2 minute read
THE MIDNIGHTLIBRARY
Keputusan Kecil yang Berdampak Besar
Oleh: Krismahayana Sugesti | Desainer: Agustina Aulia Putri
Advertisement
Judul : The Midnight Library
Penulis : Matt Haig
Penerjemah : Dharmawati
Penyunting : Dian Anggraeni
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku : 367 halaman
ISBN : 9786020649320
Tahun Terbit : 2020
The Midnight Library atau Perpustakaan Tengah
Malam merupakan salah satu karya dari seorang penulis novel, Matt Haig. Penulis membuka kisah pada buku ini dengan latar yang menarik dan gaya bahasa yang elegan sehingga memancing rasa penasaran pembaca untuk membuka halamanhalaman berikutnya pada buku ini.
Matt Haig menggambarkan tokoh utama yang bernama Nora Seed sebagai seorang wanita yang multitalenta dan ahli dalam berbagai bidang. Hanya saja ia memutuskan untuk berhenti dari segala hal yang dapat membuatnya sukses. Nora Seed atau yang kerap disapa Nora merupakan wanita berusia 35 tahun yang baru saja dipecat dari pekerjaannya sebagai karyawati di Toko String Theory. Dalam segala kekalutannya, ia berandai-andai apa yang akan terjadi pada dirinya jika ia tidak berhenti menjadi seorang perenang, musisi, filsuf, pasangan, dan pelancong. Sebenarnya ia hanya ingin merasakan bahagia dan dicintai. Nora hanya memiliki seekor kucing sebagai peliharaan sekaligus teman di apartemennya. Pil antidepresan yang tengah ia minum pun dirasa kurang mempan untuk mengatasi masalahnya tersebut.
Pada suatu malam seorang pria bernama Ash mengetuk pintu rumahnya dan memberi kabar bahwa kucing Nora meninggal di jalanan. Pada saat itu juga Nora menghampiri tempat yang diberitahukan Ash. Dirinya sangat sedih melihat kucingnya mati, namun dalam gejolak jiwa Nora ada sepercik perasaan. Sewaktu melihat ekspresi diam dan tenang sang kucing, suatu perasaan yang tidak bisa dihindarinya mulai mendidih dalam kegelapan. Ia iri karena ingin merasakan ketenangan seperti yang dirasakan oleh kucingnya itu.
Beberapa jam sebelum Nora memutuskan untuk bunuh diri, ia menghubungi sahabat dan kakaknya untuk sekadar mengobrol. Hanya saja yang Nora dapati malah perasaan kesepian karena ia merasa benar-benar sendirian. Nora merasa gagal menjadi adik yang baik, juga menyesal karena tidak bisa menjadi sahabat yang baik. Di sisi lain, Nora menyesal karena pada saat itu ia berhenti berenang, padahal ayahnya sangat mendukung apabila putrinya tersebut menjadi seorang perenang hingga tahap olimpiade. Ia juga menyesal telah meninggalkan calon suaminya dua hari sebelum acara pernikahan karena ia belum siap untuk menikah. Selain itu, masih banyak lagi penyesalan yang berkecamuk dalam pikirannya.
Dua jam sebelum ia memutuskan untuk mati, ia membuka sebotol anggur. Setelah meminum anggur, kesadaran menghantamnya dengan kejernihan total. Tepat tengah malam Nora terbangun dan mengira bahwa dirinya sudah mati, tetapi ternyata ia berada dalam suatu perpustakaan. Di perpustakaan tersebut terdapat berjuta buku dalam lorong rak yang tak berujung. Buku tersebut berisi kisah hidup Nora yang seandainya ia memilih beberapa keputusan berbeda dalam hidupnya.
Nora merasa banyak kekecewaan dalam memilih kehidupan yang ia jalani. Ia telah mencoba berbagai macam versi dari dirinya saat mengambil keputusan yang berbeda, tetapi yang muncul adalah rasa kehilangan jati diri. Pada saat itulah Mrs. Elm selaku pustakawati berpesan, “Kau bisa menentukan pilihan-pilihan, tapi tidak dengan hasil akhirnya”. Hal itulah yang selalu Nora ingat. Dalam salah satu buku yang Nora ambil, akhirnya ia menemukan buku yang sesuai, ia merasa hidup dengan sempurna pada versi itu. Tata cara semesta bergerak di luar kendali Nora. Ia tetap kembali ke perpustakaan tersebut, di sana ia menjumpai dan merasakan keadaan perpustakaan yang perlahan-lahan menjadi hancur, buku-buku mulai terbakar, dan di sanalah ia seharusnya kembali. Perpustakaan hancur bukan karena Nora menuju kematian, namun Nora telah menemukan suatu keputusan dan ia ingin tetap hidup.
Buku ini ditulis dengan cukup unik yang membuat pembaca merasa benar-benar terjun dan melakukan banyak hal bersama Nora. Hanya saja buku ini diperuntukkan bagi pembaca berusia 17 tahun ke atas karena terdapat beberapa bagian yang memerlukan kematangan emosi agar makna dan pesan penulis dapat tersampaikan dengan baik. Tak hanya itu, dalam penulisan cerita terdapat beberapa bagian yang dijelaskan secara bertele-tele dan ada juga bagian yang sering diulang. Namun, The Midnight Library juga mengandung unsur-unsur filsafat tentang kehidupan yang bisa diambil dari filsuf ternama, Henry David Thoreau. Penulis memberi nilai 9/10 untuk buku ini karena mengandung perenungan yang mendalam dan memberikan pelajaran hidup bagi pembaca. Buku ini juga mengajarkan agar tidak hanya berfokus pada hal-hal besar saja. Dalam hidup, terkadang keputusan-keputusan kecillah yang dapat memeluk diri dalam ketenangan.