![](https://assets.isu.pub/document-structure/230215052907-2b9b7000253b2dbf39b8796539142f1e/v1/4f33a1973c8dba82cac78137acab7149.jpeg?crop=&height=1941&originalHeight=1941&originalWidth=1375&width=720&zoom=&quality=85%2C50)
7 minute read
Hari Kasih Sayang (Valentine's Day) INDONESIA vs KOREA
Hari Kasih Sayang (Valentine's Day)
INDONESIA vs KOREA
Bulan penuh cinta – ya, bulan Februari identik dengan bulan kasih sayang, tepat tanggal 14 Februari diperingati -oleh kalangan anak muda-sebagai hari kasih sayang di berbagai negara termasuk Indonesia. Kesempatan ini menjadi momen menyatakan rasa kasih sayang kepada pasangan, teman maupun juga kepada keluarga. Momen itu ditunjukan dengan memberikan cokelat atau hadiah ataupun kata-kata cinta sebagai bentuk ungkapan rasa kasih sayang.
“Suka ngerayain sih, lebih tepatnya mengucapkan atau ngasih gift ke orang-orang terdekat dan sahabat-sahabat. Seru-seruan aja sih hehe, tapi hanya sebagai peringatan hari kasih sayang aja,” Ujar Ferista Erdina Yosephine pemudi asal Gereja Baptis Pertama (GBP) Bandung.
Fey sapaan akrabnya melanjutkan, “Sebagai anak Tuhan hari Valentine itu seharusnya (men) jadi sebuah pengingat bagi kita bahwa sebagai umat manusia kita harus saling mengasihi satu dengan yang lain. Sama seperti Tuhan yang telah mengasihi kita terlebih dahulu, kita juga harus mengasihi sesama kita (share and spread His Love to everyone). Gak hanya orang-orang yang kita kasih aja, tapi orang-orang yang gak kita kenal juga, termasuk orang-orang yang gak suka sama kita. Sebenarnya gak harus pada saat Valentine aja kok, kita juga bisa menunjukan kasih kita kepada orang lain setiap hari (gak hanya di hari spesial).
Tak hanya Fey, Evlien Sagala dari GBI Batu Zaman cabang Ciparay, Kriswangsa Bagus Kusuma Yudha pemuda asal GBI Imanuel serta Alma Gracia salah satu anggota jemaat gereja di Jakarta pun turut meramaikan hari Valentine ini. Momen ini menjadi kesempatan bagi mereka selain turut meramaikan juga menjadi kesempatan untuk menyatakan cinta kasih kepada orang-orang terdekat.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230215052907-2b9b7000253b2dbf39b8796539142f1e/v1/3e7473a3326ba7420f14778429e8f535.jpeg?width=2160&quality=85%2C50)
“Hari valentine juga kita bisa nunjukin kalau kita saling mengasihi sesama kita,” Tutur Evlien
Ia melanjutkan, “(Selain itu) dengan cara berdoa dan mengucap syukur karena Tuhan mengasihi kita bukan di hari Valentine saja, tapi setiap hari jadi di hari Valentine itu bentuk kita belajar mengungkapkan kasih sayang kepada kerabat teman, dan juga berterimakasih kepada Tuhan Yesus atas kasih-Nya.
Senada dengan itu, Kriswangsa Bagus Kusuma Yudha pun mengungkapkan, “Budaya ini lebih menunjukkan pada saling memberi antara dua sejoli, menampilkan kasih eros. (Sementara) Sebagai anak Tuhan, mengasihi bisa setiap waktu gak harus di momen-momen tertentu seperti Valentine,” tuturnya.
Anggota GBI Imanuel Bandung ini pun mengatakan, di hari Valentine sebagai anak Tuhan kalau mau “sedikit” berbeda, kenapa kita tidak memberi cokelat kepada orang yang “mungkin jadi musuh/orang yang tidak kita suka atau sebaliknya.”
Alma Gracia pun turut merayakan Valentine bersama dengan orang-orang terdekatnya, dengan berbagi ucapan kasih serta memberikan cokelat sebagai ungkapan rasa sayangnya.
Jika di Indonesia perayaan Valentine dirayakan bukan hanya kepada pasangan tetapi juga kepada orang-orang terdekat berbeda dengan perayaan Valentine di Korea Selatan. Di negeri ginseng ini cukup berbeda, tak hanya hari Valentine, tetapi ada juga White Day dan Black Day
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230215052907-2b9b7000253b2dbf39b8796539142f1e/v1/7a880895d0fe6d7908fee2b5e4cafec3.jpeg?width=2160&quality=85%2C50)
Budaya Kasih di Korea
Raja ketujuh Joseon, bernama Sejo yang hidup pada 1417 – 1468 dan bertahta pada tahun 14551468. Raja Sejo lebih terkenal dengan sebutan ‘Pangeran Suyang’. Ia dikenal sebagai raja yang tidak memiliki belas kasihan. Sejo naik setelah menewaskan keponakan kecil Danjong dan para pejabat yang setia. Tapi benarkan ia tak memiliki belas kasih? Catatan sejarah yang dilansir kbs.co.kr menyebut, sang raja Sejo memiliki keterampilan dan kemampuan dalam bermain musik Jeok, yaitu serupa alat musik seruling.
Pada tahun 1466, Raja Sejo mengunjungi provinsi Gangwon Do untuk menghadiri upacara peresmian Kuil Sang Wonsa yang telah rampung. Karena perjalanan jauh dan melelahkan, Raja Sejo memutuskan menghibur diri dengan mengadakan lomba menyanyi bagi petani. Tentu saja dengan iringan Jeok tadi. Tujuan lomba tersebut agar para petani merasa nyaman dalam melakukan mata pencahariannya. Di sisi lain, agar kelelahan Raja Sejo hilang karena melihat dan mendengar nyanyian.
Dari sanalah budaya nyanyian masing-masing daerah berkembang. Dan Raja Sejo tahu, kedekatan dirinya dengan para petani adalah dengan mengetahui dan membiarkan para petani bernyanyi sehingga semangat bertani mereka muncul.
Kisah ini menjadi salah satu kisah betapa sayangnya Raja Sejo pada rakyatnya. Dan, pelanpelan mengikis kesan buruk yang ditimbulkan ketika ia naik tahta.
Lalu apa kaitannya dengan perayaan Valentine? Memang tidak secara langsung berhubungan. Namun budaya tradisional negeri Ginseng itu memiliki akar soal kasih yang mendalam. Salah satunya yang dilakukan Raja Sejo pada rakyatnya yang dominan menjadi petani kala itu. Bentuk itu kasih lewat nyanyian dan bermain musik Jeok menjadi penanda akan betapa kasih itu amat terasa bagi rakyat kecil oleh pemimpin mereka.
Di Korea Selatan yang semakin masif dikenal lewat pemberitaan dalam kurun lima tahun belakangan, membuat segala hal yang menarik tentang budaya Korea menyeruak. Hal itu juga membuat orang tertarik bagaimana orang Korea Selatan merayakan Hari Valentine.
Orang muda Korea Selatan merayakan juga hari Valentine setiap tanggal 14 Februari. Tapi sedikit beda, di sana saat Valentine, kaum perempuanlah yang memberi hadiah. Yaitu, secara tradisional, kaum perempuan memberi cokelat kepada pria sebagai tanda kasih sayang. Jadi, di momen 14 Februari itu, kaum pria merasa dimanja dan kaum perempuan rela melakukan hal itu sehingga pria yang ia kasihi benar-benar merasa disayangi.
Lalu apakah kaum pria tidak memberikan hadiah di hari Valentine itu? Tunggu dulu. Sebulan berikutnya di Maret tanggal 14, gantian kaum pria yang beri hadiah ke kaum perempuan. Hari itu dikenal sebagai White Day. Ini yang unik. Di White Day itulah kaum pria memanjakan kaum perempuan dengan memberi hadiah 3 kali lipat! Atau ‘Rule of Three.’ Artinya, pria harus wajib keluarkan dana tiga kali lipat lebih banyak dari yang kaum perempuan diberikan saat Valentine Day dan warnanya harus nuansa putih. Itu sebabnya disebut White Bentuknya beragam, ada permen, bunga, boneka binatang dan cokelat. Catatannya, jika si pria beri harga sama dengan apa yang diberi perempuan, maka hubungan mereka kandas alias putus.
Kembali ke perayaan Valentine, jika seorang perempuan memberi cokelat dari buatan tangannya sendiri pada lawan jenisnya maka itu adalah bentuk mengutarakan rasa cintanya pada si pria. Tapi kalau cokelat yang dia berikan hasil pembelian maka itu dianggap teman biasa. Lalu bagaimana si perempuan tahu bahwa cokelat sebagai lambang cintanya yang ia buat lalu diterima cintanya oleh si pria? Nah, untuk ini si perempuan juga harus nunggu waktu selama 1 bulan di perayaan White Day tadi.
Ada lawan dari White Day, yaitu Black Day yang jatuh pada setiap tanggal 14 April. Apa itu Black Day? Black Day adalah hari bagi kaum jomblo atau yang patah hati karena saat White Day pemberiannya ditolak. Untuk menghibur diri itulah maka kaum jomblo atau yang patah hati menggelar perayaan makan mie hitam atau jajangmyeon secara bersama. Kaum jomblo menghibur diri dengan memakan mie hitam bersama di rumah makan atau resto yang disepakati.
Budaya kasih atau memberi boleh jadi bukan hanya budaya dari Barat. Korea sendiri dengan rajarajanya punya kisah tersendiri. Berbagi atau memberi di Korea sudah dilakukan sejak turun temurun. Raja Sejo dan dinasti sebelum dan sesudahnya memelihara budaya itu. Dan budaya itu dilakukan hingga sekarang. Bahkan secara khusus rangkaian perayaan kasih itu oleh Pemerintah Korsel dijadikan ajang pariwisata.
Perayaan hari kasih sayang di Korea Selatan yang berbeda dengan Indonesia inipun mendapat berbagai tanggapan. Salah satunya diungkapkan Evlien Sagala, “Melalui hari Valentine kita belajar gak selalu cowok yang memberi hadiah ke cewek, bisa aja cewek yang memberi ke cowok, dan buat cowok yang ngasih cokelat di hari white day itu terkesan seperti cowoknya menghargai pemberian dari ceweknya jadi timbal balik yang sangat manis hahaha.”
Jika hari kasih sayang ini menjadi momen yang mengingatkan kita bukan hanya ajang mengasihi pasangan tetapi juga mengasihi orang-orang yang ada di sekitar kita, tidakkah ini dapat menjadi momen juga untuk mengasihi orang-orang yang menjadi “musuh” kita?
Penulis: Philip Artha Senna & Juniati
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230215052907-2b9b7000253b2dbf39b8796539142f1e/v1/89dabef2c8cc95bd846d54a48a1d2fe9.jpeg?width=2160&quality=85%2C50)