2 minute read

LAPORAN KHUSUS

Next Article
LAPORAN UTAMA

LAPORAN UTAMA

Berapa waktu lalu, informasi tentang larangan memakai sandal jepit saat berkendara ramai diperbincangkan masyarakat. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa penggunaan sandal jepit saat mengendarai sepeda motor bukan larangan, namun hanya sekadar imbauan. Imbauan tersebut ditujukan bagi pengendara sepeda motor agar tidak menggunakan sandal jepit saat berkendara dalam rangka menjaga keamanan dan keselamatan bagi pengendara sepeda motor. Larangan penggunaan sandal ini dibuat dengan tujuan untuk meminimalisir risiko yang terjadi saat kecelakaan di jalan raya terutama yang menggunakan kendaraan roda dua. Sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun

Advertisement

2009 yang menjelaskan bahwasannya ada persyaratan standar yang harus dilengkapi oleh pengendara sepeda motor.

Namun, tak lama kemudian imbauan tersebut ramai di media sosial. Banyak masyarakat yang mengetahui bahaya menggunakan sandal saat berkendara. Di lansir dari laman Semarang.inews. id bahwa tercatat sebanyak 29.772 kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di Jawa Tengah sepanjang tahun 2022. Muhammad Taufik, Kepala Unit (Kanit) Samapta mengatakan bahwa saat berkendara roda dua dengan menggunakan sandal sangatlah berbahaya. “Ketika terjadi kecelakaan, pengendara yang memakai sandal lebih berisiko terluka daripada yang menggunakan sepatu,” ujar Taufik. Ia juga menambahkan bahwa imbauan dibuat karena ada penyebabnya. “Imbauan ini dibuat karena banyaknya kasus kecelakaan roda dua dan yang terluka itu kakinya,” tambah Taufik.

Pentingnya Peran Masyarakat dalam Keselamatan Berkendara Pengendara sepeda motor wajib menggunakan perlengkapan keselamatan yang dapat melindungi tubuhnya. Pihak berwenang telah mengimbau dan menyosialisasikan cara berkendara yang baik kepada masyarakat, namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana cara memproteksi diri saat berkendara. “Kami sudah mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan sandal jepit ketika mengendarai motor, dijalankan atau tidak tergantung kesadaran masing masing,” terang Taufik. Pengetahuan masyarakat tentang dasar dan aturan lalu lintas juga menjadi tolak ukur keamanan dan keselamatan di jalan raya. “Mengetahui perlengkapan bersepeda motor seharusnya menjadi basic fundamental pengendara saat di jalan raya,” terang Taufik. Sandal jepit dinilai kurang aman ketika digunakan saat mengendarai motor, kendati demikian masyarakat umum masih menggunakannya. Taufik juga mengatakan bahwa sifat tidak mau ribet yang menjadikan standar keselamatan berkendara menjadi salah satu faktor diabaikannya imbauan tersebut. “Memakai sandal dinilai lebih simpel dari pada sepatu, jadi imbauan dari Polisi diabaikan,” tambahnya.

Standar Keselamatan Saat Berkendara

Menggunakan Perlengkapan Berkendara, seperti jaket tebal, Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), celana panjang, serta sepatu harus dicermati sebelum berkendara Segala jenis perlengkapan tersebut dibutuhkan untuk menunjang keselamatan pengendara sepeda motor. Semakin lengkap perlengkapan yang dipakai, maka standar berkendara sudah terpenuhi. “Apabila pengendara ikut serta berpartisipasi memakai perlengkapan lengkap, maka rasio kecelakaan lalu lintas dapat menurun,” ucap Taufik.

Menaati imbauan dan peraturan lalu lintas yang sudah ditetapkan sangatlah penting. Imbauan tersebut sifatnya untuk mengingatkan keselamatan pengendara motor supaya tertib dan patuh terhadap keamanan. “Meskipun menggunakan sandal bukan pelanggaran lalu lintas, akan tetapi ada baiknya melaksanakan imbauan demi keamanan dan keselamatan pribadi,” tutur Taufik. Memastikan kendaraan sudah sesuai dengan standar keselamatan berkendara juga merupakan poin utama. Beberapa pengendara sepeda motor ada yang senang melakukan modifikasi. Tidak ada peraturan yang melarang memodifikasi kendaraan, hanya saja memodifikasi motor secara berlebihan sama saja tidak menaati peraturan lalu lintas dan bisa menyebabkan adanya sanksi tilang karena dianggap melanggar standar keamanan berkendara.

Pro Kontra Penggunaan Sandal Jepit Saat Berkendara

Arya Setio, salah satu pengendara motor di Kota Semarang, mendukung adanya imbauan tidak menggunakan sandal jepit ketika mengendarai motor. Ia menilai tingkat keamanan pengendara motor harus lebih diperhatikan. “Saya setuju, karena memakai sepatu bisa meminimalisir luka saat terjadi kecelakan,” ujar Arya. Berbeda dengan Arya, Naufal Latif, pelajar yang masih belum memiliki SIM kurang setuju dengan diberlakukannya imbauan ini dikarenakan kendala jarak saat mengendarai motor. “Saya kurang setuju karena tergantung jaraknya, lagi pula memakai sandal lebih praktis untuk saya yang masih menggunakan motor dengan jarak tempuh yang dekat,” kata Naufal.

Terlepas dari adanya pro kontra menggunakan sandal jepit ketika mengendarai motor, alangkah baiknya jika dapat menggunakan atribut keselamatan yang sesuai dengan aturan yang ada. Beberapa macam sosialisasi telah dilakukan oleh Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) seperti penyebaran imbauan melalui spanduk, media sosial, dan langsung turun ke jalan raya. Taufik berharap dengan dilakukan sosialisasi tersebut, masyarakat bisa lebih tertib dan peduli terhadap keselamatannya. “Semoga kedepannya, masyarakat dapat menaati imbauan yang diberikan sehingga cedera saat terjadi kecelakaan dapat diminimalisir,” pungkas Taufik.

This article is from: