2 minute read
BESTEK dan Langkahnya Dalam Melestarikan Seni di Lingkup Kampus
LPM Perspektif mendapatkan kesempatan untuk berbagi cerita dengan
Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bengkel Seni dan Teater Ekonomi (Bestek), yakni Muhammad
Advertisement
Arief Al Hafie yang mana merupakan mahasiswa D3 Akuntansi. Menurut
Arief, seni merupakan aktivitas manusia yang secara sadar untuk menghadirkan estetika dalam kehidupan dan salah satu upaya dalam mengekspresikan diri. Seni sendiri biasanya diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi cucunya sebagai maksud memberikan hiburan atau lebih bermakna lainnya seperti ajakan berdakwah atau sebagainya.
Aceh sendiri merupakan ladang dari segala seni. Aceh memiliki keberagaman seni yang telah dikenal oleh masyarakat luas. Tarian-tarian yang berasal dari Aceh memiliki makna mengajak dan syair-syairnya bermaksud sebagai sarana dakwah kepada masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk mendekatkan ajaran agama kepada masyarakat, yang bersifat mengajak tanpa memaksa.
Arief menyebutkan “Ketertarikan akan seni tidak memandang umur, kawula muda juga menyukai hal-hal yang berbau seni”. Munculnya ketertarikan ini, menimbulkan rasa peduli di kalangan mahasiswa Univeritas Syiah Kuala. Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis sendiri, mulanya kesenian di tampung oleh salah satu ormawa yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), kesenian terdapat di bawah suatu bidang seni pada 1982 yang didirikan oleh Bang Irwandi Yaqub.
Namun, ternyata semakin banyak mahasiswa yang menyukai seni dan memberikan inisiatif tersendiri untuk membentuk unit kegiatan mahasiswa sendiri yang sekarang dikenal dengan BESTEK (Bengkel Seni dan Teater) yang mana menjadi UKM seni pertama kali di USK.
Perjalanan BESTEK dalam pelestarian seni dapat dikatakan bukan kalengkaleng, salah-satunya pendiri BESTEK yang akrab dengan sapaan Dek Gam turut andil dalam mendunianya tari Ranup Lampuan. Tidak hanya itu, Dek Gam juga ikut ambil bagian dalam suksesnya penampilan tari Ratoh Jaroe pada opening ceremony ASEAN GAMES pada 2018 silam.
Dalam upayanya melestarikan seni terutama di lingkup kampus, UKM BESTEK FEB USK juga telah berkolaborasi dengan berbagai UKM seni lainnya dan beberapa sanggar yang ada di sekitar Banda Aceh. Seperti di salah satu kegiatan BESTEK yaitu Sore Berisik yang pernah mengundang UKM Wasiat FT dan UKM BASkom FH. Tidak hanya itu, inovasi dari UKM BESTEK dalam melestarikan kesenian di Aceh adalah dengan menyelenggarakan berbagai event kesenian seperti expo dan konser panggung yang diperuntukkan bagi seni tradisional maupun modern.
Langkah pelestarian seni ini diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas, memberikan wadah ekspresi diri secara positif dan menimbulkan rasa cinta terhadap seni terutama bagi kalangan mahasiswa.
Arief juga menambahkan, “Pemerintah Aceh telah membuka jalur dalam mempromosikan seni Aceh. Meski pasca pandemi ini masih terdapat tantangan tertentu dalam membuat suatu event, pemerintah terus berinovasi dalam mempromosikan budaya dan seni Aceh termasuk juga seni modern”.
Dalam mencintai seni, Arief mengatakan bahwa kita harus memperkenalkan budaya dan seni di Aceh sedini mungkin. Ketika rasa cinta terhadap seni tumbuh sedini mungkin, pelestarian seni akan hidup dan berjalan dengan sendirinya. Arief mewakili BESTEK berharap agar kedepannya generasi penerus bebas untuk melakukan eksplorasi seni dan budaya. Namun, satu hal perlu diingat bahwa kita harus bisa memilah yang mana yang sesuai dengan budaya kita. Kita juga harus bisa mempromosikan budaya kita kepada masyarakat luar.
(M. Rayyan Al Ghifari & Syakira Rahmatika)