MailBOX
http://www.majalahrevieweekly.com Pemimpin UMUM: Bambang Aji setiady
Kirimkan surat pembaca Anda ke alamat: Redaksi Majalah Review Weekly, Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD - Tangerang Selatan 15320 Email: redaksi.majalahreviewweekly.com
Pemimpin redaksi: budi kusumah Redaktur Eksekutif: latihono sujantyo Redaktur: sri wulandari reporter: Setyo Adhi Nugroho, Lucky Benyamin, Badrul redaktur foto: dahlan rebo pahing REDAKTUR DESAIN: erbhayu prananta Desain & layout: Rizky Pratama
unit usaha pemimpin perusahaan: Bambang Aji setiady marketing: Selvi tan, adeline, Irma Irawati HR & GA: Iriene Mielani Admin: Eko Endarsono, Yunita Wirawan, Asih (admin Sales) alamat redaksi: Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD, Tangerang Selatan, BANTEN 15320 Telp: 021-538 3063
Cover: Erbhayu Foto: www.aol.com
alamat Sales & Marketing Communication: Jl. Bendungan Jatiluhur No. 26 Bendungan Hilir - Jakarta Pusat 10210 Telp: 021-570 4479 • Fax: 021-570 4473
Lagi-lagi Dwelling Time
Pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty (TA) berjalan sukses. Hal itu terlihat dari antusiasme masyarakat yang mengikuti program ini hingga hari terakhir periode pertama, 30 September lalu. Para wajib pajak rela antre dari pagi hari untuk menyerahkan Surat Pernyataan Harta (SPH) di kantor-kantor pelayanan pajak. Para pengusaha papan atas dan asosiasi-asosiasi pengusaha seperti Kadin dan Apindo berada di barisan terdepan dalam mendukung tax amnesty. Sosialisasi tax amnesty yang dilakukan Presiden Jokowi dan para menteri sejak awal program ini digulirkan Juli lalu juga turut mendorong keberhasilan tax amnesty. Program tax amnesty adalah hak bagi wajib pajak untuk mengikutinya. Jika tidak mengikuti dan masih menyembunyikan hartanya, maka wajib pajak akan menanggung konsekuensi terkena sanksi denda 200% setelah program TA ini berakhir pada Maret 2017. Besaran denda tersebut jauh lebih besar dari tarif tebusan terendah 2% yang berlaku pada periode pertama dan tertinggi 10% pada periode ketiga (JanuariMaret 2017). Jadi, marilah manfaatkan kesempatan ini.
Biaya logistik yang mahal masih menjadi momok bagi perekonomian Indonesia. Dengan biaya logistik mencapai 29% terhadap produk domestik (PDB), Indonesia tercatat sebagai negara dengan biaya logistik termahal di ASEAN, bahkan masuk daftar negara-negara yang memiliki biaya logistik paling tinggi di dunia. Karena biaya logistik kelewat mahal, daya saing Indonesia terus kedodoran. Salah satu pemicu tingginya biaya logistik adalah waktu bongkar muat di pelabuhan (dwelling time) yang terlalu lama. Jika Vietnam punya dwelling time 3 hari, Thailand 2 hari, Malaysia 1-2 hari, dan Singapura 1,5 hari, Indonesia masih butuh 3-4 hari, itu pun baru di Pelabuhan Tanjung Priok (di pelabuhan lain masih 7-8 hari). Karena itu, saya memahami kemarahan Presiden Jokowi atas buruknya dwelling time di sejumlah pelabuhan di dalam negeri. Presiden layak marah karena dwelling time merupakan salah satu quick wins (langkah cepat untuk mengawali program) pemerintahan sekarang. Apalagi dwelling time turut menentukan kiprah Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Rencana pemerintah menerbitkan peraturan presiden (perpres) tentang dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, dan Makassar harus disambut. Namun, semua itu harus dibarengi langkah-langkah nyata, konkret, dan tegas agar target dwelling time kurang dari tiga hari di empat pelabuhan tersebut bisa terwujud.
Sejak 2006-2015 utang luar negeri Indonesia telah meningkat 144% menjadi US$ 310 miliar, atau rata-rata 9,9% per tahun. Dalam enam bulan pertama 2016, utang luar negeri juga telah naik 4,4% menjadi US$ 323,8 miliar atau sekitar Rp 4.209,3 triliun dengan kurs Rp 13.000 per dolar AS. Utang luar negeri Indonesia sejak 2006 mengalami tren kenaikan hingga 2016. Pinjaman yang dilakukan oleh pemerintah untuk membiayai pembangunan serta ekpansi usaha yang dilakukan oleh sektor swasta membuat utang luar negeri Indonesia terus menggunung. Pemerintah masih mendominasi utang luar negeri (ULN) Indonesia menurut kelompok peminjam. Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia, utang luar negeri pemerintah per Juni 2016 mencapai US$ 153,3 miliar atau 47% dari total utang luar negeri Indonesia, yakni US$ 323,8 miliar. Diposisi kedua ditempati oleh perusahaan nonbank, yaitu senilai US$ 134,8 miliar atau 41,6% dari total ULN. Jumlah utang yang sangat besar ini harus dikelola dengan baik agar tidak menjadi bom waktu di kemudian hari. Seperti yang dialami oleh Yunani dan negara Eropa lainnya yang dilanda krisis akibat gagal membayar utang.
Arjuna Jalan Kemanggisan, Kebon Jeruk Jakarta Barat
Agusnadi Jalan Pejompongan Jakarta Pusat
Rya Sumarna Perumahan Vila Bintaro Tangerang
Manfaatkan Tax Amnesty
4
penerbit: PT INDOPUBLIK MANDIRI
SuratMingguini
Jangan Lengah dengan Utang
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Contents
headline LaporanUtama 9 EKSODUS EKSPATRIAT MIGAS Mulai banyak ekspatriat di sektor migas yang meninggalkan Indonesia. Kalaupun tidak hengkang, mereka pindah ke apartemen bertarif murah.
Bisnis
Makro
18 PGN-Pertagas Jadi Satu Saja Plt Menteri ESDM Luhut Binsar
30 Ini Dia Taring Baru BPK
Panjaitan menyatakan PGN dan Pertagas di-merger saja. Bisnis mereka memang sama.
Agar hasil temuan penyalahgunaan keuangan negara bisa diproses lebih lanjut, BPK berencana membentuk unit audit investigasi. Bakal makin banyak kasus korupsi yang terungkap.
32 Kesetrum Duit Maxpower
Keuangan 20 Saatnya Masuk ke Properti
Sisipan 24 Peta Belanja Militer
Indonesia masuk dalam 20 negara besar yang belanja militernya naik cukup besar.
36 Untung Gede di Musim Gugur Bunga Penurunan suku bunga membuat reksa dana saham semakin prospektif. Jika tak ada kejadian yang luar biasa, sampai akhir tahun instrument investasi ini diperkirakan bisa memberikan return sampai 21%.
38 Belum Tentu Jadi Kredit
Pasar Modal 42 Menanti Laporan Keuangan Kuartal III Menebak indeks setelah rilis ketenagakerjaan AS pun tidak mudah.
44 Kotek Ayam Semakin Merdu
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Membangun Kemitraan, Memberdayakan Komunitas Para siswa terus belajar dan menyiapkan diri masuk ke dunia kerja, termasuk anak-anak kami. Karenanya, kami berupaya sekuat tenaga untuk dapat menyediakan pelatihan dan memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan kemitraaan yang dibangun bersama Pemerintah, LSM dan masyarakat, kami telah mendirikan dua Politeknik di Riau dan Aceh. Kemitraan tersebut kami lakukan untuk mengembangkan kurikulum dan meningkatkan kemampuan para pengajar. Setiap tahun, ratusan siswa lulus dan siap menjadi tenaga terampil – membantu memberdayakan komunitas dimana mereka berada. Kemajuan pendidikan adalah kepedulian semua. Termasuk kami.
Informasi selengkapnya tersedia di www.ChevronIndonesia.com
editorial Dilema Minyak
H
arga minyak kembali menguat, setelah OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak) menunjukkan giginya awal pekan lalu. Syahdan, ini bermula dari pembicaraan telepon antara Hassan Rouhani kepada rekannya dari Venezuela Nicolas Maduro. Dalam percakapan telepon pada Senin, Hassan mengatakan bahwa penting bagi negara-negara penghasil minyak untuk mengambil keputusan guna menaikkan harga minyak dan menstabilkan pasar. Anggota OPEC harus menggelar “negosiasi serius” dengan para produsen non-OPEC untuk meningkatkan dan menstabilkan harga minyak di pasar internasional. Pernyataan ini langsung menambah semangat “bullish” di pasar minyak sejak pekan lalu setelah OPEC mengumumkan rencana pertamanya dalam delapan bulan tahun ini untuk memangkas produksi mereka. Dan, OPEC pun mencapai perjanjian “bersejarah”, pada Rabu lalu, untuk menurunkan produksi minyak mereka dari 33,24 juta barel per hari ke kisaran 32,5 juta barel hingga 33 juta barel per hari. Dampaknya harga langsung terkerek naik. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman November bertambah US$ 0,57 menjadi US$ 48,81 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember naik US$ 0,70 menjadi US$ 50,89 per barel. Ini tentu merupakan kabar baik bagi negara-negara ekportir. Sayang, biasanya, fenomena ini
8
hanya berlangsung sementara. Harga akan segera melemah kembali, setelah perjanjian itu dilanggar sendiri oleh mereka. Itu sebabnya, Pemerintah Indonesia bersikap hatihati dalam menghadapi perubahan ini. Apalagi, sekarang kita semakin kesulitan mendapatkan minyak. Sehingga semakin kuatlah posisinya sebagai importir murni. Lihat saja RancanganAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk 2017. Di sana terlihat subsidi bahan bakar minyak (BBM) semakin mengecil dari Rp 42,3 triliun menjadi Rp 32,3 triliun Siakap ini, mau tidak mau harus diambil, sebab Indonesia bukan lagi negara kaya minyak. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan, tren penurunan lifting atau produksi siap jual minyak akan terus berlanjut hingga 2020. Penyebabnya adalah tidak adanya proyek migas yang berproduksi dalam jumlah besar selama empat tahun ke depan. Alhasil, lifting minyak masih mengandalkan beberapa lapangan migas saat ini yang tergolong sudah berumur tua. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017, pemerintah mengusulkan lifting minyak sebesar 780 ribu bph. Jumlahnya menurun dibandingkan target lifting minyak dalam APBN Perubahan 2016 yang sebesar 820 ribu bph. Sementara itu pada 2018 diramalkan, lifting minyak hanya akan mencapai 630 ribu – 680 ribu barel per hari. Dan, angka ini akan terus menukik hingga tahun 2020 menjadi tinggal 480 ribu – 550 ribu bph. Artinya, anjlok 40% dari target lifting minyak tahun ini. Makanya, pemerintah bertekad meningkatkan investasi dan eksplorasi sektor minyak dan gas bumi (migas). Salah satunya dengan menyuntikkan 5 insentif sekaligus pada investasi di sektor migas. Kelima insentif itu diberikan dengan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Perpajakan Bagi Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi. Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan pembahasan revisi beleid tersebut cukup memakan banyak waktu lantaran ada dua Undang-Undang (UU) yang harus diharmonisasi. Nah, akankah suntikan ini merangsang produsen berproduksi? Kita lihat saja nanti. Yang jelas, kita harus bersiap-siap, menghadapi gejolak harga BBM di dalam negeri. n bk
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Mulai banyak ekspatriat di sektor migas yang meninggalkan Indonesia. Kalaupun tidak hengkang, mereka pindah ke apartemen bertarif murah. TEKS Setyo Adhi Nugroho dan Badrul
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
9
Para pekerja asing di sektor migas: Banyak yang dipulangkan ke negara asalnya.
10
Tahun depan, ConocoPhillips sebenarnya merencanakan melakukan pengeboran sebanyak lima sumur dan perawatan sumur sebanyak 114 kegiatan. Tapi ConocoPhillips tidak akan melakukan kegiatan pengerjaan ulang tahun depan. Jauh hari sebelumnya, PT Chevron Indonesia menyatakan tak akan memperpanjang kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) di Blok East Kalimantan yang akan habis pada Oktober 2018. Keputusan ini diambil lantaran perusahaan minyak dan gas bumi asal Amerika Serikat (AS) ini akan fokus pada pengembangan proyek-proyek yang telah dimilikinya, termasuk pengeboran laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) yang terletak di Selat Makassar. Mengutip data SKK Migas, sepanjang 2015 Blok East Kalimantan mampu menghasilkan minyak mentah sekitar 14 ribu bph yang produksinya dikirim ke Kilang LNG Bontang dan Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur. Hingga saat ini, Chevron masih tercatat sebagai pemegang hak partisipasi atau participating interest (PI) terbanyak dengan jumlah PI mencapai 92,5%. Sekadar informasi, Chevron termasuk salah satu dari tujuh perusahaan migas terbesar di dunia. Perusahaan ini sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1924. Wilayah kerja Chevron di Indonesia berada di Kalimantan dan Sumatera. Di Sumatera, Chevron mengoperasikan dua lapangan utama, yakni Duri dan Minas. Selain itu, Chevron mengoperasikan Pelabuhan Dumai, yang merupakan terminal pengangkutan minyak terakhir. Ada-
foto: libratama.com
P
ertengahan September lalu ada berita besar tapi tak begitu luas diliput oleh pers di Indonesia. Hari itu, Senin, 19 September 2016, tersiar rilis dari PT Medco Energi Internasional Tbk bahwa perusahaan minyak dan gas (migas) nasional ini telah mengakuisisi hak kelola (participating interest) milik ConocoPhillips di Blok B South Natuna. Aksi korporasi yang dilakukan perusahaan migas milik Arifin Panigoro ini ditandai dengan meneken perjanjian jual-beli untuk mengakuisisi dua anak ConocoPhillips, yaitu ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd. (CIIL) dan ConocoPhillips Singapore Operations Pte. Ltd. (CSOP). Transaksi ini diharapkan selesai pada kuartal IV tahun ini. CIIL adalah operator dari Blok B dengan hak kelola sebesar 40% dan operator dari West Natuna Transportation System (WNTS). Sedangkan CSOP mengoperasikan Onshore Receiving Facility (ORF) di Singapura. Blok B mulai berproduksi pada 1979. Dari data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), lifting atau produksi siap jual minyak di blok ini sejak awal Januari hingga akhir Agustus lalu sebesar 19.110 barel per hari (bph). Jumlahnya lebih rendah dari target dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sebesar 19.280 bph. Sementara lifting gas bumi Blok B Sout East Natuna mencapai 42.200 barel setara minyak (boepd). Angka ini lebih rendah dari target APBN-P 2016 yakni sebesar 34.000 boepd.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
pun di Kalimantan Timur, Chevron memiliki tiga wilayah kerja utama yakni North Area, South Area dan West Seno. Saat ini, Chevron mengembangkan proyek ultra laut dalam yang pertama di Indonesia, yang dikenal sebagai proyek IDD. Lima lapangan pertama yang akan dikembangkan adalah Gendalo, Maha, Gandang, Gehem, dan Bangka. Chevron Indonesia menjadi salah satu andalan lifting minyak di Indonesia. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBNP) 2016, Chevron menjadi penyumbang terbesar target lifting minyak secara nasional, yaitu 247,95 ribu bph. Adapun target lifting nasional tahun ini ditetapkan sebesar 830,04 ribu bph. Kenapa ConocoPhillips dan Chevron melepas sejumlah blok migas mereka? Salah satunya bisa jadi lantaran terpukul turunnya harga minyak dunia. Sejak pertengahan 2014 harga minyak sudah jatuh. Itu terjadi ketika Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan tidak menurunkan kuota produksi harian di atas 30 juta barel per hari. Dari US$ 112, harga minyak terjun bebas dan tertahan di kisaran US$ 50 per barel sepanjang 2015. Tentu saja, jatuhnya harga minyak dunia hingga di bawah US$ 30 per barel di awal tahun ini telah memukul perusahaan migas di seluruh dunia. Berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan usahanya, mulai dari mengerem ekspansi bisnis, efisiensi operasional hingga pengurangan jumlah karyawan. Betul, harga minyak dunia saat sudah naik kembali hingga menembus US$ 50 per barel setelah para anggota OPEC mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi minyak mereka. Tapi, biasanya, fenomena ini hanya berlangsung sementara. Harga akan segera melemah kembali, setelah perjanjian itu dilanggar sendiri oleh mereka. Limbungnya perusahaan migas akibat anjloknya harga minyak dunia juga dirasakan Vico. Di Kalimantan Timur, Vico sempat tidak memperpanjang tenaga kerja yang sudah habis masa kontraknya. Langkah tersebut mengundang protes dari warga lokal. Petronas Carigali Sdn Bhd juga dikabarkan melakukan efisiensi, dengan memangkas gaji karyawannya sampai 20%. Head Legal Petronas Rini Damayanti Respati menolak untuk berko-
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
mentar. “Maaf, saya sedang rapat. Nanti saja,” ucapnya saat dikonfirmasi Okezone. Vice President Development and Relations ConocoPhillips Indonesia, Joang Laksanto, mengakui turunnya harga minyak dunia cukup berimbas terhadap kinerja revenue operator migas itu. “Sebetulnya kami tidak rugi tetapi revenue sedikit turun. Untuk menjaga itu perlu ada efisiensi,” katanya saat temu media di Palembang, pertengahan tahun lalu. Menurut Joang, efisiensi merupakan hal mutlak yang perlu dilakukan operator migas mengingat outlook harga minyak dunia hingga dua sampai tiga tahun ke depan tidak akan mengalami kenaikan yang signifikan. Efisiensi lain yang dilakukan ConocoPhillips mencakup di bidang sumber daya manusia (SDM). Namun Joang menegaskan pihaknya tidak akan melakukan PHK. “Kami melihat dahulu kontrak-kontrak yang ada. Apabila ada masa kontrak yang habis, maka tidak kami perpanjang. Kontrak itu mencakup mulai dari servis hingga labour, tetapi itu bukan PHK,” ujarnya.
PROYEK MIGAS DIBATALKAN
11
Produksi minyak di laut: Bila harga minyak turun kembali banyak perusahaan yang tutup.
12
karena baru itu yang menyampaikan surat kepada SKK migas. Yang lain belum formal,” kata Elan. Bahkan, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi I.G.N Wiratmaja Puja membenarkan ada beberapa kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) migas yang bersiap menjual sahamnya.
foto: www.kerjamigas.com
Yang kini banyak dikhawatirkan banyak kalangan jika harga minyak dunia kembali jatuh di bawah US$ 50 per barel. Menurut Dewan Pakar Ikatan Ahli Perminyakan Indonesia (IATMI) Benny Lubiantara, dengan asumsi harga minyak US$ 50 per barel saja sudah banyak proyek migas yang dibatalkan. Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), sepanjang 2015 hanya 35% rencana pengeboran sumur eksplorasi terealisasi. Dalam revisi rencana kerja dan anggaran (WP&B), rencananya ada 157 sumur eksplorasi yang akan dibor pada tahun lalu. Namun, yang terlaksana hanya 55 sumur. Perhitungan Benny jika harga minyak turun hingga di bawah US$ 30 per barel, akan banyak perusahaan migas yang produksinya di laut (offshore) yang tutup. Sementara untuk perusahaan memproduksi minyak di darat (onshore) masih bisa bertahan hingga harganya mencapai US$ 20 per barel. Asal tahu saja, harga minyak yang merosot membuat cukup banyak lapangan migas yang biaya produksinya sudah di atas harga keekonomian. Terutama untuk proyek migas lepas pantai (offshore). Mnurut Kepala Humas SKK Migas Elan Bintoro, biaya produksi proyek migas lepas pantai saat ini memang cukup mahal, yakni rata-rata sudah di atas US$ 30 per barel. Itulah sebabnya, kini banyak perusahaan migas yang akhirnya hengkang dari Indonesia. Misalnya, Salamander Energy Plc yang sudah dibeli Ophir Energy Plc, yang merupakan perusahan migas asal Inggris. Ada juga Petrochina Bermuda yang sekarang menjadi Petrogas. Selain itu, ada lagi Talisman Energy Inc yang dibeli oleh Repsol Oil & Gas Inc pada tahun lalu. Masih ada lagi beberapa perusahaan migas yang sudah tidak tahan dengan kondisi harga minyak rendah yang tak lagi bisa menutup biaya produksi. “Tapi saya belum bisa sampaikan
MULAI HENGKANG Apa dampak dari semua ini? Kini, mulai banyak ekspatriat migas meninggalkan Indonesia. Di Balikpapan dalam 2-3 tahun terakhir tiga sekolah internasional terpaksa ditutup akibat PHK besar-besaran di kontraktor-kontraktor pertambangan. Jumlah izin tinggal sementara yang dikeluarkan untuk orang asing juga menurun drastis dari 194.162 di tahun 2013 menjadi 171.944 pada 2015. Dalam lima bulan pertama tahun ini, ada 72.399 izin yang diberikan. Tapi banyak perusahaan penyedia layanan untuk ekspatriat memperkirakan jumlahnya akan semakin menurun karena angka kedatangan baru sangat sedikit. Akibatnya, tingkat sewa rumah kalangan atas di Jakarta menurun drastis, demikian juga dengan pendaftaran di sekolah-sekolah internasional. “Paceklik ekspat sangat terlihat tahun 2016 ini,” ujar Deborah Minicola, penasihat teknis perusahaan relokasi internasional Allied Pickfords di Jakarta. “Kali ini komunitas ekspat telah terpukul dari begitu banyak sudut.” Survei PwC atas 53 perusahaan migas yang dirilis Mei lalu, menemukan hampir tiga perempat responden memperkirakan jumlah pegawai ekspatriat yang datang ke Indonesia bakal semakin sedikit. Sementara perusahaan konsultan properti, Colliers International Indonesia mencatat tingkat okupansi sewa apartemen di Jakarta menurun dari 73,6% di kuartal IV 2015 ke angka 71,9% di kuartal I 2016. Associate Director Colliers, Ferry Salanto mengatakan penurunan tingkat okupansi ini disebabkan oleh banyaknya ekspatriat yang bekerja di bidang migas yang pergi dari Jakarta. Akibat sektor migas yang lesu sampai awal tahun, ia menyatakan banyak perusahaan migas yang memulangkan pekerja ekspatriat ke negara asalnya. “Dan, memang ekspatriat pekerja bidang oil and gas ini mendominasi penggunaan apartemen sewa. Kami tidak mengetahui proporsinya secara pasti, namun itu terlihat dari pengurangan tingkat okupansi sewa di apartemen berlokasi di Central Business District (CBD), yang biasanya dihuni oleh mereka,” jelas Ferry beberapa waktu lalu. Dari data yang dimilikinya, penurunan tingkat okupansi sewa apartemen di lokasi CBD menurun 3,7% antar kuartal dari 78,2% di kuartal IV 2015 ke angka 74,5% di kuartal I 2015. Penurunan ini jauh lebih besar dibanding lokasi lain di Jakarta seperti Jakarta Selatan yang menurun 1,2% atau apartemen di lokasi Jakarta lain yang menurun 0,3%. Tak hanya itu, lesunya sektor ini juga membuat perusahaan migas membatasi remunerasi pekerja ekspatriat seperti tanggungan rumah. “Memang ada beberapa pekerja ekspatriat yang tidak pergi dari Indonesia, tetapi pindah ke tempat tinggal yang lebih murah,” kata Ferry. n
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
ConocoPhilips bakal melepas kilang LPG di Lapangan Belanak dan Blok B Laut Natuna Selatan. Pasokan elpiji bisa terganggu. TEKS Badrul
Perusahaan minyak dan gas bumi asal Amerika Serikat, ConocoPhillips berencana menutup kilang liquified petroleum gas (LPG) di Lapangan Belanak dan Blok B Laut Natuna Selatan, akhir tahun 2016. “Kami memang mengajukan decomissioning (penghentian operasional, red) untuk kilang LPG Belanak,� kata Diarmila Sutedja, Manager Corporate & External Communication ConocoPhillips Indonesia beberapa waktu lalu. Setelah proses penutupan disetujui, ConocoPhillips akan fokus pada pengolahan gas alam. Saat ini, ConocoPhillips menunggu persetujuan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Menurut Vice President Development and Relations ConocoPhillips Indonesia, Joang Laksanto, Lapangan Belanak dan Blok B Laut Natuna Selatan akan ditutup lantaran skala keekonomiannya sudah menurun. Saat ini, produksi LPG di kilang terapung (floating producing storage offshore) mencapai 10 ribu barel LPG per hari. Asal tahu saja, ConocoPhillips menguasai saham Blok B sebesar 40%. Sisanya dipegang oleh Inpex Corporation sebesar 35% dan PT Chevron Pacific Indonesia sebesar 25%. Wilayah kerja migas Blok B Natuna Selatan dikembangkan sejak 1979. Blok ini memiliki jumlah produksi minyak sebanyak 30 ribu barel per hari (bph) dan gas bumi mencapai 300 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Sejumlah perusahaan menyatakan minatnya untuk membeli saham ConocoPhillips di Blok B Natuna Selatan. Di antaranya adalah PT Pertamina. ConocoPhilips masih melakukan diskusi dengan para calon investor yang berencana untuk mengambil 40% hak partisipasi miliknya di Blok B South Natuna. ConocoPhilips juga telah melakukan open data Blok B South Natuna kepada para calon investor yang berminat memiliki hak partisipasi di blok tersebut. Pertamina memang berminat mengambil alih kilang elpiji di Lapangan Belanak dan Blok B South Natuna dari ConocoPhillips. Sebab,
Lapangan gas Blok B Laut Natuna Selatan: Akan dibeli Pertamina.
Lepas Melepas Gaya Conoco penghentian produksi gas elpiji di Lapangan Belanak dan Blok B South Natuna dapat mengancam pasokan elpiji dalam negeri sehingga impor bakal meningkat. Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, timnya saat ini masih mengkaji kemungkinan mengambil alih kilang tersebut. Meski ConocoPhillips menganggap pengoperasiannya tidak lagi ekonomis, bisa saja kilang itu ketika dioperasikan oleh Pertamina masih efisien. Apalagi, jika ada potensi penghematan. Penghentian pengoperasian Kilang Belanak memang membuat khawatir Pertamina. Ahmad mengatakan, pasokan elpiji ke Pertamina bakal terganggu. Apalagi, Kilang Belanak selama ini dapat memproduksi elpiji 10.000 metric ton. Saat ini, Pertamina mengimpor hampir 60% kebutuhan konsumsi elpiji dalam negeri. Berdasarkan data Pertamina, konsumsi elpiji tahun ini diperkirakan naik menjadi 7,8 juta ton, dengan rincian, 6,6 juta ton elpiji bersubsidi dan 1,2 juta ton nonsubsidi. Sementara konsumsi tahun lalu hanya 7 juta ton, dengan elpiji subsidi sebesar 5,56 juta ton. Rupanya tak hanya menutup kilang LPG di Lapangan Belanak dan Blok B Laut Natuna Selatan saja. Kabar lain menyebut, perusahaan minyak dan gas bumi asal Amerika Serikat ini juga berencana melepas sebagian sahamnya
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
di Blok Palangkaraya. Blok ini terletak di Kota Palangkaraya, Kabupaten Kapuas, Pulau Pisau, dan Gunung Mas. Di sini, ConocoPhillips memiliki 100% saham dan dioperatori oleh anak usahanya, Petcon Borneo Limited. Soal ini tak ada jawaban dari pihak ConocoPhillips. Hanya saja, gosip yang beredar menyebut proses pelepasan ini sudah masuk SKK Migas. Di Kalimantan sendiri, ConocoPhillips memiliki dua blok. Selain Blok Palangkarya, juga ada Blok Kuala Kurun yang akan melakukan seismik di kuartal pertama tahun depan. Blok ini dikelola bersama Petronas. Jauh sebelumnya, ConocoPhilips juga akan melepas (farm out) asetnya di Blok Warim, Papua. Di Blok Warim, perseroan memiliki hak partisipasi sebesar 80% sekaligus menjadi operator. Kontrak kerja sama migas blok ini ditandatangani pada 1987. Pada Mei 2013, ConocoPhilips menandatangani amendemen PSC untuk melanjutkan kegiatan eksplorasi hingga lima tahun. Soal lepas melepas ini, sebenarnya ConocoPhilips dikenal sebagai perusahaan yang memang tergolong cukup aktif melakukan penjualan aset-asetnya yang dinilai tak lagi menguntungkan dalam jangka panjang. Hal itu sudah dilakukan sejak 2012, dan berhasil mendapatkan dana segar hingga US$ 12 miliar. n
13
Teror Gagal Bayar Utang
M
Setelah dihantam rontoknya harga minyak mentah, kini kewajiban pelunasan utang menjadi teror baru bagi perusahaan migas.
Perdagangan di New York Mercantile Exchange: Ajang spekulasi para pemain saham migas.
14
foto: s3.amazonaws.com
TEKS Badrul
impi buruk perusahaan-perusahaan minyak dan gas (migas) agaknya belum akan berakhir. Kondisi kantong banyak perusahaan migas yang paceklik jelas berpengaruh pada kemampuan mereka melunasi pinjaman. Adalah Moody’s, perusahaan pemeringkat dunia, yang melansir perkiraan bahwa potensi perusahaan migas mengalami gagal bayar alias default cukuplah tinggi. “Sektor energi tetap paling bermasalah, dari perhitungan akutansi sudah ada 79 default tahun ini.” Begitu disampaikan Sharon Ou, Senior Credit Officer Moody’s seperti dikutip CNBC. Asal tahu saja, ketika itu harga minyak tengah melejit hingga mencapai angka US$ 100 per barel, banyak bank di Amerika Serikat (AS) mengucurkan kredit ke sektor ini. Bahkan, Marc Lasry, Chief Executive of Distressed Investing Specialist Avenue Capital Group—sebuah perusahaan investasi global—menghitung bahwa sejumlah perusahaan migas menambah pinjaman total sebesar US$ 250 miliar hingga US$ 300 miliar. Tapi bagaimana ketika harga minyak lesu? Banyak perusahaan migas sulit mengembalikan utang mereka. Sejumlah bank di AS, seperti Wells Fargo, Bank of America, dan JP Morgan Chase sampai memberikan rapor merah terhadap kesehatan pinjaman perusahaan-perusahaan migas. Beberapa lembaga pinjaman pun sedang melakukan negosiasi ulang dengan perusahaan migas tentang nasib utang mereka. Sedangkan sejumlah bank lain lebih memilih untuk memangkas nilai kredit perusahaan migas demi memperkecil lonjakan default. Tak pelak, perusahaan migas pun putar otak. Berbagai cara ditempuh demi mengurangi tekanan utang dan terhindar dari kebangkrutan. Terdeteksi, beberapa perusahaan terpaksa menjual aset untuk menghemat pengeluaran. Langkah lain yang ditempuh perusahaan migas adalah menerbitkan saham baru dan lindung nilai produksi minyak di harga tertentu. Harapan memang senantiasa harus ada. Namun kadang, nasib baik tak berpihak di waktu yang tepat. Seperti yang dialami oleh salah satu perusahaan migas pelat merah Brasil, Petroleo Brasileiro SA. Perusahaan itu menghabiskan banyak pinjaman asing untuk menjadi produsen migas terbesar kelima dunia. Tapi hasil yang didapat justru sebaliknya. Bukannya mencapai target produksi yang dibidik, perusahaan yang beken dengan nama Petrobas ini malah mencatatkan lonjakan utang yang luar biasa. Per 30 September 2015, nilai utang Petrobas bahkan telah mencapai US$ 127,5 miliar. Dan dalam dua tahun ke depan, pinjaman yang jatuh tempo mencapai angka US$ 24 miliar. Wow… Upaya memangkas beban utang juga dilakukan Premier Oil, perusahaan migas. Perusahaan itu telah menjual asetnya di Norwegia dengan nilai US$ 120 juta. Kemudian, demi menekan angka utang, Premier Oil juga menurunkan belanja modal US$ 100 juta. Diketahui, kini utang perusahaan migas tersebut telah berada di angka US$ 2 miliar.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
PERANG HARGA Sejak Juni tahun 2014, harga minyak dunia terus merosot tajam seiring terus berkecamuknya perang pasar antara negara-negara anggota OPEC dengan AS. OPEC—yang dimotori Arab Saudi—melihat booming minyak serpih (shale oil) yang diproduksi perusahaan-perusahaan minyak AS telah menjadi ancaman bagi mereka. Oleh karena itulah, Saudi kemudian mengajak negara-negara anggota OPEC untuk memerangi booming shale oil AS. Caranya, produksi minyak OPEC jangan dipangkas sehingga minyak banjir di pasar dan harga menjadi rendah. Mereka bertujuan agar produsen minyak AS hanya memperoleh keuntungan kecil dari harga minyak. Masalah kemudian berkembang. Tak sekadar perang minyak antara OPEC dengan produsen minyak AS, kondisi tersebut nya-
tanya juga telah menyeret kepanikan bursa-bursa saham utama di dunia. Para investor yang memegang saham-saham berbasis minyak ramai-ramai melepas surat berharga ini, sehingga bursa memerah. Padahal sudah diprediksi, bila kepanikan investor berlangsung lama, harga minyak bakal kian terperosok. Celakanya lagi, minyak mentah juga sering kali menjadi ajang spekulasi para pemain di pasar finansial. Sampai saat ini harga minyak mentah dunia banyak dipengaruhi oleh kontrak minyak future di New York Mercantile Exchange (NYMEX), AS. Lihat saja saat krisis keuangan yang menerjang beberapa negara besar pada 2008. Semua persoalan yang terkait itu memang dimulai dari NYMEX. Apalagi ditambah melambatnya pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa, China, dan India. n
Seberapa banyak blok migas di bumi Nusantara yang dikuasai perusahaan asing? Wow banyak. Bayangkan, dari total 225 blok migas yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) non-Pertamina, sebanyak 120 blok dioperasikan perusahaan asing, 28 blok dioperasikan perusahaan nasional serta sekira 77 blok dioperasikan perusahaan patungan asing dan nasional. Pemerintah menargetkan di 2025 porsi operator oleh perusahaan nasional mencapai 50%. Di bawah ini perusahaan migas asing terbesar di sektor hulu migas Indonesia: 1. Chevron memproduksi minyak paling banyak di Indonesia melalui anak usahanya, yaitu PT Chevron Pacific Indonesia. Mempunyai lapangan dengan kualitas minyak paling tinggi di Indonesia, Chevron memproduksi 35% dari total produksi Indonesia. Perusahaan yang dulunya bernama Caltex ini telah mengoperasikan lapangan Duri di Riau sejak tahun 1952. Dua blok yang dimiliki oleh Chevron di Sumatera, Rokan dan Siak, telah menjadi blok dengan produksi minyak terbesar di Indonesia. 2. Total yang asal Prancis menguasai operasi Blok Mahakam di Kalimantan Timur dengan anak usahanya yaitu Total E&P Indonesie. Dengan produksi rata-rata 2.200 juta kaki kubik per hari, Total menjadi pemasok 80% gas di kilang gas alam cair di Bontang, Kalimantan Timur. Gas alam cair atau LNG di kilang tersebut diekspor ke beberapa negara pelanggan Indonesia diantaranya adalah Jepang dan Korea Selatan. 3. ConocoPhillips asal Amerika Serikat ini
foto: beritadaerah.co.id
Migas Kita Dikuasai Asing
Blok Cepu yang dikuasai ExxonMobil: Sumber minyak mentah sebesar 1,4 miliar barel.
telah beroperasi di Indonesia lebih dari 40 tahun dan merupakan produsen migas terbesar ketiga di Indonesia. Conoco mempunyai enam blok migas di Indonesia, yaitu tiga lepas pantai yaitu di Natuna Sea Block B, Kuma dan Laut Arafuru. Sementara blok yang berada di darat atau onshore adalah blok Corridor, Jambi dan Papua. 4. British Petroleum menguasai 37,16% saham di proyek Tangguh yang merupakan lapangan gas sekaligus kilang LNG.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
5. ExxonMobil asal Amerika Serikat menguasai warisan blok milik Royal Dutch Shell di Cepu, Jawa Tengah. Pada Februari 2001, anak usaha ExxonMobil, Mobil Cepu Ltd bersama dengan Pertamina menemukan sumber minyak mentah sebesar 1,4 miliar barel dan gas mencapai 8,14 miliar kaki kubik di lapangan Banyu Urip. Exxon menandatangani Kontrak Kerja Sama (KKS) migas dengan Pemerintah Indonesia pada tahun 2005. n
15
foto: www.hipwee.com
Antre mengisi bensin di SPBU: Aman buat bujet pemerintah.
Repotnya Harga BBM Kebijakan fluktuasi harga BBM memang aman buat bujet pemerintah, tapi tidak bagi masyarakat.
K
TEKS Badrul
ementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya menunda mengubah harga bahan bakar minyak (BBM) pada 1 Oktober lalu. Garagaranya, nilai tukar rupiah menguat pada angka Rp 12.900 per dolar AS. Awalnya, pemerintah berencana menurunkan harga BBM jenis premium dari Rp 6.550 per liter menjadi Rp 6.150 per liter dan menaikkan harga solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 5.760 per liter.
16
Asal tahu saja, sejak 1 April lalu harga jenis premium dan solar turun. Harga premumin turun dari Rp 6.950 per liter menjadi Rp 6.550 per liter, sedangkan solar dari Rp 5.650 menjadi Rp 5.150. Ini merupakan penurunan harga BBM yang kesekian kali dilakukan pemerintah di tengah merosotnya harga minyak mentah dunia. Perubahan harga BBM yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM ini berdasarkan Peraturan Presiden No 191 Tahun 2014 tentang pengkajian perubahan harga BBM dilakukan per tiga bulan sekali. Dengan pola ini, harga BBM mengikuti harga pasar. Kalau nanti harga minyak dunia naik, harga BBM mau tidak mau harus dinaikkan pula. Masalahnya, kebijakan ini cukup merepotkan konsumen. Sampai kapan masyarakat pengguna premium bersuka cita dengan penurunan harga BBM? Atau sampai seberapa lama sopir angkutan umum dan tukang ojek bergembira dapat margin lebih saat harga BBM naik? Padahal, di balik fluktuasi harga BBM seperti itu, ada ancaman ketidakpastian keuangan mereka. Organisasi Angkutan Darat (Organda) sudah mengakui kalau mereka pusing menghadapi kebijakan ini. Sebab, dua minggu sekali mereka harus menghitung naik turunnya harga BBM. Itu baru dari pemilik angkutan umum darat. Belum lagi nanti saling ngotot antara sopir dan kondektur dengan penumpang. Penumpang tidak mau membayar ongkos yang ditetapkan angkutan umum, karena harga BBM sudah turun. Sementara sopir dan kondektur tetap tak mau menurunkan harga. Lihat saja saat ini, meskipun harga BBM sudah turun, toh tarif Metromini dan Kopaja masih saja Rp 4.000 sekali naik. Fluktuasi harga BBM juga akan membuat pengusaha kerepotan. Ongkos distribusi yang naik turun akan membuat mereka bingung menentukan harga jual produk ke konsumen. Padahal, dalam berbisnis setiap perusahaan sudah membuat business plan sebagai pedoman untuk menjalankan dan memastikan bisnis bisa sustain. Selain itu, fluktuasi harga BBM juga akan merepotkan para bankir. Mereka akan sering mengutak-atik suku bunga yang nanti dibebankan kepada nasabahnya. Tentu saja, yang rugi adalah nasabah yang berutang dengan sistem float, karena mereka tidak mendapat kepastian cicilan yang fix. Yang tak kalah menyedihkan adalah para pegawai yang gajinya pas-pasan. Setiap bulan gaji yang mereka bawa pulang ke rumah tetap, tapi pengeluaran setiap dua minggu tidak pasti. Akhirnya, anggaran yang sudah mereka rancang berantakan, karena harga BBM yang naik turun. Yang merepotkan kalau nanti harga BBM naik. Kalau naik, pasti akan mendorong harga kebutuhan pokok dan barang-barang lainnya naik. Padahal, sejak tahun lalu, harga kebutuhan pokok dan barang-barang lainnya sudah naik dan hingga kini tidak turun. Jadi, sudah bisa dibayangkan masyarakat bawah nanti akan terkena pukulan bertubi-tubi. Kebijakan fluktuasi harga BBM memang aman buat bujet pemerintah, tapi tidak bagi masyarakat. Sebab, masyarakat dipaksa harus mengikuti harga minyak dunia. Yang lebih parah, rakyat menghadapi ketidakpastian keuangan mereka. Liberalisasi, memang tidak selalu harus diikuti. n
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
B
Ingat, Minyak Kita Tinggal Sedikit Indonesia bukan lagi negara kaya minyak bumi. Ayo, cari dan manfaatkan energi altenatif. TEKS Badrul
kita tidak perlu impor minyak lagi. Malah bisa ekspor,� katanya. Berdasarkan data ESDM 2011, potensi energi nonfosil, terbesar berasal dari air. Besarnya mencapai 76 megawatt MW. Disusul panas bumi, sebesar 29 MW. Sepanjang tahun 2013 Kementerian ESDM mengeksplorasi 28 titik panas bumi. Kalau ditotal, potensi geothermal di 28 titik tersebut mencapai 7.000 MW. Sebanyak 28 titik eksplorasi itu tersebar 10 titik di Sumatera, 14 titik di Jawa, dan di Nusa Tenggara dua titik. Selain panas bumi, Kementerian ESDM juga sedang memetakan potensi air dan sungai yang ada di Indonesia. Untuk tahap awal, menggali potensi air di danau dan sungai di wilayah Sumatera untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air. Langkah-langkah ini, dilakukan sebagai cara membuat ketahanan energi Indonesia. Selain itu, juga untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi karena terus menurunnya produksi minyak. n
foto: m.kaskus.co.id
os Medco Group, Arifin Panigoro, suatu hari berpesan kepada para pemimpin Indonesia. Begini pesannya. Pertama, tinggalkan persepsi bahwa Indonesia adalah negara kaya minyak bumi. Kedua, hilangkan persepsi bahwa subsidi BBM dinikmati oleh rakyat miskin. Ketiga, komoditas kelapa sawit bukan sebagai ancaman untuk alam dan lingkungan, tapi berkah untuk rakyat Indonesia. Keempat, keluar dari keragu-raguan mengenai kemampuan pasar domestik untuk menyerap produk akhir biodiesel. Untuk yang pertama, hingga saat ini banyak orang Indonesia masih mengandalkan minyak dan gas serta batu bara sebagai sumber energi utama. Padahal, saat ini, cadangan minyak Indonesia tinggal 3,7 miliar barel, atau hanya 0,2% dari total cadangan minyak dunia. Jika tidak ditemukan cadangan baru, cadangan minyak Indonesia ini diperkirakan akan habis dalam jangka waktu 11 tahun lagi. Produksi minyak Indonesia memang terus memburuk. Kalau pada 2000 mampu memproduksi minyak rata-rata 1,4 juta barel per hari, saat ini tak bisa melewati 850 ribu barel per hari. Buruknya kinerja minyak dan gas bumi disebut-sebut lantaran pemerintah salah kelola sektor ini. Salah kelola sektor minyak ini terjadi sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Indonesia mau tak mau perlahan-lahan harus meninggalkan minyak, dan mencoba memanfaatkan energi altenatif. Apalagi potensi energi Indonesia begitu melimpah. Misalnya potensi energi dari gas, batu bara, air, listrik, panas bumi dan mineral lainnya. Almarhum Widjajono Partowidagdo, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat itu, pernah mengatakan kepada mjalah ini, untuk gas, produksinya bisa mencapai 1,5 juta barel. Sedangkan batu bara sekitar 3,5 juta barel. Kalau bisa digenjot, cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. “Jadi,
Pembangkit listrik tenaga air: Sangat berlimpah.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
17
Bisnis Harga gas
R
Pipa gas milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk: Punya bisnis sama dengan Pertagas.
PGN-Pertagas Jadi Satu Saja Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan menyatakan PGN dan Pertagas di-merger saja. Bisnis mereka memang sama. TEKS Lucky Benyamin Foto beritadaerah.co.id, eksplorasi.id
18
apat terbatas penetapan harga gas untuk industri di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa pekan lalu berlangsung agak hening. Saat memberikan kata pengantar, Presiden Jokowi terlihat jengkel karena harga untuk industri masih saja tetap tinggi. Dengan harga yang tinggi, katanya, industri nasional kalah bersaing dengan industri sejenis negara tetangga. “Lakukan penyederhanaan dan pemangkasan rantai pasok, sehingga lebih efisien dan saya minta agar dijaga juga, dikalkulasi. Ini terkait dengan iklim investasi di sektor gas bumi,” kata Presiden Jokowi. “Kemarin dihitung-hitung ketemunya antara US$ 5 sampai US$ 6.” Saat ini, harga gas industri di Indonesia rata-rata sebesar US$ 9-US$ 10 per million metric british thermal unit (mmbtu). Coba bandingkan dengan Singapura yang hanya sekitar US$ 4-US$ 5 per mmbtu, Malaysia US$ 4,47 per mmbtu, Filipina US$ 5,43 per mmbtu, dan Vietnam sekitar US$ 7,5 per mmbtu.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Bisnis Harga gas Dengan harga gas yang begitu mahal, sudah pasti industri manufaktur nasional tak mampu bersaing dengan industri sejenis dari negara-negara tetangga. Industri dalam negeri yang terpukul adalah pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet, termasuk industri tekstil dan produk tekstil serta alas kaki. Kalau mau ditelisik, ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab harga gas di Indonesia begitu mahal. Salah satunya adalah Permen Nomor 19 Tahun 2009 tentang Kegiatan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa. Permen inilah yang dinilai banyak pihak telah melahirkan badan usaha niaga atau trader. Para trader yang hanya bermodalkan kertas tanpa ada kewajiban untuk membangun infrastruktur telah memanfaatkan jalur pipa yang sudah ada dengan hanya membayar toll fee kepada pemilik pipa. Banyak kalangan menilai, gara-gara ini infrastruktur pipanisasi cenderung stagnan. Distribusi gas dari hulu atau kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) sering tidak langsung dijual ke PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk atau PT Pertamina Gas (Pertagas), tapi ke trader yang berperan sebagai calo. Trader ini tidak punya pipa, mereka menjual alokasi gas yang didapatnya ke trader lain sampai bertingkat-tingkat, baru ke PGN atau Pertagas. Gas yang mengalir dari hulu melalui pipa transmisi milik PGN atau Pertagas dikenakan biaya toll fee. Akibatnya, harga gas menjadi tinggi begitu sampai di industri. Sebenarnya, pada 10 Mei 2016 pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. Kemudian 22 Juni 2016 dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 16 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Harga dan Pengguna Gas Bumi Tertentu. Dua aturan tersebut merupakan landasan hukum bagi menteri ESDM untuk menetapkan harga gas bumi. Kedua beleid itu juga menyebutkan, jika harga gas bumi tidak dapat memenuhi keekonomian industri pengguna gas bumi dan harga gas bumi lebih tinggi dari US$ 6 per million metric british thermal unit (mmbtu), maka menteri dapat menetapkan harga gas bumi tertentu. Penetapan harga gas bumi tertentu terutama bagi pengguna gas bumi yang bergerak di bidang industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. Anehnya, ya itu tadi, harga gas masih tetap saja nangkring di atas US$ 6 per mmbtu.
PUNYA BISNIS SAMA Itulah sebabnya, Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan menyebut merger dua BUMN sektor migas, yakni PGN dan Pertagas akan mampu menekan harga gas untuk industri. Menurut dia, sinergi dua perusahaan itu akan terus didorong demi memenuhi permintaan Presiden Jokowi. “Harga gas tadi kami sedang bicarakan. Sekarang kan banyak ‘layer-layer’ (rantai pasokan) gas sampai ke hilirnya. Kami mau coba sederhanakan. PGN dan Pertagas di-merger jadi satu saja,” katanya. Menurut Menko Bidang Kemaritiman itu, sinergi dua BUMN itu diperlukan agar bisa saling melengkapi bisnis gas yang efisien. “Kadang yang satu punya gas, tapi enggak punya pipa. Atau punya pipa tapi enggak punya gas. Jadi satu saja,” katanya. Memang, dua BUMN ini punya bisnis utama yang sama. Saat ini, Pertagas tengah menyelesaikan beberapa proyek besar pemasangan pipa transmisi yang tersebar di empat ruas, yakni ruas Belawan-Kawasan Industri Medan (KIM)-Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sumatera Utara, Muara Karang (DKI Jakarta)-
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Muara Tawar (Bekasi), Porong (Sidoarjo)-Grati (Pasuruan) serta Gresik-Semarang. “Jika rampung seluruhnya, maka akan ada penambahan pipa transmisi open access sekitar 500 km,” ujar Hendra Jaya, Presiden Direktur Pertagas seperti dikutip dalam keterangan tertulis, beberapa waktu lalu. PGN juga terlihat semakin agresif membangun infrastruktur gas bumi untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas nasional. Pada semester I-2016, infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang lebih dari 186 km dan saat ini mencapai lebih dari 7.212 km atau setara dengan 76% pipa gas bumi hilir nasional. Sejumlah proyek yang telah diselesaikan PGN adalah proyek pipa gas Kalisogo-Waru, Jawa Timur sepanjang 30 km. Kemudian proyek di ruas Jetis-Ploso di wilayah Mojokerto sampai Jombang sepanjang 27 km. Juga proyek ruas Kejayan-Purwosari di Pasuruan sepanjang 15 km. Selain di Jawa Timur, PGN juga menyelesaikan proyek infrastruktur pipa gas bumi sepanjang 18,3 km di Batam. Proyek pipa gas yang berada di kawasan bisnis Batam ini akan menyalurkan gas bumi ke wilayah Nagoya, Lubuk Baja, dan Jodoh di Batam. Kalau diperhatikan, kedua BUMN ini punya bisnis yang sama. Tapi sederhana itukah mengawinkan kedua perusahaan milik negara ini? Sebab, berdasarkan hasil penelitian Pusat Studi Energi Universitas Gajah Mada (PSE UGM) Yogyakarta, manfaat sinergi kedua BUMN tersebut sangat kecil dibandingkan munculnya biaya dan kompleksitas masalah baru. “Sebaiknya pemerintah fokus membesarkan PGN dan Pertagas sebagai perusahaan kelas dunia,” kata Tri Widodo, peneliti PSE UGM. Seperti halnya Tri Widodo, anggota Komisi VI DPR, Abdul Wachid meminta pemerintah menunda rencana penggabungan dua perusahaan tersebut. Pasalnya, kedua perusahaann ini berbeda kepentingan, sehingga kalau dilebur menjadi satu tidak tepat. “Nantinya justru bisa merugikan negara. Karena itu harus dibicarakan terlebih dulu dengan Komisi VI DPR. Rencanan ini kan belum pernah dibicarakan oleh Menteri BUMN dengan kami (Komisi VI),” ujar Wachid. Jadi? n
Sebaiknya pemerintah fokus membesarkan PGN dan Pertagas sebagai perusahaan kelas dunia. 19
Bisnis Properti
Saatnya Masuk ke Properti Pasar properti diprediksi kembali tumbuh subur. Investor asing siap-siap masuk. TEKS Lucky Benyamin Foto Erbhayu
P
ara pengusaha properti semakin optimistis bahwa sektor ini bakal kembali bergairah setelah mereka melihat program pengampunan pajak (tax
amnesty) periode pertama yang berakhir akhir September lalu berjalan sukses. Berdasarkan data Ditjen Pajak, pada periode pertama tax amnesty, dana tebusan mencapai Rp 96,7 triliun atau
58,6% dari target pemerintah Rp 165 triliun. Sementara total harta yang telah dideklarasi dari dalam negeri Rp 2.378 triliun dan luar negeri Rp 929 triliun serta dana repatriasi sebesar Rp 137 triliun. Betul, dana yang direpatriasi masih jauh dari target sebesar Rp 1.000 triliun. Itulah sebabnya, pada periode kedua (Oktober-Desember 2016) tax amnesty, Ditjen Pajak akan lebih meyakinkan WNI pemilik aset di luar negeri untuk membawa pulang dananya ke Indonesia.
Pembangunan proyek properti: Bakal bergairah kembali.
20
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Bisnis Properti Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bahwa dana repatriasi yang masuk ke Indonesia hasil program tax amnesty akan dialihkan ke sektor riil, termasuk properti. Dana repatriasi dari peserta tax amnesty ditempatkan di bank persepsi. Dana ini kemudian bisa dialihkan untuk membeli rumah atau properti lainnya. Properti ini bisa dijual kembali setelah tiga tahun, dengan syarat dana hasil penjualannya dimasukkan kembali ke bank persepsi. Ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 122 tahun 2016. Lembaga riset properti, Jones Lang LaSalle (JLL) memprediksi program tax amnesty bisa mendongkrak pasar pro-
perti Indonesia. “Periode pertama (tax amnesty) selesai, akan ada efek terhadap pasar perumahan 6-12 bulan ke depan sehingga market akan bergerak lagi,� ujar Vivin Harsanto, Head of Advisory JLL, Rabu pekan lalu. Selain itu, terdapat kebijakan pelonggaran rasio pendanaan bank terhadap pembiayaan (Loan to Value/LTV) atau Financing to Value (FTV) untuk penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR), penurunan suku bunga acuan, penguatan rupiah, dan pertumbuhan ekonomi yang mulai membaik. Apalagi, minat investor asing terhadap pasar properti Indonesia terus meningkat. Investor asal Hongkong, Singapura, China, Jepang dan Korea secara konsisten masih menaruh minat yang cukup tinggi terhadap industri properti di Indonesia. Vivin menjelaskan, sektor properti yang jadi incaran para investor adalah residensial, ritel, perkantoran, dan logistik industrial. “Investor asing yang cukup aktif mengindikasikan bahwa pasar properti Indonesia memiliki daya tarik sendiri,� katanya.
RAMAI-RAMAI BERMAIN Bisnis properti memang menjanjikan. Dia terus tumbuh. Seperti orang butuh makan, properti selalu dicari orang karena dia salah satu kebutuhan dasar hidup manusia. Selama perekonomian tumbuh positif dan bonus demografi melaju, kebutuhan properti akan terus naik. Ini karena properti, terutama rumah, merupakan kebutuhan pokok. Sementara properti komersial, seperti perkantoran dan hotel serta resor merupakan kebutuhan bisnis dan pariwisata. Bisnis properti juga merupakan investasi dengan risiko paling minim, baik dari segi risiko bisnis (business risk), risiko suku bunga (interest risk), risiko inflasi (inflation risk), risiko likuiditas (liquidity risk), dan risiko pasar (market risk). Hebatnya lagi, harga properti tak akan pernah turun. Paling-paling terkoreksi, itu pun sangat tergantung pada lokasi, kondisi ekonomi, dan supply and demand. Artinya, bisnis properti memang investasi nomor wahid. Maka, jangan heran, kalau orang-orang tajir Indonesia maupun di dunia, kaya karena main properti. Sebut saja Bill Gates. Pendiri Microsoft yang baru saja dinobatkan kembali sebagai orang terkaya dunia ini, tak cuma lekat dengan perangkat teknologi informasi, melainkan juga ikut ber-
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
main properti. Melalui sayap bisnis propertinya, Cascade Investment, Bill Gates membeli Four Seasons Hotel Atlanta dari Host Hotels & Resorts. Selain mengakuisisi Four Season, Gates juga menunjukkan minat pada properti internasional lainnya. Oktober 2013, ia membeli saham perusahaan konstruksi Spanyol, Fomento de Construcciones y Contratas SA, sebanyak 6% atau senilai US$ 156 juta (Rp 2,1 triliun). Kemudian pada Desember tahun yang sama, Gates menambah portofolio propertinya dengan membeli Four SeasonsPunta Mita Resort senilai US$ 200 juta (Rp 2,7 triliun) dari Strategic Hotels & Resorts. Four Season Punta Mita Resort berisi 173 kamar dan suite dengan situs pengembangan seluas 19,42 hektar. Selain Four Season, dalam kesepakatan transaksi tersebut, Cascade Investment juga berhak atas sebidang lahan La Solana senilai US$ 1,1 juta (Rp 14,9 miliar) per lot. Dengan pembelian ini, Gates, memiliki sekitar 6,4% saham Strategic Hotels & Resort. Berikutnya, Gates rela mengeluarkan US$ 18 juta atau Rp 244,7 miliar untuk membeli lahan pacuan kuda di Rancho Santa Fe, California. Gates resmi membeli lahan yang semula milik Jenny Craig itu pada pertengahan September 2014. Bagaimana dengan orang terkaya Indonesia? Keluarga Hartono, atas nama Robert dan Michael dari kelompok usaha Djarum Group menjadi terkaya di Nusantara dengan aset senilai US$ 15,4 miliar atau Rp 212,8 triliun. Mereka juga punya portofolio properti berukuran jumbo. Tidak saja dari dimensi bangunan, melainkan juga nilainya. Contohnya, Whole Trade Center (WTC) Mangga Dua, bangunan multifungsi Menara BCA, Hotel Indonesia Kempinski, Kempinski Residence, dan Grand Indonesia Shopping Town. Belum lagi Anthoni Salim dengan bendera Salim Group, kembali menggebrak sektor properti dengan Casa Domain, apartemen mewah di bilangan KH Mas Mansyur, dan PIK Tower di Pantai Indah Kapuk. Juga Eka Tjipta Widjaja dengan Sinarmas Land-nya yang tampil sebagai pengembang beraset terbesar di Indonesia. Karya terbesar Eka Tjipta adalah BSD City. Sekali lagi, bisnis properti memang oke banget. n
21
Bisnis Otomotif
Geger Bentayga Bentayga menjadi mobil SUV termewah, tercanggih, dan termahal di kelasnya. TEKS Lucky Benyamin Foto Erbhayu
S
iapakah orang pertama yang akan menikmati kemewahan Bentley Bentayga? Tak salah, Ratu Inggris, Elizabeth II. Ratu Elizabeth II memang sudah tak asing dengan Bentley, yang juga berasal dari Inggris. Dia adalah pemilik satu-satunya limousine State. Maka tak heran, kalau para penggila mobil sangat menantikan kehadiran Bentley Bentayga di pasar. Sebab, bukan apa-apa, Bentley Bentayga akan bermain
22
di kelas blue ocean dengan kendaraan ultra luxury Sport Utility Vehicle (SUV). Asal tahu saja, sampai saat ini belum ada sosok SUV yang bermain di kelas ini. Bahkan, produsen mobil sekelas Rolls Royce atau Maybach pun belum berani mengambil risiko bermain di segmen tersebut. Sebelumnya, Bentley kerap menawarkan konsep mobil yang eksentrik dan cenderung nyeleneh. Tapi untuk Bentayga, Bentley tak mau ambil risiko. Mobil ini akhirnya didesain mengikuti selera pasar saat ini.
SUV SUPER MEWAH Bentley Bentayga adalah mobil SUV super mewah. Interiornya detailing kayu handmade serta jok kulit dengan bahan material berkualitas tinggi. Joknya dihiasi jahitan kontras dan berlian mewah sebagai aksen jok. Selain itu, jok pada Bentley Bentayga mendukung sistem enam tombol, fitur penghangat ruangan dan pengatur ventilasi. Ada center cluster berteknologi tinggi berlayar 8 inchi touchscreen dengan pelengkap tablet Android Bentley 10 inchi, yang
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Bisnis Otomotif
bisa dilepas di bangku bagian belakang. Audionya Naim dengan 18 unit speaker. Ada lagi fitur canggih khas Bentley bernama Bentley Bespoke yang menawarkan 90 warna tambahan eksterior, 15 pilihan karpet, 7 lapisan buatan tangan, 15 pilihan trim interior dan beberapa ukuran velg alloy. Bagian perangkat elektronik ada fitur buatan Bentley bernama Bentley Drive Dynamics. Perangkat ini menawarkan 8 mode mengemudi, yang bisa disesuaikan dengan kondisi off road. Semua ini dilengkapi piranti elektronik lain, seperti Adap-
tive Cruise Control (ACC) dengan stop & go, Predictive ACC, Traffic Assist dan Park Assist. Wow. Kini, para penggila mobil SUV di Indonesia sedang menunggu kehadiran Bentley Bentayga di sini. Sayangnya, PT Grand Auto Dinamika (GAD) sebagai agen tunggal pemegang merek Bentley di Indonesia belum bisa memastikan kapan mobil ini bisa mengaspal di Indonesia. Maklum, tiap satu unit Bentayga dibuat secara hand made, sehingga butuh waktu yang cukup lama. Berapa harga per unit? Pihak GAD
masih terus menghitung. Sebagai pembanding, produk Bentley lainnya seperti Continental GT V8 S yang baru saja diluncurkan, dibanderol dengan harga mendekati Rp 9 miliar. Bisa jadi harga Bentayga di atas Continental GT V8 S. “Belum dihitung pasti, namun bisa di atas Rp 10 M, karena pajak di Indonesia untuk mobil mewah bermesin sebesar ini sangat tinggi,� ujar Roland Staehler, COO PT GAD beberapa waktu lalu. Jadi, masih ada waktu untuk mengumpulkan uang dulu untuk memiliki Bentayga. n
Spesifikasi Bentley Bentayga n
Mesin: 6.0L W12 Twin Turbo TSI with Variable Displacement developing 608PS dan tarikan 900Nm n Tenaga maksimal: 608 PS n Torsi: 900 Nm n Kapasitas mesin: 5.950 cc n Jenis bahan bakar: Bensin n Akselerasi/Percepatan: 0 - 60mph 4.0 detik / 0 - 100 km / h 4.1 detik n Kecepatan maksimum: 301 km per jam n Emisi CO2: 296 g/ km n Berat kosong kendaraan: 2.440 kg n Berat kendaraan:3.250 kg n Kapasitas tanki bensin: 85 Liter n Panjang: 5.140 mm n Lebar: 2.224 mm n Tinggi: 1.742mm n Wheelbase/jarak sumbu roda: 2995 mm / 9 ft 10 in n Suspensi: Udara elektronik dengan 4 mode ketinggian n Velg alloy 22 inch
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
23
Indonesia masuk dalam 20 negara besar yang belanja militernya naik cukup besar. TEKS Dita Pertiwi Foto riset
24
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
T
idak ada parade pasukan dan gelar persenjataan besar-besaran pada perayaan HUT ke-71 TNI, 5 Oktober 2016 pekan lalu. Yang ada, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memimpin ziarah ke makam para Panglima Tertinggi TNI, yakni Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden Abdurrahman Wahid, dan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Di tengah perlambatan perekonomian nasional dan global, TNI ingin tampil sederhana dan berbaur dengan rakyat. Ini memang sesuai dengan motto TNI sejak tahun lalu: “Bersama Rakyat TNI Hebat dan Kuat.� Meskipun demikian, bukan berarti TNI melempem. Sejak sepuluh tahun terakhir, TNI terus berbenah dengan memperbaiki dan membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) modern. Alutsista terbaru adalah delapan kendaraan tempur jenis RM Multi Launch Rocket System (MLRS) Kaliber 122 MM Vampire yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Alutsista ini digunakan untuk menjaga keamanan dan sistem pertahanan Indonesia di wilayah perairan. terutama bagian terluar. Alutsista terbaru lain yang dimiliki TNI Angkatan Laut adalah Fuel Tank Vehicle. Berbeda dengan alutsista sebelumnya yang didatangkan dalam jumlah banyak sekaligus, Fuel Tank Vehicle tersebut hanya dipesan 1 unit karena dirasa sesuai dengan kebutuhan sistem pertahanan Indonesia. Selain kedua jenis kendaraan tersebut, masih terdapat sejumlah unit alutsista yang memiliki tingkat
Armoured Recovery Vehicle (ARV) 3 RI
kecanggihan cukup tinggi, diantaranya yaitu, Recovery Vehicle, Battalion Combat Vehicle, dan Ammunition Vehicle. Ketiga jenis kendaraan tersebut didatangkan dengan jumlah yang beragam disesuaikan dengan rancangan sistem pertahanan Indonesia. Untuk Recovery Vehicle dan Battalion Combat Vehicle masing-masing berjumlah 1 unit, sedangkan untuk Ammunition Vehicle didatangkan dengan jumlah yang lebih banyak, yaitu 2 unit. Selain memperkaya alutsista untuk menjaga sistem keamanan di wilayah perairan Indonesia, TNI juga menambah sejumlah pesawat tempur untuk memastikan
Kendaraan tempur jenis RM Multi Launch Rocket System (MLRS) Kaliber 122 MM Vampire.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
25
tingkat keamanan wilayah udara di Indonesia. Dalam hal tersebut TNI Angkatan Udara mendatangkan pesawat Hercules C-130. Meskipun pesawat tempur itu termasuk kendaraan baru, namun TNI Angkatan Udara selaku pengelolanya diharapkan selalu melakukan perawatan yang maksimal agar tidak terjadi hal-hal membahayakan dalam misi yang melibatkan pesawat Hercules C-130 tersebut. Seperti diketahui, TNI Angkatan Laut tidak hanya diperkaya dengan kehadiran pesawat Hercules tersebut, tetapi juga pesawat tempur taktis bernama Super Tunaco. Berbeda dengan pesawat sebelumnya yang dihadirkan dalam jumlah terbatas, Super Tucano didatangkan sekaligus dalam jumlah 16 unit. Selain TNI Angkatan Laut dan Udara, TNI Angkatan Darat juga memiliki alutsista terbaru, yaitu Tank Leopard 2. Kendaraan tempur tersebut memiliki sejumlah kelebihan, salah satunya adalah kemampuan menembak secara akurat dari jarak 4 km. Dengan kelebihan tersebut, kendaraan tempur baru ini diharapkan mampu menunjang performa TNI Angkatan Darat dalam upaya menjaga keamanan wilayah Indonesia. Tank yang memiliki berat 62 ton tersebut didatangkan langsung dari Jerman. Menurut laporan Stockholm International Peace Research Institute yang dirilis baru-baru ini, sejak tahun 2006 hingga 2015 belanja militer Indonesia naik sampai 150%. Dengan peningkatan ini, Indonesia masuk dalam 20 negara besar yang belanja militernya naik cukup besar. Untuk 2015 saja, belanja militer Indonesia mengalami kenaikan 16% ketimbang tahun 2014. Di Asia Tenggara, persentase kenaikan belanja militer Indonesia 2015 hanya kalah dari Filipina yang naik 25,5%. Stockholm International Peace Research Institute mencatat, memanasnya suhu politik Laut China Selatan dinilai menjadi pemicu kenaikan anggaran pertahanan Tanah Air.
Tank Leopard 2 milik TNI
26
Pesawat tempur Super Tucano
Sementara majalah ekonomi bergengsi, Forbes merilis, tahun 2016 ini anggaran militer Indonesia mencapai US$ 7,6 miliar atau Rp 99,6 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 sebesar US$ 6,9 miliar Menurut Forbes, saat ini Indonesia memiliki jumlah tentara aktif sebanyak 676.500 orang. Untuk jumlah personel aktif yang siap bertugas di garis depan pada 2015, TNI hanya memiliki 476 ribu orang dan pasukan cadangan 400 ribu personel, dengan jumlah alutsista yang cukup besar. Indonesia memiliki tank lapis baja 400 unit, kendaraan tempur lapis baja 506 unit, artileri jarak jauh 62 unit, peluncur roket 50 unit, mortir 3.350 unit, senjata antitank 11 ribu unit, dan kendaraan angkut logistik 11.100 unit. Kapal perang 150 unit, kapal selam 2 unit, kapal angkut personel 26 unit, kapal kelas korvet 23 unit, kapal kelas frigat 6 unit, kapal patroli 70 unit, serta pesawat tempur 118 unit (50 unit pesawat tempur sergap dan 68 pesawat tempur taktis). Indonesia berada di tempat keempat dalam daftar negara-negara Asia dengan kekuatan militer terbesar. Posisi Indonesia di bawah China, India, dan Korea Utara. Kekuatan Indonesia yang terbesar di kawasan Asia Tenggara mengalahkan Thailand, Myanmar, dan Malaysia. Tentara China berjumlah 29 juta dengan anggaran US$ 214 miliar. India memiliki 2,7 juta tentara, sedangkan Korea Utara 1,3 juta orang.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Anggaran Militer Negara ASEAN (2015) 1. Singapura 2. Indonesia 3. Thailand 4. Malaysia 5. Vietnam 6. Filipina 7. Brunei 8. Kamboja
US$ US$ US$ US$ US$ US$ US$ US$
9.841 juta 7.020 juta 5.730 juta 4.919 juta 4.251 juta 3.292 juta 528 juta 278 juta
Sumber: Stockholm International Peace Research Institute
PENGEKSPOR SENJATA TERBESAR Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menyebut ekspor senjata periode 2011-2015 meningkat 14% dibanding periode sebelumnya (20062010). Amerika Serikat (AS) masih bertahan menjadi negara nomor 1 pengekspor senjata. AS menguasai 31% ekspor senjata dunia. Ekspor senjata negeri Paman Sam meningkat 27% antara 20052010 dan 2011-2015. Ada 96 negara konsumen senjata AS. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menjadi konsumen terbesar. Sampai akhir 2015, AS meneken berbagai kontrak besar termasuk penjualan 611 pesawat F-35 generasi baru. Setelah AS, Rusia menjadi pemasok kedua terbesar dengan penguasaan pasar 5% perdagangan senjata dunia. Sebanyak 50 negara menjadi konsumen senjata buatan Negeri Beruang Merah ini. India, China, dan Vietnam merupakan konsumen terbesar Rusia. Peralatan yang sering dipesan adalah pesawat tempur, tank, kapal selam nuklir dan senapan serbu. China berada di urutan ketiga. Pada periode 2011-15 China memasok senjata kepada 37 negara. Konsumen terbesar Negeri Tirai Bambu adalah Pakistan (35%), Bangladesh (20%) dan Myanmar (16%). Selain negara yang menjadi pemasok, Stockholm International Peace Research Institute melaporkan, terdapat sembilan perusahaan penjual senjata di dunia
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
(di luar China). Misalnya, Lockheed Martin (AS). Pada 2014 penjualan senjata Lockheed Martin mencapai US$ 37,5 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya US$ 35,5 miliar. Kemudian Boeing (AS) dengan penjualan pada 2014 mencapai US$ 28,3 miliar, turun dari tahun sebelumnya US$ 30,7 miliar. Lantas BAE System (Inggris) yang menjual senjata senilai US$ 25,7 miliar di tahun 2014, turun dari tahun sebelumnya US$ 26,8 miliar. Setelah itu Raytheon (AS), Northrop Grumman (AS), General Dynamics (AS), Airbus Group (Eropa), dan United Technology Corp (AS). n
Tentara Nasional Indonesia
27
Senjata buatan Pindad.
Industri Pertahanan yang Terus Menggeliat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan industri pertahanan karena memiliki ketersediaan bahan baku. TEKS Dita Pertiwi Foto riset
D
i tengah naiknya anggaran militer, pabrik senjata di Indonesia juga terus menggeliat. Bahkan, sejumlah industri pertahanan (Inhan) nasional berhasil mencetak sejarah baru penjualan. Sebut saja capaian PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Kendati sempat dilanda kisruh ketenagakerjaan akibat dililit utang pada 2007, kini satu-satunya perusahaan pesawat terbang di Asia Tenggara itu justru tengah menggarap proyek senilai lebih dari Rp 7 triliun. Proyek terwujud melalui kontrak lifetime dengan produsen pesawat terbang Airbus. PT DI bertugas memproduksi sejumlah komponen bagi pesawat Airbus seri 320, 330, 340, 380 dan 350. Kerjasama dengan Airbus menyumbang pemasukan hingga 25% dari keseluruhan omzet PT DI. Selain itu, PT DI juga menjalin kerja sama dengan pabrik Boeing di Korea. Tercatat, sebanyak 68 unit helikopter dipesan perusahaan itu dari PT DI. Banyaknya pesanan, tentu saja memicu optimistis yang kian menjulang. Tak heran, PT DI pun menargetkan memproduksi 60.000 pieces komponen dan 12 unit pesawat per tahun. Apa yang dirasakan PT DI, ternyata juga dirasakan PT Pindad. Senjata-senjata produksi BUMN strategis itu mulai mendapat pengakuan internasional dengan diperolehnya sertifikat standar NATO (North Atlantic Treaty Organization). Salah satu produk PT Pindad bahkan mampu membetot minat Irak. Sedikitnya 500 unit Panser Anoa 6x6,
28
kini dalam proses pemesanan. Anoa merupakan kendaraan berat untuk pertempuran yang dibuat dengan mengadopsi teknologi dan konsep Panser VAD buatan Prancis. Kisah sukses juga direguk divisi senjata dan amunisi PT Pindad. Karyawan di divisi itu harus bekerja selama 24 jam setiap hari demi memenuhi permintaan dari dalam dan luar negeri. Kini, persero mampu membuat 40.000 senapan serbu SS-2 per tahun. SS-2 merupakan produk sejenis M-16 buatan AS dan AK-47 buatan Rusia. Salah satu Inhan lainnya, PT Panataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia (Persero) pun kebanjiran order. Tercatat, ada sejumlah proyek besar yang kini berada dalam genggaman perusahaan yang didirikan oleh pemerintah kolonial pada 1939 itu. Pembangunan anjungan lepas pantai (rig) untuk pengeboran minyak adalah salah satunya. Sejak Januari 2013, perseroan juga memulai pembuatan satu unit kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 hasil kerjasama dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda. Nilai kontrak pembuatan kapal PKR tersebut 7 juta euro. Memang, ketersediaan anggaran negara bagi realisasi target-target Inhan menjadi hal yang sangat menentukan. Dan, menurut sumber militer, bukanlah sesuatu yang mustahil karena pertumbuhan ekonomi justru tengah membaik. Menurut dia, anggaran belanja sudah menyentuh Rp 2.000 triliun, otomatis anggaran pertahanan juga ikut meningkat. “Jadi. dengan semakin besar porsi anggaran, kita memiliki kesempatan yang lebih luas untuk memajukan industri ini,� katanya. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan Inhan karena memiliki ketersediaan bahan baku. Jadi, tinggal dipertajam SDM dan manajemennya. Industri pertahanan ini selain memberi manfaat dari sisi ekonomi, juga bisa membuat kita mandiri secara alutsista,� tandasnya. Artinya, ini peluang besar bagi Inhan kita. n
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Yang Penting Jangan Mark Up Ada beberapa faktor agar Inhan mandiri dan mampu bersaing. Salah satunya, jangan ada mark up. TEKS Dita Pertiwi Foto riset
B
eragam capaian industri pertahanan (Inhan) di Tanah Air mulai bergema nyaring. Sejumlah langkah ditempuh demi merevitalisasi Inhan. Namun, masih diperlukan sejumlah faktor agar Inhan Indonesia benar-benar mampu bersaing di pasaran global. Awan gelap pernah menggayuti Inhan, saat Indonesia memasuki era reformasi. Kehancuran yang melanda negeri, khususnya di bidang ekonomi dan politik, memberi pengaruh signifikan. Tak terkecuali, pabrik-pabrik peralatan tempur di tanah air. Namun sekitar enam tahun kemudian, pada 2004, Inhan secara perlahan mulai bangkit. Diawali dengan diadakannya roundtable discussion di Kementerian Pertahanan. Revitalisasi industri pertahanan itu bahkan dipimpin langsung Presiden (saat itu) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemudian lahir pula Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) pada 2010. KKIP yang dipimpin langsung oleh Presiden SBY bertugas menentukan arah strategis pembangunan Inhan. KKIP kian kuat dengan diterbitkannya UU No 16 Tahun 2012 tentang Industri
Pertahanan. Sejumlah langkah ditetapkan sebagai prioritas kebijakan Inhan. Tujuannya meningkatkan kapasitas produksi nasional, meningkatkan transfer of technology, joint production, dan ekspor alutsista. Menurut Connie Rahakundini, dosen FISIP UI yang juga pengamat militer, sejatinya masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk membuat Inhan mandiri dan mampu bersaing maksimal. Menurutnya, hal yang paling mendasar adalah bagaimana persepsi bangsa memandang ancaman sebagai reasoning utama untuk membangun kemandirian Inhan. “Menurut saya teramat sangat ajaib dan sangat unrealistic untuk membangun sebuah industri pertahanan di Indonesia, jika pemimpin tertinggi negeri ini menetapkan bahwa kita adalah negara dengan zero enemy,� tuturnya. Selain itu, Connie juga mencatat hal penting lain, yakni arah kebijakan elit sipil terhadap pembangunan profesionalisme TNI. Hal itu akan berpengaruh pada arah penelitian dan pengembangan teknologi Inhan. Contohnya teknologi material, aerodinamika, hidrodinamika, instrumentalia, kontrol, informatika, propulsi dan biologi molekuler. Faktor terakhir, jaminan pembelian dan kontrak kerjasama jangka panjang. “Itu untuk meminimalisasi kerugian industri pertahanan karena sering kali pemesanan terhenti di tengah jalan atau mendadak terjadi pengurangan jumlah pesanan,� ujarnya. Dan yang terakhir, jangan ada mark up. n
Pembuatan kapal perang di PT PAL.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
29
MAKRO BPK
Ini Dia Taring Baru BPK Agar hasil temuan penyalahgunaan keuangan negara bisa diproses lebih lanjut, BPK berencana membentuk unit audit investigasi. Bakal makin banyak kasus korupsi yang terungkap. TEKS Lucky Benyamin Foto Riset
B
adan Pemeriksa Keuangan (BPK) membuat kejutan lagi. Setelah berseteru dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus pembelian lahan Rumah Sakit (RS) Sumber Waras oleh Pemprov DKI Jakarta, lembaga tinggi negara itu kembali melemparkan bola panas. Kali ini menyangkut ren-
cana pembentukan Auditor Utama Investigasi, unit khusus yang bertugas melakukan audit investigasi. Boleh jadi, rencana pembentukan unit baru setingkat eselon I itu sebagai bentuk kekecewaan BPK terhadap KPK. Soalnya, selain kasus RS Sumber Waras, ada sejumlah temuan BPK yang justru macet di KPK. Salah satunya adalah skandal bailout (dana talangan) kepada Bank Century. Kendati hasil audit BPK telah dilimpahkan ke KPK pada akhir 2013, namun hingga kini penanganannya tak kunjung selesai. Betul, KPK akhirnya bisa menyeret seorang pejabat tinggi Bank Indonesia (BI) ke pengadilan. Tapi itu sebenarnya belum cukup. Sebab, hasil audit BPK menunjukkan ada sejumlah pejabat BI dan Kementerian Keuangan yang berperan dalam kebijakan pemberian dana talangan senilai Rp 6,7 triliun itu. Salah satunya adalah Boediono, Wakil Presiden RI 20092014 yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur BI. Begitulah, kerjasama BPK dengan KPK tampaknya masih jauh dari memuaskan. Tapi, terlepas dari masalah itu, audit investigasi memang sangat dibutuhkan oleh BPK. Sebab, dari audit yang dilakukan BPK, kerap ditemukan penyalahgunaan keuangan negara yang terindikasi pidana.
kasus RS Sumber Waras: BPK kesulitan menemukan adanya unsur pidana.
30
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
MAKRO BPK Contohnya, BPK pernah menemukan 16 rekening penampungan sementara (escrow account) atas nama Menteri Keuangan. Pemberian dana talangan ke Bank Century termasuk temuan BPK yang perlu ditindaklanjuti dengan audit investigasi. Yang terbaru adalah hasil pemeriksaan BPK tahun 2015. Di situ, lembaga pimpinan Harry Azhar ini menemukan sejumlah kasus yang merugikan negara. Termasuk potensi kerugian sebesar Rp 400 miliar di TVRI. Sayang, sebagian besar temuan BPK itu akhirnya masuk dalam laci. Bukan apa-apa, dengan struktur BPK seperti sekarang, memang sulit bagi auditor negara itu untuk serius membahas rencana melakukan audit investigasi. “Selama ini, investigasi dilakukan secara ad hoc dan dikomando oleh staf ahli investigasi,” ujar Slamet Kurniawan, Kepala Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, & Pengembangan Pemeriksan Keuangan Negara BPK. Biasanya, audit investigasi baru dilakukan jika ada permintaan dari wakil rakyat di parlemen. Namun, berharap pada inisiatif anggota DPR juga agak muskil. Sebab, semua tahu, para wakil rakyat di parlemen umumnya punya kepentingan yang berbeda-beda. Maka, sulit berharap mereka akan mendesak BPK melakukan audit investigasi.
MENGHADAPI BANYAK KENDALA Nah, jika rencana pembentukan unit khusus investigasi jadi terwujud, BPK tentu dapat melakukan audit investigasi dengan serius. Dan, melalui audit investigasi itu pula masyarakat dapat mengetahui pejabat mana yang harus bertanggung
jawab atas penyalahgunaan keuangan negara. Sebab, tak seperti audit yang dilakukan sekarang, audit investigasi akan mengorek secara teliti semua kebijakan dan transaksi yang dilakukan sebuah lembaga negara. Nah, kehadiran Auditor Utama Investigasi itu tidak hanya akan membuat BPK bertaring, tapi juga diharapkan makin banyak lagi kasus korupsi yang bisa diungkap. Tidak seperti sekarang, sebagian besar penyalahgunaan keuangan negara tidak dapat ditindaklajuti oleh KPK karena BPK sendiri kesulitan menemukan adanya unsur pidana. Dengan adanya Auditor Utama Investigasi, diharapkan masalah seperti itu akan dapat teratasi. Namun sejumlah kalangan meragukan pembentukan Auditor Utama Investigasi bakal berjalan mulus. Sejumlah pihak, terutama yang tersangkut masalah penyalahgunaan keuangan negara, diduga akan berusaha menghambat pembentukan unit khusus investigasi ini. Dan, bukan tidak mungkin, hambatan itu juga datang dari kalangan DPR dan institusi pemerintah yang lain. Kalaupun terbentuk, Auditor Utama Investigasi juga bakal menghadapi sejumlah kendala dalam menjalankan tugasnya. Salah satunya adalah ketika unit khusus ini membutuhkan data aliran dana dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Sebab, PPATK hanya boleh memberikan laporan aliran dana ke pihak penyidik: Kepolisian dan Kejaksaan. Menurut Ichsanuddin Noorsy, jika Kepolisian dan Kejaksaan serius terhadap pemberantasan korupsi, kendala itu sebenarnya bisa diatasi dengan mudah. Caranya, BPK tinggal meminta kuasa kepada kepolisian atau kejaksaan, kemudian mengajukannya ke PPATK agar data aliran dana bisa dibuka. “Masalahnya, keseriusan itu ada tidak?” ujar analis kebijakan publik ini. Kendala lain mungkin datang dari internal BPK, terutama terkait dengan jumlah dan kualitas tenaga auditor. Maklum, audit investigasi sangat kompleks dan melibatkan banyak pihak. Namun Slamet yakin, pendirian Auditor Utama Investigasi bakal mulus. Apalagi, menurutnya, BPK sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi. “Diharapkan unit itu sudah terbentuk tahun ini,” ujarnya. Sebenarnya masih ada pertanyaan lain yang menggelayut di benak publik. Misalnya, bagaimana sikap DPR terhadap rencana pembentukan Auditor Utama Investigasi? Sejauh ini, memang, belum ada sikap resmi dari DPR soal rencana pembentukan unit khusus ini. n
Audit investigasi baru dilakukan jika ada permintaan dari wakil rakyat di parlemen. Namun, berharap pada inisiatif anggota DPR juga agak muskil. Sebab, semua tahu, para wakil rakyat di parlemen umumnya punya kepentingan yang berbeda-beda.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
31
MAKRO Suap
Proyek pembangkit listrik Tarahan di Lampung: Ada uang pelicin.
Kesetrum Duit Maxpower Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki dugaan suap yang dilakukan pengelola Maxpower kepada pejabat Indonesia. Pantas bila Indonesia dinobatkan sebagai negara terkorup. TEKS Lucky Benyamin Foto Riset
D
i Indonesia, sulit memisahkan antara bisnis dengan penyuapan. Itulah pula yang terjadi pada proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di New Tarahan, Lampung dan Tarakan, Kalimantan Timur. Perusahaan milik Standard Chartered Bank itu diduga telah melakukan penyuapan kepada pejabat Indonesia. Dan, dugaan itu, kini sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS). Dugaan suap yang dilakukan oleh
32
Maxpower berawal dari laporan Pricewaterhouse Coopers (PwC) kepada Standard Chartered Private Equity (SCPE), yang tak lain merupakan pemegang saham mayoritas dari perusahaan listrik swasta tersebut. Dalam laporannya, 2015, PwC menemukan penggunaan dana oleh pendiri Maxpower yang tak dapat dipertanggungjawabkan. Dan, memang benar, para pengacara dari Sidley Austin LP pun menemukan adanya pemakaian dana yang tidak jelas sepanjang 2012 hingga 2015. Dana yang
dipergunakan oleh pendiri Maxpower itu mencapai total US$ 750.000. Oh ya, Sidley adalah firma hukum yang disewa oleh SCPE untuk melakukan investigasi atas laporan PwC. Uang itu diduga dipakai untuk menyogok agar Maxpower mendapatkan sejumlah proyek listrik di Indonesia. Tentu ada alasan kuat munculnya dugaan suap tadi. Sebab, pada periode tersebut PT Maxpower Indonesia, anak usaha Maxpower Group, memang mendapatkan proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di New Tarahan, Lampung dan Tarakan, Kalimantan Timur. Pembangunan PLTG berkapasitas 30 dan 9 megawatt tersebut merupakan upaya pemerintah untuk menambah kapasitas PLTG nasional menjadi 11.000 megawatt pada 2019. Selain petinggi negara, muncul lagi dugaan bahwa uang haram itu juga mengalir secara rutin kepada sejumlah pejabat PLN. Maklum, sebagai perusahaan listrik
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
MAKRO Suap kami diminta Stanchart (Standard Chartered Bank) untuk melakukan investigasi kasus ini dan memperbaiki tata kelola perusahaan,” ujarnya. Masih gelap, memang. Apalagi pejabat yang berhubungan dengan sektor kelistrikan pun ramai-ramai membantah terlibat dalam kasus tersebut. Jarman, misalnya. Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ini mengaku tidak berhubungan dengan proyek PLTG Maxpower. Alasannya, tugas direktorat yang dipimpinnya adalah membuat regulasi di bidang kelistrikan. “Karena ini bisnis, jadi hubungannya dengan PLN,” ujarnya. Sofyan Basyir, Direktur Utama PLN, mengakui bahwa Maxpower adalah mitra PLN. Tetapi ia mengaku tidak tahu menahu soal suap yang terjadi pada proyek listrik Megapower di New Tarahan dan Tarakan. Malah, menurut Sofyan, PLN tidak terkait dengan kedua proyek tersebut. “Itu bukan ke PLN. Dalam audit internal kami pun tidak ditemukan adanya suap,” ujarnya. Ada tidaknya pejabat Indonesia yang terlibat dalam dugaan suap proyek PLTG Maxpower, memang sulit dibuktikan. Soalnya, tidak seperti bungkus rokok, pembangunan proyek PLTG tidak memiliki banderol harga yang jelas. Semua sa-
ngat tergantung pada negosiasi pada saat tender dilakukan. Lagi pula, peralatan pembangkit listrik memiliki rentang spesifikasi yang lebar. Alhasil, itu pula yang akhirnya memengaruhi nilai harga proyek. Masalahnya, di Indonesia, ketidakjelasan harga ini menjadi ladang korupsi. Bahkan, menurut Dadang Trisasongko, Sekjen lembaga Transparency International (TI), di Indonesia uang pelician atau suap sudah menjadi komponen dari biaya proyek. “Dari survei yang kami lakukan, uang pelicin yang harus disediakan pengusaha nilainya bisa mencapai 30% dari harga,” ujarnya. Makanya, jangan heran bila selama beberapa tahun TI telalu menempatkan Indonesia sebagai negara terkorup di dunia. Pada tahun 2014, misalnya, peringkat korupsi Indonesia berada di posisi ke-107 dari 168 negara. Syukurlah, tahun lalu turun ke urutan 88. Begitu pula dengan Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perception Index), naik sebesar dua poin menjadi 36. Ini memang survei, bukan fakta, bahkan hanya sekadar persepsi. Namun demikian, itu tak bias dianggap enteng. Sebab, survei TI merupakan pernyataan pebisnis yang setiap hari berinteraksi dengan pejabat. n
swasta (independent power producer/IPP), Maxpower Indonesia harus menjual 80% listriknya kepada PLN. Nah, pemberian suap itu ditengarai sebagai pelicin agar pembayaran dari PLN kepada Maxpower tepat waktu. Terkait suap menyuap, ada sebuah kisah menarik dari sebuah sumber yang dikutip harian The Wall Street Journal. Si sumber mengisahkan, pada pertengahan 2015, Greg Karpinski, CEO Maxpower, mengadakan pertemuan dengan enam direktur lainnya di sebuah kafe di Jakarta. Pertemuan itu, kabarnya, membahas soal pemberian uang pelicin bagi pejabat Indonesia. Rupanya, pembicaraan itu direkam oleh salah seorang anggota dewan direksi, dan hasilnya kemudian dituangkan dalam audit internal.
SERBA MISTERIUS Lantas, siapa pejabat Indonesia yang menikmati uang haram itu? Erry Riyana Hardjapamekas, yang bersama Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto diangkat menjadi komisaris Maxpower, tidak bersedia menyebut nama pejabat yang diduga kecripatan duit haram itu. “Betul,
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
33
MAKRO Cukai
Keresahan Pengusaha Kresek Pemerintah berencana mengenakan cukai atas kantong plastik. Tapi para pengusaha mengingatkan, pemerintah bakal rugi besar jika rencana itu sampai terwujud. TEKS Bastaman Foto Erbhayu, Riset
Pengunaan kresek di supermarket: Biar kresek, potensi cukainya lumayan besar.
34
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
MAKRO Cukai
P
ara pengusaha plastik kini sedang dilanda gelisah. Pangkal kegelisahan itu bermula dari rencana Ditjen Bea & Cukai (BC) untuk mengutip cukai dari kantong plastik atau kresek pada 2017. Kendati tarifnya hanya beberapa ratus perak, dari cukai kantong plastik ini pemerintah berharap dapat meraup duit Rp 1,6 triliun. Soal rencana pengenaan cukai atau kantong kresek itu kini menjadi pokok pembicaraan yang paling hangat di kalangan pengusaha plastik. Tak sampai di situ, penolakan atas rencana itupun mulai bermunculan. “Dampaknya besar, sebab hampir semua produk memakai kemasan plastik,” ujar Fajar Budiyono, Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (AIOAPI). Tak hanya industri plastik, kerugian yang cukup besar juga bakal dialami pemerintah. Sebab, dari hitung-hitungan Fajar, cukai plastik hanya akan menyumbang pemasukan sekitar Rp 900 miliar. Sementara, akibat turunnya omzet penjualan plastik, pemerintah berpotensi kehilangan penerimaan pajak (PPN dan PPh) hingga Rp 1,6 triliun. “Hitungan kami ini baru dari industri makanan dan minuman yang menggunakan kemasan plastik, belum tekstil (polyester), otomotif, elektronik, dan lainnya,” ujar Fajar. Masuk akal, memang. Sebab, akibat kebijakan kantong plastik berbayar saja, penjualan plastik nasional turun hingga 10%. Sementara itu kapasitas produksi plastik anjlok menjadi tinggal 70%. Menurut perhitungan Fajar, kapasitas produksi bisa turun sampai 20% bila plastik dikenakan cukai. “Pemerintah bisa kehilangan penerimaan pajak Rp 5 triliun – Rp 7 triliun,” ujarnya. Jika benar efeknya akan seperti itu, pengenaan cukai plastik memang lebih banyak mudaratnya. Sebab, bukan hanya akan memangkas pendapatan perusahaan maupun penerimaan negara, pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran pun bukan mustahil terjadi di industri plastik. Saat ini jumlah tenaga kerja yang diserap industri plastik diperkirakan mencapai 350.000 orang. Kendati semua itu baru perkiraan di atas kertas, toh tetap saja efeknya cukup mencemaskan. Mungkin itu pula yang menjadi alasan bagi Kementerian Perindustrian untuk ikut menolak rencana cukai plastik. “Posisi kami, Kementerian Perindustrian tetap menolak rencana itu,” ujar Achmad Sigit Dwiwahjono, Dir-
jen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian.
TERANCAM MOLOR Seperti halnya Fajar, Achmad pun menilai pencukaian kantong plastik lebih banyak efek negatifnya. Termasuk turunnya daya saing industri pengguna plastik dalam negeri. “Karena pengenaan cukai terhadap plastik ini akan meningkat biaya produksi,” ujarnya. Ia juga khawatir, penurunan produksi plastik di dalam negeri akan diisi oleh plastik impor yang harganya lebih murah. Heru Prambudi, Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, tampaknya bisa
Hitungan kami ini baru dari industri makanan dan minuman yang menggunakan kemasan plastik, belum tekstil (polyester), otomotif, elektronik, dan lainnya. memahami kekhawatiran itu. Masalahnya, penerimaan pajak yang menjadi andalan pemerintah untuk membiayai pembangunan, kondisinya sedang mengkhawatirkan. Hingga September kemarin, pajak yang masuk ke kas negara baru Rp 729,7 triliun atau 52% dari target. Kalau melihat kondisi saat ini, diduga penerimaan pajak masih akan seret sampai 2017. Apa boleh buat, dengan penerimaan yang semakin seret, pemerintah memang perlu lebih keras mencari sumber-sumber pendapatan baru. Itu sebabnya, di sektor perpajakan, pemerintah berencana menyisir uang kas dan setara kas wajib pajak yang disimpan di bank. Selain kas, harta jenis investasi dan surat berharga pun kemungkinan bakal dijadikan basis pajak baru. Kedua jua jenis harga tersebut memang yang paling besar dideklarasikan. Sampai tahap I, totalnya mencapai Rp 2.392,52 triliun. Sementara untuk cukai, selain memasukan kantong kresek dalam daftar barang kena cukai baru, pemerintah juga sedang membidik beberapa obyek baru. Di antaranya BBM, ban, semen, dan mi-
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
numan bersoda. Tahun depan, dari pos ini pemerintah berharap dapat menggaet pemasukan Rp 1,6 triiun. Pemerintah juga berencana menaikkan cukai tembakau sebesar 10%. Kendati peranannya semakin penting bagi keuangan negara, cukai tetap tidak bisa diandalkan. Sebab, kendati termasuk instrumen fiskal, cukai juga berfungsi sebagai alat untuk membatasi konsumsi barang-barang dianggap merugikan. Itu sebabnya, dari tahun ke tahun target penerimaan cukai selalu kecil. Untuk tahun 2017, misalnya, pemerintah hanya menargetkan penerimaan cukai sebesar Rp 156,95 triliun (lihat tabel). Tapi, terlepas dari kondisi keuangan negara sedang morat-marit, rencana pemerintah untuk mengenakan cukai atas kemasan plastik tampaknya belum akan terwujud dalam waktu dekat. Soalnya, rencana itu harus dibahas dulu dengan DPR. Sementara DPR, seperti dikatakan Hendrawan Supratikno, anggota Komisi XI DPR, hanya menyediakan waktu hingga pertengahan Oktober. Boleh jadi, ini kabar baik bagi industri plastik. Apalagi pemerintah sendiri masih harus membuat Peraturan Pemerintah (PP). Jadi, kemungkinan besar kantong kresek belum akan kena cukai. n
Target Penerimaan Cukai 2017 Jenis Nilai Cukai tembakau Cukai makanan dan minuman mengandung etil alkohol Cukai etil alcohol Barang kena cukai baru Total penerimaan cukai
Rp 149,80 triliun Rp 5,40 triliun
Rp 0,15 triliun Rp 1,60 triliun Rp 156,95 triliun
Sumber: Ditjen Bea dan Cukai
35
Keuangan Reksa dana saham
Untung Gede di Musim Gu Penurunan suku bunga membuat reksa dana saham semakin prospektif. Jika tak ada kejadian yang luar biasa, sampai akhir tahun instrument investasi ini diperkirakan bisa memberikan return sampai 21%.
A
TEKS Bastaman Foto beritadaerah.co.id
nda ingin kaya tanpa bekerja keras? Gampang, belilah reksa dana saham. Niscaya, Anda berpeluang mendapatkan keuntungan yang menarik. Sebab, turunnya BI 7 – day reserve repo rate ke level 5% diyakini akan berpengaruh positif terhadap pasar modal. Sejumlah analis memperkirakan, di akhir tahun ini indeks harga saham gabungan (IHSG) akan menyentuh level 5.750 atau naik sekitar 25% di banding awal tahun. Jadi, kalau ada modal cukup, kinilah saat yang pas untuk uji nyali dengan berinvestasi di reksa dana saham. Cuma, yang menjadi pertanyaan, berapa return yang bisa didapat investor sampai akhir tahun? Sulit diperkirakan, memang. Tapi, kalau menyimak kinerja reksa dana saham sampai September lalu, peluang untuk meraup untung masih masih terbuka. Berdasarkan data Infovesta Utama, selama sembilan bulan pertama tahun ini, reksa dana saham rata-rata mampu memberikan imbal hasil 12,56%. Bahkan, 92 dari 187 reksa dana saham yang beredar di pasar mampu mencetak keuntungan di atas kenaikan IHSG. Sekadar informasi saja, hingga September lalu, IHSG berhasil mencetak kenaikan sebesar 16,8%. Lebih tinggi bila dibandingkan dengan reksa dana campuran dan reksa dana pendapatan tetap yang rata-rata memberikan return 12,39% dan 11,02%. Atau, dibandingkan dengan bunga deposito bank yang hanya di bawah 6%. “Saya perkirakan, sampai akhir tahun reksa dana saham mampu mencetak return 17% - 21%. Sementara IHSG berpeluang naik 16% - 20%,� ujar Beben Feri Wibowo, senior Research Analyst pasardana.id. Dan, keuntungan itu bisa lebih tinggi lagi bila saja Anda tidak salah memilik manajer investasi (MI) atau produk reksa dana saham. Sebab, saat ini ada beberapa produk reksa dana saham yang mampu memberikan pendapatan hingga puluhan persen. Archipelago Equity Growth, contohnya. Dalam Sembilan bulan, reksa dana terbitan PT Archipelago Asset Management ini mampu memberikan pendapatan 36,07%. Tak berbeda jauh, Sucorinvest Equity Fund yang dikelola oleh PT Sucorinvest Asset Management mampu memberikan imbal hasil 35,95%. Sementara itu Sucorinvest Sharia Equity
36
Fund, OSO Sustainability Fund, dan Panin Dana Teladan masing-masing menghasilkan return 34,1%, 31,29%, dan 30,01%. Coba bandingkan dengan deposito yang selama sembilan bulan memberikan pendapatan sekitar 4,5%. Lumayan bukan? Masalahnya, memilih instrument reksa dana saham yang mampu memberikan imbal hasil tinggi boleh dibilang gampang-gampang susah. Maklum, pergerakan nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana saham mengikuti pergerakan harga saham-saham yang dijadikan basis portfolionya. Dengan kata lain, kepiawaian pengelola dana investasi dalam memilih saham sangat menentukan besar kecilnya return.
REKAM JEJAK MI PT Archipelago Asset Management, contohnya. Perusahaan ini mampu mencetak return tinggi karena menginvestasikan dananya pada saham Elnusa (ELSA), XL Asiata (EXCL), Bank Permata (BNLI), Nippon Indosari Corpindo (ROTI), dan
Aktivitas di bursa efek indonesia.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Keuangan Reksa dana saham
Gugur Bunga Semen Gresik (SMGR). Lain halnya PT Panin Asset Management. Pengelola Panin Dana Teladan ini memilih saham AKR Corporindo (AKRA), Astra (ASII), Bank BCA (BBCA), Gudang Garam (GGRM), dan HM Sampoerna (HMSP) sebagai basis investasinya. PT Sucorinvest Asset Management lebih mengandalkan saham-saham sektor telekomunikasi dan konsumer untuk mendapatkan return tinggi. “Kedua emiten tersebut paling mumpuni sepanjang 2016,� ujar Jemmy Paul Wawointana, Investment Director PT Sucorinvest Asset Management. Akan tetapi, kendati penampilan pengelola reksa dana saham cukup cemerlang, namun hal itu tidak bisa dijadikan jaminan bahwa hasil yang diperoleh ke depan akan sama baiknya. Sebab, pengelola reksa dana saham terbaik sekali pun ada kalanya kejeblos dalam berinvestasi. Apalagi Bursa Efek Indonesia (BEI) masih diwarnai aksi penggorengan. Jadi, kalau MI salah memilih saham, maka melayanglah uang para investor.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Nah, agar investor tidak jantungan, ada baiknya investasi di reksa dana saham dilakukan untuk waktu yang cukup lama. Sementara untuk menekan resiko rugi, investor juga wajib membaca prospektus yang diterbitkan pengelola reksa dana saham. Betul, prestasi di masa lalu bukanlah jaminan. Akan tetapi, rekam jejak tetap merupakan sebuah indikator untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Saat mempelajari kinerja MI, menurut Beben, salah satu yang perlu diperhatikan adalah kinerja lima tahun terakhir. Pilihan reksa dana yang selama kurun waktu tersebut dapat memberikan keuntungan yang relatif tinggi dan stabil. “Hindari reksa dana saham yang yang memberi keuntungan fluktuatif, terkadang tinggi, tapi kemudian anjlok,� ujar Beben. Pilihan MI yang memiliki tim manajemen investasi. Ini penting. Sebab, bisa saja perusahaan pengelola investasi memiliki seorang manajer investasi yang handal dan ternama tapi tidak loyal bak kutu loncat. Yang juga perlu diperhatikan adalah likuiditas dan dana kelolaan MI. Jangan sampai MI terlalu menggantungkan diri pada beberapa investor besar. Ini dapat menyebabkan rush bila ada investor besar yang menarik dananya. Makanya, menurut Beben, pilihlah perusahaan pengelola reksa dana yang memiliki investor ritel atau individu dalam jumlah besar. Semakin banyak jumlah investor yang menanamkan uangnya pada satu produk reksa dana saham, biasanya instrument investasi tersebut cenderung stabil. n
37
Keuangan Dana amnesti pajak
Belum Tentu Jadi Kredit Dana amnesti pajak tahap I mulai memenuhi laci bank. Tapi jangan harap suku bungan bakal segera turun dan kredit akan mengucur deras. TEKS Bastaman Foto thejakartapost.com
D
i antara bank-bank pemerintah, Bank BTN boleh dibilang kalah dalam segala hal. Dari kantor cabang, misalnya, bank yang fokus di sektor pembiayaan perumahan ini kalah dalam jumlah. Bahkan BTN menjadi satu-satunya bank milik pemerintah yang tidak memiliki kantor perwakilan di luar negeri. Bisnis jasa keuangan yang digarap bank ini pun tidak selengkap saudara-saudaranya. Tapi itu bukan berarti kiprah Bank BTN pantas diabaikan. Buktinya, wajib pajak justru menaruh kepercayaan kepada BTN untuk menampung uang tebusan pajak. Sejak program tax amnesty digulirkan tiga bulan silam, uang tebusan pajak yang disetor lewat BTN mencapai Rp 8 triliun. Padahal, sampai program tax amnesty berakhir, Maret 2017, bank BUMN ini hanya mematok target Rp 10 triliun. Perolehan BTN memang masih di bawah Bank Mandiri yang berhasil menampung uang tebusan pajak Rp 13,19 triliun. Kendati demikian, BTN boleh berbangga diri. Sebab, uang tebusan pajak yang masuk melalui BTN ternyata lebih besar dibandingkan yang diterima BNI maupun BRI. BNI, misalnya, hanya berhasil menggaet uang tebusan pajak sebesar Rp 3,5 triliun. Ada pun dana tebusan pajak yang disetorkan lewat BNI berjumlah Rp 1,93 triliun. Nah, jika ditotal, uang tebusan pajak yang disetor melalui bank BUMN mencapai Rp 26,6 triliun atau hampir 30% dari uang tebusan yang mencapai Rp 89,2 triliun. Itu berarti dana tebusan yang masuk melalui bank swasta lebih besar lagi. OCBC NISP, UOB Indonesia, dan Bank DBS termasuk yang beruntung. Ketiga bank tersebut mendapatkan rezeki dana tebusan pajak lebih dari Rp 2 triliun. Rini Sumarno mengatakan, besarnya
38
uang tebusan pajak yang dihimpun bank swasta memberi gambaran bahwa peserta program amnesti pajak umumnya menyimpan sebagian dananya di luar negeri, terutama di bank-bank Singapura. “Itu sebabnya, pemilik dana jumbo mayoritas menempatkan dananya di bank swasta
juga,� ujar Menteri BUMN ini. Sayangnya, dana yang mengalir masuk ke brankas perbankan di Tanah Air masih sebatas uang tebusan pajak. Sementara aliran dana repatriasi boleh dibilang masih seret. Contohnya, dana repatriasi yang masuk ke Mandiri baru Rp 1,32 triliun. Setali tiga uang, hal serupa dialami BRI. Bank BUMN ini hanya mampu mengaet dana repatriasi sebesar Rp 1,45 triliun. Bahkan di BNI dan BTN diperkirakan baru mencapai ratusan miliar rupiah.
Terganjal kredit macet Yang menarik, kendati bunga bank telah turun, para wajib pajak tetap memandang deposito dan tabungan sebagai keranjang investasi paling aman untuk menampung dana repatriasi pajak. “Ada memang yang menyimpan uangnya di produk pasar uang, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak,� ujar Achmad Baiquni, Direktur Utama Bank BNI. Dilihat dari jenis instrumen investasi yang dipilih, mudah diperkirakan bahwa
WP sedang mengurus tax amnesty: Membuat likuiditas bank jadi longgar.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Keuangan Dana amnesti pajak para wajib pajak tampaknya lebih mengutamakan keamanan dananya ketimbang keuntungan yang bisa diperoleh. Padahal, dengan turunnya BI 7 – day reserve repo rate, peluang untuk meraih untung besar dari pasar modal maupun surat utang (obligasi) justru semakin tinggi. Sebagai contoh, jika rata-rata bunga deposito hanya sekitar 5%, reksa dana mampu memberikan return 9,6%. Tapi, memang, besarnya pendapatan yang diterima pemodal dari reksa dana sebanding dengan risiko yang dipikul. Sebab, dengan harga saham atau obligasi yang berfluktuatif, peluang untuk mengalami rugi juga cukup besar. Reksa dana saham, contohnya. Tahun lalu, hasil investasi yang diterima investor dari produk ini minus 14,54%. Terlepas dari sikap hati-hati para pemilik dana, masuknya dana tebusan pajak dan repatriasi ini tentu membuat likuiditas perbankan semakin longgar. Cuma, yang masih menjadi tanda tanya, akankah tambahan likuditas tadi diiringi dengan penurunan suku bunga dan kucuran kredit
baru? Belum tentu. Sebab, di saat perekonomian lesu seperti sekarang ini, kucuran kredit baru justru berpotensi mengerek kredit permasalah atau non performing loan (NPL). Oleh karena itu, tampaknya, perbankan masih akan berhati-hati dalam mengucurkan kreditnya. Bank Mandiri, contohnya. Kendati berhasil menggaet dana repatriasi Rp 1,32 triliun, bank pelat merah ini tetap akan menjaga pertumbuhan kreditnya di kisaran 10% - 12%. Pahala N. Mansyury, Direktur Keuangan Bank Mandiri, mengatakan bahwa NPL yang mencapai 3,86% menjadi ganjalan bagi Bank Mandiri dalam meningkatkan kucuran kreditnya. Langkah serupa juga dilakukan oleh Bank BCA. Untuk menahan laju NPL, bank swasta terbesar di Tanah Air ini terpaksa mengerem ekspansi kreditnya. Makanya, jangan kaget bila sampai Agustus lalu BCA hanya mencetak kenaikan kredit sebesar 6,39%. “Secara umum, kredit memang masih rendah karena permintaan kredit baru juga rendah,” ujar Jahja Setiaatmadja,
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Direktur Utama Bank BCA. Kondisi yang agak berbeda terjadi di Bank BTN. Kredit yang dikucurkan bank ini justru tumbuh cukup pesat. Hingga Agustus lalu, bank yang fokus pada pembiayaan perumahan ini mampu mencetak kenaikan kredit 16,23%. Selain resiko macetnya relatif rendah, permintaan terhadap kredit perumahan (KPR) juga masih tinggi. “Kami optimis, sampai akhir tahun kredit bisa tumbuh 19% hingga 20%,” ujar Oni Febriarto, Direktur Kredit Bank BTN. n
39
Keuangan Valas
Nabung Dolar Buat Natalan Untuk memperkuat tabungan dolar, pemerintah merilis ORI 013. Ini langkah cepat untuk mengantisipasi meningkatkan permitaan dolar menjelang akhir 2016. TEKS Bastaman Foto riset
R
salahnya invetor juga melirik obligasi korporasi,� ujar seorang analis. Selain surat utang, tampang rupiah juga akan ditentukan oleh berhasil tidaknya program tax amnesty. Betul, sampai tahap I, program ini boleh dibilang cukup berhasil dalam menopang nilai
akyat Indonesia boleh bangga dengan penguatan rupiah belakangan ini. Tapi, itu bukan berarti tak ada lagi yang mengancam mata uang rupiah. Justru sebaliknya. Jika tak berhati-hati, bukan tak mungkin rupiah akan kembali melemah. Ancaman yang paling nyata datang dari surat berharga negara (SBN). Maklum, hingga triwulan III, penguasaan SBN oleh asing sudah mencapai Rp 684,98 triliun. Jika dibandingkan dengan posisi di awal tahun, berarti selama sembilan bulan dana asing di SBN bertambah Rp 126,46 triliun atau naik 22,64%. Bayangkan, jika pemodal manca negara itu kabur, maka dipastikan rupiah bakal merana. Celakanya, kemungkinan itu sangat mungkin terjadi. Surat utang yang paling dekat akan jatuh tempo adalah seri SPN3161104, 4 November 2016. Nilai emisinya Rp 2 triliun. Untuk menangkal investor agar tidak kabur, pekan lalu, pemerintah menawarkan ORI 013 dengan target Rp 20 triliun. Selain untuk membayar utang yang jatuh tempo, sebagian hasil penjualan obligasi tersebut akan dipergunakan untuk menambal APBN yang masih bolong. Dengan diterbitnya obligasi baru, kurs rupiah pun diperkirakan akan cenderung menguat. Sebab, seperti dikatakan I Made Adi Saputra, dengan kupon 6,6%, ORI 013 masih akan diminati investor. “Setelah dipotong pajak, investor bisa mendapatkan return 5,61% per tahun,� ujar analis MNC Securities ini. Lebih tinggi ketimbang bunga deposito berjangka 12 bulan sebesar 5,04% (net). Tapi, ingat, itu baru analisis. Kenyataan di lapangan belum tentu sama. Sebab, di bulan Desember, obligasi korporasi yang bakal jatuh tempo mencapai total Rp 10 triliun lebih. Itu berarti, di bulan-bulan mendatang pasar bakal dibanjiri obligasi korporasi dengan iming-iming kupon yang menarik ketimbang ORI 013. “Tidak
40
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Keuangan Valas tukar rupiah. Sampai September, penerimaan dari pemasukan program pengampunan pajak diperkirakan mencapai Rp 92 triliun atau 56% dari target. Dana sebesar itu berasal dari uang tebusan, tunggakan pajak, dan penghentian pemeriksaan bukti permulaan. Dana tax amnesty itu pula, salah satunya, yang membuat rupiah belakangan ini mampu menyelinap di bawah level Rp 13.000 per dolar. “Inflasi bulan September juga memberikan sentimen positif pada rupiah,” kata Josua Pardede, ekonom
bank Permata. Sementara dari eksternal, rupiah cukup terbantu oleh kenaikan harga minyak yang kini sudah hampir mendekati US$ 50 per barel.
JANGAN TERLALU KUAT Anehnya, Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI, justru tidak begitu suka dengan penguatan yang terjadi pada rupiah. Menurutnya, rupiah yang terlalu kuat membuat upaya otoritas moneter dan pemerintah dalam memperbaiki neraca barang dan jasa menjadi lebih berat.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
“Masyarakat harus paham, kurs rupiah yang terus menguat bukan sesuatu yang baik bagi Indonesia,” ujarnya. Mirza juga mengatakan, investor yang memegang rupiah akan mendapatkan keuntungan dari tingginya suku bunga. Betul, BI 7 – day reserve repo rate sudah dipangkas hingga menyentuh 5%. Kendati demikian, menurut Mirza, marginnya masih lebih besar ketimbang suku bunga The Fed yang hanya 0,25% - 0,50%. Jadi, sebetulnya, orang masih lebih untung pegang rupiah daripada dolar. Nah, kalau pejabat BI sudah bicara seperti itu, sudah dapat diperkirakan akan seperti apa tampang rupiah. Itu sebabnya, Josua memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 12.950 - Rp 13.050. Ia juga begitu yakin, rupiah tidak akan menyentuh Rp 12.900. “Kalau sudah ke arah sana, pasti BI akan intervensi pasar. Ujungnya rupiah akan kembali melemah,” ujar Josua. Sebetulnya, tanpa intervensi BI pun, peluang rupiah untuk melemah cukup terbuka. Pernyataan Theresa May, PM Inggris, bahwa Inggris akan ke luar dari Uni Eropa di Maret 207, telah mendorong para pemilik dana kembali beralih ke dolar. Apalagi, sejumlah Gubernur The Fed negara bagian juga terus mendesak agar bank sentral Amerika segera menaikan tingkat suku bunganya. Alhasil, dalam sepekan ke depan, daya tarik rupiah diperkirakan akan memudar. Apalagi, The Fed masih berpotensi menaikan suku bunga setelah pemilihan presiden Amerika di gelar pada 28 November depan. Kebutuhan akan dolar juga bakal makin meningkat dengan banyak kewajiban swasta yang jatuh tempo di akhir tahun. Berbagai kemungkinan itu bukannya tidak diantisipasi oleh BI, termasuk ancaman inflasi yang bakal mekar lagi. Seorang analis melihat, penerbitan ORI 013 tak semata-mata untuk menutup defisit APBN, tapi juga sebagai upaya memperkuat tabungan dolar. Soalnya, ya itu tadi, di akhir tahun permintaan dolar diduga bakal lebih tinggi dari biasanya. Apalagi, di bulan paling bontot itu, The Fed pun diperkirakan akan mengerek suku bunganya. Kalau pemerintah dan BI tidak bertindak cepat dari sekarang, akibatnya bisa fatal. Seorang pemain pasar memperkirakan, di bulan Desember investor asing akan ke luar dulu dari Indonesia untuk merayakan natal dan tahun baru. Jika BI tidak melepas dolarnya, bukan mustahil kurs rupiah akan kembali ke level Rp 14.000. n
41
Pasar Modal IHSG
Menanti Laporan Keuang
Menebak indeks setelah rilis ketenagakerjaan AS pun tidak mudah. Ada yang memperkirakan IHSG akan konsolidasi dulu, seraya melihat hasil tax amnesty. TEKS Nikita Jagad Foto Riset
S
etelah selama dua pekan berjuang untuk bertahan di level psikologis (5.400), akhirnya pekan lalu IHSG keok juga. Pada Jumat (7/10), indeks ditutup di level 5.377,15. Melemah memang. Tapi secara mingguan indeks masih mencatatkan penguatan 0,23%.
42
Jika diukur sepanjang tahun berjalan, IHSG masih menjadi bursa terkuat di antara pasar modal utama dunia dengan kenaikan 19,83%. Bursa Thailand yang sempat melesat, kini justru terpuruk dengan penguatan 7,94% year-to-date. Koreksi IHSG terjadi seiring dengan pelepasan investor asing di lantai bursa dengan capaian net sell Rp 760,32 miliar pada akhir pekan lalu. Aksi jual bersih investor asing pekan lalu ini membuat capaian net buy sejak awal tahun menipis menjadi Rp 33,89 triliun. Para analis kelihatannya bingung untuk menetapkan rentang pergerakan indeks pekan ini. Maklum, terlalu banyak faktor yang akan mempengaruhinya. Menurut mereka, pergerakan indeks harga saham gabungan secara teknikal sedang menguji support MA50 di level 5.371 setelah pada hari ini break out support. Indikator stochastic melanjutkan pergerakan bearish dengan cukup curam pada area middle oscillator. Pergerakan IHSG tepat berada pada teeth line dari indikator alligator, menandakan tren bullish sedang diuji dengan akselerasi yang rendah dan awesome histogram yang bearish dalam dua hari terakhir. Sehingga masih ada peluang melemahnya
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Pasar Modal IHSG
gan Kuartal III
IHSG dengan tekanan yang terbatas menuju support moving average dengan kisaran pergerakan 5.340-5.400. Betul, spekulasi tentang kemungkinan The Federal Reserve kini telah hilang seiring dirilisnya data ketenaga kerjaan Amerika. Departemen Tenaga Kerja AS merilis, pertumbuhan tenaga kerja September melambat untuk tiga bulan berturut-turut. Tenaga kerja bertambah 156.000, lebih rendah ketimbang estimasi ekonom yang dikumpulkan Reuters yaitu 175.000. Tingkat pengangguran juga naik 5% dari bulan Agustus di level 4,9%. Hanya tingkat upah per jam sektor swasta naik 2,6%, sesuai dengan prediksi ekonom. “Kenaikan tipis data ketenagakerjaan sebenarnya positif bagi ekonomi. Tapi, ini menunjukkan pelambatan penciptaan lapangan kerja, sehingga tidak menarik bagi kenaikan bunga AS,� kata Kepala Penasihat Ekonomi di Allianz, Mohamed El-Erian dikutip Reuters. Walhasil, pelambatan pertumbuhan tingkat tenaga kerja di AS diperkirakan akan membuat bank sentral Federal Reserve berhati-hati mengambil langkah untuk menaikkan suku bunga.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
IMF memperingatkan akan bahaya meningkatnya utang terhadap stabilitas keuangan global dan kesehatan fiskal perekonomian di seluruh dunia. HASIL TAX AMNESTY Sentimen lain yang kini dinantikan oleh pasar adalah terbitnya laporan keuangan para emiten untuk kuartal III-2016. Analis dari Recapital Securities Kiswoyo Adie Joe mengatakan, pelaku pasar khawatir realisasi laporan keuangan tak sesuai harapan. Terlebih, beberapa emiten kapitalisasi besar diproyeksi kinerjanya menurun. Ancaman kinerja turun terutama dari perbankan. Bank Mandiri ketakutan non performing loan (NPL) besar. Kekhawatiran yang sama juga bisa saja terjadi, pada Bank BNI. Ancaman terhadap turunnya kinerja perbankan gara-gara NPL ini, memang perlu diwaspadai. Menurut Peter Dattels, Deputy Director International Monetary Fund, selama beberapa tahun terakhir sistem keuangan global diterpa masalah Brexit, penurunan China dan kegalauan di emerging market. IMF memperingatkan akan bahaya meningkatnya utang terhadap stabilitas keuangan global dan kesehatan fiskal perekonomian di seluruh dunia. Dattels bilang, utang perusahaan di emerging market merupakan kombinasi gejolak kejatuhan harga komoditas dan pelambatan China sehingga menyebabkan lonjakan utang swasta. Dan pada akhirnya mengancam perbankan dan ekonomi emerging market secara lebih luas. Selain itu, laju IHSG masih dibayangi oleh realisasi program pengampunan pajak atau tax amnesty. Apalagi, realisasi untuk repatriasi masih minimal. Namun, jika repatriasi itu terbukti sukses, kemungkinan akan mendorong indeks menguat lebih cepat. Saat ini, tanpa faktor repatriasi, pasar menargetkan IHSG akan menyentuh level 5.700. Pendapat itu dianggap terlalu optimistis. Mungkin saja IHSG akan menembus level 6.000, tapi itu akan terjadi tahun depan. Untuk sementara ini sampai akhir tahun IHSG diprediksi akan menguji support 5.300 dan resisten 5.500. Pasar akan mencermati pengaruh dana repatriasi yang masuk ke pasar modal. n
IHSG
43
Pasar Modal Saham pakan ternak
Kotek Ayam Semakin Merdu
44
Stabilnya harga jagung membuat produsen pakan tenang. Sahamnya, diperkirakan akan menggeliat cukup signifikan. TEKS Nikita Jagad Foto Riset
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Pasar Modal Saham pakan ternak
A
ncaman kenaikan harga jagung, menyusul berkurangnya kuota impor jagung oleh pemerintah, tak perlu dikhawatirkan benar. Lonjakan harga, di tengah meningkatnya permintaan akan jagung seiring dengan kebutuhan domestik yang terus bertambah, diperkirakan tidak akan terjadi. Sebab, di atas kertas jagung yang ada di dalam negeri sudah memenuhi kebutuhan nasional. Makanya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan tidak akan ada lagi impor jagung tahun ini dan tahun depan. Produksi jagung dalam negeri dinilai dapat memenuhi kebutuhan sendiri. Jadi, jangan heran, nasib permohonan izin impor jagung yang disampaikan Perum Bulog setelah melakukan perundingan dengan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) akan kandas di tengah jalan. “Sikap kami jelas, kalau ada produksi dalam negeri, maka tidak ada lagi ceritanya kita impor,� ujar Amran. Amran menjelaskan untuk mendorong peningkatan produksi, Kementerian Pertanian (Kementan) menjanjikan semua produksi akan diserap oleh Bulog, bila harganya jatuh di bawah Rp 3.150 per kilogram (kg) dengan kadar air 15%. Walhasil, petani tidak perlu lagi khawatir jagung mereka tidak terserap dengan harga yang lebih baik. Selain Bulog, Kementan juga telah menggandeng swasta salah satunya GPMT yang rata-rata membutuhkan 8 juta ton setiap tahun untuk pakan ternak. Aman? Ya, untuk sementara kebutuhan industri (pakan dan DOC) akan terpenuhi tanpa adanya gejolak harga. Ditambah lagi, harga rata-rata alias average selling price (ASP) anak ayam naik 3,1% dibanding kuartal sebelumnya, menjadi Rp 4.911 per anak ayam. Sementara ASP ayam pedaging menjadi Rp 17.356 per kg, atau turun 0,6% dari kuartal kedua. Menurut para analis, kenaikan harga didukung oleh rendahnya kuota impor serta culling atau pemusnahan tiga juta indukan ayam. Hal ini mengurangi sekitar 15% pasokan anak ayam. Pemusnahan bibit ayam ini sengaja dilakukan lantaran pasokan dianggap berlebih. Lantas bagaimana prospek sahamnya? Marlene Tanumiharja dari Samuel Sekuritas yakin emiten-emiten unggas dapat membukukan kinerja yang jauh lebih baik lagi untuk kuartal 3- 2016.
Dalam risetnya ia merekomendasikan saham-saham pakan ternak (CPIN, MAIN, JPFA) dengan overweight seraya menunggu dirilisnya laporan keuangan audit kuartal III.
SAHAMNYA AKAN MENGUAT Lain analis lain pula perhitungannya. Pemilik blog Anggun Trader malah merekomandasikan saham Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) dengan target harga Rp 4.995. Ini berarti masih ada rentang penguatan sebesar 36% jikan dibandingan dengan harga yang terbentuk Kamis (Rp 3.650). Rekomendasi beli juga diberikan pada saham Japfa Comfeed indonesia (JPFA). Saham ini ditargetkan akan mencapai Rp 1.895. Tapi segera lepas jika harganya menyentuh Rp 1.695. Tahun ini, diperkirakan pendapatan Japfa akan naik dari Rp 26,18 trliun menjadi Rp 27,18 triliun. Adapun labanya diprediksi akan menguat 25% menjadi Rp 1,5 triliun. Yosua Zisokhi, analis MNC Securities, punya perkiraan yang lebih optimistis. Ia memprediksi tahun ini japfa akan mencetak laba bersih Rp 2 triliun dan pendapatan Rp 24 triliun. Makanya tak heran
kalau ada yang merekomendasikan beli JPFA dengan target harga Rp 2.000. Pantas, memang, jika para pelaku pasar begitu antusias dalam merekomendasikan saham-saham pakan ternak ini. Soalnya, mereka begitu yakin, emiten yang bergerak di bisnis ini akan mencatatkan laba menawan di akhir tahun. Terutama setelah prestasi yang mereka ukir di semester I lalu. PT Charoen Pokhpand Indonesia Tbk misalnya, di semester I – 2016 melaporkan adanya pertumbuhan laba bersih sebesar 80,21% menjadi Rp1,73 triliun. Sementara perusahaan lainnya yang bergerak di industri serupa, PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) juga melaporkan kinerja yang gemilang dengan membukukan laba bersih sebesar Rp167,84 miliar. Untuk saham inipun (MAIN) analis merekomendasikan beli. Sebab, berkat dari kenaikan harga jual DOC dan broiler dan juga keuntungan dari selisih kurs yang mana saat ini rupiah cukup stabil sehingga memberikan pengaruh positif sekali untuk kinerja perseroan.MAIN yang sekarang ditransaksikan di harga Rp 1.550 (Kamis 6/10) diprediksi akan mencapai target harga Rp 2.400. Nah, selamat berinvestasi. n
Emiten yang bergerak di bisnis ini akan mencatatkan laba menawan di akhir tahun. Terutama setelah prestasi yang mereka ukir di semester I lalu.
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
45
Pasar Modal Saham BNI
Mengitung Langkah BNI BNI kini tengah berkutat dengan upaya menurunkan NPL. Sahamnya sudah pantas dikoleksi. TEKS Nikita Jagad Foto www.bloomberg.com
46
D
i antara saham-saham bank BUMN, saham Bank BNI (BBNI) tampaknya yang selalu mengalami kenaikan dan penurunan yang tak terkendali. Lihat saja, pergerakannya sejak bulan September lalu. Harga BBNI cenderung sedang menukik dari Rp 5.850 dan kini menclok di level Rp 5.400. Padahal kalau dilihat kinerjanya, BNI sama dengan bank pemerintah lainnya, mencatatkan untung besar. Pada semester I- 2016 lalu misalnya, laba bersih BNI tercatat naik 79,9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 4,37 triliun. Lantas apa penyebab sahamnya nyaris jalan di tempat?
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Pasar Modal Saham BNI
Rupanya, BNI masih terganjal masalah yang membebaninya sejak tahun lalu, yakni kredit bermasalah (kalau tidak mau dibilang kredit macet) yang terlampau tinggi, yakni 3%. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, salah satu penyebab naiknya kredit bermasalah tersebut adalah satu debitur besar perseroan yang tidak mampu membayar kredit. Debitur besar tersebut adalah PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) yang memiliki tunggakan sebesar Rp 1,3 triliun. Sebagai informasi saja, TRIO saat ini tengah dilanda masalah penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Perseroan masih memproses pengajuan proposal restrukturisasi, termasuk skema perdamaian kepada semua kreditur.
Pada 4 Januari 2016 lalu pengadilan mengabulkan permohonan PKPU Trikomsel yang diajukan PT Gapura Aetha Semesta (GAS). Entah, bagaimana nasib dari kredit macet itu kini? Yang jelas, Baiquni berharap NPL tersebut berangsur turun. Dia memproyeksi posisi 3% merupakan level tertinggi, perseroan meyakini NPL akan mereda pada semester II tahun ini. “Kami perkirakan ke depan NPL akan menurun,� katanya. Dengan cara apa dan akan turun berapa? Ini yang selalu disimak oleh para pelaku pasar. Belum lagi selesai tagihan di Trikomsel, BNI kini sudah berancang-ancang untuk memberikan kredit sindikasi kepada PT Visi Media Asia alias VIVA. Memang, namanya kredit sindikasi. Artinya, risiko akan ditanggung bersama kreditur lainnya. Namun, dalam proyek kredit senilai Rp 1,575 triliun ini, BNI merupakan pemberi kredit terbesar yakni Rp 900 miliar. Sementara rekannya, BRI, BPD Sumsel dan BPD Jambi masing masing hanya menanggung Rp 500 miliar, Rp 100 miliar dan Rp 75 miliar. Kalau kredit yang dikucurkan ke TV One ini kembali macet, maka NPL BNI akan membengkak. Ini bukan prediksi yang mengada-ada, sebab TV One juga pernah kesulitan membayar kreditnya ke Bank Mandiri “Apabila utang Rp 900 miliar ini default di tahun depan, sensitivity analysis kami menunjukkan NPL akan lebih tinggi 0,2%, laba bersih FY17 akan lebih rendah 7%, dan target price akan lebih rendah 3% dari estimasi saat ini, dengan mengasumsikan coverage ratio yang sama,� kata Andy Ferdinand, Analis Samuel Sekuritas dalam risetnya.
MULAI KOLEKSI SAHAMNYA Rencananya kredit berdenominasi rupiah itu akan berjangka 5 tahun dengan bunga 10,25% Dana ini akan dibayarkan kepada Credit Suisse yang memiliki piutang valas ke VIVA sebesar total Rp 2,1 triliun per 1H16 (refinancing sebagian utang VIVA ke Credit Suisse) Saat ini kredit tersebut dicatat dalam kategori lancar oleh Credit Suisse. Setelah refinancing ini, pihak Credit Suisse tidak lepas tangan, namun masih memiliki piutang kepada VIVA. Manajemen menegaskan pihaknya mengetahui keadaan VIVA dan akan memutuskan kredit ini murni berdasarkan risiko pende-
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
katan business-to-business. Terlepas dari persoalan NPL yang membelit, kini BNI tengah mengatur kembali porsi penyaluran kredit korporasi. Rencananya, kredit korporasi yang selama ini mendominasi akan mulai dikurangi. Sementara, sekitar 50%, kredit akan disalurkan ke segmen menengah dan kecil yang lebih produktif. Dana akan disalurkan ke daerahdaerah yang aman seperti perkebunan, konstruksi, dan electricity atau listrik. Ada beberapa alasan kenapa ketiga sektor ini dipilih. Perkebunan, misalnya, kendati berkinerja sedang tidak terlalu baik namun sektor ini tetap menjadi primadona di industri nasional. Terkait dengan konstruksi, ini memang bidang yang menggiurkan. Apalagi, pemerintah terus mendorong percepatan infrastruktur. Begitu pula untuk listrik, perseroan melirik peluang dari proyek listrik 35 ribu megawatt. Jika semua rencana berjalan lancar, Andy Ferdinand yakin kinerja pendapatan bunga bersih BBNI akan relatif baik di tahun ini. Sementara itu tekanan pada NPL terlihat akan mereda hingga akhir tahun ini dan biaya provisi yang telah dicatatkan sudah cukup memadai. Laporan bulanan hingga Agustus 2016 menunjukkan adanya pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang relatif stabil, sementara pertumbuhan kredit tercatat 23,0%. Tahun ini pertumbuhan kredit diperkirakan sekitar 18% dengan laba bersih sekitar Rp 10,59 triliun. Nah, dengan kinerja seperti itu Andy merekomendasikan buy untuk BBNI dengan target harga Rp 6.300. Analis lainnya juga merekomendasikan saham ini dengan target Rp 6.075 per saham. Namun, segera cut loss jika harganya menyentuh Rp 5.450. n
BNI masih terganjal masalah yang membebaninya sejak tahun lalu, yakni kredit bermasalah (kalau tidak mau dibilang kredit macet) yang terlampau tinggi, yakni 3%. 47
Pasar Modal Saham Astra
ASII Kembali Ngebut Setelah melemah di semester I, penjualan otomotif Astra melonjak di semester II. Terutama setelah meluncurkan produk barunya, Calya dan Sigra. Itu sebabnya, ASII layak dipertimbangkan. TEKS Nikita Jagad Foto Dahlan RP, Riset
P
enjualan mobil di Indonesia pada Agustus 2016 mencatatkan kenaikan tertinggi sepanjang tahun ini. Penjualan kendaraan roda empat pada bulan yang identik dengan Kemerdekaan Indonesia mencapai 96.294 unit. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), angka penjualan mobil sepanjang delapan bulan berturut-turut adalah: Januari sebanyak 85.003 unit; Februari 88.208 unit; Maret 94.093 unit; April 84.771 unit; Mei 88.578 unit; Juni 91.492 unit; Juli 62.603 unit dan Agustus 96.294 unit. Alhasil total penjualan mobil selama delapan bulan pertama di 2016 mencapai 691.042 unit. Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi optimistis target penjualan mobil bisa tercapai. Yohannes mengatakan, sejak awal tahun 2016 pihaknya telah menargetkan penjualan di angka 1,05 juta unit. Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam pertarungan penjualan ini Astra menguasai pasar. Di bulan itu, Toyota tercatat menduduki tampuk tertinggi dengan penjualan sebanyak 38.987 unit. Dan setelah diselingi oleh Honda, duduk di peringkat ke tiga Daihatsu dengan penjualan 16.800 unit. Penyumbang penjualan terbesar dari Toyota Astra adalah mobil Calya dengan penjualan ritel 8.266 unit. “Ini membuktikan bahwa kehadiran kendaraan jenis MPV sangat diminati oleh masyarakat,� kata Wakil Presiden Direktur TAM Henry Tanoto. Sementara itu, All New Sienta yang baru diluncurkan beberapa bulan lalu juga menunjukkan kinerja sangat positif pada Agustus 2016, dengan total penjualan ritel sebanyak 2.352 unit. Penjualan Kijang Innova naik 31,1% dengan volume sebanyak 4.599 unit dan pangsa pasar kian dominan sebesar 96,9%. Untuk segmen premium MPV, penjualan ritel Toyota Alphard pada bulan lalu tumbuh 67,8% dengan volume sebanyak 349 unit. SUV membukukan pertumbuhan tertinggi di an-
48
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
Pasar Modal Saham Astra tara segmen mobil penumpang Toyota. Sepanjang bulan lalu, berkat Rush dan Fortuner, Toyota membukukan total penjualan ritel 4.306 unit. Dari Kelompok Daihatsu pun tak kurang fantastisnya. Daihatsu Sigra yang mulai di pasarkan Agustus, hingga 20 September telah terpesan sebanyak 13.000 unit.
SEMUA SEGMEN MEMBAIK Itu dari sisi otomotif yang menyumbangkan laba bersih Rp 3,9 triliun pada semester lalu. Lantas bagaimana dengan sektor lainnya? Lumayan membaik. Misalnya, konsumsi batu bara yang naik, sehingga akan memperbaiki kinerja United Tractor, perusahaan Astra yang bergerak di alat-alat berat. Kemudian harga crude palm oil (CPO/ minyak sawit mentah) juga mulai membaik. Untuk pengiriman Desember 2016 harga CPO sudah menclok di RM 2.636 atau US$ 638,41 per metric ton. Penguatan harga itu disebabkan oleh tingginya permintaan di pasar global, terutama dari India, China, Uni Eropa dan Amerika Serikat. Ekspor CPO dan turunannya termasuk biodiesel dan oleochemical secara mengejutkan naik signifikan yaitu 29% atau dari 1,74 juta ton pada Juli meningkat menjadi 2,23 juta ton per Agustus. Ekspor minyak sawit Indonesia tergenjot karena pasar mengantisipasi ke-
naikan harga minyak sawit global lantaran menipisnya cadangan minyak sawit Indonesia dan Malaysia. Ekspor ke China, misalnya, naik 69% atau dari 158,790 ton pada Juli terdongkrak menjadi 267,980 ton per Agustus. Kenaikan juga diikuti ekspor ke negara-negara Uni Eropa yaitu sebesar 43% atau dari 340,370 ton pada Juli naik menjadi 486,050 ton per Agustus. Kemudian pengiriman ke India membukukan kenaikan 42% atau dari 351,240 ton di Juli menjadi 497.300 ton per Agustus. Kenaikan permintaan paling signifikan secara persentase dibukukan oleh Amerika Serikat yaitu sebesar 183% atau dari 47,730 ton di Juli melambung menjadi 135,150 ton di Agustus. Sebaliknya, ekspor ke negara-negara Afrika dan Timur Tengah turun masing-masing sebesar 43% dan 37%. Keadaan itu juga kontan akan mengilapkan kinerja Astra Agro Lestari. Begitu pula geliat Astra di segmen bisnis lainnya, menunjukkan adanya perubahan positif. Sehingga, tak heran jika Samulel Securitas tetap menargetkan laba bersih Astra di akhir tahun ini akan meningkat Rp 1,4 triliun menjadi Rp 15,95 triliun. Dengan kinerja nan elok seperti itu, Samuel memperkirakan harga saham Astra (ASII) akan mencapai Rp 9.000. Sementara pemilik blog Agung Trader merekomendasikan beli atas ASII dengan target harga Rp 9.775. Tapi segera cut loss jika harganya mencapai Rp 8.300. n
SUV membukukan pertumbuhan tertinggi di antara segmen mobil penumpang Toyota. Sepanjang bulan lalu, berkat Rush dan Fortuner, Toyota membukukan total penjualan ritel 4.306 unit. reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
49
inforeview
Pertamina Mulai Pasarkan Pertamax Turbo PT Pertamina (Persero) akhirnya mulai resmi memasarkan salah satu produk terbarunya, Pertamax Turbo di wilayah Jawa Timur (Jatim). Produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan nilai oktan 98 tersebut saat ini sudah mulai disediakan di 14 Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) yang ada di Jatim. General Manager Marketing Operation Region V Pertamina Jatim Ageng Giriyono mengungkapkan, 14 SPBU yang ada di Jatim itu meliputi 4 SPBU di Surabaya, 1 SPBU di Sidoarjo, dan 9 SPBU lainnya di Malang. Pertamina berencana memperluas pemasaran Pertamax Turbo di beberapa kota besar lain yang ada di Jatim. Tidak hanya Jatim, tapi juga di seluruh area Region V Pertamina Jatim yang meliputi Bali dan Nusa Tenggara. “Kami menargetkan, sampai akhir tahun 2016 nanti, sudah ada sekitar 105 SPBU yang menjual Pertamax Turbo di wilayah Jatim,
Telkomsel-BTPN Uji Coba Penyaluran Nontunai Telkomsel dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) bersama dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menguji coba penyaluran bantuan sosial pemerintah nontunai melalui layanan TCASH Ekstra - BTPN Wow! Uji coba pada Rabu pekan lalu merupakan tahap kedua. Pada Agustus 2016, TCASH Ekstra - BTPN Wow! Juga telah melakukan uji coba serupa di Medan, Jakarta, Bogor, dan Solo. Uji coba dilakukan di Desa Karanggan dan Kelurahan Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Bogor (Jawa Barat), Kelurahan Kp Baru dan Kelurahan Gajahan, Surakarta (Jawa Tengah), Kelurahan Kp Rambutan dan Kelapa Dua Wetan (Jakarta Timur), serta Kelurahan Matsum II dan Matsum IV, Medan (Sumatera Utara). Kegiatan tersebut diadakan sebagai bentuk dukungan Telkomsel dan BTPN kepada pemerintah dalam percepatan keuangan inklusif (financial inclusion) dan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) melalui teknologi informasi.
50
FOTO Riset
Bila permintaan gudang ini membaik, tidak tertutup kemungkinan Metrodata menerapkan sistem gudang otomatis yang menggunakan robot seperti milik Synnex Technology International Corporation, salah satu perusahaan mitra bisnis Metrodata. Namun, fasilitas ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Itupun dengan catatan, penjualan produk Metrodata melonjak. n Bali, dan juga Nusa Tenggara,” jelasnya. Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, Pertamax Turbo sengaja dilansir kepada umum, untuk menjawab perkembangan teknologi mesin kendaraan yang semakin canggih. “Dengan teknologi mesin kendaraan yang semakin canggih, yang membutuhkan tekanan kompresi mesin tinggi, memang diperlukan bahan bakar dengan oktan yang lebih tinggi,” katanya. n
FOTO Riset
T Metrodata Electronic Tbk (MTDL) membeli lahan seluas 2 hektar di kawasan industri MM2011 milik PT Bekasi Matra Industrial Estate. Lewat anak usaha PT Synnex Metrodata Indonesia, perusahaan ini membeli lahan tersebut senilai Rp 61 miliar. Lahan ini bakal diperuntukan untuk pergudangan. Sekretaris Perusahaan PT Metrodata Eletronics Randy Kartadinata bilang, perusahaan ingin mengelola arus logistik secara mandiri. Selama ini urusan logistik perusahaan masih bertumpu kepada PT Bhanda Ghara Reksa. “Gudang baru kami nantinya akan memiliki kapasitas lebih besar,” ujar Randy kepada Kontan, Selasa pekan lalu. Ia berharap, kehadiran gudang anyar milik perusahaan juga bisa memberi nilai tambah. Selain bisa dipakai untuk internal Metrodata, juga bisa untuk disewakan kepada pihak ketiga. Alhasil, ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan.
Vice President MFS Operations Telkomsel Rudy Hamdani mengatakan, uji coba tersebut mendapatkan respons yang baik. Sebanyak 98% penerima manfaat berpartisipasi dalam pencairan bantuan sosial tahap pertama. Sebagian besar penerima manfaat juga merasa mekanisme yang ditawarkan TCASH Ekstra - BTPN Wow! lebih mudah, cepat, dan bisa dicairkan kapan saja ketika dibutuhkan di agen terdekat. n
FOTO Riset
P
Metrodata Garap Bisnis pergudangan
reviewweekly 08 Tahun VI | 10-16 Oktober 2016
SISIPAN
RP 25 TRILIUN PAJAK BATU BARA RAIB
ARAB SAUDI MENGEJAR BISNIS
PRABOWO MENANG
SI MANIS YANG MENGGEROGOTI DUNIA
®
1-7 JULI 2013 MAJALAH EKONOMI & BISNIS
44 » TAHUN II RP 20.000