2 minute read
Tingkatkan Keamanan Parkiran Kampus dengan Pengecekan STNK
Rasa aman dan nyaman menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pembelajaran bagi mahasiswa di kampus.
Oleh karena itu, tak mengherankan apabila setiap lembaga perguruan tinggi mengupayakan peningkatan keamanan di lingkungan kampus.
Advertisement
Keamanan tersebut dapat berupa keamanan ketika belajar di kelas, keamanan data setiap mahasiswa, hingga keamanan barang atau kendaraan yang dibawa oleh mahasiswa. Seperti halnya di Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang mengupayakan keamanan kendaraan yang dibawa mahasiswa. Hal tersebut dibuktikan dengan memberikan pengarahan personal kepada Satuan Pengamanan (Satpam) untuk melakukan kebijakan menunjukkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) sebelum meninggalkan area parkiran kampus bagi seluruh mahasiswa. Dalam hal ini, Satpam diharapkan berani melakukan pemeriksaan untuk keamanan dan mengantisipasi adanya kehilangan kendaraan. Pengecekan STNK dilakukan di setiap parkiran yaitu parkiran Jurusan Teknik Mesin, Jurusan Teknik Elektro, dan Tata Niaga.
Alasan di Balik Penerapan Kebijakan
Karnowahadi selaku Wakil Direktur (Wadir) II
Bidang Umum dan Keuangan, menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi diberlakukannya kebijakan ini karena adanya kejadian kehilangan motor yang dilaporkan oleh mahasiswa kepada institusi. “Dulu ada kejadian motor mahasiswa yang dibawa keluar oleh seseorang yang mengaku sebagai temannya, tetapi pemilik motor tidak merasa mengijinkan,” tutur Karnowahadi. Lebih lanjut, kebijakan ini ditujukan hanya kepada mahasiswa yang membawa motor, dengan kata lain karyawan dan pengendara roda empat tidak diberlakukan kebijakan ini. “Antara Satpam dengan karyawan sudah saling mengenal bahkan motornya saja sudah tahu dan untuk pengendara mobil belum diterapkan kebijakan tersebut,” imbuh Karnowahadi.
Penerapan Kebijakan di Berbagai Area Parkiran Sampai saat ini, parkiran Jurusan Teknik Elektro telah menerapkan kebijakan tersebut dengan baik, ditandai dengan terlaksananya sosisalisasi oleh Satpam kepada mahasiswa Jurusan Teknik Elektro. Iyan, Satpam Jurusan Teknik Elektro, menjelaskan bahwa sistem pengecekan dilakukan dengan menyesuaikan STNK dengan pelat nomor kendaraan sesaat sebelum keluar gerbang. “Menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan STNK pada saat keluar gerbang, apabila tidak membawa maka akan ada sanksi lanjutan seperti menyanyi,” ujar Iyan. Dalam menerapkan kebijakan ini Satpam Jurusan Teknik Elektro membutuhkan waktu relatif lama hingga tak jarang menimbulkan antrean panjang, terlebih di saat pulang kuliah. Maka dari itu, kebijakan tersebut hanya diberlakukan sampai pukul 15.00 WIB, apabila lebih dari jam tersebut maka tidak diberlakukan pengecekan. “Ada mahasiswa yang pulang malam, dikhawatirkan pulangnya semakin malam karena menunggu antrean,” ucapnya.
Sejalan dengan parkiran Jurusan Teknik Elektro, Darwi Cahyadi selaku Satpam parkiran Jurusan Teknik Mesin, menjelaskan bahwa pengecekan STNK ini diberlakukan sampai sore sehingga tidak kemalaman. “Biasanya yang pulang malam hanya anak-anak itu saja, sehingga tidak dicek karena sudah terbiasa,” jelas Darwi. Sistem yang digunakan pun juga sama, hanya saja di parkiran ini tidak mengakibatkan antrean panjang. Hukuman yang diberikan apabila tidak membawa STNK yaitu menyanyi dan menulis biodata. “Bagi yang tidak tertib disuruh menyanyi dan menulis biodata, di sini hukuman seperti itu masih berlaku,” ujar Darwi.
Tanggapan Mengenai Kebijakan di Kalangan Mahasiswa
Meninjau dari sisi mahasiswa, Mirza Dzaki selaku mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis, sempat merasakan diberlakukannya pengecekan STNK di parkiran Tata Niaga. “Saya mengetahui tentang kebijakan ini dan pernah ada pengecekan juga di parkiran Tata Niaga,” tutur Dzaki. Terkait pengecekan ini pula, ia merasa terbantu dengan adanya tindak nyata dalam penerapan sisi keamanan di parkiran Tata Niaga. Hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya kejadian yang tidak diinginkan meskipun akan menghambat akses pulang karena terjadi antrean. Selaras dengan Mirza, Zendi Safarian selaku mahasiswa Jurusan Teknik Elektro juga merasa aman dengan adanya pengecekan STNK. “Kebijakan ini memberikan rasa aman apabila STNK tidak disalahgunakan,” tambah Zendi.
Harapan Diberlakukannya Kebijakan
Dengan demikian adanya kebijakan ini memberikan harapan dari berbagai pihak. Satpam Jurusan Teknik Elektro dan Jurusan Teknik Mesin menginginkan mahasiswa dapat taat pada kebijakan tersebut. “Mahasiswa menaati peraturan yang diberikan untuk menjaga keamanan di kampus dan di jalan raya” ungkap Iyan. Sementara itu, Karnowahadi berharap nantinya pengecekan STNK dapat dilakukan dengan sistem satu pintu, mahasiswa masuk melalui parkiran di dekat jurusannya dan keluar melalui pintu gerbang utama di depan direktorat dengan pengecekan STNK. “Institusi ingin pengecekan melalui satu pintu, namun mahasiswa tetap dapat mengakses ke parkiran sesuai jurusannya,” pungkasnya.