Majalah 48

Page 1



M

Cover Story : enyoroti 100 hari kerja Presma menjadi headline sekaligus judul reput majalah kali ini. Pada cover tergambar sosok lelaki mengenakan jas hijau sebagai presma terduduk menatap kardus besar. Kardus besar tersebut berisi tumpukan buku dan barang-barang yang berserak. Kardus besar berwarna coklat mengilustrasikan besarnya tanggung jawab presma dan barang-barang yang berserak menggambarkan bagaimana hasil kinerja presma selama 100 hari menjabat.

Lembaga Pers Mahasiswa

(LPM) Dinamika UIN Sumatera Utara

Penerbit: Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika UIN SU Pelindung: Rektor UIN SU Pembina: Wakil Rektor III UIN SU, Dekan FITK, Dekan FSH, Dekan FDK, Dekan FUSI, Dekan FEBI, Dekan FIS, Dekan FKM, Dekan Fakultas SAINTEK, Kabag Akademik dan Kemahasiswaan Biro AAKK UIN SU, Kasubbag Kemahasiswaan Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Biro AAKK UIN SU, Drs. Syahruddin Siregar M.A, Dr. M. Syukri Albani Nasution, M.A, Dr. H. Ali Murthado, M.Hum, Sugiatmo. M.A. Pemimpin Umum: M. Ifroh Hasyim Sekretaris Umum: Nova Riani Bendahara Umum: Regi Amelia Pemimpin Redaksi: Firda Adinda Syukri Pemimpin Desain Grafis: Enggar Tyas Untari Pemimpin Litbang: Dzulanda Shari Batubara Pemimpin Perusahaan: Khairul Azmi Sekretaris Redaksi: Isma Hidayati Redaktur Pelaksana: Rahmanuddin Redaktur Online: Muhammad Ibrahim Reporter Senior: Syafrita Reporter Junior: Anisa Rizwani, Audry Uyuni, Ayu Wulandari Hsb, Devi Junita Sari, Siti Aisa, Siska Ramayani D, Redaktur Foto: Fakhrurrazi Anggota: Hafiz Hasan Noor, Jihan Fikriyah, Istiqomah Kaloko, Putri Chairunnisa, Taufik Syahputra, Rizki Ananda Redaktur Bahasa: Aminata Zahriata Anggota: Maya Riski, Ridha Amalia, Rizki Audina, Iin Prasetyo, Shofiatul Husna Lbs Sekretaris Desain Grafis: Miranda Lianti Redaktur Artistik: Muhammad Fathoni Layouter: Nurhalimah Syafira, Cindy Yulfika, Alfi Syahrin Ilustrator: Nada Fitria Nasution, Afifah Lania, Ditanty Chicha Novri Web Designer: Muamar Sidik Utomo, Mahmudi Sekretaris Litbang: M. Taufiqurahman Kasubdiv PSDA: Kurniawan Anggota: Wahyu Nizam, Dina Purnama Kasubdiv Penelitian dan Humas: Suci Ayu Pratiwi Anggota: Nabila Firuzia, Fatimah Lubis Kasubdiv Rumah Tangga: Maulidya Harahap Anggota: Tengku Nurul Hikmah Sekretaris Perusahaan: Tia Ramadhani Nasution Manajer Periklanan: Siti Aulia Rahma Anggota: Rizqi Ramadhan, Deni Gusti Kurniawan, Agung Prasetya, Diana Aliya Manajer Percetakan: Muslim Hidayat Anggota: Muhammad Teguh Nur El Hakim S, Arifin, Nur Hotma Tambak, Nur Afifa Manajer Pemasaran: Dina Maulina Anggota: Cindy Syahfrina, Asri Alviana, Alamat: Gedung UKK/UKM UIN SU Lantai 1 No.4 Jl. Williem Iskandar, Pasar V Medan Estate (20371) Kontak: 0831-9981-1029 E-mail: lpmdinamikaiainsu93@gmail.com/ redaksi@lpmdinamika.co Web: www.lpmdinamika.co Facebook: LPM Dinamika UIN SU Twitter: @LPM_Dinamika Instagram: @lpmdinamika

Desain Cover: Mahmudi

KONTEN Reportase Utama 6

PLESIR 22

MENYOROTI 100 HARI KERJA PRESMA

GOA ERGENDANG, TEMPAT WISATA YANG MEMIKAT

Tenggelam dalam wacana, sepintas memang tak dapat dipungkiri kenyataan tiga tahun silam, bahwa elektabilitas dan kredibilitas presiden mahasiswa (presma) atau kerap digaungkan sebagai Dewan Ekseku-

Sebagai salah satu kota metropolitan, Medan, Sumatera Utara, tidak hanya memiliki gedung-gedung bertingkat. Di bagian selatan Kota Medan, tepatnya di Desa Penen, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang

Reportase khusus 10

SEJARAH 26

DRAMA MAMAK ME(MAKSA) HEBOHKAN MEDIA MASSA

BERWISATA SEJARAH KE MUSEUM SITUS KOTTA CINNA

Gelagat pengemis dan gelandangan di Kota Medan menjadi suatu persoalan yang belum habis bila ditelisik lebih dalam. Kini, Mamak Maksa

Medan memiliki satu bangunan bersejarah yang tidak kalah menarik dari bangunan bersejarah lainnya, yaitu Museum Situs Kotta Cinna. Hal ini yang membuat kru LPM Dinamika tertarik untuk mengunjunginya dan mengulas dan berhasil ke sana dan

kampusiana II 14

lezat 34

SUSAH PAYAH KTM ELEKTRONIK Dua semester bagi mahasiswa tahun 2017 telah berlalu seyogyanya, mahasiswa yang sebanyak 6.875 orang tersebut wajib dan berhak memiliki kartu tanda mahasiswa (KTM) dari universitas. UIN SU kini, terus berpacu dengan waktu menyelesaikan

ROTI BABA, PADUAN RASA KHAS ARAB-INDO

Sobat kampus, kuliner menjadi salah satu daya tarik di kota terbesar ke-3 Indonesia ini. Di era milenial ini masyarakat sangatlah candu dengan makanan luar negeri. Terbukti dengan ramainya warung jajanan yang menyajikan cita

kampusiana i semakin ramai febi dan fsh 11

kolom rektor

gelar kehormatan membanggakan 16

let’s talk the characteristics of typical sumatera 30

cerpen penghuni surga 42

opini mahasiswa mentoring, kegiatan menyenangkan pembentuk moral pemuda - pemudi milenial di indonesia 13

alumni bicara jangan masu organisasi 17

ekspresi rumah baca arnila, gencar literasi zaman now 34

Puisi labuhan rindu, kau gila & hitam dan sepi 44

rekam ahmad azwar batubara 18

artikel dosen mahasiswa mengawal nkri 14

landskap 30

sosok aya, soscwork yang tak sekadar hidup 15

jejak perjalanan pesona janjang koto gadang 28

Redaksi LPM Dinamika Menerima Tulisan Berupa :

CERPEN PUISI ARTIKEL OPINI

pojok menyoal nalar berdemokerasi 46 refleksi berbakti kepada orang tu amenurut islam 35 RESENSI resolusi happy masa kini & pentingnya meningkatkan iman terhadap allah swt 40

Kirimkan tulisan sobat Dinamika ke : lpmdinamikaiainsu93@gmail.com Konfirmasi ke WA 0812-9915-1385 (Pemimpin Redaksi)


salam redaksi juangkan seluruh jiwa dan raganya untuk menuntun kita menuju jalan kebaikan. Maka, berselawatlah kita kepadanya beserta para sahabat dan keluarganya. Semoga kita mendapat syafaat di yaumul akhir kelak, aamiin yaa rabbal alamiin.

Oleh : Firda Adinda Syukri Pemimpin Redaksi

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

A

lhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhitung nilainya. Selawat dan salam juga tak lupa kita hadiahkan kepada Baginda Rasul, Nabi Muhammad Saw. yang telah memper-

Tak terasa kita sudah berada di pengujung 2018. Selama itu pula kami terus berusaha menjadi teman terbaik Sobat Kampus dalam menyajikan berita. Pada kesempatan kali ini, kami telah merampungkan Majalah Dinamika Edisi 48 dengan sajian utama tentang 100 Hari Kinerja Presiden Mahasiswa (presma). Sebagaimana kita ketahui, setelah beberapa tahun vakum, kini presma telah bangkit dengan wajah pengurus baru. Lalu, sudah sejauh manakah kinerjanya dalam melayani warga kampus? Sempat viral di media sosial, wanita yang disebut “Mamak Maksa” ini masih beredar hingga sekarang dan meresahkan warga. Dalam sajian Reportase Khusus, informasi terkait Mamak Maksa kami sajikan untuk

Sobat Kampus. Tak ketinggalan Sajian Roti Baba perpaduan cita rasa makanan khas Arab dengan Indonesia mengajak Sobat Kampus untuk segera menikmatinya. Menjelang minggu tenang, tak ada salahnya Sobat Kampus sejenak melupakan segala peliknya aktivitas perkuliahan, menyegarkan pikiran dengan bermain ke Pemandian Air Panas Penen yang lokasinya masih di sekitar Medan tepatnya di daerah Sibiru-biru. Tak hanya pemandian air panas, Sobat Kampus juga bisa menelusuri Goa yang ada di sana. Informasi sajian lengkap telah kami rampung dalam Rubrik Pelesir untuk menjadi referensi Sobat Kampus yang ingin ke sana. Terakhir, selamat membaca dan menikmati Majalah Dinamika Edisi 48. Tentunya kami sangat terbuka untuk menerima berbagai kritik dan saran dari Sobat Kampus guna perbaikan karya kami di kemudian hari. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

editorial

Gunakan Media Sosial SeperlunyA

M

Oleh : Fakhrurrazi Redaktur Foto

edia sosial sudah sangat menjamur di masyarakat terutama bagi mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa memiliki alasan menggunakan media sosial karena mengikuti perkembangan zaman. Semakin tinggi minat mahasiswa terhadap media sosial, maka semakin besar pula rasa kebergan-

tungan terhadapnya. Siapa yang tak kenal dengan media sosial? Salah satu teknologi yang berkembang pesat dan banyak peminatnya. Mulai dari usia bawah, menengah, hingga tua pun bermedia sosial.

mahasiswa menjadi kecanduan dan asyik terhadap dunia mayanya sendiri. Maraknya aksi penyebaran hoaks menjadi perhatian serius pemerintah dalam memberantas pelaku kriminalitas di media sosial.

Kepraktisan dan kemudahan yang dimiliki media sosial adalah hal yang utama ditawarkan. Tentunya mahasiswa menganggap ini adalah hal yang sangat membantu aktivitasnya. Bahkan mereka hampir tidak mau jauh dari telepon pintarnya hanya untuk mengecek aktivitas di akun-akun yang dimilikinya seperti Facebook, Twitter, Instagram, dll. Pada akhirnya media sosial akan menyebabkan

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi membuat peraturan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomor 11 tahun 2008. Semoga dengan adanya ragulasi ini penyebaran hoaks di Indonesia bisa teratasi, sehingga media sosial dapat digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi semua masyarakat Indonesia.


#CATATAN MAHASISWA Cindy Lestari (Ilmu Kesehatan Masyarakat-2016)

Rury (Ilmu Komunikasi-2017)

Kami yang berada di kampus 1 tepatnya di Sutomo masih merasa kurangnya fasilitas dari UIN SU sendiri seperti kurangnya kipas angin di setiap kelas dan tidak adanya pepohonan yang dapat menghalangi matahari langsung.

Memang betul di UIN SU sudah ada Presiden Mahasiswa yang baru. Namun, program kerjanya belum nampak. Padahal sudah 100 hari kerjanya.

Feby Adilia Putri (Jinayah-2015) Aku tahu ada Presma, tapi untuk orangnya belum kenal. Presma nya gak mengenalkan diri. Rizka Khairina (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah-2015)

Gisra Chairumi (Pengembangan Masyarakat Islam-2015) Kata orang sih kita sudah punya Presma, tapi sampai sekarang saya tak tahu siapa Presmanya. Gak pernah dikenalkan, dan gak pernah memperkenalkan dirinya ke mahasiswa.

Sebenarnya saya sudah tahu kalau UIN SU punya Presma baru semenjak terpilihnya Presma baru. Akan tetapi, untuk orangnya saya belum kenal.

#SOBAT DINAMIKA Rury (Ilmu Komunikasi-2017)

Dini Pratiwi (Ilmu Kesehatan Masyarakat-2017)

Menurut saya, LPM Dinamika merupakan suatu organisasi yang mampu membina, dan membangun karakter mahasiswa menjadi pribadi yang aktif, independen, juga dapat melahirkan karya-karya baru melalui program kerja yang nyata. LPM Dinamika merupakan organisasi yang dapat mendukung kreatifitas mahasiswa juga sebagai wadah penampung kreatifitas setiap mahasiswa UIN SU. LPM Dinamika juga sebagai wajah UIN SU sebagai media pers mahasiswa.

Wartawannya kampus di UIN SU ini ya Dinamika, karena bagi saya mendapatkan informasi dari kampus II yang berada di Pancing itu tidak akan mungkin tersampaikan sampai ke kampus I ini kalau tidak ada yang meliput atau yang mengabarkannya. Saya harap dinamika tetap menjadi wartawan kampus yang selalu memberikan informasi kepada seluruh mahasiswa agar kami semua tetap update tentang apa yang sedang terjadi.


REPORTASE UTAMA

menyoroti 100 HARI KERJA PRESMA

T

enggelam dalam wacana, sepintas memang tak dapat dipungkiri kenyataan tiga tahun silam, bahwa elektabilitas dan kredibilitas Presiden mahasiswa (Presma) atau kerap digaungkan sebagai Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (Dema-U) UIN SU sempat dirundung nestapa, tak ada yang mengambil kemudi. Kursi Presma yang sempat tenggelam hanya dalam bayangan ini tak lagi sekadar wacana forever. Presma itu bernama Muhammad Azhari Marpaung. Hingga pada tulisan ini, ia telah menyelesaikan 6 semester, artinya kini ia hanya harus menyelesaikan semester akhir. Diketahui bahwa Azhari memiliki background aktivis organisasi “berbendera hijau”. Namun, posisi mengemban amanah sebagai Presma di Kampus Hijau belum diketahui oleh mahasiswa kebanyakan. Eksistensi Presma belum terdengar kabarnya, bahkan ada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang belum mengenal kover pemegang jabatan tertinggi di kampus itu. “Aku saja nggak tahu siapa Presma. Soalnya nggak pernah nampak.” Kata RH mahasiswa semester akhir Ekonomi Islam. Data Penelitian dan

6

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

Pengembangan (Litbang) LPM Dinamika berhasil menginput persentase jumlah mahasiswa yang tahu siapa Presma serta turunannya. Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Tim Litbang LPM Dinamika di kawasan UIN SU dengan 200 responden mahasiswa UIN SU, terdata hanya sebanyak 50,75% mahasiswa mengetahui keberadaan Presma UIN SU. Menyoroti hasil angket tersebut, sebelum menelusuri sosok Presma, tim reportase lebih dahulu mengeksekusi terkait hakikat keberadaan Presma dengan beberapa sampel mahasiswa UIN SU. Sungguh ironi, nyatanya tak sedikit elemen mahasiswa yang tidak tahu sosok Presma seperti apa dan siapa. Andre Gusli misalnya, mahasiswa semester V Fakultas Sains dan Teknologi (FST). “Sudah tahu baru-baru ini ada Presma UIN SU tapi saya pribadi belum mengetahui Dema-nya yang mana, bagaimana bentuk fisik, visi dan misinya, program kerjanya dan siapa anggotanya. Masih sama saja seperti tidak ada Presma,” katanya. Pengakuan terbuka mahasiswa mengenai ada atau tidaknya Presma di mata mereka tanpa bimbang menjawab absurd. Ya, kabarnya memang

ada namun, tak terlihat keberadaannya. Qorry Anggraini, semester V Prodi Ilmu Komunikasi menyarankan, “Seharusnya seorang Presma itu bisa merakyat ke mahasiswa lain namun, yang saya ketahui Presma ini juga nggak terlalu dikenal oleh mahasiswa UIN SU sendiri,” kritiknya. Menilik Keanggotaan Beranjak dari hasil reportase data ter-upgrade terhitung keanggotaan Presma sebanyak 60 orang dengan 14 kementerian, terdiri dari; ketua, sekretaris, dan dua anggota tiap bidangnya. Kementerian tersebut meliputi Menteri Luar Negeri, Dalam Negeri, Riset dan Pendidikan, Hukum dan Advokasi, Seni dan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Agama, Ekonomi, Sosial dan Pengabdian Masyarakat, Sosial dan Politik dan Keamanan, Informasi dan Komunikasi, Pemberdayaan Perempuan, Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi, serta Kesehatan. Dari hasil reportase, Presma membentuk keanggotaannya melalui sistem rekomendasi nama dari fakultas-fakultas dengan syarat jumlah utusan pukul rata setiap fakultas. “Perekrutan keanggotaan sendiri sistemnya rekomendasi dari jurusan ke


REPORTASE UTAMA kaligus sosialisasi progja kampus bersama perangkat birokrasi dan mahasiswa. “Kita akan menyosialisasikan program dari rektorat sebulan sekali yaitu Lontong Morning dan sudah terlaksana sekali pada Rabu (5/9) di Aula Utama kita untuk menyerap aspirasi dari UKK/UKM, Semaf dan Demaf,” papar Presma UIN SU.

Dema fakultas, lalu ke kita dengan catatan jumlahnya diseimbangkan seluruh fakultas, kemudian diseleksi kesesuaian jurusan dengan bidang yang cocok untuknya,” kata Muhammad Azhari Marpaung penjabat Presiden Mahasiswa UIN SU masa bakti 2018-2019. Sedikit informasi, Azhari kini semester VII Prodi Siyasah. Namun, disisi lain Sekjen mengakui bahwa perekrutan keanggotaan tidak merata. “Kalau anggotanya berjumlah 60 orang, ada kurang lebih 40an itu dari FSH semua, delegasi kader per fakultas itu tidak merata kalau menurut saya,” ucap M. Hafiz selaku sekjen Presma. Meski demikian, Hafiz mengakui itu adalah prerogatif Presma. “Ya walaupun itu prerogatif Presma, tapi setidaknya harapannya bisa merata,” tambahnya. Hubungan Antar Demaf Hampir seratus hari berkiprah, mahasiswa masih belum melihat ada program yang terlaksana. Akibatnya, sebanyak 40,25% mahasiswa UIN SU tidak peduli terhadap pergerakan kinerja Presma, sedangkan 31,75% menilai baik, sisanya 28% menilai buruk. Bukan hanya hasil angket saja, keluhan juga mencuat dari Al Anggia Ridho Siregar pemangku Dema Fakultas

Ilmu Sosial. Komentarnya mengenai Presma UIN SU yang terlihat belum menunjukkan progres signifikan. “Sosok Dema UIN SU belum terlihat nyata, dibuktikan dari belum adanya kegiatan yang dibuat oleh pihak Dema universitas. FIS sendiri belum merasakan adanya sokongan dari Dema-U untuk itu kami berharap agar pihak Dema-U dapat lebih memperhatikan setiap fakultas khususnya fakultas baru seperti FIS, sebab fakultas kami juga bagian dari universitas,” keluh Ridho. Berbeda dengan Ridho, Saiful Anwar yang kini menjadi mahasiswa nomor satu di FUSI telah lebih dahulu berdiskusi dengan Presma.“Saya pernah diskusi dengan Presma. Apalagi sewaktu PBAK hari pertama, sudah ada Presma yang memimpin sedangkan untuk progja saya belum tahu. Namun, untuk komunikasi dengan Presma sejauh ini kami baik bahkan kami sering duduk bersama membahas perkembangan di Ushuluddin,” ujar Saiful Anwar selaku Dema FUSI. Gambaran Program Kerja Sejauh ini, Presma sudah mulai menjalankan kegiatannya meskipun sampai menjelang 100 hari belum pada tahap upgrading dan raker. Salah satunya agenda Lontong Morning yang merupakan sebuah diskusi se-

Kepengurusan sudah berjalan empat bulan lamanya setelah pelantikan, tepatnya pada 3-4 November barulah pihak Sema-U Dema-U melaksanakan agenda upgrading dan raker. Sekjen Presma menginstruksikan dalam agenda tersebut bahwa seluruh kementerian wajib setorkan progja mereka, namun tak diindahkan. “Setiap kementerian segera mengirimkan progja kepada sekjen yang nantinya akan dibawa ke rektorat, sampai saat ini baru satu kementerian yang kirim yaitu kementerian kesehatan, sudah saya mintai terus lewat chat pribadi ataupun grub untuk memudahkan pola koordinasi, tapi sampai sejauh ini tidak ada,” ucap M. Hafiz saat tim reportase mewawancarainya di FEBI pada (3/12). Lain halnya kacamata penilaian mahasiswa, lain pula dengan birokrasi kampus. Wakil Rektor III mengakui bahwa keberadaan Presma membantu Birokrat. “Kalau mengenai kinerjanya, satu sisi juga banyak membantu universitas meskipun sampai sekarang mereka belum memiliki kantor yang layak,” ungkap Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag. Problematika Kinerja Kembali lagi pada porosnya, Presma yang digadang sebagai lumbung aspirasi mahasiswa belum sepenuhnya terlaksana. Kejadian empat bulan silam kembali tertoreh demonstarsi oleh mahasiswa dengan berbagi tuntutan. Azhari selaku Presma mengaku bahwa kejadian itu di luar pantauan internal Sema-U Dema-U. “Kejadian ricuh itu, sebelumnya tidak ada konfirmasi lebih dahulu ke Dema-U Sema-U, bahkan identitasnya tidak diketahui, diakui bahwa ini diluar pantauan internal kita dan salah satu kelemahan Sema-U Dema-U dalam mengantisipasi itu, sehingga kurang efektif,” akui Azhari saat diwawacara. Baru-baru ini juga terjadi kisruh

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

7


REPORTASE UTAMA terkait isu surat edaran yang mengatasnamakan Sema-U Dema-U perihal unjuk rasa pada (29/11) lalu atas tiga tuntutan dengan sasaran aksi salah s a t u n y a Biro Rektor UIN SU, sampai-sampai Demaf sekawasan UIN SU menarik diri dengan mengeluarkan surat edaran bahwa melarang ikut serta aksi demo yang dipandu Sema-U dan Dema-U. Salah satu Dema Fakultas memprotes. “Kami dilarang ikut aksi dari Sema-U Dema-U karena mereka tidak ada buka komunikasi dengan gubernur sekawasan. Bahkan, sekjen Dema-U sendiri tidak tahu ada demo. Dan herannya ketua Sema-U Dema-U sedang di Singapura tapi kenapa surat aksinya bisa masuk. Jadi terindikasi kepentingan di situ,” kata Hanafi Fadli selaku Dema FEBI. Sekjen Dema-U angkat bicara dan mengaku sama sekali tidak tahu surat beredar tersebut. Di sisi lain, Ketua Sema-U Dema-U bersama WR III saat itu sedang melakukan student mobility program di Batam, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Saat diwawancarai berapa lama kegiatan mereka, Sekjen Dema-U menjawab dengan guyonan lantaran tidak tahu. “Mungkin 4 abad lamanya,” jawabnya dengan tawa. Hafiz mengaku tidak sejalan pemikirannya dengan sang Presma. “Komunikasi saya dengannya sudah tidak baik, jadi sejauh ini tindak tanduk Presma saya tidak tahu,” akui Hafiz. Kembali, Hafiz beberkan segala keluh-kesah selama bernaung di kepengurusan Presma. “PBAK kemarin saat di pentas mereka sendiri, saya tidak diajak. Belum lagi upgrading dan raker lalu, padahal Sema-U Dema-U ini sudah lama berjalan tapi baru itu dilakukan. Setibanya datang ke sana saya pun dibuat bingung, karena yang hadir adalah mahasiswi baru IMM semua sebab pengurusnya sedikit yang datang,” keluhnya saat diwawancarai. Hubungan Internal Kurang Sehat Tim reportase berhasil mengorek perkara apa yang membuatnya sampai miss komunikasi dan terkesan ‘cek-cok’ dengan atasannya tersebut.

8

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

“Mungkin gini, saya dulu kan kandidat, mantan saingannya. Jadi ada rasa takut tindak tanduknya terbatas. Prediksi di awal, saya gak mau ambil jabatan Sekjen itu, akibat do- rongan dari pihak FEBI supaya ada perwakilan maka saya iya kan ke lapangan,” ungkap Hafiz lagi, lelaki berkacamata asal Ekonomi Islam tersebut. “Tapi predeksi saya pasti hanya sekedar nama jalannya organisasi ini dan itu bukan saya saja yang merasakan yang lain juga,” kesalnya lebih lanjut. Sampai-sampai Hafiz didorong membuat surat pernyataan sikap yang dilayangkan untuk si Presma. “Saya didesak kawan-kawan untuk buat surat pernyataan sikap tentang tindak tanduk Presma tapi saya tahan, pertimbangannya ini kan masalah internal maka kalau bisa diselesaikan di internal dulu. Jadi tidak saya buat nanti orang malah bertanya kenapa dan menimbulkan kegaduhan,” paparnya. Terakhir, sekjen Dema-U tersebut sampaikan harapannya untuk partner kerjanya selama periode awal kevakuman tiga tahun lalu. “Besar harapan saya kami bisa bagus karena bagaimanapun satu rumah. Kalau misal ada salah maka disampaikan, tapi ini tidak. Di chat payah. Rupanya kawan lain juga merasakan hal yang sama” tambahnya. Singgung Asupan Dana Diakhir proses peliputan oleh tim reportase, Upgrading usai terlaksana, otomatis dana pun sudah teralokasi. Selaku komando dari Presma, Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag membeberkan terkait anggaran dana yang dialokasikan untuk presiden mahasiswa UIN SU itu. “Anggaran Sema-U Dema-U sebenarnya untuk tahun ini belum ada dianggarkan untuk mereka, tapi yang akan datang sudah dianggarkan sama seperti UKK/UKM lain sebanyak 14 juta. Jadi untuk tahun ini belum ada, cuma kalau ada kegiatan mereka itu ada paling dari dana Badan Layanan Umum (BLU). Untuk upgrading Sema-U Dema-U yang dikeluarkan itu ada 34 juta,” pungkas WR III. Untuk pencairan dana upgrading dilakukan secara bertahap. “Pencairan anggaran dana dengan cara bertahap. sebanyak 75% sebelum hari H, 25% pasca kegiatan dan itu semua

dananya kena potongan pajak,” tutur Syahnan. Tempat Operasional Periodesasi usai mendulang 100 hari, selama proses bekerja pasukan Sema-U Dema-U tak punya kantor yang tetap. Tawaran demi tawaran dalam mencari kantor yang pas mulai dari gedung UKK/UKM, kantor Dema-U yang lama, kantor Lembaga Penjamin Mutu (LPM), hingga adanya kemungkinan mereka menempatai fasilitas gedung baru 6 lantai. Sebelum upgrading terlaksana, Dr. M. Syahnan M,A selaku kepala Lembaga Penjamin Mutu pernah menyebutkan tempat operasional gonta ganti. Berbeda hal ketika pasca upgrading yang sudah menerima pencairan dana yang tak sedikit nominalnya yakni sebesar 34 juta. Tim reportase kembali mempertanyakan kepastian dimana lokasi sekretariat presma melahirkan ide dan gagasannya itu. “Sekretariat itu alhamdulillah nanti inshaa Allah di ruangan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Mayarakat (LP2M) lantai satu sebelum ruangan Ketua Pustipada nomor dua dari belakang sebelah kiri,” pungkas Wakil Presma jurusan Politik Pemikiran Islam itu. Orang-orang di birokrasi pun mengamini sekretariat Sema-U Dema-U, tinggal lagi proses pensterilisasi. “Untuk sementara ini ketua Sema-U Dema-U bapak panggil, kemudian bapak jumpakan dengan bagian umum untuk mencari lokasi yang tepat, karena lokasi pertama di kantor UKK/UKM tidak pas, diarahkan ke ruangan LP2M dan mereka memang bapak suruh mencari sendiri supaya tidak ada penolakan lagi,” jelas Amroeni selaku WR III.

. Koordinator Liputan: Audry Uyuni Reporter: Ayu Wulandari Hasibuan, Jihan Fikriyah, Putri Chairunnisa, Shofiatul Husna Lubis, dan Suci Ayu Pratiwi


WAWANCARA KHUSUS

JADIKAN PRESMA WADAH PENYAMPAI ASPIRASI

S

ejak tiga tahun terkahir kursi demokrasi dan aspirasi kampus tenggelam dalam wacana. Sejak April 2018 di Aula Pusbinsa tahta pemegang kekuasaan tertinggi di kalangan mahasiswa diduduki oleh Azhari Marpaung, Ia merupakan mahasiswa semester 7 FSH. Maka kekosongan kursi demokrasi sudah tak lagi sekadar wacana. Kali ini Dinamika akan mengajak sobat kampus untuk lebih mengenal lebih dekat sosok Presma UIN SU. Siapa Presma UIN SU? Azhari Marpaung adalah Presiden Mahasiswa UIN SU periode 20182019. Azhari terpilih pada tanggal 18 Juli 2018 di Aula Utama UIN SU yang dihadiri langsung oleh Rektor UIN SU. Azhari mahasiswa jurusan Siyasah semester VII Fakultas Syariah dan Hukum. Bagaimana Sumber Daya Anggota Presma? Sumber Daya Anggota (SDA) dari Presma atau Dewan Mahasiswa sendiri masih terbilang aktif tetapi tidak bisa dibilang terlalu aktif dan tepatnya terbilang pasif, juga tidak terlalu berpengaruh dan tidak terlalu berjalan, karena memang memiliki kegiatan masing-masing Apa saja Visi dan Misi Presma? Visi presiden mahasiswa yakni menjadi wadah penyampai aspirasi mahasiswa kepada pihak birokrat. Tak jauh-jauh begitu juga dengan misinya menjadi wadah aspirasi, mengembangkan kekreatifitas, menampung segala macam problematika yang ada di kampus, menjadi penyambung tangan/fasilitator dari pihak biro kepada mahasiswa dan juga sebaliknya.

Hal yang dilakukan presma untuk melepaskan gate (pembatas) antara mahasiswa dengan pihak biro maksudnya disini bukan tidak ada batasan, kita membatasi tapi tidak sampai terlalu jauh gate-nya antara biro dengan mahasiswa. Karena seperti yang diketahui, fasilitas akademik itu terdiri dari mahasiswa, biro dan para dosen. Sehingga tidak ada batasan antara mahasiswa, dengan dosen maupun pihak biro. Jadi kita mau seluruh mahasiswa itu bisa menyampaikan aspirasinya kepada pihak biro ataupun dosen melalui dewan mahasiswa. Progja apa yang ditawarkan Presma dalam waktu dekat? Dalam waktu dekat ini Presma telah melaksanakan upgrading sekaligus temu ramah dengan kawasan internal yaitu UKK/UKM, HMJ, SEMAF, dan DEMAF. Mengenai waktu dan kegiatan masih mengkoordinasi dengan pihak rektorat dan Wakil Rektor III selaku bidang kemahasiswaan dan kerjasama hasil dari kegiatan ini untuk memperkenalkan kepada mahasiswa untuk memperkenalkan bahwasannya kita telah memiliki SEMA dan DEMA sebagai wadah aspirasi. Jadi kita tidak harus membabi

buta untuk menyampaikan aspirasi. Untuk program lebih bisa menyentuh mahasiswa UIN SU dalam waktu dekat ini mereka akan mengadakan kegiatan seminar atau diskusi publik yang diadakan dibulan Oktober, kegiatan ini nantinya juga diinfokan kepada seluruh mahasiswa terutama SEMAF, DEMAF, HMJ dan UKK/ UKM. Presma memilih untuk berkenalan melalui HMJ dan Dema Fakultas ataupun UKK/UKM. Setiap bulan ada kegiatan lontong morning yang merupakan agenda bulanan. Agenda ini dilakukan sambil menyantap lontong di pagi hari bersama Rektorat, Dema dan pihak-pihak internal lainnya di kampus yang tujuannya untuk memperkanalkan keberadaan Presma dan DEMA kepada seluruh mahasiswa. Selain itu kegiatan yang melibatkan seluruh mahasiswa, seperti adanya diskusi publik, pekan olahraga, dan seni mahasiswa. Apa harapan Presma untuk Birokrasi dan Mahasiswa UIN SU? Berharap di periodesasi ini tidak terlalu banyak rintangan. dan mahasiswa/mahasiswi yang ada merasa bahwa keberadaan Presma dan DEMA di UIN SU ini sebagai wadah untuk mendengarkan suara aspirasi mahasiswa itu. Untuk kegiatan yang dibuat Insya Allah lebih mengedepankan dengan program dari universitas mereka akan mensinkronisasi kegiatan mereka dengan universitas. Target Presma dan Rektor muncul di tahun 2020 akreditasi A. Kita membantu dari pihak DEMA ataupun SEMA untuk mewujudkan itu. Untuk mahasiswa UIN SU kedepannya berharap kita bisa bekerjasama dalam membangun kampus kita karena baik buruknya kampus itu tergantung dari kita sendiri. Begitupun dengan pihak birokrasi bisa bekerja secara optimal dan mengoptimalkan dana yang diberikan oleh pemerintah untuk melengkapi fasilitas-fasilitas yang ada di UIN Sumatera Utara. Serta pelayanannya pun harus dibuat lebih baik lagi.

Reporter: Nur Halimah Syafira

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

9


REPORTASE KHUSUS

DRAMA MAMAK ME(MAKSA) HEBOHKAN MEDIA MASSA Ilustrasi : Afifah Lania

G

elagat pengemis dan gelandangan di Kota Medan menjadi suatu persoalan yang belum habis bila ditelisik lebih dalam. Kini, Mamak Maksa sempat menyita perhatian warganet. Mengapa demikian? Aksi Mamak Maksa ini dapat dikatakan sebagai modus baru yang unik. Seorang wanita datang meminta uang kepada orang lain dengan cara paksa. Beberapa video singkat aksi Mamak Maksa sempat viral di Instagram. Aksinya membuat korban geram, tak hanya memaksa, bahkan wanita paruh baya itu juga tak segan-segan mencubit sasarannya. Hal inilah yang sempat dialami Desy Maulida, salah seorang warga Medan. “Aku pernah menjadi korbannya. Saat dikasih seribu, dia minta nambah. Malah dia menarik-narik baju dan mencubit badanku,” ungkapnya sedikit kesal.

10

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

Hal yang sama dirasakan oleh Syaiful Alamsyah, ia mengomentari unggahan sebuah akun publik Instagram, dan meminta Dinas Sosial (Dinsos) agar melakukan penanganan terhadap Mamak Maksa. “Tolong dong Dinas Sosial, Bagaimana ini penanganan mamak maksa, jangan dibiarin, masyarakat terganggu,” tulisnya di kolom komentar. Gerak-gerik Mamak Maksa ini begitu cepat tersebar di sosial media. Pasalnya, beberapa akun Instagram merekam aksinya, di sebuah rumah makan, salon, toko baju, pasar, kantor, bahkan sampai rumah sakit yang tak dilakukan pengemis pada umumnya. Sampai viral di Program TV Nasional, On The Spot Trans 7. Menurut Lamo Mayjend. Lbn. Tobing selaku Staf Pelaksana Bidang Rehabilitasi Dinsos Kota Medan, di balik aksi Mamak Maksa ini dicurigai adanya modus lain yang dilaku-

kannya. “Uniknya dia tidak seperti pengemis pada umumnya yang turun ke jalanan untuk mengharapkan iba para pengguna jalan. Dia lebih memilih ke rumah makan, dan tempat-tempat yang tidak biasanya. Kemudian aksinya yang memaksa itulah yang membuat orang sedikit geram. Saya mengatakan bahwa ini hanyalah modus semata,” jelas Lamo di ruangannya yang berada di Lantai II Kantor Dinsos Kota Medan. Bila diperhatikan, penampilan Mamak Maksa yang mengenakan baju kaus besar, dengan potongan rambut pendek dan sandal jepit terlihat biasa saja. Tidak menunjukkan ada sesuatu yang kurang dalam dirinya. Itulah yang diamati oleh Dosen Psikologi UIN SU, Azijah Batubara. Azijah melihat bahwa Mamak Maksa yang sedang viral tersebut memang memiliki kelainan tingkah laku. “Jika


REPORTASE KHUSUS

saya lihat psikomotologis (aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses mental dan psikologis) dia tidak punya kelainan. Namun, kalau dilihat dari kepribadiannya dia tidak punya rasa empati dan simpati lagi terhadap sesama. Karena dengan cara memaksa tersebut rasa empati dan simpatinya itu sudah hilang,” paparnya. Siapakah Mamak Maksa? Belum dapat diketahui secara pasti identitas dan kehidupan nyata dari Mamak Maksa. Ketika tim repostase meminta data dirinya, Dinsos pun juga tidak memili- ki rekaman data Mamak Maksa ya n g be-

berapa waktu lalu pernah mereka bawa ke panti sosial di Binjai. “Kami tidak punya data nya karena awalnya, yang mener tibkan itu Satpol PP. Mamak maksa ini bukan seperti yang dilihat banyak orang di sosial media, dia bukan warga miskin. Kalau kami Dinsos yang sering ke lapangan, sebenarnya ini hanya sebuah modus, akting saja. Kebetulan saja mamak maksa ini banyak yang menyorot,” ungkap Lamo. Menurut penuturan Lamo, Mamak Maksa tinggal di daerah Deli Tua dan memiliki dua orang anak. “Rumahnya di Deli Tua, alamat lengkapnya kurang tahu, kondisi rumahnya bagus. Tidak miskin bisa kita bilang. Saat kami ke rumahnya, ada satu orang anak di sana. Namun, tetangganya bilang dia memiliki anak lagi selain yang di rumahnya itu,” imbuh Lamo. Keresahan Warga Medan Salah satu karyawan penjaga Toko potocopy D3 Mandiri di daerah Medan Helvetia, Melina Ardina mengakui keresahannya terhadap aksi Mamak Maksa. Pada Februari silam Melina melihat konsumennya menjadi korban Mamak Maksa. Mamak Maksa memegang tangan konsumen sambil menarik-narik baju. “Dia memaksa-maksa konsumen. Sehingga konsumen saya lari ketakutan, dia pegangpegang tangan konsumen saya sambil menarik-narik bajunya. Akhir nya konsumen saya pergi karena merasa risih dan nggak jadi beli,” jelasnya. Tak berhenti sampai di situ, Valena salah

Ilustrasi : Afifah Lania

satu korban menceritakan aksi Mamak Maksa saat di Kampus Unika St. Thomas Medan. “Dia minta uang dengan menarik-narik baju. Ya, sudah saya kasih 2000, dan dia langsung pergi,” ujarnya. Menanggapi hal ini, dosen psikologi Azijah mengungkapkan dampak dari perbuatan Mamak Maksa yaitu membuat korbannya merasa takut. “Dampak psikologis pastinya korban akan merasa takut dan risih karena korban ditarik, dicubit, dan benar-benar dipaksa. Dan, mungkin orang beranggapan dia gila, tapi sebenar nya ia tidak gila. Ia merasa bahwa memaksa orang untuk memberikan uang merupakan pekerjaannya. Sehingga tertanam dipikirannya bahwa untuk mendapatkan uang, ia cukup memaksa-maksa orang lain,” paparnya. Pengamanan Mamak Maksa Pada Agustus 2018, Satpol PP Kota Medan sempat mengamankan Mamak Maksa yang saat itu sedang beraksi di Pasar Sukaramai Medan. Frans Manik salah satu Satpol PP Medan yang berada di tempat kejadian waktu itu menerangkan kronologi penangkapan yang tak sengaja melihat Mamak Maksa di Pasar Sukaramai. Lewat telepon, Frans Manik menjelaskan kronologis pengamanan mamak maksa yang ia lakukan bersama tim Satpol PP. “Awalnya kami gak sengaja bertemu di Sukaramai, kami langsung lihat dia lalu mengejar nya. Namun, dia telanjur pergi naik angkot, setelahnya kami terus mengejar dia, akhirnya kami dapati ia di Jalan Djuanda, lalu kami paksa dia turun dari angkot. Dan langsung kami amankan ke Dinsos Pinang Baris,” jelasnya. Usai proses pengamanan pada Agustus lalu, selang dua hari Mamak Maksa pun kembali melakukan aksinya. Karena banyaknya laporan dari masyarakat, akhirnya Dinsos berkoordinasi dengan kepolisian dan

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

11


REPORTASE KHUSUS Satpol PP untuk menyambangi kediaman Mamak Maksa di kawasan Deli Tua. Faktanya, kondisi rumahnya bagus dengan dinding rumah terbuat dari tembok yang diplester serta lantai keramik yang masih bagus. Secara berkala, Dinsos telah merencanakan operasi penertiban di Medan terhadap pengemis dan gelandangan. “Secara berkala tepanya sebulan sekali kami harus ke lapangan untuk melakukan penertiban pengemis dan gelandangan. Untuk menyeimbangkannya kita juga menerima respons dari masyarakat,” ujar Lamo. Sangat disayangkan, penangkapan yang sudah dilakukan dua kali ini tak kunjung berefek jera bagi Mamak Maksa. Padahal saat penangkapan, Frans sempat berbincang dengannya, ia sendiri berjanji untuk tidak melakukan aksi tak menyenangkan itu lagi. “Iya, janji nggak buat gitu lagi,” katanya pada Frans waktu itu. Tidak Adanya Pusat Rehabilitasi Khusus Kota Medan Khusus di Medan, Dinsos mengakui bahwa memang belum optimal dalam melakukan penanganan-penanganan kasus seperti Mamak Maksa. Namun, Dinsos terus berupaya semaksimal mungkin. “Diakui memang, apa yang dilakukan Pemerintah belum cukup optimal. Namun, masalahnya tinggal di bagian penanganannya saja,” ujar Lamo. Perlu diketahui, Pusat Rehabilitasi Sosial belum ada di Kota Medan. Sejauh ini Pemerintah Kota (Pemkot) Medan bekerja sama dengan beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Panti Sosial (PS) untuk menyoal penanganan penyakit sosial masyarakat. Khusus penanganan Mamak Maksa yang dilakukan oleh Satpol PP dan bekerja sama dengan Dinsos beberapa waktu lalu, pihak Dinsos langsung membawa Mamak Maksa ke UPT PS Gelandangan dan Pengemis Dinsos Binjai yang merupakan UPT PS milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Dinsos mengakui bahwa ada tiga bagian yang telah dilakukan, yakni penertiban, pengawasan serta penanganan. Namun, masih bermasalah

12

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

dalam hal penanganan, karena tidak adanya pusat rehabilitasi khusus di Kota Medan. “Masalah penanganan belum ada karena, tidak ada pusat rehabilitasi. Jadi selama ini kita hanya menitipkan ke panti-panti sosial yang memang sudah terdaftar dengan kita,” jelas Lamo pada 16 Oktober lalu. Berdasarkan penjelasan Lamo, panti yang mengamankan Mamak Maksa kurang melakukan pembinaan terhadap penyandang berstatus pengemis atau gelandangan. “Tidak ada penjagaan khusus untuk mereka, panti yang ada di Binjai memiliki model pusat tidak dipaksa. Artinya, jika pengemis atau gelandangan diamankan di panti, berubah atau tidak nya dikembalikan kepada pribadi pengemis atau gelandangan tersebut. Tidak ada penjagaan khusus di sana. Jangan heran kalau melihat yang sudah ditangkap dan besoknya muncul lagi,” imbuhnya. Adanya kelebihan kapasitas di UPT PS Gelandangan dan Pengemis di Binjai menjadi salah satu masalah. “Misalkan disana itu kapasitasnya hanya 250 orang, namun yang masuk lebih dari itu. Itulah kelebihan kapasitas, maka pihak panti tidak bisa menahan orang-orang yang dimasukkan kesana terlalu lama sebab mereka juga memiliki dana yang tidak banyak untuk melakukan pembinaan terhadap mereka,” jelas Lamo. Sebagai orang yang langsung ke lapangan, Lamo mengakui bukan hanya aksi Mamak Maksa yang membuat heboh Kota Medan, tetapi masih banyak lagi pengemis-pengemis lain yang kasusnya dapat dikatakan lebih parah dari Mamak Maksa, hal ini dibuktikan dengan kasus Nenek Ratna. Lamo pun sedikit menceritakan kasus Nenek Ratna kepada tim reportase. Tahun ini, tepatnya bulan April lalu ada seorang nenek berumur 60 tahun yang diamankan Dinsos. Nenek tersebut telah berhasil mendapatkan delapan buah ponsel dari mulai harga murah sampai yang mahal. Petugas juga berhasil mengamankan adanya uang sebesar Rp. 38 juta. “Awalnya, petugas kami tidak menyadari hal

tersebut namun, setelah karung yang biasa nenek itu bawa kemana-mana kami bongkar akhirnya terlihatlah isi dari karung tersebut yaitu uang Rp. 38 juta,” jelasnya. Dinsos memang telah mencanangkan pengadaaan panti rehabilitas di Medan pada 2017 silam. Rancangan anggaran dana untuk pembangunan panti rehabilitasi pun telah dibuat. “Untuk penanganan kita sudah dari 2017, ada dana yang ditampung untuk perencanaan, di Medan Tuntungan sudah ada tanahnya. Dan maketnya sudah diberikan ke pihak ketiga. Ketika perencanaan sudah selesai, kita mengajukan anggaran, sampai sekarang belum ada,” ungkap Lamo. Warga Diharapkan Cerdas dalam Bertindak Beberapa tip pun disampaikan oleh Ajizah bahwa, sebagai masyarakat jika kita bertemu dengan Mamak Maksa maka hindarilah. “Jadi, perilakunya kita cegah dengan memutuskan mata rantai Mamak Maksa tersebut. Agar dia berhenti untuk memaksa. Selanjutnya, dengan cara memaksa balik mamak tersebut dengan mengatakan kalau kita benarbenar tidak punya uang untuk diberikan kepadanya,” ucap Ajizah. Imbauan pun datang dari Lamo yang mewakili Dinas Sosial Kota Medan, agar masyarakat tidak mudah terlalu percaya terhadap pengemis-pengemis yang ada di jalanan atau di mana pun. “Jangan lihat dari kulitnya saja, tapi lihat sedalam-dalamnya. Jangan terlalu cepat iba, karena nggak semua pengemis itu memanfaatkan uangnya untuk makan. Ada juga pengemis yang menggunakan uangnya untuk membeli barang haram,” pungkasnya.

Koordinator Liputan: Syafrita Reporter: Isma Hidayati, Miranda Lianti Gultom, Tia Rahmadhani Nasution


KAMPUSIANA I

SEMAKIN RAMAI FEBI DAN FSH Ilustrasi : Afifah Lania

P

erkembangan kampus UIN SU semakin hari mengalami perubahan yang signifikan. Untuk menyesuaikan dengan takeline JUARA, salah satunya yaitu dengan menambah program studi yang ramai peminat. Dua diantaranya yakni Prodi Manajemen yang merupakan fokus dari Ilmu Ekonomi dan prodi Ilmu Hukum ditempatkan di fakultas yang berbeda. Prodi manajemen menambah jumlah jurusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) sedangkan prodi Ilmu Hukum di Fakultas Syariah dan Hukum (FSH). Dengan dibukanya dua prodi tersebut maka kedua fakultas tersebut semakin banyak pula mahasiswanya. Sayangnya prodi baru ini tidak berbasis syariah meski ditempatkan di fakultas yang syariah, Dr. M Yafiz, M.A selaku wakil Dekan I FEBI mengungkapkan, "Sebenarnya konvensional dan syariahnya tidak menjadi masalah. Walaupun bersifat konvensional kita tetap punya kurikulum yang berbeda dengan Manajemen yang ada di perguruan tinggi umum, dan penguatan agamanya tetap ada meskipun persentasenya lebih kecil,“ jelasnya. Menristek Dikti Berikan Restu Lebih lanjut M. Yafiz mengungkapkan bahwa, “Staf pengajar sudah ada, jadi prodi ini akan diselenggarakan setelah mendapat izin dari Kemenristek Dikti. Dan, tahun ini kita membukanya berdasarkan izin tersebut pada April lalu. Kemudian, sejalan dengan itu juga segala sesuatunya dipersiapkan termasuk pembukaan prodinya, pembuatan kurikulum, dan

tenaga pengajarnya. Pasti sudah ada karena sebelum mengajukan prodi dosennya harus sudah ada dulu," lanjutnya. Ketua Jurusan Belum Diisi Pada awal pembukaan jurusan baru tersebut, tim reporter menemui Wakil Dekan I FSH Dr. Syafruddin Syam, M.Ag untuk meminta kejelasan mengenai posisi Ketua Jurusan yang masih kosong. "Saat ini ada beberapa tahapan, diantaranya adanya pengumuman untuk penerimaan calon kajur, pendaftaran, verifikasi data dan dokumen, pengujian, penetapan dan keluarlah keputusan rektor," unngkapnya.

perguruan tinggi yang berbeda," paparnya. Mencari keterangan lebih lanjut, tim reporter mengalihkan informasi kepada Dra. Fitri Fatimah, MM selaku Kabbag Akademik dan Kemahasiswaan beliau menjelaskan peminat prodi baru ini pada jalur PMB. "Pada saat PMB mahasiswa boleh maksimal memilih sampai 3 prodi jadi pilihan 1, 2 dan 3 itu akumulasi yang memilih prodi tersebut dari pilihan 1, 2 dan 3 untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH)," paparnya.

Sejauh ini peminat kedua prodi ini pada jalur Mandiri mengalami rentang yang berbeda. Untuk jurusan Manajemen peminatnya sebanyak 855 dengan pendaftar ulang sebanyak 112 orang. Sedangkan untuk peminat jurusan Hukum sebanyak 322 dengan Beragam tanggapan baik maha- pendaftaran ulang sebanyak 90 orang. siswa muncul terhadap dibukanya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Isprodi konvensional di fakultas yang lam (FEBI) saat ini memiliki enam berbasis syariah. ”Tak masalah ada prodi yaitu, Asuransi Syariah S1, Perprodi konvensional karena kita sudah bankan Syariah S1, Ekonomi Islam, jadi UIN bukan IAIN lagi. Fakultas Akuntansi Syariah, D3 Perbankan ini terutama harus menambah ruang Syariah, dan Manajemen. Sedangkan kelas karena mahasiswanya bertamFSH mempunyai lima prodi yaitu, Al bah. Harapannya UIN SU bisa setara Ahwal Al Syakhsiyyah, Perbandingdengan kampus lain,” pungkas Elvi an Mazhab, Muamalah, Jinayah, dan Yulisa mahasiswa Prodi aL-Ahwal Ilmu Hukum. Al-Syakhsiyyah. Dr. Muhammad Syahnan M.A, mengarahkan pembahasan ke spesifikasi jurusan di prodi Manajemen, “Pemahaman Prodi itu dimulai dengan pengenalannya pada mata kuliah yang diajarkan. Yaitu, melalui pengenalan masalah yang berkaitan dengan kurikulum dimulai dengan ditanamkannya nilai-nilai Islam yang mungkin saja tidak dimiliki oleh program studi yang sama namun pada

Koordinator liputan: Devi Junita Sari Reporter: Wahyu Nizam dan Asri Alviana

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

13


KAMPUSIANA II

Susah Payah ktm elektronik

D

ua semester bagi mahasiswa tahun 2017 telah berlalu seyogyanya, mahasiswa yang sebanyak 6.875 orang tersebut wajib dan berhak memiliki kartu tanda mahasiswa (KTM) dari universitas. UIN SU kini, terus berpacu dengan waktu menyelesaikan KTM yang sistem pengurusannya berbasis elektronik (E-KTM). Kabar baik, sebagian mahasiswa telah mendapatkan E-KTM-nya dari Kepala Subbagian (Kasubbag) Akademik di delapan fakultas se-UIN SU. Lalu, bagaimana dengan buku rekening yang berisi saldo awal sebesar Rp.100 ribu, dan sampai kapan E-KTM ini selesai? Pernahkah Anda memperhatikan pohon manggis yang lama tak berbuah? Seiring waktu, ketika manggis matang sayangnya tak bisa dimakan karena alum. Begitu pun, Nurjannah Lubis dan Wardah Hinayah mahasiswa yang sudah memiliki E-KTM dan telah mencoba mengunjungi Bank BRI Syariah untuk mengaktifkan kartu tersebut sebagai ATM—namun, sesalnya buku rekening mereka yang menyimpan saldo awal itu belum juga bisa diambil. “Katanya belum selesai, dan nanti akan dikabari lagi,“ ujar Nurjannah mahasiswi Prodi Ekonomi Islam itu. Selang seminggu setelah kunjungan mereka, pihak bank belum juga mengonfirmasi. “Sudah seminggu lebih tapi belum juga ada ditelepon. Teman saya ada yang baru daftar (mengaktifkan) E-KTM ke bank bukunya langsung keluar malah E-KTM-nya yang menyusul,” kesal Wardah yang juga seprodi dengan Nurjannah. Tim reporter telah mendata jumlah E-KTM tiap fakultas yang telah sele-

14

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

Ilustrasi : Muammar Siddik Utomo

sai. FSH telah selesai 250 kartu dari 764 maba 2017, FUSI 120 kartu dari 450, FDK 193 kartu dari 664, FEBI 107 kartu dari 1.118, FIS 230 kartu dari 530, FST 284 kartu dari 809. FKM 210 kartu dari 411, dan FITK 600 kartu dari 1.700 maba. Lain dari manggis, mahasiswa yang menanti E-KTM-nya karena belum ada kejelasan, apakah mungkin penantian mereka bak burung hantu merindukan rembulan? Betapa tidak, Riella Khairi Micha mengungkapkan kekesalannya melalui tim reporter bahwa ia merasa sulit atas ketiadaan E-KTM. “Saya kecewa, semua urusan terbengkalai. Untuk beasiswa kita harus bolak-balik meminta surat pengganti E-KTM dari fakultas. Saya juga kesal karena baru beberapa E-KTM yang keluar. Sampai kapan lagi nunggunya?” tukas mahasiswi Prodi Ekonomi Islam itu. Pihak BRI Syariah sebagai bank penanggung jawab menjelaskan, setelah E-KTM diberikan, mahasiswa diarahkan datang ke kantor bank untuk aktivasi buku rekening. “E-KTM yang diberikan itu ada pin dan sandinya untuk aktivasi buku rekening. Masih ada beberapa ratus aplikasi pending. Hal itu karena mungkin dulu yang tanda tangan bukan dia tapi orang tuanya atau resinya expired, atau macam-macamlah data yang kami dapat saat itu. Seratusan mahasiswa telah melapor kalau dia belum dapat E-KTM. Itu pun, setelah kita surati pihak biro agar mahasiswa yang belum dapat datang ke kantor kami,” terang Funding Relationship Officer BRI Syariah-UIN SU, Cut Nurul Aqla via sam-

bungan telepon. Kembali, setelah peliputan majalah sebelumnya kini Hafni Hafsah, MA mengungkapkan hal senada, yakni belum adanya respons cepat dari pihak bank. “Sudah sering diberi deadline namun, mereka kurang respons. Coba saja mahasiswa yang ke sana mengingatkan supaya mereka juga ingat tanggung jawabnya,” tandas mantan Kabag Akademik UIN SU yang sekarang bertugas di Tata Usaha FITK itu. Kabag Akademik dan Kemahasiswaan UIN SU kini telah diduduki Dr. Fitri Fatimah, MM. Kabarnya, pihak universitas tak lagi melanjutkan kerja samanya dengan BRI Syariah. “Rektor kecewa, mungkin inilah alasan kenapa kita berganti bank untuk pembuatan KTM maba tahun ini,” imbuh Hafni. Mencari keterangan lebih lanjut, tentunya tim reporter memutar haluan bertanya kepada Fitri selaku kabag yang baru—akan tetapi segala bentuk keterangan baik langsung maupun tidak langsung, tim reporter sulit menemuinya dalam beberapa masa peliputan. Pastinya, harapan semua mahasiswa angkatan 2017 supaya E-KTM tak lagi seperti manggis dan burung hantu. Sepengharapan dengan ini Ahmad Afandi juga menuturkan agar E-KTM cepat selesai. “Kalau masalah kapan selesainya saya juga tidak tahu. Tidak ada pemberitahuan apa pun. Semoga cepat selesai,” pungkas mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 3 itu.

Koordinator Liputan: Iin Prasetyo Reporter: Anisa Rizwani dan Siska R. Damanik


OPINI MAHASISWA

Mentoring, Kegiatan Menyenangkan Pembentuk Moral PemudaPemudi Milenial di Indonesia Penulis : Ivo Fauziah

M

entoring, halaqah, atau pun liqo’ merupakan kegiatan menambah keimanan dan belajar menyolehkan diri, namun tetap menyenangkan. Mentoring bisa dilakukan oleh semua kalangan, laki-laki dan perempuan, tua mau pun muda. Istilah halaqoh atau liqo’ di Indonesia umumnya sering dikaitkan dengan kelompok pengajian kecil yang anggotanya terdiri dari 5-10 orang, dan kegiatan berlangsung selama 2-3 jam setiap pekan. Agenda mentoring diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara, anggota mentoring biasa menyebutnya mudir, lalu membaca Alquran sebanyak 1 halaman per orang, dilanjutkan tausiah yang disampaikan oleh murabbi, lalu setoran hafalan Alquran biasanya saling setor hafalan ke sesama anggota, setelah itu saling memberi kabar kepada teman-teman mentoring, sambil mengutip infak untuk mengisi kas mentoring, di mana uangnya digunakan untuk keperluan mentoring. Hal di atas merupakan kegiatan mentoring secara umum, tapi ada agenda lainnya, yaitu liburan, kader mentoring biasanya menyebutnya rihlah. Liburan ini biasanya dilakukan pada menjelang Ramadan dan diisi dengan agenda tukar kado yang biasanya anggaran harga kadonya ditentukan oleh kader mentoring. Halaqah atau liqo’ umumnya dikenal oleh kalangan orangtua, sedangkan dikalangan pelajar dan mahasiswa biasa menyebutnya mentoring. Jilbab besar untuk perempuan dan jenggotan untuk laki-laki sering menjadi penanda keder grup halaqah, na-

Ilustrasi : Ditanty Chicha Novri

mun hal itu tidak bisa dijadikan patokan atau pun penanda para kader karena di era milenial ini, jilbab besar dan jenggot merupakan hal yang lagi ngetren, terutama bagi yang baru mengenal Islam (hijrah), banyak hal di halaqah yang belum diketahui oleh masyarakat,diantaranya:Murabbi, merupakan guru halaqah tanpa tanda jasa, tanpa gaji, dan ikhlas sepenuh hati membimbing binaannya sehidup sesurga. 1. Sang binaan tidak terikat, sehingga terkadang kegiatan halaqah kurang kondusif, bahkan terkadang harus vakum beberapa waktu karena kesibukan para kadernya. 2. Terbiasa menggunakan kata-kata bahasa Arab yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari seperti akhwat untuk perempuan, ikhwan untuk laki-laki, ukhti atau pun akhi untuk memanggil teman dan kata-kata bahasa Arab lainnya. 3. Banyak kegiatan menyenangkan namun tetap syari, kegiatan yang dibuat juga beragam berdasarkan ide dan kreatifitas murabbi dan kader disetiap grup 4. Mencari jodoh melalui cv atau proposal yang tetap didampingi murabbi, grup halaqah biasa melakukan

bertukar cv melalu murabbi untuk mencari jodoh. Contohnya si Selly sudah cukup umur untuk menikah dan ia membuat cv yang berisi tentang dirinya, dan cv itu diberikan kepada murabbi, lalu murabbi memberikan cv itu kepada murabbi ikhwan yang membantu mencarikan jodoh yang cocok lalu mereka melalui proses taaruf, jika cocok maka khitbah, kemudian menikah. Proses menikah melalui cv ini biasanya paling cepat 3 bulan, dan paling lama 2 tahun. Tujuan utama dari mentoring ini sendiri adalah membentuk karakter yang baik di semua kalangan, mentoring memberikan pembelajaran tentang pentingnya meyakini keimanan yang ada di hati tanpa ada keraguan sedikit pun. Karena di era milenial ini, banyak hal yang dapat menipiskan keimanan, terutama keimanan para pemuda. Tidak hanya menguatkan keimanan, mentoring juga mengajarkan untuk menghargai sesama, dan saling menyemangati dalam proses hijrah. *Penulis merupakan pemenang Juara 1 lomba menulis Opini tingkat UIN SU 2018 yang diselenggarakan oleh LPM Dinamika UIN SU.

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

15


ARTIKEL DOSEN

MAHASISWA MENGAWAL NKRI Penulis : Erwan

- Dosen Fakultas Ilmu Sosial UIN SU - Dosen Prodi Ilmu Komunikasi - SMA Tanjungtiram (1984) - S-1 Universitas Dharmawangsa Medan (2000) - S-2 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara, Medan (2011) - S-3 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara, Medan (2015) - Wartawan Senior Harian Analisa - Wartawan Senior Harian Waspada

S

epanjang sejarah, mahasiswa di berbagai negara mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. Tentu saja karena merupakan puncak dari pendidikan, mahasiswa bukan belajar mencari ilmu, lebih dari mencari, mahasiswa dalam belajar harus menuntut ilmu. Indonesia saat ini sedang dihadapi dengan problematika yang sangat rumit di segala bidang baik ekonomi, pendidikan, sosial, moral dan lainnya. Misalnya masih tingginya angka kemiskinan, korupsi merajalela, pendidikan yang tidak merata, banyaknya tawuran antarpelajar, perang saudara, kriminalitas, dan lainnya. Sulit dijelaskan bahwa, dapat dilihat melalui ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat, yaitu ketika pada masa pemerintahan yang otoriter menjadi masa orde baru, sedikit banyak terjadi karena tuntutan mahasiswa yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan, dengan melakukan demo dan sebagainya. Peran mahasiswa pun tak berhenti hanya di situ, contoh lain adalah tuntutan para mahasiswa kepada para pejabat negara Indonesia untuk memberantas tindak KKN. Di saat terjadi ketimpangan sosial di masyarakat, pada saat itulah mahasiswa sebagai social control melaksanakan fungsinya. Pergerakan mahasiswa di era yang telah maju ini bukan sekadar turun ke jalan, namun diperlukan

16

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

lebih dari itu, yaitu dapat dilakukan dengan diskusi, kajian terhadap masalah, dan lain sebagainya. Kini bagaimana cara kita mengoptimalkan kembali peran mahasiswa untuk “mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)” tersebut. Mahasiswa yang sejak dini di tanamkan rasa kebersyukuran dan kelak akan menjadi pemimpin bangsa akan terus berusaha melakukan sesuatu dengan maksimal dan akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk rakyatnya. Rasa kebersyukuran seperti pelengkap terhadap tingginya intelektualitas mahasiswa. Dengan adanya rasa kebersyukuran maka perubahan itu akan dengan sendirinya tumbuh baik dalam diri sendiri dan akan mengakibatkan perubahan dan manfaat pada orang lain dengan tidak menyelewengkan kekuasaan atau posisi yang sedang diduduki dan akan merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Peran mahasiswa sebagai Agent of Change dan Social Control adalah perubahan menuju ke arah yang lebih baik dan akan memberikan manfaat serta menjadi pengontrol untuk dirinya sendiri, orang tua, teman-teman, orang-orang di sekitarnya dan untuk negara. Karena dasar dari semua yang ada di dunia ini adalah manusia itu sendiri misalnya kecanggihan teknologi, itu semua dihasilkan dari potensi dasar yang telah diberikan

oleh sang pencipta yaitu berupa akal dan otak yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Penyebab peran mahasiswa tersebut tidak optimal yaitu faktor internal dan eksternal. Pertama, dari faktor Internal atau dalam diri mahasiswa itu sendiri adalah kurangnya rasa kesadaran yang dimiliki untuk melakukan perubahan pada diri sendirinya dahulu. Karena saya yakin tidak akan terjadi perubahan di sekeliling kita sebelum kita yang melakukan perubahan terlebih dahulu. Masih tingginya rasa apatis mahasiswa terhadap problematika negara saat ini. Dan masih banyaknya mahasiswa yang tidak tahu tujuannya untuk menjadi mahasiswa, masih banyak yang malas-malasan dalam kuliah karena jatah kuliah 75% takut mubazir katanya, dll. Dan yang kedua adalah faktor eksternal yaitu adanya globaliasasi dan modernisasi yaitu kemajuan teknologi, sifat konsumtif, informasi yang tidak dapat disaring, dampak negatif lainnya. Dengan adanya kemajuan teknologi ini kemudahan mengakses internet menjadi sarana terbuka lebar untuk membuka situs-situs yang tidak seharusnya menjadi konsumsi umum. Untuk itu rasa kebersyukuran disi sangatlah penting untuk menghindari hal-hal tersebut. Mahasiswa dengan rasa kebersyukuran akan selalu memikirkan apa yang telah ia dapatkan dan tidak sempat melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya. Jadi, marilah kita sebagai mahasiswa penerus dan harapan bangsa di masa depan dapat mengawal NKRI serta sebagai Agent of Change dan Social Control yang baik dan berkualitas. Bayangkan apa yang terjadi jika semua pemerintah dan petinggi negara memiliki dasar yang baik dalam membangun bangsa? Tidak akan ada lagi masyarakat yang hidup dengan kemiskinan, memakan nasi basi yang dikeringkan dan banyak lagi hal-hal miris yang diakibatkan oleh para pemimpin negara yang tega mengambil hak yang bukan miliknya. Semoga.


SOSOK

Aya,Socwork yang Tak Sekadar Hidup Reporter: Iin Prasetyo dan Kiki Meisya

M

enjadi social worker/socwork atau pekerja sosial merupakan profesi yang masih belum populer di kalangan masyarakat Indonesia. Padahal, di berbagai negara socwork banyak diminati kaum muda. Di Indonesia, socwork mulai dikenal sejak terjadinya bencana tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 silam. Adalah Raudha Hayati yang akrab disapa Aya, seorang socwork yang sudah dua tahun ini memilih bergabung dalam kegiatan sosial di International Organization for Migration (IOM). IOM merupakan salah satu lembaga internasional di bawah lisensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang didirikan pada 1951 untuk menangani para imigran. Aya salah satu anak muda Indonesia yang saat ini bergabung di IOM Medan, Sumut. Di IOM Aya bertugas sebagai guru. Ia memberi edukasi kepada para imigran yang pada umumnya pencari suaka berkewarganegaraan Somalia, Sri Lanka, Palestina, Syria, Iran, Irak, Afganistan, Rohingya, kepada para imigran, ia fokus mengajarkan bahasa Inggris. Para imigran tersebut harus menguasai bahasa Inggris—karena nantinya mereka akan dipindahkan ke negara ketiga seperti Amerika Serikat, New Zealand, Kanada, dan Australia kemudian dijadikan warga negara di sana. Aya adalah alumnus Pendidikan Bahasa Inggris IAIN Sumatera Utara. Tak heran, ia menerapkan ilmunya dengan mengajar bahasa Inggris sampai mahir kepada anak-anak imigran tersebut. Selain itu, Aya juga mengajarkan bahasa dan budaya Indonesia. Dengan pembawaannya yang asyik, Aya mulai menceritakan banyak kisah menjadi seorang guru. Aya mengatakan ada kesenangan tersendiri mengajar anak-anak imigran itu walaupun banyak sekali tantangan yang

d i h a d a p i n ya . “Tantangannya lebih kepada culture, karena background mereka berbeda-beda. Agak susah menyesuaikan culture kita dengan mereka,” katanya. Walaupun begitu, Aya tetap semangat mengajarkan mereka tentang berbagai hal contohnya, membuka sepatu kalau masuk kelas dan menyusun sepatu tersebut, membiasakan memberi salam serta membiasakan menyalam guru. Nilai-nilai itulah yang bisa dikatakan sulit diajarkan Aya karena hal-hal seperti itu tidak diajarkan di negara mereka dan bukan termasuk budaya serta kebiasaan di negerinya. Aya juga sering menghadapi anak-anak imigran itu melakukan hal-hal yang terkadang membuatnya jengkel. “Kelakuan mereka terkadang ajaib, tiba-tiba teriak sendiri di kelas, loncat di jendela, manjat papan tulis seperti Spiderman. Bandel banget, dibilang bandel ya gimana ya namanya juga anak-anak. Tapi mungkin saja karena mereka anak-anak yang menjadi korban konflik dari negaranya,” ungkapnya. Dan hal-hal itulah yang juga menjadi tantangan perempuan kelahiran Medan, 22 November 1990 ini sebagai seorang guru, harus benar-benar sabar dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi anak-anak itu. Sebab sesuai Hadis Rasulullah yang berbunyi “Sebai-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain (HR Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni).” Dari hadis itu Aya memahami bahwa, hidup bukanlah sekadar hidup tapi bagaimana menjadikan diri bermanfaat bagi orang lain.

ajar sama s a y a . ‘Saya mau cepat-cepat pergi ke Amerika, saya sudah malas ada di Indonesia.’ Jadi, setelah mereka pergi ke Amerika, tiba-tiba mereka menelepon saya belum sampai seminggu dan bilang, ‘Miss saya sangat merindukan kamu.’ Saya bilang, ‘Loh, katanya kamu nggak suka sama saya.’—dijawabnya, ‘Nggak miss, ternyata kamu guru terbaik. Saya sangat rindu berada di kelas bersama kamu, miss. Rasanya saya ingin kembali (ke Indonesia).’ Seminggu setelahnya dia telepon lagi, ‘Miss tahu nggak, sekarang saya sudah lupa bahasa Myanmar bahasa negara saya sendiri. Saya cuma bisa bahasa Inggris dan Indonesia, dan saya nggak akan lupa bahasa Indonesia.’ Dia ngomong dengan bahasa Indonesia. Dan dia berterima kasih sekali karena sudah diajarkan bahasa Indonesia,” cerita Aya dengan nada gembira. Syukuri dan nikmati hidup, buat ia berwarna. Berkarya selagi muda, push the limit. Begitulah motto hidupnya. Berbagai tantangan, ia jadikan sebagai hiburan serta pengalaman yang berharga. Apalagi ia tak sendiri berjuang, bahkan bersama-sama menjadi seorang socwork dengan sang suami yang baru saja memperistrinya pada 18 Agustus 2018, sebuah tanggal yang manis. “Karena kami satu kerjaan, jadi saling support satu sama lain,” tutupnya.

“Yang paling berkesan, murid saya yang dari Rohingya, Myanmar pernah bilang, mereka malas banget bel-

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

17


KOLOM REKTOR

Gelar Kehormatan MEMBANGGAKAN Reporter: Nova Riani dan Afifah Lania

Orang Tua : Pendulang dan Penyemangat

Fotografer: Hafiz Hasan Noor

B

berapa waktu lalu, terbetik kabar bahwa Rektor UIN SU baru saja menerima ‘gelar kehormatan’ Tuan Guru dari salah satu majelis pondok persulukan Serambi Babusslam Simalungun. Tentu saja ini merupakan kabar gembira untuk seluruh lapisan masyarakat UIN SU, namun kabar bahagia ini terkesan ditutup-tutupi.

berapa prestasi beliau sudah dilansir dalam Majalah Dinamika edisi 41 pada rubrik Profil Profesor). Jelang dua tahun di bawah kepemimpinannya, UIN SU berhasil meningkatkan jumlah mahasiswa, meningkatkan kualitas dosen dan mahasiswa, juga membangun beberapa gedung baru untuk menunjang aktivitas pendidikan di UIN SU.

Tuan Guru Saidurrahman

Berangkat dari dua hal di atas, ia berusaha mengubah image UIN SU yang dulunya dipandang sebelah mata, menjadi setara bahkan lebih unggul dari universitas lainnya. Ia juga berhasil membawa UIN SU meraih dua penghargaan besar, pertama beberapa waktu yang lalu, tepatnya saat penerimaan mahasiswa baru, UIN berhasil kembali mendapatkan Rekor Muri dengan kategori membaca Alquran terbanyak dan tercepat 17 kalikhatam dalam 18 menit, Kedua sebuah penghargaan Kampus Ekonomi Islam terdepan se-Indonesia bersama UNAIR dan UIN Jakarta.

Hampir dua minggu setengah kami menunggu untuk bisa menemui Rektor UIN SU, Prof. Dr. H. Saidurrahman, M.Ag untuk mengonfirmasi perihal kabar tersebut. Saat dimintai keterangan, beliau dengan sederhana membenarkan bahwa ia memang telah mendapatkan ‘gelar kehormatan’ tersebut. “Saya mendapat gelar KH (Kiai Haji) dari Jogja, Jawa Tengah dan TG (Tuan Guru) dari Simalungun, saya berteman dengan rektor UIN Jogjakarta, beliau melihat kita yang akademisi harus peduli dengan tarekat dan sufi, tuan guru yang dinobatkan kepada saya itu sekadar dakwah. Kita yang berada dalam bidang akademis tidak perlu sungkan untuk bertarekat,” ujarnya menjelaskan. Semula ia terkejut begitu mendapatkan gelar yang dianggapnya lebih tinggi dari saat ia mendapatkan gelar Guru Besar ataupun Doktor, “Saya pun terkejut saat mendapat gelar ini, namun apa salahnya kita pasang, saya berdoa semoga tetap menjadi tuan guru beneran”. Prestasi: Jelang Dua Tahun Rektor UIN SU Beralih dari penyematan gelar Tuan Guru, yang merupakan satu dari sekian banyak prestasi yang telah ia raih (Be-

18

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

“Saya berusaha meyakinkan dunia luar, dulu image IAIN SU ini kan seperti orang sarungan di kota, saya rubah itu, sebenarnya, dimana-mana kita ini jauh lebih hebat dan lebih unggul, contohnya lulusan mahasiswa Ekonomi kita dapat gelar S.E, sama seperti versitas lainnya,” jelasnya. Dalam kancah Internasional, beliau juga berhasil menorehkan prestasi sekaligus kabar gembira untuk UIN SU, “saya dipercaya sebagai Wakil Forum Rektor PTKIN se-Sumatera, November nanti sebagai delegasi ASEAN International Assosiation University, Universitas se-Asia, jadi sesuai dengan misi kita yaitu mengangkat UIN SU ke arah yang lebih –JUARA,” ucapnya.

Menurut pengakuan yang ia sampaikan, sebenarnya Prof. Saidurrahman merupakan tipe orang yang memandang hambatan itu tidak ada, selagi kita mau kerja keras, kerja tuntas, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Sesuai dengan keyakinannya, sejauh ia melangkah semua hambatan itu dapat ia kalahkan, justru hambatan terbesar yang ia alami berasal dari ayahnya. “Apapun yang saya lakukan, ayah saya selalu bisa mendorong dan menyemangati, kecuali ketika saya meminta restu untuk menjadi sarjana, beliau mengatakan bahwa gaji karyawan kebun karetnya jauh lebih besar dari gaji sarjana, terus seperti itu, dari sanalah muncul motivasi dalam diri saya untuk terus bisa membuktikan kepada ayah saya bahwa saya tulus berjuang dan memang benar ingin menjadi orang besar,” ungkapnya menggebu, puas dengan keberhasilan yang telah ia persembahkan pada sang ayah sebelum mangkat. JUARA, SETUJU! Sudah banyak memang prestasi yang ia torehkan selama menjabat sebagai orang pertama di UIN SU, tentu masih ada saja harapan-harapan lain yang belum berhasil ia capai sampai sekarang ini. “Saya mimpikan semua prodi kita A, akreditasi kita A, nah itu mimpi yang belum,” ucapnya. Sejalan dengan itu, ia lanjut menerangkan ada tiga harga mati UIN SU yang belum bisa dicapai, yaitu akreditasi, digitalisasi, dan internasionalisasi. Untuk masyarakat UIN SU, ia berpesan bahwa seluruh warga UIN SU harus menyatukan visi, bersama berusaha menjadi yang terbaik lewat semboyan yang sering ia gembor-gemborkan, JUARA (maju, unggul, jaya, raya, sejahtera) dan SETUJU (S7: Semoga semakin semangat, sehat, sukses, sejahtera bahagia, selamat akhirat dunia).


ALUMNI BICARA

Jangan Masuk Organisasi Oleh : Gigih Suroso

P

enulis ingin mengingatkan kembali kisah di zaman Nabi Musa yang mungkin sudah sering kita dengar. Saat itu Nabi Musa dalam perjalanan dan melihat seseorang sedang beribadah. Singkatnya setelah saling menyapa, orang tersebut bertanya kepada Nabi Musa tentang dirinya yang sudah beribadah selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa, kira-kira nanti akan dimasukkan di surga yang mana? Mendengarkan penuturan tersebut, akhirnya Nabi Musa pun berkenan mengabulkan permintaannya. Nabi Musa pun bermunajat kepada Allah agar diberitahukan di surga yang mana orang tersebut akan ditempatkan. Lalu Allah pun berfirman bahwa orang tersebut akan diletakkan di dasar neraka yang paling dalam. Selanjutnya, Nabi memberitahukan apa yang telah Allah beritahukan kepada orang tersebut. Betapa terkejutnya dia, sebab dirinya adalah ahli ibadah, namun mengapa Allah memasukkannya ke dalam neraka. Dengan keadaan penuh duka dan sedih akhirnya orang tersebut pun pergi meninggalkan Nabi Musa, sepanjang malam dia berfikir dengan keadaan saudaranya yang lain, yang ibadahnya masih sedikit atau baru saja memulai beribadah. Dan keesokan harinya, orang tersebut menemui Nabi Musa kembali, kali ini dia punya permintaan lain. “Wahai Nabi Musa aku rela Allah memasukkanku ke dalam neraka-Nya. Akan tetapi aku punya satu permohonan, aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam neraka, maka jadikan tubuhku ini sebesar-besarnya agar seluruh pintu neraka tertutup oleh tubuhku. Sehingga tidak ada yang bisa masuk kecuali aku.� Lebih lanjut, Nabi Musa pun menyampaikan permohonan orang

tersebut kepada Allah. Kemudian Allah berfirman, “wahai Nabi Musa, sampaikanlah kepada semua umatmu itu bahwa sekarang aku akan menempatkannya di surga-Ku yang paling tinggi�. Ada banyak hikmah yang bisa kita ambil dari cerita di atas, salah satunya tidak cukup hanya menjadi ahli ibadah, namun kita meninggalkan amal-amal yang lain. Ada dua hubungan yang harus kita jalin di dunia dan akhirat. Pertama, hubungan kepada Allah, yang kedua hubungan kepada sesama manusia. Tidak bisa diputuskan salah satunya. Masih tentang Nabi Musa, yang pertama ditanya oleh Allah tentang apa ibadahnya untuk Allah. Lalu Nabi Musa menjawab bahwa selama ini dia telah beribadah, melaksanakan salat dan puasa untuk Engkau Ya Allah. Lalu Allah menjawab, bahwa salat dan puasamu sesungguhnya adalah ibadah untuk dirimu sendiri (mendapat pahala). Sungguh ibadahmu untukku adalah saat engkau menolong orang lain. Lagi-lagi kita disentil oleh cerita di atas, bahwa penilaian Allah terhadap kita bukan sebatas pada seberapa banyak ibadah salat dan puasa dilakukan, tapi ada hal yang tidak boleh dilewatkan, yakni seberapa bermanfaatnya kita untuk orang lain. Esensi dari tulisan ini adalah ingin mengajak kepada mahasiswa bahwa kita bukan lagi siswa, ada gelar maha yang kita sandang, maka sepantasnya kita bersikap lebih baik. Bermanfaat bagi orang lain, itulah tujuan kita kuliah, coba lihat kembali Tri Dharma Perguruan tinggi. Ada banyak cara agar selama kuliah kegiatan kita tidak monoton. Ikutilah organisasi, ini bisa

jadi salah satu jembatan untuk berbuat banyak kebaikan kepada orang lain. Organisasi akan menjadi tempat kita berkenalan dengan banyak orang, mendapatkan banyak saudara. Organisasi itu tempat belajar, bukan soal merumuskan AD/ART belaka, kita akan belajar mengenal orang, memahaminya, belajar mendengarkan banyak pengalaman dari orang lain. Pilih organisasi yang membuat kita bertambah kuat iman dan mental. Alasan klasik tidak berorganisasi karena takut mengganggu kuliah, semua kembali ke diri masing-masing. Banyak teman-teman penulis yang aktif organisasi, lalu wisuda dengan IPK terbaik. Setelah kuliah tetap bisa kerja, atau melanjutkan studinya. Meresume buku kuliah, dan membuat makalah berlembar-lembar lalu mempresentasikannya di depan kelas adalah baik, tapi akan jadi lebih baik kalau apa yang kita resum dan presentasikan segera diamalkan. Gunakan kesempatan menjadi mahasiswa untuk melakukan banyak hal yang positif. Jadilah pejuang kebaikan. Ingat cerita tentang Nabi Musa di atas, tidak cukup ibadah puasa dan salat kita jadi bekal di akhirat. Ada hal lain yaitu bermanfaat buat umat, dan organisasi bisa menjadi ruang tersebut.

Penulis merupakan Alumni LPM Dinamika UIN SU. Penulis pernah menjabat sebagai Pemimpin Umum LPM Dinamika Periode 2016-2017, Pemimpin Redaksi periode 2015-2016. Penulis aktif menulis di harian Analisa dan sekarang sedang mondok di Yogyakarta.

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

19


AHMAD AZWAR BATUBARA “Pejuang Kebaikan yang Jelang Wafat pun Tetap Berkarya”

Reporter: Enggar Tyas Untari, Muhammad Ibrahim

A

hmad Azwar Batubara merupakan mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam yang tutup usia pada 9 Agustus lalu. Pria pencetus istilah “Pejuang Kebaikan” yang memiliki perangai sopan santun ini telah kembali ke rahmatullah dengan meninggalkan banyak pesan motivasi dan kisah yang penuh inspirasi. Azwar adalah Pemimpin Umum LPM Dinamika UIN SU periode 20172018. Pria kelahiran Medan 29 April 1996 ini dikenal sebagai figur yang mempunyai banyak karya desain dan ide tulisan yang kreatif juga inovatif. Tulisan-tulisan beliau selama hidupnya telah banyak dimuat di koran-koran ternama Kota Medan dan Nasional, dibaca oleh orang-orang di berbagai tempat. Tulisan hasil buah pikirnya membahas berbagai hal tentang kondisi negara dan masyarakat yang idenya berperan membawa perubahan. Selain itu, prestasi desain dan tulisan juga mengiringi kehidupan pria yang pernah menjabat sebagai Redaktur Artistik di LPM Dinamika pada tahun 2016 itu. Di tahun 2016, Ahmad Azwar Batubara berhasil meraih Juara 1 Lomba Infografis tingkat Nasional yang dilaksanakan di LPM Manunggal, Universitas Diponegoro. Capaian itu hanyalah salah satu dari banyak prestasi lain yang telah diraih beliau selama hidupnya. Saat itu Azwar Batubara bersama rekannya M. Hisyamsyah Dani menawarkan program Ekowisata Sungai Deli dalam bentuk tulisan dan desain infografis, hingga berhasil meraih juara pertama, mengalahkan tuan rumah Universitas Diponegoro, Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Indonesia, dan Universitas Padjajaran. Prestasi yang dimilikinya itupun ternyata tidak didapatkan secara in-

20

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018


REKAM

stan saja. Pria yang dikenal selalu tersenyum ini ternyata telah memiliki kebiasaan membaca sejak kecil, kebiasaan yang jarang dimiliki teman-teman seusianya saat itu. Azwar lebih menyukai membeli buku tiap akhir pekan bersama ayahnya, daripada mengunjungi wahana permainan. “Tiap Minggu, saya selalu membawa Azwar membeli buku Salemba itu,” sebut ayahnya sambil menunjukkan lokasi tempat Azwar sering membeli buku. Selain membaca buku, Azwar kecil menurut pengakuan ibunya, juga sangat suka mengaji dan mengikuti lomba-lomba azan di daerahnya, perilaku positif dari anak yang dipanggil “Juai” itulah yang meninggalkan kesan tak terlupakan bagi sang ibu. “Sejak kecil, Juai juga ngaji di Bapqah Sika, terus ketika lomba azan dulu kalau dijanjikan dapat kue, pasti dia mau,” sebut ibu Azwar. “Suara Juai kalau ngaji sangat lembut,” senyum duka tampak dari raut ibunya. Kegigihan masa kecilnya pun berlanjut hingga ia dewasa. Azwar Batubara rutin mengunjungi warnet saat masih menjabat sebagai Ilustrator di LPM Dinamika pada periode 20152016, sebuah jabatan untuk orang yang ingin lihai belajar desain ilustrasi. Pada periode itu, Azwar Batubara betah berlama-lama di dalam warnet hanya untuk belajar Adobe Photoshop karena tidak memiliki laptop pribadi. Ia bahkan rela menginstal aplikasi tersebut ke komputer yang berbeda setiap kali mengunjungi warnet, semangat besar itulah yang membuat sang ayah membelikannya laptop pribadi. “Daripada Azwar di warnet sampai malam, saya belikanlah laptop untuk dia,” ucap ayahnya. Namun, di balik kegigihan dan prestasinya, Ahmad Azwar Batubara ternyata tidak pernah lupa menularkan semangat belajar menulis kepada orang-orang di sekitarnya. Di LPM Dinamika, Azwar kerap kali berupaya memberikan motivasi kepada teman dan adik-adiknya agar tetap senantiasa menulis. Bahkan pada Ra-

Jangan jadi paku yang harus dipukul dulu baru masuk, Pandai-pandailah mengatur waktu

madan lalu, Azwar diam-diam membuat akun program “Ramadan Berbagi” di media sosial Instagram, sebuah akun menulis caption setiap hari selama Bulan Ramadan. Ia membagikan flyer-flyer programnya kepada teman-teman sekitar agar orang-orang tidak berhenti menulis. “Bang Azwar ingin orang-orang dan Kru Dinamika khususnya berlatih untuk istikamah menulis, walau hanya di Instagram sekalipun,” sebut Caca, sahabat Azwar asal Bandung yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan akun tersebut. Dari kepeduliannya terhadap Sungai Deli hingga kreatifitasnya membuat akun di Instagram tampaklah gambaran bahwa Ahmad Azwar Batubara adalah seorang inovator yang mempunyai banyak visi positif terhadap lingkungan, termasuk mempersuasi orang agar tidak malas menulis. Hingga pada malam 8 Agustus 2018, Ahmad Azwar Batubara terpilih menjadi salah satu perwakilan Sumatera Utara mengikuti kegiatan Kirab Pemuda 2018. Sebuah program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk mengelilingi Indonesia selama 73 hari dan mengenali setiap budayanya. Atas prestasi gemilang tersebut, roman bahagia dan ucapan selamat dari berbagai pihak pun berdatangan kepada Ahmad Azwar Batubara malam itu. Masih di malam yang sama, Azwar Batubara juga membacakan beberapa ayat Alquran yang dilantunkan dengan keras, merdu dan lembut sebagai bagian dari budi luhur yang

terpancar indah lewat lisannya. Namun siapa sangka, beberapa jam setelah suara ngaji dan pengumuman prestasi gemilangnya itu, Ahmad Azwar Batubara dipanggil oleh Allah Swt. Ahmad Azwar Batubara wafat pada 9 Agustus 2018 sekitar pukul 10.00 WIB di salah satu rumah sakit di Kota Medan. Sebuah situasi dan kabar tiba-tiba yang membuat orang-orang di sekitarnya kaget dan berduka. Kabar meninggalnya Azwar Batubara pun mendapat perhatian dari banyak kalangan, ucapan duka berdatangan dari teman, masyarakat, dan orang-orang yang bahkan tak mengenalnya sekalipun.

"

Pria dengan banyak prestasi ini, meninggalkan banyak kesan baik dan positif selama hidupnya, kegigihan dan karyanya kini telah memotivasi orang-orang sekitar agar tak berhenti berjuang dan terus menulis. Bahkan setelah wafat pun, tulisan Azwar Batubara masih terbit di salah satu koran di Kota Medan. Karyanya benar-benar hidup, prilakunya yang baik dan senyumnya akan terus menjadi contoh. “Jangan jadi paku yang harus dipukul dulu baru masuk. Pandai-pandailah mengatur waktu, sebab, waktu ibarat dua mata pisau. Jika baik menggunakannya, ia akan membantu kita. Jika tidak, ia akan mengiris kita.” Begitulah sebuah pesan motivasi yang pernah ia sampaikan dalam hidupnya. Semoga Allah mengampuni dosa beliau dan menempatkannya di Surga tertinggi.

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

21


PLESIR

Goa Ergendang,

tempat wisata yang memikat Reporter: Istiqomah Kaloko, Maya Rizki, M. Fathoni, Deni Gusti Kurniawan

Fotografer: Jihan Fikriyah

S

ebagai salah satu kota metropolitan, Medan, Sumatera Utara, tidak hanya memiliki gedung-gedung bertingkat. Di bagian selatan Kota Medan, tepatnya di Desa Penen, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang terdapat gua-gua tua dengan karakteristik yang memikat mata. Tak membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai lokasi indah dengan perjalanan yang menyegarkan, karena di sepanjang perjalanan mata akan bermanja dengan panorama hamparan sawah dan perkebunan penduduk, yang berada di lereng Bukit Barisan.

pertanian penduduk sekitar yang ditanami karet, cokelat, dan tanaman palawija. Rute Perjalanan Kami memulai perjalanan sekitar pukul 11:00 WIB dari Medan, tepatnya dari Kampus II UIN SU menuju Desa Penen, melalui rute Medan Deli Tua - Sibiru-biru – Desa Peria-ria – Desa Penen. Sebelum sampai ke lokasi, wisatawan dapat singgah di Desa Sarilaba Jahe, dan sejenak mengistirahatkan

Keramahtamahan penduduk sekitar menyambut wisatawan yang hendak berkunjung juga memudahkan wisatawan untuk menjejakkan kaki dengan tepat untuk mencapai lokasi gua yang lebih dikenal dengan nama “Gua Ergendang.� Sejarah vulkanik dan peristiwa alam bumi lainnya menyebabkan desa ini dikaruniai sumber air panas dan gua-gua tua dengan karakteristik yang menawan. Letak Gua Ergendang saling berdekatan, dan hampir keseluruhan gua berada pada areal 22

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

Fotografer: Jihan Fikriyah

penat setelah sebelumnya berada di atas kendaraan selama satu jam lebih jika menggunakan kendaraan pribadi dan selama dua jam jika menggunakan kendaraan umum untuk menikmati objek wisata pemandian sungai alam Sibiru-biru. Membutuhkan waktu sekitar 30 menit lagi untuk mencapai lokasi gua. Sesampainya di lokasi pengunjung harus membayar retribusi sebesar Rp5.000,-/orang, dan Rp10.000,-/ sepeda motor. Setelah memarkirkan kendaraan, kita akan melihat gua


PLESIR yang dikelilingi oleh pohon-pohon besar di sisi atasnya. Dan katika memasuki gua mata kami langsung disambut dengan bebatuan stalagmit yang tumbuh di langit-langit gua, berdasarkan yang memandu kami, di lokasi ini terdapat delapan gua dengan karakteristik yang berbeda. Kami menikmati setiap pemandangan dari gua yang satu ke gua lainnya, walau pun jika diperhatikan lorong setiap gua tidak begitu panjang dan sempit. Akses jalan di sekitar gua sudah di batako, namun sedikit licin dikarenakan tetesan-tetesan air yang jatuh dari langit-langit gua. Ada pun delapan gua itu, yaitu Gua Alam Indah, Gua Rampah, Gua Lobar, Gua Pohon Besar, Gua Konti, Gua Raminan, Gua Terusan, dan Gua Pelangka. Gua Alam Indah merupakan gua terbesar, di gua ini pengunjung akan menikmati sebuah sumber air panas yang mengalir di lantai gua dan meresap kembali ke dalam tanah. Kolam air panas ini sudah dipermak oleh pengelola demi kenyamanan pengunjung Air yang berwarna putih dan terasa hangat untuk dinikmati menjadi pilihan yang tepat untuk wisatawan. Dari dalam gua jika kita terus berjalan, maka kita akan menemukan anak tangga menuju pancuran air hangat yang dapat digunakan pengunjung

untuk mandi begitu selesai berenang dari kolam. Setelah selesai menikmati air hangat, kami pun melanjutkan menyusuri gua berikutnya, yaitu Gua Raminan, begitu masuk kami melihat terdapat sebuah ruangan yang cukup besar, dan uap panas berbau belerang di dalamnya cukup menyengat. Terlihat akar yang merambat di mana-mana, serta ukiran gua yang terlihat sangat unik dan sangat menarik. Seratus meter dari gua utama, terdapat gua yang lumayan gelap, dan membutukan senter untuk menerangi gua, sama seperti gua pada umumnya, ruangan gelap dan udara lembap langsung menjadi suguhan utama yang kami nikmati ketika memasuki gua, tetesan dari atap dan dinding gua membuat udara terasa lembap dan pengap. Pengelola Siti Halijah br. Barus salah seorang pengelola sekaligus pemilik kantin dilokasi wisata mengatakan bahwasanya tempat wisata ini tidak dikelola oleh pemerintah, melainkan dikelola oleh Bapak Sitepu. “Bapak Ringan Apul Sitepu atau yang lebih dikenal oleh warga sekitar dengan nama Bapak Sitepu, pada tahun 2013 mulai membangun sarana-sarana di sekitaran gua-gua. seperti kolam pemandian air panas yang air panasnya

berasal dari air belerang di dalam gua dicampurkan dengan air biasa dari mata air yang menjadikan air kolam tersebut menjadi hangat dan tidak berbau belerang. Dan ditambah juga dengan sarana pendukung seperti tempat duduk, kantin, dan ruang ganti bagi pengunjung.� Ungkapnya sambil menjajakan makanan di kantin miliknya. Kami juga menjumpai beberapa komunitas motor dari Kota Medan yang sedang menghabiskan akhir pekan di tempat wisata Gua Ergendang. Salah satunya adalah Dedi Heriawan yang tergabung di Komunitas Motor Medan Costume mengatakan suasana di sini sangat nyaman. “Kalau boleh perpendapat sih, sebaiknya datang kemari jangan di hari libur, karena akan sangat ramai para pengunjung. Sebaiknya datang di hari biasa supaya bisa menikmati sensasi suasana alam yang alami,� ucapnya. Guys, tunggu apa lagi ? tempat wisata ini paling direcommended deh kalian yang ingin melepas kepenatan setelah beraktivitas selama sepekan. Tunggu apa lagi, tempatnya alami, dekat dengan kota Medan, dan yang pasti budget-nya terjangkau bagi kantong mahasiswa.

Fotografer: Jihan Fikriyah MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

23


Kemeriahan

MTQN XVII Fotografer: Rizki Ananda

Perhelatan akbar MTQN XXVII 2

Deli Serdang Sumatera Utara d

Selain beragam cabang perlom

kebudayaan peserta MTQN yang

garaan MTQ

Fotografer: Putri Chairunnisa

24 Putri MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018 Fotografer: Chairunnisa


Pagelaran

I tahun 2018 Fotografer: Putri Chairunnisa

2018 berlangsung di Medan dan

dengan 12 cabang perlombaan.

mbaan, juga terdapat paviliun

g turut meramaikan penyeleng-

QN di SUMUT.

Fotografer: Putri Chairunnisa

Fotografer: Istiqomah Kaloko

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

25


SEJARAH

Berwisata Sejarah ke Museum Situs Kotta Cinna Reporter: Cindy Yulvika, Taufik Syahputra, Nabila Firuzia

Fotografer: Putri Chairunnisa

M

edan memiliki satu bangunan bersejarah yang tidak kalah menarik dari bangunan bersejarah lainnya, yaitu Museum Situs Kotta Cinna. Hal ini yang membuat kru LPM Dinamika tertarik untuk mengunjunginya dan mengulas dan berhasil ke sana dan bertemu dengan pemilik museum. Perjalanan menuju ke museum kami mulai dengan menaiki angkutan umum. Di sepanjang perjalanan kami menikmatinya dengan tertawa dan senda gurau, sesekali kami memperhatikan sampah yang berserakan di pinggir jalan. Selang dari satu jam akhirnya kami menginjakkan kaki tepat di depan tugu yang bertuliskan “Selamat datang di Museum Situs Kotta Cinna�. Museum ini terletak di Jl. Kota Cina, Paya Pasir, Medan Marelan, Sumatera Utara. Namun, saat tiba di sana kami tidak melihat tanda-tanda adanya bangunan museum di sana. menurut penuturan masyarakat sekitar, ternyata museum itu berada 2 Km dari tugu selamat datang. seketika wajah yang semula bahagia 26

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

berubah menjadi kecewa. Kami tidak menyangka perjuangan kami belum selesai, kami harus melanjutkan perjalanan sepanjang 2 Km. karena tidak ada kendaraan yang mengarah ke museum. Setelah berjalan sejauh 1 Km, kami mulai mendengar kumandang suara azan asar yang berasal dari musala yang tidak jauh dari langkah kaki kami. Hingga kami putuskan untuk berhenti sejenak melaksanakn kewajiban kami sebagai muslim. Beberapa menit kemudian, setelah mengumpulkan kekuatan, kami kembali melanjutkan perjalanan yang masih panjang. Menurut informasi yang kami terima, ternyata Museum Situs Kotta Cinna ini berada di tengah-tengah pemukiman warga. Di sepanjang perjalanan kami mengamati memperhatikan kesibukan warga seperti menjemur cokelat, berjualan, mengurusi ternak, dan anak-anak yang riang bermain layangan, sepak bola bahkan kejar-kejaran. Namun, tanpa sadar setelah perjalan kami sudah lebih dari 1 Km, kami tidak melihat satu pun ru-

mah warga Cina di kampung ini. Ini sedikit membuat kami bingung dan penasaran. Saat berjalan selama 45 menit, sampailah kami di gerbang museum. Kami disambut dengan keunikkan bangunannya yang berbentuk seperti kapal, kapal raksasa berlukiskan orang Cina yang sangat besar bernama Cheng Ho. Kemudian seorang perempuan keluar dari dalam museum menyambut kami dengan ramah, namanya Halimahtun Sakdiah, dia adalah seorang pemandu wisata. Saat itu hari sudah sore, sudah tidak ada pengunjung yang datang. Jadi kami punya kesempatan untuk memanfaatkan waktu mewawancarainya lebih banyak. Jalur Perdagangan Terbesar Asia Mulailah kami melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam museum berbentuk kapal raksasa yang berdiri sejak 2010 itu dan bertanya seputar sejarah penemuan yang ada. Halimah mengatakan bahwa dulunya tempat ini adalah sebuah pelabuhan dan ja-


SEJARAH lur penting perdagangan yang pesat dan terbesar di Asia pada abad 12 M sampai 16 M. Seperti yang kita ketahui Medan Marelan merupakan tepian pantai menghadap ke Selat Malaka yang cukup dikenal sebagai jalur lalu lintas perdagangan Asia. Para pedagang tersebut berasal dari berbagai negara seperti Cina, Eropa, India, dan Timur Tengah. Menurut pendiri museum, Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.S mengatakan bahwa bukti kuat adanya kehidupan jalur perdagangan terbesar itu adalah ditemukannya benda-benda kuno. “Jadi benda-benda kuno hasil temuan itu membuktikan adanya kegiatan perdagangan pada abad 12 M. Temuan itu berupa tembikar, keramik, koin, mata uang kuno abad 6 M, gelas, cermin, manik-manik, barus, belerang, dan susunan batu bata yang diduga kuat dulunya adalah sebuah bangunan candi,” jelas Ichwan yang juga sebagai Ketua PUSSIS (Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial) Unimed itu. Penelitian ilmiah pertama di Situs Kotta Cinna berawal sejak 1972 yang dilakukan oleh arkeolog berkebangsaan Inggris bernama Edward McKinnon dengan dibantu oleh beberapa warga sekitar. Hasil temuan terbesar yang dilakukan adalah penemuan situs candi pada 1978 yang dipercaya sebagai tempat beribadah para pedagang. Penelitian ini masih terus dilakukan hingga sekarang. Mahasiswa Jurusan Sejarah Unimed menjadikan museum ini sebagai tempat prakik pembelajaran mereka. Di Balik Nama Kotta Cinna Melihat adanya banyak patung-patung Budha, archa, dan batu bata bekas bangunan candi, di dalam museum mengingatkan kami tentang tidak adanya satu pun masyarakat Cina yang tinggal di sekitar museum. Ternyata nama museum sendiri memiliki arti dan makna tersendiri, seperti yang dijelaskan oleh Ichwan bahwa nama museum tersebut diambil dari Bahasa India Tamil. “Situs Kotta Cinna sendiri diambil dari Bahasa India Tamil, kotta artinya tempat atau pun daerah dan cinna yang berarti kecil. Jadi artinya kata kotta cinna adalah tempat atau pun daerah yang kecil,” jelas Ichwan.

Fotografer: Putri Chairunnisa Museum Situs Kotta Cinna memiliki dua lantai. Lantai pertama diisi dengan berbagai hasil temuan-temuan yang disusun rapi dan terawat. Sedangkan untuk lantai dua diisi dengan berbagai macam buku dan koran-koran tua dengan lembaran berwarna cokelat dengan tulisan menggunakan bahasa khas zaman dulu yang tersusun unik seakan berada di dalam perpustakaan zaman kemerdekaan. Buku-buku itu sengaja disediakan oleh pemilik museum untuk memberikan kesempatan pada pengunjung bersantai sambil membaca dan menambah pengetahuan. Jenis buku yang disediakan pun beragam, mulai dari buku puisi tahun 80-an, buku politik 90-an, sampai dengan buku-buku ilmu pengetahuan zaman dulu hingga sekarang.

Kotta Cinna. Masyarakat sekitar memiliki cerita unik dalam menanggapi tenggelamnya Situs Kotta Cinna yang menjadi misteri tersebut. Seperti yang dikatakan Ica, lebih dari 50 tahun bahwa hilangnya kehidupan pada masa itu karena para pedagang yang tinggal di pelabuhan diserang oleh kepah. “Kalau kata orang zaman dulu, orang yang tinggal di sekitar sini dulunya diserang kepah. Di mana ada lubang di situ ada kepah. Di tempat makan ada kepah, di dapur ada kepah, buka panci ada kepah, sampai di tempat tidur pun ada kepah dan jumlahnya itu sangat banyak, akhirnya mereka merasa tidak nyaman dan semua pergi dari sini, makanya nggak ada kehidupan lagi setelah itu,” terang Ica seorang warga yang tinggal di sekitar museum.

Mitos yang Berkembang

Mitos diserang kepah itu pun masih dipercaya warga sekitar sampai sekarang. Museum Situs Kotta Cinna buka setiap hari, mulai pukul 09.0016.00 WIB. Tidak akan sia-sia jika datang ke museum ini. Banyak sekali yang bisa didapatkan di Museum Situs Kotta Cinna. Memang sudah selayaknya kita lestarikan sejarah-sejarah yang ada dengan menjaga keasliannya, berkunjung untuk mencari pengetahuan, dan memperkenalkannya ke khalayak luas agar sejarah ini tidak akan dilupakan.

Pelabuhan perdagangan saat itu berkembang pesat di abad 12 M dan mengalami kemunduran di abad 16 M. Sejak saat itu tidak ditemukan lagi bukti adanya kegiatan perdagangan mau pun tanda kehidupan setelah abad 16 M. Hingga saat ini belum diketahui pasti faktor ilmiah yang menyebabkan tenggelamnya Kotta Cinna. Menurut Ichwan banyak asumsi tentang tenggelamnya Kotta Cinna, salah satu kemungkinannya adalah penyerangan itu dilihat dari adanya patung yang patah saat ditemukan. Hilangnya kehidupan secara misterius itu pun berubah menjadi legenda rakyat atau mitos. Begitu juga dengan penemuan yang ada di Situs

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

27


JEJAK PERJALANAN

pesona janjang koto gadang, the twin of the great wall in china Reporter: Fakhrurrazi, Nada Fitria Nst

Foto : Dokumen Pribadi

B

erawal dari kelulusan untuk berangkat Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) Janang 2018, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suara Kampus UIN Imam Bonjol Padang Sumatera Barat, akhirnya saya dan seorang temankami mewakili lembaga pers kampus bertandang ke kota Rendang. Pelatihan selama seminggu ke depan ini mengusung tema “Mobile Video Journalism”, dengan pemateri utama Dandhy Dwi Laksono, seorang Videografer Ekspedisi Indonesia Biru dan Watchdoc. Sesampainya di kota Padang Sumatera Barat, kami langsung dijemput panitia yang sudah dikonfirmasi sesaat sebelum kami tiba. Suasana kota dan pemandangan sangat menakjubkan, benar saja kami belum pernah ke daerah Minangkabau ini, yang sangat terkenal dengan kuliner khas Rendang, keripik Sanjai dan lain-lain. Bukan hanya terkenal dengan kuliner dan jajanannya saja, Sumatera Barat juga terkenal dengan budaya dan adat-istiadat yang masih kuat, begitu juga dengan bahasanya,

28

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

masih kental berbahasa Minang. Bersama dengan 22 peserta yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, dan ditemani oleh beberapa panitia kami sepakat sepanjang perjalanan pertama ini menuju ke Tugu Perdamaian Pantai Padang. Tugu berlambang burung merpati yang melambangkan perdamaian menjadi daya tarik para wisawatan lokal maupun luar Padang. Pantainya bersih dengan deburan ombak silih berganti sangat cocok dijadikan tempat menunggu matahari tenggelam (sunset). Tak hanya itu pengunjung juga bisa menikmati berbagai makanan khas Sumatera Barat salah satunya Lengkitang Cucuik, Karupuak Mie, dan pastinya Sate Padang. Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional kali ini berada di dua tempat, yakni kota Padang dan kota Bukit Tinggi, lebih tepatnya di Koto Gadang Kabupaten Agam yang juga termasuk salah satu dataran tinggi dikota Bukit Tinggi, sudah tentu suhu udara di sana sangat dingin. Setelah menghabiskan selama 3 hari dikota Padang, kami langsung bergerak me-

nuju Koto Gadang, kabupaten Agam. Disana kami menginap pada dua rumah panggung jaman yang masih terawat. Suasana nagari (desa) yang asri dikelilingi sawah dan pengunungan dengan decak gumpalan awan yang mempesona. Menurut sejarah, Nagari Koto Gadang adalah salah satu daerah penghasil kaum Intelektual dan tokoh nasional dan internasional seperti Sutan Syahrir dan H. Agus Salim. Tokoh pejuang hak-hak wanita juga wartawan wanita pertama di Indonesia Rohana Kudus, juga lahir disana, dan masih banyak lagi para tokoh nasional intelektual yang sudah banyak berjasa bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia ini lahir di Nagari Koto Gadang, makanya dikatakan bahwa Nagari Koto Gadang itu “Gudangnya Kaum Intelektual”. Desa yang jauh dari hiruk pikuk masyarakat kota metropolitan Nagari Koto Gadang begitu damai, masyarakatnya yang ramah membuat para peserta PJTLN cepat berbaur dengan masyarakat, beradaptasi dengan alam, tapi sayangnya beberapa rumah


JEJAK PERJALANAN panggung mewah klasik tidak terawat, bahkan beberapa sudut bagunan ini sudah berlubang dimakan rayap. Rumah panggung bermaterial utama kayu itu sangat unik dan sering dijadikan untuk penginapan para tetamu yang berkunjung atau berwisata ke Nagari Koto Gadang. Menurut informasi yang disampaikan panitia bahwa rumah tersebut sudah lama ditinggalkan oleh penghuninya merantau keluar kota, “Rumah ini sudah lama ditinggalin sama penghuninya bang, mereka kebanyakan merantau ke luar kota, ada yang ke Medan, Jakarta, Bandung, bahkan ke luar negeri, dan pulang saat puasa ramadan dan lebaran,” ujar salah seorang panitia. Tidak jauh dari lokasi penginapan dan tempat pelatihan kami, ada sebuah objek wisata menarik yang terdapat di Kab. Agam. Objek wisata itu dikenal dengan nama “Janjang Koto Gadang” atau “Great Wall”, adalah salah satu objek wisata yang terdapat di Ngarai Sianok, kabupaten Agam, Sumatera Barat. Tangga dan jalan yang bertembok batu ini melintasi mulai dari Koto Gadang dilembah Ngarai Sianok lalu naik ke Bukit Tinggi. Panjang keseluruhannya kirakira sepanjang 780 m, dengan lebar jalan 2 m, serta bertembok beton yang bentuknya menyerupai Tembok Besar Tiongkok. Di pertengahan jalan bertembok ini, terdapat sebuah jembatan gantung yang sering disebut “Jembatan Merah”. Batas maksimal yang bisa dilintasi jembatan ini hanya 10 orang,

mengingat usia jembatan yang sudah tua. Dari ujung ke ujung, perjalanan melintasi tangga dan jalan ini kira-kira memakan waktu 15-30 menit. Pemandangan yang disuguhkan jika berada di atas Janjang Koto Gadang sangat indah tak kalah bagus dari pemandangan tembok besar yang ada di negara Cina. Jika terus kita ikuti lintasan jalan setapak selebar lebih kurang 2 meter itu, maka akan sampai di Bukit Tinggi tepatnya di depan pintu masuk Lobang Jepang. Tak perlu khawatir, selama perjalanan menanjak tersebut kita ditemani dengan kicauan berbagai burung liar yang bertengger di ranting pohon di sepanjang ruas kiri dan kanan jalan. Sesekali sapaan ramah para masyarakat sekitar yang menjual aksesoris khas Bukit Tinggi untuk mampir pondok tempat mereka menjajakan dagangannya. Tidak hanya menjual pernak-pernik Jam Gadang, warga sekitaran Ngarai Sianok juga menjual makanan ringan dan minuman pelepas dahaga. Selain itu juga kawasan Ngarai Sianok juga terdapat banyak areal persawahan warga yang begitu hijau, berjejer beberapa pondok yang atapnya berbentuk Rumah Gadang khas daerah Minang. Panorama alam yang indah nan sejuk menjadi incaran pelancong dari berbagai daerah baik lokal maupun luar kota. Tak jarang Janjang Koto Gadang salah satu wisata di provinsi Sumatera Barat yang ramai dikunjungi wisatawan, karena akses untuk mencapai lokasi juga relatif normal dan mulus, juga karena alamnya masih alami.

Banyak pepohonan hijau tumbuh di sana yang menjadi habitat berlangsungnya hidup seperti burung liar dan monyet menjadi daya tarik yang unik. Karena, pengunjung bisa langsung berinteraksi dengan binatang lucu yang satu ini (monyet), namun tetap harus hati-hati dan waspada karena bisa saja dia (monyet) agresif merampas apa saja yang kita bawa. Biasanya pengunjung datang membawa makanan semacam kacang dan jagung untuk diberi makan monyet-monyet lucu penghuni alam Ngarai Sianok, akan tetapi monyet ini tidak akan menganggu perjalanan kita namun tetap harus jaga-jaga. Sebagai objek wisata yang kerap dikunjungi oleh berbagai wisatawan baik lokal maupun luar negeri, Janjang Koto Gadang (Great Wall) harus selalu dijaga baik dari segi kebersihan juga dari segi perawatan fisik temboknya. Banyaknya pariwisata yang ada di suatu daerah, maka perekonomiannya juga meningkat, masyarakatnya juga sudah pasti sejahtera. Wisata lain seperti Jam Gadang di Bukittinggi juga bernilai ekonomi tinggi. Kerjasama masyarakat dan pemerintah juga harus meningkat guna kelestarian objek wisata yang menawan ini, dalam hal ini pemerintah bisa memugarkan daerah itu agar bisa bernilai wisata sejarah dan juga bisnis. Berlibur dan berakhir pekan ditempat wisata menjadi pilihan semua orang, maka pilihan tempat wisata yang unik itu ada di The Great Wall Of Koto Gadang, Tembok Cina ala Sumatera Barat Indonesia.

Foto : Dokumen Pribadi MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

29


LET’S TALK

the characteristics of typical sumatEra Batak Oleh: Nurmallina Hasibuan

I

ndonesia is a country that rich with the natures and the tibes. Batak tribe is one of the largest tribes in Indonesia. This name is collective theme to identify some of the tribes that settled and come from the West and the East of Sumatera. Now days in general, Batak embrace the religion of Islam, Katholik Christin, and Protestan Christin, and also traditional belifs. Namely the traditionn of malin and Animist belief. This paper will discuss about tribes that are categorized as Batak. There a r e : Toba, Karo, Mandaili n g , a n d etc.

Batak Toba is included in the regency of Toba Samosir which is capitalized in Balige. Batak Toba has it own clan like Simangungson, Marpaung, and Pardede, and etc. Philosophyin Batak Toba is divided into 3 namely: Somba Marhula-hula, Manat Mardongan tabu, and Elek Marborni. In marriage process, adhering to eksogami lowby not taking wife with same clan. In the tradition of death, the guests entertain the families who are in mourning according to their produres and also bring foods and drinks. Batak Karo is one of the largest tribed in Northern Sumatera. The name of this tribe made one of the names of the districts in the region they live in, namely Karo land. This tibe has it own language that is Karo language. Custom clothing is dominated by red and black and fiied with gold jewelry. Karo tribe is the first tribe of Medan, cause Medan city is made by son of karo named Fatimus Sipiring. The Karo tribe has a traditional drama called Gundala-gundala. In the marriage, man can’t to marriage a woman that same kind. So, Batak Karo has a lot of uniqueness both geographically, customs, and form of foods. Batak Mandailing tribe is one of bunch of hobo in community in Mandailing District until Natal, North Sumatera. Mandailing language is Mandailing language. Some examples of the Mandailing clan are: Hasibuan, Lubis, Nasution, and etc. the tribal population is the majorty of the Islamic Religion. Many the similarities in the habit of Batak mandailing with Batak Toba. For example: Mengupa-ngupa, Tor-tor, Ulos,

30

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

Ipangir. Not only that it’s Mandailing also has strong kinship with Toba in terms of culture, custom and clan. The term of kinship in this tribe there are: Boru, Kahanggi, Mora, and other. So, Batak Mandailing and Batak Toba very familiar in the past. However, Batak Mandailing still has it own characteristics. Batak in Indonesia is variety of culture. Have culture with the characteristics it’s own. Although there is also the question of them. That’s what unique characters from Indonesia. The writer is the student of UIN SU Department of English Education, at Faculty of Tarbiyah and Teachers Trining.

VOCABULARY Adhering

: Mengikuti

Bunch

: Banyak

Clan

: Marga

District

: Daerah

Eksogami

: Eksogami

Kinship

: Kekeluargaan

Majority

: Mayoritas

Mourning

: Duka

Produre

: Peosedur

Region

: Wilayah

Tradition of Malin : Tradisi Malin


IKLAN MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

31


32

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018


MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

33


EKSPRESI

Rumah Baca Arnila, Gencar Literasi Zaman Now Reporter: Nur Afifa dan Agung Prasetya

berapa bulan kemudian ia mengajak temannya. Arnila merasa terbantu. “Awalnya saya sendiri yang mengajar anak-anak di sana. Namun karena kesibukan kuliah, saya mengajar seminggu 4 kali. Lama-kelamaan, saya berinisiatif untuk mencari volunteer, yaitu orang sana yang saya bayar 300/ bulan, sejak 2016, jadi saya ke sana minimal seminggu sekali, dan sudah ada 3 orang pengajar di sana” ucapnya. Usaha Fotografer: Rizky Ananda

E

ra digitalisasi, buta aksara di Indonesia masih menjadi permasalahan. Walau pun tidak separah tahun 2014 yang mencapai 5,9 juta jiwa. Namun 15 tahun terakhir sejak tahun 2002, Bank Dunia mencatat bahwa peningkatan akses dan kualitas pendidikan di Indonesia tidak mencapai hasil yang diharapkan. Untuk itu, perlu adanya kesadaran dari warga Indonesia sendiri untuk belajar dan mengajar. Pendidikan non formal juga menjadi alat ampuh membasmi buta huruf di negeri ini. Seperti Pondok Belajar Arnila yang terletak di Desa Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Lebih dikenal dengan kampung Nelayan, Desa Banjar yang didirikan seorang mahasiswi dengan kesadaran untuk membantu mengurangi angka buta huruf di negeri ini. Merintis Berawal dari agendanya membuat mini library, seorang berjiwa relawan ini memang sengaja mendatangi pelosok Sumatera Utara yang kurang dijamah fasilitas pendidikan. Pada tahun 2015, Arnila memutuskan pergi ke Belawan, tepatnya di kampung Banjar pembagian dari kampung Nelayan, ia mendapati anak-anak di bantaran dermaga yang mengerjakan pekerjaan orang dewasa. “Awalnya saya hanya berniat membuat mini library di sana. Tetapi saya heran melihat

34

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

respon anak-anak di sana yang tidak begitu suka dengan buku, lalu berkata, ‘kenapa buku kak? Kenapa enggak uang dan yang lain?’ Saya pun heran kenapa anak-anak tidak suka buku. Setelah diselidiki, ternyata mereka tidak bisa baca dan tulis. Nah, sejak itulah saya mulai berniat mengajari mereka baca tulis,” katanya semangat. Kemudian, Arnila pun melanjutkan berkisah. “Jadi pertama kali mendirikannya pondok belajar respon masyarakat di sana kurang baik, saya tahu mungkin karena lingkungan mereka. Juga pola pikir masyarakat yang hanya menyuruh anaknya kerja daripada bersekolah. Jadi, saya terpaksa menjemput anak-anak itu satu persatu,” akunya. Tempat belajar bernama Pondok Belajar Arnila itu hanya sebuah pondok kayu yang berada tepat di samping rumah Mama pondok. “Awalnya saya mengajar anak-anak di halaman musala selama satu tahun. Terus lama-kelamaan muridnya semakin bertambah dan menjadi tidak kondusif sehingga saya terpikir membuat tempat belajar sendiri. Kebetulan, ada orangtua dari anak yang belajar sama saya menawarkan tanahnya untuk dipakai dan sejauh ini belum ada donatur atau bantuan dari pemerintah, namun ada donasi buku-buku bacaan,” tuturnya. Awalnya, Arnila sendiri yang turun tangan mengajar anak-anak. Be-

Berkat dampak positifnya yang kasat mata, kehadiran Pondok Belajar, Arnila benar-benar diterima oleh masyarakat bahkan sangat diberi dukungan untuk lebih maju. “Dengan adanya Arnila, kami sebagai masyarakat sangat terbantu dan bersyukur sekali. Dulunya anak-anak kurang memahami dan tidak pandai dalam pelajaran. Alhamdulillah, Pondok Belajar Arnila membuat mereka pandai membaca dan menulis,” ujarn Nuraniah salah seorang orangtua dengan bahagia. Teruntuk anak didik yang mau belajar, tidak ada batasan umur dan Arnila telah mendesain metode belajar yang sesuai dengan perkembangan zaman. “Untuk meningkatkan kualitas, saya ingin membuat program belajar memakai multimedia, walau pun terkendala di listrik, untuk mengatasinya, saya sering membawa laptop dan proyektor, karena mereka diperkenalkan belajar dengan menggunakan multimedia,” ucapnya. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Pondok Belajar Arnila, sang pendiri berharap rancangan-rancangan pembelajaran yang telah ia persiapkan dapat terealisasikan sebaik mungkin. “Harapan saya yang pertama untuk kedepan akan fokus ke program bahasa Inggris. Kedua, membuat masyarakat di sana menjadi lebih kreatif, dan semua masyarakat kampung Banjar dapat bersinergi membantu saya membesarkan nama Pondok Belajar dan Kampung Nelayan agar kualitas pendidikan anak-anak di sini semakin maju,” tutupnya dengan wajah sumringah.


REFLEKSI

Berbakti Kepada Orang tua menurut islam Oleh: Rizki Audina Ilustrasi: Nada Fitria Nasution

B

erbakti kepada orang tua (birrulwalidain) merupakan suatu perbuatan yang mulia. Salah satu perintah Allah yang tertulis jelas di dalam ayat Alquran. Perbuatan yang harus selalu kita lakukan meski pun keduanya tidak lagi berada di dunia nantinya. Perbuatan yang baik, tentu akan melahirkan banyak kebaikan pula, antara lain terhindar dari musibah, memperlancar rezeki, mendapatkan ketentraman dalam hidup, dan banyak lagi. Para nabi pun dahulu dipuji Allah karena bakti mereka kepada orang tua. Misalnya Nabi Isa, disanjung Allah karena menyayangi ibunya dengan sepenuh hati (QS. Maryam: 14). Bentuk utama dari bakti seorang anak kepada kedua orangtuanya adalah ketaatan kepadanya. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Sampai salah satu atau kedua-duanya berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, janganlah sekali-kali kamu mengatakan perkataan ‘ah’ dan janganlah membentak mereka, dan ucapkanlah perkataan yang mulia”. (QS. Al-Israa: 23). Dari ayat tersebut terlihat jelas bahwa kewajiban utama seorang anak ialah taat kepada orangtuanya. Melakukan hal-hal yang diperintahkannya selama sesuai dengan syariat Islam, dan apabila tidak bisa, maka jelaskanlah dengan kata-kata yang lemah dan lembut. Ketaatan anak kepada orangtua dapat kita tempuh dengan berbagai cara, di antaranya ialah: memberikan nafkah kepada keduanya jika sudah mampu secara ekonomi,

merawatnya apabila keduanya telah berusia lanjut atau sedang sakit dan lain-lain. Anak harus ingat betapa besarnya pengorbanan orangtua sejak kita berada di dalam kandungan hingga kita mampu menjejakkan kaki sendiri. Anak juga harus menjaga nama baik orangtua, dan senantiasa mendoakan keduanya agar diampuni oleh Allah Swt., sebab doa anak yang saleh merupakan salah satu dari tiga amalan yang tidak akan terputus, seperti sabda Nabi Saw. “Apabil meninggal seorang manusia, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh.” (HR. Muslim). Tapi, sayangnya kebanyakan anak lalai dari hal ini. Mereka baru ingat untuk berbakti ketika orang tuanya telah dijemput oleh maut. Lalu menyesali perbuatan mereka yang telah menyia-nyiakan orangtuanya, dan berusaha mengamalkan baktinya meskipun orang tuanya telah wafat. Sayangnya bakti itu hanya gencar dilakukan di awal wafatnya saja, lambat laun semua bakti itu pudar bahkan terhenti, seolah lenyap ditelan kesibukan bersama keluarga, sahabat, atau pun rekan kerja. Tingkat ketaatan seorang anak kepada orang tuanya bisa dijadikan gambaran setinggi apa tingkat ketaatannya pada ilahi Rabbi. Sebagai seorang anak yang dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang beragama Islam, pasti kita akan mendapatkan pengajaran juga pemahaman itu ketika sampai di usia akil balig. Bagaimana caranya menjalankan kewajiban tersebut agar sesuai dengan nilai-nilai

kehidupan yang berlandaskan Alquran dan Hadis. Namun, bagaimana bila kita terlahir di tengah-tengah keluarga yang tidak beragama Islam? Bagaimana cara kita untuk tetap berbakti meski berbeda keyakinan? Begitu mulianya orang tua, Allah juga memerintahkan anak agar selalu menyajikan nilai-nilai kebaikan kepada orang tua meski pun mereka masuk ke dalam lingkungan kekafiran. “Dan jika keduanya memaksamu untuk memnyekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentangnya, maka janganlah kamu mengikutinya, dan pergauilah keduanya dengan baik.” (QS. Luqman: 15). Dalam hal ini kita bisa meneladani sikap Nabi Ibrahim yang tetap menghormati dan menghargai ayahnya, serta tetap berlaku baik pada ayahnya, meski ayahnya dalam keadaan kafir. Maka yakinlah bahwa kita akan mendapat cinta dan ridha Allah apabila kita selalu berbakti kepada keduanya. Tidak hanya itu, seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya juga akan mendapatkan pujian yang baik di masyarakat, serta mendapatkan pahala. Semoga Allah Swt. senantiasa menjaga kita dan kedua orangtua kita, memberikan kesehatan yang berkah, menjauhkan mereka dari segala mara bahaya, serta melingkupi keluarga kita dengan rahmat kebahagiaan di dunia mau pun di akhirat.

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

35


LEZAT

Fotografer: Hafiz Hasan Noor

Roti Baba, Paduan Rasa Khas Arab-Indo Reporter: Rizqi Ramadhan, Dina Purnama, Ayu Wulandari

S

obat kampus, kuliner menjadi salah satu daya tarik di kota terbesar ke-3 Indonesia ini. Di era milenial ini masyarakat sangatlah candu dengan makanan luar negeri. Terbukti dengan ramainya warung jajanan yang menyajikan cita rasa khas internasional. Sebut saja mi ramen, spageti, hot dog dan banyak lainnya yang merupakan makanan penduduk Eropa. Kita sudah tidak susah untuk menemukannya bukan? Tinggal mencari melalui gawai atau sekedar berjalan-jalan maka kita sudah dapat menikmati makanan tersebut. Lalu bagaimana dengan makanan khas negara timur tengah? Penyajian yang menggabungkan cita rasa makanan

36

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

khas penduduk timur tengah Negara Arab di padu dengan cita rasa nusantara, juga harga yang terjangkau bagi mahasiswa, membuat kita merasakan sensasi yang pas sesuai lidah orang nusantara saat pertama kali memakannya. Roti Baba namanya, bertempat di Jl. Halat No. 177 Medan. Namanya yang unik membuat setiap orang bertanya-tanya, apa makna dari Roti Baba itu sendiri. Setelah melakukan tanya jawab dengan owner atau pemilik Roti Baba yang bernama Muna Ahmad Banaim, tim reportase akhirnya menemukan jawabannya. Ternyata nama tersebut dikarenakan warung itu bertempat di rumah ayahnya. "Sebenarnya mengambil dari ejaan Arab. Aba itukan artinya ayah, maka kami

sepakat untuk menamakan kuliner ini menjadi Roti Baba," ungkap Muna. Jika pernah berkunjung ke negeri jiran pastilah mengenal sejenis roti ini, dengan nama yang berbeda, di sana nama roti ini disebut Roti Jhon namun tetap saja pasti ada yang membedakan Roti Baba dengan roti lain yang sejenisnya. Ya daging dan campuran di dalam roti adalah daging yang sengaja dimasak sendiri kemudian dicampur dengan sedikit rempah ditambah dengan sayuran. Membuat roti ini sesuai dengan lidah orang Indonesia ditambah dengan balutan keju, mayones, dan telur. Tak hanya itu roti yang digunakan adalah roti tawar dengan bentuk panjang. Ide Roti Baba ini menurut ownernya


LEZAT

Fotografer: Hafiz Hasan Noor juga berasal dari negara Arab, seperti yang kita tahu bahwa negara Arab sering mengonsumsi roti dengan paduan daging maka kami menyajikan cita rasa Arab tersebut, namun tetap sesuai dengan lidah orang Indonesia yang ingin merasakannya tanpa harus jauh-jauh berkunjung ke Arab. Menu Dan Varian Rasa Roti Baba sejak dibangun 2015 silam, memilik 2 varian rasa. Seiring berjalannya waktu, kini bertambah hingga 7 varian rasa. Menurut pengujung yang diwawancarai, varian yang paling digemari ialah Backed Potato Baba, menu terbaru dari usaha ini. Karena balutan roti tawar yang diisi dengan paduan kentang, daging, dan krim jamur, saat dilahap semuanya menyatu di mulut, bersatu padu. Juga harga yang relatif murah dan sesuai dengan keuangan mahasiswa. Menu andalan selanjutnya adalah Special Beef Baba, yang dilengkapi dengan balutan keju, daging, telur dan sayur. Tak hanya itu ada lagi menu Volcano Baba, bagaimana jika membayangkan kata volcano? Iya Volcano Baba ialah salah satu menu usaha ini dengan balutan roti bulat di tambah daging, dan krim jamur, juga tuna baba.

Semua varian rasa yang dihidangkan menjadikan Roti Baba sering dikunjungi oleh mahasiwa. Harga yang relatif murah, dimulai dari harga Rp 17.000 saja, membuat siapapun bisa menikmati makanan Sandwich Arab ini, dan juga tidak perlu susah harus ke warung langsung, sudah bisa diorder melalui go-food. Bagaimana? Menarik bukan?

Menikmati sore hari sobat kampus dengan makanan yang memadukan cita rasa Arab dan Indonesia, atau menghilangkan sedikit penat karena tugas? Sepertinya roti ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai pilihan. Jika ingin informasi lebih lanjut, sobat kampus bisa membuka akun instagramnya di @roti_baba, atau langsung berkunjung ke Jl. Halat, Medan.

Roti Baba ini beroperasi setiap harinya dari jam 5 sore hingga 11 malam.

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

37


DINAMIS

TANYA JAWAB SEPUTAR AGAMA Seperti biasa rubrik Dinamis kali ini akan membahas mengenai pertanyaa seputar islam. untuk menjawab pertanyaan sobat kampus, LPM Dinamika menghadirkan sosok Ust. Dr. H. Hasan Matsum M.Ag Wakil Ketua MUI Kota Medan

Ust. Dr. H. Hasan Matsum M.Ag

Dosen UINSU, Wakil Ketua MUI Kota Medan, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan

1. Di puncak gunung suhu sangat dingin bahkan tidak tahan bila terkena air namun, waktu salat telah tiba, jika berwudu takut terkena penyakit Hyipotermia. Apakah demikian boleh bertayamum sedangkan persediaan air kami masih ada? (Muammar Nabil Nasution, Perbandingan Mazhab semester III, FSH) Jawab : Kalau penyakit tersebut termasuk penyakit yang kalau terkena air bertambah parah, atau dapat menghambat kesembuhannya sehingga menjadi mudarat bagi dia maka, hal tersebut dapat menjadi illat atau alasan seseorang dibolehkan untuk berpaling dari hukum azhimah (asal) kepada hukum rukhsah (keringanan), dalam kaitan ini berarti hukumnya boleh, cukup bertayamum saja. 2. Mengapa dalam Islam orang murtad harus dihukum mati? Apakah hal tersebut tidak bertentangan dengan kebebasan berakidah? (Dwinta Ayu Widyastuti, PMI semester III, FDK) Jawab : Ada 5 kebutuhan manusia yang disepakati, pertama, kebutuhan terhadap agama. Kedua, kebutuhan manusia untuk memelihara jiwanya. Ketiga, kebutuhan manusia terhadap pemenuhan akal, keempat kebutuhan manusia terhadap pemeliharaan keturunan, dan kelima, kebutuhan manusia terhadap pemeliharaan harta. Agama diletakkan pada peringkat pertama untuk dipelihara secara Daruri (sesuatu yang tidak bisa ditawar).

38

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

Dalam pemikiran hukum Islam, salah satu yang menjadi puncak dari tujuan Islam ialah pemeliharaan, dan pemeliharaan tertinggi itulah agama. Bagi mereka yang murtad, lalu menunjukkan kemurtadannya dan dapat merugikan umat Islam, maka seperti inilah yang dibunuh. Misalnya, setelah orang tersebut murtad, lalu dia mengajak orang lain untuk murtad, atau menentang Rasulullah, mengganggu umat muslim, maka sikap penentangan inilah yang menyebabkan orang tersebut dibunuh. Dalam sebuah hadis Rasulullah memang menyebutkan bahwa siapa yang murtad, bunuh. Namun pada praktiknya, kita lihat dalam sejarah disebutkan bahwa, tidak semua orang yang murtad dibunuh oleh Rasulullah. Begitu juga pada masa Abu Bakar bin Siddiq yang paling terkenal sejarahnya ialah perang Riddah, Abu Bakar memerangi orang yang ingkar membayar zakat, dan tidak semua dibunuh oleh Abu Bakar. Artinya hukuman mati bagi orang yang murtad masih bersifat Ijtihadi, yaitu dibunuh saat seorang murtad lalu menunjukkan kemurtadannya dan dapat memberi pengaruh buruk terhadap Islam, dan kita wajib menjaganya. 3. Apakah boleh salat hajat dengan permintaan lebih dari satu? Jika ada dalil mohon dijelaskan. (Yosi Yolanda, Akuntansi Syariah, FEBI) Jawab : Yang saya ketahui, tidak ada satu teks hadis pun Rasulullah secara khusus menyebut sebuah salat dengan nama

salat hajat. Akan tetapi jika Rasulullah punya keperluan, maka beliau salat, ini merupakan sikap berakhlak beliau kepada Allah Swt. Seperti kita ketahui bahwa ibadah yang paling mulia dan sedekat-dekatnya hamba kepada Allah ialah salat. Jadi, sebelum meminta kepada Allah maka, berakhlak lah kepada-Nya, dengan salat. Soal jumlah doa, tidak ada larangan untuk banyak berdoa, malah kita dianjurkan untuk banyak berdoa kepada Allah Swt. 4. Bagaimana cara mengganti salat yang banyak tertinggal? Wuni Pratiwi, Ilmu Alquran dan Tafsir, FUSI) Jawab : Jika seseorang tidak salat sebab lalai atau lupa, maka kewajiban salat bagi orang tersebut ialah ketika ia sadar atau teringat, saat itu juga. Namun, bagi orang yang meninggalkan salat secara sengaja, maka terjadi perbedaan pendapat di antara Imam 4 Mazhab. Imam Hambali tidak mewajibkan untuk mengkada, cukup perbanyak istigfar dan salat sunah saja. Namun bagi Imam Mazhab yang lain mereka membenarkan adanya kada salat, dilaksanakan kapan saja waktu yang ada. Namun, sebaik-baik kada ialah mengiringi salat-salat yang ditinggalkan itu. Pada saat selesai salat fardu.misalnya, kita ingat bahwa dulu kita pernah meninggalkan salat zuhur, maka habis zuhur, salat lagi, begitu juga dengan salat yang lain. Berapa lama kira-kira kita tidak salat dahulu setelah balig maka begitu juga lah ukuran kita untuk mengkada. Reporter: Kurniawan


BINGKAI

hjhj

Foto bersama Wakil Rektor III, Ahmad Rifa’i Rif’an dan Kru LPM Dinamika dalam seminar Kepenulisan Nasional bersama Ahmad Rifa’i Rif’an. (Fotrografer: Rizki Ananda)

hjhjFoto bersama WR III setelah Rapat Komando satuan MENWA UIN SU Medan (Fotografer: Putri Chairunnisa)

hjhj

Foto bersama Rektor UIN SU dalam Penghargaan Rekor MURI Khatam Alquran oleh mahasiswa terbanyak (Fotografer: Putri Chairunnisa)

hjhjFoto bersama penerima pengaragaan lembaga tahfiz dengan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara pada acara parade 1000 Tahfiz, MTQ Nasional 27 di Kampus 1 UIN SU (Fotrografer: Hafiz Hasan Noor)

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

39


RESENSI

Resolusi Happy Masa Kini Judul

: Resign

Penulis

: Almira Bastari

Tahun Terbit

: 2018

Halaman

: 288 halaman

ISBN

: 978-602-038-711

Penerbit

: PT. Gramedia Pustaka Umum

“Cuti yang Mencurigakan; Barang siapa yang cuti, dia pantas dicurigai - The cungpret”” (hal:174)

merupakan idaman banyak orang. Namun hal itu tidak menjamin semuanya menjadi lebih baik, bukan tolak ukur seseorang menjadi nyaman dalam bekerja. Karena banyak orang yang melakukan resign dari great job-nya disebabkan oleh tingkat depresi yang tinggi atau pun hal lainnya.

Setiap orang pasti ingin mendapatkan a great job, bukan hanya sekedar good job mau pun sebuah job yang biasa saja. Bekerja sesuai passion dengan gaji yang mampu memenuhi kebutuhan financial sehari-hari serta tempat kerja yang elit

Novel yang menceritakan huru-hara pekerjaaan sebagai konsultan yang di alami oleh Alranita, Carlo, Karenina, dan Andre. Karena memiliki bos yang bersifat perfeksionis yaitu Tigran. Mereka berkompetisi dengan sengit dan

menyebut diri mereka dengan sebutan cungpret, alias kacung kampret. Di mana yang menjadi incaran mereka bukanlah sebuah penghargaan pegawai terbaik, jabatan tertinggi, atau pun bonus terbesar, melainkan untuk segera resign. Mereka bertaruh untuk siapa yang resign terlebih dahulu akan mendapatkan hadiah yang menarik. Namun novel metropop ini juga tak lupa menyelipkan romansa di dalamnya. Walau pun pada akhirnya mereka semua berhasil resign termasuk bosnya serta lahirnya pasangan baru dari mereka. Novel ini sangat cocok untuk mengembalikan mood yang sedang kacau karena bahasanya mudah dimengerti dan menyenangkan untuk dibaca. Semoga dengan adanya novel ini para pembaca mampu manambah referensi mengenai dunia kerja, dan mampu menemukan maupun menambah kecintaan terhadap apapun jenis pekerjaan yang dilakukan.

Peresensi: Dzulanda Shari Batubara

Pentingnya Meningkatkan Keimanan Terhadap Allah SWT Judul Buku Penulis Penerbit Tahun terbit Cetakan

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab: ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.’ (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: ‘(Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan) (QS. Al-A’raaf : 172)

Mayoritas kaum agamawan percaya bahwa keyakinan kepada Tuhan akan memiliki dampak terhadap perilaku manusia sehari-hari. Ketika seseorang 40

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

: Ketika Tuhan Tak Lagi Dibutuhkan : Ahmad Rifa’i Rif’an : PT Alex Media Komputindo : 2017 : IV

percaya adanya Tuhan, maka ia akan lebih berhati-hati dalam bersikap. Karena apa yang ia perbuat, di tempat yang sunyi sekalipun, tak akan lepas dari pengawasan Tuhan. Selain itu, orang yang percaya tentang adanya tuhan akan memiliki kesadaran bahwa suatu saat nanti ia akan mempertanggungjawabkan segala yang dikerjakannya selama hidup. Saat berjalan-jalan di mal, saat menyelesaikan tugas kantor, dan ketika sibuk dengan tugas-tugas kampus, kita sering kali mengabaikan panggilan Ilahi yang dikumandangkan muazin. Seolah dengan hebatnya kita bilang kepada Tuhan, “Maaf Tuhan, saya sedang sibuk. Shalatnya nanti saja, ya?” bagaimana menurutmu jika kita berkata itu kepada Allah?

Tuhan sering kali kita nomor dua-puluh-tujuh-kan. Ketika menyaksikan pertandingan bola, kita antusias menanti meskipun ada perpanjangan waktu. Mengapa ketika shalat kita begitu ingin cepat-cepat menyudahinya? Ketika berkeliling mal, begitu mudahnya kita mengeluarkan ratusan, bahkan jutaan rupiah. Saat ada pengemis dan ketika kotak amal berjalan, berapa rupiah yang terambil dari dompet? Ah, mengapa untuk akhirat kau begitu pelit, sedangkan untuk menuruti nafsu kita begitu mudahnya mengeluarkan uang. (hal 107) Dengan merujuk pada kejadian sehari-hari. Sang penulis, Ahmad Rifa’i Rif’an mencoba memberikan perenungan bersama bahwa konsekuensi keimanan sungguh agung. Dua di antaranya ialah membuat kita menjadi pribadi yang berakhlak, bermoral. Konsekuensi kedua adalah membuat kehidupan kita lebih damai, karena apapun peristiwa yang kita alami, yang kita ingat pertama kali adalah Allah ta”ala. Peresensi: Hasni Indah Sari


MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

41


CERPEN

Penghuni Surga Penulis Reza Sabrina

S

aya melihat kebahagiaan di wajahnya, kebahagiaan yang tidak terpikirkan kapan akan berakhir. Kebahagiaan yang tidak memikirkan harus menjaga perasaan orang lain, penilaian orang lain dan hidup tanpa tekanan dari siapa pun. Tidak ada beban yang harus diselesaikan. Bergerak sesuai kehendak. Tidak harus mempedulikan sekitar. Menggaib kapan pun ia mau. Tidur di mana saja, kapan saja tidak punya malu. Tidak

42

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

punya kewajiban dan memiliki hak yang seharusnya sama. Berbicara tanpa harus menahan bahwa akan ada yang tersinggung dan patah atas kalimatnya. Tertawa kapan saja, di mana saja, tidak harus ada yang terasa lucu. Tapi semua itu bukan keinginannya. Bukan maunya. Ia terjamin surganya. Saya juga kadang masih merasa takut Ilustrasi: Nada Fitria Nasution jika ada didekatnya. Takut dikejar dan di makan hidup-hidup.

Tapi, engkau harus mencoba, sekali saja. Mengobrol dengan mereka. Sungguh alami sekali kalimatnya. Apa saja yang keluar dari mulut meraka, tidak ada yang salah, dan jika engkau percaya, mereka itu adalah orang yang dipilih Tuhan sebagai insan yang mempunyai kelebihan. Mungkin engkau takkan mengira, ia bisa mengetahui kapan akan turun hujan dan kapan hujan akan benar-benar hujan. Mungkin ketika engkau


CERPEN

melihat awan yang menggumpal dan berwarna gelap, hujan akan turun dan badai akan mengamuk. Jawabannya, belum tentu. Engkau mengetahui ilmu ini karena engkau belajar di sekolah, dan engkau masih tajam ingatannya. Coba kamu lihat, mereka. Yang kamu sebut gila. Mereka tidak bisa mengingat lagi sekuat dirimu mengingat awan, hujan, dan badai. Tapi saya sendiri yang menyaksikan dan menyadari keajaiban ini. Subhanallah. Mereka yang diambil kewarasannya, adalah orang yang lebih pintar dari dirimu. Lebih bahagia dibanding engkau yang selalu mencari bahagia. Mereka bisa tertawa tanpa harus ada lelucon dan sesuatu yang terasa lucu. Apa kamu bisa? Terkadang sedih saja engkau tak bisa menarik garis bibir itu. Engkau manusia yang banyak mengeluh. Suatu hari, sepulang saya mengikuti kursus bahasa Inggris. Saya selalu melihatnya. Di sudut ruko yang belum ada pembelinya. Sedang duduk bersila, dengan rambut gimbalnya, dan baju yang telah menghitam. Ia seorang pria. Sepertinya ia mengenali saya. Saya yang setiap hari Senin dan Kamis selalu memperhatikannya. Tapi ia sepertinya tidak merasa terganggu. Lalu setelah beberapa kali saya melihatnya dari jauh, saya menIlustrasi: Nada Fitria membawa Nasution nasi datanginya, dengan bungkus dari rumah makan terdekat, dan sebotol air mineral. Saya sangat ingin bercerita dan meminta saran beliau. Sangat ingin dibagi bahagia tanpa jedanya. Tapi saya takut. Takut sekali ia bergerak tiba-tiba. Tiba-tiba mencekik saya dan tertawa ketika saya sedang ketakutan. Saya kira umurnya sekitar 30-an. Sedikit gondrong, berkumis, dan terlihat kurus, mungkin tingginya sekitar 170-an. Badannya hitam karena daki yang sudah seperti memakai lulur. Seperti orang yang bekerja di bengkel. Ia sering tersenyum ketika saya memperhatikannya lamat-lamat dari jauh. Ia

seperti teman lama saya saja. Ia menandai saya. Lalu saya memberikan makanan dan minuman yang ada di tangan saya dan berkata, “Maaf ya, Pak,” dalam hati saya berkata ‘Kenapa saya yang minta maaf ya? Mungkin saya sedang mengganggu’, Ia masih duduk bersila. Dan menutup mata ketika saya datang. “Dimakan ya, Pak,” Ia masih diam saja. Saya sangat menunggu keajaiban, kalau orang yang selama ini teman-teman anggap gila ternyata tidak begitu menyeramkan. Lalu saya berkata lagi, “Bapak tidak merokok lagi?” Ia masih saja diam tidak merespon apa pun perkataan saya. Saya sering melihatnya menghisap tembakau gulung itu. Dengan itu, dia sering bercerita banyak dengan bara api yang kian menghabis hingga mati. Terkadang ia bercerita sampai menangis tersedu-sedu, dan terkadang tertawa terbahak-bahak. Atau kadang mengomel dan mengesalkan sesuatu. Saya tahu minuman kesukaannya adalah soda berwarna hitam itu, Coca Cola. Tapi saya tidak ingin memberinya minuman itu. Tidak bagus untuk kesehatan bila diminum setiap hari. “Pak, maaf ya pak saya cuma kasih air putih, Coca Cola enggak bagus diminum setiap hari. Engkau harus percaya!” Lalu dia menjawab perkataan saya, “Pulang lah pulang!” Katanya. “Pulang ya! Pulang. Pulang. Pulang. Pulang. Pulang!” Saya sangat terkejut dan merasa ajaib. “Oke Pak, selamat makan.” Saya langsung pulang karena takut ia akan marah atas kehadiran saya. Padahal saya ingin sekali berbincang. Tak berapa lama saya sampai di rumah, ternyata hujan lebat mengisi waktu menjelang malam. Deras sekali. Angin kencang. Pohon banyak yang tumbang. Sedikit seram dan listrik pun padam. Hujannya sudah seperti di film saja. Untung, badai terjadi setelah saya sampai dirumah.

Menyadari cuaca buruk tadi, saya teringat dengan makhluk Allah yang tadi mengusir saya untuk cepat-cepat pulang. Ternyata ia menyuruh saya pulang karena akan ada badai yang akan mengobrak-abrik jalanan. Saya kira karena belum ada awan cumulonimbus, badai akan takut untuk datang. Saya sangat merasa takjub. Subhanallah. Bagi saya, mereka tidak gila. Mereka hanya ada di dunia yang berbeda. Atau mungkin mereka menyadari kalau mereka gila? saya juga tidak tahu. Mentari, walau pun kamu sudah tidur, semoga kamu mendengar nanti ketika kamu bangun, tolong katakan padaku, mereka tidak gila. Mereka sangat hebat Tari, mereka bisa tidak merasa malu dengan siapa pun untuk menunjukkan kebahagiaan batinnya. Saya ingin seperti mereka. Saya ingin sekali bercerita dengan mereka. Mungkin besok saya akan mencoba lagi. Tari, saya tidak punya banyak teman. Karena saya sadar, saya tidak seasyik mereka. Siapa yang ingin berteman dengan saya? Saya adalah pendusta, saya pembohong, dan saya adalah orang yang lemah. Mungkin orang-orang yang seperti mereka yang harus jadi teman saya ya, Tari? Ya Allah, berikanlah mereka kesehatan, keselamatan, dan rezeki agar mereka bisa melanjutkan hidup. Agar mereka bisa menginspirasi lebih banyak orang seperti saya. Yang membutuhkan teman, dan kebahagiaan. Ya Allah, jagalah mereka dari orang jahat, dari malapetaka yang akan menghampiri hidup mereka. Berilah mereka umur yang panjang agar mereka bisa lebih lama merasakan bahagia tanpa jeda. Kebebasan yang tiada akhirnya. Semoga mereka akan berada di Surga Mu ya Allah. Dan pertemukan kami kembali, dan saya akan bertanya, bagaimana rasanya”.

Penulis merupakan pemenang I lomba menulis Cerpen LPM Dinamika UIN SU 2018

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

43


PUISI

Labuhan Rindu

Kau Gila

Penulis: Novika Devi

Penulis: Anggi Febrian

Hitam dan Sepi Penulis: Anggi Febrian

Teruntuk tuan pemilik hati

Serupa candu, pekat, dan mengikat

Hitam kesepian dalam hati

Biarkanku sampaikan sesuatu

Kau memaksaku

Yang sepi tiada kegembiraan

padamu

Kau gila

Dalam hati hanya kehampaan

Sebuah rasa yang telah lama ku

Kau memaksaku

Hidup jauh dari Tuhan

pendam

Bukan karena jiwa tak sanggup

Hanya karena mencari hakikat cinta

Sebuah rayuan pelikku untukmu

Namun lelah menjalari tubuh

Dalam gelapnya hati

ringkih

Hitam kesepian

Teruntuk tuan pemilik hati

melalui titah tak bertahta

Mencari hidup yang ingin penuh

Abaikan saja rasaku

Mampuku cukup merindumu

Cinta dan kebahagian

Karena ku tahu butir-butir cintaku

Walau bigini dan begitu, aku tetap

tak sampai merasuk ke jiwamu

kukuh

Namun tetap saja hati ini harus melewati

Berilusi ria seolah kau kembali me

Aku gila, karena kau, terus

cintai

mengikutiku

Teruntuk tuan pemilik hati

Penulis adalah Mahasiswa jurusan Al-Akhwalussaksiyah I-D, Fakultas Syariah dan Hukum

Kuingat prolog manismu di senja itu Bersama debur ombak yang basah dan pekik pelikan yang pekat Wahai tuan pemilik hati Inilah rasa rindu dariku Sang puan yang mengharapkanmu Menjadi pelabuhan rindu terakhirku Penulis adalah Mahasiswa jurusan Al-Akhwalussaksiyah I-D, Fakultas Syariah dan Hukum

44

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

gelapnya duka Dalam tindakan hijrah Melewati hati Dalam cobaan Ilahi


ZONA SANTAI

Mendatar

Komik Strip

TTS

1. Rumah adat batak toba 4. Huruf hijaiyah setelah kĂĄ. 6. Pengalaman bawah sadar yang terjadi saat tidur. 8. Maling 10. Sambungan; lanjutan 12. Genre film The Fast and Furious 14. Fenomena merasakan pengalaman yang sedang terjadi sudah dialami dimasa lalu. 17. Stroke ringan (bahasa inggris) 18. Penyakit kulit kronis dengan gejala gatal dan bau 19. Salah satu jenis permen mint di Indonesia. 20. Salah satu jenis jaringan komputer 21. Banyak makan tempat; lebar 23. Seni (bahasa inggris) 25. Dongeng (bahasa Rumania) 26. Salah satu jenis elemen dalam film fiksi avatar 27. Benda yang biasa dibunyikan saat istirahat maupun pulang sekolah. 28. Sebutan untuk pohon dari genus pyrus dan buah yang dihasilkan. 29. Pembagian atau batasan dalam karya tulis panjang seperti buku atau makalah.

31. Jenis awetan makanan yang mekakai cuka dan air garam 33. Sungai dalam sebutan orang jawa 35. Menyambung besi dengan cara dibakar. 38. Konferensi Asia Afrika 39. Tuan rumah MTQ 2016

41. Lebam 43. Air Susu Ibu 46. Panggung pertunjukkan seni 48. Bagian tubuh kalangjengking yang memiliki bisa 50. Rasa;perasaan hati 51. Pasta gigi 53. Akurat 54. Komisi Pemberantasan Korupsi

Menurun 1. Kode nomor kendaraan Sumatera Utara bagian Barat 2. ‌‌ Core ( salah satu jenis prosesor pada smartphone) 3. Natural User Interface 4. Salah satu jenis system operasi 5. Tradisi tahunan menjelang lebaran. 6. Maret ( bahasa Swedia) 7. Seduh, sedan 9. Pakaian memanjang yang menutupi kaki biasanya dipakai oleh wanita 11. Pembelajaran tambahan diluar sekolah. 12. Minyak wangi

13. Amor 15. Fenomena popularitas yang melambung di dunia maya 16. Salah satu organ tubuh sebagai system pencernaan 20. Asal mula 22. Kondisi terganggunya daya ingat 24. Ilmu tentang penggunaan ilmu gaib 25. Judul cerpen pada mahajal dinamika edisi 47 28. Ctrl + P 30. Makanan khas Indonesia berbahan dasar daging giling dan tepung tapioca 32. Tidak bisa (bahasa inggris) 34. Asing ; beda 36. Spesies burung yang memiliki ekor yang besar dan indah. 37. Ragum 40. Aktivitas memahami isi dari apa yang tertulis. 41. Selamat dalam bahasa gaul 42. Merah (bahasa inggris) 43. Tidak ada campuran; murni 47. Tekhnologi Informasi dan Komunikasi 49. Laugh Out Loud 52. Persona ketiga tunggal

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

45


POJOK

Menyoal Nalar BERDEMOKRASI Penulis : Muhammad IIfroh Hasyim

(Pemimpin Umum LPM Dinamika periode 2018-2019)

B

eberapa waktu lalu di salah satu program TV swasta, Rocky Gerung yang merupakan pengamat politik Indonesia mengatakan, sudah saatnya politisi diizinkan masuk ke dalam kampus dengan tujuan menjadikan kampus sebagai ruang politik baru. Di mana nalar para politisi bisa diuji oleh orang-orang yang akademis. Hal ini berangkat dari kampanye yang dilakukan oleh para politisi yang biasanya berlangsung satu arah. Tidak ada proses pengujian terhadap program calon wakil rakyat. Pendapat tersebut mungkin perlu kita pertimbangkan, meskipun di sisi lain ada pelarangan yang tertulis dalam pasal 28 Undang-undang No. 8 tahun 2012 tentang Pemilu. Dalam ketentuan itu disebutkan larangan kampanye di sejumlah tempat seperti lembaga pendidikan, dalam hal ini kampus, berbagai hal mendasari aturan ini. Tetapi melihat suasana demokrasi yang semakin tidak kondusif, mungkin kita perlu mempertimbangkan apa yang dikata Rocky Gerung. Makin hari, para politisi sudah tidak lagi mengedapankan programnya. Satu sama lain hanya sibuk mencari kekurangan lawan politik tanpa mampu menawarkan gagasan konkret untuk perbaikan Indonesia ke depan. Masyarakat disuguhi tontonan yang sangat memuakkan. Para politisi mulai kehilangan nalarnya dan hanya sibuk mengejar margin elektabilitas. Tidak lagi kita dengarkan gagasan terkait penyeselesaian masalah pendidikan di Indonesia. Program penyejahteraan masyarakat dan lain sebagainya. Program yang dicanangkan hanya pembebas tugas tanpa ada

46

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

proses filtrasi dari akademisi terkait apakah program itu akan berhasil atau tidak. Rakyat sudah berulang kali kecewa, janji politik yang menjadikan rakyat sebagai objek kerap kali membuat trauma. Kebohongan dan suguhan harapan palsu menjadi makanan sehari-hari saat proses pemilihan wakil rakyat berlangsung. Untuk selanjutnya rakyat harus menyaksikan politisi yang dipilihnya terciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penyelesaian hal semacam ini yang seharusnya disuhguhkan para politisi terkait bagaimana program penyelesaiannya. Merujuk pada teori klasik Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Tapi hari ini tujuan politik adalah untuk mewujudkan tercapainya kepentingan kelompok tertentu. Sehingga wajar, pesimistis timbul pada diri masyarakat Indonesia. Terbukti pada angka golput yang makin tinggi dari waktu ke waktu, sebagaimana merujuk pada data Komisi Pemilihan Umum (KPU). Lalu, bagaimana dengan kondisi demokrasi kampus saat ini. Kita tidak mengetahui, apatisnya mahasiswa terhadap keadaan demokrasi kampus adalah dampak dari proses politik yang terjadi dalam skala nasional atau tidak. Tetapi angka yang tersaji pada Reportase Utama menunjukkan banyak sekali mahasiswa yang tidak peduli terhadap siapa presiden mahasiswa (presma) mereka. Padahal, presma adalah perwakilan dari seluruh mahasiswa yang ada. Bagaimana kita hendak peduli pada

kondisi demokrasi di skala nasional kalau skala kampus saja masih apatis, dengan memilih menutup mata dan telinga untuk kemudian hanya sibuk dengan tugas dan kepentingan masing-masing? Padahal, pemimpin adalah perpanjang tangan rakyat dalam upaya mewujudkan kesejahteraan bersama. Dalam suatu universitas baiknya suasana kepedulian mahasiswa terhadap keadaan yang terjadi lebih terorganisir.sehingga, kebutuhan mahasiswa dapat terwakili lewat satu suara yang memimpin atas nama kepentingan bersama. Solid atau tidaknya kita sangat menentukan kemajuan dan pencapaian prestasi yang akan mengharumkan nama almamater. Kalau nama almamater harum, maka kebanggaan akan dirasakan sehingga mendorong lebih banyak lagi mahasiswa untuk mengikuti jejak keberhasilan yang sudah ditorehkan. Kampus adalah tempat pemikiran yang bermutu, hidup, dan berkembang. Maka, jangan sampai mutu pemikiran itu tidak digunakan karena hanya sibuk mengejar kertas yang bernama ijazah. Karena, tanpa kuliah pun ijazah dapat dibeli. Sudah saatnya kita hidupkan suasana demokrasi yang baik di internal kampus. Suasana kompetisi yang ada memang baik, tapi jangan pernah lupakan sinergi berkolaborasi antara satu sama lain. Kemajuan kampus adalah tanggung jawab bersama. Para pemegang kebijakan memiliki andil besar untuk menghidupkan suasana ini. Jangan biarkan pikiran terpenjara dalam aturan yang menjemukan. Karena pemikiran yang terpenjara akan membuat fikiran itu semakin liar.


SILAIY

SINDBAD #Amanah

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018

47


48

MAJALAH DINAMIKA | Edisi 48 | Oktober 2018


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.