RPLP Bab 4 salero

Page 1

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

BAB

4 SKENARIO/ROADMAP PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

Berdasarkan UU No. 1 tahun 2011, skenario pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni dilakukan untuk mencegah tumbuh dan berkembanganya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru serta dapat menjaga dan maningkatkan kualitas dan fungsi tempat hunian. Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan

kumuh

dilaksanakan

melalui

pengawasan

dan

pengendalian

serta

pemberdayaan masyarakat. Peningkatan kualitas permukiman kumuh dilakukan dengan tiga pola penanganan antara lain, pemugaran (upgrading), peremajaan (renewal) dan permukiman kembali (resettlement). Skenario tersebut juga dilakukan untuk pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di Kelurahan Salero. Penyusunan skenario penanganan (roadmap) pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh kelurahan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan : a) Identifikasi program dan kegiatan penanganan kumuh di kelurahan dan kawasan kumuh yang sudah dilaksanakan pada tahun 2015-2016, lalu sandingkan dengan data baseline untuk mengecek apakah sudah terjadi pengurangan dari setiap indikator kumuh yang ditangani, kemudian dituangkan ke dalam peta tematik untuk mengetahui lokasi realisasi kegiatan. b) Memeriksa

dokumen

(RPJMD/RTRW/RDTR)

perencanaan pada

bagian

penanganan

skenario

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

dan

kumuh

strategi

kota

penanganan

IV-1


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero permukiman kumuh kota untuk memastikan seperti apa pola penanganan kumuh di kelurahan yang bersangkutan. c) Identifikasi program dan kegiatan penanganan kumuh yang akan dilaksanakan pada tahun 2017, 2018 dan 2019 yang tertuang dalam RPJMD/RTRW/RDTR. Berikut merupakan skema penanganan permukiman kumuh yang menjadi acuan dalam penangnan kumuh di Kelurahan Salero:

Gambar 4.1 Skema Penanganan Kumuh

4.1 Skenario Pencegahan Permukiman Kumuh Secara Umum skenario (roadmap) pencegahan permukiman kumuh Kelurahan Salero adalah sebagai Berikut : a)

Identifikasi hasil kajian permasalahan sosial, ekonomi serta sarana dan prasarana permukiman kelurahan sesuai hasil Pemetaan Swadaya yang telah dibahas pada Bab 2 (Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Salero) dan Bab 3 (Analisis Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman) meliputi aspek sebagai berikut : ďƒ˜

Sosial dan kependudukan, antara lain persoalan pendidikan, kesehatan, perilaku serta adat istiadat yang berpotensi menjadi penyebab tumbuhnya permukiman kumuh baru.

ďƒ˜

Kelembagaan dan regulasi antara lain lemahnya peran kelembagaan setempat (pemerintah

dan

non

pemerintah)

terhadap

pengawasan

perijinan

pembangunan, pemeliharaan sarana dan parsarana, ketidaksesuaian dengan RTRW. ďƒ˜

Pengembangan ekonomi lokal antara lain kurangnya pendapatan warga, kurangnya modal usaha, tidak ada kerja sama dengan perbankan, KSM ekonomi yang menunggak.

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-2


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 

Prasarana, Sarana, Utilitas (PSU) di kawasan permukiman tidak kumuh yang mengalami penurunan kualitas antara lain terjadi penurunan kualitas fungsi PSU, kualitas persyaratan teknis dan ketidaklengkapan PSU.

b)

Rumuskan konsep dan strategi pencegahan tumbuhnya permukiman kumuh baru berdasarkan konsep pencegahan yaitu : 

pengawasan dan pengendalian pembangunan permukiman

pemberdayaan masyarakat

membangun jejaring kemitraan

penguatan pengembangan ekonomi lokal livelihood

c) Rumuskan skenario pencegahan dalam bentuk program dan kegiatan agar dapat dilaksanakan di seluruh wilayah kelurahan antara lain : 

Pengawasan dan pengendalian:  Penyuluhan tentang persyaratan IMB,  Penyuluhan tentang RTRW/RDTR,  Penyuluhan tentang standar teknis pembangunan infrastruktur (7+1 indikator)  Penyuluhan tentang Identifikasi kelayakan fungsi bangunan  Penguatan Tim O dan P

Pemberdayaan masyarakat:  Bimbingan penyusunan aturan bersama  Pengendalian penerapan aturan bersama  Informasi tentang rencana tata ruang, penataan bangunan dan lingkungan, perizinan, standar perumahan

Membangun jejaring kerja sama dengan pihak lain dalam pencegahan kumuh, antara lain identifikasi stakeholder, menyusun proposal kerja sama

Penguatan livelihood (pengembangan penghidupan berkelanjutan) melalui penguatan kelompok untuk pengembangan ekonomi local, khususnya bagi peningkatan pendapatan warga miskin di kawasan kumuh.

Pembangunan

dan

pemeliharaan

PSU

antara

lain

pelatihan/coaching

pembangunan PSU terkait infrastruktur yang memenuhi standar kelayakan teknis dan kelayakan fungsi. 4.1.1 Arahan Pengembangan Sosial dan Kependudukan Penduduk merupakan perkembangan potensi dari suatu wilayah, karena dengan keberadaan penduduk memperlihatkan adanya kegiatan-kegiatan yang bersifat ekonomis diwilayah tersebut, Sesuai hasil identifikasi hasil kajian permasalahan social, ekonomi serta sarana dan prasarana permukiman kelurahan sesuai hasil Pemetaan Swadaya yang telah Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-3


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero dibahas pada Bab 2 (Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Salero) dan Bab 3 (Analisis Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman) meliputi aspek sosial dan kependudukan, antara lain pendidikan, kesehatan, perilaku, adat istiadat, yang berpotensi menjadi penyebab tumbuhnya permukiman kumuh baru. Untuk arah pengembangan sosial kependudukan di Kota Ternate adalah Meningkatkan program keluarga berencana sehingga dapat melembaga dalam masyarakat. Termasuk semua program pendukung bagi keberhasilannya seperti peningkatan mutu pendidikan, peningkatan umur menikah pertama, peningkatan status wanita.

a. Meningkatkan program keluarga berencana sehingga dapat melembaga dalam masyarakat. Termasuk semua program pendukung bagi keberhasilannya seperti peningkatan mutu pendidikan, peningkatan umur menikah pertama, peningkatan status wanita. b. Meningkatkan dan menyebarluaskan program pendidikan kependudukan. c. Merangsang terciptanya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. d. Meningkatkan program transmigrasi secara teratur dan nyata. e. Mengatur perpindahan penduduk dari desa ke kota secara lebih komprehensif di dalam perencanaan pembangunan secara menyeluruh. f.

Mengatasi masalah tenaga kerja.

g. Meningkatkan pembinaan dan pengamanan lingkungan hidup

Berikut merupakan Matriks Pencegahan Permukiman Kumuh di Kelurahan Salero berdasarkan aspek sosial dan kependudukan sehingga terciptanya konsep untuk pencegahan tumbuh dan berkembangnya permukiman kumuh:

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-4


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Tabel 4.1 Matriks Pencegahan Permukiman Kumuh di Kelurahan Salero Aspek: Sosial dan Kependudukan Aspek

Permasalahan Permukiman (hasil Pemetaan Swadaya)

Kebutuhan Pencegahan

Konsep Pencegahan  Pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi dan pelayanan informasi

Strategi Pencegahan  Penegakan aturan wajib belajar 9 tahun  Sosialisasi tentang bantuan beasiswa

Banyak yang putus sekolah tidak mampu menjaga lingkungan permukiman

 Warga putus sekolah terlayani pendidikan dan mampu menjaga lingkungan

Warga pendatang (urban) tidak punya lahan

 Kaum urban dapat menaati aturan kependudukan

 Pengawasan dan pengendalian  Penegakan aturan

 Meningkatkan aturan dan pengawassan ketat bagi warga pendatang

 Kesadaran masyarakat semakin meningkat terhadap kebersihan lingkungan

 Sosialisasi tentang hidup bersih

 Penerapan aturan bersama tentang kebersihan lingkungan

 Sosialisasi tentang IMB dan tata ruang

 Pengawasan terhadap regulasi IMB

Sosial dan Kependudukan 

Kurang kesadaran menjaga kebersihan lingkungan

Adat dan kebiasaan masyarakat seperti, membangun rumah tanpa IMB, kesadaran membuang sampah

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

 Adat yang mendukung pencegahan kumuh

IV-5


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 4.1.2 Arahan Pengembangan Ekonomi Lokal Pengembangan ekonomi kawasan berperan banyak untuk menunjang penguatan perekonomian warga di kawasan tersebut. Berbagai kegiatan ekonomi dilakukan oleh warga Kelurahan Salero bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara mandiri, sehingga tingkat perkembangan ekonomi kawasan harus direncanakan secara konseptual. Perencanaan pengembangan ekonomi yang konseptual dari potensi ekonomi yang ada khususnya di Kelurahan Salero diharapkan dapat menjadi sektor andalan yang bisa mewujudkan masyarakat yang mandiri dan sejahtera. Untuk rencana di bidang sosial ekonomi sebagai berikut: a. Peningkatan usaha mandiri, sehingga tidak tergantung pada pada pekerjaan lain, misalnya pengembangan usaha makanan kecil, pengolahan ikan, usaha warung makan, b. Kemitraan bersama SKPD terkait seperti Dinas Perdagangan atau pihak swasta dalam penyediaan ruang stand-stand penjualan yang diperuntukkan untuk masyarakat Kelurahan Salero. Kerjasama ini diharapkan saling menguntungkan satu dengan yang lain, sehingga secara umum dapat meningkatkan peluang kegiatan ekonomi mandiri masyarakat; c. Program peningkatan pengetahuan, pelatihan ketrampilan berbagai jenis usaha yang merupakan potensi dari kawasan yang ada. d. Program Pengetahuan dan Pelatihan manajemen usaha dan pemasaran produk lokal, misalnya usaha daur ulang, makanan ringan, dan sebagainya. e. Pembentukan suatu kelembagaan di bidang ekonomi, sehingga mampu mengembangkan potensi ekonomi lokal kawasan masing-masing. f.

Pengembangan potensi wisata kuliner di Kelurahan Salero karena dekat dengan lokasi pariwisata cagar budaya

Berikut merupakan Matriks Pencegahan Permukiman Kumuh di Kelurahan Salero berdasarkan aspek pengembangan ekonomi kawasan sehingga terciptanya konsep untuk pencegahan tumbuh dan berkembangnya permukiman kumuh:

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-6


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Tabel 4.2 Matriks Pencegahan Permukiman Kumuh di Kelurahan Salero Aspek: Kelembagaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal (Livelihood) Aspek

Permasalahan Permukiman (hasil Pemetaan Swadaya) 

Sosial dan Kependudukan

  

Pengembangan ekonomi lokal (livelihood)

   

Kurangnya pengawasan pemerintah dalam mendirikan bangunan tanpa IMB Tidak ada lembaga pengelola permukiman Lemahnya pengawasan perijinan membangun Ketidaksesuaian dengan rencana kota

Kurangnya modal usaha KSM banyak menunggak Tempat memasarkan produk terbatas Lemahnya kelompok ekonomi

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Kebutuhan Pencegahan

Konsep Pencegahan

Strategi Pencegahan

 Regulasi dan pengawasan IMB  Adanya lembaga pengelola permukiman  Perlunya ada sosialisasi perijinan  Peran tata ruang lebih ditingkatkan

 Pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi dan pelayanan informasi  Pengawasan dan pengendalian  Penegakan aturan

 Penyuluhan tentang informasi persyaratan teknis IMB  Penyuluhan Rencana Tata Ruang yang akan direncanakan di Kelurahan Salero  Membentuk kelembagaan pengelolaan permukiman  Penguatan kelembagaan terkait informasi perencanaan pola ruang dan infrastruktur

 Modal usaha berkembang  Kelompok ekonomi yang mandiri  Sarana untuk menampung dan menjual hasil produksi  Lembaga yang profesional untuk mengatur kelompok ekonomi

 Pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi dan pelayanan informasi  Penguatan untuk kreatifitas pengembangan hasil produk

 Penguatan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) untuk meningkatkan keragaman hasil produksi  Membangun jejaring kemitraan  Kerjasama untuk pengembangan investasi sehingga mampu menambah modal usaha rumah tangga

IV-7


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Tabel 4.3 Matriks Pencegahan Permukiman Kumuh di Kelurahan Salero Aspek: Penurunan Kualitas Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) di Permukiman Tidak Kumuh Aspek

Bangunan

Jaringan jalan

Drainase

Permasalahan Permukiman (hasil Pemetaan Swadaya)  Bangunan berada di sempadan sungai/ kali mati  Bangunan tidak teratur dengan akses yang kurang baik

Konsep Pencegahan

Penegakan aturan perijinan untuk mendirikan bangunan

Pengawasan dan Pengendalian

 Melibatkan masyarakat dalam peningkatan kualitas jaringan jalan

kondisi

Peningkatan kualitas jaringan jalan

 Dimensi saluran yang tidak dapat menampung debit limpasan

Melakukan kajian terkait sistem jaringan drainase

Pengawasan dan pengendalian

Pemeliharaan jaringan drainase yang telah ada

Sosialisasi tentang sebab dan akibat terjadinya sedimentasi

Peningkatan sistem manajemen pengelolaan sampah terutama pada kawasan permukiman padat

 Jaringan rusak

jalan

dengan

 Terjadi sedimentasi pada saluran drainase

 Masih terdapat rumah tangga yang tidak terlayani oleh kendaraan penganggkut sampah sehingga terjadi tumpukan sampah di beberapa titik  Tidak terdapat Pembuangan Sampah (TPST)

Tempat Terpadu

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Strategi Pencegahan  Meningkatkan kebijakan terhadap kesesuaian perijinan pembangunan permukiman di sempadan sungai/sempadan pantai  Melibatkan pemerintah dan masyarakat dalam mengawasi pembangunan di sempadan sungai/ sempadan pantai

Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas jaringan jalan

 Masyarakat sering membuang sampah ke saluran drainase

Persampahan

Kebutuhan Pencegahan

Penyusunan kebijakan untuk pengelolaan sampah

Pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat untuk berperan dalam sistem pengelolaan sampah

 Kajian teknis detail terhadap jaringan drainase skala kota sehingga dapat terintegrasi  Melibatkan masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tidak terjadi sedimentasi di saluran drainase  Melakukan pengawasan terhadap perilaku masyarakat  Membentuk komunitas yang peduli terhadap lingkungan  Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk penerapan sistem 3R dan sampah terpisah dari setiap unit rumah sebelum diangkut  Melibatkan masyarakat untuk mengembangkan konsep Bank Sampah sehingga dapat meningkatkan nilai perekonomian rumah tangga

IV-8


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Aspek

Permasalahan Permukiman (hasil Pemetaan Swadaya)

Kebutuhan Pencegahan 

Air Bersih dan Air Minum

 Kualitas air bersih belum memenuhi kelayakan air minum 

Air Limbah

 Masih terdapat rumah tangga yang belum memiliki septictank

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat terkait perlindungan area tangkapan air Peningkatan sistem manajemen pembuangan air limbah dengan baik

Konsep Pencegahan

Strategi Pencegahan

Pemberdayaan masyarakat

 Mengelola sumber daya air yang telah ada

Pengawasan dan pengendalian

 Sosialisasi agar masyarakat mengetahui dampak dari pembuangan air limbah yang tidak sesuai standar kelayakan

IV-9


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 4.1.3 Rencana Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rencana opersional dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar, baik yang terkoneksi skala kota maupun skala kelurahan adalah dokumen yang memuat aturanaturan/ketentuan pengelolaan hasil pembangunan di kelurahan yang disusun dan disepakati masyarakat. Rencana Pengelolaan Kawasan sebagai alat untuk mendorong kemandirian

masyarakat

bersama

pemerintah

Kota.

Rencana

opersional

dan

pemeliharaan sarana dan prasarana dasar sangat penting dalam rangka membangun komitmen, kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan aturan-aturan yang telah disepakati bersama dalam meningkatkan kualitas lingkungan permukiman

LURAH

PIMPINAN KOLEKTIF

LEMBAGA PENGELOLA PEMBANGUNAN KEL. -

SEKRETARIS

Bid. Perencanaan Bid. Kemitraan Bid. Pembangunan

UPS

UPL

UPK

KS

KK

K OP – OP PRASARANA SOSIAL (PAUD, POSYANDU,PEN GAMNAN SOSIAL ,DLL)

PENGELOLA SENTRA WISATA

PENGELOLA SENTRA PRODUKSI

PENGELOLA HOME INDUSTRI

OP – OP PRASARANA LINGKUNGAN (JALAN,JEMBATAN, DRAINASE,SANITASI, RTH,DLL)

Ket : Garis Koordinasi Garis Pengendalian

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-10


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 4.1.4 Rencana Aturan Bersama Proses perencanaan yang partisipatif dan baik, tidak serta merta menjamin proses pelaksanaan akan baik pula. Tak jarang proses perencanaan yang baik dan partisipatif berhenti menjadi dokumen yang tidak implemenatatif/sulit diterapkan. Hal tersebut seringkali disebabkan karena kegagalan dalam membangun kesepakatan-kesepakatan operasional, (termasuk di dalamnya kesepakatan pengorganisasian pengelolaan). maka dari itu, sebelum proses pelaksanaan dimulai, perlu dibuat kesepakatan aturan bersama sebagai pedoman dan aturan pengelolaan serta pengawasan dalam pelaksanaan kegiatannya nanti. Aturan bersama adalah sebuah hasil dari kesepakatan masyarakat sebagai pengendalian,

pengawasan

dan

evaluasi

bagi

hasil

perencanaan

yang

telah

direncanakan bersama-sama, sehingga perancanaan yang dibuat dalam Dokemen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero menjadi berlanjut dan memberikan hasil yang efektif untuk pengembangan secara keseluruhan. Kesepakatan-kesepakatan yang akan diatur dalam bentuk Aturan Bersama (AB) dilihat berdasarkan enam aspek antara lain: 1. Kesepakatan dari sisi tata ruang 2. Kesepakatan dari sisi perumahan bangunan 3. Kesepakatan dari sisi Sarana & prasarana 4. Kesepakatan dari sisi Ekonomi 5. Kesepakatan dari sisi Pelayanan publik 6. Kesepakatan dari sisi Kelembagaan Hasil kesepakatan ini bersumber dari hasil diskusi yang diambil di tingkatan basis oleh TIPP/BKM/Pokja beserta masyarakat. Hal ini dilakukan agar masyarakat yang nantinya melaksanakan dapat mematuhi aturan yang telah dibuat sendiri.

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-11


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Tabel 4.4 Aturan Bersama yang telah disepakati oleh masyarakat No. A. 1.

Aspek/Permasalahan EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA Ekonomi Rumah Tangga dan Ekonomi Lokal a. Masih terdapat warga yang belum mampu mengembangkan ekonomi rumah tangga dan ekonomi lokal b. Masih terdapat masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) c. Pengembangan usaha masih skala kecil

d. Pengelolaan keuangan ekonomi rumah tangga yang kurang baik e. Kurangnya inovasi produk sehingga tidak mampu bersaing dengan produk luar f. Kurangnya fasilitasi oleh pemerintah kota tentang peningkatan usaha lokal

2.

g. Belum adanya akses permodalan (Lembaga bank atau Lembaga keuangan mikro) untuk KSM yang produktif h. Keterbatasan informasi terkait pengembangan keterampilan yang dilaksanakan oleh BLK atau lembaga peningkatan keterampilan masyarakat lainnya Pendidikan dan Kesehatan a. Pendidikan tentang Agama yang masih Kurang b. Terdapat Anak Putus sekolah

Kondisi Ideal

Aturan Bersama yang Disepakati

Masyarakat mampu mengembangkan ekonomi rumah tangganya masing-masing sehingga menciptakan kondisi perekonomian yang berkelanjutan Tidak terdapat lagi masyarakat yang berpenghasilan rendah

Melibatkan masyarakat dalam penguatan kapasitas untuk pengembangan produk ekonomi rumah tangganya

Usaha yang dilakukan masyarakat harus dalam skala besar sehingga dapat menompang perekonomian lokal Masyarakat sudah mampu mengelola keuangan ekonomi rumah tangganya secara mandiri Terdapat inovasi produk yang menggambarkan kratifitas dari masyarakat sehingga mampu bersaing dengan produk luar Pemerintah Kota harus memfaslitasi pelatihan pengembangan usaha lokal yang berada di lingkungan masyarakat Terdapat lembaga yang mampu menjalin kerjasama untuk akses permodalan bagi masyarakat Masyarakat sudah mampu mengakses informasi untuk pengembangan keterampilan yang akan dilakukan di BLK maupun lembaga lainnya

Memberi pinjaman modal untuk pengembangan usaha rumah tangga sehingga dapat membantu pendapatan MBR Kerjasama dengan investor untuk pengembangan usaha skala besar Pelatihan pengelolaan keuangan ekonomi rumah tangga Pelatihan untuk pengembangan inovasi produk usaha rumah tangga Mengajukan fasilitasi peningkatan usaha lokal dari masyarakat ke pemerintah kota Mengajukan proposal untuk permodalan usaha kepada Lembaga Bank Pembentukan lembaga di kelurahan untuk akses informasi pengembangan keterampilan yang mudah diakses oleh masyarakat

Terdapat pendidikan khusus keagamaan

Penyediaan TPQ untuk anak-anak

Wajib sekolah sembilan tahun

Wajib untuk mengikuti sosialisasi terkait wajib sekolah

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-12


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

No.

3.

B. 1.

Aspek/Permasalahan c. Pelayanan Kepada Balita Belum Memadai

Perilaku Masyarakat yang Menyebabkan Kumuh a. Kebiasaan membuang sampah di Masyarakat tidak membuang sampah di sembarang tempat sehingga mengakibatkan sembarang tempat dan menjaga kebersihan lingkungan menjadi kotor, bau dan banjir lingkungan sehingga lingkungan menjadi indah b. Pembangunan rumah melanggar RTRW, Tidak ada yang membangun rumah yang di garis sempadan jalan, sempadan sungai sempadan sungai maupun sempadan pantai sehingga mengakibatkan kumuh c. Tidak memperhitungan resiko bencana pada Tiap rumah memiliki ketinggian bangunan yang saat pembangunan rumah diatur BANGUNAN DAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN Kepadatan Bangunan a. Kurangnya sarana bermain bagi anak-anak Terdapat ruang terbuka publik minimal 1 unit dalam 1 RT dengan adanya fasilitas bermain anak b. Kurangnya penataan bangunan di Bangunan tidak berada pada zona yang lingkungan yang padat bangunan dilarang oleh RTRW c. Sebagian Tidak Memiliki IMB Setiap bangunan seharusnya memiliki IMB d. Sebagian Rumah Tidak memiliki pekarangan

e. Tidak adanya sosialisasi di masyarakat tentang aturan membangunan rumah 2.

Kondisi Ideal Balita memiliki gizi yang baik

Keteraturan bangunan a. Terdapat bangunan diatas saluran drainase, air laut dan di badan jalan sehingga sangat sulit melakukan penataan lingkungan b. Bangunan yang melanggar GSB (Garis

Setiap rumah seharusnya memiliki pekarangan untuk ruang terbuka yang berfungsi sebagai RTH Privat dan sirkulasi penghawaan Masyarakat seharusnya mengetahui rencana kepadatan bangunan yang sesuai dengan RDTR di wilayahnya Tidak ada bangunan yang terdapat di atas saluran drainase Garis Sempadan Bangunan yaitu 2 meter

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Aturan Bersama yang Disepakati Orangtua yang memiliki balita diwajibkan menimbang anaknya ke posyandu dan mengikuti sosialisasi tentang kesehatan ibu dan anak di posyandu

Diwajibkan masyarakat untuk memiliki tempat sampah sendiri dan sanksi terhadap masyarakat yang membuang sampah sembarangan Diwajibkan untuk mengikuti sosialisasi terkait kebijakan penataan ruang di Kelurahan Salero Pembangunan rumah baru diwajibkan untuk memiliki IMB

Memberikan ruang terbuka atau pekarangan rumah untuk kegiatan bermain anak Rehabilitasi rumah yang tidak sesuai dengan aturan RTRW Sosialisasi tentang pentingnya IMB jika ingin membangun rumah Pembangunan rumah baru diwajibkan untuk mengacu pada aturan yang berlaku terutama pada garis sempadan bangunan Sosialisasi tentang rencana kepadatan bangunan dan masyarakat wajib mengikuti sosialisasi tersebut

Rehabilitasi rumah yang terdapat di atas saluran drainase Pembangunan rumah harus sesuai dengan

IV-13


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

No.

3.

C. 1.

2.

Aspek/Permasalahan Sempadan Bangunan) c. Bangunan yang Tidak memiliki akses jalan atau lebar jalan kurang dari 1,5 meter sehingga menyulitkan pergerakan masyarakat atau kendaraan d. Masih terdapat bangunan yang tidak memiliki legalitas lahan Kondisi fisik bangunan Masih terdapat RTLH karena kepala keluarga yang MBR SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN Jaringan Jalan Lingkungan a. Terdapat jaringan jalan yang pekerasannya rusak sehingga mengakibatkan aktivitas terganggu b. Jalan yang tidak memiliki saluran drainase atau lebarnya kurang dari 1,5 meter

Kondisi Ideal

Setiap bangunan memiliki akses jalan dengan lebar minimal 1,5 m

Aturan Bersama yang Disepakati ketentuan GSB Pelibatan masyarakat dalam pembangunan akses jalan

Setiap bangunan diwajibkan memiliki legalitas lahan atas kepemilikannya

Sosialisasi pentingnya legalitas lahan untuk pembangunan rumah

Rumah harus sesuai dengan standar kelayakan bangunan dari segi konstruksi dinding, lantai dan atap

Rehabilitasi bangunan yang tidak layak huni

Jalan memiliki perkerasan yang baik paving maupun beton sehingga dapat memudahkan akses masyarakat Jalan harus sesuai standar lebar minimal 1,5 meter, terdapat drainase dan berperkerasan baik

Pelibatan masyarakat dalam perbaikan jalan yang rusak

c. Masih terdapat jalan tanah dan kurang layak sehingga mengakibatkan jalan becek dan Tidak ada jalan yang berperkerasan tanah terjadi genangan pada saat musim hujan Jaringan Drainase Lingkungan, termasuk Genangan Daerah banjir ketika musim hujan karena saluran yang kurang mengalir dengan baik yang disebabkan oleh: a. Kemiringan Saluran Saluran drainase harus memiliki kemiringan saluran untuk memperlancar aliran air b. Terhalang bangunan Saluran drainase tidak diperbolehkan ada bangunan di atasnya c. Kurang tertata dengan baik Saluran drainase harus tertata dengan baik yang terintegrasi dengan jaringan jalan d. Tertimbun sampah maupun terdapat Tidak ada sampah di saluran drainase tumbuhan

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Melibatkan masyarakat dalam perbaikan jalan agar sesuai dengan standar teknis Perbaikan kualitas jalan dengan melibatkan masyarakat

Rehabilitasi saluran drainase Rehabilitasi bangunan yang berada di atas saluran drainase Melibatkan masyarakat dalam penataan saluran drainase Pengerukan sampah di saluran drainase dilakukan rutin oleh masyarakat secara gotong royong (kerja bakti)

IV-14


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

No.

Aspek/Permasalahan e. Kapasitas saluran tidak memadai f. Tidak terkoneksi dengan saluran skala kota

3.

4.

5.

Pengelolaan Air Limbah a. Rumah Tidak memiliki Septick Tank

Kondisi Ideal Saluran drainase dapat menampung air limpasan dan air buangan rumah tangga Harus terkoneksi dengan skala kota agar tidak terjadi genangan

Aturan Bersama yang Disepakati Penambahan dimensi saluran dengan melibatkan masyarakat Perencanaan dengan melibatkan masyarakat untuk mengkoneksikan saluran drainase di skala lingkungan dan skala kota

Setiap rumah wajib memiliki septictank

Pembangunan septictank komunal dengan melibatkan masyarakat Perbaikan SPAL

b. SPAL yang tidak memiliki bak pengelola atau langsung disalurkan ke saluran drainase c. Tidak memiliki Sumur Resapan

SPAL harus memiliki filterisasi sebelum dialirkan ke saluran drainase Untuk menjaga sumber air maka diperlukan pengembangan sumur resapan

d. Masih terdapat rumah yang tidak memiliki SPAL yang mengakibatkan lingkungan kotor dan bau e. Tidak terkoneksi dengan saluran drainase

Sisten pembuangan air limbah harus diolah dahulu sebelum dialirkan ke drainase

Pengembangan SPAL dengan melibatkan masyarakat

Harus terkoneksi antara sistem pembuangan air limbah dan saluran drainase agar tidak terjadi pencemaran

Perbaikan saluran pembuangan air limbah agar terkoneksi dengan saluran drainase

Air bersih harus layak minum, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna

Melibatkan masyarakat untuk menjaga perpipaan distribusi air bersih

Air bersih harus memenuhi standar kesehatan dengan jarak sumur dan septictank > 10 meter

Masyarakat wajib mengikuti sosialisasi terkait bahaya penggunaan sumur yang dekat dengan septictank

Pelayanan Air Bersih/Air Minum a. Air PDAM Salobar Tidak Layak Minum karena berbau dan berasa sehingga masyarakat memilih menggunakan air kemasan b. Sumber Air Sumur Tidak layak Minum dan jarak septictank yang kurang dari 10 meter

Rumah yang berada di daratan disarankan untuk memiliki sumur resapan

Pengelolaan Sampah a. Tidak ada tempat pembuangan sampah TPS

Terdapat TPST untuk pengelolaan sampah

b. Masyarakat membuang sampah di saluran

Tidak ada warga yang membuang sampah di saluran drainase

c. Sampah di buang di tempat kosong dikarenakan tidak ada tong sampah di lingkungan permukiman d. Tidak ada pengelolaan sampah secara

Tidak ada warga yang membuang sampah di lahan kosong Terdapat pengelolaan sampah dengan konsep

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Pembangunan TPST dengan melibatkan masyarakat Masyarakat yang membuang sampah di saluran drainase dikenakan sanksi Diwajibkan untuk memiliki tempat sampah/ tong sampah terpilah di setiap rumah Pelibatan masyarakat dalam membentuk Bank

IV-15


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

No.

Aspek/Permasalahan terpadu (3R) atau Bank Sampah

e. Pelayanan Mobil sampah yang terbatas

6.

f. Belum adanya motor atau gerobak sampah di lingkungan yang tidak terjangkau oleh mobil sampah Safeguard dan Risiko Bencana a. Tidak Terdapat sarana dan Prasarana Bencana seperti hidran dan sistem peringatan dini b. Minimnya Pengetahunan masyarakat tentang bencana

c. Pemeliharaan Pembangunan infrastruktur yang sudah dibangun yang masih kurang d. Tidak terdapat Lembaga siaga bencana

e. Tidak terdapat tempat evakuasi bencana 7.

Ruang Terbuka Publik a. Tidak terdapat Ruang Publik yang mengakibatkan anak bermain di jalan

Kondisi Ideal 3R dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Mobil sampah mampu mengangkut sampah dari TPS ke TPA sehingga tidak terjadi pernumpukan sampah Terdapat mobil maupun gerobak pengangkut sampah yang sistem pengangkutannya terintegrasi Setiap lingkungan permukiman diwajibkan ada sarana dan prasarana proteksi kebakaran Masyarakat wajib mengetahui tentang risiko bencana yang ada di daerah sehingga dapat meningkatkan kapasitas untuk menghadapi bencana Pemeliharaan infrastruktur yang dibangun harus dilakukan oleh masyarakat Terdapat komunitas siaga bencana di lingkungan permukiman untuk penguatan kapasitas menghadapi bencana Memanfaatkan ruang terbuka untuk tempat evakuasi Ruang terbuka publik minimal dalam 1 RT harus terdapat 1 lahan ruang terbuka yang dilengkapi dengan fasilitas bermain anak

b. Keterbatasan Pekarangan Rumah Setiap rumah memiliki Pekarangan rumah 8.

Aturan Bersama yang Disepakati Sampah Pemeliharaan sistem pengangkutan sampah oleh mobil sampah yang dibantu dengan pengawasan dari masyarakat Pengadaan gerobak sampah untuk mengangkut sampah

Pembangunan sarana dan prasarana proteksi kebakaran yang terintegrasi dengan jaringan air bersih Masyarakat wajib mengikuti sosialisasi terkait pengurangan risiko bencana

Masyarakat wajib menjaga dan memelihara infrastruktur yang telah dibangun terutama alat proteksi kebakaran Pembentukan komunitas siaga bencana

Penyediaan ruang terbuka atau lahan pekarangan untuk area evakuasi bencana Setiap RT diwajibkan menyediakan lahan atau pekarangan rumah untuk ruang terbuka sebagai area bermain anak Setiap rumah menanam pohon minimal satu maupun teknik hidroponik dengan maupun tanaman dengan media pot

Jaringan Listrik a. Sebagian lokasi tidak ada penerangan jalan b. Rumah tidak memiliki penerangan di depan rumah

Jaringan jalan harus terdapat fasilitas pelengkap Penerangan Jalan Umum Setiap bangunan harus mempunyai penerangan di depan rumah

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Membangun PJU dengan melibatkan masyarakat Masyarakat harus menyediakan penerangan di depan rumah masing-masing secara partisipatif

IV-16


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 4.2 Skenario Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Konsep penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan Kota Ternate berdasarkan pada identifikasi terhadap potensi, dan permasalahan kawasan dilakukan dengan melibatkan peran serta masyarakat sebagai pelaku dan penentu kegiatan dalam proses pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan terhadap hasil-hasil pembangunan. Penanganan kawasan permukiman di Kelurahan Salero dengan pelibatan masyarakat dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain:  Tahap Penyadaran Masyarakat Tahap penyadaran yang dimaksud adalah bagaimana mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan dan pemeliharaan terhadap hasilhasil pembangunan, sehingga timbul rasa memiliki terhadap hasil pembangunan.  Tahap Pengorganisasian, meliputi :  Optimalisasi kelompok-kelompok swadaya masyarakat yang sudah ada mencakup organisasi,

administrasi,

permodalan,

usaha

produkstif

dan

akseptasi

(pengakaran).  Sosialisasi sekaligus pemetaan kemiskinan partisipatif.  Pendugaan kebutuhan (need assesment) dan perencanaan kegiatan (usaha) bersama.  Mengoptimalkan

kelompok

swadaya

masyarakat

untuk

membangun

dan

memelihara hasil-hasil pembangunan melalui sosialisasi dan perencanaan kegiatan bersama, monitoring dan pengawasan pelaksanaan pembangunan kawasan.  Tahap Penguatan Kelembagaan Penguatan kelembagaan yang ada dalam masyarakat dalam hal:  Penguatan institusi lokal berorientasi kompetensi sebagai organ civil society  Penguatan pelaksanaan proyek di tingkat kelurahan, BKM dibangun sebagai institusi mandiri, perumus kebijakan, perencanaan dan pelaksana pengembangan kawasan permukiman, pengelola sumberdaya local dan pengembang kearifan local serta nilai-nilai sosial, ekonomi dan lingkungan berbasis komunitas.  Penguatan organisasi dan pengembangan institusinya yang tentu tidak terlepas dari dialektika masyarakatnya.  Tahap Pemeliharaan Pemeliharaan pembangunan dan hasil-hasilnya diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat. Pemeliharaan ini harus melibatkan masyarakat sebagai pengawas dan pelaksana jalannya pembangunan sedangkan pemerintah bertanggung jawab dalam hal pemantauan, untuk itu diperlukan partisipasi dan sosialisasi pada elemen-elemen yang

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-17


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero ada dalam masyakat melaui pemberdayaan. Pemberdayaan yang dimaksud disini dalam hal :  Keberlanjutan Kelembagaan Masyarakat  Keberlanjutan Program  Keberlanjutan Prasarana dan Keuangan serta  Keberlanjutan Nilai-Nilai Sosial dan Ekonomi yang ada dalam masyarakat

Tabel 4.5 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Kawasan Permukiman Kelurahan Salero  Terdapat kawasan pendidikan antara lain, SMA dan SD  Berada dekat dengan kawasan cagar budaya sehingga berpotensi untuk pengembangan fasilitas penunjang kawasan pariwisata budaya Potensi Permukiman Kelurahan Salero  Berada dekat dengan pusat kegiatan perekonomian Kota Ternate  Pola hubungan masyarakat baik  Berpotensi sebagai pengembangan usaha rumah tangga  Jaringan jalan masih terdapat perkerasan papan dan tanah  Belum adanya fasilitas pelengkap jalan seperti pengaman jalan di permukiman atas air, pedestrian dan fasilitas penerangan jalan  Sebagian dari sistem jaringan drainase belum terintegrasi dengan sistem drainase Permasalahan  Jaringan drainase yang ada mengalami sedimentasi dan Permukiman Kelurahan terdapat sampah Salero  Kepadatan penduduuk yang tinggi menyebabkan permukiman rawan terhadap bencana kebakaran  Terjadinya genangan karena saluran drainase yang tidak memadai  Kapasitas badan jalan belum memenuhi standar pengamanan ancaman kebakaran Sumber : Analisis bersama masyarakat tahun 2016

Berdasarkan hasil identifikasi terhadap potensi dan permasalahan, maka konsep penanganan kawasan permukiman kumuh Kelurahan Salero adalah 

Pembangunan infrastruktur permukiman

Rehabilitasi infrastruktur permukiman

Normalisasi saluran drainase

Peremajaan lingkungan

Mitigasi bencana banjir dan kebakaran

Penguatan kelembagaan masyarakat Strategi penanganan dan skenario pelaksanaan kegiatan pada kawasan

permukiman kumuh perkotaan Kota Ternate pada dasarnya adalah strategi dalam kerangka untuk mendukung pencapaian Kota Tanpa Kumuh. Strategi penanganan tersebut terkait dengan aspek fisik dan aspek non fisik yang menjadi kajian pada

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-18


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Salero. Strategi penanganan tersebut, sebagai berikut: 1. Aspek Fisik a. Strategi Penanganan 

Pengamanan ancaman kebakaran kawasan permukiman kumuh yang terintegrasi dengan sistem infrastruktur kota

Pengendalian ancaman banjir yang diikuti dengan penataan sistem

drainase

kawasan permukiman Kelurahan Salero 

Peningkatan kualitas infrastruktur permukiman kumuh Kelurahan Salero

Penyehatan lingkungan permukiman secara komprehensif

b. Program Penanganan 

Pengendalian dan proteksi ancaman kebakaran

Pengendalian banjir kawasan permukiman kumuh

Revitalisasi infrastruktur permukiman kumuh

Pengendalian pencemaran lingkungan

2. Aspek Non – Fisik a. Strategi Penanganan 

Optimalisasi Sumber Daya Manusia dalam penanganan kawasan permukiman kumuh Kelurahan Salero

Penguatan kesadaraan masyarakat terhadap pemeliharaan infrastruktur berbasis pemberdayaan masyarakat

Pelatihan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat (SLBM)

Pelatihan dan bimbingan kewirausahaan

b. Program Penanganan 

Pengembangan kapasitas kelembagaan kasyarakat

Pelibatan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur

Pengembangan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat

Pengembangan ekonomi masyarakat

Sumber : Hasil Analisis bersama masyarakat tahun 2016

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-19


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Tabel 4.6 Matriks Perumusan Strategi Peningkatan Kualitas Permukiman di Kelurahan Salero Aspek Bangunan Hunian

     

Jalan Lingkungan

    

Drainase

    

Permasalahan Permukiman (hasil Pemetaan Swadaya) 35.07% tata bangunan tidak teratur dan memiliki kepadatan tinggi Status lahan bukan hak milik Terdapat bangunan hunian yang terletak diatas air Penduduk pendatang yang menempati sempadan sungai KDB sangat tinggi 4.98% hunian tidak sesuai standar teknis 37% tidak memiliki akses jalan Lebar jalan kurang dari 1,5 m Konstruksi jalan banyak yang rusak Masih terdapat perkerasan papan dan tanah Belum ada pengaman jalan di kawasan permukiman di atas air laut 50% kawasan permukiman terjadi genangan banjir Kualitas drainase buruk, tersumbat oleh sampah Tidak terkoneksi dengan drainase kota Terdapat bangunan di atas drainase Terdapat sedimentasi pada saluran drainase

Kebutuhan Peningkatan

Konsep Peningkatan

Strategi Peningkatan

 Bangunan teratur  Penyediaan rumah yang layak dan sesuai dengan standar teknis

 Pemugaran pada kawasan permukiman kumuh  Peremajaan permukiman di pinggir sungai  Konsolidasi lahan Penyehatan Lingkungan Permukiman secara komprehensif

 Penataan bangunan pinggir sungai  Panataan bangunan yang berada di atas air laut  Pelestarian ekosistem sungai  Pelestarian ekosistem pesisir

 Permukiman terlayani akses jalan lingkungan yang terhubung ke jalan kota  Jalan lingkungan sesuai standar kelayakan teknis

 Peningkatan kualitas jalan lingkungan  Pengelolaan pasca pembangunan

 Peningkatan akses jalan lingkungan dan terkoneksi dengan  Pemeliharaan jalan lingkungan  Peningkatan perkerasan jalan di kawasan permukiman  Penambahan fasilitas pelengkap jalan seperti trotoar dan pengaman jalan di permukiman atas air

 Permukiman bebas genangan  Drainase bersih dan dapat berfungsi dengan baik

 Peningkatan kualitas drainase  Pengendalian ancaman banjir yang diikuti dengan penataan sistem drainase kawasan permukiman kelurahan

 Pemugaran bangunan di atas drainase  Normalisasi  Pemeliharaan drainase  Pengendalian banjir kawasan permukiman kumuh  Pembuatan talud pada muara sungai/kali mati di permukiman atas air  Pembuatan plat beton untuk mencegah terjadinya luapan air pada saluran primer

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-20


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Aspek Pelayanan Air Minum

  

Pengelolaan Air Limbah

  

Pengelolaan Sampah

Proteksi Kebakaran

Permasalahan Permukiman (hasil Pemetaan Swadaya) 10.18% belum terlayani air minum Kualitas air bersih belum sesuai syarat kelayakan Jaringan pipa PDAM kurang memadai 12.67% tidak memiliki jamban sesuai standar teknis Sistem SPAL belum memadai Masih banyak jamban yang tidak memiliki septictank

 76.47% sampah tidak terangkut  Sampah kiriman dari luar kawasan  Sampah yang berada di bawah rumah/genangan air  Setiap musim hujan kawasan dipenuhi oleh sampah kiriman  Tidak ada TPS sehingga sampah berserakan di manamana  100% tidak memiliki proteksi kebakaran  Jalan sempit, tidak dapat diakses mobil pemadam kebakaran  Tidak tersedianya sarana dan prasarana pencegahan bencana

Kebutuhan Peningkatan

Konsep Peningkatan

Strategi Peningkatan

 Permukiman terlayani air minum  Air minum sesuai dengan standar kelayakan air minum

 Peningkatan kualitas pelayanan air minum

 Meningkatkan jumlah sambungan pipa PDAM  Penyediaan sumber air baku

 Sistem SPAL memadai  Rumah tangga memiliki MCK sesuai standar teknis

 Peningkatan kualitas MCK  Peningkatan system SPAL  Pengelolaan pasca peningkatan  Peningkatan sarana dan prasarana persampahan  Pengelolaan pasca peningkatan  Penyehatan Lingkungan Permukiman secara komprehensif

 Meningkatkan kualitas sarana MCK  Penyediaan septictank komunal  Pemeliharaan MCK

 Penyedianaan sarana dan prasarana proteksi kebakaran  Peningkatan kualitas jalan lingkungan

 Penyediaan hidran air di lingkungan perumahan yang tidak dapat diakses mobil pemadam

 Sampah terangkut ke TPA minimal 2 x seminggu  Tersedia TPS  Sampah dikelola secara produktif

 Tersedia sarana dan prasarana proteksi kebakaran

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

 Penyediaan sarana angkutan sampah  Penyediaan tong sampah yang berada di perumahan  Penyediaan dan pengelolaan TPST3R  Penyediaan Bank Sampah yang dikelola oleh masyarakat

IV-21


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Aspek Jaringan Listrik

 

Sosial Ekonomi

   

Permasalahan Permukiman (hasil Pemetaan Swadaya) 0 % belum terlayani jaringan listrik Belum memadainya penerangan jalan di lingkungan permukiman Minimnya sarana pelayanan pendidikan dan kesehatan Kurangnya ruang terbuka publik Minimnya sarana pengembangan ekonomi lokal Kurangnya modal untuk pengembangan usaha rumah tangga

Kebutuhan Peningkatan

Konsep Peningkatan

Strategi Peningkatan

 Seluruh rumah tangga terlayani listrik

 Peningkatan kualitas jaringan listrik

 Penambahan jumlah sambungan listrik PLN  Penambahan penerangan jalan

 Sarana pelayanan pendidikan dan kesehatan yang memadai  Tersedianya ruang terbuka publik  Sarana pengembangan ekonomi lokal

 Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan  Pemugaran untuk penyediaan ruang publik  Peningkatan sarana pengembangan ekonomi lokal

 Pengembangan sarana kelompok belajar PAUD  Pengembangan wisata kuliner dan fasilitas penunjang kegiatan pariwisata cagar budaya  Pengembangan modal usaha rumah tangga melalui KSM

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-22


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 4.3 Penetapan Kawasan Prioritas Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh 4.3.1

Skenario Kriteria Pemilihan Lokasi Prioritas Penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib didahului

proses pendataan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat. Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi yang telah dilakukan terhadap aspek: a. kondisi kekumuhan; b. legalitas lahan; dan c. pertimbangan lain.

Skenario skema terkait kriteria pemilihan lokasi prioritas dapat dilihat di bagan alir sebagai berikut:

Gambar 4.2 Penetapan Lokasi Prioritas

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-23


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Tabel 4.7 Perhitungan penetapan lokasi prioritas penanganan kumuh di Kelurahan Salero No

VARIABEL

KRITERIA

INDIKATOR

Parameter

A. IDENTIFIKASI KONDISI KEKUMUHAN

Ketidakteraturan bangunan

1

Kondisi Bangunan Gedung

Cakupan pelayanan jalan lingkungan 2

Kondisi Jalan Lingkungan Kualitas permukaan jalan lingkungan

3

171

- Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam RDTR -Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam RDTR

- Untuk kota besar ≼ 250 unit/ha Tingkat kepadatan - Untuk kota sedang dan kecil ≼200 unit/ha

Ketidak sesuai dengan persyaratan teknis lainnya

- Pengendalian dampak lingkungan - Pembangunan gedung diatas dan/atau dibawah tanah, air - Keselamatan bangunan gedung - Kenyamanan bangunan gedung - Kemudahan bangunan gedung

76% - 100% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan 51% - 75% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan 25% - 50% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan 76% - 100% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan 51% - 75% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan 25% - 50% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan 76% - 100% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis 51% - 75% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis 25% - 50% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

76% - 100% area tidak terlayani oleh jaringan jalan Sebagian lokasi perumahan atau lingkungan permukiman tidak terlayani dengan jalan lingkungan yang sesuai dengan 51% - 75% area tidak terlayani oleh jaringan jalan ketentuan teknis lingkungan 25% - 50% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan 76% - 100% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk Sebagian atau seluruh jalan terjadi kerusakan permukaan jalan pada 51% - 75% area memiliki kualitas permukaan jalan yang lokasi perumahan atau permukiman buruk 25% - 50% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk

76% - 100% populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman Masyarakat pada lokasi perumahan Ketidaktersediaan dan permukiman tidak dapat Akses Aman Air mengakses air minum yang memiliki 51% - 75% populasi tidak dapat mengakses air minum Minum kualitas tidak berwarna, tidak berbau, yang aman dan tidak berasa Kondisi 25% - 50% populasi tidak dapat mengakses air minum Penyedian Air yang aman Minum Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Air Minum

Nilai

Kebutuhan air minum masyarakat padalokasi perumahan atau permukiman tidak mencapai minimal sebanyak 60 liter/orang/hari

76% - 100% populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya 51% - 75% populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya 25% - 50% populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

RT 1/RW 1 RT 2/RW 1 RT 1/RW 2 RT 2/RW 2 RT 3/RW 2 RT 1/RW 3 RT 2/RW 3 RT 1/RW 4 RT 2/ RW 4 RT 3/RW 4 Nilai 29

Nilai 39

Nilai 27

Nilai 43

5 3

Nilai 43

Nilai 51

Nilai 57

Nilai 69

Nilai 63

3

3 1

1

3

3

3

1

1

1

5 3

1

1

1

1

1

5

5

3 1

Nilai 71

3 1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

5 3 1

1

1

5

5

3 1

3 1

1

1

1

1

5

1

5

3 1

1

3 1

1 5

3 1

3 1

1

1

5

3

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

5

3 1

IV-24


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air

Jaringan drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air sehingga menimbulkan genangan dengan tinggi lebih dari 30 cm selama lebih dari 2 jam dan terjadi lebih dari 2 kali setahun

76% - 100% area terjadi genangan>30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun 51% - 75% area terjadi genangan>30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun 25% - 50% area terjadi genangan>30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun 76% - 100% area tidak tersedia drainase lingkungan

Tidak tersedianya saluran drainase Ketidaktersediaan lingkungan pada lingkungan 51% - 75% area tidak tersedia drainase lingkungan Drainase perumahan atau permukiman, yaitu saluran tersier dan/atau saluran lokal 25% - 50% area tidak tersedia drainase lingkungan

4

Kondisi Drainase Lingkungan

Ketidak terhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

Tidak Terpeliharanya Drainase

76% - 100% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

Saluran drainase lingkungan tidak terhubung dengan saluran pada 51% - 75% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya sehingga hirarki di atasnya menyebabkan air tidak dapat mengalir dan menimbulkan genangan 25% - 50% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya Tidak dilaksanakannya pemeliharaan 76% - 100% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau saluran drainase lingkungan pada 51% - 75% area memiliki drainase lingkungan yang kotor lokasi perumahan atau dan berbau permukiman,baik: 1. pemeliharaan rutin; dan/atau 51% - 75% area memiliki drainase lingkungan yang kotor 2. pemeliharaan berkala dan berbau

Kualitas konstruksi drainase buruk, karena berupa galian tanah tanpa Kualitas Konstruksi material pelapis atau penutup Drainase maupun karena telah terjadi kerusakan

Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis 5

Kondisi Pengelolaan Air Limbah Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

76% - 100% area memiliki kualitas kontruksi drainase lingkungan buruk 51% - 75% area memiliki kualitas kontruksi drainase lingkungan buruk 25% - 50% area memiliki kualitas kontruksi drainase lingkungan buruk

5 3 1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

3

25% - 50% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

1

Kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah pada lokasi perumahan atau permukiman dimana: 1. kloset leher angsa tidak terhubung dengan tangki septik; 2. tidak tersedianya sistem pengolahan limbah setempat atau terpusat

76% - 100% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

5

51% - 75% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

3

25% - 50% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

1

5

5

5

5

5

5

5

1

1

1

1

1

1

3

1 5 3

1

1

1

1

3

1 5

3

51% - 75% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

5

3 1

5

5

5

5

3

76% - 100% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

5

1

5

1

5

3

3

1

5

1

5

Pengelolaan air limbah pada lokasi perumahan atau permukiman tidak memiliki sistem yang memadai, yaitukakus/kloset yang tidak terhubung dengan tangki septik baik secara individual/domestik, komunal maupun terpusat

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

1

3

1

5

3

5

1

5

3 1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

3 1

3

1

3 1

1

1

1

IV-25


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

6

7

Kondisi Pengelolaan persampahan

Kondisi Proteksi Kebakaran

Prasarana dan Sarana Persampahan pada lokasi perumahan atau permukiman tidak sesuai dengan persyaratan teknis, yaitu : - Tempat sampah dengan pemilahan sampah pada skala domestik atau rumah tangga; ¡ - Tempat pengumpulan sampah (TPS) atau TPS 3R (reduce, reuse, recycle) pada skala lingkungan; - Gerobak sampah dan/atau truk sampah pada skala lingkungan; dan - Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) pada skala lingkungan

76% - 100% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

5

51% - 75% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

3

25% - 50% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

1

1

1

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

1

Pengelolaan persampahan pada lingkungan perumahan atau permukiman tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut : - Pewadahan dan pemilahan - Pengumpulan lingkungan - Pengangkutan lingkungan - Pengolahan lingkungan

76% - 100% area memiliki sistem persampahan tidak sesuai standar

5

Sistem pengelolaan persampahan yang tidak sesuai standar teknis

51% - 75% area memiliki sistem persampahan tidak sesuai standar

3

25% - 50% area memiliki sistem persampahan tidak sesuai standar

1

Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan Persampahan

Tidak dilakukannya pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan pada lokasi perumahan atau permukiman, baik : - Pemeliharaan rutin; dan/atau - Pemeliharaan berkala

76% - 100% area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

5

51% - 75% area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

3

25% - 50% area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

1

1

Tidak tersedianya prasarana proteksi kebakaran pada lokasi, yaitu: 1. pasokan air; Ketidaktersediaan 2. jalan lingkungan; Prasarana Proteksi 3. sarana komunikasi; Kebakaran 4. data sistem proteksi kebakaran lingkungan; dan 5. bangunan pos kebakaran

76% - 100% area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

51% - 75% area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

3

25% - 50% area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

1

Tidak tersedianya sarana proteksi kebakaran pada lokasi, yaitu: Ketidaktersediaan 1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR); Sarana Proteksi 2. mobil pompa; Kebakaran 3. mobil tangga sesuai kebutuhan; dan 4. peralatan pendukung lainnya

76% - 100% area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

51% - 75% area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

3

25% - 50% area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

1

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

5

1

1

5

1

IV-26


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

B. IDENTIFIKASI LEGALITAS TANAH

1

Kejelasan terhadap status penguasaan tanah berupa: 1. kepemilikan sendiri, dengan bukti dokumen sertifikat hak atas tanah atau bentuk dokumen keterangan Kejelasan Status status tanah lainnya yang sah; atau Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan Penguasaan tanah 2. kepemilikan pihak lain (termasuk tanah, baik milik sendiri atau milik pihak lain milik adat/ulayat), dengan bukti izin pemanfaatan tanah dari pemegang Legilitas Lahan hak atas tanah atau pemilik tanah dalam bentuk perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah

Kesesuaian RTR

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(-)

(+)

(+)

21

7

7

7

7

9

15

15

13

9

9

Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

1

5

5

3

3

3

1

1

Kesesuaian terhadap peruntukan lahan dalam rencana tata ruang Keseluruhan lokasi berada pada (RTR), dengan bukti Izin Mendirikan perumahan/permukiman sesuai RTR Bangunan atau Surat Keterangan Rencana Kabupaten/Kota (SKRK).

zona

peruntukan

C. IDENTIFIKASI PERTIMBANGAN LAIN

Nilai Strategis Lokasi

Pertimbangan letak lokasi perumahan atau permukiman pada:

Pertimbangan kepadatan penduduk pada lokasi perumahan atau Untuk Kota Sedang & Kota Kecil permukiman dengan klasifikasi:

5

1. rendah yaitu kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar >200 Jiwa/Ha di bawah 150 jiwa/ha; Kependudukan

2. sedang yaitu kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 151 - 200 antara 151– 200 jiwa/ha; Jiwa/Ha

3

3

Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha 1

Pertimbangan Lain

3. tinggi yaitu kepadatan penduduk antara 201–400 jiwa/ha;

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya

4. sangat padat yaitu kepadatan penduduk di atas 400 jiwa/ha; Pertimbangan potensi yang dimiliki lokasi perumahan atau permukiman berupa: Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya tinggi untuk dikembangkan atau dipelihara 1. potensi sosial yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung pembangunan; 2. potensi ekonomi yaitu adanya kegiatan ekonomi tertentu yang bersifat strategis bagi masyarakat Lokasi tidak memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya 3. potensi budaya yaitu adanya tinggi untuk dikembangkan atau dipelihara kegiatan atau warisan budaya tertentu yang dimiliki masyarakat setempat.

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

1

1

1

1

1

5

1

5

1

1

1

1

1

5

5

IV-27


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

B. IDENTIFIKASI LEGALITAS TANAH

1

Kejelasan terhadap status penguasaan tanah berupa: 1. kepemilikan sendiri, dengan bukti dokumen sertifikat hak atas tanah atau bentuk dokumen keterangan Kejelasan Status status tanah lainnya yang sah; atau Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan Penguasaan tanah 2. kepemilikan pihak lain (termasuk tanah, baik milik sendiri atau milik pihak lain milik adat/ulayat), dengan bukti izin pemanfaatan tanah dari pemegang Legilitas Lahan hak atas tanah atau pemilik tanah dalam bentuk perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah

Kesesuaian RTR

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(-)

(+)

(+)

21

7

7

7

7

9

15

15

13

9

9

Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

1

5

5

3

3

3

1

1

Kesesuaian terhadap peruntukan lahan dalam rencana tata ruang Keseluruhan lokasi berada pada (RTR), dengan bukti Izin Mendirikan perumahan/permukiman sesuai RTR Bangunan atau Surat Keterangan Rencana Kabupaten/Kota (SKRK).

zona

peruntukan

C. IDENTIFIKASI PERTIMBANGAN LAIN

Nilai Strategis Lokasi

Pertimbangan letak lokasi perumahan atau permukiman pada:

Pertimbangan kepadatan penduduk pada lokasi perumahan atau Untuk Kota Sedang & Kota Kecil permukiman dengan klasifikasi:

5

1. rendah yaitu kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar >200 Jiwa/Ha di bawah 150 jiwa/ha; Kependudukan

2. sedang yaitu kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 151 - 200 antara 151– 200 jiwa/ha; Jiwa/Ha

3

3

Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha 1

3. tinggi yaitu kepadatan penduduk antara 201–400 jiwa/ha;

Pertimbangan Lain

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya

4. sangat padat yaitu kepadatan penduduk di atas 400 jiwa/ha; Pertimbangan potensi yang dimiliki lokasi perumahan atau permukiman berupa: Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya tinggi untuk dikembangkan atau dipelihara 1. potensi sosial yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung pembangunan; 2. potensi ekonomi yaitu adanya kegiatan ekonomi tertentu yang bersifat strategis bagi masyarakat Lokasi tidak memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya 3. potensi budaya yaitu adanya tinggi untuk dikembangkan atau dipelihara kegiatan atau warisan budaya tertentu yang dimiliki masyarakat setempat.

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

1

1

1

1

1

5

1

5

1

1

1

1

1

5

5

IV-28


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 4.3.2

Penilaian Lokasi dan Penentuan Klasifikasi Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan dengan tabel di atas selanjutnya

dapat dikelompokan dalam berbagai klasifikasi seperti pada tabel berikut: Tabel 4.8 Klasifikasi Prioritas Penanganan Kumuh

Tabel 4.9 Penilaian prioritas penanganan di Kelurahan Salero No.

RT

RW

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003 RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003

RW 1 RW 2 RW 3 RW 4

Kondisi Kekumuhan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Ringan Kumuh Sedang Kumuh Berat Kumuh Sedang Kumuh Sedang Kumuh Sedang

Legalitas Tanah (+) (+) (+) (+) (-) (+) (-) (+) (+) (+)

Pertimbangan Lain

Prioritas

Pertimbangan Sedang Pertimbangan Sedang Pertimbangan Sedang Pertimbangan Sedang Pertimbangan Sedang Pertimbangan Tinggi Pertimbangan Tinggi Pertimbangan Tinggi Pertimbangan Sedang Pertimbangan Sedang

6 6 6 6 6 2 1 2 5 5

Sumber: Hasil analisis, tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 lokasi yang menjadi prioritas penanganan kumuh yaitu RT 1/RW 3, RT 2/ RW 3, RT 1/RW 4, RT 2/RW 4 dan RT 3/RW 4 kondisi kekumuhan yaitu Kumuh Berat dan Kumuh Sedang. Peta Sebaran Lokasi perumahan dan permukiman kumuh di Kelurahan Salero disajikan pada Peta Sebaran Lokasi Kumuh. Berikut merupakan tabel lokasi prioritas penanganan kumuh di Kelurahan Salero: Tabel 4.10 Penilaian prioritas penanganan dan kondisi kekumuhan No.

RT

RW

1. 2. 3. 4. 5.

RT 001 RT 002 RT 001 RT 002 RT 003

RW 3 RW 4

Kondisi Kekumuhan Kumuh Sedang Kumuh Berat Kumuh Sedang Kumuh Sedang Kumuh Sedang

Prioritas 2 1 2 5 5

Sumber: Hasil analisis, tahun 2016 Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-29


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-30


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero 4.3.3

Profil Kumuh Kelurahan Salero berdasarkan SK. Walikota Ternate Berikut merupakan profil kumuh di Kelurahan Salero pada tahun 2016 dan

merupakan lokasi prioritas untuk penanganan kumuh di Kota Ternate: Kategori Tipologi Karakteristik

: Kumuh Sedang : Permukiman kumuh di atas air dan tepi pantai : Kumuh pada perkotaan sekitar kawasan strategis

Tabel 4.11 Profil Kumuh Kelurahan Salero tahun 2016 No

KRITERIA / INDIKATOR

A

FISIK Keteraturan Bangunan Hunian

1

2

3

4

Kepadatan Bangunan Hunian

Kelayakan Bangunan Hunian

PARAMETER

Bangunan hunian memiliki keteraturan Luas permukiman ….Ha Jumlah total bangunan ……unit Tingkat kepadatan bangunan hunian …..unit/Ha Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis

6

7

8

9

82 46% 3.10 180

unit rumah tangga persentase Ha Unit Unit/Ha

156 87% 178 99% Total Jaringan Jalan Lingkungan yg ada

2173

meter

Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1,5 meter

2173

meter

Kawasan permukiman terlayani jaringan Panjang jalan lingkungan jalan lingkungan yang minimum memadai dgn lebar > 1.5 meter yang permukaannya diperkeras

951

meter

Jangkuan Jaringan Jalan Lingkungan Yang Layak

44%

persentase

Panjang jalan lingkungan dgn lebar >1,5 meter yang permukaannya diperkeras dan tidak rusak

951

meter

Panjang jalan lingkungan dgn lebar >1,5 meter yang dilengkapi sal. samping jalan

2173

meter

Jalan Sesuai Persyaratan Teknis

100%

persentase

2.60

ha

84%

persentase

535

meter

Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir

Luas Area Genangan (dalam permukiman)

Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas minimum memadai

Panjang total drainase Panjang drainase dengan kondisi tidak rusak/berfungsi baik

Drainase Lingkungan

Pengelolaan Air Limbah

SATUAN

unit rumah tangga persentase unit rumah tangga persentase

Aksesibilitas Lingkungan

Pelayanan Air Minum

NILAI

58

Kondisi jaringan jalan di kawasan permukiman memiliki kualitas minimum memadai

5

Keterangan

Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septictank) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan

Pengelolaan Persampahan

Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA min. dua kali seminggu

Pengamanan Bahaya Kebakaran

Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana proteksi kebakaran

jenis prasarana/sarana proteksi kebakaran yang ada

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

163

meter

30%

persentase

178

unit rumah tangga

100%

persentase

179

unit rumah tangga

100% 179 100% 147

persentase unit rumah tangga persentase unit rumah tangga

100%

persentase

0%

persentase

0

unit rumah tangga

0%

persentase

0% ..........

persentase

IV-31


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero B

NON FISIK

1

Legalitas pendirian bangunan

2

3

4

5

6

4.3.4

Bangunan hunian memiliki IMB

Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat yang diakui pemerintah Kepadatan penduduk ‌..jiwa/Ha (=jumlah penduduk dibagi luas wilayah Kepadatan penduduk RT) Jumlah penduduk Luas wilayah RT Pertanian,perkebunan, kehutanan, peternakan Perikanan/nelayan Pertambangan/galian Mata pencarian Industri/pabrik penduduk Konstruksi/bangunan Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) Pegawai pemerintah <450 Watt 900 Watt 1300 Watt Penggunaan Daya Listrik >2200 Watt Menumpang/tidak punya meteran sendiri/dll Rumah Sakit Praktik dokter/poliklinik Fasilitas Pelayanan Puskesmas/Pustu Kesehatan Dukun/Pengobatan tradisional Bidan/mantri Tidak pernah Dalam kelurahan/kecamatan yang sama Luar kecamatan Fasilitas Pelayanan Di kota lain Pendidikan Tidak sekolah Tidak ada anggota rumah tangga usia wajib belajar

179 100% 122 68%

unit rumah tangga persentase unit rumah tangga persentase

321.0

jiwa/Ha

1433 4.47

jiwa Ha

1 37 0 0 0

unit rumah tangga

105 36 2 154 20 3

unit rumah tangga

0 8 54 117 0 0 0 136 0 0 0 43

unit rumah tangga

unit rumah tangga

Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Konsep penanganan permukiman kumuh bertujuan untuk mengidentifikasi

kegiatan penanganan yang akan dilakukan seperti permukiman kembali, peremajaan maupun pemugaran seperti yang dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.12 Konsep Penanganan Kumuh

Sumber: Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh, DIRJEN Cipta Karya, tahun 2015

Berdasarkan tabel penanganan Kawasan Permukiman Kumuh di atas maka jenis kegiatan penangan kumuh di Kelurahan Salero disajikan pada Tabel berikut: Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-32


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Tabel 4.13 Konsep Jenis Kegiatan Penanganan Permukiman Kumuh di Kelurahan Salero Kelurahan

Aspek

Jenis Kegiatan 2017

Salero

Bangunan Hunian

Rehabilitasi bangunan yang melanggar aturan seperti berada di sempadan sungai/ sempadan pantai Penataan kawasan dengan pengaturan petak bangunan terutama bangunan yang berada di atas air Penyediaan ruang konservasi di sepanjang sempadan sungai dan sempadan pantai Pengawasan ruang konservasi di sempadan sungai/pantai

Jaringan jalan

Peningkatan kualitas jalan dengan penambahan lebar jalan dan saluran drainase Perubahan material dari tanah ke paving untuk memenuhi standar kelayakan teknis Perubahan material dari papan ke beton sehingga dapat meningkatkan aksesibiltias Penambahan fasilitas pelengkap jalan seperti pengaman jalan terutama yang berada di permukiman atas air Perbaikan perkerasan jalan yang rusak di kawasan permukiman kumuh Pemeliharaan jaringan jalan yang telah memenuhi syarat teknis Pengerukan sedimentasi jaringan drainase

Drainase

2018

Tahun 2019

2020

2021

Normalisasi saluran drainase yang tersumbat Perbaikan perkerasan drainase yang rusak Peningkatan kualitas unit sistem drainase Penambahan segmen jaringan agar terintegrasi sistem drainase perkotaan sehingga tidak terjadi genangan Pemeliharaan saluran drainase agar tetap berfungsi dengan baik

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-33


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Kelurahan

Aspek

Jenis Kegiatan 2017

Air Bersih dan Air Minum

Air Limbah

2018

Tahun 2019

2020

2021

Penggunaan teknologi untuk pengendalian banjir di area yang berpotensi Perbaikan sarana atau instalasi perpipaan air bersih dari bakteri yang berbahaya Rehabilitasi unit Sistem Penyediaan Air Minum dengan penambahan Sambungan Rumah Penyediaan sistem air baku alternatif sehingga dapat memenuhi kebutuhan penduduk Pemeliharaan sistem air baku alternatif Perbaikan instalasi air limbah setempat dan terpusat yang mengalami penurunan kualitas Perbaikan komponen sanitasi pengelolaan air limbah

Persampahan

Penambahan instalasi pembuangan air limbah komunal di permukiman Pemeliharaan sistem sanitasi lingkungan sehingga dapat berfungsi dengan baik Pembangunan prasarana dan sarana persampahan

Proteksi Kebakaran

Perbaikan dan penambahan komponen bangunan sarana prasarana persampahan Pembangunan sarana proteksi kebakaran Pembangunan hidran air Pemeliharaan sarana dan prasarana proteksi kebakaran

Sumber: Hasil analisis, tahun 2016

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-34


Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Salero

Bab 4- Skenario/Roadmap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

IV-35


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.