1. 2. 3. 4.
Visi dan Misi Gambaran Umum Kelurahan Salero Analisis Kebijakan Analisis kawasan permukiman kumuh
Content
Pendahuluan
LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
Pelaksanaan pembangunan melalui pemanfaatan ruang, khususnya pembangunan fisik tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
Kelurahan Salero tidak lepas dari permasalahan perkotaan dimana sebagian besar kawasan telah dinyatakan sebagai kawasan kumuh . Kelurahan Salero merupakan kawasan yang unik karena memiliki permukiman yang berada di atas air laut
Pendahuluan
VISI dan MISI Menjadikan Salero yang bersih, nyaman, sehat, indah dan berkelanjutan di tahun 2021 • Mewujudkan permukiman yang layak huni dan penataan bangunan yang teratur • Mengkolaborasi penanganan kawasan kumuh • Mengoptimalkan peran PEMDA sebagai nahkoda dalam pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh • Mewujudkan infrastruktur yang mudah diakses oleh masyarakat • Menyediakan ruang terbuka publik yang layak • Mewujudkan keberlanjutan perekonomian terkait usaha mandiri rumah tangga • Memberikan penguatan kapasitas masyarakat terkait pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
Lokasi
KELURAHAN SALERO
Utara: Kelurahan Kasturian
Barat: Kel. Soa dan Kel. Kasturian
Kelurahan Salero berada dalam wilayah Kecamatan Ternate Utara. Luas wilayah yaitu 20,94 ha yang terbagi dalam 10 RT & 4 RW. Luas Wilayah (ha)
9.29
10 8 6 4
1.96
1.87
2
1.65
1.39
0.85
0.54
1.14
0.85
1.4
0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
RT 2RW 2
RT 3RW 2
RT 1RW 3
RT 2RW 3
Luas Wilayah (ha)
Selatan: Kelurahan Soasio
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Timur: Selat Halmahera
Gambaran Umum Salero
KONDISI FISIK DASAR Topografi • Kondisi topografi di Kelurahan Salero termasuk dalam kategori landai. berada pada daerah pesisir dengan kemiringan lereng 0% hingga 8%. Ketinggian kawasan dari permukaan laut berkisar 0-50 meter . Sebagian permukiman berada di atas laut.
Geologi • Kondisi geologi yang ada pada kawasan prioritas tanah yaitu material lumpur, lempung, pasir dan pelapukan dari batuan vulkanik. Jenis tanahnya al (aluvial) dan pr (endapan piroklastik)
Hidrologi • suhu udara rata – rata harian (data tahun 2010) berkisar antara 26°C – 29°C. Kondisi suhu tertinggi hampir merata pada setiap bulannya, saat terjadi musim panas dan penghujan.
Gambaran Umum Salero
PENGGUNAAN LAHAN No. 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
Penggunaan Lahan Permukiman Fasilitas Pendidikan Fasilitas Pemerintahan Fasilitas Peribadatan Fasilitas Olahraga Pemakaman Pekarangan/ Lahan Kosong Jumlah
Luas 13.26 0.48
Persentase (%) 63.32 2.29
0.44
2.10
0.15 0.1 0.33
0.72 0.48 1.58
6.18 20.94
29.51 100
Gambaran Umum Salero
KEPENDUDUKAN No.
RT
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 Jumlah
RW
Jumlah KK
RW 1
RW 2
RW 3
RW 4
65 109 61 43 38 42 100 44 40 56 598
Jumlah Penduduk (Jiwa) Laki-laki Perempuan 115 131 197 256 105 115 97 81 78 97 68 67 180 196 76 114 78 89 103 132 1097 1278
Jumlah Penduduk (jiwa) 246 453 220 178 175 135 376 190 167 235 2375
500
Jumlah Penduduk (jiwa)
450 400 350 300 250 200
150 100 50 0 RT 1- RW 1 RT 2- RW 1 RT 1- RW 2 RT 2- RW 2 RT 3- RW 2 RT 1- RW 3 RT 2- RW 3 RT 1- RW 4 RT 2- RW 4
Laki-laki (jiwa)
Perempuan (Jiwa)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
RT 3-RW 4
Gambaran Umum Salero
KEPADATAN PENDUDUK RT RT 001 RT 002 RT 001 RT 002
RW RW 1 RW 2
Kepadatan Penduduk (jiwa/ha)
RT
500
Sedang
400
jiwa/ha
Rendah300 200 100 0
126
118 49
108
Tinggi
RW
RT 003442 RW 2 RT 001 RT 002 RW 4 250 003 RT 167
RT
RW
RT 001
RW 3
126
Jumlah penduduk 246 453 220 178 Jumlah penduduk 175 190 167 235 196
168
Jumlah penduduk 135
Sangat Padat
RT 01- RT 02- RT 01- RT 02- RT 03- RT 01- RT 02- RT 01- RT 02- RT 03RTRW 03 RW RW03 RW 03 Jumlah RW 01 RW 01 RW 02 RW 02 RW 02 RW 03 RW 03 Kepadatan Penduduk…
RT 002
RW 3
penduduk 376
Luas Wilayah 1.96 9.29 1.87 1.65
Kepadatan
Klasifikasi
126 49 118 108
Rendah Rendah Rendah Rendah
Luas Wilayah 1.39 1.14 0.85 1.4
Kepadatan
Klasifikasi
126 167 196 168
Sedang Sedang Sedang Sedang
Luas Wilayah 0.54
Kepadata n 250
Klasifikasi
Luas Wilayah 0.85
Kepadata n 442
Klasifikasi
Tinggi
Sangat Padat
Analisis
PROYEKSI PENDUDUK 3600
3400 3200 3000
3247 2974
3319
3402
Jumlah Penduduk (jiwa)
3059
2660
2800
2700
2600 2012 2013 2014 2015 2016
Perkembangan penduduk selama 5 tahun Kelurahan Salero rata-rata 2,29 % pertahun. Proyeksi penduduk di Kelurahan Salero menggunakan metode linier
2600 2500
2375
2400 2300
2200 2016
2021 Penduduk‌
Bangunan Lingkungan Permukiman KONDISI EKSISTING
KEPADATAN BANGUNAN RT
RW
RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 Jumlah
Jumlah KK
KK MBR
65 109 61 43 38 42 100 44 40 56 598
32 15 36 20 31 7 50 6 4 18 219
RW 1
RW 2
RW 3
RW 4
Jumlah Rumah (Unit) 46 80 45 31 33 24 62 36 40 45 442
Luas Wilayah (ha) 1.96 9.29 1.87 1.65 1.39 0.54 0.85 1.14 0.85 1.4 20.94
Kepadatan bangunan (Unit/ha) 23 9 24 19 24 44 73 32 47 32 21
Jumlah rumah tangga
80 70
Kepadatan bangunan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi
tingkat kumuh
Jumlah rumah yang terdapat di Kelurahan Salero yaitu rumah dengan luas wilayah 20,94 ha
598 unit
Kepadatan rumah tertinggi terdapat pada RT 2/RW 3 sebanyak 73 unit/ha. Kepadatan bangunan terendah terdapat pada RT 2/RW 1 sebanyak 19 unit/ha
60 50 40 30 20 10
0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
RT 2RW 2
Jumlah Rumah (Unit)
RT 3RW 2
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
Kepadatan bangunan (Unit/ha)
RT 3RW 4
Bangunan Lingkungan Permukiman ANALISIS
KEPADATAN BANGUNAN RT
RW
Jumlah Rumah (Unit)
Luas Wilayah (ha)
Kepadatan bangunan (Unit/ha)
Klasifikasi kepadatan bangunan
RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003
RW 1
46 80 45 31 33
1.96 9.29 1.87 1.65 1.39
23 9 24 19 24
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
RT
RW
Jumlah Rumah (Unit)
Luas Wilayah (ha)
Kepadatan bangunan (Unit/ha)
Klasifikasi kepadatan bangunan
RT 001
RW 3
24
0.54
44
Sedang
36 40 45
1.14 0.85 1.4
32 47 32
Sedang Sedang Sedang
RW 2
RT 001 RT 002 RT 003
RW 4
RT
RW
Jumlah Rumah (Unit)
Luas Wilayah (ha)
Kepadatan bangunan (Unit/ha)
Klasifikasi kepadatan bangunan
RT 002
RW 3
62
0.85
73
Tinggi
Sedang Rendah Tinggi
Bangunan Lingkungan Permukiman KONDISI EKSISTING
KETERATURAN BANGUNAN • Akses ke jalan dengan lebar minimal 1,5 m • Posisi muka bangunan menghadap ke jalan • Menghadap langsung ke sungai/laut/rawa/danau serta tidak berada di atas sungai/laut/rawa/danau • Di atas sempadan sungai/pantai/jalan RT
RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 Jumlah
RW
Keteratu ran Banguna n Hunian
Ketidakterat uran Bangunan Hunian
Jumlah Rumah (Unit)
(%)
RW 1
12 80 42 20 3 18 21 10 33 41 280
34 0 3 11 30 6 41 16 10 4 155
46 80 45 31 33 24 62 36 40 45 442
73.91 0.00 6.67 35.48 90.91 25.00 66.13 44.44 25.00 8.89 35.07
RW 2 RW 3 RW 4
Bangunan Lingkungan Permukiman ANALISIS
KETERATURAN BANGUNAN RT
RW
Ketidakteratur an Bangunan Hunian
Jumlah Rumah (Unit)
(%)
Klasifikasi
RT 002 RT 001 RT 002 RT 001 RT 001 RT 002 RT 003
RW 1
0 3 11 6 16 10 4
80 45 31 24 36 40 45
0.00 6.67 35.48 25.00 44.44 25.00 8.89
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
RT
RW
Ketidakteratur an Bangunan Hunian
Jumlah Rumah (Unit)
(%)
Klasifikasi
RT 001 RT 002
RW 1 RW 3
34 41
46 62
73.91 66.13
Sedang Sedang
RW 2 RW 3
RW 4
Rendah
Sedang RT
RW
Ketidakteratur an Bangunan Hunian
Jumlah Rumah (Unit)
(%)
Klasifikasi
RT 003
RW 2
30
33
90.91
Tinggi
Tinggi
Sedang
Bangunan Lingkungan Permukiman KONDISI EKSISTING
FISIK BANGUNAN •
Kondisi fisik bangunan di Kelurahan Salero diukur menggunakan beberapa indikator antara lain, kondisi atap, dinding, lantai, jumlah penghuni dan luas bangunan. Persentase bangunan yang tidak
sesuai dengan standar teknis yaitu 4,98%.
Kondisi bangunan non permanen RT
RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 Jumlah
Kondisi bangunan non permanen
RW
Hunian Sesuai Standar Teknis
RW 1
42 77 42 28 30 24 58 35 39 45 420
RW 2 RW 3 RW 4
Hunian Tidak Sesuai Standar Teknis 4 3 3 3 3 0 4 1 1 0 22
Jumlah Rumah (Unit)
(%)
46 80 45 31 33 24 62 36 40 45 442
8.70 3.75 6.67 9.68 9.09 0.00 6.45 2.78 2.50 0.00 4.98
Sistem Sarana dan Prasarana KONDISI EKSISTING
JARINGAN JALAN Jaringan jalan yang tidak layak 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 RT 1- RT 2- RT 1- RT 2- RT 3- RT 1- RT 2- RT 1- RT 2- RT 3RW 1 RW 1 RW 2 RW 2 RW 2 RW 3 RW 3 RW 4 RW 4 RW 4
Persentase jaringan lingkungan yang tidak layak
Permasalahan antara lain, jaringan jalan yang rusak, tidak ada pengaman jalan di kawasan permukiman atas air, jaringan jalan yang mempunyai perkerasan tanah dan papan terutama pada permukiman di atas air
Sistem Sarana dan Prasarana ANALISIS
JARINGAN JALAN
Sistem Sarana dan Prasarana KONDISI EKSISTING
JARINGAN DRAINASE RT
RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 Jumlah
RW
RW 1 RW 2 RW 3 RW 4
Total Panjang Saluran Drainase (m) 277.93 815.50 312.45 582.84 267.37 204.84 9.92 51.42 200.89 102.75 2825.91
Panjang Saluran Drainase yang Rusak (m) 0 0 0 0 0 91.18 9.92 10 37.61 102.75 251.46
• Kondisi saluran masih banyak yang tidak terpelihara • Muara sungai tersumbat dengan sampah • kawasan permukiman yang tidak memiliki saluran drainase sehingga tidak dapat menampung air hujan
Persentase drainase yang rusak (%) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 44.51 100.00 19.45 18.72 100.00 8.90
Sistem Sarana dan Prasarana ANALISIS
JARINGAN DRAINASE • • • • •
• • • • •
• • • •
SALURAN PRIMER Jaringan drainase primer berupa kalimati saluran dengan dimensi yang besar untuk mengalirkan air limpasan ke laut Kondisi saluran yang masih banyak sampah Di atas sungai/kali mati masih terdapat bangunan Kondisi saluran yang tidak terawat dan rusak Ancaman yang diperoleh yaitu adanya sampah kiriman
SALURAN SEKUNDER Saluran masih dipenuhi sampah Adanya endapan Saluran dipenuhi tumbuhan Dimensi saluran yang belum memadai Saluran drainase sekunder yang berada di jalan kolektor belum terkoneksi dengan saluran drainase di kelurahan yang berbeda administrasi SALURAN TERSIER Dimensi saluran belum bisa menampung air buangan Saluran masih dipenuhi sampah dan endapan Sebagian besar saluran tidak tekoneksi dengan saluran sekunder Masih banyak jaringan jalan yang tidak ada saluran drainase
Sistem Sarana dan Prasarana KONDISI EKSISTING
PENGOLAHAN AIR LIMBAH Kondisi pembuangan air limbah langsung ke laut terletak di RT 2/ RW 4
Pengelolaan Air Limbah Jenis Kloset yang digunakan RT
RW Leher angsa
RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 RT 001 RT 002
RW 1 RW 2 RW 3
46 56
24
45
45
31
31
33 24
33 24 38
24
38.71
36
28
8
22.22
40
40
RT 003
45
45
Jumlah
394
56
12.67
RT 001 RT 002
Kondisi pembangunan septictank komunal terletak di RT 2/ RW 3
Bukan leher angsa
Pembuangan Limbah Tinja Tidak Septita ada nk (%) septitan pribadi ck 46 30.00 31 24
RW 4
38
24
48
361
Sistem Sarana dan Prasarana ANALISIS
PENGOLAHAN AIR LIMBAH Produksi air limbah di Kelurahan Salero pada tahun 2016 yaitu 109420 liter dan pada tahun 2021 yaitu 119920 liter. Produksi air limbah yang besar tersebut maka dibutuhkan sistem jaringan air limbah agar tidak terjadi pencemaran lingkungan
30% bangunan di RT 2/RW 1 tidak belum memiliki septictank. Pembuangan air limbah langsung ke barangka yang melewati kawasan tersebut 38.71% bangunan di RT 1/RW 4 tidak memiliki sistem sanitasi dengan baik karena kawasan permukiman yang berada di atas air laut 22.22% bangunan di RT 2/RW 3 tidak belum memiliki septictank. Namun sudah terdapat 7 unit septictank komunal untuk melayani 14 unit rumah. Dengan asumsi 1 septictank 2 unit rumah
Sistem Sarana dan Prasarana KONDISI EKSISTING
JARINGAN AIR BERSIH/AIR MINUM Jarak sumber air bersih ke septictank
Sumber Utama RT/RW SR RT 1/RW 1 RT 2/RW 1 RT 1/RW 2 RT 2/RW 2 RT 3/RW 2 RT 1/RW 3 RT 2/RW 3 RT 1/RW 4 RT 2/RW 4 RT 3/RW 4 Jumlah
38 61 45 30 33 21 62 36 40 31 397
Tanpa Meteran
Sumur Bor/ Pompa 8 3
Sumur Terlindung
16
≼ 10 m
< 10 m
Tercukupi
8 7
0 13
46 80 45 31 33 24 62 36 40 45 442
1
14 14
1
2
12
19
Kecukupan air minum, mandi, cuci sepanjang tahun
1 3
1
tercukupi bulan tertentu
tidak pernah cukup
Kondisi air bersih berasal dari sumber PDAM dan sumur. Kualitas air bersih tidak sesuai dengan standar teknis sehingga tidak layak untuk diminum.
Sumur yang digunakan masyarakat sebagai sumber air bersih berjarak dekat dengan septiktank
Sistem Sarana dan Prasarana ANALISIS
JARINGAN AIR BERSIH/AIR MINUM Kebutuhan air bersih pada tahun 2016 sebesar 181100 liter/hari dan tahun 2021 sebesar 198600 liter/hari. Jumlah kebutuhan tersebut harus dipenuhi oleh perusahaan air minum dan sesuai dengan kualitas air bersih yang layak Sumber air bersih dari sumur yang berjarak dengan septictank <10 m, tidak diperbolehkan karena air sumur berpotensi untuk tercemar Dibutuhkan sumber air bersih alternatif sehingga dapat memenuhi kebutuhan air bersih penduduk di Kelurahan Salero. Syarat kualitas air bersih yang terdapat di Salero masih tidak memenuhi syar karena masih berbau dan berasa (Salobar)
Sistem Sarana dan Prasarana KONDISI EKSISTING
PENGELOLAAN SAMPAH Tumpukan sampah di kawasan permukiman pesisir Pembuangan sampah rumah tangga RT
RW
RT 001 RW RT 002 1 RT 001 RW RT 002 2 RT 003 RT 001 RW RT 002 3 RT 001 RW RT 002 4 RT 003 Jumlah (%)
Tumpukan sampah di saluran drainase
Tempat sampah pribadi
Tempat sampah komunal / TPS
0 80 0 0 33 24 5
20 0 45 31 0 0
Sungai/ Irigasi/ Danau/ Laut/ Drainase 18 0 0 0 0 0
27 28 33 37 221 50.00
30 8 2 0 58 13.12
0 5 8 155 35.07
Pengangkutan sampah â&#x2030;Ľ 2x semin ggu
< 1x seming gu
12 0 45 0 0 0
34 80 0 31 33 24
32 8 7 0 104 23.53
30 28 33 45 338 76.47
Sistem Sarana dan Prasarana ANALISIS
PENGELOLAAN SAMPAH
Dibutuhkan peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sampah seperti tong sampah terpisah, gerobak sampah, terutama pada gang yang tidak dapat dilalui mobil sampah
Terdapat 74,47% dari rumah tangga belum memiliki sistem pengangkutan sampah yang sesuai dengan standar teknis. Sistem pengangkutan sampah yang tidak sesuai standar menyebabkan permukiman menjadi kumuh
Sistem Sarana dan Prasarana KONDISI EKSISTING
RUANG TERBUKA HIJAU Ruang terbuka merupakan ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu
Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang terbuka hijau seperti taman kota, hutan
Kelurahan Salero belum terdapat ruang terbuka publik. Namun, terdapat beberapa ruang terbuka yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau di Kelurahan Salero.
Sistem Sarana dan Prasarana ANALISIS
RUANG TERBUKA HIJAU Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi dalam lingkup urban Jenis sarana
Taman/ tempat main Taman/ tempat main Taman/ lapangan olahraga Jalur Hijau
Jumlah penduduk (jiwa)
Kebutuhan (m2)
250
250
2500
1250
30000
9000
15 m
Kriteria lokasi dan penyelesaian
Di tengah kelompok tetangga Di pusat kegiatan lingkungan
Sedapat mungkin berkelompok dengan sarana pendidikan Terletak menyebar
Jumlah penduduk di Kelurahan Salero yaitu 2375 pada tahun 2016 dan jumlah penduduk proyeksi pada tahun 2021 yaitu 2660, maka di Kelurahan Salero dibutuhkan ruang terbuka publik taman atau tempat bermain dengan luas 1250 m2 yang terletak di pusat kegiatan lingkungan masyarakat seperti pada kawasan permukiman.
Sistem Sarana dan Prasarana KONDISI EKSISTING
JARINGAN LISTRIK Daya Listrik yang digunakan (VA) No.
RT
Jumlah Rumah (Unit)
RW <45 0
900
1300
Daya Listrik yang digunakan 60
>2200
50
1.
RT 001
2.
RT 002
3.
RT 001
4.
RT 002
5.
RT 003
6.
RT 001
7.
RT 002
8.
RT 001
9.
RT 002
10.
RT 003
RW 1
RW 2
RW 3
RW 4
Jumlah Persentase (%)
0
35
11
0
46
3
52
25
0
80
0
39
6
0
45
0
13
18
0
31
1
32
0
0
33
0
19
4
1
24
0
54
7
1
62
2
30
4
0
36
0
38
2
0
40
0
36
8
1
45
6
348
85
3
442
19.23
0.68
100.00
1.36 78.73
40 30 20 10 0 RT 1- RT 2- RT 1- RT 2- RT 3- RT 1- RT 2- RT 1- RT 2- RT 3RW 1 RW 1 RW 2 RW 2 RW 2 RW 3 RW 3 RW 4 RW 4 RW 4
<450 (VA)
900 (VA)
Sistem Sarana dan Prasarana ANALISIS
JARINGAN LISTRIK Lingkungan perumahan di Kelurahan Salero harus dilengkapi dengan penyediaan listrik yang sesuai dengan persyaratan teknis atau tingkat kebutuhan listrik. Setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik dari PLN atau dari sumber lain Setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 900 VA. Kebutuhan listrik pada tahun 2016 sebesar 437600 VA dan tahun 2021 sebasar 503700 VA
Elemen Kegiatan
Perumahan
Standar Kebutuhan Listrik (VA)
Tahun 2016 Jumlah Kebutuhan (Unit) (VA)
Tahun 2021 Jumlah Kebutuhan (Unit) (VA)
900
442
397800
514
462600
1300 1300 1300 1300
1 3 0 1
1300 3900
2600 3900
1300
2 3 0 1
900
33
29700
33
29700
900
4
3600
4
3600
484
437600
557
503700
Fasilitas Pendidikan
1. TK 2. SD 3. SMP 4. SMA
1300
Fasilitas Perekonomian
1. Warung/ Toko Sarana Peribadatan
Masjid/ Musholla Total (VA)
Legalitas Lahan
KONDISI EKSISTING
KEPEMILIKAN BANGUNAN Status penguasaan bangunan hunian No.
RT
RT 001 RT 2. 002 RT 3. 001 RT 4. 002 RT 5. 003 RT 6. 001 RT 7. 002 RT 8. 001 RT 9. 002 RT 10. 003 Jumlah 1.
RW
RW 1
Status Legalitas bangunan hunian Tidak/b Memiliki elum IMB memilik i IMB
Milik sendiri
Sewa/ Kontrak
Numpang/ milik pihak lain
46
0
0
1
45
76
4
0
0
80
Status Legalitas Bangunan 80 70 60 50
RW 2
RW 3
RW 4
Persentase (%)
40
5
0
25
20
25
6
0
6
25
30
33
0
0
0
33
20
23
1
0
0
24
10
62
0
0
0
62
36
0
0
0
36
40
0
0
0
40
45 426 96.38
0 16 3.62
0 0 0.00
18 50 11.31
27 392 88.69
40
0 RT 1- RT 2- RT 1- RT 2- RT 3- RT 1- RT 2- RT 1- RT 2- RT 3RW 1 RW 1 RW 2 RW 2 RW 2 RW 3 RW 3 RW 4 RW 4 RW 4
Memiliki IMB
Tidak/belum memiliki IMB
Legalitas Lahan
KONDISI EKSISTING
KEPEMILIKAN LAHAN Status penguasaan lahan bangunan hunian
No.
RT
1. 2. 3. 4. 5.
RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003
6.
RT 001
RW 2
Milik pihak lain/ surat perjanjian lainnya (termasuk surat adat)
Milik pihak lain tanpa surat perjanjian
Tidak ada / tidak tahu
Milik sendiri
Sewa/ Kontrak
Numpang Milik pihak lain
SHM/ HGB/ Surat yang diakui pemerintah
46 0 40 24 33 23
0 4 5 7 0 1
0 76 0 0 0 0
46 76 45 31 0 24
0 0 0 0 33 0
0 4 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
62 36 40 45
0 0 0
0 0 0 0
10 36 40 37
52 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 8
349 78.96
17 3.85
76 17.19
345 78.05
85 19.23
4 0.90
8 1.81
RW
RW 1
Status legalitas lahan bangunan hunian
RW 3
7. RT 002 8. RT 001 9. RT 002 10. RT 003 Jumlah Persentase (%)
RW 4
80
Jumlah rumah tangga
70 60 50 40 30 20 10 0 RT 1- RW 1 RT 2- RW 1 RT 1- RW 2 RT 2- RW 2 RT 3- RW 2 RT 1- RW 3 RT 2- RW 3 RT 1- RW 4 RT 2- RW 4 RT 3-RW 4 SHM/ HGB/ Surat yang diakui pemerintah Milik pihak lain/ surat perjanjian lainnya (termasuk surat adat) Milik pihak lain tanpa surat perjanjian Tidak ada / tidak tahu
Bencana
KONDISI EKSISTING
POTENSI dan RISIKO BENCANA Banjir; drainase yang tidak terkoneksi, tertimbun oleh sampah, dan endapan kali/sungai sehingga air dapat meluap ketika terjadi hujan Gelombang pasang; kedudukan Kelurahan Salero yang berada di pesisir dan terdapat permukiman di atas air laut Kebakaran bangunan; tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, lebar jalan yang tidak sesuai standar, terdapat bangunan non permanen dan tidak tersedianya alat proteksi kebakaran Gempa bumi; Kota Ternate terletak di pertemuan lempeng bumi sehingga menjadi sering terjadi gempa
Bencana
ANALISIS
RISIKO BENCANA Analisis risiko bencana dilakukan bertujuan untuk penentuan risiko bencana yang didasarkan pada kondisi ancaman, kerentanan dan kapasitas
Jenis Ancaman
Gempa bumi Banjir Gelombang pasang Kebakaran
Tingkat Indeks Ancam Kerent Kapa an anan sitas 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3
3
1
1 3 2
Tingkat Risiko Bencana Rendah Rendah Rendah
9
Tinggi
Skor
ANALISIS KEBIJAKAN RTRW Kota Ternate
• Kelurahan Salero termasuk dalam BWK – I dengan fungsi meliputi permukiman, pelabuhan, pariwisata, militer, jasa, perdagangan, perikanan, pertanian, pendidikan, olahraga, industri kecil • Arahan sempadan diberlakukan pada kalimati/barangka di kawasan Salero terdapat sungai bertanggul dengan lebar 2-5 meter dengan lebar sempadan 1.5 m difungsikan sebagai jalan setapak dan jalur hijau
RDTR Kota Ternate
• Kelurahan Salero yang termasuk dalam Kecamtan Ternate Utara kepadatan penduduk dengan fungsi penunjang sebagai kawasan pendidikan dan permukiman serta rencana kepadatan penduduk yaitu sedang 101-150 jiwa/ha
RPJM Kota Ternate
• Program pembangunan daerah terkait urrusan wajib Program Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan • Kondisi saat pada tahun awal 2016 yaitu 61 ha, • Target pengurangan: Tahun 2017 48 ha; Tahun 2018 36 ha; Tahun 2019 24 ha ; Tahun 2020 12 ha; Tahun 2021 0 ha
RDTR Kota Ternate
• Kelurahan Salero yang termasuk dalam Kecamtan Ternate Utara kepadatan penduduk dengan fungsi penunjang sebagai kawasan pendidikan dan permukiman serta rencana kepadatan penduduk yaitu sedang 101-150 jiwa/ha
ANALISIS
EKONOMI RUMAH TANGGA Nama KSM
Letak Kelurahan Salero yang berada di pesisir pantai Kecamatan Kota Ternate Utara terdapat faktor potensi laut sangat dominan dalam memberi nilai ekonomi bagai masyarakat sekitarnya Adanya pengelolaan ikan cakalang menjadi pengelola industri rumah tangga yakni abon ikan, selain itu penangkapan ikan laut dan kemudian di pasarkan sebagai nilai tambahan ekonomi keluarga.
Karapoto Mangga Marahai Seruni Anggrek Taranoate
Melati Kamboja Apel Matahari Mentari
Cempaka 2 Elmorogam Sajadah
Jumlah Anggota 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5
Cempaka 1
Usaha Anggota KSM
Jenis Usaha yang dilakukan
3 -
Kios, ikan kering dan kue Berjualan di pasar, nasi kuning, Ojek Kios, kos-kosan, Jual makanan, penjahit Nasi kuning, Jual Krepek Jual Depot Minyak, Kios Jual Pisang Goreng Kios Cuci pakaian, kerja bangunan, Jual Ikan Kering dan Percetakan Jual di Pasar, Bikin Tela, Ojek Jual makanan dan jajanan, Penjahit, Ojek, Jual Ikan Kering Laundry, Kios, Nasi Kuning, Ojek Nasi kuning dan Penjahit
2 -
4 2 2 2 1
2 2 3
5 Rambutan Manggis
5
5 1
ANALISIS
EKONOMI KAWASAN
1. Skenario Pencegahan & Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh 2. Skenario Pemilihan Lokasi Prioritas 3. Konsep Kegiatan Penanganan Permukiman Kumuh 4. Rencana Pencegahan & Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Content
Skema
PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Skema penanganan permukiman kumuh yang menjadi acuan dalam penanganan kumuh di Kelurahan Salero
Konsep
SKENARIO PENCEGAHAN PERMUKIMAN KUMUH
Konsep
SKENARIO PENCEGAHAN PERMUKIMAN KUMUH
Konsep
SKENARIO PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
Konsep
SKENARIO PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
Konsep
SKENARIO PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
Skema
PENETAPAN LOKASI PRIORITAS
Penilaian
PRIORITAS PENANGANAN RT RT 001 RT 002
RT 001 RT 002 RT 003 RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003
RW
RW 1
RW 2
RW 3
RW 4
Kondisi Kekumuhan
Legalitas Tanah
Pertimbangan Lain
Prioritas
Kumuh Ringan Kumuh Ringan
(+) (+)
Pertimbangan Sedang Pertimbangan Sedang
6 6
Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Sedang Kumuh Berat
(+) (+) (-) (+) (-)
Pertimbangan Sedang Pertimbangan Sedang Pertimbangan Sedang Pertimbangan Tinggi Pertimbangan Tinggi
6 6 6 2 1
Kumuh Sedang Kumuh Sedang Kumuh Sedang
(+) (+) (+)
Pertimbangan Tinggi Pertimbangan Sedang Pertimbangan Sedang
2 5 5
Terdapat 5 lokasi yang menjadi prioritas penanganan kumuh yaitu RT 1/RW 3, RT 2/ RW 3, RT 1/RW 4, RT 2/RW 4 dan RT 3/RW 4 kondisi kekumuhan yaitu Kumuh Berat dan Kumuh Sedang.
Lokasi
PRIORITAS PENANGANAN
RT RT 001 RT 001 RT 002 RT 003
RW
Kondisi Kekumuhan RW Kumuh Sedang 3 Kumuh Sedang RW Kumuh Sedang 4 Kumuh Sedang
Prioritas
RW
Prioritas
2 2 5 5
Sedang RT
Kumuh Berat
RT 002
Kondisi Kekumuhan RW Kumuh Berat 3
1
Roadmap
KEGIATAN PENANGANAN KUMUH
Rencana
PENCEGAHAN PERMUKIMAN KUMUH BARU
Pengawasan dan pengendalian pembangunan • Meningkatkan koordinasi pembangunan dan aspek pada aspek bangunan dan lingkungan • Meningkatkan pengawasan dan mekanisme perijinan dan panduan yang jelas untuk mendirikan bangunan baru ataupun mengurus perijinan bangunan lama
Pemberdayaan Masyarakat • Melalui pendidikan lingkungan pada masyarakat • Memberikan kesadaran tentang arti penting lingkungan pada anak-anak agar kesadaran tersebut bisa tumbuh sejak usia dini • Membuat jadwal rutin untuk melakuan aktivitas pembersihan lingkungan • Pemasangan papan informasi tentang kebersihan di setiap sudut wilayah • Pelatihan mengenai daur ulang sampah
Jajaring Kemitraan • Menjalin kerjasama antara pemerintah dan masyarakat • Mensinergikan program melalui pemerintah dengan melibatkan pihak swasta dan kelompok peduli lingkungan
Rencana
POLA RUANG
Tujuan kebijakan pengembangan pola ruang adalah untuk mewujudkan pola penggunaan ruang yang seimbang dengan kapasitas produksi dan pemanfaatan kawasan budidaya secara asri, dan lestari.
Rencana Sarana dan Prasarana
RENCANA PENATAAN BANGUNAN RENCANA PENATAAN BANGUNAN Pengembangan Permukiman Membangun rumah yang sesuai dengan peraturan garis sempadan sungai dan garis sempadan pantai Pengembangan permukiman direncanakan pembangunan secara vertikal.
1 2
RENCANA PENATAAN BANGUNAN Peningkatan Kualitas Bangunan Menata bangunan hunian yang tidak teratur sehingga sesuai dengan standar ketentuan pembangunan rumah dan Koefisien Bangunan Perbaikan kondisi lantai, dinding,atap dan tiang rumah sehingga mewujudkan bangunan hunian yang layak huni
3
Arahan Pengelolaan Garis Sempadan Sungai Arahan sempadan yang diberlakukan pada kali mati/barangka lebih ditujukan untuk pemeliharaan fungsi saluran drainase primer dan memberi perlindungan terhadap permukiman disekitar kali mati/barangka.
Rencana Sarana dan Prasarana
RENCANA SISTEM JARINGAN JALAN Rencana perbaikan dan pembangunan jalan di Kelurahan Salero diperlukan standar ukuran jalan berdasarkan hirarki jalan perumahan.
Jalan Lokal Sekunder
Jalan Kolektor
Jalan Setapak
Jalan Lingkungan
Rencana Sarana dan Prasarana
RENCANA SISTEM JARINGAN DRAINASE Rencana sistem drainase yaitu “Ekodrainase” pengembangan sistem drainase berkelanjutan yang ramah lingkungan seperi sumur resapan, pemanenan air hujan dan saluran drainase yang terkoneksi
Rencana peningkatan kualitas konstruksi jaringan drainase primer yaitu dengan pembuatan plat decker agar air tidak meluap pada saat terjadi hujan
Rencana peningkatan kualitas konstruksi jaringan drainase primer pada pembuatan talud dan perbaikan konstruksi pada muara kalimati/barangka Rencana normalisasi saluran drainase sekunder maupun tersier yang mengalami sedimentasi dan tersumbat oleh sampah maupun tumbuhan
1
2 3 4
Rencana Sarana dan Prasarana
1
RENCANA JARINGAN AIR LIMBAH ď&#x201A;§ Rencana pembangunan sistem sanitasi dimana direncanakan dibangun dengan menggunakan sistem komunal ď&#x201A;§ Sistem komunal dimaksud dengan asumsi 1 (satu) unit septictank melayani 2 unit rumah atau 12 jiwa yang dikondisikan dengan ketersediaan lahan untuk pembangunan septictank biofill terutama permukiman di atas air
2
ď&#x201A;§ Rencana Pengolahan sistem di tempat (on site) merupakan pengolahan air limbah yang dilakukan di tempat yang melayani sumber dari satu unit rumah dengan tangki septik yang ditempatkan pada kapling rumah itu sendiri..
Rencana Sarana dan Prasarana
RENCANA JARINGAN PERSAMPAHAN
1 2 3 4
Rencana pembuatan tempat sampah komunal di area permukiman dengan sistem terpisah antara sampah organik dan non organik. Hal tersebut disebabkan agar dapat mewujudkan konsep 3R
Rencana pengadaan gerobak sampah yang dapat menjangkau hingga jalan setapak sehingga dapat mempermudah untuk proses pengangkutan sampah. Karena pada kondisi eksisting tidak ada proses pengangkutan sampah hingga ke jalan setapak.
Rencana pengadaan wadah tempat pembungan sementara (TPS) berupa kontainer yang sudah terpilah antara sampah organik dan non organik. Dapat diwujudkan dengan konsep TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) yang terdapat di Kelurahan Salero. Untuk memudahkan proses pengangkutan sampah ke TPA.
Rencana pengadaan mobil sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Rencana Sarana dan Prasarana
RENCANA JARINGAN AIR BERSIH/AIR MINUM Penyediaan kebutuhan air bersih ď&#x201A;§ Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari perusahaan air minum atau sumber lain dengan ketentuan yang berlaku dan; ď&#x201A;§ Kebutuhan air bersih untuk fasilitas perumahan yang cukup tinggi, pada tahun 2021 dibutuhkan sebanyak 198600 liter/hari untuk keseluruhan unit rumah yang terdapat di Kelurahan Salero
1
Kualitas air bersih ď&#x201A;§ Kualitas air tidak memenuhi standar kesehatan yaitu aman, higienies, layak minum, bening, tidak asin, tidak mengandung unsur rasa dan bau serta tidak menyebabkan korosi . Sehingga diperlukan proses filtrasi air bersih dengan baik
2
Rencana Sarana dan Prasarana
RENCANA JARINGAN LISTRIK Energi Alternatif Untuk Penerangan Jalan Umum (PJU) sebesar 40% dari total kebutuhan rumah tangga. Namun, direncanakan untuk penambahan jaringan Penerangan Jalan Umum menggunakan sistem energi alternatif dengan lampu panel surya.
1
Penyediaan Jaringan Listrik Rencana Penyediaan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki pelayanan, dimana besar pasokannya telah diprediksikan berdasarkan jumlah unit hunian yang mengisi blok siap banguan. Setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 900 VA
2
RENCANA RUANG TERBUKA PUBLIK
1 2
3
Ruang Terbuka Publik Penataan RTH di fasilitas umum atau fasilitas pemerintah Penataan RTH di ruang publik yang berfungsi sebagai area interaksi sosial, bermain, dan olahraga. Area Konservasi Sempadan Sungai Melestarikan jalur hijau di sepanjang Barangka. Jalur hijau merupakan bentuk penataan pepohonan pada sepanjang jalur hijau sempadan sungai yang telah diarahkan berdasark RTRW Kota Ternate sebagai area konservasi
Rencana Jalur Jaringan Jalan ruang yang disediakan bagi pejalan kaki pada kiri-kanan jalan atau di dalam taman. RTH yang direncanakan harus memenuhi tingkat kenyamanan berupa orientasi tanda visual dan kemudahan dalam aksesibilitas. Kawasan permukiman yang hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki dan pengguna sepeda direncanakan untuk menerapkan teknik urban farming
Rencana Penanganan Risiko Bencana
MITIGASI BENCANA KEBAKARAN
Perencanaan Jalur Akses
• Menyediakan jalur yang dapat dilalui oleh mobil pemadam kebakaran • Jarak bangunan yang aman terhadap bahaya kebakaran yaitu untuk bangunan dengan tinggi sampai 8 meter mempunyai jarak minimum 3 meter satu sama lainnya
Penyediaan Hidran
• Setiap lingkungan harus memiliki hidran halaman yang melayani suatu daerah tertentu • untuk daerah perumahan jarak antara kran maksimum 200 meter
Ruang Evakuasi
• Ruang Evakuasi Lokal setempat; ruang evakuasi ini dilakukan pada masing-masing ruang terbuka • Ruang Evakuasi Lingkup Bagian Wilayah Kota; ruang evakuasi ini dilakukan pada ruang terbuka yang kepemilikannya oleh tingkat kecamatan
Rencana Penanganan Risiko Bencana
MITIGASI BENCANA BANJIR
Penyebab Banjir Pengolahan Sampah yang kurang baik Tingkat disiplin masyarakat dalam pembuangan sampah masih rendah
Alternatif Penanganan Perbaikan manajemen pengolahan sampah Penyediaan TPS disekitar lingkungan
Curah hujan yang tinggi System drainase yang kurang baik Pemeliharaan system drainase yang kurang baik
Normalisasi saluran dan sungai Pengerukan saluran dan sungai Penertiban permukiman di bantaran sungai Pembuatan sumur resapan
Sosialisai/penyadaran dan relokasi Penataan saluran dan system drainase
Permukiman terletak pada daerah dataran rendah (cekungan)
System polder dan jaringan drainase, dilengkapi dengan system pengendali System saluran pengelak banjir Flood Proofing Penataan saluran drainase
Pembuatan tanggul Pembuatan saluran pengelak banjir Meningkatkan elevasi muka tanah, bangunan Menggunakan bahan bangunan tahan air
Bentuk Kegiatan Pembuatan TPA Penyediaan TPS disekitar lingkungan Sosialisasi pengelolaan sampah
1. Rencana Teknis Kawasan Prioritas 2. Rencana Teknis Penataan Bangunan dan Keteraturan Bangunan 3. Rencana Teknis Peningkatan Pelayanan Sarana dan Prasarana 4. Rencana Investasi Kegiatan
Content
Pola
PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS Pola penanganan dan penataan kawasan kumuh yang akan diterapkan di Lokasi prioritas Kelurahan Salero yaitu pola â&#x20AC;&#x153;renewalâ&#x20AC;? atau peremajaan kualitas permukiman kumuh. Pola tersebut diterapkan karena kondisi kumuh pada lokasi prioritas berdasarkan dari hasil penilaian indikator kawasan kumuh tergolong dalam kumuh
sedang
Peta Delineasi
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS
Rencana Teknis Penataan dan Keteraturan Bangunan
PENATAAN dan KETERATURAN BANGUNAN
Pengembangan Permukiman Pengembangan permukiman direncanakan pembangunan secara vertikal.
Sebelum
Pengembangan Permukiman Tipikal rumah di sempadan sungai
Arahan Intensitas Bangunan Menata bangunan hunian yang tidak teratur sehingga sesuai dengan standar ketentuan pembangunan rumah dan Koefisien Bangunan
Sesudah
Peningkatan kualitas bangunan Perbaikan kondisi lantai, dinding,atap dan tiang rumah sehingga mewujudkan bangunan hunian yang layak huni
Rencana Teknis Sarana dan Prasarana
RENCANA JARINGAN JALAN 1. Peningkatan Kualitas Jalan • • •
Perbaikan perkerasan jalan Pelebaran jalan yang kurang dari 1,5 meter dengan memanfaatkan drainase kiri dan dan kanan Pembangunan jalur hijau di sempadan sungai/ kali mati/ barangka
2. Penambahan Fasilitas Pelengkap Jalan Penambahan lampu jalan dan pengaman batas jalan di permukiman atas air.
Rencana Teknis Sarana dan Prasarana
RENCANA JARINGAN JALAN
Rencana Teknis Sarana dan Prasarana
RENCANA JARINGAN DRAINASE
Rencana Teknis Sarana dan Prasarana
RENCANA JARINGAN DRAINASE
Normalisasi Saluran
Penutup Plat Drainase
Rencana Teknis Sarana dan Prasarana
RENCANA PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Rencana Teknis Sarana dan Prasarana
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH
Skema
Bank Sampah & Pemilahan Sampah
Rencana Teknis Sarana dan Prasarana
RENCANA JARINGAN AIR BERSIH/AIR MINUM
Rencana Teknis Sarana dan Prasarana
RENCANA JARINGAN LISTRIK
Penyediaan kebutuhan daya listrik setiap lingkungan perumahan harus mendapat daya listrik dari PLN atau dari sumber lain. Pada kondisi eksisting di kawasan prioritas sudah terlayani jaringan listrik dengan baik namun penyediaan jaringan listrik dibutuhkan jika terdapat penambahan unit rumah
Rencana Teknis
RENCANA PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU Penghijauan Jalur Jalan Penghijauan Halaman/RTH privat Ruang Terbuka Sempadan Sungai
Rencana Teknis
RENCANA PROTEKSI KEBAKARAN
LOKASI PENANGANAN PRIORITAS KELURAHAN SALERO
RW 4 RW 3
RENCANA INVESTASI 2
3
1 2
1
3 Pelebaran jalan dengan pembangunan plat beton pada drainase Vol: 57.68; Lokasi RT 002-RW004; Tahun 2017; Rp. 40.376.000,00
Pembangunan rumah tidak layak huni Vol: 1 unit; Lokasi: RT 001-RW004 Tahun 2017; Rp. 30.000.000,00
Pembangunan jalan rabat beton di permukiman atas air Vol: 88.97 meter; Lokasi RT 001-RW004; Tahun 2017; Rp. 222.425.000,00
RENCANA INVESTASI
4
6
6 5
5 4
Pembangunan Jalur Hijau di Sempadan Sungai Vol: 128.37 meter; Lokasi: RT 002-RW003 Tahun 2017; Rp. 689.295.000,00
Pembangunan Saluran Drainase Vol: 62.91; Lokasi: RT 002-RW 003; Tahun 2017; Rp. 157.275.000,00
Pembangunan Jalan Paving dan Saluran Drainase Vol: 60.31 meter; Lokasi: RT 001-RW003 Tahun 2017; Rp. 241.124.000,00
TERIMA
KASIH