Majalah Komunitas LAZIS Sabilillah edisi Juni 2016

Page 1

Ulasan Lembaga

Masjid Sabilillah: Terus Berbenah Untuk Pelayanan Umat Sabilillah News

Peringatan Nuzulul Qur’an Kolom Utama

Qiyam Ramadhan Di Sabilillah

Terasa Masjidilharam Edisi:

Syawal


Informasi Layanan: (0341) 491 677 / 089 8000 8078 PIN BB: 2A05EDB4

Rekening Kami Bank BNI Zakat Shodaqah Yatim

Syariah: : 111 333 9914 : 111 333 9946 : 111 333 9925

Bank Mandiri: Zakat : 144 0000 111119 Shodaqah : 144 0000 222221 Yatim : 144 0000 777778

Bank BTN Syariah: Zakat : 70 6204252.1 Shodaqah : 70 6204255.2

Bank Syariah Mandiri: Zakat : 029 0144 000 Shodaqah : 029 0144 401

Bank Muammalat: Shodaqah : 711 0010 373 Zakat : 711 0010 374 Yatim : 711 0010 375

Bank BCA: Zakat : 0111 8855 31 Shodaqah : 0111 8859 31

Bank BRI: Shodaqah

: 0051 01 002222 302

Bank BNI: Zakat : 09 128 128 04 Shodaqah : 09 128 128 48


Minal Aidzin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, tak terasa Ramadhan akan segera berakhir beberapa hari lagi saat majalah komunitas ini dalam proses cetak. Di tengah kesibukan para pengurus LAZIS Sabilillah memberikan layanan pada muzakki selama Ramadhan, majalah ini akhirnya sampai ke tangan bapak ibu semua. Tentu, kami sangat berterima kasih para donator dan muzakki yang telah mengamanahkan pengelolaan zakat mal, zakat fitrah, infaq, dan sedekah lewat LAZIS Sabilillah Malang. Kami berkomitmen untuk terus memegang amanah para muzakki yang diembankan pada kami. Tak lupa, iringan doa kami, atas nama para mustahik, senantiasa kami limpahkan kepada ara muzakki da donator semua. Semoga di bulan suci ini, seluruh amal ibadah, puasa, kekhusyukan, dan kebaikan para donatur semua, diterima Allah SWT dan memberikan limpahan balasan dan rahmat yang berlimpah. Aamiin, Yaa Rabbal ‘Alamiin. Menjelang detik-detik Idul Fitri tiba, tentu dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati, kami dari LAZIS Sabilillah Malang dan semua pengelola Majalah Sabilillah menyampaikan minal aidzin wal faizin, kullu aamin wa antum bikhair, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita semua masih dipertemukan dengan Ramadhan tahun depan. Aamiin. (*)

Syi’ar

Sholat Idul Fitri ..................................................................................... 4

Kolom Utama

Qiyam Ramadhan Di Sabilillah Terasa Masjidilharam .................................. 5

Ekonomi Islam Saatnya Berbagi .................................................................................... 6 Min Nuril Islam Yang Menguasai di hari Pembalasan ........................................................ 7 Ulasan Lembaga Masjid Sabilillah: Terus Berbenah Untuk Pelayanan Umat ............................. 8 Kisah Teladan KH. Abdul Wahid Hasyim (Bagian 3) ....................................................... 9 Doa, Potret Kegiatan ................................................................. 10-11 Renungan Menghayati Tujuan Ramadhan .............................................................. 12 Profil Santunan Berbagi Kegembiraan Bersama Mustahik Jelang Lebaran ..............................13 Konsultasi Konsultasi Agama, Kesehatan, Psikologi Parenting ................... 14-15 Program Amanah

SETIAP orang pasti ingin hidup bahagia, baik itu lakilaki maupun wanita. Setiap orang pasti berbeda di dalam memaknai dan merasakan kebahagiaan. Setiap orang berbeda bagaimana cara merasakan kebahagiaaan. Setiap orang merasakan arti sesungguhnya bahagia. Bagi seorang pemuda, akan merasa bahagia jika memiliki istri yang cantik, menarik, aduhai. Pemuda itu berfikir, bahwa kecantikan itu akan membawa pada kebahagiaan.Tetapi, ternyata banyak sekali lelaki yang memiliki istri sangat cantik, ternyata justru tidak betah dirumah, bahkan kadang selingkuh dengan wanita yang tidak sebanding dengan kecantikan istrinya. Wanita juga demikian, medambakan suami yang ganteng, gagah dan banyak duitnya. Setelah menikah dengan lelaki yang didambakan, ternyata tidak merasakan bahagia. Justru semakin menderita dalam hidupnya. Ternyata, kegantengan itu tidak membawa pada kebahagiaan yang sesungguhnya. Setiap orang itu pasti berbeda di dalam merasakan kebahagiaan, serta sumber yang menjadikan orang bahagia. Sebagian manusia berpikir jika duitnya banyak pasti bahagia. Sebagian berfikir, jika banyak rumah, dan usahanya, sebagian lagi memiliki pasangan yang cantik /ganteng. Dan sebagian lagi berfikir, bahwa jabatan dan kekuasaan itu bisa membawa kebahagiaan. Memang, Nabi Muhammad SAW pernah mengabarkan dalam sebuah hadisnya, bahwasanya tanda-tanda keluarga bahagia itu ada empat perkara, seperti; memiliki pasangan yang sesuai (sholih), putra-putrinya sholih dan sholihah (abrar), kendaraan dan rumahnya bagus (cukup), dan sumber rejekinya dari kampungnya sendiri, bukan di negeri orang lain. Kendati demikian, jika hatinya tidak bersyukur dengan apa yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya, tetap saja tidak akan merasakan bahagia. Banyak sekali orang yang bertanya, apa itu bahagia? Setiap orang menjawab sesuai dengan persepsinya masing-masing. Maka, bisa dipastikan setiap orang pasti jawabanya berbeda. Dan yang paling banyak, kebahagiaan itu bersumber pada harta benda, wanita, jabatan dan kekuasaan, bahkan gelar. Tetapi,jika merujuk pada penjelasan para ulama seputar bahagia yang bersumber pada Al-Quran dan hadis Rosulullah SAW. Maka tolok ukur kebahagiaan itu, seberapa besar seseorang mensyukuri nikmat dan rahmat Allah SWT yang dikarunikan kepada manusia. Rahmat dan nikmat Allah SWT yang dikarunikan kepada hamba-Nya, tidak terhitung jumlahnya. (Bersambung ke hal 17)

Strategi Distribusi Zakat Fitrah Lazis Sabilillah .............................................. 16

Sabilillah News

Peringatan Nuzulul Qur’an .................................................................... 17

Laporan Keuangan Periode Bulan Mei 2016 ................................................................. 18

PENASEHAT

: Prof Dr KH M Tholchah Hasan, KH Mas’ud Ali, MAg

PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. M. Mas’ud Said, MM PIMRED & REDPEL

: Khoirul Anwar, Mochammad Sholeh

Sidang Redaksi

: Agus Syamsuddin, Anas Basori, Sulaiman

Distribusi & Iklan

: Heru Pratikno, Yosman Ardiansyah, Mafaza


Sholat Idul Fitri SEJUJURNYA terdapat dua perasaan di hati saat melaksanakan Shalat Ied. Yang pertama adalah rasa bahagia dan bersyukur karena telah dipanjangkan umur dan dapat menyelesaikan kewajiban berpuasa satu bulan lamanya serta ditutup dengan Shalat Idul Fitri berjamaah. Selain itu, Allah SWT telah memberikan kesempatan kepada kita untuk meraih sebanyak-banyaknya pahala dan menghapus segenap dosa sehingga kembali suci. Subhanallah! Namun yang kedua adalah perasaan sedih sekaligus terharu karena bulan yang begitu penuh berkah dan maghfiroh ternyata akan segera berlalu. Tiada lagi kenikmatan tak terhingga berbuka puasa, tiada lagi puasa bersama seluruh keluarga, kumpul sahur dan bercanda saat buka, bukber bersama, suara tadarus dari masjid hingga pagi hari, kesempatan memperoleh pahala yang tak terhingga dan bulan yang mensucikan segala dosa. Yang tersisa adalah rasa takut tak berjumpa lagi dengan Ramadhan... Hanya dapat berdoa agar diterima semua ibadah yang telah dilaksanakan dan diijinkan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan tahun depan. Amin Ya Rabbal Alamin. Niat Shalat Ied Idul Fitri Niat shalat ini, sebagaimana juga shalatshalat yang lain cukup diucapkan didalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena Allah Ta’ala semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan Ridho Nya, apabila ingin dilafalkan jangan terlalu keras sehingga mengganggu Muslim lainnya, memang ada beberapa pendapat tentang niat ini gunakanlah dengan hikmah bijaksana.

4

Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07 Majalah Komunitas

Bahasa Arab: “Ushalli sunnatal li’iidil fitri rak’ataini (imamam / makmumam) lillahita’aalaa” Artinya dalam Bahasa Indonesia: “Aku niat shalat idul fitri dua rakaat (imam/ makmum) karena Allah Ta’ala” Waktu dan Tata Cara Pelaksanaan Shalat Ied Waktu shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Tata caranya adalah sebagai berikut: Shalat Id dilakukan dua rakaat, pada prinsipnya sama dengan shalat-shalat yang lain. Namun ada sedikit perbedaan yaitu dengan ditambahnya takbir pada rakaat yang pertama 7 kali, dan pada rakaat yang kedua tambah 5 kali takbir selain takbiratul intiqal. Bacaan setiap sesudah takbir: Bahasa Arab: Subhaanallaah wal hamdulillaahi wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar. Arti dalam Bahasa Indonesia: “Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah itu Maha Besar” Adapun takbir tambahan pada rakaat pertama dan kedua itu tanpa takbir ruku’, sebagaimana dijelaskan oleh ‘Aisyah dalam riwayatnya: “Dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah bertakbir para (shalat) Fitri dan Adha 7 kali dan 5 kali selain 2 takbir ruku’.” [6]

Adapun bacaan surat pada 2 rakaat tersebut, semua surat yang ada boleh dan sah untuk dibaca. Akan tetapi dahulu Nabi membaca pada rakaat yang pertama: “Sabbihisma” (Surat Al-A’la), dan pada rakaat yang kedua “Hal ataaka” (Surat Al-Ghasyiah). Pernah pula pada rakaat yang pertama Surat Qaf dam kedua Surat Al-Qamar [7] Syarat Rukun dan Sunnatnya Shalat Idul Fitri Sama seperti ibadah shalat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai berikut : • Berjamaah • Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua • Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir. • Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih. • Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua. Atau surat A’la dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua. • Imam menyaringkan bacaannya. • Khutbah dua kali setelah shalat sebagaimana khutbah jum’at • Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang hukum – hukum Qurban. • Mandi, berhias, memakai pakaian sebaikbaiknya. • Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri pada Shalat Idul Adha sebaliknya


DARI Masa ke masa Masjid Sabilillah terus berbenah, mulai pembangunan fisiknya, manajemen, serta masalah ibadah dan pendidikannya. Masjid Sabilillah benarbenar ingin seperti Masjid Nabawi di dalam memakmurkan jamaahnya, serta semua kepenggurusan Takmirnya. Oleh karena karena itulah, masjid sabilillah dari waktu ke waktu benar-benar tampil menarik dan disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya. Masjid Sabilillah terletak di pintu gerbang masuk Kota Malang, tepatnya di JL.Ahmad Yani Blimbing. Semua orang yang tamu yang datang dari luar kota Malang sudah pasti mengenal Masjid Sabilillah, baik dari Jawa Timur atau luar Jawa. Seringkali Masjid Sabilillah menjadi Meeting Point orang yang sedang janjian. Begitu strategisnya letak Majid Sabilillah, dan begitu familiarnya masjid yang di dirikan oleh pejuang- sejati Aswaja KH Masykur. Masjid Sabilillah sekaligus menjadi simbol kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Begitu pentingnya Masjid Sabilillah di mata masyarakat Kota Malang dan tamu dari luar kota, maka masjid Sabilillah harus tampil menarik, aman dan menyenangkan bagi setiap orang yang datang untuk beribadah kepada Allah SWT. Fasilitas umum benarbenar disediakan dengan baik seperti tempat parkir yang luas, tempat toilet yang luas nan bersih, juga ada tempat kuliner yang lumayan bagi yang sedang lapar. Ketika memasuki bulan suci Ramadhan, Sabilillah benar-benar tampil menarik untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat kota Malang. Tarawih di Masjid Sabilillah Terasa di Masjidilharam. Setiap malam, yang menjadi imam sholat tarawih dan witir adalah para huffad dan qurro terbaik kota Malang. Ada lima orang Huffadul Quran yang secara bergantian menjadi Imam Tarawih setiap malam. Masingmasing mendapat jatah 5-6 malam. Mereka memiliki ke-khasan, baik bacaan maupun suaranya. Kualitas tajwid benar-benar sangat bagus, begitu juga dengan suara, sangat menyejukkan, seolah-olah terasa di Masjidilharam. Para jamaah semakin betah sholat tarawih, walaupun setiap malam

menghatamkan 1 juz dengan 20 rakaat dan 3 witir. Ketika memasuki sepuluh terahir, jamaah Masjid Sabilillah ikut serta qiyam lail yang selalu memadati ruangan masjid, bahkan sebagian mereka ikut serta I’tikaf di Masjid. Kondisi seperti ini membuat pengurus Masjid Sabilillah terus berusaha memberikan pelayanan ibadah yang terbaik untuk masyarakat dan jamaah masjid Sabilillah. Ngaji dan Buka Bersama. Tahun ini, Sabilillah bersama dengan Ustad-ustad Muda memberikan pengajian rutin sebelum berbuka puasa. Para ustad itu berbagi ilmu agama kepada jamaah masjid Sabilillah yang sedang ngabuburit di Masjid Sabilillah. Dengan berbagai materi aktual terkait dengan puasa ramadhan, keutamaan membaca Al-Quran, serta tuntunan ibadah dibulan puasa, para jamaah sangat antusias mendengarkan pengajian rutin selama bulan suci Ramadhan. Ini juga menjadi perhatian khusus dari takmir Masjid Sabilillah, agar supaya setiap tahun pengajian seperti ini terus bisa diadakan dan ditingkatkan. Setiap harinya ada sekitar 200-250 orang yang ngabu burit di Masjid Sabilillah. Ketika hari sabtu dan minggu jumlahnya kadang meningkat dua kali lipat. Nah, masjid Sabilillah beserta remas tetap berusaha memberikan layanan yang terbaik kepada mereka yang menunggu berbuka puasa. Kebetulan tahun ini, ada bantuan Kurma 10 Karton dari warga Indonesia yang mukim di Indonesia untuk takjil Sehingga para jamaah bisa menikmati buka puasa dengan kurma. Mohon doa dari para jamaah, semoga tahun depan bantuan kurma tidak lagi 10 karton, melainkan 100 karton agar agar bisa mencukupi kebutuhan takjil selama bulan suci Ramadan. Kadangkala, para jamaah Masjid Sabilillah juga berlomba-lomba memberikan takjil dan berbuka puasa kepada orang yang ngabuburit di Masjid. Menurut laporan dari remas, setiap hari harus menyediakan Nasi kota sekitar 250 an untuk berbuka puasa. LAZIS Sabilillah. Masjid Sabilillah juga memiliki lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sodaqoh. Barangkali, Sabilillah itu satu satunya Masjid di

Kota Malang yang memiliki lembaga ZIS yang profesioanal. Sabilillah itu miliki Arema Asli, jadi zakat dan infaqnya ya di LAZIS Sabilillah, karena semua harta yang dihimpun itu disaluarkan kepada masyarakat Malang raya yang sangat membutuhkan. Dengan demikian, LAZIS Sabilillah tidak melakukan “Intiqlu Zakat” (memindahkan zakat) keluar kota Malang. Dari Masyarakat Malang untuk wong Malang. Untuk itulah, setiap bulan LAZIS Sabilillah menginformasikan semua aktifitasnya melalui majalah Sabilillah, sekaligus menjadi media antara LAZIS Sabililillah dan Donator. Majalah bulanan Sabilillah juga menjadi melaporkan dana yang masuk dan pengeloaanya. Saat ini LAZIS Sabilillah telah memiliki mobil Ambulan. Ini tidak lepas dari kerjasama antara masyarakat dan jamaah Masjid Sabilillah yang sudah terjalin saat ini. Hal ini juga menjadi tanggung jawab LAZIS Sabilillah untuk memberikan kepada masyarakat dan Jamaah Masjid Sabilillah, agar supaya bisa memberikan pelayanan maksimal kepada warga jamaah yang sakit atau meninggal dunia. LAZIS Sabilillah merupakan bagian yang tidak terelakkan dari Masyarakat dan Jamaah Sabilillah, akan terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Takmir Masjid Sabilillah. Takmir Masjid Sabilillah akan terus memberikan pelayanan yang terbaik untuk jamaah, masyarakat, serta imam dan khotibnya. Inilah makna dari “memakmurkan masjidmasjid Allah”. Artinya setiap imam dan khotib di Masjid Sabilillah setiap tahun mendapat paket lengkap sembako dan kue lebaran. Bahkan, setiap menjelang idul fitri setiap Imam dan Khotib jumat juga mendapatkan sarung BHS sebagai bentuk terima kasih atas partisipasi para imam dan khotib di dalam memakmurkan masjid Sabilillah. KH Muhamad Tholchah Hasan sebagai Pembina Yayasan Masjid Sabililah tak hentihentinya mengingatkan penggurus Takmir agar bisa memakmurkan masjid Sabilillah. Kalau perlu, semua yang terlibat dalam rangka memakmurkan rumah Allah SWT benar-benar mendapat perhatian lebih. Masjid itu menjadi pusat peradapan, bukan hanya ibadah sholat. Majalah Komunitas Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07

5


SAAT ini kita semua kaum muslimin dan muslimat lagi menjalankan ibadah puasa di bulan ramadlan selama satu bulan penuh. Bulan dimana Allah swt memberikan banyak kelebihan dibanding dengan bulan lainnya. Beberapa diantaranya adalah diberikannya rahmad, ampunan, dan bahkan di bulan ini pula Allah swt menjanjikan mem­ bebaskan dari api neraka bagi siapa saja yang dapat menjalankan ibadah puasa dan mengisi dengan hal yang benar. Bulan Ramadlan juga disebut dengan berbagai nama pe­nye­ butan. Syahrul mubarok (bulan yang mulia), syahrul Qur’an (bulan dimana Allah swt pertama kali menurunkan wahyu Al Qur’an kepada Rasulullah Mu­ hammad saw). Alqur’an diturun­ kan sebagai petunjuk bagi seluruh ummat manusia agar tetap dalam jalan kebenaran dalam me­ ngarungi kehidupan sebagaimana ketetapan Allah swt. Penyebutan lain atas bulan Ramadlan ini adalah bulan berbagi. Ramadlan adalah saatnya kita berbuat kepada orang lain yang memberikan kemanfaatan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Bulan dimana ummat muslim diwajibkan

6

Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07 Majalah Komunitas

mengeluarkan Zakat kali lipat. Kondisi fitrah dan di­sun­nah­ ini tentu merupakan kan untuk men­se­ ummat muslim yang dekahkan se­bagian bisa menemui bulan rizkinya yang men­ ramadlan, sehingga jadi hak orang lain. semua berdoa untuk Allah swt berfirman dapat bertemu d­e­ “Ambillah sebagian ngan bulan Ra­ O l e h : kekayaan itu untuk madlan (allahumma disedekahkan”. Pa­ baariklana fi rojaba, Noor Shodiq Askandar da ayat lain, juga Wakil Rektor 2 Universitas wa sya’bana wabba­ Islam Malang dijelaskan bahwa lighna ramadlan). harta yang kita mi­ Oleh karena itu liki itu ada hak orang lain yang bagi kita semua, ra­madlan jangan harus diberikan baik diminta hanya dilihat se­bagai peluang atau tidak. besar dalam berusaha tetapi juga Beberapa istri Rasulullah saw saatnya berbagi atas segala hasil bahkan menyedekahkan semua usaha, segala nikmat yang telah tunjangan yang diterima dari diterima selama ini kepada fihak Negara kepada fakir miskin, lainnya. Memang dalam bulan seperti Siti Zainab, ra dan Aisyah, ramadlan peluang usaha yang ra. Bahkan ketika pemimpin terbuka lebar, karena biasanya Negara tahu Siti Aisyah mem­ konsumsi pada bulan ini selalu berikan semuanya kepada orang mengalami peningkatan. Teru­ lain, diberikanlah tunjangan tama pada pemenuhan kebutuhan tambahan. Oleh beliau tunjangan bahan pokok yang mengalami tersebut juga langsung dibagikan pe­ningkatan signifikan. Makanan kepada orang lain. dan minuman yang mengalami Pada bulan ramadlan Allah pertumbuhan paling tinggi, swt juga memberikan balasan disusul kemudian fashion, dan yang berlipat ganda untuk setiap selanjutnya kebutuhan lain-lain. kebaikan yang dilakukan. Bahkan Akan tetapi disisi lain juga banyak dalam satu waktu yang disebut yang masih dalam kekurangan, lailat al qodar (baca lailatul keterpurukan, cobaan, menjalani qodar), setiap ibadah dan amal ujian, dan lain sebagainya. kebaikan, diberikan pahala seribu Saatnya kenikmatan itu dibuat

lebih merata kepada semua ummat manusia Bagi wirausaha, memberikan kelebihan rizqi kepada orang lain disamping sebagai upaya mensucikan rizqi yang telah dimiliki, juga bukan merugikan, bahkan dapat memberikan ke­ manfaatan usaha yang berjangka panjang. Kenapa demikian? Kalau mereka yang menerima pemberian itu digunakan sebagai usaha juga, kemampuan eko­nominya akan mengalami pe­ning­katan, yang dampak bagus­nya adalah daya beli yang juga meningkat. Bahkan bukan tidak mungkin, yang asalnya menjadi pelanggan, bisa meningkat jadi patner usaha yang saling me­nguntungkan diantara keduanya. Dengan demikian, berbuat baik itu juga bagian dari upaya me­majukan ekonomi, meningkatkan pertumbuhan dan memeratakan pendapatan. Tidak ada yang tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu lakukanlah dengan kepercayaan dan keyakinan yang penuh, bahwa semakin banyak kita memberi, maka semakin banyak pula kita menerima keberkahan dari Allah swt. Kalau Allah swt sudah berkehendak, maka terjadilah. Kun fayakun. Bagaimana dengan anda ?


Yang Menguasai di Hari Pembalasan Sesudah Allah swt. menyebutkan beberapa sifatNya, yaitu : Tuhan semesta alam, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Penyayang, maka diiringi-Nya dengan menyebutkan satu sifat-Nya lagi, yaitu Yang Menguasai hari pembalasan. (QS. AlFatihah ayat ke-4 Kata Maaliki) dapat dibaca dengan dua macam bacaan; pertama dengan memanjangkan bacaan huruf Mim, yaitu Maaliki). Dan kedua dengan memendekkan bacaan huruf Mim, yaitu Maliki). Dan kedua macam bacaan itu dibolehkan, yaitu Maaliki) huruf Mim dibaca panjang dengan menggunakan huruf mad alif, menurut ahli qiraat, antara lain imam Ashim Kisai Khalaf), dan juga menurut banyak dari para sahabat;[1] dan (Maliki) Mim dibaca pendek, tanpa huruf alif menurut ahli qiraat, antara lain imam Abu Darda Ibnu Umar), dan juga menurut banyak dari para sahabat dan tabi’in[2] . Terdapat sebuah riwayat sebagai berikut

– –

Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Yahya Al Umawi, telah menceritakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, dari Abdullah bin Abu Mulaikah, dari Ummu Salamah bahwa ia menyebutkan - kalimat yang lainnyabacaan Rasulullah saw : BISMILLAAHIRRAHMAAN IRRAHIIM, Al HAMDULILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN, ARRAHMAANIRRAHIIM, MALIKI YAUMIDDIIN', beliau membacanya dengan memutus bacaan satu ayatsatu ayat." Abu Daud berkata : "Aku mendengar Ahmad berkata : "Bacaan yang lama adalah MAALIKI YAUMIDDIIN." (HR.Abu Daud : 3487, Sunan Abu Daud, Al-Maktabah AsySyamilah, juz : 11, hal. 13)

-

-

– –

Oleh:

H. Anas Basori Alwi

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, telah mengabarkan kepada kami Ma'mar, dari Az Zuhri, Ma'mar berkata bisa juga ia menyebut Ibnu Al-Musayyab Ia berkata : "Nabi saw, Abu Bakr dan Umar, serta Utsman membaca MAALIKI YAUMIDDIIN), dan orang yang pertama kali membaca MALIKI YAUMIDDIIN) adalah Marwan." Abu Daud berkata, "Hadits ini lebih shahih daripada hadits AzZuhri dari Anas, dan AzZuhri dari Salim dari ayahnya." (HR.Abu Daud : 3486, Sunan Abu Daud, AlMaktabah Asy-Syamilah, juz : 11, hal. 12 Dari dua macam bacaan, timbul dua macam makna, yaitu Maaliki), artinya : Yang Memiliki (pemilik / yang empunya); sedangkan Maliki), artinya : Raja. Kedua makna ini sama-sama ada pada diri Allah saw. Penyebutan Allah sebagai Raja hari pembalasan mengisyaratkan bahwa di sana akan ditegakkan keadilan. Sedangkan penyebutan-Nya sebagai pemilik hari tersebut; mengisyaratkan bahwa pembalasan akan dilakukan dengan benar oleh-Nya sebagai hakim yang seadiladilnya. Penggabungan antara dua makna tersebut menunjukkan bahwa kekuasaan Allah saw, adalah (bersambung) hakiki. Majalah Komunitas Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07

7


Tim kebersihan membersihkan karpet masjid secara rutin demi kesucian dan kenyamanan jamaah.

Pengecekkan secara berkala dilakukan demi keindahan rumah Allah.

Masjid Sabilillah:

Terus Berbenah Untuk Pelayanan Umat MASJID Raya Sabilillah terus membenahi segala sarana pra­ sarananya untuk melayani umat. Setelah memperbaiki pelataran masjid, air artesis, kubah masjid, disusul pilar-pilar depan masjid, kini mulai memperbaiki keramik teras. Pembangunan yang terus me­ nerus ini jadi bagian dari pelayanan umat yang diberikan oleh para takmir dan Yayasan Sabilillah pada umumnya. Semua diberikan dengan satu tujuan, memberikan pelayanan pada muslimin muslimat yang akan beribadah di Masjid Sabililah. ’’Pelayanan untuk umat menjadi prioritas kami. Ini sesuai dengan pesan yang selalu disampaikan pembina Yayasan Romo Kiai Tholchah Hasan, bahwa masjid harus terus menerus memberikan pelayanan terbaik untuk umat,’’ ujar Ustad Farhan, sekretaris yayasan. Berdasar dari pesan itulah, Masjid Sabilillah dengan semua lembaga

8

Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07 Majalah Komunitas

lainnya di bawah Yayasan Sabilillah juga saling melengkapi untuk makin banyak memberikan pelayanan pada umat. Di bidang sosial kemasyarakatan, lewat Lazis Sabilillah melayani banyak hal untuk umat. Ada pengelolaan ZIS untuk pemberdayaan umat, am­bulan untuk dhuafa, klinik Sa­bi­lillah untuk kesehatan, pembinaan mushala, pembinaan anak-anak yatim dan dhuafa, bedah rumah keluarga dhuafa, layanan pen­didikan untuk dhuafa, tahfidz qur’an, dan masih banyak program lainnya. Di bidang pendidikan, juga ada Lembaga PEndidikan Islam (LPI) Sabilillah yang menyelenggarakan pendidikan bermutu dan berkualitas untuk jenjang TK, SD, SMP, dan SMA. Sekolah di bawah LPI ini kini menjadi sekolah unggulan di Malang Raya. Bahkan kini telah memiliki binaan sekolah serupa di Batam, Kalimantan, dan beberapa tempat lainnya. ’’Ini sebagai bentuk pelayanan untuk umat. Pelayanan di segala

lini dan sesuai bidangnya masingmasing,’’ ujar Farhan. Khusus untuk pembangunan, Masjid Sabilillah juga terus mem­ berikan yang terbaik bagi jamaah dan umat. Setelah selesai pem­ bangunan pelataran masjid, air artesis untuk wudlu, kubah masjid, disusul pilar-pilar depan masjid, kini mulai memperbaiki keramik teras. Setelah keramik teras, akan segera juga perbaikan karpet dalam masjid untuk tahap berikutnya. ’’Sebagaimana pembangunanpem­bangunan sebelumnya, pem­ bangunan semua ini atas partisipasi yang luar biasa dari umat Islam dan jamaah. Kami mengucapkan banyak terima kasih,’’ kata Ustad H. Agus Syamsudin, ketua II Bidang Pembangunan. Untuk diketahui pembangunan Masjid Sabilillah selalu mengikuti falsafah yang dibangun oleh para pendiri masjid. Misalnya, jumlah seluruh pilar di seluruh masjid sebanyak 17 buah. Ini melam­ bangkan tanggal 17. Mulai dari

lantai sampai ke atap tingginya 8 meter, ini melambangkan bulan ke-8 atau bulan Agustus. Sedang lebar masjid dan tinggi menara yang 45 meter itu me­ lambangkan tahun perjuangan bangsa Indonesia, yakni tahun 1945. Dengan demikian persis seperti hari Proklamasi Negara Republik indonesia, yaitu 17 Agustus 1945 Antara pilar yang satu dengan lainnya berjarak 5 meter. Itu pun memiliki makna seperti halnya Pancasila dan Rukun Islam yang jumlah masing-masing adalah lima. Sementara, segi 6 pada bangunan menara melambangkan Rukun Iman. Sedang garis tengah ba­ ngunan kubah yang panjangnya 20 meter itu melambangkan sifatsifat Tuhan yang dua puluh. Di dalam masjid terdapat 9 pilar. Itu pun juga memiliki arti kepada perjuangan para Wali Songo yang menegakkan agama Islam di Pulau Jawa. (*)


KH. Abdul Wahid Hasyim Bagian 3

Pokok Pemikirannya Sebagai seorang santri pendidik agama, fokus utama pemikiran Wahid Hasyim adalah peningkatan kualitas sumberdaya umat Islam. Upaya peningkatan kualitas tersebut menurut Wahid Hasyim, dilakukan melalui pendidikan khususnya pesantren. Dari sini dapat dipahami, bahwa kualitas manusia muslim sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya kualitas jasmani, rohani dan akal. Kesehatan jasmani dibuktikan dengan tiadanya gangguan fisik ketika berkatifitas. Sedangkan kesehatan rohani dibuktikan dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah yang kemudian diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Disamping sehat jasmani dan rohani, manusia muslim harus memiliki kualitas nalar (akal) yang senantiasa diasah sedemikian rupa sehingga mampu memberikan solusi yang tepat, adil dan sesuai dengan ajaran Islam. Mendudukkan para santri dalam posisi yang sejajar, atau bahkan bila mungkin lebih tinggi, dengan kelompok lain agaknya menjadi obsesi yang tumbuh sejak usia muda. Ia tidak ingin melihat santri berkedudukan rendah dalam pergaulan masyarakat. Karena itu, sepulangnya dari menimba ilmu pengetahuan, dia berkiprah secara langsung membina pondok pesantren asuhannya ayahnya. Pertama-tama ia mencoba menerapkan model pendidikan klasikal dengan memadukan unsur ilmu agama dan ilmu-ilmu umum di pesantrennya. Ternyata uji coba tersebut dinilai berhasil. Karena itu ia kenal sebagai perintis pendidikan klasikal dan pendidikan modern di dunia pesantren. Untuk pendidikan pondok pesantren Wahid Hasyim memberikan sumbangsih pemikirannya untuk melakukan perubahan. Banyak perubahan di dunia pesantren yang harus dilakukan. Mulai dari tujuan hingga metode pengajarannya.

Dalam mengadakan perubahan terhadap sistem pendidikan pesantren, ia membuat perencanaan yang matang. Ia tidak ingin gerakan ini gagal di tengah jalan. Untuk itu, ia mengadakan langkah-langkah sebagai berikut: • Menggambarkan tujuan dengan sejelasjelasnya • Menggambarkan cara mencapai tujuan itu • Memberikan keyakinan dan cara, bahwa dengan sungguh-sungguh tujuan dapat dicapai. Pada awalnya, tujuan pendidikan Islam khususnya di lingkungan pesantren lebih berkosentrasi pada urusan ukhrawiyah (akhirat), nyaris terlepas dari urusan duniawiyah (dunia). Dengan seperti itu, pesantren didominasi oleh mata ajaran yang berkaitan dengan fiqh, tasawuf, ritual-ritual sakral dan sebagainya. Meski tidak pernah mengenyam pedidikan modern, wawasan berfikir Wahid Hasyim dikenal cukup luas. Wawasan ini kemudian diaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial dan pendidikan. Berkembangnya pendidikan madrasah di Indonesia di awal abad ke-20, merupakan wujud dari upaya yang dilakukan oleh cendikiawan muslim, termasuk Wahid Hasyim, yang melihat bahwa lembaga pendidikan Islam (pesantren) dalam beberapa hal tidak lagi sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Apa yang dilakukan oleh Wahid Hasyim adalah merupakan inovasi baru bagi kalangan pesantren. Pada saat itu, pelajaran umum masih dianggap tabu bagi kalangan pesantren karena identik dengan penjajah. Kebencian pesantren terhadap penjajah membuat pesantren mengharamkan semua yang berkaitan dengannya, seperti halnya memakai pantolan, dasi dan topi, dan dalam konteks luas pengetahuan umum.

Dalam metode pengajaran, sekembalinya dari Mekkah untuk belajar, Wahid Hasyim mengusulkan perubahan metode pengajaran kepada ayahnya. Usulan itu antara lain agar sistem bandongan diganti dengan sistem tutorial yang sistematis, dengan tujuan untuk mengembangkan dalam kelas yang menggunakan metode tersebut santri datang hanya mendengar, menulis catatan, dan menghafal mata pelajaran yang telah diberikan, tidak ada kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau berdikusi. Secara singkat, menurut Wahid Hasyim, metode bandongan akan menciptakan kepastian dalam diri santri. Perubahan metode pengajaran diimbangi pula dengan mendirikan perpustakaan. Hal ini merupakan kemajuan luar biasa yang terjadi pada pesantren ketika itu. Dengan hal tersebut Wahid Hasyim mengharapkan terjadinya proses belajar mengajar yang dialogis. Dimana posisi guru ditempatkan bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Pendapat guru bukanlah suatu kebenaran mutlak sehingga pendapatnya bisa dipertanyakan bahkan dibantah oleh santri (murid). Proses belajar mengajar berorientasi pada murid, sehingga potensi yang dimiliki akan terwujud dan ia akan menjadi dirinya sendiri. Kiprah Sosial Kemasyarakatan dan Kenegaraan Selain melakukan perubahan-perubahan tersebut Wahid Hasyim juga menganjurkan kepada para santri untuk belajar dan aktif dalam berorganisasi. Pada 1936 ia mendirikan IKPI (Ikatan Pelajar Islam). Pendirian organisasi ini bertujuan untuk mengorganisasi para pemuda yang secara langsung ia sendiri menjadi pemimpinnya. Usaha ikatan ini antara lain mendirikan taman baca. (bersambung)

Majalah Komunitas Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07

9


Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya. (Qs: Al Baqarah, 215)

Ramadhan, beragam Kegiatan dilaksanakan di Masjid Sabilillah, seperti pada tahun-tahun sebelum­ nya. Pelayanan Takjil kepada jama’ah setiap tahun juga sa­ ngat meningkat. Tampak pada dokumentasi berikut:

Setiap hari, setidaknya disiapkan 300 sampai 500 paket takjil.

Tampak para jama’ah menikmati takjil berbuka puasa.

10

Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07 Majalah Komunitas

Dilaksanakan diserambi masjid sebelah barat, sebagai tim taktis dilaksanakan oleh Remaja Masjid Sabilillah.

Bergantian jama’ah putra mulai mengambil takjil yang telah disiapkan.

Setelah sholat berjama’ah maghrib, para jama’ah melanjutkan berbuka dengan nasi kotak dan nasi bungkus yang dibagikan oleh tim takjil.


Niat Zakat Fitrah (Perorangan)

Nawaitu An Ukhrija Zakatal Fithri ‘an Nafsi Fardhlolillahi Ta’ala Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas diri saya sendiri, fardhu karena Allah ta’ala

Demi mendapatkan kualitas pembinaan dan pengajaran yang baik, para ustad Madrasatul Qur’an Sabilillah atau yang disingkat dengan MQS rutin melakukan pembinaan dan evaluasi bersama didampingi dengan para pembina medote Bil Qolam dari PIQ Singosari. Berikut dokumentasinya:

Melakukan evaluasi dengan menyamakan persepsi dan target capaian MQS.

Pada sesi berikutnya, merencanakan penyamaan penggunaan metode Bil QOlam pada tiap kelompok MQS.

Walaupun target ditentukan namun tetap dalam pelaksanaan juga melihat kondisi tiap-tiap peserta yang memang kebanyakkan sudah berusia lanjut.

Tampak mengikuti kegiatan evaluasi MQS, Manager Operasional Ust. Sulaiman dan Sekretaris LAZIS Sabilillah, Moch. Sholeh Majalah Komunitas Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07

11


Oleh:

Ust. Ahsan Subur

A

DALAH salah satu dari dua hari raya umat Islam. Hari ini dirayakan tepat setelah umat Islam selesai berpuasa Ramadan. Bagi para sahabat dan ulama salafus shalih, akhir Ramadan merupakan momen yang sangat menyedihkan dan penuh air mata. Satu bulan yang sangat mulia, yang di dalamnya penuh dengan keberkahan, tak terasa telah usai dan pergi setidaknya selama satu tahun. Itu pun jika umur masih mencapainya. Walaupun kepergian Ramadan penuh dengan nuansa kesedihan, namun merayakan hari raya adalah kewajiban. Adalah hal yang sangat umum terjadi di berbagai negara idul fitri dirayakan dengan meriah. Sebagaimana sebuah perayaan, tentu kita harus menghindari sikap berlebih-lebihan. Dikhawatirkan terlalu terbuai dalam perayaan malah menghilangkan esensi dari idul fitri itu sendiri. Hari Kemenangan Lumrah di negeri Indonesia bahwa idul fitri dipahami sebagai “hari kemenangan”. Hal ini dikarenakan masyarakat kita menyebutnya sebagai “idul fitrah”, dan diartikan sebagai “kembali ke fitrah”. Fitrah atau suci, yaitu ketika manusia bersih dari segala dosanya karena telah melaksanakan puasa Ramadan sebulan sebelumnya. Sudah banyak artikel yang membahas mengenai makna idul fitri. Secara bahasa “idul fithri” memiliki arti “hari raya makan” atau “hari raya berbuka”. Disebut demikian karena pada hari tersebut umat Islam tidak lagi berpuasa karena Ramadan telah selesai, malah diharamkan untuk berpuasa. Menghayati Kembali Tujuan Satu Bulan Berpuasa Tapi jika memang masyarakat kita lebih suka mengartikannya sebagai “hari kemenangan”, maka kita mesti merenungi apa maksud dari kemenangan. “Menang” diartikan bahwa kita mampu menahan diri selama sebulan. Mengendalikan diri agar tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa walau hukum asal dari hal-hal tersebut

12

Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07 Majalah Komunitas

adalah boleh. Ya, merayakan hari raya kemenangan karena kita berhasil “mengalahkan diri sendiri” selama sebulan. Jika mengerjakan yang halal saja tidak boleh (yaitu makan, minum, dan berhubungan bagi suami istri), apalagi yang haram? Karena itu mari kita ingat-ingat kembali selama sebulan ini, adakah masih kita berbuat hal yang haram? Meskipun hal yang haram tersebut secara hukum tidak membatalkan puasa (atau hal haram tersebut dilakukan di waktu berbuka), apakah esensi dari berpuasa dan mengalahkan diri sendiri tersebut sampai ke dalam hati kita? Jika hal-hal seperti ini masih kita lalaikan di bulan Ramadan, apakah pantas bagi kita untuk merayakan hari kemenangan? Atau, jangan-jangan kita hanya ikut-ikutan saja untuk memeriahkan hari raya tersebut? Kita ingat-ingat kembali juga, apa tujuan kita bersusah payah berpuasa selama sebulan? Kalau kita memikirkannya murni pakai logika, maka berpuasa itu tidak masuk akal. Manusia butuh kalori, butuh sumber energi untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya. Kondisi kekurangan energi atau hipoglikemi dalam waktu berjam-jam akan membuat pekerjaan seseorang menjadi tidak efektif. Mungkin itu lah yang ada di dalam pikiran orang-orang tidak beriman yang memang tidak mengerti. Bahkan seorang liberalis dengan angkuhnya bercuit “Mana bisa Allah mewajibkan puasa? Padahal fitrah manusia itu kalau lapar ya makan, kalau haus ya minum.” (naudzubillah). Orang-orang yang menjalani hidup murni hanya menggunakan logika tidak akan memahami makna iman. Alasan utama umat Islam berpuasa ialah karena diperintahkan oleh Allah. Disebutkan dalam Alquran secara jelas dan benderang. Namun, Allah memerintahkan makhluk-Nya untuk berpuasa dengan suatu tujuan. Apakah tujuan itu? Ya, tujuan itu adalah agar kita bertaqwa. Pertanyaannya, setelah berpuasa selama sebulan, sudahkah kita menjadi insan yang bertaqwa? Taqwa memiliki berbagai pengertian. Suatu ketika Umar bin Khathab pernah bertanya kepada Ubay bin Ka’ab

tentang taqwa. Ubay berkata, “Apakah Anda pernah melewati jalan yang banyak durinya?” “Pernah,” jawab Umar. Ubay bertanya kembali, “Bagaimana ketika Anda melewatinya?” Umar menjawab, “Saya sungguh berhati-hati sekali supaya tidak kena duri.” Ubay berkata, “Itulah arti taqwa yang sebenar-benarnya.” Apakah setelah selesai puasa Ramadan, kita menjadi semakin berhati-hati agar tidak berbuat dosa? Seberapa mampu kita menjaga diri agar senantiasa memilih jalan yang selamat dan tidak tertusuk duri maksiat? Jika puasa tidak membuat menjadi pribadi yang bertaqwa, apakah kita termasuk yang disebut dalam hadis “Betapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali lapar dan dahaga.” (HR. At Thabrani)? Astagfirullah… Mari diingat-ingat kembali tujuan kita berpuasa, lalu mengevaluasi diri. Jika dirasa belum, bahkan terasa masih jauh, maka berusahalah. Berusaha dan bermujahadah/ bersungguh-sungguhlah sebelum nyawa mencapai tenggorokan.Di akhir bulan Ramadan, saatnya kita perbanyak istigfar, perbarui tobat. Entah usia kita masih ada untuk Ramadan tahun depan atau tidak. “Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” (Az-Zumar: 53) Terakhir sekali, saya pribadi sebagai penulis hanya berharap semoga apa yang telah saya tulis bisa mendatangkan sedikit manfaat bagi diri saya sendiri dan juga bagi para pembaca setia BULETIN LAZIS SABILILLAH. Dan pada momen hari raya idul fithri ini bila mana disana sini terdapat kesalahan kata – kata sehingga menyinggung para pembaca setia BULETIN LAZIS SABILILLAH, maka saya pribadi dan atas nama tim lazis sabilillah mengucapkan “ minal ‘aidina wal faizin mohon maaf lahir batin”.


Bapak Khoirur Anwar Ketua LAZIS Sabilillah menyerahkan bingkisan lebaran untuk guru TPQ dan Pengurus Mushola binaan lembaga.

Berbagi Kegembiraan Bersama

Mustahik Jelang Lebaran ”SENENG Pak, dapat parcel lebaran. Ada sirup, sembako, biskuit, susu dan lainlain. Alhamdulillah lebaran tahun ini kami juga bisa turut merayakannya.” Itulah salah satu kalimat yang keluar dari bibir Ilham, salah satu anak asuh LAZIS Sabilillah. Apa yang disampaikan Ilham itu juga diamini anak-anak asuh lainnya. Ya, Idul Fitri adalah hari istimewa. Di dalamnya terkandung dua peristiwa sekaligus. Peristiwa spiritual dan sosial. Secara spiritual, Idul Fitri kerap diartikan sebagai momen kemenangan bagi umat Islam setelah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh. Ketika puasa, seseorang menahan lapar-haus sepanjang hari dan tidak melakukan perkara-perkara yang membatalkan puasa. Orang kaya bisa ikut merasakan penderitaan orang-orang miskin yang hari-harinya penuh lapar dan haus, sementara si miskin bisa meningkatkan daya sabarnya di tengah kemiskinan dan kemelaratan yang melilitnya. Secara sosial, Idul Fitri selalu dikaitkan dengan pesta kemenangan. Baju baru, makanan dan kue-kue melimpah, berte¬baran amplop, angpao, atau uang saku. Dan kadangkala juga berlimpah paket atau parcel

lebaran. Namun, lain halnya dengan mereka yang berada di bawah garis ke¬miskinan. Mereka yang setiap harinya saja selalu kekurangan dan seringkali malah ketiadaan yang dirasakan. Namun kondisi mereka agak berbeda tahun ini. Khususnya bagi para mustahik binaan LAZIS Sabilillah. Meski tidak terlalu besar, namun besarnya perhatian dari dermawan dan donatur setia LAZIS Sabilillah menjadikan acara pembagian paket santunan lebaran yang dibarengi dengan acara buka bersama keluarga besar LAZIS Sabilillah tahun ini makin ramai. Sekitar 350 paket lebaran yang telah disiapkan dengan target pemberian santunan, mulai dari anak asuh yatim, piatu, & dhuafa beserta keluarga binaan, merabot dan pengurus musholla binaan se-Kecamatan Blimbing. Ada juga guru-guru TPQ binaan, para manula dan lansia binaan serta tak ketinggalan pula kary¬awan Masjid Sabilillah. Dan beberapa dari golongan mustahik lain yang juga menjadi binaan lembaga. Menurut Manager Operasional LAZIS Sabilillah Ustad Sulaiman, meski apa yang diberi¬kan tahun ini tidak terlihat mewah, namun itu sangat berguna bagi para mustahik.

Mereka bisa berbagi kebahagiaan dan keceriaan menjelang Idul Fitri. ’’Berbagi kebahagiaan adalah kewajiban bagi kita kepada mereka yang membutuhkan. Terlebih lagi layak jika setiap muslim merayakan datangnya Idul Fitri, baik mereka yang berada maupun yang tidak berada. Khususnya keluarga binaan dan mustahik binaan kami,” jelas Ustad Sulaiman. Acara pembagian santunan paket leba¬ran akan dilaksanakan secara meriah bertempat di auditorium Kh. Masjkur Yayasan Sabilillah yang sekaligus dilaksanakan bersamaan dengan pembinaan rutin keluarga serta mustahik binaan. Yang dilaksanakan tanggal 10 tiap bulan. Insya Allah setelah pemberian pembinaan dan pengajian seperti biasa anakanak serta para peserta pembinaan langsung akan menerima paket lebaran. Ust. Sulaiman menambahi. Kegiatan Buka bersama dan pembagian santunan lebaran ini dilaksanakan secara rutin tahunan, sejak lalu selain mengundang keluarga binaan lembaga juga mengundang secara khusus muzaki setia LAZIS Sabilillah dan juga jama’ah yang menjadi donatur lembaga. (red*) Majalah Komunitas Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07

13


Diasuh Oleh:

Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama

KH. Mas’ud Ali, M.Ag Ketua Yayasan Sabilillah

Bolehkah Menggunakan Uang Temuan di Jalan? PERTANYAAN : Assalamualaikum Wr. Wb. Yai beberapa hari yang lalu saya pergi ke daerah jawa tengah, ditengah perjalanan tepatnya saya kurang tahu, yang jelas seingat saya waktu itu berada di jalanan yang tidak begitu ramai, semacam jalan alternatif. Tidak sengaja saya dan suami menemukan beberapa lembar uang ratusan ribu ditepi jalan. Beberapa saat kami berhenti ditempat tersebut barang kali ada orang yang mencarinya namun sepertinya uang itu memang milik seseorang yang terjatuh tanpa disadari. Bagaimana hukumnya Yai? Bolehkah saya menggunakan uang tersebut atau bagaimana? Wassalamualaikum. WR. Wb. Ninis – Blimbing

JAWABAN : Dalam Islam barang temuan disebut “ luqathah ( . “ ( .. Berdasarkan riwayat dari Ubay bin Ka’ab RA. suatu ketika Rasulullah saw. ditanya oleh sahabat masalah barang temuan berupa emas atau perak. Maka beliau menjawab sebagai berikut:

.

. Kenalilah jumlahnya, pengikatnya dan wadahnya. Apabila pemiliknya datang serahkanlah, bila tidak maka manfaatkanlah. HR. Bukhari Muslim. Merujuk pada hadits sahih tersebut dan

keterangan dalam kitab-fiqih maka pertanyaan anda dapat kami jawab sebagai berikut : Uang yang anda temukan tersebut perlu diumumkan di tempat umum, misalnya: (telah ditemukan uang di jalan, barangsiapa yang merasa menjadi pemiliknya mohon menghubungi HP nomor ....) tanpa menyebut nominalnya, rinciannya. Sambil menunggu respon dari pemilik uang tersebut, anda boleh menggunakannya untuk keperluan anda. Apabila ternyata kemudian pemilik uang tersebut mendatangi anda bahwa dialah pemilik uang tersebut dan datanya benar maka anda wajib menyerahkan uang temuan tersebut kepadanya.

Oleh : dr. Fitria Nugraha Aini Dosen Fakultas Kedokteran UNISMA

Tetap Sehat Saat Lebaran TIDAK terasa bulan puasa segera berakhir. Momen tahunan Lebaran menjadi momen untuk lebih waspada bagi mereka yang menderita hipertensi, diabetes, kolesterol, asam urat, atau sedang hamil. Kita semua, tak terkecuali, harus lebih selektif dalam memilih menu makanan Lebaran yang banyak mengandung santan, lemak, dan gula tinggi Aneka menu khas Lebaran mulai dari opor ayam, sate, rendang, gulai, sambal goreng hati, hingga berbagai kudapan yang menggoda selera siap dinikmati saat Lebaran nanti. Namun Anda perlu berhati-hati karena berbagai jenis menu ini kaya kolesterol dan berkalori tinggi. Namun bukan berarti Anda tidak boleh mencicipi menu Lebaran, berikut ini beberapa langkah sehat untuk menikmati menu Lebaran: Perhatikan Porsi Makan Selama berpuasa tubuh telah menjalani proses pengeluaran racun (detoksifikasi), maka tubuh membutuhkan penyesuaian kembali terhadap makanan-makanan yang kita konsumsi. Jangan memaksakan tubuh kita makan dengan porsi makan yang berlebih, berhentilah sebelum kenyang, mulailah sebelum lapar. Tubuh perlu beradaptasi kembali dengan pola waktu makan yang normal. Pelan-pelan, kembalilah pada pola makan dengan porsi kecil dengan frekuensi 5-6 kali sehari atau ambil porsi sedikit-sedikit saja. Batasi Jenis Makanan Batasi jenis makanan yang bersantan dan berminyak, seperti opor ayam, sate, rendang,

14

Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07 Majalah Komunitas

gulai, kari, karena minyak dan santannya mengandung lemak jenuh atau lemak jahat yang tinggi. Makanan jenis ini akan membuat kadar LDL (kolesterol jahat) dalam darah Anda akan melonjak melebihi HDL (kolesterol baik). Mengubah Pola Menu Di samping menyediakan ketupat, opor, rendang, sajikan juga menu lain seperti pasta, nasi merah, dan roti gandum. Makanan jenis ini cocok bagi yang mereka memiliki riwayat penyakit diabetes. Selain itu, Anda dapat menghidangkan menu gado-gado atau sayuran segar salad maupun lalapan. Sediakan juga makanan lain yang mengandung protein tinggi, seperti telur, tahu, dan tempe. Atur Jadwal Makan Atur jadwal makan Anda. Makanlah hanya saat sarapan, makan siang, dan makan malam. Selebihnya, nikmati sedikit kudapan diantara waktu makan tersebut dalam porsi yang sedikitsedikit. Kurangi Konsumsi Makanan Manis Rata-rata kue-kue dan snack khas Lebaran mengandung gula, lemak, karbohidrat, dan kalori tinggi. Dengan membatasi konsumsi makanan jenis ini Anda bisa mengontrol kadar gula darah Anda. Mengubah Cara Masak Sebaiknya makanan disajikan dengan merebus, kukus, atau dibakar tanpa minyak.

Jika harus menggunakan minyak, pilihlah minyak zaitun daripada minyak biasa atau mentega, dan Anda bisa menganti santan dengan susu rendah lemak atau susu kedelai. Jangan Lupa Sayur dan Buah Banyak mengonsumsi sayur dan buah yang kaya serat sehingga dapat menyerap dan mengimbangi kandungan kolesterol dalam tubuh, dan juga melancarkan sistem pencernaan. Minum Cukup Air Putih Hindari softdrink atau minuman manis lainnya. Jika ada es puter tersaji, ambillah dalam porsi kecil. Akan lebih baik jika kita memilih susu rendah lemak, yoghurt, atau susu kedelai untuk menambah kalsium dan protein bagi tubuh. Konsumsi Penawar Lemak Setelah menyantap menu Lebaran yang kaya lemak anda bisa menetralisirnya dengan minum teh, jus jeruk, atau kopi hitam. Aktifitas Fisik Tetap melakukan aktifitas fisik seperti olahraga ringan, jalan kaki, untuk membakar kalori makanan yang sudah diasup tubuh. Kembali Pada Keseimbangan Setelah lebaran berlalu, kembalilah ke pola makan sehat dan seimbang, kurangi jumlah makanan dan batasi makanan yang telah banyak disantap selama lebaran.


Psikologi Parenting

Diasuh oleh: Muhammad Mahpur Dosen Psikologi UIN Maliki Malang

APA makna ramadhan bagi orang tua muslim guna melengkapi tugas perkembangan anak? Pertanyaan itu perlu dijawab untuk membantu para orang tua memaksimalkan tugas perkembangan anak, khususnya di perkembangan keagamaan. Bagaimana caranya? Perkembangan jiwa keagamaan anak perlu dibedakan dengan orang dewasa. Anak berkembang jiwa keagamaannya masih bersifat pragmatis berdasarkan penalaran pra-operasional yakni memahami agama sebagaimana berpikir ala anak-anak, biasanya dalam bentuk penggambaran khayal dengan simbol nyata. Untuk meningkatkan kualitas tugas perkembangan keagamaan anak, apalagi bertepatan dengan bulan ramadhan, orang tua dapat memanfaatkan dan memaksimalkan bentuk-bentuk pembelajaran sosial. Pem­ belajaran sosial adalah penerimaan cara beragama bukan karena pemahamaan terhadap sebuah kewajiban tetapi penerimaan pe­ngamalan keagamaan anak yang lahir dari kegiatan pembiasaan dan meniru orang lain yang ada di sekitarnya. Kadang menjadi sulit memerintah anak sholat dan puasa karena itu bukan kebutuhan suka cita anak. Anak-anak akan senang jikalau pengamalan ramadhan identik dengan sukacita karena dia bertemu dengan pengalaman yang sama bersama dengan orang lain. Perbuatan puasa dan berbagai amalannya menjadi lebih terjiwai oleh anak ketika anak merasa senang jika orang lain (sebayanya) juga memiliki pengalaman yang sama. Anak memiliki kecenderungan pro-aktif ketika mengetahui sebayanya memiliki pengalaman yang sama. Menimbang hal itu, puasa dapat dijadikan sebagai bagian dari praktik perkembangan keagamaan dengan memaksimalkan “pengalaman berkolaborasi.â€? Sebuah pengalaman yang mengutamakan kolektifisme (berkerumun, berkelompok, atau bersama-sama dalam suatu kegiatan positif) yang dikemas untuk anak-anak. Ramadhan bagi anak-anak menjadi

mengasyikkan manakala situasi pragmatis berpuasa dialami bersama orang-orang yang dicintai, bisa keluarga, atau teman-teman. Kalau di kampung pengalaman ini dapat ditemui di musholla atau masjid. Anak-anak menemukan rasa berkolaborasi melalui aktifitas pujian bersama, mengaji bersama, takjil bersama, dan aktifitas budaya seperti ronda untuk membangunkan penduduk makan sahur. Kolaborasi dapat difungsikan untuk meningkatkan partisipasi dalam beberapa peristiwa kecil tapi penting. Saya pernah melihat di suatu musholla ada anak yang adzan sebagai panggilan sholat isya’ dan

menjelang tarawih dan disertai puji-pujian. Saat kecil dulu di kampung, saya juga mempunyai peran seperti itu secara bergantian dengan teman-teman saya. Bahkan saya sempat adzan dengan berkolaborasi (sekali adzan tetapi bergantian dengan salah satu teman saya). Partisipasi seperti ini perlu ditingkatkan sebagai salah satu edukasi kepemimpinan. Anak diberi peran pada praktik-praktik ubudiyah. Aktifitas menarik yang saya terapkan ketika jamaah tarawih bersama keluarga, saya memberi peran anak perempuan yang berusia tiga belas tahun sebagai bilal, ternyata ini memberi kesempatan melatih peran sosial yang mengejawantah pada sholat berjamaah. Anak mempunyai

kesempatan mengelola peran berbagi dalam berjamaah. Anak bisa belajar mengalami arti keagamaan dari berbagai sudut pandang, tidak hanya sebagai subyek pasif. Oh, saya menjadi sadar, peran bilal bisa asing bagi anak ketika melihatnya di musholla atau masjid saat berjamaah, tetapi peran itu ternyata bisa dialaminya sendiri. Di situlah anak menjadi tidak asing dengan agamanya. Kegiatan ini dapat diperluas dalam aksiaksi sosial bersama teman-teman sebaya. Kesempatan yang baik untuk musholla dan masjid mengintegrasikan anak-anak dalam kegiatan ramadhan, baik ubudiyah formal maupun sosial. Untuk itu, ramadhan dengan sifat ibadah yang tidak hanya personal tetapi ada situasi-situasi bersama, maka peran edukatif untuk anak dapat menjadi peluang semakin terasahnya jiwa sosial-emosional anak. Anak-anak bisa didelegasikan membawan uang amal ketika ke masjid, diajak latihan berderma ke orang yang memerlukan perhatian, memberi dan berbagi. Kesempatan ini dapat dikembangkan di pesantren kilat, bisa juga di masjid atau sekolah. Bukan hanya anak diberi buku monitoring yang sifatnya ubudiah formal seperti mencatat kultum dan meminta tanda tangan siapa imam tarawih tetapi proses partisipasi aktif anak tidak diberi ruang dalam kerja-kerja ramadhan. Anak diberi kesempatan belajar berkolaborasi di mana spirit ramadhan akhirnya adalah ibadah yang juga berdimensi sosial-emosional. Jika hanya difokuskan pada dimensi-dimensi personal dan kognitif, anak hanya kembali diajari sebagai anak yang pasif dan lagi-lagi belajarnya semata bersifat pembelajaran kognitif saja. Padahal di sekolah setiap hari sudah didominasi cara belajar berorientasi akademis. Saatnya ramadhan menemani anak berpuasa melalui kegiatan berkolaborasi dengan anak yang menjadikan anak sebagai subyek sosial yang aktif, bukan pasif. Selamat menunaikan ibadah puasa.

Redaksi menerima pertanyaan dari jamaah, donatur, muzaki dan sahabat Sabilillah yang berkaitan dengan permasalahan -permasalahan keagamaan atau ibadah, kesehatan maupun psikologis parenting. Pertanyaan bisa dikirim melalui nomor-nomor SMS centre yang ada, melalui web http://sabilillahmalang.org, akun FB dan email: lazissabilillah@gmail.com atau diserahkan secara langsung ke kantor masjid Sabilillah setiap hari pada jam kerja.

Majalah Komunitas Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07

15


STRATEGI DISTRIBUSI ZAKAT FITRAH

LAZIS SABILILLAH ZAKAT merupakan salah satu kewajiban yang wajib ditunaikan bagi umat Islam. Selain untuk membersihkan harta, zakat juga memiliki fungsi sosial, ini dapat dilihat dari penyaluran distribusi zakat yang mencakup delapan asnaf yaitu : fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, fisabilillah dan ibnu sabil. Kedelapan golongan ini secara syara’ adalah orang yang berhak menerima zakat. Hal ini merupakan salah satu upaya Islam dalam mengentaskan kemiskinan. Geliat zakat biasanya terlihat meriah ketika dalam bulan Ramadhan. Maka bulan Ramadhan disebut juga bulan zakat di mana umat Islam berbondong-bondong menyalurkan zakatnya, khususnya zakat fitrah (zakat jiwa) tempat penerimaan zakat itu berada. Di sisi lain komunitas, kelompok , organisasi, lembaga, instansi, lembaga pendidikan swasta negeri, masjid, mushala, pondok pesantren, lembaga sosial, hingga pada RW atau RT dan lain sebagainya. Semuanya berlomba mendirikan dan membentuk panitia zakat, khususnya zakat fitrah. Harapannya bisa menyalurkan sendiri sesuai harapan dan keinginan sesuai hukum syar’i penyaluran zakat yang dipahaminya. Perlu aturan yang jelas tentang siapa panitia yang berhak meng­ himpun zakat fitrah dan bagaimana aturan pen­dis­tribusiannya. Tu­ juannya agar zakat bisa tercapai. Ini perlu ditata dan ditertibkan oleh pemerintah sesuai UndangUndang No 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Penertiban itu agar penerimaan zakat dan distribusinya bisa terarah dan tertata lebih baik.

16

Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07 Majalah Komunitas

Proses penerimaan zakat selalu diakhiri dengan pembacaan doa keberkahan zakat.

Distribusi zakat fitrah sepertinya mudah dilakukan siapa saja. Tinggal bagi rata selesai. Namun tidaklah demikian yang dimaksudkan pendistribusian zakat. Zakat diharapkan mampu memberikan manfaat pada penerimanya dalam jangka panjang. Begitu juga zakat fitrah. Seperti yang kita tahu bahwa zakat fitrah itu harus didistribusikan pada yang berhak menerima pada malam 1 Syawal. Dengan harapan pada malam itu jangan sampai ada fakir miskin yang tidak bisa makan dan tidak bisa membayar zakat fitrah. Dengan pola pemikiran yang seperti itu maka para panitia dadakan tidak bisa berpikir panjang. Yang penting malam ini habis terdistribusikan selesai. Masalah fakir miskin tidak bisa makan besok atau lusa, bukan lagi urusan tanggung jawab panitia lagi. Inilah yang menjadi dasar pola pemikiran dan pola distribusi Lembaga Amil Zakat Sabilillah (LAZIS) hingga saat ini. Apa yang

di lakukan LAZIS dengan zakat fitrah? LAZIS telah merencanakan distribusi zakat fitrah sejak awal bulan Ramadhan yakni mendata siapa saja mustahik yang berhak menerima zakat fitrah dan ba­ gaimana teknis pen­dis­tribusiannya hingga sampai pada mustahik serta mengatur pola pendistribusiannya dan menghitung seberapa lama beras fitrah akan dimanfaatkan. Bahkan ada sasaran khusus yang beras fitrah itu bisa dirasakan oleh mustahik hingga selama satu tahun. Secara teknis, distribusi dibagi menjadi beberapa paket. Paket khusus, adalah para lansia atau orang yang setiap hari. Ma­ kannya tergantung dari pemberian tetangga. Para lansia atau orang dengan kategori tersebut diberikan beras selama satu tahun. Per­ hitungannya, satu orang satu bulan kebutuhan beras 6,25 kg. Jadi satu tahun 75 kg/orang. Paket satu adalah beras yang diberikan untuk para mustahiq

binaan LAZIS Sabilillah, yakni keluarga anak asuh dan Fisabilillah. Seperti para imam-imam langgar mushala, guru TPQ, para pekerja di masjid. Bagian ini akan mendapatkan 25 kg/orang. Paket dua adalah beras yang diberikan kepada pengajuan lembaga sosial. Seperti panti asuhan, tunanetra, panti jompo. Ini akan diberikan porsi 25 – 50 kg/lembaga. Paket dua me­ ngutamakan lembaga sosial di luar Kota Malang. Paket tiga, adalah distribusi beras yang diberikan kepada warga miskin di lingkungan terdekat Masjid Sabilillah. Paket ini adalah sebesar 2,5 - 5 kg per orang dan penyalurannya melalui agen –agen sosial yang berada di wilayah sekitar masjid. Secara umum penyaluran beras fitrah LAZIS Sabilillah dibagi dua bagian yaitu penyaluran langsung. Yakni, penyaluran yang langsung diterima mustahiq pada hari tersebut. Besaran penyaluran ini adalah paket satu dua dan tiga. Kedua, penyaluran tidak lang­ sung. Yaitu penyaluran khusus pada lansia kategori khusus. Pe­ nyaluran ini bekerjasama dan me­libatkan warung atau toko terdekat di wilayah lansia berada. Teknis penyaluran beras fitrah pada lansia khusus adalah dengan menitipkan atau meminjamkan sejumlah beras (75kg) kepada warung atau toko terdekat untuk dijual seperti biasanya dan dikem­balikan secara bertahap (6,25kg/bulan) kepada lansia sasaran khusus. Setiap tahun LAZIS telah menyusun distribusi zakat fitrah sebanyak + 7 ton. Ini merupakan permasalahan sekaligus tantangan distribusi untuk menyalurkan tepat sasaran. (*)


Peringatan Nuzulul Qur’an Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada malam Lailatul Qadar tanggal, 17 Ramadhan tepatnya saat beliau Nabi Muhammad Saw berusia 40 tahun. Al-Qur’an diturunkan ke bumi tidak sama dengan kitab-kitab sebelumnya yang diturunkan hanya satu kali langsung selesai. Tetapi al-Qur’an diturunkan dengan cara berangsur-angsur atau sedikit demi sedikit (bertahap) sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan permasalah yang terjadi saat itu untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi para Sahabat nabi kala itu. Al-Qur’an diturunkan (Nuzulul Qur’an) membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu selama 22 tahun 2 bulan 22 hari oleh karenanya, Peringatan Nuzulul Qur’an selalu diperingati dengan khusyuk, terlebih lagi moment penting ini jatuh tepat pada pertengahan bulan Ramadhan. Tepatnya pada 17 Ramadhan. Pada beberapa masjid dan lembaga keagamaan lainnya selalu dilaksanakan tepat pada malam 17 ramadhan. Namun, dimasjid Sabilillah khususnya pada bulan Ramadhan tahun ini dilaksanakan pada malam 18 ramadhan,

Sambungan dari halaman 3 Semakin banyak rahmat yang didapat maka ia akan semakin bahagia. Dan semakin jauh dari rahmat Alloh SWT akan semakin sengsara dan menderita hidupnya. Orang yang paling bahagia itu adalah Rosulullah SAW, sedangkan umat yang paling beruntung dan bahagia adalah umat Muhammad SAW. Karena sesungguhnya, Allah SWT mengutus Rosulullah SAW sebagai rahmat bagi alam semesta. Maka, beruntung sekali umat Rosulullah SAW, mulai para sahabat, tabiin, hingga sekarang.

yakni tepatnya pada tanggal 23 Juni 2016. Acara berlangsung sangat khusyuk diawali dengan pembacaaan sholawat Nabi oleh para Qori’ – Qori berprestasi dari Kota Malang. Selepas sholawat tarawih secara berbondong- bondong ratusan jama’ah langsung mengambil posisi didalam masjid. Sejenak kemudian dilanjutkan dengan secara bergantian ditampilkan Qori’ dan Qori’ah berprestasi lainnya. Sebagai pembicara utama sengaja diundang sastrawan yang kini telah menginjak usia senja yakni si celurit Emas, Kh. Zawawi Imron dari Sampang Madura. Sebelum beliau menyampaikan tausiyahnya di dahului dengan 2 orang qori’ beprestasi Internasional yang khusus diundang untuk turut menyemarakkan peringatan Nuzulul Qur’an kali ini. Pada tausiyahnya, KH. Zawawi Imron, menyampaikan betapa Al Qur’an adalah selain kitab tuntunan umat muslim, saat ini juga banyak ditemukan bahwa Al Qur’an menjadi media pengobatan dan penenang jiwa. Banyak kasus – kasus yang ditemukannya bahkan kenalannya yang

Mereka yang cinta dan setia, kelak akan mendapatkan syafaat, ketika tidak satu-pun mampu memberikan syafaat. Rosulullah SAW-pun sangat bahagia dengan umatnya. Siapa yang cinta kepada Rosulullah SAW, kelak akan dikumpulkan dengan baginda Rosulullah SAW. Sedangkan mahluk yang paling menderita adalah Syetan dan Iblis. Keduanya mahluk yang memang diciptakan untuk menjadi penghuni nearka. Iblis-pun tidak mau sendiri. Iblis meminta kepada Allah SWT agar diberikan kesempatan untuk menggoda manusia agar menjadi mutiara di dunia, sehingga bisa

ketika muda hanya suka bernyanyi dan bersenang – senang, ketika menjelang tua dan sakit maka ia pasti kembali kepada Al Qur’an untuk memperoleh ketenangan dan penyembuhan. Sungguh mukjizat terbesar yang nyata dan hingga kini masih bisa ditemui. Dengan gaya khas seorang sastrawan beliau menambahkan bahwasanya saat ini penilaian untuk menjadi ahli surga atau neraka sedang berlangsung, bahkan banyak orang yang tidak sadar semuanya dinilai dan akan mendapatkan hasil. Entah hasil itu baik atau hasil yang buruk. Lebih lanjut beliau menyampaikan dengan penuh semangat bahwa marilah kita semua berusaha memanfaatkan usia dengan sebaik –baiknya, memanfaatkan bulan Ramadhan yang hanya tinggal beberapa saat lagi. Jangan sampai kita semua merasa baik dan benar serta berani, namun akhirnya keberanian itu melangkahkan kaki kita menuju neraka. Lebih baik merasa kurang dan butuh perbaikan terus menerus serta merasa takut, hingga ketakutan itu menuntun kita untuk menuju surga Allah. Swt. (red*)

bersama-sama di neraka. Sebenarnya, Iblis itu pernah bahagia, tetapi karena melakukan kesombongan, ahirnya Allah SWT melaknatnya. Allah SWT berfirman “Dia (Alloh) Berfirman, (kalau begitu) keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk. Dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu hingga hari kiamat (Al-Hijr:34). Bahagia itu sangatlah sederhana, ketika mengikuti Nabi Muhammad SAW dalam hidupnya, seperti; beribadah, berbuat baik kepada sesama, menebarkan salam, bersilaturahmi, membantu sesama, serta menghormati orang lain.

Nabi SAW selalu mewanti-wanti agar setiap umatnya itu mengerti bagaimana cara memulyakan dan menghormati orang lain. Sampaisampai, beliau SAW bekata “barang siapa yang ber-iman kepada Allah SWT dan hari qiamat, maka mulyakanlah tetangganya”. Orang tidak hidup sendiri, mereka butuh orang lain. Siapa yang menghargai orang lain, seperti tetangga, tamu, kerabat, berarti telah mengikuti cara hidup Rosulullah SAW. Itulah orang yang paling bahagia. Siapa yang yang mengikuti mahluk paling bahagia, maka dia akan menjadi orang yang bahagia. (Red*) Majalah Komunitas Sabilillah Edisi 141 / Juni 2016 / Thn: 07

17


SUMBER PENERIMAAN DANA LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAQ & SHADAQAH SABILILLAH PERIODE MEI 2016 SUMBER PENERIMAAN

92,345,538

Donatur

41,545,000

Warko

4,144,500

Rekening Bank

19,451,867

Kotak Amal Yatim

9,580,000

Kotak Amal Operasional Program

1,055,000

Wakaf

13,458,000

Bimbingan Baca Al-Qur’an Dewasa

2,675,000

Penerimaan Lain-lain

436,171

REKAPITULASI PEMANFAATAN DANA LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAQ & SHADAQAH SABILILLAH PERIODE BULAN MEI 2016 PENGELUARAN

137,989,367

Program Peduli Pendidikan

Program Santunan Insentif Guru TPQ

8,450,000

Beasiswa Duafa’

3,400,000

Fakir miskin

11,750,000

Bantuan Prasarana Sekolah Dhuafa’

750,000

Lansia

2,525,000

Beasiswa Yatim

3,800,000

Santunan Gharim

500,000

Bantuan Prasarana Sekolah Yatim

750,000

Fisabilillah

19,685,000

Privat Gratis

300,000

Ibnu Sabil

110,000

Perpustakaan

300,000

Insidentil Yatim

11,650,000

Program Pengajian & Pembinaan SDM

Operasional

Pembinaan guru TPQ

200,000

Cetak(Brosur,Leaflet,kartu,kotak)

93,400

Pembinaan Musolla

500,000

Transportasi

1,174,000

Bimbingan Baca Al-Qur’an Dewasa

3,650,000

Telpon

201,000

Pendidikan dan Pelatihan

1,733,750

Konsumsi

331,500

Jamsostek

1,561,000

Publikasi & Sosialisasi Publikasi & Sosialisasi

14,045,000

Amilin

7,650,000

Majalah Komunitas Sabilillah

4,350,000

Volunteer

2,600,000

Biaya operasional lain-lain

250,000

Program Kesehatan dan Gizi Nutrisi Kajian Keluarga

1,912,500

Biaya Lain-lain

342,217

Mustahik Sehat

500,000

Jariyah Pilar

25,000,000

Investasi ke Penitipan Anak

5,275,000

Prog. Bedah Rumah & Kontrak Rumah

1,150,000

Program Bina Usaha Bina Usaha Dhuafa

1,500,000

DONATUR LAZIS SABILILLAH BULAN MEI 2016 No Nama 1 Anis 2 Ate Rushendi 3 Diah 4 Hamba Allah (ANK) 5 Ika Nur 6 Kamiyatin (ibu) 7 M. Rafa N. 8 M. Raihan R.Z 9 Mafazah 10 Makali (Bp) 11 Moch. Antik 12 Moeadi,H 13 Sahid,H 14 Sofian Arief 15 Sugeng H.M. 16 Sulaiman 17 Widhi Handoko 18 Yosman 19 Hamba Allah (RK) 20 Andika Irhab M 21 Indra Kurniawan 22 Moch Iksan,H 23 Agus Susanto 24 Aisyah/Slamet 25 Hasan & Aminah (alm) 26 Anis 2 27 Anni (BNI) 28 Arziki Daneswara 29 CV.Wiratama 30 Didik Supardi,Ir

Rp 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 35,000 40,000 40,000 45,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61

Dwi Retna Dwi Suryanto Hariraturrizqya Dwiyan Zakaria Edra Ertantyo Edy Narwanto/Luki Eka Prasetya H. Endang (TF) Endang Purwati Fika Indriasari Hafid Hamba Allah (AK) Hamba Allah (NXDR) Hilman Hj. Dewi ZN. Hj. Listiawati J. Irma Anindiati Erfiet Y./Rr. Arintya S. Khafi Aydin W. M. Muwidha M. Nanang Sulton Mien (Ibu) Moch. Soleh N. Yusuf Nike Ninuk Nur Wijayanti Penitipan Anak Riana (Ibu) Risky Aulia Slamet Riyadi,H

50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000

62 Sri Khasanah 63 Subardi (ibu) 64 Supardi 65 Tatik 66 Taufikurrahman 67 Trias Widandini 68 Tutik Mahaleni 69 Woja,Hj 70 Yunita 71 Zamzami 72 Yudianto 73 Liliya Indra C. 74 Listyawati 75 M. Iswari 76 Yuanita Kurniawati 77 Hamba Allah (BSM) 78 Sudarianto 79 A. Rizal Amri 80 Aprilia Ridhowati 81 Aulia Marliana,Dr 82 Bambang Budi W. 83 Bayu Santoso 84 Diyah Djajautami 85 Dr. Rhina Widhi K. 86 Drs.H.Hariadi 87 Faiza Nur K. 88 Faizal Reza 89 Fera Tjahjani 90 Fitrio Devi Antony 91 Gatot Kisworo 92 H. Agus 93 H. Buwono 94 H. Karbi 95 H. MH.Prambodo 96 H. Riswandy 97 Hamba Allah (BNI) 98 Hamba Allah (FRD) 99 Hamba Allah (L/S) 100 Hamba Allah (NYMK) 101 Hamba Allah (SWD) 102 Hamba Allah (TMS) 103 Haris Fajar 104 Harmaji 105 Hasan Al-Badry 106 Helga Indra R. 107 Heru Pratikno 108 Hj. Endang S. 109 Hj. Murtiningsih 110 Ibu Sutrisno 111 Iwan Dwi S. 112 Kurniawati, SH 113 Listia Amalia 114 M Yunus 115 M. Afif 116 Nadya Nafis K 117 Novel Varius Rizal 118 Nur Hidayati 2 119 Nur Laila Saidah 120 Rizka Design 121 Rizky Lintarta 122 Saifullah Masruri 123 Soewardi, BA 124 Sri Hendrastuti 125 Sri Utami 126 Stinufa R.N. 127 Syaifudin Anwar 128 Taufik Hidayah 129 Titik Puji L. 130 Umi Fadhilah S. 131 Winarti 132 Yuana Syafariah 133 Yuli 134 Yuniawati P. 135 Novanita Rahma 136 Atikah Putri N. 137 Faridah Yasmin 138 H. Agus Widartono 139 H. Muchlis Diagama 140 H. Mulyono H. 141 H. Sulaiman -Hj. Anna 142 Jujuk RB,dr 143 Nusi Tristiawati 144 Raditya Rendrata 145 Saida Ichana 146 Shynta Lilia 147 Siswanto 148 Calista Angel O. 149 Soewito 150 Abdurrahman Baragbah 151 Amir Mahmud S.

50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 55,000 70,000 70,000 70,000 75,000 79,000 80,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 125,000 150,000 150,000 150,000 150,000 150,000 150,000 150,000 150,000 150,000 150,000 150,000 150,000 175,000 175,000 200,000 200,000

152 Arif Marsudiono 200,000 153 Atikah P.N& Amirah C.N. 200,000 154 Azmy Khairany 200,000 155 Dr.Moch.Bahrudin 200,000 156 Hariraturrizqya 200,000 157 Efendi 200,000 158 Ftri Ayu R. 200,000 159 H. Misbahul Anam 200,000 160 Heri Indarso 200,000 161 Marwoto 200,000 162 Maya Murti P. 200,000 163 Muslihah 200,000 164 Noor Afifa SH. 200,000 165 Nur Aini Hanifah 200,000 166 Sari W. -Andy Y. 200,000 167 Suprapto 200,000 168 Yuzan F. 200,000 169 Hamba Allah (GP) 208,867 170 Rusgi 220,000 171 M. Armansyah A. 225,000 172 Keluarga Binaan 238,000 173 Antariksa Manik K. 250,000 174 Nurul Hidayah 250,000 175 Rosyad,SH 250,000 176 Teguh Setiawan 250,000 177 Aidah L.-M. Agus S. 300,000 178 Fiohana 300,000 179 Hamba Allah (SLLYN) 300,000 180 Lela 300,000 181 N. Diva Mahaendra 300,000 182 Suyatmi 300,000 183 Hamba Allah (DN) 310,000 184 Jose Arsanto 310,000 185 Aniswatul Khamidah 350,000 186 Hamba Allah (ARX) 350,000 187 Donny Ariawan 390,000 188 Ichwan - Fasiatun 400,000 189 M. Armansjah Achiyat 400,000 190 Musrifah 400,000 191 Nonot Harnowo 400,000 192 Siti Fatma 400,000 193 Yanne Hendrik W. 400,000 194 Muhariadi 450,000 195 Arifin Hasyim 500,000 196 Danar Tegar S. 500,000 197 Denny Widhiyan 500,000 198 Endang Sri W. 500,000 199 Hamba Allah (MY) 500,000 200 Ima/Erna Kusniati 500,000 201 Indrayadi 500,000 202 Ira 500,000 203 Kuswohadi 500,000 204 M. Bachrun R. 500,000 205 Mudjiono & Dwi PA. 500,000 206 Ndaru Eka Sandhi 500,000 207 H.M. Mas’ud Said 500,000 208 Ratih Indah A 500,000 209 Suharsono 500,000 210 Wira 500,000 211 Hendra Pah 524,000 212 Anita R. &M. Irfan 600,000 213 Verry Rama 600,000 214 H. Zainul Fadli 700,000 215 Hamba Allah (HS) 720,000 216 Fata Antariksa 750,000 217 Sri Winarti 750,000 218 Eko Ujang K.D 800,000 219 Hj. Titik Edi W. 800,000 220 Agung Cahyono 1,000,000 221 Brian Angga P. 1,000,000 222 MA Keni 1,000,000 223 Mudjianto 1,000,000 224 Razan Muhammad I. 1,000,000 225 Sugianto 1,000,000 226 Yani 1,000,000 227 Yudi Hartanto 1,000,000 228 Kotak Amal Kantor 1,030,000 229 Istuti Muhaddah O. 1,100,000 230 Imam Arif/Galuh 1,300,000 231 Apple Strudle 1,350,000 232 Suko Wiyono 1,700,000 233 Warko Yatim 2,069,000 234 Warko Infaq Oprs. 2,075,500 235 Andika Putra 2,100,000 236 Almh.Sumarmi T. 2,350,000 237 Eko Basuki R. 3,000,000 238 Hamba Allah 6,065,000 239 Tarmudi SHI. 6,000,000 240 Masjid - Wakaf 6,325,000 241 Masjid - Yatim 9,580,000


FORMULIR WAKAF AMBULAN Untuk Fakir Miskin, Kaum Dhuafa dan Yatim Piatu

816 090 3636

Call Center: 0341-491 677 / 089 8000 8078 gunting di sini

FORMULIR DONATUR

Pelindung: Dewan Pembina Yayasan Sabilillah: Prof Dr KH. M. Tholchah Hasan, Ketua III Yayasan Sabilillah: Prof Dr. HM. Pelindung: Dewan Pembina Yayasan Sabilillah, Ketua III Yayasan Sabilillah, Dewan Penasehat: Drs. H. Mas’ud Ali, Mas’ud Said MM, Dewan Penasehat: Drs. H. Mas’ud Ali, M.Ag, Prof. DR. H. Ibrahim Bafadlal, Komisi Fatwa: KH. Drs. Abdul M.Ag, DR.KH. H. Ibrahim Bafadlal, Komisi Lc, Fatwa: KH. Basori, Drs. Abdul Madjid Ridwan, Drs. SAg. Marzuki Lc, H. H. Madjid Prof. Ridwan, Drs. Marzuki Mustamar, H. Anas Ketua LAZIS: ChoirulKH. Anwar, MSi,Mustamar, Wakil Ketua: Anas Basori, Ketua LAZIS: ChoirulOprasional: Anwar, SAg. MSi, Wakil Ketua: Abdul Adzim Manager Ust. Abdul Adzim Irsyad, Lc. Manager Ust. Sulaiman AP, ST,H.Pengawas: Hj.Irsyad, EnggarLc. Nursasi, SE,Oprasional: MM, Sekretaris: Mochammad AP, Bendahara Umum: H. Mulyono Bendahara Harian:Sholeh, Mafazah, Networking Sulaiman AP, Sholeh, ST, Pengawas: Hj. Enggar Nursasi, SE, MM,Hartono, Sekretaris: Mochammad AP, SE.Ak, Bendahara Umum:dan H. Kerjasama: H. Rahmat Hidayat, Harian: Heru Patikno, ST, Fundrising: HM. Tukiran S.,Kerjasama: Dra. Hj. Azizah, Manager Pendistribusian dan Pendayagunaan: Mulyono Hartono, Bendahara Mafazah, SE.Ak, Networking dan H. Rahmat Hidayat, Heru Patikno, ST, Fundrising: Sofyan Arief, S., NM. Taufik Hidayat,Manager MarketingPendistribusian Komunikasi: Yosman A. Ssos, Rizky Noorhamidinah WidhiHidayat, HandokoMarketing KomuniHM. Tukiran Dra. Hj. Azizah, dan Pendayagunaan: Sofyan Arief, Ssos, NM. Taufik kasi: Yosman A. Ssos, Rizky Noorhamidinah Ssos, Widhi Handoko



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.