1 minute read

Siapa yang tak kenal dengan Ratoh Jaroe, tarian yang kian ramai dan mulai dicintai untuk dipelajari kini tak hanya terkenal di tingkat

Next Article
Aqzera Aqzera

Aqzera Aqzera

Nasional namun sudah sampai ke kancah Internasional. ‘

Yusri Saleh atau akrab disapa dengan

Advertisement

Dek Gam memiliki julukan sebagai

The King Of Ratoh Jaroe karena telah berhasil mengkreasikan beberapa gerakan sehingga terciptanya Tarian Ratoh Jaroe.

Sebagian dari kita menganggap bahwa Tarian Ratoh Jaroe merupakan

Tari Tradisional Aceh, nyatanya gerakan Tarian Ratoh Jaroe merupakan gabungan dari gerakan Tarian Meuseukat , Tari Likok Pulo dan Tarian

Aceh lainnya, sehingga tari ini merupakan tari kreasi. Tarian RatohJaroe begitu memikat perhatian dan menjadikan tarian ini diakui oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Joko Widodo dan memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

Ratoh jaroe merupakan tarian yang memiliki pesan atau cerita yang ingin disampaikan. Hal ini terbukti secara etimologi, “ratoh” yang memiliki arti berbincang dan “jaroe”yang memiliki arti jari. Sehingga makna ratohjaroe yaitu melantunkan syair atau menceritakan sebuah kisah yang diiringi dengan gerakan jari tangan yang melakukan petikan-petikan

Dek Gam yang melebarkan sayapnya di Ibu Kota dan menjadi seorang coreographer di beberapa sekolah di daerah Jabodetabek ini menambahkan, “Salah satu alasan penciptaan Tarian Ratoh Jaroe karena melihat antusias murid sekolah yang berada di Jakarta, bahkan kini sudah menjadi mata pelajaran tambahan wajib yang harus mereka ikuti”..

Kini Festival RatohJaroejuga rutin diadakan di Jakarta dengan melibatkan murid-murid tingkat Sekolah Menengah Atas. Perjuangan yang dimulai dari tahun 1999 serta latar belakang yang begitu mencintai seni menjadikan seorang Dek Gam kini dipandang sebagai salah satu orang yang begitu berjasa di dunia tari khususnya Tarian Ratoh Jaroe . Menjadi kebanggaan khususnya kita sebagai masyarakat Aceh, Tarian Ratoh Jaroe ini diminati dan dicintai oleh masyarakat yang berada di luar Aceh.

(Jihan Zahirah & Dwik Mahayana K)

(Jihan Zahirah & Dwik Mahayana K)

This article is from: