Haluan Mahasiswa Edisi II / Maret 2017

Page 1

HALUAN MAHASISWA

Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Didaktika

EDISI II / MARET 2017

Nasib FMIPA di Gedung Baru


SALAM REDAKSI

SUSUNAN REDAKSI

Pemimpin Redaksi Muhammad Rizky Suryana Sekretaris Redaksi Muhammad Muhtar Tata Letak Uly Mega Septiani Reporter Annisa Nurul Hidayah Surya Muhammad Rizky Suryana Faisal Bachri Budi Firdaus Muhammad Muhtar Uly Mega Septiani Geraldy Nour Qodri Talitha Amalia Sarah Aini Editor An Nisa Nur Istiqomah Lutfia Harizuandini Yulia Adiningsih Hendrik Yaputra Annisa Fathiha

Salam sejahtera bagi para pembaca. Pada haluan mahasiswa edisi kali ini, kami menyajikan beberapa berita yang terjadi di Universitas Negeri Jakarta.

Liputan utama dalam haluan ini adalah persoalan tentang pembatalan wisma atlet yang rencananya akan dibangun di Kampus B UNJ untuk mengakomodasi peserta Asian Games. Gedung FMIPA yang awalnya diganti menjadi wisma atlet saat ini direncanakan fungsinya menjadi gedung perkuliahan bersama. Terdapat juga berita lainnya yang membahas mengenai arti di balik penamaan gedung baru serta opini tentang fungsi Badan Eksekutif Mahasiswa bagi mahasiswa. Akhir kata, kami ucapkan selamat membaca dan berdialektika.

Pemimpin Redaksi

DAFTAR ISI Berita I ... 3 Opini I .......... 4 Berita II ................ 5 Infografis ..................... 6 Opini II ................................. 8 Resensi I .........................................10 Resensi II .................................................. 11 Resensi III..........................................................12 2

Sekretariat : Kampus A UNJ, Gedung G, Lantai III, Ruang 304 Email : lpmdidaktikaunj@gmail.com Line : @tlt5495s Website : www.didaktikaunj.com Facebook : lpm didaktika unj Twitter : @lpmdidaktika


Berita I

Nasib FMIPA di Gedung Baru Wisma atlet merupakan salah satu fasilitas di Asian Games 2018 yang rencananya akan dibangun di Kampus B Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Imbas dari rencana ini adalah Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dipin-dahkan ke Kampus A. Namun, setelah setahun wisma atlet tak kunjung dibangun juga. Ternyata rencana tersebut dibatalkan oleh Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) selaku panitia penyelenggaraan pesta olahraga tersebut. Pemindahan FMIPA ke Kampus A UNJ dimulai dari awal tahun 2016. Alasan pemindahan ini dikarenakan adanya rencana pembangunan wisma atlet. Sebelumnya, kegiatan perkuliahan program studi (prodi) Fisika dan Matematika FMIPA sudah mulai ditempatkan di sana sejak penghujung tahun 2013. Wulandari, mahasiswi prodi Fisika menuturkan pemindahan FMIPA dilakukan secara tidak merata. “Masih banyak alat-alat di kampus B yang belum dipindahkan ke sini.” Wulandari juga mengeluhkan kondisi kelas yang kurang lengkap. “Untuk pembelajaran di kelasnya kurang sekali ya, tidak ada proyektor, jadi harus bawa sendiri proyektornya.” Wulandari juga menambahkan, perlengkapan laboratorium di Kampus A belum sepenuhnya lengkap. “Kalau untuk bahan-bahan penunjang praktikum kimia belum dipindahkan ke sini. Untuk berkas-berkas dari sana sudah selesai dipindah,” jelasnya. Ia juga mengeluhkan kondisi sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas di gedung baru ini. “Sekretariatnya di sini kecil, hanya bisa masuk untuk barang-barang aja.” Yuli, mahasiswi prodi Fisika, mengatakan kondisi rapat dan diskusi FMIPA di gedung baru

ini berbeda daripada sebelumnya. “Di Kampus B ada saung untuk tempat rapat dan diskusi. Kalau di sini, untuk rapat dan diskusi harus pake ruang kelas dan gak di jam perkuliahan supaya tidak menganggu kegiatan kelas.” Beberapa prodi FMIPA yang semula ditempatkan di Gedung Dewi Sartika sudah dipindahkan perkuliahannya ke Gedung Hasyim Asy’ari. Sejumlah kantor fakultas dan program studi masih ditempatkan di Gedung Dewi Sartika. “Kalau di program studi aku, mahasiswa angkatan 2016 masih belum dipin-dahkan ke gedung baru, tetapi sebagiannya sudah dipindahkan ke sana,” ujar Puti Andini, mahasiswi Ilmu Komputer. Pemindahan FMIPA menurut Komaruddin tidak ada masalah. “(Rencana) untuk pemindahannya sendiri tidak ada masalah, toh mereka sudah mendapatkan gedung baru,” ucap Wakil Rektor II UNJ ini. Gedung baru tersebut menurut Komaruddin menjadi milik FMIPA untuk perkantoran dan laboratorium secara permanen. Berbeda dengan fakultas lain yang memiliki kantor dan tempat perkuliahannya sendiri.Sedangkan untuk perkuliahannya, FMIPA tidak secara permanen menempati gedung tersebut. “FMIPA menggunakan sistem perkuliahan bersama di gedung ini, jadi masih bisa dipindahkan lagi jika kelasnya kurang,” ujar Komaruddin. Sementara itu, Gedung FMIPA di Kampus B yang semula akan dirubuhkan untuk dibangun wisma atlet di atasnya, kini akan diubah menjadi gedung untuk perkuliahan bersama. “Kemungkinan akan dibangun dua tower seperti gedung IDB,” ucap Komaruddin. Muhammad Rizky Suryana 3


Opini I Mempertanyakan Fungsi BEM untuk Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) merupakan organisasi pemerintahan kampus yang dijalankan oleh mahasiswa. Sebelum bernama BEM, dahulu organisasi pemerintahan kampus ini disebut dengan Dewan Eksekuif Mahasiswa (DEMA). Kemudian pada 1990, berganti nama menjadi Senat Mahasiswa. Pada perkembanganya Senat Mahasiswa beralih fungsi menjadi legislatif dan membentuk Badan Pelaksana Senat Mahasiswa (BPSM) sebagai eksekutif, nama tersebut disederhanakan lagi menjadi BEM. Dari Dema hingga menjelma menjadi BEM salah satu fungsi-nya yaitu menampung aspirasi mahasiswa serta sebagai insan perubahan. Yaitu perubahan bagi mahasiswa maupun rakyat. Berdasarkan bincang-bincang santai penulis dengan salah satu anggota BEM UNJ, dikatakanya bahwa salah satu bentuk penyuaraan aspirasi yaitu melalui demonstrasi. Dengan demonstrasi, mereka meyakini telah melakukan tindakan pencerdasan. Umpamanya ketika demonstrasi terhadap pemerintah. Orasi, jargon ataupun semacamnya berisi kritik terhadap pemerintah maka secara tidak langsung masyarakat diberitahu kalau pemerintah mempunyai masalah. Sejauh pandangan tersebut demonstrasi bentuk pencerdasan bisa diterima tapi, melihat bagaimana proses sebelum dilakukanya demonstrasi. Tidak ada diskusi yang berbentuk interaksi dua arah melainkan penyeragaman pemikiran. Sebab diskusi yang dilakukan hanya bersifat satu arah dan teknis hanya agar mendapatkan masa sesuai dengan tujuan. Lalu, bagaimana dengan pencerdasan terhadap mahasiswa? padahal sebelum berkontribusi ke masyarakat harusnya BEM berguna terlebih dahulu ke mahasiswa. Sebagai lembaga eksekutif, selama ini kinerja BEM kurang atau bahkan tidak berpengaruh bagi mahasiswa secara luas. Sebagai contoh salah seorang mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ketika diwawancarai mengenai bagaimana sejauh ini pengaruh BEM terhadap mahasiswa? jawabanya “tidak tahu? Saya bahkan tidak mengenal anggotanya�. Dalam hal tersebut BEM telah gagal dalam membentuk jaringan atau hubungan dengan mahasiswa. Selain itu, BEM UNJ yang belum lama ini mendapat kecaman dari Animal Defender (Pecinta Hewan). Kecaman tersebut karena BEM UNJ melakukan pemotongan ayam saat demonstrasi, 20 oktober 2016. Animal Defender 4

yang segera datang ke kampus UNJ untuk menemui pihak BEM dan didampingi Wakil Rektor 3 bidang kemahasiswaan, memberikan teguran terhadap BEM supaya tidak mengulangi aksi serupa. Meskipun kejadian tersebut tidak begitu dihiraukan oleh BEM. yang menarik disini adalah mahasiswa justru ikut mengecam BEM entah terkait pandangan sadistik terhadap hewan ataupun melihat BEM yang melakukan tindakan tidak berfaedah. Jika kita lihat, bukankah kecaman dari mahasiswa merupakan bentuk ketidakharmonisan antara BEM dengan mahasiswa. Salah satu pemicu ketidakharmonisan BEM dengan mahasiswa adalah isu ditungganginya BEM oleh salah satu partai politik. Isu Partai Politik yang mengintervensi BEM terlihat ketika ketua Rony BEM UNJ di Drop Out (D O), kemudian dimediasi oleh oleh Fahri Hamzah Politisi PKS dilansir www.didaktikaunj.com (Rust In Orde 7 Januari 2016) – bentuk eksklusivitas ini membuat BEM semakin menjauh dengan mahasiswa dan menjadi sekat sekaligus membatasi kinerjanya sendiri untuk mengabdi kepada masyarakat utamanya masyarakat kampus (mahasiswa). Satu lagi isu yang jadi penyebab ketidakharmonisan BEM dengan mahasiswa yaitu isu BEM yang menjadi tangan kanan birokrat. Isu ini sudah sangat lama hangat di kalangan mahasiswa yang membuat mahasiswa jengah terhadap BEM. Isu tersebut tidak dapat dihindarkan karena, pada salah satu contoh kasusnya ketika tahun 2011 lalu, ketika terjadi kenaikkan biaya kuliah, Tidak ada reaksi yang menunjukan BEM menolak. Bahkan cenderung terimaterima saja akan kebijakan tersebut. Walaupun pada 2016 BEM mengadakan demonstrasi menolak kenaikan uang pangkal untuk mahasiswa baru. Tapi, tetap saja sekitar 217 calaon mhasiswa yang sudah diterima kemudian mengundurkan diri karena tidak mampu membayar uang kuliah akan tetap menyisakan gambaran kelam dikalangan mahasiswa. BEM sebetulnya diberikan tanggungjawab oleh mahasiswa dan diharapkan mampu menjadi penyambung suara mahasiswa terhadap birokrat. Seharusnya segala bentuk kinerjanya berpihak kepada kepentingan mahasiswa. Namun sekali lagi ketika sudah menjadi BEM , program kerjanya tidak berpengaruh terhadap mahasiswa. Muhammad Muhtar


Berita II

Di Balik Penamaan Gedung Baru Awal Maret 2017, telah selesai pembangunan gedung Hasyim Asyari di Kampus A Universitas Negeri Jakarta. Gedung ini telah digunakan secara efektif untuk proses perkuliahan Fakultas Ilmu Pengetahuan Dan Matematika (FMIPA) berdasarkan keterangan dari salah satu Mahasiswa Program studi (Prodi) Biologi, Hakam. Gedung Hasyim Asyari secara efektif akan dihuni oleh mahasiswa dari Prodi Biologi, Kimia dan Fisika. Sebelumnya, prodiprodi tersebut dipindahkan dari kampus B ke gedung Dewi Sartika atau IDB II. Penilaian mahasiswa terhadap gedung 10 lantai ini, dinilai baik dibandingkan dengan kampus B di Velodrome dalam ketersedian bahan praktikum, fasilitas laboratorium, dan tampilan modern. “Gedung terkesan lebih modern. Tapi untuk saya sendiri agak kesulitan menemukan makhluk hidup untuk praktikum, jadi buat praktik lebih mudah disana,” lanjut Hakam. Ia juga menjelaskan bahwa akses lebih mudah dibanding harus menggunakan Transjakarta atau kendaraan bermotor untuk berpindah dari Kampus A ke Kampus B guna mengikuti Mata Kuliah Umum. Mahasiswa lain banyak yang berpendapat serupa. “Ruang kelas, toilet dan lift nyaman digunakan,” ucap Rin, Mahasiswa Kimia. Sedangkan untuk pemilihan nama, gedung-gedung kuliah UNJ diambil dari tokoh-tokoh yang

berjasa dalam bidang pendidikan. “Harapannya bukan hanya untuk mahasiswa sini tapi untuk seluruh mahasiswa agar terinspirasi dari tokoh tersebut,’’ kata Komaruddin, selaku Wakil Rektor II. Pemilihan nama tokoh Hasyim Asyari juga tidak diambil sembarang. Butuh waktu cukup lama dalam mencari nama yang cocok untuk gedung yang awalnya bernama CWNB. Pada perkembangan selanjutnya melalui rapat pimpinan ditentukan nama Hasyim Asyari. Sosok ini dikenal sebagai tokoh yang besar jasanya bergerak dalam bidang pendidikan keislaman di seluruh Indonesia. “Tokoh pendidik lebih dipilih karena Universitas Negeri Jakarta sendiri adalah kampus yang dikenal sebagai pencetak pendidik,” jelas Komaruddin. Bersamaan dengan itu, berdiri pula Gedung Hatta yang difungsikan sebagai kelas untuk Mahasiswa

Pascasar-jana. Gedung yang sudah mulai dibangun sejak 2011 ini telah menghabiskan dana pemerintah lebih dari 30 Milyar Rupiah dan dibangun lebih dari 4 tahun. Gedung Hatta dibangun di sam-ping Gedung Pascasarjana dan kantin Blok M. Sama seperti Gedung Hasyim Asyari, penggunaan nama pahlawan atau tokoh sejarah sebagai bentuk penghargaan pada tokoh tersebut. Bung Hatta, Wakil Presiden Pertama Indonesia juga tokoh inspiratif bagi Bangsa yang memiliki peran besar dalam bidang pendidikan. “Selain tokoh ekonomi, beliau juga sebagai tokoh akademis, deng-an gagasan filosofisnya, yakni bukan hanya mencerdaskan orang-orang, melainkan mencerdaskan kehidupannya,” kisah Komaruddin yangditemui pada Rabu, 22 Maret 2017. Telah direncanakan akan dibangun gedung-gedung lain yang dinamakan dengan nama sosok berpengaruh khususnya dalam bidang kependidikan bangsa, seperti Ahmad Dahlan. “Sementara Aula atau ruang besar dinamakan dengan nama mantan rektor-rektor IKIP Jakarta (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, nama UNJ sebelumnya -red),” tutupnya. Faisal Bachri

5


Infografis

Hiruk Pikuk Akreditasi Universitas Negeri Jakarta Akreditasi dijadikan tolak ukur dalam menentukan kualitas sebuah lembaga perguruan tinggi dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal itu pun dijadikan salah satu pertimbangan calon mahasiswa sebelum memasuki perguruan tinggi. Menurut Muchlis Rantoni Luddin, selaku Wakil Rektor I Universitas Negeri Jakarta (UNJ), mengatakan bahwa yang menjadi poin penilaian perguruan tinggi ada tujuh standar, meliputi: visi dan misi; sistem pengelolaan dan penjaminan mutu; mahasiswa dan lulusan; sumber daya manusia; kurikulum; sarana dan prasarana dan sistem informasi; serta penelitian harus mencapai lebih dari 360 poin. Berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT No 763/SK/BAN-PT/ AKRED/PT/VII/2015, UNJ memperoleh akreditasi A. Meski begitu, . indikator yang menunjukkan bahwa kampus ini berakreditasi A masih tidak disetujui oleh beberapa mahasiswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil survei online Tim Didaktika pada 16 – 20 Maret 2017. Sebanyak 43,8% dari 64 partisipan tidak sependapat bahwa UNJ berakreditas A. Hasil survei lainnya yakni sebanyak 60,9% partisipan menganggap UNJ belum memenuhi standar sarana sesuai Peraturan Menteri, Riset, Teknologi Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) No. 44 Pasal 31 ayat 1 Tahun 2015. Sebanyak 81,3% pun merasa masih ada sarana yang belum terpenuhi untuk mendukung pembelajaran dan penelitian. Di lain hal, presentase sebanyak 70,3% menunjukkan UNJ telah memenuhi standar prasarana sesuai Permenristekdikti No. 44 Pasal 33 ayat 1 Tahun 2015.

6

Masih sebesar 20,3% tidak tahu apakah dosen tetap jumlahnya sudah memenuhi syarat Permenristekdikti No. 44 Pasal 29 ayat 4 Tahun 2015. Untuk 85,9% dari keseluruhan merasa interaksi atau diskusi anatara dosen dan mahasiswa sudah dengan kualitas baik di dalam kelas. Namun, sebanyak 45,3% merasa interaksi atau diskusi tersebut belum dengan kualitas baik di luar kelas. Tak hanya itu, Tim Didaktika telah menyurvei pendapat mahasiswa tentang koordinasi pelaksanaan pendidikan. Mahasiswa yang beranggapan bahwa koordinasi tersebut sudah baik memiliki presentase 56,3%. Di sisi lain, sebanyak 67,2% dari keseluruhan partisipan merasakan bahwa sarana dan prasarana belum sepenuhnya mendukung dalam koordinasi pendidikan. Pernyataan itu sejalan dengan tanggapan yang dilontarkan oleh Mia, salah seorang mahasiswi dari Program Studi (Prodi) Akuntansi 2016. Ia mengutarakan bahwa Sistem Informasi Akademik (Siakad) UNJ masih tidak teratur dan mahasiswa Prodi Akuntansi tidak memiliki gedung tetap. “Jad-wal sering bentrok dengan prodi lain,” ujar Mia. Ia pun menambahkan bahwa ini bisa menghambat sistem dan koordinasi dalam pelaksanaan pendidikan. Hal yang hampir serupa pun dialami oleh mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Arab 2016, Selma. Ia merasa UNJ belum layak mendapatkan akreditasi A karena masih ada beberapa masalah, sep-

erti pencarian buku di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Perpustakaan yang sulit, sistem informasi dan komunikasi juga sulit, serta masih dirasakannya Mata Kuliah Umum (MKU) yang masih bentrok waktu. Muchlis mengonfirmasi, “Memang masih terjadi bentrok sana-sini, dosen yang satu dengan yang lain, juga antar Prodi. Sistem informasi kita masih hiruk pikuk dan tak apa tertatih-tatih. Namanya masih belajar nanti akan ketemu rumusnya.” Ia memaklumi kondisi kampus yang masih meraba dalam hal ini. Di samping itu, Muchlis mengakui menargetkan untuk tahun berikutnya sudah bisa membaik. Ia juga menambahkan, “Saat ini kurikulum untuk program pendidikan dan nonpendidikan sedang ditinjau ulang untuk memenuhi kriteria.” Kurikulum yang sedang ditinjau ulang tersebut yakni dua kriteria untuk program nonpendidikan yaitu kurikulum menurut Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 mengenai Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Sedangkan untuk program pendidikan, ditambahkan Standar Nasional Pendidikan Guru. Aceng Rahmat, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni berpendapat, “Ibarat nilai mahasiswa, nilai A yang diraih Universitas Negeri Jakarta, ukurannya belum A gendut (baca: A+) sehingga masih ada beberapa kurangnya,” ujarnya. Aini

Talitha Amalia dan Sarah


7


Opini II

Akreditasi A UNJ Tidak Sempurna Akreditasi. Satu kata yang membuat semua instansi pendidikan berlomba-lomba untuk memperbaiki dirinya. Demi mencapai akreditasi A dengan cara memenuhi indikator yang telah ditentukan. Yaitu yang diatur oleh Peraturan Menteri Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 44 tahun 2015. Sebab, dengan akreditasi A sebuah instansi dapat keuntungan lebih dibanding akreditasi di bawahnya. Seperti, kampus yang berakreditasi A bisa membuat mahasiswanya lebih mudah untuk diterima di dunia kerja. Dan akan diminati lebih banyak oleh calon mahasiswa baru. UNJ yang sekarang sedang berusaha meningkatkan status perguruan tingginya. Sekarang berstatus Bantuan Lembaga Hukum (BLU) akan dicoba untuk ditingkatkan menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). Karena dengan status tersebut, universitas akan mendapatkan hak otonom untuk dapat mengelola uang sendiri dengan cara membuat bisnis. Meskipun UNJ sudah berakreditasi A, berdasarkan data yang kami terima, masih banyak mahasiswa yang tidak setuju dengan akreditasi yang didapatkan UNJ sekarang. Dari data yang kami dapat melalui survei online pada Jumat (17/3) yang telah dilakukan secara online, ada beberapa indikator yang sesuai Permenristekdikti. 8

Diakui oleh sebagian mahasiswa terbukti dan diakui lulus indikator. Indikator yang kami survei ada 8 yaitu: koordinasi pelaksanaan pendidikan, sarana dan prasarana baik di dalam maupun di luar ruangan, jumlah dosen, peralatan penunjang proses pembelajaran di kelas, diskusi antara guru dan dosen di dalam kelas, diskusi antara guru dan dosen di luar kelas, dan media pembelajaran. Seperti indikator jumlah dosen paling sedikit 6 pada setiap prodi yang ditugaskan penuh. Dan 74,6% mahasiswa yg mengisi survei kami setuju bahwa di prodinya telah memenuhi persyaratan tersebut. Tetapi 4,8% tidak setuju. Berarti masih ada kekurangan tenaga pendidik. Meskipun sedikit, masih ada syarat yang di ingkari sebagai universitas berakreditasi A dan 20,6% data menyatakan tidak tahu. Koordinasi pelaksanaan pendidikan di UNJ dianggap baik untuk 55,6% data yg diisi surveyor. Tetapi 44,4% masih mengatakan bahwa pelaksanaan ini masih belum berjalan dengan baik. Ini membuktikan bahwa masih kurangnya koordinasi pelaksaan yang terjadi di UNJ. Mulai dari jadwal dan kelas mata kuliah yang berantakan menjadi salah satu alasan koordinasi pelaksaan masih perlu dikembangkan dan diperbaiki lagi. Fasilitas seperti peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, buku elektronik dan repostori, sarana teknologi informasi dan komunikasi, instrumentasi eksperimen, sarana olahraga, sarana berkesenian, sa-


rana fasilitas umum, bahan habis pakai, dan sarana pemeliharaan keselamatan dan keamanan menjadi standar sarana yang belum terpenuhi bagi 61,9% mahasiswa. Berarti setengah jumlah mahasiswa masih menganggap standar ini perlu di perbaiki dan di kembangkan. Tetapi 38,1% sudah menyetujui bahwa standar ini sudah dipenuhi. Meskipun masih ada kekurangan spidol di kelas, dan lahan parkir. Menurut Kemenristekdikti no 44 tahun 2015 pasal 33 ayat 1 yang menerangkan standar tentang standar pendidikan paling sedikit ada ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, tempat olahraga, ruang kesenian, ruang unit kegiatan mahasiswa, ruang pimpinan perguruan tinggi, ruang dosen, ruang tata usaha dan fasilitas umum sudah terpenuhi untuk 69,8% dan 30,2% mengatakan belum terpenuhi. sementara itu, kurangnya kelas dan ketidakjelasan gedung baru dipakai untuk siapa membuat 30,2% mahasiswa mengatakan standar ini belum terpenuhi. Data mengatakan bahwa sarana dan prasarananya sudah terpenuhi di UNJ disetujui oleh 18,7%. Tetapi 81,3% data mengatakan bahwa masih ada sarana dan prasarana yang belum terpenuhi. Kurangnya lab praktik untuk mahasiswa fakultas teknik mungkin menjadi salah satu penyebab kurang terpenuhinya sarana dan prasarana yg ada di UNJ. Sampai bisa menyebabkan kekurangan kelas seperti yang terjadi saat ini. Saking parahnya, ada informasi bahwa di siakad ada mahasiswa Fakultas Ekonomi yang

mendapatkan kelas di kamar mandi dan janitor di gedung RA kartini. Interaksi dan diskusi antar mahasiswa dan dosen serta sumber lingkungan belajar dapat dilakukan dengan baik di dalam kelas disetujui oleh 85,9% data dan ditolak oleh 14,1%. Hal ini menunjukkan bahwa diskusi dapat terjadi dengan baik di dalam kelas. Interaksi dan diskusi antar mahasiswa dan dosen serta sumber lingkungan belajar dapat dilakukan dengan baik di luar kelas disetujui oleh 54,7%. Tetapi 45,3% data tidak setuju bahwa diskusi dapat dilakukan diluar kelas. Hal ini dpt terjadi karena kurangnya tempat untuk berdiskusi. Sehingga mahasiswa terpaksa menjadikan selasar BAAK tempat untuk berdiskusi. Ada 8 indikator yang kami survey. diantaranya ada 4 indikator yang disetujui oleh data dan lulus syarat menjadi indikator akreditasi universitas A. Tetapi, masih ada 4 indikator penting seperti sarana prasarana, koordinasi pelaksanaan pendidikan, koordinasi pelaksanaan masih perlu diperbaiki oleh UNJ. Dengan adanya 4 indikator ini membuktikan bahwa UNJ masih belum bisa menjadi Universitas berakreditasi A yang sesungguhnya.

Geraldy Noorqodri

9


Resensi I

Ketika Perempuan Terlibat Gerakan Buruh Novel Ibunda ditulis oleh seorang sastrawan pemerintah. Ia juga menceritakan perlakuan aparat yang hidup pada masa Kekaisaran Rusia, Maxim pemerintah terhadap aktivis buruh seperti dirinya yang Gorky. Novel ini menceritakan tentang buruh yang ia baca dalam buku tersebut kepada ibunya. hidup di sebuah kota industri di daerah Rusia. Latar “...mereka yang karena perjuangannya itu, dalam yang diciptakan Gorky dari kota industri dengan perlawanannya terhadap kesengsaraan dan kemiskilingkungan yang kumuh, mennan, telah diburu-buru seperti jadikan kota tersebut sebagai binatang, dan bila tertangkap, Data Buku awal dari kepasrahan hidup dilemparkan ke dalam penjara, mereka sebagai buruh pabrik. dibuang, serta dikutuki dengan Hanya kemiskinan serta kerja paksa.” (hlm. 21) kejenuhan saja yang didapatkan Gorky membangun Judul: Ibunda selama mereka menjadi buruh proses perubahan Pelagia Penulis: Maxim Gorky menuju pergerakan sosialis pabrik. Hal tersebut mereka salurkan dengan menindas orang secara realistis tahap demi taPenerbit: lain serta meminum minuman hap. Dimulai dari penglihatan beralkohol. Termasuk Michail Pelagia mengenai pertemuan Kalyanamitra Vlassov, salah satu buruh di kota yang dilakukan oleh Pavel industri itu. Michail sering meTahun Terbit: 2002 serta rekan-rekannya di runyalurkan emosinya dengan cara mahnya. Ia melihat rapat yang menindas istrinya, Pelagia serta Tebal: 513 hlm. dilakukan walaupun berjalan anaknya, Pavel. Hal ini digamdengan panas, saling membarkan Pavel saat berbicara ISBN: 979-96267-0-6 pertahankan argumen masingdengan ibunya, tentang alasan masing, tetapi tanpa berujung buruh seperti ayahnya menindas dengan kekerasan. mereka. Ia memandang pula kes“Kesulitan-kesulitannya adalah segala kepahitan etiakawanan aktivis buruh dari kota yang berbeda-behidupnya. Semua itu menyerbu bersama dalam da menjadikan oase di tengah masyarakat sekitar kota dirinya, tapi ia tak pernah tahu dari mana semua industri tersebut yang tidak menginginkan perubahan kesengsaraan itu datang.” (hlm. 18) dan hidup dalam kekasaran. Mereka mempunyai Pelagia, tokoh utama dalam novel ini, digambarkan tujuan yang sama, membenci tindakan kapitalis yang sebagai perempuan dengan fisik yang tidak semmerendahkan martabat buruh. Seperti yang diucapkan purna serta kehidupan yang juga tidak sempurna. Ia Pavel dalam pertemuan antar aktivis buruh. hidup dalam tatanan masyarakat yang tidak meng “Kita harus perlihatkan kepada mereka yang hargai perempuan. Ia sering mendapat perlakuan memperkuda dan menutup mata kita terhadap segalakasar dari suaminya, galanya itu bahwa kita pun mengenal segala-galanya. sebuah hal yang lumrah ditemui dalam kota indusKita tidaklah bodoh dan kita bukanlah binatang yang tri tersebut. menghendaki perut penuh.” (hlm. 36) Kemudian, kepasrahan hidup dalam kota industri Ketakutan Pelagia terhadap kata “sosialis” ini dipatahkan oleh Pavel. Pavel adalah seorang bukan tanpa alasan. Pelagia ingat ketika masih muda buruh pabrik yang tidak terkena pengaruh alkohol mendengar cerita tentang bangsawan-bangsawan dan perilaku kekerasan. Pavel yang bergabung tuan tanah yang tidak akan memangkas rambutnya dalam serikat buruh pabrik sering menyimpan dan sampai dapat membunuh Tsar. Hal itu terjadi karena membaca buku-buku yang dilarang beredar oleh Tsar membebaskan budak-budak milik mereka (hlm. 10


43). Inilah penggambaran kaum sosialis dari cerita yang didengar oleh Pelagia. Pelagia melihat perkumpulan aktivis buruh ini sebagai definisi kaum sosialis yang berbeda dari cerita tersebut. Pelagia juga menemukan pengalaman yang sama dengan dirinya sebagai seorang perempuan dalam percakapannya dengan Natasja, rekannya Pavel. Natasja menggambarkan kondisi keluarganya yang dipenuhi oleh laki-laki yang perilakunya kasar serta pemabuk. Ia juga sering melihat ibu dan kakak perempuannya diperlakukan secara kasar oleh mereka. Kakak perempuannya dinikahkan secara paksa oleh ayahnya dengan seorang yang sangat kaya tetapi perangainya buruk. (hlm. 41)

Dari beberapa pertemuan antar aktivis buruh yang dilihatnya, timbul keinginan Pelagia untuk lepas dari buta terhadap huruf. Ia meminta Andriusja, anak angkatnya untuk mengajarinya membaca. Ia ingin tahu mengenai isi pembicaraan antar aktivis buruh tersebut. Ia mulai membuka buku-buku tentang peristiwa di luar Rusia, flora dan fauna, dan lainnya untuk menambah wawasan pengetahuannya. Hal yang menarik dalam cerita ini adalah demonstrasi yang dilakukan oleh kelas buruh di jalan pada tanggal 1 Mei (tanggal tersebut diperingati sebagai hari buruh internasional). Mereka menuntut agar buruh tidak diperlakukan dengan cara tirani oleh golongan kapitalis. Di depan beberapa polisi yang menghalangi kerumunan mereka, para buruh terus menyanyikan hymne persekawanan mereka serta mencoba untuk mendobrak penghalang tersebut. Usaha buruh tersebut dibalas dengan tembakan dari polisi dan menimbulkan banyak buruh yang berguguran. Tindakan demonstrasi tersebut menandakan dimulainya revolusi yang dilakukan oleh kelas buruh. Banyak buruh yang terlibat dalam demonstrasi tersebut dipenjara, salah satunya Pavel dan Andriusja. Setelah terlibat dalam demonstrasi 1 Mei, Pelagia secara intensif menyebarkan pamflet kepada kalangan buruh dan petani. Sampai ia ditangkap oleh polisi militer dengan tuduhan sebagai pencuri oleh mata-mata pemerintah. Pelagia diperlakukan dengan sangat kasar oleh polisi militer saat ditangkap. Novel ini secara garis besar membahas perempuan dalam pusaran buruh. Sekarang, banyak perempuan dipekerjakan sebagai buruh dengan jam dan upah kerja yang tidak sesuai. Hal itu menyebabkan buruh perempuan terlibat dalam demonstrasi menuntut mereka dimanusiawikan oleh kapitalis yang memperkerjakan mereka.

Muhammad Rizky Suryana

11


Resensi II

Mempertanyakan Sebuah Pergerakan

Pergerakan dapat membuat sebuah bangsa memelihara Sultan sama dengan menghabiskan uang terbebas dari ketertindasan. Pergerakan juga dapat rakyat. Disini mulai muncul kesadaran pergerakan menghancurkan sebuah sistem atau bahkan sebuah yang mana pendidikan menjadi penggerak awal yang rezim yang sedang berkuasa. Pergerakan yang sep- mendorong hal tersebut. erti ini bisa juga disebut dengan pergerakan politik. SI terpecah menjadi dua karena kuatnya domiMengapa? Karena ada tujuan politik di dalamnya, nasi kelompok komunis. Terutama peran Semaoen yaitu ada kaitannya dengan kekuasaan. dan Darsono dengan propandanya mulai mencuri hati Jika kita lihat pada era reformasi apakah pergerakaum petani dan buruh. Polemik mulai terjadi ketika kan sekarang sudah sesuai dengan apa yang kita Darsono menyerang Tjokroaminoto dengan tulisan inginkan? Apakah pergerakan " Kepemimpinan SI dalam sekarang sudah sesuai dengan Pengamatan". Pertikaian pun Data Buku cita-cita bangsa? Banyak sekali tak terhindarkan membuat SI pergerakan yang terjadi tapi terpecah menjadi dua kubu. apakah semua pergerakan itu "Komunisme ( SI Merah ) murni untuk membela rakyat? Judul: Zaman Bergerak dan Islamisme ( SI Putih )" Dalam buku zaman Yang menarik dari pertikaPenulis: Takashi bergerak karya Takashi Siraiian ini adalah. SI putih shi menceritakan pergerakan menyerang SI merah dengan Shiraishi yang terjadi di Jawa pada tahun mengatakan komunis tidak 1912-1926. Di awali dengan sejalan dengan Islam. Tokoh Penerbit: Grafiti pembentukan Sarekat Islam H. Misbach muncul, dengan (SI) yang mana didirikan oleh gamblang mengatakan dalam Tahun Terbit: 2005 H. Samanhoedi. Dimana selanpidato dan tulisannya bahwa jutnya ada pertentangan antara islam dan komunis adalah seTebal: 504 hlm. H. Samanhoedi atau Tjokroamsuatu yang sejalan. Misbach inoto yang menjadi pemimpin terus melakukan propagandaISBN: 979-444-388-9 SI. Di sini Belanda mencoba propagandanya mengatakan mengambil andil dan mengatur "jangan takut" dan "jangan pergerakan SI melalui Tjokkuatir" kepada para buruh. roaminoto. Pemogokan-pemogokan terus terjadi dipimpin oleh Pergerakan awal SI dimulai dari lahirnya Misbach dan anggota PKI lainnya. Hingga akhirnya Marco yang mengkritik Rinkes. Dalam Doenia Misbach harus ditangkap karena diberlakukannya Bergerak, ia menuliskan bahwa Rinkes adalah orang adanya berkumpul dan berserikat. yang membantu Tjokroaminoto mendominasi SI Jelas sekali terlihat disini penulis ingin demi kepentingan pemerintahan Hindia. Hal ini memperlihatkan dalam buku Zaman Bergerak tenmembuat Marco harus mendekam di penjara. Lalu di tang sebuah penyadaran pergerakan yang ada pada Semarang juga muncul seorang propagandis pembe- masyarakat Jawa. Dengan berbagai macam polemik la serikat buruh. Semaoen mendapatkan banyak so- yang ada. Pertentangan-pertentangan itu sendiri justru rotan, membuat Tjokro mengubah gaya kepemimpi- yang membuat pergerakan semakin menyebar ke pernannya. Sangat terlihat jelas bahwa Tjokroaminoto mukaan. tidak ingin kekuasaan didominasi oleh siapapun Jika kita kaitkan dengan konteks setelah reforkecuali dirinya. Tjipto Mangunkusumo muncul masi berlangsung, pergerakan yang banyak kita temudengan gerakan anti raja-nya. Menganggap bahwa kan adalah pergerakan melalui media sosial. Hanya 12


sekedar "ikut-ikutan", ketika kita sudah memposting sesuatu di media sosial kita anggap sudah melakukan sebuah pergerakan yang revolusioner. Padahal seharusnya pergerakan dilakukan dengan berdiskusi bersama mengkaji permasalahan sampai ke akarnya. Bukan hanya sekedar menulis sesuatu di media sosial yang sifatnya sulit untuk dipertanggungjawabkan. Banyak sekali yang mengaku melakukan pergerakan mengatasnamakan rakyat akan tetapi sesungguhnya pergerakan mereka untuk kepentingan individu atau kepentingan golongan tertentu. Jika kita kontekskan dengan saat ini pergerakan bukan untuk membela rakyat kecil agar terbebaskan dari ketertindasan. Misalnya saja gejolak yang terjadi pada aksi 212 untuk

menjatuhkan gubernur DKI Jakarta. Di buku zaman bergerak dijelaskan bagaimana Misbach dalam pidato-pidatonya dengan gamblang mengatakan Islam dapat sejalan dengan komunisme. Lalu mengapa isu-isu seperti itu kembali diangkat lagi sekarang? Apakah bangsa kita tidak dapat belajar dari sejarah? Atau itu hanya propagandapropaganda kaum elit politik untuk mencapai tujuannya? Jika kita mengutip sebuah tulisan Misbach yang menyerang Mohamadiah dengan mengatakan "munafik". Yaitu orang yang mengaku berjuang dan melakukan pergerakan berdasarkan agama. Tetapi sesungguhnya mereka menggunakan agama untuk membela kaum kapitalis, melakukan pergerakan hanya demi uang dan kepentingan mereka sendiri. Lalu pergerakan yang sejati bukan hanya untuk dianggap sebagai seseorang yang revolusioner. Tjipto Mangunkusumo dengan gerakan anti rajanya, sudah jelas membela kaum kecil, dan ingin menghapuskan penindasan. Jika tidak ada yang berjuang membela rakyat kecil lalu siapa yang akan membebaskan mereka dari ketertindasan? Maka dari itu pergerakan penting bangsa kita dapat merdeka karena sebuah pergerakan. Sudah saatnya masyarakat sadar bahwa pergerakan yang sejati adalah pergerakan yang membela rakyat dan membebaskan rakyat dari ketertindasan. Jangan sampai rakyat hanya dijadikan alat untuk mencapai tujuan golongan tertentu dan jangan sampai rakyat terus dibodohi dengan pergerakan "munafik". Terutama bagi kaum pemuda jangan pernah takut untuk melakukan pergerakan, bangsa kita masih perlu terus bergerak ke arah yang lebih baik. Karena pergerakan tidak akan pernah selesai. Uly Mega Septiani

13


Resensi III

Turning Point Banyak cara untuk mengkaji sejarah , salah bawa kemiskinan ke tempat manapun mereka satu caranya menggunakan fiksi guna membangkitkan berada. Selain takjub dengan Eropa , Minke juga imajinasi pembaca dan menempatkan pemikiran si dibuat dengan takjub dengan kekuatan Jepang pembaca di tempat tokoh yang dimaksud, Cara tersebut negara kecil yang mampu membuat dirinya diditerapkan oleh Pramudya Ananta Toer, Penulis handal anggap setara dengan Eropa. Namun kenyataan yang telah melahir banyak karya tulis fiksi .Karya nya tidak ada ubahnya dengan Bangsa Eropa yang sendiri telah diterjemahkan ke berbagai negara bahkan juga menjajah negara tetangganya. Ada pula perBelanda sendiri yang menjadi Antagonis dalam karya tanyaan apabila Negara-negara Eropa bukanlah ini. pusat ilmu pengatahuan dan inovasi, sedangkan Anak Semua Bangsa sendiri adalah karya yang dicetak Asia menduduki tempat Eropa. Tentu saja Eropa pada tahun 1980 menjadi Sequel untuk Buku Bumi adalah Manusia dalam Tetanah tralogi Buru, Pemdimana baca dibawa ke jaman para penghujung abad 19 Data Buku penjajah dengan sudut panAsia dang orang pertama merebut Minke sendiri. Cerita Judul Buku : Anak Semua Bangsa sumber berawal diawali dendaya Penulis :Pramudya Ananta Toer gan dilema kesedihan alam dan yang dialami oleh Penerbt : Lentera Dipantara orang tokoh utama dan cerberkulit Tebal Buku : 539 hal ita buku ini berakhir putih pada kemenangan ISBN : 979-973-124-0 menjadi kecil . Jika dibandbudak. ingkan dengan Buku pertama yang lebih Minke banyak memaparkan mendan membangun galami latar dan pertokohan penyadaran diri bahwa Bangsa Indonesia sendiri yang kompleks, Anak Semua Bangsa lebih menjurus ke jelas belum siap untuk merdeka dari colonial pembangunan dalam jiwa dan raga Minke dalam suatu karena Mindset dari korban penjajah melekat bangsa yang sedang dalam proses titik balik , Dari muyang membuat rakyat kecil bahkan takut pada lai menyadari keadaan Bangsanya melalui sudut tokoh orang yang memakai sepatu(Biasanya Orang tokoh rakyat kecil yang tunduk dan patuh pada kekuaBelanda dan tertentu mengenakan alas kaki) Intan kulit putih di tanah mereka sendiri. dividu yang demikian banyak terdapat sepanjang Tidak seperti buku pertama, yang membawa Novel, namun ada pula tokoh petani Trudonogso pembaca dengan cerita yang lebih ringan pada awalyang berani melawan Pabrik dengan mempernya. Anak Semua Bangsa menggambarkan perjuangan tahankan tanah walaupun akhirnya kalah dengan Minke yang awalnya memuja muja Eropa sebagai dewa kekuatan Pabrik yang didukung oleh Eropa. dan raja dunia berkat kekuatan Ilmu pengetahuan yang Kehidupan Trudonogso sendiri digambarkan membawa jaman Modern terlambar menyadari bahwa sebagai salah satu jutaan manusia yang hidup Negara negara di benua jauh itu tidak lain adalah pem14


Melayu alih alih Berbahasa Belanda dalam menulis lalu Kommer Jurnalis yang berperan sebagai sahabat Minke. Selain itu ada pula tokoh Nyai Ontosoroh yang begitu kuat tidak gampang dilupakan perwatakannya dan kekuatan pasif dalam menghadapi tiap problema yang datang untuk merebut hidupnya. Pram memang handal membawakan wacana sejarah , yang tentunya melalui fiksi bisa lebih leluasa dalam memilih kata-kata yang tertulis untuk menceritakan suatu gagasan. Anak Semua Bangsa terbukti sebagai bacaan wajib untuk penduduk Indonesia guna membuka pintu pengetahuan , adapun masalah dalam penulisan ialah gaya Bahasa yang terkadang membingunkan dan mengharuskan pembaca membuka kamus, dan juga jarak waktu antara satu bab dan yang lainnya tidak terlalu jelas jadi agak sulit menjelaskan hubungan satu kejadian seperti Kemerdekaan Filipina,Invasi jepang ke China juga mengharuskan pembaca lebih dalam menggali informasi dari sumber lain.

Faisal Bachri ,

melarat dipersulit keadaan. Banyak tokoh menarik yang diperkenalkan dan dibawa kembali , tiap tokoh mengubah dan membuka wawasan Minke (dan pembaca) tentang dunia , Seorang Aktivis China Khouw Ah Soe yang dipertemukan Minke menyadarkannya tentang bahaya negeri Jepang yang sedang menjajah negeri nya saat itu. Lalu muncul gejolak dari sahabatnya Jean Marais, mantan tentara colonial yang menyerukan agar Minke menggunakan Bahasa 15


16

Untuk berita lainnya buka www.didaktikaunj.com Didaktika juga menerima tulisan mahasiswa Kirim tulisanmu ke email lpmdidaktikaunj@gmail.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.