Buletin INFO SKETSA Juli-Agustus 2014

Page 1

INFOSkëtsa Pemandu Wawasan Almamater sejak 1988

BULETIN UNTUK MAHASISWA & UMUM EDISI XXIX / JULI-AGUSTUS 2014

www.lpmsketsa.com

Email : redaksi@lpmsketsa.com / infosketsa@yahoo.com - Iklan : 085719700152

pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan guna mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

SKETSA/RACHMA AMALIA

Sampai saat ini, Permendikbud mengenai Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT) masih belum disahkan. Padahal, rancangan peraturan pemerintah tersebut sudah dibuat sejak Juli 2013. Menurut rancangan Permen tersebut, SNPT merupakan satuan standar yang melipu SNP, ditambah dengan standar peneli an dan standar pengabdian kepada masyarakat. Perguruan nggi sebagai lembaga pendidikan nggi wajib meningkatkan mutu guna menghasilkan lulusan yang sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi.

RCHM

Antara Ambisi dan Sulitnya Proses Perbaikan Diri Unsoed Oleh: Rachma A./Yenny F./Muthia K.

Pemerintah, melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), telah menetapkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai standar sistem pendidikan di Indonesia. SNP terdiri atas standar isi, kompetensi lulusan, proses akademik, tenaga kependidikan, penge-

VISIT US

lolaan, pembiayaan, penilaian, dan terakhir, standar sarana dan prasarana pendidikan. SNP dalam dunia

Menurut Ketua Lembaga Pembelajaran Penjaminan Mutu dan Kerjasama (LP3K) Universitas Jenderal Soedirman, Dr.rer.nat. Imam Widhiono M.Z., M.S, “Sebuah universitas bisa dikatakan bermutu jika bisa mencapai visinya.” Universitas Jenderal Soedirman sebagai salah satu perguruan nggi negeri memiliki visi, yaitu menjadi universitas berbasis World Class Civic University (WCCU) yang ditargetkan terwujud tahun 2020. WCCU sebagai acuan pencapaian cita-cita Unsoed, menjadikan Unsoed bekerja keras untuk memenuhi standar sebuah universitas kelas dunia. Sama halnya seper SNP, QS (Quacquarelli Symonds) 'World Universi es Ranking' juga digunakan Unsoed sebagai standar diri menuju (Bersambung ke halaman 3)

www.lpmsketsa.com


DARI REDAKSI

Universitas Bintang Lima “Bermimpi” Hujan Bintang ‘QS’ WCCU (World Class Civic University) harus terwujud pada 2020. Pencapaian menuju citacita itu kini nggal menunggu waktu 6 tahun lagi. Namun, apakah Unsoed sudah mempersiapkan diri untuk mewujudkan visinya? Upaya-upaya Unsoed demi menggapai mimpi terbesarnya untuk menjadi WCCU seakan terus digencarkan. Waktu 6 tahun adalah waktu yang sangat singkat bagi sebuah universitas untuk menjadi universitas kelas dunia. Unsoed ingin memanfaatkan waktu yang singkat tersebut untuk memperbaiki serta meningkatkan mutunya sesuai dengan sistem penilaian QS (Quacquarelli Symonds). Ra ng berupa bintang QS ‘World Universi es Ranking’ digunakan Unsoed sebagai standar diri menuju WCCU. Mirisnya, pengakuan kualitas Unsoed dari sang pe-ranking level dunia ini masih sangat jauh dari angka “wajar tunggu”. Dalam 6 tahun Unsoed harus bertabur bintang QS, sedangkan saat ini baru mendapat satu ‘biji’ pada dua kategori. Satu bintang dalam standar QS adalah ra ng nol atau statusnya baru diakui. Kesibukan stakeholder bercabang. Karena kurang kri k, Unsoed terasa dak bergerak ver kal ke arah yang lebih baik. Akreditasi dipersiapkan hanya beberapa saat sebelum visitasi lembaga penilai. Budaya menulis, pemuasan pelayanan, perbaikan birokrasi usang yang perlu be-revolusi, kualitas layanan berbasis internet, adalah hal-hal yang seharusnya dipikirkan. Namun, Unsoed lebih memilih untuk melayani pasar. Unsoed membuka prodi baru,

SKETSA/SUCIPTO

ë

pendidikan pula! Lalu, pertanyaan lanjutan yang kemudian muncul adalah: apakah Prodi-prodi baru yang bahkan belum terakreditasi tersebut mampu mencapai puncak akreditasi hanya dalam kurun waktu 6 tahun? Tak hanya persoalan akreditasi, Unsoed masih butuh 'kekualitasan' untuk mencapai tatanan kampus yang ideal. Polemik akreditasi dan tatanan fakultas serta Prodi yang masih mengejar kata ‘bermutu’, memaksa Unsoed untuk memutar otak dan bekerja lebih keras lagi. Memperbaiki tatanan dan kualitas hakikatnya adalah suatu kebutuhan yang harus dimiliki sebuah lembaga pendidikan. Penginternasionalan diri juga menjadi salah satu jalan untuk mencapai mutu terbaik. Proses yang panjang dan tak mudah dalam meningkatkan mutu menjadi tantangan tersendiri bagi universitas jenderal bintang lima ini. Keinginan membawa Tridharma Perguruan Tinggi ke arah internasional seharusnya memo vasi Unsoed untuk terus memperbaiki diri. Nahkoda baru rektorat, sang harapan baru, mengemban “musibah” yang sudah dipilihnya. Sifat sadar kri k, sadar posisi, dan sadar media serta keterbukaan informasi sangat dominan untuk mengan sipasi kasus rektor lama. Jangan sampai WCCU tertunda karena sang rektor terbelit KPK. [Redaksi]


INFO Skëtsa JULI-AGUSTUS 2014 Sambungan halaman 1....Antara Ambisi dan Sulitnya Proses Perbaikan Diri Unsoed WCCU. QS sendiri merupakan stan-dar berdasarkan pada mahasiswa, peneli an, e m p l oy a b i l i t y , staf p e n ga j a r, fasilitas, dan interna-sionalisasi. Ironisnya, sampai saat ini Unsoed baru mendapatkan satu (baca: ra ng nol) dari lima bintang pada dua kategori (This ins tute is rated 0 Stars based on 2 categories) penilaian QR World. Geliat Beberapa tahun terakhir, terlihat jelas adanya pembangunan beberapa fasilitas di wilayah Unsoed. Fasilitas tersebut antara lain pembangunan Auditorium Graha Widyatama, Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP), dan adanya penambahan beberapa program studi baru di tahun 2011 sampai dengan tahun ini. Pada tahun 2014, Unsoed menambah beberapa program studi baru, diantaranya adalah program studi S1 Pendidikan Ekonomi, S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Ke ganya merupakan program studi pendidikan. Ini adalah pertama kalinya Unsoed memiliki program studi berbasis ilmu pendidikan dan pengajaran. Namun, belum adanya Fakultas Pendidikan membuat ke ga Prodi pendidikan tersebut masih berdiri dibawah naungan beberapa fakultas lama seper FEB, FISIP, dan FKIK. Kondisi berbeda terlihat di beberapa universitas seper UNJ, UNY, dan

NEWS

VIEWS PHOTO

UPI, yang memang merupakan perguruan nggi berbasis ilmu pengajaran dan pendidikan, telah mendirikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebagai fakultas yang menaungi Prodi atau Jurusan Ilmu Pendidikan. Fakultas Pendidikan untuk beberapa Prodi Pendidikan di Unsoed belum dapat direalisasikan karena prosesnya tak semudah membalikkan telapak tangan. “Prodi S1 Pendidikan untuk sementara 'di pkan' di fakultas lain, untuk kemudian menjadi fakultas sendiri,” ujar Widhiono. Jadi, proses terbentuknya fakultas baru sangatlah lamban. Berdasarkan Permen No.21 Pasal 52 Tahun 2014, Unsoed memiliki dua belas fakultas. Dalam Permen tersebut, muncul empat fakultas baru, yaitu Fakultas Matema ka dan IPA (FMIPA), Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Teknik. Walaupun proposal untuk pembentukan fakultas sudah diajukan sejak dulu, Permen baru terbit tahun 2014. Jurusan MIPA yang kini baru mendapatkan SK sebagai fakultas, sudah sejak 2010 mengajukan proposal untuk menjadi fakultas. Menurut Bilalodin, Kepala Jurusan MIPA, proposal pengajuan fakultas sudah dibuat pada sekitar tahun 2010/2011 dan sudah diadakan evaluasi kelayakan gedung pada tahun 2011. “Masalah kapan peresmiannya, nggal menunggu perse-

3

tujuan dari Mendikbudpar (baca: Mendikbud-red) dan Menteri Keuangan,” jelas Bilalodin. Adanya Permen juga menuai perha an serta opini dari pihak mahasiswa, dak terkecuali Ri i, Presidem BEM MIPA Unsoed. “Saat Teknik, MIPA, dan JPK masih bergabung di FST (Fakultas Sains dan Teknik –red) yang pusatnya di Purbalingga, teman-teman MIPA maupun JPK terkendala pada jarak yang terpisah jauh, sehingga informasi beasiswa dan link lomba sering terlambat,” keluhnya mengenai MIPA yang masih tergabung dalam FST. Perihal menyambut baik Permen tersebut, diakuinya bahwa saat ini yang menjadi fokus utama MIPA adalah pada bidang administra f untuk berdirinya MIPA sebagai fakultas. Tuntutan Presiden BEM itu justru tertuju pada mahasiswa. Ia berharap agar mahasiswa dapat meningkatkan kualitas kegiatannya, baik akademik maupun organisasi. Tak ada impian tanpa rintangan. Untuk meraih penghargaan sebagai kampus berstatus ‘World Class Civic University’ bukanlah perkara mudah. Faktanya, untuk menyandang sebuah ‘World Class Civic’, menurut Widhiono, Unsoed harus berakreditasi A pada se ap prodi maupun jurusannya. Kenyataannya, butuh waktu lama untuk mencapai puncak akreditasi. Semisal saja pada Prodi Sastra Inggris yang setelah 10 tahun berproses sebagai Prodi di Jurusan Ilmu Budaya, baru di tahun 2013 berpredikat B,

www.lpmsketsa.com


Skëtsa 4 INFO JULI-AGUSTUS 2014

KABAR KAMPUS

Kuncup-kuncup Prodi Pendidikan Tahun 2014, Universitas Jenderal Soedirman membuka lima program studi baru. Tiga diantaranya berbasis pendidikan. Sang Prodi baru pendidikan itu ialah Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Pendidikan Ekonomi pada jenjang Sarjana (S1). Sedangkan, dua Prodi lainnya ialah Prodi Ilmu Manajemen dan Prodi Biologi pada jenjang doktoral.

nya sebatas 'ada', tanpa mempermbangkan kelayakan kondisinya. Untuk ruang kuliah, Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreaksi yang kini menduduki gedung D Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan (FKIK)-yang akan segera menjadi Fakultas Ilmuilmu Kesehatan (FIK)-hanya me-

Prof. Mas Yedi Sumaryadi, Pembantu Rektor (PR) I, menyatakan dua alasan dibentuknya Prodi pendidikan. “Pertama, banyak permintaan dari masyarakat yang menginginkan Unsoed membuka prodi kependidikan. Hal ini dibuk kan dengan banyaknya surat yang masuk ke universitas. Kedua, sejalan dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, untuk meningkatkan APK (Angka Par sipasi Kasar), agar masyarakat usia produk f bisa (meneruskan sekolah-red) ke pendidikan nggi,” ungkap Guru Besar Fakultas Peternakan itu. Siap tapi Tak Layak Semua syarat dan prasyarat untuk membuka Prodi baru diklaim telah sesuai dengan peraturan Dik . Mulai dari jumlah dosen tetap-yang minimal enam orang-, sarana dan prasarana yang mendukung perkuliahan, hingga teknis seper kurikulum pengajaran telah dipersiapkan. Namun, saat dilihat langsung di lapangan, ternyata di sisi lain, sarana dan prasarana ha-

“ ”

“Ya seperti ini, seadanya. It doesn't matter-lah kalo menurut saya.” (Nanang Himawan Kusuma)

SKETSA/SUSILO FATHURROKHMAN

manfaatkan sisa ruang kosong dari jurusan lain di lingkungan FKIK. Lebih miris lagi, ruangan dosen hanya berupa ruang berukuran sedang tanpa sekat yang memisahkan meja dosen satu sama lain. Hal itu karena kurang luasnya ruangan. “Ya seper ini, seadanya. It doesn't ma er-lah kalo menurut saya,” ujar Nanang Himawan Kusuma, Kaprodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi me-

Registrasi Fisik SNMPTN Unsoed, Selasa (17/6). Angkatan pertama Program Studi Pendidikan mulai diterima melalui jalur ini.


INFO Skëtsa JULI-AGUSTUS 2014

KABAR KAMPUS maklumi keadaan. Prodi baru yang lain, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, lebih matang dalam hal persiapan. Tenaga pendidik 27 dosen dan sarana prasarana gedung pun telah siap difungsikan. Kepala Jurusan Ilmu Budaya, Dr. Syaifur Rochman, menjelaskan bahwa kesiapan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sampai saat ini sudah sangat matang. Syaifur pun mengatakan pada tahun 2015 mendatang Jurusan Ilmu Budaya yang akan berubah menjadi Fakultas Ilmu Budaya itu juga akan membuka Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris, melihat antusiasme calon mahasiswa untuk Prodi pendidikan tersebut kini sangat nggi.

“Selain Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, tahun depan pun kami akan membuka Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan dak dipungkiri juga nan akan ada Prodi Pendidikan Bahasa Jepang atau Mandarin jika persyaratannya memenuhi,” ungkapnya futuris k. Persiapan Prodi Olahraga Sejak tahun 2005, Rektor Unsoed kala itu, Rubiyanto, sudah merancang untuk membuka Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). Namun, dalam prosesnya dak mudah karena masih terbatasnya kuan tas sumber daya dosen, kurikulum, dan masalah anggaran. Hal itu membuat m yang tergabung dalam pani a pembentukan prodi tersebut vakum selama beberapa tahun pascawacana

5

rektor. Setelah sekian tahun dak ada kepas an mengenai pembukaan prodi, m tersebut mulai ak f kembali pada 2009. Akhirnya, pada 2013 mereka mendapatkan SK pembukaan Prodi PJKR dari Dik , yang nan nya bernaung pada Fakultas kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan.

[Tami Nuriksa/Susilo Fathurrokhman]

KANDANG VS RSGMP Direktur RSGMP: Pimpinan Harus Pikir Tata Letak Unsoed Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) Unsoed, drg. Arwita Mulyawa , berharap agar pimpinan Unsoed memikirkan kembali tata letak bangunan Unsoed, Kamis (22/4). Pernyataan itu ia sampaikan karena lokasi RSGMP yang terletak sangat dekat dengan kandang ternak Experimental Farm (Exfarm) milik Fakultas Peternakan. Hal ini menyebabkan terciumnya bau dak sedap dari kandang di RSGMP. "Kadang ya bau," tuturnya saat ditemui di ruang direktur RSGMP. Master plan Unsoed memang menempatkan RSGMP di tempat yang sekarang berseberangan dengan kandang. "RSGMP itu sudah merupakan Master Plan dari Unsoed, jadi memang sudah diren-

VISIT US

canakan ditempatkan di sini," tambah Arwita. Menanggapi hal tersebut, penanggung jawab Exfarm, drh. Sufiryanto, menjelaskan bahwa pihaknya menjaga kandang agar

B*U dak mengganggu lingkungan sekitar. "Ke ka udara lembab, kita

langsung menaburkan merang dan dekomposer di atas kotoran hewan agar dak menimbulkan bau dan lalat," jelasnya. Ia juga menyatakan bahwa kandang yang dibangun tahun 1986 ini sempat beberapa kali mendapat keluhan mengenai bau dan lalat. Namun setelah diperiksa, ia menegaskan bahwa sebagian besar yang dikeluhkan bukan bersumber dari kandang. Warga Perumahan Arca Winangun pernah mengeluhkan banyak lalat di perumahan dan disinyalir berasal dari kandang. Namun, setelah diperiksa, lalat itu bukan bersumber dari kandang. "Kalau memang lalat berasal dari kandang, silakan dicek langsung ke kandangnya," ungkap Sufir.

www.lpmsketsa.com


Skëtsa 6 INFO JULI-AGUSTUS 2014 Sufiryanto menambahkan, pernah juga ada keluhan soal bau dari pengguna jalan yang melintasi kandang. Setelah diperiksa, ternyata bau berasal dari kotoran ayam yang tergenang di penampungan air dalam kandang. Pihaknya langsung mengurus hal tersebut. "Ya langsung kami bersihkan, agar dak bau lagi," jelasnya. Terkadang Bau Bangunan kandang yang dibangun berdekatan dengan kampus biologi dan Kos Putri Griya Medika ini terkadang menimbulkan bau. "Kadang tercium baunya kalau sedang kuliah di kelas yang berseberangan dengan kandang," ungkap Kukuh, mahasiswa biologi SKS 2010. Bau kandang kadang tercium juga dari Kos Putri Griya Medika, yang terletak di sebelah selatan kandang. Salah satu penghuni kos

putri, Tiwi, mengatakan bahwa bau sapi dan ayam kadang tercium hingga kosnya. "Kadang-kadang, bau sapi dan ayam," jelasnya. Namun, pihak pengelola kandang mengaku belum pernah mendapat aduan terkait hal tersebut. "Sekitar tahun 2009 memang ada aduan bau dari (Fakultas-red) Biologi, tapi ternyata bukan berasal dari kandang. Waktu itu ada peneli an tentang ikan. Nah, bau itu dari ikan yang baru saja datang, bukan dari kandang," jelas Sufiryanto. Belum Ada Percakapan Posisi kandang saat ini memang sudah tak selengang dulu. Saat ini sudah padat dan dekat dengan pemukiman, juga RSGMP. "Kandang ini memang didirikan lebih dulu dari RSGMP dan dulu, disini memang belum banyak bangunan. Bahkan, pemukiman juga belum sampai dekat kandang," ucap Sufir

ke ka dikaitkan dengan adanya RSGMP di seberang kandang. Arwita, sebagai direktur RSGMP Unsoed mengaku belum ada usaha percakapan lebih lanjut mengenai lokasi RSGMP yang berseberangan dengan kandang. Meski dak ada aturan yang mengatur jarak steril rumah sakit dengan kandang hewan, ia berharap pimpinan Unsoed memper mbangkan tata letak Unsoed. “Pimpinan Unsoed memikirkan yg lebih bagus (tatanannyared). Sehingga manfaat dari kandang meningkat dan lingkungannya juga dak terpolusi," tutupnya. [Sucipto/Mus yani D.K.]

TERIMAKASIH KEPADA RELAWAN

kawalpemilu.org TELAH MENGAWAL PENGHITUNGAN SUARA KPU

Skëtsa


INFO SkĂŤtsa JULI - AGUSTUS 2014

OPINI

7

MASIH PERLUKAH PERS MAHASISWA? Oleh: Sucipto*

STUDENT PRESS Sebelum melangkah lebih jauh membahas Pers Mahasiswa (Persma) masa kini, mari sedikit menyorot balik ke masa silam. Persma sempat menjadi media alterna f pada Orde Baru, saat media arus utama dibungkam oleh penguasa. Pers mahasiswa mempunyai posisi strategis guna menyuplai informasi untuk masyarakat, terutama bagi ak vis gerakan untuk menurunkan rezim yang berkuasa. Dengan gaya bertutur yang khas dan lebih berani, LPM mengawasi kebijakan pemerintah dan kampus masing-masing di tengah pergulatan poli k kala itu. Selepas Orde Baru, Persma semakin bermunculan di kampuskampus. Hampir se ap kampus di Indonesia memiliki Persma, dari ngkat fakultas sampai universitas. Fokus kerjanya jelas, yaitu sebagai ‘anjing pengawas’ kebijakan kampus, entah birokrasinya ataupun lembaga kemahasiswaan lainnya seper Badan Ekseku f, Legisla f, dan Yudika f Mahasiswa. Persma memiliki posisi tawar dalam hal itu. Persma berkewajiban menyajikan informasi minor di kampus yang dak diawasi intensif oleh media arus utama untuk kemudian disampaikan kepada publik, terutama mahasiswa. Meski terbatas oplah dan in-

tensitas terbitan, produk jurnalis k Persma diharapkan bisa memberi sisi edukasi kepada pembaca, terutama mahasiswa. Efek lain yang diharapkan adalah, mahasiswa atau lebih luas si pembaca dapat berperan ak f melakukan perubahan setelah mengonsumsi produk jurnalis k Persma. Saat ini, Pers mahasiswa lebih mudah menjalankan kegiatan jurnalis knya. Pers Mahasiswa dak melulu menunggu kucuran dana dari birokrat kampus, atau sampai harus mengumpulkan uang pengurus untuk biaya cetak dan sirkulasi produk jurnalis knya. Kemajuan teknologi membuat kerja jurnalis k Persma semakin mudah dan cepat. Perkembangan internet dengan berbagai pilihan dari yang gras hingga berbiaya nggi menjadi alterna f percepatan kerja jurnalis k Persma, terutama dalam menyebarkan informasi atau berita. Hampir seluruh Persma di tanah air sudah mengembangkan dan memanfaatkannya, terutama dengan membuat portal berita online. Penyebaran produk jurnalis k jadi lebih mudah, luas, dan masif dengan portal berita online yang dimiliki Persma. Bahkan, tak jarang Persma bisa menghidupi portal berita online-nya dengan iklan karena

ra ng di dunia maya cukup baik. Namun demikian, dengan kemudahan yang ada, Persma banyak yang masih terta h dan meraba ihwal fokus kerja dan kualitasnya. Fokus dan Kualitas Saat ini, update berita Persma sudah cukup baik, namun masih news based event, jarang (atau bahkan) belum menyentuh ranah yang lebih radikal; mengungkap apa yang harus diungkap. Atau dengan bahasa kiasan yang sering digunakan untuk kerja jurnalis k: belum menyingkap tabir. Tabir yang dimaksud adalah hal yang tersembunyi di sekitar kampus dan sebenarnya penng diketahui mahasiswa. Ya, itu salah satu pekerjaan rumah Persma masa kini. Kri k semacam ini sangat mudah dilontarkan hanya dengan melihat portal berita online atau membaca produk jurnalis k Persma. Pembaca tentu dak peduli masalah internal yang sedang bergejolak dalam Persma tersebut. Pembaca produk Persma, yang mana sebagian besar adalah mahasiswa, tentu berharap banyak dari Persma tentang informasi yang mereka dak didapatkan di media arus utama. Jika produk jurnalis k Persma dak sesuai harapan, kurang menarik, dan kurang pen ng bagi mahasiswa, tentu akan di nggalkan. Dampak buruknya, produk jurnalis k itu dak lagi ditunggutunggu dan dak menarik untuk dibaca. Ada beberapa Persma yang fokus kerjanya dak lagi sebagaimana mes nya, saya bisa katakan


Skëtsa 8 INFO JULI-AGUSTUS 2014 lebih lunak ke mbang Persma ke ka menjatuhkan Orde baru atau sebe-lumnya. Bukan maksud saya untuk mengkultuskan, hanya saja iri ke ka membaca atau sekedar mendengar cerita Persma pada masa lampau. Saat ini pers mahasiswa terjebak pola pikir bahwa fokus kerja jurnalis kampus adalah meliput kegiatan se-putar kampus. Akhirnya, jurnalis kampus sudah merasa bangga hanya dengan menulis, dan kemu-dian menyebarkan berita hasil lipu-tan sebuah acara saja. Lebih buruk lagi, berita yang ditulis formatnya hampir semuanya sama. Misal, ada kegiatan seminar nasional yang diadakan oleh Fakultas Psikologi dan jurnalis kampus berkesempatan meliputnya, kemudian judul berita yang ditulis adalah “Fakultas Psikologi adakan Seminar Nasional”, atau “Seminar Nasional Fakultas Psikologi”, atau “Fakultas Psikologi gelar Seminar Nasional”, dan seterusnya. Membuat judul demikian tentu bukan hal haram bagi seorang jurnalis kampus. Namun, akan sangat disayangkan jika fokus kerjanya hanya meliput acara yang ada dan menulis dengan format yang itu-itu saja. Krea vitas menulis jurnalis kampus dak berkembang jika hanya menulis seper itu. Lebih buruk lagi, Persma dak lagi gahar untuk menjadi ‘anjing pengawas’ kebijakan minimal di kampusnya masing-masing, dengan menulis atau menciptakan isu yang dak terlihat menjadi terlihat ke permukaan. Insan Persma berkewajiban membawa pembaca sadar akan halhal yang belum atau bahkan dak terpikirkan oleh kebanyakan orang, tentu saja dengan kualitas yang baik,

atau mendeka baik, sesuai kaidah jurnalis k. Ke ka kualitas judul sudah menarik, alih-alih ingin mengejar update berita, terkadang kaidah dalam menulis sering kali kurang diperha kan. Dalam hal ini, redaktur atau editor kurang jeli dalam mengedit berita. Terkadang, kita masih saja menjumpai kalimat-dalam straight news terutama-yang hanya terdiri dari satu frasa, bukan kalimat utuh yang minimal terdiri dari subyek dan predikat. Meski topik yang disampaikan menarik dan pen ng, jika pengolahan beritanya dak ‘asik’, berita menjadi sulit dimenger , lebih parah lagi bisa membingungkan atau menyesatkan pembaca. Jika seper ini, pengolahan berita Persma terlihat kurang serius. Beranjak dari kualitas tulisan, penyakit Persma ada pada produkvitas jurnalisnya dalam menulis. Jika kita kunjungi beberapa portal berita online atau membaca produk cetaknya, akan kita jumpai beberapa nama yang mendominasi penulisan berita, namanya itu-itu saja. Kondisi seper ini tentu dak sehat dalam sebuah lembaga pers mahasiswa. Persma akan lebih kuat jika hampir seluruh sumberdaya yang ada produk f dalam melakukan kerja jurnalis k. Posisi Tawar Pernah suatu ke ka Skëtsa ingin mewawancarai rektor dan beberapa jajaran di bawahnya ke ka kasus korupsi sedang santer di Unsoed. Hampir semuanya sulit ditemui dan dihubungi. Stafnya pun sulit dimintai keterangan, padahal jurnalis Skëtsa sudah mengatas-

namakan Persma dan membawa kartu anggota Persma. Alhasil, tulisan dak bisa maksimal karena data yang kurang utuh. Sempit sekali ruang kerja Persma di birokrat kampus, alih-alih ingin menjalankan tugas, malah dak dimudahkan. Lalu untuk apa Persma saat ini? Untuk menulis dengan kualitas yang baik dan cover all sides saja dak didukung. Posisi tawar sebagai jurnalis kampus dalam hal ini perlu dibangun di ranah birokrat kampus, terutama rektorat. Rektorat harus lebih melek media mahasiswa, lebih dalam lagi, harus melek kerja jurnalis kampus. Lalu, dengan kondisi seper ini, masih perlukah Persma? Tentu jawabannya masih sangat perlu. Sebagai media edukasi dan pengawas civitas academica, Persma harus menjadi penyintas kebenaran melalui informasi. Hanya saja, beberapa catatan di atas harus diperha kan oleh subjek dan objek kerja Persma. Persma sebagai subjek yang melakukan kerja jurnalis k-sekali lagi saya tegaskan: usianya banyak yang sudah menginjak puluhan tahun-harus meningkatkan kualitas produk jurnalis knya dari hari ke hari, dari tahun ke tahun. Selanjutnya, birokrat kampus, sebagai salah satu objek kerja jurnalis k Persma, dengan sendirinya harus melek media, terutama media mahasiswa. *Penulis adalah Pemimpin Umum LPM Sketsa


SkĂŤtsa mengucapkan

INFO SkĂŤtsa JULI-AGUSTUS 2014

9

SELAMAT ATAS

DIWISUDANYA

AGNES HARVELIAN, S.H. Redaktur pelaksana cetak LPM Sketsa 2012

RATNA M. HANAFI, S.Ikom Redaktur pelaksana Buletin LPM Sketsa 2010

JAMUR KUNING Oleh : Ludbizar* Sejajar tak sejujur Wadahku gatal sekujur Jemari melawan penuh Perih lukanya badan Diam membiarkan mereka Menerima pakan yang basi Yang jelas bisa memuntahkan Jati diri cucu sang jenderal besar Lemah bisa kupertahankan Kupandang benci sementara Sebelum lingkungan menggonggong Seragam kuning berbunyi sakti

*Mahasiswa Peternakan 2012


PUISI

INFO SkĂŤtsa 10 JULI-AGUSTUS 2014

Sajak Kali Serayu Oleh : Supriyono*

Gemuruh jeram Gemercik rintik air Sapaan halus angin pagi Lambaian ramah hijaumu Hamparan gemah ripah Tatapan sayu sang surya Elok sejauh mata memandang Si Slamet masih terlelap Sayap sayap kecil berlalu lalang Heningku hancur seketika Disel disel rakus berderu Menyisakan hamparan kotoran Kini kau sering meluap luap Mencoba menghibur diri Soedriman tak paham Moral campakan fungsional Keruh ď€ kir bak mutahan ramal Hajat awamkan nurani Getir mayapada Lantas siapa yang fasik Titik titik panas mengalir *Mahasiswa Sastra Inggris 2013

KOIN Oleh : Nurhidayat*

Gadis kecil mengancamku masuk neraka Aku diam sejenak Membayangkan Tuhan Ah ! Tuhan itu tak nyata Ah ! Tau apa gadis ini? Aku menata pikir Meluruskan ikal rambut kusut Untuk apa aku mendebat Tuhan? Siapa yang ternyata? Tuhan ataukah tuhan? Ternyata Tuhan menjadi idaman dijadikan kendaraan!! Mereka tak menyadari Gunung pun terbelah Jika kita memaksa *Mahasiswa Peternakan 2012, Pemimpin Redaksi LPM Sketsa


INFO SkĂŤtsa JULI-AGUSTUS 2014

11

PENERBIT : Lembaga Pers Mahasiswa Sketsa Unsoed PEMBINA : Sulyana Dadan, M.A. PEMIMPIN UMUM : Sucipto WAKIL PEMIMPIN UMUM : Nadia Farchunnisa, Denny Kurniawan PEMIMPIN REDAKSI : Nurhidayat REDAKTUR MEDIA CETAK : Rachma Amalia, Mustiyani D.K. REDAKTUR ARTISTIK : Yudi Harmawan REDAKTUR ONLINE : Tami Nuriksa, Widya Cahyaning Tantri TIM EDITOR : Nurhidayat, Rachma, Mustiyani, Tami, Widya, Yudi, Anggota Baru PEMIMPIN PERUSAHAAN: Yenny Fitri Kumalasari PEMIMPIN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN : Susilo Fathurrokhman LAYOUTER : Sucipto ILLUSTRATOR : Rachma, Cipto REPORTER : Sucipto, Yani, Yenny, Fatur, Rachma, Tami, Nadia, Febby, Deni, Muthia, Yunas INFO IKLAN : Muthia K. 085719700152.

Alamat Redaksi : Komplek Pusat Gedung Kegiatan Mahasiswa Unsoed Jl. Dr. Soeparno Karangwangkal, Purwokerto Utara 53123 083 893 559 567 infosketsa@yahoo.com redaksi@lpmsketsa.com

@LPMSketsa LPM Sketsa Unsoed Purwokerto

www.lpmsketsa.com

[klik]


MAU MOTOR TAMBAH GAYA DENGAN KNALPOT TRENDI?

BAYU RACING 26513FA4 08567864199 @bayuerlangga29

Racing Generation

CETAK/DISAIN WEBSITE BUILDING Sertifikat Pribadi Kartu nama Perusahaan Buletin Organisasi Stiker Sekolah Disain kaos dll.

INFO IKLAN : iklan@lpmsketsa.com - 085 719 700 152 [Muthia]


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.