Buletin Sinergia (Isi) Edisi September 2016

Page 1

A

Menimbang HMI dari Sosok Mahfud MD

legori sumir namun sarat akan berkomentar) bagaimana naik-turunnya eksis dengan pergerakannya adalah HMI. Tak makna tersebut tidak terledinamika mahasiswa belakangan terakhir. usahlah kita membahas HMI dari perspektif pas dari kegelisahannya sosio-historis, atau tak usahlah melihat fenomena ma- Mahasiswa sekarang laiknya sebua mesin ujar Mah- Anda menghakimi HMI dari hasiswa dewasa ini yang fud MD dengan cukup tegas ketika dimintai tangapan sudut pandang media maincenderung praktis-pragmatis dalam mengenai mahasiswa oleh seorang wartawan di se- stream yang punya kepentingan memandang masa depan. “Sekarang tertentu. Cukup melalui seorang la-sela kebukanya (sindo.com 13/9/2016 ini mahasiswa maunya lulus cepat dan alumni HMI yang juga Mantan dapat IPK tinggi saja”, selorohnya, menKetua Mahkamah Konstitusi coba memperjelas pernyataan sebelumnya. Ia pernah mengutarakan kekhawatirannya Mahfud MD. saja, secara kasat mata kita sudah Siapa yang tidak kenal Mahfud MD.? Setersebut kepada pemerintah, selain itu ia mampu mengukur sebesar apa kontribusi HMI lain mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, angbelakangan juga ikut “turun tangan” dengan untuk bangsa dan negara. Melalui sosok Mahgota DPR, Menteri pertahanan, belakangan ia menggelorakan kembali semangat berorfud MD. pula kita sudah mampu mengetahui corjuga aktif sebagai dosen terbang di beberapa ganisasi kepada mahasiswa melalui KAHMI. ak keberagaman dalam tubuh HMI. Bagaimana kampus. Sepak terjangnya banyak menginspiKesadarannya tersebut tentu tidak terletidak? Dalam diri Mahfud MD. kita sudah merasi kaum muda terutama mahasiswa yang dipas dari berbagai dinamika yang telah ia lalui nemui sosok yang komplit. Selain juga hakim anggapnya sebagai pemegang estafet perjuanketika masih menjadi mahasiswa sampai yang dikenal punya reputasi kredibel, Mahfud gan bangsa. Berkaitan dengan yang terakhir menjadi tokoh seperti sekarang. Sekilas ke juga masyur di berbagai kalangan sebagai seoini, ia tak hanya berkomentar pedas terhadap belakang, ibarat jamur di musim hujan, dulu rang pendidik. Di samping itu, Mahfud MD. kondisi mahasiswa saat ini yang menurutnya memang begitu banyak organisasi kemahapun punya pemahaman tinggi terhadap Islam. pragmatis dengan hanya menargetkan lulus siswaan yang tumbuh dan berkembang serta Jadi apakah Anda akan memutuskan cepat dan juga IPK tinggi. Realitas semacam konsisten sampai sekarang, namun ada pula berdiam diri di kelas sembari mendengarkan ini tentu berbanding lurus dengan menurunyang layu sebelum berkembang. Ada begitu para dosen “berceramah” dan memupuk hasnya “budaya berorganisasi” mahasiswa itu banyak faktor yang melatarbelakangi matrat untuk lulus cepat, ataukah Anda bersedia sendiri. Padahal dalam berbagai kesempatan, inya beberapa organisasi mahasiswa saat itu, menjadi “seniman” seperti Mahfud MD. yang Mahfud MD. berkali-kali mengingatkan bahsalah satunya adalah kebijakan pemerintah mampu menggoreskan kuasnya untuk memwa para pemimpin yang saat ini duduk di peyang cenderung otoriter- non demokratis, berikan warna baru di kanvas Indonesia kemerintahan bukanlah tipikal mahasiswa yang selain juga dikarenakan kondisi internal orlak? Jawabannya ada di tangan Anda sendiri. lulus dengan cepat (bukan dalam artian literer). ganisasi itu sendiri. Namun dalam konteks ini, Saat ini Mahfud MD. didapuk sebagai tentu kita bersepakat pada satu hal: bahwa Redaksi Ketua Majelis Nasional Korps Alumni Himternyata dahulu minat mahasiswa untuk berpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), sehingga organisasi sangat tinggi, tidak seperti sekarang. ia tahu persis (selain juga kompeten dalam Salah satu di antaranya yang saat ini masih

“HMI tidak akan aku bubarkan oleh karena mereka mahasiswa progresif revolusioner.”

Soekarno

“keterampilan berorganisasi akan mengantarkanmu pada pekerjaan dan masa depan yang cerah. Saya mendapatkan semua itu di HMI.”

Anies Baswedan

“kader HMI harus tetap menjadi yang terbaik, apalagi selama ini HMI telah banyak melahirakan pemimpin bangsa.”

M. Jusuf Kalla

“kalau tidak ada HMI tidak ada saya.” Ridwan Kamil

Pemimpin Umum Hengki Afrinata | Sekretaris Umum Fitri Nurachmawati | Bendahara Umum laily Novika Nurdiani | Pemimpin redaksi Wira Prakasa | Sekretaris Redaksi Fahmi Mubarok | Anggota Redaksi Azmi Syahid Hakim, Ruli Arisandi Muhammad Baba | Redaksi Online Mano S Saleh | Layouter Samsudi | Pemimpin Penelitian dan Pengembangan Waode Yaumil Saleh | Sekretaris Penelitian dan pengembangan Muchlas Jaelani | Anggota Bidang Penelitian dan pengembangan Achmad Dwi Putra Hidayat | Pemimpin perusahaan Subaidi | Sekretaris perusahaan Dimas Ponco Wibowo | Anggota Perusahaan Zidni Huda Ash Shidiqi

Kantor Redaksi Graha SINERGI, Sapen GK1/513, Gondokusuman, Demangan, Yogyakarta websites : www.sinergianews.com twitter : @sinergianews Fb : Lapmi Sinergi Yogyakarta e-mail : lapmisinergi@gmail.com

Redaksi menerima surat pembaca yang menanggapi hal-hal yang menyangkut dunia kemahasiswaan, pendidikan, sosial, ekonomi, politik, agama, sains, teknologi, olahraga, lingkungan, dan budaya, serta tanggapan atas terbitan SINERGI sebelumnya. tulisan maksimal 6000 kata, dikirim ke e-mail SINERGI. Redaksi berhak mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan makna.

2

Edisi September 2016

Mahfud MD

Kampiun dari Pulau Ujung Oleh: Muchlas Jaelani

M

enulis kisah tokoh, tentu saja, bukan sekadar usaha tekstualisasi rajutan kaleidoskop yang siklik. Butuh kerja ekstra untuk mengorek keterangan runtun; perlu waktu tidak sebentar untuk mendedah capaian dan perjuangannya; butuh ketelitian dan kesabaran memburu arsip. Pada titimangsa inilah, tulisan ini tidak hendak mewedarkan uraian panjang biografi Mahfud. Tetapi, tulisan ini akan mendudukkan kisah, sebagaimana disebut Leopold van Ranke, pada lokus dan nilai sejarah yang mandiri. Mahfud MD. adalah seorang ‘begawan’ yang tidak akan selesai dikisahkan. Salah satu biografi beliau yang ditulis Rita Triana Budiarti, Biografi Mahfud MD; Terus Mengalir (2013), tampak mengamini kesimpulan ini: biografi Mahfud setamsil dengan susunan puzzle yang akan terus dilengkapi kepingan-kepingannya. Judul Terus Mengalir dalam bukunya Rita secara benderang menunjukkan bahwa kisah kehidupan Mahfud tidak final, terus berjalan, dan akan memiliki ‘kejutan lain’. Tokoh Madura ini adalah pribadi yang tegas tapi ramah. Ngotot dan keras, tapi tetap santun. Menghabiskan masa kecil di Madura, akar identitas etnik berhimpun dalam pribadinya. Bagaimanapun, kultur dan lanskap geografis akan juga memiliki andil dalam membentuk karakter sesorang. Tak kecuali Mahfud. Adagium asapo’ angin, abhantal omba’ masyarakat Madura tetap mengkristal dalam setiap tindakan Mahfud: pekerja keras, penyabar, tangguh, dan penuh kasih. Namun begitu, identitas etnik tidak serta merta membuat Mahfudmenjadi sosok primordial. Mahfudmelihat identitas itu—seperti diungkap Amarta Zen—bukan sebagai entitas yang tunggal. Makanya, beliau dikenal sebagai pribadi yang ramah di tengah pola identitas masyarakat yang pelangi. Gagasan, ide, dan tindakan beliau diterima di sejumlah kalangan; didamba oleh setiap mereka yang berbeda latar-belakang. Atas dasar ini, tampaknya Mahfud mencoba memandang laku identitas sebagai ‘karnaval’—sebagaimana teori Mikhail Bakhtin (1968). Bakhtin melumerkan sekat identitas dan menihilkan kaidah ‘oposisi biner’. Sehingga, yang hadir justru bukan keberbedaan, tetapi kesetaraan. Tetapi, Mahfud bukan berarti ‘acuh’ terhadap ke-Madura-annya. Mahfud terlihat terus menelaah isu dan prospek Madura, meskipun bukan sebagai pribadi yang banyak terlibat. Mulai dari kontroversi pembangunan Jembatan Suramadu, hingga terakhir isu pembentukan Madura Provinsi, Mahfud kerap melontarkan komentar-komentar konstruktif. Dalam Duh, Lucunya Orang Madura, mis-

alnya, Mahfud menulis ‘pledoi’ atas konstruksi komedikal yang terbangun atas orang Madura. Sentimen negatif yang selama ini melekat pada orang Madura coba dibongkar dengan kesaksian lain. Kelincahan dalam berkelit yang diramu dengan logika-logika polos justru membuat orang Madura ‘dirindukan’. Bahkan, Mahfudmenutup tulisannya dengan kalimat sanjung: “Aku bangga pada Madura”.

kariakatur : Hengki

Salam Redaksi

Kho Ping Hoo dan Risalah Cinta di Atas Vesva Jamak dikenali, semasa kuliah di Universitas Islam Indonesia, Mahfudmuda tidak sekadar concern di wilayah akademik, beliau juga aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sebagai pribadi yang ulet, beliau menolak histeria massa yang sifatnya ilusif pada waktu itu, dan memilih berhimpun di HMI. Beliau, sekali lagi, menolak menjadi –dalam istilah Jean Bordillard--‘silent majority’ dan mematangkan ide akademiknya ke wilayah praksis di HMI. Boleh jadi, HMI adalah ‘wilayah ideal’ Mahfuduntuk meniti karir organisasinya lebih lanjut. Waktu di HMI, Mahfud dikenal sebagai sosok yang berdedikasi. Kredebelitas beliau tampak terpotret dari banyak hal: bersih, cerdas, dan tangguh. Tidak menunggu lama, karir politiknya pun melambung setelah Abdurrahman Wahid, presiden pada waktu itu, mengangkatnya sebagai Menteri Pertahanan Indonesia, pada 26 Agustus 2000. Jabatan-jabatan yang diembannya menjadi bukti konkret ‘kepiawaian’ beliau mengurus pos jabatan—sesuatu yang sejak lama dipelajarinya dari HMI. Dari menteri, senator, hingga Ketua Hakim Konstitusi, semua orang melihatnya sebagai figur yang transparan dan bersih dari lamunan skandal. Setidaknya, seabrek keberhasilan Mahfudtercermin dari ketertarikan beliau pada cerita filosofis Kho Ping Hoo, sewaktu kecil. Asmaraman S Kho Ping Hoo (KPH), pengarang cerita silat itu, memiliki konsistensi yang tak akan pernah lapuk dimakan waktu. Dalam cerita Suling Emas, misalnya, Kho Ping Hoo, menjelaskan—meskipun secara tersirat—sikap anti korupsi dan usaha menentang kelaliman. Kebencian atas korupsi KPH bisa dilihat dari beberapa karyanya: Bukek Siansu, Istana Pulau Es, Mutiara Hitam, dan Jaka Lola. Ide imajiner KPH menjadi tokoh inspiratif MahfudKecil yang kelak diaktualisasikan saat menjabat Ketua

M K . Makanya, meskipun beberapa orang temannya dijerat kasus hukum, Mahfud tetap berdiri

sebagai figur yang bersih. Berbeda dari itu, Mahfud juga memiliki kisah asmara romantik. Sewaktu di HMI, beliau—berdasarkan cerita Rita di Mahfud MD; Terus Mengalir—menyemai benih kasih pada seorang wanita ‘vesva cokelat’. Di atas vesva, cinta Mahfudterajut, meskipun beliau tidak pernah secara terang mengungkapnya. Mahfudadalah seorang romantis versi lain. Ia tetap konsisten memegang teguh prinsip yang didapat dari orang tuanya: hubungan laki-perempuan tetaplah suci, maka tidak layak ‘akrab’ di tempat umum. Meskipun Mahfudtampak ‘penakut’ ihwal ini, tetapi toh beliau memiliki cara lain untuk menunjukkannya. Wanita vesva cokelat itu, yang kelak menjadi pendamping hidupnya: Zaizatun Nihayati. Begitulah Mahfud MD. Cerita ini, seperti disebut di atas, adalah kepingan mozaik yang akan terus bernilai. Perjalanan Mahfud MD. selanjutnya akan menjadi kepingan lain yang memesona dan akan terus didamba. Makanya, tanpa harus melupakan figur siapapun, Mahfud MD. adalah kampiun dari Madura, dari pulau ujung.***

Edisi September 2016

3


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.