A
Kota Ternate merupakan daerah otonomi bagian dari provinsi Maluku Utara. Secara geografis Kota Ternate terletak pada posisi 0o-2o Lintang Utara dan 126o-128o Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata dari permukaan laut yang beragam dan disederhanakan/dikelompokan dalam 3 kategori, yaitu; Rendah (0 - 499 M), Sedang (500-699 M), Tinggi (lebih dari 700 M). Luas wilayah Kota Ternate adalah 5.795,4 Km2 dan lebih didominasi oleh wilayah laut 5.633,34 Km2 sedangkan luas daratan 162,069 Km2. Kota Ternate miliki tujuh Kecamatan yaitu Kecamatan Ternate Utara, Ternate Selatan, Pulau Ternate dan Kecamatan Hiri. Namun sejalan dengan perkembangannya mengalami pemekaran wilayah Kecamatan menjadi 7 (tujuh) wilayah Kecamatan meliputi Kecamatan Ternate Tengah, Kecamatan Ternate Utara, Kecamatan Ternate Selatan, Kecamatan Pulau Ternate, Kecamatan Pulau Moti, dan Kecamatan Batang Dua
serta memiliki
77
Kelurahan, yang salah satunya Kelurahan Sangaji. Kelurahan Sangaji merupakan wilayah kelurahan yang terletak di sebelah utara kota Ternate dengan jarak Âą 0.6 Km dan jarak tempuh Âą 5-10 menit dari pusat kota Ternate. Wilayah kelurahan Sangaji merupakan wilayah yang sebagian besar lahannya adalah daerah pedataran yang dekat dengan pesisir pantai. Dengan Kondisi alam yang demikian menjadikannya masyarakat kelurahan Sangaji banyak mengandalkan sektor perikanan serta perdagangan sebagai sumber pendapatan ekonomi, disamping sebagian masyarakat lainnya bekerja pada sektor-sektor lainnya baik formal ataupun informal.
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
8
2.1. Kondisi Geografis dan Administrasi Wilayah A. Letak Geografis Kelurahan Sangaji merupakan salah satu wilayah kelurahan dalam wilayah kecamatan Ternate Utara yang letaknya berada pada bagian Utara kota kecamatan. Luas wilayah kelurahan Sangaji adalah 62,82 ha yang terbagi dalam 5 Rukun Warga dan 15 Rukun Tetangga. Untuk lebih jelasnya mengenai hal di atas, sebagaimana pada tabel berikut : Tabel 2.1. Luas Wilayah Kelurahan Sangaji Dirinci Per RT/RW Berdasarkan Data Tahun 2016
NO.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RUKUN RUKUN PERSENTASE TETANGGA WARGA LUAS (Ha) (%) (RT) (RW)
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 RT 06 RT 07 RT 08 RT 09 RT 10 RT 11 RT 12 RT 13 RT 14 RT 15 JUMLAH
RW 01 RW 02 RW 03
RW 04
RW 05
1.75 0.67 2.11 1.32 1.35 1.78 1.67 1.72 1.65 1.37 4.85 3.3 10.87 4.17 24.24 62.82
2.79 1.07 3.36 2.10 2.15 2.83 2.66 2.74 2.63 2.18 7.72 5.25 17.30 6.64 38.59 100
Sumber :Geographic Information System (GIS), tahun 2016
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
9
Grafik 2.1. Luas Wilayah Kelurahan Sangaji Dirinci Per RT/RW Berdasarkan Data Tahun 2016
Sumber : Kantor Kelurahan Sangaji dan Hasil Pemetaan Swadaya (PS) Tahun 2016 B. Administrasi Wilayah Secara administratif wilayah kelurahan Sangaji berbatasan dengan : • Sebelah Utara
: Berbatasan dengan kelurahan Dufa-Dufa
• Sebelah Timur
: Berbatasan dengan laut Halmahera
• Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan kelurahan Toboleu
• Sebelah Barat
: Berbatasan dengan kelurahan Gunung Gamalama
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
10
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
11
2.2. Kondisi Fisik Dasar A. Topografi Wilayah kelurahan Sangaji berdasarkan kondisi topografinya berada pada ketinggian 0-400 meter dpl dengan tingkat kemiringan lerengnya antar 2% - 8% dengan kategori datar. Untuk kategori datar wilayah penyebarannya tersebar di semua RT/RW. B. Geologi Kondisi geologi dan jenis tanah di wilayah kelurahan Sangaji pada umumnya memiliki jenis tanah regosol dan rensika. Kondisi tersebut merupakan ciri tanah pulau vulkanis dan pulau karang. C. Hidrologi Curah hujan rata-rata tahunan di wilayah kelurahan Sangaji dengan suhu rata-rata dan kelembaban 81% - 85%. Musim hujan terjadi pada bulan oktober sampai bulan februari dan Musim kemarau terjadi antara bulan maret hingga Juni. 2.3. Kondisi Kependudukan A. Struktur Perkembangan Jumlah Penduduk Berdasarkan hasil perolehan data mengenai perkembangan jumlah penduduk di kelurahan Sangaji sesuai data Badan Pusat Statistik selama 5 (lima) tahun terakhir (2012 – 2016) rata-rata 1,91% per tahun. Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Di Kelurahan Sangaji Lima Tahun Terakhir JUMLAH TINGKAT PERSENTASE NO. TAHUN PENDUDUK PERKEMBANGAN (%) (JIWA) 1 2 3 4 5
2012 2013 2014 2015 2016
5.727 6.076 6.216 6.367 6.569
RATA –RATA
349
2,96
151
1,2
202
1,56
234
1,91
Sumber : Kantor Kelurahan Dan PS Thn. 2016
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
12
Grafik 2.2. Struktur Perkembangan Jumlah Penduduk Di Kelurahan Sangaji Tahun 2015
Sumber : Kantor Kelurahan Dan PS Thn. 2016 B. Struktur Pola Sebaran Penduduk Pola Persebaran dan Permukiman Kelurahan Sangaji Berkaitan dengan Bentang Alam, Bentuk persebaran desa/kelurahan yang terdapat di permukaan bumi berbeda satu sama lain. Hal ini sangat bergantung pada keadaan alamiah wilayahnya. Sebagai contoh, bentuk Kelurahan yang terletak di wilayah pegunungan tentunya sangat berbeda dibandingkan dengan di kawasan pantai. Pola persebaran ini berkaitan erat dengan kondisi tata ruang di kelurahan itu sendiri. Tabel 2.3. Pola Sebaran Penduduk Di Kelurahan Sangaji RUKUN RUKUN No. TETANGGA WARGA (RT) (RW) 1
RT 01
2
RT 02
3
RT 03
4
RT 04
5
RT 05
6
RT 06
7
RT 07
8
RT 08
RW 01
RW 02
RW 03
Jumlah Penduduk (Jiwa) KK
Laki-Laki
Jumlah PERSENTASE Penduduk (%) Perempuan (Jiwa)
43
91
131
222
5.11
69
177
190
367
8.45
42
83
87
170
3.91
70
177
146
323
7.43
66
193
208
401
9.23
47
106
138
244
5.62
48
90
78
168
3.87
29
50
52
102
2.35
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
13
9
RT 09
60
144
160
304
7.00
10
RT 10
35
73
87
160
3.68
11
RT 11
41
77
106
183
4.21
12
RT 12
62
167
151
318
7.32
13
RT 13
78
240
226
466
10.72
14
RT 14
66
173
168
341
7.85
15
RT 15
108
280
296
576
13.26
864
2121
2224
4345
100
RW 04
RW 05
Total Jumlah
Sumber : Kantor Kelurahan Dan PS Thn. 2016 Grafik 2.3. Struktur Pola Sebaran Penduduk Di Kelurahan Sangaji Tahun 2015
Sumber : Kantor Kelurahan Dan PS Thn. 2016 C. Struktur Jumlah Penduduk Menurut Agama Berdasarkan data jumlah penduduk ditinjau dari tabel Badan Pusat Statistik (BPS) dibawah ini menurut Agama di Kelurahan Sangaji di tahun 2016 adalah: agama islam 94,57 % dan agama Kristen 5,43 %. Tabel 2.4. Struktur Jumlah Penduduk Menurut Agama Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
NO 1
KELURAHAN Sangaji
POLA SEBARAN PENDUDUK MENURUT AGAMA ISLAM
KRISTEN
HINDU
BUDHA
4.109
236
-
-
JUMLAH / JIWA 4.345
Sumber : Kantor Kelurahan Dan PS Thn. 2016
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
14
D. Struktur Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Mayoritas penduduk Kelurahan Sangaji merupakan lulusan SMA sebanyak 2761 orang. Angka lulusan perguruan tinggi pun cukup tinggi, hal ini disajikan dalam Tabel berikut : Tabel 2.5. Struktur Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 No.
Tingkat Pendidikan
Jiwa
1
Paud
2
SD
622
3
SMP/SLTP
701
4
SMA/SLTA
2.761
5
Akademi (D1 – D3)
6
Sarjana (S1)
442
7
Sarjana (S2)
8
Lainnya
25 2.552
Jumlah
-
-
4.345
Sumber : Data Baseline dan Hasil PS Thn. 2016 E. Penduduk Menurut Pekerjaan Kegiatan sektor perekonomian pada Kelurahan Sangaji dapat dilihat dari mata pencaharian (pekerjaan) kepala keluarga. Menurut struktur pekerjaan di kelurahan sangaji mayoritas mata pencaharian terbanyak adalah Pegawai Pemerintah dengan persentasenya 40.36 % dan mata pencaharian terendah pertambangan dengan persentasenya 0,51% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
15
Tabel 2.6. Struktur Penduduk Menurut Pekerjaan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
No
Mata Pencaharian
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Persentase (%)
1
Pertanian
75
1,73
2
Pertambangan
4
0,09
3
Industri Pengolahan
6
0,14
4
Bangunan
60
1,38
5
Perdagangan (dll)
272
6,26
7
Pegawai Pemerintah
314
7,23
8 9
Perikanan Dll Jumlah
47 3567 4345
1,08 82,09 100
Sumber : Kantor BaseLine Sangaji dan Hasil PS Thn. 2016 Grafik 2.4. Struktur Penduduk Menurut Pekerjaan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
\
Sumber : Kantor BaseLine Sangaji dan Hasil PS Thn. 2016
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
16
2.4. Penggunaan Lahan Dari luas wilayah kelurahan Sangaji yaitu 62,82 Ha berdasarkan tata guna lahannya, lahan permukiman yang memiliki areal terluas dari 8 jenis penggunaan dari total luas wilayah kelurahan. Untuk lebih jelasnya mengenai hal tersebut, sebagaimana pada tabel berikut : Tabel 2.7. Tata Guna Lahan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 NO. PENGGUNAAN LAHAN 1 2 3 4 5 6 7 8
Permukiman/Perumahan Fasilitas pendidikan Fasilitas Pemerintahan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Peribadatan Olah raga Pemakaman Lahan Kosong/Pekarangan JUMLAH
LUAS PERSEN ( Ha )
(%)
15.41 0.65 6.01 0.12 0.29 0.19 16.36 23.81 62.82
24.53 1.03 9.57 0.19 0.46 0.3 26.04 37.89 100
Sumber : Kantor KelurahanSangaji dan Hasil (PS) Kotaku, tahun 2016 Grafik 2.5 Tata Guna Lahan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
Sumber : Kantor KelurahanSangaji dan Hasil (PS) Kotaku, tahun 2016
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
17
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
18
2.5. Kondisi Ekonomi dan Sosial Budaya A. Kondisi Ekonomi ! Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Kondisi Ekonomi masyarakat di Kelurahan Sangaji pada umumnya menggantungkan pada hasil tangkapan ikan dilaut, yang mendominasi dalam memberi nilai ekonomi bagai masyarakat disekitarnya. Disamping hasil laut yang dipasarkan sebagai nilai tambahan ekonominya, adapun sebagian masyarakatnya membuka usahanya di bidangnya masing-masing. Berikut merupakan tabel Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Kelurahan Sangaji yang dibentuk untuk meningkatkan modal usaha rumah tangganya: Tabel 2.8. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Kelurahan Sangaji
1
Ganefo I
7
Usaha Anggota KSM -
2
Ganefo II Dayung Bersama
6
-
6
5
Berjualan ikan di pasar
4
Ake Gaale
5
4
Berjualan ikan di pasar
5
Sio Kona
5
2
Catering Makanan, Kios Sembako
6
Marsawa
10
1
Kios Sembako
7
Gapura Loreng II
7
-
-
8
Gapura Loreng I
10
4
Catering Makanan, Kios Sembako, Jualan Kue
9
Makugawene
8
-
-
10
Melati
8
1
Jual Pisang Goreng
11
Anggrek
5
-
-
12
Ojek
-
-
-
13
MARIMOI
10
-
No.
3
Nama KSM
Jumlah Anggota
Jenis Usaha -
-
Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
19
! Kondisi Ekonomi Lokal Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) adalah usaha mengoptimalkan sumber daya lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal dan organisasi masyarakat madani untuk mengembangkan ekonomi pada suatu wilayah. Kondisi ekonomi masyarakat merupakan salah satu indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan dan juga menjadi faktor penentu dalam menentukan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat dalam suatu wilayah/daerah. Untuk kondisi ekonomi masyarakat pada sub bab bagian ini akan mengemukakan mengenai kegiatan ekonomi potensial dalam bentuk kegiatan usaha masyarakat apakah dilakukan oleh individu/perorangan ataukah dilakukan oleh kelompok/organisasi. Dengan demikian jenis kegiatan ekonomi potensial yang ada, jika dikembangkan atau dibudidayakan kemungkinan akan berdampak positif terhadap wilayah yang bersangkutan dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan hidup masyarakatnya Tabel 2.9. Jumlah Fasilitas Perekonomian Di Kelurahan Sangaji
NO. 1 2 3 4 5 6 7
JUMLAH FASILITAS PEREKONOMIAN Pasar Umum Toko Kios/Warung Warung Nasi Rumah Makan KUD/NON KUD POSYANDU / PUSKESMAS RATA –RATA
JUMLAH 3 22 20 3 1 49
Sumber : Badan Pusat Statistik
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
20
B. Kondisi Sosial Kelurahan Sangaji merupakan wilayah perkotaan dengan penduduk cukup padat serta sangat heterogen. Banyak warga pendatang dari luar wilayah yang sudah menetap lama. Walaupun demikian interaksi antar penduduk asli dan pendatang tetap terjalin dengan baik tidak ada jurang perbedaan. Hal ini dapat terlihat dari kehidupan sehari-hari serta kepedulian yang diperlihatkan dalam setiap kegiatan baik ditingkat masyarakat RT/RW maupun tingkat kelurahan. rasa solidaritas/kegotong royongan cukup baik. Demikian halnya dengan kondisi interaksi antar lembaga yang ada selalu ada kerjasama diantaranya sepanjang untuk kemajuan bersama dan bagi kepentingan masyarakat banyak. Untuk lebih jelasnya kondisi sosial dibagi beberapa item yaitu : a. Kondisi Pendidikan Kondisi pendidikan dalam hal ini dalam segi fasilitasnya di kelurahan Sangaji terdapat Taman Kanak-Kanak (TK) 1, Sekolah Dasar (SD) berjumlah 1 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berjumlah 1 yaitu SMA AL-Khairat dan Kampus Politekik Kesehatan yang berjumlah 1, semuanya berskala kota. Tabel 2.10. Jumlah Fasilitas Pelayanan Pendidikan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 No. 1 2 3 4 5
Fasilitas Pendidikan TK SD SMP SMA KAMPUS Jumlah
Jumlah 1 1 1 1 4
Sumber : BaseLine dan Hasil PS Tahun 2016
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
21
TK KARTIKA XIII-9 Kota Ternate terletak di RT 04/ RW 02
KAMPUS B POLITEK KESEHATAN Kota Ternate terletak di RT 01/ RW 01
SD NEGERI 44 Kota Ternate terletak di RT 12/ RW 05
KAMPUS B POLITEK KESEHATAN Kota Ternate terletak di RT 01/ RW 01
Gambar 2.1 Kondisi Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Sangaji b. Kondisi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga masyarakat kelurahan Sangaji mampu mengenali dan mengatasi masalah kesehatannya sendiri khususnya pada tingkat tatanan rumah tangga. Strategistrategi utama yang dilakukan dalam upaya PHBS adalah dengan melakukan advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat.
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
22
Tabel 2.11. Kondisi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN N NAMA O WILAYAH
1 2 3 4
RT 01
RW RT 02 01 RT 03
Rumah Praktik Puskesmas/ Dukun/Pengobat Sakit dokter/polikli Bidan/mantri Pustu (Unit an tradisional (Unit nik (Unit (Unit rumah rumah (Unit rumah rumah rumah tangga) tangga) tangga) tangga) tangga) 4 9 0 0
5
RT 04 RW RT 05 02
6
RT 06
7
8
RW RT 07 03 RT 08
9
RT 09
7
RW 10 RT 10 04 11 RT 11
8 0 0 2 6 0
12 RT 12
39
13 RT 13 RW 14 RT 14 05
0
15 RT 15
29
Total Jumlah
0 104
10 1 32 70 9 6 11 7 13 6 25 7 0 6 14 217
Tidak pernah (Unit rumah tangga)
17
0
0
0
44
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
39
0
0
0
20
0
0
0
26
0
0
1
47
0
2
0
29
0
0
0
34
0
0
0
28
0
0
0
0
0
0
0
71
0
0
0
47
0
0
0
53
0
0
0
455
0
2
1
Sumber : Base Line dan Hasil Pemetaan Swadaya (PS), Thn 2016
PUSKESMAS SIKO Kota Ternate terletak di RT 14/ RW 05
Gambar 2.2 Kondisi Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Sangaji BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
23
c. Kondisi adat istiadat/kebiasaan masyarakat Kondisi adat istiadat di kelurahan Sangaji hampir mirip dengan adat kebiasaan masyarakat Ternate pada umumnya (adat seatorang), dimana Budaya gotong royong yang biasa di sebut Babarik atau lilian masih dilakukan jika ada hajatan di salah satu rumah warga masyarakat. Disamping itu Ternate yang merupakan Kota Kerajaan yang masih memiliki adat budaya yang cukup kuat dikarenakan masih wilayah kerajaan Kesultanan Ternate, sehingga ada tradisitradisi yang masih dilakukan bila ada peringatan tertentu. Tradisi yang dilakukan seperti pembacaan doa selamat dan makanan adat pada orang yang hendak pergi ke Tanah Suci (Pergi Haji).
Hajatan Pergi Haji bersamaan dengan Hatam Qur’an
Gambar 2.3 Kondisi Adat Istiadat/Kebiasaan Masyarakat d. Kondisi prilaku masyarakat (kaitannya dengan penyebab kumuh) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam perihal lingkungannya, misalnya kesdaran membuang sampah pada tempatnya, dimana masyarakat pada umumnya yang tinggla di bantaran kali mati masih menjadikan kali mati BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN 24
sebagai tempat pembuangan sampah mulai sampah rumaha tangga sampai barang-barang rumah tangga yang tidak terpakai, juga hasil tebangan pohonpun dibuang di kali mati. Tidak berbeda juga dengan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai juga masih menjadikan laut sebagai tempat untuk membuang sampah. Dalam hal membangun rumah, masyarakat masih suka membangun rumah di daerah yang dilarang pemerintah untuk membangun rumah seperti di bantaran kali mati dan di atas laut. Disamping itu dalam membangun rumah masyarakat kurang memperhatikan akses jalan depan rumahnya. Sering mereka membnagun rumah dengan hanya menyisihkan 1m untu lebar jalan, sehingga munculnya rumah-rumah padat dan tdak teratur. e. Kondisi kelembagaan untuk mendukung kolaborasi penanganan kumuh Kelurahan Sangaji memiliki lembaga LKM (lembaga Keswadayaan Masyarakat), PKK, Karang Taruna, Majelis Taklim yang sudah tergolong Mandiri, dimana selama ini telah mengfasilitasi setiap proses kegiatan penanganan kumuh di Kelurahan Sangaji. Baik mulai dari tingkat Basis (RT/RW) sampai tingkat Kelurahan. Selain itu ada juga Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang juga menjadi partner LKM dalam melakukan stiap tahapan proses penanganan kumuh di seputaran Kelurahan Sangaji 2.6. Kondisi Bangunan Lingkungan Permukiman A. Kondisi Kepadatan Bangunan Jumlah rumah yang terdapat di wilayah kelurahan Sangaji sebanyak 850 unit dengan luasnya wilayahnya 62.82 Ha dengan tingkat kepadatan bangunannya adalah 416 unit/ha. Tingkat kepadatan bangunannya RT 02/RW 01 yang memiliki tingkat kepadatan yang paling tinggi yaitu 84 unit/ha dan RT 15/RW 05 yang memiliki tingkat kepadatan bangunan yang terendah yaitu sebanyak 4 unit/ha. Untuk lebih jelasnya, sebagaimana pada tabel berikut :
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
25
Tabel 2.12. Rekapitulasi Jumlah Rumah dan Kepadatan Bangunan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
NO.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
NAMA WILAYAH
LUAS WILAYAH (Ha)
JUMLAH TOTAL BANGUNAN (unit)
TINGKAT KEPADATAN BANGUNAN (unit/Ha)
PERSENTASE (%)
1,75 31 18 57% 0,67 56 84 149% RT 03 2,11 67 32 47% RT 04 1,32 70 53 76% RW 02 RT 05 1,35 36 27 74% RT 06 1,78 33 19 56% RT 07 RW 03 1,67 42 25 60% RT 08 1,72 71 41 58% RT 09 1,65 44 27 61% RT 10 RW 04 1,37 52 38 73% RT 11 4,85 82 17 21% RT 12 3,3 46 14 30% RT 13 10,87 71 7 9% RW 05 RT 14 4,17 53 13 24% RT 15 24,24 96 4 4% Total Jumlah 62,82 850 416 49% Sumber : Base Line dan Hasil Pemetaan Swadaya (PS), Thn 2016 RT 01 RT 02
RW 01
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
26
Grafik 2.6. Rekapitulasi Jumlah Rumah dan Kepadatan Bangunan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 REKAPITULASI JUMLAH RUMAH DAN KEPADATAN BANGUNAN 140" 120" 100" 80" 60" 40" 20" 0" RT"01"RT"02"RT"03"RT"04"RT"05"RT"06"RT"07"RT"08"RT"09"RT"10"RT"11"RT"12"RT"13"RT"14"RT"15" PERSENTASE"(%)" TINGKAT"KEPADATAN"BANGUNAN"(unit/Ha)" JUMLAH"TOTAL"BANGUNAN"(unit)" LUAS"WILAYAH"(Ha)"
Sumber : Base Line dan Hasil Pemetaan Swadaya (PS), Thn 2016
Kepadatan Bangunan RT 08/ RW 03
Kepadatan Bangunan RT 10/ RW 04
Gambar 2.4 Kondisi Kepadatan Bangunan di Kelurahan Sangaji
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
27
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
28
B. Kondisi Keteraturan Bangunan Pada sub bagian kondisi keteraturan bangunan ada beberapa indicator yang digunakan sesuai dengan format base line yaitu a. Akses langsung ke jalan dg lebar min 1,5 m. Bangunan Hunian Yang Mempunyai akses langsung ke jalan dengan lebar min 1,5 m di kelurahan Sangaji adalah 550 unit. b. Posisi muka bangunan hunian menghadap ke jalan dgn lebar min 1,5 m c. Menghadap langsung sungai/laut/rawa/danau dan/atau TIDAK berada di atas sungai/laut/rawa/danau d. Di atas sempadan sungai/ pantai/ jalan e. Di daerah buangan limbah pabrik/ di bawah jalur listrik tegangan tinggi (sutet) Dari indikator diatas maka diketahui jumlah keteraturan bangunan hunian pada kelurahan Sangaji Adalah 550 unit dan lebih jelasnya lihat di tabel berikut : Tabel 2.13. Rekapitulasi Jumlah Keteraturan Bangunan Hunian Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
NO.
NAMA WILAYAH
1 RT 01 2 RT 02 RW 01 3 RT 03 4 RT 04 RW 02 5 RT 05 6 RT 06 7 RT 07 RW 03 8 RT 08 9 RT 09 10 RT 10 RW 04 11 RT 11 12 RT 12 13 RT 13 RW 05 14 RT 14 15 RT 15 TOTAL JUMLAH
KETERATUR AN BANGUNAN HUNIAN 20 51 46 70 32 22 19 36 28 33 11 35 53 43 51 550
KETIDAK TERATURAN BANGUNAN HUNIAN 11 5 21 0 4 11 23 35 16 19 71 11 18 10 45 300
JUMLAH BANGUNAN HUNIAN 31 56 67 70 36 33 42 71 44 52 82 46 71 53 96 850
Sumber : Base Line dan Hasil Pemetaan Swadaya (PS), Thn 2016
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
29
Ketidak Teraturan Bangunan Batas RT 07 dan RT 10
Ketidak Teraturan Bangunan Batas RT 07 dan RT 09
Gambar 2.5 Kondisi Ketidakteraturan Bangunan di Kelurahan Sangaji C. Kondisi Fisik Bangunan Hunian Untuk kondisi fisik bangunan di kelurahan Sangaji Dengan jumlah fisik bangunan. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi fisik bangunan hunian lihat tabel berikut : Tabel 2.14. Kondisi Fisik Bangunan Hunian Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 Persentase Jumlah Bangunan Persentase Jumlah Bangunan hunian memiliki Bangunan hunian Bangunan hunian hunian kondisi Atap, memiliki kondisi NAMA memiliki luas No. memiliki luas Lantai, Dinding Atap, Lantai, WILAYAH lantai ≼ 7,2 m2 lantai ≼ 7,2 sesuai persyaratan Dinding sesuai per orang (Unit m2 per orang teknis (Unit rumah persyaratan teknis rumah tangga) (%) tangga) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RT 01 RW RT 02 01 RT 03 RT 04 RW RT 05 02 RT 06 RW RT 07 03 RT 08 RT 09 RW RT 10 04 RT 11 RT 12 RT 13 RW RT 14 05 RT 15 TOTAL JUMLAH
28 52 49 70 32 31 34 56 40 36 51 46 70 52 77
90% 93% 91% 100% 100% 94% 89% 100% 91% 78% 96% 100% 99% 98% 80%
29 45 30 70 32 33 12 54 44 27 53 42 71 52 93
94% 80% 56% 100% 100% 100% 32% 96% 100% 59% 100% 91% 100% 98% 97%
724
93%
687
87%
Sumber : BaseLine dan Hasil Pemetaan Swadaya (PS), Thn 2016
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
30
Grafik 2.7. Kondisi Fisik Bangunan Hunian Di Kelurahan SangajiTahun 2016
Sumber : BaseLine dan Hasil Pemetaan Swadaya (PS), Thn 2016
Rumah Tidak Layak Huni RT 10 / RW 04
Rumah Tidak Layak Huni RT 10 / RW 04
Rumah diatas laut RT 07 / RW 03
Gambar 2.6 Kondisi Fisik Bangunan di Kelurahan Sangaji
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
31
2.7. Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana A. Kondisi Jaringan Jalan Lingkungan Dari hasil Pemetaan Swadaya mengenai jaringan jalan Lingkungan yang terdapat di wilayah kelurahan Sangaji total panjang jalan yang ada yaitu sepanjang 10065 meter atau sekitar 10,065 km yang terklasifikasi menurut aksebilitas lingkungan yaitu : a. Jangkauan Jaringan jalan Untuk kondisi jangkauan jaringan jalan Lihat Tabel Berikut : Tabel 2.15 Kondisi Jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 PANJANG PANJANG TOTAL JALAN JARINGAN LINGKUNG NAMA JALAN NO. AN DGN WILAYAH LINGKUN LEBAR>1,5 GAN YG METER ADA (METER) (METER)
PANJANG JALAN JANGKAUAN PERSENTASE LINGKUNGAN JARINGAN JARINGAN DGN LEBAR >1,5 JALAN JALAN METER YANG LINGKUNGA LINGKUNGA PERMUKAANNY N YANG N YANG A DIPERKERAS TIDAK TIDAK DAN TIDAK LAYAK LAYAK RUSAK (METER)
1 RT 01
532
370,00
370
162
30,45
2 RT 02 RW 01
465
105,00
105
360
77,42
3 RT 03
701
212,00
212
489
69,76
509
439,00
439
70
13,75
417
367,00
367
50
11,99
6 RT 06
220
104,00
104
116
52,73
7 RT 07 RW 03
331
266,00
266
65
19,64
8 RT 08
481
164,00
164
317
65,90
9 RT 09
488
313,00
313
175
35,86
10 RT 10 RW 04
450
382,00
382
68
15,11
11 RT 11
849
499,00
499
350
41,22
12 RT 12
767
520,00
520
247
32,20
1.724
1724,00
1.724
0
0
818
474,00
474
344
42,05
1.313
1313,00
1.153
160
12,19
10065
7252
7092
2973
29,54
4 RT 04 5 RT 05
13 RT 13 14 RT 14
RW 02
RW 05
15 RT 15 TOTAL JUMLAH
Sumber : BaseLine dan Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
32
Grafik 2.8. Kondisi Jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
Sumber : BaseLine dan Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016
Jalan Paving RT 03 / RW 01`
Jalan Sekunder RT 11 / RW 04
Jalan Beton RT 08 / RW 03
Jalan Tanah RT 11 / RW 04
Rumah Arteri RT 11 / RW 04
Gambar 2.7 Kondisi Jaringan Jalan di Kelurahan Sangaji BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
33
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
34
b. Kesesuaian dengan Persyaratan Teknis/Kuallitas Jalan Untuk kondisi jalan yg tidak sesuai persyaratan teknis lihat tabel berikut : Tabel 2.16. Kondisi Kesesuaian Dengan Teknis/Kesesuaian Jalan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 PANJANG JALAN PANJANG PANJANG JALAN LINGKUNGAN TOTAL LINGKUNGAN DGN JARINGAN DGN LEBAR>1,5 JALAN TIDAK LEBAR>1,5 M NAMA JALAN M YG SESUAI NO YG WILAYAH LINGKUNG PERMUKAANNYA PERSYARATAN DILENGKAPI AN YG DIPERKERAS TEKNIS SAL. ADA DAN TIDAK SAMPING (METER) RUSAK (METER) JALAN (METER) 1 RT 01
532
291
311
221
2 RT 02 RW 01
465
105
105
360
3 RT 03
701
212
96
605
509
267
0
509
417
367
0
417
6 RT 06
220
104
54
166
7 RT 07 RW 03
331
266
266
65
8 RT 08
481
164
60
421
9 RT 09
488
313
261
227
10 RT 10 RW 04
450
382
164
286
11 RT 11
849
499
327
522
12 RT 12
767
520
520
247
1724
927
677
1047
818
359
369
449
1313
1.063
713
600
10065
5839
3923
6142
58
39
61
4 RT 04 5 RT 05
13 RT 13 14 RT 14
RW 02
RW 05
15 RT 15 TOTAL JUMLAH
PERSENTASE
Sumber : Base Line dan Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
35
Grafik 2.9. Kondisi Kesesuaian Dengan Teknis/Kesesuaian Jalan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
Sumber : Base Line dan Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016 c. Kondisi Jaringan Drainase Lingkungan Termasuk Genangan Air Kelurahan Sangaji pernah terjadi genangan disaat turun hujan yaitu pada RT 08 RW 03, berikut tabelnya : Tabel 2.17. Kondisi Jaringan Lingkungan Termasuk Genangan Air Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 Durasi/lama genangan
Tinggi Genangan No.
1
Nama Wilayah
RT 01
2
RT 02
3
RT 03
4
RT 04
5
RT 05
6
RT 06
7
RT 07
8
RT 08
9
RT 09
10
RT 10
11
RT 11
RW 01 RW 02 RW 03
Tidak Pernah Terjadi Genangan
Tinggi Tinggi ≤2 genangan genangan > Jam ≤ 30 cm 30 cm
Luas Area Genangan ≤ 2 Kali (dalam >2 > 2 Kali per Jam per tahun permukiman) tahun
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
-
√
0.4 Ha
√ RW 04
Frekuensi genangan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
36
12
RT 12
-
-
-
-
-
-
-
-
13
RT 13
-
-
-
-
-
-
-
-
14
RT 14
-
-
-
-
-
-
-
-
15
RT 15
-
-
-
-
-
-
-
-
TOTAL JUMLAH
1
1
-
-
1
-
-
0.4 Ha
RW 05
PERSENTASE
40%
Sumber : Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016 Grafik 2.10. Kondisi Jaringan Lingkungan Termasuk Genangan Air Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
Sumber : Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016
Sumber : Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016
Genangan Air RT 08 / RW 03
Gambar 2.8 Kondisi Jaringan Lingkungan Termasuk Genangan Air
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
37
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
38
d. Kondisi Air Limbah Air limbah merupakan sisa air yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup. Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai/kali mati dan laut sehingga akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.7.d Kondisi Air Limbah.
Air Limbah dari salah satu rumah RT 07 / RW 03 Pipa Saliran Air Limbah RT 07 / RW 03
Gambar 2.9 Kondisi Air Limbah e. Kondisi Pengelolaan Air Bersih/Air Minum Air Bersih merupakan salah satu sumber alam yang harus kita jaga kebersihannya dalam kehidupan kita sehari-hari, oleh sebab itu kita di tuntut untuk menjaga lingkungan alam disekitar kita khususnya di Kelurahan Sangaji. Masyarakat di Kelurahan Sangaji pada umumnya menggunakan air sumur dan PDAM untuk air minum, memasak dan mandi. Akan tetapi lambat laun kedua BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
39
sumber air bersih itu sudah jarang dipakai untuk minum karena sudah berasa (Salobar), sehingga masyarakat di Kelurahan Sangaji banyak menggunakan air isi ulang (Air Galon) untuk minum. Sedangkan air sumur dipakai untuk kebutuhan lainnya seperti mencuci motor dan PDAM dipakai untuk memasak dan mandi. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.7.e Kondisi Pengelolaan Air Bersih/Minum.
Jarak Sumur dekat septictank RT 03 / RW 01
Kondisi fisik Meteran PDAM RT 08 / RW 03
Air Sumur dipakai untuk mencuci motor RT 07 / RW 03
Gambar 2.10 Kondisi Pengelolaan Air Bersih/Air Minum
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
40
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RW 05
RW 04
RW 03
RW 02
RW 01
Nama Wilayah
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 RT 06 RT 07 RT 08 RT 09 RT 10 RT 11 RT 12 RT 13 RT 14 RT 15
TOTAL JUMLAH
Jamban Sendiri/ bersama (< 5 KK / jamban bersama) (Unit Rumah Tangga)
Leher Angsa
Jenis Kloset yang di Gunakan
PRODUKSI AIR LIMBAH
Tabel 2.18. Kondisi Air Limbah Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
Tempat Buang Air Besar
Tidak di jamban
Pembuangan Limbah Tinja
48
3
8
Bukan Septictank
51
1
Persentase Jamban keluarga/jamban Bukan Leher bersama sesuai Angsa Septictank persyaratan teknis (plengsengan/ pribadi/ (memiliki kloset cemplung/ komunal leher angsa yang cubluk/dll) terhubung dengan septic-tank) (%) 0,86
31
Persentase Masyarakat Memiliki akses Jamban umum Jamban (jika digunakan >5 keluarga/Jamb KK dan/atau an bersama (5 membayar) KK/Jamban) (%)
0,93
1
31
55
1 54
1
1
1
1
1
70
0,96
32
56 1
52 1
70
2
32
1
1
0,95
1
1
33
33
40
36
38
44
16
1
40 1
16
56
1
0,85 1
44
1
53
0,71
44
14
46
33
1
5 1
0,7
71
180
41
32
1
21
2
53
1
46
1
71
0,99
1
53 0,99
96
53
1
95
14,29
15
741
14,65
2
762
Sumber : Baseline dan Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016 BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
41
Grafik 2.11. Kondisi Air Limbah Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
Sumber : Baseline dan Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016 BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
42
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
43
NO
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RT/RW
RW 03 RW 04
RW 05
a
b
c
g
h
j
AIR MINUM
i
k
Tabel 2.12. Kondisi Pengelolaan Air Bersih/Air Minum Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
F
4 25
â&#x2030;Ľ 10 m
a
a
54
56
b
20
1
4
4
56
38
24
44
1
46
53
95
769
14,72
9
9
c
1
1
tercukupi tidak bulan pernah tertentu cukup
b
Kecukupan air minum, mandi, cuci sepanjang tahun
e
Sumber utama AIR MINUM, MANDI, CUCI
2 4
Tercukup i
Jarak sumur bor, sumur terlindung atau mata air terlindung ke penampungan tinja/kotoran terdekat (termasuk milik tetangga)
2
< 10 m
3
26
31
2
-
10
1
27 55 44 46
15
46
30
71
1
46
53
4
6
1 d
25 -
0
Air Sumur Mata tangki/m Ledeng Air Ledeng Sumur Sumur Mata Air Kemasan tak Air tak Sungai/Da obil/ Tanpa Huja Meteran/SR Bor/Pompa Terlindung Terlindung / air isi terlind Terlind nau/Kolam gerobak Meteran n ulang ungi ung air 50
0
70
0
32
0
70
1 0
32
1
0
71
9
53 61
53 6
1
28 5
53
96
RW 01
749
2
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 RT 06 RT 07 RT 08 RT 09 RT 10 RT 11 RT 12 RT 13 RT 14 RT 15 14,22
RW 02
PRESENTASE
TOTAL JUMLAH
Sumber : Baseline dan Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016 BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
44
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
45
f. Kondisi Pengelolaan Sampah Sampah adalah suatu masalah yang sukar diselesaikan terkecuali dari masyarakat itu sendiri yang mengerti dan sadar akan bahaya sampah itu sendiri. Berikut ini adalah tabel kondisi pengelolaan sampah dikelurahan Sangaji. Tabel 2.20. Kondisi Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 Pengangkutan sampah dari rumah ke TPS / TPA
Pembuangan sampah rumah tangga
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RT/RW
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 RT 06 RT 07 RT 08 RT 09 RT 10 RT 11 RT 12 RT 13 RT 14 RT 15
RW 01
Sungai/ Persentase Saluran pengangkuta ruang Tempat Irigasi/ n sampah Tempat Dalam terbuka/ â&#x2030;Ľ 2x < 1x sampah Danau/ dari rumah sampah Lubang/ lahan semingg seming komunal/ Laut/ ke TPS/TPA pribadi dibakar kosong/ u gu TPS Drainase â&#x2030;Ľ 2x jalan (Got/ seminggu Selokan) (%) 30 20
RW 02 RW 03 RW 04
RW 05
Jumlah
20 28
1 16 7 70 32 13
47
36 7
33 4
44 2 53 46
10 56 44
2
71 10 29 282
210
0
38 62
5
104
162
78
0 0,64 0,13 0 0 1 0 0 0 0,04 0 0 0 0 0
31
1,81
396
70 32 28 44 35 46 71 10 29
Sumber : Baseline dan Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
46
Grafik 2.12. Kondisi Pengelolaan Sampah Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016
Sumber : Baseline dan Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016
Sampah yang menumpuk di Saluran RT 11 / RW 04
Sampah yang berserakan di bawah rumah pesisir pantai RT 03 / RW 01
Gambar 2.11 Kondisi Pengelolaan Sampah BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
47
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
48
g. Kondisi Ruang Terbuka Publik Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang terbuka hijau seperti taman kota, hutan dan sebagainya. Dilihat dari sifatnya ruang terbuka bisa dibedakan menjadi ruang terbuka privat (memiliki batas waktu tertentu untuk mengaksesnya dan kepemilikannya bersifat pribadi, contoh halaman rumah tinggal), ruang terbuka semi privat (ruang publik yang kepemilikannya pribadi namun bisa diakses langsung oleh masyarakat, contoh Waterboom wonder island Ternate) dan ruang terbuka umum (kepemilikannya oleh pemerintah dan bisa diakses langsung oleh masyarakat tanpa batas waktu tertentu, contoh Taman Nukila, Taman Fala Jawa, trotoar). Selain itu ruang terbuka pun bisa diartikan sebagai ruang interaksi (Kebun Binatang, Taman rekreasi, dll). Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota. Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30 % dari luas wilayah. Hampir disemua kota besar di Indonesia, Ruang terbuka hijau saat ini baru mencapai 10% dari luas kota. Padahal ruang terbuka hijau diperlukan untuk kesehatan, arena bermain, olah raga dan komunikasi publik. Pembinaan ruang terbuka hijau harus mengikuti struktur nasional atau daerah dengan standar-standar yang ada. Berikut merupakan salah satu Gambar Ruang Terbuka Hijau di kelurahan sangaji yang merupakan landmark Mesjid Besar di RT 06 RW 03.
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
49
Ruang Terbuka Hijau RT 06 / RW 03
Gambar 2.12 Kondisi Ruang Terbuka Publik h. Kondisi Jaringan Listrik Di Kelurahan Sangaji, masyarakatnya telah menerima pasokan listrik dari pemerintah. Daya Listrik pun berfariatif yaitu antara 450, 900, 1300 dan >2200 VA. Untuk masyarakat Kelurahan Sangaji berdasarkan hasil penelusuran (Pemetaan Swadaya) lebih banyak menggunakan daya 900 VA. Berikut tabel yang menjelaskan hal tersebut. Tabel 2.21. Kondisi Jaringan Listrik Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 Daya Listrik yang digunakan (Watt)
No
1 2 3 4 5
RT/RW
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05
RW 01 RW 02
< 900 1300 >2200 menumpang ke Watt Watt Watt tetangga/ tidak Watt (Unit (Unit (Unit punya meteran (Unit Rumah Rumah Rumah Rumah sendiri/dll (Unit Tangga) Tangga) Tangga) Tangga) Rumah Tangga) 1 4 8 0 0
7 43 39 70 32
18 9 6 0 0
5 0 0 0 0
0 0 1 0 0
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
50
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RT 06 RT 07 RT 08 RT 09 RT 10 RT 11 RT 12 RT 13 RT 14 RT 15
RW 03
RW 04
RW 05
TOTAL JUMLAH
0 2 6 0 12 8 2 0 3 2
24 20 43 41 15 43 24 71 24 89
8 14 7 1 9 2 20 0 26 5
1 2 0 2 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48
585
125
10
1
Sumber : Baseline dan Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016
GARDU Listrik RT 05 / RW 02
GARDU Listrik RT 10 / RW 04
Gambar 2.13 Kondisi Jaringan Listrik i. Kondisi jaringan Transportasi Pengertian Transportasi adalah suatu proses pemindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan suatu alat bantu kendaraan darat, kendaraan laut, maupun kendaraan udara, baik umum maupun pribadi dengan menggunakan mesin atau tidak menggunakan mesin. Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam berbagai aspek termasuk sosial dan ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
51
satu sarana untuk mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk antara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil pembangunan yang ada. Perkotaan sebagai wilayah pusat bisnis memerlukan sarana dan prasaran yang lebih banyak dibanding wilayah pedesaan. Hal ini agar segala kegiatan manusia di kota dapat didukung secara memadai. Namun seiring dengan berjalannya waktu bertambahnya jumlah penduduk suatu wilayah menjadi penyebab meningkatnya kebutuhan akan alat transportasi. Karena bertambahnya penggunaan transportasi di suatu wilayah mengakibatkan wilayah tersebut mengalami kemacetan. Pada umumnya, permasalahan transportasi terletak pada ketidakseimbangan
antara
kebutuhan
sarana,
prasarana
dan
fasilitas
transportasi, serta pertumbuhan penduduk dan juga perkembangan ekonomi suatu daerah atau wilayah. Tabel 2.22. Kondisi Jaringan Transportasi Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 No
Lokasi Sangaji
Jenis Transportasi Mobil
Motor
â&#x2C6;&#x161;
â&#x2C6;&#x161;
Perahu
Lain2
Sumber : Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016 2.8. Legalitas Lahan a. Legalitas Bangunan/Kepemilikan Bangunan Legalitas bangunan /kepemilikan lahan adalah milik sendiri sebanyak 609 unit, Sewa/Kontrak sebanyak 24 unit dan numpang/milik pihak lain sebanyak 146 unit. Sedangkan legalitas Bangunan Memiliki IMB sebanyak 182 unit dan belum memiliki IMB sebanyak 597 unit, Untuk lebih jelasnya lihat table berikut :
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
52
Tabel 2.23. Kondisi Legalitas/Kepemilikan Bangunan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 Status penguasaan bangunan hunian No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Lokasi
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 RT 06 RT 07 RT 08 RT 09 RT 10 RT 11 RT 12 RT 13 RT 14 RT 15
RW 01
Milik Sewa/ Numpang/milik Memiliki sendiri Kontrak pihak lain IMB 27
4
47
2
52
2
RW 02 RW 03
RW 04
Status Legalitas bangunan hunian
7
1
30
0
56
0
54
70
70
32
32
29
2
2
9
24
31
2
5
0
38
56
41
15
44
1
43
0
46
1
52
3
43
0
71
40
4
2
53 45
RW 05
Tidak/belum memiliki IMB
1
71 53
4
49
61
8
27
20
76
609
24
146
182
597
Sumber : Baseline dan Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016 b. Legalitas Lahan/Kepemilikan Lahan Tabel 2.24. Kondisi Legalitas Lahan/Kepemilikan Lahan Di Kelurahan Sangaji Tahun 2016 Status penguasaan lahan bangunan hunian
Status legalitas lahan bangunan hunian
SHM/ HGB/ Numpan No Lokasi Surat Milik Sewa/ g/milik yang sendiri Kontrak pihak diakui lain pemerint ah 1 RT 01 27 4 29 2 RT 02 RW 01 56 2 4 56 3 RT 03 52 2 54
Milik pihak lain/ surat perjanjian lainnya (termasuk surat adat)
Milik pihak lain tanpa surat perjanji an
Tidak ada / tidak tahu
2
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
53
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RT 04 RT 05 RT 06 RT 07 RT 08 RT 09 RT 10 RT 11 RT 12 RT 13 RT 14 RT 15
30 31 41 44 41 53 45 71 53 60
2 2
9
27
70 32 33 38 41 44 46 53 44 71 53 53
604
25
156
717
RW 02
RW 03
RW 04
RW 05
4
70 32 1 5 15 1 1
15
2
33
10
52
10
Sumber : Baseline dan Hasil Pemetaan SwadayaTahun 2016 2.9. Potensi dan Resiko Bencana Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang pada dasarnya tidak bisa di hindari dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dari bencana adalah merupakan kerugian yang besar dari segi materi dan material. Didalam mendesain suatu kawasan khususnya di Kelurahan Sangaji harus mempertimbangkan potensi dan resiko bencananya. Pada kelurahan Sangaji terdapat beberapa indikasi terjadi bencana yakni: ! Gempa Bumi : disebabkan karena Kota Ternate terletak di pertemuan lempeng bumi sehingga menjadi sering terjadi gempa, sepanjang tahun 2016 berdasarkan Data gempa bumi BMKG sudah terjadi 10 kali di Kota Ternate ! Kebakaran Bangunan: disebabkan oleh jaringan jalan yang tidak sesuai standar penataan lingkungan permukiman, serta tingkat kepadatan bangunan yang tinggi. ! Banjir: disebabkan oleh drainase yang tidak terintegrasi. Daerah yang terkena banjir interval tanahnya lebih rendah dari lingkungan sekitar. ! Gelombang Pasang;; disebabkan karena sebagian warga kelurahan Sangaji berada pada daerah pesisir pantai. Yaitu pada RT 11/RW04, RT10/RW04, RT07/RW03, RT08/RW03, RT03/RW01
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
54
BAB .II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
55