Harga Rp 1.000
Kamis, 1 April 2021
Tahun 17/ No.5
PBSI UMS
Upload 89 Tasks Completed
Ilustrasi: Freepik
Utamakan Kualitas dan Berhasil Unggah 89 Proposal PKM Reporter: Indah Puji Rahayu UMS, Koran Pabelan – Utamakan kualitas proposal PKM daripada kuantitas, PBSI UMS berhasil unggah 89 proposal di laman simbelmawa.kemdikbud.go.id dari 2000 proposal yang diunggah ke sistem internal UMS. Hal tersebut didukung dengan bimbingan yang serius dari program studi (prodi).
A
hmad Kholid Alghofari, selaku Kepala Bagian (Kabag) Biro Kemahasiswaan mengatakan bahwa proposal PKM 2021 yang diunggah memang sedikit karena lebih mengutamakan kualitas proposal daripada kuantitas. “Awalnya ada sekitar 2000-an proposal di-upload ke sistem internal UMS, tetapi yang berhasil masuk ke Kemdikbud hanya 89,” ungkapnya, Jumat (26/3). Ahmad mengatakan, alasan proposal lainnya tidak diunggah lantaran hasil revisi yang tidak memenuhi panduan, bahkan ada yang tidak melakukan revisi. PBSI berhasil unggah proposal PKM 2021 dengan kuantitas
yang paling banyak ditingkat UMS karena kualitasnya yang baik. Hal tersebut lantaran proses bimbingan yang serius dan terdapat tetesan-tetesan dari mata kuliah yang didesain dalam bentuk proyek tugas kelompok. Proses bimbingan yang dilakukan oleh PBSI adalah bimbingan yang dimulai dari penggalian ide sampai teknis penulisan dan distribusi ke pembimbing. Setelah pengumuman lolos seleksi, PBSI melakukan konsolidasi yang diadakan melalui platform Zoom dengan mengundang semua ketua, anggota, dan dosen pembimbing. Selama proses revisi, pembimbing terus memantau melalui WhatsApp untuk me-
Guna Salurkan Aspirasi, Hadirkan Dialog Prodi
mastikan apakah mahasiswa sudah mengunggah proposal PKM atau belum. Ahmad menambahkan, proposal PKM yang sudah terunggah nantinya akan dinilai oleh reviewer PKM Kemdikbud. Laili Etika Rahmawati, selaku Sekretaris Progam Studi (Sekprodi) mengatakan, bahwa metode selama proses bimbingan dilakukan dan disiapkan secara matang agar tidak terasa tiba-tiba dan terburu-buru dalam pembuatan proposal PKM. “Selama proses membimbing, sejak awal mencari ide dan pembuatan proposal, kami siapkan enam bulan sampai satu tahun sebelumnya agar persiapannya matang. Itulah salah satu rahasia di prodi kami,”
Generasi Muda Sadar Sampah
ungkapnya, Jumat (26/3). Laili juga memberikan tips dan trik cara mendidik dan membimbing mahasiswa agar bergairah, semangat, dan intensif dalam pembuatan proposal PKM. Salah satu trik yang dilakukan yaitu dengan dasar pemaksaan, karena hal tersebut merupakan regulasi dari universitas yang berdasarkan Keputusan Rektor UMS Nomor 159/II/2017 tentang Implementasi Mata Kuliah Keterampilan Berkehidupan atau Life Skill. “Alhamdulillah, buah pemaksaan yang awalnya dipaksa, terpaksa, menjadi terbiasa, dan akhirnya jadi budaya,” ujarnya, Jumat (26/3). [R]
Gelar Diskusi Tepat Satu Tahun Covid-19
Iklan dan Langganan: 081568337960 SMS Suara Pabelanis: 082232678479
Kamis, 1 April 2021
Editorial Redpel Koran: Gardena Dika M Redaktur: Indah Puji Rahayu, Kenia Eksidewi Redaktur Foto: Aliffia Zahra Reporter: Mg_Rivandri, Mg_Lilis, Mg_Ayu, Mg_Ajeng, Mg_Akbar, Mg_Hira, Mg_Endika, Mg_Yusuf, Mg_Intan, Mg_Yuniar, Mg_Zahra, Mg_Faisal, Mg_Azizah, Mg_Ericha, Mg_Rahman, Mg_Novi, Mg_Dana, Mg_Puput Fotografer: Editor: Rifqah, Kenia, Alya, Gardena, Akhdan, Aliffia K, Ayu, Fitri Ilustrator: Deny B.W Desain Artistik/Tata Letak: Akhdan, Munir, Angga Pemimpin Umum: Akhdan M. A. Sekretaris Umum: Alvanza A. J. Pemimpin Redaksi: Rifqah Litbang: Munasifah Rahmawati Personalia: Anisa Yuliana P. Medkom: Fikri ‘Ainul Qolbi Perusahaan: Cindi Ameliayana W. Manajer Logistik: Anas Tasya S. Redpel Online: Mulyani Adi A. Redpel Koran: Gardena Dika M Redpel Tabloid: Tsania Laila M. Redpel Majalah: Novali Panji N. Manajer Diskusi: Aprilia Aryani D. K. Manajer Data: Rachma Andriani S. Manajer Penelitian: Sabrina Aizya P. Manajer Pelatihan: Mukhlis Sirotul M. Manajer IT & Publikasi: Riki Efendi Manajer Iklan: Wike Tri Wulandari Manajer Prodis: Saeful Budiman Diterbitkan oleh: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Terbit Sejak: 28 Juni 2005 berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin Umum LPM Pabelan No. 02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005, Tanggal 24 Juni 2005 Alamat Redaksi: Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164 Surakarta e-mail: lpmpabelanums@gmail.com, http//www.pabelan-online.com
Sosialisasi Harus Tetap Dilakukan
P
rogram Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan kegiatan yang membuat mahasiswa cukup antusias mengikutinya. Walaupun kebanyakan mahasiswa mengikuti kegiatan ini hanya untuk mendapatkan sertifikat yang dapat digunakan pada mata kuliah Keterampilan Berkehidupan, tetapi setidaknya, cara ini efektif mendongkrak antusiasme mahasiswa. Tahun ini, UMS berhasil meng-upload sebanyak 717 proposal. Memang angka 717 terbilang cukup banyak, tetapi jika dilihat dari sebaran sesuai jumlah program studi (prodi) yang berhasil mengunggah, maka akan terlihat perbandingan yang cukup jomplang.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) sendiri berhasil mengunggah sebanyak 89 proposal. Sedangkan, beberapa prodi lain ada yang hanya mengunggah satu proposal. Bukankah perbandingannya sangat signifikan? Kurangnya sosialisasi membuat mahasiswa kekurangan informasi terkait program tersebut. Hal ini seharusnya menjadi evaluasi untuk beberapa prodi yang dinilai acuh tak acuh terhadap perkembangan mahasiswanya. Menjadi prodi yang berhasil mengunggah proposal dengan kuantitas paling banyak dan kualitas terbaik juga merupakan suatu pencapaian. Hal ini tentunya menjadi tantangan prodi PBSI ke
depannya untuk terus meningkatkan kualitas maupun kuantitas yang mereka miliki. Sosialisasi dan adanya bimbingan dari pihak prodi sangat mempermudah mahasiswa, mungkin hal tersebut termasuk salah satu faktor PBSI menjadi prodi yang berhasil mengunggah proposal paling banyak. Ke depannya, UMS diharapkan bisa meningkatkan maupun mempertahankan pencapaian yang baik seperti ini. Civitas academica diharapkan terus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada mahasiswa agar proposal PKM yang diunggah ke laman Simbelmawa bisa terus meningkat.
Utamakan Kualitas dan Berhasil Unggah 67 Proposal PKM Bravo, FKIP, Pertahankan.
Gelar Diskusi Tepat Satu Tahun Covid-19 di Indonesia Jadi, kapan kuliah offline?
Generasi Muda Sadar Sampah
Prof Ruwet
Perlu kerja sama dan kesadaran dari banyak pihak.
Tahukah Kamu?
“
“
2
Foto dalam E-KTP boleh diganti bila pemilik wanita dulunya tidak berjilbab, lalu sekarang berjilbab. Boleh juga apabila E-KTP rusak, terkelupas, atau fotonya sudah buram. Sumber: Kompas.com
Suara Pabelanis. Sampaikan informasi atau keluhan anda sebagai mahasiswa terhadap kebijakanfasilitas kampus tercinta, UMS. Pesan dapat anda sampaikan melalui (082232678479) atau akun media sosial resmi LPM Pabelan. Mari bersama kawal kebijakan kampus bersama Koran Pabelan.
Scan QR Code ini untuk cara mudah mengunjungi
Lpm Pabelan
@infopabelan
lpmpabelan
+628132699xxxx (Mahasiswa FAI) Harusnya rektor ngasih kebijakan yang lebih baik kepada mahasiswanya, agar mahasiswanya tidak terbebani dalam hal biaya, khususnya selama pandemi QR Code http//www.pabelan-online.com
OPINI
Kamis, 1 April 2021
3
Refleksi Satu Tahun Kuliah Daring
A
ku tidak tahu akan sampai kapan ini terjadi, aku tidak ingin tenggelam dalam menyakitkannya kondisi seperti ini. Aku ingin bebas, aku ingin terbang kemanapun aku mau. Aku mau menyusuri jernihnya lautan dalam, aku mau menerobos lebatnya hutan, dan aku ingin menghirup sejuknya udara Tuhan. Ratusan hari sudah terlewati, angka berganti angka lainnya dalam kalender, tetapi keadaan masih sama. Masih sama dengan hari-hari sebelumnya yang harus menerima kenyataan memilukan bahwa virus corona tetap menghantui. Masih banyak orang yang menggaungkan tetap di rumah. Satu tahun lebih virus corona menjadi momok yang sangat ditakuti oleh masyarakat Indonesia. Virus yang merubah berbagai keadaan dalam banyak bidang kehidupan. Perubahan banyak terjadi karena pandemi yang tidak henti-henti ini. Sosial, politik, ekonomi, budaya, dan pastinya pendidikan sangat terdampak akibat virus mematikan ini. Ekonomi merosot, kesehatan terpuruk, pendidikan anjlok. Dalam bidang pendidikan saja, semua yang sejatinya harus dilakukan secara tatap muka harus dipaksa berubah dengan menjalankan kebijakan dalam jaringan. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah pada awal Maret 2020 memaksa semua masyarakat untuk melakukan kerja dari rumah atau biasa dikenal dengan istilah Work From Home (WFH) atau Study from Home (SFH) bagi pelaku pendidikan. Bagi banyak pelajar dan mahasiswa, mulai saat itulah semuanya berantakan, semua berubah, dan semua rencana harus diulangi dari nol. Apa yang dia rencanakan pada tahun 2020 pupus dan harus memilih alternatif lain untuk dicapai pada ta-
hun 2020. Sebenarnya, kabar baik sempat singgah di telinga civitas academica kampus. Perkuliahan akan dilaksanakan mulai Januari 2021 dengan dua metode, yaitu perkuliahan dalam jaringan dan luar jaringan. Waktu itu, pemerintah menamainya dengan pembelajaran hybrid. Surat edaran dan keputusan sudah diteken oleh empat menteri, yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri. Kabar baik akan adanya kuliah luar jaringan tertuang pada Surat Edaran Menteri Nomor 6 Tahun 2020. Namun, semua itu hanyalah angin lalu, sebuah kabar yang hanya singgah sebentar kemudian pergi dengan membawa rasa perih bagi mahasiswa. Perkuliahan daring selama satu tahun lebih ini pasti menimbulkan dampak-dampak negatif bagi mahasiswa. Akibat yang bisa dirasakan adalah terkait pelaksanaan perkuliahan, keadaan finansial keluarga, bisa juga berpengaruh kepada kehidupan kesehariannya. Tidak terbayangkan sejak dahulu kala tentang bagaimana rasanya belajar tanpa tatap muka. Tidak mau berimajinasi bagaimana belajar yang tidak pernah mendengar dan mendapat bimbingan dosen selama bertahun-tahun. Sekarang, tanpa perlu membayangkan atau berimajinasi, semua sudah terjadi dan tidak bisa dihindari. Rasa malas belajar, rasa jenuh, dan stres karena banyaknya tugas yang datang, tetapi materi tidak terkuasai, berikut rasa ingin terus dalam pelukan guling yang banyak mahasiswa hadapi dalam pembelajaran. Kebijakan-kebijakan sudah digodog dan banyak dikeluarkan pemerintah untuk menghadapi pandemi yang mengacaukan sistem pendidikan di Indonesia, bah-
Oleh Ahmad Hafids Imaddudien Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris kan seluruh dunia juga merasakan. Dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), pemerintah sudah memberikan kuota internet gratis bagi siswa dan mahasiswa. Selain itu, ada juga kebijakan yang diambil dengan memberikan keringan dalam pembiayaan UKT bagi mahasiswa yang kuliah di kampus negri. Kebijakan itu bisa dibilang menguntungkan hanya bagi sebagian mahasiswa saja, masih ada banyak mahasiswa yang merasa terbebani dengan sedikitnya potongan biaya kuliah, bahkan ada kampus yang tidak menurunkan biaya selama pandemi. Berita terbaru yang muncul adalah perkuliahan tatap muka akan benar-benar diterapkan mulai bulan Juli 2021. Semoga kebijakan itu benar-benar dipikirkan dengan matang, sehingga mahasiswa tidak mendapat prank dari pemerintah. Jika pendidikan bisa mengungkapkan kecemburuan, bisa dikira-kira bahwa raut muka pendidikan sangat kecut melihat kebijakan pemerintah. Bagaimana tidak, bidang-bidang lain sudah bisa dijalankan bahkan ada juga yang sudah pemerintah promosikan, tetapi pembelajaran di sekolah dan kampus masih harus ditutup. Apakah dengan banyaknya tempat wisata dibuka, tetap beroperasinya pabrik, dan berkerumunnya ibu-ibu di pasar tidak menimbulkan kerumunan dan tidak menimbulkan kemungkinan berpindahnya virus dari satu orang ke orang lain? Apakah dari banyaknya bidang yang sudah dibuka untuk umum itu tidak me-
Dengarkan Podcast kami di Spotify
nimbulkan interkasi antar individu yang lain? Dengan melihat keadaan itu, apakah kemungkinan untuk menerapkan hal yang sama pada bidang pendidikan tidak bisa? Seharusnya bisa jika semua stakeholder berani bertindak mengambil kebijakan yang memperhatikan perasaan siswa. Rencana pembelajaran hybrid yang sudah dicanangkan sejak tahun lalu, seharusnya sudah melewati rangkaian uji coba dan siap diterapkan secepatnya. Jika pejabat-pejabat mau turun dan melihat keadaan mahasiswa yang resah merasakan betapa membosankannya perkuliahan daring. Keadaan keuangan pun semakin terpuruk karena tetap membayar indekos tanpa adanya potongan uang kuliah dari kampus. Mahasiswa yang di rumah, harus menghadapi kegiatan bertumpuk-tumpuk antara fokus untuk membantu orang tua, atau fokus pada perkuliahan. Pembelajaran luar jaringan bisa menghidupkan semangat belajar yang jenuh dengan menghadap ke laptop. Lebih jauh lagi, kebijakan itu bisa berguna bagi pedagang di sekitar kampus. Semoga kebijakan yang diambil oleh kampus dan diterapkan kepada mahasiswa tidak membuat mahasiswa semakin stres menghadapi kehidupan. Semoga semua orang saling peduli dan mau melihat keadaan satu sama lain, lebih bagus lagi apabila mereka saling membantu semampu mereka. [AMA]
Pabcast
KARIKATUR
Kamis, 1 April 2021
Ilustrasi: Deny Bayu W./Koran Pabelan
4
WARTA KAMPUS UPPM FIK
Adakan Diskusi dalam Serangkaian Acara Upgrading Organisasi UMS, Koran Pabelan – Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UMS mengadakan Diskusi Online dalam serangkaian acara upgrading. Diskusi yang dibuka untuk umum mengangkat tema “Organisasi, Bersaing atau Berkerjasama?” diadakan pada Jumat, 26 Maret 2021.
N
abila Amartya Yuana, Wakil Ketua Umum UPPM FIK periode 2019-2020 menjabarkan secara rinci tentang makna organisasi. Ia menjelas-
kan, bahwa organisasi adalah tempat sekumpulan orang-orang untuk mencapai tujuan bersama, organisasi sebagai wadah untuk meningkatkan keterampilan diri. Mengikuti organisasi memberikan kesempatan untuk bertemu banyak orang, mendapatkan banyak pengalaman serta berkesempatan meningkatkan kemampuan baru. “Cara untuk menyatukan dengan mengenal kepribadian masing-masing, dan membuat mereka saling membutuhkan dan mendekatkan diri ke orang lain” Ungkap Nabila, Jumat (26/3). Nabila juga mengungkapkan
cara menamakan konsep organisasi itu adalah berkerjasama bukan bersaing. Dampak bersaing dalam organisasi yaitu menimbulkan rasa iri, kurang komunikasi dan kurang terbuka, dan dapat memecah hubungan organisasi. Namun, jika ingin bersaing, bersainglah secara positif yaitu bersaing secara eksternal dengan melakukan yang terbaik dalam organisasi untuk kemaslahatan bersama. Risdiana Nur Izzah selaku mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Gizi, mengungkapkan bahwa diskusi yang disampaikan sangat menye-
nangkan. Dimana ia banyak belajar mengenai cara berorganisasi yang baik dan benar. Menurutnya sangat penting untuk mengikuti organisasi karna banyak sekali manfaatnya, seperti melatih public speaking, kerja sama yang baik dan menambah relasi tentunya. “Semoga diskusi ini dapat dikembangkan dan diterapkan langsung dalam organisasi yang saya ikuti saat ini,” Harap Risdiana, Jum’at (26/3). [Mg_Zahra, Mg_Faisal, Mg_Azizah/AFR]
WARTA KAMPUS
Kamis, 1 April 2021
5
HW UMS
Pedoman Gizi Seimbang sebagai Nutrisi Penunjang Aktivitas Fisik UMS, Koran Pabelan – Hizbul Wathan (HW) Kafilah Penuntun Moh. Djazman UMS, selenggarakan Pelatihan Kesehatan perdana bagi pengurus internal HW dengan mengangkat tema "Nutrisi Penunjang Aktivitas Fisik". Acara ini dilaksanakan secara daring melalui platform Google Meet, pada Jumat (26/3).
A
li Mahfudhin, selaku pemateri dalam pelatihan kesehatan itu menjelaskan bahwa makanan sehat adalah makanan yang mengandung beragam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Tubuh memerlukan berbagai macam nutrisi agar dapat tetap sehat dan pertumbuhan dapat berjalan dengan optimal. Ali menjelaskan saat memilih makanan, harus melihat kandungan gizinya. “Kadang orang-orang merasa kalau belum makan nasi belum makan, padahal ubi jalar, singkong dan jagung mempunyai kandungan yang sama dengan nasi,” tuturnya, Jumat (26/3). Ali juga menjelaskan dampak ketidakseimbangan nutrisi bisa menimbulkan berbagai penyakit. Ia menambahkan bahwa masalah yang sering terjadi saat ini adalah masih jarang orang yang memperhatikan pedoman gizi seimbang. Hal ini dianggap me-
nyebabkan suatu gangguan yang meningkatkan risiko masalah kesehatan. “Jangan menganggap remeh makanan yang masuk ke tubuh kita, nutrisi yang tidak seimbang bisa mengakibatkan obesitas, malnutrisi, hipertensi dan penyakit yang membahayakan lainnya,” jelas Ali. Ia menambahkan bahwa kebutuhan gizi setiap orang berbeda dan asupan gizi yang baik digambarkan sebuah piring dimana 1/3 piring berisi makanan pokok, 1/3 piring berisi sayur dan buah, serta isi bagian yang tersisa dengan lauk-pauk. ”Dan yang terpenting jangan lupa cuci tangan sebelum menjamah makanan dan minum air putih,”
tambahnya. Imam Hafif Alfianto salah satu anggota internal HW menuturkan pelatihan ini dapat terlaksana tepat waktu sesuai yang telah dijadwalkan. Audiens tidak hanya mendengarkan tapi juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan. “Semoga pelatihan kesehatan perdana yang dilaksanakan secara online ini dapat menjadi motivasi bagi Bina Karya Mandiri Kesehatan (BKM Kes) lain ataupun UKM di UMS untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat,” harapnya, Jumat (26/3).[Mg_Ericha, Mg_Rahman, Mg_Novi/AK]
Radik Radio
Pentingnya Public Speaking dalam Dunia Industri UMS, Koran Pabelan – Radio Ilmu Komunikasi (Radik) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan webinar dengan tema “Talk Skills : Establishing Your Skills Start with Your Voice”. Webinar tersebut diadakan secara daring melalui platform Zoom Meeting, pada Sabtu (27/3).
R
adik Radio adakan webinar dengan membahas tentang public speaking yang cukup menarik perhatian mahasiswa. Webinar tersebut diikuti kurang lebih 148 peserta dan turut mengundang tiga pembicara, yaitu Wanda Chacha selaku News Anchor TATV dan Founder of Just Organizer, Restu Bagus selaku Announcer Solo
Radio dan MC of Mcdikotil, dan Vinisa Nurul Aisyah selaku Dosen Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi (Ilkom) UMS. Materi yang disampaikan oleh Vinisa yaitu mengenai public speaking. Vinisa mengungkapkan bahwa public speaking harus dimiliki oleh semua orang. Public speaking adalah salah satu kemampuan dasar. “Jadi bukan hanya dimiliki oleh mahasiswa Ilkom, tetapi dimiliki oleh semua orang,” ungkapnya, Sabtu (27/3). Akan tetapi di Indonesia public speaking tidak diajarkan sejak awal, oleh sebab itu banyak orang bahkan mahasiswa menjadi gugup ketika harus berbicara di depan umum. Menurut Vinisa, kemampuan public speaking bukan berasal dari jalur darah atau diturunkan lewat DNA tetapi
harus dimulai dengan cara dilatih terus menerus. Sementara Wanda Chacha sebagai materi kedua menyampaikan materi tentang modal public speaking itu ada tiga, yaitu vokal, verbal, dan visual. Ia menjelaskan bahwa vokal itu berasal dari suara kita, verbal berasal dari ekspresi kita. Ekspresi tidak hanya dari wajah tetapi suara juga. “Sedangkan visual kita harus menyesuaikan formalnya sebuah acara atau tidak,” tambahnya, Sabtu (27/3). Dilanjutkan oleh pemateri ketiga, Restu bagus. Menjelaskan tentang the business is self in industry mahasiswa lulusan prodi Ilkom ketika sudah lulus banyak sekali industri yang siap menampung dan mewadahi untuk berkarir. “Saya sendiri sudah
berkarir di dunia broadcast sudah dari tahun 2013 atau sudah delapan tahun,” ujarnya, Sabtu (27/3). Azizah Prada Nirmala, salah satu peserta webinar memberikan tanggapanya mengenai webinar tersebut. Ia mengatakan bahwa webinar yang ia ikuti tersebut menghibur dan berkesan. Menurut Azizah, materi yang disampaikan mudah diterima dan dipahami. ”Pertanyaan pertanyaan yang diajukan oleh temanteman sangat relate dengan apa yang saya alami sehingga jawaban dari pembicara menjawab rasa penasaran saya,” ungkapnya, Sabtu (27/3). [Mg_Dana & Mg_Puput/GDM]
6
WARTA KAMPUS
Kamis, 1 April 2021
HMP Pendidikan Matematika
Guna Salurkan Aspirasi, Hadirkan Dialog Prodi UMS, Koran Pabelan – Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) telah melaksanakan kegiatan Dialog Prodi (Digpro) secara daring pada Jumat (26/3). Acara tersebut bertujuan untuk menyalurkan aspirasi dan inovasi guna menciptakan pendidikan yang berkualitas pada masa pandemi.
A
cara digpro dilaksanakan dengan mengusung tema "Salurkan Aspirasi dan Inovasi untuk Menciptakan Prog-
ram Studi Pendidikan Matematika yang Berkualitas di Masa Pandemi" yang dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting yang diikuti oleh perwakilan dosen dan mahasiswa prodi pendidikan matematika UMS. Antok Aryuana, selaku Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Matematika mengatakan bahwa digpro adalah program wajib yang dapat mewadahi serta menjembatani aspirasi. Selain hal tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa digpro dapat menjadikan ajang silahturami antar mahasiswa maupun dosen prodi pendidikan matematika. “Angket yang dibawakan juga termasuk kritik dan
saran mahasiswa serta dosen dalam proses pembelajaran selama pandemi guna meningkatkan kualitas pendidikan,” ucapnya dalam Zoom meeting, Jumat (26/3). Sri Sutarni, selaku kepala prodi pendidikan matematika menanggapi aspirasi yang telah disampaikan serta memberikan masukan, meskipun perkuliahan berlangsung secara daring dengan menggunakan aplikasi Google Meet ataupun Zoom Meeting mahasiswa harus siap mengikuti perkuliahan dari awal hingga akhir. "Untuk pemakaian kuota internet juga harus menggunakan strategi agar dalam penggunaannya dapat dioptimalkan sehingga tidak ada perkulia-
han yang tertinggal," imbuhnya, Jumat (26/3). Dea Sasti A, salah satu peserta digpro menanggapi bahwa ia mengaku turut bahagia. Ia mengungkapkan bahwa mahasiswa perlu adanya wadah untuk menyalurkan aspirasi dan digpro hadir membantu menjadi jembatan besar untuk mahasiswa dan dosen. “Harapannya semoga di tahun selanjutnya acara digpro ini bisa semakin baik dan bagus, serta aspirasi mahasiswa harus benar disampaikan dengan baik dan menjadi wadah yang pas untuk mahasiswa dan pihak prodi untuk saling memahami,” harapnya, Sabtu (27/3). [Mg_Yusuf& Mg_Intan/WA]
BEM FP
Adakan Diskusi Bertema “Hiruk Pikuk UU ITE” UMS, Koran Pabelan – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi (FP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar diskusi bertajuk “Hiruk Pikuk UU ITE : Siapa yang Dilindungi?” secara daring pada Sabtu, 27 Maret 2021.
T
eguh Hadi Prayitno, selaku pembicara menjelaskan kemampuan literasi media memiliki banyak makna, salah satunya adalah memahami secara kritis apa yang disampaikan media. Baik dari publik, masyarakat, kalangan intelektual, dan mahasiswa. Saat ini banyak berita hoax yang bermunculan. Hoax adalah informasi palsu atau bohong, fakta yang dipelintir atau direkayasa bertujuan lelucon hingga tujuan serius. Pekerjaan seorang
jurnalis harus berpedoman pada kode etik jurnalistik. Dalam menjalankan tugasnya seorang jurnalis dilindungi oleh Peraturan UU Pers No. 40 Tahun 1999 dan setara dengan UU ITE. UndangUndang pada umumnya mempunyai peraturan pemerintah untuk menjabarkan isi Undang-Undang, namun pada UU Pers No. 40 Tahun 1999 mempunyai keistimewaan karena tidak terdapat peraturan pemerintah. Teguh mengatakan, media pers dapat dibedakan ke dalam empat kuadran, yaitu terpercaya, tidak terverifikasi, muatan, dan tidak bisa dipercaya. “Yang harus disasar UU ITE adalah bagian muatan, seperti media sara, media hoax, media propaganda,” tutur Teguh, Sabtu (27/03). Asfinawati, selaku Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) berang-
gapan bahwa, semua orang termasuk presiden jika melakukan kesalahan baik tidak disengaja maupun disengaja sebenarnya tidak perlu ditangkap. Dengan mengakui kesalahan dan meminta maaf dipublik atau meralat pernyataannya itu sudah cukup. Namun, telah terjadi pada beberapa kasus pelaku sudah minta maaf namun masih ditangkap lalu proses pidana. YLBHI sedang mengembangkan jaringan di daerah Jabodetabek untuk memanfaatkan media, yaitu handphone sebagai senjata. Misalnya, saat ada orang yang ditangkap dan dipukuli kemudian ada warga yang merekam sampai melakukan live Instagram, hal ini dilakukan sebagai barang bukti. “Jika hanya sedikit orang yang mengetahui mereka pasti akan dipukuli juga, beda ketika ratusan orang
yang tahu pasti pelaku merasa ketakutan karena kejadian tersebut tersiar,” tambahnya, Sabtu (27/03). Rahmad, salah satu mahasiswa FEB, mengatakan sebelum mengeluarkan pendapat untuk dipublikasikan harusnya mengetahui dan menganalisis terlebih dahulu masalahnya. Bukan mendasarkan kebenaran pada status seseorang. Sebagai mahasiswa harus bersikap rasional. Tidak melulu mengasumsikan suatu hal yang dilihat pada medsos yang cenderung memberikan berita dengan konsep framing dan doktrinasi. “Setelah mengikuti webinar saya bisa melihat dari kacamata orang lain, juga mengenai isu UU ITE. Sehingga dengan ini mengetahui yang terjadi dialektika universal,” tambah Rahmad, Minggu (28/3). [Mg_Yuniar/AFR]
issuu.com/lpmpabelan
WARTA KAMPUS
Kamis, 1 April 2021
7
Webinar
Generasi Muda Sadar Sampah UMS, Koran Pabelan – Gerakan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Tanpa Plastik mengadakan webinar kedua dengan tema “Kaum Muda dan Tantangan Literasi Ekologi” pada Minggu, 28 Maret 2021 melalui platform Zoom Meeting.
W
ebinar yang dilakukan oleh Gerakan UMS Tanpa Plastik berkolaborasi dengan Generation Foundation, Jambore Bebas Sampah, dan disupport dari Surakarta Daily, Bank Sampah Kreasik serta LPM Pabelan. Dalam webinar kali ini membahas lebih dalam
mengenai bagaimana pentingnya literasi ekologis bagi kaum muda terhadap pemanfaatan sampah plastik. Miftahul Arozaq, Direktur URIC, Pegiat Literasi Lingkungan dan Kebencanaan, sekaligus narasumber dalam webinar tersebut menyampaiakan terkait berbagai isu lingkungan di sekitar kita. Di mana alam selalu dijadikan alasan terjadinya berbagai bencana, padahal yang seharusnya diperhatikan ialah kenapa dan mengapa bisa terjadi bencana tersebut. “Masyakarat cenderung akan sadar setelah terjadi bencana, namun belum cukup memahami bagaimana penanganan yang tepat agar
bencana tersebut tidak terjadi,” terangnya, Minggu (28/3). Rio Novianto, selaku Demisioner LPM Pabelan, Penggiat Media Komunitas, juga narasumber kedua dalam webinar tersebut menyampaikan betapa pentingnya kesadaran ekologis, yaitu kemampuan menginterpretasikan hubungan yang sehat dalam sistem lingkungan dan berbuat sesuatu untuk menjaga, memperbaiki, dan mengembangkan sistem tersebut karena secara sadar maupun tidak setiap hari kita selalu berhubungan dengan sampah. Ahmad Khoirul, salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam
(PAI) menyampaikan alasannya mengikuti webinar kali ini, salah satunya ialah dapat menambah wawasan dan pandangan baru terkait kepedulian terhadap lingkungan, terlebih dapat meningkatkan Critical thinking bagi mahasiswa terkait pengertian tentang sampah dan dampaknya di sekitar kita. Ahmad juga berharap semoga kedepannya dapat terlaksana webinar lainnya, dengan diadakannya webinar tersebut dapat membawa perubahan. “Khususnya di lingkungan UMS dan masyarakat pada umumnya,” tambah Khoirul saat dihubungi melalui Whatsapp, Senin (29/3). [Mg_Ayu & Mg_Ajeng/ARD]
BEM UMS
Gelar Diskusi Tepat Satu Tahun Covid-19 di Indonesia UMS, Koran Pabelan – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMS menyelenggarakan diskusi dan bincang santai dengan mengusung tema “Covid-19, How Are You?”. Acara ini diselenggarakan melalui platform Google Meet, Minggu (28/3).
R
efo Deniro Kastalo, selaku Wakil Presiden BEM UMS sekaligus pembicara diskusi online tersebut menjelaskan rincian data penyebaran covid-19 secara global dan dampak covid-19 dari berbagai sisi. Selain itu, International
Monetary Fund (IMF) mencatat pandemi covid-19 juga telah menyebabkan kerugian perekonomian global sebesar 12 triliun dolar AS. “Covid lebih buruk dari Perang Dunia II, bukan hanya melawan negara, tapi satu dunia melawan virus,” ujarnya, Minggu (28/3). Ia menambahkan bahwa dulu perang menggunakan senjata, namun sekarang perang menggunakan masker, dimana masker menjadi permasalahan sampah di Indonesia. Selain itu, ia juga menjelaskan peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia, sebelum dan sesudah pan-
U
demi. “Sebelum pandemi covid19 jumlah pengangguran di Indonesia sudah tinggi. Setelah adanya pandemi jumlah semakin bertambah karena banyaknya kasus pemberhentian tenaga kerja,” tambahnya. Fauziah Arahman, selaku mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen sekaligus Menteri Seni Budaya dan Olahraga yang juga ikut serta dalam diskusi menanggapi bahwa covid-19 tak hanya berdampak pada ekonomi, namun juga pada pendidikan, kegiatan bermasyarakat, dan beribadah. Dibalik dampak negatif covid-19, banyak
dampak positif yang kita rasakan. Salah satunya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk saling gotong royong, membantu, berempati, dan lain-lain. Ia juga mengungkapkan harapannya mengenai covid-19 yang telah menyebar di tengahtengah masyarakat. Ia berharap angka pasien covid-19 menurun dan masyarakat dapat menjaga kesehatannya lebih baik lagi saat beraktivitas. “Semoga pemerintah dapat berperan aktif dan masif dalam upaya menyiasati covid-19 ini,” ujarnya, Senin (29/3). [Mg_Akbar, Mg_Hira, Mg_Endika/KE]
Jangan diam, kirim opinimu ke Lpmpabelanums@gmail.com Kalau nanti suaramu terbungkam, pasti berat Kamu nggak akan kuat, Bro!
8
WARTA KAMPUS
Kamis, 1 April 2021
Workshop PHPPD
UMS Dorong Mahasiswa Taat Administrasi agar Lolos Seleksi UMS, Koran Pabelan – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar workshop Program Holistik Pengembangan dan Pemberdayaan Desa (PHPPD) tahun 2021. Hal itu bertujuan agar mahasiswa yang menjadi peserta didorong untuk mempersiapkan proposal secara matang. Acara tersebut dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting pada Rabu, 24 Maret 2021.
T
aufik Kasturi selaku Wakil Rektor III UMS mengatakan, bahwa UMS telah berkontribusi untuk mendapatkan pendanaan PHPPD sejak tahun 2017. Hal itu menjadi bukti nyata bahwasanya mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, melainkan juga dapat memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan masyarakat terutama di desa. Dalam arahannya, beliau
meminta mahasiswa untuk memperhatikan dan memahami apa yang disampaikan oleh para pembicara. “Semoga ilmu yang diperoleh nanti bermanfaat dan memudakan menuangkan ide dalam pembuatan proposal, semoga bisa didanai juga bagi proposal yang sesuai kriteria untuk tahun 2021,” ujarnya, Rabu (24/3). Tim PHPPD Belmawa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjelaskan bahwa tahun ini tidak ada skema maksimal jumlah proposal yang akan didanai. Sasaran PHPPD pada tahun 2021 mengenai 11 ruang lingkup, yaitu pengentasan kemiskinan, kesehatan, pendidikan, kesehatan dan keamanan pangan, energi baru dan terbarukan, lingkungan dan keanekaragaman hayati, mitigasi bencana, budaya dan seni, industri kreatif, manufaktur serta pariwisata. Parmin selaku pembicara se-
kaligus Tim PHPPD mengatakan terkait pentingnya tim penyusun proposal untuk memenuhi syaratsyarat yang terdapat dalam buku panduan, bahwa kriteria mahasiswa yang akan bergabung dalam tim penyusun proposal agar tidak gagal dalam seleksi administrasi. Sangat menyayangkan apabila kualitas proposal sudah bagus, tetapi tidak dapat mengikuti seleksi selanjutnya karena masalah administrasi. “Dari seleksi administrasi akan melihat kualitas proposal, maka dari itu sejak awal biasakan untuk tertib dengan panduan,” jelasnya, Rabu (24/3). Rosa Sayentina Amin, selaku mahasiswa UMS penerima hibah PHPPD 2020 sekaligus pembicara dalam acara tersebut membagikan pengalamannya. Ia menyampaikan beberapa cara untuk mendapatkan ide serta tips agar lolos pendanaan. Rosa juga membenarkan apa yang telah disampaikan oleh pembicara untuk
taat administrasi dan mengikuti panduan PHPPD secara detail. “Jangan menego administrasi karena memang itu penting sekali dan tanda bahwa kita taat administrasi. Pokok dari tujuan dan tema dibaca dengan teliti sehingga proposal yang dibuat bisa bagus,” ungkapnya, Rabu (24/3). Devi Nur Anggraeni, salah satu mahasiswa UMS juga peserta workshop memberikan tanggapan, bahwa workshop ini sangat bermanfaat karena memberikan penjelasan terkait teknis PHPPD agar taat adminitrasi dan bisa mengikuti program dengan baik serta proposal yang dibuat bisa diterima. “Saya sangat berantusias sekali mengikuti workshop ini karena yang disampaikan sangat bermanfaat apalagi mendatangkan Kak Rosa jadi saya termotivasi. Semoga ke depannya akan ada acara seperti ini lagi,” ucapnya saat dihubungi via Whatsapp, Rabu (24/3). [Mg_Rivandri & Mg_Lilis/RNA]