Majalah Dokter edisi 2

Page 1



Catatan Editor Redaksi menerima tulisan berupa artikel, opini, laporan perjalanan (hobi, travelling, kuliner) yang sesuai dengan visi dan misi majalah ‘dokter’. Setiap naskah sebaiknya disertai dengan foto atau ilustrasi penunjang. Naskah diketik dalam MS-Word format RTF, panjang naskah 1.000 -1.500 kata. Pembaca juga dapat menyampaikan saran dan kritik tentang content rubrikasi, maupun seputar kegiatan yang berkaitan dengan majalah ‘dokter’. Saran dan kritik terbaik akan dimuat pada Rubrik Surat Pembaca yang akan hadir rutin mulai edisi mendatang.

Naskah dikirim via email ke: redaksi.dokter@yahoo.com

Redaksi berhak mengedit setiap naskah yang layak dimuat tanpa mengubah isi yang dimaksud penulis.

Informasi Pemasangan Iklan HERU : +62 852-3075-9500 HENRY : +62 896-8627-0561 www.majalahdokter.com majalahdokter @majalahdokter

| 2 | 2015 |

3


MIKROSKOPIS

D A F TA R I S I

MIKROSKOPIS

SENIOR ADVISOR Pujo Hartono, Agus Harianto, Tedy Ontoseno, Ario Djatmiko, Urip Murtejo, Purnomo Budi, Pranawa, Sjahjenny Mustokoweni, Faroek Hoesin, Rasjid Moh. Tauhid Al-Amien EDITORIAL DIRECTOR Evy Ervianti VICE EDITOR Dwirani Rosmala Pratiwi CREATIVE DIRECTOR Martha Kurnia Eighty Mardiyan Kurniati MANAGING EDITOR Gadis Meinar Sari (Campus News Editor) Cita Rosita Prakoeswa (Scientific Editor) Martha Kurnia (Profile Editor) Brahmana Askandar (Travelling Editor) Hari Nugroho (Information Technology Editor) Damayanti Tinduh (Sport Editor) Ahmad Yuniari Heriyana (Photography Editor) Linda Astari (Book, Film & Music Editor) Irmadita Citrasanti (Fashion Editor) Agus Ali Fauzi (Phylosophy Editor) ART & DESIGN DIRECTOR Hari Nugroho DISTRIBUTION & COMMUNICATION DIRECTOR Suwaspodo Henry Wibowo Lilik Djuari Heru Purnomo ABROAD CORRESPONDENCE DIRECTOR Samsriyaningsih Handayani LOCAL CORRESPONDENCE DIRECTOR Subur Prayitno MARKETING & ADVERTISING DIRECTOR Syamsul Arifin Pungki Mulawardhana ACCOUNT DIRECTOR Gadis Meinar Sari Irmadita Citrasanti ASSOCIATE EXECUTIVE EDITOR A. Rohman ASSOCIATE MARKETING CV Intrasiar Indonesia Sukses ISSN 977 2407085

Sharing and Caring Magazine Kantor Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Jl. Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60131 Telpon +62-31-5020251, +62-31-5030253 Email: redaksi.dokter@yahoo.com Website: www.majalahdokter.com Foto cover by Aditya Gilang. Tampak depan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

34

EKSPLORASI

RSUD Dr. Soetomo

Indeks Edisi Ini 06 LINGUA

Sharing & Caring

07 CITO A Kisah Cinta dr Soetomo dan Everdina Broering

12 CITO B Oksitosin Sang Biang Cinta

16 DIKTAT Dr. Zhivago

17 LAPOROSKOP Dr. Quin

18 ANATOMI

Suwardi Redjo, dr., MPh

Prof.Dr.H.R. Eddy Rahardjo, dr, Sp.An(K)IC Guru besar, dokter, sekaligus teacher, scholar, ma­ nager yang humble. Pernah terpilih sebagai 1 dari 19 dokter Category I, Internationally Recognized Medical Doctors dalam Ranking Top 100 Medical Doctors yang dimuat di majalah Campus Asia, edisi Januari 2009. Sebagai pengajar aktif di FK Unair, dia juga menjadi PJMK Basics for Life Support MKDU PPDS 1 FK Unair sejak 1997 sampai saat ini.

Dokter magazine is published by Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. All rights reserved. No part of this magazine may be reproduced without the permission of Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

4

| 2 | 2015 |


38

Indeks Edisi Ini 20 AURIKULUS Stimulasi Otak Bayi dengan Lantunan Mozart

SKELETON

21 CITO C

FK Unair 1984

Airlangga Surgical Anatomy Development-Center

24 ANATOMI Prof Eddy Rahardjo Memahami Sorot Mata Mahasiswa

28 SECOND OPINION Dosen Idola Dosen

30 SITOKIN Pesona Ubud

34 X-REY Orbs, Fenomena Fisika atau Dunia Lain?

33 FILOSOFI Kepada Dokter dari Pasien

38 NUTRISI Es Krim dengan Cita Rasa Klasik

45 EFLORESENSI Batik is the New Back?

50 INFUSION Online Shop, Teliti Sebelum Bertransaksi

58 CITO D Berani Hadapi Kanker Payudara

52 62 64 69 INSPIRASI

Medical Mystery Band, Salurkan Hasrat lewat Ngeband

FISIOLOGI

Bermain Tenis Aman & Sehat

Dr. Pribakti Budinurdjaja, Sp.OG(K)

MEDIKAMENTOSA KAPITASELEKTA Menekan Ibu Jari Tangan Dapat Menghentikan Kejang

Memutus Circulus Vitiosus

Dr. Paulus Sugianto, dr, Sp.S(K)

Alumnus FK Unair 1979 dan staf pengajar di FK Universitas Lambung Mangkurat - RSUD Ulin Banjarmasin. Mengutip kesan seorang teman di media tentang beliau: ‘idealis dan populis. Tulisannya beraroma kebenaran, keadilan serta kepedulian pada sesama. Pengamatannya objektif dan merupakan pencerminan dari kenyataan sosial keseharian yang terjadi di sekitar kita’. Buku yang sudah ditulis: Tips dan Trik Merawat Organ Intim, Kiat Mendapatkan Bayi Normal, Resep Rahasia Kesehatan Wanita, Dasar-Dasar Uroginekologi, Being Moms Hamil Sehat dan Menyenangkan, Menjaga Miss V Sehat, Sexy, Siip.

Alumnus FK Unair angkatan tahun 1983 ini, sekarang bertugas sebagai dosen maupun Staf Medik Fungsional di FK Unair - RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Banyak menulis untuk publikasi ilmiah dalam jurnal nasional maupun internasional, juga menjadi pembicara di tingkat nasional dan internasional.

| 2| 2015 |

5


DARI MEJA REDAKSI

LINGUA

Sharing & Caring Salam cinta,

Dalam rubrik ‘Cito’, nuansa cinta akan sangat terasa karena berkisah tentang cinta abadi dr. Soetomo pada istrinya Everdina Broering. Dalam rubrik ini kita akan mengetahui salah satu sisi pribadi dr. Soetomo yang jarang diulas. Tidak kalah seru, mengingat tempat nge-date saat pertama mengenal cinta romantis jaman dahulu, siapa yang tidak pernah duduk berdua dengan kekasih di Es krim Zangrandi? Dan apa yang menyebabkan kita begitu mencintai kekasih, pasangan hidup, anakanak, teman, sahabat bahkan kenangan masa lalu? Jawabannya adalah karena kehebatan Oksitosin – yang secara panjang lebar akan diceritakan dalam majalah kita tercinta edisi 2 ini. Akrabnya persahabatan antar sejawat yang terjalin indah pada para alumni FK Unair angkatan 1984 akan tampil dalam Rubrik ‘Skeleton’. Peseduluran dan silaturahmi yang intens dari para sejawat ini patut diacungi jempol. Dalam Rubrik ‘Inspirasi’, hobi ngeband bisa mengantarkan para personal ‘Medical Mysteri Band’ pada hubungan kekeluargaan yang erat dengan persahabatan yang sangat kental. Dan yang tak kalah penting

Majalah edisi kedua akhirnya selesai juga dikerjakan melalui berbagai proses rapat penentuan topik bahasan, penelusuran berita dari nara sumber maupun pengeditan yang cukup ‘riuhrendah’ mewarnai keseriusan tim dewan redaksi. Cover majalah dokter edisi kedua kami pilih foto bangunan RSUD Dr. Soetomo sebagai pengingat sekolah para alumni FK Unair yang kedua, tempat candradimuka penggodokan para calon dokter. Tempat untuk belajar langsung kepada pasien dan sekaligus belajar berempati dan menunaikan tugas dalam pelayanan dengan moto ‘Saya senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.’ Tema ‘Love & Friendship’ sengaja di pilih untuk edisi kali ini, sebagai benang merah dari motto majalah yaitu ‘Friendship-Humanism-Phylosophy’. Dengan love maka persahabatan yang terjalin antara teman sejawat, antara guru dan murid, kakak dan adik, atau yang lebih besar lagi sebagai tanggung jawab profesi yaitu antara dokter dengan pasiennya, akan terjalin dengan lebih indah.

6

| EDISI 2 - 2015 |

adalah cinta yang merekatkan batin antara dokter dan pasien. Pada rubrik ‘Anatomi’ kali ini kita akan berkenalan dengan dr. Suwardi yang mendedikasikan hampir seluruh hidupnya untuk melayani masyarakat Papua. So, seperti kata Williams Shakespeare: A friend is one that knows you as you are, understands where you have been, accepts what you have become, and still, gently allows you to grow Nikmati saja edisi kedua majalah ini dengan penuh cinta dan persahabatan... Selamat membaca. April 2015.

Dewan Redaksi


Soetomo & EVERDINA BROERING

Cinta Abadi Ditulis kembali oleh EVY ERVIANTI. Disadur dari buku DR. SUTOMO karangan SUTRISNO KUTOJO dan DRS. MARDANAS SAFWAN. Penerbit Angkasa-Bandung. Foto-foto otentik milik TIM SEJARAH RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA yang dipimpin oleh PROF.DR. INDROPO AGUSNI, DR., SP.KK(K)


CITO A

COVER STORY

Catatan kecil dr. Soetomo tentang mendiang istrinya

Everdina Broering, istriku … sahabatku … dan cintanya yang luar biasa pada diriku dan bangsaku. Ketika pertama kali bertemu...

S

ebagai seorang dokter, aku su­ dah kenyang dengan pengalaman bertugas di banyak daerah. Setelah lulus dokter pada tahun 1911, aku mulai mengemban tu­gas pengabdian kepada masyara­kat di Semarang, kemudian pindah ke Tuban, lalu ke luar Jawa sampai di Lubuk Pakam-Sumatera Timur. Aku rasa Indonesia bukan hanya terdiri dari Jawa saja, oleh sebab itu kegiatan Budi Utomo juga harus diperluas. Budi Utomo harus melebarkan sayapnya hingga ke luar Jawa untuk menyebarluaskan paham kebangsaan. Tahun 1914 aku kembali ke tanah Jawa dan melanjutkan perjuanganku di Malang, Kepanjen dan Magelang. Walaupun terasa melelahkan dan selalu berpindah-pindah tempat, tetapi sampai sejauh ini semua pengalaman pengabdianku di banyak daerah telah memperkaya hidupku, baik sebagai dokter maupun sebagai seorang pemimpin pergerakan. Tidak lama aku di sana, pada tahun 1917 aku kembali lagi diperbantukan di sebuah rumah sakit di Blora-Jawa Tengah. Di sini, di kota kecil ini, sebuah pertemuan indah saat sore menjelang di stasiun kereta api Blora telah merubah perjalanan hidup­ ku selanjutnya. Saat itu aku diberi tugas oleh atasanku untuk menjemput seorang jururawat baru yang datang dari Belanda untuk mengisi kekosongan tenaga perawat di sana. Aku tidak menyangka, bahwa pertemuanku dengan perawat yang bertubuh kurus, berwajah pucat dan lemah-lembut tutur katanya telah meninggalkan perasaan yang mendalam yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Namanya Everdina Broering. Sebuah nama yang indah, seindah penampilannya. Seorang janda

8

| 2 | 2015 |


yang baru saja ditinggal mati suaminya dan merasa sangat kehilangan, sehing­ga untuk melupakannya dia terpanggil untuk memenuhi undangan kakak perempuannya yang telah lama tinggal di Indonesia dan selanjutnya diperbantukan bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Blora. Saat pertama kali menatap matanya, aku benar-benar merasa kasihan sekaligus juga mulai tertarik. Mungkin aku mulai jatuh cinta pada sosok perempuan Belanda ini. Rasanya aku ingin bisa menghapus se­mu­a penderitaan yang tergambar je­las di wajahnya dan membuatnya kem­bali ceria. Selama menjalankan tu­gasnya sebagai perawat di Rumah Sa­kit Blora ternyata Everdina belum da­ pat melupakan kesedihannya. Aku se­ring melihatnya termenung-menung me­nyendiri mengingat masa lalu. Se­makin sedih wajah Everdina terba­ yang, semakin besar keinginanku un­ tuk menghapus bayang-bayang kese­dihannya. Pertemanan ka­ mi yang awalnya karena hubungan pe­ker­ jaan, lama-lama berubah menjadi hubungan yang lebih serius. Aku ti­­dak mengira kalau selanjutnya dia ju­ga mempunyai perasaan yang sama. Ke­sendirian kami rupanya telah melahir­ kan benih-benih asmara yang tidak bisa dihindari dan telah tumbuh sedemikian subur di hati kami berdua.

Ketika banyak yang menentang hubungan kami... Kesepakatan kami berdua untuk menikah, ternyata menimbulkan gelombang pertentangan, tidak hanya dari pihak calon istriku, tetapi juga dari para teman sepergerakan. Orang-orang Belanda pada umumnya belum dapat menyetujui adanya pernikahan antara orang Belanda dan orang Indonesia, karena orang Indonesia masih dianggap rendah oleh orang Belanda. Di pihakku sendiri banyak yang menilai bahwa perkawinan kami akan membuatku ingkar dari cita-cita sebagai tokoh yang menginginkan Indonesia merdeka dari jajahan Belanda. Semakin banyak yang menentang perkawinan kami, semakin kuat pendirianku bahwa pilihanku untuk menikah dengan Everdina Broering adalah pilihan yang paling tepat. Aku mengenal sosok calon istriku de­ ngan sangat baik, dan bersamanya aku yakin bisa merenda kebahagiaan se­ perti yang kujanjikan untuknya.

Ketika kebahagiaan itu benar-benar datang pada keluarga kecil kami... Tahun 1918 aku kembali bertugas di Baturaja-Sumatera Selatan. Kali ini aku tidak sendirian, tetapi ditemani oleh istriku tercinta. Sebagai istri, dia begitu setia, sederhana dan penuh tanggung jawab mengurusku dan semua kebutuhanku. Dengan gaji yang relatif kecil sebagai dokter pribumi, kami tidak bisa meng­ gaji pembantu, sehingga semua pekerjaan dari mencuci, memasak, dan membersihkan rumah dikerjakan sendiri olehnya. Aku semakin kagum pada sosok istriku. Dia bisa bersikap santun dan patuh kepada suami, seperti pada umunya sikap para perempuan Jawa kepada suaminya. Padahal dia orang Belanda, yang tidak pernah mengenal kultur Jawa dalam kehidupan sebelumnya.

Ketika masa-masa penuh kasih sayang dan saling toleransi di Negeri Belanda... Karena pemerintah Hindia Belanda menilai prestasi kerjaku baik, maka pada tahun 1919 aku mendapat beasiswa untuk memperdalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin di Belanda. Kesempatan baik ini kami gunakan untuk dapat berkenalan, bersilaturahmi dan menjalin hubungan yang baik dengan keluarga istriku. Di Negeri Belanda kami tinggal di Amsterdam selama 4 tahun dengan segala suka-dukanya. Meskipun dengan uang pas-pasan sebagai pelajar asing, istriku tidak pernah mengeluh. Padahal setiap akhir minggu banyak pemuda dan mahasiswa Indonesia yang datang dan menginap di rumahku yang kecil itu. Mereka datang untuk mendengarkan dan berdiskusi mengenai nasionalisme Indonesia. Untuk itu istriku selalu rajin memasak hidangan khas Indonesia seperti nasi goreng yang sangat disukai oleh para tamu yang sudah kangen dengan masakan Indonesia. Di Amsterdam, kehidupan perkawinanku begitu dipenuhi oleh sifat saling menghargai satu sama lainnya.

Masa-masa berkasih sayang dan penuh pengertian.

|

2 | 2015 |

9


Ketika kami harus kembali ke tanah air... ”Tanah air membutuhkan pemimpin seba­nyakbanyaknya. Rakyat Indonesia membutuhkan pemimpin yang akan membimbing mereka untuk mencapai cita-cita perjuangannya.” Alasan tersebut yang membuatku merasa harus pulang kembali ke tanah air, setelah tugas belajarku selesai. Perkawinan kami memang belum dikaruniai anak, tetapi kami sudah merasa bahagia dengan kebersamaan kami. Sampai di tanah air, aku diangkat sebagai dosen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin di NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School) Surabaya dan Saat menimba ilmu di Belanda sekaligus menselanjutnya juga ditunjuk memimpin berbagai gunjungi famili istri (Ámsterdam 1919 – 1923). perkumpulan kebangsaan di masyarakat dan akhirnya membentuk PARINDRA (Partai Indonesia Raya). Dengan segudang kegiatan yang bertumpuk tersebut, tugas is­triku semakin bertambah banyak dan berat. Namun demikian istri­ ku menjalaninya tanpa keluhan. Aku sering dibuat terharu dengan semua pengorbanan yang dilakukannya. Dialah yang mengatur semua di garis belakang, sehingga aku bisa mengatur semua kegiatan baik di tempat kerja maupun di rumah. Kehidupanku sebagai dokter yang lebih mementingkan untuk mengentaskan penderitaan rakyat, membuat keadaan keluarga kami jauh dari kesan mewah. Kadang kami justru harus memberi mereka uang untuk membeli obat. Keadaan ini tidak pernah dikeluhkan oleh istriku tercinta. Prinsip hidupnya membuatku trenyuh: ” Tetap hidup sederhana dan selalu bersyukur atas segala limpahan rezeki yang telah ditentukan oleh-NYA.” .

Ketika kami harus berpisah untuk sementara waktu.... Cuaca di kota Surabaya yang panas dan lembab, rupanya membuat kondisi istriku semakin lama semakin lemah. Rupanya kerja kerasnya di garis belakang dan semua pengorbanannya telah berdampak buruk pada kesehatan tubuhnya. Di balik ketegaran dan semangatnya yang luar biasa, rupanya tubuhnya cukup rapuh dan ringkih. Istriku disarankan untuk tinggal di daerah yang berhawa sejuk, atas anjuran teman sejawat dokter. Aku memilih daerah CelaketMalang, sebuah tempat yang sangat indah di lereng pengunungan Penanggungan, sebagai tempat peristirahatan istriku untuk memulihkan penyakitnya. Sebuah keputusan yang sulit, karena kami harus berpisah untuk sementara waktu. Dua minggu sekali aku baru bisa me­ ngunjunginya kembali, karena kesibukanku di Surabaya cukup menyita waktu dan tenagaku. Di tengah perjuangannya melawan penyakit yang mendera tubuhnya, istriku ternyata tetap­ lah seorang yang berhati mulia. Ia masih membantu penduduk sekitar daerah tempat tinggal kami dengan banyak memberi obat-obatan dan merawat luka. Tidak segan-segan pula, kadang dia harus memberi bantuan langsung berupa uang bagi penduduk yang membutuhkannya.

Ketika aku tidak kuasa menolak takdir... Tetapi takdir berkehendak lain, harapanku agar istriku cepat sembuh dengan tinggal di daerah yang cukup sejuk, ternyata tidak dapat menghentikan proses penyakitnya yang terus berlanjut. Manusia berkehendak, tetapi Tuhan jualah yang menentukan. Aku pun tak kuasa melihat kondisi istriku yang semakin melemah dan akhirnya menyerah pada penyakit yang dideritanya selama ini. Istriku tercinta akhirnya meninggal dengan tenang di pangkuanku pada tanggal 17 Pebruari 1934. Ketika prosesi pemakamannya menjadi ajang penghormatan terakhir... Prosesi pemakamannya mendapat perhatian besar dari masyarakat Indonesia maupun bangsa Belanda. Aku menulis pidato yang akan kubacakan ini dengan hati yang demikian hancur, tetapi akan kubuat sedemikian indah... Sebagai bukti cintaku yang teramat dalam untuknya: ”Perkenankanlah saya dalam pertemuan ini memakai bahasa istri saya. Untuk melahirkan perasaan terima kasih atas kehormatan dan perhatian yang kami terima. Pada waktu yang tak dapat dilahirkan dengan kata-kata, datanglah masanya saya harus menyerahkan badan jasmani istri ke haribaan ibu pertiwi.

10

| 2 | 2015 |


Perkawinan antara 2 orang dari suatu bangsa yang sama keadaannya, serupa peradabannya, setingkat kecerdasannya, mempunyai satu kemauan, satu cita-cita dan satu harapan, belum tentu mendapat satu kebahagiaan. Seringkali perkawinan itu tidak langsung menemui kebahagiaan. Apalagi permohonan antara 2 orang yang berlainan kebangsaannya, yang seorang dianggap rendah oleh golon­gan­masyarakat pihak lain, seorang lainnya dianggap tinggi oleh masyarakat yang satunya. Barang tentu perjodohan serupa itu sedikit sekali dapat diharapkan berlangsung baik dan bahagia. Apabila perjodohan yang kedua ini dapat berlangsung dan bercerai atas kehendak Tuhan, maka nyatalah perjodohan ini mempunyai tali ikatan yang kuat. Dalam hal ini, saya dan almarhumah istri saya, istri sayalah yang menjadi sebab utama hingga perkawinan tetap baik, dapat terus berlangsung. Di sini patutlah saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepadanya. Istri saya adalah seorang yang cinta kepada tanah airnya. Oleh karena itulah ia me­ ngerti dan insyaf­dan senantiasa memberi dorongan kepada saya, agar cinta saya terhadap bangsa dan tanah air semakin tebal. Ia mendorong agar cinta saya itu diwujudkan dengan perbuatan. Istri saya seorang yang cinta kepada bangsanya, oleh karena itu ia menger- Saat pemakaman isteriku, Surabaya 17 Februari 1934. ti akan kewajiban saya terhadap bangsa saya. Dia selalu mendorong agar saya membaktikan cinta saya kepada bangsa saya. Dia tidak berdiri di atas rakyatnya, tetapi di dalamnya. Oleh karena itu hiduplah perasaan cintanya dan senang hatinya, apabila saya bekerja untuk rakyat. Sebagai orang Belanda yang sungguh-sungguh, istri saya cinta akan kemerdekaan, keadilan dan persamaan. Karena itu ia tak senang, apabila menjumpai hal-hal yang melanggar keadilan dan kemerdekaan. Ia kerapkali menganjurkan saya untuk menentang perbuatan-perbuatan yang menyalahi kebenaran dan keadilan. Istri saya seorang yang cinta dan setia kepada suaminya. Ketika saya mengajukan usul meminta persamaan hak guna kehormatan dirinya, ia menolaknya. Dan waktu beberapa teman dokter mempertimbangkan supaya ia beristirahat di Eropah, ia menolak. Ia ingin mengalami suka dan duka bersama suaminya. Belakangan saya mengetahui dari orang lain, bahwa istri saya ingin meninggal di sam­ pingku. Syukurlah keinginannya dikabulkan oleh Tuhan. Istriku, kini engkau telah meninggalkan daku. Sungguh banyak pengorbananmu. Baiklah keinginanmu akan aku kabulkan. Akan kuteruskan perjalananku menuntut kemerdekaan, kebenaran dan keadilan. Semuanya ini demi untuk kepentingan rakyat, dan guna menghormati dirimu juga.” TERTANDA, SOETOMO --o00o--

Sepeninggal istrinya, dr. Sutomo hidup seorang diri di dalam rumahnya dan tidak pernah menikah lagi hingga ajal menjemputnya tanggal 29 Mei 1938 pada usia 50 tahun setelah menderita sakit sekian lama. Pesan terakhir beliau adalah: 1. Lanjutkan perjuangan sampai ter­capai cita-cita kemuliaan bagi nusa dan bangsa. 2. Bekerjalah terus untuk kemajuan pergerakan kita. Pergerakan bangsa kita masih harus berkembang, harus bersemi dan selalu maju. 3. Bekerjalah dengan lebih giat dan kuat guna kemajuan pergerakan dan perjuangan kita, sehingga tercapai kemerdekaan dan kemuliaan bangsa. 4. Sampaikanlah pesan saya ini kepada teman-teman yang tak dapat mengunjungi saya kemari.

| 2 | 2015 |

11


CITO B

L A P O R A N U TA M A

Oksitosin

Sang Biang Cinta 12

| 2 | 2015 |


C

inta adalah sesuatu yang didambakan olah setiap insan didunia, tak perlu pembuktian atau penelitian yang rumit untuk pembenaran pernyataan tersebut. Dengan cinta pula suatu hubungan bisa bertahan tetap menggelora dan menimbulkan kenikmatan luar biasa (baca: klimaks) kepada para pelakunya. Tapi tahukah bahwa dibalik semua itu terdapat pelaku ketiga yang berperan penting dalam mengantarkan kedua insan yang sedang mabuk cinta untuk mencapai puncaknya?. Apa sebenarnya yang terjadi saat sepasang kekasih berjumpa? Bagaimana rasanya? Jantung berdebar, tangan panas dingin dan berkeringat, napas menjadi pendek, pupil melebar. Saat itu hormon adrenalin bekerja. Lalu, rasanya tidak ingin berpisah. Dopamin lah yang menimbulkan hasrat dan ketagihan itu. Namun, semua itu tidak akan langgeng tanpa kerja keras dari oksitoksin, sang hormon cinta, yang bertanggung jawab terhadap rasa keterikatan satu sama lain. Oksitosin adalah hormon neurohipofisa yang diproduksi oleh nukleus supraoptik dan paraventrikular dari hipothalamus dan disimpan di kelenjar pituitari posterior dan berperan penting dalam bercinta. Hormon yang romantis ini merangsang timbulnya keinginan untuk berdekatan, berpelukan dan juga meningkatkan kenikmatan selama bercinta. Dia merangsang otot polos dan meningkatkan sensasi saraf pada saat pasangan dalam keadaan terangsang. Produksinya dipacu setelah kontak fisik seperti belaian, pelukan, ciuman dan selama berhubungan seks. Namun, hormon cinta ini tidak bekerja sendiri, seperti telah digambarkan di atas, dia bekerja sama dengan hormon dan neurotransmiter lain seperti norepineprin, dopamin dan testosteron. Perasaan nikmat yang luar biasa juga tak akan lengkap tanpa campur tangan dari hormon endorphin yang bisa menimbulkan perasaan nyaman dan tenang. Perasaan yang timbul setelah terjadinya orgasme. Endorphin mempunyai pengaruh menghambat transmisi signal nyeri, mempengaruhi

suhu tubuh, nafsu makan, rasa haus, tekanan darah dan perilaku seks. Fungsi endorphin terutama memberikan rasa kenikmatan yang bisa berlanjut ke euphoria, relaksasi dan sedasi yang berkepanjangan dan juga memberikan sensasi orgasme pada hubungan seksual. Endorphin dan reseptornya umumnya juga terkonsentrasi pada pituitari dan hipothalamus. Peningkatan produksi hormonhormon yang berkaitan dengan cinta dirangsang oleh meningkatnya jumlah sentuhan pada saat bercinta, seperti pelukan, ciuman dan kedekatan fisik. Pasangan yang bercinta tentu mendambakan perasaan euphoria, sehingga mereka akan menginginkan kebersamaan dengan pasangan mereka yang pada akhirnya menimbulkan lebih banyak lagi produksi hormon dan neurotransmiter cinta. Kehebatan Hormon Oksitosin Selain sebagai hormon cinta, oksitosin juga mempunyai fungsi penting lainnya, baik bagi kaum perempuan maupun kaum laki-laki. Hormon oksitosin yang dimiliki oleh kaum perempuan kadarnya jauh lebih tinggi, karena jumlah oksitosin dipengaruhi oleh hormon estrogen yang memang lebih banyak pada perempuan. Peranan oksitosin dalam tubuh sangat penting ketika seseorang berada dalam fase reproduksi seksual. Pada wanita, oksitosin berperan saat proses persalinan. Hormon ini menyebabkan terjadinya kontraksi saat persalinan dan mengecilkan rahim setelah melahirkan. Sentuhan antara ibu dan bayi yang baru lahir, dekapan erat dan pandangan mata si ibu, akan meningkatkan produksi oksitosin. Begitu pula sentuhan kaki si bayi pada perut bagian bawah yang seolah olah melakukan pijatan pada rahim. Oksitosin yang tinggi pada pasca persalinan ini selain dapat menjaga kontraksi uterus juga merangsang pengeluaran ASI. Oksitosin pun turut andil dalam proses menyusui. Lewat stimulan bayi yang menyusu pada ibunya, hormon ini lepas dalam tubuh dan menyebabkan keluarnya air susu pada ibu. Saat proses

| 2 | 2015 |

13

menyusui pada hari-hari berikutnya, dekapan erat pada bayi saat menyusui, atau dari sekadar membayangkan kelucuan si bayi, melihat fotonya sampai mencium harumnya secara otomatis akan meningkatkan jumlah oksitosin. Tak kalah penting, elusan cinta dari sang ayah dan upaya untuk membuat ibu bahagia pun dapat meningkatkan oksitosin yang pada akhirnya membuat ASI bisa berlimpah. Sebaliknya, teriakan serta ungkapan bernada negatif dari suami atau pikiran-pikiran negatif atau rasa kurang percaya diri pada ibu dapat dengan mudah mempengaruhi kelancaran aliran air susu meski produksi ASI pada alveoli tetap baik. Sudah jelas alsannya mengapa hormon oksitosin juga disebut sebagai cuddle hormone. Sedangkan pada pria, walau jumlahnya lebih sedikit, oksitosin tetap ada. “Peran utamanya adalah sebagai penghantar rasa percaya. Seorang pria memilih monogamus karena rasa percaya pada pasangannya yang kuat. Sebagai hormon cinta, oksitosin berperan penting dalam pembentukan ikatan pada pasangan. Hormon ini membantu pasangan semakin intim dan memperkuat kepercayaan di antara mereka. Selain itu, hormon oksitosin juga meningkatkan gairah seks dan ketertarikan yang semakin kuat pada pasangan. Karena itulah maka oksitosin juga dijuluki sebagai bonding hormone. Antara Cinta dan Benci Sudah menjadi aturan umum bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Begitu pula dengan oksitosin. Hormon yang mengandung cinta ini ternyata juga memberikan dampak buruk akibat cinta yang berlebih. Adanya oksitosin yang menimbulkan cinta akan membuat seseorang sulit memaafkan kesalahan orang yang dicintai. Akibatnya malah akan timbul kebencian yang dalam dan sulit dihilangkan. Undanglah hormon cinta kedalam tubuh anda, dengan banyak memeluk orang-orang terkasih. Namun, walaupun cinta itu demikian indah, bijaksanalah dalam mencintai. Selamat bercinta! n Naskah: PAULUS SUGIANTO FK Unair 1983, EIGHTY & WIWIEN Poem: Diunduh dari PoemHunter.com


T

HORMON CINTA DI BALIK ‘CINTA’

ernyata oksitosin, si hormon cinta, berada di balik berbagai ‘perilaku penuh cinta’ dan suasana hati yang nyaman, seperti yang disarikan MyHealthNewsDaily.com dan juga pernah dimuat dalam forum Kompas.com:

kadar tinggi selama kehamilan dan beberapa bulan setelah persalinan juga lebih dekat dengan buah hatinya. Cinta Ibu Jurnal Proceedings of National Academy of Sciences menyajikan penelitian yang mendukung teori bahwa oksitosin memperkuat kenangan masa kecil para pria mengenai ibunya. Dalam percobaan terhadap 31 orang, peneliti menemukan bahwa orang yang menghirup oksitosin sintetis makin kuat mengingat kenangan indah tentang ibunya, asal hubungannya dengan ibu cukup baik.

Murah hati Jurnal Public Library of Science ONE pada 2007 mengungkapkan bahwa oksitosin membuat orang jadi murah hati. Subyek penelitian diminta menghirup oksitosin atau plasebo lewat hidung kemudian diminta membagi uang yang dimiliki dengan orang asing. Penghirup oksitosin ternyata 80 persen lebih murah hati. Naluri Melindungi Jurnal Science menyebutkan penelitian yang membuktikan oksitosin memicu sikap perlindungan terhadap orang yang dikasihi dari serangan pihak luar (solidaritas). Penelitian sebelumnya pada hewan juga menunjukkan bahwa hormon ini mendukung perilaku proteksionis.

Keterampilan Sosial Jurnal Proceedings of National Academy of Sciences memuat penelitian yang menyebutkan bahwa menghirup oksitosin dapat mening­ katkan kemampuan interaksi sosial pada penyandang autisme. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa orang autis memiliki kadar oksitosin yang rendah. Oksitosin juga mengurangi rasa takut pada penyandang autis.

Gairah Seksual Sejumlah senyawa kimia otak dilepaskan saat manusia mencapai orgasme, termasuk oksitosin. Bahan kimia ini dapat memperkuat ikatan antar pasangan seksual. Tikus yang otaknya disuntik dengan oksitosin mengalami ereksi secara spontan, menurut sebuah penelitian tahun 2001 yang dimuat jurnal Physiological Review.

Tenang Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus prairi menemukan bahwa tikus yang terpisah dari saudaranya menampakkan tanda-tanda kecemasan, stres dan depresi. Namun gejala ini mereda setelah disuntik dengan oksitosin. Penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan Society for Neuroscience tahun 2007 ini menunjukkan efek hormon ini untuk menangkal stres.

Hubungan yang Erat Penelitian yang dilakukan tahun 2005 dan dimuat dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences memban­ dingkan tingkat oksitosin dan hormon vasopressin pada urin anak-anak di Rusia dan panti asuhan di Rumania. Peneliti menemukan bahwa kadar oksitosin meningkat pada anakanak setelah melakukan kontak dengan ibu kandungnya. Namun, kadar hormon ini tetap sama pada anak angkat. Hal ini menjelaskan mengapa beberapa anak angkat mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan.

Mudah tidur Saat kondisi pikiran terbebas dari stres, akan terjadi peningkatan sekresi oksitosin. Penelitian tahun 2003 yang dimuat di jurnal Peptides Regulatory menyebutkan oksitosin menangkal efek hormon stres, kortisol. Akibatnya pikiran jadi tenang dan membuat orang jadi gampang tidur.

Kelekatan Ibu dengan Bayi Penelitian tahun 2007 yang dimuat dalam jurnal Psychological Science menemukan bahwa perempuan yang memiliki oksitosin dalam

14

Mencegah Kecanduan Obat Menurut sebuah laporan penelitan tahun 1999 yang dimuat dalam jurnal Progress in Brain Research, beberapa penelitian menunjukkan bahwa oksitosin menghambat toleransi terhadap obat adiktif, termasuk opium, kokain dan alkohol, serta mengurangi gejala sakau.n

| 2 | 2015 |

Naskah: EIGHTY & WIWIEN Foto: DOK WIWIEN


OKSITOSIN M

Penyelamat Ibu Melahirkan

enarik sekali mengetahui bahwa oksitosin berperan dalam upaya menurunkan kematian ibu melahirkan, seperti yang terungkap dalam pidato Dr. RR Christina Avanti Wahono Putri, dra., MSi, Apt, pada acara Dies Natalies Universitas Surabaya (UBAYA) yang ke 46. Christina Avanti adalah Direktur Kerjasama Kelembagaan Ubaya, yang merupakan lembaga strategis di bidang kerjasama luar negeri maupun dalam negeri. Pidato berjudul ‘PERAN FARMASIS DAN TEKNOLOGI FARMASI DALAM UPAYA MENURUNKAN MATERNAL MORTALITY RISK’ mengungkapkan keprihatinan Tina, panggilan akrab dosen di Fakultas Farmasi UBAYA ini, atas tingginya angka kematian ibu (maternal mortality) di negara-negara berkembang, terutama yang berada di daerah terpencil dan beriklim tropis. Merujuk pada data yang diterbitkan World Health Organization, bahwa kematian ibu melahirkan di negara-negara Afrika, Asia dan Amerika Latin menunjukkan angka yang cukup tinggi, yaitu mencapai 500 ribu jiwa setiap tahunnya. “Dua puluh lima persen (25%) penyebab kematian ibu melahirkan adalah akibat perdarahan pasca melahirkan,” jelas beliau. Hal tersebut terjadi, terutama disebabkan akibat rahim yang tidak dapat berkontraksi secara optimal. Nah, yang berperan dalam terjadinya kontraksi rahim ini adalah hormon oksitosin. Menurut wanita yang baru saja terpilih menjadi Dekan Fakultas Farmasi Ubaya ini, salah satu tanggung jawab farmasis dalam upaya menurunkan kematian ibu melahirkan, adalah menyediakan sediaan obat yang efektif, stabil dan aman bagi penderita. Salah satu obat yang biasa digunakan untuk mengatasi perdarahan paska persalinan adalah oksitosin dan desaminooksitosin. Ketersediaan oksitosin ini telah sangat menurunkan angka kematian ibu di negara maju. Namun, stabilitas yang buruk pada temperatur tinggi menyebabkan

Dr. RR Christina Avanti Wahono Putri, dra., MSi, Apt penggunaan oksitosin di banyak negara berkembang terutama di wilayah tropis masih sangat terbatas, sehingga perdarahan pascapersalinan masih tetap menjadi penyebab utama kematian ibu di daerah terpecil dan beriklim tropis. Oksitosin terdiri dari 9 rangkaian asam amino yang digabung oleh ikatan peptida. Di antaranya sistein 1, tirosin, isoleusin, glutamin, asparagin, sistein 6, bolin, leuisin, dan glisin. Sayangnya rangkaian 9 asam amino ini tidak mampu bertahan di negara tropis. Larutan injeksi oksitosin yang selama ini digunakan, memerlukan rantai dingin untuk menjaga potensi dan efektivitasnya. Artinya, oksitosin ini harus dijaga kondisinya untuk tetap berada dalam suhu dingin (2-8°C) selama proses pembuatan, transportasi, penyimpanan dan distribusinya. Tina mengamati bahwa ada kebutuhan yang jelas untuk formulasi oksitosin yang stabil untuk suhu tropis. Berangkat dari masalah tersebut, Tina, yang mengambil program S3 nya di University of Groningen ini, melakukan riset untuk mendapatkan formula oksitosin yang cocok untuk negara yang beriklim panas. Berbekal sponsor dari perusahaan farmasi

| 2 | 2015 |

15

Top Institute Pharma, Tina melakukan penelitian bertajuk “Breaking the Cold Chain of Polypeptide-Based Medicine”. Selama 4 tahun melakukan riset, dia berhasil menemukan formula larutan injeksi oksitosin yang dapat stabil bertahan sampai 6 bulan. “Saya mengkombinasikan buffer citrat dengan divalent metal ion,” tutur Tina. Hasil karyanya ini telah dipublikasikan oleh jurnal internasional The American Association of Pharmaceutical Scientists (AAPS), International Journal of Pharmaceutic, dan Molecular Pharmacology Journal. Bahkan penemuannya ini juga telah memperoleh paten internasional. Sebuah penelitian dan karya yang sangat bermanfaat dan berdaya guna tinggi ini tentu dapat membantu menyelamatkan lebih banyak lagi ibu-ibu yang membutuhkannya tidak hanya dalam skala kecil tetapi global seluruh dunia. Lebih bangga lagi bahwa formula tersebut dihasilkan oleh warga Indonesia dan istri tercinta Iskandar Zulkarnain, dr.,Sp.KK(K) alumni FK Unair angkatan 1974. n Naskah: ISNA, CITA & WIWIEN Foto: DOK PRIBADI


DIKTAT

BEDAH BUKU

‘Doctor Zhi­vago’ ber­isi cerita ten­tang ke­­hidupan dokter Yury Zhivago, de­ngan setting Rusia di awal tahun 1900-an.

K

i­sah novel ini pe­nuh dengan in­ trik ke­­hidupan sosial dan politik Ru­ sia yang keras disertai pe­­ ­ re­butan pengaruh ke­­kuasaan. Ke­­adaan yang membuat Zhi­vago dan ke­­­ lu­arganya harus me­ngung­si berkali-kali karena sulit dan berbahayanya kehidupan di Moskow saat itu. Se­bagai dokter, Zhi­ vago dikisahkan mem­bak­ti­kan diri un­­ tuk membantu sesama, apalagi saat itu negara dalam keadaan kacau ka­re­na pe­­ rang. Zhivago yang suka menulis ten­tang pemikiran baru yang berpengaruh ter­­­ ­ hadap situasi politik, sempat diculik oleh sekelompok pem­ be­ rontak. Kisah hidup Zhivago yang penuh lika-liku, dibalut dengan te­ baran kisah cintanya yang kontroversial, me­njadikan novel ini sarat de­ngan luapan emosi dan haru bi­ru. Kisah cin­ta­nya bersama 3 orang wa­ni­ta: Tonya, La­­ra dan Marina, mewarnai se­luruh ce­ri­ta dalam ‘Doctor Zhivago’. Saat ter­luka da­lam perang yang menjauhkannya da­­ri istrinya, Tonya, dan anak - anaknya, Zhi­vago ber­ temu kembali dengan Lara, ke­na­lan lama yang berprofesi se­ bagai pe­ rawat. Cinta lama bersemi kem­bali dan me­reka hidup bersama di pe­ ngungsian. Ke­ hidupan Lara yang suram di ma­sa lalu, akhirnya menyebabkan Zhi­vago harus ber­pisah dari Lara. Tonya, sang istri dan kedua anak­nya pun akhirnya di deportasi ke luar negeri. Sepeninggal Ton­ ya dan Lara, Zhivago me­nemukan cin­ta yang lain dari Ma­ri­na, kekasih terakhir tempatnya bersandar. Na­ mun, situasi yang tid­ ak memungkinkan me­ maksa Zhivago harus berpisah lagi dengan pe­rempuan yang dia sayangi. Novel kar­ ya Boris Pas­ ter­ nak ini se­ be­­narnya adalah se­buah li­te­­ratur kla­sik yang sarat dengan kontro­ver­si. Zhi­va­go

BANYAK VERSI: Versi cover novel Doctor Zhivago dalam beberapa bahasa.

sen­diri meng­gam­barkan to­koh alter ego Pasternak yang ber­asal dari ling­kungan bu­­ da­ya kaum intelektual Mos­kow yang hi­lang. Pas­ ter­ nak faham bahwa isi no­ velnya ber­ seberangan de­ngan tuntutan politik Ru­sia saat itu. Bahkan ba­dan sastra Rusia pun me­­ no­ lak menerbitkannya. Na­ mun, Pasternak yang me­miliki keberanian yang luar biasa, ke­mudian me­nan­da­tangani kontrak dengan pe­ nerbit Giangiacomo Fel­ trinelliasal Italia pa­da ta­hun 1956. Walaupun novel ini ditulis oleh sas­tra­wan Rusia, tetapi ‘Doctor Zhivago’ jus­tru di­terbitkan pertama kali di Milan Italia pa­da tahun 1957. Konon, CIA diduga terlibat da­lam menyelundupkan puluhan juta kopi

16

| 2 | 2015 |

no­vel ini ke Rusia dalam bahasa aslinya. Ame­rika Serikat rupanya melihat bahwa pesan yang di­bawa oleh Pasternak dalam novel tersebut akan menjadi senjata am­ puh untuk melawan ke­bijakan politik Ru­ sia saat itu. Rusia amat berang de­ngan pe­san humanistik Pas­ternak dalam ‘Doctor Zhivago’: “Bahwa setiap orang berhak atas ke­­ hi­ dupan pribadi dan layak dihormati se­bagai ma­nusia, terlepas dari ting­kat lo­ ya­litas politik atau kontribusinya ke­pada negara” – hal yang berseberangan de­ngan dok­trin ne­gara yang secara fun­da­mental me­ nuntut pe­ ngorbanan individu untuk sis­tem ko­mu­nis. Apalagi ketika ‘Doctor Zhi­ vago’ ber­ ha­ sil meraih simpati publik seluruh dunia, diterjemahkan ke banyak ba­hasa asing dan meraih Nobel di bidang sastra pada tahun 1958. Begitu populernya novel klasik ini, mem­ bu­ at produser film Carlo Ponti tergerak un­ tuk mengusungnya sebagai film epik me­­gah pada tahun 1965 dengan judul yang sama: ‘Doctor Zhi­vago’. Film yang disutradari oleh David Lean dan dibintangi oleh Omar Sharif dan Julie Christie ini meraih sukses di banyak ne­gara seperti buku novelnya. Jarang ada se­buah karya sastra peraih Nobel, yang ber­cerita tentang profesi dokter dengan ca­rut marut dinamika politik, berhasil di­film­kan dan meraih 6 Academy Awards! Bah­kan theme song-nya: Lara’s theme, karya Maurice Jarre masih dikenang sebagai musik yang indah dan digubah menjadi lagu dengan judul Somewhere My Love yang dinyanyikan oleh Andy Williams. So, wa­laupun karya tulis-visual-musik yang ber­ nama Doctor Zhivago ini sudah ber­usia lebih dari 50 tahun, dengan berbagai peng­ har­ gaan dan kontroversi yang dilalui, ini­lah sebuah karya yang tetap enak untuk di­baca, dilihat dan didengar sampai saat ini. n Naskah: EVY Gambar: COURTESY GOOGLE


J

ika saat ini dokter wanita sudah bu­kan hal luar biasa, beda pada za­man dahulu. Dokter masih iden­tik dengan sosok pria, sementara wa­nita hanyalah sebagai asisten dokter. Per­juangan seorang dokter wanita di ko­ta kecil dengan segala keterbatasan fa­si­li­tas serta pandangan sebelah mata dari ma­syarakat digambarkan apik dalam se­ri­al drama Dr Quinn, Medicine Woman. Se­ri­al yang diproduseri oleh Beth Sullivan ini hadir dalam 6 musim, dari 1 januari 1993 sampai 16 mei 1998. Ditayangkan di sta­si­un televisi CBS, total ada 150 episode yang te­ lah diproduksi. Plus dua film televisi yang di­­buat setelah serinya dibatalkan. Lebih dari 100 negara menggelar ta­ya­ ngan Dr Quinn, Medicine Woman, antara la­in Denmark, Inggris, Perancis, Kanada, dan Bulgaria. Kemudian pada 1997, serial awal­nya kembali ditayangkan di beberapa

sa­luran televisi, seperti ABC Family, Ion Television, The Hallmark Channel, GMC, Eleven, CBS Drama, dan INSP. Serial drama ini mengisahkan tentang ke­hidupan seorang dokter di era1867 yang berasal dari Boston, Massachusetts, Michaela Quinn (Jane Seymour) yang di­ke­ nal sebagai dr Mike. Setelah sang ayah me­ ninggal, dia pindah ke kota kecil di sebelah ba­rat Amerika, Colorado Springs. Dr. Mike mengabdi di kota kecil tersebut dengan membuka praktik medis. Hidup di tempat baru memang tidak mu­dah bagi dr. Mike. Untunglah para pe­ ker­ja kasar, seperti Byron Sully (Joe Lando) dan teman-temannya, serta seorang bidan ber­nama Charlotte Cooper (Diane Ladd) siap membantunya. Hingga suatu saat, Charlotte meninggal du­nia akibat gigitan ular berbisa. Saat meng­ hadapi sakaratul mautnya, Charlotte ber­ pesan pada dr. Mike untuk menjaga anak-

| 2 | 2015 |

17

anaknya. Akhirnya dr. Mike pun menetap di Colorado Springs sebagai ‘ibu’ tiga anak dan memadu cinta dengan Byron. Selanjutnya, dia memperjuangkan diri untuk meyakinkan masyarakat bahwa seorang dokter wanita pun mampu mem­be­rikan pelayanan medis. Nominasi-nominasi dari penghargaan bergengsi pernah dijajaki. Sebut saja Golden Globe Award 1994, yang me­ ma­sukkan serial drama ini sebagai Best Television Series untuk kategori drama. Serta masuknya nama Jane Seymour dalam nominasi Best Performance Actress in a Television Series - Drama di penghargaan yang sama. Keberhasilan serial drama ini terlihat dari data statistik penonton. Sebanyak lebih dari 30 juta orang menyaksikan tayangan se­rial Dr Quinn, Medicine Woman ini tiap ming­ gunya. n NASKAH: ISNA & MARTHA FOTO: COURTESY GOOGLE

LAPOROSKOP

KEGIGIHAN DOKTER WANITA

BEDAH FILM

Dr Quinn, Medicine Woman:


PROFIL

ANATOMI

PENGABDIAN. dr Suwardi berpose di sebuah mobil Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Papua.

Suwardi Redjo, dr., MPh

Kunjungi Masyarakat

SUSURI LUMPUR HISAP Ketika dihadapkan pada pilihan mengikuti program WAMIL atau INPRES, Soewardi tanpa pikir panjang langsung memilih untuk mengikuti program INPRES di sebuah Puskesmas di Papua. Pikirannya saat itu sangat sederhana. Pulang ke kampung halaman.

D

ilahirkan di tanah Papua membuat Suwardi Redjo, dr., MPh, alumnus FK Unair angkatan 1973, memiliki ikatan batin yang kuat dengan pulau yang sarat dengan kekayaan alam itu. Sehingga bekal ilmu kedokteran yang ditempuhnya selama satu dekade lebih, kemudian dibawa dan diaplikasikan di tanah kelahirannya. Setelah lulus dari sekolah dokter, Suwardi muda dihadapkan pada dua pilihan program pemerintah. Yakni Wajib Militer (Wamil) atau Inpres. Tanpa pikir panjang, putra seorang Mantri ini, langsung memantapkan pilihannya untuk Inpres di sebuah Puskesmas di Papua. Pikirannya saat itu sangat sederhana. Pulang ke kam-

18

| 2 | 2015 |

pung halaman! Tepat pada 1982, pria peranakan Jamer (Jawa-Merauke, red) ini me­ ngin­jakkan kaki di Jayapura. Sebelum ditempatkan ke puskesmas daerah, dia harus mengenyam penataran dan pembekalan di RS Dok-II Jayapura selama 6 bulan. Dan masa-masa penuh drama pun menghadang. Setelah ‘digodok’ di RS Dok-II Jayapura, Suwardi ditahbiskan sebagai Kepala Puskesmas Bintuni. Sebuah kabupaten yang terletak di wilayah Papua Barat. Untuk mencapai daerah yang terkenal dengan teluk­ nya yang menakjubkan ini, ia harus menumpang pesawat cilik Cessna dengan rute Jayapura - Manokwari Bintuni. Saat mengabdikan diri pada masyarakat Bintuni, Suwardi tak


TELUK BINTUNI. Di kawasan inilah Suwardi Redjo, dr., MPh mengabdi dan melayani masyarakat.

sendiri. Ia memboyong istri serta kedua anaknya yang saat itu masih berusia 2,5 tahun dan 6 bulan. Sebuah rumah dinas memang disiapkan untuk mereka tinggal. Namun kelayakannya sangat memprihatinkan. “Kalau mengingatnya saya miris sendiri. Dindingnya bolong, bekal makanan yang saya bawa habis dima­ kan anjing liar. Lantainya yang terbuat dari semen juga banyak yang bolong, sehingga menimbulkan banyak debu. Ironisnya anak saya yang kecil sedang belajar merangkak,” kisahnya. Akhirnya Suwardi pindah ke rumah papan yang terletak di kilometer 3 Bintuni. Kondisinya pun tidak jauh lebih baik. Bahkan tidak ada saluran listrik seperti rumah sebelumnya. Rumputrumput tumbuh hebat memasuki celah-celah lantai papan. Walau demikian, ia merasa lebih ‘klik’ dengan rumah yang ini. Dibantu oleh rekan-rekan dari Puskesmas, Suwardi berbenah. Dari memotong rumput, mencari genset, menyiapkan tempat tadah hujan untuk kebutuhan air bersih, dan menutup bagian belakang rumah. Benar adanya bila dibalik kesulitan,

pasti ada kemudahan. Walau tinggal di lokasi yang jauh dari peradaban, Suwardi bisa mendapatkan barang-barang elek­ tronik untuk kebutuhan hidup. Seperti genset, televisi, lemari es, serta radio komunikasi dengan saluran seluruh dunia (allband). Semua itu didapatnya lantaran Puskesmas Bintuni juga berfungsi sebagai karantina pelabuhan. Sehingga ia kenal baik dengan kapten kapal angkutan kayu yang diekspor ke Nagoya, Jepang. Lewat sang kapten itulah barang-barang elektronik dari Jepang didatangkan untuknya. Suatu saat, Bupati Bintuni menghubungi Suwardi dan memerintahkan untuk mengunjungi Desa Yakati. Daerah yang masuk dalam Kecamatan Wamesa ini terjangkit endemik diare. Ditemani seorang rekan dokter dan seorang suster, Suwardi menyusuri su­ ngai menggunakan perahu bermotor. Waktu tempuh ke Desa Yakati terbilang sangat lama, yakni 8 jam. Betapa tidak? Sungai yang disisiri bukan hanya berisi air, tapi juga lumpur. Bahkan ada beberapa bagian yang merupakan lumpur hisap. Di mana bila ada obyek bergerak, lumpur itu justru menarik | 2 | 2015 |

19

obyek ke dalam kubangannya. Tak hanya dihadang oleh lumpur hisap, sesekali Suwardi dan kawan-kawan harus berpapasan dengan anak buaya yang berlompatan. “Saat itu kita seperti sedang menjelajahi hutan Amazon! Yang membuat lebih merinding lagi, ketika melewati sebuah batu besar yang terdapat tengkorak manusia berjajar-jajar. Sungguh tak terlupakan,” kenang Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua ini. Tapi perjalanan itu terbayar dengan sambutan masyarakat Yakati yang begitu antusias untuk berobat, sehingga endemik diare tak berlangsung lama. Suwardi termasuk dokter terlama yang ditugaskan di Bintuni saat itu. Ia menghabiskan waktu selama 2,5 tahun sebagai abdi kesehatan masyarakat Bintuni. Sebelumnya, dokter terlama yang bertugas hanya bertahan hingga 6 bulan. Hingga akhirnya ia ditarik Dinkes setempat untuk ditempatkan di RSU Manokwari. Sampai saat ini ia masih aktif menjadi pelayan masyarakat di RSU Jayapura. n

Naskah: ISNA & MARTHA Foto: DOK PRIBADI & COURTESY GOOGLE


BEDAH MUSIK

AURIKULUS

Stimulasi Otak Janin

dengan Lantunan Mozart Peneliti asal Perancis, Alfred Tomatis, menemukan bahwa sel-sel otak dapat diisi ulang dengan getaran yang mempunyai frekuensi tertentu dari dalam tubuh. Suara yang masuk dari luar ke telinga dalam akan menggetarkan sel-sel corti yang berjumlah 24.600 buah.

M

Melahirkan anak sehat dan cer­das adalah dambaan setiap orang tua. Berbagai upaya di­ la­kukan untuk meraih tujuan ter­sebut. Memang terdapat beberapa fak­ tor yang mempengaruhi tumbuh kem­ bang otak janin. Faktor keturunan tetap me­ rupakan dasar dari terbentuknya ke­ cer­dasan otak anak. Faktor lain yang telah di­ketahui turut pula berperan dalam mem­ bentuknya adalah asupan oksigen dan nutrisi. Kini, ada sebuah upaya lain yang dipercaya dapat menstimulasi per­ kem­ bangan otak janin seoptimal mungkin da­ lam kandungan, sehingga ia lahir sebagai anak yang cerdas. Yaitu suara. Suara ter­nya­ ta merupakan stimulasi positif yang paling efektif dibanding cahaya. Menurut Dr. Hermanto TJ, dr., SpOG(K), ahli Fetomaternal di Bagian Obstetri Gi­ne­ kologi RSUD Dr. Soetomo, untuk mem­per­ oleh generasi yang lebih cerdas yang perlu di­lakukan adalah memperkaya lingkungan sejak dalam rahim. Khususnya dengan sua­ sa­na musikal. Mengapa demikian? “Musik yang diperdengarkan pada bayi saat ber­ ada di dalam rahim berfungsi sebagai sti­ mu­lan otak. Karena otak pada waktu itu se­dang dalam masa pembentukan, maka mu­sik memberikan lingkungan yang positif un­tuk perkembangannya,” jelas Hermanto. Peneliti asal Perancis, Alfred Tomatis, me­ ne­ mukan bahwa sel-sel otak dapat diisi ulang dengan getaran yang mempunyai fre­kuensi tertentu dari dalam tubuh. Suara yang masuk dari luar ke telinga dalam akan me­nggetarkan sel-sel corti yang berjumlah 24.600 buah. Getaran sel-sel corti akan meng­hasilkan energi yang kemudian di­ sa­lurkan ke otak lalu ke saraf vestibularis me­nuju ke otot tubuh. Suara yang dapat

meng­ hasilkan energi seperti ini adalah yang mempunyai frekuensi 5000-8000 Hz. Ternyata, untuk stimulasi otak bayi da­ lam kandungan, musik klasik karya Mozart

me­ rupakan lantunan yang paling pas untuk diperdengarkan. Pasalnya musik kar­ ya musisi kelahiran Salzburg Jerman ini, memiliki frekuensi dominan 5000-8000 Hz. Frekuensi yang seirama dengan detak jan­ tung. “Musik karya Mozart kaya akan fre­ kue­ nsi tersebut, terutama Symphony No. 29,” papar Hermanto. Agar upaya memberikan lingkungan yang positif dalam rahim ini berhasil, Her­ man­to memberikan rumus yang mudah di­ ingat untuk mendapatkan hasil efektif. Yai­ tu 5M 1U – Musik Mozart diberikan pada Ming­gu ke-20 pada Malam hari selama 60 Menit dengan Urutan lagu yang sesuai.

20

| 2 | 2015 |

u Menjelang kehamilan minggu ke-20, in­de­

ra pendengaran sudah terbentuk de­ngan sempurna, sehingga suara yang ter­papar bisa dirasakan oleh janin di dalam perut. u Malam hari dianjurkan karena di waktu ter­sebut merupakan saat tubuh istirahat dan melepas penat. Dalam kondisi rileks, su­ ara lantunan musik bisa dirasakan efeknya dengan baik oleh sang ibu mau­ pun sang bayi. u Agar efektif durasi yang dianjurkan untuk mem­ perdengarkan lantunan simfoni Mo­zart adalah selama 60 menit. u Sudah tersedia CD yang berisi lantunan sim­foni dari Mozart dengan urutan yang di­anjurkan. Pada minggu ke-20 hingga ke-36, yang diperdengarkan adalah sim­ fo­ni Mozart di CD pertama yang berisi 11 lagu. Kemudian di minggu ke-36 hingga saat kelahiran, CD ke-2 yang berisi 14 sim­foni lah yang dilantunkan. Di negara maju, upaya mencerdaskan ge­nerasi penerus sudah sangat dipikirkan. Bah­ kan, Harvard University menganut sem­boyan “From Neurons to Nations”. Salah sa­tunya adalah dengan memperkenalkan peng­gunaaan musik dalam kehamilan. “Bila Indonesia juga memperhatikan hal seperti ini, tentu akan sangat menyenangkan. Sa­­ atnya kita mulai action untuk masa de­pan generasi penerus yang lebih baik, de­ngan memberikan kombinasi nutrisi dan sti­mu­ lasi positif yang diberikan sejak anak masih dalam kandungan. Walaupun, dam­pak­nya baru bisa kita rasakan 30 tahun ke­mu­dian,” tegas Hermanto.n

Naskah: ISNA Foto: DOK MARTHA


CITO C

PENDIDIKAN LENGKAP. Ruang praktikum anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang semakin lengkap dan modern.

Airlangga Surgical Anatomy Development-Center

Serupa Operating Room, BERTARAF INTERNASIONAL Menyengatnya bau khas formalin di ruang praktikum anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga masa depan sudah tidak akan kita temui. Panas dan gerahnya ruang anatomi pun sudah berganti hawa dingin nan sejuk. Ya, ruang praktikum yang penuh kenangan itu telah direnovasi total menjadi ruang belajar anatomi bertaraf internasional. Awetkan Cadaver dengan Body Refrigerator Begitu memasuki ruang itu, kita bagaikan berada di ruang operasi. Dua puluh meja tempat cadaver dilengkapi dengan lampulampu besar khas OK. ’’Rencananya nanti akan dipasang pendant juga, sehingga semua dibuat mirip dengan ruang operasi,’’ kata dr. Fundy Sinar Ikrar Prihatanto, M. MedED merujuk pada rak-rak yang biasa dipasang di langit-langit dan umum ada di kamar bedah atau ruang ICU. Fundy adalah koordinator unit Airlangga

Surgical Anatomy Development Center atau disingkat ASAD-C. Berbagai hal dilakukan untuk melengkapi ASAD-C. Perbaikan ruangan dan perangkat yang ada, termasuk peremajaan tempat pengawetan jenazah. Perangkat lain yang rencananya juga akan didatangkan adalah body refrigerator. Merupakan media penyimpanan cadaver tanpa menggunakan formalin. Perangkat ini didatangkan langsung dari Amerika. Diharapkan cadaver yang digunakan nantinya akan berada pada kondisi yang baik. ’’Dengan body refrigerator warna | 2 | 2015 |

21


cadaver tetap akan sama, sehingga kita bisa mendapatkan soft cadaver,’’ ungkap Fundy. Ruang praktikum anatomi ini akan terhubung dengan ruang perkuliahan klasikal yang terletak di sisi utaranya. ’’Perangkat kita jadikan satu, perkuliahan nanti bisa nyambung. Jika saya mengerjakan sesuatu di ruang praktikum, yang lain bisa melihatnya dari ruang perkuliahan,’’ lanjutnya. Mengajar pun lebih nyaman dan praktis, mahasiswa pun bisa lebih jelas melihat tanpa harus berkerumun. Apalagi, ruang tersebut juga akan dilengkapi dengan mikroskop tiga dimensi (3D) untuk mempermudah dan memperkaya pembelajaran. Dari Mahasiswa hingga Clinical Science ASAD-C ini memang dibangun untuk mengakomodir semua departemen yang membutuhkan praktikum atau hands on pada cadaver. Pemanfaatan utama unit ini adalah untuk menunjang pembelajaran mahasiswa dengan memberikan fasilitas yang lebih baik. ’’Praktikum mahasiswa sejak akhir tahun lalu sudah menggunakan fasilitas baru ini,’’ ungkap Fundy. Penggunaan ASAD-C tidak hanya untuk kalangan mahasiswa. ASAD-C juga diperuntukkan pengembangan ilmu terkait surgical anatomi, baik basic maupun clinical science. Workshop dan simposium berskala nasional dan internasional akan bertempat di sana. Berbagai departemen yang membutuhkan cadaver dapat menggunakan fasilitas ini. Tentunya di bawah satu koordinasi, sehingga bisa terjadwal dengan baik dan waktu pelaksanaannya tidak bersamaan. Hal ini akan sangat efektif dan efisien, mengingat untuk mendapatkan cadaver pun tidak mudah. Sehingga, cadaver yang sudah ada dapat dimanfaatkan dengan maksimal. ’’Kalau dulu, semua departemen menyelenggarakan training maupun workshop sendiri-sendiri, mencari dan menyiapkan cadaver juga sendiri-sendiri. Tidak terkoordinir. Kita merasa berdosa pada cadaver karena tidak dimanfaatkan dengan baik. Tidak efisien,’’ ucap alumni FK Unair angkatan 98 ini. Hal ini dibenar­

ANATOMI. Rak lemari anatomi lengkap dengan contoh organ manusia.

TEKNOLOGI CANGGIH YANG DIPUNYAI ASAD-C DI RUANG KULIAH DAN PRAKTIKUM ANATOMI MENGGUNAKAN FASILITAS TIGA DIMENSI. DAN INI SATU-SATU­NYA, TIDAK HANYA DI INDONESIA TETAPI JUGA DI ASIA TENGGARA. kan Asra Al Fauzi, dr. SpBS sebagai sub koordinator pelatihan di ASAD-C. ’’Sudah banyak simposium maupun pelatihan operasi menggunakan cadaver yang diadakan di hotel, rumah sakit, bagian forensik, dan sebagainya. Tidak terkoordinasi dan belum ada tempat yang representatif,’’ ungkap Asra. Setiap tahun akan dikeluarkan jadwal penggunaan ASAD-C yang terencana., sehingga setiap kebutuhan akan cadaver dan tempatnya bisa dikoordinasikan dengan baik. Workshop pertama yang menggunakan fasilitas ini adalah Interventional Pain Management yang berlangsung pada 6-8 Maret 2015. Ruangan Bertaraf Internasional Ruang perkuliahan dan praktikum anatomi yang terkait dengan fasilitas tiga dimensi ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Teknologi canggih yang dipunyai ASAD-C ditambah SDM yang mumpuni merupakan peluang FK Unair untuk menjadi tuan rumah event pelati-

22

| 2 | 2015 |

han internasional yang menggunakan cadaver. ’’Kita ingin menjadikan ini sebagai international venue. SDM kita di Unair tidak kalah dengan orang-orang luar negeri. Saya sudah sering jadi instruktur di luar negeri. Orang lain bisa, kenapa kita tidak. Kita yang mengundang mereka,’’ tegas Asra. Pada tahun 2015 ini, setidaknya sudah ada kongres internasional dokter bedah yang menggunakan fasilitas ASAD-C. ’’Harus diketahui, ASAD-C ini fasilitasnya menggunakan world class equipment. Dan ini satu-satunya di Asia Tenggara. Di luar negeri, fasilitas seperti ini kebanyakan mobile. Di Thailand ada yang seperti ini, tapi tidak punya 3D sistem yang luar biasa seperti di sini,’’ jelas Asra dengan bangga. n


CADAVER. Para dokter peserta “3 Days Cadaveric Hands –on Workshop Interventional Pain Management: Intermediate Level” dengan serius mengikuti praktik langsung menggunakan cadaver.

Fresh Cadaver W

untuk Workshop Pertama

ORKSHOP “3 Days Cadaveric Hands –on Workshop Interventional Pain Management : Intermediate Level” merupakan event pertama yang menggunakan fasilitas Airlangga Surgical Anatomy Development Center (ASAD-C). Workshop yang diadakan Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Unair-RSUD Dr. Soetomo Surabaya ini berlangsung pada 6 – 8 Maret 2015. Tujuan workoshop pain management ini adalah untuk percepatan penguasaan teknik manajemen nyeri intervensi, sehingga peserta dapat segera melakukan tindakan pain management dengan mengutamakan patient safety, workshop ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., Sp.PD, K-EMD.FINASIM serta dihadiri oleh Direktur RS Dr. Soetomo Dodo Anondo, dr ., MPH. ’’World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan strategi penatalak-

sanaan nyeri secara farmakologis , yang dikenal dengan “WHO Three Step Analgesic Ladder”. Namun pada banyak kasus, nyeri yang dirasakan oleh pasien tidak kunjung reda atau pengobatan yang ada bisa jadi menimbulkan efek samping. Untuk itu perlu dilakukan intervensi,’’ ujar Herdy Sulistyono, dr.,. SpAnKIC.KMN, kepala divisi nyeri Departemen Anestesiologi dan Reanimasi FK Unair - RSUD Dr. Soetomo. Dijelaskannnya, acara nasional berakreditasi IDI ini merupakan rangkaian program tahunan yang diselenggarakan dalam 3 level, yaitu tahap basic, intermediate dan advance. ’’Basic level course telah dilaksanakan pada tanggal 8-9 November 2014. Intermediate course ini akan dilanjutkan ke advanced level yang direncanakan akan diadakan pada bulan September 2015,” ungkapnya lagi. Di ASAD-C panitia memfasilitasi peserta dengan menyediakan 7 USG, 2 C-ARM, dan 4 fresh cadaver, sehingga masing-masing peserta mempunyai

| 2 | 2015 |

23

kesempatan yang lebih banyak untuk berlatih. Dalam intermediate course ini peserta dilatih menggunakan modalitas USG dan C-Arm untuk melakukan diagnosis dan tindakan intervensi nyeri pada fresh cadaver dan volunteers. Berbagai macam teknik intervensi nyeri pada muskuloskeletal dan berbagai macam prosedur intervensi nyeri pada tulang belakang diajarkan oleh para instruktur yang merupakan pakar di bidang intervensi nyeri. Sebanyak 34 peserta mengikuti acara ini, yaitu 30 orang dokter spesialis anestesi, dan 3 orang dokter spesialis saraf dan 1 orang dokter spesialis ortopedi dan traumatologi. Peserta datang dari berbagai daerah di Indonesia. ’’Harapan kami, kalau kami menyebar ilmu kepada 34 peserta, dan masing-masing bisa menyembuhkan satu pasien, maka pelayanan kepada bangsa Indonesia dapat merata,’’ pungkas Herdy. n Naskah: YASIN Foto: YASIN & DOK PANITIA


PROFIL

ANATOMI

Prof.Dr.H.R. Eddy Rahardjo, dr, Sp.An(K)IC

Memahami SOROT MATA Mahasiswa “Saya tidak suka melihat mahasiswa saya hanya sekadar manggut-manggut seolah-olah mengerti. Dalam jangka waktu yang lama, saya bersusaha mempelajari sorot mata mereka. Dari sana saya bisa tahu kapan saya harus melanjutkan penjelasan saya atau mengulanginya kembalinya.”

S

iapa yang tidak mengenal so­sok yang selalu murah se­ nyum, santun, sangat disegani dan dihormati oleh sesama sejawat maupun anak didiknya ini? Seorang guru besar, dokter, sekaligus manajer yang humble dan gentleman sangat lengkap melebur dalam keseha­ rian. Tutur katanya lembut tapi penuh ketegasan. Rasanya sebuah quote dari Plato ini bisa menggambarkan lebih jauh tentang sosok seorang yang ber­ nama Prof Eddy Rahardjo. A hero is born among a hundred. A wise man is found among a thousand, but an accomplished one, might not be found even among a hundred thousand men... Pada pagi yang cerah di sebuah ruang

di lantai V GDC, kami disambut dengan hangat dan penuh keterbukaan untuk berbincang santai bercerita banyak hal seputar perjalanan hidupnya dan utamanya adalah perhatian beliau yang begitu besar pada dunia pendidikan dokter. Prof. Eddy Rahadjo, mengawali pendi­ kannya di sebuah Sekolah Rakyat di Sura­ baya. Usai menamatkan sekolahnya di SMA Negeri 5 Surabaya pada tahun 1966, beliau tidak bisa langsung kuliah, karena pada tahun tersebut Fakultas Kedokteran Unair tidak menerima mahasiswa baru. Pada tahun 1967 barulah Prof. Eddy Ra­ hardjo diterima sebagai mahasiswa di FK Unair. Keinginan awalnya adalah kuliah di Teknik Sipil ITB, namun orangtuanya ti­ dak menyetujui. “Pemuda itu kan keingi­ nannya rata-rata mempelajari teknologi. Ketika orangtua saya bertanya, “Mau

40 24

|| 2 2 || 2015 2015 ||

kuliah dimana?’ Saya jawab, “Tehnik Sipil di ITB”. Saat itu ITS belum punya nama seperti sekarang. Namun karena ITB itu jauh dari Surabaya dan di sana tidak ada keluarga, maka ayah saya melarang. Beliau menyuruh saya kuliah di Fakultas Kedokteran Unair,” jelas beliau menga­ wali cerita masa lalunya. Orangtuanya memiliki cukup alasan meminta Eddy Rahardjo muda untuk kuliah di Fakultas Kedokteran. “Alasannya sederhana saja, biar kalau ada keluarga yang sakit kamu bisa ngobati.” Sebuah alasan yang boleh saja dibilang sederhana, tetapi kemudian berdampak hal yang luar biasa bagi kehidupan Prof. Eddy selanjutnya. Saran orang tuanya sama sekali tidak salah dan sangat tepat sasaran. Memasuki babak baru perkuliahan di Fakultas Kedokteran Unair, ternyata beliau sangat menikmati masa perku­


liahan yang menyenangkan, walaupun saat itu Indonesia baru mengalami hangatnya politik akibat peristiwa G 30S PKI pada tahun 1965. Hal yang beliau catat sebagai perhatian khusus adalah ketatnya syarat kelulusan di tingkat pertama. Bahkan yang gugur sampai lebih dari separuh setiap angkatan­ nya. Sosok Prof. Asmino sebagai Dekan Fakutas Kedokteran Unair saat itu sungguh disegani dan ditakuti oleh para mahasiswa. “Kalau melihat beliau dari kejauhan, sudah muncul rasa segan dan takut bercampur aduk jadi satu,” kenang Prof. Edddy Rahardjo sambil tersenyum mengenang masa lalunya. “Beda jauh dengan keadaan sekarang,” lanjutnya. Pria kelahiran Madiun ini lulus dari Fakultas kedokteran Unair pada tahun 1973. Beliau tidak membuang peluang yang ada untuk menjadi dokter spesialis

anestesi. “Walaupun sangat dibutuhkan, dokter spesialis anestesi pada saat itu ma­ sih sangat jarang ada . Saya dokter PPDS ketiga untuk anestesi di sini,” ungkapnya. Beliau lulus se­bagai spesialis anestesi pada tahun 1977 dan kemudian dikukuhkan menjadi konsultan di bidang anestesio­ logi. Pada tahun tersebut Prof. Eddy Rahardjo juga mengikuti Post Graduate Training dalam bidang Anestesiologi di Katholiek Universiteit Nijmegen, Neder­ land. Prof. Eddy adalah sosok yang tidak pernah lelah menimba ilmu, berbagai pendidikan tambahan diikutinya sampai ke berbagai negara dan pada tahun 1995 Prof. Eddy Rahardjo bisa menyelesaikan program doktoralnya. Nasihat Senior Perjalanan takdir terus membawa beliau untuk menjadi seorang pengajar.

| 2 | 2015 |

41 25

Pada saat bertugas di laboratorium, beliau melihat ada peralatan yang sudah tidak terpakai karena rusak. Waktu luang disertai keberanian dan hobinya mengutak atik barang, membuatnya memberanikan diri memperbaiki alat tersebut. Upayanya berhasil, beliau merasa waktunya tidak sia-sia dapat memperbaiki alat tersebut. Namun tidak demikian dengan pendapat seniornya, Prof. Karyadi. “Saya sangat berharap mendapatkan pujian dari beliau, tetapi dengan wajah datar beliau menasihati saya untuk menggunakan waktu luang yang ada untuk mengajar. Inilah titik awal dimana saya mulai mengajar,” ung­ kap Prof. Eddy Rahardjo yang merasa sangat termotivasi dengan support Prof. Karyadi untuk menjadi seorang guru yang baik dan berdedikasi tinggi. Pendidikan Akta V pun diikuti


“ANTARA TUGAS MENGAJAR, TUGAS PRAKTEK KLINIK DAN LAIN-LAIN HARUS DIPERJELAS. ANTARA TUGAS PENELITIAN DAN PELAYANAN HARUS DIPERTEGAS.” olehnya. Metode pengajaran yang baik pun berusaha dikuasainya. Memberikan nilai pengabdian terbaik, sebagai seorang dokter maupun pengajar bagi Prof. Eddy Rahardjo adalah sebuah keharusan. Selalu maksimal dalam mengajarkan keilmuannya menjadi­ kan beliau sebagai dosen yang disukai dan disegani oleh para mahasiswanya. “Saya tidak suka melihat mahasiswa saya hanya sekadar manggut-manggut seolaholah mengerti. Dalam jangka waktu yang lama, saya bersusaha mempelajari sorot mata mereka. Dari sana saya bisa tahu kapan saya harus melanjutkan penjelasan saya atau mengulanginya kembalinya,” kata ayah dari dua orang anak ini. Setiap kali mengajar, kerap kali Prof. Edy Rahardjo merasa perlu menyempurnakan materi pengajarannya. Saat meng­ajar dan menularkan ilmunya di berbagai daerah terpencil dari Aceh sampai Papua, biasanya beliau akan menghadapi banyak perta­nyaan tentang pasien dari anak didiknya para dok­ ter yang bekerja di daerah dengan peralatan yang terbatas. “Pertanyaan dan interaksi saya dengan dokter di daerah yang saya kunjungi, sering saya jadikan materi saya dalam mengajar. Bagaimana implementasinya ketika mereka

berada di daerah dengan peralatan yang terbatas seperti itu. Hal ini penting dicamkan buat para calon dokter,” ungkap Prof. Eddy Rahardjo yang pernah terpilih sebagai salah satu dari 3 Dokter Terpuji Indonesia oleh Majelis Kode Etik Kedokteran pada tahun 2008. Menurut Prof. Eddy Rahardjo mahasiswa tidak boleh hanya berdiam diri menunggu ilmu dari dosen. Mereka haruslah aktif. “Sekarang untuk belajar, mahasiswa tidak perlu bersusah payah seperti kami. Me­ reka perlu secara sadar mencari tambahan pengetahuan. Mereka dengan mudah bisa mencari ilmu itu di perpustakaan. Mereka juga dengan cepat dapat terhubung ke internet untuk membaca jurnal-jurnal yang ada. Sistem yang ada saat ini sudah sangat luar biasa canggih untuk menopang keingintahuan mereka,” ungkapnya dengan sungguh-sungguh. Sebelum menutup perjumpaan kami, beliau berpesan kepada para sejawat dokter yang juga merangkap dosen seperti dirinya, sebaiknya bisa membagi waktu. “Antara tu­ gas mengajar, tugas praktek klinik dan lain­ nya harus diperjelas. Antara tugas penelitian dan pelayanan harus dipertegas,” jelasnya lagi dengan senyum di kulum. Pesan beliau ini memang layak untuk didengar oleh para sejawat dokter yang berperan multitasking di rumah sakit yang tidak hanya memberi­ kan pelayanan pengobatan kepada pasien, tetapi juga sekaligus sebagai pendidik dan peneliti. n Naksh: YASIN & EVY Foto: ADITYA GILANG

26

| 2 | 2015 |

TANDA JASA/PENGHARGAAN 1999 : Satya Lencana Karya Satya 20 Tahun 1996 : Best Scientific Free Paper Award, Internat Anesthesia & Critical CareSociety, London 1994 : PHP Scholarship Award, PHP Institute of Asia 2004 : Satya Lencana Karya Satya 30 tahun 2008 : Terpilih sebagai satu dari 3 Dokter Terpuji Indonesia oleh Majelis Kode Etik Kedokteran 2008 : Terpilih sebagai peserta yang dibukukan dalam Indonesian Caring Physicians yang diter­ bitkan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Jakarta. 2009 : Terpilih sebagai 1 dari 19 dokter Category I, Internationally Recognized Medical Doctors dalam Ranking Top 100 Medical Doctors dimuat di majalah Campus Asia, edisi Januari 2009.


alam untuk dokter sekalian di­ ma­­­­napun Anda berada! Saya ber­­­harap Anda dalam keadaan se­­­­hat walafiat tanpa kekurangan se­­­suatu apapun. Pada kesempatan ini saya me­­wakili rekan-rekan, ingin menyampaikan se­patah dua patah kata dari relung hati ter­ dalam, yang sebenarnya sudah sejak la­ma ingin kami sampaikan namun kerap ka­ mi urungkan. Kami khawatir dokter akan tersinggung dengan ucapan kami, pa­da­hal dokter sudah bersedia meluangkan wak­ tu untuk kami. Kami memohon maaf jika selama ini kami bukanlah tipe pasien yang ideal. Mengajukan pertanyaan soal ke­luhan penyakit kepada kami mungkin bu­kanlah hal yang menyenangkan. Kami se­ringkali tidak dapat mengerti apa yang dok­ ter tanyakan. Saat menjawab pun (maaf) ba­ ha­sa yang kami gunakan seringkali juga mem­bi­ngung­kan. Maklum pendidikan ka­mi tidak ting­gi seperti dokter sekalian. Be­berapa da­ri kami malah tidak bisa baca tu­lis. Saat me­meriksa kami pun, mungkin dokter juga me­ rasa risih dengan aroma yang menguap dari badan lusuh kami. Ja­ ngan­­kan untuk man­di, untuk minumpun ka­­mi kadang tidak bi­sa mendapatkan air yang layak. Kami juga bah­kan tidak dapat mem­bayar jasa dokter de­ngan pantas. Mak­ lum dokter, uang dari hasil kerja se­ada­nya di zaman susah ini saja ti­dak pernah cu­kup untuk mengisi perut ka­mi setiap hari. Ka­ dang sekali makan sehari. Se­lebihnya cuma mi­num air putih. Untuk itu kami hanya berharap, para dok­­ter tiada bosan melayani kami. Terlepas da­­ri ke­dudukan kami di masyarakat yang kerap di­ pandang sebelah mata, ka­ mi jugalah ma­nu­sia biasa yang pernah dan pasti akan ja­­tuh sakit. Di saat itulah, le­ bih dari orang-orang lainnya, kami sa­ ngat membutuhkan ke­hadiran dokter se­ kalian. Kami berharap , nu­rani dokter yang mulia belum dibutakan oleh benda yang bernama uang. Semoga dok­ter tidak ha­ nya tergiur untuk bekerja di kota dan ka­ bu­paten kaya, di perusahaan be­sar atau ru­mah sakit mewah semata-mata ka­rena

oleh PRIBAKTI B.

WALAUPUN KA­MI TI­DAK MEMPUNYAI APA-APA UNTUK MEM­BA­LAS JASA DOKTER, KAMI AKAN SELALU MEM­BA­WA DOKTER DALAM DOA KAMI. KAMI AKAN ME­MIN­TA KEPADA TUHAN AGAR DOKTER DI­BE­RIKAN KE­CUKUPAN DAN KESEJAHTERAAN DI DU­NIA DAN AKHIRAT. ter­goda oleh materi yang semu. Tolong diingat dokter, bahwa di pe­de­sa­ an mis­kin, di emperan kota, di kolong-ko­long jem­­batan, dan di kampung-kam­pung kumuh ma­sih ada kami, sosok yang ter­jebak oleh de­ ras­nya arus liberalisme. Gizi buruk, sanitasi ko­tor dan penyakit me­nular adalah makanan ka­mi sehari-ha­ri. Juga jangan lupakan sau­ da­ra-sau­da­ra kami, dok yang tersebar pula di pe­lo­sok-pelosok bumi pertiwi ini. Me­re­ ka, se­perti hal kami juga membutuhkan pe­ la­yanan tulus dokter sekalian. Kami se­mua setuju dokter protes atas kecilnya tun­­ ja­ ngan daerah pada pemerintah da­­e­rah, ta­pi jangan tidak layani kami. Me­re­ka masih be­ lum paham bahwa jika ke­se­hatan kami ma­ sih dianggap sebagai in­vestasi sumber da­­ya manusia bangsa, su­dah selayaknya pe­me­ rin­tah daerah mem­berikan perhatian le­bih pa­da sektor ke­sehatan, termasuk tun­jangan daerah un­tuk dokter yang ber­tugas. Memang in­ves­tasi ini memang ti­dak akan tampak ha­­ silnya dalam lima tahun mendatang, se­su­ ai dengan periode kepemimpinan po­ li­ tik. Namun investasi ini menjadi modal un­tuk menciptakan generasi penerus bang­sa yang bisa bersaing dengan bangsa-bang­sa lain. Dan dokter pasti juga tahu men­ jadi ma­ | 2 | 2015 |

27

nu­sia Indonesia memang ti­daklah mudah. Hing­ga menjelang 67 ta­hun In­do­nesia mer­ de­ka, hak kami untuk hi­dup sehat masih su­ lit diwujudkan. Proses pem­ba­ngunan yang berfokus ekonomi dan abai dengan im­ basnya bagi kesehatan ka­mi membuat pe­ nya­kit serta persoalan ke­sehatan yang kami ha­dapi semakin kom­pleks. Tapi terlepas dari semua itu, sungguh ka­­mi mengerti bahwa untuk meraih pen­ca­­ paian ini bukanlah jalan yang mudah. Enam tahun harus dokter lewati untuk da­pat me­ ngu­capkan sumpah kedokteran ber­sama se­ luruh rekan sejawat. Enam ta­hun atau mung­ kin lebih berkutat penuh de­ngan buku-buku te­bal berbahasa asing pula, hafalan-hafalan me­matikan, juga tu­gas-tugas dari dosen yang me­numpuk. Be­lum lagi tugas jaga malam di UGD dan ruangan rumah sakit, kritikan pedas da­ri senior dan pasien, serta ujian-ujian yang ke­rap membuat Anda tidak bisa ti­dur tenang. Fisik dan mental Anda telah di­go­jlok selama waktu-waktu itu. Dan setelah me­­lewati itu se­mua, ternyata nafkah yang anda dapatkan ti­dak seberapa, jauh le­bih rendah dari profesi lain yang proses pen­­­ didikannya mungkin tidak seberat ini. Pa­da­hal saya tahu persis dok­ter juga mem­bu­tuhkan uang yang tidak sedikit un­tuk mem­biayai hidup keluarga atau mung­­kin un­tuk mengenyam pendidikan lan­ jutan ke­lak. Akan tetapi, saya mohon dokter, agar perjuangan itu tidak dijadikan ala­san un­ tuk mengurangi empati dan be­ las ka­ sih terhadap kami ini. Walaupun ka­mi ti­dak mempunyai apa-apa untuk mem­ba­las jasa dokter, kami akan selalu mem­ba­wa dokter dalam doa kami. Kami akan me­min­ta kepada Tuhan agar dokter di­be­rikan ke­cukupan dan kesejahteraan di du­nia dan akhirat. Dan ka­ mi yakin, Tuhan Yang Ma­ha Kuasa akan me­ ngingat dan mem­per­hi­tu­ngkan semua jasa yang dokter be­rikan ke­pada kami dengan sa­nubari yang ikhlas. Amin. n

FILOSOFI

S

DARI PASIEN

RENUNGAN

KEPADA DOKTER


L A P O R A N U TA M A

SECOND OPINION

k

FAVORIT

DOSEN

DOSEN

Mengenang kembali masa perkuliahan, memberikan rasa haru dan hormat dari para mantan mahasiswa yang kini telah menjadi ‘ORANG BESAR’, untuk para dosen yang dahulu memberikan ilmu pengetahuan maupun contoh teladan yang membekas dalam sanubari. Terima kasih wahai Guru. Prof. Dr. Agung Pranoto, dr.,MSc.Sp.PD-KEMD

Jago Meringkas Materi dan Selalu Rapi DOSEN yang saya kagumi semasa kuliah adalah Prof. Askandar. Yang paling saya ingat dari beliau adalah kedisiplinannya. Beliau begitu mampu mengatur waktu de­ ngan luar biasa teliti sehingga tugas yang padat bisa beres semua. Menginjak masa PPDS I, saya semakin mengenal beliau. Cara memberikan kuliah yang sistematis dan mudah dimengerti, membimbing dan men­ dorong mahasiswa untuk maju sesuai de­ ngan wawasan beliau yang jauh ke depan. Cara memberikan kuliah sangat up to date dan mampu meringkas materi yang sulit menjadi sesuatu yang mudah dipahami. Menurut saya itu kelebihan Prof Askandar. Juga karena keilmuannya yang sampai tingkat internasional itulah beliau menjadi idola dan panutan saya sampai sekarang. Murid beliau banyak tersebar di seluruh Indonesia, bahkan ada yang men­ jadi rektor, dekan dan jabatan lain. Di sisi lain, beliau tetap menjaga penampilan tetap rapi, demi menghargai orang lain, bukan untuk pribadi. Lhaa ini, saya muridnya jadi ikut tampil rapi. n

Prof. Askandar

28

| 2 | 2015 |

Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D. K-GH.FINASIM

Tidak Hanya Logical Thingking tapi Innovation Creation SELAMA menjadi PPDS pada kurun waktu 1993 – 1998, saya terkesan dengan Profesor Askandar, beliaulah yang menjadikan saya seperti ini. Care-nya terhadap student itu luar biasa, sampai nama pun beliau ingat… Padahal banyak juga anak didiknya yang lain. Beliau tidak hanya punya logical thinking, tetapi sudah level innovation creation, sehingga ini menginspirasi student untuk selalu biasa membuat nilai positif dalam menyongsong masa depan. Ketika menjelaskan ilmunya yang selalu update, beliau selalu menyederhanakan hal yang rumit. Sampai rumus insulinisasi yang dulu saya tidak dapat menguraikan dengan baik, dengan panduan beliau akhirnya menjadi jelas, sehingga kita tidak khawatir lagi dalam memberikan insulin yang berefek samping hipoglikemia. Sampai sekarang praktek yang saya lakukan menggunakan rumus Askandar Tjokroprawiro tersebut. Itulah contoh hal rumit yang diseder­ hanakan. Orang-orang seperti beliau, pasti suka membaca dan sehari bisa lebih dari 2 sampai 3 jam. Itulah yg harus ditiru oleh students, dosen, dan para yunior. n


Prof. Purnomo Prof.Dr.Indri Safitri Mukono,dr.,MS

dr. Supratiknyo

Prof. Eddy Raharjo Dr. Kohar Hari Santoso,dr., Sp.An, KIC KAP:

Dodo Anondo, dr., MPH

Penjelasannya Gamblang, Penampilannya Menarik

Diusulkan Dapat Beasiswa

Visualisasi Slide Menarik dan Runtut

SELAMA saya menempuh pendidikan dokter di FK Unair, saya mengagumi Prof. Purnomo Suryohudoyo. Kalau menerang­ kan jelas banget, sehingga kita benar-benar paham isi materinya, walau kadang selesai kuliah saya agak lupa dengan materi yang disampaikan. Ada satu lagi dosen yang jadi favorit saya. Seorang dokter gigi yang mengajar biokimia, kalau tidak salah namanya drg. Maria. Saya suka melihat penampilannya. Sebenarnya, cantik banget sih juga tidak, tapi sedap dipandang. n

DOSEN favorit saya semasa kuliah salah satunya adalah dr. Supratiknyo, dari bagian anatomi. Beliau sangat baik. Saat itu, beliau menjabat Wadek 3 atau waktu itu disebut PD 3. Terus terang saja, bagi saya beliau sangat berjasa, soalnya saat mahasiswa aku yang memang terbatas dalam materi, diusulkan beliau untuk mendapatkan beasiswa. Walaupun sempat saya diseneni (dimarahi, Red.), karena gak hadir saat pembagian beasiswa, tapi saya tetap meng­ hormati dan menghargai beliau, dan tidak pernah melupakan jasanya. n

BAGI saya dosen yang terbaik adalah Prof Eddy Raharjo. Beliau itu orangnya cool dan smart. Jika mengajar beliau dapat me­ nyampaikan materi dengan impresif. Gaya bahasanya lugas dan jelas. Bahkan, visualisasi penjelasannya dalam slide yang ditayangkan sangat bagus, me­ narik dan selalu up date dengan ilmu yang baru. Belum lagi, alur pikir dalam menjelas­ kan suatu materi itu runtut, dan sangat mudah dipahami oleh siapa pun. Kita pun yang dijelaskan jadi ngeh. n

Prof. Dr. Kuntaman, dr., MS., Sp.MKK

Energik, Tegas, dan Bersuara Lantang SEBENARNYA ada dua orang yang sangat saya hormati. Yang nomor satu adalah Prof As­ mino. Saya terkesima saat beliau dengan lancarnya menjelaskan tentang materi yang disam­ paikan oleh seorang dosen tamu dari Amerika. Saat itu adalah kuliah umum untuk mahasiswa. Dosen Amerika menerangkan kuliah tentang kanker selama satu jam dalam bahasa Inggris. Dan, setiap 10-15 menit, dosen tamu tersebut berhenti, berganti Prof Asmino yang langsung menjelaskan dengan sangat jelas seperti yang sebelumnya diterangkan oleh dosen Amerika. Menariknya, beliau menyampaikan itu dengan gaya rileks, tapi lengkap. Persis dengan dosen tamunya. Jadi, tampak yang disampaikannya itu juga dikuasai beliau di luar kepala. Gaya beliau juga energik dan tegas. Suaranya lantang, mudah didengar dan dipahami. Saat beliau menjabat sebagai Dekan FK, ada peraturan mahasiswa laki-laki tidak boleh berambut panjang, sehingga kalau ada yang berambut gondrong langsung lari terbirit-birit karena takut rambutnya akan langsung digunting. n

| 2 | 2015 |

29

Prof. Asmino


30

| 2 | 2015 |

SITOKIN

TRAVELING


UBUD Beautiful, bountiful, Bali. Clouds reflect dreams in pools of rice. Dragonflies float freely. Birds sing with praise. The breeze cools my feet. My soul is healing.

U

bud. Judul puisi yang ditulis oleh Ella Bagh itu sangat familier di telinga kita. Isinya mencerminkan rasa kagum yang luar biasa pada sebuah tempat yang bernama Ubud. Nama desa kosmopolitan di Bali ini diambil dari kata Ubad dari bahasa Bali yang artinya obat. Kenapa dinamakan demikian? Karena di Ubud ba­ nyak terdapat jenis tanaman yang dapat digunakan se­bagai obat. Atau bisa juga diartikan sebagai obat duka lara. Hal ini bahkan menginspirasi Elizabeth Gilbert, penulis buku Eat, Pray, and Love untuk menja­ dikan Ubud sebagai tempat pencarian cinta. Memang, begitu menginjakkan kaki di daerah Ubud, badan serasa segar dan hati pun ceria kembali melihat keeksotisan pemandangan yang disuguh­ kan. Keragaman tempat wisata yang ada membuat orang lupa akan kesedihannya. Berikut beberapa obyek wisata di Ubud yang bisa dieksplorasi.

Pertunjukan Tari Tari Kecak Api bisa disaksikan di Pura Dalem yang terletak di Jalan Raya Ubud. Anda akan terpukau dengan kemagisan tarian tersebut. Sementara di Puri Agung Saren, Anda bisa menyaksikan tari Legong. Selain kedua tempat ini, ada banyak tempat lainnya yang menyediakan pertunjukan tari tradisional mau­ pun wayang kulit. Pertunjukan tari biasa dipentaskan di atas jam tujuh malam.

Museum Hampir semua museum di Ubud Bali berhubungan dengan seni dan lukisan (Lempad Gallery, Museum Puri lukisan, Antonio Blanco Gallery, Neka Art Museum, Muse­ um Rudana, Agung Rai Museum of Art dan yang terbaru Museum Marketing 3.0 diresmikan pada tahun 2011). | 2 | 2015 |

31

TARI BALI: Daya tarik Bali tak lepas dari keeksotikan budaya Bali, seperti tarian yang begitu eksotis. Demikian juga di Ubud yang mempu­ nyai pertunjukan tari khas Bali.


BUDAYA: Bali men­ jadi tujuan wisata dunia karena memiliki kekhasan budaya serta peninggalan bersejarah yang tetap dipelihara sebagai aset wisata setempat.

Dua pelukis Eropa yaitu Rudolf Bonnet dari negeri Belanda, dan Walter Spies dari Jerman menggores­ kan sejarah baru perkembangan seni lukis di daerah Ubud saat itu. Keduanya memperkenalkan teknik estetika gaya Eropa dalam pencahayaan, bayangan, perspektif, serta anatomi. Para pelukis lokal menyerap teknik-teknik baru tersebut sesuai nilai dasar dan pikiran lokal Bali dengan tetap mengambil tema tradisional sehingga mampu memberi identitas tersendiri hingga melahirkan gaya lukis Ubud. Ubud men­ jadi semakin terkenal sebagai daerah kelahiran para seniman lukis berkat kerja sama Tjokordo Gde Agung Sukawati dan I Gusti Nyoman Lempad dengan Rudolf Bonnet untuk membentuk sebuah perkumpulan seniman dengan nama Pita Maha tahun 1936.

Mengunjungi Warisan Kerajaan Kuno Bali Goa Gajah Dibangun pada abad ke-11 selama pendudukan Majapahit di Bali. Arkeolog Belanda menemukan kembali Goa Gajah pada tahun 1920an tapi tempat pemandiannya baru ditemukan tahun 1950an dengan

32

| 2 | 2015 |

air yang memancar dan dipercaya bahwa air tersebut dapat membuat Anda tampak lebih muda. Yeh Pulu Relief Panjang relief sekitar 25 meter dengan lebar relief 2 meter, di pahat pada batu cadas. Konon tempat ini digunakan untuk bertapa raja Bedahulu, sebelum beliau kalah berperang melawan kerajaan Majapa­ hit pada tahun 1343. Candi Gunung Kawi 10 candi dipahat di tebing batu di ketinggian 7 meter. Merupakan tempat untuk pemujaan raja Udayana (ayah raja Airlangga).

Wisata Kuliner Di jalan Mongkey Forest dan jalan Hanoman akan ditemukan berbagai pilihan restoran mulai dari western food sampai makanan khas Bali. Pilihan resto di Ubud sangat banyak, dari kelas warung sampai restoran di resor yang mewah dengan masing-masing daya tariknya

Wisata Kopi Bali Wisata ini untuk melihat secara langsung bah­


kan ikut terlibat dalam pemrosesan kopi mulai dari memetik buah kopi sampai dengan tahapan pemrosesan kopi. Setelah berkeliling di kebun kopi dan tanaman pendukung serta binatang luwak yang menghasilkan kopi luwak, pengun­ jung diajak menyicipi aneka jenis kopi secara gratis.Tempat meminum kopi berupa saung layaknya kedai kopi di pedesaan. Tidak kurang 8 jenis minuman kopi disajikan secara cuma-cuma untuk dicoba. Namun ada satu jenis kopi yang tidak disajikan secara cuma-cuma yaitu kopi Luwak. Kopi luwak ini diseduh dengan meng­ gunakan alat khusus yang cukup unik, namun menghasilkan seduhan kopi dengan kualitas terbaik.

Cooking Class Kelas memasak di Ubud tengah naik daun. Restoran dan hotel menyediakan cooking class untuk wisatawan. Paling sering diajarkan menu khas Bali seperti sate lilit dan lawar, maupun kuliner Indonesia seperti nasi goreng, gado-gado, atau nasi kuning. Tempat kelas memasaknya pun beragam. Ada yang memilih di Restoran, seperti Restoran Casa Luna, sementara Paon Bali di Laplapan di rumah. Sebelum memasak, peserta diajak membeli lang­ sung bahan yang dibutuhkan di pasar tradisional.

Belajar Yoga Ubud identik dengan yoga. Orang-orang datang dari seluruh dunia untuk belajar yoga di Ubud. Tidak hanya bagi pemula, para profesional pun menikmati sesi yoga di Ubud. Sebagian besar tempat-tempat yoga tersebut memiliki panorama alam seperti taman atau pemandangan ke arah sawah. Salah satu tempat yoga yang terkenal

adalah Yoga Barn di Jalan Hanoman. Yoga Barn memiliki beragam kelas yoga baik untuk kelas singkat maupun intensif.

Pengobatan Tradisional Sesuai dengan asal muasal nama Ubud, maka di daerah ini pun banyak pengobatan tradisio­ nal. Mereka biasa disebut dengan “balian”. Salah satu balian di Ubud yang terkenal adalah Ketut Liyer, yang menjadi tenar lewat kemunculannya dalam film “Eat, Pray, Love”

Bersepeda di Sawah Terasering Pemandangan yang tak pernah dilupakan saat melancong ke Ubud adalah sawah terasering (rice terraces). Sawah yang banyak ditemui di dekat Ubud ini sebenarnya tidak begitu luas, namun tetap tampak eksotis. Di sini banyak tersedia warung dan café, sehingga wisatawan yang ingin menikmati pemandangan bisa berlama-lama duduk di warung tersebut. Kegiatan yang paling digemari wisatawan saat di Ubud adalah bersepeda di tengah sawah.

Rafting Berpanorama Relief Ramayana Sungai Ayung merupakan lokasi arung jeram yang cocok untuk pemula. Panorama di kiri kanannya bergantian, mulai jajaran pohon kelapa, pepohonan di bukit, sampai sawah berundak. Tak hanya itu, di tengah pengarungan sungai, Anda akan dibawa melihat ukiran seniman Bali berupa relief Ramayana di tebing batu. Paket arung jeram biasanya sudah termasuk makan siang dan antar jemput. n Naskah: DR. ILYAS ANGSAR, SP.OG Editor: MARTHA & EVY Foto: ARYA BRATA, IGN DHARMA PUTRA, EVY

FESTIVAL DAN EVENT DI UBUD TAHUN 2015 BAGI penggemar buku, penulis dan pembaca dapat mengikuti Festival Ubud Writers & Readers Festival. Festival internasional ini dis­ elenggarakan setiap tahun. Ticket dapat dipesan melalui: www.ubudwritersfestival.com

BAGI penggemar kuliner dapat mengikuti festival masak yang diselenggarakan setiap tahun. Tahun ini, festi­ val diadakan pada 5 – 7 Juni. Ticket dapat dipesan melalui: www.ubudfoodfestival.com

BAGI penggemar musik jazz dapat mengikuti festival yang diikuti oleh musisi jazz dunia, diselenggarakan setiap tahun. Pada tahun ini diselenggarakan pada 7-8 Agustus. Ticket dapat dipesan melalui: http://ubudvillagejazzfestival.com/

| 2 | 2015 |

33

KEKAYAAN BUDAYA: Kekayaan alam lokal dan kuliner menjadi magnit tersendiri bagi para wisatawan untuk tidak absen men­ gunjungi Bali dalam agenda liburannya.


X-RAY

FOTOGRAFI

ORBS Fenomena Fisika, atau Dunia Lain? BETERBANGAN: Tampak orbs melayang di mana-mana hampir memenuhi seluruh lapangan pandang foto di awal pembangunan ruangan Museum Pendidikan Dokter di atas Aula FK UNAIR tahun 2004.

S

ebelas tahun yang lalu, semasa pembangunan awal Museum Pendidikan Dokter sedang dikerjakan pada tahun 2004, penulis melongok ke ruangan yang gelap di bawah genting aula Fakultas Kedokteran Unair. Ternyata ruangan tersebut adalah gudang tempat menyimpan barang-barang tua dan kusen dari jati. Iseng penulis memotret gudang tersebut dan membawa ke studio foto untuk dicetak. Foto ruangan tadi hasilnya lumayan, namun ada beberapa bulatan yang terlihat melayang. Penulis mengira itu hanyalah akibat lensa kamera yang tidak bersih. Namun pemilik studio foto tersebut bilang, ”Itu orbs, Pak.” Ketika penulis bertanya apa itu orbs, dia menjawab singkat, ”Lihat saja di internet.” Karena penasaran, penulis mencari di internet, ternyata baru penulis tahu bahwa di dunia maya orbs banyak diperbincangkan. Apa itu ORBS? Orbs adalah sebutan yang populer untuk bulatan anomali yang muncul pada foto. Fenomena adanya bulatan bulatan yang melayang dan tertangkap oleh kamera ini baru muncul setelah ditemukannya kamera digital. Saat melihat orbs pada hasil jepretan foto, kadang kita berpikir mungkin lensa kamera kita yang kotor atau berjamur, sehingga menghasilkan efek penampakan bola-bola putih yang melayang pada foto. Namun

34

FENOMENA: Museum Pendidikan Dokter di atas aula pada waktu hampir selesai dibangun, tampak perubahan jumlah orbs tidak sebanyak saat awal dibangun.

ada yang menganggap bahwa orbs ini .sesungguhnya adalah suatu ‘energi’ atau ‘spirit’ yang melayang layang di dunia yang fana ini. Sifat yang khas dari orbs adalah hanya bisa direkam lewat kamera digital dengan resolusi tinggi 1.3 mega pixel, bentuknya selalu bulat seperti bola, permata atau bulatan cahaya, dengan ukuran seperti bola golf sampai dengan bola basket. Orbs juga mempunyai “inti”. Bulatan-bulatan pada foto tersebut

| 2 | 2015 |


Orbs hanya bisa direkam lewat kamera digital resolusi tinggi. Menangkap fenomena orbs ini bisa dilakukan di tempat-tempat beraura negatif seperti kuburan, maupun tempat yang beraura positif seperti tempat ibadah dan sejenisnya. terkadang muncul dalam jumlah banyak. Orbs bergerak dengan cepat, sehingga tidak semua kamera dapat menangkapnya. Menarik sekali untuk menyimak beda pendapat tentang orbs ini. Para tehnisi meyakini bahwa orbs ini baru ditemukan setelah orang memakai kamera digital. Dulu, ketika masih menggunakan kamera biasa, fenomena ini belum ada. Sekarang, pada era teknologi fotografi digital, khususnya yang menggunakan kamera ultra compact, orbs disebut juga sebagai orbs backscatter. Orbs backscatter biasanya terjadi karena konstruksi lensa dan built-in flash yang berdekatan pada kamera multi compact tersebut, sehingga mengecilkan sudut pencahayaan ke lensa dan otomatis menaikkan refleksi pencahayaan pada partikelpartikel di depan lensa yang hampir tak terlihat dengan mata telanjang. Orbs backscatter bisa dihasilkan dari partikel-partikel seperti debu, bubuk dan partikel cair yang jatuh seperti derai air hujan. Begitu pula dengan orang barat yang tidak percaya pada mistik. Mereka menganggap orbs terbentuk karena pantulan debu yang melayang dan memantulkan sinar sewaktu terkena lampu cahaya (blitz) dari kamera digital dan terekam oleh kamera. Namun, ada pihak yang menganggap bahwa orbs ini sesungguhnya adalah suatu “energi” atau “spirit”. Karenanya, orbs ini banyak ditemukan di tempat tempat yang sepi, gedung gedung tua serta di kuburan. Penulis pernah berdiskusi dengan seorang paranormal, yang setelah melihat wujudnya orbs, dia meyakini bahwa bulatan yang tampak melayang dalam foto adalah “spirit” dari manusia yang pernah hidup. Lalu mana yang benar ?

Sebagai akademisi, penulis ingin membuktikan dengan membuat eksperimen berupa serial foto yang mengandung orbs. Dalam suatu upacara pemberian brevet dokter gigi spesialis di salah satu gedung tua di kampus UNAIR, penulis duduk di belakang para hadirin dengan membawa kamera digital. Secara serial, dengan jarak waktu 1 menit, dari posisi dan kamera yang sama peneliti melakukan pemotretan. Ternyata, pada foto pertama terlihat sebuah orb di dekat kaki orang yang sedang berdiri. Satu menit kemudian, dari foto kedua terlihat orb tersebut sudah berpindah tempat ke tembok dekat lukisan. Selang satu menit berikutnya, orb sudah berada jauh di sudut ruangan (tampak kecil, hampir tidak terlihat). Penulis juga melakukan eksperimen yang sama di ruang kuliah obsgyn maupun interna di RSUD Dr. Sutomo pada saat mengajar mahasiswa FK UNAIR. Hasilnya sangat mengejutkan! Karena dalam foto terekam banyak orbs yang ‘ikut’ kuliah di dalam ruangan tersebut. Dari fakta di atas dapat dianalisis bahwa orbs adalah sesuatu yang melayang-layang di udara, yang mungkin saja partikel debu atau spora jamur. Tetapi mengapa orbs seringkali ditemukan di tempat yang relatif tua, sepi, seperti di kuburan, gedung tua atau tempat yang berenergi positif seperti masjid atau gereja? Sekali lagi artikel ini hanyalah sebuah penjelasan mengenai orbs, sama sekali bukan sebuah ajakan untuk berpikir klenik. Terkadang hal-hal di luar perkiraan dan kemampuan manusia bisa hadir begitu saja tanpa diminta, dan kita sebagai manusia tetap percaya ada kehidupan lain di luar sana. Sebagai penutup, seperti yang sering tertulis di banyak tesis dan | 2 | 2015 |

Jam 10.00

Jam 10.01

Jam 10.02

PEMBUKTIAN: Foto serial pergerakan orbs di ge­dung Garuda Mukti, FKG UNAIR.

disertasi: “Masih diperlukan berbagai penelitian untuk membuktikan orbs itu hanyalah sebuah partikel debu atau sesuatu dari dunia lain.” n Naskah & Foto: INDROPO AGUSNI

35


EKSPLORASI

BEDAH RUMAH SAKIT

Menuju Rumah Sakit SUPERSPESIALISTIK

R

SUD Dr. Soetomo Surabaya adalah tempat pendidikan kedua setelah FK Unair bagi para alumni. Setelah meneri­ ma semua teori di bangku kuliah, maka rumah sakit kebanggaan para alumni ini adalah kawah candradimuka tempat praktek langsung kepada pasien bagi para dokter muda maupun PPDS 1. Rumah sakit yang didirikan oleh Pemerintah Belanda di Desa Karang­ menjangan pada tanggal 29 Oktober 1938 ini adalah salah satu rumah sakit

tertua di Indonesia dan telah melewati sejarah panjang dalam memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang diembannya. Terkait dengan RSUD Dr. Soetomo sebagai rumah sakit rujukan nasional, yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan pada tanggal 17 Oktober 2014 silam, maka salah satu aspek pelayanan yang dibicarakan kali ini adalah pembenahan sistem antrian pasien di rumah sakit. Permasalahan yang di hadapi oleh RSUD Dr. Soetomo

36

| 2 | 2015 |

memang cukup kompleks, terutama dengan sistem antrean pasien yang cukup panjang setiap harinya. “Masalah antrian panjang, bukan karena RSUD Dr. Soetomo tidak bisa mengelola, tapi karena beberapa aspek, di antaranya sistem rujukan yang tidak jalan,” kata Dr. Dodo Anondo, M.Ph., Direktur RSUD Dr. Soetomo yang ditemui di ruang ker­ janya. “Semua orang sakit antri untuk menjadi pasien di RSUD Dr. Soetomo. Dengan penuhnya orang membuat sistem antrian jadi kacau. Tidak hanya


dokter daerah yang merujuk ke sini, terkadang pasiennya sendiri ingin ke Soetomo, kan kita tidak bisa menolak!” ungkap Dr. Dodo Anondo. “Bahkan karena ketakutan yang berlebihan tidak bisa dilayani berobat, mereka datang jam 5 pagi ke rumah sakit. Tapi yang antri sandalnya, bukan orangnya!!! Nah, ini salah satu yang kita benahi. Alhamdulillah, sekarang sudah mulai tertata,” ungkap pria yang ramah dan suka bercanda ini. Setiap saat dari ruangannya di RSUD Dr. Soetomo, mantan Kadinkes Jatim ini dapat mengontrol sistem antrian dan kondisi lainnya di rumah sakit de­ ngan memanfaatkan teknologi sistem informasi yang ada. Pembenahan sistem antrian tidak bisa hanya dibebankan kepada RSUD Dr. Soetomo. Harus dibenahi dari sisi eksternalnya juga. Secara internal RSUD Dr. Soetomo telah menyiapkan tambahan tempat tidur dan mengatur prosedur. “Kalau ada yang mengatakan rumah sakit ini harus ditambah kapasitasnya, dipertinggi, diperlebar, saya sampaikan ini sudah maksimum. Kapasitas rumah sakit dengan 1510 tempat tidur, yang terbesar di Indonesia jumlah tempat tidurnya. Apalagi sekarang kita buat tempat transisi sejumlah 30 tempat tidur, tempat untuk merawat pasien gawat darurat. Ini adalah ruang semen­ tara sampai mereka bisa mendapatkan kamar. Tidak boleh lagi kita meletakkan mereka di lorong-lorong seperti dulu,” tambahnya dengan nada serius. “Untuk perbaikan sistem antrian ini secara eksternal juga menjadi tang­ gung jawab Dinas Kesehatan Tingkat I dan II, dan pelayanan kesehatan di level lebih rendah, serta BPJS. Diharapkan BPJS juga memberi sosialisasi agar tidak asal merujuk. Yang terpenting agar masyarakat juga mau menyadari, bahwa apabila penyakitnya tidak bisa di tangani di puskesmas, mereka bisa ditangani di rumah sakit tipe B dan tipe C.” Lanjutnya lagi, “Ternyata di lapangan tidak segampang seperti yang kita omongkan. Faktanya untuk memberi

Dr. Dodo Anondo memberikan penjelasan detail tentang layanan RSUD Dr. Soetomo kepada reporter majalah dokter.

tahu masyarakat itu begitu sulit, karena masyarakat terkadang sudah ‘mantep’ dirawat di RSUD Dr. Soetomo. Itu salah satu sebabnya.” Cara lain yang ditempuh oleh RSUD Dr. Soetomo adalah bekerjasama dengan rumah sakit jejaring. Dalam banyak kasus, tindakan tertentu cukup dilakukan oleh dokter puskesmas atau bahkan bidan. Misalnya saja persalinan normal sudah tidak boleh dilakukan di RSUD Dr. Soetomo. Bahkan saat ini di rumah sakit tipe B pun tidak boleh menerima persalinan normal. Hal tersebut hanya boleh dilakukan di fasiltas rumah sakit yang lebih bawah, atau bidan. RSUD Dr. Soetomo sebagai rumah sakit pendidi­ kan pun tidak bisa lagi memiliki tempat praktek untuk tindakan persalinan nor­ mal. Jalan keluarnya adalah menggu­ nakan rumah sakit jejaring atau fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat. “Bisa disimpulkan, saat ini RSUD Dr. Soetomo sudah menjadi rumah sakit yang superspesialistik, walaupun untuk kasus-kasus kegawatdaruratan harus tetap kita tolong,” ujar Dr. Dodo. Ke depannya, RSUD Dr. Soetomo juga akan memperbanyak memberikan pelayanan promotive - preventive. Medical check up ini akan dibuat menjadi paket pelayanan, termasuk fasilitas hotel hingga wisata untuk mereka yang berasal dari luar kota atau luar pulau. Hal ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat agar tidak harus pergi ke luar negeri dalam melakukan medical

| 2 | 2015 |

37

check up. “Untuk mewujudkan program tersebut, sekarang secara internal kita siapkan dokter-dokternya,” Hal lain yang sedang dibenahi oleh RSUD Dr. Soetomo adalah penghitung­ an jasa dokter dan paramedis yang terlibat dalam pelayanan. Pihak mana­ jemen secara internal telah mengatur sistem remunerasi berdasarkan kinerja dengan tetap menjaga nilai profesion­ alisme. “Kita bangun dan tunjukkan bahwa kita, para dokter yang bekerja di RSUD Dr. Soetomo bekerja secara profesional. Mengedepankan tatakrama sebagai etika yang dipegang teguh, disiplin, on time dan tidak mengabaikan tugas-tu­ gas keseharian. Siap untuk mengkritik dan dikritik secara konstruktif,” pung­ kasnya dengan wajah berbinar. Pesan Dr. Dodo Anondo ini mengingatkan kita pada motto RSUD Dr. Soetomo: “Noto Roso, Among Roso, Mijil Tresno, Agawe Karyo” Yang berarti: “Kita harus mengatur perasaan diri sendiri sebelum ber­ bagi rasa dengan orang lain, sehingga timbul saling menghormati dan timbul rasa kasih yang manusiawi sebagai sendi dasar terciptanya saling penger­ tian untuk selanjutnya bersama-sama membangun bangsa ini.” n Naskah: YASIN/EVY Foto: ADITYA GILANG


KULINER

NUTRISI

Es Krim dengan cita rasa klasik

TUTTI FRUTTI salah satu menu pilihan favorit, yang merupakan es krim berbentuk segitiga dikombinasi dengan potongan buah.

38

| 2 | 2015 |


INTERIOR KLASIK. Kursi-kursi model klasik masih dipertahankan seperti aslinya.

R

esto yang diberi nama sesuai pen­­dirinya, Roberto Zangrandi yang berkebangsaan Italia ini ten­tunya sudah tak asing ba­ gi penikmat es krim di Surabaya dan se­ ki­tarnya. Resto yang terletak di jalan Yos Su­darso dan bersebelahan dengan ho­tel Gar­den Palace ini telah sejak lama men­ ja­di ikon wisata kuliner es krim di kota Su­ rabaya. Su­asana klasik khas arsitektur Be­ lan­da begitu terasa ketika kita memasuki res­toran ini. Penggunaan kursi rotan de­ ngan meja pendek menambah kesan kla­ sik yang ada. Menu-menu yang ada pun seakan su­dah sangat mereka kenal. Wajar saja, ka­rena restoran es krim Zangrandi me­ mang tetap mempertahankan menu da­ri awal mereka berdiri di tahun 1930. Se­but saja es krim Tutti Frutti, yang merupakan es krim berbentuk segitiga di­kombinasi dengan potongan buah. Pilihan rasanya ada beragam, seperti vanila, moka, rasberi dan stroberi. Menu asli dan tetap menjadi favorit pengunjung lainnya adalah Macedonia, yang disajikan secara khas dan diberi rhum di atasnya. Sebagai pioneer restoran es krim di Surabaya,

Zangrandi juga telah me­ngem­bangkan menu lainnya seperti Love deal, Banana split dan juga Noodle Ice Cream. Sesuai namanya, Noodle Ice Cream memang berbentuk seperti mie yang panjang. Sedangkan Love deal me­rupakan es krim yang berbentuk bulatan dengan berbagai macam rasa dan diletakkan dalam wadah berbentuk hati. Banana split adalah menu favorit sa­at ini di Zangrandi. Resep es krimnya sendiri diciptakan oleh Nyonya Roberto Zangrandi yang le­bih dikenal dengan sebutan “Mevrouw Zang­randi”. Berbagai pilihan rasa yang ditawarkan ketika itu adalah vanilla, co­kelat, stroberi dan moka. Resep inilah yang menjadi kunci kesuksesan Zangrandi dan telah diturunkan turun temurun sejak dahulu hingga saat ini. ’’Jadi sebenarnya Zangrandi adalah es krim Italia dengan nuansa Belanda,’’ ujar Felix Tanumulia, direktur operasional PT. Zangrandi Prima. Lebih lanjut Felix menjelaskan se­ki­tar tahun 60-an Roberto Zangrandi me­mu­ tuskan untuk kembali ke negaranya. Ma­ka restoran beserta resepnya diperjual belikan kepada Adi Tanumulia yang merupakan seorang pengusaha winery. La­tar belakang

sebagai pengusaha winery membuat Adi Tanumulia mempunyai indra pengecap yang tajam dan tak kalah dengan Roberto Zangrandi, hingga terciptalah berbagai kreasi pilihan rasa lain seperti kopyor, raspberi dan durian. ’’Se­jak dibeli oleh kakek saya, sejak itu pula Zangrandi dikembangkan oleh keluarga Ta­numulia dari generasi ke generasi,’’ ungkap Felix lagi. Mempertahankan kualitas menjadi sa­lah satu kunci mengapa restoran es krim Zangrandi masih bisa bertahan dan terus berkembang sampai sekarang. Bahan yang digunakan pun tetap seperti sediakala dan berasal dari bahan lokal Indonesia. ’’Sampai sekarang kita masih menggunakan gula pasir sebagaimana re­sep aslinya. Bukan menggunakan pemanis. Bahkan buah-buahan pun kita memakai buah-buahan asli, seperti straw­berry, kita tidak menggunakan pe­ ra­sa,’’ ujar pria ramah ini. Dari sisi tekstur, es krim Zangrandi terasa lebih kasar dan tidak mudah leleh dari es krim yang ada pada umumnya. Hal ini diakui oleh Felix, “Es krim kita memang lebih kasar daripada es krim jaman sekarang. Jaman sekarang lebih milky dan creamy. Tapi memang seperti itulah es krim Zangrandi dari dulu. Kita tidak harus selalu sama dengan yang lain. Kita punya style sendiri,” kata Felix menambahkan. Lokasi di tengah kota dan menjadi salah satu obyek wisata di kota Surabaya, membuat Zangrandi tidak pernah sepi dari pengunjung. Namun untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, manajemen restoran es krim Zangrandi melakukan beberapa perubahan interior. Terakhir kali mereka melakukan renovasi di tahun 2013 yang lalu, diharapkan dengan desain interior yang baru semua kalangan merasa nyaman untuk menikmati es krim di dalamnya. ’’Kita renovasi, kalau dulu kurang modern, sekarang kita bikin lebih modern. Tapi tidak meninggalkan pilarpilar lama, juga kursi-kursinya pun replika dari yang lama,’’ pungkas direktur operasional PT Zangrandi Prima ini. n Naskah: YASIN Foto: ADITYA GILANG

| 2 | 2015 |

39


SKELATON

PROFIL GRUP

Foto kebersamaan FK Unair 1984 pada reuni tahun 2008.

DARI BPJS SAMPAI

KEGIATAN SOSIAL BPJS saat ini sedang ramai dibicarakan dimasyarakat luas. Tetapi bagi alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 1984, BPJS tidak hanya berarti sebuah badan negara yang mengurusi masalah jaminan sosial masyarakat. Bagi mereka BPJS juga berarti jalan-jalan sambil melakukan kegiatan sosial.

H

al ini tercetus pada Januari 2014 ketika mereka hendak ja­lan-jalan bersama ke daerah Jogyakarta. “Waktu itu sedang ramai dibicarakan masalah BPJS. Supaya menarik, maka acara jalan-jalan kami itu dinamakan BPJS, yang kepanjangannya Bareng Plesir ke Jogja dan Sekitarnya. Akhirnya walaupun gak ada huruf J-nya, acara berikutnya tetap kita sebut BPJS,” ungkap Suwaspodo Henry Wibowo, dr., Sp.And., MARS yang menjadi ‘Pak Lurah’ alumni angkatan 84. Nama BPJS memang baru digunakan Januari 2014, namun sebenarnya acara kumpul bareng alumni angkatan 84 pertama kali dilaksanakan tahun 2008. “Awalnya, pada tahun 2008, saya ketemu beberapa teman alumni 84. Kok rasanya wis suwi gak kumpul. Akhirnya kami sepakat untuk membuat acara reuni

yang pertama,” cerita dr. Henry yang ditemui di tempat prakteknya di Jalan Ngagel Jaya Utara. Reuni tahun 2008 yang dilaksanakan di hotel Singgasana Surabaya itu belum diikuti oleh seluruh alumni angkatan 84, karena banyak yang belum terlacak keberadaannya. Berawal dari ‘kumpul bareng’ itu, mereka kemudian mencari lagi rekan-rekan alumni 84 lain yang masih tersebar di mana-mana dan dikumpulkan datanya. “Kami yang dasarnya senang ngumpulke konco-konco, mencari tahu mereka nyebar dimana? Kondisinya bagaimana? Jadi bisa saling tahu apabila ada yang memerlukan bantuan,” ungkap dr. Henry lagi. Setelah itu, hampir setiap tahun alumni 84 mengadakan pertemuan. Selain acara reuni, mereka juga rutin mengadakan acara halal bihalal saat Hari Raya Idul

40

| 2 | 2015 |

Fitri. Halal bihalal pernah dilaksanakan di Surabaya, Kediri dan Sarangan. Tuan rumah pelaksana acara adalah mereka yang berada di sekitar kota tempat berlangsungnya acara. Ketika acaranya di Sarangan, alumni yang berada di Madiun, Magetan dan sekitarnya yang menjadi pelaksana acara. “Dalam grup alumni angkatan 84 ini, kami buat ada panitia kecil atau panitia rutin. Mereka bertugas sebagai provokator. Jadi, yang ketempatan acara menentukan lokasinya acaranya, lalu panitia kecil yang akan membantu woro-woro,” kata dr. Henry. Acara BPJS sendiri walaupun baru dicetuskan bulan Januari 2014, namun telah dilaksanakan sebanyak 3 kali. Setelah Jogjakarta, jalan-jalan bareng ini berlanjut ke Jember dan Singapura. Rencananya bulan April 2015 akan di-


“SEMOGA PERSAUDARAAN DAN KEAKRABAN KAMI INI BISA TERUS TERJAGA, DAN BISA MENULAR KE SEMUA ANGKATAN YANG LAIN. SEHINGGA SELURUH ALUMNI FK UNAIR BISA TERUS TERHUBUNG SEBAGAI SEBUAH KELUARGA BESAR.” laksanakan BPJS 4 dengan mengunjungi kota Madiun dan Solo yang dibarengkan dengan undangan salah seorang alumni yang akan menikahkan anaknya. Selain pertemuan-pertemuan di darat, mereka juga setiap harinya rajin bertemu di dunia maya. “Untuk menyambung silaturahmi, awalnya kami pake milis. Sampai sekarang milis kami gunakan sebagai tempat mengumpulkan data dasar untuk komunikasi. Dengan adanya BBM dan sekarang Whatsapp, komunikasi di antara kami makin intens,” ujarnya lagi. Selain kumpul-kumpul dan jalan-jalan, alumni 84 kerap melakukan kegiatan sosial. Dalam setiap pertemuan mereka selalu menyisihkan dana sosial. “Pada saat Gunung Merapi meletus di Jogja, kami mengirimkan tim kesana. Waktu itu kami share ke teman-teman, siapa yang mau ikut dan siapa yang mau nyumbang. Alhamdulillah sumbangan yang terkumpul cukup banyak. Bahkan sampai dengan selesainya acara, dana masih tersisa sekitar 20 jutaan. Dana itu kami simpan untuk kegiatan sosial yang berikutnya,” ungkap dr. Henry. Mereka juga pernah mengi­ rimkan bantuan untuk musibah gempa yang terjadi di Sulawesi dan membantu kegiatan sosial adik-adik mahasiswa yang sedang KKN yang daerahnya memerlukan air bersih. “Kalo anggaran kami sudah tipis, maka kami share lagi ke alumni. Biasanya dalam waktu seminggu sudah terkumpul lagi sekian juta. Alhamdulillah teman-teman percaya pada panitia kecil yang ada,” kata dr. Henry sambil tersenyum.

Persaudaraan dan solidaritas alumni angkatan 84 sangat erat dan mesra. “Kami semua sudah seperti saudara sendiri. Pada saat ada teman yang sakit, apalagi sampai dirawat, semua kawan siap memberi bantuan dalam hal apapun. Tanpa berhitung. Momen yang paling menyedihkan bagi kami adalah ketika teman kami yang sakit akhirnya meninggal. Disaat seperti itu kami rasanya makin dekat satu sama lain, dan makin sering saling mengingatkan untuk menjadi lebih baik.” Ketika suatu saat mereka bertugas ke kota lain, selalu mencari siapa rekan satu angkatan yang ada disana. “Dengan adanya media sosial, sangat membantu. Kadang ada yang sungkan, lalu japri ke saya. Saya yang lantas menghubungi calon tuan rumah kota yang mau dituju, saya kabarkan bahwa si A mau ke sana,” ungkapnya lagi. Persaudaraan ini di sambut secara positif oleh seluruh alumni 84. Tidak ada batas di antara mereka.

| 2 | 2015 |

41

Tidak melulu Dokter Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran, banyak alumni 84 yang tidak melulu menjadi dokter. “Ada dr. Soejoko yang menjadi lurah di Bojonegoro. Ada juga dr. Damiri, yang jadi pengusaha di Banjarmasin,” ungkap dr. Henry lagi. Banyak pula di antara mereka yang berkarier di luar Jawa, dari Papua sampai Aceh mereka tersebar. Ada dr. Ispriyadi, direktur sebuah rumah sakit di Aceh, dr. Retno Herni di Jayapura dan dr. Lusi Aminarni di Barito Kuala. Banyak pula di antara mereka yang telah sukses sebagai direktur rumah sakit. “Semoga persaudaraan dan keakraban kami ini bisa terus terjaga, dan bisa menular ke semua angkatan yang lain. Sehingga seluruh alumni FK Unair bisa terus terhubung sebagai sebuah keluarga besar,” harap dr. Henry mengakhiri bincang-bincang kami.n Naskah: YASIN Foto: DOK FK UNAIR 1984


EKSPLORASI

L A Y A N A N K E S E H ATA N

GRHA

Surabaya

GREEN BUILDING LABORATORY SATU-SATUNYA DI SURABAYA Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya menjaga alam dan lingkungan semakin meningkat. Bukan hanya dalam bentuk penjagaan terhadap hutan, sungai dan lain sebagainya, tapi kesadaraan ini diimplementasikan pula dalam berbagai bidang lain dalam rangka efisiensi penggunaan energi dan meminimalisir kerusakan lingkungan.

S

alah satu implementasinya adalah dalam bidang arsitektur dengan munculnya konsep Green Building atau bangunan hijau. Bangunan yang berkonsep green building merupakan bangunan yang ramah lingkungan dan efisien dalam menggunakan sumber daya selama masa hidup bangunan tersebut, yaitu dari tahap perancangan, konstruksi, operasional, perawatan, renovasi, dan demolisi. Green building juga memiliki performa yang tinggi dalam sustainability, yaitu dari segi ekonomi, ekologi, dan sosial Sejalan dengan sikap masyarakat Surabaya saat ini yang semakin peduli dengan lingkungan hidup, GRHA Prodia Surabaya yang terletak di Jalan Diponegoro No. 149 -151 Surabaya berusaha sebaik-baiknya menerapkan konsep Green Building. Ba­ngunan yang resmi digunakan sejak tanggal 2 Maret 2015 ini secara sekilas tampak kecil diban­ dingkan dengan luas lahan yang dimilikinya. Di sisi kanan, kiri dan belakang gedung tampak area terbuka dengan taman yang asri. “GRHA Prodia Surabaya memang didesain hanya menempati 50% dari lahan yang tersedia. Sisanya dipergunakan untuk land scaping dan green proof,” ujar Eko Praptiningsih, Regional Marketing Manager Prodia . Dijelaskannya, ruang terbuka hijau yang disediakan di gedung berlantai 9 ini sekitar 22% dari luas tanah. Itu berarti dua kali lipat lebih luas dari yang dipersyaratkan pemerintah kota yaitu 11%. Bangunan ini juga memiliki taman di atap untuk menyerap panas, sehingga dapat mengurangi kebutuhan energi untuk mendinginkan ruangan, sekaligus mengurangi dapat mengurangi polusi udara.

42

| 2 | 2015 |

“Pembangunan GRHA Prodia Surabaya memprio­ritaskan penggunaan material lokal dan alami dengan bahan daur ulang,” ungkap wanita ramah ini. Dia mencontohkan karpet yang digunakan di ruang pertemuan merupakan karpet daur ulang yang di impor langsung dari Belanda, karena belum ada di dalam negeri. Green building yang diusung Prodia ini juga memiliki keunikan yang membedakan dengan green building lainnya, misalnya adanya lahan parkir sepeda untuk mendukung gerakan bike to work dan penggunaan on-site wastewater treatment (STP/sewage treatment plant), dimana air hujan yang turun dapat diolah dan dimanfaatkan kembali. “Karena di masa krisis energi dan perubahan iklim, membangun gedung ramah lingkungan bukan ha­ nya pilihan melainkan kewajiban bagi kita semua,” ujar Praptiningsih lagi, ketika majalah dokter me­nanya­­kan alasan Prodia membuat bangunan hijau ini. Untuk semakin menghemat energi, gedung ini juga memanfaatkan pencahayaan alami dan dindingdinding yang terbuat dari kaca berkinerja tinggi. Di samping itu GRHA Prodia Surabaya juga menggunakan AC dan lampu LED hemat energi. “Lampu LED yang digunakan juga dapat menyala dan padam secara otomatis karena didukung oleh sensor gerakan,” ungkap manajer Prodia yang cukup lama bertugas di daerah Sulawesi Selatan ini. Semua fasilitas ini diperuntukkan bagi kenyamanan pengunjung dan pelanggan Prodia. Dijelaskan oleh Praptiningsih, untuk para pelanggannya di GRHA Prodia tersedia ruang tunggu yang nyaman dan VIP Lounge. Di samping itu terdapat Ru-


GRHA Prodia Surabaya memang didesain hanya menempati 50% dari lahan yang tersedia. Sisanya dipergunakan untuk land scaping dan green proof.

| 2 | 2015 |

43


Layak kiranya bila saat ini GRHA Prodia Surabaya telah didaftarkan untuk memperoleh sertifikasi LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) yang dikeluarkan oleh lembaga USGBC (United States Green Building Council). “Tentunya efisiensi dan pelestarian energi, air dan sumber daya lainnya menjadi manfaat yang kami dapat. Manfaat lainnya adalah dapat terkuranginya polusi dan perusakan lingkungan, sehingga kualitas lingkungan menjadi lebih baik dan dapat mening­ katkan kesehatan dan produktivitas,” pungkas Praptiningsih. n Naskah: YASIN Foto: DOK GHRA PRODIA

RAMAH LINGKUNGAN. Fasilitas GHRA Prodia didesain ramah lingkungan yang aman dan nyaman bagi setiap konsumen dalam mendapatkan layanan.

ang konsultasi untuk berkonsultasi secara eksklusif bersama dokter CS. Childlab unit yang merupa­kan ruang tunggu yang nyaman untuk pengambilan sampel khusus pasien anak-anak juga tersedia. Di bagian atas gedung ini juga terdapat ruang pertemuan, yang dapat digunakan sebagai tempat edukasi kesehatan. Dan tidak lupa, GRHA Prodia juga menyediakan perpustakaan yang lengkap dengan koleksi buku dan jurnal terkait teknologi laboratorium dan kesehatan. Sebagai laboratorium klinik modern GRHA Prodia Surabaya juga dilengkapi dengan berbagai sistem dan peralatan yang canggih dan terkini. Contohnya Laboratory Automation System (LAS) yang merupakan proses pre-analitik setelah proses pengambilan sampel. LAS terdiri dari serangkaian alat yang dirancang untuk mempercepat proses, sehingga dapat meningkatkan kecepatan hasil. Selain itu karena dilengkapi dengan sistem label barcode yang terhubung dengan Laboratory Information System maka human error dapat diminimalkan Peralatan yang modern dan canggih ini juga menjadikan GRHA Prodia Surabaya sebagai Prodia Reference Laboratory Services (PRLS), sehingga cakupan pemeriksaan lebih luas dan dapat menjadi pusat rujukan laboratorium lainnya di wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Di samping itu peralatan penunjang diagnostik seperti treadmill, EKG, USG, Rontgen, Audiometri, Spirometri tersedia lengkap dan didukung teknologi terkini. Hal ini sangat bermanfaat untuk layanan General Medical Check Up personal, keluarga maupun untuk perusahaan. Apalagi mereka juga melengkapinya dengan konsultan radiologi yang berpengalaman.

44

| 2 | 2015 |

AMAN. Karpet khusus yang aman dan nyaman bagi kesehatan.

ASRI. Tanaman hijau disiapkan untuk menciptakan lingkungan yang asri di GHRA Prodia, Surabaya.


NEW BLACK

? | 2 | 2015 |

45

EFLORESENSI

is the

FASHION & MODE

BATIK


FASHION & MODE

EFLORESENSI

Yes, Batik is never again, or will be old fashioned! Sogan identik dengan batik tradisional yang klasik. Model bolero dan paduan warna “berani� memberi sentuhan yang lebih modern, tanpa meninggalkan kesan anggun dan feminin bak Kartini masa kini. Padankan dengan clutch cantik untuk pesta atau tea time agar menonjolkan kesan elegan, atau tote bag dengan warna menyala untuk kesan yang lebih casual. Model kiri ke kanan: Amalia Rositawati (PPDS Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin) Sekar Ayu Sitoresmi (PPDS Ilmu Kesehatan Mata) Rania Baswedan (FKUA Angkatan 2012)

46

| 2 | 2015 |


Koleksi Savannah dari Batik Chic terinspirasi oleh keindahan tenun Badui, Tuban, dan NTT. Nuansa earth tone sangat menonjol pada koleksi ini.

TIPS: Agar tidak monoton, rok dan bolero dapat dipadukan dengan clutch tenun dan sandal open toe senada dengan warna yang menyala, seperti warna merah cabai. Jangan lupa aksesoris etnik akan menambah kesan mewah pada penampilan ini.

Model: Amalia Rositawati (PPDS Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin)

| 2 | 2015 |

47


Tenun dengan model dress kaftan pendek cocok bagi Anda yang bertubuh mungil. Anda bisa bergaya casual dan cantik dengan padanan tote bag rotan dan aksesoris yang sesuai. Very feminine!

Model: Rania Baswedan (FKUA Angkatan 2012)

48

| 2 | 2015 |


Warna hangat dan teduh adalah karakteristik dari koleksi Savannah. Busana two-pieces dengan celana model pipa bisa menjadi pilihan gaya Anda. Casual tapi tetap terlihat modern dan mewah dapat ditonjolkan dengan memadukan aksesoris seperti kalung dan gelang ukuran besar, serta handbag dengan warna senada. Model: Amalia Rositawati (PPDS Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin) Wardrobe, aksesoris, sandal, dan tas: Batik Chic Gallery (Jl. Kalimantan no. 6, Surabaya) Naskah: IRMADITA CITRASHANTY Foto: ADITYA GILANG P.

| 2 | 2015 |

49


INFUSION

TIPS & TRIK

Online Shop

TELITI SEBELUM BERTRANSAKSI

Belanja online kini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern. Kemudahan bertransaksi yang tak me­ ngenal jarak dan waktu semakin memudahkan konsumen dalam memperoleh barang idamannya. Namun diperlukan ketelitian serta kehati-hatian dalam bertransaksi di online shop.

K

egiatan online shopping saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan kaum hawa, tapi juga para pria. Bahkan, bisa dibilang, tidak mengenal golongan umur. Dari tua, muda, bahkan anak-anak bisa dengan mudah meng­ akses situs jual beli di dunia maya ini. Bagi orang yang sibuk dan

50

tidak sempat window shopping ke pusat perbelanjaan, cara ini dirasa lebih praktis. Apalagi dengan adanya smartphone. Transaksi bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun – tinggal ketik apa yang kita butuhkan, hopla! akan muncul banyak pilihan dan penawaran. Welcome to digital era! Now, online shopping is for everyone. Banyak merchant di pusat perbelanjaan yang juga melayani pembelian melalui online. Bahkan wirausaha kecil yang menjalankan bisnis home industry pun memanfaatkan dunia maya untuk menjual barang dagangannya. Belum lagi yang melayani jual beli barang bekas. Menariknya, harga yang ditawarkan untuk satu jenis barang bisa bervariasi. Jadi, tinggal menyesuaikan pilihan barang dengan keadaan kocek.

| 2 | 2015 |


Sayangnya, yang memanfaatkan olshop ini tidak hanya orang yang menjual dengan niat baik, tetapi ada juga yang berniat menipu. So, be careful! Caranya? Berikut beberapa tip dan trik agar kita bisa bertransaksi de­ ngan aman dan nyaman saat berbelanja online.

Track Record Mengetahui track record ‘penjual’ sangat penting untuk menghindari penipuan, atau transaksi dengan fake account. Situs resmi online biasanya lebih terpercaya karena dikelola secara profesional dan membawa brand yang kuat. Namun bagaimana dengan online shopping melalui media sosial yang sedang marak dan menjual pernak-pernik yang beraneka ragam? Luangkan waktu untuk melakukan riset kecil. 1. Lihat komen atau review/testimoni pembeli. Sepintas dapat dinilai apakah sebuah online shop cukup terpercaya atau tidak. 2. Perhatikan followers-nya, semakin banyak followers bisa berarti online shop ini cukup dikenal. 3. Khusus untuk barang-barang branded/premium, miliki pengetahuan dalam membedakan barang yang asli atau palsu. Jangan tergiur oleh harga murah, bisa-bisa barang palsu yang akan diperoleh.

Perhatikan Baik-Baik Produk Pilihan Lihat dengan seksama foto produk yang hendak dibeli dan detail spesifikasinya. Situs yang baik akan menampilkan produknya secara detil. • Jika informasi yang ditampilkan cukup lengkap sehingga tidak ada yang perlu ditanyakan lagi pada si penjual, maka kemungkinan besar itu adalah online shop yang terpercaya. • Untuk membeli barang-barang ready to wear seperti baju atau sepatu, selalu ingat kemungkinan bahan ataupun ukuran meleset dari yang diharapkan. Kerugian dari online shop adalah produk yang diinginkan tidak bisa dicoba, sehingga selalu ada risiko kecewa karena membeli sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan.

Bandingkan Harga Online shop melalui situs resmi biasanya mematok harga yang reasonable, dan harga barang selalu jelas tercantum. Namun, online shop di media sosial seringkali tidak mencantumkan harga barang, sehingga harus ditanyakan pada penjual. Banyak online shop tidak suka mencantumkan harga karena adanya persaingan harga dengan online shop lain yang menjual barang yang sama. Jadi, daripada menyesal di kemudian hari, luangkan waktu untuk melakukan perbandingan harga.

TRANSAKSI. Seorang shopper sedang bertansaksi online di sebuah website belanja online. Kemudahan belanja online harus dimanfaatkan secara bijak dan hati-hati agar tidak tertipu.

• Lakukan deal dengan penjual. • Jangan lupa mensepakati ongkos kirim yang harus ditambahkan pada pembayaran. • Berhati-hatilah saat melakukan transaksi online pada situs resmi, gunakan komputer/laptop pribadi. Hindari melakukan transaksi online menggunakan komputer umum di warnet. Kejahatan cyber sangat canggih, saat ini disinyalir banyak beredar software yang dapat menyimpan nomer penting seperti nomor kartu kredit. • Last but not least, selalu simpan bukti pembayaran Anda.

Manfaatkan Program Spesial Online shop tertentu, khususnya yang memiliki situs personal biasanya menawarkan program spesial atau diskon untuk transaksi berikutnya. Seorang online shopper sejati, wajib meng-up date promo-promo yang ditawarkan situs personal, karena akan mendapatkan potongan harga pada transaksi berikutnya. Nah, sekarang, jangan ragu lagi melakukan online shopping. Jelajahilah dunia maya dan dapatkan produk idaman dengan aman dan nyaman. Namun, lakukan online shopping dengan bijak, karena kegiatan menyenangkan ini juga bisa menimbulkan kecanduan yang sangat tidak sehat untuk kantong. Selamat berbelanja  Naskah: IRMADITA CITRASHANTY Foto: ADITYA GILANG Model: SAVITRI

Sistem Pembayaran Online shop yang memiliki situs resmi biasanya melayani pembayaran melalui kartu kredit atau paypal. Namun, kebanyakan online shop melayani pembayaran melalui transfer rekening. Sistim pembayaran yang paling aman adalah sistim COD (cash on delive­ ry), karena bisa melakukan pemeriksaan terhadap barang yang dibeli sebelum membayar. Jika pilihan dirasa sudah mantap maka

| 2 | 2015 |

51


HOBI

INSPIRASI

L A C I D E M

E T S Y M

D N A B Y R

L, IONA N S E F A PRO NDANGA R A C K SE INGGI. U A HANYA I S U T Y M I BER G CUKUP G AWALN D FK INI. S E F N O N N NI PR BANG YA BAND YA SEBUT BA U K E I ER D EN EH A K M L I K I J AM T R I MA O L D I T I U TE WALA MB MEM KERAP DI M G GGUN N A M

52

| 2 | 2015 |


SALURKAN

HASRAT LEWAT

NGE BAND

B

erawal dari sekumpulan mahasiswa yang gemar nongkrong tanpa tujuan. Prof. Asmino, dekan pada waktu itu, membaca suatu peluang. Para mahasiswa tersebut dibekali peralatan bermusik, Sehingga terciptalah band yang kini tenar dengan sebutan Medical Mystery Band (MMB). Menghadirkan band yang digawangi oleh dr. Ario Djatmiko SpB, Onk (lead vokal, harmonika), DR. dr. Hendy Hendarto SpOG, K (bass), dr. Iwan Kristian SpB, KBD (gitar), dr. Bob J. Octavianus SpB (lead gitar, vokal), Nono Kusdiono SH (drum), Bambang Tutuko SE, MM (keyboard), M. Irmansyah MM (saxophone), DR. drh. At Soelih Estoepangestie (vokal), dan DR. drh. Rimayanti MKes (vokal) ini memang tidak mudah. Satu sama lain memiliki kesibukannya masing-masing. Apabila band yang beranggotakan dokter plus-plus ini dapat berkumpul semua, bisa dikategorikan KLB (Kejadian Luar Biasa). Begitulah pengakuan mereka. Para anggota MMB ini dikatakan dokter plus-plus lantaran tidak hanya para dokter anggotanya. Ada sederatan profesi lain di dalamnya. Hal ini berkaitan dengan bongkar-pasang pemain seiring berjalannya waktu. Walau tidak menekuni profesi bermusik secara profesional, MMB memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Undangan manggung kerap diterima oleh band yang awalnya hanya disebut band FK ini. Salah satunya pada event Jazz Traffic Festival, yang diadakan oleh radio SSFM Surabaya. Rentet­an tembang demi tem-

bang dimainkan sangat manis. “Waktu di Jazz Traffic itu, aliran yang kita usung blues. Syukurlah bisa sukses dimainkan. Lha wong kita ini BM dan BN, bondho malu sama bondho nekat! Hahahaha...” gurau Ario, ketika ditemui majalah Dokter di sela-sela interview MMB di radio SSFM.

Kebanjiran Tawaran Manggung Bagi MMB, prestasi yang membanggakan adalah bisa sepanggung dengan musisimusisi kondang. Seperti sang maestro penyanyi jazz Ermy Kulit dalam event yang diadakan Garden Palace Hotel. Menurut spesialis bedah ini, disamping membanggakan, rasa grogi lah yang lebih banyak muncul. Para punggawa MMB ini memang menga­ku hanya menyalurkan hobi dalam bermusik, namun tak jarang muncul tawaran manggung. Bahkan ada yang melobi agar band para dokter plus-plus tersebut menjadi home band di suatu tempat. Tentunya tawaran tersebut ditolak baik-baik. Betapa tidak? Untuk mengumpulkan anggota secara lengkap untuk latihan saja tidak bisa. Apalagi kudu manggung dengan jadwal yang rutin dan ketat. Terlebih para dokter tersebut sering mendapat kasus cito, yang membutuhkan keberadaan mereka sewaktu-waktu. “Kita itu sering janjian latihan, hari ini, jam segini, di tempat ini. Sepakat semua. Tapi ketika hari H, nggak datang semua. Hahahaha...” sahut Hendy, sang pembetot

| 2 | 2015 |

53

bass. Namun demikian, bila ada acara tanggapan, dapat dipastikan mereka hadir menempati posisi masing-masing. Kendati jam terbang tinggi, undangan manggung kerap diterima, para personil MMB ini tak sedikit­pun menerima bayaran. Karena bagi mereka, ngeband ini merupakan sebuah hobi, hasrat yang terpendam. Dengan bisa bermain, hasrat terpendam mereka sudah tersalurkan. Dan itu sudah cukup.

Mulai Meregenerasi Dengan bertambahnya waktu, MMB tahu diri bahwasanya menua tak dapat ditolak. Untuk itu potensi-potensi muda mulai dilirik. Iwan merupakan salah satu hasil dari regenerasi tersebut. “Saya itu sekolah untuk jadi dokter, tapi oleh guru saya, dr Ario malah diajari ngeband. Ya sudah lah ikut apa yang diajari gurunya saja. Hehehe...” canda Iwan, membuka percakapan. Bakat bermusik Iwan ditemukan Ario tanpa sengaja. Ketika ada kesempatan santai, Ario kerap mengajak diskusi Iwan tentang musik. Tak dinyana junior Ario yang mendalami bedah digestif tersebut piawai memetik gitar. Tanpa babibu direkrut lah Iwan sebagai gitaris MMB. “Tawaran itu jelas segera saya iyakan. Takutnya itu salah satu syarat kelulusan. Hahahaha... Nggak lah, tentunya karena saya hobi sekali bermusik. Dan mendapat tawaran emas seperti itu masa disiasiakan?” tutup Iwan. n Penulis: ISNA Foto: DOK MMB


LOVE STORY

TAKIKARDI

Soulmate

Noniek & Hendy

“SAAT DIRAWAT DI RS, NONIK SEMPAT BERKATA PADA SAYA, KALAU HABIS INI SAYA AKAN SENANG. SAYA AKAN SIBUK LUAR BIASA, TAPI SANGAT MENIKMATINYA. 54

| 2 | 2015 |


Belahan Jiwa Sejati “Jangan menangis, Kekasihku.... Janganlah menangis. Berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan. KA HLIL GIBRA N

M

emori indah tidak mudah terhapuskan oleh zaman. Apalagi bila memori itu dijalani bersama belahan jiwanya, soulmate-nya. Bahkan, meski sang pemimpin rumah tangga itu telah meninggalkan terlebih dahulu menghadap Illahi, semangat dan spritinya serasa terus menemani dan melindungi. Mungkin, itulah yang tergambar dari curahan hati Prof. Hendy Muagiri, dr., Sp.KJ(K) dan Meisy Andriana, dr.,Sp.KFR(K) saat menuturkan tentang kisah kasih mereka bersama orang yang mereka cintai, alm. Prof. Margono, dr.,Sp.S(K) dan alm. Heru Koesbiyanto, dr.,Sp.B-TKV(K). Pesan Noniek, Motivasi Saya Hendy Muagiri Koesnoeljakin dan almarhum Margono Al Imam Sjahrir memang satu angkatan di Fakultas Kedokteran Unair tahun 1967. Tak pelak dua sejoli ini bisa saling akrab dan mengenal. Sebenarnya, menurut Hendy saat itu banyak kandidat yang mendekatinya. Namun seleksi alam menyisakan Margono seorang. Masa-masa pacaran dengan Noniek (panggilan akrab Margono masa kuliah dan kini menjadi panggilan sayang sang istri, red.) diakui Hendy tidak begitu spesial. Pasalnya mereka ‘jalan’ seperti teman biasa. Ketika sudah menjadi DM, barulah mereka berbicara untuk melangkah ke jenjang serius. “Pada 19 April 1974 saya dilamar, kemudian 30 Agustus 1975 kami menikah,” tutur Hendy. Memasuki jenjang pernikahan inilah banyak hal-hal spesial yang ditemui. Layaknya seperti rumah tangga lainnya

yang selalu ada kerikil mungil di dalam rumah tangga mereka, maka seiring dengan bertambahnya usia pernikahan dan penyesuaian diri satu sama lain, maka semua kerikil itu berangsur musnah. Ada hal lain lagi yang membuat Hendy tidak bisa lepas dari cerewetnya pada suami. “Noniek itu orangnya santaaaaiiiii banget. Bahkan cenderung lelet. Jadi kalau sudah injury time gitu, pasti nanti saya yang kerepotan. Seperti saat menjadi pembicara seminar. Lha wong acara tanggal 5 misalnya, tanggal 4-nya makalah belum jadi. Apa nggak senewen coba? Ujung-ujungnya pasti saya jadi juru ketiknya beliau,” kisahnya. Di samping sifat santainya yang sering membuat gemas, hobi memancing sang suami pun mampu membuat Hendy cemberut sangat lama. Pasalnya kesukaan yang biasanya dilakukan pada akhir pekan selalu bertepatan dengan undangan pernikahan rekan mereka. Alhasil tiap datang ke acara resepsi, teman-temannya sudah pulang. Atau bahkan acaranya akan berakhir. Walau pernikahan mereka ini jauh dari kata romantis, namun Hendy memiliki satu momen yang dianggapnya paling berkesan. Yakni ketika bisa samasama dikukuhkan sebagai profesor. Pengukuhannya pun dilakukan di hari ulang tahun Noniek yang ke-61, yakni pada 29 Maret 2008 lalu. Kini, peristiwa-peristiwa seperti itu menjadi kenangan indah yang terekam sempurna di memori Hendy. Kenangan tentang perjalanan sakit Noniek yang sudah berlangsung lama akan membuat Hendy sedih dan

| 2 | 2015 |

55

meneteskan air mata. Bahkan operasi pengangkatan ginjal yang penuh batu pun sudah dilakukan, namun tetap saja penyakitnya tak kunjung membaik. Ginjal yang tinggal separo pun masih sering mengeluarkan batu. Tindakan ‘menembak’ batu sudah menjadi hal yang biasa bagi kami. Pada tahun 1997 Noniek divonis menderita Wagener Granulomatosis yang membuat kesehatannya semakin menurun. Manusia punya rencana, Tuhan punya kuasa. Pada tahun 2010, Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., Sp.BU, Sp.B(K) menemukan gelagat aneh. “Saya dipanggil oleh Prof. Doddy. Beliau menunjukan hasil PA Noniek yang ternyata kanker,” kata Hendy dengan nada murung. Beragam perawatan dilakukan Hendy demi sang belahan hati. Hingga akhirnya pada awal 2011 kesehatan Noniek sangat terpuruk. Dan Guru Besar bidang Ilmu Penyakit Saraf, Universitas Airlangga ini menutup usianya pada 23 Mei 2011. “Saat dirawat di RS, Noniek sempat berkata pada saya, kalau habis ini saya akan senang. Saya akan sibuk luar biasa, tapi sangat menikmatinya. Benar saja, saat ini kesibukan terus bertubi-tubi datang. Sebagai manusia biasa, tentunya saya lelah. Kadang kalau aktivias bertumpuk, stres pun tak dapat ditolak. Tapi kalau saya ingat apa yang diomongkan Noniek itu, motivasi saya kembali muncul,” ungkap Hendy sembari mengukirkan senyum di wajahnya. n


F

estival Band Fakultas Kedokteran Unair pada tahun 1980 menjadi tempat pertama kali berkenalannya Heru Koesbiyanto dengan Meisy Andriana. Kala itu, Heru yang merupakan angkatan 1974 sudah menjadi ko-ass alias dokter muda, sementara Meisy yang baru masuk FK Unair pada 1979 masih mengenyam pendidikan di tingkat pertama. Dari perkenalan itulah, Heru mulai pedekate. ‘’Mas Heru mulai suka dolan ke rumah Budhe saya. Karena orang tua saya tinggal di Padang, maka semasa kuliah saya tinggal bersama Budhe di jalan Tales,’’ cerita Meisy. Heru bukanlah sosok yang romantis di mata Meisy, tapi justru kesungguhan hatinya dan kesan bertanggung jawabnya lah yang membuat Meisy jatuh cinta. Setahun menjalani pacaran, Meisy harus rela menjalin long distance relationship karena selepas dilantik menjadi dokter, Heru memutuskan untuk bekerja sebagai dokter offshore Pertamina. ‘’Saat itu, mas Heru harus kerja 2 minggu, libur 2 minggu. Dan, tempatnya jauh-jauh. Kebanyakan di wilayah Indonesia Timur. Jadi, biasanya baru ketemu dan kencan kalau sedang libur,’’ tutur Meisy dengan senyum kecil mengenangnya. Pada 3 November 1985, akhirnya mereka pun menikah di tanah nenek moyang Meisy, Padang. Setelah menikah pun mereka masih harus dipisahkan oleh jarak dan waktu. ’’Mas Heru sudah menjalani dokter inpres di Jambi saat itu, sementara saya masih ko-ass, jadi harus menyelesaikan pendidikan dokter di Surabaya,’’ kilas balik wanita berkacamata itu. Bahkan, karena lokasi dokter inpress-nya lebih dekat ke Padang, setelah menikah, Heru justru lebih sering ‘ngapel’ ke mertuanya yang tinggal di Padang. ’’Waktu itu ya ditempuh dengan naik mobil sendiri. Termasuk, kalau pas pulang ke Surabaya, nengokin saya, mas Heru juga sering naik mobil sendiri,’’ lanjutnya. Keluarga adalah segalanya bagi Heru dan Meisy. Saat menjalani pernikahan,

KELUARGA ADALAH SEGALANYA BAGI HERU DAN MEISY. SAAT MENJALANI PERNIKAHAN, APALAGI SETELAH DIKARUNIAI ANAK, YANG TERPIKIR HANYALAH YANG TERBAIK UNTUK BUAH HATI MEREKA.

apalagi setelah dikaruniai anak, yang terpikir hanyalah yang terbaik untuk buah hati mereka. Di mata Meisy, Heru adalah sosok Family Man. ’’Memang, mas Heru itu tidak romantis blas. Tapi dia itu perhatian banget pada kita semua. Tiba-tiba pulang kerja dia bawain buah kesukaanku, juga kesukaan anak-anak,’’ tuturnya. Belum lagi dengan kerapiannya. Semua barang di rumah harus kembali ke tempatnya, biar tidak kebingungan saat mencari. ’’Tapi, ada yang bikin gemeess... Kalau sudah berurusan dengan gadget atau otomotif, duit berapapun kalau senang ya dibeli. Haduh,’’ cetus Meisy melanjutkan kenangannya saat bersama. Momen yang paling berkesan saat menjalani kehidupan bersama adalah saat pergi ke Belanda sekeluarga. Waktu itu anak dari kakak Meisy menikah, sehingga mereka pun diundang untuk menghadiri acaranya di Belanda. ‘’Yang paling tidak bisa terlupakan adalah ketika Mas Heru bilang bahwa dia sangat senang dan puas bisa membawa istri dan anak-anaknya menginjakkan kaki di benua Eropa,’’ ujar Meisy menerawang. Umur manusia memang tidak ada yang tahu. Begitu cepat proses meninggalnya sang suami Heru Koesbiyanto, dr., Sp.B-TKV(K). Mengalami serangan jantung saat bersama istri dan temanteman tercintanya sedang berada di Lombok, dan saat itu juga langsung diterbangkan ke Surabaya untuk mendapatkan perawatan komprehensif, yang kemudian dilanjutkan di Singapura. ’’ Terakhir beliau bilang, Ma, aku pingin pulang.” Setelah itu saya sudah tidak pernah

56

| 2 | 2015 |

berkomunikasi lagi sampai akhir hayatnya,” kata Meisy pelan, berlinang air mata. Sepeninggal suaminya, Meisy mempunyai rutinitas baru dan lebih mendekatkan diri ke Sang Pencipta. ’’Kalau dulu, mungkin sholat masih sembarangan waktunya. Sekarang, sebisa mungkin saya menyegerakan sholat. Kalau bisa tepat waktu, dan segera membaca doa untuk mas Heru setelahnya. Saya merasa, dengan berdoa, saya bisa selalu di dekatnya dan menemaninya,’’ ceritanya. Memang, beberapa waktu sebelum meninggalkan Meisy, Heru sempat meminta istri tercintanya melantunkan ayat-ayat suci Alquran di sebelahnya. Sebab itulah, saat ini, untuk mengobati rasa rindu, Meisy selalu menyegerakan sholat fardu, sholat malam dan banyakbanyak baca Quran. Namun, di setiap peristiwa selalu ada hikmah. Hal ini yang diambil pelajaran oleh Meisy. ’’Sekarang saya lebih mandiri dan tegar, terutama dalam mengurus anak-anak. Anak-anak pun yang biasanya manja ke papanya, mulai belajar untuk mengerti arti mandiri,’’ pungkasnya dengan senyum penuh arti. Sepenuh cinta Meisy yang luar biasa pada almarhum Heru suami tercinta. n Naskah: ISNA & MARTHA Foto: DOK PRIBADI


Heru & Meisy “SAAT INI UNTUK MENGOBATI RASA RINDU, MEISY SELALU MENYEGERAKAN SHOLAT FARDU, SHOLAT MALAM DAN BANYAK-BANYAK BACA QURAN.”

| 2 | 2015 |

57


CITO D

L A P O R A N U TA M A

“Life gives us scars, we can heal them”

Berani Hadapi Kanker Sebagian besar wanita merasa sangat terpukul, syok dan seakan dunianya runtuh ketika didiagnosa terkena kanker payudara. Bisa difahami. Apalagi bila usianya masih belia. Namun, sampai kapan perlu bersedih? Jangan lama-lama, please, ayo bangkit dan mencari tahu. Kata kunci: be brave, be positive, love yourself, be aware of breast cancer, let’s fight – do screening.

B

ayangkan, seorang bayi lucu yang sedang menyusu, memandang mesra ibunya, sementara tangan gemuknya menari-nari di pipi sang bunda. Ba­ yangkan pula, seorang wanita molek yang sangat feminin dengan pakaiannya yang menggoda atau malah sa­ngat tertutup. Atau, perasaan seorang suami yang istrinya harus kehilangan payudara karena kanker yang dideritanya. Semua cerita tentang payudara tidak ada yang biasa-biasa saja. Ya, masalah payudara adalah topik yang sangat personal, unik, spesial dan ‘touchy’. Apalagi bila itu menyangkut kanker payudara. Karena, payudara memang sebuah organ dengan sejuta perspektif: fisik, estetik, psikologis, budaya, agama, hubungan interpersonal, hubungan ibu – anak dan kepercayaan diri. Tuhan menciptakannya dengan penuh keindahan dan sarat fungsi.

New Hope Saat ini, kanker payudara menduduki peringkat pertama kanker terbanyak pada wanita di hampir seluruh belahan

dunia, termasuk Indonesia. Bahkan pria dapat juga terkena penyakit ini, walaupun itu hanya 1% dari seluruh populasi yang menderita kanker payudara. Yang mengejutkan adalah makin banyak wanita yang terkena dalam usia muda. Khususnya di Asia. Mengapa? Belum ada yang dapat menjawab. Yang jelas, bukan saatnya lagi meng­ anggap penyakit ini ‘jauh’ dari kaum perempuan – baik tua maupun muda. Berita baiknya adalah, walaupun sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara belum ditemukan, namun kemajuan ilmu dan teknologi dalam menanggulanginya menghasilkan penurunan angka kematian yang dramatis. Contoh kemajuan teknologi yang paling fenomenal adalah penemuan mammografi. Sejak diberlakukannya skrining mammografi pada tahun 1976 di Amerika Serikat, angka kejadian kanker payudara melonjak naik. Namun, yang menggembirakan adalah, angka kematiannya menurun, terutama pada wanita diatas 50 tahun. Mengapa? Karena kanker payudara akhirnya dapat ditemukan dalam stadium dini, sehingga angka keberhasilan terapi dan survival-

58

| 2 | 2015 |

nya meningkat. Saat alat mammografi baru diperkenalkan, sekitar awal tahun 1940–1950an, para ahli bedah tidak begitu saja menerima penemuan ini dengan gembira. Mereka sangat skeptis terhadap sesuatu yang tidak dapat mereka raba, tetapi terlihat di mamogram sebagai bintik kapur, adalah kanker. Namun, para ahli radiologi yang menemukan hal tersebut berhasil membuktikan bahwa bintik kapur (microcalcification) yang terlihat dalam mammogram adalah kanker. ‘Seeing is believing’ – adalah ungkapan mereka yang terkenal tentang mammografi. Kenyataan ini menggugurkan arogansi para ahli bedah, yang mengatakan “If I can’t feel it on examination – it’s not there.” Pada tahun 1974, Phillip Starx, radiologist dari New York yang juga berperan dalam penemuan mamografi, , mempublikasikan buku yang berjudul Early Detection: Breast Cancer Is Curable – kanker payudara bisa disembuhkan! Kemajuan ilmu dan teknologi lain yang menggembirakan adalah ada­ nya pemeriksaan mutasi gen, obat kemoterapi generasi terbaru, terapi antibodi/ targeting therapy, pemeriksaan imunohistokimia dan patologi spesifik lainnya untuk menentukan sifat biologi sel kanker payudara, sampai teknik pembedahan onkoplastik yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Semua itu memberikan harapan baru untuk ‘kesembuhan’ kanker payudara. Sebenarnya tidak banyak penyakit kanker yang mempunyai begitu banyak harapan untuk ‘sembuh’ seperti kanker payudara (baca: survive dengan kualitas hidup yang normal). Walaupun, untuk


Payudara ‘sembuh’ dari kanker payudara ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu: kanker payudara ditemukan dalam stadium yang dini dan ditangani dengan tepat. The fact Kanker payudara stadium dini (stadium 0 dan stadium 1) seringkali belum memberikan gejala dan rasa apapun. Lalu bagaimana bisa ditemukan? Jawabannya adalah dengan mengenal payudara sendiri, memeriksakan diri ke dokter pada saat yang tepat dan dengan mamografi. Tiga serangkai yang tidak dapat ditawar. Kalau kita mengenal diri sendiri – termasuk riwayat keluarga, faktor resiko yang kita miliki dan sinyal tubuh yang mengatakan ada sesuatu yang tidak beres dalam tubuh kita, kita akan tahu saat yang tepat untuk memeriksakan payudara ke dokter. Breast physician yang terlatih tidak akan mengabaikan keluhan sekecil apapun, dan selalu menganjurkan program skrining rutin. Kanker terjadi akibat perubahan yang terjadi pada sel tubuh yang tadinya normal. Kanker membutuhkan waktu untuk tumbuh, berkembang dan ‘memperkenalkan’ diri. Jadi kanker bukan penyakit yang muncul dengan tiba–tiba. Nah, bila proses perkembangannya ditemukan sebelum kanker dapat dirasa dan diraba oleh penderitanya, maka disinilah inti dari semua harapan baru tentang kanker payudara. Kanker payudara yang amat dini, bila ditangani dengan tepat, menghasilkan angka survival hingga 98%! Jadi, kalau tidak ada keluhan pada payudara belum tentu tidak ada kanker di dalamnya. Ingat, sekali lagi, proses

pertumbuhan dan perkembangan kanker membutuhkan waktu. Statistik menunjukkan bahwa penyakit ini banyak mengenai wanita yang telah mengalami menopause. Itulah sebabnya di Eropa, Australia dan di Amerika, skrining mamografi diwajibkan bagi wanita usia 50 tahun ke atas. Skrining adalah pemeriksaan ter-register dan ter-struktur yang dilakukan pada populasi yang tidak mempunyai keluhan. Hasilnya? Angka kejadian kanker payudara meningkat, namun angka kematiannya menurun – karena ditemukan dalam stadium yang amat dini. Be brave Kanker payudara yang ditemukan dalam stadium sangat dini, selain survival rate nya tinggi, wanita yang terkena pun masih dapat memiliki payudara yang cantik. Dan, sangat mungkin tidak diperlukan kemoterapi. Hanya radiasi dan minum obat anti hormon, bila kankernya tergolong yang berespon terhadap hormon. Lalu, patutkah kita masih merasa takut? Tidak dipungkiri, pembedahan, kemoterapi dan radiasi untuk mengatasi kanker payudara selalu memberikan bayangan yang menakutkan. Tetapi, kenyataannya mungkin tidaklah seberat yang dikira. Sama seperti ketika akan menghadapi ujian akhir kelulusan – rasanya stres, belajar hingga larut sampai capek dan mengantuk dan sakit. Namun, ketika ujiannya selesai, hati terasa lega dan bahagia. Begitu juga dalam menjalani terapi kanker payudara. Setelah semua tahap pengobatan dilalui

| 2 | 2015 |

59


satu persatu sampai selesai, rasanya sama seperti saat sudah menyelesaikan ujian dengan hasil memuaskan. Banyak survivor kanker payudara yang merasa seperti hidup kembali. Seperti diberi kesempatan kedua untuk hidup dengan persiapan yang lebih baik. Dan, banyak penelitian yang sudah membuktikan, bahwa perasaan positif, optimis, ditambah dengan dukungan keluarga dan kerabat yang kuat, akan meningkatkan angka survival. Dunia terperangah ketika Angelina Jolie melakukan bilateral subkutis mastektomi (operasi pengambilan kedua payudara) dan rekonstruksi. Dia belum terkena kanker payudara, tetapi dia mengetahui bahwa dirinya membawa gen BRCA yang sudah mengalami mutasi (baca boks: Mutasi BRCA, seberapa penting?). Sebenar­ nya ini adalah contoh memperjuangkan kesehatan demi masa depan yang baik. Karena tahu, ada tugas dan amanah yang harus dilakukan dalam hidup ini. Demi anak-anak, demi keluarga, demi negara. Bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang lain bila kita sendiri tidak berjuang untuk kesehatan kita? Be positive, love yourself Bila kita menyayangi diri sendiri maka mulailah dengan mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Untuk payudara, SADARI – pemeriksaan payudara sendiri – adalah sarana mengenal diri yang paling tepat. American Cancer Society mengkampanyekan SADARI sebagai salah satu cara efektif untuk membuat para wanita waspada terhadap kanker payudara – yaitu agar para wanita segera menyadari ketika ada sesuatu yang lain dipayudaranya. Bila kita mengenal payudara kita dengan baik maka kita akan segera waspada bila menemukan atau merasakan sesuatu yang tidak biasa. Namun, dengan SADARI saja kanker yang amat dini tidak dapat terdeteksi. Mammografi lah yang bisa. Maka disinilah peran para dokter, untuk mengarahkan pasien melakukan pemeriksaan tambahan yang benar-benar dibutuhkannya.

HIDUPLAH DENGAN HATI SENANG DAN LAKUKAN SKRINING KANKER PAYUDARA SECARA TERATUR.

Be aware Kanker payudara adalah penyakit sistemik yang kompleks. Penanganannya pun merupakan penanganan medis yang paling complicated. Di Amerika Serikat, tuntutan hukum akibat kesalahan penatalaksanaan kanker payudara mencetak angka yang tertinggi. Karenanya dibutuhkan suatu standar prosedur yang ketat, tim medis yang kompeten dan mempunyai kemampuan komunikasi yang baik serta sistem pencatatan/dokumentasi yang teliti. Selain sifat biologi kanker yang berada diluar ranah kontrol kita, penentu keberhasilan terapi kanker payudara adalah ketepatan penanganan yang pertama kali dilakukan. Sehingga, sebelum melakukan tindakan invasif apapun, metode triple diagnostic (physical examination, imaging dan pathology) harus dilakukan dengan sangat seksama. Karena, sembilan puluh persen (90%) kesalahan terjadi pada saat penentuan diagnosis kerja. Termasuk menentukan operabilitas (apakah kankernya masih bisa dioperasi atau tidak) dan teknik bedah yang bagaimana yang paling cocok untuk pasien. Mengutip kata seorang Guru, ‘dalam penanganan kanker payudara tidak ada yang namanya dokter terbaik, yang ada adalah tim terbaik’. Tim penanggulangan kanker payudara ideal nya terdiri dari tim medis (ahli bedah, ahli radiologi, ahli patologi, ahli onkologi medik, ahli radioterapi), perawat khusus payudara (breast nurse), ahli psikologi, fisioterapis, supporting group yang ter-

60

| 2 | 2015 |

diri dari para survivor dan relawan, juga melibatkan pasien dan keluarganya sebagai subyek utama. Dengan demikian wanita yang terkena kanker payudara tidak lagi merasa sendirian, tetapi mempunyai mitra yang bersama-sama dengannya akan mengatasi penyakit yang dideritanya. Let’s Fight Kalau penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, bagaimana kita bisa mencegah dari terkena penyakit ini? Jawabannya adalah: Lakukan skrining. Skrining merupakan cara pencegahan sekunder, yaitu menemukan kanker payudara dalam stadium sangat dini. Karena pertumbuhan sel kanker payudara dipengaruhi oleh hormon wanita, yaitu estrogen dan progesteron, upaya lain yang dapat kita lakukan untuk mencegah diri terkena penyakit ini adalah selalu mengkonsumsi makanan bergizi yang rendah lemak, melakukan olah raga secara teratur, istirahat cukup dan selalu berusaha mengatasi stres dengan baik. Hiduplah dengan hati senang dan lakukan skrining kanker payudara secara rutin!


Panduan Skrining Kanker Payudara dari American Cancer Society Am er ica n C a n cer S o ciet y Gu id elines E xa m

Age

Frequenc y

B rea st sel f -eza m:

20 & over

Monthly

C l i n i ca l b rea st exa m :

20-39

Ever y 3 ye ars

40 & over

Annually (Clinic al ex a m s h o u ld be done c los e to tim e o f mammpgram

40 & over

Annually

M a mmo gr a m

Your d okt o r may a d v is e c hanges to the s tandard s c he dule bas e d o n yo u r p e rs o n a l a nd f a mi l y hi st or y.

Indonesian Perspective Fungsi mammografi sebagai alat deteksi dini kanker payudara telah diketahui sejak hampir setengah abad yang lalu, namun kita di Indonesia belum memanfaatkannya secara optimal dengan berbagai alasan, terutama alasan ekonomi. Mammografi memang relatif tidak murah, melakukannya pun harus di kota besar. Tetapi mammografi cukup dilakukan 1 sampai 3 tahun sekali sejak wanita berusia 40 tahun – tergantung faktor resiko yang dimilikinya. Bila alasan melakukan pemeriksaan ini adalah untuk memperjuangkan kesehatan ibu yang begitu berharga, rasanya tidak sia sia untuk mengupayakannya de­ ngan sungguh-sungguh. Sangat menyedihkan bila melihat data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta tahun 2013 yang menunjukkan bahwa 60% wanita dengan kanker payudara datang dalam stadium lanjut. Hal ini terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia. Bahkan, banyak wanita-wanita yang berpendidikan tinggi dan berkecukupan pun tidak segera memeriksakan diri ketika menemukan suatu kelainan di payudaranya. Alasan terbanyaknya adalah karena takut. Takut menghadapi kenyataan bahwa dirinya terkena kanker payudara. Sungguh ironis, mengingat di banyak belahan dunia lain, para wanita justru memeriksakan diri ketika belum ada suatu gejala pun yang dirasakan.

S

PERSONAL PERSPECTIVE

ebuah buku yang sangat menyentuh tentang kanker payudara dikirimkan ke meja redaksi. Buku yang dipersembahkan oleh dan untuk para wanita yang terkena kanker payudara dan telah menjalani rangkaian terapi yang berat dan melelahkan jiwa. ‘Perfect Scars’, An inspiration of emotional and physical limpact of breast cancer, disusun oleh Beverley Corlett, Jill Laura dan Rosemary Paul ini ditulis dengan sangat puitis dan dihiasi foto–foto para survivor yang artistik. Mereka berpose dengan menunjukkan hasil operasi pada payudara mereka – sehingga tersirat kesan bahwa operasi kanker payudara adalah seni. Bukan sesuatu yang menakutkan. Very motivated!

Saat ini bedah onkoplastik memberi harapan baru yang lain bagi para wanita dengan kanker payudara. Gabungan ilmu bedah onkologi dan bedah plastik ini memberikan pilihan bagi para wanita untuk tetap memiliki payudara cantik walaupun seluruh jaringan payudaranya harus dihilangkan untuk membersihkan kanker di dalamnya. Jaringan payudara yang hilang kemudian dapat diisi dengan otot dan lemak dari punggung atau perut (Latissimus Dorsi Musculocutaneous Flap atau Trans Rectus Abdominalis Musculocutaneous Flap technique). Atau dapat juga diisi dengan kapsul silikon. Tetap cantik, sehat dan aktif setelah menjalani rangkaian terapi kanker payudara bukan cuma cerita, tetapi kisah nyata! Naskah: WIWIEN Foto & Ilustrasi: DOK WIWIEN & COURTESY GOOGLE

| 2 | 2015 |

61


OLAHRAGA

FISIOLOGI

BERTENIS AMAN & SEHAT Cedera tenis dapat dialami semua pemain di semua level. Penyebab utama adalah ketidak-mampuan bagian tubuh untuk bertahan terhadap impak yang dialami bagian tubuh tersebut, akibat kurang latihan atau latihan yang berlebihan. PETA CEDERA DAN UPAYA PENCEGAHAN INTRODUCTION 1. Sprained Ankle 2. Shoulder Pain 3. Calf Strain 4. Stress Fracture of the Back 5. Tennis Elbow

Sebisa mungkin hindari menggunakan bola basah

2 4 • Pemanasan,

5

Pilih raket yang sesuai: • Genggaman yang sesuai • Kerang karaket yang kokoh, tapi ringan • Ketegangan senar raket yang sesuai

1

peregangan & pendinginan yang memadai • Waktu istirahat yang memadai

6

3

• Pilih sepatu yang sesuai dengan bentuk kaki dan permukaan lapangan • Sebisa mungkin hindari lapangan licin

LATIHAN UNTUK MENCEGAH CEDERA TENIS 1. Pemanasan & Peregangan: jogging, side steps, forward/ back runs, dilanjutkan dengan peregangan 30 detik, diulang 2-3 repetisi, pada tiap bagian tubuh yang digunakan saat bermain tenis. Hindari peregangan berlebihan yang menyebabkan rasa nyeri. 2. Latihan: a. Peregangan dan penguatan otot bahu b. Penguatan dan kelincahan otot betis c. Penguatan otot abdomen, punggung bawah dan pinggul d. Penguatan dan kelincahan otot kaki 3. Latihan memukul bola tenis di dalam kotak servis untuk mempersiapkan kontrol arah dan kecepatan bola. Untuk mempersiapkan ground stroke hindari terlambat memukul bola untuk mencegah masalah pada lengan, dengan cara mengarahkan raket ke arah belakang lebih awal. 4. Peregangan & Pendinginan untuk mencegah timbulnya rasa nyeri dan kekakuan serta mempercepat proses pemulihan. Bila terasa nyeri dapat diberikan kompres es 15-20 menit, 3-4 kali sehari, pada bagian tubuh yang nyeri.

FAKTOR RISIKO CEDERA TENIS

PROGRAM PEREGANGAN TENIS

• • • •

• Pemanasan otot minimal 5 menit sebelum peregangan • Peregangan otot hingga terasa tarikan otot namun tidak terasa nyeri • Untuk mengurangi kelelahan, tahan masing-masing regangan selama 20 detik • Istirahat 10-15 detik di antara masing-masing gerakan peregangan • Pertahankan kurva alamiah tulang punggung • Lakukan semua gerakan dengan lambat dan terkontrol • Bernapas secara normal.

Tidak melakukan pemanasan dan pendinginan. Tehnik serving dan stroke yang salah. Durasi bermain yang berlebihan. Cedera sebelumnya.

62

| 2 | 2015 |


gambar b gambar a

TIPS MEMEGANG RAKET • Pegangan raket: Untuk mendapatkan pegangan raket yang tepat, ukur jarak antara persilangan garis tangan bawah dengan ujung jari ke 4 untuk menentukan ukuran genggaman yang tepat (dalam inchi) (gambar a). Dapat disesuaikan dengan grip tape untuk membuat pegangan raket sesu­ ai dengan genggaman. Untuk memastikan kesesuaian genggaman, selipkan jari telunjuk tangan yang tidak menggenggam di antara jari ke 4 dan telapak tangan yang menggenggam, bila jari telunjuk sesuai dengan jarak tersebut, maka pegang­an raket sudah sesuai (gambar b). • Bingkai raket lebih kaku akan meredam vibrasi lebih cepat • Bantalan grip tape akan meningkatkan peredam raket hingga 100% • Pilihlah tegangan senar yang sesuai, terutama bila ada masalah pada bahu dan lengan. Penurunan tegangan senar akan memberikan efek pantulan seperti trampoline yang akan menyerap gaya benturan bola.

SARAN UMUM • Memeriksakan diri ke dokter bila : • memiliki masalah medis tertentu, • overweight, • berumur lebih dari 40 tahun atau • belum pernah berpartisipasi dalam aktivitas fisik berdurasi panjang secara teratur. • Belajar pada pelatih yang tepat untuk mengembangkan keterampilan dan tehnik yang benar secara bertahap. • Pemanasan dan peregangan sebelum bermain akan meningkatkan luas gerak sendi, meningkatkan elastisitas tendon dan ligamen dan mencegah strain otot. Persiapan yang baik merupakan hal yang penting. • Pendinginan pasca bermain dapat membantu proses pemulihan. • Be Sunsmart. Gunakan t-shirt, topi dan tabir surya untuk kulit yang terpapar sinar matahari. • Minum air sebelum, selama dan pasca olahraga tenis untuk menghindari dehidrasi.

Sumber : http://www.lomesaenterprisesinc.com/wp-content/uploads/2013/02/TENNIS-STRETCHING.png

| 2 | 2015 |

Naskah & Foto:DAMAYANTI S. SUNDUH

63


TIPS MEDIS

MEDIKAMENTOSA

M e d ia l

MENEKAN IBU JARI TANGAN DAPAT HENTIKAN KEJANG PENEKANAN IBU JARI TANGAN DAPAT MENGURANGI JUMLAH DAN DURASI MUNCULNYA KEJANG PADA PENDERITA EPILEPSI FOKAL.

T

ahukah Anda bahwa Epilepsi (penyakit ayan) adalah penyakit otak yang cukup ba­nyak dijumpai di Indonesia, dengan pre­valensi berkisar antara 0,5– 1,2%? Bahkan, dari hasil penelitian PERDOSSI pada 18 rumah sakit di 15 kota Indonesia, da­­lam 6 bulan didapatkan 2288 kasus dengan rerata usia 28,33±16,67. Epilepsi adalah suatu penyakit otak yang ditandai dengan kecenderungan yang terus menerus untuk menimbulkan bangkitan epileptik dengan kon­sekuensi neurobiologis, kognitif, psikologis, dan sosial. Yang menyedihkan adalah, berbagai penelitian membuktikan bahwa pada follow up jangka panjang, 30% kasus epilepsi dilaporkan sebagai tidak terkendali. Ketidakpatuhan minum obat, bosan minum obat, kecemasan akan munculnya efek samping dan problema finansial merupakan penyebab terpenting gagalnya pengendalian kejang. Sebagian besar penderita epilepsi menggunakan terapi kedokteran modern atau allopathic medicine, namun banyak juga penderita yang pernah menggunakan complementary and Alternative Medicine (CAM) seperti herbal, acupuncture, chiropractic, ayurveda, yoga, diet, terapi aroma, terapi relaksasi, stimulasi nervus vagus dan biofeedback. Hal tersebut dilakukan pada umumnya tanpa sepengetahuan dokter. Tentu saja, penyandang epilepsi berharap dapat terbebas dari kejang tanpa harus meminum obat jangka panjang dan biaya yang terlalu besar. Ada sebuah fenomena yang cukup mengagumkan mengenai terapi alternatif, yang terjadi di

64

daerah Lamongan dan Probolinggo. Dari data yang dikumpulkan penulis pada tahun 1996 dan 2001, saat bertugas sebagai Kepala Puskesmas di salah satu Kecamatan di Probolinggo dan dokter spesialis syaraf di RSUD Lamongan, ternyata sebagian besar penderita epilepsi di pedalaman Lamongan dan Probolinggo mencari pengobatan ke dukun karena menganggap epilepsi ini adalah penyakit akibat kemasukan setan. Dan untuk ’mengeluarkan’ setan ini sang dukun akan menekan (memencet-Jw-red) ibu jari penderita dan anehnya penderita merasakan bahwa penekanan tersebut sangat bermanfaat dan dapat menghentikan kejang yang terjadi. Nah, tertarik dengan fenomena itulah maka penulis melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa benar penekanan/ pencetan ibu jari tangan memang bisa menghentikan kejang. Dengan metode pre test and post test control group design, penelitian dilakukan di Bagian Neurologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya terhadap 22 penderita epilepsi yang belum terkontrol. Caranya, pada para penderita dilakukan EEG selama 60 menit. Tiga puluh menit pertama direkam tanpa penekanan ibu jari tangan, 30 menit berikutnya dilakukan penekanan ibu jari yang berlawanan (kontralateral) dengan lokasi sharp/spike yang terlihat dalam EEG. Sebagai kontrol, dilakukan EEG pada orang yang tidak menderita epilepsi dan dilakukan EEG tanpa penekanan ibu jari. Yang dinilai adalah perbandingan antara jumlah, penyebaran dan durasi

| 2 | 2015 |


L e te r a l HOMUNKULUS SENSORIK (Dikutip dari Kandel ER. Principles of Neural Science. p. 387)

munculnya spike/sharp wave sebelum dan selama penekanan ibu jari tangan. Hasil dari penelitian ini cukup mencengangkan. Dari rekam EEG awal, didapatkan 18 penderita dengan sharp/spike wave fokal, dan 4 orang dengan 3 Hz spike and wave complex general. Dan ternyata selama penekanan ibu jari tangan terdapat penurunan jumlah spike/sharp wave sebesar 25,6%-59,1% pada penderita epilepsi fokal dan peningkatan sebesar 11,8% - 100% pada penderita epilepsi general. Analisa penulis adalah sebagai berikut: Pada penekanan ujung ibujari tangan, terjadi rangsangan pada nosiseptor yang akan diteruskan ke dorsal horn medulla spinalis, selanjutnya melalui traktus spinotalamikus dan talamokortikalis diteruskan ke talamus dan berakhir di kortek sensoris. Tubuh mempunyai cara untuk menghambat rangsang nyeri berikutnya yaitu lewat jalur descending pain pathways, yang melibatkan sistem serotonin, noradrenalin dan enkephalin, sehingga pelepasan glutamat ke celah sinap di dorsal horn medula spinalis menjadi berkurang, dan konduktan K+ di pasca sinap meningkat sehingga transmisi sinap akan berkurang. Talamus (salah satu bagian dari otak) merupakan pintu masuk hampir seluruh modalitas sensorik ke otak. Suatu kejang fokal akan cepat menyebar ke seluruh bagian otak apabila penyebar­ annya mencapai talamus. Segala sesuatu yang terjadi di talamus akan terefleksi di kortek (bagian otak yang paling tepi, yang berisi sel sel otak) dan sebaliknya.Bila ada penghambatan di talamus maka akan terjadi pula penghambatan di kortek. Diduga, talamus juga mempunyai sistem seperti yang terdapat di dorsal

horn medula spinalis (sumsum tulang belakang) mengingat jaringan serotonergik dan noradrenergik juga mencapai daerah talamus. Disisi lain, pada manusia, ibu jari tangan dan lidah mempunyai peran yang sangat penting, yang tercermin pada tingginya evoked potensial yang dibangkitkannya apabila daerah tersebut diberi rangsang somatosensoris. Dan, ibu jari tangan mempunyai daerah representasi yang luas pada homunculus sensoris nya. Jadi dapat disimpulkan bahwa penekanan/pemencetan ibu jari tangan dapat mengurangi jumlah dan durasi munculnya spike/sharp wave pada penderita epilepsi fokal. Hal ini kemungkinan dapat diterapkan pula pada bayi atau anak yang menderita kejang demam. Penelitian tentang metode yang simpel tetapi bermanfaat ini mengantarkan penulis menjadi Doktor di bidang Neurologi. n

| 2 | 2015 |

Naskah: KURNIA KUSUMASTUTI Foto: DOK PRIBADI & EIGHTY

65


POJOK KENANGAN

KORPUS ALENIUM

KENANGAN TAK TERLUPAKAN

AYU DEWAYANI, FK UNAIR 2005

M.ATOILLAH ISFANDIARI, FK UNAIR 1995

NIKMATNYA TELUR DADAR ITEM

BALADA TELEPON KOIN RP. 100,- TEBAL

M

Z

asa-masa clerskhip bagi sebagian mahasiswa memang menyenangkan. Karena itu adalah kuliah pertama yang menginjakkan kaki di rumah sakit (masa dua semester terakhir sebelum lulus menjadi sarjana kedokteran). Termasuk juga bagi Ayu Dewayani. Dokter yang kini berjilbab itu mengenang saat-saat di mana dia menghabiskan waktu istirahatnya dengan teman satu geng-nya di kursi deretan paling atas. Geng yang terdiri dari 4 orang ini, yaitu 3 wanita dan 1 laki-laki sangat kompak. ’’Kami punya kebiasaaan makan bersama bekal yang kami bawa dari rumah,’’ tutur cewek yang kini meneruskan pendidikan spesialis ini. Setiap hari mereka berbagi tugas membawa bekal makanan dari rumah. Ada yang membawa nasi atau lontong. Membawa lauk, bisa tempe, ayam, atau apa saja yang dimasak di rumah. ’’Yang paling saya suka adalah telur dadar item buatan Yudha. Meski dia pria satu-satunya, tapi dia pandai masak,’’ selorohnya. Jadi, sebenarnya itu telur dadar biasa. Namun, dicampur dengan kecap, sehingga tampak hitam. Meski saat ini selepas lulus dokter, mereka mengambil pendidikan spesialis berbeda-beda, geng yang terdiri dari Arin, Sheila, Ayu dan Yudha ini masih kompak berkomunikasi. ’’Memang sih, gak seperti saat kuliah, tapi kami sesekali masih ketemuan,’’ ungkap Ayu, panggilan akrabnya. n

66

aman saya kuliah dulu, handphone belum ada. Jadi, waktu itu yang laris manis ya telepon koin atau wartel. Ada satu masa di mana saya suka sekali mengumpulkan koin 100 rupiah yang tebal. Setiap habis jajan, kalau dapat kembalian 100 rupiah yang tipis, saya menukarnya dengan koin 100 rupiah yang tebal. Bukan untuk dikoleksi, tapi dibuat menelepon. Aneh ya? Iya.. Sebenarnya hobby mengumpulkan koin tebal ini bermula ketika saya menggunakan telepon umum di salah satu area FK Unair. Waktu itu di dekat perpustakaan dan gazebo tengah ada satu deret telepon umum yang kalau gak salah terdiri dari 4-5 telepon. Nah, satu waktu saya pernah menelepon teman menggunakan telepon yang pojok kanan dan memasukkan koin 100 tebal. Eh, ternyata, nominal yang tertera di layar langsung berubah menjadi angka 1000. Jadi, kalau 100 rupiah itu untuk 3 menit, maka dengan 1000 rupiah, saya bisa menelpon 30 menit. Padahal yang saya masukkan nominal 100 rupiah. Wah, untung besar ini. Sejak itulah akhirnya saya mulai berburu koin tebal. Awalnya saya berpikir, hanya saya yang tahu rahasia ini. Suatu malam, sekitar pukul 20.00, saya berjalan dengan hati riang menuju telepon umum fakultas berbekal koin tersebut. Ternyata sudah banyak yang antri!!! Bahkan beberapa orang dari mereka adalah teman satu angkatan, ada juga yang kakak kelas. Anehnya lagi, padahal di situ ada berderet-deret telepon umum, tapi kenapa mereka semua yang rata-rata cowok justru rela antri di telepon pojok kanan??? Ternyata oh ternyata, sepertinya yang tahu rahasia besar ini tidak hanya saya. Alhasil, setiap malam antara pukul 20.00 - 22.00 selalu tampak antrian mahasiswa berdiri membuat lajur ke belakang ke belakang menunggu giliran bertelpon ria sambil teblek-teblek nyamuk. Termasuk saya!!! Hayoooo, siapa yang ikut mengantri telepon koin pojok kanan setiap malam? Masih ingatkah? n

| 2 | 2015 |


INDAH SRI LESTARI, FK UNAIR 1982

TEMPAT KUMPUL TANPA BATAS WAKTU

S

tudent Center merupakan salah satu tempat favorit kami, karena tempatnya tenang, jauh dari hiruk-pikuk dan kebisingan. Kami sering menghabiskan waktu di sana untuk belajar atau diskusi bersama sambil mengisi perut. Student Center juga sangat strategis sebagai tempat belajar bagi kelompok kami, karena rumah kami yang berjauhan mulai dari Rungkut, Ampel, Petemon, Plemahan, Demak. Ditambah lagi, makanan yang dijual “emak” di Student Center ini cukup maknyuss. Terutama nasi pecel dengan rempeyeknya yang memenuhi piring, plus kuah rawonnya. Enaknya lagi, bagi beberapa teman yang sedang lupa bawa uang bisa ngebon. Tempat duduk yang kami senangi adalah di sayap kiri agak ke belakang dekat jendela, karena di sayap kanan atau depan biasanya dipakai para “atlet” bridge. Kami berkumpul di tempat ini biasanya sesudah kuliah atau praktikum. Sehari sebelumnya janjian dulu topik apa yang mau didiskusikan. Dulu kan belum ada handphone. Diskusi di sini bisa bebas lepas, karena meski engkel-engkelan dengan suara riuh rendah, tidak mengganggu teman yang lain, karena luas dan jendelanya lebar, sehingga suara kami tersapu angin. Enak­nya lagi gak ada jam batas waktu, sak tuwuk e kami betah duduk di sini gak ada yang ‘ngaruhngaruhi’ . Kami yang saya maksud di sini adalah group belajar , kami namai “Gadis Plus” karena anggotanya banyak ceweknya, Plus adalah teman cowok yang bergabung. Saya sebut temantemanku yang ikut mempunyai kenangan di Student Center ini yaa, kalau membaca artikel ini nanti akan senyum- senyum sendiri. Ayoo angkat tangan... Intan Russianna Nasution SpPD di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Laily Babgei SpA di RSU Tugu Semarang, DR Nyilo Purnami SpTHT di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Titiek Hidayati A SpTHT di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Ummi Maemunah SpPD di RSUD Dr Soetomo Surabaya...yang Plus (cowok) Tri Hendra Purwaka, MKes di Badan PPKB Pacitan, Wahyu Widoyoko SpOG di RSUD Sidoarjo, Kusdiantoro SpP di RSUD Karang Tembok Surabaya, Agus Ali Fauzi,.Med Pall Fiç di RSUD Dr Soetomo Surabaya...dan saya sendiri Indah Sri Lestari di RSUD Genteng , Banyuwangi...Salam kangen... n

Abdul Jabbar Al Hayyan, FK UNAIR 2004

AJANG LATIHAN TENIS MEJA

N

amanya saja Student Center (SC), jadi wajar kalau isinya mahasiswa-mahasiswa yang kelihatannya kurang kerjaan, belajar saja sudah susah masih merepotkan dirinya dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tapi, namanya kecintaan dan pengalaman itu memang harus dikejar dan membutuhkan usaha yang tidak mudah. Saya ingat waktu itu tahun 2005 saya ditunjuk menjadi ketua panitia Medical Science Application Competition (MEDSPIN), lomba dengan tema aplikasi IPA pada bidang kedokteran, dengan pesertanya siswa SMA se Jawa Bali Lombok. Karena menjadi panitia ini, tentu saja saya harus menjadikan SC sebagai rumah kedua, dan kebetulan saya juga tidak keberatan berlama-lama di sini karena ada satu hiburan yang menyenangkan. Saat saya masuk FK Unair, saya tidak bisa bermain tenis meja. Alhamdulillah ada perlengkapan tenis meja di tengah SC. Ketika urusan MEDSPIN satu hari sudah selesai, maka saatnya saya bermain tenis meja dengan teman-teman. Semakin hari seiring semakin matangnya persiapan MEDSPIN, semakin jago juga rasanya kami bermain tenis meja ini. Tiada hari tanpa bermain tenis meja di SC, bahkan pada hari Minggu ketika tidak ada urusan sama sekali, tanpa dikoordinir, pagi-pagi kami sudah berkumpul hanya untuk berlatih, bisa sampai tengah malam pula. Teman-teman pun mulai keracunan olahraga ini, ada yang mulai membeli bat serius dengan isian serat karbon, karet pelapis yang lepas pasang tiap bermain, sampai bola level profesional. Kami sampai hafal, kalau bola double happiness bintang satu itu bisa belok sendiri dam gampang rusak, bintang tiga ini yang paling enak dan cocok dengan kantong kami. Ketika acara lomba usai, frekuensi kami berlatih pun mulai menurun. Hanya sesekali saja kami bermain bersama. Saya beranikan diri untuk ikut lomba tenis meja pada rangkaian lomba olahraga & seni di internal FK Unair pada tahun berikutnya dengan kepercayaan diri karena telah melewati TC tenis meja selama menjadi panitia MEDSPIN. Ndilalah pada babak pertama ternyata saya sudah gugur duluan. Setelah kalah itu, saya duduk meratapi nasib sambil berandai-andai, apa mungkin kalau MEDSPIN-nya dipanjangin saya bisa juara tenis meja ya? n

| 2 | 2015 |

67


PROGNOSIS

E D I S I A K A N D ATA N G

03/2015

DISASTER

MINGGU KE-2 JULI

ANATOMI

Prof. Sudarso Djojonegoro, dr.

MEDIKAMENTOSA

A

B

C

Everything about Disaster

Disaster Victim Identification (DVI)

Satgas Bencana RSUD Dr. Soetomo

CITO

Bipolar Disorder

INSPEKSI

SHS - Surabaya Health Services

CITO

CITO

SKELETON

Kiprah Alumni FK Unair Cabang Jakarta & Belanda

NUTRISI

Ceker ‘LAPINDO’ Sidoarjo

SITOKIN

ACEH & RANAH MINANG

68

| 2 | 2015 |

Foto: COURTESY FROM GOOGLE.COM

ANATOMI

DOKTER APUNG PERAIRAN KEPULAUAN MALUKU


CIRCULUS VITIOSUS

M

alam sudah larut namun saya belum selesai me­ yang tertawa bahagia membawa tas karena diperbolehkan nyu­sun presentasi untuk kuliah dokter muda. Saya pu­lang ke rumah setelah proses pengobatan beberapa tahun per­lu menyiapkan mereka untuk melangkah ke yang berakhir sukses besar. Saya cari apakah ada ucapan terima ma­sa depan yang sulit. Ada dua textbook di meja ka­sih kepada personil kesehatan yang selama ini berjerih pa­ su­dah saya stabilo beberapa alinea di dalamnya. Saya akan me­ yah menyumbangkan keringat dan segenap fikirannya agar nga­jar tata laksana kegawatdaruratan yang mengancam jiwa. me­reka berdua bisa selamat? Tidak ada. Adakah compliment Saya bagi 40 slides untuk 50 menit tatap muka itu menjadi 4 atau encouragement media sebagai corong masyarakat bah­wa ba­gian. Pertama adalah ilustrasi kasus. Kedua adalah deskripsi mereka bangga bahwa kemerdekaan Indonesia telah me­mung­ klinis kegawatan itu. Ketiga adalah mekanisme patofisiologi kin­kan masyarakat memiliki fasilitas kesehatan yang mampu yang mendasarinya, dan keempat adalah landasan etik per­to­lo­ me­nyelamatkan kasus sulit seperti itu? Tidak ada. ngan pasien gawat darurat tersebut. Rasanya ada nilai-nilai yang hilang di dalam masyarakat kita. Tengah menatapi layar komputer Ni­lai-nilai bersyukur, berterima kasih itu, saya merenungi banyak sejawat atas pertolongan, telah hi­ lang dan RASANYA ADA NILAI-NILAI YANG HILANG ba­ik dokter umum maupun spesialis telah berganti dengan nilai hak, hak yang tersandung kasus mediko-legal saya, hak azasi, tanpa peduli lagi pada DI DALAM MASYARAKAT KITA. NI­LAI-NILAI ka­rena terjadi morbiditas pada pasien pengertian bahwa untuk me­miliki hak BERSYUKUR, BERTERIMA KASIH ATAS yang dirawatnya. Betapa setelah itu itu ada harga yang harus di­bayar. PERTOLONGAN, TELAH HILANG DAN TELAH media akan melaporkan kasus ter­ Dokter disatu sisi yang lain, ada­ sebut secara detail dan berkala se­ lah individu yang merupakan ba­gi­an BERGANTI DENGAN NILAI HAK, HAK SAYA, ti­ ap harinya. Seolah pesakitan yang masyarakat dan merekapun di­ ben­ HAK AZASI, TANPA PEDULI LAGI PADA ti­ dak punya celah atas kesempatan tuk oleh masyarakat. Dokter akan PENGERTIAN BAHWA UNTUK MEMILIKI HAK un­ tuk mendapatkan pembelaan dan mun­ cul dengan berbagai atribut ke­adilan. Tetapi, memang di satu sisi yang dibawanya dari masyarakat. ITU ADA HARGA YANG HARUS DIBAYAR. kita mengakui ada saja sejawat yang Ter­masuk berbagai segi negatif yang de­ngan sengaja melakukan berbagai di­keluhkan masyarakat. Segi negatif cara untuk mendapatkan keuntungan ma­na berujung pada lahirnya ratusan OLEH: Prof.Dr.H.R. Eddy Rahardjo, dr, SpAnK.IC fi­ nansial yang sebenarnya tidak me­ pa­sal peraturan membelit profesi ta­di. ma­dai. Ada yang salah disini. Apakah Bagaimana rantai circulus vitiosus ini ska­la materialisme dan komersialisasi dapat diputus? Ketika slide saya su­dah industri kesehatan telah sam­ pai tingkat demikian tinggi? lengkap 40, timbul rasa waswas dalam hati. Saya akan ber­hasil Ataukah keterjepitan ekonomi yang mendasari? memberi mereka bekal intelektual yang hebat. Dengan bed­side Profesi Kedokteran sejak Indonesia merdeka tidak pernah teaching dan simulator, mereka akan jadi dokter yang te­ram­pil mengalami masa sesulit sekarang ini. Ruang gerak profesi men­ hebat. Namun, mana jatah jam kuliah untuk menjamin mereka ja­di sempit bahkan sempit sekali. Ratusan pasal undang undang akan bersikap bijak penuh empati dan berbudi luhur? Saya dan keputusan menteri menata setiap lekuk kelok gerak profesi tidak yakin jika mengajukan usul tambahan SKS untuk pe­ma­ dokter seolah ladang ranjau. Dari keterbatasan kewenangan ija­ haman etik dan mediko-legal akan dikabulkan. Maka saya ganti zah, keterbatasan tempat praktek, keterbatasan kewenangan 10 slide terakhir kuliah saya untuk memasukkan sumpah pro­fesi kli­nis, sampai ancaman denda, ganti rugi tak terbatas bahkan luhur “saya akan mengutamakan kesehatan penderita” da­lam ku­rungan penjara untuk sesuatu hasil pengobatan yang tidak jabaran yang dimengerti oleh para dokter muda, yang su­atu me­muaskan pasien atau keluarganya. Jadi sebenarnya profesi saat nanti akan menggantikan peran saya. Jadilah dokter yang dok­ter ini dibutuhkan masyarakat atau tidak sih? luhur budinya. Ikhlas pengabdiannya. Sekalipun hal itu ti­dak Lalu saya browsing ke versi digital koran terkenal Jawa Timur menjamin sejawat kebal tuntutan mediko-legal, tetaplah ber­ di­mana terpampang wajah dua anak mantan kembar siam buat kebaikan sebesar-besarnya. n

| 2 | 2015 |

69

KAPITA SELEKTA

OPINI

MEMUTUS


ATM SAMSAT JATIM, BAYAR PAJAK KENDARAAN SAMBIL NGE-MALL

C

aranya gampang, dtang ke lokasi ATM SAMSAT di Grand City Mall. Wajib pajak yang akan menggunakan mesin ini harus

sudah memiliki kartu pintar dari Samsat Jatim yang berisi data jumlah kendaraan yang dimiliki. Tempelkan kartu dibawa di ATM

Samsat Jatim di kotak pemindai, bila data sudah terbaca maka kendaraan atas nama wajib pajak muncul, pilih salah satu yang hendak dibayar pajaknya. Di layar akan muncul pilihan menggunakan layanan bank Mandiri atau Bank Jatim. pilih salah satu dan memasukkan kode token (yang dimiliki WP) selama dua kali. Setelah proses pembayaran selesai, secara bersamaan keluarlah surat pemberitahuan pajak, . kemudian dimasukkan lagi di mesin ATM Samsat untuk print bukti pembayaran telah dilaksanakan. Dan selesai, anda sudah bayar pajak kendaraan dengan cara yang beda seperti biasanya. adv

BELANJA BATIK DAN SUVENIR KHAS JATIM

DENGAN KUALITAS EKSPORT TAPI HARGA PENGRAJIN

J

awa Timur kaya dengan berbagai karya luar biasa dari 38 kabupaten/kota, di antaranya karya seni, kerajinan, batik atau lainnya. Pemerintah Provinsi Jawa Timur lewat Dinas Koperasi dan UMKM telah memfasilitasi 700-an produk unggulan dari 38 kabupaten/kota, sehingga banyak yang sudah di eksport ke berbagai negara. Jawa Timur punya ratusan jenis cinderamata khas, unik dari para pengerajin, begitu juga dengan indah dan uniknya ragam batik khas dari tiap daerah di Jawa Timur ini. Tidak perlu bingung untuk mendapatkan ragam indahnya

batik dan cideramata khas dari 38 kabupaten kota di Jawa Timur ini, semua bisa Anda lihat dan dapatkan hanya di 1 lokasi, yaitu di galeri batik dan galeri cinderamata/souvenir Jalan Raya Bandara Juanda No. 22 Surabaya. Dapatkan beragam batik dan cinderamata asli khas Jawa Timur, semua produk berkualitas eksport tetapi dengan harga pengerajin. Informasi lengkap hubungi; Galeri batik, telepon 0318671139 dan Galeri souvenir telepon 031-8671137, buka senin sampai Sabtu, di Jalan Raya Bandara Juanda No. 22 surabaya. adv

70

| EDISI 1 - 2015 |



Segenap Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya

mengucapkan SELAMAT & SUKSES atas terbitnya majalah




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.