CMYK
CMYK
HARIAN P AGI PA
Jawa P os Gr oup Pos Group
Paling Tahu Kebumen & Purworejo
SELASA LEGI 3 DESEMBER 2013
SMS KE : 0081391445973 81391445973
Harga Eceran Rp 2000,-
Pemb obol Kartu Kre dit Ditang k ap KEBUMEN - Empat orang kawanan pembobol kartu kredit berhasil ditangkap Satreskrim Polres Kebumen. Dalam menjalankan aksinya, mereka menggunakan kartu kredit palsu untuk melakukan transaksi pembelian, terutama barang elektronik. Hebatnya lagi, rekening nasabah yang mereka bobol bukan hanya warga Indonesia, tapi juga nasabah salah satu bank di Amerika Serikat. Mereka yang berhasil ditangkap adalah Dwianto Mukti Wibowo (31) warga Gandarum Kajen Pekalongan, Puji Joko Purnomo (34) Wonosari Ngemplak Sleman, Dian Kencana (34) warga Plaosan Purworejo, dan Agus Yully Prasetyo (25) mahasiswa warga Depok Sleman. Keempatnya ditangkap tanpa perlawanan di dekat pintu kereta api Karanganyar, baru-baru ini. ke hal 7
Kirim SMS Kritik & saran untuk membangun Kebumen yang lebih Baik Isi SMS Tidak Boleh Mengandung Sara/ Fitnah & Pornografi Tulung lah pak Bupati atau Pak Dinas Terkait mohon Blusukan Nangaring Ndesa Terutama Desa Giri Tirto ben ngerti kondisi dalane siki kaya apa......??? 08153456788 - Parman Karangsambung
TRADISI Tradisi Gojeg Lesung Minim Penerus BONOROWO - Keberadaan seni tradisi gojeg lesung yang tersebar di wilayah Kecamatan Bonorowo hingga kini masih terjaga. Bahkan di acara-acara tertentu seperti pernikahan, hiburan rakyat negeri agraris ini sering ditanggap. Setiap setiap setahun sekali, juga digelar lomba gojeg lesung tingkat Kecamtan Bonorowo, khususnya untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan. Namun, sayangnya pemain-pemain gojeg lesung itu kebanyakan sudah berusia lanjut. Seniman asal Bonorowo yang aktif “Nguriuri” seni tradisi ini, Sudiran Hadi Pranoto mengatakan, jarangnya generasi muda meneruskan seni tradisi ini karena mereka menganggap kesenian sudah ketinggalan jaman. “Padahal tradisi ini memiliki filosofi yang tinggi,” tutur Sudiran saat melatih Gojeg Lesung di Desa/Kecamatan Bonorowo, kemarin. Sudiran mengatakan, sebelas desa yang ada di Kecamatan Bonorowo semuanya memiliki kelompok kesenian gojeg lesung. ke hal 7
DARNO/EKSPRES
BERTAHAN: Kesenian gojeg lesung yang masih bertahan di sejumlah wilayah di Kecamatan Bonorowo. Sayang, kesenian ini terancam pnah akibat minimnya generasi penerus.
NGAPAK NGAKAK Sal ah T uk uK as ur alah Tuk uku Kas asur SEBAGAI pasangan muda Jon Kemplu dan Lady Markonah lagi getol-getolnya nyi cil beli peralatan rumah tangga. Mulai dari panci, piring, kompor, ka sur hingga peralatan lainnya. Apalagi sebentar lagi mereka akan pindah dari tem pat kontrakan ke rumah baru mereka di sebuah perumahan. Namanya juga karyawan dengan gaji yang pas-pasan Kemplu pun hanya mampu membeli rumah dengan tipe yang kecil. “Wis barang-barang liane biasa bae sing penting kasure,” kata Kemplu kepada Markonah saat di sebuah toko penjual kasur. ke hal 7
Kang Usil..... G
G
-GTT Dipastikan Tak Dapat Insentif -Pada bae guru kok senjang deneng bedane ya - Panwas Temukan Lagi 250 Pemilih NIK Invalid -Nek dikodek-kodek maning bisa tambah kuwe G
G
TELPON PENTING NOMOR TELEPON PENTING KEBUMEN Presscenter : (0287) 385501 Polres : (0287) 382110 Kodim : (0287) 381103 Satlantas : (0287) 385514 PMI Cabang : (0287) 381818 UTD PMI : (0287) 381040 Pemadam Kebakaran: (0287) 382113 RSUD : (0287) 381101 PLN : (0287) 382220 PDAM : (0287) 381489 Stasiun KA : (0287) 381215
FUAD/EKSPRES
KARTU KREDIT PALSU: Kapolres Kebumen AKBP Faizal SIK MH menunjukan sejumlah kartu kredit palsu yang digunakan para tersangka untuk bertransaksi. Aksi komplotan pembobol kartu kredit ini terungkap setelah pengelola Provis Phone Kebumen curiga dengan kartu kredit milik tersangka. (kanan) Sejumlah kartu kredit palsu yang digunakan pelaku.
G T T Dipastikan Tak Da p a t Insentif KEBUMEN - Perjuangan ribuan Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT/PTT) non Kategori I dan II di Kabupaten Kebumen, pupus sudah. Pasalnya, DPRD Kebumen bersama Pemkab Kebumen tidak mengalokasikan anggaran insentif untuk mereka pada APBD 2014 mendatang. Semua fraksi yang ada di DPRD Kebumen pun menyetujui RAPBD yang diajukan Pemkab Kebumen itu. Kekecewaan tak dapat disembunyikan dari wajah 30 perwakilan GTT/PTT yang mengikuti langsung rapat paripurna pandangan akhir fraksi dan pengambilan keputusan RAPBD 2014 di Gedung Dewan, Senin (2/12). ke hal 7
Pengurus Ranting NU Butuh Pendampingan TokohNUDimintaTurunkeBawah
DARNO/EKSPRES
IKUTI SIDANG: Perwakilan GTT/PTT mendengarkan pendapat akhir fraksi pada Rapat Paripurna RAPBD 2014 di depan ruang sidang Gedung DPRD Kebumen, Senin (2/12).
ROWOKELE - Keberadaan tokoh agama di sebuah wilayah tampaknya masih menjadi sandaran warga untuk mengadukan segala macam persoalan. Tak terkecuali bagi para pengurus atau tokoh NU di tingkat ranting (desa) yang banjir aduan. Bahkan, saking banyaknya yang mengadukan permasalahan, mereka mengaku sampai kewalahan. Para pengurus atau tokoh NU di tingkat ranting itupun mengaku butuh pendampingan dari PCNU. ke hal 7
Setwan : Pojok JKN Tak Datang Audiensi KEBUMEN - Sekretariat Dewan (Setwan) DPRD Kebumen menepis anggapan Komunitas Pojok Informasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tentang tidak ditanggapinya surat permintaan audiensi Pojok JKN dengan anggota Dewan. Kepala Bagian Humas Setwan, Drs Adi Nugroho menegaskan, pihaknya telah menjadwalkan audiensi sesuai permintaan Pojok JKN. Namun, justru anggota Pojok JKN
yang tidak datang tanpa memberikan informasi. “Sudah kami jadwalkan, dari Pojok JKN akan diterima oleh Komisi B. Tapi ditunggu sampai sore tidak ada yang datang, dan tidak memberitahukan ke kami tentang pembatalan itu,” tandas Adi Nugroho, Senin (2/12). Pernyataan Adi Nugroho ini menanggapi pernyataan Pelopor Penggerak JKN Kebumen Hariyanto, yang dimuat Harian Kebu-
men pada halaman tiga, edisi Jumat Pahing, 29 November 2013 lalu. Pada edisi tersebut, Hariyanto menyatakan, pihaknya kecewa dengan sikap DPRD Kebumen yang tidak mau melayani permintaannya untuk melalkuan audiensi soal JKN. Adi Nugroho mengakui, setelah tanggal 30 Oktober, anggota Pojok JKN pernah kembali mendatangi gedung dewan. Namun, tidak anggota dewan ditempat. ke hal 7
Panwas Temukan Lagi 250 Pemilih NIK Invalid KEBUMEN – Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Kebumen menemukan perbedaan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang memiliki NIK Invalid milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jumlahnya pun cukup banyak, yakni 250 pemilih. Hal ini dijelaskan oleh Divisi Pengawasan Panwaslu Kabupaten Kebumen, Agus Hasan Hidayat S
SI, ditemui diruang kerjanya, Senin (2/12). Menurutnya, selisih temuan tersebut disebabkan ada pemilih yang memang belum terakomodir sebelumnya. Berdasarkan hasil data yang diterima dari KPU, untuk DPT NIK Invalid sebanyak 7.301 pemilih. Namun berdasarkan hasil rekapitulasi dan cross chek ke
lapangan, Panwaslu Kabupaten menemukan 7.551 DPT NIK Invalid. ”Jadi ada selisih 250 DPT NIK Invalid yang kami ketemukan,” terangnya. Pihaknya melakukan pendataan tersebut, berdasarkan surat edaran Bawaslu Nomor 479/Bawaslu Jateng/XI/2013 tertanggal 10 November 2013. ke hal 7
BENI/EKSPRES
KERUK LUMPUR: Sebuah alat berat mengeruk lumpur di saluran irigasi Desa Aditirto Kecamatan Pejagoan, kemarin. Pengerukan dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir akibat pendangkalan.
Lan gg an an BBanjir anjir Langg ggan anan anjir,, War w ad argg a SSw adaa y a Benahi Irigasi PEJ AGOAN EJA AN-Selama bertahun-tahun, puluhan hektar sawah warga Desa Aditirto Kecamatan Pejagoan selalu menjadi langganan banjir, terutama di musim peng hujan. Hal itu disebabkan saluran irigasi atau saluran pembuangan yang ada sudah bertahun-tahun tidak berfungsi. Sehingga warga pemilik lahan menjadi merugi, karena lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Akibat persoalan tersebut, warga desa Aditirto melakukan swadaya dan kerja bakti untuk ke hal 7 menormalisasikan saluran irigasi.
Derita Rasimin, Penderita Lumpuh Total akibat Tabrak Lari
Keluar Masuk Rumah Sakit, Tetap Divonis Tak Bisa Sembuh Sungguh malang nasib Rasimin (57), warga Jalan Sutoyo Rt 06 Rw 06 Kelurahan/Kecamatan Kebumen. Akibat kecelakaan yang dialaminya, selama dua tahun ini dia terpaksa harus rela menghabiskan sisa hidupnya di tempat tidur. BENIYANTO-Kebumen HARI HARI-hari Rasimin kini hanya bisa dijalani di dalam kamar saja. Ya, ini terpaksa ia lalui pasca kecelakaan yang menimpanya dua tahun lalu. Akibat kecelakaan yang menimpanya, kaki Rasimin menjadi lumpuh total. Berbagai ikhtiar sudah ia lakukan. Keluar masuk berbagai rumah sakit berkali-kali harus ia jalani. Termasuk pengobatan alternatif. Tapi dokter-dokter yang memeriksanya memberi satu vonis. Luka Rasimin tidak bisa disembuhkan.
BENI/EKSPRES
LUMPUH TOTAL: Rasimin, hanya bisa tergolek di tempat tidur akibat menderita lumpuh total usai kecelakaan yang menimpanya.
Alamat Redaksi : Jl. Raya Kutoarjo No. 28 Selang Kebumen Telp. (0287) 3871627 Email : kebumenekspres2011@gmail.com
“Mau ndak mau ya begini. Tak bisa kemanamana dan harus tinggal di kamar selama dua tahun terakhir ini,” kata Rasimin. Di rumah itu, Rasimin tinggal dengan Jumiyah (79), ibu kandungnya. Jumiyah pula yang merawat dan mencukupi kebutuhan sehari-hari Rasimin. Sebab, dengan kondisi yang ia alami saat ini, sulit bagi Rasimin untuk bekerja dan mendapat penghasilan tetap. Padahal penghasilan Jumiyah sehari-hari tak seberapa, bahkan kadang kurang untuk mencukupi kebutuhan mereka. Sebagai penjual rames, Jumiyah yang berstatus janda hanya memperoleh penghasilan tak lebih dari Rp 20 ribu. “Kadang untuk hidup sehari-hari saja ndak cukup, apalagi untuk beli obat Rasimin. Tapi mau gimana lagi, mau ndak mau harus ya harus dicukupkan,” tutur perempuan lanjut usia tersebut. Bagi Rasimin, obat memang sangat diperlukan. Karena jika obatnya habis, maka Rasimin akan merasa kesakitan. ke hal 7 Langganan Rp. 44.000
KEBUMEN EKSPRES
7 Emy Widiyani Ketua Nasyiatul Aisyiyah Uang Habis, Terpaksa Hutang ke Tetangga
KEBUMEN EKSPRES
Selasa Legi 3 Desember 2013
KEBUMEN - Emy Widiyani SPd terpilih menjadi Ketua Pimpinan Daerah (PD) Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Kebumen untuk priode 20132017 menggantikan ketua sebelumnya, Hj Nafi Agustina ST. Pergantian kepengurusan itu terbentuk melalui musyawarah daerah (Musda) Nasyiatul Aisyiyah Kebumen ke 13, Ming gu (1/12). Kegiatan yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Kebumen tersebut juga dihadiri oleh Pengurus Wilayah (PW) Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah, Azizah Herawati SAg yang sekaligus membuka acara Musda. Ketua panitia Musda, Kharis
Rosyidah Prabowo SHi menuturkan, Musda tahun 2013 ini mengambil tema” Gerakan aksi advokasi Nasyiatul Aisyiyah menuju terwujudnya peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak. Proses pemilihan sendiri sebelumnya dilakukan penjaringan terhadap 26 tokoh yang dinilai layak untuk menjadi kandidat ketua dari usulan dari 26 Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah setingkat kecamatan di Kebumen. “Dari jumlah itu, nantinya diambil sebanyak 9 nama yang akan dibawa ke forum Musda,” kata Kharis Rosyidah . Sembilan nama tersebut juga sekaligus menjadi tim for-
matur. Kemudian dari hasil penyaringan 9 nama tim formatur tersebut diminta merumuskan sekaligus menunjuk salah satu tokoh untuk menjadi ketua dan lainya menjadi pengurus. Diantara susunan pengurus yang terpilih tersebut adalah Emy Widiyani SPd sebagai ketua, Hj Zuhri Nurrohmah SPd MEd sebagai sekretaris, Laely Nurrahmah sebagai sekretaris 1, Hj Diah Ningrum Ully Rusyda SE sebagai bendahara,Prepti Hidayati Ssos sebagai bendahara 1. Kemudian dijajaran kepala bidang organisasi dan komunikasi informatika dijabat oleh Kharis Rosyidah Prabowo SHi, Novi Agustina ST menjabat
sebagai kepala bidang sosialdan ekonomi, Tri Wijayanti SPd menjadi kepala bidang dakwah dan pendidikan, Diah Kun Najati Umami SPd menjadi kepala bidang kaderisasi serta Irwanti Tohir SPdI sebagai kepala bidang seni dan budaya. Kepada pengurus terpilih, diharapkan program-program kerja yang dibuat bisa lebih terasa manfaatnya oleh masyarakat sebagai gerakan ramah perempuan dan anak.”Karena program utama Nasyiatul Aisyiyah yang sedang digencarkan adalah gerakan ramah terhadap perempuan dan anak,” ujar Kharis Ro syidah. (ben)
Pendampingan PCNU Semakin Minim PENGURUS RANTING Hal itu terungka dalam acara pengajian selapanan dan silaturrahim warga NU sekabupaten Kebumen, Minggu (1/ 12) di Dusun Sawangan Desa Wonoharjo kecamatan Rowokele, Kebumen. Sedikitnya sekitar seribu lima ratus warga NU dan Muslimat NU hadir dalam acara tersebut. Adapun pengurus PBNU yang direncanakan akan menghadiri acara tersebut tidak dapat hadir. Ketua panitia kegiatan KH Khanifudin Wahid mengatakan, pada acara tersebut menghadirkan pula KH Amin Rosyid dari Desa Tanjungsari
Dari Hal. 1
Kecamatan Petanahan sebagai pembicara. Dari hasil sharing pada sesi tanya jawab, sebagian besar para tokoh dan pengurus NU ditingkat ranting mengaku kewalahan dalam menghadapi berbagai persoalan yang ada di masyarakat. Pasalnya mereka merupakan tokoh yang kerap dimintai pendapat atau solusi jika ada sebuah persoalan yang terjadi dimasyarakat. Namun sebagai tokoh keagamaan NU, tentu mereka juga tidak sembarangan dalam mem berikan solusi kepada warganya. Minimal solusi yang mereka berikan mempunyai
dasar hukum agama sepertihalnya hadis, tafsir maupun dasar kitab dari ulama-ulama NU. Namun seiring berkembangnya jaman juga membuat semakin kompleksnya persoalan yang ada di masyarakat. Sehingga para tokoh NU ditingkat ranting kewalahan memberikan solusi atas persolan-persoalan baru tersebut. Mengingat bahwa sebagian besar solusinya belum tercantum di hadis maupun kitab serta dasar hukum keagamaan lainya yang dipahami mereka. Atas persoalan tersebut, para tokoh dan pengurus NU di
tingkat ranting sangat mengharapkan pendampingan dari Pengurus Cabang Nahdlotul Ulama (PCNU) Kebumen, terutama untuk memberikan informasi hadis dan dasar hukum lainnya yang terbaru.”Pasalnya selama ini mereka mengaku masih kebingungan jika dimintau pendapat atau solusi terkait persoalan-persoalan yang berkembang di masyarakat. Sedangkan pendampingan PC NU ke tingkat ranting beberapa tahun terakhir justru semakin minim,”pungkas KH Khani fudin Wahid. (ben)
Salah Satu Pelaku Mantan Anggota Polisi
PEMBOBOL
Dari tangan keempat tersangka, petugas menyita puluhan kartudebet,kartukredit,danATM dari berbagai bank yang dipalsu. Sejumlah handphone, laptop, modem serta mobil Daihatsu Xenia juga berhasil diamankan dari tangan tersangka “Kita masih mengembangkan kasus ini, karena kuat dugaan mereka adalah anggota jaringan nasional bahkan internasional pemalsu kartu kredit,” tandas Kapolres Kebumen AKBP Faizal SIK MH dalam ekspose kasus di ruang Pusat Pengendalian Komando Operasi (PPKO) Polres Kebumen, Senin (2/12). Kapolres menuturkan, penangkapan empat pelaku tersebut berawal saat mereka mencoba melakukan pembelian sejumlah handphone di Provis Phone, Jl Pemuda Kebumen. Pihak Provis Phone merasa curiga karena ketika hendak membayar dengan menggunakan kartu debit BRI MasterCard, mereka tidak bisa memberi PIN seperti yang diminta mesin EDC (Electronic Data Capture). Komplotan itu juga membatalkan transaksi pembelian
Dari Hal. 1
barang eletronik lainnya dengan kartu kredit BNI karena pihak Provis Phone tidak mau melayani sebelum ada persetujuan pihak bank. “Setelah empat tersangka ini pergi, pemilik counter akhirnya melapor ke pihak kepolisian,” ujar Kapolres yang didampingi Kasubag Humas AKP Wasidi dan sejumlah perwira lain. Tersangka yang mengendarai mobil akhirnya diamankan di dekat pintu kereta api Karanganyar tanpa perlawanan. Dari hasil pengembangan, tersangka ternyata sudah melakukan aksinya di berbagai kota di Jateng, DIY, dan Jatim. Antara lain di Wonosari Yogyakarta, Purworejo dan kota lain. Modus yang mereka lakukan adalah membeli barang elektronik, terutama handphone kelas atas, laptop dan peralatan elektronik lainnya. Selanjutnya, barang elektronik itu mereka jual di media sosial, seperti facebook maupun forum Kas-kus. Agar lebih menarik peminat, mereka sengaja membandrol dengan harga yang lebih murah. “Jadi mereka dapat uangnya dari menjual barang elektronik itu. Tapi
tidak tertutup kemungkinan mereka juga membobol rekening nasabah. Itu yang masih kita dalami,” tutur Kapolres. Dari pengakuan tersangka, mereka membeli kartu kredit palsu tersebut dengan harga Rp 300 ribu per kartu. Rata-rata tiap kartu sudah berisi data rekening nasabah yang dibajak. “Dari penelusuran tim IT, mereka ternyata membobol rekening milik nasabah salah satu bank di Amerika,” kata Kapolres. Terkait kasus ini, Kapolres menjelaskan jika pihaknya masih terus melakukan pengembangan. Bahkan Polres Kebumen diback up sepenuhnya oleh Polda Jateng untuk pengungkapan kasus ini. “Kami juga sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah polres dimana pelaku diduga melakukan aksinya,” imbuh Kapolres. Pada kesempatan itu, Kapolres juga membeberkan jika salah satu pelaku, yakni Dwianto adalah mantan anggota Polri. "Dia (Dwianto) memang pernah menjadi anggota Polda DIY. Tapi dia sudah dipecat," tutur Kapolres. Dia juga meminta masyarakat
segera melapor ke pihak bank jika menemukan tiba-tiba saldo tabungannya menyusut drastis. Sebab, ada kemungkinan rekening mereka telah dibobol oleh komplotan ini. “Sejauh ini memang belum ada warga Kebumen yang jadi korban, namun kami tetap meminta warga waspada. Pokoknya jika ada transaksi mencurigakan, segera lapor ke pihak bank,” tegasnya. Disisi lain, Kapolres juga meminta agar petugas kasir (teller) juga lebih cermat mengamati kartu kredit yang di gunakan konsumen untuk ber transaksi. “Pastikan data yang ada di kartu dengan data di struk pembayaran benar-benar sama, kalau berbeda itu jelas kartu kredit palsu,” bebernya. Saat ini, empat tersangka masih mendekam di ruang tahanan Mapolres Kebumen. Mereka dijerat Pasal 263 Ayat 2 KUHPidana dengan ancaman hukuman selama-lamanya 6 tahun, dan Pasal 3,5,10 UU Nomor 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dengan ancaman pidana paling lama 20 tahun dan denda palas) ing banyak Rp 10 miliar. (h (has)
Pemkab Takut Menyalahi Aturan
GTT
Setelah mengetahui permintaannya tidak diakomodir, 30 perwakilan GTT/PTT itu langsung meninggalkan rapat paripurna. Sekretaris Umum Forum Komunikasi GTT/PTT Tenaga Pendidikan Kabupaten Kebumen, Sunarto SS menyesalkan keputusan yang diambil DPRD dan Pemkab Kebumen itu. Padahal, Forum GTT/PTT hanya meminta kebijakan yang memihak mereka sebagai bentuk apresiasi perjuangan mereka yang turut mencerdaskan generasi penerus Kabupaten Kebumen. “Kami ada itu memang karena kebutuhan. PP 74 sangat jelas, jika terjadi kekosongan guru, pemerintah atau pemerintah daerah menyediakan guru pengganti untuk menjamin keberlanjutan proses pembelajaran pada satuan pendidikan bersangkutan,” ungkap Sunarto. Dia menjelaskan, sebenarnya Pemkab dan DPRD tidak perlu takut menyalahi aturan jika mengakomodir keinginan mereka. Karena pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 tahun 2008 pasal 21 sudah jelas tertulis bahwa tunjangan fungsional guru yang diangkat oleh pemerintah dan pemerintah daerah dianggarkan sebagai belanja pegawai atau bantuan sosial sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Sedang kan, subsidi tunjangan fungsional guru yang diangkat oleh
Dari Hal. 1
penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dianggarkan sebagai belanja pegawai atau bantuan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. “Dengan pasal 21 tersebut, adalah kewajiban pemerintah daerah untuk memberikan tunjangan fungsional kepada guru,” tandasnya. Sekda H Adi Pandoyo SH MSi beralasan belum dapat mengakomodir keinginan GTT/PTT Non K1 dan K2 karena adanya dua PP yang saling bertolak belakang. “Kami menilai pada PP 48 dan PP 74 memiliki pemahaman yang berbeda. Kami sudah melangkah dengan membuat surat kepada Presiden terkait hal ini. Sehingga presiden yang akan merubah atau dengan cara lain terkait dengan kebijakan tersebut,” kata Adi Pandoyo. Selain itu, kata Adi Pandoyo, pihak eksekutif telah melakukan rapat internal menentukan anggaran yang mungkin untuk GTT/PTT. Pihaknya akan memaksimalkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk memberikan insentif kepada GTT/PTT. “Kita dilakukan kajian, Insya Allah kajian tersebut sudah dapat kita lakukan,” ujarnya. Adi Pandoyo juga mengaku, Pemkab Kebumen telah mengirim surat permintaan audiensi kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Se-
marang untuk berkonsultasi persoalan tersebut. Namun, hingga saat ini, kata Adi Pandoyo, Pemkab Kebumen belum menerima jawaban resmi dari BPK. Adi Pandoyo beralsan, belum diakomodirnya tunjangan GTT/PTT pada APBD 2014 karena pihaknya tidak mau terjebak dengan kebijakan keliru untuk yang kedua kalinya. “Pada tahun 1999-2004, pernah mengambil kebijakan keliru yang hampir dilakukan oleh kabupaten/kota. Sehingga banyak anggota dewan temanteman eksekutif yang kemudian masuk ke ranah hukum karena melakukan kebijakan yang keliru itu,” dalihnya. Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Ir Sri Hari Susanti MM meminta, agar eksekutif dan legislatif mengambil kebijakan bersama dengan mengalokasikan anggaran yang layak bagi para GTT/PTT non K1 dan K2 pada APBD 2014. Hal yang sama sudah dilakukan pada beberapa daerah tetangga yang lebih dulu mengalokasikan aggaran yang berasal dari APBD bagi GTT/ PTT non K1 dan K2. FPKB memandang, pemberian kesejahteraan bagi GTT/ PTT sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian mereka yang telah ikut berjasa dalam mencerdaskan anak bangsa. “Sudah saatnya para GTT/PTT ini ditingkatkan kesejahteraannya mengingat
kondisi yang ada saat ini sungguh sangat meperihatinkan. Honor yang mereka terima masih sangatlah minim bahkan ada yang hanya sebesar Rp 50.000,00 perbulan atau hanya cukup untuk membeli sabun,” bebernya. Fraksi Golkar melalui juru bicaranya, Eni Sulityowati mengatakan, seharusnya Pemkab Kebumen dapat mengambil sikap berupa kebijakan dengan pemberian kesejah teraan bagi GTT/PTT Non K1 dan K2. Dengan memedomani ketentuan Peraturan Peru nda ngan yang ada. Kebijakan itu agar dimunculkan dalam ben tuk kegiatan dan pengang ga ran. Fraksi PDI Perjuangan melalui juru bicaranya, Bambang Sutrisno secara tegas menyatakan, kesejahteraan GTT/PTT harus diwujudkan. Fraksi PDI Perjuangan menilai kesejahteraan GTT/PTT sebagai hal yang penting. Dengan kesejahteraan GTT/PTT diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja guru yang akan berpengaruh positif pada kualitas anak bangsa. “Fraksi PDI Perjuangan meminta agar dalam APBD 2014 dicantumkan anggaran bagi GTT/PTT dalam jumlahh yang layak,” tandasnya. Meski sejumlah fraksi menaruh perhatian terhadap keberadaan GTT/PTT, anehnya semua fraksi menyetujui RAPBD yang disodorkan Pemkab Kebumen. (ori)
KELUAR MASUK Itupula yang kemudian memaksa Jumiyah untuk berhutang kepada tetangganya guna membeli obat Rasimin ke apotek. Apalagi jika uang di dompetnya tak lagi menyisakan ‘gambar’ yang berarti. “Ndak tega melihat Rasimin kesakitan. Kalau lagi ndak ada uang, ya terpaksa hutang ke tetangga,” imbuhnya. Perjuangan Jumiyah memang luar biasa. Meski usianya makin
Dari Hal. 1
senja, dia rela membanting tulang mencukupi kebutuhan dan membiaya perawatan ana knya. Jumiyah juga bertekad akan terus mengupayakan pengobatan bagi Rasimin, meski anaknya sudah divonis tak bisa sembuh. “Selama masih sehat, saya tetap berupaya menyembuhkan anak saya,” tegasnya. Disisi lain, setiap hari Rasimin hanya bisa pasrah menjalani hidupnya. Mengingat
bahwa untuk beranjak dari tempat tidur saja, Rasimin mengaku kesakitan. Terlebih semakin hari kondisi luka di kakinya semakin parah. “Sebenarnya yang paling membuat saya merasa kebingungan jika saya sedang sakit, karena Rasimin menjadi terlantar tidak ada yang merawat. Karena di usia saya ini juga sudah mulai sering sakit-sakitan,” ujar Jumiyah diamini Rasimin. (*)
Pojok JKN Diminta Buat Permohonan Ulang SETWAN : Adi beralasan, saat itu anggota dewan sedang ada agenda lain. “Kami tidak melarang siapa saja yang akan melakukan audiensi. Dan itu sering dilakukan,
Dari Hal. 1 seperti bidan PTT, GTT dan PTT. Siswa SD juga sering datang ke gedung dewan. Semua terbuka,” ujarnya. Dia meminta, jika Pojok JKN
menginginkan audiensi kembali harus membuat permohonan kembali dengan surat ke Setwan dan pihak Setwan akan menjadwalkan kembali. (ori)
Tak By Name, Tak Bisa Diverifikasi PANWAS “Hasil perbedaan temuan tersebut sudah kami serahkan kepada KPU Kebumen,” jelasnya. Kegiatan verifikasi ini dilakukan oleh PPL di desa, kemudian hasil temuan itu diserahkan ke Panwaslu Kecamatan, selanjutnya diserahkan ke Panwaslu Kabupaten. Dia berharap, agar KPU Kebumen segera menindak lanjuti hasil temuan tersebut. Dia juga berharap dapat menverifikasi
Dari Hal. 1 atas perbedaan temuan tersebut. ”Menurut pencermatan kami, memang ada pemilih yang belum terakomodir sebelumnya, sehingga terjadi selisih antara temuan Panwas dengan KPU,” ujarnya. Sementara ditemui terpisah Ketua KPU Kebumen, Paulus Widyantoro SE, menjelaskan, kalau memang temuan Panwaslu Kabupaten itu ada by name-nya, pihaknya akan segera menverifikasi juga. Namun
kalau tidak ada by name-nya tidak dilakukan verifikasi. ”Sementara temuan KPU Kabupaten dengan jumlah 7.301, itu didapat dari hasil temuan KPU Pusat Jakarta, semua ada by name-nya,” terangnya. Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan Dinas Kepndudukan dan Catatan Sipil untuk menginventarisir pemilih tak ber-NIK di data Base Kependudukan. (har)
Tiwas Digawa, Malah Ora Bisa Mlebu SALAH “Iya ya mas kasure sing gede tur empuk ben gole olahraga malem dadi kepenak,” jawab Markonah manja. “Kiye bae apa ya? ketone koh mentul-mentul temen nek nggo jaran-jaranan kepenak ya say,” tanya Kemplu. “he eh..,” kata Markonah tanda setuju sambil mengerling suaminya. Maka merekapun membeli spring bed dengan ukuran jumbo yang per- nya kelihatan kuat untuk beradu gulat. Singkat cerita mereka pun mulai pindahan dari rumah kontrakan ke rumah mereka yang baru. “Kepriwe mas wis ora ana
Dari Hal. 1
sing ketingglan mbok,” tanya Markonah mengingatkan. “Ketone sih langka,” jawab Kemplu. Dan setelah semua barang dimasukan dalam mobil terbuka sewaan mereka pun menuju ke rumah baru. Satu persatu barang diturunkan dan dimasukan ke dalam rumah. Saat memasukan kasur inilah kejadian lucu ini terjadi. “Kem, springbed-e langsung lebokna kamar bae yuh,” ajak Kemplu. Tapi apa yang terjadi saat sepring bed dimasukan kedalam kamar.
“Lha.... kepriwee sih ya deneng kasure ora gelem lempeng, pucuke nekuk terus,” kata Kemplu. “Duh... mas..mas udu kasure sing salah dewek gole tuku ora ndeleng-ndeleng ukuran kamar, kasure lewih dawa ketimbang kamare,” kata Markonah. “Oalah nasib tuku umah tipe cilik kaya kandang dara dadi ora teyeng dileboni springbed,” kata Kemplu. Mesti kecewe namun springbed tersebut akhirnya diletakan di ruang tengah. “Ya wis sementara gole gulat neng ruang tengah ya Yank,” kata Kemplu. (hry)
Musim Hujan, Saluran Irigasi Banjir LANGGANAN Selain menggunakan tenaga manusia, warga juga swadaya menyewa alat berat backhoe untuk mengeruk endapan lum pur dan sampah yang menumpuk di sepanjang saluran irigasi. Kepala desa Aditirto M Makhali didampingi sekretaris desa, Ahmad Nur Ridwan disela-sela kegiatan kerja bakti, Senin (2/12) mengatakan, akibat tidak berfungsinya saluran irigasi tersebut, warga menjadi kehilangan pendapatanya dari lahan sawah yang dimiliki. Padahal lahan sawah tersebut merupakan salah satu
Dari Hal. 1
sumber penghasilan pokok warga Desa Aditirto. “Akhirnya kita swadaya untuk menormalisasi saluran irigasi. Dari hasil swadaya masyarakat tersebut terkumpul sekitar Rp 9,75 juta,” kata M Makhali. Dikatakanya lagi, dari pemerintah desa sendiri sebenarnya telah mengusulkan pembangunan saluran irigasi secara permanen melalui program PNPM mandiri pedesaan. Namun menurut informasinya, dana dari program PNPM Mandiri Pedesaan baru akan turun pada tahun 2014 mendatang. Mengingat bahwa
saat ini sudah memasuki musim penghujan dan dikhawatirkan tingkat luapan banjir semakin parah, maka warga terlebih dahulu melakukan swadaya dan gotong royong untuk melakukan pengerukan sementara. “Selain itu, dana dari program PNPM tersebut juga rencananya juga sekaligus untuk pembuatan jalan yang bertujuan mendorong sarana transportasi agar bisa menjangkau wilayah desa Aditirto yang merupakan daerah pelosok pegunungan,”jelas M Makhali. (ben)
Bisa Dimodifikasi dengan Instrumen Modern TRADISI Bahkan di Desa Bonorowo sendiri hampir setiap RT memiliki seni tradisi yang sidah berkembang jauh sebelum Indonesia merdeka ini. “Ditambah dua desa di Kecamatan Mirit. Dan memang saat ini pemainnya sudah tua semua,” ujarnya. Kesenian gojeg lesung di Kecamatan Bonorowo mirip kesenian tradisional gejog lesung di Jogjakarta, yakni kesenian yang mendasarkan diri pada ekspresi musik yang dilakukan dengan alat-alat pertanian khususnya alu dan lesung. Menurut Sudiran, gojeg lesung bisa dimodifikasi dengan penambahan instrumen musik lain seperti drum, saron, key board, demung, gender, gong dan lain-lain. Namun, kebanyakan di Kecamatan Bonorowo masih murni hanya menggunakan lesung dan alu. Gojeg, kata Sudiran, memiliki arti bercanda. Mengindika-
Dari Hal. 1
sikan bahwa kesenian ini menekankan pada aspek bermain-main dengan tujuan agar dapat lebih menghibur dan disukai penonton. “Gojeg lesung memberi kebebasan berekspresi bagi pemainnya. Contohnya, dalam soal musik dibebaskan untuk berekspresi karena gejog lesung berkesan monoton (kothekan) sehingga membosankan. Oleh karenanya bagian musik dibebaskan untuk berkreasi,” kata dia. Demikian juga dalam hal tembang, persoalan aransemen dan kata-katanya sering dipeleset-pelesetkan. “Semua tembang, dari klasik sampai modern bisa kita iringi dengan gojeg lesung ini,” imbuhnya. Untuk pemain gejog lesung, rata-rata merupakan kaum ibu. Namun, juga terdapat beberapa kelompok yang pemainnya laki-laki. “Setiap satu kelompok rata-rata enam penabuh, tinggal nanti yang
nembang berapa orang. Atau mau menambahkan alat musik apa, itu bebas,” terang Sudiran. Kepala Desa Bonororo, H Kusnen bersyukur kesenian di desanya masih eksis hingga sekarang. Dia berharap ada kegiatan-kegiatan yang dapat memacu warganya untuk tetap melestarikan tradisi ini. “Kalau sering ada festival atau lombalomba itu kan bisa membuat warga sini semangat,” kata H Kusnen yang menyaksikan latihan gojeg lesung di halaman rumahnya untuk persiapan pementasan spektakuler di Alun-alun Kebumen pada 9 Desember mendatang. Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen, Pekik Sat Siswonirmolo MPd mengatakan, kesenian go jeg lesung memang masih cukup terpelihara dengan baik di Ke camatan Bonorowo. “Hanya di Kecamatan Bonorowo gojeg lesungberkembangdenganbaik,” ujarnya. (ori)