Foto Sebagai Pelipur Lara
Kadang foto memiliki kelebihan dalam menjelaskan suatu moment atau mampu menggambarkan emosi yang terlalu panjang jika dituliskan oleh kata. Namun itu sangat relatif, karena setiap manusia sangat relatif dalam menyampaikan pendapat. “Tidak ada karya foto yang jelek” semua serba kontekstual. Mengapa seperti itu, tak adakah standart khusus atau ukuran-ukuran tertentu dalam menilai sebuah karya foto. Bagaimana orang bisa mengatakan bahwa karya foto itu bagus dan sebaliknya. Pertanyaan yang menimbulkan berbagai macam kategori dalam fotografi, bahkan menimbulkan polemik-klasik diantara penikmat foto dan fotografer. Sudut pandang selalu menentukan bagaimana pendapat atau asumsi dalam menilai sebuah karya foto. Maka, apakah kita akan terjebak oleh makna, cerita, dan esensi dalam sebuah foto atau kita akan melihat karya foto hanya dalam bingkai kedangkalan visualisasi, komposisi, dan kuasa angel mungkin juga moment.