![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
9 minute read
BEM Gathering: Welcoming New Members and Fostering Unity
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) of the English Language Education Department (ELED) of UKDW organized a gathering on April 14 - 15, 2023. The event was held to foster a sense of unity among new members within the organization. The first activity began with a welcoming session hosted by Christina, the chairperson of BEM.
Following the welcoming session, Anesti Budi Ermerawati, S.Pd., M.Hum. (the Vice Dean for Student Affairs of the Faculty of Education and Humanities) gave a brief greeting to welcome all new BEM members. After the greeting, a game was played to liven up the atmosphere Two games were conducted during this section. The first game was "Simon Says", followed by an introduction game. The participants seemed to enjoy this activity The second game involved all the participants, including the staff and lecturers. Each person had to state their name and unique trait while holding a ball. The ball was then thrown to the next player,who had to repeat the previous participant's name and trait before stating their own. The purpose of this game is to get to know each other. In an organization, building trust by getting to know one another is important to reach the ultimate goal.
Advertisement
The next session was led by Dra. Mega Wati, M.Pd. (the Dean of the Faculty of Education and Humanities) During her session, she emphasized the importance of setting growth targets in academics or organizations. She identified five growth targets, which she abbreviated as ELMIP: Educator, Leader, Manager, Inspiration, and Peace Builder. She explained that anyone can become an educator, a leader, a manager, an inspiration, and a peace builder. It all depends on whether we choose to develop ourselves and become the best version of ourselves or just blindly follow what others say "Being a peacebuilder is not limited to small organizations or classrooms; it can be applied anywhere, and quot; emphasized Mega. She added that being an inspiration is not always about being famous or influential. Anyone can become an inspiration by making positive contributions to society and taking action.
At night, there was also a campfire session, which was led by Tuji, a staff in the Department of Humanities Once the Campfire session ended, all participants gathered at the meeting point for information and an evaluation. TOR: Term of Reference
P3DK: A proposal to ask for money for the project to be done. P3DK: Proposal Permohonan Pencairan Dana Kemahasiswaan
The next day, a brief morning prayer was held and led by Kenny, one of BEM members. The next session was about creating a Term of Reference (ToR) and P3DK. Christina and Johnson were responsible to give a brief explanation to participants before the TOR creation process began The staff of the Faculty of Education and Humanities and English Language Education Department, Sinta and Aria also provided some additional information. As BEM had five projects that needed to be completed, the ToR creation process was divided into five groups. Each group consisted of two people who would handle one project This session was concluded with a presentation by each group about their Term of Reference. [Pierre Johnson]
Selfie: Bagaimana Kita Memandang Diri Sendiri
menyebut selfie ketika hendak memotret dirinya sendiri Namun, bagaimana jika kata “selfie” digunakan sebagai judul film? Ketika membuat sebuah film, kita pastinya tidak hanya memikirkan isi ceritanya, tapi juga memikirkan judul film yang menarik orang untuk ditonton.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230516040003-c0ba2de4d4f5297b8fdcae9c2e5c0189/v1/f2a1e531552b56ae7ebf1cf8bd80554e.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Orang yang memiliki low self-esteem akan cenderung:
Sangat sensitif terhadap segala jenis kritik atau pendapat,
Ÿ Menghindari interaksi sosial karena rasa takut,
Selfie. Satu kata ini sudah tidak terdengar asing bagi telinga kita. Bahkan, satu kata sederhana ini sangat populer dalam kehidupan sehari-hari Menurut KBBI, selfie atau dalam bahasa Indonesia “swafoto” adalah potret diri yang diambil sendiri tanpa bantuan orang lain dengan menggunakan kamera ponsel atau kamera digital, biasanya untuk diunggah ke media sosial.
Kata gaul “selfie” pertama muncul pada tahun 2002, dalam sebuah forum internet Australia, “Dr Karl Self-Serve Science Forum”. Pada November 2013, kata “selfie” secara resmi tercatat dalam Oxford English Dictionary online dan masuk dalam penghargaan “word of the year” atau “kata tahunan” Biasanya, orang akan
Di YouTube, terdapat sebuah film pendek yang berjudul “Selfie”. Film ini mengangkat salah satu tantangan yang sering dihadapi ketika menjalani rutinitas sehari-hari, yaitu menghadapi penilaian dari orang lain. Film yang disutradarai oleh Ramchandra Gaonkar ini menggambarkan bagaimana kita dengan mudahnya terpengaruh oleh pikiran, pendapat, kritikan, pandangan, penilaian yang negatif atau yang keliru dari orang lain Akibatnya, kita mulai merasa terpuruk, tidak dihargai, tidak percaya diri, dan merasa lebih rendah daripada orang lain Bahkan, kita pun juga ikut memberi penilaian yang buruk pada diri kita sendiri. Sama halnya ketika kita berswafoto untuk pertama kali dan hasil fotonya tidak terlalu bagus, misalnya karena wajah kita yang tampak chubby atau tidak good-looking. Walaupun ada faktor lainnya yang mempengaruhi tampilan foto selfie, kita justru berfokus untuk menilai pada wajah dulu sebelum ke hal lainnya Kedua situasi tersebut menggambarkan situasi orang memiliki low selfesteem.
Self-esteem jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya adalah harga diri Menurut KBBI, harga diri adalah kesadaran akan berapa besar nilai yang diberikan pada diri sendiri. Jadi, self-esteem dapat diartikan sebagai cara kita memandang dan menilai diri sendiri.
Ketidaknyamanan dan tidak percaya diri,
Ÿ Mudah marah atau berperilaku agresif,
Ÿ Overthinking pada masalah dan kesalahan,
Ÿ Meragukan kelebihan yang dimiliki,
Selalu mengharapkan pujian dari orang lain.
Perilaku yang merasa rendah dan memandang buruk diri sendiri biasanya disebabkan oleh masa lalu yang traumatis seperti keluarga yang tidak harmonis, dibully di sekolah, atau dilecehkan oleh orang lain. Selain itu, kritik yang negatif dari orang tua atau guru yang diterima selama masa anak-anak merupakan titik awal dari ketidakpercayaan diri. Media sosial juga menjadi penyebab munculnya low self-esteem. Begitu scrolling di media sosial, pasti akan menemukan beberapa posting orang-orang yang good-looking atau yang memamerkan barang mahal dan momen yang bahagia. Melihat hal itu, kita mulai membandingkan diri dengan orang lain. Perasaan tidak bahagia dan tidak puas pun muncul, bahkan mulai tidak mensyukuri apa yang Tuhan sudah berikan untuk kita dan apa yang kita masih miliki. Namun, film pendek “Selfie” tidak berakhir dengan terpuruknya tokoh utama, tetapi sebuah pesan dari orang asing kepada tokoh utama itu. “Pria ini baru mengenal saya dari Stasiun Ghatkopar dan saya sudah mengenal diri saya selama 21 tahun,” pesannya. Memang benar yang diucapkan oleh orang asing itu. Kita sudah hidup bersama diri sendiri dari lahir, tapi lucunya kita kadang mudah terpengaruh oleh ucapan orang yang baru mengenal kita sehari, satu jam, lima menit, atau bahkan dari orang-orang terdekat yang sudah lama mengenal kita. Mengapa bisa demikian? Mungkin karena kita selalu memandang diri dari sisi yang buruk, sisi yang kurang mampu. Mungkin kita belum menyadari kelebihan dan potensi kita. Mungkin bisa juga karena pendirian kita masih lemah dan mudah goyah Oleh karena itu, kita memilih untuk bergantung pada pendapat orang lain.
Sudah saatnya kita mulai berkenalan kembali dengan diri sendiri, memperbaiki cara pandang kita terhadap diri sendiri Bagi yang masih berfokus pada sisi buruk, cobalah untuk beralih ke sisi lain, sisi yang lebih positif, sisi yang memiliki kelebihan dan kemampuan, sisi yang penuh harapan dan impian, sama seperti halnya mengambil foto selfie dari sudut yang berbeda.
Namun, ada baiknya juga mendengar ucapan orang lain, terutama dari orang yang terdekat, seperti keluarga dan sahabat, tetapi tidak semua ucapan itu harus diterima. Pandailah memilih dan memilah penilaian orang lain, entah itu baik maupun buruk Terkadang, penilaian yang buruk dapat memotivasi kita untuk menjadi lebih baik Penilaian yang baik belum pasti memuaskan dan kita tetap harus mengevaluasi dan memperbaiki diri. Apabila penilaian orang lain dapat membangun, terimalah dan lakukanlah Dan, apabila penilaian itu tidak membangun, maka abaikanlah, jangan sampai malah mengganggu pikiran dan hati kalian [Abigail Natalia P.H].
Menggunakan Phrasal Verb dalam Komunikasi Sehari-hari
Frasa seringkali muncul dalam percakapan sehari-hari berbahasa Inggris. Tidak jarang orang menggunakan frasa-frasa seperti break up, get up, give up, make up, dan back up. Tahukah anda bahwa frasa-frasa tersebut merupakan penggabungan dari kata kerja (verb) dan up yang merupakan preposisi (preposition), sehingga dalam bahasa Inggris disebut Phrasal Verb (frasa kata kerja), yaitu kata kerja yang ditambahkan dengan preposisi (preposition) atau keterangan (adverb) sehingga menjadi sebuah frasa.
Preposition sendiri merupakan kata sambung yang menunjukkan posisi, arah, waktu, tempat, dll. Lalu, preposition apa saja yang populer digunakan di belakang sebuah verb agar menjadi phrasal verb? Selain up, seperti pada contoh-contoh yang telah disebutkan di atas (break up, get up, give up,
1.Up
•count on
• speak up
S p e a k u p m a r a k d i g u n a k a n u n t u k mengistilahkan seseorang yang berbicara dengan lantang/ mengungkapkan fakta maupun opini dengan terus terang.
Contoh: Saksi kunci sudah mulai speak up, fakta akan mulai terkuak.
She speaks up about the persecution that happened to her.
• show up
Showup dapat diartikan datang
Contoh: Mr. Feng showsup at the meeting.
2.Down
•run down
Sering juga disebut sebagai rundown acara yang berarti susunan acara yang terstruktur. Seperti contoh, “Menurut rundown, pukul 3 kita akan memulai acara ini.”
Namun jika run sebagai verb, ditulis terpisah dari down sebagai preposition, memiliki arti berhenti bekerja/ berfungsi.
Contoh: The car has rundown.
•settle down
Settle down berarti menata kehidupan yang nyaman dan tenang.
Contoh: I’ll settle down in Yogyakarta after getting married.
Count on berarti percaya
Contoh: I count on you to be my group leader.
You can counton me, I am experienced.
4.Off
•show off make up, back up), ada down seperti pada calm down dan sit down, on seperti pada come on, off seperti pada lay off, in pada check in dan log in, out pada find out dan sign out, over pada fall over, away pada go away dan pass away), after pada go after, apart pada fall apart, around pada call around, serta for pada look for.
Show off memiliki arti pamer. Frasa show off juga kini sering digunakan, terutama untuk aktivitas memamerkan aktivitas dalam bentuk foto atau video di media sosial. Sering terjadi kekeliruan dalam penggunaan show off dan show up. Jadi jangan sampai keliru ya, karena artinya cukup jauh berbeda.
Contoh: Sam shows off his girlfriend’s car by taking some videos of it and posting it.
Banyak English Phrasal Verb yang juga digunakan ketika berbicara menggunakan Bahasa Indonesia atau sering disebut sebagai code-switching, seperti juga yang kini popular disebut bahasa anak Jaksel, ataupun berbicara dengan mencampurkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Nah, untuk memahami lebih jelas tentang phrasal verb, berikut beberapa contoh phrasal verb yang digolongkan dari preposition yang digunakan:
Ben’s pocket money is running out because the end of month is approaching.
•try out
Frasa try out cukup popular apalagi ketika menjelang ujian kelulusan sekolah, try out berarti mencoba.
Contoh: The final exam is 2 months from now, we have some math tryout exam today.
Let’s try it out, the bakery in front smells delicious.
7.Over Contoh: sleep over work.
Phrasal verb sleep over terkadang di salah artikan sebagai tidur berlebihan. Yang betul, sleep over berarti menginap.
B: I’m getting away (phrasal verb) to Kaliurang for healing.
A: Are you serious? You are having getaway (noun)?
B: Yes, I need to calm my mind down.
•lock away
Frasa lock away cukup popular sebagai judul lagu Locked Away milik R. City ft. Adam Levine yang rilis di tahun 2017. Lock away berarti mengurung/ mengunci/ menyimpan di tempat yang aman.
Contoh: I locked away the money you asked me to save in the safe box. In 2020, almost all people lock themselves away to avoid virus.
•make off
5.In
She showsoff her new necklace. Make off berarti kabur
Contoh: The man makes off without paying the food.
(On the telephone) Mom, tonight I’ll sleep over at Mayden’s boarding house because we have some group works to do until late at night.
8.Away
•give away
9.After •Take after
Look after memiliki arti menjaga/ bertanggung jawab atas.
•hang on Hang on memiliki dua arti yaitu, tunggu sebentar dan berpegang pada sesuatu.
Contoh: Please hang on, I’ll be there in 5 minutes.
Hangon, I’ll drive faster.
•carry on
3.On Carry on berarti melanjutkan aktifitas
Contoh: Just carry on your task, I am just passing by.
Pada contoh diatas, carry on dikatakan ketika orang pertama (A) lewat dan menyapa B yang sedang mengerjakan tugas.
Put off berarti menunda/ menolak.
Contoh:It’s less than 1 hour before the flight, we can’t putoff now.
•put off •hang in
Hang in berarti tetap disana dan lanjutkan atau teruslah berusaha.
Contoh: Hang in there, you’ll get a better job soon.
•give in
Frasa give in jarang digunakan Give in memiliki arti serupa dengan give up. Give in memiliki arti mengalah, sedangkan give up berarti menyerah.
Contoh: Ben gives in to his girlfriend after a long debate about which food has better taste.
6.Out
•run out
Run out berarti kehabisan.
Contoh: She’s run out of time, so she got C on grammar test.
Phrasal verb give away, yang berarti memberi sangat popular belakangan ini di media sosial. Terkadang penulisan give away dapat digabungkan menjadi giveaway yang memiliki makna yang serupa, namun memiliki fungsi yang berbeda Givaway merupakan kata benda (noun), bukan kata kerja (verb) ataupun phrasal verb.
Contoh: Taylor Swift gives away (phrasal verb) her pink scarf to her fan.
Taylor Swift is holding a giveaway (noun) in her concert.
•get away
Get away berarti pergi atau meloloskan diri, dapat juga diartikan sebagai short escape yang biasa digunakan ketika hendak liburan. Get dan away juga dapat digabungkan menjadi getaway yang juga berfungsi sebagai noun.
Contoh:
On the telephone
A: Hi, what are you doing? Let’s do our group
Contoh: The baby sitter is looking after the babies. After my brother move to Singapore, I have to lookafter my parents.
•look after Take after memiliki arti mirip/ menyerupai.
Contoh:
Sally’s son takesafter her.
10.For
•pay for
Pay for memiliki arti membayar/ mendapat hukuman.
Contoh: He has to pay for his wrong decision by leaving the company.
Itulah kesepuluh preposisi yang cukup pupuler digunakan di phrasal verb Masih banyak preposisi dan adverb lain yang dapat digunakan dalam phrasal verb seperti ahead, into, around, back, across, from, forward, dan masih banyak lagi. Beberapa contoh phrasal verb di atas dapat menjadi referensi untuk menambah vocabulary untuk berbincang dalam Bahasa Inggris. Selamat mencoba!
(Fransiska Selvy)