3 minute read

Speak Up: Tantangan Aktif Organisasi di Tengah Pandemi

Tantangan untuk Tetap Aktif Organisasi di Tengah Pandemi

Oleh: Luthfiyatul Iftitah | Desainer : Zakiyah

Advertisement

Organisasi mahasiswa (Ormawa) merupakan wadah untuk mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat serta potensi yang dimiliki melalui berbagai macam program kerja (proker). Namun di masa pandemi ini, sebagai mahasiswa aktif organisasi rupanya dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Terlebih mereka harus berupaya lebih untuk dapat tetap menjalankan proker yang telah direncanakan, meski terdapat berbagai kendala yang siap menghambat. Lalu, apa saja yang mereka rasakan selama berorganisasi di tengah pandemi dan apakah proker mereka tetap berjalan?

Silvia Apriliani – UKM New PLBS FM

Selama berorganisasi di masa pandemi tentu berbeda dengan biasanya. Seluruh proker dilakukan secara daring yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Belum lagi terdapat beberapa anggota yang berada di luar kota, sehingga ruang geraknya pun terbatas untuk berkontribusi dalam proker yang ada. Walaupun dilaksanakan secara daring, namun tetap dipersiapan secara matang oleh panitia dengan berbagai alat penunjang. Pandemi seperti ini sebaiknya tidak dijadikan alasan untuk tidak aktif dalam organisasi. Saya berharap para aktivis Polines tetap semangat dan terus melakukan kegiatan semaksimal mungkin baik itu dalam kuliah daring maupun organisasi.

Alif Alfa Auzan Wibowo – UKM Sport

Menurut saya berorganisasi di tengah pandemi kurang maksimal dikarenakan pada saat pandemi proker organisasi sulit untuk dijalankan. Kurangnya komunikasi secara langsung antar anggota menyebabkan munculnya berbagai kendala. Beberapa proker dilakukan secara daring namun tak begitu maksimal, bahkan proker yang melibatkan banyak massa terpaksa dibatalkan karena tidak mendapat perizinan dari institusi. Harapan saya untuk ormawa yang menjalankan organisasi secara daring tetap semangat, ini adalah tantangan untuk kita semua untuk menjadi lebih baik. Jangan patah semangat untuk menjalankan organisasi dan yang terpenting terus jalin komunikasi antara anggotanya.

Agil Saputra – UKM Korps Suka Rela

Saya merasa saat berorganisasi di tengah pandemi tentu sedikit terhambat dan tidak jarang dibatalkan, bahkan terpaksa diubah konsepnya. Surat Keputusan dari Direktur yang sering kali berubah juga membuat kita mengubah keputusan dengan cepat. Dalam menjalankan proker secara daring memerlukan persiapan khusus, seperti memperhatikan penerapan protokol kesehatan dan belajar meng-improve konsep kegiatan. Bagi saya berorganisasi di tengah pandemi cukup berkesan, kita lebih banyak belajar mengenai media-media daring dan yang lainnya. Harapannya, semoga di kondisi seperti ini tidak menghentikan keberlangsungan organisasi dan semakin inovatif serta tak lupa tetap patuhi protokol kesehatan di setiap kegiatan.

Chairun Nisa – Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Menurut saya organisasi di masa pandemi cukup ringan, meskipun terkendala jarak dalam melaksanakan agenda, bahkan sebagian besar proker dilaksanakan secara daring. Namun terkadang merasa jenuh karena kurang mendapatkan esensi organisasi secara luring. Agar proker tetap berjalan dengan lancar meskipun dengan sistem pelaksanaan daring, perlu dipersiapkan jauh-jauh hari. Pada situasi seperti ini kita dituntut untuk bisa beradaptasi dengan keadaan, terlebih baru periode ini yang merasakan menjabat di masa pandemi. Harapannya untuk setiap ormawa dapat beradaptasi dan melakukan inovasi agar kegiatan tetap menarik meskipun dilaksanakan secara daring, karena banyak pembelajaran baru yang kita dapatkan dari pandemi ini.

Bima Rifqi Ananda – UKM PECC

Menurut saya, waktu awal menjadi anggota organisasi di tengah pandemi cukup kaget. Semua kegiatan dari awal dilaksanakan secara daring, baik sertijab, grand design, rapat awal kepengurusan dan yang lainnya. Jadi mau tidak mau harus beradaptasi secepat mungkin untuk menyesuaikan dengan kondisi kepengurusan ini. Agenda organisasi sendiri nasibnya beragam, ada yang tetap berjalan dengan sistem yang berbeda dan ada juga yang ditiadakan. Berkaitan dengan proker daring dibutuhkan persiapan yang dibuat lebih dari satu kemungkinan pelaksanaan acara, sehingga jika salah satu rencana gagal tidak terlalu kewalahan. Harapan saya untuk kepengurusan ormawa Polines, semoga tetap aktif dan makin inovatif, karena dengan kondisi pandemi yang serba daring seperti sekarang ini kita perlu ide-ide inovatif agar semangat para anggota tetap terjaga dan semakin kuat.

Indah Anjarini – UKM Pengembangan Pengetahuan

Menurut saya berorganisasi di tengah pandemi kurang adanya solidaritas dan kerja sama dalam organisasi, berbeda ketika kuliah luring dimana kita bisa lebih mengenal satu sama lain. Proker tetap dilakukan secara daring, jadi setelah pembagian jobdesk biasanya diadakan rapat via Zoom Meeting dan beberapa anggota diusahakan harus hadir ditempat pelaksanaan proker. Terdapat berbagai kendala yang ditemui, seperti jaringan yang kurang stabil dan beberapa masih dirasa kurang aktif untuk speak up hingga terkadang terjadi miss komunikasi. Harapan untuk ormawa Polines ke depannya bisa lebih baik lagi, selalu bergerak kearah positif dan semangat menyebarkan kebaikan. Berorganisasi di tengah pandemi cukup berkesan, kita akan mendapat pengetahuan dan pengalaman baru yang berbeda dari biasanya.

This article is from: