OPINI
Mengenal Si People Pleaser, Karakter yang Mengutamakan Kebahagiaan Orang Lain Oleh: Ririn Anjarwati | Desainer: Zakiyah
“
Kita harus membuat limit ketika membantu orang lain dan tahu kapan menjadi asertif untuk menolak saat kita merasa tidak nyaman
B
erbicara mengenai people pleaser, dalam beberapa istilah secara global people pleaser bukanlah sebuah culture, melainkan ciri – ciri yang dimana individu mengorbankan keinginan atau keperluan pri badinya untuk kebahagiaan orang lain. Disebut sebagai people pleaser culture, karena terbentuk dari budaya Indonesia yang mendukung karakteristik kolektivis dan ‘tidak enakan’. Dalam hal ini, masyarakat yang kolektivis akan terikat dengan kelompok serta menganggap bahwa kelompok merupakan bagian dari konsep dirinya. Apa bila dirinya tidak dapat memenuhi kebutuhan kelompok, maka ia akan dianggap sebagai seorang yang indivi dualis. Selanjutnya yang terjadi, akan ada banyak pe ngorbanan yang dilakukan terhadap kelompok. Salah satunya, culture tentang persepsi gender antara laki – laki dan perempuan dalam budaya tertentu. Hal itu dapat mengakibatkan seseorang menjadi people pleaser.
Muhammad Fath Mashuri, S.Psi.,M.A Ilmuan Psikologi Sosial Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
22
MAJALAH DIMENSI 65
”