Jurnal ASPIRASI Edisi Khusus Wisuda 56 Maret 2016

Page 1

Info Utama Hari Kebanggan Untuk Kelulusan - 2-3 Masih ‘Terjebak’ di Senayan - 4-5 Lensa 6-7 Fokus Lika-Liku Penerapan Regulasi Baru - 8-9

Selintas 10-11 - Menyoal Mundurnya Tanggal Wisuda Hot News 12-14 - Kurikulum Perkuliahan, Beri Dampak Bagi Kelulusan Jendela 14-16 - Jejak Langkah Sarjana yang ‘Sendiri’

Penanggung Jawab, Pemimpin Redaksi: Brigita Ferlina Siaminari Redaktur Pelaksana: Haris Prabowo Sekretaris Redaksi: Winda Septi Adelia Bendahara Redaksi: Maryam Amini Koord. Umum Jurnal : Hersa Khaerunisa | Produksi : Faiz Irsyad Kamil | Koord. Fotografi : Haura Hafizah | Editor : Haris Prabowo, Helena Lisa, Haura Hafizah, Winda Septi, Hersa Khaerunisa | Reporter : Faizal Rapsanjani, Sasgia, Vero, April, Deden, Salma, Saras, Alfian, Danang, Silvia, Donal

Setiap reporter ASPIRASI diberikan tanda pengenal berupa kartu pers. Narasumber dilarang keras memberikan intensif atau gratifikasi dalam bentuk apapun ketika masa penugasan. W W W. A S P I R A S I O N LI N E .CO M

1


INFO UTAMA

Hari Kebanggaan Bagi Kelulusan Suasana senang dan haru dari peserta wisuda terpancar, tepat dimana mereka disiapkan untuk mendarmabaktikan ilmu pengetahuan bagi bangsa Indonesia. Awal Sabtu (16/4) pagi, sinar surya masih belum menampakan diri, tetapi beberapa wisudawan dan wisudawati sudah mulai tampak dengan seragam khas wisuda. Berupa toga hitam dengan seragam dibalut warna fakultas masing-masing. Dengan penuh senyum, mereka berjalan berdamping suka cita. Tak lepas pula para wali dengan bangga menemani. Seiring langkah-langkah kecil ratusan para wisudawan memasuki gedung Jakarta Convention Center (JCC) Senayan,

2

Suasana saat Sidang Senat Wisuda UPNVJ ke-56 berlangsung (16/4).

Jakarta Selatan, waktu tak terasa mulai berdentang pukul 08.00 WIB. Peserta wisuda dan walinya dengan tertib mulai duduk di bangku. Bersiap untuk menyambut akhir perayaan dimana selama mereka duduk di bangku perkuliahan. “Senat UPN “Veteran” Jakarta memasuki ruangan,” ujar pembawa acara panitia memulai. Sontak, semua mata tertuju dari kedatangan Senat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) yang berbaris rapih memasuki ruang sidang. Tak pelak, dengan lagu pembuka Indonesia Raya dan Mengheningkan Cipta menjadi nyanyian penuh semangat yang mengiringi pembukaan sidang Senat UPNVJ. Keheningan tercipta setelah menyanyikan lagu kebangsaan selesai dilantunkan. Rektor UPNVJ Eddy S. Siradj dengan tenang memecah keheningan, menyatakan “Sidang Terbuka Senat UPN “Vetaran” Jakarta, dinyatakan dibuka,” sambil

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .COM


INFO UTAMA mengetuk palu. Dalam pidato sambutannya, Eddy mengatakan bahwa pada Wisuda ke-56 ini, adalah kedua kalinya para wisudawan mendapat gelar dengan status Perguruan Tinggi Negeri (PTN). “Tentunya ini menjadi kebanggan bagi kita, dan semoga lulusan UPNVJ bisa bermanfaat bagi bangsa dan Negara,” harapnya dalam pidato. Tepuk tangan meriah diberikan oleh para peserta wisuda kepada Rektor. “Dengan demikian, sampai wisuda ke-56, UPNVJ telah menghasilkan lulusan sebanyak 45.651 orang,” lanjutnya. Dari 779 wisudawan/ti yang memenuhi hall JCC. Mereka terdiri dari 10 orang lulusan Diploma Tiga(D-3), 489 orang lulusan program Sarjana (S-1), 68 orang lulusan Program Profesi Ners, 102 orang lulusan program Profesi Dokter, dan 110 orang lulusan program Magister. Prosesi sidang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu mars Bela Negara, setelah berakhirnya pidato sambutan dari Rektor UPNVJ. “Seluruh rakyat wajib bela Negara.. songsong hari esok makmur sejahtera,” lantun peserta wisuda dengan penuh harap. Suasana kaku namun khidmat yang tecipta, kemudian mencair dengan dinyanyikannya lagu Mars UPN serta tarian yang dibawakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Tari Veteran Jakarta (STVJ). Tak lupa juga sekelompok paduan suara dari UKM Gita Advayatva, yang berdiri di sudut depan peserta wisuda terus melafalkan paduan suara yang merdu selama hiburan berlangsung. Perasaan berdebar serta bangga mulai menyelimuti wisudawan/ti setelah selesainya hiburan yang ditampilkan oleh beberapa penari-penari cantik nan lincah di depan para peserta wisuda. Dengan mantap dan lugas pembawa acara memanggil nama-

nama dari mereka yang tengah duduk terpaku dengan seragam wisuda menjulur kebawah hampir menutupi sepatu itu. Pemberian ijazah dan pemindahan kuncir para wisudawan oleh Rektor menjadi simbol pertanda kelulusan. Raut wajah tegang ditutupi dengan senyum kecil, peserta wisuda mulai berbaris dan menunggu panggilan untuk penyematan. Dari ratusan wisudawan yang lulus, terdapat 17 nama dari masing-masing fakultas yang menyandang predikat sebagai lulusan terbaik. Fajrul Akbar, mahasiswa dari Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKES) menjadi mahasiswa yang mendapat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dengan nilai sebesar 3,98. Puji dan syukur diberikan oleh Rektor kepada mereka yang meraih predikat terbaik. Acara yang direncanakan berakhir pukul12.20, ternyata berjalan satu jam lebih cepat dari jadwal. Ditandai oleh Rektor dengan menyatakan,”Sidang Terbuka Senat UPN “Veteran” Jakarta, dinyatakan ditutup.”. Gemuruh dari peserta wisuda menyeruak seperti kebisingan huru-hara. Mereka meluapkan kebahagian dengan tepuk tangan serta beberapa dari mereka berpelukan. Pintu-pintu mulai terbuka, beberapa berlari keluar menemui kerabat atau sanak keluarga. Suka cita terbaur pada suasana yang begitu haru. Seperti yang dirasakan Muhamad Farid Rakhmadin mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). “Saya sangat senang karena melihat Orang Tua dan kerabat ikut senang dalam wisuda saya,” tuturnya menutup hari yang khidmat dengan senyumnya.

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .CO M

Faizal Rapsanjani

3


INFO UTAMA

MASIH ‘TERJEBAK’ DI SENAYAN Pelaksanaan wisuda masih terlaksana di JCC. Beberapa faktor menjadi menyebab.

Keadaan Sidang Senat Wisuda UPNVJ ke-65 berlangsung (16/4).

Pelaksanaan wisuda Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta ke-56 yang diselenggarakan pada Sabtu (16/4), berjalan lancar dan tepat waktu. Semua mahasiswa terlihat sangat antusias untuk mengikuti pelaksanaan acara kelulusan ini. Hiburan yang memukau dari Seni Tari Veteran Jakarta (STVJ) dan paduan suara Gita Advayatva pun melengkapi jalannya acara wisuda ini. “Menurut aku ini keren karena on-time, biasanya kan kalau banyak gini bisa tidak tepat waktu,” ujar Renita Septacya, salah satu wisudawati dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Pelaksanaan wisuda kali ini belum ada

4

perubahan berarti karena lokasi wisuda masih di selenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan. Ini menandakan pelaksanaanya masih seperti wisuda pada tahun-tahun sebelumnya. Koordinator Pengadaan Sarana Prasarana dan Pengamanan Munasiron Miftah menjelaskan bahwa tidak terselenggaranya wisuda di wilayah kampus karena belum tersedianya gedung yang memadai. “Kampus kita itu belum mempunyai gedung serbaguna yang bisa menampung jumlah yang banyak. Sehingga pimpinan memutuskan untuk menggunakan JCC,” ujarnya saat ditemui ASPIRASI pada Rabu (13/4)

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .COM


INFO UTAMA lalu. Dengan jumlah wisudawan dan wisudawati sebanyak 779 orang, beserta tamu undangan yang total keseluruhannya mencapai 2800 orang, menurut Munasiron, wisuda berlokasi di JCC dapat menampung semua audiens. Hal tersebut menimbang jika pelaksanaan wisuda berada Ruang Auditorium Gedung Jenderal Soedirman yang hanya mampu menampung 200-400 orang. Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Biro Umum UPNVJ tersebut juga menuturkan bahwa pemilihan lokasi wisuda di JCC juga dikarenakan lulusan UPNVJ tahun ini merupakan mahasiswa yang awalnya masih dengan standar UPNVJ sebagai Perguruan Tinggi Swasta. “Karena mahasiswa UPN itu masih mahasiswa yang menggunakan biaya swasta, sehingga sampai saat ini mereka masih menginginkan wisuda sekarang sesuai dengan wisuda sebelumnya,” tambahnya. Apa yang telah dijelaskan oleh Munasiron juga di pertegas dengan penjelasan oleh Ketua Pelaksana Wisuda UPNVJ ke56 yaitu Moeljadi. “Semestinya UPNVJ punya gedung sendiri buat wisuda. Ini menjadi problem kita saat ini. Karena sampai saat ini kita harus meminjam di JCC dan penggunaannya harus menyesuaikan dengan JCC, bahkan biayanya juga disesuaikan,” ujarnya, senada dengan Munasiron Miftah. Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik ini pun menambahkan bahwa sudah ada perencanaan untuk membangun gedung wisuda namun masih dibutuhkan persiapan yang lain, “seperti untuk membangun auditorium, kita harus punya tanah dulu,” katanya.

Moeljadi berharap UPNVJ harus memiliki gedung sendiri yang nantinya pelaksanaan wisuda atau kegiatan lainnya dapat dilakukan sendiri dan biayanya dapat lebih murah. Untuk pelaksaannya wisuda pada tahun berikutnya, ia mengatakan bahwa kemungkinan masih bisa dilaksanakan di JCC sebagai program jangka panjang. Wisuda kali ini pun tak lepas dari kritikan. Salah satu wisudawati dari FEB, Puji Efrida, menuturkan bahwa wisuda kali ini ada beberapa kekurangan. Salah satunya suara bising dari tangisan beberapa anak kecil yang mengganggu suasana khusyuk. “Wisuda yang sebelumnya, sama sekali anak kecil gak boleh masuk dan ketat banget, cuma kalo ini tuh kayak lost aja. Terus rada kacau juga pas ada beberapa tementemen yang gak kepanggil namanya dan di layar juga gak muncul jadi banyak orang tua yang kecewa,” tutur wanita berkacamata tersebut. Namun Puji memaklumi UPNVJ yang masih menyelenggarakan wisudanya di JCC karena belum adanya fasilitas gedung yang memadai untuk menampung banyak wisudawan dan wisudawati dengan jumlah banyak. Tanggapan pelaksanaan wisuda juga diungkapkan oleh wisudawan Fakultas Hukum (FH) Muhammad Ikhsan. “Karena UPNVJ sudah negeri, memang lebih baik wisuda dilaksanakan di kampus sendiri. Tetapi berhubung UPNVJ belum mempunyai ruangannya juga gedungnya belum memadai untuk menyelenggarakan wisuda di kampus, jadi mungkin masih diselenggarakan di luar kampus,” tuturnya pada saat diwawancarai ASPIRASI pasca wisuda selesai terselenggara.

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .CO M

Sasgia, Vero.

5


LENSA

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Tari Veteran Jakarta (STVJ) menampilkan tarian tradisional dengan busana khas budaya Indonesia.

Dengan ucapan syukur, lulusan terbaik dari Fakultas Ilmu Komputer (FIK) saat akan memberikan kesan dan pesan kepada khalayak.

6

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .COM


LENSA

Salah satu wisudawati dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) saat membawakan sebuah lagu.

Usia tidak membatasi salah seorang wisudawa untuk lulus pada program Magister.

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .CO M

Deden, Salma.

7


FOKUS

LIKA-LIKU PENERAPAN REGULASI BARU Pasal 17 Permendikbud No. 49 Tahun 2014 menuai pro dan kontra. Regulasi tersebut dinilai hanya memacu mahasiswa untuk fokus kuliah dan cepat lulus. Sebenarnya masih banyak mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) yang belum mengetahui kejelasan terkait peraturan yang membatasi kelulusan mahasiswa Strata 1 (S1). Berbagai macam kalangan mahasiswa menyuarakan pendapat mereka. Pro dan kontra terdengar untuk kebijakan yang diterapkan mengenai masa kuliah tersebut. “Positifnya sih bisa jadi aware bagi kita para mahasiswa untuk tidak mainmain, tapi kasian juga kalau yang melebihi masa studi itu bisa-bisa dikeluarkan,” ujar salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKES) Nana Fithrotul Bana. Salah satu mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Dina Kencana pun ikut angkat bicara, “untuk UPNVJ memang positif, kan berarti sukses meluluskan mahasiswanya tepat waktu, tapi kurang setujunya kan kemampuan orang beda-beda dan juga kasian kalau yang sedang cuti karena sesuatu hal, kan menjadi masalah,” ujar mahasiswi angkatan tahun 2013 tersebut. Lain Nana dan Dina, lain pula menurut mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Rinoto Harto, “menurut saya sih negatif, karena dengan kuliah 5 tahun itu, berarti mahasiswa lebih fokus ke akademik, ka-

8

rena hanya 5 tahun batasannya, sedangkan kita kuliah bukan hanya akademik, tapi perlu softskills juga misalnya dengan ikut organisasi. Sedangkan dalam waktu 5 tahun itu, pasti mahasiswa kebanyakan malah jadi kuliah lalu lulus dan kerja,” ucap mantan Ketua Umum Mahasiswa Pecinta Alam (MPA) Girigahana. Rinoto menegaskan bahwa kebijakan ini akan memacu mahasiswa lebih fokus untuk kuliah dan pulang tanpa mengasah softskills yang justru didapat dalam organisasi-oganisasi yang tersedia di kampus UPNVJ. “Dengan mindset seperti itu, takutnya mahasiswa jadi tidak punya softskills karena kurang berorganisasi padahal itu penting dalam dunia kerja,” tambahnpria yang akrab disapa Nafas tersebut. Baginya, kampus itu seharusnya menjadi tempat yang dapat menciptakan manusia yang dapat memimpin serta menjadi konseptor. Sehingga dapat menghasilkan generasi yang dapat menciptakan lapangan kerja, bukan bekerja dibawah orang. Menurutnya, UPNVJ masih belum memiliki kejelasan mengenai regulasi tersebut. Terlebih mulai dari angkatan keberapa regulasi tersebut diterapkan. Ia menambahkan, hingga saat ini masih terdapat beberapa mahasiswa aktif dari angkatan

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .COM


FOKUS BATAS HANYA 5 TAHUN !!

Karikatur : Deden Abdul Qohar.

2010. Jika diterapkan berarti mahasiswa angkatan 2010 telah memasuki tahun keenamnya, sedangkan untuk mahasiswa angkatan 2011 telah memasuki tahun kelimanya. “Jika diberlakukan untuk semua angkatan berarti, bakalan banyak banget yang ke-DO dan kalo banyak mahasiswa yang ke-DO, bakalan bikin jelek nama kampus lah,” jelasnya. Kerisauan pun datang dari mahasiswa yang sudah menginjak masa studi lima tahun, sepeti yang diutarakan oleh mahasiswa FIK angkatan 2011 Fadlan Adzwar, “kalau ini berlaku, saya sama saja dihilangkan, mengingat saya sudah mencapai masa studi 5 tahun,”. Menurutnya itu sama saja seperti masa pemutihan mahasiswa. Menanggapi hal ini, Bagian Pendidik dan Pengajaran Biro Akademik dan Administrasi Angela Efianda mengutarakan bahwa sebenarnya mengenai keresahan mahasiswa untuk tidak mendapat kaderisasi bagi organisasinya hanyalah masalah

manajemen waktu yang seharusnya bisa diatur oleh setiap individu terutama mahasiswa UPNVJ itu sendiri. Wanita yang akrab disapa Efi ini takutkan adalah bahwa ia cemas kalau mahasiswa sudah terlalu asik di organisasi, banyak mahasiswa yang meyepelekan mata pelajaranya. Hal tersebut justru berdampak pada masa studi mahasiswa itu sendiri. Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik Moeljadi mengatakan bahwa UPNVJ sudah dapat menerapkan regulasi tersebut. “Saya rasa bisa saja, namun kembali ke mahasiswa kita, saya mengharapkan mahasiswa rajin dalam kuliah walaupun terlibat organisasi sehingga tepat waktu kelulusannya,” saat ditemui oleh ASPIRASI pasca Wisuda UPNVJ ke-56, Sabtu (16/4) siang.

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .CO M

Danang, Silvia.

9


SELINTAS

Menyoal Mundurnya Tanggal Wisuda Jadwal wisuda UPNVJ ke-56 mundur hingga sebulan lamanya. Kendala terdapat pada gedung.

Raut bahagia tampak terlihat pada wajah para wisudawan dan wisudawati Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) jelang prosesi wisuda ke56 pada semester ini. Sama seperti tahun sebelumnya, momentum sakral kali ini juga dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, pada Sabtu (16/4). Seperti yang telah diketahui, pelaksanaan wisuda kali ini pada awalnya dijadwalkan dalam kalender akademik pada bulan Maret lalu. Namun jadwal tersebut kemudian diundur menjadi pada bulan April. Pemberitahuan penetapan jadwal wisuda yang baru, disampaikan melalui website dan surat edaran. Ketua Pelaksana Wisuda UPNVJ ke-56 Moeljadi menjelaskan penetapan wisuda pada bulan Maret tersebut, ternyata masih bersifat tentatif. Gedung yang akan dipakai untuk pelaksanaan wisuda menjadi faktornya. Hal tersebut disebabkan karena UPNVJ masih belum memiliki gedung wisuda sendiri. Ruang Auditorium yang berada di Gedung Jenderal Soedirman nyatanya tidak bisa digunakan mengingat gedung tersebut hanya cukup menampung

10

sekitar 200-400 wisudawan saja. Sedangkan jumlah wisudawan yang terdaftar dalam wisuda kali ini sebanyak 779 orang. Hal ini lah yang membuat pelaksanaan wisuda ke-56 kali ini masih tetap diadakan di JCC. Moeljadi mengungkapnya penentuan tanggal wisuda harus menimbang ketersediaan waktu dari pihak JCC. “Jadi kondisi harus menyesuaikan JCC,” ungkapnya kepada ASPIRASI pada Kamis (14/4) lalu. “Kalau kita lihat kemampuan membangun gedung sendiri, saya kira tahun depan masih di tempat lain. Karena membangun gedung itu tidak cukup setahun ya, kecuali kalau dananya banyak”, ujar pria lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) tersebut. Kendala tersebut masih menjadi tantangan bagi UPNVJ. Untuk lokasi pembangunan gedung wisuda itu sendiri, Moeljadi mengatakan rencana penempatannya pun belum diketahui. Sebab UPNVJ nantinya akan memiliki kampus tiga di daerah Jonggol, Jawa Barat. Wacana pembangunan kampus tiga ini merupakan keinginan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .COM


SELINTAS

Padahal udah update status mau wisuda bulan ini..

Karikatur : Deden Abdul Qohar.

(Kemristek Dikti). “Untuk pembangunan gedung wisudanya ada kemungkinan di kampus UPNVJ Limo atau di kampus yang berada di Jonggol. Tapi semoga tahun depan sudah disini,” katanya. Ihwal biaya administrasi wisuda ke-56 ini juga telah mengalami penurunan dari wisuda sebelumnya. Untuk program diploma, sarjana, profesi, dan magister biaya wisudanya senilai satu juta lima ratus ribu rupiah. Hal ini dikarenakan memperhatikan

wisudawan, “kalau udah negeri, kan turun, jadi kita turunkan dulu lah,” katanya. Untuk wisuda kali ini, tercatat sebanyak 779 jumlah wisudawan. Namun Moeljadi memperkirakan tidak semua wisudawan dapat hadir, “terutama untuk program studi kedokteran dan profesi kedokteran, karena mereka berada di rumah sakit sehingga agak sulit meninggalkan apa itu pekerjaannya,” tutupnya. Saras, Alfian.

COMING SOON PENDIDIKAN JURNALISTIK MAHASISWA KE-31 16-18 MEI 2016

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .CO M

11


HOT NEWS

KURIKULUM PERKULIAHAN, BERI DAMPAK BAGI KELULUSAN Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 tahun 2014 menimbulkan dampak bagi mahasiswa dalam menentukan waktu kelulusan. Penerapan sistem kurikulum yang berbeda di setiap program studi, membuat mahasiswa kesulitan untuk lulus dalam waktu kurang dari empat tahun. Kurikulum hakikatnya merupakan suatu pedoman dalam pelaksanaan masa studi mahasiswa di suatu universitas. Kebijakan terkait kurikulum perkuliahan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 pasal 17 ayat (2) yang menjelaskan bahwa mahasiswa wajib menempuh beban studi paling sedikit 108 sks untuk diploma tiga serta 144 sks untuk diploma empat dan program sarjana. Dalam peraturan tersebut juga dijelaskan bahwa waktu masa studi yang ditempuh untuk diploma tiga adalah tiga sampai empat tahun, sedangkan program diploma empat dan program sarjana adalah empat sampai lima tahun. Kebijakan ini memunculkan pro dan kontra, baik dari kalangan mahasiswa maupun sivitas akademika kampus. Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik Universitas Pembangunan Nasiona “Veteran” Jakarta (UPNVJ) Moeljadi angkat bicara, “sebetulnya universitas tidak mengatur waktu minimal masa studi mahasiswa melainkan hanya membatasi waktu maksimal masa studi mahasiswa”. Di UPNVJ ditentukan

12

waktu maksimal mahasiswa mengakhiri masa studinya adalah tujuh tahun. Menurut pria kelahiran Jawa Tengah ini, apabila 144 sks dijabarkan maka mahasiswa akan membutuhkan waktu empat tahun untuk lulus. Namun, realitanya di beberapa program studi masih ada mahasiswa yang dapat menyelesaikan masa studi nya dalam kurun waktu kurang dari empat tahun. Tak jarang pula yang mendapat gelar Cum Laude karena lulus dalam waktu 3,5 tahun. Pernyataan Moeljadi tersebut menunjukkan bahwa penetapan waktu kelulusan setiap program studi tidak sama. Pasalnya, setiap progdi di UPNVJ menerapkan sistem kurikulum yang berbeda. Hal itu dilihat dari konten kurikulum setiap program studi yang memiliki bobot dan kriteria tertentu. “Kalau yang jurusan sosial mungkin bisa lulus kurang dari empat tahun, tapi kalau kedokteran atau kesehatan tidak bisa karena dia harus praktek dulu,” ujarnya. Contohnya Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKES) yang menerapkan sistem paket di seluruh kurikulum program studi yang ada. “Kebijakan ini berdampak belum adanya mahasiswa

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .COM


HOT NEWS

Karikatur : Deden Abdul Qohar.

FIKES yang lulus dalam waktu kurang dari empat tahun atau dalam waktu 3,5 tahun,” jelas Wakil Dekan (Wadek) I FIKES Herlina. Ia juga menjelaskan bahwa sistem paket ini mau tidak mau harus diterapkan agar pembelajaran mahasiswa lebih terintegrasi. “Kita ini (mahasiswa FIKES) kalau sudah lulus, klien-nya itu manusia. Jadi, kita tidak boleh sama sekali melakukan kesalahan. Human error itu harus diminimalkan sekali, maka itu belajarnya bertahap. Nah, dari tahapan itu kita tidak bisa lepaskan sistem paketnya, berbeda dengan fakultas lain,” tambah wanita kelahiran Bantul tersebut. Sama halnya dengan FIKES, lulusan Fakultas Hukum (FH) juga akan menghadapi obyek yang sama, yaitu manusia. Hanya saja, jika lulusan FIKES akan berurusan dengan nyawa seseorang, maka lulusan FH akan berhadapan dengan nasib seseorang. Karena itu M. Ali Zaidan, salah satu Dosen FH, mendukung peraturan

menteri ini. “Hukum ini kan bukan menyangkut keahlian seperti ilmu teknik, tetapi menuntut kematangan emosional spiritual ketika melaksanakannya. Anda itu nanti akan berurusan dengan manusia, berurusan dengan nasib orang bukan dengan benda mati. Jadi saya kira dengan jangka waktu empat tahun itu sudah cukup untuk mensosialisasikan dirinya walaupun nanti secara spesifik ditentukan oleh orang–orang yang bersangkutan juga,” tukas lelaki lulusan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang. Menurut Moeljadi, jumlah 144 sks ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan zaman dimana S2 dan S3 belum ada. “S1 itu dulu 168 sks atau lebih dan itu diterapkan saat belum ada gelar S2. Karena sekarang sudah ada S2, maka S1 hanya 144 sks saja. Artinya kelebihannya itu bisa diambil di S2. Jadi sebetulnya sistem kurikulum yang dibuat pemerintah ini malah mempercepat kelulusan mahasiswa,”. Waktu kelulusan mahasiswa

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .CO M

13


HOT NEWS juga dapat dipercepat apabila sudah mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang bagus dan konsisten. “Tapi tidak mungkin bisa pas lulus 3,5 tahun, biasanya 3,7 tahun lah karena porsinya itu sudah diatur, ” ungkap pria kelahiran tahun 1953 ini. Senada dengan yang disampaikan oleh Moeljadi, M. Ali Zaidan juga mengatakan bahwa Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 tidak mempersulit mahasiswa. “Zaman dulu sebenarnya sangat susah untuk lulus dalam waktu lima tahun. Rata-rata mahasiswa lulus dalam jangka waktu delapan sampai sebelas tahun. Namun dikarenakan adanya sistem sks, maka mahasiswa memiliki kesempatan untuk lulus dalam jangka waktu yang singkat,” jelasnya. “Jadi pasca sks itulah ada kemungkinan cepat lulus. Tapi produknya itu sebenarnya pendangkalan ilmu, padahal ilmu itu kan proses. Orang bisa saja lulus satu tahun, tapi kematangan ilmunya butuh waktu lama,” tambah Ali. Menurut Moeljadi, pemerintah mengeluarkan peraturan itu dengan melalui berbagai pertimbangan. Dan UPNVJ sebagai sistem harus mengikuti. “Dulu ada pemikiran kalau peraturannya empat tahun kita harus 3,5 tahun. Nah, itu tidak boleh. Karena sekarang ada pengawasan

dari pemerintah, kalau tidak memenuhi persyaratan maka akan di-blacklist atau akreditasi kampusnya jadi jelek. Kalau misalkan lulusnya 3 tahun namun peraturannya 4 tahun ya tidak mungkin dapat nilai bagus akreditasinya. Bukan berarti lebih cepat lebih baik. Jadi kalau lulus 3,5 tahun ya tidak boleh karena melangar peraturan. Yang masuk akal ya 3,5 tahun 3 bulan tergantung pada skripsi,” tegas lelaki yang memiliki 2 orang cucu ini. Sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN), UPNVJ memiliki kurikulum Bela Negara yang menjadi identitas dan pembeda dengan perguruan tinggi lainnya. Penerapan kurikulum di kampus hijau ini tetap mengacu pada kurikulum yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Namun, seperti yang telah dijelaskan pula dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 bahwa mahasiswa memiliki kebebasan dalam mengatur masa studinya asalkan tetap memenuhi jumlah sks yang ada. Untuk itu mahasiswa dapat merencanakan dengan matang apabila akan lulus lebih cepat dari waktu normal yang ditentukan. April.

JEJAK LANGKAH SARJANA YANG ‘SENDIRI’ Puan Maharani satu-satunya wisudawan fakultas ilmu komputer angkatan 2012 yang berhasil menyelesaikan bangku kuliah dengan waktu 3,5 tahun dengan IPK 3,62.

14

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .COM


JENDELA

Puan Maharani, wisudawati Fakultas Ilmu Komputer (FIK) saat menerima selamat dari Rektor.

Dari total 90 orang wisudawan dari Fakultas Ilmu Komputer (FIK), mahasiswi dari angkatan 2012 yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara ini lebih dulu ‘meninggalkan’ teman seangkatannya. Puan Maharani, menjadi satu-satunya mahasiswi dari angkatan 2012 yang lulus 3,5 tahun. Puan mengatakan, bahwa perasaannya biasa saja lulus 3,5 tahun. Ia merasa lega bisa lulus lebih dulu. Selain itu, ia berharap bisa menjadi penyemangat bagi teman-teman seangkatannya agar dapat lulus tahun ini. Wanita berhijab ini mengatakan, tidak terlalu obsesi untuk lulus 3,5 tahun. Menurutnya, setiap orang memiliki tujuan pribadi ihwal pengambilan skripsi di semester tujuh. Namun, karena banyak dukungan dan melihat kesempatan, wanita jurusan Strata 1 (S1) Sistem Informasi ini membulatkan tekad untuk mengambil skripsi di semester tujuh. “Orang menyelesaikan masalah berbeda-beda, aku menyelesaikan masalahku dengan

mengambil skripsi lebih dahulu,” tuturnya. Padahal, Puan menuturkan, cara belajar yang ia terapkan sama dengan mahasiswa lain. Hanya saja, setiap orang mempunyai cara tersendiri mengatasi beban mata kuliah yang harus diselesaikan, ada yang malas dan ada yang belajar terus. “Kalo saya biasa aja, mengikuti alur yang ada, selagi aku bisa dan sanggup ambil 24 SKS, maka aku ambil 24 SKS,” ujarnya. Wanita berzodiak Aquarius ini mengatakan bahwa ia mendapatkan tawaran dari dosen untuk lulus 3,5 tahun, “salah satu dosen mengajukan saya untuk lulus 3,5 tahun, dan ia berkata siap membimbing aku,” ujarnya. Menurut Puan semua dosen sama baiknya. Memang setiap dosen memiliki kadar disiplin dan ketegasan yang berbeda-beda. “Aku sendiri dalam mengahadapi dosen-dosen yang berbeda tersebut, harus mengikuti alur dan kemauannya, supaya tugas-tugas dari dosen tersebut dapat dikumpulkan tepat waktu,” ujar wanita kelahiran Februari tersebut. Jalan untuk mendapatkan gelar S. Kom tentu saja tidak mudah bagi Puan, selama penyusunan skripsi ia mengakui ada masalah-masalah yang dihadapi. “Dalam mencari data yang sangat susah, judul yang ganti sampai 10 kali. Itu aku ngerasain,” kata Puan sewaktu ditemui ASPIRASI di Plaza Wadirman UPNVJ, Jum’at (15/4). “Biarpun berat, istilahnya hingga jalan terseret-seret cuma akhirnya bisa sedikit banggain orang tua,” tambahnya. Sempat ingin memutuskan untuk menyerah karena merasa tidak sanggup menjalani skripsi dengan ditambah beban tugas yang juga tidak sedikit, disitulah Puan merasa tanggungannya semakin menggunung.

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .CO M

15


Namun, Puan berpikir sangat disayangkan apabila ia harus berhenti dan nantinya harus kembali ke titik awal lagi, alhasil ia pun melanjutkan skripsi yang sudah dijalaninya. Wanita yang gemar jalan-jalan ini menuturkan, bahwa ia tidak mengikuti organisasi ataupun Unit Kegitan Mahasiswa (UKM) di kampus. “Aku agak menyesali tidak mengikuti UKM, cuma karena sudah lulus, ya gimana lagi,” tutur Puan. Ia sedikit kecewa, karena di instansi pemerintah saat ingin melamar pekerjaan menanyakan pengalaman organisasi.

Walaupun tidak pernah menggeluti organisasi, Puan mengikuti organisasi di luar kampus. Ia menjelaskan, bahwa ia sempat mengikuti karang taruna di daerah rumahnya. Tetapi sekarang sudah tidak lagi menjabat, karena sudah berganti periode. Ia berniat untuk bekerja terlebih dahulu, baru melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi, yakni S2. “Aku ingin bekerja dulu, dan ada niat untuk melanjutkan studi ke S2. Sebenarnya itu tergantung pekerjaannya juga, kalo mensyaratkan S2, maka aku lanjut S2,” tutupnya. Donal.

“SATU - SATU TUNAS MUDA BERSEMI, MENGISI HIDUP GANTIKAN YANG TUA, TAK TERDENGAR TANGIS TAK TERDENGAR TAWA.. REDALAH.. REDA..” - Iwan Fals - Satu Satu

Bagus Prianggodo Faizal Rapsanjani Koord. Produksi ‘13/14 Maryam Amini Redaktur Pelaksana ‘14/15 Koord. Online ‘14/15 Aminah Hidayati Sekretaris Redaksi ‘13

16

W W W. A S P I R A S I O N LI N E .COM


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.