3 minute read
Opini: Keefektifan Kereta Api untuk Kurangi Kemacetan Selama Pandemi
Keefektifan Kereta Api untuk Kurangi Keefektifan Kereta Api untuk Kurangi Kemacetan Selama Pandemi Kemacetan Selama Pandemi
Dok. Taruna
Advertisement
Penyunting: Zaki, Chairunnisa, Rahma, Arya | oleh: Sugeng Winarto Masinis KA Argo | Desainer: Aufa
Kemacetan lalu lintas sering terjadi di beberapa kota besar di Indonesia yang disebabkan oleh menumpuknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan menjadi permasalahan sehari-hari yang sering kita jumpai di lampu merah dan persimpangan jalan. Waktu banyak terbuang karena sering menghadapi kemacetan yang terjadi di jam kerja. Transportasi kereta api menjadi salah satu alternatifnya. Moda transportasi ini telah digunakan masyarakat untuk mobilitas sehari-hari khususnya jika bepergian ke luar kota.
Kereta api sangat cocok menjadi transportasi yang dapat mengurangi kemacetan terutama di kota besar. Mengapa? Sebab kereta api dapat mengangkut penumpang secara massal dengan rute jarak jauh maupun jarak dekat (kereta lokal), dapat menghemat waktu perjalanan,
menghemat pengeluaran, dan adanya kemudahan memesan tiket melalui aplikasi. Selain itu, kereta api menjadi moda transportasi yang ramah lingkungan karena lebih hemat energi dibanding dengan transportasi umum yang lainnya.
Minat masyarakat untuk menggunakan kereta api sangat tinggi. Hal ini ditandai dengan penumpang kereta api yang mencapai target bahkan melebihi target yang sudah ditetapkan pada setiap Daerah Operasional Kereta Api Indonesia (DAOP). Masyarakat senang menggunakan kereta api karena PT Kereta Api Indonesia (KAI) meningkatkan kenyamanan dan fasilitas-fasilitas yang diberikan untuk menarik penumpang. Salah satunya, yaitu penjualan tiket kereta api dapat diakses melalui aplikasi PT KAI atau melalui aplikasi lainnya. PT KAI memudahkan penumpang untuk dapat membeli tiket secara online dan penumpang tidak perlu datang secara langsung ke loket. Melalui aplikasi KAI Access, penumpang bisa langsung memilih nomor kursi yang ingin ditempati saat perjalanan. Adanya aplikasi tersebut dapat memudahkan masyarakat untuk memesan tiket kereta dan tidak perlu antre di stasiun, dengan begitu PT KAI dapat mencegah terjadinya keramain di stasiun
Di masa pandemi saat ini, kereta api tetap menerapkan protokol kesehatan dengan mengikuti prosedur yang dikeluarkan pemerintah agar mengurangi jumlah penyebaran Corona Virus Diseases 19 (Covid-19). Dengan begitu, kapasitas penumpang dibatasi dan kereta hanya menampung sebanyak 50% dari kapasitas sebelumnya, karena tempat duduk harus diberi jarak agar mencegah penularan Covid-19.
Terdapat dua rute kereta, yaitu rute jarak jauh dan jarak dekat. Jenis kereta api jarak jauh yang beroperasi yaitu Kereta Api Bima rute Stasiun Gambir - Stasiun Malang, Kereta Api Sembrani rute Stasiun Gambir - Stasiun Surabaya Pasar Turi, Kereta Api Argo Parahyangan rute Stasiun Gambir-Stasiun Bandung, dan masih banyak lagi, sedangkan kereta api jarak dekat terdapat Kereta Api Kaligung dengan rute Semarang-Tegal dan juga terdapat Kereta Rel Listrik (KRL) yang menjadi transportasi umum di Jakarta bahkan Jakarta-Bogor-DepokTangerang-Bekasi (Jabodetabek).
Di samping itu, PT KAI baru saja meresmikan KRL Commuter Line Solo-Jogja pada hari Rabu (10/02) untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di jalan Solo-Jogja. KRL Commuter Line Solo-Jogja mempunyai rute perjalanan di sepanjang lintasan antara Stasiun Solo Balapan sampai Stasiun Yogyakarta. KRL Commuter Line ini akan beroperasi menggantikan Kereta Rel Diese (KRD) Prambanan Ekspres yang pola operasi yang terbatas dan armada yang sudah tua. Penggantian KRD dengan KRL dapat meningkatkan mobilitas serta mendukung pariwisata yang sinergis di wilayah Solo–Yogyakarta dan mengatasi kemacetan yang sering terjadi pada saat libur panjang. Selain itu, KRL menggunakan bahan bakar listrik yang lebih ramah lingkungan dibanding dengan mesin diesel. PT KAI selalu meningkatkan pelayanan dan fasilitas agar dapat selalu diminati oleh masyarakat.
Masyarakat terlihat sangat antusias dengan diresmikannya KRL ini, terlihat dari banyaknya warga yang ikut serta dalam uji coba KRL pada hari Senin-Minggu (1-7/02). Pada masa uji coba, tarif yang dikenakan kepada penumpang adalah Rp 1 untuk sekali perjalanan. Dengan adanya KRL, pemerintah berharap penggunaan kendaraan pribadi untuk bepergian dapat berkurang dan dapat mengatasi kemacetan yang ada.