E-Tabloid Edisi Juni 2019

Page 1


E-

LPM DINAMIKA UIN SU MENGUCAPKAN

2


E-

LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM) Dinamika UIN Sumatera Utara Penerbit: Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika UIN SU Pelindung: Rektor UIN SU Pembina: Wakil Rektor III UIN SU, Dekan FSH, Dekan FUSI, Dekan FITK, Dekan FDK, Dekan FEBI, Dekan FIS, Dekan FST, Dekan FKM, Kabag Biro AAKK UIN SU, Kasubbag Biro AAKK UIN SU, Drs. Syahruddin Siregar M.A, Dr. M. Syukri Albani Nasution, M.A, Dr. H. Ali Murthado, M.Hum, Sugiatmo. M.A. Pemimpin Umum: Kurniawan Sekretaris Umum: Suci Ayu Pratiwi Bendahara Umum: Tia Rahmadhani Nasution Pemimpin Redaksi: Syafrita Pemimpin Desain Grafis: Muhammad Fathoni Pemimpin Litbang: Muhammad Taufiqurrahman Pemimpin Perusahaan: Muslim Hidayat Sekretaris Redaksi: Audry Uyuni Redaktur Pelaksana: Muhammad Ibrahim Redaktur Online: Ayu Wulandari Hasibuan Reporter Senior: Anisa Rizwani, Siska Ramayani D, Siti Aisa, Devi Junita Sari Reporter Junior: M. Rio Fani, Karmila Sinaga, Risma Dona S, Asep M . Sobirin, Yolanda Anjelita Nst, Sri Julia Ningsih, M. Alvridho Prayoga, Sofi Adwar, Amita, Mileni Nur Fitria, Nilamaida, Ninda Azahratunnisa Redaktur Foto: Putri Chairunnisa Anggota: Hafiz Hasan Noor, Istiqomah Kaloko, Taufik Syahputra, Jihan Fikriyah, Rizki Ananda, M. Hafiz, Al-Hafizh M. Hamdan, Rafifa Luqyana, Nur Fadillah Kawakib Redaktur Bahasa: Iin Prasetyo Anggota: Isma Hidayati, Shofiatul Husna, Rizki Audina, Maya Rizki, Ade Suryanti, Atika Andayani, Rindiani, Cut Syamsidar, Nurul Liza Sekretaris Desain Grafis: Nur Halimah Syafira Redaktur Artistik: Afifah Lania Sihotang Layouter: Hasni Indah Sari, Miranda Lianti, Alfi Syahrin, M. Arroyyan El Mafatih, Shafira Azzahra, Intan Zhorifah, Nurul Wahidah, Lazha Taya, Isra Della, Rizki Mariyam Ilustrator: Nada Fitria Nasution, Ditanty Chicha, Lelya Hilda Amira Ritonga, Tumbularani, Putri Ayu Dahniar, Mustika Khairunnisa Web Designer: Muamar Sidik Utomo, Mahmudi, Roja Suma Andhika Sekretaris Litbang: Dina Purnama Kasubdiv PSDA: Wahyu Nizam Anggota: Mulia Wilandra, Anisa Dinda Adityana, Wibira Vasya Kasubdiv Penelitian dan Humas: Nabila Firuzia Anggota: Fatimah Lubis, Moch. Ifnu Fajar, Nur Amalia, Mahfuza, Annisari, Fitri Fadillah Pakpahan, Anisa Hafizzah, Mekha Wahyuni Kasubdiv Rumah Tangga: Tengku Nurul Hikmah Anggota: Maulidya Harahap, Khoiriyah Syafhitri, Nur Azana, Tiwi Sartika, Nur Cahyani Sekretaris Perusahaan: Diana Aliya Manajer Periklanan: Rizqi Ramadhan Anggota: Dina Maulina, Deni Gusti Kurniawan, Ahmad Faiz Nirwan, Richa Ardelilla, Azalika Iftitah, Nadhri Filka, Nadya Amalia Manajer Percetakan: Agung Prasetya Anggota: Arifin, Nurhotma Tambak, Setyo Fahmi, M. Fitrah, Dwi Rahma, Siti Nurfadhillah, Nurmaimah Manajer Pemasaran: Asri Alviana Anggota: Cindy Syafrina, Nur Afifa, Juwita, Ahmd Affandi, Junita Syafitri, Wilda Wardani, Windy Febriani Alamat: Gedung UKK/UKM UIN SU Lantai 1 No.4 Jl. Williem Iskandar, Pasar V Medan Estate (20371) Kontak: 0853-7119-7262 E-mail: lpmdinamikaiainsu93@gmail.com/redaksi@ lpmdinamika.co Web: www.lpmdinamika.co Facebook: LPM Dinamika UIN SU Twitter: @LPM_Dinamika Instagram: @lpmdinamika

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

SALAM REDAKSI

lhamdulillah, segala rasa syukur atas limpahan nikmat yang diberikan oleh Allah subhanahu wa taala kepada kita hingga detik ini. Selawat serta salam untuk manusia yang sangat terpuji, Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Berkat perjuangannyalah kita dapat beribadah secara terang-terangan hingga saat ini.

Namun, kami tetap menyuguhkan berbagai informasi terbaru dengan beragam rubrik yang bervariasi.

A

Sobat Kampus yang berbahagia, kami seluruh pengurus juga anggota LPM Dinamika UIN SU mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah di Bulan Ramadan dan menyambut Idulfitri 1440 H. Semoga segala amalan kita di bulan yang penuh berkah ini diridai oleh Allah subhanahu wa taala. Pada Ramadan ini, Tabloid LPM Dinamika edisi Juni siap menemani Sobat Kampus semua. Tabloid ini kami publikasikan dalam bentuk E-Tabloid sehingga Sobat Kampus dapat mengaksesnya secara gratis.

Berawal dari rubrik Reportase Utama, kami mengulas tentang kepemimpinan Rektor UIN SU yang memasuki tahun keempat. Lantas, bagaimanakah kepemimpinan beliau? Serta target apa sajakah yang telah dicapai? Selain itu, rubrik Dinamika Kampus dengan tema Pembangunan Kampus IV UIN SU di Tuntungan dan mengulik soal Koperasi Mahasiswa yang ada di UIN SU juga mewarnai Tabloid edisi Juni ini. Di bulan yang penuh berkah ini, Kampoeng Ramadan yang ada di Masjid Al Falah menjadi ulasan menarik di rubrik Sorot. Rubrik Lifestyle yang membahas mengenai Nikah Muda tak Semudah Mengedipkan Mata. Dan juga dapat mengambil hikmah dalam rubrik Sisi Lain dari seorang fotografer freelance

PILIH SURUT ATAU IKUT?

P

ilu sangat memilukan, melihat bocah-bocah zaman ini mainannya disuguhi gawai yang sama sekali tak menularkan kepintaran baginya. Ibu lazimnya, demi menjaga ketenangannya mengerjakan tugas rumah, ringan sekali menaklukan anak dengan menyodorkan gawai itu. Tumbuhlah sang anak menjadi pengonsumsi berat gawai. Gim yang ada dalam gawai tiap menit tiap detik sulit dihentikan, itulah yang tengah terjadi

Ayu Wulandari Hasibuan (Redaktur Online)

pada anak-anak saat ini, sudah seperti paku yang ditokokkan saja. Bahkan, mainan manual seperti lompat tali, kelereng, lempar kuaci, patok lele, lompat engklek, dan lainnya tak lagi dikenal apalagi tahu.

Berbeda dengan fonemana bocah, mencari informasi atau barangkali rasa ingin tahu akan informasi sudah pula menyusut di jiwa generasi muda, hal ini semakin jelas setelah dinobatkan Indonesia sebagai negara terendah tingkat membacanya. Kalau dari membaca sudah kurang, konon pula dalam mencari informasi? Ya, inilah faktanya hari ini. Rela membeli paket internet puluhan ribu per bulan daripada membeli koran, majalah, tabloid yang jauh lebih ekonomis dan praktis untuk dibaca. Efeknya, minat membaca berkurang, keinginan untuk membeli buku menipis, merasa ketergantungan dengan ponsel pintar, tak bergairah bila tidak punya paket internet. Toh, belum tentu informasi yang didapat, bisa menjadi dampak

Syafrita (Pemimpin Redaksi) yang bersedekah dengan cara yang berbeda. Akhirnya, selamat membaca dan mengonsumsi berbagai informasi dari Tabloid Dinamika edisi Juni ini. Berbagai kritik dan saran kami harapkan sebagai bahan evaluasi ke depannya agar kami dapat mempersembahkan karya yang lebih baik lagi. Salam Pers Mahasiswa! Wassalamualaikum warahmatul-

EDITORIAL negatif yang diasup dari gawai. Jatuhnya, susut keingintahuan akan informasi yang jelas bisa didapat lebih mudah. Bahkan image “mending beli paket daripada beli buku, kan buku bisa dilihat juga dari ponsel�mendarah daging di pikiran pemuda. Bagaimana pula dengan cara berpikir pemuda dua, lima, tujuh tahun ke depan? Sepintar gawai memberi data, lebih menjamin lagi data yang terangkum dalam bentuk fisik, koran atau majalah misalnya, punya elektabilitas, dan punya wujud yang tahan lama. Banyak wadah membaca mencari informasi (berita) yang bisa diakses. Nah, bagaimana dengan kita, pilih susut atau ikut? dalam artian ikut memulai gubrakan khususnya untuk diri sendiri agar merutinkan membaca, haus akan informasi. Apalagi informasi tentang orang tua di rumah kita sendiri (a.k UIN SU), rektor kita sudah sejauh mana ya progres kepemimpinannya? Bacalah maka kamu akan tahu

3


KATA MEREKA

KATA MEREKA

adalah salah satu rubrik yang ada di Tabloid Online LPM Dinamika yang memuat komentarkomentar mahasiswa UIN SU seputar kampus UIN SU. Untuk rubrik kata mereka kali ini, LPM Dinamika mengambil tema "Menuju Empat Tahun Rektor". Lewat rubrik ini, mahasiswa dapat mengutarakan pendapatnya.

Aprilia Utami Putri Lubis (Manajemen Pendidikan Islam/ VI) Kepemimpinan rektor membawa perubahan bagi UIN SU, terlihat pada pembangunan gedung enam lantai. Namun, fasilitas harus diperhatikan, semoga ke depan bisa dipenuhi.

Alfian (Ilmu Komunikasi/ IV) Menurut saya kepemimpinan rektor kini sudah baik, tapi saya harap akan lebih baik lagi dalam memenuhi fasilitas bagi mahasiswa. Contohnya ruang kelas kami panas sehingga kami tidak bisa konsentrasi belajar.

Mhd. Yasir Amri (Komunikasi dan Penyiaran Islam/ IV) Kepemimpinan TGS. Prof. Dr. Saidurrahman, M.Ag di masa jabatannya baik, mahasiswa tertib dan jarang ditemui demo mahasiswa. Ia tegas dan bisa mengontrol, tapi fasilitas kampus masih belum memadai.

Yudha Prasetyo (Ekonomi Islam/IV) TGS luar biasa memimpin, kurang empat tahun beliau bertanggung jawab mengemban tugas. Ia merupakan pejuang kinerja nyata, dengan bukti pasti pembangunan yang semakin gencar dilakukan.

Dede Astica (Studi Agama-Agama/IV) Selama kepemimpinan, rektor UIN SU sangat bagus. Pembangunan gedung dalam proses penyempurnaan. Hanya, UKT melonjak tinggi terutama untuk calon mahasiswa baru tahun ini.

Ahmad Fauzi (Ilmu komputer/ VIII) Kepemimpinan TGS. Prof. Dr. Saidurrahman, M.Ag sebagai rektor sudah cukup baik. Terbukti dari adanya pembangunan baru, dan kelemahannya terletak pada kurangnya ruang kelas.

Sri Hajijah Purba (Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan/ VIII) Kepemimpinan rektor sudah baik, tapi ada peraturan yang diterapkan tanpa diketahui mahasiswa. Akreditasi lebih baik jika A, dengan melengkapi fasilitas sesuai UKT yang telah dibayar.

Muhammad Arifin (Hukum Tata Negara/VIII) Progres kerja rektor sekarang benar-benar maju. Beliau mampu menghadirkan sesuatu yang dibutuhkan warga kampus. Berbagai infrastruktur kampus dibangun dalam jangka waktu yang hanya sebentar.


E-

REPORTASE UTAMA

5


E-

REPORTASE UTAMA

SUDAHKAH KEBIJAKAN BERBUAH KEBAJIKAN?

Ilustrasi: Lelya Hilda

K

amis, 1 September 2016 pukul 14.00 WIB di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, telah resmi melantik Prof. Dr. KH Saidurrahman, M.Ag sebagai Rektor UIN SU periode 20162020. Prof. Dr. KH. Saidurrahman, M.Ag akhirnya terpilih setelah melalui proses seleksi yang panjang. Mulai dari penjaringan, penilaian kuantitatif mengalahkan empat pesaingnya yaitu para guru besar UIN SU; Prof. Dr. H. Katimin, Prof. Dr. H. Pagar, M. Ag, Prof. Dr. Hasan Asari, MA dan Prof. Dr. Syahrin Harahap, M.A. Saat itu, terpilihnya Prof. Dr. KH. Saidurrahman, M.Ag membawa angin segar bagi seluruh civitas academica. Sebagaimana yang dilansir dari laman web www.uinsu.ac.id dengan judul berita “Rektor Baru Harapan Baru”. Sosok guru besar yang sebelumnya menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum itu, dianggap dapat memberikan semangat baru dalam merea-

6

lisasikan visi dan misi universitas, yaitu membawa UIN SU menuju level akademik yang lebih baik dengan meningkatkan kualitas di berbagai sektor. Seperti peningkatan kualitas dosen, penghargaan terhadap hasil karya dosen, integritas pegawai, budaya kerja, serta penjaminan mutu yang saat itu menjadi harapan besar UIN SU guna menjadi universitas kelas dunia. Sejalan dengan itu, pada Mei lalu tim reportase menemui Prof. Dr. Amroeni Drajat M.Ag, ia menuturkan bahwa, sosok rektor yang dinilainya dari mulai masa pencalonan hingga kini menjabat adalah pribadi yang penuh semangat dan mampu menularkan semangat tersebut kepada orang lain. “Pak Rektor dulu pada waktu mencalonkan sampai sekarang, penuh dengan keinginan untuk memajukan UIN SU. Beliau begitu semangat dan mampu memberikan semangat serta energi positif kepada para pegawai, dosen dan lainnya,” kata Wakil Rektor (WR) III itu.

Amroeni juga berkata, rektor dalam bekerja selalu di landasi dengan filosofi dan semboyan-semboyan yang mampu menggerakkan seluruh komponen di UIN SU untuk maju. Misalnya semboyan UIN SU JUARA (Maju, Unggul, Jaya Raya, Sejahtera), semboyan kerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas yang kesemuanya memberikan energi positif. Kini kepemimpinan yang diemban rektor sudah memasuki tahun keempat. Wakil Rektor III itu menilai ada banyak prestasi yang sudah berhasil di raih rektor, di antaranya meningkatnya akreditasi universitas dari C ke B, meningkatnya pembangunan insfrastuktur seperti pembangunan Gedung FIS (Fakultas Ilmu Sosiai), renovasi Gelangang Sutomo, perbaikan dan penggunaan kembali Wisma Syariah Sutomo, pembangunan Gedung H. Anif, pembangunan gedung enam lantai yang hampir selesai, pemanfaatan lahan di kampus III Helvet Pondok Surya sebagai pusat wirausaha

mahasiswa, dan lain sebagainya. Kepemiminan yang berbeda Lagi, menurut Drs. Rustam, M.A kepemimpinan rektor saat ini lebih membumi, menyentuh sampai ke bagian paling kecil dari universitas. “Rektor saat ini lebih membumi (down to earth) lebih menyentuh ke intinya. Andaikan kata membandingkan dengan rector sebelumnya, rektor yang sekarang mau mengurusi hal kecil. Seperti hal menyangkut pegawai kecil ataupun unit kecil yang ada di wilayah kampus. Dia mau menyapa orang lain lebih dahulu. Tidak peduli kelas orang yang disapa. Meskipun dia hanya pegawai rendahan. Itulah poin positifnya, karena setiap orang yang disapa duluan, dia pasti akan merasa dihormati,” kata Wakil Dekan (WD) I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) itu. Kalangan dosen juga merespons positif kepemimpinan rektor. Rektor saat ini dianggap gencar membangun jaring-


E-

an baik di tingkat nasional maupun internasional. “Walaupun UIN SU memiliki anggaran pendanaan yang belum begitu besar namun, sudah membangun banyak jaringan secara nasional dan internasional. Sehingga sudah bisa menambah gedung-gedung baru untuk perkuliahan. Kemudian beliau juga menempatkan para dekan adalah tenaga-tenaga muda yang berpotensi untuk memajukan kampus,” tutur Dr. Mohammad Al Farabi, M.Ag, dosen Pendidikan Agama

REPORTASE UTAMA enam lantai, Gedung Kopma (Koperasi Mahasiswa) juga akan dibangun, penataan jalan masuk dan keluar, dan lain sebagainya. Ini semua kemajuan, tapi tentulah realisasinya tak secepat yang mahasiswa inginkan. Memang di sana-sini ada plus-minusnya tapi, plusnya lebih banyak,” terangnya lagi. Fachri Pradana Ketua Senat Mahasiswa (Sema) juga setuju jika ada plus-minus. Ia mengapresiasi kinerja rektor karena sudah begitu banyak melakukan perubahan-perubahan.

Tanggapan berikutnya datang dari Dekan Fakultas Dakwah dan Komuniksi (FDK). Ia mengatakan sudah sepatutnya semua lapisan masyarakat kampus mendukung kinerja rektor. “Saya pikir, bukan hanya kami dekan tapi kalian para mahasiswa harus senantiasa mendukung semua program beliau. Kita harus bekerja sama dan sama-sama bekerja. Karena kalau kita bicara kemunduran, sepertiya tidak ada,” ucap Dr. Soiman M.A. “Contohnya dari jumlah mahasiswa bertambah, kalau dulu per tahun ajaran hanya tiga ribu mahasiswa dan sekarang sudah enam ribu lebih. Dari sarana dan prasarana di Kampus II (Pancing) ini saja sudah bertambah dua gedung, yaitu Gedung FIS dan gedung

Persoalan kebijakan Amroeni menerangkan ada empat hal yang menjadi fokus rektor yaitu, peningkatan akreditasi, peningkatan infrastruktur, mahasiswa, dan usaha-usaha untuk membantu ekonomi mahasiswa. Untuk itu kebijakan-kebijakan yang diambil selalu berusaha tidak mencederai keempat fokus tersebut. Termasuk kebijakan penerapan coffe morning dengan mahasiswa.

Islam dan Manajemen Pendidikan Islam.

Ada plus-minusnya

lebih fokus kepada pemenuhan fasilitas penunjang kuliah. Sementara untuk kegiatan menyebarluaskan aspirasi dan kreativitas mahasiswa, masih kurang dipandang rektor. Begitupun dengan agenda coffee morning atau duduk bareng dengan pihak rektorat yang tiap sebulan sekali dijadwalkan rektor, dinilai belum sepenuhnya efektif. Karena, hanya diwakili oleh beberapa orang dari setiap jurusan dan organisasi intrakampus.

Namun, mewakili suara Sema, ia melihat rektor kurang memperhatikan komponen internal kampus, khususnya kemahasiswaan, seperti Sema dan Dema (Dewan Eksekutif Mahasiswa). Komunikasi yang terja di antara Sema, Dema, HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) dan pihak birokrat dinilainya kurang baik. Sehingga mengakibatkan tidak maksimalnya fungsi unit yang harusnya menjadi perpanjangan tangan rektorat tersebut. Seolah setali tiga uang dengan pendapat ketua Sema, Presiden Mahasiswa UIN SU Muhammad Azhari Marpaung pun membenarkan kurangnya perhatian dari rektor untuk kegiatan-kegiatan mahasiswa. Azhari menduga masalah biaya menjadi kendala. Selain itu menurutnya, rektor memang

Akan tetapi, kebijakan ini kerap menuai kritik dari kalangan mahasiswa sendiri. Seperti yang diutarakan oleh salah satu ketua organiasasi ekstra. “Saya rasa ini bakal terjadi diskriminasi atau tanggapan yang terbungkam. Karena aspirasi harusnya didengar oleh masyarakat atau mahasiswa banyak. Kalau hanya perwakilan, besar kemungkinan fitrahnya mahasiswa menduga bakal jadi konflik kecil-kecilan di pemikiran mahasiswa tersebut,” jelas Muhammad Alpin Azhari Lubis. “Jelas, saya tidak setuju dengan larangan demo, apalagi bagi mahasiswa yang terdidik dikaderisasi organisasi eksternal. Sesuai dengan peraturan UU tahun 1998 pasal 9: setiap masyarakat bebas menyampaikan aspirasinya di muka umum. Itu payung hukum kita untuk menyampaikan keluh kesah atau menyambung lidah masyarakat. Jadi kalau demo dilarang, kritik ditunggangi, atau pun sarannya dibungkam buat apa kita jadi mahasiswa. Kita memiliki tiga poin sumpah mahasiswa yang di dalamnya menyatakan sikap kebebasan

menyampaikan aspirasi, kebebasan dalam bernegara, kebebasan menuntut ilmu yang tidak bisa didiskriminasi oleh siapa pun,” lanjutnya. Menanggapi hal itu, WR III kembali menerangkan tidak ada pembatasan dalam mahasiswa beraspirasi. “Tidak kita batasi untuk aspirasi dan sebenarnya tidak ada larangan berdemo, hanya saja dialihkan caranya. Sebelum kalian berdemo, bagus kalian berdialog terlebih dahulu. Kalau ada masalah yang serius bagus ditanyakan lebih dahulu,” jawabnya. Lagi, laki-laki yang sebelumnya adalah guru besar di Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI) itu menyampaikan bahwa, rektor memandang kampus UIN SU sebagai sebuah kapal yang sedang berlayar dan dinahkodai oleh rektor. Jadi diharapkan untuk para penumpang atau siapa pun isi dalam kapal, jangan membocori kapal itu sendiri. Pengawasan SPI Ketika dimintai tanggapan terkait kinerja rektor, pihak Satuan Pengawas Internal (SPI) UIN SU menjelaskan tidak dapat memberikan penilaian. Hal ini dikarenakan dalam hubungan kerja antara SPI dan rektor sebagaimana yang tertera dalam piagam, SPI memiliki kedudukan sebagai pembantu rektor yang mengawasi keuangan (nonakademik). “Posisi SPI membantu rektor, maka rektorlah yang menilai kinerja SPI, bukan SPI yang menilai kinerja rektor,” ucap Dr. Saparuddin Siregar SE. Ak. SAS. M.Ag. CA. Ketua SPI tersebut pun kembali menerangkan penjabaran tupoksi alias tugas pokok dan fungsi SPI. Dalam melakukan pengawasan yang menyangkut keuangan, SPI utamanya menerapkan prinsip compliance (kepatuhan), dengan membandingkan kesesuaian antara aturan keuangan negara dengan penerapannya baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran. Untuk melakukan

7


E-

REPORTASE UTAMA Pasti ada yang sepaham atau pun tidak sepaham dengan ide-ide rektor.

pengawasan ini sudah ada SOP standar pengawasan, sehingga SPI dapat bekerja dengan terarah. Terkait transparansi anggaran, pihak-pihak yang berkepentingan tentu memiliki akses sesuai dengan keperluannya. Kemudian SPI memposisikan dirinya sebagai partner dari semua unit kerja di UIN SU, agar dapat mempertanggungjawabkan keuangan dengan semestinya. SPI bukan pihak yang mencari-cari kesalahan tetapi, justru membantu me-review sekiranya ada prosedur dan kelengkapan keuangan yang belum terpenuhi untuk segera dilengkapi dan diperbaiki. Harapannya, ketika inspektorat maupun BPK (Badan Pemeriksa Keuanagan) melakukan pemeriksaan, unit kerja telah mempersiapkan pertanggungjawaban dengan benar. “Kita melihat kebijakan rektor sudah on the track (sesuai jalur), yaitu tiga harga mati (Akreditasi, Digitalisasi, dan Internasionalisasi). Saat ini fokus evaluasi SPI pada semester pertama 2019 adalah, penilaian kinerja ASN yang dikaitkan dengan kesesuaian pembayaran remunerasi berbasis IKU (Indikator Kinerja Utama),” pungkasnya. PR ke depan Soal apa yang mesti di kerjakan rektor ke depan segenap warga UIN SU mulai menyampaikan unek-uneknya. Dimulai dari salah satu mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika (PMM) semester VIII yang menginginkan, rektor tidak ha-

8

nya menaikkan akreditasi lewat pembangunan gedung, dan menambah kuota mahasiswa. Tetapi, juga dengan memperhatikan kualitas mahasiswa itu sendiri. Seirama tuntutan keadilan juga diutarakan Ridho Haadi Ashaqi yang merasa pembangunan jiwa dan mental juga harus sama-sama dibangun warga UIN SU. “Kita harus adil, jangan terfokus pada pembangunan luarnya saja, tapi juga dalamnya. Bukan cuma fasilitas kampus seperi ruang kelas, kipas angin, AC, atau buku perpustakaan yang perlu diperbaiki. Tetapi, juga pembangunan jiwa dan mental setiap pegawai dan mahasiswa UIN SU. Mahasiswa telat bayar uang kuliah, denda. Tapi, kalau ASN yang telat masuk kerja kok tidak ada denda,” ujar mahasiswa stambuk 2017 tersebut. Mengenai harapan, Dr. Mohammad Al Farabi juga memiliki harapan tersendiri. Ia ingin sekali rektor memperhatikan peningkatan SDM dosen dan pegawai dalam bidang penguasaan IT. Karena menurutnya, banyak sekali dosen yang berusia di atas lima puluh tahun dan sudah tidak bersemangat melakukan riset. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan-pelatihan bagi dosen dan pegawai agar dapat melakukan pelayanan profesional. Sedangkan WD I FITK, menyampaikan PR rektor adalah harus dapat menganalisis lebih mendalam untuk memilah mana bagian di UIN SU yang harus dikuatkan. Sebab di pemikirannya, tentu tidak gampang membangun komitmen untuk memajukan sesuatu.

Terakhir, dari pihak rektorat sendiri berharap agar semua program yang direncanakan dari awal bisa terealisasi. “Tentu saya berharap program Pak Rektor terutama program pengadaan tanah 100 hektar di Desa Sena, Deli Serdang terlaksana. Kemudian kalau bisa akreditasinya A. Lalu internasionalisasi kita bisa berbahasa Arab dan Inggris dan digitalisasi data menggunakan basis

internet komputer karena itu semua harga mati,” tutup WR III.

Koordinator Liputan: Anisa Rizwani Reporter: Afifah Lania, Karmila Sinaga, Yolanda Anjelita, Rizki Audina, dan Annisari

Metode Jajak Pendapat: Pengumpulan pendapat melalui penyebaran angket Divisi Litbang LPM Dinamika UIN SU, sebanyak 400 responden yang dipilih secara acak di 8 fakultas.

Apakah rektor pada masa kepemiminan 4 tahun ini sudah membuat perubahan yang baik pada Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Sudah Belum

Sebagai mahasiswa, apakah kebutuhan dalam sarana dan prasarana belajar anda sudah terpenuhi pada masa kepemimpinan 4 tahun Prof. Dr. Saidurrahman, M.A Terpenuhi Sedikit terpenuhi Belum terpenuhi

Dalam visi Prof. Dr. Saidurrahman, M.A sebagai rektor manakah yang sudah terealisasi Akreditasi, digitalisasi, dan internasionalisasi Akreditasi dan Digitalisasi Akreditasi Tidak Ada

1,2,3,5,7

Belum ada terlaksana

1,3,4,6,7

Sudah terlaksana sepenuhya

Dari tujuh tugas yang harus dilaksanakan seorang rektor, manakah yang sudah dilaksanakan Prof. Dr. Saidurrahman, M.A 1. Melaksanakan penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat 2. Mengelola seluruh kekayaan universitas secara optimal 3. Membina tenaga edukatif, mahasiswa dan tenaga administrasi 4. Membina hubungan kerjasama dengan lingkungan Universitas, masyarakat, dan lembaga terkait dalam maupun luar negeri 5. Menyelenggarakan pembukaan universitas 6. Menyusun rencana strategis yang hendak dicapai di Universitas 7. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan di universitas



E-

DINAMIKA KAMPUS I

P

embangunan Kampus IV UIN SU sudah direncanakan sejak 2013, ditargetkan rampung pada 2017. Sebab mengalami kendala, sehingga pembangunannya tertunda selama enam tahun. Pada Oktober 2018 lalu, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin didampingi dengan Dirjen Pendidikan Islam Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A dan juga Rektor UIN SU melakukan ground breaking — peresmian awal pembangunan Kampus IV yang dalam pengerjaannya dilaksanakan oleh PT Djasa Uber Sakti dan PT Krakatau Engineering. Kampus baru yang akan berdiri megah di lahan seluas 16 hektare ini akan diisi dengan tujuh gedung penunjang perkuliahan, di antaranya empat gedung fakultas, laboratorium terpadu, perpustakaan, dan gedung administrasi. Dr. Phil. Zainul Fuad, M.A selaku ketua Project Implement Unit (PIU) mengatakan bahwa pembiayaan pembangunan kampus baru ini sepenuhnya didapat dari Islamic Depelovment Bank (IDB). “Pembangunanan kampus IV ini 100% dibiayai oleh IDB dengan sistem peminjaman tanpa bunga. Tetapi, bukan pihak UIN SU yang akan melunasi peminjaman tersebut melainkan dari pihak Kementerian Agama dan negara,” terangnya pada Senin (6/5). Menurut pantauan tim reportase saat mengunjungi Kampus IV pada Rabu (8/5) yang berlokasi di Desa Tuntungan II, Deli Serdang ini sedang dalam proses awal pembangunan, beberapa rancangan gedung sedang memulai konstruksi pembangunan fondasi. Berjarak tiga bulan lamanya setelah peletakan batu pertama, pembangunan yang diawali dengan pembersihan lahan ini baru dimulai pada Januari 2019. Fuad mengatakan saat ini telah selesai 14% dari seluruh konsep pengerjaan. Sementara, Wakil Rektor III Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag tidak bisa memberikan keterangan pasti kapan pembangunan ini benar-benar rampung. “Berapa bulannya itu, ya tergantung yang membangun-

10

2020 UIN SU DUDUKI KAMPUS BARU

Ilustrasi: Ditanty Chicha

nya (mandor) mau memberi target kapan rampungnya,” ujarnya. Sedangkan Fuad memperkirakan bahwa kampus IV dapat dirasakan megah bangunannya pada Mei 2020 mendatang. “Perkiraan kampus IV ini akan rampung dan terfasilitasi semua pada 25 Mei 2020. Diharapkan dapat melonggarkan jadwal perkuliahan kita yang dikarenakan kurang kelas,” tambahnya. Amroeni menjelaskan jika Kampus IV ini selesai dibangun maka, yang akan menempatinya adalah mahasiswa baru yang berasal dari fakultas baru pula, seperti Saintek, FIS, FKM, dan FEBI. Sebelum selesainya kampus IV, sekarang UIN SU telah memiliki tiga kampus, Kampus I sebagai kampus pascasarjana dan ditempati dua fakultas, Kampus II sebagai pusat administrasi juga ditempati enam fakultas lainnya dan Kampus III yang dijadikan pusat kewirausahaan mahasiswa. Menanggapi kondisi demikian, Ulfa Mashita mahasiswa Biologi mengaku senang terhadap pembangunan Kampus IV ini

namun, ia mengeluhkan jarak antarkampus yang cukup jauh. “Saya 1sangat tertarik mendengar UIN SU akan memperbanyak bangunan dan fasilitas untuk mempermudah mahasiswa dalam proses belajar dan penelitian. Namun, menurut saya agak ribet kalau kampus tersebar di beberapa daerah yang cukup jauh Karena, pasti akan ada momen di mana kita harus ke fakultas A atau B sementara itu jauh dari kampus kita,” kata mahasiswi semester VI itu. Berbanding terbalik dengan Ulfa, Nur Hanifah justru mengaku tidak tertarik dengan adanya pembangunan Kampus IV, ia beranggapan, tersebarnya beberapa kampus akan memakan waktu dan biaya yang lebih. “Saya sangat tidak tertarik dengan adanya kampus empat ini kerena, salah satu alasannya adalah sangat jauh dari pusat perkotaan. Selain itu memakan waktu dan biaya yang lebih,” kata mahasiswa FKM itu. Pembangunan kampus baru ini adalah sebagai penuang cita-cita rektor yang ingin

menjadikan UIN SU berakreditasi A tahun 2020. Selesainya, maka resmilah UIN SU memiliki kampus baru dan memiliki empat kampus. “Pembangunan ini akan menjadi salah satu batu loncatan untuk akreditasi UIN SU. Kampus utama akan ditinjau dari segi lebih sering di mana rektor berkantor. Bisa kampus empat ini yang menjadi kampus utama karena, semua fasilitas dan bangunan yang di kampus empat akan lebih modern dari kampus lainnya. Meskipun semua keputusan ada di tangan rektor, di kampus empat akan tetap dibangun biro rektor. Karena, kesepakatan dengan IDB kampus empat ini bisa didirikan jika ada biro rektor di dalamnya,” pungkas Fuad.

Koordinator Liputan: Wahyu Nizam Reporter: Devi Junita Sari, Nurul Liza Nasution, dan Sofi Adwar Pratama


E-

DINAMIKA KAMPUS II

POLEMIK KUALITAS PELAYANAN NIAGA KAMPUS dua kali. Pun Rika Afriani Purba, mengatakan bahwa harga makanan dan minuman juga mahal. “Kalau memang masih sempat, lebih baik nge-print atau jajan di luar,” pesan mahasiswi itu. Kopma bukan naungan fakultas

K

ehadiran koperasi mahasiswa (Kopma), maupun IAIN Mart yang bertujuan memudahkan mahasiswa di dalam kampus ternyata menjadi polemik. Beberapa mahasiswa yang menjadi konsumen di tempat-tempat ini bersuara untuk memberitahu pengalamannya menjadi konsumen. Semua pernyataan-pernyataan tersebut telah dirangkum oleh tim reportase. Harga dan pelayanan kurang memuaskan Berawal dari permasalahan Kopma yang dikatakan kurang baik melayani konsumen, faktanya dibenarkan oleh mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Meutia Geubrina. Mahasiswi yang menjadi konsumen jasa print di Kopma mengaku, pelayanan yang ia dapat tidak memuaskan. “Pelayanan yang saya dapat tidak memuaskan bahkan, bisa dibilang saya tidak seperti dilayani sebagai pembeli”. Ziahdatun Nubla, seorang mahasiswi juga mengungkapkan hal serupa. Mahasiswi dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ini berpenda-

pat bahwa, harga produk Kopma tidak pas di kantong mahasiswa. “Harga di Kopma sangat tidak pas dengan kantong mahasiswa. Jika dibandingkan dengan yang di luar, di Kopma pasti beda jauh dibanding di luar,” kritiknya. Mahasiswa dari Ilmu Komunikasi ini pun membandingkan harga yang ditetapkan di Kopma. “Tarif ditetapkan itu lumayan mahal. Karena, perbandingannya mulai dari Rp.500-1.000. Berbanding terbalik dengan belanja di IAIN Mart. Contohnya air mineral, di Kopma harganya itu Rp4.000, sedangkan di IAIN Mart Rp3.000,” ucap Nanda Lestari. Berbeda dengan Nanda, Tiwi Rahayu mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi justru memberi komentar kurang baik pada IAIN Mart yang terletak di Kampus I. Ia mengatakan si penjual jarang memiliki uang kembalian. “Kakak penjualnya jarang ada uang kembalian. Misalnya uang kembalian seribu, nggak ada. Sering nggak dikembalikan uang saya,” ketusnya. Dua mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam juga berpendapat sama terkait harga jasa Kopma. Desi Ramadani, mengaku bahwa harga print di Kopma membuatnya berpikir

Dari kritik mahasiswa terkait jasa kopma, tim reportase meminta penjelasan pada fakultas. Namun, pihak fakultas mengaku tidak tahu apapun tentang kopma. Drs. Rustam, MA, selaku wakil dekan I FITK mengatakan ketidaktahuannya tentang Kopma UIN SU. “Saya tidak tahu tentang kopma. Lebih jelasnya mungkin bisa langsung bertanya ke wakil rektor III. Karena, kopma berada di bawah naungannya. Bukan karena letaknya dekat dengan FITK, kopma dikelola oleh FITK,” jawabnya. Hal serupa pun diutarakan oleh Dr. Soiman,MA, selaku Dekan FDK, beliau mengatakan bahwa FDK tidak pernah menaungi kopma. Kopma adalah UKK/UKM Kemudian, tim reportase meminta keterangan dari wakil rektor III, beliau mengatakan bahwa kopma adalah salah satu Unit Kegiatan Khusus/Unit Kegiatan Mahasiswa (UKK/UKM) di UIN SU. Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag, juga berkata bahwa kopma adalah bagian UKK/ UKM yang sekretariatnya terletak di gedung UKK/UKM . Hikmansyah, mahasiswa FITK sebagai sekretaris umum kopma juga membenarkan hal itu. Lebih lanjut lelaki itu menjabarkan struktural kepengurusan kopma yang saat ini berjumlah 17 orang. Hikmansyah memberi tahu bahwa oprect kopma diadakan setiap penerimaan mahasiswa baru dengan sistem buka stan. Sekretariat samping PMI hanya digunakan saat rapat. Beliau juga mengaku tidak ada peng-

hasilan pribadi dari pengurus kopma, “Kami anggota kopma tidak mendapat gaji apapun. Semua penghasilan masuk ke dalam kas. Namun, bila ada anggota yang sedang membutuhkan bantuan, maka kami akan bantu pinjamkan,” tutur lelaki bertubuh tinggi itu. “Sama seperti UKK/UKM lainnya kami dinaungi oleh wakil rektor III. Untuk laporan, kami buat laporan pertanggungjawaban per tahun ke biro. Untuk kuota anggota kami tidak pernah tentukan,” tambahnya. Dirut (direktur umum) kopma bukan mahasiswa UIN SU? Disamping keluhan mahasiswa terkait pelayanan kopma dan statusnya sebagai UKK/ UKM yang dinaungi oleh UIN SU, dirut dipertanyakan identitasnya. Tim mulai mengulik identitasnya di kopma, ada yang tidak tahu-menahu perihal kepengurusan kopma. Seorang mahasiswa semester VI mengatakan hal lain. Lelaki yang tak ingin disebut identitasnya ini mengatakan bahwa, dirut kopma adalah alumni mahasiswa UIN SU. Menjawab anggapan tersebut, sekretaris umum kopma mengatakan bahwa dirut kopma bernama Ihsan Tanjung mahasiswa semester IX FITK. “Dirutnya bernama Ihsan Tanjung, mahasiswa FITK semester IX.” Ungkapnya. Namun, dalam proses pencarian tim reportase tidak berhasil mewawancarai dirut kopma setelah diiupayakan berkali-kali.

Koordinator Liputan: Siska Ramayani Damanik Reporter: Ninda Azzahratunnisa, Isma Hidayati, Atika Andayani

11


E-

SISI LAIN

POTRET GRATIS UNTUK PENGHAFAL ALQURAN Reporter: Taufik Syahputra dan Tiwi Sartika

S

edekah diartikan sebagai suatu pemberian seseorang kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu, dengan tujuan mengharap rida Allah dan pahala semata. Tarmizi Harva, seorang dosen Fotografi Ilmu Komunikasi di UIN SU dan seorang fotografer freelance. Dari profesi fotografernya, ia memiliki ide untuk bersedekah melalui profesi yang digelutinya. Ide ini tercetus sejak dua tahun lalu, tepatnya pada April 2017. Ide itu bermula setelah ia pernah membaca satu artikel tentang penarik becak yang tidak memungut ongkos pada penumpangnya di setiap Jumat. “Mungkin secara pendidikan, status kita itu lebih tinggi. Tapi, kenapa kita lebih rendah dari penarik becak tadi, lalu saya berpikir, saya punya keahlian dalam mendokumentasikan. Nah, dari situlah tercetus ide bersedekah ini, terlebih yang diprioritaskan adalah hafiz dan hafizah,” jelasnya. Lelaki berambut gondrong itu juga pernah berada di titik nadir yang paling rendah. Pekerjaannya tidak sebaik pekerjaan sebelumnya karena, biasanya kita suka bersedekah secara materi tetapi, lambat laun sedekah itu mulai pudar. “Sedekah bukan hanya secara materi, dalam Islam sudah diterangkan, bersedekahlah dalam keadaan luas maupun sempit,” jelasnya.

12

Ia merasa salut terhadap hafiz dan hafizah yang bisa menjadi cerminan dalam hidupnya. Lalu, menurutnya mereka adalah orang-orang yang seharusnya mendapatkan apresiasi di negeri kita. M. Reza Azmisalah satu pengantin hafiz yang mendapatkan pemotretan gratis, ia mengaku mendapat tawaran itu melalui istrinya Siti Rahma. Siti mendapat kabar melalui grup WhatsApp-nya, kebetulan saat itu dana pernikahan mereka sangat minim, Azmi juga

maupun nasional, serta memberi pelatihan kepada anak remaja masjid dan BKM masjid tentang kehumasan, terutama fotografi, videografi, dan syiar Islam melalui visualisasi.

an teman seprofesinya. Nyatanya mereka sama sekali tidak merasa tersaingi, sebagian dari mereka juga mendukung gerakan bersedekah melalui profesi itu.

Berbagai tantangan pun sudah terlewati, termasuk jika sepasang pengantin sudah membuat janji sebulan sebelum pernikahan dilaksanakan. Dalam menunggu tentu ada godaan yang datang, ”Pertama ya kita memang harus ikhlas, misalnya ada kegiatan yang fee-nya lebih besar, itu kan go-

Lalu, cara masyarakat menghubunginya melalui teman ke teman yang menawarkan programnya. “Sistem kita menunggu, jadi ada beberapa teman yang juga menawarkan kepada masyarakat tentang program potret gratis ini, dikhawatirkan ada hafiz atau hafizah yang secara materi mereka mampu menyewa tim dokumentasi profesional, takutnya mereka tersinggung,” jelasnya.

Sedekah bukan hanya secara materi, dalam Islam sudah diterangkan, bersedekahlah dalam keadaan luas maupun sempit, merasa bersyukur atas rezeki yang didapatnya itu. Pemotretan ini tak hanya untuk sepasang pengantin yang hafiz dan hafizah. Pemotretan ini juga untuk rumah tahfiz yang sedang wisuda, kegiatan-kegiatan kemanusiaan, aksi-aksi bela Islam, tausiyah-tausiyah dari ustaz skala lokal

daan besar, tapi ya saya tetap komitmen untuk menepati janji tadi, karena tetap yang diprioritaskan adalah pengantin hafiz itu,” ungkap lelaki gondrong itu. Respons yang baik pun ia dapat dari masyarakat sekitar tapi, yang ia khawatirkan yaitu mengganggu mata pencahari-

Mengenai pendapatan dari sedekah profesi ini, rezeki yang diberi Allah kepadanya terus terbuka. “Masa beberapa tahun saya vakum, yang tadinya saya tidak bisa apa-apa dengan profesi saya, ternyata dari situ alhamdulillah membuka peluang-peluang lain, rezeki bukan hanya berbentuk materi, tetapi kesehatan juga termasuk. Lalu dengan sendirinya rezeki dalam bentuk materi terus menyusul, seperti yang dijanjikan dalam Alquran, kita memberi satu akan sepuluh yang didapat, insyaallah ternyata benar,” tutupnya.


E-

IKLAN

13


E-

ANEKDOT

Petunjuk-Mu Oleh: Nadhri Filka*

tersebut. Seseorang tadi langsung ketakutan, tampak dari wajahnya yang memerah dan mencoba untuk menghindar dari

S

ore hari, aku berjalan mengelana sekitar kompleks rumahku, tiba-tiba aku berhenti melihat suatu hal yang membuatku ingin tertawa dan aneh pastinya. Tampak seorang wanita paruh baya yang berjalan bagai robot, sekali-kali ia menoleh sambil tertawa pada orang yang ia lihat. Sungguh ingin kutertawa saat melihat seseorang terjungkal karena kaget atas perlakuan wanita

14

wanita i t u . “Kasian sih, tapi kok ingin tertawa ya lihatnya”. Namun, sungguh malang nasib ibu itu, karena tidak mendapatkan mangsanya. Dari kejauhan tampak seorang gadis yang memanggil-manggil ibu itu dengan sebutan Mama. “Mama... Ma... sudah-sudah, ayo kita pulang,” ucap gadis itu berusaha menghentikan aksi mamanya. Namun tetap saja, wanita paruh baya itu menolak ajakan anak gadisnya. “Ma... ayo kita pulang ya, nanti Cica masakkan makanan tengah malam yang enak,” ucapnya. Wanita paruh baya tadi langsung mau diajak anaknya pulang. Saat gadis itu membawa ibunya pulang, tiba-tiba aku terjungkal karena wanita pa-

ruh baya itu membalikkan tubuhnya dan memberikan pelototannya kepadaku “Aduh,” seruku kesakitan dan kesal seketika. “Ya ampun, apaan wanita jelek itu, bisa-bisanya di...” ocehku, seketika aku berhenti mengoceh saat melihat ada tiga makhluk lain yang mengikuti wanita gila tadi. Makhluk itu memiliki tubuh besar dengan rambut gondrong, makhluk yang memakai kain putih panjang, terbang dengan rambut panjang tergurai, juga anak kecil memakai celana putih berkepala botak berjalan tanpa menginjak aspal. Keesokan harinya, aku kembali berkelana di sekitar kompleks rumah namun, kali ini aku memiliki misi khusus. Aku berharap dapat berjumpa dengan wanita paruh baya yang kemarin. Kujelajahi sekitar kompleks rumah, bola mataku bergerak liar melihat tiap orang yang lewat. Tiba-tiba aku mendengar suatu percakapan dari ibu-ibu kompleks yang belanja sayur membicarakan hal yang tak asing. “Tahu, nggak? Wanita tua yang sering lewat daerah rumah kita ini, yang jalannya seperti robot sudah mulai sembuh, loh,” ucap salah satunya. “Hah, yang benar? Berarti dia nggak berkeliaran lagi, dong,” sahut Ibu satu lagi. “Bu, maaf mau bertanya, nih. Ibu tahu nggak rumah wanita paruh baya yang jalannya seperti robot?” Tanyaku pada mereka. “Oh, rumah wanita itu lurusan ini sebelah kanan, ya,” jelasnya. “Terima kasih, ya Bu,” tutupku. Ketika aku sampai di rumah yang kucari, aku langsung mengetok pintu sembari mengucap salam. Rumahnya terlihat besar dan elegan, banyak bunga-bunga yang menghiasi ha-

laman depan rumah ini. Saat aku asyik melihat rumah ini, suara pintu terbuka dan jawaban salam menyambutku. “Waalaikumussalam, ada apa ya, kak?” sambut seorang gadis yang kuyakin ia adalah anak dari wanita paruh baya kemarin. “Boleh minta waktunya sebentar? Ada yang ingin saya sampaikan dan tanyakan”. Langsung kuberi tahu apa yang aku lihat kemarin dan ia membalas dengan senyum. “Apa yang kakak lihat itu benar, sudah empat tahun Mama saya diguna-guna oleh orang jahat,” jelasnya. “Jadi, bagaimana keadaan Ibu? Maaf nih, saya dengar Ibunya sudah sembuh, ya?” tambahku. “Iya, kemarin kami bawa berobat ke ustaz dan alhamdulillah sudah membaik dan arwah jahatnya sudah hilang,” jelasnya. “Jadi selama ini adek merawat ibu?” tanyaku penasaran. “Iya, saya dan Ayah merawat Ibu selama empat tahun. Setiap tengah malam saya bangun untuk memasakkan Ibu makanan, karena tiap tengah malam jin yang ada ditubuh ibu saya berteriak kelaparan. Sungguh ini adalah petunjuk bagiku, kerena aku mendapat pelajaran yang sangat berharga hari ini. Mungkin aku masih sering melupakan Ibu atau bahkan meninggalkannya sendirian di rumah karena tugas kuliah. Dan ini menjadi pelajaran bagiku bahwa aku harus sabar merawat orang tua kala sakit. Karena, bisa jadi Allah beri cobaan pada orang tua agar seberapa sabar kita merawatnya. *Penulis merupakan mahasiswa fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, semester II


E-

SOROT

KAMPOENG RAMADAN dari Jogokariyan ke Al Falah Reporter: Hafiz Hasan Noor Lubis, Wibira Vasya, dan Fitri Fadilah Pakpahan

K

omunitas Sahabat Hijrah Medan yang sudah berkiprah sejak 2017 silam dan menempati usia yang ke-2 tahun, memiliki program perdana yaitu membangun sebuah Kampoeng Ramadan di Masjid Al Falah Glugur Darat, Medan Timur. Kegiatan positif ini merupakan inspirasi setelah mereka mengadakan agenda rihlah dakwah dan sharing kepada beberapa komunitas pada 2017. “Awalnya kegiatan ini terinspirasi setelah kami kembali dari rihlah dakwah di Masjid Jogokariyan karena, di sana juga ada Kampoeng Ramadan. Masjidnya jugak aktif pada hari-hari biasa dengan jumlah jemaah salat subuh setara dengan jemaah salat Jumat,” ujar Kamal Khan Lubis selaku ketua komunitas itu. Rangkain kegiatan Salah satu kegiatan yang sudah dicanangkan oleh pihak panitia yang berasal dari komunitas, badan kemakmuran masjid (BKM) dan warga setempat selama Ramadan 1440 Hijriah adalah pesantren kilat untuk kalangan muda usia

15-20 tahun ke atas. Sebelum pesantren kilat, kegiatan lain seperti tadarus, latihan memanah, dan olahraga double stick telah lebih dahulu dilaksanakan pada setiap hari Minggu. Selain itu, komunitas ini juga membuka kajian rutin setelah salat zuhur dan menjelang berbuka puasa dengan rujukan kitab tauhid membahas asmaul husna, tasawuf, kajian munakahat yang menghadirkan ustaz-ustaz dalam maupun luar Kota Medan. Menjelang berbuka puasa, komunitas ini juga menyediakan takjil bagi jemaah yang berpuasa dengan 1000 porsi makanan secara cuma-cuma. Sebagai founder pada komunitas ini, Kamal Khan memaparkan alasan masjid Al Falah yang dijadikan lokasi pelaksanaan kegiatan ini, ternyaQta di masjid ini telah terukir sejarah perjalanan komunitas ini awal mula berdiri. Sumber donasi Berbicara seputar dana, komunitas ini membutuhkan dana sebesar Rp498.810.000 hingga mencapai Rp500.000.000

Foto: Rizki Ananda

dengan menerima donasi dari kaum muslim yang bersedia menyumbangkan sebagian hartanya.

maka, akan terus dilaksanakan pada setiap tahunnya,” ujar Ustman Muhammad Balatif selaku bendahara BKM.

“Janji Allah dalam Alquran, surah Muhammad ayat 27 selalu menjadi kekuatan bagi pergerakan kita. Allah berjanji, barang siapa yang menolong agama Allah niscaya Allah akan menolongnya karena janji Allah bukan janji kampanye,” ungkapnya dengan yakin.

Tampaknya tujuan utama pelaksanaan kegiatan ini adalah memberikan perubahan pada seluruh kaum muslim sebagai tempat pembelajaran untuk menempah diri sehingga dengan menghidupkan masjid akan mendapat perhatian penuh oleh warga setempat dan kalangan mahasiswa yang dekat dengan lingkungan kampus yang juga pemburu takjil.

Pihak BKM Al Falah juga turut mendukung kegiatan Kampoeng Ramadan dengan membantu menyediakan 1000 piring untuk jemaah yang berbuka puasa. Hal ini dilakukan ketika bendahara BKM Al Falah yang ingin menghidupkan suasana Ramadan di kalangan pemuda saat ini. “Ini kami lakukan karena prihatin pada pemuda yang ingin menghidupkan suasana Ramadan agar lebih meriah, sehingga kami mendukung pelaksanaan kegiatan Kampoeng Ramadan ini. Pihak BKM masjid Al Falah merangkul komunitas Sahabat Hijrah utuk bersama-sama berkolaborasi dengan harapan jika berhasil

“Kampoeng Ramadan ini bagus karena, di sini kita bisa mengisi waktu kosong selama Ramadan dan khususnya dalam meningkatkan ibadah. Apalagi dari dahulu saya sering mengikuti kajian-kajian ustaz yang berasal dari Jakarta seperti Ustaz Abdul Somad. Semoga ke depannya kegiatan positif ini bisa lebih dikenal orang, dan semakin meningkatkan ibadah,” ujar Deni Hidayat selaku mahasiswa.

15


KALEIDOSKOP

16

E-


E-

KALEIDOSKOP

17


E-

ARTIKEL DOSEN

Oleh : Dr. H.Burhanuddin, M.Pd. 1. Berikan Pintu Rahmat Berusaha dengan sepenuh hati agar rahmat Allah dapat diperoleh dengan sempurna. Perjuangan tidak sekadar berjuang tetapi besungguh-sungguh, karena rahmat adalah anugerah Allah maka niscaya hidup akan terjamin selamat dunia dan akhirat. Sesungguhnya pintu rahmat terbuka lebar untuk siapa pun yang ingin masuk di dalamnya akan tetapi harus sungguh-sungguh mengharap. Lakukan dengan totalitas agar kebahagiaan hidup tercapai, patuhlah kepada Allah, sembahlah Allah, mohonlah kepada Allah, bujuk dan rayulah Allah agar berkenan memberikan pintu kebaikannya. Allah itu pemilik segalanya dalam aktifitas apapun, hingga terasa bahagia dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan. 2. Berikan Pintu Hidayah Setiap yang memperoleh hidayah kelihatan dari raut wajahnya, mukanya berseri-seri, kata-katanya bermakna, dan setiap orang yang memandangnya akan terasa ketenangan dan kedamaian. Untuk memperoleh hidayah harus benar-benar melalui amal kebaikan, hati yang bersih, perbuatan yang halal dan baik serta harus menebarkan kebaikan dan mewarisi kebajikan. Jangan sampai putus harapan tentang hidayah Allah, karena hidayah itu sangat banyak ragamnya dan tidak terhitung jumlahnya. Allah Maha Pemberi hidayah, dan tidak ada seorang pun yang mampu menghalanginya. untuk itu segeralah berdoa agar Allah anugerahkan pintu hidayah agar bahagia. Tidak ada yang paling diharapkan dari Allah kecuali hidayah, karena dengan pemberian hidayah berarti ia selamat, beruntung dan husnulkhatimah.

18

3. Berikan Pintu Kekuatan Kekuatan adalah modal utama untuk bisa berbuat baik, mempertahankan akidah, mengatasi godaan, menyelesaikan masalah, beramal, memberikan pelajaran, kuat dalam berbuat kebaikan dan berkeinginan menjadi orang mulia, terpuji, istikamah, tanggung jawab, berilmu pengetahuan serta memiliki kekuatan dalam mewujudkan cita-citanya. 4. Berikan Pintu Amanah Berjuang untuk amanah adalah perilaku yang terpuji, amanah harus dipelihara dan ditunaikan, ketika telah terlaksana maka seseorang akan di percaya untuk amanah berikutnya. Jangan sampai mengkhianati amanah, karena apabila terjadi maka hancurlah kepercayaan terhadap diri seseorang. Selalu ingat bahwa amanah itu dari Allah, maka harus dijaga dan dipelihara. 5. Berikan Pintu Keselamatan Keselamatan sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan, setiap orang sangat mendamba keselamatan, agar keselamatan itu senantiasa diperoleh dan dimiliki maka harus memedomani akhlak berikut ini antara lain: bekerjalah sesuai aturan yang ditetapkan, berbicaralah berdasarkan kebenaran dan mulai segala sesuatu dengan mengharap rida Allah melalui lantunan doa. Hakikat hidup sampai akhir adalah satu kata agar memperoleh “ keselamatan�. Inilah yang senantiasa digunakan selama nafas masih berjalan dengan benar. Menjadi satu jaminan dari Allah dan jika di akhir hidup mengucapkan La ilaha illallah Muhammad Rasulullah, maka ia tergolong orang-orang yang husnulkhatimah.


E-

ARTIKEL MAHASISWA

Tren Hijrah dari Riba J

Oleh: Sekar Ayu Sridanti*

ika kita mendengar kata “hijrah” pasti yang terpikir adalah “berubah ke arah yang lebih baik lagi atau berjalan ke arah yang lebih baik dengan kata lain berpindah”. Saat ini kata tersebut tengah berkembang di berbagai tingkatan lapisan masyarakat terutama para pegawai perbankan konvensional yang ada di Indonesia. Tren hijrah dari riba pertama kali berkembang di tahun 2017, saat awal berdiri sebuah komunitas di Instagram yang bernama X-bank Indonesia yang didirikan oleh salah satu seorang mantan pegawai bank konvensional ternama yang dahulunya menjabat belasan tahun satu level di bawah direksi perbankan nasional atau Ma El Candra. Komunitas yang memiliki followers lebih dari 369.000 dengan 2.348 jumlah postingan yang berisi dakwah tentang riba, ilmu muamalah maupun kisah hijrah para mantan bankir yang pernah bekerja di bank konvensional. Kemudian penulis berpikir jika kisah-kisah hijrah itu hanyalah sebuah cerita yang tertulis di media sosial dan menjadi salah satu bentuk perubahan untuk menjadi muslim yang lebih baik. Beberapa saat kemudian setelah penulis sering mencari tahu dan membaca beberapa kisah hijrah dari segelintir orang. Penulis bertemu dengan orang yang pernah masuk ke dunia perbankan konvensional dan memiliki jabatan tinggi, lalu Allah

beri hidayah untuk mencari nafkah dari jalan yang halal. Juli 2018, menjadi momen pertemuan penulis dengan seorang mantan manajer sebuah bank ternama. Beliau saat ini berprofesi menjadi seorang driver (sopir) Taksi Online. Pagi itu penulis bergegas ke kampus dan tidak sengaja dipertemukan dan berbincang-bincang sampai beliau menceritakan pada penulis perjuangannya hijrah dari riba. Pesan yang dapat diambil dari perbincangan itu adalah “Jangan gadaikan akhiratmu untuk kehidupan dunia yang sementara ini”. Sebuah pelajaran baru bahwa setiap profesi pasti memiliki sebuah konsekuensi. Selang beberapa bulan penulis mendapati kabar bahwa, salah seorang anggota keluarga yang dulunya adalah kepala bagian di sebuah kantor jaminan sosial yang berada di bawah naungan BUMN memutuskan untuk resign (keluar) karena alasan riba. Setelah saya berdiskusi dengannya beliau menyodorkan penulis sebuah buku yang bertuliskan “Harta Haram Muamalat Kontemporer” karya Dr. Erwin tarmizi, M.A. Penulis berpikir untuk mengubah visi penulis, jangan sampai akhirat tergadaikan karena sebuah impian di dunia. Kalau kita hijrah jangan takut kehilangan dunia. Karena, rezeki telah Allah tetapkan dan

tidak akan tertukar. Luar biasa Allah Mahabaik. Allah memberi banyak ilmu dan Allah pemberi hidayah. Tren hijrah yang berkembang saat ini bukan sekadar hijrah dan resign tapi, juga memiliki sebuah tujuan bahwas akhirat itu tidak bisa digadaikan lewat kesenangan semata. Lewat komunitas yang berdiri pada 2017 itu membuka pemikiran para bankir memutuskan untuk berhenti dari profesinya ka-

rena sebenarnya dosa riba paling ringan adalah seperti berzinah 36 kali dan melakukannya kepada ibu sendiri. Dengan berhijrah meninggalkan riba semata karena Allah, insyaallah akan diberi jalan keluar dan digantikan dengan yang lebih baik dan berkah. Jelas janji Allah dalam QS. Hud: 6 dan Thaha: 132. *Penulis merupakan mahasiswa fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam semester IV

19


Rutinitas Santri di Bulan Ramadan Kegiatan tadarus alquran setelah salat asar berjemaah oleh santri dan santriwati, menjadi budaya yang tetap utuh di Pondok Pasantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan. Kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai momen menunggu waktu berbuka puasa. (Foto: Al-Hafizh M. Hamdan)


E-

INOVASI I

LAB IKOM, THE NEW FACE OF FIS

Reporter: Khoiriyah Syafitri dan Nila Maida

Lab Ikom, the New Face of the FIS

Foto: Taufik Syahputra

S

ekarang, ada yang baru di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UIN SU yakni Laboratorium Ilmu Komunikasi (Lab Ikom). Tak berlebihan jika disebut the New Face of the FIS sebagai bentuk kegembiraan para civitas academica khususnya bagi FIS. Lab Ikom ini telah resmi dioperasikan beberapa waktu lalu, digunakan sebagai penunjang kegiatan belajar mahasiswa. Lab ini didirikan sebagai bentuk upaya pihak prodi yang telah lama berkomitmen membangun lab milik sendiri. Dr. Hasan Sazali, M.A. selaku kepala prodi menyatakan proses upaya yang dilalui pihak prodi dalam pengadaan lab ini sangatlah panjang. “Berbagai upaya telah kami lakukan selaku pihak prodi dalam segala aspek yang mengacu pada proses pembangunan lab ini, kemudian kami melakukan studi banding ke beberapa Lab Ilmu Komunikasi. Seperti yang ada di UMSU dan USU. Kami juga melihat bagaimana format lab yang disepakati oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komuni-

kasi (ASPIKOM) sebagai acuan standar lab tersebut,” jelasnya. Lab Ikom ini sudah sesuai dengan standar yang diharapkan dalam ASPIKOM. Walaupun ada beberapa hal yang masih belum maksimal namun, peralatan dan teknis yang ada di dalam Lab Ikom sudah terpenuhi hingga 80%. Sama halnya seperti lab pada umumnya, kelengkapan fasilitas yang ada menjadi penunjang keahlian bagi mahasiswa yang menggunakan lab ini. Menimbang hal ini, Dr. Nursapiah Harahap, M.A. sebagai sekretaris prodi mengungkapkan kelengkapan fasilitas yang ada di dalam lab. “Kelengkapan peralatan ataupun teknis seperti broadcasting, presenter, talkshow, fotografi, percetakan hasil foto, dan semua alat-alat yang dibutuhkan untuk mendukung semua itu sudah kita lengkapi. Ada juga ruang rapat dan diskusi, TV, serta handycam besar untuk shooting. Alhamdulillah hal-hal penting tersebut sudah terpenuhi semuanya,” jelasnya.

Lab ini dikhususkan untuk mahasiswa Ikom saja. Maka, dalam penggunaannya, pihak yang bersangkutan harus meminta izin kepada kepala lab yang sudah diutus. Setelah diresmikan, mahasiswa Ikom sudah mulai aktif menggunakan lab tersebut yang disesuaikan dengan jadwal operasional kuliah. Para komisaris mahasiswa juga sudah ditugaskan untuk membuat pemetaan di masing-masing kelas. “Para komisaris kelas juga sudah ditugaskan untuk membuat pemetaan bakat dan minat mahasiswa, baik itu presenter, broadcaster, dan fotografer. Supaya praktik mahasiswa tertata rapi, dan para mahasiswa mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya,” lanjut Nursapiah.

tara yang berkaitan dengan kewirausahaan seperti pembuatan gorden, papan bunga, sabun, dan es krim untuk menunjang keahlian mahasiswa. Salah satu komisaris mahasiwa, Rizky Pratama mengatakan pendapatnya mengenai Lab Ikom. Menurutnya, fasilitas sudah cukup memadai. “Fasilitas yang ada di Lab Ikom sudah cukup lengkap dan memadai untuk pelatihan mahasiswa yang berkaitan dengan bidang kejurnalistikan,” katanya.

Selain inovasi terbaru dengan adanya lab tersebut, Ikom juga mempunyai bengkel event organizer yang juga ada dalam mata kuliah Ilmu Komunikasi. Di bengkel event organizer setiap minggunya mahasiswa akan diberi pelatihan semen-

21


E-

INOVASI II

Saintek Ukir Prestasi melalui Medis Repoter: Mulia Wilandra Harahap dan M. Rio Fani

B

ukan sebuah rahasia lagi bahwa dengan membaca dapat memberikan sejuta pengetahuan dan membuka seluruh wawasan pikiran serta penalaran. Hampir tidak pernah dijumpai dalam sejarah bahwa tokoh-tokoh berpengaruh tidak memiliki hobi membaca. Suka tidak suka, hobi atau pun tidak hobi kita harus menerima kenyataan bahwa buku adalah jendela ilmu. Penemuan-penemuan baru, inovasi serta buah kreativitas tidak lain dan tidak bukan ditelurkan melalui literasi. Lalu apakah hanya dengan membaca kita dapat meraih segalanya? Tentu tidak, sangatlah percuma ketika kita menguasai suatu disiplin ilmu tetapi enggan untuk bergerak dan mulai melakukan perubahan. Cerita keberhasilan yang terangkum di rubrik ini akan menambah fakta dan data bahwa dengan membaca adalah awal dari sebuah kemenangan. Adalah Tri Novitashari Butar-butar dan Ulfa Mashitah

22

yang telah membuktikannya, kedua mahasiswi semester VI Jurusan Biologi tersebut mampu menemukan inovasi baru dalam bidang pengobatan dan kesehatan. Tidak tanggung-tanggung, penemuan mereka berhasil mendapatkan penghargaan hingga mancanegara dalam ajang bergengsi Seoul International Invention Fair (SIIF) pada 2018 lalu di Korea Selatan. Sebuah inovasi obat diabetes berbahan dasar buncis, dengan bahan dasar yang sangat sederhana namun, berhasil mengalahkan 606 delegasi yang berasal dari 33 negara. “Awalnya saya hanya membaca sebuah disertasi dari mahasiswa IPB yang menjelaskan tentang efektivitas buncis, kemudian saya buat inovasi yogurt buncis yang berpotensi sebagai penurun kadar glukosa darah untuk diabetes,” jelas Novita. Dalam pembuatan yogurt ini tentu tidak dilakukan dengan sekali tahapan. Pembu-

atan dimulai dengan mengekstrak buncis, kemudian setelah mendapatkan ekstraknya lalu dicampur dengan susu sapi murni untuk kemudian dipasteurisasi dengan suhu 90 derajat celcius. Setelah didinginkan hingga 45 derajat celcius maka, akan diinokulasi dengan penambahan starter yogurt, setelah itu diaduk kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 40 derajat celcius. Dukunngan UIN SU dan pemerintah Deli Serdang dalam menunjang pengembangan bakat kedua mahasiswi ini berupa biaya keberangkatan. Bagi pihak jurusan sendiri, selalu memberikan arahan dan bimbingan yang berkaitan, guna mengembangkan cara berpikir mahasiswi lebih maju. “Sejauh ini, dukungan tetap diberikan berupa bantuan biaya atau bimbingan. Dengan prestasi yang mereka raih, saya pun merasa bangga dan sungguh mengapresiasi. Semoga seluruh mahasiswa mampu

mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka dengan segala fasilitas yang ada,” kata Ketua Prodi Biologi, Husnarika Febriani, S.Si., M.Pd. Wakil Rektor III, Prof. Dr. Amroeni Drajat, MA memberikan apresiasi terhadap prestasi yang mereka raih. “Kalau mahasiswa berprestasi, tentu kami ikut senang. Ikut mendukung apa yang mereka peroleh. Apalagi yang dilaksanakan di luar negeri. Kami akan membantu sesuai apa yang dibutuhkan mereka,” jelasnya secara singkat. Begitu juga dengan Sri Suartini, mahasiswi dari Jurusan Sistem Informasi yang ikut bersemangat atas prestasi kedua mahasiswi tersebut. “Prestasi yang mereka raih merupakan kabar gembira bagi kami. Penemuan mereka benar-benar menakjubkan. Dengan ini, kami adik-adik sefakultas merasa semangat dan ingin terus mengasah kemampuan kami untuk melanjutkan prestasi-prestasi ke depannya,” ujar mahasiswi semester 2 itu.


E-

T

irto.id melansir sejumlah penelitian yang menemukan bahwa pernikahan di usia muda berpotensi meningkatkan risiko perceraian. Salah satunya riset Nicholas Wolfinger, seorang profesor dari Studi Keluarga dan Konsumsi dan Sosiologi di Universitas Utah, Amerika Serikat. Ia menganalisis data National Survey of Family Growth (NSFG) dan mendapati pada periode 2006 hingga 2010, risiko tingkat perceraian untuk pernikahan pada usia 20-24 tahun mencapai 20 persen. Risiko ini terbanyak kedua setelah pernikahan pada usia di bawah 20 tahun yakni 32 persen.

LIFESTYLE

innya, misal suami tidak pulang, suami dipidana. Masalah-masalah tersebut ada juga di pernikahan usia muda dan usia dewasa dan itu juga harus diteliti kembali. Menurut saya jika perceraian dikarenakan usia muda itu saya tidak langsung menyetujuinya. Seharusnya, penelitian tersebut ada

siapkan hal-hal penting, demikian kata Muhammad Zulfikar Ali Hasibuan salah satu mahasiswa UIN SU yang menikah di usia muda. Bersama istrinya Desy Ariani yang juga rekan sekelasnya pada Prodi Pendidikan Agama Islam, ia telah merajut rumah tangganya sejak 7 September 2018 silam.

Premchand Dommaraju, peneliti asal Nanyang Technological University dan Gavin Jones peneliti National University of Singapore juga meriset hal yang sama. Mereka meneliti tren perceraian di Asia dan secara spesifik di negara-negara Asia dengan penduduk mayoritas muslim, yakni Malaysia dan Indonesia. Hasil riset yang diterbitkan di Asian Journal of Social Science 39 pada 2011 itu menunjukkan tren perceraian di dua negara Islam ini sudah terjadi sejak awal hingga akhir 1990-an. Menanggapi penelitian tersebut, Dr. Nursiah, M.A mengatakan banyak variabel yang sebenarnya penelitian itu harus di-counter tingkatannya. “Banyak variabel, jika perceraian itu dari yang muda, apa karena mudanya atau ada pendukung perceraian itu sendiri. Muda yang dimaksud bagaimana? Apakah menikah pada usia boleh menikah atau menikah pada usia anak? Jika ia sudah melewati batas boleh, ya tidak masalah. Setelah melihat variabel usia, diteliti kembali perihal variabel masalah. Apa masalah sebenarnya, lalu bandingkan angkanya dengan usia perceraian orang dewasa”. “Faktor pada umumnya adalah komunikasi, perekonomian, dan ikut campur pihak ketiga (keluarga). Faktor la-

lanjutan ke variabel masalah apa yang membuat perceraian itu dan tidak meletakkan pada umur saja,” lanjut Bagian Perempuan dan Anak LP2M UIN SU itu. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengategorikan pernikahan pemuda di Indonesia dalam empat rentang usia, yakni usia 15 tahun ke bawah, usia 16-18 tahun, usia 19-24 tahun dan usia 25-30 tahun. Dengan pembagian ini, pernikahan usia muda masuk pada rentang usia 19-24 tahun. Sesuai dengan UU Kepemudaan, usia yang masuk kategori pemuda dibatasi hingga usia 30 tahun. Menikah di usia muda itu supaya terhindar dari dosa-dosa namun, juga harus diper-

mi Desy ini mengimbau untuk mempersiapkan mental. “Nikah itu bukan sesuatu yang mudah karena butuh persiapan dan kematangan. Yang perlu kita siapkan itu adalah mental kita, dipikirkan sesuatu yang akan terjadi ke depan. Tapi kita yakin saja sama Allah, Allah akan bantu,” tutur mahasiswa semester VI itu. Ali juga menanggapi bahwa sebab tingginya tingkat perceraian mungkin tujuan menikah dari awal itu hanya untuk memuaskan hawa nafsunya, kemudian karena efek pacaran yang keterlewatan sehingga mengharuskan seseorang untuk menikah. Karena yang penting itu awalnya bagaimana, kalau niatnya juga tidak bagus maka hasilnya juga demikian. Nikah muda justru menjadi solusi atas permasalahan maraknya perzinaan. Kasus-kasus kekerasan dalam hubungan terlarang yang dinamakan pacaran tidak menghendaki bahwa pernikahan usia muda merupakan sebuah masalah besar, justru menjalin hubungan di antara lawan jenis tanpa ada ikatan itulah merupakan bencana besar bagi kehidupan remaja. Namun demikian, nikah muda yang menjadi solusi Islam untuk mengurangi perzinaan juga bukan merupakan solusi apabila juga persiapan untuk menuju itu belum juga matang.

“Merajut rumah tangga adalah pilihan. Menikahnya kami ini hanya karena ingin rida Allah dan menyempurnakan separuh agama. Kadang orang banyak bicara mau nikah cepat tapi tidak juga terlaksana, kita melakukan itu langsung dengan aksi nyata, modal nekad akan tetapi juga harus dipersiapkan. Sebab, orang yang sudah menikah itu dengan yang masih jomblo rezekinya berbeda. Percayalah sama Allah jangan takut akan rezeki setelah kita menikah, Allah akan bukakan pintu rezeki itu selua-luasnya”.

Melihat kondisi kini banyak godaan, banyak fitnah maka Ustaz Dr. H. Hariyanto, Lc. M.A menjelaskan nikah merupakan salah satu solusi untuk menjaga diri dan keluarga. “Menikah itu harus dipersiapkan dengan baik. Kalau masih muda sudah siap menikah itu lebih baik untuk menghindari fitnah dan godaan-godaan yang terlarang”. Ustaz Hariyanto menambahkan, jika belum sanggup menikah maka solusi agar terhindar dari fitnah dan godaan-godaan adalah berpuasa sebab puasa adalah benteng.

Memang, menikah muda juga tak semudah mengedipkan mata oleh karena itu sua-

23


UCAPAN PERNIKAHAN DAN WISUDA

( Kasubdiv Pemas LPM Dinamika Periode 2016-2017)

24

E-


E-

KESEHATAN

BEGADANG JANGAN BEGADANG Reporter: Rindiani dan Nur Amalia

“Dan sebagian rahmat-Nya, Dia menjadikan malam dan siang bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan supaya kamu mencari sebahagian karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur” (QS. Al Qashash: 73).

S

eperti dijelaskan dalam ayat Alquran di atas, Allah telah menciptakan malam untuk beristirahat, tetapi masih ada yang melakukan aktivitas pada waktu istirahat atau yang sering disebut dengan begadang. Biasanya penyebab seseorang begadang ialah karena mengerjakan tugas/ pekerjaan kantor, bermain gim, dan lain sebagainya. Pada saat manusia tidur, tubuh memperbaiki kondisi fisik dan mental. Khususnya pada usia remaja, tidur adalah ketika tubuh melepas hormon pertumbuhan. Hormon inilah yang akan membangun masa otot serta memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Saat tidur, otak akan melepaskan hormon dan senyawa yang membantu proses metabolisme dalam tubuh. Mulai dari mengembalikan nafsu makan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan daya ingat, memperbaiki mood, meningkatkan kebugaran, hingga meningkatkan energi dan fokus untuk beraktivitas keesokan harinya.

Jika seseorang begadang karena mengerjakan tugas, ada dampak negatif yang perlu diketahui seperti diabetes. Mengapa demikian? Karena kurang tidur dapat menyebabkan tubuh resisten terhadap insulin serta meningkatkan hormon stres kortisol sehingga tubuh tidak bisa menyerap sisa gula yang ada dalam darah. Akibatnya kadar gula dalam darah semakin meningkat — maka dapat diganti pada waktu tidur siang yang dianjurkan. Seperti yang diungkapkan Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes yang merupakan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). “Waktu tidur siang yang baik adalah tengah hari, sekitar jam 2-3 sore. Dan waktu yang dilarang tidur yaitu waktu asar ke magrib dan magrib ke isya karena waktu pergantian udara bumi dari siang ke sore hari sehingga mengganggu pernafasan,” jelasnya. Adapun dampak negatif begadang dari segi fisik yaitu kantung mata terlihat hitam atau yang sering disebut mata panda, kulit terlihat lebih tua,

mudah lupa, susah dalam menghafal, stres, dan lainnya. “Setelah saya bergadang untuk mengerjakan tugas, keesokan harinya saya merasakan sakit kepala, mudah menguap, mata bekunang-kunang, tubuh kurang fit, serta mudah emosi,” demikian diungkapkan M. Farhan Fahreza mahasiswa Akuntansi Syariah. Sejumlah penelitian menemukan bahwa tidur malam kurang dari 5 jam dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah. Kurang tidur juga dapat memicu kekurangan magnesium yang dapat menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah arteri dan dapat meningkatkan risiko hipertensi, strok, dan masalah jantung lainnya. Idealnya, lama waktu tidur bagi orang dewasa dan lansia adalah 7-9 jam. Sementara itu, anak-anak membutuhkan waktu tidur 10-13 jam per harinya. Tip agar tidur lebih nyenyak 1. Pasang alarm untuk waktu tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan. Jika butuh bangun pukul 6 pagi, pastikan sudah tidur pukul 11 malam untuk bisa mendapatkan 8 jam tidur malam.

2. Hindari beraktivitas fisik berat sebelum hendak tidur. Bila ingin berolahraga sebelum tidur, lakukan minimal 2-3 jam sebelum waktunya tidur serta hindari kafein dan rokok saat hendak tidur. 3. Jangan tidur siang di atas jam 3 siang. Waktu tidur siang yang terlalu sore malah akan membuat kita menjadi segar di malam hari. 4. Buatlah suasana kamar tidur yang nyaman, sepi, gelap, dan dingin. Hindari hal-hal yang bisa mengganggu tidur seperti, TV dan gadget. 5. Coba lakukan hal-hal yang membuat tenang dan rileks sebelum tidur. Misalnya dengan mendengarkan lagu, membaca buku, berendam air hangat, zikir, dan melakukan sunah rasul. Seperti yang di ungkapkan Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes. bahwa orang yang suka begadang akan tampak tua. “Orang yang suka begadang akan tampak lebih tua 10 tahun dari kita yang tidak begadang. Cara menghentikan begadang yaitu secara perlahan-lahan menggunakan 5 tip di atas agar mudah tidur, dan melakukan sunah rasul dengan membaca Surah An Nas, Al Ikhlas, Al Falaq, dan Al Fatihah diembuskan di telapak tangan kemudian diusap di atas kepala,” tambahnya.

25


E-

MODE

Idam-idam Tren Kurta Kaum Adam Reporter: Mekha Wahyuni, Ditanty Chicha Novri, dan M. Arroyyan

U

mat muslim merupakan salah satu umat mayoritas di dunia yang penyebarannya meluas hingga keseluruh penjuru dunia. Umat muslim di penjuru dunia pun memiliki beragam budaya, tradisi, dan adat sesuai dengan kebudayaannya masing-masing di daerahnya. Berbicara soal ciri khas budaya tidak lepas dari perkembangan tren mode fesyen tentunya. Begitupun di Indonesia, perkembangan mode busana muslim semakin berkembang dengan sangat cepat mengikuti perubahan zaman yang semakin canggih khususnya bagi kaum milenial. Tahun ini kira-kira mode busana apa yang lagi banyak diminati untuk kaum adam? Chek this out! Baju kurta tren masa kini Baju kurta merupakan busana muslim tahun ini yang sedang menjadi idam-idam bagi kaum adam di Indonesia. Baju ini memiliki model yang unik sehingga menarik perhatian kaum milenial di berbagai kalangan umur, salah satu pencinta baju kurta Putra Agung mengatakan bahwa baju kurta ini sangat dinamis digunakan pada acara apa pun. “Baju ini

26

sangat dinamis, unsur islaminya tetap ada dan style-nya tetap modis dan kekinian. Sehingga cocok untuk dipakai pada acara apa pun khususnya bagi kaum muda di Indonesia,” kata mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah itu. Baju kurta ini bermodel semi gamis seperti tunik yang panjangnya hanya sampai lutut, dan yang tak kalah unik yakni kerah pada bagian lehernya beragam bentuk dan bermacam model sehingga bisa dinikmati sesuai selera. Baju ini begitu diminati di kalangan pria muslim Indonesia sebagai pilihan busana muslim dengan model simpel namun tetap trendi. Kenalan dengan Kurta, yuk! Kata kurta berasal dari Bahasa India yang secara harfiah bermakna ‘Baju tanpa kerah’. Kurta adalah pakaian tradisional khas masyarakat Asia Selatan. Berbagai komunitas masyarakat dari Afganistan, Bangladesh, India, Pakistan, Nepal, dan Sri Lanka lazim menggunakan kurta. Tidak hanya itu, salah satu penjual mengungkapkan bahwa harga baju kurta berdasar-

kan jenis bahan dan mereknya. “Harga baju kurta beragam, mulai dari yang mahal hingga yang pas di kantong. Untuk yang mahal mereknya berupa Abiyu dan Arzun dengan harga berkisar Rp200 ribu, dan untuk yang murahnya berkisar Rp170 ribu dengan jenis merek Samase, Syamil, dan merek Sabiq,” terang Ummi Rahma. Baju kurta ini tidak banyak jenis dan modenya, di antaranya ada kurta India, kurta modern, dan kurta Pakistan. Adapun untuk versi anak-anak di antaranya kurta Nubi, kurta ini berbeda dengan kurta biasanya karena kurta Nubi ini memiliki satu setel yaitu baju dan celana. Untuk modenya, baju kurta tahun ini sama seperti tahun sebelumnya yang berubah hanya motif dan warna, ada yang berkancing dan juga yang polos. Salah satu mahasiswa pencinta baju kurta, ia mengungkapkan baju kurta ini sangat cocok dan pas di kantong mahasiswa. “Selain model bajunya yang sangat fleksibel dan bernuansa islami, baju ini sangat cocok dipakai oleh remaja zaman now dengan harganya yang terjangkau dan pas di kantong mahasiswa,” ujar Fitrah Hidayat.

Saddam mengatakan, baju kurta ini dipasok dari Pulau Jawa yang diambil oleh para pedagang baju kurta, baju ini pun digunakan di berbagai kalangan umur. “Baju kurta ini digunakan untuk semua umur tidak hanya kaum milenial dan dewasa, tetapi baju kurta ini juga digunakan untuk anak-anak dan tersedia setelannya yaitu baju dan celana,” ujar penjual baju kurta di Pasar Ikan Lama itu. Baju kurta sasaran yang tepat Seiring berkembangnya zaman fesyen tren yang berkembang dan semakin menanjak tinggi. Saat ini baju kurta menjadi incaran dan kembali muncul dengan fesyen tren terbaru, dan menjadi pilihan yang tepat digunakan sebagai ragam berbusana, karena pakaian ini sangat menarik perhatian dengan desainnya yang islami namun, tidak kalah trendi. Inilah yang membuat banyak orang tertarik, banyak aktivitas yang bisa dilakukan dengan baju kurta baik aktivitas ibadah seperti salat, mengaji ke majelis ilmu, maupun acara santai berkumpul dengan teman maupun keluarga.


E-

RESENSI BUKU

Peneduh Hati “Perempuan yang meneduhkan adalah ia yang menjadikan malu sebagai perhiasan dan santun sebagai akhlaknya”.

P

erempuan diciptakan dengan berbagai keindahan. Ia mampu meneduhkan hati bagi setiap mata yang memandang dan menyejukkan hati yang gersang. Perempuan teduh merupakan perempuan yang memiliki sifat malu sebagai mahkota yang harus ia junjung, ibarat seorang ratu yang tidak akan pernah meninggalkan mahkotanya ke mana pun ia pergi. Perempuan teduh harus menjaga fitrah yang telah Allah berikan kepadanya sebab

kemulian seorang perempuan bukan terletak pada keindahan parasnya, tetapi terletak pada akhlak yang senantiasa terjaga. Tidak sedikit perempuan yang berlomba-lomba untuk tampil lebih cantik di depan ribuan mata, dan tidak sedikit pula yang menjadikan kecantikan sebagai kemuliaannya. Buku “Perempuan Teduh” ini sangat bagus untuk kaum perempuan sebab, di dalam buku ini menjelaskan bagaimana perempuan menemukan fitrahnya kembali. Selain itu,

buku ini juga menceritakan bagaimana menjadi perempuan peneduh hati.

Peresensi Lazha Taya

Judul

: Perempuan Teduh

Penulis

: Harun Tsaqif

:

Penerbit

: Qultum Media

Tahun Terbit

: 2019

Tebal Buku

: 238 halaman

ISBN

: 978-979-017-415-3

Membaca Binjai lewat Diksi

B

injai telah dideskripsikan oleh 100 penyair Indonesia lewat diksi-diksi antologi puisi. Buku ini mengisahkan kerinduan seorang perantau akan tanah kelahirannya, kisah asmara para penduduknya, dan Kota Binjai dalam tradisinya. Puisi “Binjai; Teruntukmu Kupersembahkan” buah karya Tanita Liasna, kisah seorang perantau yang merindukan kampung halaman-

nya, Binjai yang tampak sederhana menjadikan ketenangan baginya. Engkau kota sederhana bagiku/ Tak metropolit macam kota elit di sana/ Tapi, teduh jiwaku menjadikanmu sebagai kota asalku. Suasana Kota Binjai yang diceritakan lewat puisi “Ketika Pulang” karya Tsi Taura, tampaknya sudah tidak asri lagi. Tualang menjulang lebah menggelantung hilang/ Sungai-sungai bercumbu limbah/

Judul

: 100 Penyair Indonesia dalam Antologi Puisi Binjai

Penulis

: Ade Ayu Ningsih, Zeta Anindya Nariza Rokan, dkk

:

Penerbit

: Obelia

Tahun Terbit

: 2019

Tebal Buku

: 292 halaman

ISBN

: 978-602-5951-23-7

Jurung lemeduk baung cencen menggelepar/ Seperti dicumbu tuba. Di balik riuh diksi-diksimu kepada B-415-3injai yang melahirkan kita, kutemukan rumah yang hening di matamu; di mata itu aku diam-diam duduk; melahap rindu-rindu yang sama-sama kita ramu; betapa merenjananya kota ini mengembalikan kita. Demikian diceritakan Iin Prasetyo dalam puisi “Kembali: kepada Binjai”, bertemu kepada yang terkasih telah lama menjadi doa-doanya di sepertiga malam, tulisnya.

Peresensi

Asep Muhammad S.

27


E-

PUISI

Meraih Maghfirah Oleh: Ussy Ariska Astri*

Hadirnya jernih, Merasuk jiwa tengah dahaga takwa Meleburkan lembah dosa Menggapai mahabah dalam muhasabah Datang ia mendekati, suka diri menyambut. Di masa silam Silap tak mungkin sekilas, Tanya hati kali ke berapa diri dibawa lewat batas Namun, Tuhan mau kita tobat, lekas. Namanya Ramadan, Bulan yang membakar lemak dosa Jujur akui, sesali, lesaplah ia Waktu ini adalah olimpiade pahala Sebab penuh ampunan, banyak ganjaran berlipat Dari Sang Magfirah Wahai, memesona ia dalam indahnya maka, Jemukah diri terus menghamba?

*Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK)/ Komunikasi dan Penyiaran Islam/ Semester IV

28

Bulan Ilahi Oleh: Indah Sari*

Bila Ramadan memanggilmu Dekap ia dengan penuh cinta Biarkan jemari indahnya Merengkuhmu dalam istana ampunan-Nya Bila Ramadan menghampirimu Janganlah seolah acuh terhadapnya Karena puasamu dan segala amalmu Dapat menjadi perisai dari siksa neraka Bila Ramadan mendekapmu Menepilah dari gemerlapnya duniawi Merengkuh rindu mendekat ilahi Berharap kelak kaki kan menapaki surgawi Bila Ramadan meninggalkanmu Bermohonlah, agar kelak diizinkan bertemu kembali Karena dosa ini masih melangit Namun, masih miskin permohonan ampun *Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)/ Asuransi Syariah/ Semester IV

Mengapa

Oleh: Alafauzan Ramadhani S* Ada cerita di bulan ini, Cerita di balik dentuman beduk nan membahana Saat sebelumnya riuh dengan takjil di sana-sini. Ada kisah di bulan ini, Kisah di balik pekikan sahur nan bersahut-sahut. Saat sebelumnya membawa sadar orang-orang tuk bersedekah tak kira-kira. Ada yang lebih besar di bulan ini. Kebesaran di balik rindu yang hanya ada di sini. Saat sebelumnya selalu kudapati tak pernah-pernah. Banyaknya orang baik dengan hatinya, Banyaknya orang sabar melawan nafsunya. Banyaknya saf penuh terisi di setiap masjidnya. Dan ini yang tak kutemui di bulan sebelum atau sesudahnya. Mengapa Ramadan tak pernah berbekas? Apa karena hanya Ramadan, bulan suci satu-satunya? Lantas kita nodai lagi diri ini di 11 bulan kotor lainnya

*Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)/ Pendidikan Matematika/ Semester IV

Ilustrasi: Putri Ayu


E-

CERPEN

Ramadan, Selamat Datang Penulis : Fithria Aidra Marpaung,*

kembali tanpa diperintahkan. “Kamu jangan nangis, ...”. Ucapan bunda terpotong dengan ucapanku. “Mbak menangis karena Mbak bahagia. Mbak bahagia karena masih bisa merasakan Ramadan kembali dengan keluarga yang utuh. Masih bisa merasakan bagaimana rasanya makan masakan Bunda. Mbak juga masih bisa merasakan bagaimana rasanya dibangun paksa untuk sahur sama Bunda. Bunda tahu nggak, kalau sekarang Mbak sangat bersyukur dengan tidak lulusnya Mbak di luar kota, tetapi menetap di dalam kota sehingga Mbak bisa pulang hari ke rumah. Jujur, pertama kali dapat kabar bahwa Mbak lulusnya di dalam kota, Mbak sedih, karena dari dulu Mbak ingin merasakan bagaimana rasanya jauh dari orang tua”. Air mata itu juga mengalir dari kedua mata Bunda. Bunda menangis. Kedua ibu jarinya berjalan ke arah kedua mataku dan menyapu air mata yang ada di sana.

Ilustrasi: Mustika Kahirunnisa

“Sudah, kamu jangan menangis. Allah sudah mengatur semuanya dengan indah. Apa pun yang terjadi pasti ada hikmahnya”.

“Kini, harapku tersampaikan. Rinduku terbalaskan. Tangisku tak tertahankan. Ramadan, selamat datang”

T

es... air mata bahagia menghampiri. Senyumku pun mengembang. Bahagia yang tiada tara. Tak lupa ucap syukur kuberikan kepada Allah. Ia masih memberikan nikmat kesehatan dan nikmat usia hingga sekarang masih bisa merasakan sejuknya Ramadan. Tes... ah, ternyata diri ini sangatlah cengeng. Bertemu denganmu kembali saja mampu menghujani pipiku bahkan, kedua mataku pun tampak sembab. Aku selalu berharap bahwa aku dapat bertemu kembali denganmu. Dan sekarang harapku tersampaikan.

“Loh, eh kenapa kamu menangis?” tersadar dari lamunan, kupeluk erat pemilik suara tersebut. Hiks.. hiks.. hiks.. “Eh, kenapa nangisnya tambah deras?” pelukanku semakin erat. “Kamu kenapa? Sini cerita sama Bunda,” pemilik suara itu ialah Ibuku, Ibu yang mengandung diri ini selama sembilan bulan sepuluh hari sampai melahirkan. “Mbak takut cerita ke Bunda”.

“Kenapa?” tanyanya. “Takut dikata cengeng.” Jawabku terisak. “Loh, kan kamu memang cengeng,” ucapnya menahan tawa. “Kan bundaaa,” rengekku. “Iya, iya, bunda nggak akan ngatain kamu cengeng, sini cerita”. “Yakin?” tanyaku. “Iya yakin, sayangnya Bunda”. Aku menarik napas agar tak menangis saat bercerita nanti. Tetapi apa daya, sebelum bercerita saja air mata sudah jatuh

“Bunda tahu nggak kalau teman-teman Mbak itu semuanya hebat. Mereka hebat dalam menyembunyikan sedih yang menghampiri dan juga kuat menahan air mata agar tak menetes di pipinya. Sebelum puasa, mereka pasti menelepon ibunya tanpa ada air mata yang jatuh, tapi setelah menelepon barulah air mata itu menetes”. “Sampaikan salam Bunda untuk teman-temanmu, ya. Katakan kepada mereka bahwa mereka harus kuat, Ibu mereka pasti sangat merindukan anaknya, sebab tak ada Ibu yang tak ingin berkumpul dengan keluarga yang lengkap di saat Ramadan tiba,” ucap Bunda dengan tulus dan kembali merengkuh tubuhku ke dalam pelukannya. *Penulis adalah mahasiswa Semester IV, Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi

29


E-

POJOK

UIN SU JUARA LAHIR DAN BATIN

M

elihat ambisius pihak rektorat untuk mencapai target 2020 UIN SU terakreditasi A memang perlu dukungan penuh dari setiap elemen di kampus UIN SU. Sehingga 2020 nanti kampus UIN SU memang benar-benar Juara. Tak tanggung-tanggung, siapa pun yang berani mengganggu kapal UIN SU yang sedang berlayar kencang katanya, ini akan ditindak tegas. Kalimat “Jangan dulu ganggu UIN SU” pun kerap didengar oleh mahasiswa yang dianggap menggerogoti lambung kapal. Sebagian mahasiswa yang ingin bersumbangsih tidak mau diam, mereka tidak ingin Akreditasi A hanya sebagai wacana yang digembar-gemborkan. Lagi-lagi mahasiswa masih bocah dan kurang pengalaman untuk ikut campur menurut Pak Rektor dan jajarannya sehingga, pintu komunikasi ditutup dan agak dipersulit, tolong “Jangan dulu ganggu UIN SU” begitulah bahasanya. Waktu untuk mencapai UIN SU Juara (Maju, Unggul, Jaya, Raya, dan Sejahtera) memang semakin mepet. Mungkin, ini yang menjadi alasan Pak Rektor dan jajarannya agar jangan diganggu dulu, jangan ada demo, jangan ada tulisan yang mengkritik, percayakan saja agar mereka bisa fokus mengerjakan PR yang masih menumpuk. Namun, hal tersebut sangat kontras dengan mahasiswa, mereka tidak bisa diam, sebab mendiamkan keburukan adalah suatu kejahatan. Ditambah mereka adalah orang yang berbenturan langsung dengan kualitas, fasilitas, dan sarana prasarana kampus. Mahasiswa sadar sarana prasarana yang sampai sekarang masih kategori kelas menengah apalagi ditabrakkan dengan tarif UKT yang tinggi. Menuju empat tahun masa jabatan Pak Rektor, PR masih mudah untuk didikte satu per satu.

30

Ibarat buah kedondong, dari luar terlihat mulus dan menarik namun, ketika dibuka terlihatlah isinya yang semrawut. Kita tidak ingin kampus sepintas dilihat menarik, dengan prestasi dan perkembangannya namun, saat menjadi mahasiswa UIN SU nyatalah bagaimana kondisi di dalamnya. Inilah pentingnya sarana prasarana kampus sebab, lembaga kemahasiswaan perlu disokong fasilitas yang mumpuni di dalamnya. Pasalnya, dari kegiatan mahasiswa ini sedikit banyaknya menyumbang prestasi dan membuat nama UIN SU jadi bergema baik di kancah nasional maupun internasional. Memang, dalam menilai kita harus seimbang karena, jika dibandingkan dengan empat tahun lalu, banyak kemajuan yang kita lihat dan rasakan keberadaannya saat ini. Pembangunan gedung kampus semakin pesat, kerja sama nasional dan internasional semakin luas. Kebijakan-kebijakan rektor banyak menuai pujian positif dari berbagai kalangan. Saya pun tidak ingin menjadi orang yang hanya pandai mengkritik namun, tidak memberi sumbangsih sedikit pun untuk membantu kampus mencapai akreditasi A. “Mahasiswa harus paham kondisi kampus, harus bisa mengambil peluang, yang penting torehkan prestasi untuk membesarkan nama kampus, jangan hanya pandai mengkritik tapi prestasi tidak ada.” barangkali seperti inilah kalimat yang ingin disampaikan oleh pihak rektorat kepada mahasiswa. Lagi-lagi prestasi ini adalah salah satu masalah yang perlu dibenahi, sebab mahasiswa hanya dituntut berprestasi namun, kurang mendapatkan apresiasi dari kampus. Banyak mahasiswa yang mempunyai IPK bagus, organisasi yang me-

Kurniawan

(Pemimpin Umum LPM Dinamika UIN SU Periode 2019-2020) norehkan prestasi di kancah lokal, nasional, dan internasional tapi kurang dianggap misalnya sekadar diunggah di media sosial kampus untuk diberikan ucapan selamat. Hal ini sudah banyak kita jumpai misalnya, beberapa mahasiswa yang berhasil meraih gelar juara sebuah perlombaan tingkat lokal dan nasional, hanya ada ucapan selamat dari kampus. Sekadar ongkos untuk menjemput piala pun terpaksa memakai uang pribadi. Alasannya tidak ada anggaran dana untuk prestasi padahal, prestasi mahasiswa adalah syarat untuk meningkatkan akreditasi. Jika tidak ada anggaran untuk ini, bagaimana dengan komitmen kampus mencapai akreditasi A? Ini tentu menjadi PR bersama, baik pemimpin kampus,

civitas academica, dan seluruh mahasiswa. Jika ingin Juara, birokrasi harus membuka ruang komunikasi dan bersinergi yang seluas-luasnya dengan segala komponen yang ada di UIN SU, terutama mahasiswa. Bukan tidak mungkin dari mereka lahir ide dan gagasan cemerlang. Paradoks birokrasi yang menganggap mahasiswa sebagai musuh harus dihilangkan demi “Harga Mati” itu. Hasil bukan dinilai dari sekarang namun, hasil akan terbukti saat jabatan yang diamanahkan selesai dan warisan yang ditinggalkan itulah hasil. Jika, hari ini kampus UIN SU bangga akan kemajuan dan target yang banyak dicapai namun, mimpi UIN SU Juara belum lengkap jika gagal meraih akreditasi A. Terlebih yang paling penting, kampus bukan hanya Juara lahirnya saja namun juga batinnya.


E-

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

31


IKLAN

32

E-


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.