2 minute read
Opini: Mengenal Si People Pleaser
Mengenal Si People Pleaser, Karakter yang Mengutamakan Kebahagiaan Orang Lain
Oleh: Ririn Anjarwati | Desainer: Zakiyah
Advertisement
Berbicara mengenai people pleaser, dalam be berapa istilah secara global people pleaser bukanlah sebuah culture, melainkan ciri – ciri yang dimana in dividu mengorbankan keinginan atau keperluan pribadinya untuk kebahagiaan orang lain. Disebut sebagai people pleaser culture, karena terbentuk dari budaya Indonesia yang mendukung karakteristik kolek tivis dan ‘tidak enakan’. Dalam hal ini, masyarakat yang kolektivis akan terikat dengan kelompok serta menganggap bahwa kelompok merupakan bagian dari konsep dirinya. Apabila diri nya tidak dapat memenuhi kebutuhan kelompok, maka ia akan dianggap sebagai seorang yang indivi dualis. Selanjutnya yang terjadi, akan ada banyak pe ngorbanan yang dilakukan terhadap kelompok. Salah satunya, culture tentang persepsi gender antara laki – laki dan perempuan dalam budaya tertentu. Hal itu dapat mengakibatkan seseorang menjadi people pleaser.
Semua orang dapat mengalami kondisi dimana menjadi seorang people pleaser, akan tetapi kecenderungan dari karakteristik ini dapat di lihat ketika masa remaja sampai dewasa awal. Me ngapa demikian? ketika seseorang berada pada fase tersebut, kebutuhan relasional dari seseorang akan ter bentuk dengan sangat pesat. Kebutuhan afi liasi yang besar akan menuntut ekspetasi yang besar juga dari individu sehingga terbentuk seorang people pleaser.
Seorang People Pleaser Sulit Berkata “Tidak”
Sebenarnya, karakteristik seorang people pleaser terbentuk dari kebiasaan dan pembiasaan. Indikasinya yang pertama yaitu orang yang people pleaser tidak mempunyai independensi opini. Kedua, seorang people pleaser akan cenderung menganggap bahwa kesejahteraan dan kepenting an orang lain lebih penting dibandingkan kepentingan dirinya sendiri. Hal ini berbahaya jika ia merasa bertanggung jawab akan perasaan orang lain tetapi tidak bertanggung jawab terhadap perasaan dirinya sendiri. Padahal sebenarnya kebahagian dan perasaan orang lain ialah tanggung jawab dari individu masing – masing. Selanjutnya, people pleaser akan sulit untuk berkata ‘tidak’ dan selalu mengambil tanggung jawab untuk meminta maaf. Padahal dirinya sadar jika ia tidak dapat menolak, tetapi kesadarannya lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan orang lain daripada dirinya sendiri. Disini menunjukkan penting nya memiliki sikap asertif untuk berani menolak secara bijak, sopan, dan santun agar dapat diterima oleh orang lain. Selain itu, faktor terbesar dari terbentuknya karakteristik people pleaser yaitu ingin mendapatkan pengakuan. Terutama ter jadi pada seseorang yang mempunyai social circle yang luas, semakin luas social circle dari seseorang, maka semakin besar pengakuan yang ingin didapatkan. Pada akhirnya, semakin besar pula pe ngorbanaan yang dilakukan, sehingga potensi untuk menjadi people pleaser juga akan semakin besar.
Kemungkinan terburuk
Jika disebut sebagai toxic relationship, rasanya tidak tepat dikarenakan relation maka akan berbicara antara dua individu. Sedangkan seorang people pleaser, toxic dari suatu relation adalah hanya untuk dirinya sendiri dan orang lain akan menganggapnya sebagai seorang nice people. Se benarnya, di dalam Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders (DSM) tidak terdapat kategori people pleaser dalam klasifikasi gangguan mental. Akan tetapi, kondisi people pleaser dapat me nyebabkan gangguan psikologis jika dirinya lebih banyak memperhatikan orang lain dan lupa untuk self love terhadap dirinya sendiri. Hal ini akan memunculkan stresor yang besar, sisi terburuknya ia akan me rasa depresi dan selanjutnya akan berdampak pada gaangguan psikologis lain. Kata kunci yang perlu ditanamkan disini adalah keseimbangan. Kesimbangan yang dimaksud yaitu antara kebutuhan individualis dan kolektivis. Kita tidak dapat memungkiri kalau kita makhluk sosial. Jadi socialibilty itu adalah hal yang mau tidak mau harus kita lakukan. Sedangkan menjadi sangat individual juga tidak sehat, maka dari itu kita harus seimbang antara keduanya.