Majalah Dokter edisi 1

Page 1



lain dari alumni dokter FKUA, ke depannya juga diharapkan bisa bermanfaat dan diman­ faatkan oleh seluruh profesi dokter di bumi tercinta ini. Caring & sharing yang kita jadikan moto pada majalah ini rasanya tidaklah terlalu ber­ lebihan karena melalui majalah ini juga kita harapkan akan muncul rasa peduli, perha­ tian dan saling berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman di antara para dokter, an­ tara guru dan murid, senior dan junior, orang tua dan anak maupun antara dokter dengan pasien atau masyarakat di sekelilingnya. Cukup panjang dan berliku perjuangan dalam membuat majalah ini. Tantangannya cukup berat karena kami tidak ingin majalah “dokter – Sharing & Caring Magazine” se­ bagai majalah yang sangat biasa. Kami ingin majalah ini adalah majalah yang luar biasa dan menjadi kebanggan bagi para dokter. Untuk itu kami para dewan redaksi yang didukung oleh para advisor sangat bekerja keras mewujudkannya. Majalah ini akan me­ nyajikan berbagai informasi dan artikel yang

dokter | 1 - 2014 |

3

berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran terbaru, pendidikan kedokteran dan berita kampus, profil alumni, filosofi, hobi, kuliner, travelling, fotografi, re­ sensi buku-musik-film, olahraga, kisah lucu masa lalu, pojok kenangan, jejak pendapat dan tips medis maupun non medis yang kami kemas dengan bahasa populis dan lay out majalah yang menarik (modern, clean, smart) sesuai dengan misi majalah ini sebagai majalah dengan muatan filosofi kedokteran, bersifat humanis dan memberi wadah untuk mempererat rasa persaudaraan bagi sesama teman sejawat. Majalah “dokter – Sharing & Caring Magazine” akan terbit setiap triwulan dan edisi perdana ini terbit pada bulan November 2014. Majalah ini akan kami cetak sebanyak 2.000 eksemplar per kali terbit dan kami beri­ kan secara gratis kepada semua alumni yang dikoordiniroleh IKA – FKUA dalam pendistri­ bu­siannya melalui para wakilnya di setiap angkatan. Masukan, kritik dan saran sangat kami tung­gu dari para alumni agar majalah “dokter – Sharing & Caring Magazine” semakin bagus dan bernas baik dari segi materi mau­ pun tampilan. Kami juga sangat berharap para alumni berperan aktif dalam penerbitan majalah ini dengan mengirimkan sumbang­ an artikel melalui email: redaksi.dokter@ya­ hoo.com. Teriring salam hormat dan sayang kami dari para dewan redaksi kepada seluruh pemba­ca. Selamat membaca… Desember 2014

Dewan Redaksi

LINGUA

D

OKTER adalah sebuah profesi yang unik, sebuah profesi luhur yang sangat diharapkan oleh ma­ sya­rakat dan dituntut untuk terus me­nerus ada dan siap untuk menangani ma­ sa­ lah kesehatan/penyakit/cidera yang bisa muncul sewaktu-waktu. Tidak berlebihan bila juga kadang masyara­ kat memberikan penghargaan yang ber­lebihan pula pada profesi ini. Sebutan atau panggilan DOKTER untuk profesi ini oleh semua lapisan masyarakat dimana pun dan pada keadaan apa pun jarang diberikan pa­da profesi lain. Ada yang berlebihan menyebutkan dokter adalah malai­ kat ma­na­kala mereka berhasil membuat yang ditolongnya puas, akan tetapi banyak juga yang meng­anggap profesi ini jahat saat kegiatannya di­ anggap tidak sesuai dengan harapan ma­syarakat. Terlepas dari apa pun anggapan dari masyarakat terhadap profesi ini, dokter adalah sekelompok manusia biasa yang sama dengan manusia-ma­ nusia lainnya, yang pe­nuh suka-duka, tantangan, kebutuhan dan harapan. Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran yang me­rupakan wadah/tempat guyub sebagian dokter yang berasal dari Fakultas Kedokteran Uni­versitas Airlangga, mencoba memberikan wadah majalah DOKTER sebagai tempat un­ tuk memaparkan sisi lain kehidupan dokter sebagai manusia terlepas dari sisi-sisi ilmiah yang selalu dan harus berkembang mengi­ kuti perkembangan dunia kedokteran. Diharapkan majalah ini bisa menjadi sa­ ra­ na relaksasi sejenak melepas kejenuhan ru­tin kegiatan dokter dengan pasien dan pe­ nyakit, tetapi juga diharapkan bisa memun­ culkan inspirasi positif, gagasan-gagasan ba­ ru dansemangat yang bisa menunjang kegi­atan-kegiatan profesi ini untuk kese­jah­ te­raan masyarakat bangsa dan negara. Ma­ jalah yang semula hanya mewadahi kegiatan

DARI MEJA REDAKSI

SHARING CARING &


MIKROSKOPIS

A R T I K E L U TA M A

MIKROKOPIS

SENIOR ADVISOR Pujo Hartono, Agus Haryanto, Tedy Ontoseno, Ario Djatmiko, Urip Murtejo, Purnomo Budi, Pranawa, Sjahjenny Mustokoweni, Faroek Hoesin, Rasjid Moh. Tauhid Al-Amien EDITORIAL DIRECTOR Evy Ervianti VICE EDITOR Dwirani Rosmala Pratiwi CREATIVE DIRECTOR Martha Kurnia Eighty Mardiyan Kurniati MANAGING EDITOR Gadis Meinar Sari (College News Editor) Cita Rosita Prakoeswa (Scientific Editor) Meta Hanindita (Profile Editor) Brahmana Askandar (Travelling Editor) Hari Nugroho (Information Technology Editor) Damayanti Tinduh (Sport Editor) Ahmad Yuniari Heriyana (Photography Editor) Linda Astari (Book, Film & Music Editor) Irmadita Citrasanti (Fashion Editor) ART & DESIGN DIRECTOR Suwaspodo Henry Wibowo Lilik Djuari ABROAD CORRESPONDENCE DIRECTOR Samsriyaningsih Handayani LOCAL CORRESPONDENCE DIRECTOR Subur Prayitno MARKETING& ADVERTISING DIRECTOR Syamsul Arifin Pungki Mulawardhana ACCOUNT DIRECTOR Gadis Meinar Sari Irmadita Citrasanti ASSOCIATE EXECUTIVE EDITOR A. Rohman ASSOCIATE MARKETING Seno Dwi Mudji Andi Prasetyo Jawadil Arifin

03. LINGUA

Sharing & Charing

06. CITO

FKU, Sekolah Warisan Kolonial

10. ANATOMI

Jejak Dokter Spesialis Anak di Tanah Papua

12. DIKTAT

Pengabdian Para Dokter di Pedalaman

13. LAPOROSKOP

Dr. Kildare, Idola Era ‘60-an

ISSN 977 2407085

dokter

Sharing and Caring Magazine Kantor Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Jl. Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60131 Telpon +62-31-5020251, +62-31-5030253 Email: redaksi.dokter@yahoo.com Website: www.majalahdokter.com Cover merupakan foto gedung FK Unair yang sampai saat ini terpelihara sebagaimana aslinya sebagai peninggalan zaman kolonial.

14. AURIKULUS Music for Surgery

Dr. Pribakti Budinurdjaja, SpOG Adalah alumni FK Unair 1979 dan staf pengajar di FK Universitas Lambung Mangkurat - RSUD Ulin Banjarmasin. Mengutip kesan seorang teman di media tentang beliau:’ idealis dan populis. Tulisannya beraroma kebenaran, keadilan serta kepedulian pada sesama. Pengamatannya objektif dan merupakan pencerminan dari kenyataan sosial keseharian yang terjadi di sekitar kita’. Bila ingin berdialog, dapat menghubungi email …….

4

| EDISI 1 - 2014 |

majalah dokter


27. FILOSOFI

Sudah Banyakkah Harta Kita?

28. NUTRISI

Pecel Ngawi, Mbak Sum

30. SKELETON NAMJU

32. EFLORESENSI PEDGY-CHIC-RETRO

03. LINGUA

Sharing & Charing

06. CITO

FKU, Sekolah Warisan Kolonial

10. ANATOMI

Jejak Dokter Spesialis Anak di Tanah Papua

15. CITO B/PENDIDIKAN

36. TAKIKARDI

Prof Yogi & Prof Diany Bagai Amplop & Prangko

Berharap Pembenahan Holistik Sistem Pendidikan

16. ANATOMI/PROFIL

38. CITO

RS Darmo Surabaya Pelayanan Profesional di Bangunan Cagar Budaya

Dr. Pranawa, SpPD, KGH LET IT FLOW

18. SECOND OIPINION Idola Para Idola

42. INFUSION

Tips Mencari dengan Google

12. DIKTAT

Pengabdian Para Dokter di Pedalaman

13. LAPOROSKOP

Dr. Kildare, Idola Era ‘60-an

14. AURIKULUS Music for Surgery

20. SITOKIN

Terbang dengan Aman & Nyaman

22. X-RAY

Smartphone vs DSLR

44. LAPORAN UTAMA EBOLA

46. INSPIRASI

Dr Kerry, Dokter Kolektor Tanaman Mangga

24. CITO C

Museum Pendidikan Dokter Surabaya

Prof. Paul L. Tahalele Adalah alumni FK Unair 1979 dan staf pengajar di FK Universitas Lambung Mangkurat - RSUD Ulin Banjarmasin. Mengutip kesan seorang teman di media tentang beliau:’ idealis dan populis. Tulisannya beraroma kebenaran, keadilan serta kepedulian pada sesama. Pengamatannya objektif dan merupakan pencerminan dari kenyataan sosial keseharian yang terjadi di sekitar kita’. Bila ingin berdialog, dapat menghubungi email …….

majalah dokter | EDISI 1 - 2014 |

Dr. Ario Djatmiko Adalah alumni FK Unair 1979 dan staf pengajar di FK Universitas Lambung Mangkurat - RSUD Ulin Banjarmasin. Mengutip kesan seorang teman di media tentang beliau:’ idealis dan populis. Tulisannya beraroma kebenaran, keadilan serta kepedulian pada sesama. Pengamatannya objektif dan merupakan pencerminan dari kenyataan sosial keseharian yang terjadi di sekitar kita’. Bila ingin berdialog, dapat menghubungi email …….

5


CITO A

COVER STORY

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

SEKOLAH WARISAN KOLONIAL

P

ada zaman penjajahan Belanda, jumlah dokter di negeri kita masih sangat sedikit. Dan semuanya adalah dokter Belanda. Padahal kebutuhan untuk melayani masyarakat yang sakit amat tinggi, apalagi dengan terjadinya beberapa wabah penyakit di berbagai daerah. Pemerintah Belanda saat itu merasakan betul pentingnya memiliki lebih banyak tenaga medis, yang tidak mungkin hanya mengambil dari bangsanya sendiri. Awalnya, pemerintah Belanda mendidik beberapa pribumi untuk membantu para dokter mereka sebagai mantri, namun akhirnya karena desakan kebutuhan, didirikanlah sekolah kedokteran yang mendidik pribumi untuk menjadi dokter yang sesungguhnya. Surabaya menjadi tempat kedua yang dipilih oleh pemerintah Hindia Belanda untuk pendirian sekolah kedokteran setelah School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA, Sekolah Pendidikan Dokter Inlander) di Jakarta. Sekolah Kedokteran Nederlands Indische

6

Artsen School (NIAS) akhirnya didirikan di Surabaya, dengan kurikulum yang kurang lebih sama dengan STOVIA. NIAS diresmikan pada 25 September 1913. Gedungnya adalah sebuah woonhuis (rumah tinggal) di Kedoengdoro Straat no. 38 Surabaya. Rumah yang dijadikan sekolah ini awalnya tidak mempunyai saluran listrik. Penerangannya hanya mengandalkan cahaya matahari. Bahkan, bila hujan mengguyur Surabaya, dapat dipastikan rumah ini kebanjiran. Cukup lama para ‘mahasiswa’ kedokteran saat itu belajar di rumah sewaan ini, 10 tahun. Baru pada tahun 1923, NIAS pindah menempati gedung baru yang lebih luas dan representatif di daerah Karangmenjangan. Hingga saat ini, gedung yang sempat hampir rusak karena keterbatasan biaya pada awal pemerintahan negara Republik Indonesia tersebut, masih berdiri dengan megah dan dikenal sebagai kampus A Universitas Airlangga, yang terdiri dari Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi.

| EDISI 1 - 2014 |

majalah dokter


Peran BOW pada Arsitektur Bangunan NIAS berdiri diatas tanah seluas 70.353 m2 – dengan bangunan sebesar 43.309 m2 serta lahan terbuka seluas 27.044 m2. Gedung NIAS ini dibangun pada tahun 1921 sampai dengan tahun 1922 oleh Wiemans, seorang arsitek Burgerlijke Openhari Werken (BOW, Dinas Pembangunan Umum Pemerintah Kolonial Belanda). Lembaga yang membawa pengaruh besar terhadap bentuk dan arsitektur bangunan kolonial di Indonesia. Arsitektur gedung NIAS yang bergaya Indish ini sampai sekarang masih dapat dilihat seperti bentuk aslinya. Ciri bangunan yang simetris dengan pintu utama yang melengkung setengah lingkaran sangat menampakkan ciri kolonialisme. Atapnya mengadopsi gaya Eropa, tinggi dengan bukaan lebar untuk sirkulasi, berkonsep bangunan tropis-basah yang sangat cocok dengan iklim Surabaya. Ciri khas lainnya adalah selasar teras yang panjang, yang berfungsi sebagai filter sinar matahari langsung dan perlindungan dari tempias air hujan. Di zaman tersebut, teknologi yang digunakan para arsitek BOW terbilang modern. Bayangkan, mereka mampu memanfaatkan bahan-bahan lokal dan memperhitungkan iklim tropis. Ruangan– ruangannya sampai sekarang terasa adem walaupun tanpa

pendingin karena jendela-jendelanya lebar dan atapnya tinggi. Di samping itu mereka juga memperhatikan lingkungan dan tata ruang perkotaan secara menyeluruh. Bahkan, tinggi bangunan pun diperhitungkan dengan jarak pandang orang melihat, sehingga arsitektur bangunannya yang berseni tinggi dapat dinikmati walaupun dari kejauhan.

majalah dokter | EDISI 1 - 2014 |

7


• Bagian terakhir adalah Pavijoen III (pavilion III) yang terdiri dari ruang pembelajaran fisiologi dan STOVIT (School tot Opleideng van Indische Tandartsen atau Sekolah Pendidikan Dokter Gigi Indisch).

Sebagai pusat pendidikan dokter, kompleks bangunan NIAS dibangun menjadi empat bagian, yaitu: • Bagian pertama adalah Hoofdgebouw (gedung utama) yang terdiri dari aula, bagian tata usaha, perpustakaan dan ruang – ruang pembelajaran (botani, pendidikan ilmu pasti, embriologi, histologi dan bahasa – saat itu yang diajarkan adalah bahasa Belanda, Jerman dan Inggris) serta laboratorium. • Bagian kedua adalah Pavijoen I (pavilion I) yang terdiri dari ruang pembelajaran (kimia dan fisika), stasiun kecil metereologi, dan bengkel peralatan (instrumentenmakerij). • Bagian ketiga adalah Pavijoen II (pavilion II) yang terdiri dari ruang pembelajaran (zoologi dan anatomi) lengkap dengan museum anatominya, Kabinet Patologi Anatomi, serta gerechtelijke geneeskunde (kedokteran kehakiman). Pavilion II ini dibangun sedemikian rupa sehingga mendapatkan cahaya sinar matahari yang berpendar melimpah, karenanya dimanfaatkan sebagai tempat praktikum Mikroskopi Patologi Anatomi.

KALEIDOSKOP FK UNAIR

Lahirnya Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Seiring dengan perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pendidikan kedokteran di Indonesia pun mengalami pasang surut, baik dari segi kurikulum, kualifikasi mahasiswa yang dididik, sampai pergantian nama sekolah. Di zaman penjajahan Jepang, namanya menjadi Ika Dai Gaku, lalu saat Belanda kembali berkuasa, namanya berubah lagi menjadi Faculteit der Geneeskunde. Dan setelah Belanda menyerahkan kedaulatan pemerintahannya kepada pemerintah Indonesia, Faculteit der Geneeskunde baik yang berada di Jakarta maupun di Surabaya, turut diserahkan pada pemerintah Indonesia dan namanya diubah menjadi Fakultet Kedokteran di Jakarta dan Fakultet Kedokteran di Surabaya sebagai cabangnya. Nama Airlangga baru digunakan setelah pada 10 November 1954, Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, meresmikan Universitas Airlangga yang merupakan universitas pertama yang didirikan pemerintah setelah bubarnya Republik Indonesia Serikat (RIS) serta berdirinya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bersama fakultas cabang ilmu lainnya, Fakultet Kedokteran di Surabaya turut bergabung sebagai Civitas Academica Universitas Airlangga. Praktik Klinis Dokter Muda Zaman Kolonial Sesuatu yang sudah semestinya bagi para mahasiswa yang te­lah menuntaskan pendidikan kedokterannya untuk menjalankan pem­ be­lajaran praktek klinis. Setelah menyelesaikan pen­di­dikan dokter di

lagi menerima calon-calon ba­ru, sedangkan siswa yang duduk di tingkat rendah di­beri kesempatan pindah ke AMS atau ke NIAS Surabaya dan yang duduk di tingkat tinggi dapat menyelesaikan stu­di di Jakarta.

1923

Pada 2 Juli 1923, NIAS mulai menempati gedung ba­ ru, yang saat ini menjadi Gedung Fakultas Kedokteran Uni­versitas Airlangga. Pembelajaran klinis dilakukan di Gevangenis Hospital Simpang (Stadverband), yang ke­mu­di­an menjadi Central Burgelijke Zieken-Inrichting (CBZ). Di ta­hun ini pula NIAS menghasilkan dokter pertama dengan titel Indische Art.

1928

Lama pendidikan NIAS diubah menjadi 8,5 tahun dengan menghapus bagian persiapan.

1941

Sejak NIAS berdiri sampai 1 Juli 1941 telah di­ha­silkan 324 Indische Artsen.

1925

1942

Kurikulum NIAS mengalami perubahan, terutama pa­da bagian klinik. Sejak saat itu, siswa yang diterima ha­nya lulusan MULO (setingkat SMP).

Sekutu takluk, pasukan Jepang menguasai In­do­nesia. NIAS ditutup oleh Jepang, sehingga alur pen­di­dik­an kedokteran di Surabaya menjadi tak menentu.

1927

1943

“Geneeskundige Hoogeschool” (GHS) dibuka di Ja­ kar­ta. Siswa harus berasal dari Horgere Burger School (HBS) V dan Algemene Middelbare School (AMS) B atau setara de­ngan SMA, serta lama pendidikannya 7 tahun. Lulusan GHS bertitel “Arts” yang sederajat dengan lulusan dokter di Ne­geri Belanda. STOVIA tidak

Pemerintah Jepang secara resmi membuka lagi sekolah tinggi kedokteran dengan nama Ika Dai Gaku. Sekolah ini diisi tiga kelompok: mahasiwa bekas GHS, mahasiswa bekas NIAS, serta pelajar-pelajar baru lulusan sekolah menengah.

8

| EDISI 1 - 2014 |

majalah dokter

1945

Kolonialisme Jepang berakhir. Ika Dai Gaku diambil alih pemerintah Republik Indonesia dan berganti nama menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia.

1948

Pemerintah pendudukan Belanda membuka kem­ba­ li perguruan tinggi kedokteran bernama Falcuteit der Geneeskunde.

1949

Belanda menyerahkan kedaulatan pemerintahan pa­ da Indonesia. Dampaknya, Falcuteit der Geneeskunde turut diserahkan pada pemerimtah Indonesia.

1954

Ir. Soekarno meresmikan Universitas Airlangga, de­ ngan menggabungkan cabang dua universitas ber­ beda, yakni Fakultas Kedokteran dan Lembaga Ke­ dokteran Gigi cabang Surabaya dengan Fakultas Hu­ kum cabang Universitas Gajah Mada.n NASKAH: ISNA- FOTO: GILANG


NIAS, tempat ‘penggemblengan’ para calon dokter be­rikutnya adalah di Centraale Burgerlijk Ziekenhuis (CBZ) Simpang atau Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP). Rumah Sakit yang pada waktu itu le­bih terkenal dengan sebutan RS Simpang ini merupakan cikal bakal ber­dirinya RSUD Dr. Soetomo. Di sana para Dokter Muda (DM) ditempa de­ngan praktikpraktik klinis kedokteran yang nyata. Apalagi Rumah Sakit yang terletak di jalan Pemuda no. 33 itu, pada tahun 1945, merupakan ju­jugan para korban peperangan peristiwa 10 November. Lantaran membeludaknya pasien di CBZ Simpang, pemerintah ko­ lo­nial Belanda merencanakan untuk membangun Rumah Sakit Umum yang baru. Dipilihlah desa Karangmenjangan di seberang Viaduct Straat sebagai lokasinya. Pembangunannya menelan biaya 1,9 juta gul­den dan dilakukan selama setahun oleh kontraktor Nederlandsche Aan­ne­mings Mij. Rumah Sakit Umum yang baru ini diberi nama Nieuwe CBZ. Di era kemerdekaan, seluruh kegiatan RS Simpang (dulu CBZ Sim­ pang) akhirnya dipindahkan ke RS Karangmenjangan pada tahun 1980. Kini, jejak RS Simpang yang penuh sejarah hanya dapat dilihat dalam bentuk tugu monumen yang terletak di depan pusat perbelanjaan Delta Plaza – wajah baru RS Simpang setelah dijual kepada pihak swasta. Sejak saat itu pula, Rumah Sakit Umum Daerah Karangmenjangan dikenal sebagai RSUD Dr. Soetomo, untuk mengenang Soetomo, dokter pribumi lulusan STOVIA yang dikenal sebagai perintis serta pejuang dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. n

ASRI, Lorong penghubung di kompleks bangunan di FK Unair Surabaya yang tam­pak asri dan membuat mahasiswa maupun pengunjung merasa nyaman.

NASKAH: ISNA - FOTO: GILANG

RUANG-RUANG PENUH KENANGAN

TETAP SEPERTI DULU, Ruang Ruang Laboratorium Faal masih tetap seperti zaman dulu.

Banyak ruangan kuliah di area Fakultas Kedokteran Universitas Air­ lang­ga yang melekat di hati para alumni. Beberapa diantaranya se­la­lu diceritakan dari generasi ke generasi. Propadeus Ruangan yang menjadi ruang kuliah pertama bagi mahasiswa ba­ru Fakultas Kedokteran. Ruangan ini dibangun dengan konsep amphi-thea­ ter, meja dosen di tengah bawah dan kursi mahasiswa yang se­tengah lingkaran disusun secara bertingkat–tingkat. Ruangan ini mam­ pu menampung lebih dari 100 orang mahasiswa. Di ruangan inilah per­ke­ na­lan dengan dunia kedokteran dimulai. Ruang Praktikum Anatomi Siapa yang bisa melupakan ruang yang satu ini? Baunya yang khas pasti tak kan terlupa. Sengatan tajam formalin dan pemandangan tem­ pat tidur logam para cadaver menjadi mimpi buruk bagi beberapa ma­ha­ sis­wa tetapi bagi yang lain mungkin malah dirindukan. Begitu me­masuki area ruang praktikum, langsung terbayang licinnya sarung ta­ngan yang penuh dengan cairan lemak dan pedasnya mata karena uap formalin. Ruang Kuliah Patologi Adalah ruang kuliah lain yang berkonsep amphi-theater. Di sinilah awal dari perkuliahan pre klinik – persiapan untuk memasuki masa pem­ be­­lajaran klinik. n

TERPELIHARA. Ruang perkuliahan Anatomi dan Histologi FK Unair.

NASKAH: ISNA - FOTO: GILANG

majalah dokter | EDISI 1 - 2014 |

9


PROFIL

ANATOMI

HOBY FOTOGRAFI. dr Sri Riyanti di alam terbuka menenteng kamera kebanggaannya bersama anak-anak Papua.

Jejak

sang

di tanah

K

epulauan Raja Ampat merupakan rang­­­­­­ka­ian empat gu­gus­ an pulau yang berdekatan dan ber­­­lokasi di barat ba­gi­an Kepala Bu­­­­rung (Vogelkoop) Pulau Pa­ pua. Secara ad­­­ ministrasi, gugusan ini ber­ ada di ba­ wah Kabupaten Raja Ampat, Pro­vin­si Papua Ba­­rat. Kepulauan ini sekarang men­­jadi tujuan pa­­ra penyelam yang tertarik akan keindahan pe­mandangan bawah lautnya. Empat gu­gus­ an pulau yang menjadi anggotanya di­na­ma­ kan menurut empat pulau terbesarnya, ya­ itu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta. Asal mula nama Raja Ampat menurut mi­ tos masyarakat setempat berasal dari se­orang wanita yang menemukan tujuh te­lur. Empat butir di antaranya menetas men­jadi empat orang pangeran yang ber­ pi­ sah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Ti­mur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga bu­tir telur lainnya menjadi hantu, seorang wa­nita, dan sebuah batu.

SPESIALIS ANAK

PAPUA

Di sanalah Sri Riyanti, mendedikasikan hi­dupnya se­te­lah lulus sebagai dokter spesialis anak. Wanita yang lahir dari ayah suku Jawa dan ibu suku Serui, Papua dan dikaruniai satu anak ini memulai bekerja sebagai dokter spesialis anak di Pa­ pua Barat yaitu di Kabupaten Fakfak se­la­ma 1 tahun dan kini di tempatkan di ru­mah sakit tipe D Kabupaten Raja Ampat. Ber­be­kal pengalaman bekerja sebagai dokter umum di kabupaten Nabire selama 10 ta­hun (1995 - 2005), wanita penghobi fotografi itu cepat da­lam ber­adaptasi dengan lingkungan se­ ki­tar dan total dalam menangani semua ma­salah yang diderita para pasiennya. Fa­si­ litas masih sangat terbatas dan kurang me­ madai, sehingga banyak kasus-kasus yang tidak bisa terdiagnosis dengan pasti. Untuk melakukan rujukan ke rumah sakit yang lebih lengkap juga ku­rang memungkinkan, karena harus menyeberang laut de­ ngan waktu tempuh yang tidak se­ben­tar disamping biaya yang harus di­ke­luar­kan­ pun cukup tinggi. Ti­dak salah bila ia punya

10

| 1 | 2014 |

dokter

mim­ pi agar pihak pe­ ngam­ bil kebijakan di pusat membuat rumah sakit ter­apung terutama untuk wi­la­yah-wilayah ke­pu­la­u­ an, sehingga bisa men­jangkau pe­layanan kesehatan di wi­ la­ yah kepulauan yang terpencil. Bekerja di rumah sakit yang baru d­i­ res­mikan menteri kesehatan sekitar 2 ta­ hunan lalu, dengan sistem manajemen yang masih belum tertata dengan baik se­ perti pengadaan obat-obatan, bahan ha­bis pakai, peralatan medis dalam me­ me­nuhi standar minimal pelayanan sering mem­buat frustasi, karena melalui proses pan­­jang dan kemungkinan terpenuhi ba­ ru setahun kemudian. Masalah lain yang se­­ring timbul adalah terbatasnya aliran lis­ trik yang hampir setiap hari ter­ja­di pe­ma­ daman akibat terbatasnya pa­sokan bahan bakar yang masih meng­ an­ dal­ kan PLTD ataupun genset. Dengan segala kekurangan itulah almnus FKU ini menekuni profesinya, ka­ rena bagi beliau totalitas dalam men­ja­la­


Sri Riyanti Tempat/Tgl. Lahir: Biak, 1 Maret 1970 RUMAH: Jl. Kofyau, Kelurahan Sepodanco, Waisai, Raja Ampat, Papua Barat KANTOR: RSUD Raja Ampat, Papua Barat Telp: 081331197000 Email: sririyanti_wijaya@yahoo.co.id

AKRAB. Sri Riyanti bercengkerama dengan anak-anak suku setempat di Kepulauan Raja Ampat, Papua.

Kalaupun tidak bisa menjadi lampu petromaks, paling tidak menjadi lilin yang memberi secercah cahaya bagi sesama. Itulah motto hidup Dr. Sri Riyanti Sp.A, yang dengan penuh totalitas menekuni profesinya sebagai dokter spesialis anak di pedalaman Papua dengan keterbatasannya.

ni profesi dalam keadaan apapun itulah de­dikasi yang sebenarnya. Dalam motto hi­ dupnya, kalaupun tidak bisa menjadi lam­pu petromaks, paling tidak menjadi se­per­ti lilin memberi secercah cahaya bagi se­sama. Bekerja dengan fasilitas terbatas, de­ngan jumlah pasien yang sedikit mem­ be­ri kesempatan Sri Riyanti bisa ber­ke­ liling ke kampung-kampung. Hampir se­­ tiap hari Sabtu, beliau mengunjungi pa­ sien-pasiennya yang berada jauh dari ru­ mah sakit ter­utama yang tidak bisa datang pada saat kon­ trol di samping melihat secara langsung kon­ disi lingkungan tempat tinggal mereka. Kamera itu seperti sahabat bagi Sri Riyanti yang selalu menemani kemanapun pergi. Objek yang disenangi adalah aneka spesies burung. Berkat hobinya itu, perempuan ramah ini pun masuk dalam nominasi dalam em­ pat belas photografer Indonesia yang a­ kan menerbitkan sebuah buku yang se­dang dalam proses pencetakan yang akan

d­iserahkan kepada presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo. Sebuah prestasi yang membanggakan. Bekerja dengan fasilitas minimal tentu ba­nyak suka dan dukanya, tetapi baginya le­ bih banyak suka dibanding dukanya. Ba­ gi­ nya dimanapun bumi dipijak di situ langit di­ junjung. Dia juga mengaku sangat bersyukur dapat be­ker­ja di Raja Ampat, yaitu salah satu tempat ter­indah di negeri ini yang merupakan tujuan wisata domestik mau­pun mancanegara. Menurutnya, meskipun ka­ wa­ san terpencil, komunikasi di tempatnya ti­ daklah susah karena terdapat banyak pe­ mancar yang terpasang di kampung-kam­pung wisata yang memudahkan akses ko­mu­nikasi. Sebagai pesan terhadap generasi pe­ nerusnya, sebelum terjun di daerah hen­dak­ lah persiapkan fisik dan terutama mental agar selalu waspada dalam menghadapi si­ tua­ si apapun. Akan lebih menyenangkan bila me­ miliki hobi yang bisa diterapkan di tempat tu­ gas, agar betah dalam menunaikan tu­gas ke­ manusiaan sangat kompleks per­ma­sa­lah­annya.

dokter | 1 | 2014 |

11

Tak lupa imbauan ter­hadap pe­merintah agar lebih peduli ter­ ha­ dap tenaga kesehatan yang bekerja jauh di­tem­ pat-tempat terpencil, agar diberi per­ ha­ tian dengan memudahkan akses dalam me­ nempuh pendidikan lanjutan. Serta yang lebih penting mampu mengikuti per­kembangan ilmu pengetahuan baru, se­ hingga dapat melayani masyarakat lebih baik. Tidak ada tempat ideal dimuka bu­ mi ini, kitalah yang bisa membuat su­a­ tu tempat menjadi lebih baik atau lebih bu­ruk... Lakukan sesuatu dengan segala ke­mam­pu­an yang ada... “Berusahalah selalu menjadi dok­ ter yang baik, yang selalu bisa menjaga na­ ma besar dan harum almamaternya ter­ cin­ ta... Saya bangga menjadi dokter, dan le­bih bangga lagi menjadi dokter alumni Uni­ versitas Airlangga...,” kata Sri Riyanti meng­ akhiri bincang-bincang kami siang itu.n NASKAH: SENO FOTO: DOKUMENTASI PRIBADI


DIKTAT

BEDAH BUKU

PENGABDIAN PARA DOKTER DI PEDALAMAN Profesi dokter adalah profesi yang bisa dimaknai sebagai setengah malaikat dan setengahnya lagi adalah manusia biasa lengkap dengan segala ke­ter­ba­ ta­san­nya.
Berikut adalah resensi 3 buku yang wajib dibaca oleh para calon dokter dan semua yang sudah menjalani profesi ini sebagai bentuk perenungan diri. Berikut adalah resensi 3 buku yang wajib dibaca oleh para calon dokter dan semua yang sudah menjalani profesi ini sebagai bentuk perenungan diri. Bu­ku-buku ini mengingatkan kembali akan sumpah dokter yang sudah melekat, me­nyatu dan melebur dalam keseharian para dokter. Selamat membaca.

PATRIA ES HUMANIDAD CERITA dokter yang me­­­nolong kaum mis­ kin tanpa pamrih su­ dah banyak kita de­ ngar. Tetapi sebuah bi­o­grafi pengabdian dok­­ ter di daerah ter­ pen­cil yang ditulis de­ ngan gaya humanis yang menyentuh, ti­ dak­­lah banyak. Salah satunya adalah Patria es Humanidad. Buku karya Tracy Kidder - pe­ me­nang Pulitzer Prize, National Book Award, Robert F. Kennedy Award lulusan Harvard Uni­ versity ini sebenarnya buku lama yang diterjemahkan dan dicetak dalam Bahasa In­ donesia oleh penerbit Qanita pada tahun 2004. Apa keistimewaan buku yang sulit dicari ini? Selain pengarangnya adalah pemenang ha­diah Pulitzer, kisah Dr. Paul Edward Far­mer yang menjadi tokoh dalam buku ini be­gitu

memikat. Seorang dokter berhati ma­ laikat yang mengabdikan hidupnya untuk me­ no­ long orang miskin di pinggiran kawasan Haiti de­ngan penuh cinta dan pengorbanan. Paul Farmer yang dibesarkan dalam se­ buah bus di tempat parkir umum dan di atas perahu yang dibeli ayahnya di bursa rong­so­ kan, menemukan panggilan jiwanya saat me­ nem­puh pendidikan di Harvard Medical School. Dokter dan profesor di bidang antropologi ke­ sehatan dan penyakit infeksi khususnya AIDS dan TBC ini mempunyai karakter yang karismatik, brilian, dilengkapi dengan selera humor yang tak luntur oleh duka dan air mata yang setiap saat mengitarinya. Sebagai dokter, Paul Farmer selalu merasa mendua jika harus ‘menjual’ jasa di tempat yang sebagian besar orang tak mampu membelinya. Dengan tulus dia mengabdikan diri untuk memberikan per­ tolongan kualitas nomor satu bagi kaum mis­ kin di Haiti. Ditambah dengan kisah-kasihnya

de­ngan putri penulis terkemuka Roald Dahl, Ophelia Dahl, maka buku ini terasa dikemas dengan cantik. Perasaan gelisah, tak nyaman, merasa ber­salah sekaligus ingin tertawa silih ber­ gan­ti datang saat membaca buku ini. Pe­ra­ sa­an yang dialami sang tokoh, yang juga di­ ra­sakan oleh penulisnya Tracy Kidder ketika menguntit semua “gerak-gerik” Farmer untuk di­tuangkan dalam Patria Es Humanidad. Publisher Weekly mengomentari novel ini sebagai karya yang sempurna. “Kidder ber­hasil masuk dan mengeksplorasi drama ke­hidupan kaya makna dari seorang Robin Hood kelas dunia”. New England Journal of Me­dicine memberi komentar: ”Buku ini bukan hanya enak dibaca, tetapi juga mengalihkan perhatian Anda kepada mereka yang paling membutuhkannya, yaitu kaum miskin.” School Library Journal menyebut buku ini sebagai: “Kisah yang luar biasa. Suatu tulisan refl­ektif yang benar-benar tak tertandingi.”n NASKAH: ISNA EDITOR: MARTA

“ME, HIM AND LABUAN BAJO” BUKU lain yang me­na­ rik untuk dibaca karena ke­samaan themanya ada­ lah novel romans fik­ si bernuansa medis yang ditulis oleh Dr. Evy Ervianti tentang

pe­ngabdian dokter di daerah terpencil di Pus­ kes­ mas Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Nu­sa Tenggara Timur tahun 1991 – 1993 yaitu “Me, Him and Labuan Bajo”. Buku ini diterbitkan Air­ langga University Press pada tahun 2007. Se­ buah novel yang menggambarkan sepak ter­jang para dokter saat menjalankan tugas se­

bagai dokter Puskesmas di wilayah terpencil de­ ngan segala suka dukanya. Dihiasi 7 ka­sus medis yang sering dihadapi sejawat di pe­da­laman luar Jawa dengan bumbu romans yang mengadukaduk emosi. Sebuah buku no­vel yang memberi pesan untuk tidak perlu ta­ kut mengabdi di daerah terpencil. n NASKAH: ISNA EDITOR: MARTA

DOKTER BELANTARA BOVEN DIGUL THIS is the most inspiring book. Buku yang ditulis sen­ di­ri oleh sejawat Dr. John Ma­nangsang. Buku ini men­ ceritakan tentang suka duka sejawat John, saat ber­ tugas sebagai Kepala Puskesmas di Kecamatan

12

Man­do­bo, daerah terpencil di Kabupaten Merauke tahun 1990-1991. Dengan peralatan medis yang minimal di wilayah terpencil dan jauh dari tempat rujukan, dr. John terpaksa melakukan banyak tindakan operasi untuk menolong masyarakat di wilayah tersebut. Jelas sekali tertuang dalam bukun ini bahwa keterbatasan tidak menjadi halangan untuk menolong sesama. Buku ini ditutup dengan

| EDISI 1 - 2014 |

majalah dokter

quote berupa pesan keseluruhan dari kisah sejawat John: “Tidak melakukan tindakan apa-apa memang tidak berisiko bagi seorang dokter, tetapi hal ini merupakan suatu kesalahan. Berbuat sesuatu yang invasif agresif bisa jadi salah, namun demikian ada kemungkinan pasien bisa diselamatkan...” n NASKAH: ISNA EDITOR: MARTA


DOKTER IDOLA ERA 1960-AN Dokter Muda, Dr. James Kildare yang bekerja di Rumah Sakit (fiksi) besar, Blair General. Di tempat kerjanya, Kildare di­ tuntut untuk mendalami profesinya, ba­ gaim­ ana menghadapi masalah-masalah pa­ da pasien, serta mendapatkan respek da­ri sang senior, Dr. Leonard Gillespie. Pada episode pertama, Gillespie me­ne­ kan­kan Kildare bahwa, “tugas kita sebagai dokter adalah mengupayakan orang untuk hidup, bukan bercerita bagaimana itu

S

EORANG dokter muda yang baru sa­ ja mengentaskan pendidikan ke­dokteran dan memiliki idea­lis­ me tinggi? Ingatan kita akan di­ ajak mundur beberapa dekade ke belakang de­ngan serial ‘Dr. Kildare’. Dari judulnya da­pat dipastikan serial yang mengusung genre drama ini memuat tema medis. Serial yang berlangsung di kisaran 27 September 1961 hingga 5 April 1966 ini ditayangkan di saluran televisi NBC. Selama kurun waktu tersebut, terdapat 190 episode dalam lima musim. Penayangan ‘Dr. Kildare’ memiliki ren­tang waktu yang sama dengan serial ber­genre serupa, ‘Ben Casey’ di stasiun televisi ABC. Hal tersebut membuktikan bah­wa drama dengan kontain medis ini me­ miliki peminat yang sporadis pada waktu itu. Serial yang menduplikasi film layar lebar di era 1930-an ‘Young Dr. Kildare’ ini dilakoni oleh aktor kawakan Richard Chamberlain sebagai Dr. James Kildare dan Raymond Massey sebagai Dr. Leonard Gillespie. Awalnya, para pemeran layar lebar ‘Young Dr. Kildare’ diminta untuk berakting di serial ‘Dr. Kildare’. Namun karena stasiun televisi yang menayangkannya menerima iklan rokok, tawaran tersebut ditolak. Serial ini mengisahkan tentang seorang

hidup”. Namun Kildare mengabaikannya. Pe­nolakan Kildare atas saran Gillespie itulah yang menjadi dasar cerita empat musim be­rikutnya. Di mana sentuhan opera sabun sa­ngat terasa di serial ini. Untuk mendapatkan peran Dr. Kildare, Cham­ berlain harus mengalahkan 35 pesaing. Namun usaha tersebut terbayar dengan kesuksesan serial TV tersebut yang mendongkrak Chamberlain sebagai idola remaja di era 1960-an. Dia pun turut terjun di dunia tarik suara lewat single-nya “Three Stars Will Shine Tonight” yang menjadi original soundtrack ‘Dr. Kildare’. Pada 2006 Chamberlain berperan dalam parodi serial ‘Greys Anatomy’. Pada 1972 muncul tayangan serial ‘Dr. Kildare’ kembali. Namun menggunakan judul seperti film layar lebarnya, ‘Young Dr. Kildare’. Di serial lanjutan tersebut, Dr. Kildare diperankan oleh Mark Jenkins dan Dr. Gillespie diperankan oleh Gary Merril. Namun, tidak seperti serial sebelumnya yang mampu hadir dalam 5 season, ‘Young Dr. Kildare’ hanya berjalan satu season dengan 24 episode. n NASKAH: ISNA

DR. KILDARE GENRE: Drama Medis PRODUSER: James Komack PEMERAN: Richard Chamberlain, Raymond Massey, Clegg Hoyt (selama 12 episode sebagai Mac) ASAL NEGARA: Amerika Serikat JUMLAH MUSIM: 5 JUMLAH EPISODE: 190 DURASI TAYANG: 60 menit PRODUKSI: MGM Television STASIUN TELEVISI: NBC WAKTU TAYANG: 27 September 1961 - 5April 1966

dokter | 1 | 2014 |

13

LAPOROSKOP

BEDAH FILM

DR KILDARE:


BEDAH MUSIK

AURIKULUS

Musicfor Surgery Ternyata, dokter bedah yang mendengarkan musik saat bekerja bisa lebih santai dan mendapatkan hasil pembedahan lebih baik. Hal itu dibuktikan dari sebuah penelitian di Inggris pada tahun 2011 yang lalu. Nah, jenis musik apa yang cocok? Beethoven, Black Eyed Peas, atau Black Sabbath?

S

SEBAGIAN besar orang memba­ yang­­kan ruang operasi sebagai tem­­ pat yang sakral yang diwarnai de­­­ ngan ketegangan, kegelisahan, dan keheningan. Suasana yang diliputi oleh ira­ma monitor jantung, dengungan ventilator, den­ tingan instrument bedah dan suara ahli bedah yang meminta instrumen pada perawat. Na­ mun, pada kenyataannya, banyak ahli bedah yang bekerja sambil mendengarkan alunan musik. Sebuah survei yang dipublikasikan pada ta­hun 2011, menunjukkan 90% dokter bedah di Inggris mendengarkan musik selama ope­ra­ si. Yang mengejutkan adalah 50% responden me­milih irama rock tempo cepat! Hanya 17% res­ponden yang menyenangi musik pop, dan 11% lebih suka mendengarkan musik klasik. Siapa dokter bedah yang paling hobi bekerja sambil mendengarkan musik? Sudah bisa diduga, dokter bedah plastik adalah dokter be­dah yang paling banyak bekerja sambil di­ iringi musik, dan sepertinya wajar bila dok­ter spesialis THT ternyata yang lebih suka sua­sa­na hening. Para dokter yang hobi musik mengatakan bah­wa musik membuat mereka tidak cepat bo­san dan suasana di kamar operasi menjadi har­monis dan tenang. Benarkan pendapat pa­ ra dokter bedah ini? Banyak penelitian yang men­ dukung teori tersebut. Namun, hal ini tidak berlaku bagi para dokter bedah pemula. Ber­ dasarkan studi pada 2008, musik justru mem­buat para dokter pemula yang sedang me­lakukan pembedahan rumit menjadi ter­ gang­gu. Sementara, bagi para dokter yang te­ lah berpengalaman, musik tampaknya benarbe­nar memberikan keuntungan. Musik yang bagaimana yang cocok di­ dengarkan di kamar operasi? Para peneliti

da­ri bagian psikologi State University of New York di Buffalo menemukan bahwa ketika pa­ ra dokter bedah mendengarkan musik yang me­reka pilih sendiri, tanda vitalnya lebih stabil dan mereka dapat menyelesaikan hitungan ma­tematika yang diberikan dalam tes dengan le­bih cepat dan akurat dibandingkan saat me­ reka mendengarkan musik Canon in D dari Pachelbel – musik yang seringkali meng­iring­i

acara pernikahan. Men­de­ngarkan musik dari Pachelbel, ternyata juga lebih baik daripada tidak mendengarkan musik sa­ ma sekali. Mereka menyimpulkan bahwa men­dengarkan musik, terutama musik yang di­pi­lihnya sendiri, akan menurunkan stres dan me­ning­katkan kinerja. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan se­lama ini mempunyai kesimpulan yang sama

14

| 1 | 2014 |

dokter

yaitu musik yang cocok sangat tergantung dari se­lera masing-masing ahli bedah, ketelitian yang dibutuhkan saat pembedahan dan ke­ru­ mit­an pembedahan yang dilakukan. Sebagai con­toh, seorang konsultan Urologi di Inggris yang berusia 38 tahun, menggunakan musik se­bagai pengingat waktu. Dia mengompilasi 6 buah lagu yang masing-masing berdurasi 5 me­nit sebagai pengingat baginya saat sedang me­lakukan pembedahan kanker ginjal yang meng­haruskannya mengangkat tumor dalam wak­tu tidak lebih dari 30 menit. Biasanya, se­ seorang akan mengingatkannya secara ver­ bal dan hal itu seringkali menimbulkan ke­ te­ gangan. Dengan kode musikal yang dia si­apkan, perkiraan waktu yang tersisa dapat di­ketahuinya sendiri sehingga membuatnya le­bih tenang dan yakin. Selain bagi dokter bedah, musik juga mem­­ bantu pasien yang sedang dioperasi men­­jadi lebih tenang. Sebuah penelitian di ta­ hun 2008 menemukan bahwa melodi alunan mu­­ sik menurunkan aktivitas neuron dalam otak. “Sudah jelas, musik dapat menurunkan ke­­cemasan sebelum operasi,” kata Zeev Kain, dok­ter anestesi di Universitas Yale, yang me­ la­­ kukan penelitian tersebut. “Musik dapat me­­ngurangi rasa sakit dan menurunkan ke­ bu­tuhan obat anti cemas pada pasien.” Pa­si­en yang mendengarkan musik yang te­nang me­ la­lui headphone ketika sedang di­anes­tesi dan se­lama operasi membutuhkan le­bih sedikit anes­tesi dan pulih lebih cepat se­te­lah­nya. Nah, bagaimana dengan anda para dokter ah­ li be­ dah, apakah musik juga membawa penga­ruh positif di kamar operasi? n NASKAH: SHAKTI I, THA FOTO: BRAHMANA ASKANDAR


CITO B

“Di masa saya, sistem belajarmeng­ajar terpusat pada dosen. Kelasnya kla­sikal. Sistem belajarmengajarnya satu arah. Do­sen mentransfer knowledge dan skill pada mahasiswanya.” [Prof. Paul. L. Tahalele]

S MASA KINI. Mahasiswa kedokteran masa kini dengan fasilitas IT yang memadai.

ZAMAN DULU. Mahasiswa FK zaman dulu, belajar bersama dengan textbook hasil pinjaman perpustakaan dan penerangan lampu seadanya.

eiring bertambahnya waktu, pe­ ru­ bahan mahasiswa Fakultas Ke­ dok­teran (FK) Unair makin tampak. Dari gaya busana yang tentunya meng­ikuti zamannya, tipikal mahasiswanya, dan yang paling siginifikan adalah sistem pem­belajarannya. Menurut Prof. Dr. Dr. Med. Paul. L. Tahalele, dr. SpBSp, BTKV(K), FC perbedaan mencolok per­kuliahan di zamannya dengan saat ini ter­ da­pat pada fokus terhadap yang mengajar dan yang diajar, atau teacher center dan student center. “Di masa saya, sistem belajarmeng­ajar terpusat pada dosen. Kelasnya kla­ si­kal. Sistem belajar-mengajarnya satu arah. Do­sen mentransfer knowledge dan skill pada mahasiswanya,” ujarnya. Memang, dengan sistem pembelajaran ter­sebut, mahasiswa terkesan tidak aktif. Ka­ rena ‘menunggu’ transferan ilmu dari sang dosen. Namun bukan berarti sistem ter­se­but tidak efisien. Terbukti para pengajar mem­ perlakukan mahasiswanya sangat ke­tat. Di angkatan 1967, sebanyak 20 orang ma­ha­sis­ wa tidak lulus ke jenjang berikutnya. Sementara kini, sistem pendidikan ke­dok­ te­ran di FK Unair menerapkan student center. Di­mana mahasiswa dituntut untuk proaktif dalam menjalani perkuliahan. “Seharusnya sis­tem seperti ini bisa baik pelaksanaannya apabila pembimbingnya dapat memberikan waktunya seratus persen untuk pendidikan. Karena kenyataannya, kualitas dokter ber­ang­ sur-angsur menurun disebabkan kurangnya

dokter | 1 | 2014 |

15

t­atap muka mahasiswa dengan dosennya,” sa­hut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Be­dah Indonesia periode 2012 - 2015 ini. Yang menjadi kendala utama saat ini ada­lah input sumber daya manusianya sen­ diri. Paul mengungkapkan, di zaman per­ ku­liahannya, mahasiswa kedokteran adalah orang-orang yang memang berminat serta mampu secara akademis di bidang ke­dok­ te­ran. Sementara saat ini, tidak sedikit yang ber­­asal dari ‘titipan’ dan kemampuan materi yang menjadi andalan. Pria yang didapuk sebagai Ketua In­ter­na­ tio­nal College of Surgeon Indonesian Section ini sebenarnya amat menyayangkan kejadian se­perti itu. Pasalnya motivasi sebagai seorang te­naga medis akan bergeser. Sehingga jiwa pengabdiannya akan berkurang dalam dunia ke­dokteran. Di mana terdapat kepentingan lain di dalamnya. “Itu sebagian kecil. Karena banyak juga ma­ hasiswa yang masuk FK Unair dengan jalur yang benar. Memiliki minat, kompetensi, ser­ta kemampuan akademis yang mumpuni. Saya sangat mengapresiasi yang ini,” jelasnya. Karena situasi tersebut bisa menjadi api dalam sekam, Paul menambahkan, se­yog­ yanya sistem pendidikan kedokteran di­ be­ nahi secara holistik. Dimulai dari input ma­ hasiswanya. Sehingga nantinya dapat menghasilkan output yang benar-benar optimal menjalankan tugas sebagai petugas medis. n NASKAH: ISNA - FOTO: GILANG

PENDIDIKAN

BERHARAP PEMBENAHAN HOLISTIK SISTEM PENDIDIKAN


PROFIL

ANATOMI

Dr. Pranawa, SpPD, KGH

LET IT FLOW BIODATA

Nama : Dr. Pranawa, SpPD, KGH Istri : Drg. Satiti Kuntari SpKGA Anak : 1. Ardi Pradana, ST : 2. Dr. Dana Pramudya Pendidikan : 1965 - 1968 : SMAN 1 Madiun 1969 - 1976 : Pendidikan Kedokteran FK Unair 1986 : Spesialis Penyakit Dalam FK Unair 1990 : Pendidikan Nefrologist, Perhimpunan Nefrologi Indonesia 1991 : Pendidikan Nefrologist, Leiden AZL 1994 : Mt. Sinai Hospital New York, Amerika Serikat 1996 : Pendidikan Konsultan Ginjal Hipertensi, Persatuan Penyakit Dalam Indonesia

16

| 1 | 2014 |

okter


“Dengan berpartisipasi di berbagai organisasi, selain bisa menularkan ilmu yang dimiliki, saya juga bisa mendapatkan ilmu baru. Karena bagaimana pun, beginilah caranya saya bisa berguna bagi banyak orang.”

S

ebagai Ketua Majelis Pe­ ngem­bangan Pelayanan Ke­­profesian (MPPK) Ikatan Dok­­ter Indonesia (IDI) pusat pe­ riode 2013 – 2015, dokter yang berpenampilan kalem ini tentu saja amat sibuk. Apa­lagi selain jabatan yang penuh amanah tersebut, beliau juga di­ per­ caya sebagai ketua Perhimpunan Ahli Pe­ nya­ kit Dalam Indonesia (PAPDI), serta ketua bi­ dang organisasi di PB PAPDI Pusat. Masih ada yang lain lagi, di Rumah Sakit Dr. Soetomo dan di Fakultas Kedokteran Universitas Air­lang­ga Surabaya beliau juga dipercaya sebagai Kepala Instalasi Hemodialisis dan Ke­ pala Divisi Ginjal Hipertensi Penyakit Dalam. ‘Kadang kala memang terasa ke­lim­ pung­an, tetapi yang paling penting adalah time management yang baik. Dengan ber­ par­ tisipasi di berbagai organisasi, selain bisa me­nularkan ilmu yang dimiliki, saya juga bisa men­dapatkan ilmu baru. Karena bagaimana pun, beginilah caranya saya bisa berguna ba­gi banyak orang’ Ya Sudahlah… Sebenarnya saat mudanya, Dr. Pranawa ti­­dak bercita-cita menjadi dokter. Setelah lu­lus SMA di Madiun, Pranawa merantau ke Su­­rabaya dengan satu tujuan: melanjutkan se­­ kolah! Dia ingin mendapatkan gelar sar­ jana se­ perti keempat kakaknya. “Se­ benarnya saya ingin melanjutkan pen­ didikan di Arsitektur Institut Teknologi Bandung, karena kakak pertama saya se­ orang arsitek dan bisa sekolah sampai ke Ame­ rika. Pada waktu itu, menurut saya, sung­guh sesuatu yang he­bat dan langka. Jadi saya mendaftarkan di­ri di Arsitektur ITB, di Fakultas Kedokteran Uni­versitas Air­ lang­ga dan Universitas Gajah Mada”. Pada masa itu sistem pendaftarannya ti­dak seperti SNMPTN sekarang yang ter­ in­tegrasi menjadi satu. Jadi bila ingin me­ lanjutkan sekolah, harus mendaftar lang­ sung di Perguruan Tinggi yang diinginkan. Tes masuknya dikelola langsung oleh ma­ sing-masing Perguruan Tinggi. “Tes per­ta­ ma saya adalah di FK Unair, kemudian di FK

UGM. Nah, ketika saya akan mengikuti tes di ITB, saya mendapatkan surat yang me­ nyatakan saya lulus tes masuk FK Unair. Ja­ di, saya urungkan niat mendaftar di ITB. Ya sudahlah, pikir saya waktu itu, biarkan me­ ngalir apa adanya.. Let it flow... Kesan tentang Pendidikan Kedokteran Masa Dulu dan Masa Sekarang “Sistem pendidikan kedokteran kan te­rus diperbarui, disesuaikan dengan ke­ ma­juan zaman. Sebenarnya nyaris sama ya, tapi ada beberapa perbedaan yang cu­kup signifikan. Contohnya adalah masa per­plo­ ncoan di awal masuk kuliah, sekarang na­ manya menjadi orientasi pengenalan kam­ pus, lingkungan, dan lainnya. Sistemnya ju­ga berbeda sekali. Yang saya paling ingat ada­ lah ketika saya disuruh nyemplung di kali jalan Petojo, kemudian di suruh ke ka­mar jenazah. Wah waktu itu kita pada nggerundel, tapi sekarang kisah-kisah se­ perti itu malah jadi bahan guyonan. Me­ nurut saya, kegiatan seperti itu bisa mem­ per­erat hubungan pertemanan antara se­ni­ or dan junior.” “Hal yang lain adalah mengenai sistem pem­ belajarannya. Zaman saya dulu, ada se­macam sistem gugur. Semisal, dari 200 ma­hasiswa, 70 di antaranya di-DO langsung lan­taran tidak lulus. Namun, teman-teman yang tidak lulus tersebut bukan berarti ti­dak pintar lho. Lebih tepatnya mereka tidak ber­ bakat menjadi dokter. Karena tidak se­di­kit dari teman-teman yang di-DO malah men­ ja­di profesor di bidang lain. Kebaikan dari sis­tem ini adalah mahasiswa yang merasa ti­dak cocok di dunia kedokteran bisa segera me­nentukan bidang yang diminati.” Leader yang Disegani Amanah sebagai Ketua Majelis Pe­ ngem­ bangan Pelayanan Keprofesian (MPPK) Ikatan Dokter Indonesia tentu saja di­berikan karena kepercayaan para sejawat yang sangat tinggi pada sosok kebapakan ini. Di mata para sejawatnya, Pranawa di­ ke­nal sebagai pribadi yang tidak banyak bi­cara. Beliau hanya sangat berapi-api bila ber­cerita tentang sang cucu. Dr. Nunuk Mardiana SpPD, KGH, salah

dokter | 1 | 2014 |

17

sa­tu staf Divisi Ginjal Hipertensi RSUD Dr. Soetomo, berbagi kesan tentang pe­mim­pin­ nya ini. “Sabar”, katanya. Dr. Pranawa tidak per­nah menampakkan emosi yang meluapluap saat menghadapi suatu masalah. Ma­ sa­lah yang ada selalu diselesaikan runtut, sa­tu per satu dengan tenang. “Beliau meng­ ha­dapi orang yang satu dengan yang lain se­suai dengan kepribadiannya masing-ma­ sing,” imbuh Nunuk. “Seperti Bapak yang me­ mahami sifat anak-anaknya...,” canda Nu­nuk. Sehingga hubungan yang tercipta bu­kan seperti pimpinan dengan stafnya, na­mun lebih seperti keluarga. “Kalau butuh beliau atau ada yang mau ditanyakan, langsung aja. Biar malam se­ka­ li­pun,” kata Nunuk lagi, sikap ini membuat pa­ra staf tidak merasa takut atau sungkan ke­tika akan menelepon bila sewaktu–waktu ada suatu hal yang ingin dibicarakan. Walau pribadinya tenang, bukan berarti Pra­nawa tidak bisa marah. Bagaimanakah ma­rahnya orang yang sabar? “Diam,” tukas Nu­nuk. Para stafnya sudah paham benar, ka­lau pimpinannya menampakkan air mu­ ka yang dingin dan sangat irit kata-kata, ar­ tin­ya ada suatu hal yang tidak disukainya. Nah, kalau sampai mendapati Pranawa me­ le­dak-ledak, pasti masalahnya sudah di luar batas. Penggemar jajanan onde-onde ini, ma­sih punya sifat lain yang disenangi pa­ ra stafnya, yakni sangat demokratis. Dia menghormati saran-saran dari staf di bawahnya. Biasanya setelah rapat pim­ pin­an divisi di RSUD dr. Soetomo hasil ra­ pat akan diteruskan pada staf-stafnya, la­ lu staf-stafnya diminta untuk memberi saran. “Padahal sebenarnya, tanpa saran da­ri stafnya, beliau pasti sudah memiliki ke­putusan,” ujar Nunuk. Di bawah ke­pe­ mimpinannya, suasana demokratis ter­cip­ta karena keputusan diambil setelah me­nam­ pung aspirasi para staf, menjadikan setiap orang merasa memiliki keputusan tersebut. n NASKAH: ISNA - FOTO: GILANG


J A J A K P E N D A PAT

SECOND OIPINION

IDOLA

PARA IDOLA Penasaran ingin tau siapa kiranya idola para senior kita? Check it out ... Prof. dr. Soedarso Djojonegoro (Rektor Unair ke-8 1984 – 1993) NAT KING COLE, TEMAN BELAJAR YANG SETIA “MONA Lisa, Mona Lisa.. Men have na­med you.. You’re so like the lady with the mystic smile..

Prof. dr. Suhartono, Sp.OG YANG PENTING REZEKI KUTO “BIAR wajahnya ngga keren, yang penting kan kantongnya tebal. Itu yang membuat saya menggemari Tukul Arwana. Kerjanya ngoceh plus ketawa, penghasilannya luar biasa. Sementara dokter, pekerjaannya ruwet, pendapatannya cupet, hehe... Tapi jujur, sosok Tukul memang pantas saya idolakan. Mengapa? Dia cerdas, mampu mencairkan suasana. Guyonanguyonan segarnya pun kadang tidak terduga. Kalau tidak cerdas, dia tidak mungkin bisa mendapatkan ide untuk guyonannya. Kadang guyonan ala Tukul saya aplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Terutama ketika menghadapi pasien, hehehe... Supaya suasana konsultasi tidak tegang lah.”

dr. Erwin Rahmawan, SpOT INSYA ALLAH BIKIN HATI ADEM “SAYA sedang suka dengan Maher Zain. Saat tampil di pentas dia tidak perlu memancing penonton dengan banyak gerakan, penampilannya sederhana dan santun. Lirik lagu yang dilantunkannya sarat dengan syiar dan dakwah. Bahkan terdapat penggalan-penggalan doa. Lagu yang saya paling suka dari dia itu yang berjudul ‘Insya Allah’. Kala mendengarkannya, rasanya hati langsung adem.’”

18

| 1 | 2014 |

dokter

Begitu sekelumit lirik lagu dari penyanyi idola Profesor yang tetap bersemangat dan awet muda di usia yang sudah 83 tahun ini – Nat King Cole. ‘Lagu ini adalah lagu yang memiliki banyak kenangan, khususnya bersama seorang wanita yang akhirnya menjadi pendamping hidup saya. Karakter suaranya yang khas membuat saya langsung menyukai penyanyi ini. Genre musiknya yang melankolis sangat sesuai dengan suasana hati. Apalagi, orangnya juga terlihat tenang. Bagi saya, Cole cukup berjasa, karena lagulagunya menjadi teman setia di saat saya belajar.”


dr. Margarita Maria Maramis SpKJ

JIPLAK POTONGAN RAMBUT NGEBOB ‘CANTIK luar dalam. Dia seorang wanita yang, menurut saya mampu menempatkan diri. Dalam berkarir dia profesional, di kehidupan rumah tangganya pun dia seorang istri dan ibu yang bertanggung jawab. Nyaris tidak ada gosip miring tentang Widyawati. Mungkin karena dia nggak suka neko-neko ya. Kisah asmaranya bahkan benar-benar ‘sampai maut yang memisahkan.’ Gayanya khas wanita Indonesia sekali – anggun, sederhana namun berkelas. Sampai-sampai ketika masih duduk di bangku SMA, saya pernah menjiplak potongan rambutnya lho. Model ngebob dengan poni ke samping, hehehe...’

dr. I. Lukitra W, SpKFR

AFGHAN, COOL-NYA BIKIN KESENGSEM “KALAU saya lihat nih ya, akhir-akhir ini kan banyak penyanyi pendatang baru yang penampilannya aneh-aneh. Bukannya terlihat bagus, tapi malah kacau. Sementara Afghan, dengan penampilan cool-nya justru bisa menunjukkan kualitasnya. Sederhana dan berkualitas. Pokoknya bikin kesengsem deh! Andai saja saya seumuran dia, pasti saya jadikan pacar, hahaha.... Lagu-lagu yang dibawakannya pun ramah di telinga, jadi bisa menambah mood positif dalam diri saya.”

Prof. dr. Bambang Permono SpA SUKA KARENA LAGUNYA LONG LASTING “DI era ketika saya masih muda, grup musik yang paling bagus dan memiliki idealisme tinggi ya Koes Plus itu. Lagu-lagu yang diciptakan sangat menggambarkan situasi pada saat itu. Dapat dibilang lagu-lagunya long lasting. Anak zaman sekarang pun bila diperdengarkan lagu – lagu Koes Plus pasti dapat mengikuti dan menikmati. Sayangnya, mereka pernah dicekal sehingga sempat tidak diperbolehkan masuk Jakarta. Tetapi justru setelah pencekalannya dicabut, muncullah salah satu lagu favorit saya, Kembali ke Jakarta.” n NASKAH: ISNA

dokter | 1 | 2014 |

19


TRAAVELING

SITOKIN

Terbang dengan Aman & Nyaman Saat menentukan pilihan sebuah maskapai, berbagai faktor dapat dipertimbangkan, mulai dari segi harga, kenyamanan dan lain-lain. Namun ba­gi sebagian orang, pergi dengan paket perjalanan dirasa kurang nyaman, karena keterbatasan wak­tu dan tidak sesuai keiinginan kita, sehingga tak jarang sebagian orang memilih untuk per­gi sendiri.

P

enerbangan yang me­ nye­­­nangkan dapat diar­ti­ kan sebagai terbang yang nya­man, aman dan exciting. Mengikuti sebuah pa­ket travel me­rupakan cara mudah melaku­ kan perjalanan dengan tujuan ob­jek yang banyak mes­ki hanya se­ bentar. Namun, per­ gi dengan pa­ket perjalanan ka­dang kurang nya­man, karena ke­terbatasan wak­tu dan tidak se­suai dengan ke­ inginan kita, sehing­ga tak jarang se­ bagi­ an orang memilih untuk per­gi sen­di­ri. Bila memilih untuk pergi sen­­ diri, ada dua tahap untuk mem­­peroleh penerbangan yang “aman dan nyaman” yaitu:

Tahap Pemesanan Tiket Dapat dilakukan melalui ber­ bagai cara: melalui agen travel, me­lalui web resmi sebuah mas­ kapai, atau melalui web-travel. Ma­sing-masing mempunyai ke­ le­bihan dan kekurangan. Bila beruntung, pemesa­n­an melalui agen travel akan men­da­ pat harga paling murah, apalagi kalau sudah langganan. Pemesanan melalui web, cu­ kup browsing alamat web res­mi mas­ kapai yang diinginkan. Ke­ lemahan pemesanan melalui ja­ lur ini adalah terbatasnya kuota un­tuk penumpang,maksimal ha­­­nya 5 orang, sedangkan keun­ tung­­annya sering ada promo.

Pemesanan melalui web-tra­ vel merupakan pilihan terakhir. Ke­lemahan dalam opsi ini adalah lebih sulit untuk memilih seat atau membatalkan penerbangan di­ banding pemesanan melalui agen travel ataupun web resmi. Se­dangkan keuntungannya, kita akan diberi rangkuman penerba­ ngan dari berbagai maskapai yang dapat dipilih urutannya, mu­lai dari segi harga, penerba­ ngan nonstop atau tidak, dan in­formasi lain – lain yang kita bu­ tuhkan.

TIPS PENTING: Saat melakukan pemesanan jangan lupa untuk memesan moeslem food bagi pemeluk agama Islam, karena yang disajikan di pesawat belum tentu halal meski tidak me­ ngandung babi.

BURUNG BESI (kiri) Maskapai penerbangan Airfrance saat menurunkan bagasi di sebuah bandara.

20

| 1 | 2014 |

dokter


TIPS

1

HARGA. Pilihlah low cost airline dengan reputasi terbaik, karena maskapai dengan reputasi terbaik lebih dapat diandalkan dari segi kenya­ manan dan keamanan. Namun jangan lupa untuk memperhatikan beban mua­ tan bagasi karena seringkali harga tiket low cost airlines belum termasuk bagasi.

2

KENYAMANAN. Tergantung ang­­garan yang tersedia, kita da­ pat memesan kelas bisnis atau­ pun kelas utama (first class). Beberapa mas­kapai menawarkan kelas premium eco­nomy (misalnya Air France, Cathay Pacific, Air Canada), kelas ini berada di antara kelas bisnis dan kelas ekonomi. Kenyamanan kursinya tidak sama de­ ngan kelas bisnis namun di atas kelas ekonomi, termasuk ketentuan bagasi dan penggunaan lounge. Yang sering me­ nawarkan tiket internasional kelas bisnis promo adalah Garuda, Emirates, Etihad, Qatar Airways, Cathay Pacific, Malaysian Airlines. Atau untuk infor­ masi lengkap dapat dilihat di www.air­ linequality.com

NYAMAN (kanan) tempat duduk yang nyaman untuk penumpang Airfarnce.

Tahap penerbangan usahakan kita cek in 3 jam sebelum penerbang intenasional dan 2 jam sebelum penerbangan domestik.

Tahap Penerbangan

3

WAKTU. Usahakan untuk men­ da­patkan penerbangan langsung (direct) ke tempat tujuan kita. Pener­bangan direct mempunyai be­ berapa keuntungan yaitu waktu lebih pendek, kemungkinan bagasi hilang lebih kecil, kemungkinan tertinggal pesawat sambungan lebih kecil, dan insiden kecelakaan pun juga lebih kecil.

Saat proses check in, pastikan barang bawaan kita sudah dilabel dengan benar sesuai tujuan kita. Kalaupun harus transit dan ganti pesawat, pastikan bahwa barang kita langsung sampai tujuan akhir. Setelah mendapat boarding pass, ja­ ngan lupa periksa apakah nomor tempat duduk telah sesuai dengan yang kita kehendaki. SEBAIKNYA kita segera mem­ baca intruksi keselamatan pener­ bangan yang tersedia di setiap kursi. Banyak dari kita yang tidak memba­ canya, malahan yang langsung di­ baca adalah inflight duty free shop. Hal ini sangatlah penting karena kita harus mengetahui, di mana emergency exit terdekat (setiap jenis pesawat berbeda), bagaimana cara memakai pelampung dengan benar. Sebagai contoh, pelampung tidak boleh dikembungkan sebelum berada di mulut pintu pesawat, karena hal ini akan menghalangi proses evakuasi saat keadaan darurat, bayangkan ka­ lau tiap orang memakai pelampung

yang sudah dikembungkan maka koridor pesawat makin sempit, mem­ persulit proses evakuasi. Jika kita menginginkan penerba­ ngan “Aman Dan Nyaman”, maka de­ ngan mengikuti tahapan-tahapan di atas hampir dapat dipastikan bahwa kita akan mendapatkan “kenyaman­ an” dalam penerbangan baik jarak de­ kat maupun jarak jauh. Dengan rah­mat Tuhan, tentunya. Have a nice and safe flight! n

4

MILEAGE. Banyak maskapai me­ na­warkan program kesetiaan pe­­ langgan (loyalty) yang bertu­ju­an memberikan insentif agar kita ter­bang bersama mereka lagi, dalam ben­ tuk “poin” yang diakumulasikan da­lam wak­ tu tertentu. “Poin” ini lazim disebut mileage. Cara mendapatkannya, upayakan untuk selalu melakukan penerbangan dengan maskapai dimana kita mempu­ nyai frequent flyer-nya. Kita bisa mendaf­ tar frequent flyer beberapa maskapai, agar bisa mendapat mileage-nya. Con­ tohnya adalah Garuda (Garuda Miles).

NASKAH & FOTO: BRAMANA ISKANDAR

dokter | 1 | 2014 |

21


X-RAY

FOTOGRAFI

SMARTPHONE VS

DSLR Senang motret tapi bingung menentukan pilihan kamera? Berikut ulasan singkat tentang plus minus memotret dengan smart phone dan kamera profesional. SMARTPHONE

H

ampir semua pengguna smartphone suka memotret. Smartphone banyak digunakan untuk mengabadikan peristiwa di sekeliling kita karena mudah untuk membagikan hasil jepretan ke jejaring sosial seperti instagram, facebook, twitter, google ataupun email. Karena kelengkapannya, kamera smartphone paling jago untuk mengambil foto-foto candid, me-rize foto, kemudian di-crop, diperbaiki brightness-nya, kontrasnya atau tonal-nya.

CANGGIH: Salah satu smartphone berkamera yang dilengkapi dengan lensa tele.

Atas dasar inilah maka perusahaan smartphone berlomba menawarkan berbagai tipe kamera smartphone dengan resolusi tinggi – MG pixel yang mudah dicerna oleh awam sebagai standar ukuran kualitas suatu kamera. Jadilah saat ini keluar kamera smartphone berbagai merk seperti Nokia Asha, Nokia Lumia 1020, Samsung Galaxy S5,Soni Experia Z1, Oppo Find7 dll.

22

| 1 | 2014 |

dokter


KAMERA PROFESIONAL

K

amera profesional biasanya memiliki badan yang lebih besar dan berbahan logam, sehingga tahan banting dan mahal harganya. Ada perbedaan antara kamera profesional bagi pemula dan profesional, antara lain: 1. Untuk kamera profesional DSLR pemula, badan kamera menggunakan bahan plastik jadi lebih ringan dan mudah ditenteng dalam perjalanan jauh. 2. Setting dan tombol-tombol kamera DSLR pemula tidak terlalu rumit sehingga mudah dipelajari. 3. Kamera profesional umumnya mempunyai 2 layar LCD, satu dibelakang, satu diatas. 4. Kecepatan tembak kamera pemula lebih rendah dibanding kamera profesional (3 foto per detik dibanding 6-8 foto per detik) sehingga hasil foto kamera profesional akan lebih banyak pilihannya. Namun, kualitas hasil foto antara kamera DSLR pemula dan profesional sukar dibedakan. Semoga tips di atas bermanfaat untuk menentukan kamera mana yang akan dipilih. Selamat memotret! n

DSLR: Searah jarum jam inilah beberapa kamera DSLR, antara lain: Mamiya-DM40-Professional-DSLR, Nikon-D300, Canon 600D, dan Leica untuk pemula.

NAKAH: HARI NUGROHO-FAROEK HOESIN

Yang menjadi pertanyaan adalah ‘benarkah MG pixel suatu smartphone menjadi syarat yang sangat dan paling menentukan?’ ‘Mengapa iPhone 5s bertahan di angka 8MP sedangkan Android HTC One M8 hanya 4MP?’ Jawabannya adalah, ternyata HTC One menggunakan sensor dengan luas 1/3”, yang berarti tiap pixel sensor akan lebih besar 2 mikro meter. Akibatnya sensor kamera menjadi lebih peka terhadap cahaya dan mampu menangkap dynamic range yang lebih besar. Jadi, untuk memperbesar MP, beberapa smartphone merubah aperture-nya menjadi f/2,2; f/2,0 bahkan ada yang f/1,9.

ANDALAN: Kamera smartpone Nokia Lumia menjadi salah satu favorit bagi penggemar fotografi.

Kekurangan kamera smartphone adalah untuk menentukan fokus yang tepat kadang perlu menunggu beberapa detik dan tidak jarang kamera tetap tidak tahu kemana seharusnya mengambil fokus. Dan pada foto yang kaya warna dan hidup, sering diperoleh hasil yang undersaturated atau oversaturated.

dokter | 1 | 2014 |

23


CITO C

L A P O R A N U TA M A

PROF.DR.INDROPOAGUSNI, DR.,SP.KK (K), sedang menikmati sejarah perjalanan FK Unair di musem kedokteran FK Unair. Beliau merupakan salah satu pendiri musem ini.

24

| 1 | 2014 |

dokter


Museum Pendidikan Dokter Surabaya

CERITA MASA LAMPAU DENGAN CARA MODERN “Kami berharap agar semua yang bercita-cita menjadi dokter tahu tentang sejarah profesi yang akan mereka geluti nantinya.Tapi ti­dak terbatas pada mereka, masyarakat umum terutama generasi muda perlu ta­hu tentang sejarah dunia kedokteran,” [Prof.Dr.IndropoAgusni, dr.,Sp.KK (K)]

S

iapa wanita pertama yang lulus beragam alat pe­raga, serta toga berbentuk ingin kuliah di kedokteran, ma­hasiswa ke­ da­ ri pendidikan kedokteran di segi empat yang pernah digunakan untuk dok­teran, dan masyarakat umum sekalipun Su­ rabaya? Dia adalah dr. Dee acara wisuda tu­ rut dipajang di dalam ber­kunjung ke museum ini. W.A Weydemuller. Wanita ini museum “Kami ingin agar semua yang ingin be­lajar ilmu kedokteran bersama rekan-re­ Selain itu berbagai peralatan ke­dok­ kuliah kedokteran tahu tentang sejarah kannya yang semuanya laki-laki. Ketika itu teran seperti jarum suntik, gunting, mik­ yang akan mereka geluti nantinya.Tapi ti­ pendidikan kedokteran di Surabaya ber­na­ ros­kop dari masa lampau juga ada.Tetapi dak terbatas pada mereka, masyarakat ma NederlandschIndische Artsen umum terutama generasi muda School (NIAS) yang terletak di perlu ta­hu tentang sejarah dunia jalan Kedungdoro, dan merupakan kedokteran,” ujar Prof. Dr. Indropo cikal bakal Fakultas Ke­ dok­ teran Agusni, dr. Sp.KK (K), sa­lah seorang Universitas Airlangga. perintis Museum Pendidikan Dok­ Kalau Anda ingin tahu lebih ter Surabaya. jauh tentang hal ini, juga tentang Lebih lanjut Prof. Indropo per­kem­bang­an dunia pendidikan Agusni men­je­­laskan, museum kedokteran, silakan da­ tang ke ini awalnya merupakan ide Museum Pendidikan Dokter Su­ al­ marhum Prof dr. Sentot ra­baya yang terletak di sisi barat Moestadjab Soe­ atmadji, ketika Fakultas Ke­ dokteran Universitas beliau masih menjadi De­ kan Airlangga. Di sana Anda akan Fakultas Kedokteran Unair di ta­ mendapat banyak informasi ten­ hun 1982-1985. Prof. Indropo DOKTER WANITA PERTAMA. Berapa koleksi bernilai sejarah didisplai di tang hal itu. Bahkan masih banyak Agusni sen­ di­ ri sempat terlibat dalam musem, di antara adalah sosok dokter wanita pertama lulusan FK in­ formasi lain tentang dunia dalam 3 kepanitian pen­ di­ rian Unair (gambar paling kanan) kedokteran. museum sebelum akhirnya Di ruang museum yang juga bisa ber­ wu­ jud seperti saatini. me­ru­pa­kan bangunan cagar budaya ja­ngan salah, di dalam museum juga da­ “Museum sempat me­ nempati beberapa tersebut, se­ja­rah Fakultas Kedokteran Unair pat dilihat informasi perkembangan du­ lokasi di antaranya di ruangatas aula dan dari zaman ke zaman dipaparkan dengan nia kedokteran terkini seperti steam cell. juga di perpustakaan Fa­kultas Kedokteran sangat baik. Ter­masuk kartu mahasiswa, Sehingga sudah selayaknya me­re­ka yang Unair,” ujarnya.

dokter | 1 | 2014 |

25


Atas prakarsa panitia peringatan1 A­bad Pendidikan dokter di Surabaya mu­ se­­ um dipindah ke lokasi sekarang yang ter­letak di sebelah Barat bangunan utama Fa­kultas Kedokteran Unair. “Saya melihat di perpustakaan jarang ada yang melihat mu­ seum, karena tempatnya di dalam. Isi­nya bagus, tapi karena lokasinya kurang stra­ tegis, syiarnya menjadi kurang. Karena itu saya usulkan ke Dekan untuk pindah tem­ pat ke lokasi yang sekarang,” kata Dr. Hendy Hendarto, dr, SpOG(K), yang saat itu me­ru­ pakan ketua Panitia Peringatan Satu Abad Pen­didikan Dokter di Surabaya, Pemindahan lokasi museum ke tempat yang sekarang pun bukan tanpa kesulitan. Di­­butuhkan waktu kurang lebih satu tahun dan dana yang hampir mencapai satu miliar ru­piah untuk merenovasi dan merelokasi mu­seum ke tempat yang sekarang. Dana ter­sebut semua di dapat panitia dari sum­ bangan alumni dan sponsor lainnya. Ruangan museum sekarang ini du­ lu­ nya merupakan ruangan Farmasi. De­ngan be­kerja sama dengan arsitek dari Ins­ti­tut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), tam­pil­ an museum dibangun dan me­ru­pa­kan per­ pa­duan antara old and new. “Kami ingin pengunjung bisa me­ ra­ sa­­ kan berada di masa lampau dengan tek­­nologi yang modern,” kata dr. Purwati, Sp.PD, salah seorang panitia Peringatan 1 Abad Pendidikan Dokter di Surabaya yang men­jadi person in charge (PIC) untuk pem­ ba­­ngunan museum. Perpaduan antara ba­ ngunan yang etnik dan permainan lighting men­­ jadikan museum ini mampu tampil ber­­ beda dibandingkan dengan museummu­­ seum yang ada di Indonesia pada u­mumnya. “Selain adanya foto-foto dan bukti-bukti oten­­tik, pengunjung juga dapat menikmati vi­deo dan audio tentang pendidikan ke­ dok­­teran yang ada di Surabaya. Dan kami juga menyediakan café, sehingga dapat di­ nik­­mati pengunjung, ”ungkap dr. Purwati, Sp.PD lagi. Tertarik untuk ber kunjung? Sepertinya An­da harus bersabar dulu. Walaupun sudah dir­esmikan oleh Dekan FK Unair Prof. Dr. dr. Agung Pranoto MSc, Sp.PD, K-EMD FINASIM pada peringatan 1 Abad pendidikan ke­ dok­­ teran di Surabaya, museum ini belum sepenuhnya terbuka untuk pengunjung. Pe­ nga­ turan organisasi museum termasuk ke­

butuhan akan kurator menjadi pe­nye­bab­nya. “Pada Juli 2014, Panitia Peringatan Satu Abad te­ lah menyerahkan pengelolaan mu­ seum se­ penuhnya kepada Fakultas, ka­ mi harap ke depan museum dapat dikelola secara pro­ fesional, sehingga apa yang menjadi persembahan dan kar­ ya akhir panitia satu Abad FKUA ini bisa terus bermanfaat,” ujar Dr. Hendy Hen­dar­ to, dr, SpOG(K). Panitia juga telah bekerja sama dengan Sur­abaya Herritage Tour yang dikelola oleh House of Sampoerna agar Museum pen­ di dikan kedokteran ini menjadi salah satu tujuan dan tour tersebut. “House of Sam­ poer­na sudah menyetujui, bahkan mereka juga hadir pada peresmian museum,” ung­ kap Dr. Hendy Hendarto dr, SpOG(K). Baik Prof. Indropo Agusni, Dr. Hen­ dy Hendarto maupun Dr. Purwati mengakui bah­ wa museum ini belum sepenuhnya sem­purna, masih banyak hal yang bisa di­kembangkan. “Saya ingin lebih banyak des­kripsi, serta dapat menampilkan organ-or­ gan anatomi. Juga penambahan audio,” kata Dr. Purwati. Menanggapi hal tersebut, Thomas Ari Kristianto, arsitek yang banyak memban­tu dalam pendirian museum tersebut men­je­ las­kan bahwa selanjutnya bisa ditambahkan pe­ralatan Personal audio guidance sehingga pe­ngunjung bisa mendapat penjelasan le­ bih detail tentang isi museum. n NASKAH: YASIN - FOTO: GILANG

KOLEKSI SEJARAH, Berapa koleksi bernilai sejarah didisplai di dalam musem, di antara adalah Foto atas sertifikat izin praktik dokter. Foto tengah merupakan salah satu buku yang di dalamnya mencatat berdirinya NIAS sebagai cikal bakal Fakultas Kedokteran (FK) Unair. Dan foto bawah adalah displai foto-foto NIAS Kedungdoro.

26

| 1 | 2014 |

dokter


BERBAHAGIALAH MEREKA YANG SE­DER­­HANA DALAM HAL KEBENDAAN, KARENA AKAN CU­KUP WAKTU ME­MI­KIRKAN KEROHANIAN. OLEH Pribakti B.

D

i tengah banyak orang yang ber­ lom­­ ba untuk mencapai sukses da­­ lam bidang ekonomi seperti se­­karang ini, kiranya hal ini perlu di­­ingatkan kembali. Hendaknya seseorang ja­­ngan terpancing untuk hanya mengejar ke­­ kayaan duniawi, sampai terlupa bahwa dia juga manusia yang memiliki roh. Bila ki­ ta cermati, berbagai artikel di surat kabar dan majalah, isinya tak pernah sepi dari pe­ mu­­jaan pada mereka yang sukses dan kaya. Para pahlawan kita sekarang ini adalah me­ re­ka yang sukses dalam karier, jabatan dan se­kaligus kaya. Lebih membanggakan lagi ka­ lau si sukses itu dulunya orang miskin yang semiskin-miskinnya. Tokoh seperti Ma­hatma Gandhi telah lenyap dari kamus pah­lawan kita hari-hari ini. Sekarang, yang kita tokohkan sebagai pahlawan dan kita ka­gumi umumnya adalah orang bisnis yang men­jadi maha konglomerat – orang yang ma­hakaya raya. Padahal, manusia hidup di­ dunia ini bukan melulu mengurusi hal-hal duniawi belaka, bukan mengisi perut sa­ja. Bukan mengumpulkan harta belaka, bu­ kan memikirkan roti atau nasi saja setiap ha­rinya. Manusia juga membutuhkan ma­ kan­an rohani. Sebab manusia bukan hanya ter­diri dari tubuh dengan usus, tetapi juga di­anugerahi sebuah kesadaran, sesuatu yang bersifat rohaniah. Perlu direnungkan, bahwa pem­ ba­ ngun­ an untuk memakmurkan bangsa de­ ngan cara berjuang untuk meratakan ke­makmuran itu sangat baik. Adalah sa­ tu keharusan untuk memperjuangkan se­ mua anggota masyarakat mendapat ma­kanan yang cukup dan bergizi. Juga, da­pat memperoleh rumah yang cukup ba­ik. Dan, memperoleh jaminan keamanan ba­gi dirinya di luar rumah. Itu se­

mua wa­ jar dan baik. Namun, sebenarnya le­­bih dari itu, manusia (khususnya di In­do­­ nesia) bukan hanya membutuhkan ra­sa ke­ nyang, keteduhan dan keamanan, te­ta­pi ju­ga membutuhkan cinta kasih dari manusia lain (sesamanya). Membutuhkan ke­damaian ba­tin. Membutuhkan kepastian hi­ dup setelah ke­ hidupan badan selesai. Hal-hal inilah se­sung­ guh­nya yang juga per­lu “dibangun”. Dalam sejarah umat manusia, tidak ja­ rang kita temukan munculnya kelompok ma­­nusia yang justru menolak “badan” (ra­ga) dan hanya mempersiapkan diri me­nyon­g­ song kehidupannya setelah mati. Mereka biasanya ha­ nya mengonsumsi makanan yang pa­ ling sederhana dan memakai pakaian yang juga amat sederhana namun ber­ ta­ han lama. Atap rumahnya adalah langit dan kebanyakan dari mereka hidup me­ngem­ba­ra. Bagi manusia modern, ke­hi­ dupan se­perti itu merupakan sebuah ke­hi­ dupan yang berat dan tidak setiap orang mam­pu serta mau menjalaninya. Sudah se­ wa­jar­nya bila manusia menginginkan ke­hi­ dupan yang baik dari semua hal yang te­la­ h dianugerahkan Tuhan di dunia ini. U­­mum­ nya manusia memprioritaskan hi­dup un­tuk pemeliharaan jasmaninya dan tu­buhnya. Na­ mun, memelihara tubuh sa­ja tidaklah cukup. Ma­nusia juga harus me­me­li­hara rohaninya dan jiwanya. Pembangunan fisik bangsa harus di­ser­ tai dan diimbangi dengan pem­ ba­ ngun­ an ro­ hani, yang tentu saja lebih banyak ber­ sifat individual. Pemerintah tidak dapat me­­ maksa anggota masyarakatnya untuk mem­­bangun rohani masing-masing. Yang da­pat dilakukan pemerintah adalah men­ja­­ min adanya kelengkapan fasilitas dan per­­ lindungan terhadap hasrat pemenuhan ke­­ butuhan rohani. Setiap orang harus da­pat memenuhi kebutuhan rohaninya se­ cara individu. Kekayaan jiwa tak dapat di­wa­ris­kan. Setiap orang harus mencarinya sen­diri. Orang tua yang kaya secara rohaniah bu­kan ja­minan akan memiliki anak yang se’kaya’ di­ rinya. Berbeda dengan kekayaan ra­ gawi, orang tua yang kaya harta, maka hampir da­ pat dipastikan anaknya menjadi ka­ya harta pula. Banyak orang yang kini sibuk mencari da­ ta dan membuat ranking siapa orang kita yang kaya raya sekarang ini. Mudah saja mem­buat

dokter | 1 | 2014 |

27

rangking siapa yang lebih kaya di­bandingkan dengan yang lain. Orang ting­gal menjumlah kekayaan mereka yang dapat dinilai dengan mata uang. Te­ta­pi, bagaimana orang dapat mengukur “har­ ta rohani” seseorang? Orang yang ka­ya raya secara rohani, tak dapat dilihat oleh manusia lain. Karena itu, mereka ti­dak pernah populer. Dan, saya yakin bah­wa orang yang telah mencapai tingkat ke­ka­yaan ini juga tidak mau diekspos, tidak ingin diketahui orang lain. Orang semacam ini masih saja merasa “miskin” rohaniah – ‘mis­kin jiwa’. Mereka tetap menganggap di­rinya paling rendah dan hina di mata ma­nu­sia. Bukan main, inilah keajaiban dunia se­karang ini. Untuk itu sudah sewajarnya bila kita mau kembali kepada kebutuhan ro­ha­ni yang harus segera kita penuhi, sejajar de­ngan pemenuhan kebutuhan akan “na­si”. Pengumpulan ke­ka­ yaan rohani ini ten­tu bukan dalam arti me­ ngum­ pulkan harta rohani secara kognitif, tetapi lebih pa­ da sikap dan tingkah laku, perbuatan. Orang yang tanpa pendidikan pun dapat ber­ kembang menjadi seorang yang kaya secara rohaniah, karena sikap dan amal­nya yang tak berkesudahan. Orang kaya, ber­pendidikan, berpangkat, sukses besar da­ lam hidup ini, tidak menjamin akan de­mi­kian pula dalam hal kerohanian. Justru orang-orang “sukses”semacam ini cukup su­lit untuk berbuat baik secara rohaniah. Mereka terlalu sibuk, terlalu lelah dan menanggung pekerjaan yang lebih berat. Pa­da dasarnya menjadi kaya raya itu juga sebuah beban dan tanggung jawab, ba­nyak orang yang membutuhkannya, ter­lalu banyak yang harus dipikirkannya. Aki­bat­nya waktu untuk memikirkan rohaninya sendiri sangat kurang. Maka berbahagialah mereka yang se­der­ ha­na dalam hal kebendaan, karena akan cu­ kup waktu dan kesempatan untuk me­mi­kir­ kan hal-hal kerohanian. Jangan terlalu cepat “pa­nas” atau iri terhadap mereka yang kaya da­ lam hal “nasi” karena ke­ kuat­ an mereka untuk mengejar harta rohani men­jadi lebih besar dan lebih berat. Beban du­niawi mereka lebih berat. Justru mereka yang hidupnya sederhana lebih ringan be­ban duniawinya, karena telah dicukupi untuk hi­dup sehariharinya, tinggal mencari harta ro­haninya. n

FILOSOFI

HARTA KITA?

RENUNGAN

Sudah Banyakkah


KULINER

NUTRISI

Pecel Ngawi

MBAK SUM PECEL WITH A TOUCH OF LOVE

MAK NYUSSS, Pesona dan daya tarik pecel Mbak Sum yang selalu membuat kangen untuk ingin menyantapnya.

P

Pecel, makanan menyehatkan yang kita semua pasti sudah ta­ hu. Dengan kandungan sayur ma­yur yang lengkap dan bumbu ber­ basis kacang, pecel tercatat sebagai ma­kanan khas Jawa. Asal muasal resminya ma­sih menjadi perdebatan, tetapi banyak yang mengatakan berasal dari area sekitar Ma­diun, dan masing–masing daerah me­ miliki ciri khas sendiri dalam penyajian mau­pun cita rasa bumbu pecelnya. Makna ka­ta pecel juga masih menjadi perdebatan. Yang paling masuk akal adalah bahwa pe­ cel itu berarti melumatkan menjadi satu, se­suai rasanya. Bumbu pecel merupakan campuran dari berbagai ma­cam bumbu yang dilumatkan, dengan pro­ porsi terbesar adalah kacang tanah yang telah disangrai. Karena saya penggila pecel, maka kali ini yang akan saya review adalah pecel fa­ vorit saya sepanjang masa: “Pecel Ngawi Mbak Sum”. Nama ini mereka tuliskan di span­­duk minimalis berukuran sekitar 3 x 1 ­meter yang sekaligus berfungsi sebagai tirai yang menutupi area makan. Warung pe­­cel kaki lima yang berlokasi di Jalan Dhar­ma­ husada (sebelum kantor IDI kalau dari RS Soetomo) ini, buka mulai jam 6 pagi sampai habis. Biasanya sebelum jam 9 sudah habis. Menurut saya pribadi “Pecel Nga­wi Mbak

28

| 1 | 2014 |

dokter


FITUR PALING ME­NA­RIK DI PECEL MBAK SUM INI ADALAH ADANYA BUM­­BU “TUMPANG”, YANG BER­ISI CAMPURAN SANTAN, TEMPE OVER­ FER­MENTED, CABE RAWIT DAN BUMBU RAHASIA.

MBAK SUM, Mbak Sum bersama Pak No suaminya berbincang sembari melayani pembelinya.

Sum” adalah “state of the art”-nya pecel. Saya akan melukiskannya dengan kata– kata, silakan membayangkan. Bum­ bu­ nya luar biasa, sayurnya fresh – sudah di­ren­dam air panas tapi tidak lama sehingga ma­sih ada crispy side-nya. Fitur yang paling me­narik di pecel Mbak Sum ini adalah ada­nya bumbu “tumpang” – bum­bu yang berisi campuran tempe yang se­ dikit over-fermented (kata orang Jawa tem­ pe bosok, padahal bukan busuk), cabe ra­ wit dan berbagai bumbu yang konon men­ jadi rahasia perusahaan dan dimasak da­lam santan. Bumbu tumpang ini sifatnya op­ sional, selalu ditawari, kalau masih ada. Rasanya benar–benar memberi ‘ten­dang­an’ ekstra. Harga pecel versi polos tanpa tam­bah­an apa-apa adalah Rp 8.000,-. Pilihan me­nu tambahannya adalah empal, ayam, je­rohan, telor dadar, dadar jagung, ikan asin, dan berbagai macam bothok. Peyek – semacam krupuk yang merupakan pen­ damping wajib bila kita makan pecel – bu­at­an Mbak Sum, juga rasanya luar biasa. Ti­pis dan ekstra crunch dengan cukup banyak isi. Ada 2 macam pilihan isi peyek, kacang atau ikan teri. Apalagi, boleh minta nambah pe­yek 1 atau 2 lagi (asal nggak 1 toples pasti dikasih). Pecel ini berlabel Pecel Ngawi karena pa­sangan pemilik warung ini asalnya dari

Nga­wi. Saya sempat dinas di Ngawi selama sa­tu bulan, tetapi tidak menemukan pecel Nga­wi yang seperti ini. Di Ngawi sendiri bum­ bu tumpang diberi nama “lethok”, walau­pun basic-nya sama yaitu tempe “overfermented”, tetapi berisi babat dan jerohan. Ke­tika saya bertanya pada Pak No dan Mbak Sum –sang pemilik warung– mengenai asal nama dan produknya, mereka me­nga­ takan bahwa pemilihan kata Ngawi ada­lah karena tidak ada penjual pecel di Su­rabaya yang memakai brand Ngawi, se­hing­ga bisa menjadi strategi yang membuat orang penasaran. Padahal kata mereka, res­ ep bumbu pecel dan tumpangnya lebih ba­ nyak diadopsi dari pecel daerah Kediri. Usaha ini dijalankan oleh 4 orang, pa­ sang­an suami istri (Pak No dan Mbak Sum), se­orang anak yang merangkap runner alias tu­kang belanja dan angkat-angkat dan se­ o­rang tukang becak langganan yang siap an­ tar jemput. Mereka memulai rutinitas sehari–hari dengan bangun setiap dini ha­ri jam 2 untuk menyiapkan semuanya: meng­ goreng peyek, mengolah bumbu, me­nyi­ap­ kan sayur mayur – semua dilakukan sendiri. Yang sangat disayangkan, mereka hanya mau menyediakan pecel dalam jumlah se­ dikit per harinya, tidak berminat untuk ko­

dokter | 1 | 2014 |

29

mer­sialisasi dengan produksi masal. Jadi, bisa disejajarkan dengan Personal Sushi Chef di Jepang yang hanya buka warung mak­simal dengan 5 kursi tapi yang antri bisa sampai 20-30 orang. Chef idealis me­ mang biasanya menolak komersialisasi, ha­nya mau menyediakan masakan dalam jum­lah terbatas yang bisa dia handle secara per­sonal. Padahal sudah berulang kali me­ reka ditawari oleh beberapa pemilik modal un­tuk pindah ke tempat yang lebih besar, te­tapi mereka selalu menolak.

 Satu hal yang membuat pecel ini makin nikmat, bukan saja karena rasanya, adalah karena pelayanannya yang luar biasa. Pelanggan yang dua atau tiga kali datang pasti mendapat sambutan yang ramah, hebatnya pasangan Mbak Sum dan Pak No ini mengenal pelanggan – pelanggan setianya dengan cukup personal, mulai nama, tempat kerja, sampai pada lauk tambahan favoritnya – pelayanan yang bisa disejajarkan dengan layanan anggota Frequent Flyer maskapai penerbangan. Apresiasi setinggi – tingginya kepada Mbak Sum dan Pak No. This is it: Pecel with a touch of love. n NASKAH & FOTO: HARI NUGROHO


PROFIL GRUP

SKELETON

NAMJU “Apabila ingin berumur panjang maka peliharalah silaturahmi” adalah kata bijak yang sangat tepat menggambarkan persahabatan yang dijalin oleh para dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan tahun 1967, atau yang biasa disebut Namju.

U

SIA yang tidak muda la­gi bukan halangan untuk ber­kumpul bersama kawan dan sahabat lama. “Apabila ingin berumur panjang maka peliharalah silaturahmi” adalah kata bijak yang sangat tepat menggambarkan persahabatan yang dijalin oleh para dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angka-

tan tahun 1967 ini. Mereka menamai perkumpulan mereka dengan NAMJU. “Namju dibentuk pada reuni akbar Fakultas Kedokteran Unair tahun 2011, sejak saat itu kami sering berkumpul. Tempat berkumpulnya berpindah– pindah, mulai dari Surabaya, Bandung, Kediri, Bali, Banjarmasin, Surabaya lagi, Yogyakarta dan terakhir di Sarangan,”

30

ungkap dr. Jack Darwin Dunda yang mantan direksi salah satu BUMN. Dia diangkat menjadi “lurah” Namju oleh rekan-rekan seangkatannya. Anggota Namju saat ini terdata berjumlah 74 orang. Mereka tersebar di beberapa daerah Indonesia bahkan luar negeri. Mereka yang pernah hadir dalam reuni selain dari Surabaya dan Jakarta, ada juga

| 1 | 2014 |

dokter

yang datang dari Menado, Tanjung Pinang, Malaysia, Belanda, Australia, Amerika dan Jerman. Pada 1-2 November yang lalu mereka memilih Telaga Sarangan Magetan sebagai tempat berkumpul. Tidak hanya sekedar berkumpul, beragam kegiatan telah dipersiapkan oleh panitia, termasuk bermain game yang memacu berpikir. “Biar tidak alzheimer,” jawab


“Kami senang sekali bisa berkumpul bersama. Kami sadar sudah tidak muda lagi dan perlu menjaga silaturahmi agar tidak sampai putus. Bila ada yang sakit, kami memberi semangat, sedapat mungkin sampai sembuh.” Dr. Jack sambil tersenyum, ketika ditanya alasan mengajak Namju bermain games yang merangsang otak berpikir. Dia menjelaskan bahwa reuni di Sarangan adalah pertemuan yang ke delapan sejak grup Namju ini dibentuk. Tujuan setiap acara reuni yang diadakan Namju adalah bersilaturahmi. Biasanya ada sedikit porsi untuk acara ilmiah, kemudian dilanjutkan dengan membahas organisasi Namju sendiri, seperti rencana pertemuan berikutnya dan lain-lain. Yang unik acara reuni juga diisi dengan cerita tentang sejarah seperti hikayat raja-raja Yogyakarta atau cerita tentang Ratna Dumilah - disesuaikan dengan lokasi pertemuan. Selebihnya adalah acara bersenang-senang seperti makan, ngobrol, bernyanyi dan bermain games. “Yang lucu adalah acara stand up co­ medy oleh rekan-rekan Namju sendiri. Biasanya cerita tentang kekonyolan-kekonyolan yang

terjadi di masa kuliah. Misal ada di antara kami yang bercerita bahwa sewaktu mereka masih dokter muda jatah daging milik PPDS 1 di ambilnya sehingga peserta pendidikan dokter spesialis tadi kebingungan melihat jatah menu makannya yang minimalis,” kata Dr. Jack lagi sambil tertawa. Selain rutin bertatap muka melalui media reuni, setiap hari mereka aktif berkomunikasi melalui media sosial seperti membentuk group di Whatsapp, mailing list dan juga Blackberry Messenger group. Bahkan yang luar biasa adalah mereka membuat majalah MEDIKOM’67 yang diterbitkan setiap tahun, untuk mengakomodasi tulisan-tulisan dan cerita rekan-rekan mereka di Namju. Padahal kesibukan mereka sangat padat tetapi tetap menyempatkan menulis untuk mengisi majalah mereka. Untuk mengenang dan sebagai cara untuk berterima kasih pada para dosen yang dulu mengajar

mereka, dalam setiap terbitan majalah Medikom’67 selalu di ulas tentang profil salah seorang dosen. Salah satu yang sangat berkesan bagi mereka adalah Prof. Asmino, Dekan FK Unair pada saat itu. “Ketika kami pertama kali kuliah di tingkat I tahun 67, kalau kurang bagus hasil belajarnya, tahun pertama langsung dikeluarkan oleh Prof. Asmino,” ungkap Dr. Jack lagi. Walaupun usia sudah tak terbilang muda lagi, anggota Namju ini cukup banyak yang masih aktif mengajar baik di Unair maupun di universitas yang lain. Sebut saja Prof. Dr. Paul Tahalele, Sp.BTKV(K) yang juga Ketua PP Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI), Prof. Dr. Heru Santoso, SpOG(K)Onk, Dr. Faroek Hoesin, SpPA(K), dan masih banyak yang lain. Bahkan Prof. Marlina S. Mahajudin, Dr. SpKJ(K) pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi Unair. Anggota Namju ada juga yang sukses berkarir di bidang militer, seperti Laksma TNI (Purn) Dr. Imam Soewono, Sp.PD, yang kini menjadi Direktur Rumah Sakit Darmo, Surabaya. Juga Dr. Radix Sukardono, SpB, yang berpengalaman perang dari Timor Timur sampai dengan Bosnia Herzegovina. Dr. Hanny Roespandi, salah seorang anggota Namju juga pernah bekerja untuk WHO

dokter | 1 | 2014 |

31

mengurusi kesehatan anak dan remaja. Disamping itu ada pula dari mereka yang menjabat sebagai direktur rumah sakit. “Kami senang sekali bisa berkumpul bersama. Kami sadar sudah tidak muda lagi dan perlu menjaga silaturahmi agar tidak sampai putus. Bila ada yang sakit, kami memberi semangat, sedapat mungkin sampai sembuh,” ungkap dokter Jack yang akrab dipanggil Benny ini. Menurutnya, kunci dari keakraban adalah komunikasi. “Pengurus harus rajin menjalin komunikasi, memberi informasi dan menyemangati anggota untuk pengambilan keputusan bersama,” katanya. Dalam bulan ini Namju masih akan bertemu lagi di Jakarta , karena Dr. Rietta Soekotjo – salah satu anggotanya, akan ngunduh mantu di sana. “Yah, sambil ngomong organisasi dan rencana ke Lombok tahun depan,” pungkas Dr. Jack. Semangat silaturahmi yang patut dicontoh. Semoga persaudaraan ini selalu terjaga dalam kasih dan sayang.n NASKAH: YASIN FOTO: DOKUMENTASI NAMJU

REUNI: Alumni FK Unair angkatan 1967, berkumpul kembali dalam Reuni di Telaga Sarangan pada November 2014.


FA S H I O N & M O D E

EFLORESENSI

EDGY-CHIC RETRO

Gaya retro bukan berarti kuno, bahkan mix and match gaya ini bisa tampak modern, edgy, dan tak lekang oleh waktu. Busana ini cocok dipakai oleh mahasiswamahasiswi, bahkan untuk busana ke kantor.

32

| 1 | 2014 |

dokter


Untuk wanita, padu padankan blus turtle neck Anda dengan rok siluet trompet high-waisted, ditambah sentuhan sepatu model wedges yang semakin menekankan gaya retro. Anda bisa juga mengenakan bolero warna senada, sophisticated yet chic!

TIPS: Motif flowery juga bisa jadi pilihan cantik untuk retro style. Pilihlah motif bunga kecil-kecil agar terlihat lebih manis, dan padu padankan dengan motif polos agar tidak terkesan monoton. Tambahkan scarf cantik sebagai pemanis.

Untuk pria, kemeja putih dipadankan dengan sweater warna khaki akan terlihat neat tapi tidak kuno. Pilihlah motif dan bahan sweater yang modern lalu kombinasikan dengan celana katun berpotongan lurus agar tidak terlihat terlalu old school. Motif kemeja kotakkotak ditambah dengan suspender juga akan tampak keren. NASAH: IRMADITA CITRASHANTY FOTO: GILANG MODEL: MAHASISWA PPDS I UNAIR BUSANA: KOLEKSI PRIBADI

dokter | 1 | 2014 |

33


TIPS: Gunakan ukuran kemeja yang pas badan, retro style identik dengan kemeja atau polo shirt berpotongan slim dengan corak dan warna natural. Jangan lupa sepatu pantovel dengan warna senada, simple and so neat!

34

| 1 | 2014 |

dokter


Sesekali bergaya retro biar tidak memberi kesan monoton penampilan kita. Salah satu pilihannya adalah edgy-chic retro style. Why not?

dokter | 1 | 2014 |

35


LOVE STORY

TAKIKARDI

A

langkah indahnya bila kata-kata yang sarat makna ini dijadikan dasar dari semua pernikahan. Dan terasa lebih bermakna lagi bila diungkapkan oleh pasangan yang telah menjalaninya selama berpuluh tahun, berkomitmen, dan terus bersama dengan cinta yang tetap penuh. Prof Yogi dan Prof Diany, pasangan yang selalu tampak ber­dua di manapun ini, bercerita tentang kisah kasih mereka yang telah lebih dari 40 tahun, yang didasari oleh kata-kata sarat makna tersebut di atas. Sepeda Kumbang Penjemput Cinta Cinta mereka bersemi saat perpelonco­ an mahasiswa baru. Sangat klasik, tapi unik. Kala itu Diany menjadi yunior binaan Yo­gi. Yogi seringkali memberi perintah dan tugas yang sulit pada Diany, sehingga tak jarang Diany menangis karena merasa kesulitan untuk memenuhi tugas tersebut. Dan bukannya menenangkan, Yogi malah men­cemooh. “Hehehe, itu kan tujuannya men­didik. Untuk melatih keuletan dan menyiapkan mental mahasiswa baru menghadapi pola pengajaran di universitas. Perploncoan zaman dulu itu banyak nilai positifnya, beda dengan per­peloncoan zaman sekarang”, kenang Yogi. Diany juga menyadari itu, sehingga walaupun kadang menangis, dia tidak marah apalagi dendam kepada Yogi. ’’Saya anggap itu seb-

agai bentuk perhatian dari dia,’’ kata Diany. Sambil melirik Diany, Yogi menukas, ”Khusus bagi kami berdua, masa perploncoan juga merupakan kenangan yang membahagiakan.’’ Masa–masa perploncoan yang berat justru membuat Diany merasa kian dekat dengan Yogi. Kedekatan itu berlanjut sampai pada masa perkuliahan. ’’Diany dulu kurus, kecil dan menggemaskan,’’ ungkap Yogi yang saat itu masih malu mengungkapkan rasa cintanya. Pria kelahiran Tulungagung itu lebih banyak menunjukkan rasa cintanya melalui perhatian pada Diany. Banyak cara yang dilakukan Yogi agar bisa berdekatan dengan Diany, termasuk mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler di fakultas dan mengikuti organisasi kepemudaan yang ada Diany di dalamnya. ’’Jadi tujuannya bukan ikut organisasi untuk berpolitik, tapi lebih sebagai sarana pedekate alias pendekatan,’’ ujarnya sambil terkekeh. Yogi muda juga melancarkan strategi yang paling ampuh untuk menarik perhatian Diany, yaitu dengan mendekati dan meluluhkan hati calon mertuanya. Sampai akhirnya Yogi muda pun berhasil mendapatkan kepercayaan orang tua Diany. ’’Di antara para pemuda yang mencoba mendekati Diany, ibu­ndanya lebih memilih saya,’’ katanya sembari

’’BILA SUDAH MEMUTUSKAN UNTUK MENIKAH, MAKA SEGALA PERBEDAAN SUDAH TIDAK ADA LAGI. SETIAP MASALAH YANG DATANG BUKAN MERUPAKAN SEBUAH PERBEDAAN DAN MEMBUAT PERPECAHAN, NAMUN SEBAGAI PROSES MENCARI SOLUSI YANG TERBAIK’’ tersenyum bangga. Begitu mendapat lampu hijau, mulailah setiap pagi, pria yang lahir pada 21 Maret 1942 itu, rajin menjemput Diany dengan sepeda kumbangnya untuk berangkat kuliah. Jarak yang ditempuh lumayan jauh sebenarnya, tapi ritual itu terasa tidak melelahkan karena gadis yang di taksirnya duduk manis di boncengan sepedanya.. Mimi Lan Mintuno Akhirnya Yogi mempersunting Diany pada 11 Juni 1970. Sejak itu, mereka hampir tidak pernah berpisah, ’’bagaikan mimi lan mintuno’’. Teman-teman dekat mereka selalu menggoda dengan istilah ‘amplop dan perangko’. ’’Lengket tak terpisahkan,’’ ujar Yogi, disambut senyum Diany yang duduk

NASKAH: MARTHA FOTO: GILANG

36

| 1 | 2014 |

dokter


di sampingnya. Apa rahasianya? ’’Bila sudah memutuskan untuk menikah, maka segala perbedaan sudah tidak ada lagi. Setiap masalah yang datang bukan merupakan sebuah perbedaan dan membuat perpecahan, namun sebagai proses untuk mencari solusi yang terbaik,’’ terang Yogi serius. ”Kita tidak boleh mengumbar kemarahan kecuali untuk alasan masalah akidah. Sebagai imam dalam rumah tangga saya harus menjaga biduk rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rohmah,’’ sambungnya. Dalam perbedaan pendapat Yogi dan Diany selalu menyediakan waktu untuk bicara dari hati ke hati. Begitu pula bila ada masalah, ’’Kami saling terbuka sehingga masalah segera bisa diselesaikan,’’ kata Diany. Dengan saling terbuka, maka masing-masing pihak akan saling memahami, dan kehidupan rumah tangga akan bejalan lancar dan aman walau sesekali timbul konflik. ’’Yang penting adalah saling memaafkan dan segera melupakan. Jadi kami nggak pernah ingat pernah bertengkar hebat. Bagi kami itu bukan sebuah pertengkaran, namun sebuah proses untuk menyelesaikan masalah’’. Komitmen yang didasari pendidikan agama dirasakan sebagai hal yang ideal oleh pasangan yang dikaruniai tiga buah hati ini. Mungkin karena tidak pernah melihat contoh tentang pertengkaran ataupun cekcok maka anak-anak mereka tidak pernah bertengkar atau cekcok, ketiganya selalu rukun dan saling menghormati. Mereka pun sangat sayang dan

hormat kepada orang tua. ’’Pertikaian atau percekcokan akibat perbedaan pendapat memang selalu kami hindari. Apalagi di depan anak-anak,’’ papar Yogi. Menurutnya, “Pertengkaran orang tua memberikan contoh yang tidak baik, karena anak-anak akan merekamnya dalam alam pikirnya. Semua itu bisa berujung pada kehilangan respek dan kepercayaan kepada orang tua. Kalau sudah demikian kita tinggal menunggu waktu saja untuk terjadinya dampak yang lebih buruk”, ujarnya prihatin. Musik sebagai obat lelah Sebagai guru besar di bagiannya masing-masing, Yogi dan Diany tentu saja acap kali dilanda kelelahan. Bagi mereka berdua, musiklah yang menjadi obat pa­ling mujarab untuk meredakan ketegangan sekaligus menjaga keharmonisan. Dengan petikan gitarnya, Yogi kerap menyanyikan lagu khusus untuk Diany. ’’Lagunya khusus karena karangan saya sendiri,’’ kata pria yang dikenal humoris tersebut. Uniknya, selain bermain musik mereka berdua juga suka menari. Yogi juga sering ’menculik’ sang istri untuk makan siang berdua, atau pergi ke suatu tempat di waktu luang mereka untuk melepas penat dari kesibukan. ’’Pernah tiba-tiba saya diajak ke Bali untuk refreshing,’’ tutur Diany. Tidak seperti cerita-cerita dalam

dokter | 1 | 2014 |

37

Oh Diany I love Saban hari kurindu Tiap hari kulihat kau sedang nyanyi sambil menari di sinar pagi Oh diany I love u lalalalalala oh diany I love you... film romantis, Yogi jarang mengucapkan cinta kepada sang istri. Kalaupun pernah, dia meyakinkan “jumlahnya dapat dihitung”, katanya tersipu. Namun bagi Diany, pria yang merupakan sulung dari 6 bersaudara itu romantis dengan caranya sendiri. Menurutnya, Yogi memiliki daya tarik yang kuat, suka bercanda, agamanya sangat bagus dan memiliki banyak variasi tingkah laku maupun bahan diskusi yang tidak pernah membuatnya bosan untuk berada di sampingnya. 40 tahun bukanlah waktu yang pendek, apalagi bila dihabiskan hanya dengan satu orang saja. Yogi meyakini bahwa kasih sayang itu jauh lebih penting direalisasikan dari pada hanya sekedar diucapkan. Rahasia keutuhan rumah tangga mereka adalah perhatian dan kebersamaan. Selain itu, dia selalu mengingat baik–baik salah satu ha­dist yang berbunyi, ‘Kekurangan istri adalah kelemahan yang harus dilengkapi.’ “Itu adalah nasihat yang selalu saya sampaikan pada anak-anak saat mereka menikah,’ pungkas Yogi. n


CITO C

L A P O R A N U TA M A

RS DARMO SEBAGAI RUMAH SAKIT CAGAR BUDAYA. Bangunan peninggalan era ko­lo­nial yang juga merupakan cagar budaya di Kota Su­rabaya.

38

| 1 | 2014 |

dokter


Rumah Sakit Darmo-Surabaya

PELAYANAN PROFESIONAL DI BANGUNAN CAGAR BUDAYA M

enempati bangunan cagar ma TNI (Purn) dr. Imam Soewono, Sp.PD, di­ bu­daya, Rumah Sakit Darmo rek­tur RS Darmo. Su­rabaya yang berdiri sejak Dr. Imam Soewono yang ditemui di ta­hun 1921 memberikan ke­ ru­ ang kerjanya menjelaskan lebih lanjut se­jukan dan kenyamanan bagi orang yang bahwa Rumah Sakit Darmo menyuguhkan ber­kunjung. Bangunan dengan arsitektur be­rbagai sarana unggulan, terutama untuk yang membanggakan itu tetap terjaga. Ta­ operasi penangangan masalah ginjal (Kid­ man dan tumbuhan hijau yang ada sangat ney Center), batu dan kandung empedu as­ri dan menyejukkan. (En­doscopy Center) serta Tak hanya itu yang di­ ta­ Oncology Center. war­ kan, Rumah Sa­ kit Darmo Rumah Sakit Darmo juga te­ rus berupaya memberikan siap menjadi ru­ jukan uta­ pe­­layanan terbaik kepada ma­ ma dalam tindakan be­ dah syarakat. Se­ suai dengan mi­ uro­lo­gi. Penanganan ma­ sinya memberikan pe­layanan salah urologi, dimulai se­­ jak ke­sehatan bermutu tinggi dan dari kamar terima instalasi me­muaskan pelanggan tanpa gawat da­ rurat (IGD), la­ bo­ meng­ abaikan fungsi sosial. ra­ torium klinis, bagian ra­ Bukan hanya warga Su­rabaya diologi dan rontgen, kamar dr. Imam Soewono, Sp.PD dan Jawa Timur yang jatuh pe­rawatan dan kamar ope­ Di­rek­tur RS Darmo. hati ke­ pada rumah sakit ini. ra­ si. Semuanya disiapkan Pemerintah Timor Leste pun me­­layani pasien dengan telah memilih Rumah Sakit ma­salah ginjal, di­tam­bah de­ Dar­mo Leste sebagai salah saturumah sakit ngan unit hemodialis atau cuci da­rah untuk ru­jukan. pasien gagal ginjal “Sejak tahun 2008, Kementrian Ke­se­ Dokter ahli dan peralatan lengkap ha­tan Timor Leste menunjuk Rumah Sa­kit te­­ lah mereka miliki, seperti ESWL (Extra Darmo sebagai rumah sakit rujukan. Be­ra­ Corporeal Shock Wave Lithotripsy) dan GLL gam penyakit telah kami tangani,” ujar Laks­ (Green Light Laser). Teknologi GLL untuk

dokter | 1 | 2014 |

39


NYAMAN DAN INDAH, Itulah gambaran singkat tentang Rumah Sakit Darmo. Koridor yang bersih dari sudut lorong bangunan peninggalan kolonial.

INDAH DAN NYAMAN. Suasana RS Darmo yang indah dan nyaman dengan live music-nya

pro­gram prostat, bahkan Transplantasi Gin­ jal. Rumah Sakit Darmo telah beberapa kali me­ nangani transplantasi Ginjal dengan do­nor berasal dari saudara kandung. Untuk memberikan pelayanan secara leng­­­kap dan komprehensif bagi anak sejak kon­ sepsi hingga mencapai dewasa prima, Ru­ mah Sakit Darmo mendirikan Darmo Chil­­dren Center (DCC). “Hal ini merupakan ida­­man masyarakat, sebab kami akan mem­­berikan layanan menyeluruh, sejak anak ma­sih 0 tahun,” kata dr, Imam Soe­wo­no lagi. DCC akan memberikan pemantauan ter­­hadap standar pada tiap tahap per­tum­ buh­ an dan perkembangan anak secara kom­ prehensif. Inti pelayanan adalah pada de­teksi dini tumbuh kembang anak. Karena usia kritis adalah di bawah usia 5 tahun yaitu de­ ngan perkembangan jaringan otak yang sa­ ngat cepat. Maka fokus utama pada anak ba­lita ini agar bisa tumbuh dan berkembang op­timal menjadi

anak yang kuat fisiknya, cer­das, kreatif dan berperilaku baik. Terletak di Paviliun VI Rumah Sakit Darmo, DCC menyediakan klinik spesialis, seperti dok­ter spesialis mata, THT, Ortopedi, jantung dan vaskuler, paru, gastro dan lainlain yang ter­kait dengan penyimpangan tumbuh kem­bang anak. Untuk Ibu hamil, DCC yang diresmikan oleh Ibu Tri Rismaharini , Walikota Surabaya, pa­da 18 Januari 2014 ini memberikan pe­la­ yanan kelahiran oleh bidan dan dokter spe­ sialis dengan biaya yang terjangkau. Se­lain itu senam ibu hamil, bantuan dalam per­ siap­an maupun waktu menyusui ASI serta pijat ba­yi juga telah disiapkan. “Setiap langkah, tindakan dan gerakan ha­ rus mengacu pada kepentingan per­ tum­buh­an dan perkembangan anak. Jadi anak ha­rus menjadi prioritas utama dalam segala hal, mereka berhak untuk hidup sehat, be­bas dari berbagai ancaman fisik, penyakit mau­pun lingkungan yang buruk,”

jawab dr. Imam Soewono ketika ditanya mengenai lan­da­san­nya mendirikan DCC. Kekuatan musik juga dipergunakan ru­mah sakit Darmo untuk membantu pe­ nyem­buh­an pasien. Setiap hari Rabu dan Minggu ter­ dengar alunan musik yang ditampilkan di pang­gung gazebo di tengah halaman rumah sa­kit yang asri tersebut. “Suasana musikal di rumah sakit ini te­ lah ber­langsung sejak beberapa tahun ter­ akhir,” kata Dr. Imam Soewono yang juga ho­bi ber­nyan­yi ini menjelaskan. Semua pelayanan yang diberikan ter­­ se­but telah mendapatkan Sertifikat Ak­re­ di­tasi Ru­mah Sakit, Status Lulus Tingkat Leng­kap - 16 Standar Pelayanan Rumah Sa­ kit oleh Ko­ mi­ si Akreditasi Rumah Sa­ kit pada 13 Januari 2012. Motto “Salus Aegrotti Suprema LexEst “ yang berarti me­nyelamatkan penderita me­ru­pakan ke­ wajiban utama menjadi falsafah atau semboyan hidup bagi setiap insan yang be­­kerja di Rumah Sakit Darmo. n NASKAH: YASIN - FOTO: GILANG

40

| 1 | 2014 |

dokter


dokter | 1 | 2014 |

41


TIPS & TRIK

INFUSION

Tips Mencari dengan

GOOGLE

Selama ini Google telah men­ jel­ ma sebagai orang paling pin­tar di dunia. Informasi apa­pun dapat de­ ngan mudah di­da­pat melalui search engine ter­sebut. Namun, google te­tap­lah mesin, bukan manusia yang mampu menganalisis dan mem­ punyai kecerdasan, apa yang ditampilkan tergantung dari apa yang dimasukkan ke dalam kolom search dari me­ sin pencari ini. Berikut be­be­ra­pa tip mendapatkan hasil pen­carian yang sesuai.

1 2 3 MENCARI DEFINISI Di kolom pencarian Google ke­tik­kan kata “define” sebelum ka­ ta atau istilah yang dicari de­fi­ni­sinya, maka akan ditampilkan beberapa definisi sebuah istilah yang diambil dari berbagai sum­ber. Contoh: “define cervical cancer”, dan sebagainya.

FOKUS PENCARIAN Pada saat mencari dengan meng­­gu­nakan ka­ta kunci ter­ten­tu, un­tuk lebih fokus atau spe­si­­fik maka da­pat digunakan “tan­da petik” (“ “). Bila tidak mem­be­ri tan­ da petik, ma­ka yang akan di­tam­­pil­kan bisa berupa be­ berapa web yang belum ten­tu ber­kaitan de­ngan kata kun­ci spesifik ter­se­but. Contoh: “cer­vical cancer prog­ nosis”. Ji­ka tanpa tanda petik, yang di­­tam­pil­kan bisa cervical can­cer, tapi ti­dak berhubungan de­ngan pro­ gnosis.

42

| 1 | 2014 |

dokter

MENCARI PADA LOKASI SPESIFIK Bila kita menginginkan pen­ca­ri­an dengan suatu kata kunci pa­da lokasi yang spesifik maka ki­ta bisa menggunakan tanda tam­ bahan, berupa titik dua (:) pada kolom pen­ cari. Tanda ti­ tik dua tersebut akan lebih me­­nyem­pitkan pencarian artikel ha­nya pada web tertentu. Misal: “Cer­vi­ cal cancer: uptodate.com”. Ma­ ka akan muncul artikel yang me­ngandung frase cervical can­cer pada web uptodate yang me­ rupakan web berisi evidence ba­se terbaru.


4 5

MENGHILANGKAN YANG TIDAK KITA KEHENDAKI Saat melakukan pencarian se­ ring kita tidak menghendaki ha­ sil pencarian yang tidak ber­ korelasi langsung dengan apa yang dicari, ataupun kita ti­dak menghendaki suatu web ter­ten­tu, misal Wikipedia. Untuk itu ki­ ta dapat menggunakan “tanda ku­rang” (-) diikuti dengan kata yang tidak kita inginkan. Misal kita ingin mencari dengan ka­ta kunci tetapi tidak ingin Wi­ki­pedia tampil, maka kita bisa me­nu­liskan sebagai berikut: Cervical cancer –Wikipedia

MENCARI ARTIKEL LEBIH ILMIAH Untuk pencarian yang ber­si­fat lebih ilmiah, dapat meng­gu­nakan google­ scho­­lar. Biasa­nya kalo di go­ogle biasa kita ke­tikkan kata kunci, misal cer­vi­cal can­cer prognosis maka pa­da hasil pencarian di atas sen­diri ada pilihan “scholarly ar­ticle .…”, bila ini di klik, ma­ka kita masuk dalam google scho­lar, di mana dalam google scholar, pencarian bisa lebih ilmiah, termasuk me­mi­lih tahun, berdasarkan author dll.

HURUF BESAR ATAU HURUF KECIL & MENGHITUNG Mesin pencari tidak mem­be­da­kan pencarian menggunakan hu­ ruf besar atau huruf kecil. Se­ bagai contoh, pencarian meng­gu­nakan kata kunci Cervical Can­cer akan memperoleh hasil sa­ma persis dengan kata kunci cer­vical cancer. Bila memerlukan perhitungan na­mun tidak tersedia kalkulator atau­pun malas membuka/men­ca­ ri aplikasi calculator maka da­pat menggunakan kolom pen­carian sebagai calculator. Se­bagai contoh: 1500*4. Maka akan ditampilkan hasilnya se­ be­sar 6000, selain itu akan di­tam­pilkan kalkulator virtual yang dapat kita gunakan untuk me­la­ku­ kan perhitungan lain. n

dokter | 1 | 2014 |

43

6 NASKAH: BRAHMANA ASKANAR


CITO

A R T I K E L U TA M A

EBOLA Dunia benar-benar terhenyak dengan cepatnya penyebaran wabah Ebola. Dari Benua Afrika penyakit ini kemudian menyebar ke banak negara dan menjadi ancaman nyata. Sampai saat ini, belum ditemukan vak­sin untuk mencegah penyakit ini. Apa dan bagaimana sebenarnya Ebola?

EBOLA, who are you?

V

irus Ebola atau dikenal dengan se­butan Ebola Haemorrhagic Fe­ ver ditemukan pertama kali pa­ da tahun 1976 di benua Af­rika, tepatnya di Nazra, Sudan dan Yam­bu­ku, Republik Demokratik Kongo. Kedua tem­pat itu dilalui oleh sungai Ebola, sehingga pe­ nya­kit ini dinamai Ebola. Sejak pertama kali di­temukan, ribuan orang meninggal dunia karena terinfeksi virus ini. Dan sejak Maret tahun 2014 terjadi wabah penyakit Ebola yang dimulai di Guinea, dan kemudian me­ nye­bar ke Sierra Leone, Liberia dan Nigeria. Pe­nyebaran virus Ebola kian sulit dikontrol, dan sudah menewaskan 25 sampai 90 per­ sen penderita di Afrika. Centers for Disease Control (CDC) Ame­ ri­ka Serikat mengkategorikan Virus Ebola

44

| 1 | 2014 |

dokter

se­bagai bahaya biologis kelas empat (mak­ si­mum), karena dampaknya yang sungguh mem­ bahayakan. WHO mencatat sudah lebih dari 1.600 orang terinfeksi virus Ebola, 887 orang di antaranya meninggal dunia. Penyakit ini dapat menginfeksi tidak sa­ ja manusia, tetapi juga binatang primata, se­perti kelelawar, monyet, gorila, simpanse, landak dan antelop. Seperti virus pada umumnya, Ebola ti­ dak berkembang melalui pembelahan sel, ka­ rena mereka bersifat aselular. Mereka meng­gunakan mesin dan metabolisme sel yang canggih untuk menghasilkan be­be­ rapa salinan diri mereka sendiri, yang ke­ mu­dian berkumpul di dalam sel. Melalui mikrograf elektron virus Ebola me­nunjukkan filamen yang panjang, yang merupakan karakteristik keluarga vi­ rus


BAHKAN, MAYAT TUBUH SESEORANG YANG TER­ INFEKSI VIRUS EBOLA JUGA MERUPAKAN SUMBER IN­FEK­SI, SEHINGGA SERING DISEBUT SEBAGAI “VIRUS ORANG MATI” ATAU “VIRUS ZOMBIE”. OLEH KA­RE­NA ITU KORBAN PENYAKIT INI HA­ RUS SEGERA DIKUBURKAN. Filoviridae. Virus ini menyerang sel-sel endotel pembuluh darah. Akibatnya din­ ding pembuluh darah rusak dan platelet ti­dak mampu lagi mengentalkan darah, se­hingga akhirnya pasien jatuh pada ke­ ada­an syok hipovolemik. Ada banyak spesies dari virus yang ga­nas ini, yaitu Spesies Virus Ebola Bun­di­ bug­yo ebolavirus(BDBV), Zaire ebolavirus (ZEBOV), Sudan ebolavirus (SUDV) dan Tal Fo­rest ebolavirus (TAFV). Spesies-spesies ter­sebut telah memakan banyak korban de­ngan tingkat fatalitas mencapai 90 per­ sen. Di Afrika Barat tingkat fatalitasnya men­capai 60%. Virus Ebola spesies Reston ebolavirus (RESTV), juga telah masuk ke kawasan Asia, antara lain ke Filipina dan China tetapi syukurlah tidak sampai me­ nye­ babkan kematian, walaupun pasien yang terjangkit memerlukan perawatan yang lama di rumah sakit. Jadi, meskipun persentase mematikan dari virus Ebola tinggi, namun masih ada se­ kitar 10% - 50% dari penderita yang ter­infeksi dapat disembuhkan. Hal ini ke­ mung­kinan berhubungan dengan fungsi sis­tem kekebalan tubuh.

Bagaimana EBOLA menular? Kontak langsung dengan cairan hewan yang terinfeksi atau darah, kotoran, urine, air liur dan air mani orang yang terinfeksi dapat menyebabkan penularan. Masa inkubasi berlangsung antara 2–21 hari. Seorang pria yang pulih dari penyakit ini masih dapat menyebarkan virus ini melalui air mani sampai tujuh minggu. Bahkan,

elektrolit diperlukan untuk mengganti dan menyeimbangkan cairan dan elektrolit dalam tubuh serta mempertahankan tekanan darah dan kadar oksigen dalam tubuh. Pemerintah Amerika Serikat pada per­ tengahan September lalu telah melakukan uji coba vaksin Ebola terhadap tubuh manusia, tetapi hasilnya belum di publikasikan. mayat tubuh seseorang yang terinfeksi Virus Ebola juga merupakan sumber in­fek­ si, sehingga sering disebut sebagai “virus orang mati” atau “virus zombie”. Oleh ka­ re­na itu korban penyakit ini harus segera dikuburkan. Virus ini suka hidup di tempat yang lem­ bab, lingkungan yang gelap, tidak menular me­lalui udara, tetapi bisa menetap pada partikel udara yang mengambang. Menurut Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, virus Ebola sebenarnya sangat sulit menular karena membutuhkan sentuhan fisik. Bila ditinjau dari tingkat fatalitasnya, Ebola adalah virus yang sangat fatal jika sudah menginfeksi seseorang, “Sampai saat ini, Ebola belum memiliki vaksin pengobatan, dan tingkat fatalitas kasusnya adalah yang tertinggi di antara virus patogen manusia, yaitu sekitar 90%.”

Bagaimana gejalanya? • • • • • • • • •

Demam tinggi hingga lebih dari 38,80 C Sakit kepala hebat Sakit tenggorokan Nyeri otot Mual dan pusing Diare Kotoran berdarah atau berwarna gelap Muntah darah Perdarahan luar atau dalam

Bagaimana mengobatinya? Sampai saat ini, belum ditemukan vak­ sin untuk mencegah penyakit EBOLA. Mapp Pharmaceuticals dari Ame­ri­ka Serikat telah memproduksi obat ZMapp, yang sebenarnya masih dalam pe­ nelitian dan baru di uji cobakan pada Monyet. Mekanisme kerjanya pun belum sepenuhnya diketahui terhadap manusia, apakah menghambat virus untuk memperbanyak diri atau menetralisirnya. Terapi penunjang seperti infus cairan dan

dokter | 1 | 2014 |

45

Be aware! Segeralah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir hingga bersih setelah berjabat tangan dengan penderita yang terdeteksi terkena virus ebola. Gunakan pelindung saat merawat atau berdekatan dengan orang yang diduga terjangkit penyakit ini. Virus Ebola tidak dapat bertahan dengan desinfektan, sabun, deterjen dan sinar matahari langsung. Jaga stamina dengan menghindari kebiasaan yang dapat menurunkan kekebalan tubuh seperti hobi begadang, makan makanan junk food, merokok, kurang aktifitas dan olah raga, kurang terkena sinar matahari atau banyak bersentuhan dengan bahan-bahan yang bersifat karsinogen seperti pestisida, herbisida, glifosat dan sebagainya.n NASKAH: DBS/SUL


HOBBY

INSPIRASI

Dr. Kerry R. Kartosen, S.p.OG

DOKTER KOLEKTOR TANAMAN MANGGA

KOLEKTOR, dr Kerry B. Kartosen saat berada di kebun mangganya, di Pasuruan.

50

| EDISI 1 - 2014 |

majalah dokter


Mensyukuri nikmat yang Maha Kuasa melalui bercocok tanam akan memberi banyak manfaat bagi pelakunya. “Ini yang saya pelajari dari profesi petani, mereka bisa terus sehat. Umur petani itu biasanya lebih panjang dari umur orang-orang di kota pada umumnya.”

B

iasanya orang yang sibuk mem­ pu­ nyai hobi yang ‘mudah’ dan ‘ri­ ngan’ seperti membaca, ber­ ma­ in musik atau traveling. Ti­ dak demikian halnya dengan Dr. Kerry R. Kartosen, SpOG, alumnus Fakultas Ke­dok­ ter­an Universitas Airlangga angkatan tahun 1978. Dokter ahli kandungan yang sehariha­rinya berdinas di RSI Siti Hajar Sidoarjo ini mempunyai hobi yang terbilang unik yang membutuhkan kesabaran dan waktu lu­ang yang cukup banyak: meng’koleksi’ ta­naman mangga! “Saya punya lebih dari 40 jenis varietas mang­ga impor disini. Bahkan mangga dari Pa­pua pun saya punya,” ujar Dr. Kerry yang ditemui di kebunnya di daerah Pasuruan. Hobinya bercocok tanam ini berawal da­ri kebiasaannya sewaktu tinggal di Me­ rau­ke. Sebagai anak petani yang telah di­ ting­gal oleh orangtuanya sejak kecil, Dr. Ker­ry biasa bercocok tanam di sawah dan juga menggembala (angon) sapi. Lebih da­ ri 30 ekor sapi dipeliharanya ketika itu. Dua kegiatan tersebut selalu dilakukannya sam­ pai lepas bangku SMA. Namun ketika menempuh pendidikan dok­ter di Unair, hobinya ini tidak bisa ter­ salurkan karena tinggal di asrama dan tempat kost. Baru setelah kembali di­tem­ pat­kan di Fak-fak, Irian Jaya, sebagai dokter In­pres, hobinya ini kembali menemukan ja­lannya. “Di Fak-fak saya memelihara ber­ ba­gai jenis anggrek dari hutan Papua,” ke­ nang suami Dr Hanny M. Kartosen ini. Bahkan, sewaktu akhirnya pindah ke Sidoarjo untuk mengabdi di RSUD Si­do­ar­ jo, Dr Kerry lantas membeli 4 kapling ta­ nah di Perumahan Taman Pinang Indah. Ta­nah kapling di tengah kota Sidoarjo itu dibuatnya menjadi kebun. Berbagai ta­ na­ man, terutama mangga, ditanamnya di sa­ na. Dr. Kerry memang sangat “menggilai” ta­ naman mangga. Bahkan di laci meja tempat prakteknya di Jl. Kartini, Sidoarjo dia menyimpan ‘pelok-pelok’ (biji-biji) mang­ga.

“Setiap ada kesempatan keluar negeri, khu­susnya ke negara-negara tropis, saya usa­hakan untuk pulang membawa bibit po­hon. Terakhir saya membawa 6 pohon ta­ naman dari Taiwan,” ujar dokter yang fasih berbahasa Belanda ini. Dia merasa sa­ ngat bahagia jika tanaman mangga yang dibawa dari jauh itu bisa tumbuh dan ber­ bu­ah. Apalagi kalau pohon mangga itu di­ da­pat dengan susah payah. Akhirnya Dr. Kerry memilih lokasi di area seluas 4 Hektar di desa Kurung Ke­camatan Kejayan, Pasuruan, untuk men­un­tas­kan hobi bercocok tanamnya. Beragam je­ nis mangga, baik lokal maupun yang ber­asal dari luar negeri, dia tanam di sana. Ada yang berasal dari Durban Afrika Selatan, Aus­tralia, Thailand, India, Peru dan lain se­ bagainya. “Ada pohon mangga saya yang ber­asal dari Kenya. Beberapa mangga ada yang saya tanam dari pelok-nya saja, ce­ritanya. Menurut dr. Kerry, bercocok ta­nam merupakan salah satu cara mudah yang bisa dilakukan untuk menenangkan dan menjauhkan diri dari yang namanya dep­resi. Mensyukuri nikmat yang Maha Kuasa me­lalui bercocok tanam akan memberi ba­ nyak manfaat bagi pelakunya. “Ini yang sa­ ya pelajari dari profesi petani, mereka bi­sa terus sehat. Umur petani itu biasanya lebih panjang dari umur orang-orang di ko­ta pada umumnya,” ungkap dokter yang baru belajar bahasa Indonesia ketika kelas 3 SMP ini. Selain tanaman mangga, Dr. Kerry ju­ ga menanam berbagai tanaman buah di ­kebunnya. Ada pohon jambu air thab thim chan dan thongsamsi dari Thailand, apel dari India, kelengkeng dan juga nang­ kadak. Nangkadak adalah tanaman ha­ sil persilangan nangka dan cempedak. Se­lain itu dia juga mempunyai tanaman ang­gur Brazil yang dikenal dengan nama Ja­boticaba. Bahkan dia juga berhasil me­ na­nam Miracle Fruit dari Afrika, yang jika 1 menit setelah memakan kulitnya kita ma­ kan jeruk yang paling kecut sekalipun te­

majalah dokter | EDISI 1 - 2014 |

BERBUAH, (atas) dr Kerry menunjukkan salah satu hasil dari tanaman mangga koleksinya.

tap akan terasa manis. Bukan itu saja, berbagai tanaman sa­ yur juga tumbuh subur di kebunnya, ada kacang, kubis dan kangkung. Untuk kang­ kung yang bibitnya dari Lombok, Nusa Teng­gara Barat ini, Dr. Kerry menggunakan la­han seluas 1 hektar. Sehari bisa dipanen se­ banyak 120 kg kangkung. Kangkungkangkung itu di suplai ke beberapa rumah ma­kan yang ada di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Hasil penjualan kangkung ter­se­ but digunakan Dr. Kerry untuk menggaji pa­ra pengurus kebun yang berjumlah 15 orang. “Saya bahagia karena dapat memberi pe­kerjaan pada 15 orang. Padahal kang­ kung-kangkung ini dipelihara dengan ca­ra yang sangat sederhana,” kata Dr. Kerry sam­ bil tersenyum. Selain itu, di area kebunnya, dia me­ me­lihara kambing BoerJa yang merupakan hasil persilangan antara kambing Boer asal Afrika Selatan dan kambing Jawa. Dr. Ker­ ry ingin agar masyarakat sekitar bisa me­ ngawinkan kambing mereka dengan kam­ bing Boerja yang dimilikinya sehingga ma­ sya­ rakat mendapatkan bentuk kambing yang lebih bagus. Dr. Kerry mempunyai satu impian untuk ting­gal sepenuhnya di area perkebunannya itu jika sudah tidak bisa melakukan operasi lagi. “Alangkah nikmatnya pagi-pagi bisa ba­kar singkong. Dan dengan mengelilingi ke­bun-kebun ini sudah sama dengan ber­ olah­raga,” ungkapnya bahagia. n NAKAH & FOTO: YASIN

51


OLAHRAGA

FISIOLOGI

OLAHRAGA SESUAI USIA

Olahraga merupakan aktivitas fisik yang bertujuan, terencana dan terukur, dengan tujuan menjaga kebugaran secara keseluruhan (overall fitness). Perencanaan dan ukurannya harus mencakup FITT (frekuensi, intensitas, tipe dan tempo). Tentu saja aplikasi definisi ini berbeda pada berbagai kelompok usia baik secara kronologis maupun biologis, sehingga penentuan FITT pun berbeda. Berikut ini paparan pemilihan berbagai jenis olahraga yang sesuai untuk kelompok umur. Usia 2-4 tahun • Pengenalan macam alternatif dan eks­plorasi gerak. • Pengembangan keseimbangan, ko­ or­dinasi dan kekuatan otot de­ngan berjalan, berlari, memanjat, me­ lompat, bermain bola, bersepeda. • General exercise: berenang.

Active Start

FUNdamentals 48

| 1 | 2014 |

dokter

Usia 5-7 tahun • Peningkatan keterampilan fisik dan koordinasi neuromuskuler un­tuk mencapai tingkat ke­bu­ga­ r­an dasar yang tinggi. • Pengembangan kekuatan dan kapasitas aerobik dengan be­re­ nang. • Pengembangan keseimbangan, ke­­terampilan, kecepatan, ke­kuat­ an dan refleks dengan berlari, me­ lom­­pat dan senam.


Learning to Train

Usia 8-12 tahun • Penerapan disiplin olahraga. • Pengenalan taktik bertanding . • Pengembangan berbagai area ke­ hidupan dengan pengenalan be­be­ ra­pa cabang olahraga spesifik dan kom­petitif. • Pengembangan aktivitas pe­nguat­ an, keseimbangan, fleksibilitas, ke­ ce­patan dan ritmik secara sistematik dan terencana.

Usia 20an • Puncak pencapaian kematangan sistem neuromuskuloskeletal serta kardio respirasi. • Latihan penguatan ditujukan un­ tuk mencapai puncak kekuatan otot dan tulang serta kebugaran kardiopulmonal.

Usia 13-15 tahun • Pengenalan aspek sosial olahraga dan peningkatan imajinasi dalam suatu kerja tim. • Pengembangan interaksi antar individu dalam kelompok melalui olahraga beregu, seperti sepak bola, basket dan voli.

Usia 30 Tahun ke Atas • Periode penurunan kekuatan dan ke­bugaran secara umum dan ber­ tahap.

Training to Train

Training to Complate

Training to Win

­

PADA usia 30-an mulai terjadi pe­ nu­r­unan kekuatan otot, sehingga di­ sarankan melakukan latihan penguatan dengan beban dan latihan kardio. Pada usia 40-an mulai terjadi pe­ nu­­runan kekuatan tulang dan sendi, se­­hingga diperlukan variasi latihan ae­ robik, pe­nguatan otot dengan atau tan­pa pe­num­puan berat badan pada in­tensitas sedang seperti jalan cepat, jog­ging, berenang, bersepeda. Pada usia 50-an, tulang mengalami penurunan kuantitas dan kualitas yang pada perempuan diperburuk oleh kondisi menopause (akibat penurunan kadar estrogen). Di samping itu sistem kardiopulmonal juga mengalami penurunan yang bermakna. Latihan dengan menumpu berat badan yang low impact (jalan cepat) dan penguatan otot dengan intensitas sedang merupakan pilihan yang baik. Pada usia 60 tahun ke atas, seluruh sistem mengalami penurunan. Sendi menjadi kurang fleksibel, sebagian jaringan otot akan diganti oleh jaringan lemak, tulang mengalami penurunan kualitas dan kuantitas yang jelas, dan penurunan fungsi sistem kardiopulmonal. Latihan yang disarankan adalah latihan peregangan, penguatan dengan penyesuaian beban, targetnya adalah mencapai kemandirian dalam pelaksanaan aktivitas fungsional sehari-hari.n

Active to Life

Usia 16-19 tahun • Fokus pada cabang olahraga tertentu secara spesifik sesuai pilihan. • Pengembangan rasa percaya diri dan kedisplinan. • Kekuatan sudah mendekati kekuatan puncak seorang dewasa, sehingga berbagai jenis olahraga bela diri dapat dilaksanakan dengan lebih aman.

GAMBAR: courtesy of Canadian Fencing Federation for Long Term Athlete Development)

OLEH: DAMAYANTI TINDUH Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FKUA/RSUD Dr. Soetomo

dokter | 1 | 2014 |

49


B E R I TA

INSPEKSI

HARRY PARATHON:

GUNAKAN ANTIBIOTIK DENGAN BIJAK

MENGINTIP KIPRAH KOMITE PRA

Penggunaan antibiotik yang tidak rasional me­rupakan penyebab utama munculnya mik­ro­ba resisten dan kegagalan terapi. Ini juga me­ningkatkan risiko penyebaran mikroba re­sisten di antara pasien di rumah sakit.

M

eski berperan pen­ting dalam me­nurunkan ang­ka kematian aki­­bat penyakit infeksi, re­sis­ te­nsi akibat penggunaan an­ti­ biotika telah menjadi ancaman dunia saat ini. Penyebab utama adalah penggunaan an­ti­bi­o­

50

tika secara berlebihan dan tidak rasional. Ba­­dan Eksekutif WHO telah mendiskusikan hal ini dan merekomendasikan untuk me­ ma­suk­kan resolusi EB134.R13 pada World Health As­sem­bly 2014 bulan Mei lalu. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional me­rupakan

| 1 | 2014 |

dokter

penyebab utama munculnya mik­ro­ba resisten dan kegagalan terapi. Ini juga me­ningkatkan risiko penyebaran mikroba re­sisten di antara pasien di rumah sakit. Tentang resistensi antibiotika ini, me­na­rik bagi dr Harry Parathon SpOG(K). Ga­yung bersambut, pada 2002-2005 beliau ter­libat


dalam AMRIN Study (Antimicrobial Re­sistance in Indonesia ) yang merupakan ko­la­borasi antara FK Unair-RSUD Dr Soetomo Su­rabaya dan FK Undip-RSUP Dr Kariadi Se­ ma­rang. Penelitian ini dilaksanakan hasil ker­ja sama dengan Pemerintah Belanda, Lei­den University Medical Center (LUMC), Rad­boud University Nijmegen Medical Center (RUNMC), serta Erasmus University Medical Center (EUMC). Hasilnya cukup mencengangkan. “Di­te­mu­ kan bahwa di Indonesia sudah muncul re­sis­tensi kuman,” papar Harry. Resistensi kuman ini muncul lantaran tingginya penggunaan an­tibiotik. Sebanyak 50-80 persen pasien men­dapatkan antibiotik tidak rasional, atau tan­pa indikasi. Penyebaran resistensi kuman ter­hadap antimikroba di Rumah Sakit akibat kel­alaian universal pre caution juga sangat tinggi. “Padahal ini bisa dicegah. Harus mem­bia­sa­kan cuci tangan setelah beraktivitas atau ber­ kontak dengan pasien. Terlihat remeh, na­mun kontribusinya terhadap penyebaran ku­man sangat signifikan,” ujar Harry. Pada akhir 2013 lalu, bahkan telah ditemukan 6 RS di Indonesia yang teridentifikasi E-coli dan Kleb­siela pneumonia yang memproduksi se­kira 50 persen enzim Extended Spectrum Be­ta Lactamase (ESBL). “Itu artinya, semua an­ti­bio­tik grade I sampai dengan IV sudah tidak mam­pu membunuh bakteri tersebut,” jelas Hari. Resistensi kuman ini se­be­ nar­nya bukan per­masalahan na­sional saja, melainkan juga ma­salah global. Oleh karena itu Organisasi Ke­sehatan Dunia (WHO) sangat menyoroti per­kem­ bangan penjualan antibiotik. Di negara-ne­gara maju di barat serta beberapa negara te­tangga sudah memperketat penjualannya. Data tentang resistensi kuman

yang ter­kumpul dalam AMRIN Study tersebut meng­ge­rakkan Harry dkk untuk berkiprah lewat PPRA (Program Pengendalian Resistensi An­­tibiotika). Dimulai dari lokal di Dep/SMF Obstetri Ginekologi FK UNAIR/RSUD dr Soetomo Surabaya hingga disambut se­bagai program oleh RSUD dr Soetomo. Sebuah perjalanan panjang, dimulai dari so­sialisasi tentang penggunaan antibiotika rasional dan hal-hal sederhana yang lain. Tim PPRA pun menjadi salah satu andalan RSUD dr Soetomo dan sering mendapatkan undangan di kotakota lain di Indonesia. Puncaknya, tentang resistensi an­ti­biotika ini mendapat perhatian dari Ke­men­te­rian Kesehatan. RI, Nafsiah Mboi sebagai Menkes membentuk komite Pengendalian Re­sistensi Antimikroba (PRA) tingkat na­ sional. Dan yang ketiban sampur menjadi ke­tua komite nasional PRA tahun 2014-2019 adalah dr. Harrry Paraton, SpOG(K). Pe­lantikan dilakukan pada 16 Oktober 2014 lalu di Jakarta. Target dari program PRA ini adalah mem­buka cakrawala dokter-dokter dengan pengetahuan baru tentang penggunaan antimikroba. Bidikan awal adalah 20 RSU Pendidikan di Indonesia. Kemudian masingmasing RSU Pendidikan tersebut dituntut untuk memberikan bimbingan ke 5 RS di sekitarnya. Diharapkan sebanyak 2.400 RS, 9.500 Puskesmas, 30 ribu dokter spesialis, 90 ribu dokter umum, serta 24 ribu apotek terpapar program PRA dalam lima tahun ke depan. Spesialis obstetrik dan ginekologi ini mengatakan, bila program PRA tidak digalakkan, dapat dipastikan angka penderita dan kematian akibat kuman resisten makin meningkat. Dampaknya, biaya perawatan lebih tinggi karena

pasien akan lama sembuhnya. Kualitas hidup seseorang juga akan berkurang. Pemerintah pun akan mengeluarkan banyak biaya karena tingginya klaim Jaminan Kesehatan melalui BPJS kesehatan. Di samping penggunaan secara langsung, penggunaan antibiotik untuk peternakan dan pertanian juga perlu disoroti. Seperti ayam potong, antibiotik digunakan untuk growth promotor-nya. Sehingga dalam waktu 30 hari siap dipotong. Celakanya, residu antibiotik masih tertinggal di ayam. Sehingga secara tidak langsung manusia mengonsumsi antibiotik ketika menyantapnya. n

Target dari program PRA ini adalah mem­ buka cakrawala dokter-dokter dengan pengetahuan baru tentang penggunaan antimikroba.

NASKAH: ISNA

CARA BIJAK GUNAKAN ANTIBIOTIK BAGAIMANA menggunakan antibiotik se­cara bijak? Berikut penjelasan dr. Hari Paraton, SpOG (K) yang dilantik oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH pada (17/10) lalu: · Harus tepat indikasi dan benar-benar karena infeksi yang disebabkan oleh kuman. · Harus sesuai aturan medis, dosis, waktu, kombinasi, dan bila mau mengganti, harus sesuai. · Apabila pasien sudah sembuh, peng­gu­naannya harus segera dihentikan. · Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh virus tidak perlu menggunakan antibiotik. Se­perti flu, cacar air, demam berdarah, mau­pun gondong. · Infeksi yang masuk kategori self limiting disease juga tidak perlu menghunakan an­tibiotik. Seperti luka kecil di kulit atau radang tenggorokan. · Tindakan-tindakan atau jenis operasi tertentu yang dapat sembuh dengan sen­dirinya juga tidak perlu penggunaan antibiotik. Seperti melahirkan normal, ton­silectomy, cabut gigi, serta pengangkatan tumor (di leher, payudara, dan di bawah kulit).n

dokter | 1 | 2014 |

51


POJOK KENANGAN

KORPUS ALENIUM

Kenangan

TAK TERLUPAKAN Mengenyam pendidikan di FK Unair memang menorehkan banyak kenangan tak terlupakan. Siapapun pasti memilikinya. Begitu pula dengan Dr. Pujo Hartono Sp.OG(K) dan Dr. Hari Paraton Sp.OG(K). Saat mengingatingatnya, otomatis bibir akan membentuk senyum simpul.

BELAJAR ‘LESEHAN’ MAU belajar mewah? Per­­pustakaan kampus lah tem­ patnya. De­ mi­­­kian yang ada di da­ lam benak Pudjo be­serta teman-te­ man seangkatannya. Tem­­­patnya adem, pe­ne­ rangan­nya begitu benderang, membuat betah berlama-lama di dalamnya. Namun ada satu ‘metode’ belajar yang lebih mengasyikan lagi. “Saya bersama teman-teman paling suka belajar bersama pada malam hari, kami mencari tempat dengan penerangan lampu yang paling terang di halaman kampus, lalu menggelar koran. Ritual itu dilengkapi dengan nyeruput kopi hitam,” kenangnya. Ajang belajar bersama itu men­ jadi tempat membuat stensilan catatan kuliah. “Maklum, saat itu belum ada mesin fotokopi. Jadi ka­lau mau catatan yang lengkap, ya di stensil”. Tapi ada satu tempat yang membuatnya me­­ nahan nafas. Yaitu toilet di dekat ruang pro­padeus. Sebabnya adalah karena pada saat itu di dekat propadause terdapat lokasi pelayanan untuk pe­ meriksaan sperma dan toilet terdekat menjadi lo­kasi pengambilan contoh sperma yang paling representatif. Dan Bisa dibayangkan bagaimana aro­ ma toilet saat itu. “Amisnya bukan main. Hahahaha....,” seloroh Pudjo.

AKIBAT KEBANYAKAN DEMO TIDAK lulus satu tingkat men­ jadi kisah meng­ha­rukan yang tersimpan rapi da­lam benak Hari Pa­ ra­ ton. Hari sempat ti­ dak naik ke tingkat 5, tahun 1974. “Waktu ku­­liah, saya paling hobi ber­organisasi. Se­hingga mau nggak mau saya didapuk

52

| 1 | 2014 |

SUDUT KENANGAN, di ruang aula inilah banyak kenangan para dokter alumni FK Unair terpatri.

menjadi ketua senat. Karena gairah masa muda, urusan or­ ga­ nisasi jadi nomor satu, sementara urusan sekolah nanti dulu,” cerita Hari. Nah, di trahun 1974 itu sedang ramai-ramainya de­mo menuntut presiden Soeharto untuk turun da­ri kursi kepemimpinannya. Sampai pecahlah pe­ ris­tiwa Malari – ‘Malapetaka 15 Januari 1974’. Waktu itu sejumlah mahasiswa turun ke jalan untuk me­ nyampaikan apresiasi. Sebagai ketua senat, Hari pun mengkoordinir teman-temannya untuk ber­ demo. ‘Kesibukan’ itu mengakibatkan Hari harus tetap tinggal di tingkat 4, sementara teman-teman seangkatannya naik ke tingkat berikutnya. “Gimana mau lulus, kuliah aja nggak pernah, apalagi ujian, hehehe...”, katanya sambil meringis. Tetapi penyebab dari peristiwa tersebut mem­ buat Hari amat menyesal. Masalahnya, sang ibu ditelepon oleh pimpinan militer saat itu dan diminta memberitahu Hari, putranya, agar berhenti berdemo. Sang Ibu menangis ka­ rena merasa ketakutan setelah mendapat te­ lepon itu, sehingga Hari akhirnya berjanji untuk menghentikan ‘kesibukan’nya dan menuntaskan studi kedokterannya. n NASKAH: ISNA

dokter


BERTUKAR JAGA KETIKA DM dr. Anggraini Kelulusan seorang mahasiswa calon dokter tidak hanya dilihatdari nilai mereka semasa perkuliahan. Tetapi juga dinilai dari sikap dan kon­ ditemereka semasa DM. Bagaimana bersikap terhadap pasien, senior dan staf rumah sakit sangat berpengaruh. Di masa-masa seperti itu, seorang mahasiswa calon dokter harus berbuat sebaik mungkin. Kekompakan tim sangat berpengaruh. Termasuk di antaranya mengatur jadwal jaga. Dr. Anggraini, yang kuliah S-1 kedokteran di FK UA angkatan 98 bercerita bagaimana mereka harus menjaga tim mereka harus betul-betul kompak ketika menjalani proses itu. “DM itu cukup berat buat kita, tapi pas kondisi capek seperti itu ada rekan lain yang memperhatikan seperti bawain makanan dan seba­ gainya membuat kita semakin dekat. Banyak di antara temannya yang menemukan jodohnya ketika sedang DM,” kata dr. Anggraini. “Terkadang ada pula rekan yang harus bertukar jaga. Ya sebe­ narnyagak boleh sih, tapi besoknya kita kan mau ujian, sehingga harus belajar juga. Ini salah satu uji kekompakan tim, sehingga tidak ada yang dirugikan. Kan ini membantu teman, simbiosis mutualime “ pungkas dr. Anggaraini lebih lanjut Tapi justru masa-masa DM ini sangat bermanfaat buat dr. Anggraini. Wanita yang gemar berkeliling ke berbagai lokasi di Indonesia ini men­ emukan bahwa banyak Rumah sakit yang menjagokan dokter lulusan Unair, karena mereka berani berpraktik dan mengambil tindakan. Menu­ rutnya ini adalah hasil pendidikan DM di Unair yang luar biasa. n NASKAH: YASIN

DARI MATA TURUN KEHATI dr. Dinar Banyak yang mengatakan bahwa jika ingin mengetahui seseorang menyukai kita, bisa dilihat dari tatapan matanya. Perasaan suka atau tidaksalah satunya bisa dilihat dari bahasa tubuh yaitu ketika seseorang memberikan perhatian lebih pada lawan jenisnya, pupil matanya akan membesar. Tapi bukan ini yang terjadi pada dr. Dinar. Dokter wanita angkatan 2003 FKUA yang kini sedang mengambil kuliah spesialis Kulitdan Kelamin ini bercerita tentang bagaima­ na “mata” betul-betul berpengaruh padajalan hidupnya. Ia pertama kali mengenal dr. Yasin, pria yang kini menjadi suaminya adalah ketika mereka sama-sama tugas DM di bagian mata RSUD Dr. Soetomo. “Dari mata turun ke hati, saya sudah membuktikannya,” kata Dinar sambil terseny­ um. Tugas DM membuat mereka sering keliling rumah sakitdan jaga bersama. Perhatian yang diberikan dr. Yasin di saat mereka sedang jaga, telah membuatnya jatuh hati dan mereka semakin dekat. Bersama sang suamiyang kita mengambil spesialis mata, Dinar kini telah dikarunia 2 orang putra.

majalah dokter | EDISI 1 - 2014 |

53


TIPS MEDIS

MEDIKAMENTOSA

Pil KB Kombinasi

TAK HANYA

S

ore itu, di ruang praktik, seorang Ibu tampak berdiskusi serius dengan dokter kandungan yang menangani keluhan nyeri haid anak gadisnya. Gelisah menyelimutinya, karena saat berobat ke dokter kandungan yang lain, si dokter malah memberi pil KB kombinasi. Padahal, si gadis belum menikah dan di benaknya pasti tak membutuhkan pil KB. Benarkah terapi yang diberikan si dokter umum tersebut? Di ujung dunia yang lain, seperti diungkap dari Channelnewsasia), pengalaman bermasalah dengan kulit berjerawat pernah terjadi pada Val D, wanita berusia 27 tahun. Untuk mengatasinya, ia tidak menggunakan sabun muka dan obat jerawat melainkan minum pil KB. “Saya mengkonsumsi pil tersebut dalam 5 tahun terakhir. Sama sekali bukan untuk mencegah kehamilan, sebab ternyata ini berhasil membuat kulit saya membaik,� ungkap wanita asal Singapura tersebut. Hm, benarkah pil KB kombinasi sedemikian hebatnya? Ada apa dengan pil KB kombinasi? Tidak disangkal, pil KB merupakan salah satu jenis KB yang banyak digunakan perempuan. Pil KB kombinasi merupakan gabungan dua hormon, yakni progesteron dan estrogen. Di dekade awal produksinya, kandungan dan komposisi progesteron dan estrogen ini didominasi dengan jenis progesteron yang sering dikaitkan dengan kegemukan dan efek yang lain. Sementara dosis besar estrogen menimbulkan keluhan tak nyaman seperti mual dan muntah. Tapi, di era sekarang, pil KB kombinasi semakin disempurnakan. Jenis progesteron seperti Ciproterone Acetate tidak menyebabkan gemuk, bahkan menyempurnakan kulit. Sementara jenis estrogen pun dipilih yang lebih ringan dengan dosis lebih rendah. Ini dimanfaatkan agar jumlah darah menstruasi tidak terlalu berlebih dan keluhan akibat efek samping estrogen berkurang. Peminum pil jenis ini lebih jarang mengalami mual atau pusing.

ATUR KEHAMILAN

Bagaimana pil KB dapat mempunyai dampak positif yang lain? Berikut akan dikupas manfaat pil KB kombinasi selain menjarangkan kehamilan. MENGATUR SIKLUS HAID Proses pengendalian siklus haid secara dominan dikendalikan oleh hormon yang dibuat oleh ovarium (estrogen dan progesteron). Siklus menstruasi dibagi menjadi dua bagian. Selama paruh pertama dari siklus, di bawah pengaruh estrogen, lapisan rahim tumbuh untuk mempersiapkan kehamilan. Selama paruh kedua dari siklus, setelah ovulasi, progesteron yang berperan. Jika kehamilan tidak terjadi, progesteron dan estrogen akan mengalami penurunan. Ini memicu pelepasan dinding rahim dan periode haid berikutnya dimulai. Pada gangguan menstruasi bisa oleh sebab organik maupun non organik. Bila tidak didapatkan gangguan organik seperti mioma uteri atau polip, umumnya disebabkan oleh gangguan hormon yang terkait estrogen dan progesterone. Pada kasus ini , pil KB dapat digunakan untuk mengatur menstruasi. Ketidakseimbangan hormon dalam tubuh akan diambil perannya oleh estrogen dan prgesteron yang terkandung pada pil KB MENGURANGI PERDARAHAN HEBAT (MENORRHAGI) Kasus perdarahan menstruasi berlebih disebut menorrhagi. Setelah dibuktikan bahwa perdarahan ini bukan karena gangguan organik atau keganasan, maka pil KB kombinasi bisa digunakan, Pil KB mengandung hormone progesteron.Hormon ini yang membuat dinding rahim tipis dan menyebabkan pendarahan ringan. NYERI HAID (DISMENOREA) Hormon prostaglandin diproduksi di dalam rahim pada saat menstruasi.Kontraksi rahim yang ditimbulkan prostaglandin dapat menyebabkan nyeri haid. Semakin tinggi prostaglandin, semakin berat derajat

54

| 1 | 2014 |

dokter

nyeri haid. Pil KB mencegah ovulasi yang pada gilirannya mengurangi jumlah prostaglandin yang diproduksi di dalam rahim. Dengan demikian, pil KB meringankan nyeri haid. . ENDOMETRIOSIS Penyebab lain dari nyeri haid adalah endometriosis. Yakni bila jaringan yang melapisi rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Sama seperti progesteron alami yang membatasi pertumbuhan lapisan rahim, hormon progesteron dalam pil KB juga dapat membatasi atau mengurangi pertumbuhan endometriosis. Karena itu, pil KB dapat mengurangi rasa sakit yang terkait dengan endometriosis bagi banyak perempuan.

JERAWAT, HIRSUTISME DAN ALOPECIA Semua wanita membuat sejumlah kecil androgen di ovarium dan kelenjar adrenal. Ada kondisi di mana hormon ini dibuat lebih tinggi dari jumlah normal, atau jika seorang wanita sensitif terhadap androgen yang diproduksi. Pada kasus ini, bisa timbul hiperandrogen. Bisa ditandai dengan tumbuhnya rambut di atas bibir, di bawah dagu, antara payudara, antara pusar dan tulang pubis, atau bawah paha bagian dalam. Pil KB mengurangi produksi hormon laki-laki dan meningkatkan produksi zat dalam tubuh yang mengikat androgen yang beredar dalam aliran darah. Dalam waktu enam bulan penggunaan, biasanya ada penurunan pertumbuhan rambut abnormal. Namun, ketika seorang wanita memiliki gejala hormon laki-laki yang lebih berlebihan, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan dokter kandungan atau dokter perawatan primer. Gejala-gejala hiperandrogen yang lain dapat berupa jerawat, kebotakan seperti laki-laki, ukuran payudara yang lebih kecil, meningkatkan massa otot, pertumbuhan klitoris, atau menurunkan nada suara.n NASKAH: ETY


dokter | 1 | 2014 |

55

KAPITA SELEKTA

D

unia menangis, 11 Februari 2012, TV menyiarkan berita dokter sebagai manusia biasa juga mung­kin tak sama. Dia mungkin duka. Whitney Houston si pelantun “The Greatest love of seorang scientist yang berbaju dokter atau pejuang ke­manusiaan all” itu me­ning­galkan kita semua dengan amat me­nge­ atau praktisi medis biasa. Atau, bisa saja dia “economic animal” yang naskan. Persyaratan Whitney untuk men­jadi manusia yang ber­baju dokter. Dia hadir di dunia medik un­tuk memburu nilai paling bahagia tam­pak lengkap: cantik jelita, kaya-raya, amat ter­ material semata. Be­gitu beragamnya manusia, tentu rasa dan uku­ran kenal, mahabintang, dicintai banyak o­rang dan entah apalagi. Tetapi kebahagiaannya pun mungkin tak sama. sayang, sam­pai akhir hayatnya dia tidak menemukan ke­bahagiaan. Dihari terakhir saya di Groningan 30 ta­hun lalu, Prof. Oldhoff Obat terlarang adalah cara pin­tas yang salah untuk menghilangkan sang guru, menjabat tangan saya lama sekali. Dengan lirih dia ra­sa ketidak bahagiaan. Dan, itulah yang meng­hantar dia menghadap berkata, ada 3 macam dokter di dunia ini. Pertama, Skillful Doctors, Tuhan yang ma­haarif dengan penuh kepedihan. dokter yang pandai dan terampil. Di sini kita berbicara tentang “What is the real happiness for me, for you and for us?” Pernahkan keunggulan kognitif dan psikomotor, tidak lebih dari itu. Untuk apa pertanyaan se­der­ha­na ini hadir dilubuk hati kita yang paling da­lam? dan bagaimana dia menggunakan kepandaiannya, itu soal lain. Mungkin jawaban kita tak sama. Atau, mungkin kita tidak jujur di Kedua, Good Doctors, dokter yang ba­ik. Dia pandai, rajin, terampil, depan publik. Atau, jawabannya mungkin patuh pada atur­an dan menjunjung tinggi pendek sa­ ja EGP, emangnya gue pikirin? etika. Kita akan merasa aman dan nyaman OKTER YANG SEBENAR-BENARNYANYA. Hidup ini ti­ dak panjang. Kebahagiaan bekerja de­ngan dia. Ketiga, True Doctors, TIDAK HANYA GO­OD DOCTOR, DIA MEMILIKI adalah bagian yang paling esensial dalam dokter yang sebenar-benarnyanya. Ti­dak KEUNGGULAN AFFEK­TIF, KELUHURAN YANG perjalanan hi­ dup ini. Sungguh sayang hanya go­od doctor, dia memiliki ke­ung­gul­ kalau kita tak sem­ pat merumuskannya. an affek­tif, keluhuran yang tinggi dan dia TINGGI DAN DIA AMAT MENCINTAI KEHIDUDan, bagaimana kita akan sampai ke sana amat mencintai kehidupan ini. Dia tidak PAN INI. DIA TIDAK PER­NAH MENINGGALKAN bila tak pernah ada kejelasan arah? Kisah per­­ nah meninggalkan pasiennya walau si cantik Whitney mem­ buat kita harus da­lam keadaan apapun. Spirit dan baktinya PASIENNYA WALAU DA­LAM KEADAAN merenung. Sebuah ke­ nyataan bahwa me­­lam­pai batas ruang dan waktu. Dialah APAPUN. kekayaan, karier atau ja­ ba­ tan puncak yang akan memberikan hal-hal yang ter­ tidak selalu sama dengan ke­ bahagiaan. baik bagi ke­hidupan manusia, juga bagi OLEH: dr. Ario Djatmiko Maxwell menyebut sebuah is­tilah yang pas bang­sa dan ne­garanya. Hanya pada dialah FK UNAIR, Angkatan ‘69 “destination diseases.” Pe­ma­ham­an, bahwa bila sudah kita bisa me­ni­tipkan masa depan bangsanya. sampai pada titik ter­tentu yang kita idamkan, kita Bahagia adalah hal yang amat per­sonal. “Value” mengira ke­bahagiaan itu telah tercapai. Keliru tafsir ini amat sering yang terukir di dasar jiwa inilah yang menjadi penentu. Sudahkah terjadi dalam kehidupan. A­hirnya, diujung sana kita baru sadar bah­ kita mengenalnya dengan baik? Truthfully, hap­pi­ness is not a material wa semua yang telah berlalu hanya mem­ba­wa kita pada kehampaan. thing. Bukan sesuatu yang bisa diraba, tetapi sesuatu yang hanya bi­ Seorang senior pernah melempar per­ta­nyaan pada saya, apa sa dirasakan oleh bagian yang paling da­lam. Di tengah kesibukan beda dokter dan ar­tis? Artis, dalam menjalankan perannya, mem­ kerja, di tengah ke­ramaian yang gemerlap, tiba-tiba ke­sepian itu butuhkan tepuk tangan. Bahkan mung­kin sepanjang hidupnya, dia hadir mencekam. Lantas, hati ini ber­tanya, di manakah bahagiaku? terus mem­buru tepuk tangan. Berbeda dengan dok­ter, dia tidak Benar, pa­ da hakekatnya hidup ini adalah tentang per­ ja­ lanan butuh tepuk tangan. Dia lebih memerlukan pengertian dan kerja meraih kebahagiaan di dunia dan di alam sana. Memang terkadang sama dalam menjalankan pekerjaannya. Na­sihat senior ini sungguh kelelahan itu datang. Whitney Houston telah tiada. Dalam kelelahan patut kita re­nung­kan. Benar, tepuk tangan sering mem­bu­at kita yang teramat sangat, la­ gu Whitney Houston ini mungkin akan senang. Rasa senang letaknya amat dekat dengan bahagia sehingga membuat kita kuat melangkah lagi ….. se­ring membuat kita bingung. Sejatinya, ra­sa senang adalah episode pendek dari ke­ba­hagiaan. Mungkinkah kebahagiaan itu akan hadir “I decided long time ago, never to walk in anyone’s shadows. If I fail and bila hidup kita dipenuhi oleh ra­sa tidak senang? I succeed at least I live as I believe. Lantas, dimanakah sebenarnya le­tak rasa kebahagiaan seorang No matter what they take from me they can’t take away my dignity. dokter? Me­ngejar tepuk tangan, rasanya tidak. Mem­buru harta, Because the greatest love of all is happening to me. kok tidak pantas. Melihat pa­siennya sembuh dan bisa tersenyum, I found the greatest love of all inside of me. pas­ti. Tetapi klise, terdengar seperti “sok baik”. Tetapi yang jelas, The greatest love of all is easy to achieve. masyarakat amat meng­harapkan ketulusan dokter dalam men­ja­lan­ Learning to love yourself. kan profesinya. It is the greatest love of all” Tuhan mahabesar, manusia memang di­ lahirkan tidak sama. Itulah yang membuat ke­hidupan ini menjadi menarik. Dan ten­tu,

OPINI

SEBUAH PERJALANAN...


EDISI AKAN DATANG

56

| 1 | 2014 |

dokter


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.