Harga Rp 1.000
Kamis, 2 Juni 2022
Tahun 18/ No.13
Gedung I UMS
Kurang Personel Satpam, Area Parkir Kampus Satu Membeludak Ilustrasi: Freepik
Reporter: Sofie Shuja Rachmasya
Parkir sembarangan gini kalo dibiarin malah jadi kebiasaaan
UMS, Koran Pabelan – Area parkiran di Gedung Fakultas Hukum (FH) dan Fakultas Geografi (FG) UMS membeludak dan tidak beraturan pasca perkuliahan sudah dilakukan secara offline. Hal ini diakibatkan karena kendaraan bermotor mahasiswa yang diparkir secara sembarangan.
S
ubro selaku Satpam di Kampus Satu UMS mengungkapkan, kalau area parkiran yang berantakan terse-
but dikarenakan kurangnya personel yang dimiliki satpam. Menindaklanjuti hal tersebut, Subro berharap agar pihak kampus bisa memberikan tambahan personel, baik untuk satpam maupun petugas khusus yang mengatur area parkiran. “Penambahan jam kerja atau lembur juga dapat dilakukan kembali untuk menata parkiran karena sebenarnya tugas untuk mengatur parkiran itu bukan dari tugas satpam, karena satpam hanya menjaga keamanan saja,” ujarnya, Sabtu (28/5).
Ikut Lomba di UNY, Mahasiswa UMS Raih Juara
Subro mengatakan, tidak ada pemberian sanksi kepada mahasiswa yang memarkir kendaraannya secara sembarangan. Untuk aturan yang mengatur parkiran, katanya, secara spesifikasi seperti tempelan informasi agar tertib dalam memarkirkan kendaraannya sudah ada. “Seharusnya mahasiswa paham untuk tidak menghalang-halangi yang lain ketika parkir. Namun, kembali lagi kepada kesadaran mahasiswa masing-masing,” pesannya. Satsabita, selaku mahasiswi
dari FG UMS berpendapat, seharusnya mahasiswa lebih sadar diri lagi mengenai hal ini. Ia mengatakan, agar tidak banyak mahasiswa lain yang terganggu dan mobilitas jalannya terhalang, sebaiknya mahasiswa tidak hanya mementingkan diri sendiri saja ketika sedang memarkir. “Semoga pihak kampus lebih memeperhatikan masalah parkiran ini agar semuanya merasa nyaman dan adil,” harap Bita, Selasa (31/5). [NPN]
Kantin Dekat Area Pembangunan Terkendala Sekat
Ajak Mahasiswa Praktik Lapangan ......
Iklan dan Langganan: 085799412172 SMS Suara Pabelanis: 081338853137
Kamis, 2 Juni 2022
Editorial
Redpel Koran: Chesarisa N. P. Redaktur: Nandya Putri Pratiwi, Dwi Pepilia Pita Sari Redaktur Foto: M. Rafikhansa D. S. Reporter: Sofie, Malik, Aulia Azzahra, Faris, Chesa, Hafidz Fotografer: Rafikhansa, Malik Editor: Dena, Dwi, Novali, Chesa, Sarah Ilustrator: Elsa Ro’is Desain Artistik/Tata Letak: Yusuf, Ridhwan, Fayi, Rafi, Nova, Farham, Ryan Pemimpin Umum: Muhklis Sirotul M. Sekretaris Umum: Anisa Yuliana P. Pemimpin Redaksi: Novali Panji N. Litbang: Mulyani Adi Astutiatmaja Personalia: Ridhwan Nabawi Medkom: Izzul Khaq Perusahaan: Gardena Dika M. Manajer Logistik: Deny Bayu W. Redpel Online: Aliffia Khoirinnisa Redpel Koran: Chesarisa N. P. Redpel TV: Sulkhan Fajar Affani Redpel Majalah: Sarah Dwi A. Manajer Diskusi: Muhammad Iqbal Manajer Data: Vaneza Benedista Manajer Penelitian: Aisyah Fayi I. Manajer Pelatihan: Achmad Yusuf P. Manajer IT & Publikasi: Kilau Aurum Manajer Iklan: Dina Suci Ramadhani Manajer Prodis: Andika Diterbitkan oleh: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Terbit Sejak: 28 Juni 2005 berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin Umum LPM Pabelan No. 02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005, Tanggal 24 Juni 2005 Alamat Redaksi: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164 Surakarta e-mail: lpmpabelanums@gmail.com, http//www.pabelan-online.com Scan QR Code ini untuk cara mudah mengunjungi
Perlu Kesadaran Bersama
S
emenjak perkuliahan secara luring diberlakukan, banyak mahasiswa yang akhirnya datang ke kampus. Hal tersebut berimbas pada kondisi parkiran Fakultas Hukum dan Fakultas Geografi yang terbilang sangat tidak rapi, karena banyaknya mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 yang belum pernah merasakan parkir di area kampus. Tidak hanya itu, kurangnya kesadaran mahasiswa untuk merapikan motornya saat parkir juga menjadi faktor tidak rapinya parkiran. Karena kebanyakan dari mereka ha-
nya memikirkan kepentingannya sendiri, tanpa memikirkan orang lain yang ingin parkir atau hanya sekadar melewatinya. Saat diwawancarai Reporter Koran Pabelan, satpam UMS menyatakan bahwa personelnya masih terbilang minim. Selain itu, ia juga mengatakan bahwasanya tugas satpam hanya mengamankan bukan mengatur kendaraan mahasiswa yang sedang parkir. Apalagi di area parkiran sudah disediakan tempelan berupa imbauan agar tertib dalam memarkirkan kendaraannya.
Dalam hal ini kembali lagi pada kesadaran mahasiswanya masing-masing. Apabila mahasiswa masih egois dan tidak memikirkan orang lain, kejadian seperti ini akan terus terulang. Lalu apa upaya dari kampus untuk menyelesaikan permasalahan ini? Apa hanya sebatas menempel imbauan agar mahasiswa bisa tertib dalam memarkirkan kendaraannya? Menurut saya itu masih kurang, seharusnya dalam hal ini pihak universitas menyediakan petugas khusus untuk mengatur parkiran agar bisa rapi.
Ajak Mahasiswa Praktik Lapangan Lewat Matkul Kemuhammadiyahan Inovasi baru nih, semoga ilmunya berkah
Ikut Lomba di UNY, Mahasiswa UMS Raih Juara Kerennn... terus tingkatkan prestasinya
Kantin Dekat Area Pembangunan Terkendala Sekat
Prof Ruwet
Kenapa ga disediakan tempat lain?
Tahukah kamu?
“
Tahukah Kamu?
Pohon Baobab, pohon asal Afrika yang mempunyai keunikan yaitu bisa menyerap ratusan ribu liter air. Jika pohon ini tumbuh dengan sempurna maka batang pohon akan tumbuh besar dan menjulang tinggi mencapai 25 meter.
“
2
Sumber: @primaindisoftcom
Suara Pabelanis. Sampaikan informasi atau keluhan anda sebagai mahasiswa terhadap kebijakanfasilitas kampus UMS tercinta. Pesan dapat anda sampaikan melalui (0813-38853137) atau akun media sosial resmi LPM Pabelan. Mari kawal proses dinamika di kampus bersama Koran Pabelan. Lpm Pabelan
@infopabelan
+628229348xxxx (Mahasiswa FT) Edutorium kapan bisa digunakan mahasiswa umum UMS? QR Code http//www.pabelan-online.com
lpmpabelan
OPINI
Kamis, 2 Juni 2022
3
Retorika yang Diperdebatkan
M
eski pelaksanaan Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) Ulang UMS sudah selesai dilakukan dan telah didapat hasil akhir, siapa yang maju menjadi Presiden Mahasiswa UMS untuk periode ini, pagelaran demokrasi tertinggi buat mahasiswa UMS ini menyisakan banyak kejanggalan yang perlu dikritisi. Sebut saja agenda debat capresma dan cawapresma yang digelar secara terbuka di Hall Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMS Jumat, 27 Mei kemarin. Pagelaran panggung debat telah dipersiapkan panitia, mungkin kurang lebih sekitar dua jam sebelum jam undangan jarkoman dimulai yaitu pada pukul satu siang. Buktinya ketika saya datang ke lokasi tepat pada jam satu siang, persiapan debat dan pemasangan banner baru mulai dilakukan oleh para panitia. Sementara masih belum banyak hadirin, baik mahasiswa maupun dosen yang terlihat datang. Entah itu bagian dari konsep acara atau memang begitu adanya sehingga terjadi kemoloran waktu. Tidak perlu susah payah menyangkal, memang kita telah tersistematis untuk menjadi bagian dari “jam karet” yang dilegitimasi oleh publik. Namun, sungguh sangat disayangkan bila keterlambatan ini terjadi pada acara pemilihan seorang calon pemimpin mahasiswa. Jangan berdalil pemimpin juga manusia, memangnya ada yang mengatakan pemimpin itu superhero. Setelah menunggu kurang lebih satu jam lamanya, akhirnya debat dimulai. Banyak mahasis-
wa baru turut datang menyesaki acara yang masih terlihat lenggang di ruangan. Mungkin tak banyak mahasiswa yang tertarik dengan acara seperti ini, nyatanya tidak ada satu persen dari mahasiswa UMS yang menghadirinya. Lebih anehnya lagi banyak mahasiswa dari FEB yang hilir mudik keluar dari kelasnya, tetapi mereka hanya sekadar lewat begitu saja tanpa ada niat untuk bergabung. Hanya terlihat sekitar satu sampai dua yang menoleh. Barangkali mereka hanya penasaran sehingga bertanya-tanya acara yang menimbulkan keramaian ini? Itu kemungkinan yang masuk akal dibanding mereka berpikir acara tersebut sama sekali tidak penting untuk dilakukan. Memang terkesan dingin dan seolah-olah tidak peduli, tidak usah ambil pusing, tak perlu juga menghakimi mereka dengan menyebutnya apatis atau apalah ungkapan lainnya. Mungkin saja mereka punya kepentingan yang jauh lebih mendesak daripada harus mendengarkan debat antar paslon. Dari sekian banyak alasan yang melatarbelakangi mengapa sebagian mahasiswa kurang peduli dengan acara yang seperti ini. Jawabannya adalah tiga dari sepuluh mahasiswa akan mengatakan acara ini hanya atas nama kepentingan kelompok tertentu. Visi dan misi yang disampaikan paslon begitu terdengar mulia dan agung, sangat patut diapresiasi niatnya. Akan tetapi yang perlu digarisbawahi di sini alihalih daripada bicara panjang lebar soal visi dan misi, lebih baik
U
Oleh Pratiwi Yulia Saputri Mahasiswa PBSI UMS benahi dahulu keterlambatan waktu yang disengaja keliru. Pun dari saya berharap lain kali acara seperti ini bisa dimulai tepat waktu tanpa harus ada kata menunggu. Jangankan dulu bicara muluk-muluk soal mahasiswa ke depannya karena itu akan terlihat kontradiksi, tetapi lihat saja bagaimana realitas yang ada di depan mata. Adakah dari separuh mahasiswa UMS yang datang ini benar-benar berniat ingin mendengarkan adu argument dari tiap paslon. Saya sendiri saja sulit mempercayainya. Mungkin mahasiswa-mahasiswa yang tidak datang memiliki telepati yang kuat sehingga tahu bahwa acaranya akan berlangsung membosankan. Barangkali juga mereka tahu, bahwa paslon hanya sekadar unjuk gigi tetapi minim aksi. Namun, tidak jadi masalah juga, sebab acara-acara seperti ini katanya warna dari demokrasi, mari dinikmati. Bicara soal demokrasi, tidak akan habis bila dikeluarkan pada halaman ini, dengan batas limit yang kurang lebih lima ratus kata saja. Lain kali bila ada waktu dan tempat, tolong diingatkan. Sebenarnya malu untuk mengakui adanya keterlambatan waktu antar undangan jarkoman dan waktu dimulainya debat pas-
lon Jumat lalu. Apalagi menyadari mahasiswa memiliki gelar kehormatan yaitu pejuang demokrasi. Lalu apakah pantas mahasiswa yang mengemban gelar sakral tersebut bila untuk datang di acara saja masih belum bisa datang tepat waktu. Dengan waktu saja mahasiswa bisa berlaku curang serta meremehkan, bagaimana dengan yang lainnya? Sungguh ini patut untuk dipertanyakan. Visi serta misi yang dikatakan dari para paslon sungguh mentas dan enak dibayangkan, tetapi jangan sampai lupa keadaan kalau kita hanya seorang manusia biasa yang sering kali tak luput dari kesalahan. Di sinilah bergunanya kata semoga, semoga saja semesta ikut mengaminkan visi dan misi dari paslon nomor urut satu maupun dua, siapapun yang menjadi pemenang. Kembali pada kemampuan kami juga yang hanya manusia, apalagi peran kami di sini hanyalah penonton biasa yang harganya sebatas suara, setelah selesai kami dianggap seolah tidak pernah ada. Jadi pada akhirnya penonton hanya bisa berharap siapa pun paslon yang terpilih nanti bisa berkhidmat dengan bakti yang nyata, tidak berpura-pura atau malah demi popularitas semata.
Jangan diam, kirim opinimu ke Lpmpabelanums@gmail.com Kalau nanti suaramu terbungkam, pasti berat Kamu nggak akan kuat, Bro!
4
WARTA KAMPUS
Kamis, 2 Juni 2022
FIK UMS
Foto: Malik Mubarok/Koran Pabelan
Donor Darah Guna Tumbuhkan Rasa Solidaritas dan Empati
Upper
Donor Darah - Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) sedang melakukan pengambilan darah kepada salah satu pendonor. Acara tersebut berlangsung di depan Gedung Auditorium Moh Djazman Kampus 1 UMS, Selasa (31/5).
UMS, Koran Pabelan – Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UMS adakan donor darah dengan mengusung tema “Give Blood and Be A Hero”. Kegiatan ini diselenggarakan pada Selasa, 31 Mei 2022 yang bertempat di depan Auditorium Djazman Kampus 1 UMS.
F
aris Fatahilah selaku Ketua Panitia kegiatan ini menyampaikan, kalau donor darah ini merupakan pro-
gram kerja gabungan berbagai pihak dari bidang sosial masyarakat, Keluarga Mahasiswa (Kama) FIK, Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) FIK, serta Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) dari FIK. Ia mengatakan, acara ini ditujukan untuk mahasiswa UMS, dosen, serta staf karyawan UMS. “Untuk pendonor yang memiliki hemoglobin dan tensi rendah, tidak diperbolehkan untuk mendonorkan darahnya,” ujarnya, Selasa (31/5). Ia juga mengungkapkan, tu-
Jangan lupa buka :
juan dari kegiatan ini yaitu untuk menanamkan sikap peduli dan menumbuhkan sikap untuk saling tolong menolong. Lebih lanjut, Faris juga menuturkan bahwa nantinya kantong darah yang sudah terkumpul akan disalurkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI) Surakarta yang sudah bekerja sama dalam kegiatan ini. “Semoga teman-teman lebih tertarik lagi untuk mendonorkan darahnya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan,” harapnya.
Hasib Nazri, salah satu mahasiswa yang juga sebagai pendonor dalam kegiatan donor darah ini turut memberikan tanggapannya. Ia mengatakan bahwa, kegiatan ini bisa menjadi bukti kepedulian kita kepada sesama untuk saling membantu saudarasaudara kita yang membutuhkan. “Semoga acara seperti ini bisa terus dilakukan karena banyak manfaatnya,” harap Hasib, Selasa (31/5). [Malik/CNP]
WARTA KAMPUS
Kamis, 2 Juni 2022
5
Himepa UMS
Foto: M. Rafikhansa D.S/Koran Pabelan
Adakan Diskusi Eksternal Bahas Pemulihan Ekonomi Era Pandemi
Diskusi - Suryanto selaku Pemateri sekaligus Dosen Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret (UNS) sedang menyampaikan materi pada Forum Diskusi Eskternal di Auditorium Moh. Djzaman Kampus 1 UMS, Minggu (29/5).
UMS, Koran Pabelan – Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (Himepa) UMS adakan forum diskusi bertemakan “Pemulihan Ekonomi Tidak Merata Akibat Dampak Berbagai Dinamika Covid-19”. Diskusi yang digelar di Gedung Auditorium Moh. Djazman UMS ini diikuti oleh 100 peserta mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dengan Suryanto selaku dosen Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret (UNS) sebagai pembicara, Minggu (29/5).
S
uryanto dalam pemaparannya menjelaskan, dampak pandemi tidak hanya ada di Indonesia tetapi juga di se-
luruh dunia. Ia mengatakan, alokasi dana selama pandemi lebih banyak digunakan di bidang kesehatan, misalnya untuk membeli kebutuhan dari luar negeri seperti vaksin. “Hal itu membuat defisit Indonesia semakin banyak dan utang semakin menjadi,” ujarnya, Minggu (29/5). Ia juga menyampaikan, ketika mengalami penurunan ekonomi secara keseluruhan maka akan berdampak pada penghentian kegiatan ekonomi. Menurutnya, ekonomi di Indonesia sendiri masih mengalami kontraksi, yaitu naik turun. “Pandemi membuat sektor perekonomian mengalami kontraksi, kontribusi perekonomian didominasi secara spasial, pemulihan ekonomi membutuhkan momentum untuk bangkit. Kemudian masa pandemi me-
nyebabkan tenaga kerja sektor yang potensial terpaksa berhenti bekerja,” tambahnya. Mochamad Hasan Makmur selaku Panitia Kegiatan menyampaikan, acara tersebut mendapatkan respons yang baik dari delegasi dan mahasiswa FEB sendiri. Ia juga mengungkapkan, keputusan memilih pembicara dari luar UMS bertujuan untuk mendapatkan sudut pandang dan ilmu baru. “Isu yang diangkat pun yang terkini dan masih hangat untuk dibahas,” kata Hasan, Minggu (29/5). Ia berharap agar diskusi ini dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa FEB terkait isuisu terkini. Selain itu, katanya, dengan adanya diskusi ini bisa memberikan kesempatan bertukar sudut pandang, serta menja-
lin silaturahmi antar mahasiswa FEB. “Semoga diskusi ini mampu membuat mahasiswa FEB untuk selalu melek terhadap isu-isu yang ada dan mencoba untuk menuangkan sudut pandangnya,” harapnya. Di hubungi di kesempatan yang sama, Istia Zalianty selaku peserta dari Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan UMS mengatakan, kalau tema yang diangkat pada diskusi kali ini menarik. Ia juga mengungkapkan, pembicara mampu memberikan tanggapan yang menarik terkait tema yang diangkat. “Berharap forum diskusi eksternal ini masih berlanjut karena manfaatnya juga bagus, jadi tahu tentang isu-isu ekonomi di Indonesia itu seperti apa,” harapnya, Minggu (29/5). [Aulia A/SDA]
issuu.com/lpmpabelan
6
WARTA KAMPUS
Kamis, 2 Juni 2022
Lomba Musabaqah
Ikut Lomba di UNY, Mahasiswa UMS Raih Juara UMS, Koran Pabelan – Salah satu mahasiswa dari Fakultas Farmasi UMS berhasil menjadi juara dalam lomba Musabaqah Desain Aplikasi Komputer Alquran. Lomba tersebut diadakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Sleman, Yogyakarta.
N
ur Utami selaku mahasiswa yang berhasil mendapat juara mengaku senang dapat mewakili universitas dan dapat menjuarai lomba tersebut. Ia mengatakan, timnya berkolaborasi dengan Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI) dengan melibatkan mahasiswa dan dosen dari Teknik Informatika
untuk dapat menciptakan sebuah desain aplikasi yang memiliki fitur unggulan, seperti fitur membaca, mendengarkan, hafalan, dan kuis. “Awal pembuatan aplikasi ini adalah karena saat pandemi masyarakat lebih banyak menggunakan handphone dan mengakses media online, maka dari itu terpikirlah sebuah ide dan solusi untuk menghafal Alquran bisa di mana saja dan kapan saja,” tuturnya, Kamis (26/5). Nur mengaku membutuhkan waktu dua bulan untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan dalam pembuatan desain aplikasi. Selama persiapan itu berlangsung, katanya, terdapat kendala-kendala kecil yang dialami oleh timnya. Di mana ken-
dala tersebut mengharuskan ia dan tim menyusun ulang jadwal dan tenggang waktu agar pembuatan desain ini bisa dilakukan tepat waktu. “Kendala utamanya sih kegiatan kampus dari masingmasing tim,” tambahnya. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa universitas sangat mengapresiasi keberhasilan timnya melalui aplikasi Sistem Prestasi Mahasiswa (SIPRESMA) yang dimiliki UMS. Tidak hanya itu, karena keberhasilannya tersebut, ia juga diundang untuk melakukan syuting bersama UMS di TATV. “Harapannya semoga dengan keberhasilan ini bisa menjadi motivasi untuk mahasiswa lain dan lebih berani untuk mengikuti ajang lomba nasional mau-
pun internasional,” harap Nur. Peni Indrayudha, selaku Wakil Dekan (WD) III Fakultas Farmasi UMS mengatakan akan selalu mengapresiasi setiap prestasi yang berhasil diraih oleh mahasiswa dari Fakultas Farmasi. Ia juga berharap keberhasilan yang diraih oleh mahasiswa tersebut bisa menjadi motivasi untuk mahasiswa lain yang belum berani untuk mengekspresikan prestasinya. “Tentunya sangat senang dengan keberhasilan tersebut dan semoga bisa menjadikan UMS menjadi lebih baik lagi,” harapnya, Jumat (27/5). [Faris/CNP]
KARIKATUR
Ilustrasi: Elsa Ro’is Hamzani/Koran Pabelan
Kalian lihat apa itu!!! Kantin kita telah kembali buka setelah berbulan-bulan tutup karena pandemi
Kunjungi sosial media terbaru kami di TikTok
@lpmpabelan
VARIA UNIVERSITAS
Kamis, 2 Juni 2022
7
Program Baru LPPIK
Ajak Mahasiswa Praktik Lapangan Lewat Matkul Kemuhammadiyahan UMS, Koran Pabelan – Lembaga Pengembangan Pondok Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) UMS menerapkan program baru untuk mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kemuhammadiyahan. Program ini berupa praktik lapangan yang dilakukan pada tiap ranting Muhammadiyah yang pelaksanaannya dilakukan setelah Ujian Tengah Semester (UTS).
S
aifudin selaku Kepala Bidang (Kabid) Pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyah (AIK) Mahasiswa dan Kerja sama mengatakan, program ini merupakan kebijakan dari Wakil Rektor (WR) I UMS dan LPPIK sebagai pelaksananya.
Tujuan dari program ini, kata Saifudin, supaya mahasiswa mengetahui Muhammadiyah tidak hanya secara teori saja, melainkan praktiknya di lapangan. “Kegiatan ini dilakukan dengan harapan agar mahasiswa bisa menjadi kader yang baik dan tahu kondisi riil di lapangan sesuai dengan tujuan UMS,” katanya, Sabtu (28/5). Ia mengungkapkan, sebelum program ini dilakukan banyak persiapan yang perlu dilakukan, seperti melakukan koordinasi dengan seluruh Kepala Program Studi (Kaprodi) Strata Satu (S1) se-UMS dan dosen-dosen AIK serta ke Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di sekitar kampus. Saifudin mengatakan bahwa dalam pelaksanaan program ini terdapat kendala seperti
beberapa mahasiswa yang belum mendapatkan tempat praktik. “Namun kendala tersebut merupakan hal biasa karena baru masa pengenalan program baru,” tambahnya. Achmad Fathoni, salah satu Dosen Kemuhammadiyahan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UMS mengatakan, program ini perlu dilakukan untuk memberikan bekal kepada mahasiswa sebagai kader Muhammadiyah agar mengetahui kondisi yang terjadi di lapangan. Ia juga mengatakan bahwa sudah menerapkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk mahasiswa sebelum LPPIK menerapkan program ini. “Semoga program ini bisa terlaksana dengan baik dan mengarah pada peningkatan, perbaikan, dan kemajuan univer-
sitas,” harapnya, Sabtu (28/5). Putri Pramesti Hening, salah satu mahasiswa dari Prodi PGSD UMS mengatakan, program ini perlu dilakukan untuk membentuk jiwa sosial kemasyarakatan mahasiswa di tengah-tengah kemajuan teknologi seperti saat ini. Namun, menurutnya dalam pelaksanaan sosialisasi program ini dinilai masih kurang, karena mahasiswa hanya diberikan panduan dan surat izin pelaksanaan PKL melalui daring tanpa ada kejelasan yang detail. “Perintah antar dosen matkul Kemuhammadiyahan satu dengan yang lain juga tidak sama, jadi mahasiswa masih bingung,” tambahnya, Minggu (29/8). [Chesa/NPN]
WARTA KAMPUS Pembangunan Griya Mahasiswa
Kantin Dekat Area Pembangunan Terkendala Sekat UMS, Koran Pabelan – Pedagang kantin di sekitar Koperasi Mahasiswa (Kopma) UMS merasakan dampak dari pemberlakuan sekat atau dinding pembatas pembangunan Kompleks Griya Mahasiswa. Sejauh ini, mereka hanya mengikuti kebijakan yang disediakan universitas dan menjualkan dagangannya di samping area Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
S
ulia selaku salah satu penjual di sekitar Kompleks Griya Mahasiswa yang kini tengah dilakukan pembangunan
mengungkapkan, akses jalan mahasiswa menuju lokasi tempat ia berjualan begitu sempit, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan penjualan yang berkurang. Ia mengatakan, sampai saat ini dirinya tidak tahu perihal tempat lain yang disediakan pihak universitas untuk berjualan. “Saya tetap patuh mengikuti wewenang dari universitas mengingat peluang semenjak perkuliahan tatap muka kembali berjalan,” katanya, Senin (30/5). Terkait hasil penjualan, Sulia menganggap kalau konsumen yang tidak selalu tetap menjadi faktor lain kurangnya hasil penjualan. Ia menjelaskan, kalau saat
ini konsumen dagangannya merupakan konsumen yang dulu sering berbelanja di Kopma UMS. “Semoga pihak universitas menyediakan tempat yang baru untuk kami berjualan dan penjualannya bisa berjalan lancar,” harap Sulia. Yoga Dwi Setyawan, salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Olahraga berpendapat, para pedagang yang berjualan di sekitar area pembangunan tersebut mungkin akan terasa sangat dirugikan karena adanya sekat-sekat. Akan tetapi, katanya, bila dilihat dari sudut pandang lain, sekat-sekat tersebut berperan sangat penting se-
bagai salah satu alat keamanan kerja selama proses pembangunan. Yoga berharap, para pedagang tersebut dapat mencari tempat berjualan sementara di lokasi yang sekiranya tetap strategis selama berlangsungnya pembangunan Griya Mahasiswa. Menurutnya hal itu sebagai bentuk keamanan dan upaya membantu kelancaran proyek tersebut. “Sebab Kompleks Griya Mahasiswa itu dibangun untuk kepentingan di masa mendatang,” katanya, Selasa (31/5). [Hafidz/SDA]
8
Kamis, 2 Juni 2022
IKLAN