3 minute read
Plesir: Menelusuri Pulau Tiban, Pulau Misterius di Wilayah Utara Kabupaten Kendal
PLESIR Menelusuri Pulau Tiban Menelusuri Pulau Tiban
Pulau Misterius di Wilayah Utara Kabupaten Kendal
Advertisement
Oleh : Reitha A, Aprisa Y, Arin S, Hanifah R | Desainer : Hasna Jilan
Nelayan Desa Wisata Kartika Jaya mencari ikan di tengah Pantai Pulau Tiban
Dok. Arin
Perjalanan kami untuk menyambangi Desa Wisata Kartika Jaya yang terletak di Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, dimulai pada hari Minggu, (31/01) pukul 08.30 WIB. Walaupun hari itu cuaca sedikit mendung nyatanya tidak mengurangi semangat kami untuk menelusuri indahnya desa wisata tersebut. Kami menempuh waktu perjalanan sekitar tiga puluh lima menit dan melewati medan jalan yang cukup ekstrem. Kendati demikian, perjalanan kami terbayarkan dengan suguhan pemandangan hamparan sawah dan alam yang sangat asri.
Sesampainya di Desa Wisata Kartika Jaya, kami langsung menuju ke dermaga untuk menaiki perahu agar dapat sampai ke Pantai Pulau Tiban. Kami membutuhkan waktu sekitar lima belas menit untuk sampai di pantai tersebut. Sepanjang perjalananan menaiki perahu, terlihat pemandangan tambak hutan mangrove yang berbentuk seperti pulau bentukan di atas rawa. Di sana, kami melihat orangorang dari komunitas pemancing dan nelayan yang berlalu lalang menjaring ikan di atas perahunya. Menurut informasi yang kami dapat, tambak hutan mangrove ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dari Kementerian Kelautan dan bantuan dari PT Toyota untuk mencegah terjadinya abrasi.
Setibanya di sana, kami melihat muara yang mempertemukan air sungai dan air laut. Lalu, jika berjalan sedikit menuju ke arah barat akan disuguhkan pemandangan hutan mangrove rimbun dengan burungburung yang beterbangan di atasnya. Beberapa burung yang termasuk satwa dilindungi di Desa Wisata Kartika Jaya diantaranya Burung Remetuk Bakau, Burung Kedidi Putih, dan Burung Kuntul Kecil. Tidak seperti pantai di Kabupaten Kendal lainnya, hamparan daratan pasir sepanjang satu kilometer di Pulau Tiban dipenuhi pecahan
kerang yang menambah keindahan pasirnya. Guna mengulik beberapa informasi mengenai pulau misterius di pesisir utara Kabupaten Kendal ini, kami bertanya pada Joko selaku Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata (Darwis) Desa Wisata Kartika Jaya.
Asal–Usul Pulau Tiban
Menurut penuturan Joko, sekitar tahun 2010 Pulau Tiban ditemukan oleh seorang nelayan yang sedang mencari tempat untuk berlindung. Adanya gelombang besar yang menghantam perahunya mengharuskan nelayan tersebut menepi untuk mengamankan diri di daratan. Awal mulanya, daratan itu hanya sepanjang 50 meter dan kian bertambah panjang seiring banyaknya endapan pasir yang terkumpul. Mulai saat itu juga, mereka berinisiatif menanam cemara dan bakau untuk menahan gelombang agar daratan tidak hilang. Puncaknya tahun 2014 pulau tersebut terlihat indah. Kemudian pada 2016 dibuka sebagai tempat wisata dan menjadi tempat penelitian serta Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa dari berbagai universitas. Pemberian nama Pulau Tiban sendiri sebenarnya hanya dijadikan strategi untuk mematik rasa penasaran wisatawan akan kemunculan pulau misterius tersebut. Tetapi memang benar adanya, saat kondisi air laut sedang surut, Pulau Tiban terpisah dari daratan sehingga terkesan muncul secara tibatiba. Hal ini yang menjadi daya tarik masyarakat untuk berkunjung ke Pulau Tiban. Selain karena rasa penasaran akan bentuk pulaunya, di sana wisatawan juga diajarkan cara menaman mangrove. Sehingga, selain berwisata kita juga mendapatkan wawasan edukatif mengenai cara menanam mangrove.
Akan tetapi, saat awal pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid19) wisata Pulau Tiban ditutup dan hanya dibuka untuk nelayan Desa Wisata Kartika Jaya. Selama pandemi pula, adanya hantaman gelombang yang ekstrem mengakibatkan beberapa fasilitas yang ada seperti musala, gazebo, dan warung kecil rusak. Hal tersebut membuat warga sekitar, organisasi pencinta alam, dan mahasiswa dari berbagai universitas bahumembahu menanam bibit mangrove untuk menahan hantaman gelombang yang akan terjadi. Akhirnya pada awal Januari 2021 wisata Pantai Pulau Tiban kembali dibuka walaupun mengalami penurunan pengunjung. Kendati demikian, pengelola tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, mencuci tangan atau membawa hand sanitizer, serta menjaga jarak.
Jika Sahabat Dims menginginkan tempat wisata dengan suasana tenang dan sejuk, Wisata Pulau Tiban adalah tempat yang cocok untuk melepas penat. Hanya dengan tarif Rp15.000,00 untuk akses perahu dan tiket masuk, kalian bisa menikmati destinasi wisata dengan panorama alam yang sangat memukau dan memanjakan mata.
Dok. Arin Seorang anak menjaring ikan di tengah rimbunnya hutan bakau