![](https://assets.isu.pub/document-structure/230516040003-c0ba2de4d4f5297b8fdcae9c2e5c0189/v1/41461724fc4006a487d4dff5d41da4aa.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
5 minute read
Runggun Yogyakarta
rangkaian Paskah tersebut dimulai dari Kamis Putih, Jumat agung, Sabtu Pengharapan, serta Minggu Paskah. Di samping merancang ibadah, KELTO juga berkesempatan untuk belajar pengaplikasian dan penerapan nilai-nilai teologis yang didapatkan selama berkuliah di Fakultas Teologi UKDW. Tidak hanya itu, kegiatan Tour P a s k a h t e r s e b u t s e k a l i g u s m e l a t i h kepemimpinan mahasiswa KELTO dalam mengorganisir kegiatan pelayanan gerejawi yang ada di runggun-runggun. Tahun ini KELTO berkesempatan untuk melakukan Tour Paskah di Runggun GBKP Yogyakarta Klasis Bekasi - Denpasar. Runggun tersebut terdiri dari 20 penatua dan diakon serta e m e r i t u s , 3 s e k t o r P A R u m a h T a n g g a (Perpulungen jabu-jabu), dan 3 sektor PA Permata (kaum muda). Runggun yang terletak di Provinsi D.I. Yogyakarta ini tergolong salah satu runggun yang unik. Pasalnya, anggota jemaat yang ada di runggun tersebut mayoritas terdiri dari mahasiswa Karo. Ratusan mahasiswa Karo merantau ke Jogja untuk berkuliah, bahkan beberapa sudah bekerja di Jogja. Oleh karena itu, runggun ini menyandang status runggun dengan kebijaksanaan khusus yang diberikan oleh Moderamen GBKP selaku pimpinan pusat GBKP. Kehadiran GBKP Runggun Yogyakarta menjadi bukti kulturisasi budaya Suku Karo yang plural di kota Jogja. Rangkaian Tour Paskah KELTO 2023 dimulai tanggal 6 – 9 April 2023. Persiapan dan rapat koordinasi yang intens dilakukan KELTO dengan Badan Pekerja Majelis Runggun (BPMR) beserta dengan seluruh serayan (penatua – diakon ) dan dibantu oleh kepengurusan PERMATA (pemuda) dalam mengeksekusi rangkaian paskah GBKP Runggun Yogyakarta 2023. Dengan koordinasi yang baik, terdapat peningkatan kehadiran jemaat pada kegiatan tersebut Jumlah kehadiran jemaat melebihi dari target dari
Resensi Buku:
Advertisement
Pendahuluan: panitia. Melihat antusias jemaat yang hadir pada rangkaian Paskah tahun 2023 ini, semakin menambah sukacita bagi runggun dan seluruh panitia.
Melalui program Tour Paskah 2023, KELTO dapat berefleksi dari proses penyelenggaraan rangkaian acara tersebut Meskipun terdapat beberapa tantangan dan kendala dalam komunikasi, namun berkat pertolongan Tuhan serta dukungan para alumni sebagai donator dan kesempatan yang diberikan oleh Majelis GBKP Runggun Yogyakarta, rangkaian acara dapat berjalan dengan baik dan berkesan bagi jemaat yang hadir Tentunya program tersebut bukanlah menjadi akhir bagi KELTO dalam berpelayanan. Program Tour Paskah ini menjadi kegiatan persiapan sebelum para calon teologteolog muda terjun langsung ke gereja untuk melakukan pelayanan.
Finding Meaning: Mencari Makna di Balik Dukacita
Tahap Keenam Kedukaan
Ada momen-momen ajaib yang bisa kita temukan bersama orang yang kita sayangi yang masih hidup sekarang ini.
– David Kesser, 2021
Setiap orang tentu pernah mengalami kedukaan Kondisi dukacita tentulah tidak mudah Tidak ada orang yang siap ketika mengalami kedukaan Buku yang ditulis oleh David Kessler, seorang penulis dan murid dari
Elisabeth Kubler-Rossoleh ini membantu pembaca memahami kesedihan dan mencari makna di balik dukacita Sebagai psikiater, Elisabeth Kubler-Ross menuliskan lima tahap kedukaan yang terkenal dalam bukunya, On Grief and Greafing. Kelima tahapan tersebut adalah denial (penyangkalan), anger (amarah), bargaining (tawar-menawar), depression (depresi), dan acceptance (penerimaan)
Menurut David Kessler, kelima tahapan tersebut bukan harga mati. Sebagai tahapan, semua itu merupakan cara untuk membenahi emosi yang kacau menjadi suatu kemasan rapi. Bukan untuk menentukan, tapi menjelaskan.
“Pada akhirnya, kebermaknaan datang melalui cara untuk menjaga cinta kasih kita terhadap seseorang setelah dia meninggal sementara kita masih terus menjalani kehidupan. Bukan berarti kita tak lagi kehilangan orang yang kita sayangi itu, tetapi kita akan lebih menyadari betapa berharganya kehidupan.”
Menemukan Kebermaknaan ?
Gaya bahasa bercerita dominan dalam buku ini Melalui pengalaman pribadi dan hasil penelitian selama puluhan tahun, David Kessler menuliskan perjalanannya. Ia mengembangkan dan merenungkan tahapan klasik dalam kedukaan (penyangkalan, amarah, tawarmenawar, depresi, dan penerimaan) untuk menemukan tahap keenam yang kritis dan reflektif. Tahap keenam usulan David Kessler adalah pencarian makna atau kebermaknaan baru ketika orang yang kita sayangi meninggal, atau saat kita mengalami suatu kehilangan yang berat David Kessler mencontohkan dengan kasus perusahaan tempat kita bekerja ditutup, rumah hancur akibat bencana alam, dan peristiwa kedukaan lainnya. Peristiwa kedukaan itu bisa membuat kita terluka, bahkan mengalami keterpurukan Ada perasaan kehilangan Kehilangan itu dapat membuat kita menderita. Bahkan, penderitaan karena kedukaan dapat membayangi selama puluhan tahun. Untuk itu, menjadi penting menemukan makna dalam dukacita Makna juga dijelaskan oleh David Kessler, di mana bersifat relatif dan personal. Bahkan, ketika akhirnya menemukan makna, kita tak akan merasa itu sebanding dengan kehilangan yang kita alami.
Setiap Kehilangan Memiliki Makna
Apa itu makna? Kenapa perlu dicari dalam dukacita? Begitulah diskusi pada bagian awal ini, David Kessler menyebutkan bahwa kedukaan harus disaksikan. Dengan mengutip tulisan Elsie
Wiesel, bahwa bagi yang hidup dan yang mati, kita harus menjadi saksi, David Kessler menekankan bahwa yang dibutuhkan adalah kehadiran seseorang sepenuhnya untuk menyaksikan dalamnya kehilangan yang dialami tanpa berusaha menunjukkan hikmah di balik peristiwa itu. Tidak berusaha menggurui dan memberikan penguatan palsu. Tapi, lebih penting hadir. Tentu untuk mengakui, bahwa kedukaan itu ada dan tidak disangkal. Kedukaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses kehidupan manusia. Bahkan, termasuk adanya kematian Makna kematian juga menjadi diskusi dalam buku ini. David Kessler mengatakan, jika kematian hanya dipandang sebagai musuh yang pada akhirnya mengalahkan kita, maka kehidupan kita tak bermakna. Keputusan untuk merespon dukacita juga penting. David Kessler menyebutkan, bahwa kita masing-masing mengambil keputusan bagaimana caranya untuk pulih dari kehilangan.
Tantangan dalam Kedukaan Ketika mengalami kedukaan, kondisi tentu tidak mudah. Ada banyak pertanyaan, bahkan tak menemukan jawaban Misalnya, mengapa kedukaan ada? Itu menjadi pertanyaan yang sering muncul Jawabannya juga beragam, bahkan memicu banyak persoalan. Tidak jarang, foto:dok./Biro 4 dapat memicu untuk bunuh diri Sebab dan tantangan dalam kedukaan juga diceritakan oleh David Kesser Bagian ini, menjadi elaborasi pengalaman dan penelitiannya mengenai pendampingan terhadap kedukaan David Kesser menyebutkan, terdapat hubungan yang rumit, kehilangan anak, bahkan keguguran dan kematian bayi. Ketika kita memiliki hubungan yang rumit dan orang itu tiba-tiba meninggal, kita tak lagi memiliki kesempatan untuk menyelesaikan masalah yang memecahkan kita dengannya atau pun untuk mengekspresikan rasa sayang Persoalan itu diolah dengan berbagai pandangan, terutama berkaitan dengan penyakit pikiran Anne Lamott mengatakan, pikiranku adalah lingkungan yang buruk. Aku berusaha tak memasukinya sendirian Itu menjadi pemantik awal bagi David Kessler menyebutkan mengenai penyakit jiwa dan adiksi dalam tulisannya Ada upaya mencari kebermaknaan di balik adiksi. Semua itu dalam rangka menjelaskan bahwa kebermaknaan ada di mana saja, jika dicari.
Kebermaknaan Dalam kebermaknaan, David Kessler menyebutkan bahwa umumnya orang meyakini bahwa dukacita itu berhubungan dengan k e p e d i h a n A k a n t e t a p i , K e s s l e r j u g a menguraikan bahwa lebih banyak kasih ketimbang pedih Ada cinta dalam dukacita Diskusi bagian ini juga menyebutkan tiga langkah menyerap kebaikan. Pertama, mencari pengalaman atau kenangan yang positif. Kedua, perkaya memori akan hal itu dan dinikmati serta dipikirkan Lalu, upaya untuk menyerap pengalaman positif tersebut. Belajar untuk hidup setelah suatu kehilangan itu sama seperti pembelajaran yang lain. Setiap kisah membawa pembelajaran dan kesan Ada harapan dan makna dalam setiap peristiwa. Oleh karena itu, kita perlu mencari makna di balik dukacita. Ada upaya pemaknaan baru atas kedukaan yang kita alami. Makna di balik dukacita dapat memberi daya untuk melanjutkan hidup. Makna baru bisa menjadi cara kita untuk terus maju dan menemukan jalan.
Penutup Sebagai salah satu pengembangan diri dalam merespon kedukaan, buku ini menarik Kajiannya ilmiah, tapi tidak jauh dari pengalaman sehari-hari Belum lagi, soal k e d u k a a n S e m u a o r a n g p a s t i p e r n a h mengalami Dari sisi ini, membuat saya merekomendasikan bahwa buku ini perlu dibaca. B u k u i n i m e m i l i k i k e d e k a t a n d e n g a n pengalaman hidup sehari-hari. Ketika hendak belajar lebih lanjut mengenai kedukaan, buku ini bisa menjadi teman berdiksusi yang baik. Untuk latar belakang penulis dan konteks hidupnya memang beda dengan di Indonesia. Ada banyak kearifan lokal ketika berduka yang tidak dijumpai dalam buku ini. Saya menyadari bahwa buku ini ditulis dalam konteks Amerika Sehingga, terdapat cara pandang dan kekhasan tersendiri dalam penulisannya Akan tetapi, perbedaan konteks itu menjadi menarik untuk dipelajari Buku ini merupakan bacaan yang menginspirasi ketika mengalami kedukaan Lebih lanjut, terdapat tawaran dan testimoni bagi siapa pun yang mengalami kedukaan dan dalam upaya melampaui penerimaan Semua dalam rangka perjalanan mencari makna di balik dukacita, tahap keenam kedukaan Selamat membaca, selamat bertahap !
Identitas Buku:
Judul Buku: Finding Meaning : Mencari
Makna di Balik Dukacita Tahap
Keenam Kedukaan
Penulis: David Kessler
Penerbit: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama
TahunTerbit: 2021
ISBN: 978-602-06-5243-6
Tebal: 257 Halaman
Peresensi: Yudha Adi Putra