Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
BAB
2 GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN
2.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Wilayah Kelurahan Salero merupakan salah satu kelurahan yang berada dalam wilayah KecamatanTernate Utara. Luas wilayah Kelurahan Salero yaitu 20,94 ha yang terbagi dalam 10 Rukun Tetangga (RT) dan 4 Rukun Warga (RW). Luas dari masing-masing RT dan RW disajikan pada Tabel berikut:
Tabel 2.1 Luas wilayah Kelurahan Salero dirinci tiap RT/RW tahun 2016 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
RT RW Luas (ha) RT 001 1.96 RW 1 RT 002 9.29 RT 001 1.87 RT 002 RW 2 1.65 RT 003 1.39 RT 001 0.54 RW 3 RT 002 0.85 RT 001 1.14 RT 002 RW 4 0.85 RT 003 1.4 Jumlah 20,94 Sumber: Geographic Information System (GIS), tahun 2016
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
Persentase (%) 8.96 45.79 7.30 5.83 5.93 3.43 6.17 5.58 4.16 6.86 100.00
II-1
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero Luas Wilayah (ha) 10 8 6 4 2
0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
RT 2RW 2
RT 3RW 2
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Luas Wilayah (ha)
Grafik 2.1 Luas Wilayah tiap RT/RW di Kelurahan Salero Secara geografis Kelurahan Salero teletak pada 0048‟7”LU dan 127023‟10” BT. Batas administrasi dari Kelurahan Salero yaitu: (Peta Administrasi Kelurahan Salero) Sebelah Utara
:Berbatasan dengan Kelurahan Kasturian
Sebelah Timur
:Berbatasan dengan Laut Halmahera
Sebelah Selatan
:Berbatasan dengan Kelurahan Soa Sio
Sebelah Barat
:Berbatasan dengan di apit oleh dua Kelurahan Soa dan Kasturian
2.2 Kondisi Fisik Dasar 2.2.1 Kondisi Topografi Kondisi topografi di Kelurahan Salero termasuk dalam kategori landai. Kondisi tersebut disebabkan karena Kelurahan Salero berada pada daerah pesisir dengan kemiringan lereng 0% hingga 8%. Ketinggian kawasan dari permukaan laut berkisar 0-50 meter dengan suhu rata-rata 260-320C.
2.2.2 Kondisi Geologi Kondisi geologi yang ada pada kawasan prioritas tanah yaitu material lumpur, lempung, pasir dan pelapukan dari batuan vulkanik. Jenis tanahnya al dan pr yaitu: (Peta Geologi)
Aluvium - Lanau, pasir dan kerikil
Endapan Piroklastika Rombakan-endapan abu dan beberapa lapisan batuapung dari Gt, dan Gm (Gunung Api Gamalama Muda) terkonsolidasi lemah takteruraikan. Struktur sedimen fluvial banyak dijumpai.
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-2
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-3
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 2.2.3 Kondisi Hidrologi Berdasarkan data yang ada, suhu udara rata – rata harian (data tahun 2010) berkisar antara 26°C – 29°C. Kondisi suhu tertinggi hampir merata pada setiap bulannya, saat terjadi musim panas dan penghujan. Suhu terendah terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Februari saat terjadi musim penghujan. Berikut merupakan data temperatur tiap bulan di Kelurahan Salero: Tabel 2.2 Temperatur tiap bulan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Rata – rata
Rata-Rata 29,0 26,7 26,5 27,0 27,5 27,1 27,1 27,7 27,7 27,9 27,3 27,3 27,4
Temperatur Rata-Rata 30,5 30,2 30,5 31,5 31,6 31,1 30,8 32,0 32,4 32,6 32,0 31,9 31,42
Rata-Rata 24,9 24,3 24,0 24,4 24,7 23,1 23,6 24,7 24,2 24,4 24,5 23,5 24,19
2.3 Kondisi Kependudukan Kondisi kependudukan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pada suatu wilayah. Aspek kependudukan yang diperlukan untuk perencanaan antara lain, kepadatan penduduk, pola sebaran penduduk, jumlah penduduk menurut agama, tingkat pendidikan serta penduduk berdasarkan mata pencaharian. 2.3.1 Jumlah dan perkembangan penduduk Berdasarkan data yang diperoleh, mengenai laju pertumbuhan penduduk rata-rata di Kelurahan Salero selama lima tahun terakhir yaitu 2,29% per tahun. Berikut merupakan Tabel perkembangan jumlah penduduk di Kelurahan Salero tahun 2016. Tabel 2.3 Jumlah penduduk di Kelurahan Salero lima tahun terakhir No.
1. 2. 3. 4. 5.
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah penduduk (jiwa) 2974 3059 3247 3319 3402
Tingkat perkembangan (jiwa/tahun)
85 188 72 83 Jumlah 428 Rata-rata 107 Sumber: Kantor Kelurahan Salero dan Hasil PS tahun 2016 Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
Persentase (%) 2.86 6.15 2.22 2.50 13.72 2.29
II-4
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero Tingkat Pertumbuhan Penduduk
3500
Jumlah Penduduk
3400 3300
3200 3100 Jumlah Penduduk (jiwa)
3000 2900 2800 2700 2012
2013
2014
2015
2016
Tahun
Grafik 2.2 Tingkat pertumbuhan penduduk di Kelurahan Salero
2.3.2 Pola sebaran penduduk Pola persebaran penduduk di Kelurahan Salero berkaitan dengan jumlah penduduk yang tersebar di beberapa pembagian wilayah di Kelurahan Salero. Berikut merupakan tabel pola sebaran penduduk berdasarkan pembagian RT dan RW.
Tabel 2.4 Pola Sebaran Penduduk tiap RT/RW No.
RT
RW
Jumlah Jumlah Penduduk (Jiwa) KK Laki-laki Perempuan 1. RT 001 65 115 131 RW 1 2. RT 002 109 197 256 3. RT 001 61 105 115 4. RT 002 RW 2 43 97 81 5. RT 003 38 78 97 6. RT 001 42 68 67 RW 3 7. RT 002 100 180 196 8. RT 001 44 76 114 9. RT 002 RW 4 40 78 89 10. RT 003 56 103 132 Jumlah 598 1097 1278 Sumber: Kantor Kelurahan Salero dan Hasil PS tahun 2016
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
Jumlah Penduduk (jiwa) 246 453 220 178 175 135 376 190 167 235 2375
II-5
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero Pesebaran Penduduk tiap RT/RW
Jumlah Penduduk (jiwa)
500 400 300 200 100 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
Laki-laki (jiwa)
RT 2RW 2
RT 3RW 2
RT 1RW 3
Perempuan (Jiwa)
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Grafik 2.3 Pola persebaran penduduk di Kelurahan Salero 2.3.3 Jumlah penduduk menurut Agama Jumlah penduduk menurut agama di Kelurahan Salero didominasi oleh penduduk beragama Islam dengan persentase 99,5% dan penduduk beragama Kristen yaitu 0,5%. Kondisi tersebut juga terlihat pada ketersediaan sarana peribadatan yang hanya terdapat masjid di wilayah perencanaan. Tabel 2.5 Jumlah penduduk menurut Agama No.
Agama
Jumlah
Persentase (%) 1. Islam 2363 99.49 2. Kristen 12 0.51 3. Katolik 0 0.00 4. Hindu 0 0.00 5. Budha 0 0.00 Jumlah 2375 100.00 Sumber: Kantor Kelurahan Salero dan Hasil PS tahun 2016
Jumlah Penduduk
Tingkat Pertumbuhan Penduduk
3600 3400 3200 3000 2800 2600
Jumlah Penduduk (jiwa)
2012
2013
2014
2015
2016
Tahun
Grafik 2.4 Jumlah Penduduk menurut Agama di Kelurahan Salero Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-6
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 2.3.4 Jumlah penduduk menurut Tingkat pendidikan Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Salero didominasi dengan penduduk dengan tingkat pendidikan SMA dengan persentase 60,08%. Untuk penduduk yang memiliki tingkat pendidikan Sarjana masih rendah dengan persentase 14.74%. Berikut merupakan tabel jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Salero: Tabel 2.6 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Salero No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1. 2. 3. 4. 5.
SD 245 SMP 330 SMA 1427 Sarjana 350 Pascasarjana 23 Jumlah 2375 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016
Persentase (%) 10.32 13.89 60.08 14.74 0.97 100.00
Penduduk menurut tingkat pendidikan
Jumlah Penduduk
1500
1000
500
Jumlah Penduduk (jiwa)
0
Tingkat Pendidikan
Grafik 2.5 Penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Salero
2.3.5 Penduduk menurut mata pencaharian Penduduk di Kelurahan Salero memiliki berbagai mata pencaharian. Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Salero didominasi sebagai Pelajar maupun anak anggota rumah tangga yang masih sekolah dengan persentase 63,16% dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jumlah 275 jiwa atau 11,58%. Berdasarkan kondisi tersebut maka masyarakat di Kelurahan Salero dengan didominasi oleh PNS dapat berpotensi untuk keterlibatan masyarakat untuk penanganan kawasan kumuh. Berikut merupakan Tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kelurahan Salero:
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-7
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero Tabel 2.7 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Salero No.
Mata Pencaharian
Jumlah Persentase Penduduk (jiwa) (%) 1 PNS 275 11.58 2 Pedagang 39 1.64 3 Petani 21 0.88 4 Nelayan 25 1.05 5 Ojek 221 9.31 6 Wiraswasta 91 3.83 7 Doktor 1 0.04 8 Bidan Swasta 10 0.42 9 Pensiunan 31 1.31 10 Guru Besar 3 0.13 11 Guru Biasa 19 0.80 12 Montir 12 0.51 13 Polri 19 0.80 14 Dosen Swasta 3 0.13 15 Arsitektur 3 0.13 16 Karyawan Swasta 102 4.29 17 Dll 1500 63.16 Jumlah 2375 100 Sumber : Kantor Kelurahan Salero dan Hasil PS tahun 2016
2.4 Penggunaan Lahan Pola pemanfaatan lahan merupakan hubungan antara masyarakat dengan lingkungan yang diindikasikan dari aktivitas utama dalam kegiatan mengeksploitasi sumberdaya lahan dan dapat juga mencerminkan karakteristik dari suatu wilayah. Pemanfaatan lahan di Kelurahan Salero antara lain yaitu, permukiman, fasilitas umum dan pemakaman serta lahan kosong seperti yang telihat pada Peta Penggunaan Lahan dengan luas masing-masing penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.8 Luas penggunaan lahan di Kelurahan Salero No.
Penggunaan Lahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Luas
Persentase (%) 63.32 2.29 2.10 0.72 0.48 1.58
Permukiman 13.26 Fasilitas Pendidikan 0.48 Fasilitas Pemerintahan 0.44 Fasilitas Peribadatan 0.15 Fasilitas Olahraga 0.1 Pemakaman 0.33 Pekarangan/ Lahan 6.18 29.51 Kosong Jumlah 20.94 100 Sumber: Kantor Kelurahan Salero dan Hasil PS, tahun 2016
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-8
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-9
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 2.5 Kondisi Ekonomi dan Sosial Budaya 2.5.1 Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Letak Kelurahan Salero adalah daerah di pesisir pantai Kecamatan Kota Ternate Utara terdapat faktor potensi laut sangat dominan dalam memberi nilai ekonomi bagai masyarakat sekitarnya, hal ini dapat di buktikan dengan adanya pengelolaan ikan cakalang menjadi pengelola industri rumah tangga, yakni abon ikan,di samping penangkapan ikan laut dan kemudian di pasarkan sebagai nilai tambahan ekonomi keluarga seiring dengan perkembangan jumlah penduduk adapun sebagaian masyarakat yang mengalangkan usahanya di bidang konveksi jahit pakaian yang tumbuh di Kelurahan Salero baik bersifat individual atau berkelompok maka dengan sendirinya telah berkonstribusi yang berarti bagi pengembanag usaha dalam menciptakan lapangan kerja dan penguatan sentra ekonomi masyarakat khususnya peningkatan kesejahteraan bagi anggota kelompok usaha tersebut namun dari segi pengembangannya masih terkendala dengan modal usaha sehingga produktifitas tidak secara kontinyu memenuhi Kebutuhan Pasar. Berikut merupakan tabel Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Kelurahan Salero yang dibentuk untuk meningkatkan modal usaha rumah tangganya: Tabel 2.9 Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Kelurahan Salero No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama KSM Karapoto Mangga Marahai Seruni Anggrek Taranoate Melati Kamboja Apel Matahari Mentari Cempaka 2 Elmorogam Sajadah
Jumlah Anggota 5 5 5
Usaha Anggota KSM 3 -
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Cempaka 1 16. Rambutan 5 17. Manggis 5 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
2 4 2 2 2 1 2 2 3 5 1
Jenis Usaha yang dilakukan Kios, ikan kering dan kue Berjualan di pasar, nasi kuning, Ojek Kios, kos-kosan, Jual makanan, penjahit Nasi kuning, Jual Krepek Jual Depot Minyak, Kios Jual Pisang Goreng Kios Cuci pakaian, kerja bangunan, Jual Ikan Kering dan Percetakan Jual di Pasar, Bikin Tela, Ojek Jual makanan dan jajanan, Penjahit, Ojek, Jual Ikan Kering Laundry, Kios, Nasi Kuning, Ojek Nasi kuning dan Penjahit
II-10
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 2.5.2 Kondisi Ekonomi Kawasan Kondisi ekonomi masyarakat merupakan salah satu indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan dan juga menjadi faktor penentu dalam menentukan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat dalam suatu wilayah/daerah. Untuk kondisi ekonomi masyarakat pada sub bab bagian ini akan mengemukakan mengenai kegiatan ekonomi potensial dalam bentuk kegiatan usaha masyarakat apakah dilakukan oleh individu/perorangan ataukah dilakukan oleh kelompok/organisasi. Dengan demikian jenis kegiatan ekonomi potensial yang ada, jika dikembangkan atau dibudidayakan kemungkinan akan berdampak positif terhadap wilayah yang bersangkutan dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan hidup mayarakatnya. Ketersediaan fasilitas perekonomian di Kelurahan Salero dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 2.10 Jumlah Fasilitas Perekonomian di Kelurahan Salero No. 1. 2. 3. 4.
Fasilitas Perekonomian Pasar Umum Toko Kios/Warung Warung Nasi Jumlah
Jumlah 33 6 39
2.5.2 Kondisi Sosial Kelurahan Salero merupakan wilayah perkotaan dengan penduduk cukup padat serta sangat heterogen. Walaupun demikian interaksi antar penduduk asli dan pendatang tetap terjalin dengan baik tidak ada jurang perbedaan. Hal ini dapat terlihat dari kehidupan sehari-hari serta kepedulian yang diperlihatkan dalam setiap kegiatan baik ditingkat
masyarakat
RT/RW
maupun
tingkat
kelurahan.
rasa
solidaritas/kegotongroyongan cukup baik. Demikian halnya dengan kondisi interaksi antar lembaga yang ada selalu ada kerjasama diantaranya sepanjang untuk kemajuan bersama dan bagi kepentingan masyarakat banyak. Untuk lebih jelasnya kondisi sosial dibagi beberapa item antara lain: a. Fasilitas pendidikan Fasilitas pendidikan di Kelurahan Salero antara lain, terdapat Taman KanakKanak (TK) 1, Sekolah Dasar (SD) berjumlah 3 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berjumlah 1 yaitu SMA Negeri 8 Kota Ternate yang berskala kota. Tabel 2.11 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Salero No. 1. 2. 3. 4.
Fasilitas Pendidikan TK SD SMP SMA Jumlah
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
Jumlah 1 3 1 5
II-11
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
SD Negeri 39 dan SD Negeri 40 Kota Ternate terletak di RT 1/ RW 2
SD Negeri 38 Kota Ternate terletak di RT 1/ RW 2
SMA Negeri 8 Kota Ternate Kota Ternate terletak di RT 2/ RW 1
SMA Negeri 8 Kota Ternate Kota Ternate terletak di RT 2/ RW 1
Gambar 2.1 Kondisi Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Salero
b. Fasilitas kesehatan Ketersediaan fasilitas kesehatan di Kelurahan Salero antara lain terdapat 2 Posyandu dan 1 tempat praktek bidan. Berdasarkan hasil survei oleh pemetaan swadaya,
Ketersediaan
fasilitas
kesehatan
yang
sering
digunakan
oleh
masyarakat di Kelurahan Salero yaitu Puskesmas dengan persentase 51,13%. Berikut merupakan tabel jenis fasilitas kesehatan yang sering digunakan rumah tangga di Kelurahan Salero: Tabel 2.12 Jenis fasilitas kesehatan yang sering digunakan rumah tangga di Kelurahan Salero Jenis fasilitas kesehatan paling sering digunakan rumah tangga No.
RT
RW Rumah Sakit
1. 2. 3.
RT 001 RT 002 RT 001
RW 1 RW
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
0 65 0
Praktek Dokter/ Poliklinik 0 0 45
Puskesmas/ Pustu 46 15 0
Dukun/ pengobatan tradisional 0 0 0
Bidan/ Mantri 0 0 0
II-12
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero Jenis fasilitas kesehatan paling sering digunakan rumah tangga No.
RT
RW
Praktek Puskesmas/ Dokter/ Pustu Poliklinik 4. RT 002 2 3 19 9 5. RT 003 0 0 33 6. RT 001 1 0 23 RW 3 7. RT 002 0 38 24 8. RT 001 0 7 29 RW 9. RT 002 0 0 40 4 10. RT 003 20 18 7 Jumlah 89 127 226 Persentase (%) 20.14 28.73 51.13 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016 Rumah Sakit
Dukun/ pengobatan tradisional 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00
Bidan/ Mantri 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00
Fasilitas Kesehatan yang sering digunakan 70
Jumlah rumah tangga
60 50 40 30 20 10 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
Rumah Sakit
RT 2RW 2
RT 3RW 2
RT 1RW 3
RT 2RW 3
Praktek Dokter/ Poliklinik
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Puskesmas/ Pustu
Grafik 2.6 Fasilitas Kesehatan yang sering digunakan di Kelurahan Salero
c. Kondisi adat istiadat Kondisi adat istiadat/kebiasaan masyarakat di Kelurahan Salero masih sangat erat dengan adat istiadat di Kota Ternate yaitu tertanamnya keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai „adat se atorang’ sebagai budaya adiluhung yang mampu membendung pengaruh destruktif kebudayaan modern. Selain itu, terdapat adat “lilian” dimana jika ada warga yang mengadakan acara maka seluruh masyarakat di lingkungan turut membantu. Kondisi ini disebabkan karena masih dipengaruhi dengan adanya Kesultanan Ternate, sehingga ada tradisi yang dilakukan bila ada peringatan tertentu.
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-13
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero d. Kondisi perilaku masyarakat Kondisi Prilaku Masyarakat Kelurahan Salero yang menyebabkan kumuh adalah kebiasaan membuang sampah dibelakang rumah walaupun mereka sudah mengetahui akan dampak atau bahaya dari pembuangan sampah disembarangan tempat. Beberapa masyarakat masih tidak peduli terhadap lingkungan. e. Kondisi kelembagaan untuk penanganan Kelembagaan yang ada di Kelurahan Salero masih sangat berpotensi untuk mendorong kolaborasi kepada pihak luar untuk melakukan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh. Adapun lembaga yang ada di Kelurahan Salero adalah LKM, LPM, PKK, Karang Taruna, Majelis Taklim dan Lembaga Pemerintah yaitu Kelurahan. Lembaga yang ada dikelurahan ini tentunya masih perlu diberikan penguatan atau pelatihan-pelatihan tentang pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman sebagai bekal untuk melakukan kolaborasi diberbagai pihak
2.6 Kondisi Bangunan Lingkungan Permukiman 2.6.1 Kepadatan bangunan Kepadatan bangunan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi tingkat kumuh. Jumlah rumah yang terdapat di Kelurahan Salero yaitu 416 unit rumah dengan luas wilayah 27,49 ha. Kepadatan rumah tertinggi terdapat pada RT 2/RW 3 sebanyak 41 unit/ha. Kepadatan bangunan terendah terdapat pada RT 2/RW 2 sebanyak 9 unit/ha. Berikut merupakan Tabel jumlah rumah dan kepadatan bangunan di Kelurahan Salero. Tabel 2.13 Jumlah rumah dan kepadatan bangunan di Kelurahan Salero No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
RT
RW
Jumlah KK
KK MBR
RT 001 65 32 RW 1 RT 002 109 15 RT 001 61 36 RT 002 RW 2 43 20 RT 003 38 31 RT 001 42 7 RW 3 RT 002 100 50 RT 001 44 6 RT 002 RW 4 40 4 RT 003 56 18 Jumlah 598 219 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
Jumlah Rumah (Unit) 46 80 45 31 33 24 62 36 40 45 442
Luas Wilayah (ha) 1.96 9.29 1.87 1.65 1.39 0.54 0.85 1.14 0.85 1.4 20.94
Kepadatan bangunan (Unit/ha) 23 9 24 19 24 44 73 32 47 32 21
II-14
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-15
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Jumlah bangunan dan Kepadatan Bangunan 80 Jumlah rumah tangga
70 60 50 40 30 20 10 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
RT 2RW 2
Jumlah Rumah (Unit)
RT 3RW 2
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Kepadatan bangunan (Unit/ha)
Grafik 2.7 Jumlah Bangunan dan Kepadatan Bangunan di Kelurahan Salero
2.6.2 Keteraturan bangunan Kondisi keteraturan bangunan di Kelurahan Salero diukur menggunakan beberapa indikator antara lain: a. Akses ke jalan dengan lebar minimal 1,5 m b. Posisi muka bangunan menghadap ke jalan c. Menghadap langsung ke sungai/laut/rawa/danau serta tidak berada di atas sungai/laut/rawa/danau d. Di atas sempadan sungai/pantai/jalan e. Terdapat di daerah buangan limbah pabrik/di bawah jaringan listrik tegangan tinggi (SUTET). Berdasarkan indikator tersebut dapat dan hasil dari pemetaan swadaya dapat disimpulkan bahwa keteraturan bangunan di Kelurahan Salero masih tergolong tidak teratur. Kondisi tersebut disebabkan karena terdapat permukiman yang berada di atas laut. Persentase ketidakteraturan hunian terbesar berada di lokasi RT 2/ RW 3, RT 1/RW 4, dan RT 1/ RW 1. Berikut merupakan tabel keteraturan bangunan hunian di Kelurahan Salero:
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-16
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Tabel 2.14 Jumlah keteraturan bangunan hunian di Kelurahan Salero No.
RT
RW
Keteraturan Bangunan Hunian
Ketidakteraturan Bangunan Hunian
1. RT 001 12 34 RW 1 2. RT 002 80 0 3. RT 001 42 3 RW 4. RT 002 20 11 2 5. RT 003 3 30 6. RT 001 18 6 RW 3 7. RT 002 21 41 8. RT 001 10 16 RW 9. RT 002 33 10 4 10. RT 003 41 4 Jumlah 280 155 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016
Jumlah Rumah (Unit) 46 80 45 31 33 24 62 36 40 45 442
Persentase ketidakteraturan hunian (%) 73.91 0.00 6.67 35.48 90.91 25.00 66.13 44.44 25.00 8.89 35.07
Keteraturan Bangunan Hunian
80 Jumlah rumah tangga
70
60 50 40 30 20 10 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
RT 2RW 2
RT 3RW 2
Keteraturan Bangunan Hunian
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Ketidakteraturan Bangunan Hunian
Grafik 2.8 Keteraturan Bangunan Hunian di Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-17
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Kondisi permukiman di atas air laut terletak di RT 2/ RW 4
Kondisi permukiman di daratan terletak di RT 2/ RW 4
Gambar 2.2 Kondisi permukiman di Kelurahan Salero
2.6.3 Kondisi fisik bangunan Kondisi fisik bangunan di Kelurahan Salero diukur menggunakan beberapa indikator antara lain, kondisi atap, dinding, lantai, jumlah penghuni dan luas bangunan. Berdasarkan penilaian indikator tersebut dan pemetaan swadaya rata-rata persentase bangunan yang tidak sesuai dengan standar teknis yaitu 4,98%.
Tabel 2.15 Jumlah kelayakan bangunan hunian di Kelurahan Salero No.
RT
RW
Bangunan Bangunan Hunian Hunian Tidak Sesuai Sesuai Standar Standar Teknis Teknis 1. RT 001 42 4 RW 1 2. RT 002 77 3 3. RT 001 42 3 4. RT 002 RW 2 28 3 5. RT 003 30 3 6. RT 001 24 0 RW 3 7. RT 002 58 4 8. RT 001 35 1 9. RT 002 RW 4 39 1 10. RT 003 45 0 Jumlah 420 22 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
Jumlah Rumah (Unit)
Persentase hunian tidak sesuai Standar Teknis (%)
46 80 45 31 33 24 62 36 40 45 442
8.70 3.75 6.67 9.68 9.09 0.00 6.45 2.78 2.50 0.00 4.98
II-18
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero Kelayakan Bangunan Hunian
Jumlah rumah tangga
80 70 60 50 40 30 20 10 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
RT 2RW 2
RT 3RW 2
Kelayakan Bangunan Hunian
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Ketidaklayakan Bangunan Hunian
Grafik 2.9 Kelayakan Bangunan Hunian di Kelurahan Salero
Kondisi bangunan tidak layak huni terletak di RT 2/ RW 3
Kondisi bangunan tidak layak huni terletak di RT 1/ RW 4
Gambar 2.3 Kondisi bangunan tidak layak huni di Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-19
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-20
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 2.7 Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Kondisi sarana dan prasarana merupakan hal yang penting dalam lingkungan permukiman di kota. Kondisi tersebut disebabkan karena fungsinya yang dapat menunjang
aktivitas
masyarakat
serta
untuk
mempertahan
dan
memelihara
kelangsungan hidupnya. Kondisi sarana dan prasarana terdiri dari jaringan jalan, jaringan drainase, sistem pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah, jaringan air bersih, jaringan listrik, sistem transportasi serta ruang terbuka publik. 2.7.1 Kondisi Jaringan Jalan Lingkungan Jaringan jalan memiliki fungsi untuk menunjang kegiatan perekonomian dan memudahan mobilitas masyarakat. Jaringan jalan yang ada di Kelurahan Salero secara hierarkhi terdiri dari jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan. Pada umumnya jaringan jalan di kawasan perencanaan sudah terhubung dengan baik namun masih terdapat permasalahan antara lain, jaringan jalan yang rusak, tidak ada pengaman pada jaringan jalan di kawasan permukiman atas air, jaringan jalan yang mempunyai perkerasan tanah dan papan terutama pada permukiman di atas air pada RT 02/RW03 dan RT 01/RW 04. Berdasarkan tabel jaringan jalan lingkungan di Kelurahan Salero dapat disimpulkan bahwa jangkauan jaringan jalan lingkungan yang tidak layak terdapat di wilayah RT 02/RW 03, RT 01/RW 04 dan RT 02/RW 02 dengan persentase < 50%. Tabel jaringan jalan lingkungan di Kelurahan Salero sebagai berikut:
Tabel 2.16 Jumlah jaringan jalan lingkungan di Kelurahan Salero No.
RT
RW
Panjang jalan lingkungan dengan lebar > 1,5 meter 1. RT 001 430 255 RW 1 2. RT 002 1,860 1528 3. RT 001 312 312 4. RT 002 RW 2 223 80 5. RT 003 210 210 6. RT 001 413.75 253.76 RW 3 7. RT 002 548.51 200.44 8. RT 001 428.86 277.74 9. RT 002 RW 4 407.49 59.49 10. RT 003 360.92 160.3 Jumlah 5194.53 3336.73 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016 Total Jaringan Jalan Lingkungan yang ada
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
Panjang jalan lingkungan dengan lebar >1.5 meter yang permukaannya diperkeras 255 1,448 312 80 210 253.76 200.44 277.74 59.49 160.3 3256.73
Jangkuan jaringan jalan lingkungan yang tidak layak 175 412 0 143 0 159.99 348.07 151.12 348 200.62 1937.8
Persentase jaringan jalan lingkungan yang tidak layak (%) 41 22 0 64 0 39 63 35 85 56 37
II-21
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero Jaringan jalan yang tidak layak
Persentase
100 80 60 40 20 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
RT 2RW 2
RT 3RW 2
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Persentase jaringan lingkungan yang tidak layak
Grafik 2.10 Persentase jaringan jalan yang tidak layak
Kondisi jalan papan terletak di RT 2/ RW 3
Kondisi aspal terletak di RT 1/ RW 4
Kondisi jalan tanah terletak di RT 2/ RW 4
Kondisi beton terletak di RT 2/ RW 3
Gambar 2.4 Kondisi jaringan jalan di Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-22
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 2.7.2 Kondisi Jaringan Drainase Lingkungan Drainase merupakan prasarana lingkungan yang berfungsi untuk mengalirkan air buangan rumah tangga ataupun air hujan sehingga mencegah terjadinya banjir maupun genangan. Berdasarkan hasil observasi lapangan, jaringan drainase di Kelurahan Salero terdiri dari drianase tertutup maupun terbuka. Karena berada di kawasan pesisir, drainase di Kelurahan Salero terdapat beberapa jenis saluran antara lain saluran tersier, sekunder hingga perimer. Berikut merupakan panjang saluran yang terdapat di Kelurahan Salero: Tabel 2.17 Panjang saluran drainase di Kelurahan Salero Panjang Saluran No. RT RW Drainase yang Rusak (m) 1. RT 001 277.93 0 RW 1 2. RT 002 815.50 0 3. RT 001 312.45 0 4. RT 002 RW 2 582.84 0 5. RT 003 267.37 0 6. RT 001 204.84 91.18 RW 3 7. RT 002 9.92 9.92 8. RT 001 51.42 10 9. RT 002 RW 4 200.89 37.61 10. RT 003 102.75 102.75 Jumlah 2825.91 251.46 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016 Total Panjang Saluran Drainase (m)
Persentase drainase yang rusak (%) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 44.51 100.00 19.45 18.72 100.00 8.90
Jaringan drainase yang tidak layak
Persentase
100 80 60 40 20 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
RT 2RW 2
RT 3RW 2
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Persentase jaringan lingkungan yang tidak layak
Grafik 2.11 Persentase jaringan drainase yang rusak
Berdasarkan hasil observasi maka jaringan drainase di Kelurahan Salero masih terdapat 8.90% saluran rusak sehingga diperlukan adanya perbaikan sistem jaringan drainase. Kondisi tersebut menyebabkan meluapnya air ketika terjadi hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi terutama pada lokasi RT 03/RW 04, RT 02/RW04, RT 01/RW 04, RT 02/RW 03 dan RT 01/RW 03. Kondisi jaringan drainase di Kelurahan Salero sebagian besar dipenuhi sampah serta pada bagian muara tersumbat sehingga Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-23
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero menybabkan sedimentasi. Selain itu, terdapat kawasan permukiman yang tidak memiliki saluran drainase sehingga tidak dapat menampung air hujan. Saluran drainase yang terdapat di Kelurahan Salero kurang memadai karena hanya berada pada permukiman di daratan dan tidak terintegrasi pada pembuangan akhir di laut. Tabel 2.18 Jumlah jaringan drainase lingkungan termasuk genangan air Tinggi genangan No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
RT
RW
Tidak Pernah Terjadi Genangan √ √ √ √ √
Tinggi genangan ≤ 30 cm
Tinggi genangan > 30 cm
Durasi/jam genangan ≤2 Jam
>2 Jam
Frekuensi genangan ≤2 >2 Kali Kali per per tahun tahun
Luas Area Genangan (dalam permukiman)
RT 001 RW 1 RT 002 RT 001 RW RT 002 2 RT 003 RT 001 RW √ 3 RT 002 √ RT 001 √ RW RT 002 √ 4 RT 003 √ Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016
Kondisi saluran primer terletak di RT 1/ RW 4
Kondisi saluran tersier terletak di RT 1/ RW 3
Kondisi saluran primer terletak di RT 2/ RW 4
Kondisi saluran sekunder terletak di RT 2/ RW 4
Gambar 2.5 Kondisi saluran drainase di Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-24
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-25
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-26
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 2.7.3 Kondisi Pengelolaan Air Limbah Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup. Pengelolaan sanitasi di Kelurahan Salero berdasarkan Pemetaan Swadaya didominasi menggunakan septictank pribadi. Terdapat juga yang belum memiliki septictank sebesar 12,67%. Rumah yang tidak memiliki septictank membuang limbahnya langsung ke air laut. Berikut merupakan tabel jumlah rumah berdasarkan pengelolaan air limbah di Kelurahan Salero.
Tabel 2.19 Jumlah rumah berdasarkan pengelolaan air limbah Pengelolaan Air Limbah Tempat Buang Air Besar No.
RT
RW Jamban sendiri
Jamban umum
Tidak jamban
1. RT 001 RW 46 1 2. RT 002 80 3. RT 001 45 RW 4. RT 002 31 2 5. RT 003 33 6. RT 001 RW 24 3 7. RT 002 62 8. RT 001 36 RW 9. RT 002 40 4 10. RT 003 45 Jumlah 442 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
Jenis Kloset yang digunakan Leher angsa 46 56 45 31 33 24 38 36 40 45 394
Bukan leher angsa 24
24
48
Pembuangan Limbah Tinja
Septitank pribadi 46 31 45 31 33 24 38 28 40 45 361
Tidak ada septitanck
Persentase tidak ada septictank (%)
24
30.00
24 8
38.71 22.22
56
12.67
II-27
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero Pengelolaan Air Limbah
50 Jumlah rumah tangga
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
RT 2RW 2
RT 3RW 2
Septitank pribadi
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Tidak ada septitanck
Grafik 2.12 Pengelolaan Air Limbah di Kelurahan Salero
Kondisi pembangunan septictank komunal terletak di RT 2/ RW 3
Kondisi pembuangan air limbah langsung ke laut terletak di RT 2/ RW 4
Gambar 2.6 Kondisi pembuangan air limbah di Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-28
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-29
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 2.7.4 Kondisi Pengelolaan Air Bersih/Air Minum Air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari perusahaan air minum atau sumber lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sumber air yang digunakan pada kawasan perencanaan yaitu dari sumur dan PDAM. Namun, kualitas air tersebut tidak memenuhi standar kesehatan yaitu aman, higienies, layak minum, bening, tidak asin, tidak mengandung unsur rasa dan bau serta tidak menyebabkan korosi. Kondisi air bersih yang terdapat di Kelurahan Salero masih tergolong kurang baik dan belum optimal. Sumber air bersih yang digunakan terdapat dua yaitu dari PDAM dan air sumur yang terdapat di Kelurahan Salero. Pengguna air bersih yang bersumber dari PDAM sebanyak 397 Sambungan Rumah. Meskipun telah menggunakan sumber air dari PDAM, kualitas air bersih tidak optimal karena masih berasa dan berbau.
Gambar 2.7 Kondisi jarak sumur air bersih dengan septictank <10 m di Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-30
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Tabel 2.20 Jumlah pengguna berdasarkan sumber air bersih Jarak sumur bor, sumur terlindung atau mata air terlindung ke penampungan tinja/kotoran terdekat (termasuk milik tetangga)
Sumber Utama Air Minum, Mandi, Cuci NO
RT/RW
Ledeng Meteran/ SR
Ledeng Tanpa Meteran
Sumur Bor/ Pompa
1
RT 1/RW 1
38
8
2
RT 2/RW 1
61
3
3
RT 1/RW 2
45
4
RT 2/RW 2
30
5
RT 3/RW 2
33
6
RT 1/RW 3
21
7
RT 2/RW 3
Sumur Terlind ung
16
Mata Air Terlindu ng
Air Hujan
Air Kemasan / air isi ulang
Sumur tak terlindung
Mata Air tak Terlindung
Sungai/ Danau/ Kolam
tangki/ mobil/ gerobak air
Kecukupan air minum, mandi, cuci sepanjang tahun
â&#x2030;Ľ 10 m
< 10 m
Tercukupi
8
0
46
7
13
80 45
1
1
31 33
1
2
3
1
24
62
62
8
RT 1/RW 4
36
36
9
RT 2/RW 4
40
40
10
RT 3/RW 4
31 397
Jumlah
tercukup i bulan tertentu
14 14
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
12
19
45 442
II-31
tidak pernah cukup
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-32
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 2.7.5 Kondisi Pengelolaan Sampah Kondisi persampahan merupakan masalah sangat rumit untuk diselesaikan apabila tidak dilakukan antisipasi sedini mungkin untuk melakukan pembenahan. Berdasarkan hasil observasi lapangan didapatkan bahwa di Kelurahan Salero mayoritas belum adanya pengelolaan sampah. Beberapa titik juga terdapat banyak sampah yang tertumpuk. Sumber sampah selain berasal dari masyarakat setempat dan sampah kiriman dari permukiman yang berada di hulu. Saluran yang tidak terintegrasi dengan baik menyebabkan sampah banyak yang terbawa air saat musim hujan. Berikut merupakan tabel kondisi pengelolaan sampah di Kelurahan Salero
Tabel 2.21 Jumlah rumah berdasarkan bentuk pengelolaan sampah Pembuangan sampah rumah tangga
No.
RT
Tempat sampah pribadi
RW
Tempat sampah komunal/ TPS
Dalam Lubang/ dibakar
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
RT 001 RW 0 20 8 1 RT 002 80 0 0 0 RT 001 45 0 RW RT 002 0 31 0 2 RT 003 33 0 0 RT 001 RW 24 0 0 3 RT 002 5 27 0 RT 001 0 28 0 RW RT 002 5 33 0 4 RT 003 8 37 0 Jumlah 155 221 8 Persentase (%) 35.07 50.00 1.81 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016
Ruang Terbuka/ lahan kosong/ jalan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00
Pengangkutan sampah dari rumah ke TPS / TPA
Sungai/ Irigasi/ Danau/ Laut/ Drainase 18 0 0 0 0 0 30 8 2 0 58 13.12
â&#x2030;Ľ 2x seminggu
< 1x seminggu
12 0 45 0 0 0 32 8 7 0 104 23.53
34 80 0 31 33 24 30 28 33 45 338 76.47
Pengangkutan Sampah
Jumlah rumah tangga
80 60 40 20 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
â&#x2030;Ľ 2x seminggu
RT 1RW 2
RT 2RW 2
RT 3RW 2
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
< 1x seminggu
Grafik 2.13 Pengangkutan Sampah di Kelurahan Salero Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-33
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-34
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Tumpukan sampah di kawasan permukiman pesisir terletak di RT 1/ RW 4
Tumpukan sampah di muara sungai terletak di RT 2/ RW 3
Tumpukan sampah di kawasan permukiman pesisir terletak di RT 2/ RW 3
Tumpukan sampah di Saluran Drainase terletak di RT 2/ RW 3
Gambar 2.8 Kondisi Persampahan di Kelurahan Salero
2.7.6 Kondisi Ruang Terbuka Publik Ruang terbuka merupakan ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang terbuka hijau seperti taman kota, hutan. Ruang Terbuka Publik merupakan kepemilikan oleh pemerintah dan bisa diakses langsung oleh masyarakat tanpa batas waktu tertentu. Di wilayah perencanaan Kelurahan Salero belum terdapat ruang terbuka publik. Namun, terdapat beberapa ruang terbuka yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau di Kelurahan Salero.
2.7.7 Kondisi Jaringan Listrik Permukiman di Kelurahan Salero sudah terlayani jaringan listrik. Daya listrik yang digunakan antara lain 450, 900, 1300 dan >2200 VA. Jaringan listrik di Kelurahan Salero pada umumnya mengikuti jaringan jalan hingga pada skala lingkungan. Setiap rumah
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-35
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero berdasarkan pemetaan swadaya yang dilakukan pada tahun 2016 sudah terlayani listrik dengan didominasi oleh penggunaan daya 900 VA. Berikut merupakan tabel rumah berdasarkan daya listrik yang digunakan: Tabel 2.22 Jumlah rumah berdasarkan daya listrik yang digunakan Daya Listrik yang digunakan (VA) Menumpang No. RT RW ke tetangga/ <450 900 1300 >2200 tidak punya meteran sendiri/dll 1. RT 001 0 35 11 0 RW 1 2. RT 002 3 52 25 0 3. RT 001 0 39 6 0 4. RT 002 RW 2 0 13 18 0 5. RT 003 1 32 0 0 6. RT 001 0 19 4 1 RW 3 7. RT 002 0 54 7 1 8. RT 001 2 30 4 0 9. RT 002 RW 4 0 38 2 0 10. RT 003 0 36 8 1 Jumlah 6 348 85 3 Persentase (%) 1.36 78.73 19.23 0.68 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016
Jumlah Rumah (Unit)
46 80 45 31 33 24 62 36 40 45 442 100.00
Daya Listrik yang digunakan
Jumlah rumah tangga
60 50 40 30 20 10 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
<450 (VA)
RT 1RW 2
900 (VA)
RT 2RW 2
RT 3RW 2
1300 (VA)
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
>2200 (VA)
Grafik 2.14 Penggunaan Daya Listrik di Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-36
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 2.7.8 Kondisi Jaringan Transportasi Permasalahan transportasi terletak pada ketidakseimbangan antara kebutuhan sarana, prasarana dan fasilitas transportasi, serta pertumbuhan penduduk dan juga perkembangan ekonomi suatu daerah atau wilayah. Di beberapa kota atau wilayah masih dijumpai keberadaan prasarana yang tidak seimbang dengan keberadaan dari sarana transportasi. Sarana transportasi tidak seimbang dengan fasilitas penunjang transportasi, tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk, serta tidak seimbangnya perkembangan ekonomi dengan pembangunan wilayah dan daerah.dan kususnya transportasi yang sering digunakan oleh masyarakat Kelurahan Salero adalah kendaraan pribadi baik beroda empat atau mobil maupun sepeda motor dan angkutan umum. Kelurahan Salero merupakan kelurahan yang berada di dekat pusa Kota Ternate yang memiliki akses yang cepat untuk melakuakn aktifitas kegiatan sehari hari.
Tabel 2.23 Jenis moda transportasi yang dapat digunakan di Kelurahan Salero No
Kelurahan Salero
Jenis Transportasi Mobil ď&#x192;ź
Motor
Perahu
Lain2
ď&#x192;ź
2.8 Legalitas Lahan 2.8.1 Legalitas Bangunan/Kepemilikan Bangunan Legalitas bangunan ditunjukkan berdasarkan terdapatnya Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Izin Mendirikan Bangunan merupakan perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada pemilik gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi dan merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku. Berdasarkan hasil pemetaan swadaya dapat diperoleh bahwa sebagian bangunan yang terdapat di Kelurahan Salero belum memiliki IMB. Berikut merupakan tabel legalitas bangunan di Kelurahan Salero:
Tabel 2.24 Legalitas bangunan/kepemilikan bangunan di Kelurahan Salero No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
RT RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 RT 001 RT 002 RT 001
RW RW 1 RW 2 RW 3 RW
Status penguasaan bangunan hunian Milik Sewa/ Numpang/milik sendiri Kontrak pihak lain 46 0 0 76 4 0 40 5 0 25 6 0 33 0 0 23 1 0 62 0 0 36 0 0
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
Status Legalitas bangunan hunian Memiliki Tidak/belum IMB memiliki IMB 1 45 0 80 25 20 6 25 0 33 0 24 0 62 0 36
II-37
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero Status penguasaan bangunan hunian No. RT RW Milik Sewa/ Numpang/milik sendiri Kontrak pihak lain 9. RT 002 4 40 0 0 10. RT 003 45 0 0 Jumlah 426 16 0 Persentase (%) 96.38 3.62 0.00 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016
Status Legalitas bangunan hunian Memiliki Tidak/belum IMB memiliki IMB 0 40 18 27 50 392 11.31 88.69
Status Penguasaan Bangunan 80
Jumlah rumah tangga
70 60 50 40 30 20 10 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
Milik sendiri
RT 1RW 2
RT 2RW 2
RT 3RW 2
Sewa/ Kontrak
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Numpang/milik pihak lain
Grafik 2.15 Status Penguasaan Bangunan di Kelurahan Salero Status Legalitas Bangunan 80
Jumlah rumah tangga
70 60 50 40
30 20 10 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
Memiliki IMB
RT 2RW 2
RT 3RW 2
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Tidak/belum memiliki IMB
Grafik 2.16 Status Legalitas Bangunan Hunian di Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-38
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 2.8.2 Legalitas Lahan/Kepemilikan Lahan Legalitas lahan dapat ditunjukkan berdasarkan kepemilikan Sertifikat Hak Milik atau surat yang diakui oleh pemerintah yang digunakan sebagai alat bukti kuat atas pemegangan sebidang tanah. Berikut merupakan tabel legalitas lahan di Kelurahan Salero.
Tabel 2.25 Legalitas lahan/kepemilikan lahan di Kelurahan Salero Status penguasaan lahan bangunan hunian
No.
RT
RW
Milik sendiri
Sewa/ Kontrak
Status legalitas lahan bangunan hunian
Numpang Milik pihak lain
SHM/ HGB/ Surat yang diakui pemerintah
1. RT 001 46 0 0 RW 1 2. RT 002 0 4 76 3. RT 001 40 5 0 RW 4. RT 002 24 7 0 2 5. RT 003 33 0 0 6. RT 001 23 1 0 RW 3 7. RT 002 62 0 0 8. RT 001 36 0 0 RW 9. RT 002 40 0 4 10. RT 003 45 0 0 Jumlah 349 17 76 Persentase (%) 78.96 3.85 17.19 Sumber: Hasil Pemetaan Swadaya, tahun 2016
46 76 45 31 0 24 10 36 40 37 345 78.05
Milik pihak lain/ surat perjanjian lainnya (termasuk surat adat) 0 0 0 0 33 0 52 0 0 0 85 19.23
Milik pihak lain tanpa surat perjanjian
Tidak ada / tidak tahu
0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0.90
0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 8 1.81
Status Penguasaan Lahan Bangunan 80
Jumlah rumah tangga
70 60 50 40 30 20 10 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
Milik sendiri
RT 1RW 2
RT 2RW 2
RT 3RW 2
Sewa/ Kontrak
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
Numpang/milik pihak lain
Grafik 2.17 Status Penguasaan Lahan Bangunan di Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-39
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero Status Legalitas Lahan Bangunan 80
Jumlah rumah tangga
70 60 50 40 30 20 10 0 RT 1RW 1
RT 2RW 1
RT 1RW 2
RT 2RW 2
RT 3RW 2
RT 1RW 3
RT 2RW 3
RT 1RW 4
RT 2RW 4
RT 3RW 4
SHM/ HGB/ Surat yang diakui pemerintah Milik pihak lain/ surat perjanjian lainnya (termasuk surat adat) Milik pihak lain tanpa surat perjanjian Tidak ada / tidak tahu
Grafik 2.18 Status Legalitas Lahan Bangunan di Kelurahan Salero
2.9 Potensi dan Risiko Bencana Bencana adalah suatu fenomena yang sulit untuk dihindari dalam proses kehidupan manusian saat ini. Bencana juga merupakan bentuk prilaku alam yang dapat menyebabkan kerugian bagi masyarakat yang terkena bencana baik kerugian dari segi materi maupun kerugian dari segi non-materi/psikis sehingga membuat lingkungan hunian tidak aman dan nyaman untuk ditempati. Selain itu, dalam penataan pengembangan suatu kawasan selalu dilakukan identifikasi potensi dan risiko bencana yang disajikan pada Peta Potensi Bencana di Kelurahan Salero. Pada Kelurahan Salero indikasi terjadi bencana: ď&#x201A;ˇ Banjir; disebabkan oleh drainase yang tidak terintegrasi, sebagian pintu air yang tertimbun oleh tumpukan sampah/pondasi rumah penduduk, dan tertimbunnya kali/sungai sehingga air dapat meluap ketika terjadi hujan. ď&#x201A;ˇ Gempa bumi; disebabkan karena Kota Ternate terletak di pertemuan lempeng bumi sehingga menjadi sering terjadi gempa, sepanjang tahun 2016 berdasarkan Data gempa bumi BMKG sudah terjadi 10 kali di Kota Ternate ď&#x201A;ˇ Kebakaran bangunan; disebabkan oleh jaringan jalan yang tidak sesuai standar penataan lingkungan permukiman, serta tingkat kepadatan bangunan yang tinggi ď&#x201A;ˇ Gelombang pasang; disebabkan karena kedudukan Kelurahan Salero yang berada di pesisir dan terdapat permukiman di atas air laut
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-40
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero
Bab 2- Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
II-41