Koran Pabelan Edisi 30 Tahun 2022

Page 1

Pelaksanaan Baitul Arqam dengan Sistem Hybrid

UMS, Koran Pabelan – Baitul Arqam (BA) untuk mahasiswa semester satu dilakukan secara hybrid karena sarana dan prasarana (sarpras) yang kurang memadai. Kegiatan BA tersebut dilakukan selama empat hari, dengan ketentuan tiga hari secara online dan satu hari secara offline di Masjid Sudalmiyah Rais Kampus Dua.

Suwinarno, selaku Kepala

Sub Bidang BA dan Kaderisasi mengungkapkan, bahwa kebijakan ini dipilih karena bangunan pondok yang biasanya digunakan BA mengalami kerusakan. Untuk kegiatannya sen-

diri, kata Suwinarno, yang dalam jarigan (daring) difokuskan untuk penyampaian materi, sedangkan luar jaringan (luring) untuk praktiknya. “Tidak memungkinkan untuk luring semua, karena terkendala sarpras yaitu bangunan Pondok Shabran sudah rusak,” jelasnya, Senin (19/9).

Ia mengatakan, bahwa dalam kebijakan ini pihaknya tetap menjaga tingkat keefektifan pelaksanaan BA dengan mengatur jadwal, fasilitator, dan koordinator lapangan. Suwinarno juga berharap agar mahasiswa dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti kegiatan BA, terutama saat pelaksanaan luring. “Peserta BA dibagi menjadi delapan kelas

dengan jumlah 33 orang setiap kelasnya, dan juga mereka diimbau untuk membawa alat salat, co card, dan konsumsi sendiri,” tambahnya.

Suwinarno menjelaskan, kalau pihak pelaksana sudah berkomitmen untuk memberikan ilmu kepada mahasiswa yang mengikuti BA nantinya. Dengan adanya kegiatan pengajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) dalam BA tersebut, ia berharap nilai-nilai keislaman dan kedisiplinan dapat tertanam dalam diri mahasiswa. “Apa pun yang terjadi ilmu harus terus disampaikan dalam kondisi apa pun. Jangan sampai kita terlena dan bergantung kepada sarana dan pra-

sarana yang ada,” tutupnya.

Khaeruzzahir Ardiansyah, salah satu mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Ilmu Alquran dan Tafsir (IQT) yang akan mengikuti BA beranggapan, bahwa sistem baru ini tidak efektif Menurutnya materi yang disampaikan secara daring akan lebih susah dipahami oleh peserta, karena peserta bisa saja tidak fokus saat mengikuti kegiatannya “Semoga dengan adanya kegiatan BA ini dapat memberikan pembelajaran bagi seluruh mahasiswa yang sebelumnya belum pernah mempelajarinya,” harapnya, Senin (19/9). [DPP]

Teknis Baru Sistem Kurang Memadai, Mahasiswa Salah Isi KRS Dibangun Setelah Pembangunan
Kamis, 22 September 2022 Tahun 18/ No.30 Harga Rp 1.000
Ilustrasi: freepik.com
Kampus Satu Selesai Liberalisasi Ke-Auntetik-an... SMS Suara Pabelanis: I081338853137 klan dan Langganan: 085799412172

Redpel Koran: Chesarisa N. P

Redaktur: Nandya Putri Pratiwi, Dwi Pepilia Pita Sari

Redaktur Foto: M.Abiyyu Ramadhan Reporter: Nimas, Maulidya, Hasbi, Salsabilla

Editor: Chesa, Novali, Dwi, Nandya

Ilustrator: Iqbal, Deny, Rois

Fotografer : M.Abiyyu,Assa DesainArtistik/Tata Letak: Nova, Kilau, Bagas, Ryan,Andika, Yusuf, Fayi, Ridhwan

Pemimpin Umum: Muhklis Sirotul M. Sekretaris Umum:AnisaYuliana P Pemimpin Redaksi: Novali Panji N. Litbang: MulyaniAdiAstutiatmaja

Personalia: Ridhwan Nabawi Medkom: Izzul Khaq

Perusahaan: Gardena Dika M. Manajer Logistik: Deny Bayu W. Redpel Online:Aliffia Khoirinnisa

Redpel Koran: Chesarisa N. P

Redpel TV: M. Rafikhansa D.S. Redpel Majalah: Sarah DwiA. Manajer Diskusi: Muhammad Iqbal Manajer Data: Vaneza Benedista Manajer Penelitian:Aisyah Fayi I. Manajer Pelatihan: AchmadYusuf P Manajer IT & Publikasi: KilauAurum Manajer Iklan: Dina Suci Ramadhani Manajer Prodis:Andika

Diterbitkan oleh: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Terbit Sejak: 28 Juni 2005 berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin Umum LPM Pabelan No. 02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005, Tanggal 24 Juni 2005 Alamat Redaksi: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl. AhmadYaniTromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164 Surakarta e-mail: lpmpabelanums@gmail.com, http//www.pabelan-online.com

Jangan Gegabah Dalam Membuat Keputusan

danya pandemi bela-

Akangan tahun terakhir tidak hanya membawa dampak negatif saja bagi yang terdampak. Lebih dari itu, tidak dipungkiri kalau pandemi memberikan kebiasaan baru yang membuat perubahan dalam aspek apa pun. Tak terkecuali pada sistem kegiatan belajar mengajar di kampus.

Salah satu yang terbaru ialah kebijakan sistem hybrid pada pelaksanaan Baitul Arqam (BA). Pihak penyelenggara mengambil kebijakan tersebut bukan tanpa alasan. Kelayakan gedung di Pondok Shabran memang perlu dipertanyakan untuk dija dikan tempat pelaksanaan BA. Gedung yang kurang la-

yak tersebut nantinya akan berpengaruh pada kenyamanan para peserta selama pelaksanaan BA.

Akan tetapi, kebijakan ini perlu dipertimbangkan lagi dari segi keefekifannya. Sudah bukan rahasia umum lagi kalau kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara dalam jaringan (daring) dinilai tidak seefektif ketika pembelajaran dilakukan secara luring. Apalagi sistem hybrid ini didominasi dengan kegiatan daringnya, di mana dalam empat hari pelaksanaannya dilakukan tiga hari secara daring dan satu hari secara luring.

Tidak hanya itu, satu hari luring itu hanya dilakukan untuk kegiatan praktik. Sedang-

kan untuk materi dan diskusi dilakukan selama tiga hari. Padahal materi perlu dilakukan secara luring agar tercipta interaksi antara peserta dan fasilitator Dengan pelaksanaan secara daring ini, tidak menutup kemungkinan jika peserta dan fasilitator tidak bisa berinteraksi, sehingga materi yang telah disampaikan tidak benar benar diterima dengan baik oleh peserta BA.

Perlunya evaluasi kebijakan pada pelaksanaan BA ini. Seharusnya perlu ada kerja sama antara pihak universitas untuk pembangunan gedung di Pondok Shabran. Hal itu yang memiliki urgensi utama dalam kasus ini, bukan sistem pelaksanaannya.

Sistem Kurang Memadai, Mahasiswa Salah Isi KRS Jadi, Dosen PAitu kerjanya ngapain, sih?!!!

Pelaksanaan Baitul Arqam dengan Sistem Hybrid Kalau efektif sih tidak masalah, ya...

Dibangun Setelah Pembangunan Kampus Satu Selesai

Ditunggu realisasinya ya. Jangan cuma jadi wacana aja...

Tahukah kamu?

Kebanyakan orang menganggap cadel suatu ketidakmampuan lidah melafalkan huruf R. Padahal sebenarnya cadel tidak sebatas pada hal tersebut, tetapi meluas pada ketidakmampuan melafalkan huruf lain seperti S, Z, D, dan sebagainya.

Sumber: @itsfaktaunik_

Sampaikan informasi atau keluhan anda sebagai mahasiswa terhadap kebijakanfasilitas kampus UMS tercinta. Pesan dapat anda sampaikan melalui (0813-38853137) atau akun media sosial resmi LPM Pabelan. Mari kawal proses dinamika di kampus bersama Koran Pabelan.

SuaraPabelanis. Lpm Pabelan @infopabelan lpmpabelan +68963497xxxx (Mahasiswa FAI) Tempat wudu perempuan di Masjid Sudalmiyah Rais bau amis. Editorial ProfRuwet
2 QR Code http//www.pabelan-online.com Scan QR Code ini untuk cara mudah mengunjungi
Kamis, 22 September 2022
T ?

Liberalisasi Ke-Auntetik-an Mahasiswa

sebagai Motor Perubahan Masyarakat Sekitar

elaku kaum intelektual

Syang berkutat pada akademis menjadi suatu keharusan bagi seorang yang bisa dibilang terpelajar Pengembangan ilmu pengetahuan yang selalu terbarukan menjadikan gerak mahasiswa harus selalu aktif dalam merespons perubahan tersebut apalagi di tengah era kebebasan informasi saat ini.

Namun, mahasiswa di perkuliahan akhir-akhir ini, jika saya utarakan sedang mengalami krisis identitas mereka sebagai mahasiswa. Mengapa begitu? Menurut saya, pada akhirnya dalam kondisi kemahasiswaan saat ini sendiri banyak sekali kriteria mahasiswa yang sulit dapat dikualifikasikan perihal manajemen diri dan tak sesuai dengan muara dari segala proses yang terjadi di kampus, yakni menjadikan diri mahasiswa sebagai kelompok penekan atas kemunduran moral dan kesadaran untuk berdampak bagi sekitar salah satu contohnya terutama masyarakat secara luas.

Kok bisa? Jika menarik beberapa kondisi ke belakang, terutama pada generasi saya saat ini atau di society jarang sekali merasakan dampak mahasiswa yang berkuliah dari desa ke kota. Lalu, mengapa bisa seperti itu? Ya, saya rasa perlu ketika dikembalikan pada kondisi masyarakat Indonesia saat ini, di mana masih terlalu menekankan sesuatu hal yang mana sudah terlalu kuno dan tak relevan untuk saat ini. Menurut saya terlalu konservatif

dan menolak mentah mentah adanya modernisasi.

Pendekatan perlu dilakukan guna mengubah pola berpikir masyarakat yang hanya mengedepankan materiel tetapi minim akan nilai. Ya siapa lagi yang bisa melakukannya jika bukan mahasiswa. Namun, pada saat ini keresahan yang saya bawa adalah mahasiswa saat ini terlalu banyak berada di zona nyaman. Belum ada banyak kontribusi yang kita beri, apalagi setelah adanya pandemi beberapa tahun ke belakang.

Sebuah analogi yang dapat mengilustrasikan keadaan ka wan-kawan sebaya saya adalah burung kecil yang hanya nyaman berada di dalam sangkar, padahal sudah tahu bahwasanya di luar sangkar banyak sekali pengalaman atau experience yang bisa dituai untuk dijadikan sebuah pembelajaran. Seakanakan dunia luar begitu menakutkan untuk dieksplorasi. Paradigma tempat belajar hanya sebatas di ruang kelas menjadi problem juga saat ini, di mana di kampus terutama UMS sudah menyediakan banyak wadah untuk dapat mengembangkan keautentik-an yang dimiliki mahasiswa bisa menjadi pelangi yang kaya akan warna.

Saya rasa kawan kawan sekalian punya banyak warna yang mana dapat menjadikan keautentik-an yang hanya dimiliki oleh masing-masing. Pemberdayaan berdasarkan sub bidang tertentu juga perlu dilakukan.

Inovasi yang masif juga banyak dibuat guna adaptasi kita pada saat ini menjelang masa post pandemic kembali. Butuh kreatifitas yang lebih sebagai angin segar atas apa yang kita kumpulkan selama jeda yang sudah relatif terlalu lama ini.

Pendekatan bersama masyarakat dan lingkungan sekitar menjadikan kita lebih tahu akan seperti apa kita pasca di kehidupan perkuliahan. Kesiapan perlu kita bangun saat ini untuk terjun di suatu hari nanti. Penanaman dan update terkini menjadikan masyarakat yang lebih berkemajuan karena akses informasi dan sarana serta prasarana juga memadai akibat modernisasi.

Penolakan mentah-mentah adalah bentuk sebuah kerugian, maka dari itu juga sejalan dengan ujaran Ayahanda Haedar Nasir dalam buku Muhammadiyah Abad Kedua: Pembaruan Gelombang Kedua Menjadi Ke niscayaan bagi Muhammadiyah. Perlu transformasi strategi dakwah dan tajdid agar lebih memiliki kekayaan pemikiran dan modelmodel praksis yang bersifat alternatif. Hal tersebutlah yang men-

dasari saya selaku mahasiswa yang hidup di Muhammadiyah untuk menerapkan harapan tersebut. Terlebih, saya rasa hal ini sejalan juga dengan Founding Father Bangsa agar untuk dapat selalu bergerak, bukan untuk digerakkan.

Perubahan juga perlu dibangun secara bersama-sama maka sedari awal urgensi saat ini yang bisa digalakan oleh mahasiswa adalah melakukan pendekatan dan merangkul seluruh elemen yang ada dalam bangsa ini. Hal itu bertujuan untuk mencapai visi yang sama, yakni Indonesia yang lebih baik lagi. Jika masih memegang hal-hal yang bersifat kultur, tak apa juga dan janganlah membuangnya. Akan tetapi dengan adaptasi, inovasi, kreatifitas yang dimiliki oleh generasi muda dapat membangun sesuatu yang baru untuk Indonesia yang berkemajuan dan mencerahkan ke depannya.

“Rahasia perubahan adalah memusatkan semua energiAnda, bukan untuk melawan yang lama, tetapi untuk membangun yang baru.” -Socrates.

3OPINI Kamis, 22 September 2022
Jangan diam, kirim opinimu ke Lpmpabelanums@gmail.com Kalaunantisuaramuterbungkam,pastiberat Kamunggakakankuat,Bro!U

Muhammadiyah Medical Center

Rusak - Seseorang sedang melihat kondisi salah satu ruangan yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan Baitul Arqam (BA). Ruangan tersebut sementara belum bisa digunakan karena mengalami kerusakan, Rabu (21/9). Foto: Nurrahman Assa’adah/Koran Pabelan Foto: Nurrahman Assa’adah/Koran Pabelan
4 FOTOKamis, 22 September 2022
Muhammadiyah Medical Center (MMC) adalah klinik UMS yang melayani civitas academica UMS, pasien umum, serta menawarkan berbagai macam obat yang diperlukan. Gedung MMC terletak di sebelah Kampus 2 UMS.
Kunjungi sosial media terbaru kami di TikTok @lpmpabelan

WARTA KAMPUS

Baru Berkenalan dengan Layanan Perpustakaan

UMS, Koran Pabelan –Perpustakaan UMS menyelenggarakan kegiatan Library Orientation sejak tanggal 12 sampai 23 September yang dilakukan secara dalam jaringan (daring). Kegiatan ini bertujuan untuk memberitahukan informasi mengenai perpustakaan dan mengenalkan sumber pembelajaran pendukung kegiatan akademik untuk mahasiswa baru.

Nlaku Staf Hubungan Ma-

asyid Nurhasan Fuad, se-

syarakat (Humas) dan Informasi Perpustakaan UMS sekaligus pemateri dalam webinar me ngatakan, bahwa perpustakaan pada perguruan tinggi memiliki empat peran yaitu stand alone course of classes, online tutorial, worksbook, dan course integrated. Selain itu, Nasyid juga memaparkan, bahwa Perpustakaan UMS sendiri memiliki beberapa layanan unggulan, seperti layanan android, layanan trolly, unggah mandiri, dan WhatsApp gateway “Dalam layanan trolly, mahasiswa perlu mengetahui bahwa hanya dapat meminjam maksimal delapan judul selama

14 hari dengan sekali perpanjangan,” jelasnya, Senin (19/9).

Ia juga menuturkan, bahwa peningkatan kemampuan literasi informasi mahasiswa dapat dilakukan dengan penelusuran database online, pemanfaatan referance manager tools, pemanfaatan plagiarism checker, dan integritas akademik. Untuk menemukan informasi, kata Nasyid, mahasiswa harus menentukan topik, mengembangkan kata kunci “Baru kemudian bisa melakukan penelusuran informasi lebih lanjut, seleksi, dan evaluasi,” tambah Nasyid.

Azzahra Putri Ardyanita, sa-

lah satu mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Hukum Ekonomi Syariah (HES) berpendapat, bahwa acara webinar tersebut berjalan baik dan menarik, sehingga dapat menambah wawasan yang baru bagi peserta. Ia juga mengungkapkan, bahwa fitur yang dimiliki UMS Library sudah cukup baik dan lengkap, terutama pada hal-hal yang berkaitan dengan jurnal internasional maupun nasional. “Semoga untuk ke depannya fitur-fitur yang dimiliki UMS Library bisa berkembang lebih baik lagi,” harapnya, Selasa (20/9). [Nimas/NPP]

Library Orientation
5Kamis,22 September 2022
Mahasiswa
KARIKATUR

Dibangun Setelah Pembangunan Kampus Satu Selesai

UMS, Koran Pabelan –Wacana pembangunan gedung di Kampus Dua UMS akan dilakukan setelah pembangunan gedung di Kampus Satu selesai. Rencananya, gedung yang akan dibangun ialah Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Gedung Fakultas Teknik (FT).

bahwa pengajuan terkait renovasi Gedung FEB kepada universitas bersamaan dengan pengajuan pembangunan renovasi di Gedung FT “Tambahan sarana prasarana itu memang fakultas tidak punya dana sendiri, jadi mengajukan kepada universitas yang juga terintegrasi dengan kebutuhan serta keluhan fasilitas oleh mahasiswa,” katanya, Rabu (14/9).

luar jaringan (luring), sehingga keputusannya apabila terdapat pembangunan, kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan. “Terkait pembangunan gedung, harapannya cepat terlaksana dan bisa bermanfaat bagi seluruh civitas academica FEB UMS,” harap Anton.

wacana pembangunan tersebut dilakukan setelah pembangunan di kampus satu selesai,” ujarnya, Kamis (15/9).

nton Agus Setyawan

Aselaku Dekan FEB mengungkapkan, bahwa alasan perencanaan pembangunan Gedung FEB dikarenakan pembelajaran pada beberapa mata kuliah praktik yang memerlukan ruang laboratorium dan juga ruangan untuk unit kegiatan mahasiswa (UKM). Ia menjelaskan,

Terkait pembangunan gedung nantinya, Anton mengatakan bahwa hal tersebut tidak akan mengganggu proses belajar mengajar mahasiswa karena tidak dilakukan di sekitar kampus. Selain itu, kata Anton, saat ini pihak universitas masih dalam tahap transformasi pembelajaran secara dalam jaringan (daring) dan

Hasyim Asy'ari, selaku Kepala Bagian (Kabag) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana (Sarpras) mengungkapkan, bahwa wacana pendesainan gedung sudah pernah dilakukan oleh Dekan FEB sebelumnya. Terkait pembangunan Gedung FEB dan FT, Hasyim mengatakan bahwa hingga saat ini belum mengetahui secara pasti kapan wacana tersebut akan direalisasikan. “Namun yang jelas, sudah ada

Ia menuturkan, terkait pemindahan Gedung FT di daerah Jajar dan pengalihfungsian Gedung FT menjadi Gedung FEB masih belum tahu pasti selama belum ada perjanjian hitam di atas putih. Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada perintah dari pimpinan terkait desain dan juga waktu pelaksanaan pembangunan Ge dung FT. “Dengan adanya pembangunan gedung baru nanti, semoga dapat mengurangi kekurangan, baik dari ruang perkuliahan maupun lahan parkir seiring dengan penambahan jumlah mahasiswa baru,” harap Hasyim.

Gedung FEB dan FT Ilustrasi: Deny Bayu/Koran Pabelan
6 WARTA KAMPUSKamis, 22 September 2022
[Maulidya/CNP]
issuu.com/lpmpabelan

Sistem Kurang Memadai, Mahasiswa Salah Isi KRS

UMS, Koran Pabelan – Terjadi kesalahan validasi Kartu Rencana Studi (KRS) oleh Pembimbing Akademik (PA) pada beberapa mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP). Di mana mahasiswa seharusnya belum dapat mengambil beberapa mata kuliah yang belum memenuhi persyaratan, tetapi lolos validasi oleh Dosen PA.

pada beberapa mata kuliah. Adanya Dosen PAsendiri, kataAnton, berperan untuk membantu mahasiswa terkait pengambilan mata kuliah pada masing-masing semester “Jika mahasiswa tetap mengambil mata kuliah yang belum memenuhi syarat, maka akan berisiko, karena akan sulit untuk mengikuti perkuliahan ke depannya,” jelasnya, Kamis (16/9).

sudah sejak dahulu kita diskusikan dengan pihak A (terkait red), supaya sistem STAR UMS bisa mengidentifikasi secara otomatis mahasiswa yang belum memenuhi syarat,” katanya.

kembali sebelum menyetujui validasi KRS mahasiswa,” pesannya, Jumat (16/9).

enanggapi kejadian ter-

Msebut, Anton Agus Setyawan selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) berpendapat, bahwa hal tersebut disebabkan oleh kelemahan sistem di Sistem Terpadu Akademik Reguler (STAR) UMS yang belum bisa membaca secara otomatis terkait persyaratan

Ia juga mengatakan bahwa, Dosen PA harus bertanggung jawab jika ada kesalahan saat validasi KRS, yaitu pada saat revisi KRS dengan mengurus pergantian mata kuliah mahasiswa ataupun izin kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan. Sebagai upaya fakultas agar kejadian serupa tidak terulang kembali, Anton akan berkoordinasi dengan pihak yang bersangkutan mengenai STAR UMS. “Hal itu

Muhammad Anas, salah satu Dosen Prodi IESP menilai bahwa sistem validasi KRS di FEB belum efisien, karena masih terdapat kesalahan seperti saat ini. Adanya kesalahan validasi tersebut sebaiknya Dosen PAlebih teliti lagi ketika melakukan validasi terhadap KRS mahasiswa, sebab, kata Anas, apabila dosen pengampu mata kuliah mengetahui hal tersebut, maka sebagai konsekuensinya mahasiswa akan dikeluarkan dari kelas dan tidak dapat mengikuti mata kuliah tersebut. “Sebaiknya mahasiswa patuh pada alur kurikulum dan untuk Dosen PA sebaiknya mengecek

Febriano Aulia Nur Rahmawan, salah satu mahasiswa Prodi IESP sekaligus mahasiswa yang mengalami kesalahan validasi KRS menyampaikan tanggapannya terkait hal tersebut. Menurutnya, kejadian tersebut terjadi karena kesalahan mahasiswa yang kurang teliti dan tidak melakukan konsultasi KRS kepada Dosen PA. “Untuk mahasiswa lain dan saya sendiri, sebelum melakukan KRS sebaiknya mencari informasi terlebih dahulu dengan melakukan konsultasi dengan Dosen PA, agar lebih paham syarat mata kuliah yang akan diambil,” katanya, Kamis (15/9). [Salsabilla/CNP]

Ilustrasi: Elsa Ro’is/Koran Pabelan
7WARTA KAMPUS Kamis, 22 September 2022
Munasifah Rahmawati, Widia Aji SUKSES KASIHATAS DEDIKASINYABAGI LPM PABELAN
8 Kamis, 22 September 2022 Selamat Wisuda
S.I.Kom. Pemred Koran Pabelan 2020 Pemimpin Penelitian dan Pengembangan 2021 Fikri Ainul Qolbi, S.H. Manajer Produksi dan Distribusi 2020 Pemimpin Media dan Komunikasi 2021
Arum Pratiwi, S.H. Manajer Logistik 2020 Rifqah, S.H. Pemred Pabelan-online.com 2020 Pemimpin Redaksi 2021
Tirto Prayogo, S.Kom. Manajer Diskusi 2020
SELALU &TERIMA

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.