5 minute read

Plesir: Berpetualang di Gunung Kembang

Berpetualang di Gunung Kembang, Menjelajahi "Si Kecil Cabai Rawit"

Oleh : Tindy Thirtyana | Desainer : Salsabilla Az-Zahra

Advertisement

Selain dikenal sebagai negara kepulauan dengan berbagai kekayaan alam yang dimiliki, Indonesia juga dianggap sebagai surga bagi para pendaki. Hal ini bisa dilihat dari letak geografisnya, Indonesia merupakan tempat bertemu pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Negeri yang dijuluki “Gemah Ripah Loh Jinawi” ini menyimpan tidak kurang dari 129 gunung berapi. Jika dibandingkan dengan total gunung berapi di seluruh penjuru muka bumi, sebesar 13% berada di wilayah Indonesia. Jadi tidak heran, bila Indonesia juga kerap dijuluki “The Volcano Country” atau “Ring of Fire”.

Panorama pegunungan yang indah seolah menjadi sesuatu yang menyenangkan, bagi mereka yang ingin melarikan diri sejenak melepas kejenuhan dari riuhnya perkotaan. Segala rasa lelah dan sakit akan terbayar begitu tiba di puncak. Terasa begitu tenang dan membuka pikiran terhadap berbagai hal.

Gunung Kembang

Dari berbagai wilayah di Indonesia yang terdapat gunung-gunung cantik, tak pernah terlewat akan Kabupaten Wonosobo. Tercatat Wonosobo memiliki jumlah gunung yang tidak sedikit. Beberapa gunung yang populer di Wonosobo adalah Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Sikunir, Gunung Bismo, Gunung Prau, dan Gunung Kembang. Dari banyak gunung yang ada di Kabupaten Wonosobo ini, Gunung Kembang cukup tersohor di kalangan para pendaki, tapi tidak bagi masyarakat umum. Jadi saat akan melakukan perjalanan menuju basecamp Gunung Kembang ini, sebaiknya melalui daerah Kledung. Gunung Kembang ini berada persis di sebelah Gunung Sindoro, maka dari itu gunung ini sering disebut juga “Anak Gunung Sindoro”. Gunung Kembang terletak di Dukuh Blembem Kaliurip, Desa Damarkasihan, Kecamatan Kretek, Kabupaten Wonosobo. Ketinggian yang dimiliki Gunung Kembang terbilang pendek yaitu hanya sekitar 2340 mdpl dan dipercaya selalu bertambah ketinggiannya. Hal ini dikarenakan letaknya yang persis di sebelah gunung yang notabene merupakan gunung berapi yang sangat aktif dan diyakini menumpahkan hasil aktivitas vulkaniknya ke Gunung Kembang.

Menuju Ketinggian

Gang menuju basecamp berada di kanan jalan dari arah Temanggung kota. Awalnya akan dibuat bingung karena tidak ada tulisan basecamp Blembem, namun kita bisa berpatokan dengan plang basecamp Gunung Sindoro via Bedakah. Lalu setelah memasuki gang dan mengikuti jalan cor berbatu, akan ada persimpangan jalan dan terdapat papan jalan yang akan menuntun menuju Basecamp Kembang via Blembem. Jalan menuju basecamp setelah persimpangan adalah jalan aspal berliku dengan suguhan pemandangan kebun teh yang memukau.

Suguhan pemandangan ini tidak ada habisnya untuk dinikmati hingga akhirnya kita kan sampai di Basecamp Gunung Kembang via Blembem yang berada di kiri jalan. Tak sulit menemukan keberadaan basecamp ini, karena berada di pinggir jalan persis. Sesampainya di basecamp, kita akan disambut banyak anjing peliharaan pengurus basecamp. Tidak perlu lari dan takut, ketika kita disambut dengan anjing – anjing ini, karena mereka tidak akan mengejar kita ataupun sampai menggigit.

Peraturan di basecamp ini terbilang cukup ketat, dimana kita harus mencatat setiap detail barang bawaan kita, dan menghitung secara detail juga barang yang berpotensi menjadi sampah, sekecil apapun. Nantinya, sampah yang kita bawa turun dari puncak akan dicocokan dengan list catatan bawaan kita diawal. Jika jumlah sampah yang kita bawa tidak sesuai dengan catatan perhitungan di awal, kita harus mengambilnya lagi ke atas, atau akan dikenakan denda sebesar Rp 1.025.000 per item. Hal ini dirasa sangat wajar dan baik demi merawat alam agar tetap bersih dan terjaga. Setelah itu, untuk registrasi dan asuransi naik Gunung Kembang ini, kita dikenakan biaya sebesar Rp 25.000 per orang, dan biaya parkir Rp 5.000 per motor untuk satu hari.

Hamparan Hijau Kebun Teh

Jika memilih memulai pendakian dengan berjalan kaki mulai dari basecamp, pendaki akan disuguhkan landscape kebun teh yang sangat luas. Di mulai dari berjalan di jalan utama selama 15 menit, setelah itu kita akan melewati jalan berbatu yang dibuat mengitari kebun teh, pendaki biasanya sedikit lama saat melewati jalur ini karena akan berhenti beberapa saat untuk mengabadikan momen. Terdapat satu pos yang berada ditengah hamparan kebun teh ini, yaitu Pos Istana Katak. Untuk menghemat waktu perjalanan sekitar 15 – 20 menit, para pendaki juga bisa menggunakan tayo (istilah mobil offroad untuk menangangkut para pendaki). Tayo ini akan mengantar para pendaki hingga Pos Istana Katak.

Jangan Salah Sangka!

Setelah menyusuri kebun teh selama kurang lebih 60 menit, kita akan sampai dibatas vegetasi yang dinamakan Gerbang 290 atau biasa disebut Kandang Celeng untuk memasuki hutan. Hal unik lain yang paling ditakuti oleh para pendaki adalah masih banyaknya babi hutan yang berkeliaran terutama di malam hari karena kawasan gunung ini masih asri dan sangat lebat. Tak jarang babi hutan menyerang dan merusak tenda pendaki di malam hari, karena mencium aroma makanan yang dibawa oleh pendaki. Oleh karena itu, saat mendaki Gunung Kembang disarankan untuk tidak membawa makanan yang berbau menyengat. Kalaupun berkeinginan untuk membawanya, para pendaki harus membungkusnya sedemikian rupa agar tidak tercium oleh babi hutan.

Memasuki Gerbang 290, jalur sudah sepenuhnya ada di dalam hutan. Jalur berupa tanah yang sangat licin ketika hujan turun, sehingga kesiapan pendaki harus diutamakan. Perjalanan dari gerbang 290 menuju Pos Liliput bisa ditempuh selama 35 menit, dengan track terus menanjak. Jalur menanjak terjal ini terus akan dirasakan selama pendakian gunung kembang hingga mencapai puncak. Pos selanjutnya adalah Pos Simpang Tiga, lalu dilanjutkan menuju Pos Akar. Dari Pos Liliput sampai ke pos – pos ini bisa ditempuh masing – masing selama 20 – 40 menit. Dari Pos Akar menuju Pos Sabana cukup memakan waktu lama, bisa mencapai 1 jam.

Sesampainya di Pos Sabana, kemiringan track lebih curam, beberapa spot jalur disediakan tali agar mempermudah para pendaki dalam berjalan ke atas. Jarak antara Pos Sabana ini menuju tanjakan mesra tidak terlalu jauh, namun bentuk track yang miring ini membuat perjalanan sedikit lebih melelahkan dibanding pos – pos sebelumnya. Memasuki tanjakan mesra, se perti namanya tanjakan mesra ini bisa jadi diartikan sebagai mesranya dalam bahu membahu teman tim pendakiannya ditrack tanjakan ini yang benar – benar miring dan curam untuk menggapai puncak. Ini yang menjadikan gunung ini mendapat julukan “Kecil-Kecil Cabe Rawit”, termasuk gunung pendek tapi track mengerikan menanjak tiada bonus.

Sesampainya di puncak Gunung Kembang kita bisa mendirikan tenda, karena puncak gunung ini yang cukup luas, kita dapat mendirikan tenda sesuai dengan keinginan kita dengan pengecualian di tengah atau di spot “Top Gunung Kembang” dikarenakan akan mengganggu pendaki yang akan mengabadikan momen. Para pendaki akan disuguhi pemandangan Gunung Sindoro tepat di depan mata dan Gunung Sumbing di sebelah kanan. Pemandangan yang sangat menakjubkan dan membuat kita lebih bersyukur kepada Tuhan karena dianugerahi bumi yang sangat indah. Pendaki bisa mengabadikan momen sebelum turun sampai puas. Untuk para pendaki yang datang saat musim hujan jangan terlalu khawatir kecewa saat sampai di puncak tapi malah kabut, tak jarang juga pada saat sampai di puncak cuaca malah cerah. Bagaimana, tertarik untuk memasukan Gunung Kembang dalam list liburan kalian?

This article is from: