Harga Rp 1.000
Kamis, 10 Maret 2022
Tahun 18/ No.3
SG UMS
Sistem Perlu Rekonstruksi, Pemahaman Mahasiswa Perlu Eskalasi UMS, Koran Pabelan – Ditundanya Sidang Umum (SU) Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UMS hingga saat ini menyebabkan keberlangsungan student government (SG) belum berjalan dengan semestinya. Untuk sistem pun, saat ini SG UMS ada beberapa hal yang perlu direkonstruksi bersama.
MPM
DPM RAN SISTE CANGAN M SG UMS
BEM
S
elaku Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI) UMS, Syafi Rakha Muwaffaq mengatakan, dalam hal mekanisme reorganisasi sistem SG bersambung halaman 7
Rumah Sakit UMS
Alami Kendala, Pembangunan RS UMS Tak sesuai Target Reporter: Dwi Pepilia Pita Sari UMS, Koran Pabelan – Pembangunan Rumah Sakit Umum Pendidikan (RSUP) UMS masih dalam tahap pengerjaan penyelesaian struktur. Proses pembangunan rumah sakit ini sudah berjalan selama delapan bulan dan ditargetkan akan selesai pada bulan Juni 2022.
H
asyim Asy'ari, selaku Kepala Bagian (Kabag) Sarana dan Prasarana Biro Aset Universitas (BAU) UMS mengatakan, progres pembangunan Rumah Sakit UMS hingga saat ini masih dalam tahap proses penyelesaian struktur. Ia mengungkapkan, proses pembangunan rumah sakit ini tidak berjalan sesuai target. “Progres
pembangunan rumah sakit ini sudah mencapai 28,42% yang terlihat dari semua bagian sisi bangunan yang telah dibangun,” ungkap Hasyim, Selasa (1/3). Ia menuturkan alasan keterlambatan pengerjaan dikarenakan di awal pembangunan ada tim pelaksana yang meninggal dan mengakibatkan proses pembangunan terhambat, se-
hingga harus menyesuaikan penggantinya. Selain itu, Hasyim menjelaskan adanya uji statis pada bulan Oktober hingga November 2021 lalu menyebabkan progres pembangunan berhenti sekitar satu bulan. “Tim pelaksana mendapatkan surat peringatan pertama dari pihak UMS karena alasan keterlambatan tidak diterima,” ujarnya. bersambung halaman 7
Kurang SDM, BEM FAI Rekrut Pengurus BEM-U
Mahasiswa FKIP UMS Juara 2 Public Speaking
Haruskah Mahasiswa Berpolitik?
Iklan dan Langganan: 085799412172 SMS Suara Pabelanis: 081338853137
Ilustrasi: Freepik
Reporter: Puput Wulandari
Kamis, 10 Maret 2022
Editorial
Bangun Ulang Sistem Redpel Koran: Chesarisa N. P. Redaktur: Puput Wulandari, Nandya Putri Pratiwi Redaktur Foto: Umar Husain F. Reporter: Khairani, Syafa, Sofie, Dwi, Nandya, Putri, Puput Fotografer: Umar Husain F. Editor: Chesa, Kholisa, Gardena, Novali, Nandya Ilustrator: Arga Rosa Desain Artistik/Tata Letak: Ridhwan, Fayi, Nova, Bagas, Kilau, Iqbal, Yusuf Pemimpin Umum: Muhklis Sirotul M. Sekretaris Umum: Anisa Yuliana P. Pemimpin Redaksi: Novali Panji N. Litbang: Mulyani Adi Astutiatmaja Personalia: Ridhwan Nabawi Medkom: Izzul Khaq Perusahaan: Gardena Dika M. Manajer Logistik: Deny Bayu W. Redpel Online: Aliffia Khoirinnisa Redpel Koran: Chesarisa N. P. Redpel TV: Sulkhan Fajar Affani Redpel Majalah: Sarah Dwi A. Manajer Diskusi: Muhammad Iqbal Manajer Data: Vaneza Benedista Manajer Penelitian: Aisyah Fayi I. Manajer Pelatihan: Achmad Yusuf P. Manajer IT & Publikasi: Kilau Aurum Manajer Iklan: Dina Suci Ramadhani Manajer Prodis: Andika Diterbitkan oleh: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Terbit Sejak: 28 Juni 2005 berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin Umum LPM Pabelan No. 02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005, Tanggal 24 Juni 2005 Alamat Redaksi: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164 Surakarta e-mail: lpmpabelanums@gmail.com, http//www.pabelan-online.com
K
eberadaan lembaga eksekutif dan legislatif pada tatanan student government UMS memang patut dipertanyakan. Masalahnya, lembaga yang seharusnya memberikan contoh baik untuk mahasiswa ini sulit sekali dicari keberadaannya, bahkan bisa dibilang tidak terlihat kinerjanya. Entah itu dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) tingkat universitas. Tidak terlihatnya peran lembaga eksekutif dan legislatif menyebabkan kepercayaan mahasiswa menurun. Tidak hanya itu, hancurnya sistem demokrasi yang terjadi pada universitas juga menjadi faktor utama penyebab mahasiswa tak acuh
akan keberadaannya. Belum adanya presiden terpilih hingga saat ini di periode sekarang menyadarkan kita bagaimana hancurnya SG yang ada. Padahal, Biro Kemahasiswaan UMS sendiri telah melantik organisasi mahasiswa tingkat universitas, kecuali BEM Universitas yang belum menemukan kejelasan atas reorganisasinya. Sebagai pelengkap bobroknya SG di UMS saat ini, keberlangsungan pemilihan mahasiswa (pemilwa) juga menyisakan banyak carut-marut. Pada akhirnya akan memperpanjang rentetan catatan buruk untuk SG UMS. Nahas, kenyataan yang ada ialah kepedulian mahasiswa perihal SG semakin menurun. Hal ini selaras dengan sedikitnya forum yang hadir pada Sidang Umum
(SU) MPM. Mereka merasa ada atau tidaknya lembaga tertinggi ini tidak ada bedanya. Namun, sikap acuh tak acuh mahasiswa ini tidak akan mampu menyadarkan lembaga tertinggi kampus untuk membenahi kesalahan-kesalahannya. Kejanggalan memang terus ditemukan, tetapi penyelesaian juga tak kunjung didapatkan. Seharusnya lembaga eksekutif dan legislatif ini memiliki sistem pemerintahan yang aktif, solutif, dan demokratis. Mahasiswa memang perlu inovatif, tak terkecuali dalam mengelola miniatur negara di kampus kita tercinta. Jika semua bisa saling merangkul dan bekerja sama, sistem pemerintahan yang baik akan tercipta, dan aspirasi mahasiswa akan tersalurkan.
Alami Kendala, Pembangunan RS UMS Tak sesuai Target Kapan selesainya nih?
Kurang SDM, BEM FAI Rekrut Pengurus BEM-U Regenerasinya gimana sich..
Prof Ruwet
Tingkatkan Kreativitas Mahasiswa melalui Workshop PKM Mantap, terus tingkatkan kreativitasnya!
Tahukah kamu?
“
Tahukah Kamu?
Islandia adalah satu-satunya negara di dunia tanpa nyamuk, ular, atau reptil lainnya. Mereka hanya memiliki sedikit spesies laba-laba, tidak ada yang berbahaya bagi manusia
“
2
Sumber:@mata.duniaa
Scan QR Code ini untuk cara mudah mengunjungi
Suara Pabelanis. Sampaikan informasi atau keluhan anda sebagai mahasiswa terhadap kebijakanfasilitas kampus UMS tercinta. Pesan dapat anda sampaikan melalui (0821-42967018) atau akun media sosial resmi LPM Pabelan. Mari kawal proses dinamika di kampus bersama Koran Pabelan. QR Code http//www.pabelan-online.com
Lpm Pabelan
@infopabelan
lpmpabelan
OPINI
Kamis, 10 Maret 2022
3
Haruskah Mahasiswa Berpolitik?
P
olitik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Perspektif lain mengatakan bahwa politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara, atau sesuatu yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat. Ki Hadjar Dewantara menyebutkan bahwa tugas pendidikan membentuk pribadi yang nasionalis, religius, dan idealis (Musyafa, 2017). Pribadi tersebut sebagaimana yang dikatakan Ki Hadjar Dewantara, bukanlah hanya pribadi yang cerdas penuh keterampilan, tetapi pastilah juga pribadi yang religius yang takwa sepenuhnya kepada Allah, pribadi yang nasionalismenya tinggi menjunjung sifat kekeluargaan. Bentuk lain ialah pelatihan nonformal tentang politik, misalnya melalui organisasi mahasiswa. Tentu saja yang tidak boleh dilupakan adalah sosialisasi politik secara informal di kalangan keluarga dan kerabatnya. Materi pendidikan politik publik yang utama, tentunya adalah bagaimana menggunakan kelembagaan atau organisasi untuk memperjuangkan aspirasinya. Penyampaian aspirasi secara santun dan tepat prosedur menjadi materi pelatihan yang intensif. Berbagai jenis teknik penyampaian aspirasi dilatihkan sehingga kemampuan seseorang untuk menolong diri mereka. Dalam proses pembelajaran politik, mahasiswa tak melulu harus terjun ke partai politik tertentu seperti halnya politikus. Namun, mereka bisa mengekplorasi bakat politik melalui ruang organisasi. Harus diakui, kualitas mahasiswa yang aktif berorganisasi akan lebih unggul dibandingkan mereka yang tidak mengikuti organisasi, sebab mereka akan mendapatkan tempaan ilmu baru di luar bangku perkuliahan pada umumnya. Lalu seperti apakah si-
kap para Mahasiswa dalam terlaksananya demokrasi yang kemarin berhasil menggegerkan publik? Politik dalam kampus seringkali diibaratkan juga sebagai miniatur dari sebuah perpolitikan dalam lingkup negara. Yang berbeda adalah mengisi serta menjadi pemeran dalam perpolitikan kampus tentu mahasiswa itu sendiri. Sama halnya dengan perpolitikan negara, tentunya kita perlu suatu sistem pemerintahan yang mengatur perpolitikan itu sendiri. Hal ini sudah tidak menjadi rahasia umum lagi jika terdapat sebuah kelompok yang mendominasi dalam jalannya pemerintahan atau kegiatan-kegitan politik di kalangan mahasiswa. Mereka biasanya menjadi mahasiswa elit, dengan mengisi posisiposisi yang strategis di tingkat kepengurusan pemerintahan, mahasiswa yang merupakan konsekuensi logis dari politik etis. Di tahun politik ini, sudah seharusnya mahasiswa kembali mempertanyakan idealisme dari sebuah gerakan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya partisipasi politik partisan, khususnya di kalangan para pejabat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan lain-lain. Menjadi elit mahasiswa yang punya kuasa dalam menentukan arah kebijakan kampus serta memiliki pengaruh yang cukup diperhitungkan di tataran sesama, tentu dapat menjadi modal utama untuk dipertimbangkan dalam mendulang suara bagi kalangan tertentu yang terlibat dalam kontestasi politik. Perguruan tinggi sebagai bagian subsistem pendidikan nasional tentu keberadaannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berperan sangat penting. Melalui adanya penerapan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pengajaran-pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Itulah alasan ke-
Oleh Dita Fitria Wati Mahasiswa Fakultas Hukum
napa perguruan tinggi diharuskan untuk bekerja, merumuskan pemikiran bagi kemajuan bangsa lewat kajian-kajian akademik dan kerja-kerja politik intelektualnya. Belakangan ini memang sering dijumpai orang kampus yang tergoda untuk berpolitik, sayangnya jalan politik yang dipilih adalah politik pragmatis. Padahal sangat jelas, dalam Pasal 86 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu disebutkan dengan tegas terkait larangan kampanye di sejumlah tempat misalnya di tempat pendidikan. Kita sering kali mendengar mengenai “kampus miniatur negara” dan kalimat yang semisal dengannya, penerapan lembaga eksekutif dan legislatif di kampus tidak lain adalah untuk mewujudkan demokrasi di lingkungan kampus, sebagai duplikasi dari sistem demokrasi yang telah berjalan dalam kehidupan bernegara kita. Lantas bagaimana calon yang tidak didukung bahkan tidak diketahui pencalonannya dapat dikatakan mewakili sistem demokrasi yang berusaha diterapkan di lingkungan kampus? Secara filosofis, sangat bertentangan, namun tetap menghadirkan dukungan dengan segala argumentasi. Lantas apa gunanya pendidikan jika kualitas perpolitikan kita sama saja, dengan beragam siasat untuk menggapai jabatan, amat jauh dari kontestasi berbasiskan gagasan. Segala kesimpulan kembali kepada pembaca. Apakah politik kampus kian tidak rasional? Apakah kepu-
tusan-keputusan pejabat pemilu kampus sudah rasional? Apakah membelanya akan menjadi tindakan yang rasional atau hanya karena disonansi kognitif pihak pembela, membela mati-matian demi kesamaan dan bertahannya relasi yang baik dengan kelompok afiliasinya? Suara mahasiswa menjadi bagian dari suatu aspirasi masyarakat yang gerah di kala pemilu menyapa. Soe Hok Gie telah mengajarkan kita sebagai mahasiswa harus memiliki pendirian yang teguh dan kokoh melawan arus. Hidup ini ada dua pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus, namun saya memilih untuk menjadi manusia yang merdeka, berpikir kritis dan menolak untuk menjadi mahasiswa yang kupukupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Tidak sekadar pandai berbicara dalam teori, namun mampu memberikan perubahan yang nyata bagi bangsa. Karena rakyat tidak butuh nilai, rakyat hanya membutuhkan gebrakan yang nyata untuk suatu perubahan yang lebih berharkat dan bermartabat. Seberapa besar peran mahasiswa dalam setiap prosesnya merupakan bekal yang amat berharga bagi mahasiswa kelak ketika dirinya akan menjadi bagian besar dalam perubahan bangsa dan negara tercinta ini. Karena guru terbaik atau pembelajaran yang baik adalah pengalaman.
4
WARTA KAMPUS
Kamis, 10 Maret 2022
DEE UMS
Raih Juara MTQ Nasional Berkat Dukungan dari Prodi UMS, Koran Pabelan – Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS kembali menorehkan prestasi di ajang perlombaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional. Keberhasilan ini tak luput berkat bantuan dan dukungan yang diberikan oleh pihak Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris.
D
ihubungi melalui WhatsApp oleh reporter Koran Pabelan, Amelia Riski mahasiswa yang berhasil menjadi juara mengatakan, pihak prodi berperan penting dalam keberUpper
hasilan dirinya meraih juara dalam lomba nasional. Ia mengungkapkan, dukungan yang diberikan oleh prodi ialah perihal subsidi biaya dan publikasi sebagai bentuk apresiasi. “Semester ini prodi sebenarnya berhenti dalam memberikan subsidi biaya. Semoga ke depannya pihak prodi kembali memfasilitasi dalam hal pembiayaan,” harap Amelia, Kamis (3/3). Selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Bahasa Inggris UMS, Titis Setyabudi mengatakan, prestasi yang ditorehkan ini menjadi salah satu filosofi pendidikan di UMS, yaitu transendental. Ia menjelaskan,
setiap prestasi yang ditorehkan mahasiswa adalah anugerah dari Allah untuk disyukuri. “Prestasi yang diperoleh mahasiswa adalah portofolio positif yang sedang mereka kumpulkan dalam membangun peradaban hidupnya,” kata Titis, Kamis (3/3). Menurutnya, peran Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) turut membantu mengakselerasi prestasi-prestasi yang didapatkan mahasiswa. Ia menerangkan, prodi memfasilitasi mahasiswa untuk berkompetisi, baik di level nasional maupun internasional. “Prodi secara khusus menugaskan Kepala Laboratorium Prodi untuk selalu mendorong maha-
siswa agar mengikuti kompetisi,” ujarnya. Lebih lanjut, Titis mengatakan pihak prodi tidak hanya menyiapkan mahasiswanya menjadi guru atau tenaga pendidik saja ketika sudah lulus nanti. Ia menambahkan, prodi juga diharuskan untuk mempersiapkan individu yang mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya. “Mahasiswa kami adalah individu yang istimewa dengan potensi luar biasa. Kami akan mencoba mengoptimalkan potensi itu menjadi prestasi,” harapnya. [Syafa/GDM]
Percaya Diri
Mahasiswa FKIP UMS Juara 2 Public Speaking UMS, Koran Pabelan – Salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris UMS angkatan 2019, berhasil menjadi juara dalam lomba Public Speaking National Comvation UMS. Lomba tersebut diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) UMS dan diikuti dari berbagai kalangan mahasiswa tingkat nasional.
T
itis Setyabudi, selaku Kepala Prodi (Kaprodi) Pendidikan Bahasa Inggris menanggapi, pihak prodi selalu mendorong dan memfasilitasi mahasiswanya untuk berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Prodi tidak hanya menyiapkan mahasiswanya menjadi guru yang profesional, tetapi juga mempersiapkan individu yang dapat menjadi transformer bagi lingkungannya. “Berkaitan informasi tentang perlombaan atau kompetisi selalu diberitahukan kepada mahasiswa
U
melalui adanya grup komunikasi,” kata Titis, Kamis (3/3). Amrullah Algifari mahasiswa yang menjadi juara dalam perlombaan tersebut berpendapat, public speaking tidak hanya dipelajari secara teoritik, perlu dibarengi dengan praktik agar ilmunya tidak sia-sia. Menurutnya, tata cara berkomunikasi public speaking tidak hanya mengandalkan kemampuan berbicara, tetapi juga diimbangi dengan rasa percaya diri yang baik agar berjalan dengan sepadan. “Rasa percaya diri ini yang mem-
buat saya berhasil mendapatkan juara dalam perlombaan ini,” ujar Algi, Selasa (1/3). Dalam masa persiapan lomba, ia memaparkan bahwa hal pertama yang dilakukan adalah pengecekan peraturan dan kriteria penilaian lomba. Setelah itu, mempersiapkan skrip lomba dan alat untuk take video, yang mana dalam penyusunan skrip ini ia mengalami kendala. “Yang paling susah itu nyusun skrip, karena harus tepat sama waktu yang dikasih panitia yaitu maksimal tiga menit,” ungkapnya. [Sofie/KNH]
Jangan diam, kirim opinimu ke Lpmpabelanums@gmail.com Kalau nanti suaramu terbungkam, pasti berat Kamu nggak akan kuat, Bro!
POLITIK MAHASISWA BEM FAI
Kamis, 10 Maret 2022
5
BEM FAI
Ilustrasi: Arga Rosa W. / Koran Pabelan
Kurang SDM, BEM FAI Rekrut Pengurus BEM-U
UMS, Koran Pabelan – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam (FAI) UMS merekrut mahasiswa FAI yang juga tergabung dalam BEM-Universitas (BEM-U) Periode 2021 yang belum resmi dinyatakan selesai dalam periode kepengurusan. Hal itu disebabkan kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh keluarga mahasiswa FAI.
S
elaku Gubernur BEM FAI UMS, Rahmat Balaroa mengatakan, kekurangan SDM di FAI menjadi alasan perekrutan salah satu mahasiswa yang diduga merangkap jabatan di BEM-U. Mahasiswa terkait, kata Rahmat, memiliki alasan tersendiri penyebab dirinya ikut bergabung di BEM FAI UMS. “Melihat situasi perpolitikan di kampus, menjadi penyebab kehilangan kepercayaan dia (mahasiswa terkait –red) terhadap BEM-U,” tambah Rahmat, Kamis (3/3).
Lebih lanjut lagi, ia menjelaskan kalau mahasiswa yang tergabung di BEM FAI telah melewati proses screening. Ia berharap, BEM FAI dapat menjadi partner untuk teman-teman mahasiswa agar bisa mengembangkan dirinya, baik itu prestasi akademik maupun non akademik. “Periode ini bak membangun pondasi lagi. Tidak lupa dengan menghidupkan kepercayaan mahasiswa FAI kepada kami (BEM FAI –red),” ujarnya. Menanggapi isu ini, mahasis-
wa Program Studi (Prodi) Hukum Ekonomi Syariah FAI UMS, Salsabilla Ines berpendapat kalau BEM FAI perlu meninjau ulang perihal aturan rangkap jabatan. Menurutnya, rangkap jabatan tadi bisa membuat seseorang tidak bisa fokus dalam menjalankan tugasnya. “Karena tujuan BEM menurut saya adalah untuk menjembatani masalah internal mahasiswa di kampus dan ormawa prodi,” katanya, Kamis (3/3). [Nandya/NPN]
issuu.com/lpmpabelan
6
FOTO
Kamis, 10 Maret 2022
Bakti Sosial - Beberapa mahasiswa Fakultas Teknik sedang menggelar kegiatan bakti sosial, guna membantu daerah yang terdampak bencana alam. Kegiatan ini dilakukan di pertigaan lampu merah UMS, Selasa (8/3).
WARTA KAMPUS Workshop PKM
Tingkatkan Kreativitas Mahasiswa melalui Workshop PKM UMS, Koran Pabelan – Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) UMS adakan Workshop Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) dengan mengusung tema “Workshop PKM Langkah Awal Menuju PAI Penuh Kreasi dan Inovasi”. Acara ini diselengggarakan pada Sabtu, 5 Maret 2022 melalui platform Zoom Meeting.
R
isma Nur Rahmawati, selaku pembicara pertama sekaligus Dosen Bahasa Indonesia UMS mengatakan, PKM merupakan salah satu implementasi dari mata kuliah keterampilan berkehidupan atau life
skill. Tujuan dari PKM ini ialah sebagai sarana meningkatkan pengetahuan akademik, meningkatkan cara berpikir, melatih kemampuan berkomunikasi, dan sarana untuk menuangkan inovasi serta ide. “Keuntungan dari PKM adalah sebagai sarana mahasiswa mengembangkan riset, kesempatan menambah kolega, serta akan didanai jika lolos,” tambahnya, Sabtu (5/3). Tidak hanya beranganangan, tetapi harus disertai aksi dan tidak malas untuk belajar. Hal itulah yang harus ditanamkan pada diri seseorang. Lebih lanjut, Risma juga mengatakan, agar PKM bisa selesai dan sukses, maka kita harus mengubah cara pandang dan tidak takut untuk ga-
gal, karena kegagalan adalah salah satu perjalanan untuk mencapai kesuksesan.“Kalau masalah hasil itu dipasrahkan, yang terpenting sudah berusaha maksimal,” ujar Risma. Laili Etika Rahmawati, selaku pembicara kedua sekalikus Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) UMS menjelaskan, PKM memiliki filosofi seperti salat Jamaah. Karena dalam mengerjakan PKM dibutuhkan kerja tim sebanyak tiga sampai lima orang. Tidak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa strategi dalam penyusunan PKM ialah “ATM Bersama”, yang artinya amati, tiru dan modifikasi bersama-sama.
Patuhi hukum yang berlaku, hatihati kalau menulis harus sesuai pedoman. “Untuk pedoman yang digunakan dalam menyusun PKM yaitu Pedoman PKM 2022 yang baru saja dirilis,” ujar Laili, Sabtu (5/3). Laila Nur Khasanah, mahasiswa Prodi PAI UMS memberikan tanggapan positif terkait terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya workshop PKM ini sangat penting untuk mahasiswa semester dua yang belum banyak memahami tentang apa dan bagaimana isi dari PKM. “Semoga workshop ini tidak berhenti di tahun ini saja, dan bisa menjadi bekal untuk mahasiswa saat menyusun PKM,” harap Laila, Sabtu (5/3). [Khairani/CNP]
WARTA KAMPUS
Kamis, 10 Maret 2022
7
S3 Ilmu Hukum
Adakan Seminar Sekolah Advokasi Bersama Bidang Hukum Muhammadiyah UMS, Koran Pabelan – Strata Tiga (S3) Ilmu Hukum UMS bekerja sama dengan Bidang Hukum Muhammadiyah adakan Seminar Sekolah Advokasi dengan tema “Mewujudkan Masyarakat Sadar Hukum”. Acara ini akan terselenggara secara luring dan daring pada Minggu, (13/3).
M
ohammad Indra Bangsawan, selaku Ketua Panitia mengungkapkan, kegiatan ini merupakan upaya untuk menambah bekal
pengetahuan dan pemahaman dasar hukum, serta mekanisme penyelesaian terhadap isu-isu yang sering dijumpai dalam masyarakat. Ia mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk pengabdian terhadap masyarakat dan peningkatan kesadaran hukum warga Muhammadiyah. "Acara ini merupakan pemenuhan terhadap implementasi amanat Muktamar Muhammadiyah ke-47, dalam hal meningkatkan kesadaran hukum bagi masyarakat terutama warga Muhammadiyah,” ungkap Indra, Sabtu (5/3). Indra juga menyampaikan,
acara ini diadakan secara blended dikarenakan kondisi pandemi yang masih berlangsung saat ini. Ia mengungkapkan, peserta offline sendiri berasal dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen dan Bidang Hukum Pemuda Muhammadiyah Solo, sedangkan untuk online merupakan peserta dari mahasiswa atau umum. “Tidak ada kendala yang berarti saat melakukan persiapan, jadi semoga acaranya nanti juga berjalan lancar, dan peserta bisa mengambil ilmu yang disampaikan,” harap Indra. Muhammad Ikbar Nariswara,
mahasiswa Progam Studi (Prodi) Ilmu Hukum UMS mengatakan, seminar ini merupakan bekal dasar untuk mewujudkan perubahan sistematis dalam menyikapi suatu kebijakan. Ia berharap, peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat lebih memahami dasardasar hukum secara mendalam. “Semoga dengan adanya acara ini masyarakat akan lebih peka terhadap hukum yang berlaku saat ini serta mengetahui bagaimana mengkritisi suatu kebijakan berlandaskan kepada hukum yang berlaku,” tambahnya, Senin (7/3). [Putri/NPP]
latif, atau bahkan yudikatif. Ia menjelaskan, yang lebih perlu diperhatikan adalah peran dari masing-masing lembaga, sehingga keberadaannya bisa dirasakan oleh mahasiswa. “SG di UMS harus adanya keterbukaan. Selain itu saling menaruh kepercayaan antar lembaga dan mahasiswa perlu dieskalasikan,” tambahnya. Menurutnya, perlu diadakannya pencerdasan mengenai aktivisme SG UMS guna me-
minimalisir adanya ketidakpercayaan mahasiswa umum terhadap SG. Ia mengungkapkan, saat ini tindakan peningkatan pemahaman mahasiswa soal SG UMS sudah dilakukan. “Keinginan kita (aliansi BEM Fakultas –red) bergerak untuk menemui beberapa orang dan melakukan sharing menjadi titik awal kita,” tutup Rakha. Kepada reporter Koran Pabelan, salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuntansi
yang namanya tidak ingin disebutkan mengatakan, SG di UMS membutuhkan perhatian dan perbaikan yang lebih. Ia menilai, banyak mahasiswa yang tidak menyadari eksistensi SG itu sendiri. “SG yang sekarang kesannya seperti ada dan tiada. Semoga bisa lebih baik lagi sehingga lebih terasa keberadaannya,” harapnya, Selasa (8/3). [NPN]
mah sakit ini tergolong kurang cepat karena terdapat beberapa kendala. “Lahan yang sempit menjadikan terganggunya akses keluar masuk alat berat. Selain itu, tidak bisa melakukan lembur karena warga sekitar tidak mengizinkan kegiatan yang menimbulkan suara di atas pukul 18.00,”
tambahnya. Tidak senada dengan Hasyim, Imam Nur Hafiz mahasiswa Fakultas Kedokteran UMS beranggapan, proses pembangunan rumah sakit UMS dapat dikatakan cepat dan letaknya strategis. Ia merasa bangga karena mahasiswa kesehatan
akhirnya memiliki rumah sakit sendiri, sehingga kegiatan praktik atau co-assitent dapat dilakukan di sana. “Semoga pembangunan cepat selesai dan bisa segera untuk operasional,” harapnya, Selasa (1/3).[KNH]
Sambungan Halaman 1 Sistem Perlu Rekonstruksi...
UMS perlu dibangun kembali secara bersama-sama. Menurutnya, butuhnya koordinasi antar lembaga tinggi di UMS dengan organisasi kemahasiswaan yang ada di dalamnya. “Keterbukaan dengan mahasiswa mengenai periodisasi SG UMS juga sangat diperlukan,” kata Rakha, Rabu (9/3). Ia juga menuturkan, pemaknaan SG saat ini tidak melulu kaku pada pendefinisian harus terdapat lembaga eksekutif, legisSambungan Halaman 1 Alami Kendala...
Lebih lanjut, ia mengatakan kalau pembangunan rumah sakit ini ditargetkan akan selesai pada bulan Juni 2022. Namun, kata Hasyim, dengan sisa waktu tiga sampai empat bulan pembangunan RSUP UMS ini akan mengalami kemunduran. Ia juga menjelaskan, pembangunan ru-
Kunjungi sosial media terbaru kami di TikTok
@lpmpabelan
8
Kamis, 10 Maret 2022
INFO BEASISWA