi nobel perdamaian, karena visisnya tentang pemberantasan kemiskinan melalui sistem ekonomi dan sosial yang diciptakannya di tataran orang-orang miskin berhasil diterapkan ke dalam hal praktis demi peruntungan jutaan orang di Bangladesh maupun negara lain. Sedang Asle Sveen,

sejarawan Norwegia, yang dikutip dari beritaindonesia.co.id, berpendapat bahwa “Ini adalah untuk pertama kali, sebuah usaha pemberantasan kemiskinan mendapatkan sendiri apresiasi itu. Sudah terlalu banyak nominasi bagi pihak-pihak yang melerai konflik-konflik. Kini Komite Nobel makin berpihak kepada upaya pencegahan perang yang paling fundamental. Mengupayakan perdamaian tidaklah cukup, perdamaian haruslah merupakan sebuah perdamaian yang berkeadilan. Salah satu penyebab perang, yakni kelaparan dan kemiskinan, harus diatasi mulai dari akarnya�. Kiprah Yunus sebagai pemberdaya kaum miskin dimulai sejak tahun 1974. Awalnya, Yunus terilhami dari orang-orang miskin yang berjuang hidup di Bangladesh yang kemudian tergerak untuk diperdayakan layaknya manusia lainnya. Dari sinilah Yunus mulai bertekad untuk memberantas kemiskinan dari akarnya. Tekad bulat Yunus diperkuat oleh ide yang didapat dari seorang ibu bernama Sufia Begum yang bolak-balik berutang pada tengkulak untuk mendapat modal membuat kerajinan dengan pembayaran berikut hutang dan bunganya. Dan pada akhirnya pada 1983, Yu-

Kavling 10 | 39


PROFIL PROFIL

nus mulai menrealisasikan idenya dengan membangun Grameen Bank dengan sistem kredit mikro tanpa agunan atau bunga bagi orang-orang miskin. “Sejak itu saya putuskan kaum papa (miskin) harus menjadi guru saya,” tambahnya. Tujuan sistem kredit mikro tanpa agunan dan Grameen Bank itu dibangun, agar merangsang orang-orang miskin turut serta dalam proses perekonomian. Sistem ekonomi tersebut, dibangun atas filosofi Yunus mengenai bagaimana orang miskin bisa mengangkat derajat mereka sendiri dan memberi pancingan pada mereka untuk mandiri dalam mencari ikan sendiri. Kemandirian tersebut yang diharapakan Yunus menjadi bekal dalam menghadapi tantangan persaingan ekonomi. Sukses dengan sistem tersebut, Bank Grameen akhirnya memiliki 2.226 cabang di 71.371 desa. Dan yang lebih hebatnya ialah bank tersebut dapat menyalurkan kredit puluhan juta dollar AS perbulan kepada 6,6 juta orang miskin dan modal seluruhnya dimiliki oleh para nasabahnya. Dan untuk sistem yang menjamin pembayarannya, Grameen Bank menggunakan ‘grup solidaritas’, yakni kelompok kecil yang bersama-sama mengajukan pinjaman dimana didalamnya terdapat anggota yang bertindak selaku penjamin pembayaran. Pinjamannya hampir persis dengan sistem dana bergulir, dimana ketika ada satu anggota yang telah berhasil mengembalikan pinjamannya, maka akan digunakan oleh anggota yang lainnya. Akhirnya bank tersebut berkembang menjadi Grameen Family of Enterprises yang membawahi lembaga yang bersifat profitable ataupun yang nonprafitable yang banyak mengilhami berbabgai negara dengan penghasilan yang fantastis. [ali]

40 | Kavling 10

BIODATA: Nama : Muhammad Yunus Lahir : Chittagong, Bangladesh 28 Juni 1940 Isteri : Afrozi (Menikah April 1980) Anak : Deena dan Monica (perempuan) Pendidikan: • Chittagong Collegiate School • Chittagong College • Universitas Dhaka (BA pada 1960 dan MA pada 1961) • Universitas Vanderbilt (PhD pada 1970) Penghargaan Internasional: • 1978 President’s Award, Bangla desh • 1984 Ramon Magsaysay Award, Filipina • 1989 Aga Khan Award for Architecture, Swiss • 1993 CARE Humanitarian Award • 1994 World Food Prize • 1996 Simon Bolivar Prize (UNES CO) • 1998 Sydney Peace Prize • 1998 Prince of Asturias Award • 2004 The Economist Newspaper’s Prize • 2006 Mother Teresa Award • 2006 8th Seoul Peace Prize • 2006 Hadiah Nobel Perdamaian bersama Grameen Bank.

Sumber : Isandri.blogspot.com Hidayatullah.com


BALKON BALKON

Catatan Perjalanan IMPALA UB di Bali Barat T

epat pada tanggal 8-18 Februari 2012 yang lalu, kami Tim IMPALA UB mengadakan sebuah kegiatan pengembaraan yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar anggota khususnya Anggota Muda 35 IMPALA UB dalam bentuk kegiatan Sosial dan Ilmiah dengan pensuasanaan kegiatan olahraga alam bebas . Kegiatan ini dilksanakan di Taman Nasional Bali Barat (TNBB), tepatnya di Kabupaten Jembrana Provinsi Bali dengan jumlah tim ada 22 orang dengan Anggota Muda ada 20 orang dan Anggota Biasa 2 orang. Kegiatan yang kami lakukan bukan hanya sekedar olahraga alam bebas . Kami juga melakukan penelitian tentang korelasi antara Taman Nasional Bali Barat dengan masyarakat sekitar dalam pemberdayaan TNBB nan indah ini. Masyarakat dan taman Nasional memiliki hubungan yang sangat baik. ada

timbal balik antara keduanya seperti membutuhkan partisipasi masyarakat dalam pendukungan program Taman nasional dalam masalah penangkaran burung jalak bali dan dari masyarakat berantusias untuk membudidayakanya. Sehingga jalak bali sendiri masih tetap terjaga kelestarianya. Kegiatan ini kami awali dengan melakukan studi masyarakat ke Desa Sumber Kelampok yang letaknya masih berdampngan dengan kawasan TNBB dan menjadi jalur masuk ke TNBB. Di sana kami melihat secara jelas kehidupan yang mayoritas pekerjaanya adalah petani dan peternak. Di samping itu juga ada sebagian masyarakat yang sudah menangkarkan Jalak Bali. Tak sembarang orang dapat menjadi penangkar Jalak Bali. Untuk menjadi penangkar harus memenuhi pesyaratan. Aktivitas warga setiap harinya adalah bercocok tanam dan mencari kayu

Kavling 10 | 41


BALKON BALKON

bakar di hutan atau biasa disebut ranjak. Tetapi ketika musim kemarau, kegiatan bercocok tanam ditinggalkan dan banyak warga yang beralih menjadi buruh di Denpasar atau Karangasem. Dari TNBB ataupun dari desa jarang diadakan penyuluhan. Menurut keterangan warga memang ada tetapi itu hanya sekedar pengecekan dan dirasa kurang ada hasilnya atau pengaruhnya kepada masyarakat. Dari keterangan salah satu warga, pernah ada konflik antara warga dan pihak TNBB, yaitu warga sempat akan diusir karna menurut pihak TNBB wilayah tersebut adalah wilayah warga. Di lain sisi warga juga takut bertanya ke pihak TNBB. Harapan dari warga adalah semoga ada bantuan subsidi dari pemerintah (dalam bentuk penyuluhan, pendidikan, bantuan pertanian dll) karna menurut mereka pendidikan adalah salah satu cara supaya mereka dapat hidup lebih maju dan sejahtera. Bird watching juga kami aplikasikan di perjalanan ini. Di tepi pantai yang ramai hanya karena kedatangan kami, kami menghasilkan data untuk jenis-jenis burung di sekitaran pantai ini. Burung Wallet berjumlah tiga dengan berbulu hitam, dua ekor Elang yang berwarna putih, dan lima ekor Sriti berwarna hitam. Dan ada dua burung yang belum teridentifikasi oleh tim dengan ukuran tubuh yang besar untuk ukuran burung pada umumnya. Di sepanjang perjalanan kami bergerak dari pos satu satu sampai pos tujuh yang berada di Pulau Menjangan yang menjadi titik akhir perjalanan kami di TNBB. Di setiap pos kami mengaplikasikan materi yang telah kami dapat sebelum keberangkatan kami, seperti materi Bird Watching, Mamalia Watching, Analisa Vegetasi dan Identifikai Terumbu Karang yang menjadi tujuan pengembaraan kami.

42 | Kavling 10

Pada hari ketujuh kami menjejakkan kaki ke Pulau Menjangan. Disambut dengan gerbang bertuliskan Selamat Datang di Pulau Menjangan Taman Nasional Bali Barat membuat rasa lelah kami hilang. Kami disuguhi dengan pemandangan laut yang jernih. Tanpa google-pun kami bisa dapat melihat kehidupan di bawah laut Di Menjangan yang cantik ini, kami melakukan reefcheck. Dari hasil reefcheck kami menemukan kekayaan flora dan fauna di laut Menjangan. Untuk terumbu karang kami menemukan beberapa spesies seperti Soft Coral, tripang, dan diadema. Berbagai jeis ikan seperti butterflyfih, Haemulidae, Snapper, dan Parrotfish juga ikut meramaikan kehidupan bawah laut pPulau menjangan. Pulau Menjangan yang tak berpenghuni ini juga memiliki daya tarik tersendiri bagi kami untuk dikunjungi, yaitu Menjangan. Sudah dua hari kami melakukan mamal watching untuk bertemu dengan paras Menjangan, tetapi kami belum berjuma dengannya. Dan di hari terakhir di Pulau Menjangan, lebih tepatnya pada dini hari kami akhirnya menemukan dua ekor Menjangan. Sayangnya, kami tidak dapat mengabadikan sosok Menjangan. Yang disayangkan, Pulau Menjangan yang indah ini, dinodai oleh limbah-limbah dari Pulau Sebrang. Pulau yang tak berpenghuni ini, seharusnya lebih bersih dari pulau-pulau Sebrang. Tapi, pada kenyataannya Pulau Menjangan harus merasakan efek limbah-limbah dari pulau sebrang. Tak terasa 10 hari pun berlalu. Waktu yang teramat berharga untuk mengenal kepribadian para anggota muda IMPALA UB. Dan waktu yang paling berkesan untuk sebuah pengalaman yang tak ternilai di masa muda. [Tim IMPALA]


SASTRA SASTRA Simfoni Hitam Oleh : Kiky Vieramadani*

Kupandangi tubuh yang terbujur kaku dihadapanku. Berkali-kali kualihkan mataku dari wajah tirusnya kebagian perutnya. Seolah mencari sedikit saja gerakan yang mungkin muncul dan membuat semua kenyataan yang terhampar tepat didepan mataku sirna.

K

uingat betul 18 tahun yang lalu, pria tua inilah yang menggendongku dipunggungnya yang bersimbah darah. Darah ayahku. Darah nenekku. Darah ibuku. Tapi, hanya kenangan itu saja yang kuingat. Kenangan pertama kali aku memulai lembran baru bersamanya. Kenangan yang membuat garis berbeda dalam takdirku. Aku adalah keturunan terakhir dari garis keluarga kakekku. Entah mengapa, sejak empat keturunan terakhir, keluarga ini selalu hanya memiliki anak tunggal, laki-laki pula. Kakek buyutku, kakekku, ayahku, dan aku. Semenjak kecelakaan yang menewaskan orangtuaku dan nenekku, aku tinggal bersama pria tua yang menggendongku menjauh dari mayat orang tuaku ketika usiaku baru menginjak empat tahun. Pria tua yang menggendongku menjauh dari mayat istrinya, anaknya, dan menantunya. Pria tua yang menggendongku menjauhi kenangan buruk tentang bayangan orangtuaku dan nenekku yang mungkin saja bisa menghantuiku saat aku dewasa nanti. Pria tua yang sejak saat itu mengorbankan hidupnya untuk membesarkanku, merawatku, dan menjadikanku seperti sek-

arang. Aku tahu. Aku tahu itu. Tapi sayangnya, baru saat inilah aku tahu. *** Saat itu usiaku masih kanak-kanak. Aku belum tahu bagaimana hidup tanpa ibu yang selalu ada untukku, ataupun hidup tanpa ayah yang selalu menggendongku sepulang kerja. Aku tidak begitu peduli bahwa nenek tak ada. Kupikir itu tak banyak pengaruhnya untukku dulu, untukku sekarang, untukku nanti. Selalu saja tiap saat kutanyakan kapan orang tuaku pulang, selalu. Namun kutunggu berapa lama pun mereka tak akan pulang, kusadari itu saat aku menginjak kelas 6 sekolah dasar. Aku baru benar-benar paham apa itu kata meninggal. Aku selalu bertanya-tanya dalam mengapa orang tuaku tega meninggalkanku dengan pria tua renta ini? Pria tua yang hanya mampu memberiku makan 3 kali sehari. Pria tua yang hanya menjadi penarik becak, pekerjaan rendahan yang menurutku tak berharga. Pria tua yang bahkan sering memukuliku jika aku sedang bermain bersama temanku. Pria tua yang tega menjauhkanku dari orangtuaku disaat-saat terakhir aku mampu melihat mereka dari

Kavling 10 | 43


SASTRA SASTRA

dekat, saat kecelakaan itu. Pria tua yang tak ada harganya dan hanya bisa membuatku malu didepan teman-temanku. Sedangkan pengorbanannya untuk merawat dan membesarkanku kupikir sudah kewajibannya sebagai satu-satunya keluargaku. *** Kusalami pelayat kenalan orang tua itu, juga kenalanku. Tapi pikiranku tak benarbenar fokus pada acara yang berlangsung. Kuingat-ngat lagi kenanganku bersama orangtua itu. Kuingat-ingat. Kuingat. Kuingat. Entah kenapa kebencian yang ada selama ini sirna begitu saja saat kulihat wajahnya saat kumandikan. Aku ingat. Aku pernah dimandikannya. Seluruh tubuhku disabuninya dengan bersih dan lembut. Sedangkan tubuhnya sendiri masih bau keringat selesai menarik becak. Ada lagi. Saat mulai mengkafani, tiba-tiba muncul kenangan entah darimana datangnya tentang bayangan seorang anak laki-laki kecil yang memakai baju-baju bagus, aku ingat pakaian-pakaian yang dia belikan untukku. Sedangkan dia hanya punya beberapa potong pakaian saja untuk dirinya. Benar-benar hanya beberapa potong. Saat kututup mata tua dan keriputnya dengan kapas, aku ingat mata itu pernah merah menahan amarah melihatku memainkan parang untuk memotong rumput. Aku dipukulinya berkali-kali sampai merah. Aku ingat aku tak sekolah karena kakiku merah-merah saking kerasnya pukulan itu hingga berbekas di kakiku. Dan aku ingat pula bahwa aku juga tak menyapanya. Namun, baru sekarang ingatan itu muncul. Ingatan yang selama ini sepertinya kupaksa kusembunyikan. Saat dia menyelimuti tubuhku dengan selimut tipis dan mengelus kakiku yang merah akibat pukulannya. Aku sadar, aku tak tahu kapan dia

44 | Kavling 10

memejamkan mata untuk berhenti mengelus kaki dan rambutku, meninabobokkanku. Sekarang, kalau kupikir dunia tak adil padaku karena membiarkan orangtuaku meninggalkanku saat aku masih kecil lalu dari sisi mana dunia adil pada orang yang telah terbujur kaku dihadapanku ini? Seorang cucu sepertiku harusnya tak pantas hidup bersama orang tua ini. Seorang cucu egois yang menganggap bahwa dirinya adalah orang paling malang di dunia. Seorang cucu egois yang tidak melihat bahwa didepannya ada orang tua yang ditinggal mati oleh istri, anak, dan menantunya. Orang tua yang kebingungan harus berbuat apa selain menyelamatkan cucunya dari kenangan buruk orangtuanya sehingga harus membuatnya rela menggendong cucunya, lari dari mayat orang-orang terkasih baginya dan menyembunyikan tangisnya didepan cucu yang menjadi harta paling berharga miliknya. Setiap hari disisihkannya uang tiga ribu rupiah untukku. Untuk pendidikanku. Bahkan genting yang bocor tak membuatnya mengambil uang itu barang seribu. Kuingat kata-kata yang diucapkannya sambil mengelus kepalaku sebelum aku mulai berangkat untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. “Kalau kau sudah tak punya siapapun lagi di dunia ini le, kalau kau sudah sendirian hidup di dunia ini dan kau hanya punya Allah, yakinlah bahwa Allah itu lebih dari cukup untuk menemanimu sepanjang sisa hidupmu, mbah tak mungkin bisa hidup untuk menjagamu sepanjang waktu,� Air mataku menetes jatuh. *Mahasiswi Psikologi 08 Penggiat Kavling 10


SASTRA SASTRA Menadah Hujan By : Layla Rizqiya*

v

.ka

ali

D

Under the sky with colors of golden-yellow and cyan-blue

engan angkuhnya mobil-mobil berlalu lalang menghembuskan asap kelabu yang melebur di udara. Pejabat, karyawan, hingga mahasiswa dengan aliran darah biru duduk dibalik kemudi menginjak pedal gas dan saling meliuk-liukan mobil mereka untuk mendahului satu sama lain. Adzan Dhuhur berkumandang menandakan tengah hari, namun sang surya tak terlihat pesonanya tertutup gumpalan awan nimbostratus di angkasa. Awan yang selalu menyelimuti langit kota dengan curah hujan tinggi ini berhasil membawa keteduhan setelah sengatan matahari membius bumi sebelumnya. Angin meniupkan udara dingin yang menggoyangkan pecahan dedaunan kering setelah terlindas ban mobil. Kerlipan dibalik kristal lampu mobil mulai menyala guna menerangi jalanan yang mulai menggelap akibat mendung tengah hari. Kontrasnya dipinggiran jalan, seorang pria tua yang telah melewati tiga perempat abad hidupnya duduk bungkuk di tepi terotoar. Alas duduknya hanya karung

bekas wadah beras miskin yang ia temukan dari tempat pembuangan sampah. Sebuah gelas air mineral kosong yang telah menganga mulutnya bertengger menghadap langit dalam genggaman tangan keriput si pria tua. Senada dengan mulut gelas, kepala pria tua itu juga mendongak manatap langit. Kedua kantung matanya yang tak lagi singsat akibat gravitasi bumi menambah sayu binar matanya. Lidahnya tiada henti membasahi bibirnya yang kering. Tak ada seorang pejalan kakipun yang melintasi terotoar itu. Tentu saja, penyebabnya tak lain karena kondisi terotoar tidak rata dan bangunan tua dibelakangnya yang kini dipakai sebagai tempat pembuangan sampah yang memancarkan aroma perusak respirasi manusia. Jika tidak sangat terpaksa orang normal tak akan sudi menginjakkan kakinya di trotoar ini. Hanya pria tua ini yang setia menunggui tempat ini, sesekali beberapa gelandangan yang mencari tempat istirahat sesaat. Dari kejauhan seorang pria tua lain

Kavling 10 | 45


SASTRA SASTRA

tengah berjalan menyusuri terotoar yang sama. Dengan pakaian lusuh yang tak lagi dapat dideskripsikan warnanya serta sekantong plastik berisi cairan kemerahan dengan bongkahan es didalamnya, ia menikmati buliran tetesan air kemerahan membasahi tenggorokannya yang sempat mengering. Tangan kirinya sibuk dengan tongkat penopang tubuhnya. Kaki kirinya cacat akibat kecelakaan kerja sejak muda, kini memasuki usia tua tongkat sudah seperti bagian tubuh baginya. Ujung bibirnya sedikit membentuk sudut lancip dan tiga garis guratan kulit keriput di pipinya, saat bola matanya menangkap sosok kawan tuanya tengah duduk menghadap langit sambil memegang gelas plastik kosong. Dengan ringan ia mempercepat langkahnya mendekati kawan tuanya. “Orang tua yang menyedihkan”, sapanya sambil sesekali menghisap cairan kemerahannya. “Ckckckck, Marto, masa tuamu sangat tak berguna. Setiap hari menatap langit menunggu rejeki tanpa secuilpun usaha”. Pria tua dengan gelas air mineral yang benama Marto itu tak bergeming sedikitpun dari posisinya. Ia sadar akan kehadiran kawan tuanya, namun matanya masih menatap langit. Ia pejamkan matanya sesaat seakan untuk menelan kata-kata kawannya ini. Menyadari Marto yang memberikan nol persen reaksi atas kata-katanya, ia mulai mencoba menarik perhatian Marto. “Slruup, ini minumlah Mar”, ia menyodorkan sisa cairan kemerahan itu. “Aku tau pasti kau tak makan atau minum seharian ini, lihatlah aku yang juga sama menderitanya sepertimu tapi aku masih berusaha untuk mendapatkan minuman ini. Sementara kau duduk seharian menunggu rejeki dari langit. Kau sungguh menyedihkan.”

46 | Kavling 10

“Maaf aku tak meminta airmu”, jawab Marto dengan suaranya yang pelan namun tersirat ketegasan didalamnya. “Kau sombong sekali Mar. Teruslah menatap langit sampai kematian membawamu menatap langit dari liang tanah”, ia melangkahkan tongkatnya melewati Marto. “Kau tau, aku jauh lebih baik daripadamu”. “Silo”, Marto memanggil kawan tuanya sebelum ia berjalan terlalu jauh. Silo berhenti sejenak tanpa menyahut lalu memutar 45 derajat lehernya tanpa membalikkan badan menghadap Marto. Marto melajutkan kata-katanya, “Saat muda kau dan aku menjilat bos mengharap perhatiannya demi mengejar rupiah. Saat kecelakaan itu mematahkan kaki kita dan tak ada lagi daya untuk menghasilkan rupiah, kau mengharap belas kasihan manusia demi rupiah”. Marto sedikit memberi tekanan pada volume suaranya yang mulai serak, “Aku hanya tak mau lagi meletakkan tanganku dibawah tangan orang lain sepertimu. Masa tua mengajarkannku untuk menaruh tanganku di bawah tangan Tuhanku. Kau menadah rupiah dari belas kasihan manusia untuk membasahi tenggorokanmu dan aku menadah hujan Tuhanku untuk membasahi tenggorokanku. Aku mengharap belas kasihan Tuhanku dan kau mengharap belas kasihan sesama manusia, apa kau masih berpikir kau jauh lebih baik daripada aku?” Silo diam tak menjawab, ia mengerakkan tongkatnya dan melangkah meninggalkan Marto yang masih menatap langit. Aroma tanah dari pori-pori aspal mulai menyemerbak dan tetesan hujan mulai membasahi bumi. *Anggota Baru Kavling 10


SASTRA SASTRA Kumpulan Puisi Jeritan Hati Negeri

Pejuang Jalanan

Oleh : Happy Yulfarida*

Oleh : Zahra Firdausiah

Buai indah,

Berlari mengejar harapan

Kau berujar layaknya saudara kami

Diatas kepentingan semua golongan

Seolah aspirasi kami juga suaramu

yang haus kekuasaan

Kau himpun desas-desus kami

dari kolong jembatan

Keadaan tragis ini kau tawarkan

kami beradu argumentasi

Untuk komposisi sandiwaramu

mengapa kami dijadikan boneka berbasis reformasi!

Kehidupan pinggiran ini kau gadaikan

Meretas mimpi

Untuk obrolan di masa pencitraanmu

Itu hanya ilusi

Kini, neraka dunia jadi kartu mati

dalam angan yang tak pasti

Kocar-kacir ini diabaikan

dan demi sesuap nasi

Celoteh manismu sirna

Oi, pejabat gila birokrasi

Sendiri hilang tanpa jejak kabar

yang tinggal dalam istana permadani yang lupa akan janji-janji

Kami ingin didengar

janganlah kami ditinggalkan

Tak hanya mendengar

Kusut, masai,

Mendengarkan cerita kami

Nestapa, duka,

Tak hanya sepatah kata kami

Pengap dan gelap

Ketika terlanjur kau dengar

Sudah merajai hidup kami

Jangan sekadar jadi catatan pembukuan

Dari kolong-kolong jembatan

Yang tertimbun jadi impian tanpa getar

Dari tepi-tepi jalan

Realisasikan dalam realita kehidupan

Kami menegadah keatas

Kavling 10 | 47


SASTRA SASTRA Mengharap pada sepotong langit yang biru

Kau rampas hak kami

Dan masih tetap mengadu untuk yang

Kau pentingkan dirimu sendiri

kesekianjutakalinya

Tanpa melihat kami disini

Seraya menggumamkan doa

Hei, kau tikus!

Pada wajah-wajah yang tak berdosa

Kau pintar

Ya, kami pejuang jalanan

Kau cerdas

Jangan diabaikan

Tapi kenapa kau gunakan kepintaranmu untuk menindas kami

Suara Hati Rakyat Untuk Koruptor

Aku yang “Katanya� Dilindungi

Oleh : Ely Zamzam Firdausi*

Negara

Kami tidak butuh uangmu

Oleh : Taufiq Nasution*

Kami tidak butuh jasmu

Sudah tuan...

Kami tidak butuh mobilmu

Nyanyian ini berakhir

Kami hanya butuh kesejahteraan

Dan alat musikku berhenti menghibur

Kesejahteraan yang tlah lama hilang dari

Bukan tepuk tangan itu

negeri ini

yang perut lapar ku ini harapkan Juga senyum kecut dari balik

Kami tak mengerti apa itu hukum

kaca mobil mu tuan

Kami tak mengerti apa itu undang-undang

Debu jalan perempatan kota ini

Kami tak mengerti apa itu keadilan

Atau angin kotor kendaraan anda

Kami hanya mengerti bagaimana cara

Cukup koin recehan boleh jadi

bertahan untuk hidup

buat aku berarti hari ini

Pernahkah kau melihat kehidupan kami Kemiskinan, penderitaan yang tiada henti

48 | Kavling 10

*Anggota Baru Kavling 10


RESENSI RESENSI

Pirates of Silicon Valley

Produksi : TNT Production Sutradara : Aaron Barsky

F

ilm Pirates of Silicon Valley menceritakan lahirnya Apple dan Windows, perusahaan terkemuka di Amerika, negara penganut faham Kapitalisme. Film ini menceritakan gencarnya persaingan antar perusahaan yang dilakukan dengan mengahalalkan segala cara. Hal tersebut digambarkan dengan perompakan sebuah perusahaan oleh perusahaan lain. Perusahaan tersebut adalah Apple dan Microsoft, dedengkot Silicon Valley. Film ini dimulai dengan adegan Steve Jobs dan teman-temannya merintis Apple. Apple mulai berkembang ketika mereka berhasil menciptakan komputer yang memiliki GUI, penggunaan mouse yang di sinkronkan dengan grafik. Ide tersebut mereka “curi” dari Xerox. Jobs bangga dengan tindakannya, ini ditunjukkan dengan mengutip filosofi dari Leonardo Picasso yang menjadi motto perusahaannya. “Good artist create, great artist steal.” Sedangkan adegan lain Bill Gates dan teman-temannya mengembangkan Microsoft, perusahaan pembuat software. Gates berhasil meyakinkan IBM bahwa

mereka memiliki produk yang dibutuhkan IBM. Padahal Gates dan rekannya tidak mempersiapkan apapun. Dalam sebuah pameran dia melihat program XDOS, dan memutuskan untuk membeli beserta lisensinya. Program tersebutlah yang akhirnya dijual kembali oleh Gates kepada IBM dan saat ini menjadi MS DOS yang digunakan Windows hingga saat ini. Bill Gates mengetahui bahwa Apple mempunyai produk Machintos yang menarik. Sehingga dia beserta kawannya mengunjungi perusahaan Apple untuk menawarkan kerjasama untuk mengembangkannya. Merekapun diberi sebuah komputer untuk dipelajari Namun, tanpa sepengetahuan Jobs, Gates mengembangkan produk ini, kemudian dijual di Jepang. Perusahaannyapun maju pesat. Dan pada akhirnya Jobs pun tahu bahwa Gates telah menipu dan membajak produk Machintosh-nya menjadi Windows. Ironisnya, hal tersebut merupakan cara yang sama ketika Apple membajak produk Xerox. Film menarik yang mengambarkan dua kelompok anak muda yang berbakat yang berusaha untuk mendirikan usahanya di bidang IT yang sebelumnya dikusai oleh “Big Brother“ IBM. Gates dan Jobs muda digambarkan sangat cekatan menggunakan berbagaai macam peluang dan bahkan menghalalkan berbagai cara demi tercapainya harapan mereka. Film ini cukup bagus dalam menyampaikan rangkaian kisah Apple versus Microsoft meskipun pada beberapa bagian terlihat loncat-loncat. Hal itu seperti tidak ditampilkannya bagaimana Jobs maupun Gates dalam aksi perompakannya. Namun secara garis besar alur cerita dari film ini dapat dengan mudah difahami. [mcd]

Kavling 10 | 49


RESENSI RESENSI

Judul : A Development Alternative for Indonesia Penulis: Mubyarto dan Daniel W Bromley Penerbit : Gadjah Mada University Press

B

uku A Development Alternative for Indonesia adalah gagasan dari Profesor Mubyarto dan Profesor Bromley mengenai sistem ekonomi yang sebagaimana mestinya diterapkan di Indonesia. Sebuah gagasan yang menawarkan resep bagi pembangunan di Indonesia, khususnya di sektor ekonomi. Dalam pembahasan, awalnya buku tersebut mengulas mengenai tantangan pembangunan di banyak negara di tengah gencarnya globalisasi. Berbagai peristiwa pembangunan yang sudah terjadi di banyak negara tersebut menunjukan, bahwa adanya pertentangan dalam pelaksanaan praktik pembangunan di sektor ekonomi dengan gagasan sistem perekonomian. Gagasan sistem ekonomi di banyak negara tersebut percaya bahwa globalisasi dalam hal tingkat persaingan ekonomi dunia, menjanjikan efek positif yang menguntungkan. Sayang dalam praktiknya, gagasan berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan. Misalnya saja krisis finansial yang dulu terjadi di Asia, adalah contoh dari akses negatif dari arus glaobalisasi. Kenyataan akan pertumbuhan yang diharapkan tidak memberikan pemerataan ekonomi dan keadilan sosial. Selain membahas dampak dari sitem ekonomi di berbagai negara, buku A Development Alternative for Indonesia pula membahas mengenai gagasan baru dari Mubyarto dan Bromley dalam menghadapi tantangan global, yakni mengenai peranan dan fungsi kelembagaan dalam pembangu-

50 | Kavling 10

nan di Indonesia. Peran kelembagaan disini adalah merumuskan dan melaksanakan proses pembangunan yang mendukung terwujudnya pemerataan dan keadilan sosial. Disamping itu, peran penting kelembagaan tersebut juga untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat miskin dalam memanfaatkan kesempatan dan peluang ekonomi. Sebuah upaya dalam peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat yang berada di kalangan bawah dan dan pengurangan angka masyarakat miskin. Gagasan ini tidak lepas dari tiga aspek penting, pertama etika, persepsi kolektif mengenai sesuatu yang dianggap adil dan baik. Kedua hukum, penekanan terhadap kekuatan kolektif. Dan yang ketiga adalah ilmu ekonomi, menekankan pada perhitungan hasil ekonomi yang didasarkan pada landasan etika dan landasan hukum. Ketiga aspek tadi saling bersinergi dalam membangun sistem ekonomi di dalam suatu negara. Pembahasan terakhir di dalam buku ini, Mubyarto dan Bromley menjelaskan mengenai konsep ekonomi berbasis kearakyatan, yakni ekonomi pancasila. Konsep ini timbul dari kegagalan sistem ekonomi yang terdahulu, seperti tahun 1959-1960 yang menerapkan Sistem Ekonomi Terpusat Presiden Soekarno dan tahun 19661997 ketika masa kedudukan Presiden Soeharto yang menerapkan Sistem Ekonomi Kapitalis Liberal. Kedua sistem tersebut nyatanya gagal dalam meraih kesejahteraan masyarakat sehingga konsep sistem ekonomi pancasila menjadi tawaran gagasan untuk sistem perekonomian Indonesia. Sebuah tawaran dari Mubyarto mengenai revitalisasi moral untuk perekonomian di Indonesia yang sesuai dengan kondisi sosial, kultural, etika, politik, dan hukum di Indonesia. [ali]


KOLOM OPINI EKONOMI KERAKYATAN : IDEALISASI EKONOMI DAN

KOMODITAS POLITIK YANG UTOPIS ?

ali

.ka

v

Kavling 10 | 51


KOLOM OPINIOPINI KOLOM Wima Yudho Prasetyo Dosen Jurusan Administrasi Publik, FIA Universitas Brawijaya

I

stilah ekonomi kerakyatan seringkali menjadi sangat “seksi� menjelang ajang kontestasi politik level nasional maupun daerah. Bahkan beberapa entitas politik, personal maupun kelembagaan, dengan sangat meyakinkan mengidentikkan dirinya sebagai patriot-patriot ekonomi kerakyatan dan sekaligus berpretensi memposisikan kubu lawan politik sebagai pengusung ideologi ekonomi yang oposan terhadap ekonomi kerakyatan. Selebihnya, ketika suksesi politik telah berlangsung dan kekuasaan telah berada dalam genggaman, ide ekonomi kerakyatan pun perlahan menghilang dalam diskursus politik maupun akademis. Fakta ini membuka lagi ruang berpikir untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dasar yang sangat jamak terkait ekonomi kerakyatan: benarkah ekonomi kerakyatan adalah ideologi ekonomi yang diamanatkan konstitusi? kalau memang benar, lantas bagaimana ideologi ini menjiwai dan membentuk perilaku kebijakan ekonomi yang ada? sudahkah ide tersebut terlaksana? Jika belum, mengapa konstitusi tidak cukup mampu menekan-paksa rezim untuk menjalankannya? Atau sebuah pertanyaan skeptis, masihkah ekonomi kerakyatan relevan diperjuangkan di tengah globalisasi praktik-praktik ekonomi liberal

52 | Kavling 10

yang bahkan negara seperti Cina pun harus terpaksa melakukan reform dan membuka dirinya terhadap ekonomi pasar? Mengenali (Kembali) Ekonomi Kerakyatan Batasan definisi tentang ekonomi kerakyatan tampaknya menjadi langkah awal yang penting untuk dibicarakan (kembali). Dalam pandangan penulis, setidaknya ada 3 (tiga) kata kunci yang membentuk pemahaman tentang ekonomi kerakyatan; kedaulatan, kebebasan (demokrasi), dan kerakyatan. Kedaulatan memberi makna bahwa ekonomi kerakyatan adalah wujud eksistensi serta kemandirian negara dan bangsa untuk tidak lagi larut, tunduk, dan tak berdaya tanpa pilihan dalam dominasi atau hegemoni kekuatan negara lain. Ekonomi kerakyatan menunjuk pada upaya ideologis mewujudkan kedaulatan rakyat di bidang ekonomi. Dalam hal ini, meski kedaulatan dimaksud adalah di bidang ekonomi, tetapi hal tersebut juga menyeret pentingnya kedaulatan politik dalam bidang ekonomi. Artinya, di sini yang dibutuhkan adalah politik ekonomi kerakyatan. Kebebasan atau demokrasi berarti bahwa yang dikehendaki oleh ekonomi kerakyatan pada dasarnya adalah kebebasan, demokratisasi, dan keadilan dalam penguasaan faktor-faktor produksi baik dalam proses produksi nasional maupun pemanfaatan hasil produksi nasional. Tidak ada upaya mengistimewakan orang-perorang (privilege) yang kemudian berimplikasi pada ketidakmampuan orang lain untuk memiliki faktor produksi. Sudah barang tentu, hak dan keadilan yang diinginkan di sini bukanlah keadilan yang sama persis atau sama rata sebagaimana dianut oleh sistem ekonomi komando. Stratifikasi dan


differensiasi secara sosial ekonomi diakui akan tetap ada karena pemihakkan secara khusus kepada mereka yang lemah (memiliki akses ekonomi yang minim) tidak ditujukan untuk memberangus mereka yang memiliki akses lebih. Pada kasus ini yang harus dilakukan adalah mempersempit kesenjangan setiap warga negara untuk berperan aktif dalam bidang perekonomian. Kata kunci ketiga yang membentuk pemahaman akan ekonomi kerakyatan adalah kata kerakyatan itu sendiri. Penginjeksian makna esensial kerakyatan ke dalam konsep ekonomi kerakyatan merupakan hal yang sangat penting, bahkan terpenting, yang akan mampu membedakan ciri ekonomi kerakyatan dibanding dengan ideologi dan sistem ekonomi lainnya. Kalau kedaulatan dan demokratisasi pada level tertentu juga dimuat oleh sistem ekonomi lainnya, maka kata kerakyatan inilah yang memberi dasar pemahaman pada dua kata kunci sebelumnya sekaligus mempertegas karakteristik ekonomi kerakyatan. Kedaulatan dan demokrasi yang dianut adalah kerakyatan. Kata kerakyatan menunjuk bahwa orientasi utama penyelenggaraan ekonomi kerakyatan adalah “rakyat� itu sendiri yang merupakan entitas politik, budaya, dan ekonomi. Orientasi, klien, obyek-subyek dalam hal ini bukanlah individu sebagaimana menjadi kekuatan ekonomi liberal, melainkan rakyat. Harapannya adalah partisipasi setiap anggota masyarakat sebagai rakyat yang melakukan usaha bersama, bukan persaingan bebas individu. Sekalipun aktor individual tidak menjadi sesuatu yang tabu, namun negara harus memiliki mekanisme yang mampu memaksa aktor individual ekonomi tersebut untuk tidak memangsa kelompokkelompok ekonomi yang memang tidak pada level dan kekuatan yang sama untuk

KOLOM OPINI KOLOMOPINI bersaing. Sebaliknya, keberadaan pemodal besar ekonomi dituntut berkontribusi meningkakan kapasitas negara dalam rangka pemanfaatan sumber daya untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui instrumen pajak. Relasi normatif dan ideologis ekonomi kerakyatan dengan konstitusi selalu mengerucut setidaknya pada tiga pasal dalam UUD 1945, yakni Pasal 27 (ayat 2), Pasal 33, dan Pasal 34. Dengan rangkaian pasal ini, tampak bahwa cakupan material konstitusi terkait ekonomi kerakyatan pada dasarnya tidak menempatkan persoalan perekonomian sebagai sebuah bidang persoalan yang parsial dan berdiri sendiri (karena perekonomian tidak digerakkan sekedar oleh motif ekonomi, melainkan juga rangsangan sosial-budaya dan politik). Pasal 27 (ayat 2) memberi landasan normatif bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, karena pekerjaan dan penghidupan dimaksud merupakan penopang kehidupan ekonomi. Meski setiap warga negara berhak, tetapi tidak semua warga negara mampu mengakses dan memperoleh penghidupan yang layak tersebut, misalnya karena faktor produksi yang dimiliki sangat minim. Dalam kasus tersebut, negara memiliki peran untuk menggaransi keadilan (bukan pemerataan) kepemilikkan faktor-faktor produksi khusus bagi mereka yang tidak mampu. Artinya, negara memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kapasitas “rakyat miskin� untuk memperoleh faktor-faktor produksi. Pasal 33 menunjuk secara langsung pada orientasi perekonomian, di mana perekonomian adalah sebagai usaha bersama dengan peran negara untuk menguasai cabang-cabang produksi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan sekaligus memastikan

Kavling 10 | 53


KOLOM OPINIOPINI KOLOM bahwa semua sumber dan faktor produksi dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. Beberapa nilai dasar yang termuat dalam pasal ini adalah kebersamaan, kekeluargaan, demokrasi, keadilan, keseimbangan. Pasal 34, sekalipun tidak bersangkut paut secara langsung dengan pola aktivitas ekonomi nasional, tetapi keberadaan pasal ini diberlakukan untuk memberi jaminan perlindungan kepada rakyat yang tidak mampu dan lemah dalam sistem dan struktur ekonomi yang ada. Demikian sebaliknya, jaminan sosial kepada yang lemah dan tidak mampu ini diberikan dalam rangka menjaga dan meningkatkan kelangsungan akses ekonomi. Urat-akar gagasan filosofi berikut perdebatan mengenai ekonomi kerakyatan sebenarnya telah muncul jauh sebelum proklamasi kemerdekaan. Salah satunya, napak tilas terkait hal tersebut dapat ditelusuri dari ide Muhammad Hatta (Bung Hatta) termasuk ketika Ia terlibat dalam perbincangan sengit dan menarik dengan Tan Malaka yang mengusung konsep diktatur proletariat. Singkat kata, konsistensi, komitmen, dan orientasi kebangsaan tentang ekonomi kerakyatan inilah yang kemudian secara konstitutif dituangkan ke dalam UUD 1945. Dengan kata lain, ide dasar ekonomi kerakyatan bukanlah bualan politis, bukanlah kehendak utopis, atau ide yang tidak realistis. Ekonomi kerakyatan adalah keniscayaan konsep dan gerakan politik dalam bidang ekonomi yang itu sudah menjadi pilihan para pendiri bangsa. Persoalannya sekarang, apakah itu akan tetap menjadi pilihan kita? Positioning Ekonomi Kerakyatan dalam Peta Ideologi Sistem Ekonomi Ekonomi Kerakyatan yang semestinya

54 | Kavling 10

sudah menjadi pilihan politik tampaknya masih berhadapan dengan tembok raksasa yang tidak saja meragukan dan mengkerdilkannya, tetapi secara nyata juga menentangnya. Terlebih dengan realitas global economic governance yang menunjukkan kecenderungan mengarah pada bandul kapitalisme-liberalisme dengan dominasi mekanisme pasar. Tidak hanya itu, banyak tudingan miring yang mengasosiasikan ekonomi kerakyatan dengan ekonomi sosialis yang mengarah pada terciptanya ekonomi komando sebagaimana pernah dianut negara berhaluan komunis. Bagaimana sesungguhnya posisi ekonomi kerakyatan dalam peta ideologi ekonomi yang ada, benarkah Ia bertentangan atau anti pasar? benarkah Ia menjadikan komando ekonomi menjadi terpusat dalam hegemoni negara? Prinsip dasar ekonomi kerakyatan sangat berbeda dengan ekonomi pasar. Orientasi utama ekonomi pasar untuk “menggeber� penuh kebebasan individu (tanpa memandang seberapa besar faktor produksi yang dimiliki) agar mampu bersaing secara bebas dan sempurna dalam pasar yang juga dikehendaki sempurna, jelas berbeda dengan misi utama ekonomi kerakyatan yang menghendaki dibangunnya sebuah sistem perekonomian dan struktur dunia usaha sebagai usaha bersama. Setiap warga negara berhak berpartisipasi dalam proses produksi nasional dan pemanfaatan hasil-hasilnya. Derajat kualitas partisipasi itu sendiri ditentukan seberapa besar modal atau faktor-faktor produksi yang dimiliki. Di sinilah peran penting negara untuk memastikan bahwa kepemilikkan faktor-faktor produksi juga dapat dijangkau oleh mereka yang tidak beruntung dan marginal. Mereka yang marginal tentu tidak adil dan demokratis ketika begitu saja dilepas di pasar dan harus bersaing dengan kekua-


tan konglomerasi. Meski masing-masing pelaku memiliki segmen pasar yang berbeda, tetapi bukan mustahil pemilik modal besar dengan mudah mampu “mengakuisisi� pasar usaha kecil. Dalam hal pengelolaan sumber daya tidak dapat dilakukan secara langsung oleh usaha bersama masyarakat, maka negara wajib secara langsung mengelolanya untuk sekaligus memastikan bahwa cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak, bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya benar-benar diperoleh kemanfaatannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Keberadaan korporasi besar juga diharuskan untuk memberi kontribusi bagi kemakmuran masyarakat luas bukan justru mematikan. Banyak instrumen yang bisa dijajaki untuk itu, misal Corporate Social Responsibility, Partnership Programe lainnya. Ekonomi kelembagaan yang menempakan posisi institusi negara yang mengatur dan memastikan agar basis kerakyatan tetap terjaga adalah langkah penting dalam hal ini. Di sini, sebenarnya dapat dikatakan secara tegas bahwa ekonomi kerakyatan sama sekali bukan dan sama sekali berbeda dengan ekonomi komando. Kehadiran negara bukanlah mengambil alih semua ruang sektor privat. Agenda ke Depan Apa yang harus dilakukan ke depan? tentu saja hal ini bagi mereka yang memang meyakini bahwa ekonomi kerakyatan adalah pilihan. Pertama, mengidentifikasi semua simpul persoalan dan kebijakan yang memiliki implikasi langsung maupun tidak langsung terhadap tujuan utama ekonomi kerakyatan, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat (miskin) dengan de-

KOLOM OPINI KOLOMOPINI mokratisasi kepemilikkan faktor-faktor produksi dan pengelolaan cabang-cabang produksi. Perlu dipahami bahwa untuk kepemilikkan dan kapasitas pengelolaan faktor-faktor produksi sudah pasti membutuhkan modal. Modal dimaksud bukan material (finansial) semata melainkan juga modal knowledge atau modal intelektual, dan modal kelembagaan; Kedua, memastikan bahwa simpul atau jejaring ekonomi kerakyatan memiliki sinkronisasi dan harmonisasi gerak dengan mereformulasi kebijakan-kebijakan yang dipandang banyak memproduksi ketidakadilan dan kemiskinan rakyat; Ketiga, mempertegas dan memperkuat kapasitas negara untuk mampu berperan sebagai institusi yang memastikan pemihakkan kepada ekonomi rakyat tanpa membunuh korporasi besar. Hal yang harus diperhatikan adalah negara (pemerintah) juga tidak dimaksudkan agar mengayuh (rowing) semua urusan secara langsung, tetapi mampu berkolaborasi dengan economic governance actors, koperasi misalnya; Keempat, memastikan tampuk kepemimpinan nasional dipegang oleh orang-orang yang memiliki wawasan, orientasi, dan spirit untuk memihak ekonomi rakyat; kelima, dari sisi akademis, membongkar stigma yang mengopinikan ekonomi kerakyatan adalah bualan, jargon, yang tidak memiliki textbook. Kelemahan dan keterbatasan rangka teoritis dalam textbook justru adalah kelemahan komitmen politik seorang akademisi.

Kavling 10 | 55


KOLOM OPINIOPINI KOLOM

Yudha Ariyanto Penggiat Media Kavling 10 UAPKM Universitas Brawijaya

G

Ekonomi Kerakyatan Pondasi Kesejahteraan Rakyat

agasan tentang ekonomi kerakyatan dikemukakan oleh para ahli ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami negara-negara berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan. Harapan atas hasil dari pertumbuhan tersebut dapat dinikmati hingga pada lapisan masyarakat paling bawah, ternyata sebatas angan-angan belaka. Banyak rakyat di lapisan bawah tidak dapat menikmati cucuran hasil pembangunan seperti yang diharapkan, bahkan di Indonesia kesenjangan sosial ekonomi semakin melebar. Hal ini terlihat dari menjamurnya toko-toko modern terintegrasi dan mematikan tokotoko tradisional serta produk lokal. Ekonomi kerakyatan layak untuk digunakan di dalam masyarakat Indonesia saat ini. Hal ini melihat ekonomi kerakyatan bertumpu pada pergerakan perekonomian yang berasal dari rakyat lokal untuk mempertahankan hidupnya. Dimana sebagian besar masyarakatnya mengelola sumberdaya apa saja demi kepentingan masyarakat tersebut tanpa merusak kepent-

56 | Kavling 10

ingan masyarakat yang lain. Kegiatan ekonomi yang dilakukan selanjutnya disebut dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) ini dapat meliputi pertanian, peternakan, dan kerajinan. Dengan sistem perekonomian ini maka dapat menghidupkan produk lokal dan menguatkan pondasi ekonomi masyarakat. Sistem ekonomi kerakyatan menawarkan aktivitas ekonomi masyarakat hingga tahap maksimal karena masyarakat sendiri memiliki pengetahuan dan keterampilan atas sumber daya yang mereka gunakan. Sistem ini melihat bahwa kegiatan ekonomi ditujukan untuk membantu dan memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri, sehingga mereka tidak mengekploitasi sumber daya alam yang ada. Konsep sistem ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai strategi untuk mengedepankan rakyat dalam pembangunan kesejahteraan rakyat. Dimana pemberdayaan masyarakat lebih diutamakan dalam proses ekonomi yang terjadi. Menurut Guru Besar, FE UGM (alm) Prof. Dr. Mubyarto,


sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan pemihakan sungguh–sungguh kepada ekonomi rakyat. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa peran modal asing sangat dibatasi, jika tidak mau dikatakan tidak ada sama sekali. Peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam konteks sistem ekonomi kerakyatan tidak didasarkan pada paradiga lokomotif, melainkan paradigma pondasi. Maksudnya, peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak lagi bertumpu pada dominasi pemerintah pusat, ataupun modal asing dan perusahaan konglomerasi. Melainkan pada kekuatan pemerintah daerah, usaha rakyat serta peran koperasi sejati yang berperan penting dalam pondasi penguatan ekonomi rakyat. Kemakmuran masyarakat lebih diutamakan ketimbang kemakmuran orang-perorang. Maka kemiskinan tidak dapat ditoleransi sehingga setiap kebijakan dan program pembangunan harus memberi manfaat pada mereka yang paling miskin dan paling kurang sejahtera. Inilah pembangunan generasi mendatang sekaligus memberikan jaminan sosial bagi mereka yang paling miskin dan tertinggal. Langkah Nyata Salah satu negara yang sukses dengan sistem ini dalah RRC (Republik Rakat China). Sebagaimana yang diutarakan oleh pengamat ekonomi, Ichsanuddin Noorsy, di Jakarta, Kamis (3/11). “China mampu membuktikan kalau ekonomi kerakyatan dan kepemilikan korporasi yang dikendalikan oleh negara lebih berhasil daripada korporasi yang didominasi oleh individu. Padahal, 30 tahun lalu, perekonomian China belum apa-apa sebab kalah jauh dengan

KOLOM OPINI KOLOMOPINI negara-negara di Eropa, bahkan dengan Indonesia saja masih kalah.� Berkaitan dengan uraian diatas, agar sistem ekonomi kerakyatan tidak hanya berhenti pada tingkat wacana, sejumlah agenda konkret ekonomi kerakyatan harus segera diangkat kepermukaan. Secara garis besar ada empat agenda pokok ekonomi kerakyatan yang harus segera diperjuangkan. Terdapat empat agenda yang merupakan inti dari politik ekonomi kerakyatan dan menjadi titik masuk bagi terselenggarakannya sistem ekonomi kerakyatan dalam jangka panjang. Kelima agenda tersebut meliputi peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan tujuan utama memerangi praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya, penghapusan monopoli melalui penyelenggaraan mekanisme, persaingan yang berkeadilan, peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah, serta penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani penggarap. Berbagai aksi nyata dapat dilakukan sebagai langkah yang mencerminkan jiwa ekonomi kerakyatan. Salah satu aksi nyata tentang konsep ini dengan memberikan peluang usaha kecil menengah yang menjadi pokok subyek dalam sistem ini untuk memberikan akses seluas-luasnya untuk masuk ke dalam lingkaran perekonomian. Caranya adalah dengan memberikan kebijakan-kebijakan yang melindungi usaha kecil menengah (UKM) serta pemihakan pemerintah kepada UKM. Hal ini tentu saja tidak kita temukan semasa orde baru dimana masa itu pemerintah justru melindungi para konglomerat dan memberikan keberpihakan yang berlebih kepada para konglomerat.

Kavling 10 | 57


KOLOM OPINIOPINI KOLOM

Haryo Kunto W Koor Koordinator K oordinator Litbang Kavling 10 tahun 20072008, Anggota SAAS SAAS ( Society of Asian-African Studies )

Kepemilikan P

ierre Deyon dalam, Amiens capitale provinciale Etude sur la societe urbaine au XVIIe siecle, sempat mencatat sebuah krisis di Prancis, sekitar tahun 1693-1694. “Grafik menunjukkan dengan jelas adanya hubungan nyata antara kenaikan harga gandum, otomatis juga harga roti, dengan lonjakan tingkat kematian. Akibat efeknya yang melonjakkan harga, maka buruknya hasil panen telah mengakibatkan timbulnya kelaparan, dan dalam kasus paling ekstrim, seperti pada tahun 1694, juga men-

58 | Kavling 10

gakibatkan kematian, yang dibarengi dengan merosotnya tingkat kehamilan. Kesaksian yang ditulis oleh saksi hidup dari Orleans, melukiskan proses timbulnya kelaparan sebagai ungkapan MURKA TUHAN” 1. Walaupun terpaut hampir 80 tahun, hal ini adalah salah satu rangkaian peristiwa yang berujung kemurkaan Tuhan diwujudkan oleh ‘orang-orang lapar’ dan dialamatkan kepada persekutuan hebat antara golongan Agama, Louis XVI, Marie Antoinnette, disertai pula segala macam simbolisasi yang


melekat di Penjara Bastille ataupun Istana Versailles di tahun 1789 sebagai tahun berakhirnya Ancien Regime, sebuah tipikal frustasi ekonomi-politik yang membuat seseorang tidak peduli akan kematian ataupun besarnya kepemilikan kuasa negara-kapital kepada tubuh manusia sekalipun. Hampir seluruh orang berbicara ekonomi adalah permasalahan angka-angka yang tertera dalam bursa efek, transaksi investor berskala internasional, ataupun perdebatan anggaran di gedung dewan. Seraya kemudian, hampir seluruh nasib umat manusia digantungkan dalam angkaangka tersebut, dan mungkin sebuah dadu akan bergulir, maka nasib itu akan diundi, siapa yang paling beruntung hari ini dan siapa yang merugi. Segala kemungkinan bisa terjadi, oleh sebab itu hukum ekonomi kembali berputar, siapa memiliki apa, kapan, dan bagaimana. Memiliki memang salah satu identitas yang melekat dalam ekonomi, sehingga kita bisa mendeteksi siapa yang berpunya, setengah berpunya, atau tidak berpunya sama sekali. Memiliki segala hal, mulai dari tanah, modal, dan manusia, atau kalau mungkin beserta alam pikiran, sehingga indikator

KOLOM OPINI KOLOMOPINI

kepunyaan dan kepemilikan bisa ditransaksikan sesuai zamannya masing-masing mulai dari barter sampai manusia mulai mengenal uang untuk mengkristalkan segala hak milik. Sekiranya hampir sama dengan yang dilakukan oleh founding fathers terdahulu, Ir. Soekarno, Tan Malaka, Hatta, Syahrir, saat berkata tentang kemerdekaan dan pembebasan nasional, maka hak milik atas negara dan kedaulatan untuk melaksanakan kegiatan ekonomi, mengolah hasil bumi menjadi tajuk utama dalam era 1900-an awal. Sekali lagi, kepemilikan negara-bangsa yang dirasa sebagai tanah empunya bangsa kulit cokelat, setelah mengalami ‘dimiliki’ orang kulit putih, begitupun pula di Asia-Afrika, dan Amerika Latin sebuah belahan bumi yang dimasukkan dalam daftar kepemilikan bangsa kulit putih atas dunia, sehingga mereka punya ‘hak kuasa’ untuk mengatur ‘barangmilik’nya. Ya, kepemilikan, kira-kira berhubungan dengan ‘daulat’ untuk mengatur ‘rumah-tangga/oekosnomos’nya sendiri, dan bertransaksi dengan berbagai rumah-tangga lainnya, kurang lebih seperti itu. Tidak ada yang bisa berkata

secara pasti, sejak kapan kegiatan ekonomi berlangsung, yang pasti sejarah bercerita bahwa dimulainya otak manusia untuk berfikir, maka dimulailah cara untuk memenuhi kebutuhannya (entah apalah itu, caranya), mulai dari penciptaan kapak perunggu untuk mendapatkan daging, berikut kapak perimbas ditambah beliung persegi, sampai menggunakan nuklir untuk menakuti-nakuti sebuah negara agar menyerahkan ‘hak-milik’nya, atau lebih kecil lagi menciptakan sepatu lars dan pentungan, agar PKL (Pedagang Kaki Lami) mendermakan ‘hakmilik’nya. Jelasnya, menciptakan benda material untuk memenuhi kebutuhannya, agar kepentingannya sebagai manusia tetap menjadi makhluk ber-‘hakmilik’. Meskipun pada akhirnya, ‘hak-milik’ bisa menjadi barang jualan, seperti pertukaran 30 keping emas yang dilakukan Yudas Iskariot pada Yesus. Dalam KBBI, hal. 377;2008 dikatakan bahwa ekonomi/ékonomi/ n Ek adalah ilmu mengenai asasasas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan); pemanfaatan uang, tenaga,

Kavling 10 | 59


KOLOM OPINIOPINI KOLOM waktu, dsb yg berharga;tata kehidupan perekonomian (suatu negara); Sementara itu, dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, 276;1974 ditemukan kosakata ekonomi sebanyak lima yaitu, economic, economical, economics, economize, economy. Seperti halnya analisis Majalah Tempo, 12-18 Desember 2011, dengan ketebalan sebanyak 170 halaman, dan berbagai analisis ekonomi, mereka semua ber-urun rembug dalam menentukan nasib Indonesia di tahun 2012, lewat tajuk utama Berselancar di Antara Krisis, tersebutlah epistema bahwa keadaan perekonomian Indonesia harus dibentengi dari Krisis Ekonomi di Eropa, apalagi tanggungan Indonesia adalah utang luar negeri sebesar Rp.1.768 Trilyun, defisit anggaran Rp.124 Trilyun, sekaligus pengangguran 10 juta lebih2 Atau simak sekali lagi, data dari National Geographic Indonesia, Maret 2011, yang memaparkan bahwa diperkirakan 38 % permukaan Bumi yang tidak diselimuti es diperuntukkan untuk memberi makan 7 Milyar manusia saat3 bahkan diberikan rumus tentang dampak manusia terhadap bumi, yang

60 | Kavling 10

mana variabel populasi, teknologi, serta kemakmuran adalah penentu dari nasib Bumi, dan saya yakin kata ‘rakyat’ ada di dalamnya, meskipun planet ini diatur sebagian kecil orang saja. Berdesak-desakan, tentu saja, berebut kepemilikan, hampir pasti. Pertanyaan sederhana, bagaimana cara mengendalikan perut berjumlah 7 Miliar untuk menahan lapar dalam jangka waktu tertentu, secara bersamaan?. Pun, saat kepemilikan akan dimanage, ternyata trickle down effect menjadi pembenaran atas kesenjangan. Persoalan mencari rezeki dan perut yang keroncongan, begitu kata Ir. Soekarno saat berbincang tentang penjajahan di Indonesia. Pada akhirnya, seringkali term pembangunan sekaligus ekonomi adalah kenyataan yang terelakkan yang dimana dua poin tersebut adalah fondasi utama dari maju atau tidaknya negara-bangsa, entah bagaimana caranya untuk semakin mempertinggi angka kemakmuran dan memperkecil angka kemiskinan di depan muka global, meskipun (lagi-lagi) selalu menghasilkan daftar orang terkaya di Indonesia yang selalu up to date dari tahun ke tahun. Kemakmuran, kes-

ejahteraan, dan kemiskinan, tiga variabel penentu standar hidup-matinya kumpulan manusia dalam wilayah tertentu sekaligus penanda bagi jumlah kepemilikan sebuah ‘kuasa’ yang dimiliki makhluk hidup. Walhasil, kepemilikan tersebut menjadi dasar atas berkuasanya modal dalam ruang kehidupan dan justifikasi atas kebingungan negara yang setiap saat menghadapi kebocoran anggaran, sehingga ke’tidak-milik’an negara tersebut terkristalkan dalam produk hukum untuk memiliki apa yang bukan miliknya dan mengatur sesuai standar besarnya kepemilikan. Untuk kemudian, kembali berkata atas nama pembangunan dan lancarnya kemakmuran sesuai ketentuan ‘dari atas’. Terlepas dari sebuah kenyataan bahwa akar kegiatan ekonomi jauh sudah dimulai dan digagas oleh produk kebudayaan manusia, bahkan jauh sebelum IMF. World Bank berdiri. Dan akhirnya, Money Never Sleeps sembari memikirkan kata-kata dari Pierre Josep Proudhon bahwa setiap kepemilikan pribadi adalah perbuatan kriminal.


KOLOM OPINI KOLOMOPINI

P

UKM Dalam Balutan Isu Lingkungan Pasar Bebas

erspektif ekonomi neo-klasik memandang secara optimis harapan dan kesempatan yang diberikan oleh liberalisasi bagi ekonomi kerakyatan agar dapat berkembang dan tumbuh setara dengan ekonomi masyarakat dunia lainnya. Penilaian tersebut didasarkan atas prediksi semakin membesarnya volume perdagangan dunia dan aliran modal (capital flow) yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai sumber per-

tumbuhan oleh negara berkembang seperti Indonesia. Kondisi alam Indonesia yang subur menjadi alasan menjadikan Indonesia sebagai produsen bahan baku dunia. Kelompok perspektif historis struktural melihat gejala liberalisasi dengan sedikit pesimis. Mereka beranggapan bahwa liberalisasi membuat pola relasi antar aktor menjadi timpang dan hanya industri skala besar saja yang bertahan. Kalaupun ada usaha-usaha kecil yang dapat bertahan, hal

Kavling 10 | 61


KOLOM OPINIOPINI KOLOM Dedy Siswanto Koordinator Departemen MSDM dan Litbang Kavling 10 (2008-2009)

itu dilakukan dengan cara mengeksploitasi dirinya sendiri atau terpaksa menceburkan dirinya ke dalam sistem kerja atau sistem produksi yang makin tergantung pada pemilik modal yang kuat. Gejala-gejala awal penyingkiran terhadap pengusaha kecil, petani dan pedagang kecil sudah banyak terjadi. Di bidang industri rakyat, produk-produk seperti hasil anyaman, alat dapur dari kayu dan gerabah, makanan jajanan lokal dan aneka produk minuman rakyat telah secara sporadis digusur oleh produk pabrik yang diproduksi secara massal. Begitu juga di bidang perdagangan, banyak pasar-pasar tradisional yang menjadi sarana mata pencaharian dan pemenuhan kebutuhan masyarakat kecil yang terpaksa ditutup dan digantikan dengan berbagai bentuk pasar modern seperti mall dan supermarket. Isu Lingkungan Ada dua isu lingkungan yang berpengaruh pada usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia terkait dengan perdagangan bebas dalam konteks liberalisasi. Isu tersebut adalah penggunaan sistem ecolabel (ekolabel) produksi di pasar dunia dan isu meningkatnya krisis lingkungan. Dua

62 | Kavling 10

isu lingkungan tersebut muncul atas keprihatinan terhadap kondisi alam saat ini. Isu pertama yang berkaitan dengan penerapan ekolabel, bermula dari paradigma sustainable development (pembangunan berkelanjutan) yang mengasumsikan bahwa penggunaan sumber daya alam untuk pertumbuhan ekonomi harus dikendalikan agar generasi selanjutnya dapat menikmati hasil alam sebagaimana yang kita nikmati saat ini. Sumber daya alam seperti mineral yang tidak dapat diperbaharui harus dapat dikelola dan dirawat dengan baik, demikian juga dengan flora dan fauna yang semakin banyak mengalami kepunahan. Pemberian ekolabel digunakan sebagai penanda bahwa suatu barang yang sudah memiliki label ini dianggap telah memenuhi syarat ramah lingkungan. Isu lingkungan kedua berangkat dari paradigma tentang pasar yang memiliki jumlah permintaan yang terus bertambah untuk memenuhi kebutuhan manusia yang juga terus bertambah. Pasar bebas mengakibatkan bertambahnya volume perdagangan yang ditandai dengan tingginya permintaan barang dalam pasar global. Tingginya permintaan akan mendorong terciptanya berbagai manipulasi terhadap lingkungan untuk mengimbangi pasar. Manipulasi tersebut diwujudkan dalam bentuk pemacu pertumbuhan, monokulturisasi tanaman, pemusnahan spesies yang dianggap merusak tanaman, hingga eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali. Ekolabel menjadi instrumen dari pengendalian lingkungan terutama bagi industri atau perdagangan yang menggunakan alam sebagai bahan baku atau alat produksi. Pemberian label akan sangat berpengaruh pada citra produk di mata konsumen. Label tersebut merupakan tanda yang mengandung informasi bahwa


produk tersebut dalam proses produksinya telah memenuhi suatu standar pelestarian lingkungan. Tujuan dari sistem ekolabel ini adalah untuk memberikan informasi tentang hasil penilaian tingkat pelestarian lingkungan dari suatu proses produksi. Hal ini memungkinkan konsumen dalam atau luar negeri dapat memilih produk yang dihasilkan melalui proses pelestarian lingkungan. Pihak konsumen tidak akan mendapatkan sanksi negatif apabila tidak menggunakan instrumen ekolabel dari pihak pemerintah. Dalam hal ini, kekuatan konsumen akan bekerja, mau membeli produk tanpa ekolabel atau tidak. Membicarakan ekolabel tidak akan lengkap apabila tidak mengaitkan dengan ISO (International Standarization Organization) 9000 (Quality Management) dan ISO 14000 (Environment Management System), yang kemudian akan dikaitkan dengan perdagangan internasional. Hambatan perdagangan ini akan menimbulkan aksi pemboikotan (ban), tekanan pada program pinjaman (loan) dan hibah (grant). ISO adalah satu-satunya standar yang saat kini diakui oleh WTO (World Trade Organization). Bagi produsen yang telah mendapatkan sertifikasi atau lisensi ISO maka mereka telah mendapat ijin untuk ikut bertarung dalam arena perdagangan global. Indonesia menjawab tantangan global ekolabel ini dengan membentuk lembaga sendiri seperti LEI (Lembaga Ekolabel Indonesia). Masalahnya adalah, apakah negara importir produk hasil hutan Indonesia percaya pada lembaga ekolabel dari Indonesia. Kalau negara pengimpor tidak percaya maka negara tersebut akan mengirim asesornya dan menilai sendiri hasil kerja asesornya. Penilaian ekolabel dari negara importir akan dapat digunakan

KOLOM OPINI KOLOMOPINI dalam perang dagang internasional. Tantangan UKM Implikasi isu lingkungan bagi UKM dapat berdampak bagi ekonomi nasional. Biro Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa UKM memberikan kontribusi untuk Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar. Lebih dari separuh perekonomian Indonesia didukung oleh produksi dari UKM (59,3%). Geliat ekonomi dari sektor UKM terancam oleh penerapan sistem ekolabel, terutama yang berkaitan dengan pemasaran produk mereka. Banyak usaha kecil dalam proses produksinya tidak memperhatikan faktor lingkungan, karena ketidaktahuan dan atau ketidakberdayaan mereka. Industri kecil penyamakan kulit di Sukaregang, Garut dalam proses produksi penyamakan kulit menggunakan banyak zat-zat kimia. Limbah yang dihasilkan sangat tidak ramah lingkungan. Skala usahanya yang kecil membuat mereka tidak mampu membeli instalasi pengolahan limbah seperti yang dimiliki oleh perusahan besar. Pengetahuan mereka tentang zat kimia yang mereka gunakan untuk penyamakan kulit juga terbatas. Minimnya modal dan pengetahuan ini tidak mampu memberikan alternatif teknologi penyamakan yang ramah lingkungan. Padahal industri kerajinan kulit seperti tas, sepatu, dompet, dan jaket yang terlibat dalam pasar global banyak mengambil bahan produksinya dari Garut. Zat kimia juga banyak digunakan di industri makanan seperti saos tomat botolan yang biasa terdapat di warung bakso. Mahalnya bahan baku membuat produsen berpikir pendek dengan mengganti tomat dengan bahan lain seperti labu atau ubi yang dihaluskan. Bahan tersebut kemudian diberikan pewarna tekstil agar warnanya

Kavling 10 | 63


KOLOM OPINIOPINI KOLOM sama dengan tomat. Terakhir, untuk menyempurnakan rasa digunakan perasa buatan. Vandana Shiva, aktivis lingkungan dari India sangat menyayangkan kondisi lingkungan saat ini yang semakin parah oleh industrialisasi. “Industri modern pembuatan kertas dan proses kulit menciptakan polusi yg masif. Misalnya saja dalam produksi bubur kertas menggunakan 60.000 – 190.000 galon air per ton kertas. Proses pemutihan menggunakan 72.000 – 480.000 galon air per ton kapas,� ungkap Vandhana Shiva. Zat-zat kimia yang digunakan dan limbah kimia yang dihasilkan dari industrialisasi mengancam stabilitas lingkungan. Penggunaan zat-zat kimia sebagai salah satu bahan utama produksi sebenarnya tidak lepas dari pasar input dan output mereka, terutama masalah modal. Hal ini membuat aktor usaha kecil dan menengah tidak mempunyai alternatif terhadap bentuk dan proses organisasi produksi yang harus mereka jalankan. Problem besar UKM eksportir akan muncul pada saat proses ekspor, khususnya bagi UKM yang tidak memiliki ekolabel. Pada saat mekanisme pasar global diberlakukan, problem pemasaran bagi usaha kecil dan menengah yang demikian akan menghadapi boikot, terutama yang datang dari kelompok konsumen hijau. Produk penyamakan kulit Sukaregang yang diekspor terancam mendapat pemboikotan di pasar dunia, karena cara produksinya yang tidak ramah lingkungan. Situasi serupa mulai dihadapi juga oleh UKM yang memproduksi mainan anak-anak, kerajinan bambu dan kayu yang dipasarkan untuk masyarakat Eropa atau Amerika. Penggunaan zat-zat pengawet kayu dan cat dari bahan berbahaya masih menjadi pilihan bahan baku produksi mereka.

64 | Kavling 10

Perdagangan bebas, aspek lingkungan dan pengembangan usaha kecil, secara inheren mengandung unsur-unsur yang bersifat paradoks. Perdagangan bebas akan memompa suatu pola produksi dan konsumsi yang ujungnya akan mengeksploitasi lingkungan. Minimnya pengetahuan dan modal dari pelaku UKM mempertegas posisi mereka yang tidak terlalu mempedulikan masalah lingkungan. Prinsip ekonomi yang menuntut untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya juga mengkonstruksi pikiran mereka dengan mengedepankan kepentingan pribadi. Ekolabel menjadi manifestasi dari pemikiran Fritjof Capra tentang ekoliterasi, yaitu sebuah cara yang ditempuh untuk menumbuhkan kesadaran ekologis pada masyarakat. Capra mengusulkan agar kita menetapkan pengetahuan ekologi kita kepada perancangan ulang teknologi dan institusi sosial secara mendasar, untuk menjembatani celah antara desain manusia dan sistem-sistem alam yang berkelanjutan secara ekologis. Kebijakan ekolabel menjadi wujud perubahan institusi yang kini mengedepankan isu lingkungan dan mengganti teknologi produksi agar lebih ramah lingkungan. Adanya ekolabel ini bukan sebagai upaya untuk membunuh UKM, melainkan sebagai cara menyadarkan manusia agar lingkungan jangan hanya menjadi korban dari proses industrialisasi. Pengetahuan yang dimiliki manusia harus digunakan untuk melestarikan lingkungan, bukan justru mengeksploitasi lingkungan. UKM yang masih tidak ramah lingkungan diharapkan untuk belajar peduli terhadap lingkungan melalui kebijakan ekolabel ini.


LPM KAVLING 10 MENGUCAPKAN

SELAMAT ATAS DIWISUDANYA kepada :

DEDY SISWANTO S.Sos KORDINATOR KAVLING 10 2008-2009

WENDY IVANNAL HAKIM S.T KEPALA DEPARTEMEN MSDM 2009-2010

MUCHID ABD AZIZ S.Si KEPALA DEPARTEMEN LITBANG 2009-2010

LULUK AZIZAH S.I.Kom PEMIMPIN REDAKSI KETAWANGGEDE 2008-2009

MUKHAMAD NURFAHMI S.I.Kom ANGGOTA KAVLING 10 2009-2010

UMA NADHIF S.I.Kom PEMIMPIN UMUM 2009-2010

Semoga Tidak Menjadi Penindas-Penindas Baru!


PPMI

Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia

LPM KAVLING 10 MENGUCAPKAN

SELAMAT DAN SUKSESNYA ACARA MUSYAWARAH KOTA (MUSKOT)

PPMI KOTA MALANG DAN KONGRES XI

PPMI NASIONAL 2012


Kreatif : Solusi Masalah Ekonomi

Ilustrator : Ahmad Yani Ali R

Kavling 10 | 67


Ria Djenaka adalah sebuah kafe unik yang terletak di jl.Bandung no.5 Malang (sebelah barat SPBU Bandung). Kafe ini bernuansa etnik kontemporer dengan fasilitas free wi-fi, dan live acoustic-music setiap hari mulai pukul 20.00-23.00. Kafe ini sangat cozy dan nyaman.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.